5

Click here to load reader

Anak Sekolah Yang Membawa HP Cendrung Bersifat Individual is Me

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Anak Sekolah Yang Membawa HP Cendrung Bersifat Individual is Me

Anak sekolah yang membawa HP cendrung bersifat individualisme, mereka bergaul atau bercakap-cakap bukan dengan teman disampingnya, melainkan orang yang diluar lingkungan belajarnya dengan sarana SMS HP-nya. Yang lebih memprihatinkan menjawab soal ulangan dengan bantuan teman lewat SMS.

HP sebagai alat komunikasi dapat membawa informasi negatif bagi anak karena saat ini begitu banyak pesan dan gambar “khusus orang dewasa” yang beredar bebas. Informasi negatif ini tentu saja bisa mempengaruhi psikologis anak, sehingga membuat mereka tertarik untuk mencoba hal-hal yang seharusnya belum boleh mereka lakukan.

Perilaku konsumtif juga mudah terpicu dalam penggunaan HP ini. Pemborosan pulsa karena adanya berbagai program yang mengundang pengguna HP untuk berpartisipasi dengan pulsa premium yang biayanya 10 kali lipat pulsa biasa. Penggunaan HP pada anak juga rentan terhadap bahaya. Baik bahaya perampokan maupun bahaya terhadap otak yang ditimbulkan oleh gelombang elektromagnetik HP.

Dampak Positif1. Mempermudah komunikasi.2. Menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi.3. Memperluas jaringan persahabatan.

Dampak Negatif :

1. Bermain game saat guru menjelaskan pelajaran merupakan bukti nyata bahwa

HP mudah mengalihkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran.

2. Mengganggu Perkembangan Anak :a. Fitur-fitur yang tersedia di HP seperti : kamera, games, gambar, dan fasilitas

yang lain, mudah mengalihkan perhatian siswa dalam menerima pelajaran di

sekolah ( kelas ).

b. Siswa mudah disibukkan dengan memanggil/menerima panggilan, sms, miscall

dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri.

c. Lebih parah lagi dengan HP dapat untuk melakukan kecurangan dalam ulangan.

d. Dengan HP peserta didik dapat mudah mengirim/menerima baik tulisan maupun

gambar yang tidak senonoh dan tidak selayaknya dikonsumsi pelajar tingkat SMP.

Kalau hal tersebut dibiarkan, maka peserta didik akan dewasa sebelum waktunya,

dan peserta didik yang kita hadapi merupakan peserta didik yang taat dan patuh

pada permainan teknologi HP.

Page 2: Anak Sekolah Yang Membawa HP Cendrung Bersifat Individual is Me

3. Efek radiasiSelain berbagai kontroversi seputar dampak negatif penggunaannya, penggunaan

HP juga berakibat buruk bagi kesehatan dan perkembangan anak. Aktifitas bermain

dan berolah raga digantikan dengan aktifitas duduk dan tersenyum-senyum. Maka

ada baiknya jika orangtua / wali peserta didik lebih hati-hati dan bijaksana dalam

menyetujui anaknya menggunakan atau memilih HP, khususnya bagi pelajar yang

masih anak-anak. Jika tidak sangat diperlukan, sebaiknya anak-anak jangan dulu

diberi kesempatan menggunakan HP secara permanen.

4. Rawan terhadap tindak kejahatan.Tidak jarang pelajar ber HP merupakan salah satu target utama dari penjahat.

5. Sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku siswa.Jika tidak ada kontrol dari guru dan orang tua.HP bisa untuk menayangkan gambar-

gambar yang berbau porno yang sama sekali tidak layak dikonsumsi oleh pelajar.

6. Pemborosan yang sia-siaDengan mempunyai / menggunakan HP tidak seperlunya, maka pengeluaran jelas

akan bertambah. Anak tidak mempunyai buku dengan alasan tidak punya uang,

tetapi dibalik itu kalau urusan “ membeli pulsa “ tidak ada kata :

