59
Pengaruh Penerapan Pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) Dalam Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Kemampuan Berpikir dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Singosari. SKRIPSI Oleh Wahyu Kurniasari Untuk memenuhi Tugas Matakuliah Statistika Inferensial yang dibina oleh Prof. Dr. A.D. Corebima, M.Pd. Oleh: Endik Deni Nugroho 120341540933/Kelas C

Anakova 1 jalur

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Anakova 1 jalur

Pengaruh Penerapan Pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) Dalam Pembelajaran Kooperatif Two Stay

Two Stray (TSTS) Terhadap Kemampuan Berpikir dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1

Singosari.

SKRIPSI

Oleh

Wahyu Kurniasari

Untuk memenuhi Tugas Matakuliah Statistika Inferensial

yang dibina oleh Prof. Dr. A.D. Corebima, M.Pd.

Oleh:

Endik Deni Nugroho

120341540933/Kelas C

UNIVERSITAS NEGERI MALANGPROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIOktober 2012

Page 2: Anakova 1 jalur

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas pendidikan yang tinggi merupakan hal yang penting untuk

menciptakan sumber daya manusia yang tinggi sebagai subyek pembangunan.

Sebab, pada dasarnya pendidikan merupakan kunci penting dalam proses

pembangunan. Melalui pendidikan diharapkan dapat menciptakan manusia yang

cerdas, damai, terbuka dan demokratis sehingga tujuan dari pembangunan

nasional dapat tercapai.

Dalam kenyataanya, kualitas pendidikan bangsa Indonesia saat ini

sangat rendah. Berdasarkan Human Development Index (HDI) dalam Nurhadi dkk

(2004) di abad ke-21, kualitas sumber daya manusia Indonesia berada di urutan

ke-112. data tersebut menunjukkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.

Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional yaitu dengan

menyempurnakan kurikulum.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu (BSNP, 2006). Berdasarkan pengertian tersebut kurikulum disusun

sebagai acuan bagi para pendidik dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran

di kelas. Ini menunjukkan bahwa kurikulum memang sangat penting dalam

menentukan keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran.

Meskipun kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali

perubahan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan bangsa, akan

tetapi pada pelaksanaannya pembelajaran masih banyak yang dilakukan secara

konvensional yang tentunya kurang mampu mengakomodasi peningkatan kualitas

pendidikan yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman

Page 3: Anakova 1 jalur

tenaga pendidik tentang penyusunan dan pelaksanaan kurikulum yang baru

(KTSP) baik secara konten maupun konteksnya (Susanti, 2009).

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dijelaskan bahwa mata

pelajaran biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif,

dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam

sekitar. Dalam kurikulum tersebut juga dinyatakan bahwa mata pelajaran biologi

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan khusus di

antaranya yaitu memupuk sikap ilmiah yang jujur, objekif, terbuka, ulet, kritis dan

dapat bekerjasama dengan orang lain (BSNP, 2006).

Untuk dapat memupuk sikap ilmiah para peserta didik tersebut, maka

perlu diterapkan suatu pembelajaran Biologi yang mampu memfasilitasi adanya

kegiatan yang bersifat kelompok. Pembelajaran yang bersifat kelompok mampu

menjembatani adanya suatu komunikasi antar sesama anggota kelompok sehingga

pada akhirnya siswa mampu bersikap jujur, objektif, terbuka, kritis dan dapat

bekerjasama dengan orang lain dalam hal ini adalah teman anggota kelompoknya.

Dalam KTSP juga disebutkan bahwa pembelajaran biologi diharapkan dapat

mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif. Dengan kata

lain, pembelajaran Biologi menuntut peserta didik untuk mengembangkan

kemampuan berpikir siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran

yang dalam pelaksanaannya dapat merealisasikan tuntutan-tuntutan yang

tercantum dalam KTSP tersebut.

Salah satu sekolah yang belum menghadirkan pembelajaran yang ideal di

sekolah adalah SMA Negeri 1 Singosari. Berdasarkan hasil observasi dengan cara

wawancara dengan guru mata pelajaran biologi di SMA Negeri 1 Singosari,

didapatkan keterangan bahwa pengajaran biologi di sekolah tersebut masih

menggunakan strategi yang bertipe teacher centered. Kondisi siswa dalam kelas

memang sudah heterogen yakni terdapat siswa berkemampuan akademik rendah

maupun tinggi, namun dengan tipe pembelajaran teacher centered perbedaan ini

akan terabaikan sehingga besar kemungkinan siswa berkemampuan akademik

rendah tidak mampu mengembangkan dirinya untuk mencapai prestasi belajar

yang setara dengan siswa berkemampuan akademik tinggi.

Page 4: Anakova 1 jalur

Model kooperatif ini sangat beragam jenisnya, salah satunya adalah model

TSTS (Two Stay Two Stray). Model TSTS merupakan model yang dikembangkan

oleh Spencer Kagan (1992) dan biasa digunakan bersama dengan model Kepala

Bernomor (Numbered Heads). Model pembelajaran ini dilakukan dengan

membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 orang, 2 orang

bertugas sebagai tamu untuk mencari informasi di kelompok lain secara terpisah

sedangkan 2 orang anggota yang lain tetap di kelompoknya dan bertugas

membagikan hasil kerja dan informasi kepada 2 siswa yang bertamu ke kelompok

tersebut (Lie, 2004 dalam Susanti, 2009). Kelebihan dari model Two Stay Two

Stray (TSTS) ini adalah dapat diterapkan pada semua kelas atau tingkatan,

kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna, lebih berorientasi pada

keaktifan siswa, dan membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

Salah satu usaha meningkatkan kemampuan berpikir siswa adalah

pembelajaran dengan menggunakan pola PBMP. PBMP merupakan pola

pembelajaran yang dilaksanakan dengan tidak ada proses pembelajaran yang

berlangsung secara informatif, seluruhnya dilakukan melalui rangkaian atau

jalinan pertanyaan yang telah dirancang secara tertulis dalam ”Lembar-lembar

PBMP” (Zubaidah, 2007 dalam Suyanik 2010). Karena pembelajaran berlangsung

melalui jalinan pertanyaan dan perintah, disinilah letak kunci pendorong keaktifan

siswa. Keaktifan siswa diwujudkan dalam bentuk proses berpikir, yaitu adanya

aktivitas bertanya, menjawab, berpendapat atau berbagi informasi, tanggungjawab

individu dan tanggung jawab sosial. Meningkatnya aktivitas belajar siswa pada

akhirnya dapat memicu meningkatnya kemampuan berpikir dan pemahaman

konsep siswa.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul ”Pengaruh Penerapan Pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) Dalam Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Kemampuan Berpikir dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Singosari”.

Page 5: Anakova 1 jalur

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut : Apakah ada

pengaruh penerapan pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP)

dalam pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap kemampuan

berpikir biologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Singosari?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian adalah sebagai berikut : Mengetahui pengaruh

penerapan pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam

pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray terhadap kemampuan berpikir

biologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Singosari.

Page 6: Anakova 1 jalur

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran

yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan

bersama (Eggen and Keuchak dalam Trianto, 2007). Nurhadi (2004) mengatakan

bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan

sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh

antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata.

Menurut Barba (dalam Purwitaningrum, 2010) pembelajaran kooperatif

adalah strategi pembelajaran kemlompok kecil yang digunakan untuk

meningkatkan kemampuan akademik melalui kolaborasi kelompok, memperbaiki

hubungan antar siswa yang berbeda latar belakang dan kemampuan,

mengenbangkan ketrampilan untuk memecahkan masalah melalui kelompok, dan

mendorong proses demokrasi di kelas. Menurut Arends (dalam Trianto, 2007:47)

pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi

belajar.

2. kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi,

sedang, dan rendah.

3. bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis

kelamin yang beragam.

4. penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.

Jadi dalam pembelajaran kooperatif dituntut adanya kerjasama antar siswa

dalam kelompoknya, dengan keberagaman latar belakang suku, agama, ras, strata

sosial dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas guna mencapai tujuan bersama.

Dalam metode pembelajaran kooperatif, para siswa akan duduk bersama dalam

kelompoknya yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang

disampaikan oleh guru (Slavin, 2008).

Page 7: Anakova 1 jalur

B. Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS)

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model Dua Tinggal Dua

Tamu (Two Stay Two Stray). Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Spencer

Kagan pada tahun 1992 dan biasa digunakan bersama dengan model Kepala

Bernomor (numbered Head). Model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two

Stay Two Stray) memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagi hasil dan

informasi dengan kelompok lain. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar

mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri

dan tidak diperbolehkan melihat perkerjaan siswa yang lain. Padahal dalam

kenyataan di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu

sama lainnya (Susanti, 2009).

Model belajar mengajar Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray)

biasa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak

didik (Lie, 2002 dalam Susanti, 2009). Penerapan model pembelajaran Dua

Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dimana dalam satu kelompok terdiri dari

siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda (heterogen) baik tingkat

kemampuan akademik, gender, dan suku. Siswa secara bergotong royong

menyelesaikan lembar kegiatan untuk mencapai tujuan individu maupun

kelompok (Nurita, 2007).

Menurut Suyatno (2008) pembelajaran model ini adalah dengan cara siswa

berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintak pembelajaran

model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) adalah kerja kelompok, dua

siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap di kelompoknya

untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke

kelompok asal, kerja kelompok, dan laporan kelompok.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS)

(Lie, 2002 dalam Susanti, 2009) adalah sebagai berikut.

1. Siswa bekerjasama dalam kelompok berempat seperti biasa.

2. Setelah selesai dua siswa dari masing-masing kelompok akan meninggallkan

kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok lain.

Page 8: Anakova 1 jalur

3. Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan

informasi ke tamu mereka

4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan

temuan mereka dari kelompok lain

5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka

C. Pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP)

Menurut Corebima (2000a dalam Wijayanti 2010), PBMP atau TEQ

merupakan pola pembelajaran yang dilaksanakan dengan tidak ada proses

pembelajaran yang berlangsung secara informatif; seluruhnya dilakukan melalui

rangkaian atau jalinan pertanyaan yang telah dirancang secara tertulis dalam

‘lembar-lembar PBMP.

Penciptaan pertanyaan dapat dilakukan dengan bersama-sama siswa dan

guru. Hal tersebut tidak dapat terjadi secara otomatis. Guru harus

mempersiapkannya, baik dirinya sendiri maupun untuk siswanya. Guru harus

menjadi katalisator dalam penciptaan pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan-

pertanyaan yang bersifat terbuka dan divergen akan menimbulkan respon dari

siswa dan dapat menunjang perkembangan berpikir kritis (Zubaidah, 2001 dalam

Suyanik, 2009).

Pertanyaan-pertanyaan tersebut digunakan untuk membantu siswa dalam

membangun pemahaman dan pengetahuannya. Seperti diketahui bahwa

pengetahuan konseptual merupakan akibat dari suatu konstruktif. Dengan adanya

pertanyaan-pertanyaan tersebut, siswa diminta untuk mencari jawabannya.

Jawaban dari pertanyaan tersebut nantinya akan membentuk suatu konsep yang

akan dimiliki oleh siswa. Berikut ini dikemukakan beberapa karakteristik lembar

PBMP yag harus selalu diperhatikan pada pengembangan lembar PBMP.

Page 9: Anakova 1 jalur

D. Sintaks Gabungan Pola PBMP dalam Pembelajaran Kooperatif Two Stay

Two Stray (TSTS)

Untuk mengetahui gambaran dari sintaks gabungan pola PBMP dalam

Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray, disajikan sebuah skema yang dapat

dilihat pada Gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.3 Sintaks Gabungan Pola PBMP dalam Pembelajaran kooperatif Two Stay Two

Stray (TSTS) (Modifikasi dari Susanti, 2009)

E. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran tradisional yang biasa

dilakukan oleh guru seperti metode ceramah, tanya jawab dan latihan soal.

Metode konvensional adalah cara menyampaikan pembelajaran dari seorang guru

kepada siswa didalam kelas dengan cara berbicara diawal pembelajaran,

menerangkan materi dan contoh soal (Suyitno, 2004).

Metode konvensional hampir sama dengan metode ceramah dalam hal

terputusnya kegiatan pada guru sebagai informasi (bahan pelajaran). Seorang guru

Pembagian lembar PBMP, pemberian tugas menuliskan 5 pertanyaan sulit dan pemberian informasi kerjasama dalam kelompok.

Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan melakukan tanya jawab sehingga siswa dapat melakukan perenungan individu terhadap hasil

pengamatan (pencatatan data)

Diskusi kelompok bertamu dan menerima tamu untuk berbagi informasi dan memfasilitasi siswa dalam menarik suatu kesimpulan

dari hasil perenungan individu

Salah satu kelompok awal memepresentasikan hasil diskusi kelompok. Kegiatan diskusi kelas bertujuan untuk merangsang siswa menganalisis

lebih lanjut konsep-konsep yang telah siswa diskusikan pada tahap kegiatan kelompok. Guru memberikan arahan untuk menjawab semua

pertanyaan pada lembar PBMP lalu dilakukan evaluasi pada siswa berupa tes tulis.

Page 10: Anakova 1 jalur

dalam menerapkan metode konvensional telah menyusun bahan pelajaran secara

hierarkis dan sistematis, sehingga dalam pembelajaran yang terjadi adalah guru

menerangkan dan siswa menerima.

Perbedaan antara konvensional dan metode ceramah adalah berkurangnya

dominasi guru karena tidak terus-menerus bicara. Guru berbicara pada awal

pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal, dan pada waktu-waktu yang

diperlukan saja. Guru dapat memerikasa pekerjaan siswa secara individual,

menerangkan lagi pada siswa apabila dirasakan banyak siswa yang belum paham

mengenai materi. Kegiatan siswa ini tidak hanya mendengar dan mencatat. Siswa

dalam metode konvensional menyelesaikan soal latihan dan bertanya bila belum

mengerti. Selain itu dalam pembelajaran guru sering membiarkan adanya siswa

yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok.

F. Kemampuan Berpikir

Ada beberapa macam definisi mengenai berpikir. Menurut Purwanto

(1990, dalam Yulianto 2009) berpikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia

yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Seseorang

berpikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian yang dikehendaki. Ciri-

ciri yang utama dari berpikir adalah adanya abstraksi. Abstraksi dalam hal ini

berarti anggapan lepasnya kualitas atau relasi dari benda-benda, kejadian-kejadian

dan situasi-situasi yang mula-mula dihadapi sebagai kenyataan. Menurut

Nurhadi,dkk beberapa definisi mengenai berpikir antara lain adalah sebagai

berikut.

1. Berpikir adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti induksi,

deduksi, klasifikasi, dan penalaran.

2. Berpikir adalah proses secara simbolik menyatakan (melalui bahasa) objek

nyata dan kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan simbolik itu untuk

menemukan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian itu,

pernyataan simbolik (abstrak) seperti itu biasanya berbeda dengan operasi

mental yang didasarkan pada tingkat konkret dari fakta dan kasus khusus.

