analisa keausan sproket

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    1/39

     

    ANALISIS KEAUSAN SPROKET PADA MESIN PEMERAS

    SARI SINGKONG

    DI PT. SEMANGAT JAYA PESAWARAN LAMPUNG

    (Laporan Kerja Praktik)

    Oleh

    Jati Wahyu Nugraha

    JURUSAN TEKNIK MESIN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG

    2016

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    2/39

    1

    I. PENDAHULUAN

    1.1  LatarBelakang

    PT. Semangat Jaya merupakan produsen tepung tapioka yang terletak di Desa

    Bangunsari, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Provinsi

    Lampung. Perusahaan ini merupakan perusahaan perseorangan yang dimiliki

    oleh Hi. Supar. PT. Semangat Jaya memiliki 4 pabrik singkong yang di

     pimpin oleh Hi. Supar. Dua Pabrik terletak di Negeri Katon, satu di Adiluwih

    dan satu di Indo Lampung.

    Perusahaan ini mengawali kegiatannya dalam pembuatan gaplèk, kemudian

     pada tahun 2001 berkembang menjadi perusahaan yang memproduksi tepung

    tapioka. Tepung tapioka yang sudah kering dan dikemas akan dibeli

    konsumen yang berasal dari dalam dan luar Lampung seperti Masgar, Metro,

    Bogor, Cianjur, Cirebon, Tangerang, Tasikmalaya dan Tegal. Tepung yang

    sudah dibeli konsumen akan diantarkan dengan kendaraan perusahaan,

    kecuali konsumen yang membeli secara langsung ke pabrik dan membawa

    kendaraan sendiri. PT. Semangat Jaya memperoleh bahan baku dari petani

    sekitar dan petani luar daerah yang datang ke pabrik.

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    3/39

    2

    Proses utama dalam produksi tepung tapioka di PT. Semangat Jaya yaitu

     pencucian, pemarutan, ekstraksi, pengendapan, penggilingan, pengeringan,

    dan pengemasan.

    Untuk memaksimalkan produksi tepung tapioka maka mesin-mesin yang

    digunakan harus selalu dijaga performanya, salah satu mesin yang menjadi

    ikut andil dalam menentukan kualitas tepung tapioka adalah mesin pemeras

    sari singkong, setelah singkong diparut lalu di campur air langsung masuk ke

    dalam pengayak, lalu ampas dari singkong tersebut diperas kembali untuk

    diambil saripati singkong agar efisiensi dari pembuatan tepung tapioka tinggi,

    kemudian sari pati singkong (onggok) dibuang ke tempat pembuangan.

    Proses pembuangan sisa-sisa saripati singkong (onggok) dari mesin pemeras

    sari singkong mengunakan transmsisi tidak langsung jenis sproket rantai rol.

    Sproket adalah roda bergerigi yang berpasangan dengan rantai, track , atau

     benda panjang yang bergerigi. Sproket berfungsi untuk mentransmisikan gaya

     putar antara dua poros dimana roda gigi tidak mampu untuk menjangkaunya.

     Namun, dalam aktualnya sproket pada mesin pemeras saripati singkong

    sering mengalami kerusakan, seperti keausan pada sproket. Sehingga

    mengurangi kinerja dari mesin tersebut. Untuk itu maka dalam laporan kerja

     praktik ini akan dibahas tentang penyebab terjadinya kerusakan pada sproket

    dan mengetahui laju keausan sproket serta faktor-faktor yang

    mempengaruhinya.

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    4/39

    3

    1.2 Tujuan Kerja Praktik

    Tujuan dari kerja praktik yang dilaksanakan di PT. Semangat Jaya adalah

    sebagai berikut. 

    1.  Mengetahui penyebab terjadinya keausan pada sproket.

    2.  Mengetahui laju keausan pada sproket.

    2.3  Batasan Masalah

    Pada penulisan laporan kerja praktik ini, penulis membatasi masalah tentang

     perhitungan laju keausan sprocket rantai rol pada mesin pemeras sari pati

    singkong pada bulan Agustus-September 2015 di PT Semangat Jaya. 

    2.4  Sistematika Penulisan Laporan

    Sistematika laporan kerja praktik ini adalah diawali dengan bab pertama yaitu

     pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, menentukan tujuan, dan

     batasan masalah yang sesuai dengan kerja praktik dan membuat sistematika

     penulisan laporan. Tahap selanjutnya yaitu bab dua yang berisikan teori-teori

    yang berhubungan dan mendukung tentang masalah yang diambil dalam

    laporan kerja praktik ini. Teori digunakan sebagai pendukung dan bahan

    rujukan dalam membuat isi laporan. Bab tiga berisikan metode yang

    digunakan, lalu mengumpulkan informasi, tempat dan waktu kerja praktik

    yang menerangkan alur kerja praktik serta bagaimana proses pengambilan

    data. Selanjutnya pada bab empat berisikan data pengamatan yang diperoleh

    dari hasil perhitungan dan pembahasan yang diakhiri dengan memberikan

    simpulan dan saran untuk perusahaan pada bab lima. 

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    5/39

     

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Keausan

    Definisi paling umum dari keausan yang telah dikenal sekitar 50 tahun lebih

    yaitu hilangnya bahan dari suatu permukaan atau perpindahan bahan dari

     permukaannya ke bagian yang lain atau bergeraknya bahan pada suatu

     permukaan. (Almen, 1950). Menurut M.B. Peterson dan W.O. Winer definisi

    lain tentang keausan yaitu sebagai hilangnya bagian dari permukaan yang

    saling berinteraksi yang terjadi sebagai hasil gerak relatif pada permukaan.

    Keausan yang terjadi pada suatu material disebabkan oleh adanya beberapa

    mekanisme yang berbeda dan terbentuk oleh beberapa parameter yang

     bervariasi meliputi bahan, lingkungan, kondisi operasi, dan geometri

     permukaan benda yang terjadi keausan.

