24
Pengembangan Bakat dan Minat « on: January 29, 2010, 09:00:28 am » PENDAHULUAN Belajar ataupun bekerja pada bidang-bidang yang diminati terlebih lagi didukung dengan bakat serta talenta yang sesuai, akan memberi semangat dalam mempelajari atau menjalaninya. Tapi serimgkali remaja memilih suatu jurusan atau bidang studi ksrena terbawa dan ikut teman-temannya, atau memilih bidang yang sedang popular, tanpa sempat mencerna terlebih dahulu dan memahami bidang yang akan dipelajari, menjadi apa setelah selesai sekolah ataupun lebih jauh lagi mengenali bidang pekerjaan seperti apa yang akan digelutinya sesuai dengan latar belakang pendidikannya tersebut. Mengembangkan bakat dan minat bertujuan agar seseorang belajar atau dikemudian hari bisa bekerja di bidang yang diminatinya dan sesuai dengan kemampuan serta bakat dan minat yang dimilikinya sehingga mereka bisa mengembangkan kapabilitas untuk belajar serta bekerja secara optimal dengan penuh antusias. Pengertian Bakat Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Sehubungan dengan cara berfungsinya, ada 2 jenis bakat, yaitu: 1. Kemampuan pada bidang khusus. Misalnya bakat musik, melukis, dll. 2. Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisir kemampuan khusus , misalnya bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk merealisasi kemampuan di bidang taknik arsitek. Bakat bukanlah merupakan sifat tunggal, melainkan merupakam sekelompok sifat yang secara bertimgkat membentuk bakat. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan. Sehingga mungkin saja seseorang tidak mengetahui dan mengembangkan bakatnya sehingga tetap merupakan kemampuan yang latent.

an Bakat Dan Minat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: an Bakat Dan Minat

Pengembangan Bakat dan Minat « on: January 29, 2010, 09:00:28 am »

PENDAHULUANBelajar ataupun bekerja pada bidang-bidang yang diminati terlebih lagi didukung dengan bakat serta talenta yang sesuai, akan memberi semangat dalam mempelajari atau menjalaninya. Tapi serimgkali remaja memilih suatu jurusan atau bidang studi ksrena terbawa dan ikut teman-temannya, atau memilih bidang yang sedang popular, tanpa sempat mencerna terlebih dahulu dan memahami bidang yang akan dipelajari, menjadi apa setelah selesai sekolah ataupun lebih jauh lagi mengenali bidang pekerjaan seperti apa yang akan digelutinya sesuai dengan latar belakang pendidikannya tersebut.Mengembangkan bakat dan minat bertujuan agar seseorang belajar atau dikemudian hari bisa bekerja di bidang yang diminatinya dan sesuai dengan kemampuan serta bakat dan minat yang dimilikinya sehingga mereka bisa mengembangkan kapabilitas untuk belajar serta bekerja secara optimal dengan penuh antusias.

Pengertian BakatBakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Sehubungan dengan cara berfungsinya, ada 2 jenis bakat, yaitu:1. Kemampuan pada bidang khusus. Misalnya bakat musik, melukis, dll.2. Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisir kemampuan khusus , misalnya bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk merealisasi kemampuan di bidang taknik arsitek.Bakat bukanlah merupakan sifat tunggal, melainkan merupakam sekelompok sifat yang secara bertimgkat membentuk bakat. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan. Sehingga mungkin saja seseorang tidak mengetahui dan mengembangkan bakatnya sehingga tetap merupakan kemampuan yang latent.

Pengertian MinatMenurut John Holland, minat adalah aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Minat dapat menjadi indikator dari kekuatan seseorang di area tertentu di mana dia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang tinggi. Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat pada bidang yang akan ditekuni.

Tes BakatTes bakat bertujuan membantu memberikan gambaran mengenai kemampuan seseorang di berbagai minatnya di bidang-bidang tertentu, untuk kemudian merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan atau pekerjaan. Melalui tes bakat akan diperoleh gambaran mengenai berbagai bidang kemampuan dan minat seseorang. Hasil tes bakat tidak dapat menentukan dengan mutlak pekarjaan atau karir apa yang harus dijalani.Setiap orang mempunyai bakat-bakat tertentu, masing-masing dalam bidang dan derajat yang berbeda-beda. Guru, orang tua, pembimbing perlu mengenal bakat anak-anaknya

Page 2: an Bakat Dan Minat

sehingga dapat memberikan pendidikan dan menyediakan pengalaman sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Mengembangkan Bakat dan Minat RemajaMasa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Pada periode ini anak mencapai kematangan fisik dan diharapkan pula disertai dengan kematangan emosi dan perkembangan sosialnya. Karena masa peralihan maka remaja pada umumnya masih ragu-ragu akan perannya dan menimbulkan krisis identitas. Dalam usaha menemukan jati dirinya dalam arti mengatahui kebutuhan-kebutuhan pribadi serta tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya, maka pengembangan bakat dan minat remaja sangat penting. Dan dalam mengembangkan kompetensinya remaja tetap membutuhkan bimbingan dari orang tua dan lingkungan rumah maupun sekolah.Beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua, guru atau lingkungan terdekat anak untuk mengambangkan bakat dan minat adalah:a. sejak usia dini cernati berbagai kelebihan, ketrampilan dan kemampuan yang tampak menonjol pada anak.b. Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya.c. Kembangkan konsep diri positif pada anak.d. Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, serta pengalaman di berbagai bidang.e. Usahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk belajar dan menekuni bidang-bidang yang menjadi kelebihannya.f. Tingkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih kemampuannya.g. Stimulasi anak untuk meluaskan kemampuannya dari satu bakat ke bakat yang lain.h. Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak.i. Sediakan fasilitas atau sarana untuk mengembangkan bakat anak.j. Dukung anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya.k. Jalin hubungan baik antara orang tua, guru, dengan anak atau remaja.

