56
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi kendaraan di Indonesia yang berbahan bakar minyak (BBM) setiap tahunnya semakin meningkat. Pada tahun 2000 jumlah kendaraan hanya sekitar 5 juta unit, dan pada tahun 2009 jumlah kendaraan sudah meningkat lebih dari 3 kalinya yaitu sekitar 18 juta unit. Akibat kenaikan jumlah kendaraan, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) meningkat. Jika pada tahun 2000 keperluan BBM untuk transportasi hanya sekitar 20.000 kilo liter, pada tahun 2009 sudah mencapai 37.000 kili liter. Dengan semakin membengkaknya konsumsi BBM, maka diperlukan produksi minyak yang lebih besar. Padahal dalam kenyataannya produksi minyak di dalam negeri sejak tahun 2000 mengalami penurunan, hingga sejak tahun 2005 Indonesia menjadi importir minyak. Melonjaknya harga minyak mentah dunia menyebabkan pemerintah harus memberikan subsidi BBM bagi rakyatnya. Untuk tahun 2011, pemerintah mengalokasikan dana APBN sebesar Rp 92,79 triliun untuk subsidi BBM, dan untuk

an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Populasi kendaraan di Indonesia yang berbahan bakar minyak (BBM) setiap

tahunnya semakin meningkat. Pada tahun 2000 jumlah kendaraan hanya sekitar 5 juta

unit, dan pada tahun 2009 jumlah kendaraan sudah meningkat lebih dari 3 kalinya yaitu

sekitar 18 juta unit. Akibat kenaikan jumlah kendaraan, konsumsi bahan bakar minyak

(BBM) meningkat. Jika pada tahun 2000 keperluan BBM untuk transportasi hanya

sekitar 20.000 kilo liter, pada tahun 2009 sudah mencapai 37.000 kili liter. Dengan

semakin membengkaknya konsumsi BBM, maka diperlukan produksi minyak yang lebih

besar. Padahal dalam kenyataannya produksi minyak di dalam negeri sejak tahun 2000

mengalami penurunan, hingga sejak tahun 2005 Indonesia menjadi importir minyak.

Melonjaknya harga minyak mentah dunia menyebabkan pemerintah harus

memberikan subsidi BBM bagi rakyatnya. Untuk tahun 2011, pemerintah

mengalokasikan dana APBN sebesar Rp 92,79 triliun untuk subsidi BBM, dan untuk

tahun 2012 subsidi BBM mencapai Rp 123,6 triliun. Berarti, dengan semakin banyaknya

populasi kendaraan di Indonesia di masa mendatang, akan semakin besar pula subsidi

BBM yang harus dialokasikan pemerintah setiap tahunnya. Padahal, dapat dikatakan

bahwa Indonesia tidak kaya akan minyak, tetapi malah memberikan subsidi untuk bahan

bakar minyak yang cukup besar kepada rakyatnya.

Dengan mekanisme subsidi yang dianut Pemerintah Indonesia, kenaikan harga

BBM akan menghabiskan APBN jika tidak diambil langkah preventif seperti langkah

intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi energi. Diversifikasi energi menjadi solusi

yang menarik karena Indonesia memiliki potensi cadangan sumber energi selain BBM

yang cukup besar yaitu potensi penggunaan gas alam. Indonesia merupakan negara yang

Page 2: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

2

kaya akan gas alam, dengan total cadangan terbukti sebesar 112,4 TSCF pada tahun

2010. Gas yang dimaksud di sini adalah Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquid

Gas for Vehicle (LGV). CNG dipilih karena cadangannya yang masih sangat banyak

seperti yang diutarakan dalam MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Indonesia) dengan cadangan gas alam sekitar 165 TCF, sehingga tidak

perlu dilakukan pengimporan. CNG akan dipergunakan oleh angkutan umum (plat

kuning). Selain karena cadangan dari CNG masih cukup banyak, harganya lebih murah

dibandingkan dengan BBM, yaitu 2/3 dari harga bensin bersubsidi (premium) atau

sekitar 1/3 dari premium non subsidi. Sedangkan LGV digunakan karena harganya yang

lebih murah dibandingkan Pertamax (harga keekonomian LGV Rp 7.500/liter), dan akan

dipergunakan oleh kendaraan pribadi serta angkutan umum eksekutif.

Namun, salah satu kendala dalam pengembangan BBG di Indonesia adalah

minimnya infrastruktur yang menunjang penggunaan BBG, seperti ketersediaan pipa

transmisi gas, ketersediaan konverter kit, dan SPBG. Hal ini menyebabkan lambatnya

perkembangan penggunaan BBG di Indonesia. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan

dibahas bagaimana solusi dari kesulitan pengembangan infrastruktur BBG di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, rumusan masalah

dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan seperti berikut ini.

1. Apa urgensi pengembangan infrastruktur BBG di Indonesia?

2. Kendala apa saja yang menghalangi pengembangan infrastruktur BBG di

Indonesia?

3. Langkah apa saja yang harus ditempuh agar pengembangan infrastruktur

BBG dapat berjalan dengan baik?

Page 3: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

3

1.3 Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dan manfaat penulisan ini adalah

untuk:

1. Menganalisis urgensi atau kebutuhan infrastruktur BBG untuk

dikembangkan di Indonesia.

2. Mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi halangan pengembangan

infratruktur BBG di Indonesia.

3. Menganalisis langkah-langkah yang harus ditempuh agar pengembangan

infrastruktur BBG di Indonesia.

1.4 Lingkup Kajian

Ruang lingkup karya tulis ilmiah ini berdasarkan latar belakang dan rumusan

masalah di atas adalah:

1. Definisi Bahan Bakar Gas;

2. Manfaat Pengembangan Infrastruktur BBG di Indonesia;

3. Kendala Pengembangan Infrastruktur BBG di Indonesia;

4. Solusi Pengembangan Infrastruktur BBG di Indonesia.

1.5 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Karya tulis ini menggunakan satu sumber yaitu sumber data sekunder. Sumber

data sekunder merupakan data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan dan

dokumentasi.

Adapun metode atau teknik pengumpulan data yang saya lakukan adalah melalui

sumber-sumber informasi seperti buku, koran, dan internet.

Page 4: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

4

1.6 Sistematika Penyajian

BAB I PENDAHULUAN

Populasi kendaraan bermotor semakin membengkak dewasa ini, dan penggunaan

BBM otomatis akan meningkat. Padahal, BBM yang dikonsumsi adalah hasil subsidi

dan impor. Perlu diluruskan bahwa Indonesia tidak kaya akan minyak, tetapi kaya akan

gas. Berdasar dari hal tersebut, diperlukan konversi BBM menjadi BBG. Namun dalam

pelaksanaannya program konversi ini tidak dapat berjalan dengan baik karena terbatas

pada infrastrukur. Infrastruktur BBG ini lah yang akan dikaji dalam karya tulis ini.

BAB II BAHAN BAKAR GAS

Komposisi utama BBG adalah metana, etana, karbon dioksida, nitrogen, dan

propana. Kadar CO dalam BBG lebih rendah dibandingkan BBM, sehingga BBG

memiliki kadar emisi yang lebih rendah dan lebih aman digunakan. Agar bahan bakar

gas dapat digunakan maka harus digunakan converter kit. Dalam pemakaian BBG untuk

kendaraan tidak ada perubahan-perubahan pada mesin kendaraan, yang ada hanya

penambahan peralatan kit konversi. Bila prosedur pemasangan dan pemeliharaan alat ini

dilaksanakan dengan baik maka penggunaannya akan aman.