    2.2 Jenis-Jenis Keausan

    Mekanisme keausan dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu keausan

    yang penyebabnya didominasi oleh perilaku mekanis dari bahan dan keausan

    yang penyebabnya didominasi oleh perilaku kimia dari bahan. (Zum Gahr,

    1987). Sedangkan menurut Koji Kato, tipe keausan terdiri dari tiga macam,

    yaitu mechanical, chemical and thermal wear  

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    6/39

    5

    a.  Keausan yang disebabkan perilaku mekanis (mechanical ).

    Keausan yang disebabkan oleh perilaku mekanis digolongkan menjadi

    abrasive, adhesive, flow dan fatigue wear. 

    1.   Abrasive wear

    Keausan ini terjadi jika partikel keras atau permukaan keras yang

    kasar menggerus dan memotong permukaan sehingga mengakibatkan

    hilangnya material yang ada di permukaan tersebut (earth moving

    equipment) Contoh : micro-cutting, wedge forming, dan ploughing.

    Gambar 2.1 Abrasive wear oleh microcutting ( Zum Gahr, 1987)

    Gambar 2.2 a. cutting b. fracture c.fatigue d grain pull-out  ( Zum Gahr, 1987)

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    7/39

    6

    2.   Adhesive wear.

    Keausan ini terjadi jika partikel permukaan yang lebih lunak

    menempel atau melekat pada lawan kontak yang lebih keras.

    Gambar 2.3 Adhesive wear karena adhesive shear dan transfer  

    (Stachowiak, 2005)

    Gambar 2.4 Proses perpindahan logam karena adhesive wear (Zum

    Gahr, 1987)

    3. Flow wear

    Keausan ini terjadi jika partikel permukaan yang lebih lunak mengalir

    seperti meleleh dan tergeser plastis akibat kontak dengan lain, seperti

    Gambar 2.5

    Gambar 2.5 Flow wear oleh penumpukan alias geseran plastis

    (Stachowiak, 2005)

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    8/39

    7

    3.   Fatigue wear

    Fenomena keausan ini didominasi akibat kondisi beban yang berulang

    (cyclic loading). Ciri-cirinya perambatan retak lelah biasanya tegak

    lurus pada permukaan tanpa deformasi plastis yang besar, seperti: ball

     bearings, roller bearings dan lain sebagainya seperti pada Gambar 2.6.

    Gambar 2.6 Fatigue wear  karena retak di bagian dalam dan merambat

    (Stachowiak, 2005)

    b. 

    Keausan yang disebabkan Perilaku Kimia

    1. Oxidative wear

    Pada peningkatan kecepatan sliding dan beban rendah, lapisan oksida

    tipis, tidak lengkap, dan rapuh terbentuk. Pada percepatan yang jauh

    lebih tinggi, lapisan oksida menjadi berkelanjutan dan lebih tebal,

    mencakup seluruh permukaan. Contoh: Permukaan luncur di dalam

    lingkungan yang oksidatif.

    2. Corrosive wear

    Mekanisme ini ditandai oleh batas butir yang korosif dan pembentukan

    lubang. Misalnya, permukaan sliding di dalam lingkungan yang korosif.

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    9/39

    8

    Gambar 2.7 Corrosive wear karena pengelupasan yang terjadi pada

    lapisan yang rapuh (Stachowiak, 2005)

    c. Keausan yang disebabkan perilaku panas (Thermal Wear).

    1. Melt wear

    Keausan yang terjadi karena panas yang muncul akibat gesekan benda

    sehingga permukaan aus meleleh.

    2. Diffusive wear  

    Terjadi ketika ada pancaran (diffusion) elemen yang melintasi bidang

    kontak misalnya pada perkakas baja kecepatan tinggi. Dalam banyak

    situasi keausan, ada banyak mekanisme yang beroperasi secara

    serempak, akan tetapi biasanya akan ada satu mekanisme penentu

    tingkat keausan yang harus diteliti dalam hal ini berhubungan dengan

    masalah keausan. Hubungan antara 12 koefisien gesek dan laju keausan

     belum ada penjelasan yang tepat, karena hubungan keduanya akan

    selalu berubah terhadap waktu.

    Saat ini yang paling banyak digunakan dan paling sederhana dalam

    memodelkan keausan adalah model keausan Archard, beberapa yang lain

    mencoba mengembangkan model keausan dengan memasukkan efek

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    10/39

    9

    gesekan dalam menawarkan model yang lebih akurat yang dibandingkan

    dengan penelitian percobaan yang telah dibuat.

    2.3 Teori Sliding, Rolling Dan Rolling-Sliding Contact

    Keausan pada suatu benda dapat terjadi ketika benda tersebut mengalami

    kontak diantara dua permukaan, diantaranya dapat karena benda tersebut

    mengalami peristiwa sliding, rolling atau mengalami dua peristiwa yang

     bersamaan yaitu rolling sliding.

    a.  Teori sliding contact

    Gesekan biasanya terjadi di antara dua permukaan benda yang

     bersentuhan, baik terhadap udara, air atau benda padat. Ketika sebuah

     benda bergerak di udara, permukaan benda tersebut akan bersentuhan

    dengan udara sehingga terjadi gesekan antara benda tersebut dengan udara.

    Demikian juga ketika bergerak di dalam air. Gaya gesekan juga selalu

    terjadi antara permukaan benda padat yang bersentuhan, sekalipun benda

    tersebut sangat licin. Permukaan benda yang sangat licin pun sebenarnya

    sangat kasar dalam skala mikroskopis (asperity). Jika permukaan suatu

     benda bergeseran dengan permukaan benda lain, masing-masing benda

    tersebut melakukan gaya gesekan antara satu dengan yang lain. Gaya

    gesekan pada benda yang bergerak selalu berlawanan arah dengan arah

    gerakan benda tersebut. Selain menghambat gerak benda, gesekan dapat

    menimbulkan aus dan kerusakan.

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    11/39

    10

    Gambar 2.8 Sliding contact (Liu, 2001)

     b. 