Page 11: Anakova 1 jalur

3. Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai

kesimpulan berdasarkan pada inferensi atau pertimbangan yang seksama.

G. Pemahaman Konsep

Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya

dalam bidang biologi adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami

konsep-komsep biologi dan saling ketrekaitanya serta mampu menggunakan

metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah

yang dihadapi dan mampu menumbuhkan kembangkan sikap dan keterampilan

berpikir (Susanto, 1999 dalam Prasetyawati 2009). Jadi hasil belajar yang akan

dicapai oleh siswa adalah berupa pemahaman terhadap konsep yang telah

dipelajari.

Pemahaman merupakan suatu proses mental berupa akomodasi dan

transformasi pengetahuan. Artinya bahwa pemahaman adalah rekonstruksi makna

dan hubungan-hubungan, bukan hanya sekedar proses asimilasi dari pengetahuan

yang sudah dimiliki sebelumnya. Pemahaman menduduki posisi yang sangat

strategis dalam aktivitas belajar. Pemahaman merupakan prasyarat untuk

mencapai pengetahuan atau ketrampilan pada tingkatan yang lebih tinggi, baik

pada konteks yang sama maupun yang berberda. Oleh sebab itu pengemasan

pembelajaran seharusnya diorientaskan pada aktivitas-aktivitas yang mendukung

terjadinya pemahaman terhadap konten materi pelajaran dan keterkaitannya

dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari di luar sekolah (Andayani, 2008).

Sehingga dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep merupakan kemampuan

untuk menangkap konsep (konten) materi pelajaran yang dapat diaplikasikan pada

lingkungan (konteks) sehari-hari siswa.

H. Hubungan antara Pembelajaran Pola Pemberdayaan Berpikir Dalam Pertanyaan (PBMP) dengan Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS)

PBMP merupakan pola pembelajaran yang dilaksanakan dengan

rangkaian pertanyaan mulai tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang sudah

Page 12: Anakova 1 jalur

dirancang secara tertulis. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terdapat dalam lembr

kerja siswa. PBMP dikenalkan oleh Corebima pada tahun 1999 dimana beliau

menemukan cara yang terbukti sangat membantu mengembangkan penalaran

siswa. Beberapa peneliti juga membuktikan demikian, antara lain hasil penelitian

Sutikno (2000), selanjutnya Zubaidah (2001) menyatakan bahwa pola

pembelajaran ini membantu mengembangkan penalaran siswa dan mahasiswa

(Suyanik, 2010).

Thoe (1998) dalam Corebima (2004) menjelaskan bahwa pertanyaan

merupakan alat yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif

siswa dan dapat dicapai melalui rangsangan berbagai pertanyaan. Siswa yang

memiliki kemampuan kognitif tinggi akan menjawab pertanyaan dengan

menggunakan penalaran siswa. Corebima (1999) mengemukakan bahwa siswa

yang memiliki kemampuan berpikir berdampak positif terhadap penguasaan

pengetahuan IPA-nya. Dari hal ini dapat dikatakan bahwa pembelajaran berpola

PBMP dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan hasil belajar siswa.

Penerapan pembelajaran berpola PBMP yang digunakan dalam penelitian

ini digabungkan dengan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray

(TSTS) karena pada pembelajaran kooperatif terdapat keunggulan-keunggulan

dibandingkan dengan pembelajaran individual atau kompetitif. Keunggulan-

keunggulan tersebut antara lain meningkatkan hasil belajar siswa, tugas-tugas

belajar yang kompleks seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan

pembelajaran konseptual meningkat secara nyata serta siswa lebih memiliki

kemungkinan menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi selama dan setelah

diskusi dalam kelompok kooperatif sehingga materi yang dipelajari siswa akan

melekat dalam periode waktu yang lama.

Pembelajaran berpola PBMP ini dalam penerapannya dengan model

pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) memberikan kesempatan

kepada siswa untuk melakukan suatu aktivitas untuk mendapatkan suatu konsep.

Aktivitas-aktivitas tersebut berupa aktivitas bertanya, menjawab, berpendapat,

atau berbagi informasi, tanggung jawab individu dan tanggung jawab sosial.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berpola PBMP melalui

Page 13: Anakova 1 jalur

pembelajaran kooperatif TSTS berpengaruh terhadap kemampuan berpikir dan

hasil belajar siswa.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Penerapan pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam

pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray berpengaruh terhadap kemampuan

berpikir biologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Singosari.

Page 14: Anakova 1 jalur

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Rancangan penelitian menggunakan rancangan penelitian eksperimen

semu (quasy experiment). Pada penelitian ini digunakan kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah control group

pre-test post-test. Bentuk desain penelitian ini adalah seperti dalam Tabel 3.1

berikut ini.

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Kelompok Pre Tes Perlakuan Post tes

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

(sumber: Moehnilabib, 2003 dalam Yulianto, 2009)

Keterangan:

O1 : pelaksanaan tes awal pada kelas eksperimen

O2 : pelaksanaan tes akhir pada kelas eksperimen

O3 : pelaksanaan tes awal pada kelas kontrol

O4 : pelaksanaan tes akhir pada kelas kontrol

X : perlakuan eksperimen (Pola PBMP melalui TSTS)

- : tanpa perlakuan

Page 15: Anakova 1 jalur

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1

Singosari Tahun Ajaran 2010/2011.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2. Kelas

XI IPA 1 merupakan kelas yang dipakai sebagai kelas kontrol sementara kelas XI

IPA 2 dipakai sebagai kelas eksperimen. Penentuan kelas yang dipakai untuk

diteliti dilakukan secara acak yaitu pada kelas-kelas yang memiliki siswa dengan

kemampuan akademik yang heterogen.

3. Variabel penelitian

a. Variabel bebas: pola PBMP melalui TSTS

b. Variabel terikat: kemampuan berpikir dan pemahaman konsep

Pengumpulan Data

Pada penelitian ini dibutuhkan dua macam data. Data-data tersebut adalah

data mengenai kemampuan berpikir dan data pemahaman konsep. Data diperoleh

dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah disiapkan. Berikut ini

adalah cara pengumpulan data dan pengelompokannya.

1. Pada kelas eksperimen dan kontrol keduanya diberikan pre tes diawal

pembelajaran.

2. Pada kelas eksperimen kemudian diberi perlakuan berupa pola pembelajaran

PBMP dalam TSTS sementara pada kelas kontrol tidak.

3. Pada akhir pembelajaran kedua kelas diberikan post tes. Hasil dari kedua tes

ini digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir dan pemahaman konsep

siswa. Untuk menilai kemampuan berpikir siswa digunakan rumus X = 2Y1-

Y2. Dengan Y1 adalah penilaian rubrik, Y2 adalah penilaian tanpa rubrik, dan X

adalah kemampuan berpikir.

Page 16: Anakova 1 jalur

E. Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan statistik deskriptif untuk

menggambarkan hasil penelitian secara umum dan statistik parametrik untuk

menguji hipotesis. Analisis statistik parametrik untuk menguji hipotesis. Uji

hipotesis untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran terhadap kemampuan

berpikir dan pemahaman konsep siswa. Semua data yang telah diperoleh, baik

data kemampuan berpikir maupun pemahaman konsep yang meliputi hasil

penilaian awal maupun akhir sebelum dilakukan analisis maka dilakukan dulu uji

prasyarat. Uji ini dilakukan untuk melihat distribusi dari data yang telah diperoleh

yakni terdistribusi secara normal dan homogen atau tidak.

