57
i ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN KARYAWAN PABRIK TEXTIL DAMATEX SALATIGA Oleh: INDAH ANNISA DEWI NIM :212011051 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYAWACANA 2016

ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

i

ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI

KALANGAN KARYAWAN PABRIK TEXTIL

DAMATEX SALATIGA

Oleh:

INDAH ANNISA DEWI

NIM :212011051

KERTAS KERJA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYAWACANA

2016

Page 2: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

ii

Page 3: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

iii

Page 4: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

iv

Page 5: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

v

Page 6: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

vi

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum

sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri

mereka sendiri”

(QS. Ar Ra'd 13:11)

“Hidup adalah terus belajar dan revisi guna kehidupan yang

lebih indah dimasa mendatang”

-Indah Annisa Dewi-

“Tidak ada seorangpun yang dilahirkan ke dunia ini hanya

untuk menjadi manusia yang sia-sia”

-Purnomoagus-

“Orang bijaksana tidak pernah duduk meratapi

kegagalannya, tapi dengan gembira hati mencari jalan

bagaimana memulihkan kembali kerugian yang dideritanya”

-HighL4nder-

Page 7: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

vii

ABSTRACT

Financial management is foreseen, collecting, extracting, invest and plan

for the necessary cash or individuals in order to operate smoothly. This study

focuses on the goal to find out how an employee is paid the minimum wage

factories in allocating its income and came meet the necessities of life for a

month. Such as consumtion, education, transportation, savings,mortage and

others. The sample in this study was 50 employees Damatex part Weaving

Factory AJL 1, which consists of 8 single employees and 42 employees who are

already married. Data obtained through questionnaires. The result showed that,

most of the revenue earned by employees is allocated to single installment, such

as motors and electronic payments. While the employees ware married, most of

their income allocated to consumtion.

Keywords: Allocation of income, single, household.

Page 8: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

viii

SARIPATI

Pengelolaan keuangan adalah meramalkan, mengumpulkan,

mengeluarkan, menginvestasikan dan merencakan kas yang diperlukan individu

agar dapat beroperasi dengan lancar.Penelitian ini berfokus pada tujuan untuk

mengetahui bagaimana seorang karyawan pabrik bergaji UMR dalam

mengalokasikan pendapatannya dan dapatmencukupi semua kebutuhan hidup

selama satu bulan.Seperti konsumsi, pendidikan, transportasi, tabungan, cicilan

dan lain-lain.Sampel dalam penelitian ini adalah 50 karyawan pabrik Damatex

bagian Weaving Tenun AJL 1, yang terdiri dari 8 karyawan lajang dan 42

karyawan yang sudah berumah tangga.Data diperoleh melalui penyebaran

kuisioner.Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sebagian besar pendapatan yang

diterima oleh karyawan lajang dialokasikan untuk cicilan, seperti cicilan motor

dan elektronik. Sedangkan pada karyawan menikah, sebagian besar

pendapatannya dialokasikan untuk konsumsi.

Kata kunci : Alokasi pendapatan, lajang, rumah tangga.

Page 9: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

ix

KATA PENGANTAR

Topik dalam kertas kerja ini adalah “ALOKASI PENDAPATAN

RUMAH TANGGA DI KALANGAN KARYAWAN PABRIK TEXTILE

DAMATEX SALATIGA”. Penelitian ini dilator belakangi karena adanya

ketertarikan penulis dalam melakukan penelitian mengenai alokasi pendapatan.

Disamping itu, dilihat pada penelitian sebelumnya objek yang bersangkutan

adalah ibu rumah tangga, sehingga penulis hendak mengetahui alokasi pendapatan

bukan hanya pada karyawan yang sudah menikah, tetapi juga pada individu yang

masih lajang, apakah pendapatan mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan

selama satu bulan.

Dalam penelitian ini tentu tidak lepas dari kekurangan dari penulis, untuk

itu dukunganm kritik dan saran sangat dibutuhkan penulis agar penelitian ini

menjadi sempurna. Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi berfaat bagi

penulis dan pembaca pada umumnya

Salatiga, 6 Januari 2016

Penulis

Page 10: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

x

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur yang sebesar-besarnya dan rasa terima kasih penulis panjatkan

kepada Allah SWT, karena dengan segala berkat, hikmat dan anugerah-Nya

penulis diizinkan menyelesaikan dengan baik skripsi ini sebagai tugas akhir dari

masa perkuliahan.Penulis menyadari bahwa selama masa penulisan tugas akhir ini

ada pihak-pihak yang turut serta memberikan bantuan dan dukungan. Maka

perkenankan penulis untuk menghaturkan rasa terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ibu Lasiyem dan Bapak Jumeri yang tidak henti-

hentinya memberikan seluruh cinta dan segenap kasih sayangnya kepada

penulis selama ini, dan terima kasih atas doa dan dukungan baik moral

meupun spiritual yang sangat penulis butuhkan.

2. Kepada kakak-kakakku tercinta : Alm. Kurniawati dan Akbar Heri

Nugroho yang selalu memberikan motivasi, semangat dan doanya selama

ini kepada penulis.

3. Ibu Linda Ariany Mahastanti, SE., M.Sc., selaku wali studi serta

pembimbing yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis

selama masih kuliah dan dengan sabar memberikan bimbingan, arahan,

nasihat dan waktu kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

4. Prof. Supramono, SE, MBA, DBA selaku dosen matakuliah konsentrasi

keuangan yang telah banyak memberikan ilmu serta pencerahan selama

penulis mengikuti pembelajaran mata kuliah.

5. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW

yang sudah memberikan pengejaran dan ilmu selama masa studi kepada

penulis.

6. Sahabat-sahabat seperjuangan selama kuliah, Ririn, Forlyn, Sara, Yemima,

Nila, Rahma, Yusita. Terima kasih atas semua supportdan semangat

Page 11: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

xi

kebersamaannya selama ini. Semoga suatu hari nanti kita bisa berkumpul

bersama lagi.

7. Seluruh keluarga besar Ascarya Journalistic Club, Grace, Hans, Mariska,

Ayom, Nitikah, Yunika. Terima kasih untuk kebersamaan, pengalaman

organisasi dan kepanitiaannya yang kompak.

8. Seluruh teman-teman angkatan 2011 dan seluruh pihak yang tidak dapat

menulis uraikan satu-persatu dalam ucapan terima kasih ini.