    Teori rolling contact

    Rolling adalah perbedaan kecepatan sudut (angular) relatif antara dua

     benda terhadap suatu axis yang berada dalam suatu bidang tangensial.

    Yaitu fenomena terjadinya perpindahan (displacement) secara rotasi pada

    suatu titik, yang diakibatkan adanya perbedaan w. Pada problem 2-D untuk

    dua buah silinder, kontak yang terjadi berjenis line contact. Rolling contact

    sesungguhnya hanya dapat terjadi jika terdapat gesekan, sehingga gaya

    tangensial yang dipindahkan akan selalu lebih kecil dari gaya normal. Jika

    gesekan dihilangkan, maka hanya terjadi perubahan sudut tanpa diikuti

     perpindahan.

    Gambar 2.9 Rolling contact (Stolarski, 2000)

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    12/39

    11

    c.  Teori rolling-sliding contact

    Rolling contact dapat diartikan adanya kontak antara dua buah benda

    dimana benda mengalami rotasi dan adanya pembebanan untuk benda

    tersebut sehingga terjadinya kontak. ketika dua buah benda tersebut

    mengalami rotasi yang sama dapat dikatakan bahwa benda tersebut

    mengalami rolling sempurna. Namun dalam kenyataannya kondisi rolling

    sempurna sangat sulit ditemui.

    Gambar 2.10 Rolling sliding contact (Andersson,2005)

    Ketika benda tersebut berputar, sedemikian sehingga titik kontak bergerak

    ke permukaan benda, kemudian ada dua berbagai kemungkinan dimana

    kecepatan V1 dari titik-kontak pada permukaan benda satu sama dengan

    kecepatan V2 dari titik-kontak di atas permukaan benda dua, atau tidak.

    Dalam kasus ini (kecepatan yang sama) orang menyebutnya rolling,

    kemudian kasus tentang dorongan dinamakan sliding, atau rolling dengan

    sliding. (Blau,2001)

    2.4 Pegertian Transmisi

    Transmisi pada umumnya dimaksudkan adalah sebagai suatu mekanisme yang

    dipergunakan untuk memindahkan gerakan elemen mesin yang satu ke

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    13/39

    12

    gerakan elemen mesin yang kedua. Dalam kebanyakan hal poros akan sejajar

    satu sama lain. Tetapi garis sumbunya dapat juga saling memotong atau saling

    menyilang. Secara garis besar transmisi putar dapat di bagi atas dua yaitu:

    a.  Transmisi langsung, dimana sebuah piringan atau roda pada poros yang

    satu dapat menggerakkan roda yang serupa pada poros kedua melalui

    kontak langsung. Dalam kategori ini termasuk roda gesek dan roda gigi,

    seperti terlihat pada gambar 2.11

    Gambar 2.11 : Perpindahan oleh dua buah roda (Sularso, 1983)

     b.  Transmisi tidak langsung, perpindahan di mana suatu elemen sebagai

     penghubung antara sabuk atau rantai menggerakkan poros kedua.

    Transmisi jenis ini digunakan bilamana jarak antara kedua poros cukup

     besar, sebab kalau di terapkan perpindahan langsung, roda akan menjadi

    tidak praktis besarnya, seperti yang terlihat pada gambar 2.12

    Gambar 2.12 Perpindahan oleh sabuk atau rantai (Sularso, 1983)

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    14/39

    13

    Pada roda gesek dan sabuk, yang memindahkan gerakan poros yang satu

    ke poros yang lain ialah gaya gesek. Keuntungannya ialah jika ada beban

    lebih akan terjadi slip, jadi gaya tersebut agak bekerja seperti kopling slip,

    karena sabuk bersifat elastis maka dapat meredam tumbukan dan getaran.

    Kerugiannya ialah jumlah putaran poros yang digerakkan tidak seluruhnya

    dapat di tentukan karena slip.

    Pada roda gigi, rantai dan sabuk bergigi mempunyai sistem gigi sehingga

    gerakan menjadi dipaksakan atau tanpa terjadi slip. Dalam suatu sistem

    transmisi, roda gigi merupakan elemen yang paling banyak diterapkan

    karena cocok untuk memindahkan daya yang sangat besar pada kecepatan

     putaran tingi. Namun roda gigi memerlukan ketelitian yang lebih besar

    dalam pembuatan, pemasangan dan pemeliharaan. (Sularso, 1983)

    2.5 Sistem Transmisi Rantai

    Rantai transmisi daya biasanya dipergunakan dimana jarak poros lebih besar

    dari pada transmisi roda gigi tetapi lebih pendek dari pada dalam transmisi

    sabuk. Sistem transmisi rantai adalah sebuah system yang berfungsi

    menyalurkan daya dari sebuah sumber daya. Sumber daya transmisi adalah

    sebagai berikut : mesin, motor, dan listrik. Daya yang ditransferkan adalah

     berupa putaran dari sebuah poros ke poros lainnya, dimana kecepatan putaran

    tersebut dapat diubah dari kecepatan tinggi ke kecepatan rendah, atau

    sebaliknya.

    Beberapa jenis transmisi sebagai berikut: (Blau,2011)

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    15/39

    14

    a.  Transmisi Belt

    Dapat digunakan untuk poros sejajar dan poros bersilangan.

    Keuntungan dari transmisi ini adalah konstruksi sederhana, operasi

    yang tenang (tidak berisik), dapat menyerap beban kejut. harga murah.