Setelah dilakukan uji homogenitas dan normalitas data maka dilakukan

analisis data dengan teknik analisis Anakova. Teknik analisis Anakova dilakukan

pada data kemampuan berpikir dan pemahaman konsep dengan hasil tes awal

sebagai kovariat. Dengan demikian pada tahap analisis data, hasil pre tes yang

berlaku sebagai kovariat dimasukkan pada lajur X pada tabel data analisis dan

hasil post tes dimasukkan pada lajur Y.

Hubungan antara kemampuan berpikir terhadap pemahaman konsep siswa

dapat diketahui dengan melakukan analisis membuat persamaan regresi. Untuk

mengetahui apakah pelaksanaan penelitian berlangsung secara konsisten dari awal

hingga akhir dapat digunakan uji konsistensi.

Signifikansi data yang dianalisis didasarkan pada hal-hal berikut ini.

1. jika nilai probabilitas > 0,05 maka hipotesis nol diterima, dan hipotesis

penelitian ditolak

2. jika nilai probabilitas < 0,05 maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis

penelitian diterima.

Page 17: Anakova 1 jalur

BAB IV

HASIL ANALISIS

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Pada penelitian ini digunakan dua kelas penelitian yaitu kelas XI IPA 1

dan kelas XI IPA 2. Kelas eksperimen adalah kelas XI IPA 2, yaitu kelas yang

belajar dengan menggunakan pola PBMP dalam pembelajaran kooperatif TSTS.

Sementara kelas kontrol adalah kelas XI IPA 1, yaitu kelas yang belajar dengan

menggunakan metode konvensional. Hasil penelitian ini berupa data kemampuan

berpikir dan pemahaman konsep.

Data yang didapatkan yaitu data hasil tes berupa hasil pre tes dan post tes.

Data pre tes maupun post tes didapatkan melalui soal-soal tes yang sama. Kedua

macam data ini kemudian dipakai untuk menentukan kemampuan berpikir dan

pemahaman konsep siswa. Tes yang digunakan telah memenuhi validitas dan

reliabilitas yang tinggi dengan nilai 0,74. Uji validitas isi dilakukan dengan

mensejajarkan antara isi butir soal dengan materi yang diajarkan.

Tabel. 4.1 Data Kemampuan Berpikir Kelas Eksperimen

No NamaKemampuan berpikirpretes postes

1. ALDI NAZAR BASUKI 62.94 89.762. ANDINA AMELIA 37.60 81.883. ANGGA YOGI LAKSMANA 40.78 86.664. ANGGESTY DESSY LINTANG SARI 28.10 81.105. ASRI RAMASARI 36.02 77.926. BAGUS YANE DEWATA 36.02 83.507. CHOIRIYATUL LATIFAH 31.24 88.268. CITRA SOLIKHATUN NISA 36.04 70.829. DONY PRASETYA 37.62 90.68

10. DWI KARTIKA AYU CAHYONO 31.30 78.8211. DYAH SARTIKA 34.46 80.3612. HANNA ALDIATRI 33.66 85.9013. HUUDA SATRIO UTOMO 28.08 72.4214. INNA LUK LUK IZZUROIDAH 33.58 86.6415. KUKUH NOFYAN ALAMSYAHFRIAN 28.10 83.5016. MAULINDA EKA AYU FARADIBA 37.64 73.2017. MAYA PURWANINGTYAS 33.60 95.4018. MEIRICA RACHMAWATI 19.44 83.4819. MOCHAMAD ARIF MAHARDIKA 34.44 90.60

Page 18: Anakova 1 jalur

20. MOCHAMAD FA'IZ HERYOTO 34.46 76.3821. MOHAMAD SHOLEH MAULANA 30.50 78.0222. NING ANDRIANI 34.42 90.6423. NUR AFIDAH RISKI AMALIA 23.46 90.6024. NUR CAHYATI 37.58 81.9425. PUTRI MEGA PRASWATI 37.56 91.3626. RAHMA AINUL FADHILA 20.96 83.4827. RESITA ALIA 43.18 81.1828. ROBBY CAHAYADI 32.84 77.2029. SHERLY ANNISA APRILIA 32.04 89.0430. SHINTA SURYANING DEWI 47.06 79.5031. TEDDY WAHYUDI 32.06 79.5632. WAHYU TRIANDIARI 36.78 81.14

Page 19: Anakova 1 jalur

Tabel. 4.2 Data Kemampuan Berpikir Kelas Kontrol

No NamaKemampuan berpikirpretes postes

1. AFRIDA RAHMANAZILA 30.50 85.842. ALDIS NURUDIN ISLAMI 14.70 57.383. ANDY PRASETYO 25.70 80.284. ARIZZA PRATAMA PUTRA 20.96 77.125. BRYAN FATKHURROZY 26.50 89.006. DINI AYU NURISTIA 44.72 77.927. DION SOHIBUL FAHMI 43.94 76.348. EKA ATA PEBRIANAWATI 43.18 85.029. ERNITA DESI PRATIWI 24.92 76.32

10. ERVINDA MEGA SILVIA 27.32 87.4211. FIFI INDAH ISLAMIATI 41.56 79.5012. IFA NURMALA SAFITRI 44.74 73.9813. KHOIRUNNISAK SRI W 28.88 79.5214. KIKI KURNIA DEWI 43.10 88.2015. LESTARI RANI BAKTI 37.58 73.9616. LORENSA IKA FATMALA 31.24 68.4417. MAULIDINA ISNAINI 29.66 81.1218. MEIDHITA CATUR REKARDHIA 44.78 75.5419. MUHAMMAD IDRIS FANANI 31.28 77.9220. NOVITA ARDIANA 47.12 74.7621. NUR FITRIATUL MAGHFIROH 36.78 73.1822. NUR INDAH SARASWATI 29.70 73.9823. POPY PUTERI KUSUMANING AYU 35.18 77.1424. RANTI NURBAYANTI 35.22 82.6625. RIKHO KARTIKA WIRATAMA 29.66 86.6226. RISKA DWI AMELIA 24.12 68.4427. ROYAN FELICH IMANI 35.98 80.3028. SETIAWAN PUJI RAHARJO 36.80 68.4429. SURYA FIRMANSYAH 26.50 84.2830. WAHYU NUR SYARIFUDIN 60.56 86.6231. WENNY AYU MARINDA 20.20 70.0432. WISNU YULISTIA 36.80 85.08

Page 20: Anakova 1 jalur

Keterangan:X = nilai pretes (kovariat)Y = nilai postes

Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji prasyarat yaitu uji

homogenitas dan uji normalitas. Uji homogenitas menggunakan rumus uji Barlett,

disajikan sebagai berikut.

Mencari varians

Si = √ ∑ ( X2 ) - (∑X

2

n )n-1

(Sulisetijono, 2006)

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Pretes Hasil Kemampuan Berfikir

Perlakuan Si Si2 (ni-1) log Si2 (ni-1)Si2(ni-

1)logSi2

kontrol 9,569245 91,57045 31 1,961755 2838,684 60,81442eksperimen 7,7267102 59,70205 31 1,775989 1850,764 55,05567

Σ     62 3,737745 4689,448 115,8701Keterangan :Si = varians

ni = jumlah ulangan

Perhitungan Uji homogenitas Barlett menggunakan rumus yang dikutip dari

Sulisetijono (2006), yaitu.