9. Seluruh responden karyawan Pabrik Textile Damatex Salatiga Bagian

Weaving Tenun AJL 1

Salatiga, 6 Januari 2016

Penulis

Page 12: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... i

Lembar Pernyataan Tidak Plagiat ......................................................................... ii

Lembar Pernyataan Persetujuan Akses ................................................................ iii

Lembar Pengesahan ............................................................................................. iv

Lembar Keaslian Karya Tulis .............................................................................. v

Halaman Motto ..................................................................................................... vi

Abstrack ................................................................................................................ vii

Saripati ............................................................................................................... viii

Kata Pengantar ...................................................................................................... ix

Ucapan Terima Kasih ........................................................................................... x

Daftar Isi ............................................................................................................... xii

Daftar Tabel ....................................................................................................... xiv

Daftar Lampiran ................................................................................................... xv

PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

LANTASAN TEORI ................................................................................ 6

Alokasi Pendapatan ............................................................................. 6

Lajang .................................................................................................. 7

Rumah Tangga .................................................................................... 7

Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga .............................................. 7

METODE PENELITIAN ........................................................................ 10

Jenis Penelitian ................................................................................... 10

Populasi dan Sampel ......................................................................... 10

Page 13: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

xiii

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ................................................. 10

Teknis Analisis ................................................................................... 11

Lokasi dan Objek Penelitian .............................................................. 11

Pengukuran Konsep dan Indikator Empirik ....................................... 11

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 13

PENUTUP ................................................................................................ 32

Kesimpulan ........................................................................................ 32

Keterbatasan Dan Saran Penelitian .................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 33

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 36

Page 14: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Indikator Empirik ....................................................................................... 12

Tabel 1. Karakteristik Responden ........................................................................ 13

Tabel 2. Pengalokasian Pendapatan Karyawan Konsumsi .................................. 15

Tabel 3. Pengalokasian Pendapatan Karyawan Pendidikan ................................. 16

Tabel 4. Pengalokasian Pendapatan Karyawan Transportasi ............................... 17

Tabel 5. Pengalokasian Pendapatan Karyawan Cicilan Motor, Elektronik dan

ART ....................................................................................................... 17

Tabel 6. Pengalokasian Pendapatan Karyawan Tabungan Arisan, Bank dan

Koperasi ................................................................................................ 19

Tabel 7. Pengalokasian Pendapatan Karyawan Cicilan ART .............................. 22

Tabel 8. Proporsi Pendapatan Karyawan Lajang dan Menikah ........................... 23

Tabel 9. Kecukupan Penghasilan Karyawan Untuk Memenuhi Kebutuhan

Bulanan ................................................................................................. 25

Tabel 10.Sumber Hutang ..................................................................................... 26

Page 15: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner ......................................................................................... 36

Lampiran 2. Jawaban Alokasi Pendapatan Karyawan Lajang ............................. 39

Lampiran 3. Tabel Alokasi Pendapatan Karyawan Lajang .................................. 39

Lampiran 4. Proporsi Alokasi Pendapatan Karyawan Lajang ............................. 41

Lampiran 5. Proporsi Alokasi Pendapatan Karyawan Menikah ........................... 42

Page 16: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berbicara tentang buruh memang sangat menarik dan tidak ada habisnya,

sebagian besar penduduk Indonesia berprofesi sebagai buruh. Dengan mengangkat

fenomena buruh di kota Salatiga, lebih tepatnya adalah buruh pabrik, mulai dari

yang masih lajang sampai yang sudah berkeluarga atau berumah tangga.

Kurangnya modal untuk membangun usaha sendiri memang membuat mereka

mau tidak mau harus menjadi pekerja untuk atau bekerja di perusahaan orang lain,

untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin tinggi demi kelangsungan hidup.

Sesuai Badan Pusat Statistik berdasarkan penduduk usia 10 tahun keatas

yang bekerja per kecamatan menurut mata pencaharian akhir tahun 2012

(salatigakota.bps.go.id), jumlah buruh pabrik di Salatiga adalah 112.717 jiwa,

yang meliputi buruh tani 4.586 jiwa, buruh industri 26.780 jiwa, buruh bangunan

9.944 jiwa, buruh transportasi 5.004 jiwa, pegawai negri 9.111 jiwa, jumlah ini

bukan termasuk petani itu sendiri, nelayan, pengusaha, wiraswasta dan pedagang.

Dapat dilihat bahwa buruh industri menempati urutan teratas diantara beberapa

jenis buruh lainnya sedangkan buruh tani menempati urutan paling rendah, hal ini

mungkin dikarenakan buruh industri mendapat berbagai tunjangan sehingga

berpengaruh terhadap penduduk yang lebih memilih menjadi buruh industri

daripada buruh tani.

Pada kesempatan ini, Damatex dipilih sebagai objek penelitian karena

Pabrik Textile Damatex Salatiga sudah cukup lama berdiri dan mempunyai

karyawan yang sangat besar dan kebanyakan penduduk Salatiga bekerja sebagai

karyawan Pabrik Textile Damatex. PT. Damatex didirikan pada tanggal 17

Februari 1961, berlokasi di Jalan Argobusono No.1 Kelurahan Ledok Kecamatan

Argomulyo, Kota Salatiga dan perusahaan ini merupakan salah satu cabang

perusahaan yang tergabung dalam Argo Manunggal Group yang berkantor pusat

di Jakarta. Saat ini luas lahan pabrik telah mencapai 349.725 m² dan luas

Page 17: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

2

bangunan 79.194,01 m², dengan jumlah tenaga kerja sebesar 5000 orang (Juli,

2014).

Upah dan gaji yang biasa disebut dalam istilah wages and salaries

merupakan pendapatan yang diperoleh rumah tangga keluarga sebagai imbalan

terhadap penggunaan jasa sumber tenaga kerja yang mereka gunakan dalam

pembentukan produk nasional (Soediyono, 1984) pendapatan adalah sama dengan

pengeluaran. Berikut daftar jumlah upah minimum regional (UMR) atau yang

sekarang lebih dikenal dengan upah minimum (UM) tahun 2015 untuk provinsi

Jawa Tengah. Kota Semarang yang memimpin UM sebesar Rp1.685.000,00 dan

kota Salatiga menempati urutan ke-5 yaitu sebesar Rp1.287.000,00 setelah

Demak, Kendal dan Temanggung. Upah atau gaji pada karyawan kontrak maupun

tetap di Pabrik Textile Damatex Salatiga bagian Weaving Tenun AJL (Air Jet

Loom) 1 tahun 2015 adalah sama yaitu sebesar Rp1.270.000,00 dan rata-rata

pendapatannya adalah Rp1.100.000,00. Dengan upah UMR yang terbatas ini,

sebuah individu maupun rumah tangga harus pintar-pintar mengelola keuangan

dalam rumah tangganya. Meskipun terdapat tingkat karyawan yaitu karyawan

kontrak dan karyawan tetap, namun tidak ada penggolongan gaji antara kedua

karyawan tersebut. Tetapi karyawan bisa tidak penuh menerima gaji tersebut

dikarenakan potongan yang dikurangi langsung dari gaji yang diterima, atau

bahkan menerima lebih karena ada beberapa tunjangan. Pada Pabrik Textile

Damatex Salatiga tentu memiliki karyawan yang masih lajang dan sudah menikah

dan pada karyawan yang sudah menikah, salah satu di antaranya bekerja di Pabrik

Textile Damatex. Pada umumnya karyawan yang sudah menikah memiliki beban

pengeluaran yang lebih besar daripada karyawan lajang, oleh karena itu cara

melakukan pengelolaan keuangan terutama dalam mengalokasikan pendapatan

kemungkinan ada perbedaan, dimana karyawan yang sudah menikah cenderung

lebih berhati-hati. Oleh sebab itu perlu diteliti lebih jauh bagaimana alokasi

pendapatan pada karyawan baik yang lajang maupun yang sudah menikah.