BAB III PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR BAHAN BAKAR GAS

(BBG) DI SEKTOR TRANSPORTASI SEBAGAI PENUNJANG

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan minyak, ini lah yang paling

mendasari mengapa infrastruktur BBG ini harus dikembangkan. Indonesia tidak harus

impor gas, atau memasok ketersediaan gas dari Negara lain. Hal ini pun berkaitan

dengan penghematan biaya subsidi BBM yang dapat membantu perekonomian Negara.,

Padahal, pengembangan infrastruktur BBG di sektor transportasi sangatlah penting, dan

memberikan manfaat diantaranya menambah peluang usaha, mengurangi penggunaan

BBM dan subsidi, mengurangi pencemaran lingkungan, dan mengurangi biaya

pembelian bahan bakar bagi pemakai. Namun sampai sekarang belum terealisasi dengan

baik. Hal ini disebabkan oleh kendala-kendala seperti pasokan gas masih kurang,

converter kit masih impor, tidak ada standardisasi peralatan, tidak ada lembaga

Page 5: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

5

pengujian, sumber daya manusia masih kurang, dan alasan-alasan lainnya. Agar

pengembangan infrastruktur BBG berjalan dengan baik, terdapat langkah-langkah yang

harus dilakukan, salah satunya adalah menyiapkan teknis penyediaan infrastruktur yang

baik. Awalnya, konversi BBG dilakukan pada kendaraan instansi pemerintah, kemudian

angkutan umum, dan terakhir kendaraan pribadi, yang letaknya tidak jauh di sekitar

Jadebotabek. Seiring dengan waktu, cakupan konversi BBG akan semakin luas dan

mencakup wilayah-wilayah Pulau Jawa dan sekitarnya. Selain itu, harus ditonjolkan

desain-desain perangkat konversi yang inovatif, efisien agar menarik konsumen.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

Populasi kendaraan semakin meningkat padahal jumlah BBM yang tersedia

semakin berkurang. Hal ini mengakibatkan membengkaknya alokasi subsidi BBM.

Untuk mencegah hal tersebut, harus dilaksanakan program konversi BBM menjadi

BBG. Namun, terjadi kendala salah satunya adalah minimnya infrastruktur BBG.

Infrastruktur ini padahal sangat penting, namun perkembangan infrastruktur dibatasi

oleh banyak kendala. Dalam makalah ini penulis menyampaikan beberapa solusi atas

kendala tersebut.

Saran yang dapat diberikan kepada pemerintah adalah diadakannya sosialisasi

untuk masyarakat, dan diperlukannya komitmen yang kuat dari pemerintah agar

infrastruktur dapat berkembang dengan baik.

Page 6: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

6

BAB II

BAHAN BAKAR GAS

2.1 Definisi Bahan Bakar Gas

Komposisi utama dari BBG adalah unsur methana (CH4) sebesar 95,03%; ethana

(C2H6) sebesar 2,23%; karbondioksida (CO2) sebesar 1,75%; Nitrogen (N2) 0.68 % dan

propana (C3H8) sebesar 0,29%. Dari komposisi ini terlihat bahwa komponen utama dari

BBG adalah gas methana. Berat jenis BBG lebih kecil dari berat jenis udara, sehingga

jika terjadi kebocoran baik pada tangki penyimpan maupun saluran bahan bakar akan

segera naik ke atas. BBG karena wujudnya berupa gas, tidak perlu diuapkan terlebih

dahulu sebagaimana pada bahan bakar minyak (gasoline), sehingga permasalahan pada

saat start pada suhu rendah dan emisi yang berlebihan karena terlalu kayanya campuran

bahan bakar - udara pada saat start dapat diperkecil.

Nilai oktan BBG lebih tinggi dibandingkan gasoline, yaitu antara 120 sampai

130. Dengan tingginya nilai oktan tersebut maka pada rasio kompresi yang lebih tinggi

tidak akan terjadi knocking pada motor. Keunggulan BBG ditinjau dari proses

pembakarannya di dalam ruang bakar adalah karena BBG memiliki perbandingan atom

karbon terhadap atom hidrogen yang rendah, sehingga pembakaran menjadi lebih

sempurna. Mengingat BBG sudah berada pada fase gas, maka dengan mudah dapat

bercampur dengan udara dalam ruang bakar, sehingga oksigen dapat dengan mudah

bergabung dengan karbon dan memberikan reaksi pembentukan CO2 bukan CO.

Disamping itu karena jumlah atom karbon molekul BBG lebih sedikit dibandingkan

BBM, maka CO yang terbentuk dari proses pembakaran juga lebih sedikit.

Pada motor pembakaran dalam, energi panas untuk kerja mekanik dihasilkan dari

reaksi kimia antara bahan bakar dan oksigen pada saat pembakaran. Bahan bakar yang

digunakan harus memenuhi berbagai persyaratan yang sesuai dengan metode

pembentukan campuran dan bagaimana reaksi kimia berlangsung. Pada motor dengan

Page 7: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

7

pembentukan campuran diluar (karburator) bahan bakar harus mudah menguap dan

dengan segera bercampur dengan udara yang lewat Venturi. Pada pemakaian bahan

bakar gas, fungsi karburator sebagai pengkabut menjadi tidak penting lagi mengingat

sudah berbentuk gas dan mudah bercampur dengan udara. (BPH Migas 2007).

Bahan Bakar Gas atau BBG merupakan gas alam yang telah dimampatkan.

Secara umum lebih dari 80% komponen gas bumi yang dipakai sebagai BBG merupakan

gas metana, 10%-15% gas etana, dan sisanya adalah gas karbon dioksida, dan gas-gas

lain. Susunan BBG yang dipakai di Jakarta 93% terdiri dari gas metana, 3,2% gas etana,

dan 3,8% sisanya adalah gas nitrogen, propana, dan karbon dioksida (Atok Setiyawan.

Ir. MEng, 2000).

Salah satu resiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada tabung

atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada

awalnya, gas elpiji tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila terjadi

kebocoran pada tabung gas. Menyadari itu, Pertamina menambahkan gas mercaptan,

yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu sangat berguna untuk mendeteksi

bila terjadi kebocoran tabung gas. Tekanan elpiji cukup besar (tekanan uap sekitar 120

psig), sehingga kebocoran elpiji akan membentuk gas secara cepat dan merubah

volumenya menjadi lebih besar. Pada penelitian ini digunakan beberapa pengamanan

yaitu dengan 2 regulator berpengaman, safety flexible hoss, tabung standar.

2.2 Perangkat Konversi BBG

Agar dapat menggunakan BBG sebagai bahan bakar untuk kendaraan bermotor

dibutuhkan suatu perangkat konversi BBG yang disebut dengan conversion kit.

Penggunaan conversion kit didasarkan pada tiga pilihan sebagai berikut:

a.       Hanya bekerja dengan gas saja

b.      Dapat bekerja dengan gas saja atau gasoline saja (dual fuel)

c.       Dapat bekerja dengan dua bahan bakar bersama-sama (khusus diesel, mixed

fuel).