Sp2 =

∑ (n i -1) Si2

∑ ( n i-1 )

B= ( logSp2 ) [∑ ( n i -1) ]

χ2hit = ln 10 [B- ∑ (n i -1) logSi

2 ]

Sp2 =

7,72671026 2

= 75,63625

B=( log 75,63625 )(6 2 )

= (1,87873 ) (62 )

= 116,48126

Page 21: Anakova 1 jalur

χ2hit = ln 10 [B- ∑ (n i -1) logSi

2 ]=(2,302585) [1 16,48126 - (115,8701 )]

=1,4072869

dk = ( jumlah perlakuan-1 )

= 2-1

= 1

Kesimpulan:

χ2hit (1,40728689) < χ2

tab(0,05;1) (3,841459)

maka, Ho diterima dan H1 ditolak, artinya data pretes kemampuan berfikir berasal

dari populasi yang sama/ homogen

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Postes kemampuan berfikir

Perlakuan Si Si2 (ni-1) log Si2 (ni-1)Si2(ni-

1)logSi2

kontrol 7,1078928 50,5221403 31 1,703482 1566,186 52,80793

eksperimen 6,0835775 37,0099157 31 1,568318 1147,307 48,61786

Σ     62 3,2718 2713,494 101,4258Keterangan :Si = variansni = jumlah ulangan

Sp2 =

2713,4946 2

= 43,766028

B=( log 43,73766028)(6 2)

= (1,6411371) (62 )

= 101,7505

χ2hit = ln 10 [B- ∑ (n i -1) logSi

2 ]=(2,302585) [10 1 ,7505 - ( 101,4258 ) ]

= 0,7476663

dk = ( jumlah perlakuan-1 )

= 2-1

= 1

Page 22: Anakova 1 jalur

Kesimpulan:

χ2hit (0,7476663) < χ2

tab(0,05;1) (3,841459)

maka, Ho diterima dan H1 ditolak, artinya data postes hasil belajar kognitif berasal

dari populasi yang sama/homogen

Pada pengujian Normalitas untuk data Pretes, didapatkan χ2hit sebesar

61,7290182, sehingga didapatkan kesimpulan χ2hit > χ2

tab(0,05;33) (44,9853432),

sehingga Ho ditolak dan H1 diterima, maka data pretes hasil kemampuan berfikir

terdistribusi secara tidak normal. Untuk data Postes, didapatkan χ2hit sebesar

15,357224, sehingga didapatkan kesimpulan χ2hit < χ2

tab(0,05;33) (44,985432),

sehingga Ho diterima dan H1 ditolak, maka data prostes kemampuan berfikir

terdistribusi secara normal. Perhitungan uji normalitas disajikan dalam lampiran.

Setelah data dinyatakan terdistribusi normal dan homogen, maka langkah

selanjutnya, data penelitian dianalisis menggunakan uji analisis kovarian satu jalur

dengan nilai pretes (X) sebagai kovariat, dengan rumus dan langkah-langkah

analisis yang bersumber dari Sastrosupadi (1995), yaitu sebagai berikut.

Tabel 4.4 Uji Anakova Data kemampuan berfikir

noeksperimen kontrol ∑ X ∑Y (∑ X)(∑Y)

K EX Y X Y XY XY

1 62,94 89,76 30,5 85,84 93,44 175,6 16408,064 5649,494 2618,12

2 37,6 81,88 14,7 57,38 52,3 139,26 7283,298 3078,688 843,486

3 40,78 86,66 25,7 80,28 66,48 166,94 11098,1712 3533,995 2063,196

4 28,1 81,1 20,96 77,12 49,06 158,22 7762,2732 2278,91 1616,4352

5 36,02 77,92 26,5 89 62,52 166,92 10435,8384 2806,678 2358,5

6 36,02 83,5 44,72 77,92 80,74 161,42 13033,0508 3007,67 3484,5824

7 31,24 88,26 43,94 76,34 75,18 164,6 12374,628 2757,242 3354,3796

8 36,04 70,82 43,18 85,02 79,22 155,84 12345,6448 2552,353 3671,1636

9 37,62 90,68 24,92 76,32 62,54 167 10444,18 3411,382 1901,8944

10 31,3 78,82 27,32 87,42 58,62 166,24 9744,9888 2467,066 2388,3144

11 34,46 80,36 41,56 79,5 76,02 159,86 12152,5572 2769,206 3304,02

12 33,66 85,9 44,74 73,98 78,4 159,88 12534,592 2891,394 3309,8652

13 28,08 72,42 28,88 79,52 56,96 151,94 8654,5024 2033,554 2296,5376

14 33,58 86,64 43,1 88,2 76,68 174,84 13406,7312 2909,371 3801,42

15 28,1 83,5 37,58 73,96 65,68 157,46 10341,9728 2346,35 2779,4168

Page 23: Anakova 1 jalur

16 37,64 73,2 31,24 68,44 68,88 141,64 9756,1632 2755,248 2138,0656

17 33,6 95,4 29,66 81,12 63,26 176,52 11166,6552 3205,44 2406,0192

18 19,44 83,48 44,78 75,54 64,22 159,02 10212,2644 1622,851 3382,6812

19 34,44 90,6 31,28 77,92 65,72 168,52 11075,1344 3120,264 2437,3376

20 34,46 76,38 47,12 74,76 81,58 151,14 12330,0012 2632,055 3522,6912

21 30,5 78,02 36,78 73,18 67,28 151,2 10172,736 2379,61 2691,5604

22 34,42 90,64 29,7 73,98 64,12 164,62 10555,4344 3119,829 2197,206

23 23,46 90,6 35,18 77,14 58,64 167,74 9836,2736 2125,476 2713,7852

24 37,58 81,94 35,22 82,66 72,8 164,6 11982,88 3079,305 2911,2852

25 37,56 91,36 29,66 86,62 67,22 177,98 11963,8156 3431,482 2569,1492

26 20,96 83,48 24,12 68,44 45,08 151,92 6848,5536 1749,741 1650,7728

27 43,18 81,18 35,98 80,3 79,16 161,48 12782,7568 3505,352 2889,194

28 32,84 77,2 36,8 68,44 69,64 145,64 10142,3696 2535,248 2518,592

29 32,04 89,04 26,5 84,28 58,54 173,32 10146,1528 2852,842 2233,42

30 47,06 79,5 60,56 86,62 107,62 166,12 17877,8344 3741,27 5245,7072

31 32,06 79,56 20,2 70,04 52,26 149,6 7818,096 2550,694 1414,808

32 36,78 81,14 36,8 85,08 73,58 166,22 12230,4676 2984,329 3130,944jumlah 1103,56 2660,94 1089,88 2502,36 2193,44 5163,3 354918,0816 91884,39 85844,55

1. Mencari Faktor Koreksi dan Jumlah Hasil Kali (JHK)

FK= ∑ X ×∑ Y

N

FK= (2193,44 × 5163,3 )❑

6 4

¿176959,2

J H Ktotal =∑1

6 4

(XY )- FK

=∑1

6 4

(91884,39+85844,55 )- 176959,2

= 769,7387

JHKperlakuan = ∑ ( (1103,56 ×2660,94 )❑+ (1089,88 ×2502,36 )2 )32

- 176959,2

= 33,8965

JHKgalat = JHKtotal – JHK perlakuan

= 769,739 – 33,8965 = 735,842

Page 24: Anakova 1 jalur

2. Analisis Anova Satu Jalur untuk Data Pretes (X)

FK = 75174,67

JK total = 4692,372

JK perlakuan = 2,9241

JK galat = 4689,448

Tabel 4.5 Tabel Ringkasan Anova untuk Pretes (X)SK db JK KT Fhit Ftab5%ulangan          perlakuan 1 2,9241 2,9241 0,03866 4,149097galat 62 4689,4475 75,63625total 63 4692,3716

(tabel data postes terlampir)

