Upload
andora46
View
228
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
aaaa
Citation preview
Nama : Rivanti Asmara Wijaya Amellia Azahra
Tutor : Dr. Fanny
Leukimia Mieloid Akut
Definisi
Leukemia adalah proliferasi ganas sel induk hemopoetik dalam sumsum tulang. Sel ganas menggantikan normal dimana sel ini beredar secara sistemik disertai infiltrasi ke organ lain. leukemia limfositik ketika diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid. Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil disebut leukemia mielositik.
Faktor Yang Mempengaruhi
Radiasi : beberapa riset yang menangani kasus Leukemia, pegawai radiologi dan radioterapi lebih sering menderita leukemia, selain itu ditemukan pada korban hidup bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
Leukemogenik : Beberapa zat kimia dilaporkan telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia industri seperti insektisida, obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.
Patofisiologi
Proses patofisiologi leukemia akut dimulai dari transformasi ganas sel induk. Proliferasi ganas sel induk ini menghasilkan sel leukemia yang akan mengakibatkan :
Penekanan hemopoesis normal sehingga terjadi bone marrow failure
Infiltrasi sel leukemia ke dalam organ sehingga menimbulkan organomegali.
Katabolisme meningkat sehingga terjadi keadaan hiperkatabolik
Gejala Klinik
1. Gejala kelainan sumsum tulang :
a. Anemia menimbulkan kepucatan dan lemahb. Netropenia menimbulkan infeksi yang ditandai oleh demam, infeksi rongga
mulut, saluran nafas hingga kulitc. Trombositopenia menimbulkan perdarah kulit,mukosa, seperti perdarah pada
gusi dan epistaksis.2. Keadaan hiperkatabolik : menimbulkan keringat malam , kaheksia ,
hiperurikemia yang dapat menimbulkan gout dan gagal ginjal3. infiltrasi ke dalam organ : menimbulkan organomegali dan gejala lain seperti
nyeri tulang dan sternum, limfadenopati superficial, splenomegali, hepatomegali
Kelainan LaboratorikPada leukemia akut sering dijumpai kelaian laboratorik seperti berikut :
Anemia sering berat dan timbul cepat 50 % Leukosit meningkat 10.000-100.000/mm3.
Apusan darah tepi khas menunjukan adanya sel muda (mieloblast, promielosit, monoblast, eritroblast yang melebihi 5% .
Hampir semua sumsum tulang diganti sel leukemia (blast) , terjadi perubahan dari sel muda (blast) ke sel yang matang, tanpa sel perantara , sehingga system hemopoesis normal mengalami depresi.
Diagnosis
Hitung jenis darah merupakan bukti pertama bahwa seseorang menderita leukemia. Sel darah putih muda (sel blast) akan terlihat dalam sediaan darah yang diperiksa dibawah mikroskop. Biopsi sumsum tulang hampir selalu dilakukan untuk memperkuat diagnosis dan menentukan jenis leukemia.
Leukemia Mieloid Akut
Leukemia Mieloid Akut
Terapi Tujuan pengobatan adalah menghancurkan semua sel leukemik sehingga
penyakit bisa dikendalikan. Penderita menjadi lebih sakit karena pengobatan menekan aktivitias sumsum tulang, sehingga jumlah sel darah putih semakin sedikit (terutama granulosit) dan hal ini menyebabkan penderita mudah mengalami infeksi. Terapi spesifik dalam bentuk kemoterapi , tahap pengobatan kemoterapi tersiri atas :
Fase induksi remisi yaitu berupa kemoterapi intensif untuk mencapai remisi, yaitu suatu keadaan dimana gejala klinis menghilang, disertai blast dalam sumsum tulang berkurang dari 5%. Pada kemoterapi awal biasanya diberikan sitarabin (selama 7 hari) dan daunorubisin (selama 3 hari). Kadang diberikan obat tambahan (misalnya tioguanin atau vinkristin) dan prednison.
Fase postremisi suatu fase pengbatan untuk mempertahankan remisi selama mungkin yang pada akhirnya akan menuju kesembuhan . Setelah tercapai remisi, diberikan kemoterapi tambahan (kemoterapi konsolidasi) beberapa minggu atau beberapa bulan setelah pengobatan awal.
PROGNOSIS
50-85% penderita LMA memberikan respons yang baik
terhadap pengobatan. 20-40% penderita tidak lagi menunjukkan tanda-tanda leukemia dalam waktu 5 tahun setelah pengobatan angka ini meningkat menjadi 40-50% pada penderita yang menjalani pencangkokan sumsum tulang.
Prognosis yang paling buruk ditemukan pada:- penderita yang berusia diatas 50 tahun- penderita yang menjalani kemoterapi dan terapi penyinaran untuk penyakit lain.
Daftar Pustaka
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V Prof.Dr.I Made Bakta . “Hematologi Klinik
ringkasan”.2007.Jakarta.Penerbit Buku kedokteran EGC.