Hal-hal yang perlu dicermati dalam mengembangkan bakat dan minat remaja, yaitu:a. Mengikuti minat teman.Usia remaja adalah masa perkembangan yang ditandai dengan solidaritas tinggi terhadap teman-teman sebayanya. Remaja kurang memahami siapa dirinya, memiliki kebutuhan yang besar untuk berada dan diakui dalam kelompoknya. Hal ini seringkali membuat remaja mengikuti minat temannya, memilih bidang yang sebenarnya kurang sesuai dengan bakat dan minatnya. Untuk memilih bidang-bidang yang akan dikembangkannya, remaja perlu berdiskusi, mencari masukan dan bertukar pikiran dengan orang tuanya.b. Penelusuran bakat dan minat secara dangkal.Memperhatikan bakat dan minat anak membutuhkan usaha yang serius dan berkesinambungan. Tes bakat pada umumnya memadukan kemampuan intelektual ataupun ketrampilan dengan bakat dan minat yang dimiliki seseorang. Kemampuan tinggi tanpa didukung oleh minat akan membuat anak bisa berhasil dalam pendidikannya akan tetapi antusiasme untuk mempelajarinya kurang tinggi minat dan bakat yang tinggi di suatu bidang tanpa didukung kemampuan akan membuat seseorang membutuhkan tenaga dan usaha ekstra keras untuk mencapainya. Selain hal tersebut tentunya di manapun

Page 3: an Bakat Dan Minat

seseorang belajar dan bekerja dibutuhkan motivasi belajar, daya juang dan ketekunan.

Banyak orang tidak selalu mudah menemukan bakat dan minat yang tepat, karena beberapa hal:a. Siswa belum secara sengaja menjajagi kemampuan, bakat serta minatnya.b. Kurangnya wawasan bidang studi atau lapangan pekerjaan yang ada.c. Tidak ada masukan dari lingkungan mengenai kelebihan dalam kemampuan atau bakatnya.d. Siswa belajar tanpa tahu kegunaan dan tujuan dari bidang studi yang dipelajarinya.e. Bidang yang diminati dan bakat yang dimiliki bervariasi.f. Bakat yang ada belum terasah atau kurang mendapat kesempatan untuk dikembangkan sehimgga tidak nampak.g. Perasaan tidak mampu atau tidak berbakat dari pribadi yang bersangkutan ataupun dari lingkungannya.

Seseorang bisa mengenal bidang studi atau pekerjaan tertentu karena:a. Memperoleh informasi mengenai berbagai bidang studi atau pekerjaan.Membuka wawasan anak dengan mencari atau memberi informasi, misalnya membawa anak dalam lingkungan orang tua membuat anak tahu dan kenal bidang yang digeluti orang tua. Terlebih lagi ketika orang tua menceritakan berbagai hal positif mengenai lingkup kerjanya, manfaatnya untuk orang lain ataupun lingkungan, akan membawa anak untuk menjadi ahli kimia.b. Berkaitan dengan pelajaran di sekolah.Misalnya seorang anak tertarik di bidang kimia karena gurunya mengajar kimia sedemikian menariknya sehingga dia memutuskan untuk menjadi ahl kimia.c. Seorang siswa SMA berniat masuk Fakultas Kedokteran akan tetapi pada saat dia akan mendaftar dia bahwa Bioteknologi masa kini sedang populer dan menarik, dan setelah mencoba menjajagi dia kemudian memilih bioteknologi dan berhasil berprestasi dengan baik karena suka.d. Secara kebetulan atau tidak sengaja mendapat informasi.

Jadi manusia memiliki banyak kemampuan dan bakat yang masih merupakan potensi namun hanya sedikit sekali dari kemampuan tersebut teraktualisasi.

Sumber:indoskripsi.comPosted June 21st, 2009 by idha kusmawatihttp://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=16244.0

Page 4: an Bakat Dan Minat

KESALAHPAHAMAN MEMANDANG MINAT DAN BAKAT

Oleh : Lathifah Musa

          "Anak saya sangat berbakat di bidang arsitektur…… sejak kecil minatnya melukis dan menyusun miniatur bangunan." Cerita seorang ibu tentang anaknya di sebuah oertemuan para orang tua murid sekolah menengah.

          "Keponakan saya berbakat di bidang biologi, jadi ia memilih program studi IPA di sekolah ini." Seorang wanita muda menimpali pendapat pertama.  "Kalau anak bungsu saya yang masuk sekolah ini, aktif dalam kegiatan keagamaann….., mungkin ia berbakat jadi ustadz ya? Seorang ibu yang lain menambahkan.  Demikian selintas obrolan di antara mereka yang berkisar pada masalah minat dan bakat.