Kesimpulan Anova : Fhit (0,03866) > Ftab5% (4,149097), maka hasil analisis untuk

data pretes signifikan

3. Analisis Anova Satu Jalur untuk Data Postes (Y)

FK = 416557,3

JK total = 3106,4252

JK perlakuan = 392,932

JK galat = 2713,4937

Tabel 4.6 Ringkasan Anova untuk Postes (Y)

SKdb JK KT Fhit Ftab5%

ulangan          perlakuan 1 392,93151 392,9315 8,978002 4,149097

galat62 2713,4937 43,76603

total63 3106,4252

(tabel data postes terlampir)

Kesimpulan Anova : Fhit < Ftab5%, maka hasil analisis untuk data postes Tidak

signifikan

4. Analisis Kovarian Satu Jalur

Menghitung nilai regresi galat

Page 25: Anakova 1 jalur

Regresi galat= (JHK galat )2

JKX galat

= (735,842 )2

4689,45

=115,464

Menghitung nilai regresi perlakuan+galat

Regresi perlakuan+galat= (JHKper+JHKgal )2

(JKXper+JKXgal )

= (33,8965 +735,842 )2

(2,9241 +4689,45 )

= 126,268

Menghitung JK Galat Regresi Terkoreksi

JKG regresi terkoreksi galat=JKYgalat-regresi galat

= 2713,494 -115,4643

= 2598,02942

JKG regresi terkoreksi per+galat = (JKYper+gal ) - (regresi per+gal)

= 3106,425 – 126,2683

= 2980,156953

Menguji Perlakuan Terkoreksi

menguji perlakuan terkoreksi = JKG reg terkoreksi per+gal - JKG reg terkoreksi galat

= 2980,156953 – 2598,02942

= 382,1275323

Menghitung nilai KT galat murni

KTGmurni= JKG regresi terkoreksidb

= 2598,029426 2

= 41,9037

Tabel Anakova

SKdb JKX JHK JKY Regresi

db JKG regresi terkoreksi

db KTG murni

total 63

4692,372 769,7387 3106,425          

Page 26: Anakova 1 jalur

         perlakuan 1 2,9241 33,89647 392,9315

galat62

4689,448 735,8423 2713,494 115,4643 1 2598,0294262

41,9037003

per+galat63

4692,372 769,7387 3106,425 126,2683 1 2980,15695363

 

menguji perlakuan terkoreksi 382,1275323 1 382,1275325. Mencari Koefisien Regresi

Kriterium uji:

Fhit ≤ F0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak, berarti pengamatan awal (X) tidak

berpengaruh, sehingga menyimpulkan hasil analisis dari angka Y atau dari hasil

analisis varian untuk nilai Y

Fhit > F0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti pengamatan awal (X)

berpengaruh terhadap Y, kita membandingkan perlakuan Y yang harus dikoreksi

terhadap X

Fhit= KT regresiKT Galat

= 115,464341,9037

= 2,755468

Ftab5%(1;62) = 3,995887

Kesimpulan:

Fhit < Ftab5%

Maka, kesimpulan hasil analisis varian Y signifikan, maka Ho ditolak, dan H1

diterima, maka ada pengaruh Pengaruh Penerapan Pola Pemberdayaan Berpikir

Melalui Pertanyaan (PBMP) Dalam Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two

Stray (TSTS) Terhadap Kemampuan Berpikir Siswa Kelas XI SMA Negeri 1

Singosari.

Page 27: Anakova 1 jalur

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan pada analisis data yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa

metode pembelajaran pola PBMP dalam TSTS berpengaruh terhadap kemampuan

berpikir siswa dengan Fhit (2,755468) < Ftab5% (3,995887). Hasil uji lanjut

menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan metode

pembelajaran pola PBMP dalam TSTS memiliki kemampuan berpikir yang lebih

tinggi daripada siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional.

Kemampuan berpikir siswa memiliki peran besar terhadap peningkatan

hasil belajar siswa, karena menurut Suryabrata dalam Nugroho (tanpa tahun),

berpikir merupakan proses aktif dinamis yang bersifat ideasional dalam rangka

pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan.

Dengan tingkat kemampuan berpikir siswa yang tinggi maka siswa akan mampu

membentuk pengertian, pendapat, serta mampu menarik kesimpulan dengan baik.

Sejalan dengan hal tersebut, dalam penelitiannya masing-masing, Yuanita (2005)

dan Indrawati (2005) menemukan adanya korelasi antara kemampuan berpikir

dengan hasil belajar siswa. Oleh karena itu secara umum hasil belajar siswa akan

meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan berpikir siswa.

Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Habibah (2006) dan

Widyawati (2006) dalam Habibah (2006) juga menemukan bahwa ada pengaruh

pembelajaran pola PBMP yang diterapkannya terhadap kemampuan berpikir

siswa. Dari pernyataan tersebut diatas dapat diketahui bahwa pembelajaran

dengan pola PBMP memiliki peranan penting dalam peningkatan dan

pemberdayaan kemampuan berpikir siswa. Hal ini tidak lepas dari karakteristik

pembelajaran pola PBMP yang terdiri dari jalinan pertanyaan yang tersusun

secara logis dan sistematis. Selain itu, Corebima (2004), dalam pengembangan

Page 28: Anakova 1 jalur

lembar siswa harus memperhatikan hal-hal berikut: (1) gramatikal bahasa

Indonesia harus selalu dipakai dan digunakan dengan benar, (2) pertanyaan dapat

diupayakan agar dimulai dari konsep besar ke yang kecil, (3) jalinan antara

pertanyaan disusun secara logis, (4) pertanyaan tentang hal yang sama dapat

diulang dan dirumuskan dari sudut pandang berbeda-beda, (5) Satu konsep dan

subkonsep dikaji sebanyak-banyaknya sesuai tingkat perkembangan, (6)

pertanyaan lain terkait dikembangkan dan diutamakan yang terkait dengan

pengalaman dan kehidupan sehari-hari, (7) Pertanyaan bagian awal tidak perlu

harus langsung dijawab, maksudnya yaitu jika siswa tidak dapat menjawab

pertanyaan nomer 1, maka dilanjutkan menjawab pertanyaan berikutnya, jika

pertanyaan berikutnya dapat terjawab maka sebenarnya pertanyaan sebelumnya

dapat terjawab dengan sendirinya.

BAB VI

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan hasil pembahasan dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut.

1. Penerapan pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam

pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Singosari. Metode

pembelajaran PBMP+TSTS mampu meningkatkan kemampuan berpikir siswa

sebesar 10,8% lebih tinggi dari metode pembelajaran konvensional.

2. Bahwa metode pembelajaran pola PBMP dalam TSTS berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir siswa dengan Fhit (2,755468) < Ftab5% (3,995887).

Page 29: Anakova 1 jalur

DAFTAR RUJUKAN

Kurniasari, Wahyu. 2011. Pengaruh Penerapan Pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) Dalam Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Kemampuan Berpikir dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Singosari. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Biologi, Universitas Negeri Malang.

Riduwan, Sunarto. 2011. Pengantar Statistik untuk Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sastrosupadi, Adji. 1995. Rancangan Percobaan Praktis untuk Bidang Pertanian. Malang: Penerbit Kanisius.

Sulisetijono. 2006. Statistika untuk Bidang Biologi. Malang: Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang.

