6
Aminoglutethimide C 13 H 16 N 2 O 2 2,6 piperidinedione 3-(4-aminophenyl)-3ethil-2 (p- aminophenil)-2-ethylglutarimide(125-84-8) Aminoglutethhimide berisi tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari 102% dari C 13 H 16 N 2 O 2 , dihitung berdasarkan basis kering. Cara penyimpanan : simpan dalam wadah tertutup baik USP referensi standar –USP aminoglutethimide RS, USP m- aminoglutethimide RS, USP azo-aminoglutethimide RS Identifikasi : A : Absorpsi Inframerah (197M) B : absorpsi ultraviolet (197U) laturan : 10 mikrogram per ml Medium : methanol Absorpsivitas pada 242 nm, dihitung dari basis kering tidak berbeda dari lebih dari 2% pH : antara 6,2 sampai 7,3 dalam 1 dari 1000 solution diencerkan dengan metanol

Aminoglutethimide by Sita Zahara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

note

Citation preview

Aminoglutethimide

C13H16N2O22,6 piperidinedione 3-(4-aminophenyl)-3ethil-2 (p-aminophenil)-2-ethylglutarimide(125-84-8)Aminoglutethhimide berisi tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari 102% dari C13H16N2O2, dihitung berdasarkan basis kering. Cara penyimpanan : simpan dalam wadah tertutup baikUSP referensi standar USP aminoglutethimide RS, USP m-aminoglutethimide RS, USP azo-aminoglutethimide RSIdentifikasi :A : Absorpsi Inframerah (197M)B : absorpsi ultraviolet (197U)laturan : 10 mikrogram per mlMedium : methanolAbsorpsivitas pada 242 nm, dihitung dari basis kering tidak berbeda dari lebih dari 2%pH : antara 6,2 sampai 7,3 dalam 1 dari 1000 solution diencerkan dengan metanol susut pengeringan : keringkan pada suhu 105o dengan berat konstan : susut pengeringan tidak lebih dari 0,5% dari beratnya.Residu dan Pengapian : tidak lebih dari 0,1%Sulfat : tambahkan 1 ml dari 3 N hydrochloric acid ke 100 ml dari 1 dalam 1000 larutan yang diencerkan dalam metanol (1 dalam 20), tambahkan 2 ml barium chlorida TS, dan campurkan : tidak menghasilkan kekeruhanLogam Berat : metode II (231) : 0,001%kemurnian dan batas kromatografi dari m-aminoglutethimide buffer asetat, fase gerak, pengencer dan kromatografi sistem disiapkan seperti yang diarahkan pada uji ini larutan standar- kelarutan dalam keakuratan kuantitas berat pada USP m-aminoglutethimide RS pada pengenceran untuk mendapatkan larutan yang konsentrasinya diketahui dari 1 mikrogram per ml. Pengenceran yang akurat diukur volume dari larutan yang kuantitatif dan bertahap jika diperlukan, dengan pengeceran yang diperoleh dari larutan yang diketahui konsentrasinya yaitu 10 mikrogram per mluji kelarutan- tambahkan sekitar 100 mg dari aminoglutethimide, berat sebenarnya, ke 100 ml labu ukur dan larutkan dalam pengencer. Encerkan sampai batas volume, campurkan dan melewati 0,45 mikrogram atau porositas halus. Abaikan dari 5ml dari filtrat.Prosedur : secara terpisah suntikan volume yang sama (yaitu 10 mikrogram) dari larutan standar dari dari uji kelarutan kedalam kromatogram, catat kromatogram dan ukur area dari seluruh puncak. Waktu retensi relatif yaitu 0,8 untuk aminoglutethimide dan 1,0 untuk m-aminoglutethimide. Hitung presentase dari m-aminoglutethimide dalam spesimen dari aminoglutethimide diambil dari formula:10(C/W)(ru/rs)Dimana C adalah konsentrasi, dalam mikrogram per ml. Pada USP m-aminoglutethimide RS dalam preparasi standar. W adalah berat dalam mg pada spesimen yang diambil. Dan ru dan rs adalah m-aminoglutethimide titik puncak yang diperoleh dari uji preparasi dan preparasi standar masing-masing : tidak lebih dari 2% dari m-aminoglutethimide yang ditemukan. Hitung presentase titik puncak, dan uncak utama dan m-aminoglutethimide puncak jika ada dengan rumus yang sama.100ri/rtDimana riadalah respon dari masing-masing puncak, dan rt adalah penjumlahan dari seluruh puncak pada kromatogram yang diperoleh dari uji preparasi: tidak lebih dari 1% total pengotor, lainnya dari m-aminoglutethimide yang ditemukan. Batas dari azo-aminoglutethimide (catatan: gunakan