Pengelolaan keuangan keluarga bagi seorang karyawan pabrik yang

berpenghasilan tetap titik berat utama adalah pada sisi pengeluaran. Hal ini

Page 18: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

3

dibenarkan oleh peneliti Mc. Kenna, dkk (2003) perihal hubungan tipe psikologi

dengan pengambilan keputusan keuangan, terutama dalam menentukan

pengeluaran anggaran, faktor psikologi sering menjadi dasar pijakan. Sedangkan

hasil penelitian Suhartini, dkk (2004) pendapatan rumah tangga dialokasikan

untuk berbagai keperluan, antara lain: konsumsi, keperluan sehari-hari, kegiatan

sosial, keperluan anak sekolah dan keperluan lain-lain. Dalam mengatur

pengeluaran harus bisa secermat mungkin sehingga walaupun pendapatan terbatas

tetapi dapat memenuhi seluruh kebutuhan, biasanya untuk memenuhi keperluan

dalam jangka waktu selama satu bulan.

Ada tiga tipe pengalokasian pengelolaan keuangan rumah tangga, menurut

Ichsan (2009) yang pertama adalah uang bersama dan sistem amplop. Yaitu

penghasilan suami istri langsung digabung bersama. Setelah itu, gabungan kedua

pendapatan langsung dialokasikan ke pos-pos pengeluaran rutin yang telah

dihitung lebih dulu. Lazimnya, setiap pos diwakili oleh satu amplop. Pos-pos

pengeluaran itu, pada beberapa keluarga, bukan saja kebutuhan rumah tangga

makan minum dan listrik saja, tapi juga termasuk membayar kredit rumah, cicilan

mobil, listrik, telepon, uang sekolah anak, asuransi dan kebutuhan kendaraan

(bensin, servis berkala, kerusakan dll). Bahkan tabungan, pengeluaran pribadi

ayah-ibu dan liburan pun jadi amplop tersendiri. Bila ada sisa, dimasukkan ke

dalam tabungan suami atau istri, atau khusus lagi account bersama si bank untuk

“menampung” sisa amplop setiap bulannya. Yang ke-2 adalah membagi berdasar

persentase. Yaitu bentuk managemen ini adalah membagi tanggung jawab dalam

bentuk jumlah atau persentase. Seluruh kebutuhan keluarga setiap bulan dihitung

termasuk pos darurat dan pos tabungan. Masing-masing sepakat menyumbang

sebesar jumlah tertentu untuk menutupi kebutuhan tersebut. Sisanya digunakan

sebagai tabungan pribadi untuk kebutuhan pribadi. Terakhir adalah membagi

tanggung jawab. Misalnya, suami mengeluarkan biaya untuk urusan “berat”,

seperti membayar kredit rumah, cicilan mobil listrik, telepon, uang sekolah anak,

kebutuhan mobil, dan asuransi. Sementara bagian istri adalah belanja logistik

bulanan, pernak-pernik rumah, dan liburan akhir pekan dan pos tabungan.

Page 19: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

4

Dalam penelitian ini tidak dipakai pengelolaan keuangan secara

keseluruhan, dari lima aspek pengelolaan keuangan, hanya melihat pada alokasi

pendapatan kerana memang memfokuskan pada alokasi pendapatan karyawan

yang nantinya dapat dilihat apakah benar bahwa karyawan lajang dan menikah

alokasi pendapatannya akan berbeda dalam memenuhi kebutuhan mereka selama

satu bulan.

Persoalan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka adapun yang menjadi

persoalan penelitian yaitu:

1. Bagaimana pengalokasian pendapatan pada karyawan Pabrik

Textile Damatex Salatiga yang masih lajang?

2. Bagaimana pengalokasian pendapatan pada karyawan Pabrik

Textile Damatex Salatiga yang sudah berkeluarga?

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana seorang individu atau karyawan

Pabrik Textile Damatex Salatiga yang yang masih lajang

bergaji UMR dalam mengalokasikan pendapatan guna

memenuhi kebutuhan sehingga bisa tercukupi.

2. Untuk mengetahui bagaimana seorang individu atau karyawan

Pabrik Textile Damatex Salatiga yang sudah berkeluarga

bergaji UMR dalam mengalokasikan pendapatan guna

memenuhi kebutuhan sehingga bisa tercukupi.

Page 20: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

5

2. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

para pembaca, pihak-pihak yang berkepentingan bagi karyawan Pabrik

Textile Damatex Salatiga dan penulis sendiri. Manfaat untuk penulis

dan pembaca terutama yang masih lajang adalah setelah mengetahui

bagaimana dan untuk apa saja alokasi pendapatan pada individu atau

yang sudah menikah, maka dapat berpengaruh untuk kita agar bisa

belajar dalam penerapan pengalokasian pendapatan di kehidupan

pribadi sehari-hari mulai dari sekarang baik untuk memenuhi

kebutuhan saat ini maupun untuk jangka panjang. Sedangkan untuk

karyawan pabrik sendiri, bisa dijadikan evaluasi dalam

mengalokasikan pendapatan agar lebih baik dan cermat.

Page 21: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

6

LANDASAN TEORITIS

Alokasi Pendapatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, alokasi pendapatan adalah

penentuan banyaknya uang (pendapatan) yang disediakan untuk suatu keperluan

atau pembagian pengeluaran dan pendapatan baik dalam perencanaan maupun

pelaksanaannya. Besaran dana atau biaya yang disediakan atau dikeluarkan bagi

suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah

ditentukan (pustaka.pu.go.id). Penelitian ini mengacu pada definisi

pustaka.pu.go.id.

Pada penelitan sebelumnya yang dilakukan oleh Suhartini, dkk (2004)

tentang “Pola Pendapatan Dan Pengeluaran Rumah Tangga Kaitannya Dengan

Ketahanan Rumah Tangga” di kabupaten Lombok Timur menyatakan bahwa

sumber pendapatannya berasal dari aktivitas-aktivitas usaha yaitu: on farm, off

farm, dan non farm, menyatakan bahwa terdapat dua struktur pengeluaran

terhadap alokasi pendapatan, yaitu untuk pangan seperti konsumsi dan untuk non

pangan antara lain: bahan bakar, air bersih, pendidikan, transportasi, kesehatan,

perbaikan rumah, kegiatan sosial dan pajak. Diantara kedua pengeluaran tersebut,

paling besar dialokasikan untuk konsumsi yaitu sebesar 50% karena kosumsi

merupakan kebutuhan prioritas utama. Sementara menurut Ichsan (2009) salah

satu dari ketiga tipe alokasi pada pengelolaan keuangan rumah tangga pada artikel

“Manager Keuangan Keluarga” yaitu: penghasilan suami dan istri digabung

bersama yang nantinya pendapatan tersebut digunakan untuk alokasi pengeluaran

rutin seperti konsumsi, beberapa cicilan yaitu: rumah, listrik, mobil, pendidikan

dan kebuituhan tidak terduga.

Sehingga dapat disimpulkan dengan penelitian ini adalah: terdapat

kesamaan hasil penelitian dan tipe alokasi pendapatan untuk pengeluaran yang

menunjukkan bahwa: alokasi pendapatan yang dikeluarkan oleh rumah tangga

antaralain untuk konsumsi, kemudian untuk pendidikan, transportasi, cicilan dan

Page 22: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

7

sosial, dimana pengeluaran untuk konsumsi adalah lebih besar karena merupakan

prioritas utama.

Lajang

Seseorang yang masih bujangan yang belum menikah atau berumah tangga

baik laki-laki maupun perempuan (wikipedia).