Page 8: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

8

Gambar 1. Skema Sistim Perangkat Konversi Bahan Bakar Ganda

Mixer yang dipasang didepan throttle memasok BBG ke dalam aliran udara yang

masuk ke dalam silinder dan bereaksi terhadap tekanan dalam manifold untuk menakar

jumlah bahan bakar yang disuplai ke motor. Pemilihan mixer didasarkan pada kapasitas

udara yang dibutuhkan oleh motor. Jika terlalu kecil maka daya maksimum motor tidak

akan tercapai, sedangkan jika terlalu besar maka unjuk kerja motor pada putaran rendah

akan turun secara drastis bahkan motor sulit untuk dihidupkan.

Katup penutup aliran bensin (pada sistim dual fuel) digerakkan oleh solenoid dari

saklar pemilih bahan bakar yang terpasang pada kendaraan bermotor. Ketika BBG

dipilih sebagai bahan bakar, katup ini akan menutup aliran bensin ke silinder.

Untuk BBG regulator terdiri dari dua buah regulator yang terpisah, dimana

regulator pertama mengurangi tekanan dari tangki gas sampai 100 psi kemudian

regulator kedua mengurangi tekanan sampai beberapa inci kolom air guna mendorong

bahan bakar melalui mixer dan bercampur dengan aliran udara.

2.3 Sistem Konversi BBG

Bahan bakar gas dimasukkan ke tabung BBG melalui kerangan pengisian BBG

pada tekanan tinggi melalui pipa tekanan tinggi, kemudian gas disalurkan ke mesin.

Tekanan gas diturunkan ke atmosfir oleh penurun tekanan. Kemudian dicampur dengan

Page 9: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

9

udara oleh pencampur udara dan gas dan selanjutnya masuk ke ruang bakar untuk

dibakar. Kendaraan bermotor dapat dioperasikan memakai bahan bakar gas atau bensin.

Pengaturan operasinya diatur oleh sakelar pemilih yang menutup atau membuka

kerangan otomatis dan untuk gas atau bensin. Banyaknya volume gas yang tersimpan di

tangki dapat dilihat di manometer.

Dalam pemakaian BBG untuk kendaraan tidak ada perubahan-perubahan pada

mesin kendaraan, yang ada hanya penambahan peralatan kit konversi. Bila prosedur

pemasangan dan pemeliharaan alat ini dilaksanakan dengan baik maka penggunaannya

akan aman. (Hadi Purnomo, dari Badan Pengkaji dan penerapan teknologi. 2006)

Banyaknya volume gas yang tersimpan di tangki dapat dilihat di manometer. Dalam

pemakaian BBG untuk kendaraan tidak ada perubahan-perubahan pada mesin

kendaraan, yang ada hanya penambahan peralatan kit konversi. Bila prosedur

pemasangan dan pemeliharaan alat ini dilaksanakan dengan baik maka penggunaannya

akan aman. , (Tulus Burhanuddin, 2002). Sedangkan pada mobil volvo digunakan dua

bahan bakar yaitu gas dan gasolin. Menggunakan converter kits terdiri dari tabung gas,

perpipaan, saklar pemindah, relay, kran pemindah, regulator tekanan rendah micro

processor, dan lain-lain. (Fred Hammond, Daniel Johnston, 1996)

Terdapat 2 Teknik dalam penggunaan Gas sebagai BBG:

1.       Gas dihisap dengan menggunakan efek vacuum pada ruang bakar

2.       Gas di-inject kedalam ruang bakar ( Sistem Injeksi )

2.3.1 Gas Dihisap dengan Menggunakan Efek Vacuum pada Ruang Bakar

Peralatan kit konversi terdiri dari tabung BBG tekanan tinggi (sekitar 200

bar), regulator gas, mixer, pipa, switch BBG/BBM dan pressure gauge.

Page 10: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

10

Gambar 2. Skema dari Kit Konversi untuk BBG

Bahan bakar gas LPG yang berada dalam tabung bertekanan tinggi (1)

dikeluarkan dengan menurunkan tekanannya menggunakan regulator LPG tekanan

tinggi (2) dan kembali diturunkan tekanannya sesuai dengan kebutuhan konsumsi

bahan bakar dengan menggunakan regulator asetelin (3). Gas yang sudah diturunkan

tekanannya dialirkan melalui selang gas ke kran mimbran (4). Kevakuman yang

terjadi di ruang bakar yang diakibatkan oleh langkah isap piston dari TMA ke TMB

mengakibatkan pegas kran mimbran tertarik dan membuka aliran gas dan gas akan

mengalir ke kran pembagi (5) untuk kemudian dialirkan ke main jet dan pilot jet di

dalam pencampur (mixer) (6). Udara yang masuk karena kevakuman dalam ruang

bakar akan bercampur dengan gas LPG dan kemudian masuk ke dalam ruang bakar

mesin satu silinder empat langkah (7).

Dalam pemakaian BBG untuk kendaraan tidak ada perubahan-perubahan

pada mesin kendaraan, yang ada hanya penambahan peralatan kit konversi. Bila

Page 11: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

11

prosedur pemasangan dan pemeliharaan alat ini dilaksanakan dengan baik maka

penggunaannya akan aman.

Namun penggunaannya masih terbatas karena adanya kendala terhadap

performa dari motor, yaitu terlalu tingginya putaran pada kondisi idle dan

rendahnya akselerasi jika dibandingkan dengan motor yang menggunakan bahan

bakar bensin. Salah satu penyebab dari tingginya putaran idle adalah terlalu

sedikitnya bahan bakar gas yang masuk ke intake manifold dan specific gravity dari

bahan bakar gas (0.562 kg/m3) lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar

bensin, hal ini berakibat kondisi idle dimana katup gas hanya terbuka sedikit, udara

yang masuk bersama-sama dengan bahan bakar gas tidak dapat melakukan

pembakaran secara sempurna. Salah satu cara untuk memecahkan permasalahannya

adalah dengan memberikan suplai BBG melalui sistim injeksi yang dikontrol secara

elektronik baik pada kondisi idle maupun pada saat akselerasi.

2.3.2 Gas Di-inject Kedalam Ruang Bakar (Sistem Injeksi)

Sistim ini digunakan untuk mengatasi permasalahan pada saat idle dan

akselerasi pada motor berbahan bakar gas. Secara skematik prinsip dari sistim

perangkat konversi dual fuel dengan tembahan sistim injeksi tersebut pada gambar 

dibawah.

Gambar 3. Skema Sistim Perangkat Konversi Dual Fuel dengan Sistim Injeksi

Page 12: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

12

Gambar 4. Blok Diagram Sistem Injeksi

Pengaturan jumlah bahan bakar yang harus diinjeksikan ke intake manifold

dikendalikan oleh perangkat elektronik yang disebut Electronic Controll Module

(ECM). ECM berfungsi untuk mengendalikan laju aliran BBG yang diinjeksikan

dengan menganalisa percepatan dan besarnya bukaan katup gas (throttle) untuk

kondisi idle dan akselerasi. Pada saat idle tersebut ECM akan memberikan suplai

tegangan ke solenoid valve untuk menginjeksikan sejumlah BBG agar tercapai

putaran idle 800 rpm (setting awal). Sedangkan pada kondisi akselerasi dimana

dibutuhkan bukaan katup gas lebih cepat, maka sensor yang terdapat pada ECM

akan menerima perubahan posisi throttle gas dan mengolahnya untuk selanjutnya

memberikan sinyal keluaran ke solenoid valve dari injector.