    Jenis-jenis Belt antara lain seperti sabuk rata, sabuk v, sabuk gigi

    b.  Transmisi Rantai

    Digunakan untuk poros sejajar. Keuntungan dari transmisi rantai

    adadlah jarak antara poros yang cukup besar, ratio kecepatan sampai 6 (

    10 untuk kasus extrim), efficiency 97 s/d 98 %, daya sampai 5.000 hp,

    gaya tangensial sampai 28.000 kgf dengan lebar 1, 2 m putaran sampai

    5.000 rpm.

    c.  Transmisi Roda Gigi

    Paling umum digunakan dari seluruh sistem transmisi digunakan untuk

    mentransmisikan daya untuk poros yang sejajar, berpotongan dan

     besilanga. Dapat digunakan untuk daya terbesar sampai dengan yang

    terkecil. Keuntungan dari transmisi roda gigi adalah digunakan untuk

    seluruh ratio kecepatan tidak ada slip/kecepatan konstan, beban

    independent reablity  tinggi, dapat menahan beban lebih, perawata

    mudah, tranmisi dengan kecepatan tinggi lebih dari 1000 (m/min),

     bunyi kecil dan daya besar, dapat dipakai rantai gigi. rantai ini lebih

    mahal dari pada rantai rol. Ada 2 macam rantai gigi :

    1. 

    Rantai Reynold

    dimana plat mata rantai rangkap banyak dengan profil khusus

    dihubungkan dengan pena selindris dengan bush yang terbelah.

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    16/39

    15

    2.  Rantai HY-VO

    dimana 2 buah pena, disebut pena sambungan kunci yang

    mempunyai permukaan cembung dan cekung, dipasang sebagai

     pengganti pena selindris. Pena yang permukaan cekung dipakai pada

     plat mata rantai. Yang permukaan cembung dipakai saling

     bersinggungan sambil menggilinding, satu pada yang lain. Ciri-ciri

    rantai gigi ialah bahwa setelah mengait secara meluncur dengan gigi

     sprocket  yang berprofil involute(evolven), mata rantai yang berputar

    sebagai satu benda dengan  sprocket . Hal ini berbeda dengan rantai

    rol dimana bush mata rantai mengait pada dasar kaki gigi.

    Karakteristik transmisi rantai : digunakan untuk poros sejajar, jarak antar

     poros yang cukup besar, rasio kecepatan sampai 6 (10 untuk ekstrim),

    efisiensi 97%  –  98 %, daya sampai 5000 hp, dan putaran sampai 5000 rpm.

    Kelebihan dan kekurangan dari transmisi rantai adalah :

    keuntungan-keuntungan sebagai berikut :

    1.  Mampu meneruskan daya yang besar karena kekuatanya yang besar

    2.  Tidak memerlukan tegangan awal

    3.  Keausan kecil pada bantalan

    4. 

    Mudah untuk memasang nya

    Kekurangan  –  kekurangan adalah sebagai berikut :

    1. 

    Variasi kecepatan yang tidak dapat dihindari karena lintasan busur pada

    sproket yang mengait mata rantai

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    17/39

    16

    2.  Suara dan getaran karena tumbukan antara rantai dan dasar kaki gigi

    sproket dan perpanjangan rantai karena keausan pena dan bus yang

    diakibatkan oleh gesekan dengan sprocket.

    3.  Tidak cocok untuk putaran tinggi

    2.6 Sproket

    Sproket adalah roda bergerigi yang berpasangan dengan rantai,  track, atau

     benda panjang yang bergerigi lainnya. Sproket berbeda dengan roda gigi; 

    sproket tidak pernah bersinggungan dengan sproket lainnya dan tidak pernah

    cocok. Sproket juga berbeda dengan puli di mana sproket memiliki gigi

    sedangkan puli pada umumnya tidak memiliki gigi. Sproket yang digunakan

     pada sepeda, sepeda motor  mobil, kendaraan roda rantai, serta mesin lainnya.

    Sproket digunakan untuk mentransmisikan gaya putar antara dua poros di

    mana roda gigi tidak mampu menjangkaunya.

    Pada sepeda, pengubahan rasio kecepatan putar secara keseluruhan dilakukan

    dengan memvariasikan diameter dari sproket. Perubahan diameter sproket

    akan mengubah jumlah gigi dari sproket. Misalnya, sepeda dengan 10 speed  

     bisa didapatkan dengan menggunakan dua sproket pada poros penggerak dan

    5 sproket pada poros roda. Rasio kecepatan yang rendah menguntungkan

     pengguna sepeda di jalan yang menanjak, sedangkan rasio kecepatan yang

    tinggi memudahkan untuk bergerak cepat di jalan yang datar.Pada sepeda

    motor, tidak ada pengubahan diameter sproket ketika bergerak. Namun

     perubahan diameter sproket secara manual mampu mengubah tingkat

    https://id.wikipedia.org/wiki/Rodahttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rantai&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Roda_gigihttps://id.wikipedia.org/wiki/Pulihttps://id.wikipedia.org/wiki/Sepedahttps://id.wikipedia.org/wiki/Mobilhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_roda_rantaihttps://id.wikipedia.org/wiki/Mesinhttps://id.wikipedia.org/wiki/Mesinhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_roda_rantaihttps://id.wikipedia.org/wiki/Mobilhttps://id.wikipedia.org/wiki/Sepedahttps://id.wikipedia.org/wiki/Pulihttps://id.wikipedia.org/wiki/Roda_gigihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rantai&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Roda

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    18/39

    17

    akselerasi dan kecepatan tertinggi dari sepeda motor. Sproket juga digunakan

     pada kendaraan roda rantai.

    Pada kendaraan jenis ini, jumlah sproket yang terlibat banyak, namun sproket

    yang menggerakan hanya satu, dua, atau tiga. Sproket yang menggerakan,

     jika jumlahnya satu, biasanya berada di depan atau belakang kendaraan.

    Dengan dua sproket penggerak, posisi sproket ada di depan dan belakang.

    Sproket penggerak ketiga bisa terletak dimana saja dan biasanya posisinya

    lebih tinggi dari sproket penggerak yang lain (www.wikipedia.com).