Page 30: Anakova 1 jalur

Lampiran 1

Data Perhitungan Normalitas Pretes

Fo Fe Fo-Fe(Fo-Fe)2

(Fo-Fe)2/Fe

Kontrol

30,546,4286

2-

15,9286253,720

95,4647515

8

14,725,9869

1-

11,2869127,394

3 4,9022491

25,733,0326

9-

7,3326953,7683

31,6277310

7

20,9624,3770

1-

3,4170111,6759

70,4789746

1

26,531,0650

4-

4,5650420,8395

70,6708369

2

44,7240,1182

24,60177

921,1763

70,5278491

2

43,9437,3555

66,58444

143,3548

61,1605998

5

43,1839,3629

63,81703

914,5697

90,3701394

6

24,9231,0749

8-

6,1549837,8837

31,2191072

6

27,32 29,1272 -1,80723,26597

2 0,1121279

41,5637,7729

4 3,7870614,3418

20,3796851

2

44,7438,9555

25,78448

233,4602

30,8589342

5

28,8828,3023

80,57762

30,33364

90,0117887

2

43,138,1008

84,99911

824,9911

80,6559213

5

37,5832,6351

84,94481

6 24,4512 0,7492283

31,2434,2252

1-

2,985218,91145

10,2603768

4

29,6631,4327

3-

1,772733,14257

40,0999777

6

44,7831,9097

412,8702

6165,643

75,1910070

2

31,2832,6550

6-

1,375061,89078

80,0579018

5

47,12 40,53566,58439

8 43,35431,0695363

5

36,78 33,4301 3,34980 11,2212 0,3356604

Page 31: Anakova 1 jalur

9 5 8

29,731,8600

5-

2,160054,66581

10,1464470

8

35,1829,1371

46,04286

236,5161

91,2532523

2

35,2236,1729

8-

0,952980,90817

3 0,0251064

29,6633,4003

8-

3,7403813,9904

60,4188711

5

24,1222,3994

21,72057

72,96038

50,1321634

6

35,9839,3331

5-

3,35315 11,24360,2858556

7

36,834,6028

42,19716

54,82753

20,1395126

3

26,529,0874

5-

2,587456,69489

50,2301643

8

60,56 53,47447,08560

150,2057

40,9388743

7

20,225,9670

3-

5,7670333,2586

7 1,2808036

36,836,5605

50,23945

10,05733

70,0015682

7

       

         

Eksperimen

62,9447,0113

815,9286

2253,720

95,3970091

8

37,626,3130

911,2869

1127,394

34,8414796

2

40,7833,4473

17,33268

953,7683

31,6075533

2

28,124,6829

93,41701

211,6759

70,4730371

2

36,0231,4549

64,56503

820,8395

70,6625210

6

36,0240,6217

8-

4,6017821,1763

70,5213057

7

31,2437,8244

4-

6,5844443,3548

61,1462127

7

36,0439,8570

4-

3,8170414,5697

90,3655511

2

37,6231,4650

26,15497

637,8837

31,2039949

1

31,3 29,4928 1,80723,26597

20,1107379

4

34,4638,2470

6-

3,7870614,3418

20,3749784

5

33,6639,4444

8-

5,7844833,4602

30,8482866

9

28,0828,6576

2-

0,577620,33364

90,0116425

9

33,5838,5791

2-

4,9991224,9911

80,6477903

828,1 33,0448 - 24,4512 0,7399406

Page 32: Anakova 1 jalur

2 4,94482 8

37,6434,6547

92,98520

58,91145

10,2571491

5

33,631,8272

71,77273

13,14257

40,0987384

1

19,4432,3102

6-

12,8703165,643

75,1266580

2

34,4433,0649

41,37505

91,89078

80,0571840

9

34,46 41,0444 -6,5844 43,35431,0562781

2

30,533,8498

1-

3,34981 11,22120,3314995

5

34,4232,2599

52,16004

94,66581

10,1446316

9

23,4629,5028

6-

6,0428636,5161

9 1,2377167

37,5836,6270

20,95298

10,90817

30,0247951

7

37,5633,8196

23,74038

213,9904

60,4136787

2

20,9622,6805

8-

1,720582,96038

50,1305251

3

43,1839,8268

53,35314

8 11,24360,2823121

3

32,8435,0371

6-

2,197164,82753

20,1377831

9

32,0429,4525

52,58744

96,69489

50,2273112

1

47,06 54,1456 -7,085650,2057

40,9272358

5

32,0626,2929

75,76703

333,2586

71,2649264

4

36,7837,0194

5-

0,239450,05733

70,0015488

3         

         

F HIT61,729018

2   

F TAB44,985343

2

Page 33: Anakova 1 jalur

Lampiran 2. Data perhitungan Normalitas Postes

Fo Fe Fo-Fe(Fo-Fe)2

(Fo-Fe)2/Fe

Kontrol

85,8485,1034

10,73659

40,54257

10,0063754

3

57,3867,4914

6-

10,1115102,241

61,5148822

8

80,2880,9063

9-

0,626390,39236

80,0048496

5

77,12 76,68030,43969

90,19333

50,0025213

1

89 80,8967 8,103365,6634

70,8116952

9

77,9278,2311

6-

0,311160,09682

10,0012376

3

76,3479,7723

3-

3,4323311,7808

70,1476811

5

85,0275,5268

5 9,4931590,1199

11,1932167

9

76,3280,9354

7-

4,6154721,3025

80,2632044

6

87,4280,5671

46,85285

846,9616

60,5828884

6

79,577,4751

22,02488

34,10015

30,0529221

9

73,9877,4848

1-

3,5048112,2836

90,1585302

9

79,5273,6367

4 5,8832634,6127

5 0,4700473

88,284,7350

83,46492

312,0056

90,1416850

3

73,9676,3119

7-

2,351975,53177

30,0724889

2

68,4468,6449

1-

0,204910,04198

90,0006116

8

81,1285,5492

8-

4,42928 19,61850,2293240

1

75,5477,0680

2-

1,528022,33483

30,0302957

5

77,9281,6721

3-

3,7521314,0784

80,1723779

9

74,7673,2490

21,51097

52,28304

60,0311682

7

73,18 73,2781 -0,09810,00962

40,0001313

4

73,9879,7820

2-

5,8020233,6634

30,4219426

2

77,14 81,2941 - 17,2566 0,2122738

Page 34: Anakova 1 jalur

1 4,15411 1 2

82,6679,7723

32,88767

38,33865

50,1045306

8

86,6286,2568

60,36314

20,13187

20,0015288

3

68,4473,6270

5-

5,1870526,9054

60,3654289

6

80,378,2602

42,03976

14,16062

40,0531639

6

68,4470,5834

9-

2,14349 4,594530,0650935

5

84,2883,9984

20,28158

10,07928

80,0009439

2

86,6280,5089

96,11101

5 37,34450,4638550

8

70,0472,5026

7-

2,462676,06476

30,0836488

1

85,0880,5574

5 4,5225520,4534

60,2538990

8

       

         