Page 13: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

13

Gambar 5. Skema instalasi dual sistem, BBG dan BBM pada kendaraan

Page 14: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

14

BAB III

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR BAHAN BAKAR GAS (BBG) DI

SEKTOR TRANSPORTASI SEBAGAI PENUNJANG KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT

3.1 Urgensi dan Manfaat Pengembangan Infrastruktur BBG

3.1.1 Indonesia Kaya Akan Gas

Indonesia memiliki cadangan terbukti gas alam sebesar 112,4 TSCF dan total

potensi sumber daya gas alam sebesar 334,5 TSCF, yang bersumber dari data

Departemen ESDM pada tahun 2010. Gas alam merupakan input yang sangat vital

dalam berbagai industri, diantaranya: industri logam, kimia, pulp dan kertas. Di dalam

bidang pembangkitan listrik, gas alam digunakan sebagai bahan bakar PLTG dan

PLTGU.

Gambar 6. Neraca Gas Bumi Indonesia 2011-2025

Pengembangan BBG di Indonesia akan lebih efisien dibandingkan dengan

pembuatan bahan bakar minyak yang saat ini masih banyak diimpor. Indonesia

Page 15: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

15

diuntungkan oleh banyaknya cadangan gas, sehingga biaya penyediaan BBG jauh lebih

murah dibandingkan dengan BBM.

3.1.2 Penghematan Biaya Subsidi BBM

Sesuai dengan amanat penjelasan Pasat 7 ayat (4) butir (2b) UU No. 22/2011

tentang APBN 2012, yang menyatakan bahwa : “Kebijakan pengendalian BBM

bersubsidi antara lain melalui meningkatkan pemanfaatan energi alternatif seperti BBN

dan bahan bakar gas.” maka harus dilakukan konversi bahan bakar dari minyak ke gas.

Lembaga kajian energi ReforMiner Institute menyatakan, konversi dan

mengembangkan infrastruktur BBG merupakan langkah yang tepat karena bisa

menghemat subsidi bahan bakar.

Bila dalam satu tahun konsumsi Premium bersubsidi 23,19 juta KL dengan harga

keekonomian Premium Rp6.500 per liter, maka pemerintah membutuhkan biaya

Rp150,73 triliun. Sementara, bila menggunakan bahan bakar gas pengganti Premium,

pemerintah hanya membutuhkan Rp83,48 triliun dengan asumsi harga gas Rp3.600 per

liter setara Premium (LSP). Nilai penghematan bisa mencapai Rp 67,25 triliun per tahun.

Bahkan bila menggunakan asumsi harga BBG tanpa pajak, Rp2.652 per LSP,

pemerintah bisa menghemat lebih banyak lagi, yaitu sebesar Rp 91,32 triliun. Ini karena

biaya pembuatannya hanya Rp59,41 triliun.

3.1.3 Mengurangi Pencemaran Lingkungan

Bahan bakar gas memiliki emisi yang sangat kecil dibandingkan bensin.

Penggunaan BBG dapat mengurangi emisi CO sebesar 95%, emisi CO2 sebesar 25%,

emisi HC sebesar 80%, dan emisi NOx sebesar 30%. Hal ini akan berdampak positif bagi

lingkungan dan masyarakat, karena selain ikut serta dalam pencegahan pemanasan

global, juga mengurangi kadar polusi udara. Dengan berkurangnya kadar polusi udara,

kesehatan masyarakat pun akan lebih terjamin karena mengurangi resiko terkenanya

kanker paru-paru.

Page 16: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

16

3.1.4 Peluang Usaha

Apabila pengembangan infrastruktur BBG ini berjalan dengan lancar, maka

industri dari hulu ke hilir termasuk industri converter kit dalam negeri akan semakin

berkembang. Dengan berkembangnya industri tersebut, akan dibutuhkan semakin

banyak SDM yang dipekerjakan sehingga akan menambah peluang usaha dan membuka

lapangan pekerjaan baru.

3.1.5 Penghematan Biaya Pembelian Bahan Bakar Bagi Masyarakat

Bagi pengguna kendaraan bermotor, bahan bakar gas yang harganya lebih murah

dibandingkan dengan bensin akan menghemat pengeluaran pembelian bahan bakar.

Selain itu, pengguna LGV juga menghemat pengeluaran untuk perawatan kendaraan

karena BBG tidak menghasilkan kerak pada mesin dan busi sehingga akan menjadi lebih

bersih dan tahan lama.

3.2 Kendala Pengembangan Infrastruktur BBG di Indonesia

3.2.1 Pasokan Gas

Meskipun sumber gas alam di Indonesia sangat melimpah, namun pada

kenyataannya quota gas untuk transportasi sangat minim. Gas yang ada sudah habis

untuk industri dan pembangkit listrik, dan bahkan masih ada beberapa pembangkit listrik

yang masih kekurangan pasokan gas. Untuk itulah diperlukan adanya quota gas untuk

transportasi dari pemerintah.

3.2.2 Kit Konverter Masih Impor

Kit konverter yang digunakan di Indonesia saat ini berasal dari berbagai negara,

seperti Argentina, Cina dan India. Spare part atau suku cadang untuk peralatan konversi

tersebut tidak tersedia di Indonesia. Jika ingin membelinya, harus dalam jumlah besar

Page 17: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

17

dan waktu pengiriman yang dibutuhkan pun relatif lama. Akibatnya, jika ada kendaraan

yang rusak, akan sulit diperbaiki.

Akibat lain yang akan timbul apabila Indonesia masih mengimpor converter kit

adalah mahalnya biaya converter kit tersebut sehingga akan menyusahkan rakyat dengan

tingkat ekonomi menengah ke bawah.

3.2.3 Standar Peralatan

Di Indonesia, standar yang digunakan untuk peralatan konversi bahan bakar gas

(CNG) pada kendaraan adalah SNI 7407 : 2009. Standar tersebut mengacu pada

beberapa standar dari luar negeri seperti AS/NZ 2739 : 2009; ISU 15500 : 2001, dan

sebagainya. Namun, butir-butir yang diacu pada SNI tidak selengkap yang ada pada

standar-standar tersebut, sehingga SNI masih belum dapat dijadikan sebagai patokan.

Sebagai contoh, pada SNI ada bagian yang membahas mengenai instalasi, tetapi pada

kenyataannya di lapangan para teknisi merakit peralatan konversi tersebut mengikuti

panduan dari vendornya masing-masing, sehingga peletakan peralatan konversi pada

kendaraan berbeda satu sama lain.

3.2.4 Lembaga Pengujian

Selama ini, Indonesia tidak memiliki suatu lembaga atau badan yang berfungsi

sebagai penguji peralatan konversi, yang ada hanyalah pengujian tabung yang dilakukan

oleh Departemen Tenaga Kerja. Seharusnya, peralatan konversi yang diimpor harus

diuji terlebih dahulu, sehingga dapat diketahui kelayakan penggunaan peralatan tersebut.

Implikasi dari tidak adanya lembaga pengujian ini adalah terancamnya keselamatan

pengendara jika kit konversi tidak lulus standar.

3.2.5 Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan mampu menangani instalasi

converter kits masih sangat sedikit dan masih belum tersertifikasi karena tidak ada badan

Page 18: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

18

yang mengeluarkan sertifikasi. Para SDM/teknisi tersebut hanya dilatih oleh vendor

yang mengeluarkan kit konverter.