    2.7 Jenis –  Jenis Sproket

    Penggunaan sproket banyak digunakan sebagai komponen mesin maupun

    komponen konstruksi. Beberapa jenis sproket di antaranya adalah seperti

     pada gambar berikut : (Ehbota, 2014)

    Gambar 2.13 Jenis-jenis sproket (Ehbota,2014)

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    19/39

    18

    2.8 Rantai

    Rantai transmisi daya bisanya dipergunakan untuk jarak poros yang lebih

     besar dari pada transmisi roda gigi tetapi lebih pendek dari pada transmisi

    sabuk. Rantai merupakan satu komponen yang memungkinkan sebuah sepeda

    motor (yang menggunakan rantai) dapat berjalan. Rantai adalah untai material

    yang fleksibel, biasanya metal dibuat dari jenis elemen yang keras, biasanya

    disebut lingkaran, saling dikuncu atau dihubungkan satu sama lain tetapi

     bebas untuk bergerak pada satu atau banyak bidang. Jenis- jenis rantai adalah

    sebagai berikut (Sularso, 1983):

    1.  Rantai Rol

    Dipakai, jika diperlukan transmisi posistif (tanpa slip) dengan kecepatan

    600 m/min, tanpa pembatas bunyi dan harga yang murah. Terdiri dari

     pena, rol dan plat mata rantai.

    Gambar 2.14 Rantai Rol (Sularso, 1983)

    Keterangan :

    Pena (Pins) adalah bagian yang dihubungkan satu lingkaran ke lingkaran

     berikutnya.

    Bushing atau Thimble adalah Peralatan ini pada dasarnya pipa dengan

     pengikatan cocok untuk megunci sidebar bersama-sama.

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    20/39

    19

    Rol/Canai ( Rollers ) digabung , karena untuk menurunkan friksi/gesekan

    dan untuk pembebanan rantai .

    Side plate Jenis sidebar ini membentuk porsi dalam dan luar lingkaran.

    2.  Rantai Gigi (Silent Chain)

    Jika diinginkan transmisi dengan kecepatan tinggi lebih dari 1.000 m/min.

    Bunyi yang kecil, daya yang besar dan lebih mahal. Disebut silent chain

    karena suara dan getaran yang ditimbulkan bila dibandingkan dengan tipe-

    tipe rantai lainnya lebih kecil, tergantung dari kecepatan, beban,

     pelumasan, besar sproket dan perangkat tambahan. Hal ini disebabkan dari

    keunggulan dalam desain sambungan dan jalur dari silent chain itu sendiri.

    Desain jalurnya menyebabkan gigi sproket menderita lebih sedikit impact

    dan desain sambungannya yang menyebabkan rantai bekerja dengan

    gesekan yang minimum serta keausan yang sama saat pemakaian. Silent

    chain bertujuan untuk meneruskan daya dari sambungan sebelumnya yang

    didesain untuk mengangkut bahan-bahan material dan dioperasikan

    dengan getaran yang minimum. Keuntungan rantai gigi adalah tidak

     berisik, getaran kecil, tumbukan impact saat akan berputar kecil, tahan

    lama, tenaga yang diteruskan lebih besar, sedangkan keuntungan  silent

    chain  dibandingkan dengan roller chain  adalah bisa beroperasi dalam

    kecepatan yang lebih tinggi dan kapasitas tenaga yang lebih besar, suara

    yang dihasilkan silent chain lebih halus, getaran yang dihasilkan lebih

    kecil, dan umur sprocket  lebih tahan lama.

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    21/39

    20

    2.9 Perawatan Rantai

    Agar gesekan antara sproket dan rantai tidak terjadi slip dan menyebabkan

     berkurangnya umur pakai dari sproket maka rantai perlu dilakukan perawatan

    sebagai berikut:

    1.  Pengawasan

    Pengawasan dan pengaturan secara periodik sebaiknya dilakukan untuk

    meningkatkan umur dan mengurangi biaya perawatan.

    2.  Pensejajaran

    Kelurusan sproket harus selalu dipelihara untuk performa putaran dan

    umur yang lebih optimum. Sproket juga harus diperhatikan apakah sudah

    terpasang/ terkunci dengan aman, jika posisi sproket bergeser selama

     pemasangan, maka kita harus kembali ke prosedur pensejajaran untuk

     penyesuaian lagi.

    3. 

    Pengencangan dan Pemanjangan

    Setelah beroperasi untuk waktu tertentu, pitch pada sproket akan

    mengalami peregangan/ pertambahan panjang yang akan berakibat

    dengan bertambah besarnya lingkaran pitch pada rantai. Solusi untuk

     permasalahan ini adalah dengan mengencangkan rantainya jika

     peregangan tidak terlalu besar untuk pereganga yang berlebihan dapat

    mengakibatkan rusaknya sproket atau pun slip antara sproket dan rantai.

    Untuk itu, rantainya harus diganti untuk menghindari kerusakan yang

    lebih fatal.

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    22/39

    21

    2.10 Pelumasan Pada Transmisi Roda Gigi

    Pada kendaraan banyak terdapat bagian  –   bagian yang bergerak relatif

    terhadap yang lain termasuk transmisi roda gigi. Oleh karena itu antara kedua

     permukaan roda gigi yang bersinggungan harus terdapat lapisan pelumas

    sehingga mempermudah proses kerja dari transmisi roda gigi tersebut.

    Apabila jumlah pelumas tidak mencukupi atau pemakaiannya sudah lama

    sehingga kehilangan sifat  –   sifat pelumasannya maka pelumas harus di ganti

    dengan yang baru. Hal ini untuk mencegah terjadinya gesekan antara

     permukaan kontak roda gigi yang bekerja sehingga laju keausannya dapat

    dikurangi dan umur elemen mesin lebih lama yang berdampak terhindarnya

    hal  –  hal yang tidak diinginkan sewaktu kendaraan di gunakan.

    Jadi pelumas merupakan salah satu faktor yang penting untuk diperhatikan

    karena dapat melindungi dan menjamin kelangsungan proses kerja setiap

    komponen permesinan termasuk transmisi roda gigi yang sangat vital.

    Fungsi minyak pelumas secara umum antara lain :

    a. 