Rumah Tangga

Rumah tangga menurut Badan Pusat Statistik (2014) adalah seseorang atau

sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan tempat tinggal

dan biasa tinggal bersama serta pengelolaan kebutuhan sehari-hari menjadi satu.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rumah tangga adalah sesuatu

yang berkenaan dengan urusan kehidupan dalam rumah. Jadi dapat disimpulkan

bahwa rumah tangga adalah sekelompok orang yang terdiri dari ayah, ibu dan

anak yang tinggal dalam satu rumah dan menjalankan semua aktifitas rumah

tangga secara bersama-sama.

Disatu sisi rumah tangga adalah harapan bagi masa depan, tetapi disisi lain

keluarga menuntut tanggung jawab. Kunci keberhasilannya adalah bagaimana

kemampuan menyelaraskan antara tanggung jawab dengan harapan masa depan.

Hanya dengan cara itulah akan dinikmati kebahagiaanyang lengkap dan

sempurrna, yang hanya dapat dinikmati oleh mereka menciptakan keluarga sukses

(Wibawa, 2003:6). Untuk mewujudkan rumah tangga yang sukses dan sejahtera,

selain memiliki hubungan yang baik antar anggota keluarga, diperlukan

pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien. Penelitian ini akan mengacu pada

definisi menurut Badan Pusat Statistik untuk melihat yang dimaksud dengan

rumah tangga.

Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga

Menurut Damayanti (2010) pengelolaan keuangan rumah tangga adalah

proses mencapai tujuan melalui pengelolaan keuangan yang terstruktur dan tepat.

Page 23: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

8

Sejauh ini masih banyak rumah tangga yang belum mempunyai perencanaan

keuangan untuk mencapai tujuan keuangannya, padahal mereka selalu berharap

agar masa depan selalu baik. Walaupun tidak semua bisa direncanakan,

setidaknya setiap keluarga mempunyai kesempatan membuat keputusan yang

lebih tepat agar hasilnya lebih baik. Dalam hal ini sangatlah dibutuhkan sebuah

pola pengelolaan dimana masing-masing individu dalam rumah tangga (suami dan

istri) memiliki hak dan kewajibannya masing-masing. Pentingnya diskusi serta

pembagian tanggung jawab tentu dapat meringankan persoalan yang mungkin

akan timbul di masa depan.

Menurut Kusumawati (2014) kebangkrutan tidak hanya dapat melanda

perusahaan besar tetapi juga dapat terjadi pada perusahaan kecil bahkan terkecil

sekalipun, misalnya seperti rumah tangga. Oleh sebab itu sudah sewajarnya bila

dalam pengelolaan keuangan keluarga diperlukan suatu kesepakatan dan

komitmen bersama antara suami dan istri. Pengelolaan keuangan di negara ini

pada umumnya menganut dua tipe yaitu Mama Bos atau Papa Bos. Menurut

konsultan keuangan dari Quantum Magna Finansial, Eka Agustina, pengertian di

atas adalah: (a) Mama Bos, yaitu ketika suami menyerahkan seluruh

penghasilannya kepada istri. Istri yang mengatur dan mengelola semua keuangan

rumah tangga karena istri dianggap mempunyai kemampuan untuk mengelola

keuangan daripada si suami. (b) Papa Bos, yaitu ketika suami selain sebagai

pencari nafkah juga sebagai pengelola keuangan keluarga karena si istri sadar

punya kebiasaan boros. Pada tipe ini jangan lupa memperlihatkan daftar

pengeluaran rutin bulanan kepada si suami agar dia tahu seberapa besar uang yang

harus dia berikan kepada istri.

Dalam membuat anggaran bukanlah hal yang sulit. Yang harus dilakukan

adalah menyisihkan waktu untuk melakukan pengaturan dalam perencanaan. Jika

sudah dibuat, sebuah anggaran dapat dengan mudah dikelola. Menurut Ligwina

(2009) ada beberapa cara dalam mengelola keuangan dalam rumah tangga: (1).

Memahami portofolio keuangan keluarga. Jangan sampai kita tidak tahu isi

tabungan, jumlah tagihan listrik, telepon, servis mobil, belanja, biaya periksa

dokter dan lainnya. Kita harus tahu berapa hutang kartu kredit, pinjaman bank

Page 24: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

9

atau cicilan rumah dan mobil. (2). Susun rencana keuangan atau

anggaran. Rencana keuangan yang realistis membantu kita bersikap obyektif soal

pengeluaran yang berlebihan. Tidak perlu terlalu ideal, sehingga lupa kebutuhan

diri sendiri. Tak ada salahnya memasukkan kebutuhan untuk pribadi dan

sebagainya, yang penting anggarkan jumlah yang realistis dan kita pun harus

patuh dengan anggaran tersebut. (3). Pikirkan lebih seksama pengertian antara

“butuh” dan “ingin”. Tak jarang kita membelanjakan uang untuk hal yang tak

terlalu penting atau hanya didorong keinginan, bukan kebutuhan. Membuat daftar

berupa tabel yang terdiri dari kolom untuk item belanja, kebutuhan dan keinginan.

Setelah mengisi kolom item belanja, isilah kolom “kebutuhan” dan “keinginan”

dengan tanda cek (V). Pertimbangkan dengan lebih matang, benda atau hal yang

perlu kita beli/penuhi atau tidak. (4). Hindari hutang untuk konsumtif. Godaan

untuk hidup konsumtif semakin besar. Tapi bukan berarti dengan mudah kita

membeli berbagai benda secara kredit. Tumbuhkan kebiasaan keuangan yang

sehat dimulai dari yang sederhana, seperti tak memiliki hutang konsumtif. (5).

Meminimalkan belanja konsumtif. Kita bisa gunakan pengeluaran ini untuk

menabung atau memenuhi kebutuhan lain. (6). Tetapkan tujuan atau cita-cita

finansial. Susun target keuangan yang ingin kita raih secara berkala, bersama

pasangan. Tetapkan tujuan spesifik, realistis, terukur dan dalam kurun waktu

tertentu.Tujuan ini membantu kita lebih fokus merancang keuangan. Misalnya,

bercita-cita punya dana pendidikan prasekolah berstandar internasional dan

sebagainya. (7). Menabung. Ubah kebiasaan dan pola pikir.Segera setelah

menerima gaji, sisihkan untuk tabungan dalam jumlah yang telah direncanakan

sesuai tujuan atau cita-cita finansial keluarga. Sebaiknya memiliki rekening

terpisah untuk tabungan dan kebutuhan sehari-hari. (8). Berinvestasi.Tentu kita

tak akan puas dengan hanya menunggu tabungan membumbung padahal cita-cita

untuk keluarga “selangit”. Inilah saat yang tepat untuk memikirkan investasi.

Page 25: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

10

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Metode penelitian menunjuk pada prosedur dan cara yang digunakan

untuk mengumpulkan serta menganalisis data (Supramono & Haryanto, 2005).

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain

penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan

menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data pokok (Singarimbun &

Effendi, 1995).

Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2009), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Pabrik

Tekstil Damatex Salatiga, sedangkan sampelnya yang digunakan adalah karyawan

departemen Weaving Tenun AJL(Air Jet Loom) 1, dengan pengambilan sampel

sebanyak 50 responden. Metode sampling yang digunakan adalah nonprobability

sampling dengan teknik sampling purposive yaitu taknik pengambilan sampel dari

populasi berdasarkan suatu kriteria berupa suatu pertimbangan tertentu (

Jogiyanto, 2008). Dalam hal ini peneliti mencari responden yang masih lajang dan

sudah menikah yang bekerja pada Pabrik Textile Damatex Salatiga minimal 2

tahun, agar peneliti lebih spesifik dalam mengajukan pertanyaan.