3.3 Langkah Agar Pengembangan Infrastruktur BBG Dapat Dijalankan di

Indonesia

3.3.1 Teknis Penyediaan Infrastruktur

Tahap awal, pemerintah bisa mewajibkan seluruh mobil pelat merah dan

angkutan umum di Jakarta dan sekitarnya untuk beralih pada BBG. Caranya, pemerintah

mempercepat pembangunan tangki apung LNG (LNG receiving terminal) di Tanjung

Priok, Jakarta Utara. Setelah selesai, pemerintah memasang pipa dari Tanjung Priok ke

pool taksi, bus, dan bajaj. Pembangunan pipa gas biayanya tidak jauh beda dengan pipa

air, dan harganya tidak terlampau tinggi.

Gambar 7. Roadmap Alternatif Konversi ke LGV Tahun 2012-2014

Page 19: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

19

Selain membangun pipa, pemerintah juga harus memberikan alat konversi BBG

yang dipasang pada tiap kendaraan. Hal ini mirip pemberian kompor dan tabung LPJ

kepada masyarakat pada beberapa waktu lalu. Rencana pelaksanaan pemasangan

konverter kit pertama kali diutamakan untuk kendaraan dinas, yang pada tahun 2012

KESDM menyediakan sejumlah 500 unit konverter kit LGV dan 265 unit konverter kit

CNG. Kemudian untuk angkutan umum, dengan pendanaan dari kementrian keuangan,

disediakan 44.000 unit konverter kit CNG pada tahun 2012. Juga pendanaan oleh

APBN-P 2012 memberikan konverter kit sejumlah 250.000 unit. 200.000 unit untuk

angkutan umum, dan 50.000 unit untuk kendaraan pribadi dengan skema bantuan lunak.

Setelah kendaraan pelat merah dan pelat kuning, pemerintah tinggal mewajibkan

kendaraan pelat hitam. Sambil menunggu mewajibkan kendaraan pribadi, pemerintah

bisa memfasilitasi pembangunan stasiun pengisian BBG.

Gambar 8. Bagan Teknis Penyediaan Infrastruktur (Tri Yuswidjajanto Zaenuri,

Pengurangan Subsidi BBM Melalui Diversifikasi Gas)

Page 20: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

20

Selain menyediakan konverter kit dan pipa transmisi gas, pemerintah pun harus

membuat rencana pembangunan SPBG. Rencana pembangunan SPBLGV dan SPBG

CNG di Jawa-Bali ditunjukkan oleh Gambar 9 dan Gambar 10 yang datanya bersumber

dari Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral.

Gambar 9. Rencana Pembangunan SPBLGV di Jawa-Bali Tahun 2012

Gambar 10. Rencana Pembangunan SPBG CNG di Jawa-Bali Tahun 2012

3.3.2 Desain Tabung Perangkat Konversi yang Inovatif

Tempat meletakkan perangkat konversi BBG merupakan kendala yang dialami

oleh pengguna kendaraan bermotor. Untuk mengatasi permasalahan tempat tersebut,

diperlukan desain perangkat konversi BBG yang hemat tempat, tidak mengganggu

Page 21: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

21

pengguna, serta menarik untuk dilihat sehingga konsumen tertarik untuk menggunakan

perangkat konversi BBG tersebut.

Gambar 11. Berbagai Jenis Model Tabung

Salah satu contoh dari perangkat konversi yang inovatif adalah desain tabungnya

yang seperti ban serep dan diletakkan di bawah mobil, sehingga akan menghemat tempat

dan tidak perlu ditaruh di bagasi mobil. Model tabung ini cocok untuk mobil-mobil kecil

yang tidak memiliki ruang cukup untuk meletakkan tabung gas di dalam bagasi atau

bahkan di dalam mobil.

Gambar 12. Model Tabung yang Seperti Ban Serep

Page 22: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

22

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Selama ini terdapat anggapan yang salah, yaitu Indonesia adalah Negara yang

kaya akan minyak. Sebenarnya, Indonesia tidak kaya akan minyak namun kaya akan

gas. Mengacu pada pernyataan di atas, sangat disayangkan konsumsi BBM masyarakat

Indonesia justru lebih besar daripada konsumsi BBG. Di sisi lain, pemerintah harus

memberikan subsidi untuk penggunaan BBM demi menyejahterakan rakyatnya. Hal ini

menyebabkan alokasi dana untuk subsidi BBM harus naik per tahunnya, padahal

produksi minyak atau pemasukan tidak bertambah secara signifikan dibandingkan tahun

sebelumnya. Berdasarkan pada fenomena tersebut, Indonesia harus mengubah pola

konsumsinya dari konsumen BBM menjadi konsumen BBG. Namun, penggunaan BBG

ini mengalami kendala seperti tidak tersedianya cukup infrastruktur untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat.

Padahal, pengembangan infrastruktur BBG di sektor transportasi memberikan

banyak manfaat diantaranya menambah peluang usaha, mengurangi penggunaan BBM

dan subsidi, mengurangi pencemaran lingkungan, dan mengurangi biaya pembelian

bahan bakar bagi pemakai. Namun pengembangan infrastruktur tersebut sampai

sekarang belum terealisasi dengan baik. Hal ini disebabkan oleh beberapa kendala

seperti : pasokan gas masih kurang, kit converter masih impor, tidak ada standardisasi

peralatan, tidak ada lembaga pengujian, sumber daya manusia masih kurang, dan alasan-

alasan lainnya.

Agar pengembangan infrastruktur BBG berjalan dengan baik, diperlukan

langkah-langkah yang harus dilakukan, salah satunya adalah menyiapkan teknis

penyediaan infrastruktur yang baik. Awalnya, konversi BBG dilakukan pada kendaraan

Page 23: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

23

instansi pemerintah, kemudian angkutan umum, dan terakhir kendaraan pribadi, yang

letaknya tidak jauh di sekitar Jadebotabek. Seiring dengan waktu, cakupan konversi

BBG akan semakin luas dan mencakup wilayah-wilayah Pulau Jawa dan sekitarnya.

Selain itu, harus ditonjolkan desain-desain perangkat konversi yang inovatif, efisien agar

menarik konsumen.

4.2 Saran

Pengembangan infrastruktur BBG sangat diperlukan agar konversi BBM menjadi

BBG dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu, perlu komitmen kuat dari pemerintah

untuk menjalankan program konversi BBM ke BBG ini. Saran dari penulis untuk

pemerintah adalah bahwa program konversi BBG dengan pengembangan infrastruktur

BBG ini harus menjadi program nasional. Kemudian, hendaknya pemerintah

memberikan insentif kepada investor atau pengembang infrastruktur BBG. Sosialisasi

juga diperlukan agar program ini dapat berjalan dengan lancar. Dengan adanya

sosialisasi, maka masyarakat umum, pemegang kepentingan dan para pihak terkait akan

lebih mengerti mengenai program konversi ini, sehingga masyarakat tidak perlu

khawatir lagi dalam menggunakan BBG. Saran yang lebih mengacu kepada teknis dari

penulis adalah hendaknya pemerintah membangun pabrik pembuatan converter kit dan

mengembangkan kemampuan SDM dengan mengadakan pelatihan sehingga Indonesia

dapat membuat converter kit sendiri

Page 24: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

24

DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Agus, dkk. Program Konversi dari BBM ke BBG untuk Kendaraan.