    Mengurangi gesekan yang terjadi ketika terjadi kontak permukaan

    elemen mesin yang bekerja.

     b.  Membuang panas yang dihasilkan ketika elemen mesin bekerja.

    c.  Mencegah terjadinya karat dengan membentuk lapisan pelindung

    terhadap proses oksidasi.

    d.  Mengeluarkan kotoran dan serpihan keausan yang timbul sewaktu mesin

     bekerja.

    e.  Melindungi permukaan bahan logam dan membentuk lapisan yang tipis.

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    23/39

    22

    Hal  –  hal yang perlu diperhatikan dalam memilih pelumas yang baik adalah :

    a. 

    Viskositas/ tingkat kekentalan harus sesuai dengan jenis operasi mesin

    yang digunakan.

     b.  Mempunyai daya lekat yang baik dengan komponen mesin sehingga

    dapat mengurangi gesekan yang terjadi.

    c.  Memiliki titik nyala yang tinggi dan tidak mudah menguap

    d.  Dapat membuang panas yang di hasilkan oleh mesin.

    2.11 Perhitungan Keausan Sproket

    1. 

    Berdasarkan hukum keausan archard tentang hukum keausan bahwa

     persamaan volume keausan teoritik dapat di peroleh dari rumus berikut:

    (stachowiak, 2005) 

    =

      (1)

    Dimana : Vt = Volume yang hilang (mm3)

    K = Koefisien keausan (0,007)

    l = jarak luncur pada sproket (mm)

    W = beban kerja (Kg)

    H = Kekerasan rata-rata (HB)

    2.  Perhitungan jarak luncur pada sproket adalah sebagai berikut:

    =1

    2    (2)

    Dimana : l = jarak luncur (mm)

    D = Diameter

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    24/39

    23

    3. 

    Perhitungan beban kerja (W) dihitung dengan menggunakan rumus

    sebagai berikut : (Sularso, 1983)

    W = F

    =102

      (3)

    Dimana : pd = daya pada sproket

    v = kecepatan keliling (m/s)

    Daya pada sproket dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

    (Sularso,1983)

     pd = P x Fc (4)

    dimana: P = Daya (Kw)

    Fc = Faktor koreksi

    Kecepatan keliling pada sproket dapat dihitug dengan menggunakan rumus

    sebagai berikut : (Sularso, 1983)

    =

    60 1000  (5)

    Dimana : D = Diameter sproket (mm)

    n = kecepatan putaran (rpm)

    4.  Laju keausan teori pada sproket dapat di hitung dengan menggunakan

    rumus sebagai berikut : (stachowiak, 2005)

    =

      (6)

    Dimana : Ψt = Laju keausan teoritik

    Vt = Volume Keausan Teoritik

    t = Waktu keausan

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    25/39

    24

    5.  Kekerasan rata-rata pada sproket diketahui dari tabel bahan roda gigi

    Tabel 2.1 Kekerasan rata-rata pada sproket (sularso, 1983)

    Bahan Lambang

    Kekuatan

    tarik

    σB (kg/

    mm2)

    Kekerasan

    (Brinell)

    HB

    Tegangan lentur

    yang di izinkan

    σA (kg/ mm2)

    Besi cor FC 15

    FC 20

    FC 25

    FC 30

    15

    20

    25

    30

    140  –  160

    160  –  180

    180  –  240

    190  –  240

    7

    9

    11

    13

    Baja cor SC 42

    SC 46

    SC 49

    42

    46

    49

    140

    160

    190

    12

    19

    20

    Baja

    karbon

    utk

    konstruksi

    mesin

    S 25 C

    S 35 C

    S 45 C

    45

    52

    58

    123  –  183

    149  –  207

    167  –  229

    21

    26

    30

    Baja

     paduan

    dgn

     pengerasan

    kulit

    S 15 K

    SNC 21

    SNC 22

    50

    80

    100

    400

    (di celup

    dingin dlm

    minyak)

    600

    (di celup

    dingin dlm

    minyak)

    30

    34  –  40

    40 - 55

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    26/39

     

    III. METODOLOGI KERJA PRAKTIK

    3.1  Metode Kerja Praktik

    Metode yang dilakukan dalam menyelesaikan kerja praktik ini adalah: 

    1. 

    Observasi (pengamatan), dilakukan dengan mengamati proses operasi secara

    umum dan mengamati sistem kerja bantalan pada pengayak dan nantinya

    diperoleh data-data pengamatan yang akan digunakan dalam analisis.

    2.  Wawancara dan diskusi, dilakukan dengan pembimbing kerja praktik serta

    staf-staf bengkel, staf fasilitas keteknikan mengenai sistem kerja pada

     pengayak khususnya pada bagian perawatan mesin.

    3.  Studi literatur, dilakukan dengan mengumpulkan data-data perusahaan dan

     buku-buku diperpustakaan Universitas Lampungyang mendukung dalam

     pembuatan laporan. 

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    27/39

    26 

    3.2 Waktu dan Tempat

    1.  Waktu

    Waktu pelaksanaan kerja praktik dimulai dari tanggal 18 Agustus 2015 s.d. 18

    September 2015.

    2.  Tempat

    Kerja praktik dilaksanakan di PT. Semangat Jaya, Desa Bangun Sari

    Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran-Lampung

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    28/39

    27 

    2.3  Alur Kerja Praktik

    Kerja praktik yang dilakukan melewati alur kerja praktik sesuai pada gambar 3.1

     berikut ini.