*******

          Sering kitaaa jumpai di masyarakat, pembicaraan tentang minat dan bakat seorang anak dalam konteks seperti contoh perbincangan para ibu di atas.  Kebanyakan masyarakat masih memandang masalah  minat dan bakat sebagai faktor kodrati, keturunan yang ditentukan oleh hereditaas.  Tampaknya teori filsafat Nativisme masih membekas di sebagian masyarakat.  Arthur Schopenhauer (1788-1860) pelopor dan tokoh filsafat teori  ini berpendapat bahwa peerkembangan kepribadian hanya ditentukan oleh faktor hereditas.  Menurutnya faktor 'bawaan' ini bersifat kodratidan tidak dapat diubah oleh lingkungan maupun pendidikan.  Pendidikan hanyalah upaya untuk merealisasikan potensi ini.  Walaupun tidak banyak yang menganut secara mutlak teeori ini, karena ada teori-teori lain yang muncul kemudian dan memandang bahwa faktor lingkungan pun berpengaruh selain herreditas, namun aliran nativisme      inii cukup diperhaatikan dalam dunia pendidikan.

          Berangkat dari teori-teori semacam ini, para ahli pendidikan Barat mengatakan bahwa ada sebagian manusia yang memiliki bakat memahami matematika, sedangkan yang lain berbakat dibidang bahasa dan seterusnya.  Minat adalah kecenderungan untuk memilih aktivitas tertentu, dan bakat adalah faktor kodrati yang dianggap telah tertera dalam struktur genetik seorang anak sejak ia masiih dalam kandungan.  Berdasarkan pandangan inilah dibangun berbagai teori pendidikan yang keliru.

Sekularisasi Pendidikan

Page 5: an Bakat Dan Minat

          Dalam dunia pendidikan yang diwarnai oleh globalisasi kapitalisme, kesalahan dalam memahami fakta 'minat dan bakat' ini semakin teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.  Dunia sekularisme yang memisahkan cara pandang agama dari kehidupan menjadi 'kerangka pandang' dalam emnyusun konsep-konsep  pendidikan.  Materi-materi pendidikan terpilah, tidak saling terkait.  Ada pesan moral, etika, bahasa, pengetahuan alam, budaya dan agama, yang satu saama lain tidak saling bersentuhan.  Bahkan dalam beberapa hal nilai-nilainya tampak saling bertentangan.  Kita dapat melihat bagaimana teori relativitas maassa, evolusi materi dan postulat-postulat kimiawi yang dalam penyampaiannya terlepaas jauh dari pemahaman manusia tentang Sang Penciptanya.  Dapat pula dilihat adanya pertentangan antara prinsip-prinsip ekonomi dengan nilai-nilai kemanusiaan dan  pesan-pesan agama yang diajarkan. Tampak jelas adanya pemisahan aktivitas/perbuatan manusia dengan nilai ruhiyah.  Demikian akhirnya manusia difahami dengan kerangka individualis.  Manusia dianggap berbeda-beda, aadda yang berbakat di bidang sains, ekonomi, politik dan ada yang di bidang agama.  Semua ini seolah tidak terlepas dari faktor kodrati/hereditas yang mengarahkan kehidupan manusia, yaitu minat dan bakat.

          Kesalahpahaman terhadap minat dan bakat ini juga menyebabkan konsep pendidikan - yaitu membentuk manusia berkepridaian - menjaaadi tidak sempurna.  Ada warna pesimistis yang memperlemah idealisme dunia pendidikan saat ini.  Pembentukan kerangka berfikir dalam diri manusia menjadi tidak sempurna pula.  Kalaupun Islam dipelajari, maka semua itu tak lebih dari sekedar teori, karena tidak pernah dikaitkan dengan kenyataan.  Pemahaman terhadap minat dan bakat semacam ini bagaikan tembok penghalang kebangkitan manusia.  Kita dapat membayangkan, bagaimana jika seorang anak dianggap tidak berbakaat sama sekali dalam bidang agama ? Atau seoranng anak terlahir dengan rangkaian faktor hereditas yang buruk dan jahat karena orang tua dan leluhurnya adalah penjahat? Maka 'cara pandang semacam ini' adalah musibah dan bencana yang besar bagi agama dalam sejarah kemanusiaan !

          Pemahaman seperti ini bertentangan dengan apa yang yang telah disampaikan sendiri oleh Sang Pencipta manusia, Allah SWT, Pencipta dan Penguasa alam semesta, manusia dan kehidupan.

          "…(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah (tersebut) itu.  Tidak ada perubahan pada firman Allah. (Itulah) agama yang lurus…" (QS. Ar Ruum:30).

          Fitrah anak harus terjaga dari ketergelinciran dan penyimpangan.  Islam memandang keluarga bertanggung jawab atas

Page 6: an Bakat Dan Minat

fitrah anak.  Segala penyimpangan yang menimpa fitrah tersebut menurutt pandangan Islam berpangkal dari kedua orang tua atau oendidik yang mewakilinya.  Pendapat itu didasarkan pada pandangan bahwa anak dilahirkan dalam keadaan suci lahir bathin dan sehat fitrahnya.  Mengenai makna ini, Rasulullah saw bersabda dalam riwayat Abu Hurairah ra:

"Tidak aada seoranng anak pun, kecuali dilahirkan menurut fitrah, maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya beragama yahudi, nasrani atau majusi; sebagaimana binatang ternak dilahirkan, adakah kamu dapati yang telah dipotong (dilobangi) hidungnya sehingga kamu tidak perlu lagi memotongnya?" (HR Bukhari).