Bandung : Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik - LIPI

ESDM, 2010. “The Handbook of Indonesia’s Energy Economic Statistics”. Jakarta:

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.

http://www.avanzaxenia.net/printthread.php?tid=22042

http://www.starberita.com/

MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia)

Paparan Wamen ESDM dalam Seminar “Konversi BBG untuk Kendaraan Bermotor”

Page 25: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

25

LAMPIRAN

Page 26: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

26

Lampiran A

Konversi BBM ke BBG, Kebijakan Setengah Hati

IESR Indonesia

Pemerintah mengaku kesulitan menyediakan konverter kit untuk

transportasi, dalam program pengalihan penggunaan Bahan Bakar Minyak

BBM ke Bahan Bakar Gas BBG.

Dalam rapat dengan DPR Senin (30/1), Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral ESDM, Jero Wacik mengatakan penyediaan konverter kitdapat

dilakukan sebanyak 250.000 sampai tahun 2014, dan tiap bulannya Kementrian

Perindustrian hanya mampu menyediakan 2.500 buah konverter kit yang berasal

dari produksi dalam negeri dan impor. Menteri ESDM juga menyebutkan

bengkel untuk memasang dan merawat alat konversi BBG itu masih terbatas.

Bus Transjakarta merupakan salah satu transportasi umum yang

menggunakan BBG.

Padahal sebelumnya, pemerintah berencana untuk melakukan konversi

BBM ke BBG bersamaan dengan pembatasan BBM bersubsidi pada 1 April

mendatang. Konversi ke BBG muncul ketika awal Januari 2012, dalam sidang

kabinet, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan akan menjalankan

kebijakan mix-energy yang menggabungkan pemenuhan kebutuhan energi

dengan kelestarian lingkungan.

Bahan Bakar Gas disebutkan merupakan alternatif yang dipilih karena

ramah lingkungan dan tersedia di dalam negeri. Pemerintah juga berencana akan

Page 27: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

27

membagikan 250.000 konverter kituntuk transportasi, dan menyarankan pemilik

kendaraan untuk mengalihkan konsumsi BBM ke gas alam jenis Compressed

Natural Gas/CNG) dan Vi-Gas (Liquified Gas Vehicle).

Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services

Reform(IESR), Fabby Tumiwa menyebutkan hambatan utama pelaksanaan

konversi BBG aadalah masalah prasarana yang belum siap.

“Jika ingin diimplementasikan pada 1 April itu harus ada keterangan rinci

berapa banyak SPBG yang siap, pasokan gasnya bagaimana, dan bagaimana

antisipasi antrian pengisian BBG yang memakan waktu sekitar 20 menit,” kata

Fabby kepada BBC Indonesia.

Menurut Fabby, pemerintah semestinya menghitung dan mengkaji masalah

infrastruktur dan pasokan gas terlebih dulu sebelum melaksanakan kebijakan ini.

Selain itu, evaluasi terhadap kebijakan pengunaan BBG sebelumnya belum

pernah dievaluasi.

BBG dari masa ke masa

Penggunaan BBG untuk transportasi umum sebenarnya telah diperkenalkan

sejak tahun 1986, ketika itu ribuan armada taksi di Jakarta menggunakan CNG.

Menurut Ahmad Syafrudin dari Komite Penghapusan Bensin Bertimbal

KPBB, kebijakan konversi BBM ke BBG tidak berjalan karena pemerintah tidak

melibatkan pihak yang berkepentingan, seperti Pertamina dan Perusahaan Gas

Negara, PGN yang menyediakan pasokan gas, dan operator angkutan umum.

“Kebijakan ini bersifat dari atas top down, regulasi yang ditetapkan

cenderung oleh pemerintah dan dipaksakan kepada Pertamina, PGN, Operator

angkutan umum dan pihak lain yang seharusnya dilibatkan,” kata Ahmad.

Page 28: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

28

Para pengemudi bajaj mengaku beralih kembali ke BBM, karena sulit akses

BBG.

Pada tahun 1995, Pemerintah kembali menyampaikan rencana untuk

mengalihkan bahan bakar minyak ke gas. Menurut catatan KPBB 1997-1998

sekitar 7.000 kendaraan menggunakan BBG, tetapi sekarang jauh

berkurang. Kemudian, pada 2005 lalu, Pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan

peraturan daerah tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pun mengeluarkan

peraturan tentang Standar dan mutu (Spesifikasi) serta Pengawasan Bahan Bakar

Minyak, Bahan Bakar Gas dan Bahan Bakar lain, LPG, LNG dan hasil olahan

yang dipasarkan di dalam negeri.

Pemda DKI kemudian mengeluarkan Peraturan Gubernur No 14/2007

tentang Penggunaan BBG untuk Angkutan umum dan kendaraan operasional

pemerintah daerah.

Bahan Bakar Gas pun digunakan untuk Bus Transjakarta, Bajaj, serta taksi.

Tetapi, sekarang banyak bajaj BBG pun kembali beralih ke BBM karena Stasiun

Pengisian Bahan Bakar SPBU yang menyediakan BBG sangat sedikit.

Data Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebutkan jumlah

SPBU penyedia, CNG (Compressed Natural Gas) dan LGV (Liquid Gas for

Vehicles) di Jawa-Bali hanya 19 buah.

Page 29: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

29

Sementara Program BBG di negara lain, seperti Pakistan yang memulai

penggunaan BBG sejak tahun 1998 dengan 423 unit kendaraan, meningkat 2,7

juta unit kendaraan menggunakan CNG, pada tahun ini.

Sumber : BBC

Page 30: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

30

Lampiran B

Bangun Infrastruktur BBG, Pemerintah Alokasikan Dana

Rp2,1 T

Jumat, 30 Maret 2012

Ditulis oleh Sunandar PS - PME Indonesia

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian

Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah

mengalokasikan dana sebesar Rp2,1 triliun untuk

membangun infrastruktur bahan bakar gas (BBG).

Dana tersebut akan digunakan untuk membangun 54

SPBG CNG di Jawa dan 108 SPBG LGV di Jawa dan Bali.

Demikian dikatakan Direktur Jenderal Minyak da Gas Bumi (Dirjen Migas)

Kementerian ESDM Evita H. Legowo baru-baru ini di Jakarta.

Sementara untuk kebijakan diversifikasi BBM ke bahan bakar gas,

disiapkan dana sebesar Rp 964 miliar yang akan digunakan untuk pengadaan

14.000 converter kit CNG dan 10.000 converter kit LGV, servis dan bengkel.

Dana tersebut juga akan digunakan untuk pengawasan diversifikasi BBM

ke gas yaitu sebesar Rp 300 miliar yang akan dilaksanakan oleh BPH Migas.

Disediakan pula Rp 200 miliar untuk pembangunan SPBG CNG, jika permintaan

tambahan Rp 2,1 triliun tersebut tidak disetujui DPR.

Sebagaimana diketahui, untuk kebijakan diversifikasi BBG ke gas ini,

pemerintah menyiapkan 2 jenis bahan bakar gas yaitu CNG  dan LGV. CNG

ditujukan untuk angkutan umum perkotaan di daerah yang tersedia sumber gas

alam dan infrastruktur penyaluran, sedangkan LGV untuk daerah yang tidak

tersedia sumber gas atau pipa gas bumi.

CNG merupakan bahan bakar gas yang dibuat dengan melakukan kompresi

metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam. CNG disimpan dan didistribusikan

dalam bejana tekan, biasanya berbentuk silinder. CNG memiliki tekanan 200 bar,

dengan tangki yang lebih besar ketimbang LGV.