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data primer yaitu

sumber data yang diperoleh langsung dari seluruh responden sebagai sampel.

Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menyebarkan kuisioner kepada

seluruh 50 karyawan Pabrik Textile Damatex Salatiga secara langsung.

Pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner akan tediri dari 2 bagian, yaitu: data

diri responden dan pengukuran pengelolaan keuangan dalam rumah tangga yang

terdiri dari 9 pertanyaan.

Page 26: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

11

Teknik Analisis

Teknik analisis merupakan alat bantu yang digunakan untuk menyajikan

data dalam bentuk yang lebih ringkas (Supramono & Utami, 2003). Teknik

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif

statistik adalah jenis statistik yang menganalisis data populasi dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul, tanpa membuat

kesimpulan yang berlaku umum (generalisasi).

Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Daya Manunggal Tekstil atau yang lebih

dikenal dengan Pabrik Textile Damatex yang berlokasi di Jalan Argo Busono,

Salatiga. Karena pendapatan mereka yang terbatas yaitu sebatas UMR, sehingga

perlu dilihat bagaimana mereka mengelola keuangan mereka. Selain itu

perusahaan ini sudah cukup lama berdiri dan mempunyai karyawan yang sangat

besar, seharusnya tingkat kesejahteraan karyawan semakin meningkat, tetapi pada

kenyataannya upah yang diterima karyawan masih sama yaitu sebesar UMR,

sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada PT. Daya Manunggal

Tekstil.

Pengukuran Konsep dan Indikator Empirik

Pengukuran konsep merupakan suatu upaya mengkaji atau melihat konsep

yang abstrak secara empirik. Pengukuran konsep diperlukan untuk mempermudah

analisis data dan pemecahan masalah penelitian. Untuk dapat melihat konsep

secara empirik, maka konsep dahulu perlu diukur dengan menggunakan indikator

empirik. Indikator empirik adalah pertanyaan-pertanyaan beserta kategori-kategori

jawabannya (Ihalauw 2000 : 50). Berdasarkan konsepnya indikator-indikator yang

akan digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Alokasi pendapatan

b. Lajang

c. Rumah tangga

Page 27: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

12

Indikator Empirik

Variabel

Definisi

Indikator

Alokasi pendapatan

Besaran dana atau biaya yang

disediakan atau dikeluarkan

bagi suatu kegiatan yang

dilaksanakan untuk mencapai

sasaran dan tujuan yang telah

ditentukan

(pustaka.gu.go.id).

Mengeluarkan atau

mengalokasikan

pendapatan untuk

kebutuhan yang berkaitan

dengan kebutuhan rumah

tangga yaitu: konsumsi,

pendidikan, transportasi,

cicilan, dan tabungan.

Lajang

Seseorang yang masih

bujangan yang belum

menikah atau berumah

tangga baik laki-laki maupun

perempuan (wikipedia).

Seseorang yang masih

hidup sendiri tanpa ikatan

perkawinan.

Rumah Tangga

Seseorang atau sekelompok

orang yang mendiami

sebagian atau seluruh

bangunan tempat tinggal dan

biasa tinggal bersama serta

pengelolaan kebutuhan

sehari-hari menjadi satu

(BPS, 2014).

Melakukan seluruh

aktivitas yang berkaitan

dengan rumah tangga.

Menjalani kehidupan

bersama (suami, istri dan

anak).

Page 28: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

13

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini menampilkan jumlah responden sebanyak 50 orang

dan karakteristik responden diambil berdasarkan atas gender, usia, lama bekerja,

status, penghasilan belum menikah dan penghasilan menikah. Berikut merupakan

data diri karyawan Pabrik Textile Damatex Salatiga.

Tabel 1. Karakteristik Responden

NO KATEGORI SUB KATEGORI %

1 Gender Pria 16

Wanita 84

Total 100

2 Usia 20 – 30 tahun 30

31 – 40 tahun 6

41 – 50 tahun 64

Total 100

3 Lama bekerja < 5 tahun 24

5 - 10 tahun 6

10 - 15 tahun 20

15 tahun > 50

Total 100

4 Status Lajang 16

Menikah Suami bekerja 66

Suami tidak bekerja 8

Istri bekerja 10

Istri tidak bekerja -

Total 100

5 Penghasilan belum menikah Pribadi 1 - 2 juta 100

6 Penghasilan menikah Pribadi 1 - 2 juta 100

Pasangan 1 - 2 juta 73,8

Page 29: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

14

NO KATEGORI SUB KATEGORI %

2 - 3 juta 14,3

4 – 5 juta 2,4

Pasangan tidak

bekerja 9,5

Total 100

7 Tanggungan anak Sekolah 76

Belum sekolah 18

Belum punya anak 2

Anak sudah bekerja 4

Total 100

Sumber : Data Primer Diolah 2015

Dari 50 responden karyawan Pabrik Textile Damatex Salatiga terdapat

84% terbanyak adalah responden wanita dikarenakan penelitian ini dilakukan di

bagian Weaving Tenun AJL (Air Jet Loom) 1, dimana pada bagian kerja ini adalah

proses dan teknik pembuatan kain yaitu dengan menggabungkan benang secara

memanjang dan melintang, sehingga membutuhkan ketelatenan dan kesabaran

dari karyawan, itulah alasan mengapa karyawan wanita lebih banyak dari pada

laki-laki.

Dari segi usia dapat dilihat bahwa responden terbesar berusia 40-50 tahun

dengan jumlah 64% dari total 50 responden. Jika dicocokkan dengan waktu

lamanya bekerja para karyawan, maka hal ini mendukung fakta tersebut bahwa

sebanyak 50% responden telah bekerja selama lebih dari 15 tahun.

Kemudian berdasarkan status yang disandang para karyawan, 84%

terbanyak adalah sudah menikah dengan pasangan suami yang bekerja terbanyak

sebesar 66%. Hal itu senada dari segi penghasilan karyawan yang sudah menikah

bahwa 100% karyawan memiliki penghasilan sebesar 1-2 juta dengan 73,8% gaji

pasangan terbesar juga 1-2 juta, 14,3% gaji pasangan sebesar 2-3 juta dan 2,4%

gaji pasangan 4-5 juta.

Bagi karyawan yang masih lajang, sebanyak 16% karyawan memiliki

penghasilan terbanyak yaitu sebesar 1-2 juta. Dan terakhir, dilihat dari faktor

tanggungan anak yang dimiliki maka mendukung data penghasilan karyawan

Page 30: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

15

sebanyak 76% karyawan masih memilik tanggungan anak yang masih bersekolah.

Hal ini tentu saja mempengaruhi pengalokasian pendapatan tiap karyawan.