“ tidak punya uang “

Sisi Positive dan Negative Telepon Selular bagi Pelajar

Disadari atau tidak memang segala sesuatu di dunia ini selalu hadir dalam dua sisi (positif dan negatif), tak terkecuali telepon selular, tinggal bagaimana kita mengelola agar sisi positif berperan lebih dominan dibanding sisi negatifnya. Kiranya kita sepakat bahwa kecepatan dan ketepatan akses komunikasi tentulah merupakan hal yang sangat positif bagi para pelajar dan siapa saja yang hidup di jaman ini. Mari kita kilas balik ke masa 15 tahun lalu ketika teknologi belum semaju sekarang. Saat itu telegram merupakan pilihan favorit untuk dengan cepat dapat mengirim/menerima pesan penting secara tertulis. Sekarang untuk melakukan hal itu cukup dengan sms. Saat itu untuk dapat menggali informasi lintas dunia kita harus pergi ke warnet yang sudah barang tentu sulit dijumpai di pedesaan. Sekarang cukup dengan telepon selular kitapun dapat mengakses informasi melalui internet.

Page 3: Anak Sekolah Yang Membawa HP Cendrung Bersifat Individual is Me

Di samping hal positif seperti tersebut di atas, kehadiran telepon selular juga mengandung konsekwensi logis dengan berbagai dampak negatifnya. Bagi pelajar, pemanfaatan telepon selular tanpa terkendali berpotensi mencetak generasi pemalas dan berkepribadian menyimpang. Bagaimana tidak? Pengguna telepon selular selaku konsumen kini telah sedemikian dimanjakan oleh segudang fasilitas mudah dan murah yang ditawarkan produsen untuk dapat mengakses informasi global tanpa batas, sehingga siswa yang nota bene belum cukup memiliki perisai atau bekal mental yang memadai cenderung lebih suka melihat, membaca bahkan mengambil sajian yang terlalu vulgar yang bertentangan dengan nilai budaya dan ajaran agama semacam foto dan video seronok/porno yang terdapat di internet. Hal inilah yang sering dijadikan alasan keprihatinan akan maraknya penggunaan ponsel yang kini menjadi salah satu trend kehidupan modern.

Memanfaatkan Ponsel Sebagai Media Pendukung Pembelajaran

Tidak pas kiranya jika sekolah mengambil jalan pintas membuat aturan melarang siswa membawa ponsel ke sekolah sementara sekolah senantiasa dituntut mengikuti laju perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. Yang perlu sekolah lakukan berkenaan dengan trend ini adalah mengelola bagaimana memetik sisi positif dengan memberdayakan ponsel siswa sebagai media pendukung pembelajaran. Misalnya, sekolah mestinya memiliki website resmi (jika memungkinkan) atau setidaknya Blog yang dikelola dengan baik yang di dalamnya disediakan link ke situs-situs lain yang memuat informasi edukatif dan dapat diakses melalui ponsel siswa. Setiap guru di sekolah tersebut diminta berperan sebagai kontributor dengan menyusun resume bahan ajar yang akan dan atau telah dibahas di ruang kelas, syukur jika para guru tersebut mampu membuat bahan ajar dalam bentuk media interaktif untuk di upload dan dapat di-download oleh siswa. Selain guru, siswa juga diminta berkontribusi untuk memanfaatkan situs sekolah sebagai wahana untuk berkreasi (misal penulisan pantun/puisi, cerpen, resep makanan, dsb), mengungkapkan pendapat, atau sekedar mejeng dengan menampilkan foto-foto terbaik mereka.

Mengantisipasi penyalahgunaan ponsel pelajar di sekolah tentu sekolah harus secara periodik melakukan pembinaan dan pemantauan(dapat dilakukan melalui rasia). Jika ditemukan penyimpangan dari penggunaan ponsel tersebut, siswa bersangkutan dapat diberi sanksi sesuai kadar penyimpangannya. Jika kadar penyimpangannya parah (misal berbau kriminal atau porno vulgar) dapat diberi sanksi dikeluarkan dari sekolah.

Simpulan

Telepon genggam (Hp) yang merupakan produk kemajuan teknologi komunikasi dan informasi dengan dampak positif dan negatifnya bagi pelajar jelas merupakan hal yang harus dengan arif dan bijaksana kita sikapi. Untuk mereduksi dampak negative dari kehadirannya bagi pelajar, sekolah dapat memanfaatkannya sebagai media pendukung pembelajaran dengan cara memberdayakan website/blog sekolah. Sekolah tidak perlu membuat aturan melarang siswa membawa ponsel ke sekolah, akan tetapi sekolah harus secara periodik melakukan pembinaan dan pemantauan