Memahami Minat dan Bakat

          Setiap muslim yang telah baligh dan berakal diperintahkan untuk melakukan amal perbuatannya sesuai dengan hukum-hukum Isslam.  Wajib bagi mereka untuk menyesuaikan seluruh aktivitasnya dengan perintah dan larangan Allah SWT.  Aallah SWT berfirman:

"Apa yang dibawa/diperintahkan oleh Rasul (berupa hukum) kepadamu maka terimalah dia.  Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah…"(QS Al Hasyr:7).

          Beban hukum ini menurut syara berlaku 'aam (mencakup seluruh perbuatan).  Sebagaimana risalah Islam yang berlaku umum untuk setiap perbuatan, bukan perbuatan-perbuatan tertentu.

          Allah SWT telah memberikan potensi yang sama bagi setiap manusia, yaitu berupa kebutuhan jasmani dan naluri.  Diciptakannya akal bagi manusia dengan tabiat akal ini mampu memahami aturan-aturan Islam (hukum syara') yang berkaitan dengan  pemenuhan seluruh kebutuhan jasmani dan nalurinya.

          Adapun mengenai otak sebagai salah satu unsur yang menyusun akal (potensi berpikir) manusia, dilihat dari segi anatominya tidaklah berbeda pada setiap individu.  Manusia memiliki otak  yang sama.  Tidak ditemui adanya perbedaan dari segi pemikiran, yang disebabkan oleh perbedaan daya serap indera dan informasi yang diperolehnya serta perbedaan tingkat kekuatan nalar.  Setiap otak manusia memiliki daya pikir terhadap sesuatu yang ditunjang oleh empat unsur yaitu otak itu sendiri, informaasi yang diperoleh, fakta yang dapat ditangkap indera dan panca indera.  Tidak ada bakat khusus pada otak sebagian manusia, yang tidak terdapat pada manusia yang lain.  Perbedaan yang ada dalam otak hanyalah dalam kekuatan nalar dan kekuatan daya serap indera.  Kekuatan ini tak

Page 7: an Bakat Dan Minat

ubahnya seperti kekuatan yang terdapat dalam mata ketika melihat sesuatu atau telinga dalam mendengarkan suara.  Oleh karena   itu setiap orang dapat dapat diberi pengetahuan apapun.  Otak memiliki 'bakat' untuk memahaminya.  Dengan demikian pendapat-pendapat ilmu psikologi dan filsafat mengenai bakat-bakat tertentu pada otak manusia tidaklah benar.

          Mengenai minat, pada faktanya ia adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu aaaktivitas tertentu.  Minat bisa merupakan dorongan dari naluri yang fitri terdapat manusia, namun bisa pula dorongan dari pemikiran yang disertai perasaan kemudian menggerakkannya menjadi suatu amal.  Minat yang hanya muncul dari dorongan perasaan tanpa pemikiran mudah berubah sesuai dengann perubahan perasaannya.

          Perasaan yang tidak dikendalikan oleh adanya fikir (bukan hasil dorongan pemikiran), mudah dipengaruhi dan berubah sesuai  dengan perubahan lingkungan, fakta yang dihadapinya dan lain-lain.  Dalam kondisi ini minat seseorang bisa sangat lemah dan tidak stabil sesuai dengan perubahan lingkungan.  Oleh karena itu pendidikan Islam bersifat mengarahkan dan menjaga minat tersebut agar senantiasa sesuai dengan pandangan hidup Islam.  Dalam hal ini minat adalah sesuatu yang bisa diprogram dan diarahkan sesuai dengan yang dikehendaki dalam dunia pendidikan Islam.

          Demikianlah kesalahan memahami fakta minat dan bakat yang dijadikan landasan membangun konsep pendidikan telah menyebabkan kerancuan dalam membangun teori-teori pendidikan.  Pembagian ilmu menjadi ilmu pengetahuan alam, sosial kemanusiaan dan agama, serta membiarkan anak memilih dan mempelajari ilmu tertentu sesuai minat, kesanggupan dan daya serapnya adalah pandangan yang keliru.  Hal lain yang merusak adalah pandangan yang yang menyatakan bahwa seseorang berbakat di bidang ilmu tertentu dan tidak berbakat di bidang yang lain.  Semua ini akan mendorong banyak orang mempelajari ilmuu tertentu dan menghalangi mempelajari ilmu yang lain.  Kalau sudah begini, usaha perbaikan fundamental terhadap masyarakat dalam rangka mewujudkan generasi dengan pemikiran yang integral dan produktif akan terhambat.  Tidak ada cara lain mengembalikan kecemerlangan pendidikan Islam kecuali dengan tetap berpegang teguh pada sseluruh ajaran Islam dan menyingkirkan ajaran lain yang merusak.  Hanya Islamlah jalan selamat, karena ia adalah tuntunan berfikir, tuntunan hidup dan risalah yang sempurna.

http://www.angelfire.com/md/alihsas/minat.html

Page 8: an Bakat Dan Minat

Mengembangkan Bakat dan Minat Penulis : Nia December 29, 2009 at 13:50

Tidak ada seorang pun yang tidak berbakat, yang membedakan ialah ada tidaknya minat untuk mengembangkannya. Bakat merupakan potensi bawaan yang dimiliki manusia, sedangkan minat tercipta karena adanya ketertarikan kuat atas sesuatu. Kedua hal ini seringkali dikaitkan dengan faktor kecerdasan dan kesuksesan seseorang. Bagi saya sendiri, orang cerdas itu orang yang mampu memahami, mengembangkan dan mendayagunakan bakatnya untuk kepentingan dan kebahagiaan hidupnya, dan orang sukses ialah orang yang mampu membahagiakan hidupnya. Sukses bisa saja karena bakat, tetapi sering juga karena minat. Jika demikian, bagaimana bakat itu muncul dan terbentuk dalam diri kita? Bagaimana kita bisa mengembangkan keduanya?