Page 31: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

31

CNG telah digunakan di berbagai negara, terutama untuk transportasi

umum. Di Indonesia, angkutan umum yang telah menggunakan CNG, antara lain

bus Transjakarta. Harganya Rp 3.100 per liter setara premium (lsp) dan

rencananya akan dinaikkan menjadi Rp 4.100 per lsp. "Lantaran penggunaannya

yang terbatas, SPBG CNG di Indonesia jumlahnya masih sedikit yaitu 15 unit."

Sedangkan LGV merupakan bahan bakar gas yang diformulasikan untuk

kendaraan bermotor yang menggunakan spark ignition engine terdiri dari

campuran propane (C3) dan butane (C4). Singkatnya, LGV merupakan LPG

untuk kendaraan.

Kualitas pembakaran LGV setara dengan RON 98 dan ramah lingkungan.

Tekanannya berkisar antara 8-12 bar, jauh lebih kecil ketimbang CNG yang

tekanannya mencapai 200 bar.

Untuk tahun 2012 ini, telah disetujui pemberian subsidi Rp 1.500 per liter

LGV. Dengan  proyeksi jumlah kendaraan sebanyak 11.500 unit yang

membutuhkan LGV 36.000 KL, maka total subsidi untuk LGV pada 2012

sebesar Rp 54 miliar.

Page 32: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

32

GLOSARIUM

Page 33: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

33

alternatif pilihan di antara dua atau

beberapa kemungkinan

arang bahan bakar yg hitam warnanya

dibuat atau terjadi dari bara kayu

yang dipengap; (2) serbuk hitam

bekas kayu yang terbakar

area (1) bagian permukaan bumi;

daerah; (2) wilayah geografis yg

digunakan untuk keperluan

khusus: hutan ini akan dibuka

untuk -- pertanian; (3) Ling

wilayah geografis yg memiliki

ciri-ciri tipologi bahasa yg

bersamaan, spt ciri-ciri lafal,

leksikal, atau gramatikal

atmosfer (1) lapisan udara yg

menyelubungi bumi sampai

ketinggian 300 km (terutama

terdiri atas campuran berbagai

gas, yaitu nitrogen, oksigen,

argon, dan sejumlah kecil gas

lain); (2) satuan tekanan yg

besarnya sama dng tekanan udara

pd permukaan laut (1,033 kg

setiap cm2); (3) Sas suasana

perasaan yg bersifat imajinatif dl

naskah drama yg diciptakan oleh

pengarangnya

bensin minyak bumi yg mudah menguap

dan mudah terbakar (dipakai sbg

bahan bakar mobil dsb)

campuran (1) sesuatu yg tercampur; (2)

sesuatu yg dicampurkan atau

untuk mencampurkan; (3)

gabungan; kombinasi; (4) tidak

asli; (5) peranakan (bukan

keturunan asli)

daya kemampuan melakukan sesuatu

atau kemampuan bertindak:

bangsa yg tidak bersatu tidak akan

mempunyai -- untuk menghadapi

agresi dr luar; (2) kekuatan;

tenaga (yg menyebabkan sesuatu

bergerak dsb); (3) muslihat: ia

melakukan segala tipu -- untuk

mencapai maksudnya; (4) akal;

ikhtiar; upaya: ia berusaha dng

segala -- yg ada padanya

desain kerangka bentuk; rancangan: --

mesin pertanian itu dibuat oleh

mahasiswa fakultas teknik; (2)

motif; pola; corak: -- batik

Indonesia banyak ditiru di luar

negeri

diesel mesin motor yg memakai bahan

bakar solar

diversifikasi penganekaragaman

Dow Jones Index merupakan

perusahaan Amerika yang

bergerak dibidang penerbitan dan

informasi keuangan.

Page 34: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

34

efektif ada efeknya (akibatnya,

pengaruhnya, kesannya); (2)

manjur atau mujarab (tt obat); (3)

dapat membawa hasil; berhasil

guna (tt usaha, tindakan);

mangkus; (4) mulai berlaku (tt

undang-undang, peraturan)

efisiensi (1) ketepatan cara (usaha, kerja) dl

menjalankan sesuatu (dng tidak

membuang waktu, tenaga, biaya);

kedayagunaan; ketepatgunaan;

kesangkilan; (2) kemampuan

menjalankan tugas dng baik dan

tepat (dng tidak membuang

waktu, tenaga, biaya)

eksplorasi penjelajahan atau pencarian,

adalah tindakan mencari atau

melakukan perjalanan dengan

tujuan menemukan sesuatu

elektronik alat yg dibuat berdasarkan

prinsip elektronika

emisi (1) pancaran; (2) Fis pemancaran

cahaya, panas, atau elektron dr

suatu permukaan benda padat atau

cair; pemancaran; (3) Ek

pengeluaran (surat berharga spt

saham, obligasi) oleh perusahaan

pd saat perusahaan yg

bersangkutan memerlukan

tambahan modal;

energi kemampuan untuk melakukan

kerja (msl untuk energi listrik dan

mekanika); daya (kekuatan) yg

dapat digunakan untuk melakukan

berbagai proses kegiatan, msl

dapat merupakan bagian suatu

bahan atau tidak terikat pd bahan

(spt sinar matahari); tenaga

fosil sisa tulang belulang binatang atau

sisa tumbuhan zaman purba yg

telah membatu dan tertanam di

bawah lapisan tanah

geologi (berasal dari Yunani γη- (ge-,

"bumi") dan λογος (logos, "kata",

"alasan")) adalah Ilmu (sains yang

mempelajari bumi, komposisinya,

struktur, sifat-sifat fisik, sejarah,

dah proses yang membentuknya.

hidrogen gas tidak berwarna, tidak berbau,

tidak ada rasanya, menyesakkan

dng rumus H2, tetapi tidak

bersifat racun; unsur dng nomor

atom 1, berlambang H, dan bobot

atom 1,0080

hidrokarbon sebuah senyawa yang terdiri

dari unsur karbon (C) dan

hidrogen (H)

horizontal terletak pd garis atau bidang

yg sejajar dng horizon atau garis

datar; mendatar

Page 35: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

35

ilmuwan orang yg ahli atau banyak

pengetahuannya mengenai suatu

ilmu; orang yg berkecimpung dl

ilmu pengetahuan

jarak pohon perdu yg tingginya 2 m,

bergetah, berwarna putih,

batangnya mudah patah, berbiji

polong, bijinya terletak dl pangsa,

sebesar kacang tanah, apabila tua

berwarna hitam dan dapat dipakai

sbg bahan minyak pelumas

karbon (1) Kim unsur bukan logam, dl

alam terdapat sbg intan, grafit,

dan arang; zat arang; unsur dng

nomor atom 6, berlambang C,

bobot atom 12,0111; (2) kertas

tipis berlumas zat hitam untuk

membuat tembusan ketikan atau

tulisan; (3) Graf batang arang yg

dipakai pd lampu busur; (4)

elektrode positif pd baterai kering;

zat arang

kendaraan sesuatu yg digunakan untuk

dikendarai atau dinaiki

khusus khas; istimewa; tidak umum

kinerja 1) sesuatu yg dicapai; (2) prestasi

yg diperlihatkan; (3) kemampuan

kerja

komoditas (1) barang dagangan utama;

benda niaga: hasil bumi dan

kerajinan setempat dapat

dimanfaatkan sbg -- ekspor; (2)

bahan mentah yg dapat

digolongkan menurut mutunya

sesuai dng standar perdagangan

internasional, msl gandum, karet,

kopi

kompetitif berhubungan dng kompetisi

(persaingan); bersifat kompetisi

(persaingan)

komposisi (1) susunan; (2) tata susun;