    Tidak lengkap

    Lengkap 

    Gambar 3.1 Alur Kerja Praktik

    1.Studi literatur

    2. Pengumpulan data

    Mulai

    Data

    1. Pengenalan lingkungan

     perusahaan

    2. Pengamatan proses produksi3. Pengamatan proses kerja

    sproket rantai rol pada mesin

     pemeras

    4. Menentukan permasalahan

    Melakukan analisa dan

    kesimpulan

    Selesai

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    29/39

     

    IV.DATA DAN PEMBAHASAN

    4.1 Data Hasil Pengamatan

    Adapun data pengamatan yang diperoleh pada mesin pemeras sari pati

    singkong adalah sebagai berikut: 

    1.  Mesin Pemeras

    Kapasitas : 1 ton/jam

    Panjang : 8 m

    Lebar : 6,75 m

    Tinggi : 4,29 m

    Gambar 4.1 Mesin Pemeras Sari Singkong

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    30/39

    29 

    2.  Data-data sproket

    Tipe : JIS 4510 fc 50

    Diameter luar : 8 cm

    Tebal sproket : 5,2 mm

    Berat bantalan : 2 kg

    Kekerasan rata-rata : 210 HB

    Jumlah Gigi : 17 Buah

    3.  Data-data penggerak

    Merek : Yuema

    Putaran : 1440 rpm

    Daya motor : 3 HP

    Gambar 4.2 Sproket Rantai Rol

    Data pengamatan di lapangan, waktu yang dibutuhkan sisa saripati singkong

    (onggok) yang ada pada mesin pemeras untuk dibuang ke tempat

     pembuangan adalah

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    31/39

    30 

    Tabel 4.1 Waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus

     No Waktu (s)

    1 85

    2 87

    3 92

    4 95

    5 91

    Rata-rata 90

    Berikut ini adalah data pengamatan di lapangan tentang perbadingan ukuran

    dimensi pada sproket baru dan sproket aus:

    Gambar 4.3 Rantai Rol dan sproket (Sularso, 1983)

    Tabel perbandingan hasil pengukuran sproket baru dan aus adalah sebagai

     berikut:

    Tabel 4.2 Perbandingan ukuran rata-rata sproket baru dan aus

    Jenis

    Sproket

    Sproket

    Aus

    3 mm 21,1 mm 8,6 mm 15,2 mm

    Sproket

    Baru

    5,2 mm 18,7 mm 10,2 mm 13,5 mm

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    32/39

    31 

    4.2 Perhitungan

    4.2.1 Volume Keausan Teoritik Pada Sproket (Vt)

    Untuk menghitung volume keausan teoritik pada sproket di gunakan rumus

     persamaan (1):

    =. .

     

    Dimana nilai dari l dihitung dengan menggunakan persamaan (2):

    l = 1/2π.D 

    l = 0,5π.13,5 mm = 21,20575 mm

    sehingga beban kerja (W) dihitung dengan menggunakan persamaan (3):

    W= F

    =102

     

    Daya pada sproket dihitung dengan persamaan (4)

    Pd= P x fc

    P = 3 HP = 2,238 Kw

    Fc = 1

    Jadi Pd = 2,238 Kw x 1 = 2,238 Kw

    Kecepatan keliling dari sproket (v) dihitung dengan menggunakan

     persamaan(5):

    =π.D.n

    60 1000 

    =π. 80mm. 1430

    60000 

    = 5,99 / 

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    33/39

    32 

    Maka beban kerja adalah

    =102 2,238

    5,99= 38,11  

    Dari tabel roda gigi jenis fc 30 memiliki kekerasan rata-rata (H) sebesar

    210 kg/mm2 dan koefisien keausan dari sprocket adalah 0,007, Sehingga

    volume keausan teoritik pada sproket untuk satu siklus adalah 

    =. .

     

    =

    0,007 21,20575 38,11

    210 kg/mm2  

    = 0,02693837108 3

    4.2.2 Laju Keausan Teoritik (Ψt) 

    Mesin beroperasi selama 8 jam/hari maka laju keausan teoritik pada

    sproket dapat di hitung dengan mengunakan persamaan (6) :

    Ψt = Vt/t 

    Ψt = (0,02693837108 )/(8 jam)

    Ψt = 0,00336729638 mm3/jam

    4.2.3 Laju Keausan Teoritik (Ψt) 

    Mesin beroperasi selama 8 jam/hari, dan hari kerja di PT. Semangat Jaya

    selama seminggu adalah 5 hari, dan diketahui dari tekniksi pergantian

    sproket di lakukan setiap 12 bulan. Maka titik kritis dari sproket dapat di

    hitung sebagai berikut :

    Total waktu mesin beroperasi adalah

    (8 x 5) x 4 x 12 = 1920 jam

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    34/39

    33 

    Maka perbandingan titik kritis adalah

    0,00336729638 mm3  = 1 jam

    X = 1920 jam

    Titik kritis sproket = 6,465 3 

    Total jumlah gigi pada sproket adalah 17 buah, maka besar volume keausan

    untuk 1 gigi sproket adalah

    ,

     = 0,33802941176 mm3

    4.2  Pembahasan

    Keausan adalah hilangnya bahan dari suatu permukaan atau perpindahan

     bahan dari permukaannya ke bagian yang lain atau bergeraknya bahan pada

    suatu permukaan. Keausan yang terjadi pada suatu material disebabkan oleh

    adanya beberapa mekanisme yang berbeda dan terbentuk oleh beberapa

     parameter yang bervariasi meliputi bahan, lingkungan, kondisi operasi, dan

    geometri permukaan benda yang terjadi keausan. Keausan terdiri dari tiga

    macam, yaitu mechanical, chemical and thermal wear .

    Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi pada mesin permeras sari pati

    singkong yang digunakan untuk memeras sari pati singkong hingga menuju

    ke tempat pembuangan selama setahun telah mengalami satu kali kerusakan

    dan penggantian sproket. Setelah dihitung secara teoritis, didapat beban

    kerja dari sproket itu sebesar 38,11 kg dengan jarak luncur sproket sebesar

    21,20575 mm dan kecepatan keliling sproket sebesar 5,99 m/s. Dari

     perhitungan yang telah dilakukan diketahui bahwa volume keausan teoritik

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    35/39

    34 

     pada sproket dalam satu kali siklus sebesar 0,02693837108 3dengan

    laju keausan pada sproket sebesar 0,00336729638 mm3/jam. Total keausan

     pada sproket secara teoritik adalah sebesar 6,465  mm3  sedangkan nilai

    keausan pada 1 gigi sproket adalah sebesar 0,33802941176 mm3.