kaca rendah actinic untuk mempersiapkan larutan standar dan uji kelarutan. Lakukan pengujian segera dibawah cahaya yang redup dari larutan standar dan uji kelarutan. Memakai sarung tangan pelindung yang resisten terhadap dimetil sulfoksida untuk melindungi kontak dengan , kulit. Gunakan pengaduk, tidak panas, untuk mengencerkan USP azo-aminoglutethimide RS dan uji spesimen. Buffer asetat- campurkan 150 ml dari 0,1 N garam asetat dengan 50 ml 0,1 N potasium hidroksida encerkan dengan air sampai 1000 ml dan campurkan. Fase gerak- encerkan 100 mg edetate disodium dalam 350 ml dari asetat buffer, tambahkan 650 ml metanol, campurkan dan dinginkan pada suhu ruangan. Sesuaikan dengan garam asetat glasial sampai pH 5 kurang lebih 0,1 filter dan degas. Sesuaikan jika diperlukan.Larutan standar : encerkan berat akurat kuantitas dari USP azo-aminoglutethimide RS dalam dimetil sulfoksida untuk mendapatkan larutan yang diketahui konsentrasinya. Yaitu 0,5 mikrogram per ml.Uji kelarutan: tambahkan 100 mg aminoglutethimide, dengan berat akurat, ke labu ukur 100 ml. Campurkan dengan pelarut dengan dimetil sulfoksida sampai tanda batas, campurkan.Kromatografi sistem kromatografi padat sama dengan 328 nm detektor dan 3,9 nm x 15 cm kolom yang berisi Li. Laju alirnya adalah 1 ml per menit. Kromatogram larutan standar dan catatan titik puncak antara 2 dan 5 kolom efisiensi determinan dari analisis puncak. Bukan dari 800 teoritikal gelas. Dan faktor tailing untuk analit puncak tidak lebih dari 1,2Prosedur : secara terpisah sutikan voluem (yaitu 10mikro liter) dari larutan standar dan larutan uji kedalam kromatogram, catatan kromatogram. Dan ukur area disekitar titik puncak. 10(C/W)(ru/rs)Dimana C adalah konsentrasi dalam mikrogram per ml, W adalah berat dalam mg spesimen yang diambil dan ru dan rs adalah azo-aminoglutethimide puncak respon diperoleh dari larutan uji dan larutan standar. Masing-masing diperoleh tidak lebih dari 0,03% 3,3 (azodi-4,1-phenylen)-3,3-dimetilbis-(2,6-piperidinedione) korespondenya sampai azo-aminoglutethimide ditemukan. Assay-Bufer asetat- tambahkan 240ml 0,1 n garam asetat ke 200 ml 0,1 N potasium hidroksida dalam 2000 ml labu ukur. Tambahkan 500 ml air dan campurkan. Masing-masing tambahkan 1 N garam asetat atau 1 N potasium hidroksida sampai pH 5 kurang lebih 0,1 encerkan dengan air sampai batas volume dan campurkan. Fase gerak- siapkan filtrat dan degassed mixture dari buffer acetat dan metanol (73:27). Sesuaikan jika diperlukan Pengencer- sipakna campuran buffer acetat dengan metanol (1:1)penyiapan standar- larutkan dan berat akurat dari USP aminoglutethimide RS dalam pengenceran untuk memperoleh konsentrasi larutan yang diketahui yaitu 0,5 mikrogram per mlpenyiapan Assay- pindahkan 500 mg aminoglutethamide dengan berat akurat ke labu ukur 100 ml, dan encerkan dengan pengencer . pengecer dan encerkan sampai batas volume dan campurkan dan melewati 0,45 mikrometer. Dengan membuang 5 ml filtratsistem kromatografi- kromatografi cair setara dengan 240 nm detector dan 3,9 mm x 15cm kolom berisi 4 mikrometer kemasan Li. Temperatur kolom dipertahankan yaitu 40o dan laju alir 1,3 ml per menit. Standar preparasi kromatograp dan catat titik puncak pada prosedur. Faktor kesalahan analisis titik puncak tidak lebih dari 1,7 dan standar deviasi relative untuk replikasi injeksi tidak lebih dari 2%prosedur- (catatan: gunakan area puncak dimana titik puncak diketahui)secara terpisah volume injeksi (yaitu 10 mikroliter) dari larutan standar dan assay preparasi kedalam kromatograf, catat koromatogram dan hitung titik puncaknya. Hitung data kuanitatasnya dalam mg, dari C13H16N2O2 dalam porsi aminoglutethimide diambil dari formula.100C(ru/rs)Dimana C adalah konsentrasi dalam mg per ml dari USP aminoglutethimide RS dalam standar preparasi dan ru dan rs aminoglutethimide titit puncak yang diperoleh dari assay preparasi dan standar preparasi masing-masing.