(3) Mus gubahan, baik

instrumental maupun vokal; (4)

teknik menyusun karangan agar

diperoleh cerita yg indah dan

selaras; (5) Sen integrasi warna,

garis, dan bidang untuk mencapai

kesatuan yg harmonis

konservasi pemeliharaan dan perlindungan

sesuatu secara teratur untuk

mencegah kerusakan dan

kemusnahan dng jalan

mengawetkan; pengawetan;

pelestarian

konsumsi pemakaian barang hasil

produksi (bahan pakaian,

makanan, dsb)

konvensional (1) berdasarkan konvensi

(kesepakatan) umum (spt adat,

kebiasaan, kelaziman); (2)

tradisional

Page 36: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

36

krisis (1) keadaan yg berbahaya (dl

menderita sakit); parah sekali; (2)

keadaan yg genting; kemelut; (3)

keadaan suram (tt ekonomi,

moral, dsb); (4) Sas saat yg

menentukan di dl cerita atau

drama ketika situasi menjadi

berbahaya dan keputusan harus

diambil; (5) Pol konfrontasi yg

intensif dan dahsyat yg terjadi dl

waktu singkat dan merupakan

ganti peperangan dl era nuklir

kualitas (1) tingkat baik buruknya sesuatu;

kadar; (2) derajat atau taraf ; (3)

mutu

lahan tanah terbuka; tanah garapan

langka jarang didapat; jarang ditemukan;

jarang terjadi

lembaga (1) asal mula (yg akan menjadi

sesuatu); bakal (binatang,

manusia, atau tumbuhan); (2)

bentuk (rupa, wujud) yg asli; (3)

acuan; ikatan (tt mata cincin dsb);

(4) badan (organisasi) yang

tujuannya melakukan suatu

penyelidikan keilmuan atau

melakukan suatu usaha; (5) ark

kepala suku (di Negeri Sembilan);

(6) pola perilaku manusia yg

mapan, terdiri atas interaksi sosial

berstruktur dl suatu kerangka nilai

yg relevan

lingkungan (1) daerah (kawasan dsb) yg

termasuk di dalamnya; (2) bagian

wilayah dl kelurahan yg

merupakan lingkungan kerja

pelaksanaan pemerintahan desa;

(3) golongan; kalangan: ia berasal

dr ~ bangsawan; (4) semua yg

mempengaruhi pertumbuhan

manusia atau hewan

mesin perkakas untuk menggerakkan

atau membuat sesuatu yg

dijalankan dng roda, digerakkan

oleh tenaga manusia atau motor

penggerak, menggunakan bahan

bakar minyak atau tenaga alam

minyak zat cair berlemak, biasanya kental,

tidak larut dl air, larut dl eter dan

alkohol, mudah terbakar

modern terbaru; mutakhir

modifikasi (1) pengubahan: ia setuju

untuk melakukan beberapa -- pd

karangannya; (2) perubahan :

rencana itu telah mengalami -- dr

keputusan sebelumnya

normal (1) menurut aturan atau menurut

pola yg umum; sesuai dan tidak

menyimpang dr suatu norma atau

kaidah; sesuai dng keadaan yg

biasa; tanpa cacat; tidak ada

Page 37: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

37

kelainan: bayi itu lahir dl keadaan

--; (2) bebas dr gangguan jiwa

optimum dalam kondisi yg terbaik (yg

paling menguntungkan); optimal;

(2) n kondisi atau derajat yg

terbaik atau yg paling

menguntungkan

organik (1) berkaitan dengan zat yang

berasal dari makhluk hidup

(hewan atau tumbuhan, seperti

minyak dan batu bara); (2)

berhubungan dengan organisme

hidup

otomatis dengan bekerja sendiri; dengan

sendirinya

penelitian (1) pemeriksaan yang teliti;

penyelidikan; (2) kegiatan

pengumpulan, pengolahan,

analisis, dan penyajian data yang

dilakukan secara sistematis dan

objektif untuk memecahkan suatu

persoalan atau menguji suatu

hipotesis untuk mengembangkan

prinsip-prinsip umum

pompa alat atau mesin untuk

memindahkan atau menaikkan

cairan atau gas dng cara mengisap

dan memancarkannya, biasanya

berupa silinder yg berpelocok

berkatup

produsen penghasil barang

program rancangan mengenai asas serta

usaha (dl ketatanegaraan,

perekonomian, dsb) yg akan

dijalankan

proses runtunan perubahan (peristiwa)

dalam perkembangan sesuatu

proyek rencana pekerjaan dengan sasaran

khusus (pengairan, pembangkit

tenaga listrik, dsb) dan dengan

saat penyelesaian yang tegas

relatif tidak mutlak; nisbi

sektor lingkungan suatu usaha

serbaguna dapat digunakan untuk segala

hal atau untuk berbagai maksud

siklus putaran waktu yg di dalamnya

terdapat rangkaian kejadian yg

berulang-ulang secara tetap dan

teratur; daur

sistem (1) perangkat unsur yg secara

teratur saling berkaitan sehingga

membentuk suatu totalitas: --

pencernaan makanan, pernapasan,

dan peredaran darah dl tubuh; --

telekomunikasi; (2) susunan yg

teratur dr pandangan, teori, asas,

dsb: -- pemerintahan negara

(demokrasi, totaliter, parlementer,

dsb); (3) metode: -- pendidikan

(klasikal, individual, dsb); kita

bekerja dng -- yg baik; -- dan pola

Page 38: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

38

permainan kesebelasan itu banyak

mengalami perubahan

solar bahan bakar minyak untuk mesin

diesel, lebih kental dp minyak

tanah

subsidi bantuan uang dsb kpd yayasan,

perkumpulan, dsb (biasanya dr

pihak pemerintah): panti asuhan

mendapat -- dr Pemerintah; --

silang subsidi dr pemerintah (atau

badan swasta) kpd yg kurang

mampu yg berasal dr mereka yg

mampu (msl harga bensin naik

banyak dng maksud untuk

memberi subsidi kpd pemakai

minyak tanah yg umumnya rakyat

kurang mampu; ongkos pasien

kaya ditinggikan untuk membantu

pasien kurang mampu): dicari

upaya untuk menumbuhkan --

silang antara pasien yg mampu

dan yg kurang mampu;

supply suplai 1 perbekalan; pembekalan;

2 persediaan barang-barang yg

dibutuhkan dan dapat diperoleh;

teknologi (1) metode ilmiah untuk mencapai

tujuan praktis; ilmu pengetahuan

terapan; (2) keseluruhan sarana

untuk menyediakan barang-barang

yg diperlukan bagi kelangsungan

dan kenyamanan hidup manusia

temperatur panas dinginnya badan atau

hawa; suhu

transportasi pengangkutan barang oleh

berbagai jenis kendaraan sesuai

dng kemajuan teknologi

volume (1) isi atau besarnya benda dl

ruang; (2) tingkat kenyaringan

atau kekuatan (tt bunyi, suara,

dsb); (3) banyaknya; besarnya;

bobot

Page 39: an Infrastruktur Bahan Bakar Gas (Bbg) Di Sektor Transportasi Sebagai Penunjang Kesejahteraan Masyarakat

39