Secara ilmiah, para ahli (dikutip dari www. kesehatan.kompas.com) menyatakan bahwa saat lahir kita memiliki 100 miliar neuron. Tiga bulan atau 60 hari menjelang kelahiran, neuron yang kita miliki itu sudah berkomunikasi satu sama lain. Mereka bahkan membentuk jalinan yang dinamakan dengan axon. Saat jalinan terbentuk, sebuah sinapsis pun otomatis terbentuk. Di usia tiga tahun, setiap 100 miliar neuron kita itu telah menciptakan jaringan sinapsis dengan neuron lainnya. Koneksi antarneuron inilah yang menjadi awal mula munculnya bakat. Tanda-tandanya, kita akan terlihat aktif luar biasa. Jalinan sinapsis akan terus mendorong diri kita untuk tidak berhenti melakukan apa pun yang kita mau sesuai dengan minat kita. Proses ini berlangsung hingga usia kita mencapai 16 tahun. Di usia inilah bakat mulai terasah karena kita memiliki ruang lebih luas untuk fokus dan benar-benar mengeksploitasi beberapa sinapsis tertentu setelah mengalami proses kebingungan memilih, mencoba melakukan segala sesuatu, dan kita tidak terfokus untuk mematangkan sebuah nilai kompetensi tertentu. Dari proses ini, kita dapat memahami bahwa minat merupakan faktor yang dapat mengarahkan bakat. Dalam beberapa pengertian, minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Dengan demikian, minat dan bakat merupakan faktor yang saling mempengaruhi, terlepas dari faktor mana yang lebih dominan. Keduanya penting untuk dikembangkan secara optimal bahkan maksimal.

Dalam kenyatannya, bakat atau nature sering diartikan sebagai talenta, yakni kemampuan tertentu yang unik, kecakapan, gift (anugerah) yang dimiliki seseorang. Pengertian ini mengalami perkembangan signifikan dengan munculnya pengertian menurut Gallup (2001) bahwa bakat merupakan pola pikir, perasaan dan perilaku yang berulang-ulang dan dapat meningkatkan produktivitas. Berdasarkan pengertian tersebut, maka bakat itu tidak hanya menyangkut kecakapan tertentu, tetapi juga berkaitan dengan adanya peran untuk mengembangkan. Dalam hal ini, minat menjadi faktor penting yang berfungsi sebagai nurture yang akan membantu pengembangan bakat tersebut. Minat merupakan suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauan, rasa

Page 9: an Bakat Dan Minat

ketertarikan, keinginan, dan kesenangan. Ciri umum minat ialah adanya perhatian yang besar, memiliki harapan yang tinggi, berorientasi pada keberhasilan, mempunyai kebangggaan, kesediaan untuk berusaha dan mempunyai pertimbangan yang positif. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.

Keberadaan minat merupakan faktor utama bagi pengembangan bakat karena tanpa minat, bakat tidak akan berdayaguna. Artinya, minat yang tinggi akan membuat kita mampu melakukan sesuatu sekalipun kita tidak berbakat, sebaliknya berbakat tanpa minat akan sulit mengembangkan bakat tersebut. Karena itu, ketika kita mengenali dan memahami bakat kita, tumbuhkanlah dan peliharalah minat kita agar bakat yang kita punya terjaga. Minat bisa diciptakan, tetapi bakat merupakan bawaan yang tidak bisa kita ciptakan dengan tiba-tiba. Semua orang bisa melakukan hal yang sama dengan kita, tetapi yang berbakat bisa menghasilkan kualitas yang lebih baik. Untuk memahami bakat dan minat memang bukan masalah gampang karena tidak hanya menyangkut masalah banyaknya teori dan tes untuk mengenali bakat dan mengukur minat kita.  Lebih dari itu, ada yang sangat penting untuk kita pahami yakni bagaimana mengembangkan bakat dan minat itu untuk sebuah prestasi kehidupan karena tidak semua orang mampu memaksimalkan bakatnya, sekalipun ia telah mengenali dan mengetahuinya.