Tabel 2. Pengalokasian Pendapatan Karyawan

Lajang % Menikah %

Konsumsi - 25 Konsumsi 400.000 2,4

200.000 12,5 500.000 14,3

300.000 37,5 600.000 14,3

400.000 12,5 700.000 19

500.000 12,5 800.000 30,9

900.000 7,1

1.000.000 12

Rata-rata 250.000 Rata-rata 728.500

Min - Min 400.000

Max 500.000 Max 1.000.000

Sumber : Data Primer Diolah 2015

Pertama adalah segi konsumsi. Berdasarkan tabel di atas,dapat dilihat

perbedaaan pengalokasian pendapatan karyawan lajang dan menikah untuk segi

konsumsi. Sudarsono (2005) mendefinisikan konsumsi sebagai semua biaya yang

dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya yang

terdiri atas konsumsi untuk makanan sehari-hari seperti beras, lauk pauk, sayur-

sayuran dan lain-lain, serta konsumsi untuk non makanan seperti pakaian,

perumahan, pendidikan, kesehatan, hiburan, rekreasi, sosial dan pajak. Dapat

dilihat pada karyawan lajang, bahwa 37,5% karyawan terbanyak mengalokasikan

sebesar Rp300.000,00 untuk konsumsi, sedangkan 30,9% karyawan menikah

mengalokasikan sebesar Rp800.000,00.

Rata-rata pengalokasian pendapatan karyawan menikah untuk segi

konsumsi adalah sebesar Rp728.500,00 dengan nilai terendah sebesar

Rp400.000,00 dan nilai tertinggi adalah Rp1.000.000,00. Sedangkan rata-rata

pengalokasian pendapatan karyawan lajang untuk segi konsumsi adalah sebesar

Rp250.000,00 dengan nilai tertinggi adalah Rp500.000,00. Dapat dilihat untuk

Page 31: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

16

segi konsumsi tentu lebih besar nominalnya bagi karyawan menikah, selain

konsumsi merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi, dikarenakan pula

lebih banyaknya anggota keluarga yang harus dicukupi kebutuhan konsumsinya

oleh karyawan yang sudah menikah, dibandingkan dengan karyawan yang masih

lajang bahwa konsumsi masih ikut dengan orangtua.

Tabel 3 . Pengalokasian Pendapatan Karyawan

Lajang % Menikah %

Pendidikan Pendidikan - 21,4

- - 100.000 2,4

200.000 14,3

300.000 21,4

400.000 7,1

500.000 21,4

600.000 2,4

800.000 2,4

1.000.000 7,1

Rata-rata - Rata-rata 319.000

Min - Min -

Max - Max 1.000.000

Sumber : Data Primer Diolah 2015

Selanjutnya segi pendidikan. Berdasarkan faktor pendidikan, seluruh

karyawan lajang tidak memiliki pengalokasian dan dikarenakan mereka tidak

melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, didapat nilai rata-rata, terendah dan

tertinggi adalah Rp0 dikarenakan karyawan lajang yang belum berkeluarga dan

memiliki anak.

Sedangkan 21,4% karyawan menikah mengalokasikan pendapatan sebesar

Rp300.000,00 dan Rp500.000,00 untuk biaya pendidikan anak-anak mereka.Rata-

rata karyawan mengalokasikan sebesar Rp319.000,00 dengan nilai terendah

sebesar Rp0 dikarenakan terdapat karyawan menikah yang belum memiliki anak

dan beberapa ada yang sudah bekerja dan nilai maksimum mencapai nominal

Page 32: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

17

Rp1.000.000,00 mengingat pendidikan anak merupakan kebutuhan yang sangat

penting.

Tabel 4 . Pengalokasian Pendapatan Karyawan

Lajang % Menikah %

Transportasi - 12,5 Transportasi - 69,0

200.000 12,5 200.000 16,7

300.000 62,5 250.000 2,4

400.000 12,5 300.000 57,1

400.000 11,9

500.000 9,5

800.000 2,4

Rata-rata 262.000 Rata-rata 308.300

Min - Min -

Max 400.000 Max 500.000

Sumber : Data Primer Diolah 2015

Kemudian sebanyak 62,5% karyawan lajang mengalokasikan pendapatan

sebesar Rp300.000,00 untuk biaya transportasi, senada dengan 57,1% karyawan

menikah yang mengalokasikan pendapatan untuk biaya transportasi yaitu

Rp300.000,00.

Pada karyawan menikah didapat rata-rata sebesar Rp308.300,00 dengan

nilai terendah Rp0 dikarenakan dana transportasi karyawan menikah didukung

oleh pasangan suaminya yang bekerja, dan nilai tertinggi Rp500.000,00.

Sedangkan karyawan lajang rata-rata biaya transportasi sebesar Rp262.000,00

dengan nilai tertinggi Rp400.000,00.

Tabel 5 . Pengalokasian Pendapatan Karyawan

Lajang % Menikah %

Cicilan Motor - 50 Cicilan Motor 450.000 2,4

430.000 12,5 500.000 9,5

Page 33: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

18

Lajang % Menikah %

500.000 12,5 550.000 2,4

550.000 25 570.500 2,4

700.000 4,8

800.000 4,8

1.000.000 4,7

Rata-rata 260.000 Rata-rata 204.000

Min - Min -

Max 550.000 Max 1.000.000

Elektronik - 62,5 Elektronik - 81

50.000 12,5 45.000 2,4

100.000 12,5 50.000 4,7

150.000 12,5 100.000 9,5

200.000 2,4

Rata-rata 37.500 Rata-rata 22.600

Min - Min -

Max 150.000 Max 200.000

ART - 90,5

70.000 2,4

100.000 2,4

150.000 4,7

Rata-rata - Rata-rata 76.200

Min - Min -

Max - Max 150.000

Sumber : Data Primer Diolah 2015

Dapat dilihat bahwa 25% karyawan lajang mengalokasikan pendapatan

untuk biaya cicilan motor sebesar Rp550.000,00 hampir sama dengan 9,5%

karyawan menikah yang mengalokasikan pendapatannya sebesar Rp500.000,00.

Lalu 12,5% karyawan lajang mengalokasikan untuk cicilan elektronik mulai dari

Rp50.000,00 Rp100.000,00 dan Rp150.000,00. Sama halnya dengan 9,5%

karyawan menikah yang mengalokasikan Rp100.000 ,00 untuk

Page 34: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

19

elektronik.Kemudian sebanyak 4,7% karyawan menikah mengalokasikan

pendapatan sebesar Rp150.000,00 untuk cicilan alat rumah tangga.

Pada karyawan menikah, nilai terendah masing-masing cicilan motor,

elektronik, dan alat rumah tangga adalah Rp0. Kemudian, lebih rincinya untuk

cicilan motor dapat dilihat bahwa rata-ratanya Rp204.000,00 dengan nilai

tertinggi Rp1.000.000,00. Hal ini mendukung fakta bahwa 9,5% karyawan

mengalokasikan Rp500.000,00 untuk cicilan motor. Untuk cicilan elektronik,

didapat rata-rata Rp22.600,00 dengan nilai tertinggi Rp200.000,00. Hal ini

mendukung fakta bahwa 9,5% karyawan mengalokasikan Rp100.000,00 untuk

cicilan elektronik. Untuk cicilan alat rumah tangga, didapat rata-rata Rp76.200,00

dengan nilai tertinggi Rp150.000,00. Hal ini senada dengan 4,7% karyawan

mengalokasikan Rp150.000,00 untuk alat rumah tangga.