    Sproket adalah roda bergerigi yang berpasangan dengan rantai,  track, atau

     benda panjang yang bergerigi lainnya. Sproket berbeda dengan roda gigi; 

    sproket tidak pernah bersinggungan dengan sproket lainnya dan tidak

     pernah cocok. Sproket juga berbeda dengan puli di mana sproket memiliki

    gigi sedangkan puli pada umumnya tidak memiliki gigi. Jenis sproket yang

    digunakan dalam pengayak ini adalah bantalan tipe JIS G 4501   dengan

    lambang fc 30 atau sproket yang termasuk kategori  fabricated steel split

     sprocket .

    Dari hasil pengamatan kerja praktik dan perhitungan laju keausan terdapat

     beberapa hal yang menyebabkan keausan pada sproket yaitu keausan yang

    diakibatkan oleh mekanik, kimia dan panas. Pada sproket yang diamati

    keausan disebabkan oleh prilaku mekanik gesekan antara sproket dan rantai

    rol dan menyebabkan keausan dan proses kimia juga menyebakan korosi

     pada sproket. Selain itu kerusakan sproket juga dapat terjadi karena kurang

     pelumasan pada sproket dan rantai yang kurang baik, sehingga gesekan

    yang terjadi besar dan menyebabkan keausan, kekecangan dari rantai yang

    kurang pas juga akan mengakibatkan slip sehingga merusak sproket dan

    mengganggu proses produksi dan mengurangi umur pakai pada sproket

    https://id.wikipedia.org/wiki/Rodahttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rantai&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Roda_gigihttps://id.wikipedia.org/wiki/Pulihttps://id.wikipedia.org/wiki/Pulihttps://id.wikipedia.org/wiki/Roda_gigihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rantai&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Roda

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    36/39

    35 

    tersebut. Selain itu keausan pada sproket dapat mengakibatkan mulurnya

    rantai dan dapat menyebabkan rantai menjadi putus.

    Dalam studi literatur didapat kan bahwa pelumasan adalah salah satu cara

    untuk membuat umur sproket semakin lama untuk itu sproket dan rantai

    harus diberikan pelumas. Fungsi dari pelumasan antara lain mengurangi

    gesekan yang terjadi ketika terjadi kontak permukaan elemen mesin yang

     bekerja, membuang panas yang dihasilkan ketika elemen mesin bekerja,

    mencegah terjadinya karat dengan membentuk lapisan pelindung terhadap

     proses oksidasi dan mengeluarkan kotoran dan serpihan keausan yang

    timbul sewaktu mesin bekerja. Dari beberapa faktor yang telah dijelaskan

    tersebut, membawa pengaruh yang cukup besar terhadap keausan pada

    sproket rantai rol.

    Pergantian dari sproket biasanya dilakukan dengan cara visual yaitu dengan

    melihat bentuk dari sproket yang aus. Bentuk sproket yang sudah aus

     biasanya adalah berbentuk lancip.

    Gambar 4.3 Sproket Aus

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    37/39

     

    V. PENUTUP

    5.1  Simpulan

    Dari hasil perhitungan dan pembahasan yang telah dilakukan pada sproket

    rantai rol pada mesin pemeras sari pati singkong maka didapat beberapa

    simpulan :

    1. 

    Dalam perhitungan secara teoritis, laju keausan pada sproket adalah

    0,00336729638 mm3/jam.

    2. 

    Dalam satu siklus, volume keausan teoritis pada sproket adalah

    0,02693837108 3.

    3. 

    Besar volume keausan pada 1 gigi sproket secara teoritik adalah

    0,33802941176 mm3.

    4. 

    Faktor yang mempercepat laju keausan adalah kurangnya pelumasan, dan

     perawatan yang kurang dilakukan. Selain itu pengawasan, pensejajaran

    dan pengencangan rantai juga mempengaruhi keausan sproket.

    5.2  Saran

    Saran yang dapat diberikan dari hasil analisa dan pembahasan yang telah

    dilakukan adalah:

    1.  Mesin pemeras sari singkong dan sproket harus dilakukan perawatan

    secara rutin untuk meningkatkan umur pakai.

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    38/39

    38

    2.  Pada sproket dilakukan pelumasan dengan cara dan jenis pelumas yang

    tepat agar gesekan antara sproket dan rantai bisa lebih kecil.

    3. 

    Sebelum melakukan aktivitas produksi harus dilakukan pengecekan

    terhadap rantai rol.

  • 8/16/2019 analisa keausan sproket

    39/39

     

    DAFTAR PUSTAKA

    Almen, J.O. (1950). in Mechanical Wear  (ed J.T. Burwell), American Society for

    Metals, pp. 229 – 288.

    Blau, P. J. (2001). The significance and the use of friction coefficient . TribologyInternational

    Glossary of terms and definitions in the field of friction, wear and

    lubrication,Research Group on Wear of Engineering Materials, Organisation for

     EconomicCo-operation and Development , (1969).  Reprinted in Wear Control

     Handbook (eds M.B. Peterson and  W.O. Winer), American Society of Mechanical 

    Engineers, 1980, pp. 1143 – 1303.

    Hokkirigawa, K. and Kato, K. (1989). Theoretical Estimation of Abrasive Wear

     Resistance Based on Microscopic Wear Mechanism, Wear of Materials (ed K.C.

    Ludema), ASME, New York,

    Liu, R. & Li, D. Y. (2001). Modification of Archard's equation by taking account

    of elastic/pseudoelastic properties of materials.

    Sularso, dan Kiyokatsu Suga., 1983, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen

     Mesin. PT. Pradnya Paramita: Jakarta.

    tachowiak, Gwidon W. (2005). Wear  –  Materials, Mechanisms and Practice.John

    Wiley & Sons, Ltd., West Sussex, England.

    Zum Gahr, K.H. (1987). Microstructure and Wear of Materials, Tribology Series,

    Elsevier, Amsterdam.

    www.wikipedia.com diakses pada 30 september 2015 pukul 08.00

    http://www.wikipedia.com/http://www.wikipedia.com/