Untuk mengembangkan bakat dan minat, diperlukan beberapa faktor berikut. Pertama, stimulasi. Faktor stimulan bakat dan minat bisa internal atau eksternal. Stimulan yang utama ialah kesadaran akan potensi diri, belajar dan terus belajar, konsentrasi dan fokus dengan kemampuan atau kelebihan diri kita. Jangan selalu melihat kepada kelemahan, karena waktu kita akan terbuang, sehingga bakat pun ikut terpendam dan minat jadi “melempem”. Kedua, berusahalah untuk kreatif dengan mencari inspirasi dari mana saja dan dari siapa saja. Kreativitas akan menuntun jalan kita menuju pengenalan dan pemahaman bakat, menumbuhkembangkan minat, sehingga kita bisa mengembangkannya agar bermanfaat untuk hidup kita. Ketiga, peliharalah kejujuran dan ketulusan. Kita harus jujur mengakui bakat yang kita miliki sekalipun tidak begitu kita minati. Ketulusan mensyukuri bakat dapat menumbuhkan minat meskipun perlu proses dan waktu. Bakat alami itu akan tetap ada, bisa dikembangkan dan dimanfaatkan dengan meningkatkan kekuatan minat. Misalnya, kita semua bisa menulis, tetapi yang berbakat bisa menghasilkan tulisan yang lebih baik daripada yang lainnya. Ketika bakat itu disertai dengan minat yang kuat, maka bakat itu akan berkembang lebih pesat dan berkualitas. Bakat itu akan mengundang kerinduan untuk melakukannya kembali, seperti energi yang mensuplai kebutuhan.

Tulisan ini merupakan motivasi bagi saya sendiri dan semoga bermanfaat bagi pembaca. Kita tidak bisa selalu menjadi apa yang kita inginkan, tetapi kita bisa menjadi diri yang lebih baik dari diri yang sekarang dengan mengembangkan bakat kita. (Nia Hidayati)

http://niahidayati.net/mengembangkan-bakat-dan-minat.html

Page 10: an Bakat Dan Minat

Mengembangkan Bakat dan Minat Penulis : Nia December 29, 2009 at 13:50

Tidak ada seorang pun yang tidak berbakat, yang membedakan ialah ada tidaknya minat untuk mengembangkannya. Bakat merupakan potensi bawaan yang dimiliki manusia, sedangkan minat tercipta karena adanya ketertarikan kuat atas sesuatu. Kedua hal ini seringkali dikaitkan dengan faktor kecerdasan dan kesuksesan seseorang. Bagi saya sendiri, orang cerdas itu orang yang mampu memahami, mengembangkan dan mendayagunakan bakatnya untuk kepentingan dan kebahagiaan hidupnya, dan orang sukses ialah orang yang mampu membahagiakan hidupnya. Sukses bisa saja karena bakat, tetapi sering juga karena minat. Jika demikian, bagaimana bakat itu muncul dan terbentuk dalam diri kita? Bagaimana kita bisa mengembangkan keduanya?

Secara ilmiah, para ahli (dikutip dari www. kesehatan.kompas.com) menyatakan bahwa saat lahir kita memiliki 100 miliar neuron. Tiga bulan atau 60 hari menjelang kelahiran, neuron yang kita miliki itu sudah berkomunikasi satu sama lain. Mereka bahkan membentuk jalinan yang dinamakan dengan axon. Saat jalinan terbentuk, sebuah sinapsis pun otomatis terbentuk. Di usia tiga tahun, setiap 100 miliar neuron kita itu telah menciptakan jaringan sinapsis dengan neuron lainnya. Koneksi antarneuron inilah yang menjadi awal mula munculnya bakat. Tanda-tandanya, kita akan terlihat aktif luar biasa. Jalinan sinapsis akan terus mendorong diri kita untuk tidak berhenti melakukan apa pun yang kita mau sesuai dengan minat kita. Proses ini berlangsung hingga usia kita mencapai 16 tahun. Di usia inilah bakat mulai terasah karena kita memiliki ruang lebih luas untuk fokus dan benar-benar mengeksploitasi beberapa sinapsis tertentu setelah mengalami proses kebingungan memilih, mencoba melakukan segala sesuatu, dan kita tidak terfokus untuk mematangkan sebuah nilai kompetensi tertentu. Dari proses ini, kita dapat memahami bahwa minat merupakan faktor yang dapat mengarahkan bakat. Dalam beberapa pengertian, minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Dengan demikian, minat dan bakat merupakan faktor yang saling mempengaruhi, terlepas dari faktor mana yang lebih dominan. Keduanya penting untuk dikembangkan secara optimal bahkan maksimal.

Dalam kenyatannya, bakat atau nature sering diartikan sebagai talenta, yakni kemampuan tertentu yang unik, kecakapan, gift (anugerah) yang dimiliki seseorang. Pengertian ini mengalami perkembangan signifikan dengan munculnya pengertian menurut Gallup (2001) bahwa bakat merupakan pola pikir, perasaan dan perilaku yang berulang-ulang dan dapat meningkatkan produktivitas. Berdasarkan pengertian tersebut, maka bakat itu tidak hanya menyangkut kecakapan tertentu, tetapi juga berkaitan dengan adanya peran untuk mengembangkan. Dalam hal ini, minat menjadi faktor penting yang berfungsi sebagai nurture yang akan membantu pengembangan bakat tersebut. Minat merupakan suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauan, rasa

Page 11: an Bakat Dan Minat

ketertarikan, keinginan, dan kesenangan. Ciri umum minat ialah adanya perhatian yang besar, memiliki harapan yang tinggi, berorientasi pada keberhasilan, mempunyai kebangggaan, kesediaan untuk berusaha dan mempunyai pertimbangan yang positif. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.