Untuk karyawan lajang, didapat nilai terendah masing-masing cicilan

motor dan elektronik adalah Rp0 dikarenakan karyawan lajang tidak memiliki

cicilan tersebut. Kemudian, bisa dilihat bahwa rata-ratanya Rp260.000,00 dengan

nilai tertinggi Rp550.000,00. Hal ini menunjukkan bahwa 25% karyawan lajang

terbanyak mengalokasikan Rp550.000,00 untuk cicilan motor. Untuk cicilan

elektronik, didapat rata-rata Rp37.500,00 dengan nilai tertinggi Rp150.000,00.

Hal ini mendukung fakta bahwa 12,5% karyawan lajang terbanyak

mengalokasikan cicilan elektronik mulai dari Rp50.000,00, Rp100.000,00 dan

Rp150.000,00. Untuk cicilan alat rumah tangga, dapat dilihat bahwa rata-rata,

nilai terendah, dan nilai tertingginya adalah Rp0 dikarenakan karyawan lajang

tidak memiliki cicilan tersebut.

Tabel 6 . Pengalokasian Pendapatan Karyawan

Lajang % Menikah %

Tabungan Arisan 30.000 25 Tabungan Arisan - 2,4

50.000 62,5 30.000 11,9

70.000 12,5 50.000 45,2

70.000 16,7

Page 35: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

20

Lajang % Menikah %

100.000 19

150.000 2,4

200.000 2,4

Rata-

rata

47.500 Rata-rata 65.200

Min 30.000 Min -

Max 70.000 Max 200.000

Bank 50.000 37,5 Bank 0 64,3

150.000 12,5 100.000 11,9

200.000 37,5 200.000 14,3

250.000 12,5 250.000 2,4

300.000 4,7

500.000 2,4

Rata-

rata

14.750 Rata-rata 72.600

Min 50.000 Min

Lajang % Menikah %

Max 250.000 Max 500.000

Koperas

i

- 62,5 Koperasi - 31

50.000 37,5 50.000 11,9

70.000 21,4

100.000 28,6

150.000 4,7

250.000 2,4

Rata-

rata

18.750 Rata-rata 62.600

Min - Min -

Max 50.000 Max 250.000

Sumber : Data Primer Diolah 2015

Selanjutnya adalah alokasi untuk tabungan. Tabungan (saving) adalah

bagian pendapatan masyarakat yang tidak digunakan untuk konsumsi. Pada

dasarnya setiap individu memiliki ketidakpastian yaitu ketakutan akan masa depan

Page 36: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

21

kehidupan financial dan tidak ada seorangpun yang mampu untuk mencegah

kecelakaan, penderitaan dan kesukaran dalam mengejar kebetuntungan dan nasib

baik (Wibawa, 2003). Maka dari itu perlu diterapkannya menabung, selain untuk

mengantisipasi atau berjaga-jaga pentingnya menabung juga membawa manfaat

yang positif bagi kehidupan mendatang. Dapat dilihat pada tabel diatas terdapat

62,5% karyawan lajang mengalokasikan Rp50.000,00 untuk arisan, sama dengan

45,2% karyawan menikah. Untuk tabungan bank, 37,5% karyawan lajang

mengalokasikan sebesar Rp50.000,00 dan Rp200.000,00 sedangkan 14,3%

karyawan menikah mengalokasikan lebih banyak yaitu sebesar Rp200.000,00.

Kemudian 37,5% karyawan lajang mengalokasikan tabungan di koperasi sebesar

Rp50.000,00sama dengan karyawan menikah yaitu sebesar 31%.

Pada karyawan menikah, yaitu tabungan pada arisan, bank, koperasi,

masing-masing memiliki nilai terendah Rp0 dikarenakan karyawan tidak memiliki

tabungan tersebut. Untuk tabungan arisan, didapat nilai rata-ratanya Rp65.200,00

dengan nilai tertinggi Rp200.000,00. Hal ini mendukung fakta bahwa 45,2%

karyawan mengalokasikan untuk tabungan arisan sebesar Rp50.000,00. Untuk

tabungan bank, didapat nilai rata-ratanya Rp72.600,00 dengan nilai tertinggi

Rp500.000,00. Sama halnya dengan 14,3% karyawan terbanyak mengalokasikan

sebesar Rp200.000,00 untuk tabungan bank. Untuk tabungan koperasi, didapat

nilai rata-rata Rp62.600,00 dengan nilai tertinggi Rp200.000,00. Hal ini senada

dengan 31% karyawan terbanyak yang mengalokasikan pendapatannya sebesar

Rp50.000,00 untuk tabungan koperasi.

Bagi karyawan lajang, begitu juga dari segi tabungan, untuk tabungan

arisan, didapat nilai rata-ratanya Rp47.500,00 dengan nilai tertinggi Rp70.000,00

dan nilai terendah Rp30.000,00. Hal ini mendukung fakta bahwa 62,5% karyawan

lajang terbanyak mengalokasikan untuk tabungan arisan sebesar Rp50.000,00.

Untuk tabungan bank, didapat nilai rata-ratanya Rp143.750,00 dengan nilai

tertinggi Rp250.000,00 dan nilai terendahnya Rp50.000,00. Sama halnya bahwa

37,5% karyawan lajang terbanyak mengalokasikan sebesar Rp50.000,00 untuk

tabungan bank. Untuk tabungan koperasi, didapat nilai rata-rata Rp18.750,00

dengan nilai terendah Rp0 dikarenakan karyawan lajang tidak memiliki tabungan

Page 37: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

22

di koperasi dan nilai tertinggi Rp50.000,00. Hal ini senada dengan 37,5%

karyawan lajang terbanyak mengalokasikan pendapatannya sebesar Rp50.000,00

untuk tabungan koperasi.

Tabel 7 . Pengalokasian Pendapatan Karyawan

Lajang % Menikah %

Lain-lain Sosial - 75 Lain-lain Sosial - 78,6

20.000 25 20.000 19

30.000 2,4

Rata-rata 5.000 Rata-rata 4.500

Min - Min -

Max 20.000 Max 30.000

Sumber : Data Primer Diolah 2015

Terakhir adalah pengalokasian pendapatan karyawan dari segi kebutuhan

lain-lain yaitu sosial, hanya 25% karyawan lajang dan 19% karyawan menikah

yang mengalokasikannya sebesar Rp20.000,00. Pada karyawan menikah didapat

rata-rata Rp4.500,00 dengan nilai tertinggi Rp30.000,00 sedangkan untuk

karyawan lajang didapat rata-rata Rp5.000,00 dengan nilai tertinggi Rp20.000,00

dan nilai terendah untuk keduanya adalah Rp0 dikarenakan ada karyawan yang

tidak mengalokasikannya. Hal ini mendukung fakta 19% karyawan menikah dan

25% karyawan lajang terbanyak mengalokasikan Rp20.000,00 untuk dana lain-

lain yaitu sosial.

Adanya perbedaan nominal sosial ini ditentukan oleh karyawan

berdasarkan shift atau jam kerja yang terbagi menjadi 3 yaitu pagi, siang, dan

malam. Biaya sosial ini nantinya akan digunakan untuk menjenguk karyawan

yang sakit sebesar Rp7.000,00 dan lelayu Rp5.000,00 per orang dan sisanya bisa

digunakan untuk acara halal bihalal, jikapun adanya sisa dari uang sosial tersebut

nantinya akan disimpan untuk digunakan pada keperluan berikutnya.