Eksperimen

89,7690,4965

9-

0,736590,54257

10,0059954

8

81,8871,7685

410,1114

6102,241

61,4246021

4

86,6686,0336

10,62639

30,39236

80,0045606

4

81,1 81,5397 -0,43970,19333

50,0023710

5

77,92 86,0233 -8,103365,6634

70,7633219

2

83,583,1888

40,31116

10,09682

10,0011638

7

88,2684,8276

73,43232

711,7808

70,1388800

2

70,8280,3131

5-

9,4931590,1199

11,1221064

6

90,6886,0645

34,61547

221,3025

80,2475186

6

78,8285,6728

6-

6,8528646,9616

60,5481509

4

80,3682,3848

8-

2,024884,10015

30,0497682

7

85,982,3951

93,50480

912,2836

9 0,1490826

72,4278,3032

6-

5,8832634,6127

50,4420346

1

86,6490,1049

2-

3,4649212,0056

90,1332412

5

83,581,1480

32,35197

25,53177

30,0681689

1

73,272,9950

90,20491

10,04198

90,0005752

395,4 90,9707 4,42927 19,6185 0,2156573

Page 35: Anakova 1 jalur

2 8 4

83,4881,9519

81,52801

62,33483

30,0284902

6

90,686,8478

7 3,7521314,0784

80,1621050

4

76,3877,8909

8-

1,510982,28304

60,0293107

9

78,02 77,92190,09810

40,00962

40,0001235

1

90,6484,8379

8 5,8020233,6634

30,3967967

5

90,686,4458

94,15410

817,2566

10,1996232

6

81,9484,8276

7-

2,887678,33865

50,0983011

2

91,3691,7231

4-

0,363140,13187

20,0014377

2

83,4878,2929

55,18704

726,9054

60,3436510

5

81,1883,2197

6-

2,039764,16062

40,0499956

3

77,275,0565

12,14348

5 4,594530,0612142

7

89,0489,3215

8-

0,281580,07928

80,0008876

7

79,585,6110

1-

6,11101 37,34450,4362114

2

79,5677,0973

32,46267

46,06476

30,0786637

2

81,1485,6625

5-

4,5225520,4534

60,2387678

5       

         X HIT 15,357224   

X TAB44,985343

2

Page 36: Anakova 1 jalur

Lampiran 3. Tabel data Pretes

Absen

KontrolEksperime

nΣ (ΣX)2

130,5 62,94

93,448731,03

42 14,7 37,6 52,3 2735,293 25,7 40,78 66,48 4419,59

420,96 28,1

49,062406,88

45 26,5 36,02 62,52 3908,75

644,72 36,02

80,746518,94

8

743,94 31,24

75,185652,03

2

843,18 36,04

79,226275,80

8

924,92 37,62

62,543911,25

2

1027,32 31,3

58,623436,30

411 41,56 34,46 76,02 5779,0412 44,74 33,66 78,4 6146,56

1328,88 28,08

56,963244,44

2

1443,1 33,58

76,685879,82

2

1537,58 28,1

65,684313,86

2

1631,24 37,64

68,884744,45

4

1729,66 33,6

63,264001,82

8

1844,78 19,44

64,224124,20

8

1931,28 34,44

65,724319,11

8

2047,12 34,46

81,586655,29

6

2136,78 30,5

67,284526,59

8

2229,7 34,42

64,124111,37

423 35,18 23,46 58,64 3438,6524 35,22 37,58 72,8 5299,84

2529,66 37,56

67,224518,52

8

Page 37: Anakova 1 jalur

2624,12 20,96

45,082032,20

6

2735,98 43,18

79,166266,30

628 36,8 32,84 69,64 4849,73

2926,5 32,04

58,543426,93

2

3060,56 47,06

107,6211582,0

6

3120,2 32,06

52,262731,10

8

3236,8 36,78

73,585414,01

6        

       

∑ 1089,88 1103,562193,4

4155401,

9

Lampiran 4. Tabel kuadrat pretes

Absen KontrolEksperime

1 930,25 3961,44364891,69

42 216,09 1413,76 1629,85

3 660,49 1663,00842323,49

8

4 439,3216 789,611228,93

25 702,25 1297,4404 1999,69

61999,878

41297,4404

3297,319

71930,723

6975,9376

2906,661

81864,512

41298,8816

3163,394

9 621,0064 1415,26442036,27

1

10 746,3824 979,691726,07

2

111727,233

61187,4916

2914,725

122001,667

61132,9956

3134,663

13 834,0544 788,48641622,54

114 1857,61 1127,6164 2985,22

Page 38: Anakova 1 jalur

6

151412,256

4789,61

2201,866

16 975,9376 1416,76962392,70

7

17 879,7156 1128,962008,67

6

182005,248

4377,9136

2383,162

19 978,4384 1186,11362164,55

2

202220,294

41187,4916

3407,786

211352,768

4930,25

2283,018

22 882,09 1184,73642066,82

6

231237,632

4550,3716

1788,004

241240,448

41412,2564

2652,705

25 879,7156 1410,75362290,46

9

26 581,7744 439,32161021,09

6

271294,560

41864,5124

3159,073

28 1354,24 1078,46562432,70

6

29 702,25 1026,56161728,81

2

303667,513

62214,6436

5882,157

31 408,04 1027,84361435,88

4

32 1354,24 1352,76842707,00

8             

∑39958,63

439908,409

679867,04

4

Lampiran 5. Tabel data Postes

AbsenKontrol

Eksperimen

Σ(ΣX)2

   

Page 39: Anakova 1 jalur

185,84 89,76

175,630835,3

6

257,38 81,88

139,2619393,3

5

380,28 86,66

166,9427868,9

6

477,12 81,1

158,2225033,5

7

589 77,92

166,9227862,2

9

677,92 83,5

161,4226056,4

2

776,34 88,26

164,627093,1

6

885,02 70,82

155,8424286,1

19 76,32 90,68 167 27889

1087,42 78,82

166,2427635,7

4

1179,5 80,36

159,8625555,2

2

1273,98 85,9

159,8825561,6

1

1379,52 72,42

151,9423085,7

6

1488,2 86,64

174,8430569,0

3

1573,96 83,5

157,4624793,6

5

1668,44 73,2

141,6420061,8

9

1781,12 95,4

176,5231159,3

1

1875,54 83,48

159,0225287,3

6

1977,92 90,6

168,5228398,9

920 74,76 76,38 151,14 22843,3

2173,18 78,02

151,222861,4

4

2273,98 90,64

164,6227099,7

4

2377,14 90,6

167,7428136,7

1

2482,66 81,94

164,627093,1

6

2586,62 91,36

177,9831676,8

826 68,44 83,48 151,92 23079,6

Page 40: Anakova 1 jalur

9

2780,3 81,18

161,4826075,7

9

2868,44 77,2

145,6421211,0

1

2984,28 89,04

173,3230039,8

2

3086,62 79,5

166,1227595,8

5

3170,04 79,56

149,622380,1

6

3285,08 81,14

166,2227629,0

9        

       

∑ 2502,36 2660,94 5163,3836149,

4

Lampiran 6. Tabel kuadrat data postes

Absen KontrolEksperime

1 7368,5056 8056,857615425,36

3

2 3292,4644 6704,33449996,798

8

3 6444,8784 7509,955613954,83

4

4 5947,4944 6577,2112524,70

4

5 7921 6071,526413992,52

6

6 6071,5264 6972,2513043,77

6

7 5827,7956 7789,827613617,62

3

8 7228,4004 5015,472412243,87

3

9 5824,7424 8222,862414047,60

5

10 7642,2564 6212,592413854,84

911 6320,25 6457,7296 12777,9812 5473,0404 7378,81 12851,85

13 6323,4304 5244,656411568,08

714 7779,24 7506,4896 15285,73

Page 41: Anakova 1 jalur

15 5470,0816 6972,2512442,33

2

16 4684,0336 5358,2410042,27

4

17 6580,4544 9101,1615681,61

4

18 5706,2916 6968,910412675,20

2

19 6071,5264 8208,3614279,88

6

20 5589,0576 5833,904411422,96

2

21 5355,3124 6087,120411442,43

322 5473,0404 8215,6096 13688,6523 5950,5796 8208,36 14158,94

24 6832,6756 6714,163613546,83

9

25 7503,0244 8346,649615849,67

4

26 4684,0336 6968,910411652,94

4

27 6448,09 6590,192413038,28

2

28 4684,0336 5959,8410643,87

429 7103,1184 7928,1216 15031,24

30 7503,0244 6320,2513823,27

4

31 4905,6016 6329,793611235,39

5

32 7238,6064 6583,699613822,30

6             

∑197247,61

04222416,11

419663,72