Keberadaan minat merupakan faktor utama bagi pengembangan bakat karena tanpa minat, bakat tidak akan berdayaguna. Artinya, minat yang tinggi akan membuat kita mampu melakukan sesuatu sekalipun kita tidak berbakat, sebaliknya berbakat tanpa minat akan sulit mengembangkan bakat tersebut. Karena itu, ketika kita mengenali dan memahami bakat kita, tumbuhkanlah dan peliharalah minat kita agar bakat yang kita punya terjaga. Minat bisa diciptakan, tetapi bakat merupakan bawaan yang tidak bisa kita ciptakan dengan tiba-tiba. Semua orang bisa melakukan hal yang sama dengan kita, tetapi yang berbakat bisa menghasilkan kualitas yang lebih baik. Untuk memahami bakat dan minat memang bukan masalah gampang karena tidak hanya menyangkut masalah banyaknya teori dan tes untuk mengenali bakat dan mengukur minat kita.  Lebih dari itu, ada yang sangat penting untuk kita pahami yakni bagaimana mengembangkan bakat dan minat itu untuk sebuah prestasi kehidupan karena tidak semua orang mampu memaksimalkan bakatnya, sekalipun ia telah mengenali dan mengetahuinya.

Untuk mengembangkan bakat dan minat, diperlukan beberapa faktor berikut. Pertama, stimulasi. Faktor stimulan bakat dan minat bisa internal atau eksternal. Stimulan yang utama ialah kesadaran akan potensi diri, belajar dan terus belajar, konsentrasi dan fokus dengan kemampuan atau kelebihan diri kita. Jangan selalu melihat kepada kelemahan, karena waktu kita akan terbuang, sehingga bakat pun ikut terpendam dan minat jadi “melempem”. Kedua, berusahalah untuk kreatif dengan mencari inspirasi dari mana saja dan dari siapa saja. Kreativitas akan menuntun jalan kita menuju pengenalan dan pemahaman bakat, menumbuhkembangkan minat, sehingga kita bisa mengembangkannya agar bermanfaat untuk hidup kita. Ketiga, peliharalah kejujuran dan ketulusan. Kita harus jujur mengakui bakat yang kita miliki sekalipun tidak begitu kita minati. Ketulusan mensyukuri bakat dapat menumbuhkan minat meskipun perlu proses dan waktu. Bakat alami itu akan tetap ada, bisa dikembangkan dan dimanfaatkan dengan meningkatkan kekuatan minat. Misalnya, kita semua bisa menulis, tetapi yang berbakat bisa menghasilkan tulisan yang lebih baik daripada yang lainnya. Ketika bakat itu disertai dengan minat yang kuat, maka bakat itu akan berkembang lebih pesat dan berkualitas. Bakat itu akan mengundang kerinduan untuk melakukannya kembali, seperti energi yang mensuplai kebutuhan.

Tulisan ini merupakan motivasi bagi saya sendiri dan semoga bermanfaat bagi pembaca. Kita tidak bisa selalu menjadi apa yang kita inginkan, tetapi kita bisa menjadi diri yang lebih baik dari diri yang sekarang dengan mengembangkan bakat kita. (Nia Hidayati)

http://niahidayati.net/mengembangkan-bakat-dan-minat.html

Page 12: an Bakat Dan Minat

lustrasi kasus

Ada 2 orang yang memiliki kesempatan yang sama dalam mengembangkan ketrampilan. Mereka menjalani on the job training atau menghadiri sesi training di suatu kelas. Satu orang dapat mempelajari pengetahuan dan ketrampilan dengan cepat dan satu orang lagi membutuhkan waktu lebih lama. Kesimpulan?

Tes Bakat

Bakat ?

Mengapa perlu diketahui ?

Bagaimana cara mengetahui ?

Pengertian bakat

Bakat mengacu pada kemampuan khusus ( berg, 2000 ) sepeti menyelesaikan perhitungan aritmatika, atau mengingat fakta dari informasi yang telah dibaca.

Bakat berasal dari hasil interaksi antara karakteristik individu dengan kesempatan belajar di lingkungan ( Cohen dan Swedlik, 2002 ) . Bakat ini merepresentasikan informasi dan ketrampilan yang bertahap telah didapatkan.

Bakat dapat diukur dan digunakan untuk memprediksi potensi yang dimiliki seseorang untuk meraih prestasi dalam area tertentu

Hika seseorang memiliki bakat dalam bidang tertentu, maka dengan latihan ia akan sukses dalam bidang tersebut.

http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/tes-bakat

Page 13: an Bakat Dan Minat

Mencari Bakat Diri Sunday, 30 August 2009 10:00 Peng Kheng Sun

  1 2 3 4 5

(12 votes, average 4.33 out of 5)

Dalam setiap bidang, orang selalu mengkaitkan keahlian seseorang dengan bakat. Jika orang mampu melakukan sesuatu hal dengan sangat baik, maka orang akan berpendapat bahwa yang bersangkutan memang berbakat dalam bidang tersebut. Sedangkan jika orang tidak mampu menunjukkan kualitas karyanya, maka orang akan berpendapat bahwa yang bersangkutan tidak mempunyai bakat. Pandangan inipun kerap diterapkan untuk diri sendiri.

Ketika kita mampu mengerjakan berbagai soal matematika dengan baik, kita cenderung berpendapat bahwa kita berbakat di bidang matematika. Namun ketika kita tidak mampu menulis dengan baik, kita pun pasrah bahwa kita memang tidak berbakat untuk menulis. Benarkah pendapat seperti ini?Soal bakat sampai sekarang masih menjadi suatu misteri yang diperdebatkan banyak orang. Sebagian orang berpendapat bahwa orang tidak seharusnya tergantung pada bakat. Ungkapan Edison yang legendaris, yakni “Untuk berhasil orang hanya membutuhkan 10% bakat, dan 90% kerja keras atau usaha” memperkuat argumen ini. Namun di pihak lain, tidak sedikit orang yang percaya bahwa bakat sangatlah dominan menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam suatu bidang.

Mereka berpendapat bahwa bakatlah yang memampukan mereka mengerjakan sesuatu dengan lebih baik daripada rata-rata orang. Menurut mereka setiap orang mempunyai bakatnya masing-masing. Pendapat ini diperkuat oleh Howard Gardner dengan teori Kecerdasan Majemuk yang dicetuskannya. Nah, mana yang benar?

Sejujurnya saya sendiri juga tidak tahu mana yang benar. Namun dalam tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman saya yang berkaitan dengan bakat dalam bidang menulis. Sekitar tahun 1980-an saya membeli buku karya Arswendo Atmowiloto yang berjudul Mengarang Itu Gampang. Buku tersebut merupakan buku tentang menulis yang pertama

Page 14: an Bakat Dan Minat

kali saya baca dan pelajari. Arswemdo berpendapat bahwa menulis itu gampang karena bisa dipelajari (lihat Arswendo, halaman Prakata).

Kini, setelah dua puluh tahun lebih belajar menulis, ternyata saya belum benar-benar bisa menulis dengan baik. Selama kurun lebih dari dua dasawarsa saya telah mempelajari ratusan buku tentang menulis. Namun saya belum juga mampu menghasilkan banyak karya tulis yang dipublikasikan. Memang saya sering mengirim tulisan-tulisan ke berbagai media massa dan pernah juga mengirim naskah buku ke penerbit. Akan tetapi sampai sekarang tidak banyak artikel saya yang dimuat di majalah atau koran. Apakah ini berarti saya tidak mempunyai bakat menulis?

Bakat berarti kemampuan dasar atau kemampuan bawaan sejak lahir. Artinya orang yang memiliki bakat tertentu sebenarnya ia telah mempunyai kemampuan tersebut sejak lahir. Bakat membuat orang mampu mengerjakan sesuatu kegiatan lebih gampang dengan hasil yang lebih baik daripada orang lain yang tidak mempunyai bakat. Bakat juga membuat orang lebih cepat mempelajari atau menguasai suatu keterampilan. Jika memang demikian pengertian bakat, jelas saya tidak mempunyai bakat menulis.

Arswendo berpendapat bahwa yang disebut bakat itu mempunyai minat terus-menerus yang tak mudah patah(lihat Arswendo halaman Prakata). Jika ini yang disebut bakat, saya merasa mempunyai bakat menulis. Sampai sekarang minat saya untuk menulis tetap terjaga dengan baik meski menghadapi banyak rintangan. Sementara itu ada orang yang mampu menulis lebih baik daripada saya tetapi tidak berminat menjadi penulis.

Saya tidak sepenuhnya sependapat dengan Arswendo. Kenyataannya minat dan bakat adalah dua hal yang berbeda. Ada orang yang berbakat tetapi tidak berminat. Ada juga orang yang berminat tetapi kurang berbakat. Kondisi yang terakhir ini lebih sering membuahkan hasil daripada kondisi yang pertama. Tentu saja yang ideal adalah mempunyai bakat dan sekaligus berminat.

Sebenarnya bakat itu sendiri bersifat relatif. Maksud saya, jarang sekali ada orang yang benar-benar mempunyai bakat yang lengkap dalam suatu bidang. Misalkan seseorang yang berbakat dalam bidang matematika, padahal dalam matematika sendiri ada statistika, aljabar, aritmetika, kalkulus, dan sebagainya. Bisa jadi seseorang mempunyai bakat di bidang statistika lebih besar daripada aljabar. Demikian juga dalam bidang menulis, ada fiksi dan non fiksi. Baik fiksi dan non fiksi masih banyak lagi ragamnya. Jadi rasanya jarang sekali kalau tidak boleh dikatakan tidak ada orang yang memiliki bakat yang lengkap dalam satu bidang. Sebaliknya saya juga percaya, jarang sekali orang sama sekali tidak memiliki bakat dalam suatu bidang, hanya mungkin yang bersangkutan kurang berminat menekuninya.

Page 15: an Bakat Dan Minat

Saya kira tidaklah bijaksana membiarkan minat yang menentukan apakah kita akan belajar sesuatu atau tidak. Jika kita memang berminat terhadap sesuatu hal misalnya menulis, dengan minat yang terus-menerus seperti tulis Arswendo, suatu saat kita juga bisa menulis dengan baik. Masih banyak sekali hal yang menentukan kita berhasil menguasai suatu keterampilan atau tidak. Cara kita mempelajari sesuatu juga sangat menentukan, bukan? Kini para ahli pendidikan mengembangkan cara belajar yang lebih efektif. Nah, jika kita merasa kurang berbakat dalam suatu bidang, tentu akan lebih tertolong jika kita mempunyai minat dan cara belajar yang benar.

Penulis:Peng Kheng SunEmail: [email protected] Pati – Jawa Tengah

http://www.penulislepas.com/pendidikan/195-peng-kheng-sun.html