Page 38: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

23

Tabel 8. Proporsi Pendapatan Karyawan Lajang dan Menikah

Lajang % dari

income

Menikah % dari

income

Min Max Mean Min Max Mean

Konsumsi - 39,37 19,68 Konsumsi 11,53 55,12 29,24

Pendidikan - - - Pendidikan - 39,37 12,14

Transportasi - 31,50 20,66 Transportasi - 23,62 12,14

Cicilan Motor - 43,31 20,47 Cicilan Motor - 39,37 6,98

Elektronik - 11,81 2,95 Elektronik - 5,91 0,66

ART (Alat

Rumah

Tangga)

- 5,91 0,30

Total Cicilan - 55,12 23,42 Total Cicilan - 51,19 7,94

Tabungan Arisan 2,36 5,51 3,74 Tabungan Arisan - 7,87 2,55

Bank 3,94 19,69 11,31 Bank - 11,81 2,62

Koperasi - 3 1,47 Koperasi - 1,18 2,55

Total

Tabungan

6,3 28,2 16,52 Total

Tabungan

- 20,86 7,72

Lain-lain Sosial - 1,57 0,39 Lain-lain Sosial - 1 0,16

Sumber : Data Primer Diolah 2015

Untuk proporsi pendapatan karyawan menikah, dapat kita lihat pada

kewajiban-kewajiban yang harus dikeluarkan dalam satu bulan. Masassya (2004 :

9-10) mengatakan bahwa pengeluaran pendapatan rumah tangga tersebut

termasuk pengeluaran biaya tetap yang tidak bisa ditunda lagi, yaitu angsuran

rumah, biaya listrik dan air, telepon, biaya makan, minum dan rekreasi. Biasanya

konsumsi ini beragam, akan tetapi dipatok atau ditentukan lazimnya biaya

berkisar 40%-50%. Dapat dilihat pada tabel diatas, bahwa proporsi untuk

konsumsi pada karyawan lajang adalah sebesar 19,68% bahkan tidak ada setengan

dari 40%, dikarenakan karyawan lajang hanyalah memenuhi kebutuhan

konsumsinya sendiri dan ada beberapa yang ikut dengan orangtua sehingga wajar

jika pengeluaran untuk konsumsinya sedikit. Berbeda dengan karyawan menikah,

karyawan menikah dengan pasangan bekerja rata-rata proporsi untuk konsumsi

sebesar 29,24% ini masih terkendali. Memang, wajar jika biaya konsumsi adalah

biaya yang lebih besar yang dikeluarkan daripada hal-hal lain, dan mengingat ini

adalah prioritas utama.

Page 39: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

24

Berikutnya adalah tabungan. Tidak semua rumah tangga memiliki

pandapatan yang lebih untuk dialokasikan ke tabungan, akan tetapi Rini (2006 :

14) menyarankan jumlah tabungan rumah tangga sebesar 20% hingga 30% dari

pendapatan keseluruhan. Dapat dilihat dari proporsi total tabungan karyawan

lajang adalah 16,52% bahkan tidak mencapai 20% ini menandakan bahwa kurang

optimalnya karyawan lajang dalam menyimpan uang pendapatan atau lebih

senang apabila uang tersebut disimpan dalam bentuk cash. Pada karyawan

menikah jumlah proporsi untuk tabungan adalah 7,72% sama dengan karyawan

lajang, jumlah ini tidak pula mencapai batas yang seharusnya. Ini dikarenakan

banyaknya alokasi yang harus dikeluarkan dan yang terpenting adalah sebuah

rumah tangga harus tetap bisa menabung.

Dalam kondisi tertentu sumber pembelanjaan utang justru sangat

menguntungkan, dan tidak selamanya berhutang berdampak negative terhadap

posisi keuangan keluarga, asal nilainya tidak berlebihan, dalam arti tidak

melampaui batas kewajaran (Rasyid, 2012). Besarnya angsuran utang, terutama

untuk pemenuhan kebutuhan barang dan jasa konsumsi harus disesuaikan dengan

besarnya pendapatan yang diperoleh setiap bulannya. Para ahli menyarankan

bahwa proporsi untuk pengeluaran angsuran kredit maksimum sebesar 20% dari

pendapat bersih setelah pajak setiaap bulannya (Kapoor, et al., 2001:176). Jadi

bisa dilihat untuk total angsuran pada karyawan lajang sebesar 23,42% itu berarti

masih tergolong kecil, sehubungan dengan tidak adanya aktivitas hutang diluar

angsuran pada karyawan lajang, jadi kondisi ini masih dianggap aman. Dan bisa

dilihat pada karyawan menikah memiliki rata-rata total hutang sebanyak 7,94%,

hutang ini meliputi cicilan motor, eletronik dan alat rumah tangga. Namun

walaupun mereka mempunyai hutang atau cicilan tersebut mereka masih cukup

untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dalam satu bulan sehingga mereka

tidak mempunyai hutang yang lain kepada pihak manapun. Sedangkan untuk lima

karyawan menikah yang memiliki hutang diluar cicilan tersebut adalah sebesar

21,06% dan telah dijumlahkan dengan cicilan motor, alat elektronik dan alat

rumah tangga menjadi sebesar 29% jumlah ini lebih besar daripada kekayaan

Page 40: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

25

bersihnya yang tersisa yaitu hanya sebesar 9,6%, ini berarti mereka tidak

dianjurkan untuk berhutang pada pihak bank, dikarenakan tidak adanya asset

sebagai jaminan apabila pinjaman dari bank tersebut tidak bisa dibayarkan, dan

dianjurkan apabila jika ingin berhutang lebih baik kepada keluarga atau teman

yang mudah dan tidak berbunga tentunya.

Tabel 9. Kecukupan Penghasilan Karyawan Untuk Memenuhi

Kebutuhan Bulanan

Lajang % Menikah %

Cukup 100 Cukup 80,48

Tidak cukup - Tidak cukup 9,52

Sumber : Data Primer Diolah 2015

Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa dari 50 responden, baik karyawan

lajang maupun menikah, 100% karyawan lajang atau seluruhnya menyatakan

bahwa pendapatan mereka cukup untuk pemenuhan kebutuhan tiap bulannya. Hal

ini dikarenakan karyawan lajang yang belum berkeluarga sehingga ada beberapa

dana yang masih didukung oleh orang tua masing-masing sehingga cukup bahkan

mungkin lebih untuk tabungan bagi karyawan lajang. Namum berbeda pada

karyawan menikah, 80,48% karyawan menikah menyatakan bahwa

pendapatannya cukup untuk pemenuhan kebutuhan tiap bulannya, sedangkan

9,52% sisanya menyatakan tidak cukup untuk pemenuhan kebutuhan tiap

bulannya. Tidak cukupnya kebutuhan tersebut karena beberapa faktor yaitu karena

pasangan (suami) yang tidak bekerja, tentu hal ini sangat berpengaruh mengingat

suami adalah kepala keluarga yang seharusnya bekerja.

Untuk mengatasi hal tersebut maka alternanif yang digunakan adalah

dengan melakukan pinjaman atau hutang. Hutang adalah memberikan sesuatu

yang menjadi hak milik pemberi pinjaman kepada peminjam sesuai dengan

pengembalian di kemudian hari sesuai penjanjian dengan jumlah yang sama.

Page 41: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

26

Berdasarkan harga dananya, hutang atau pinjaman dapat dikelompokkan menjadi

tiga macam (Kapoor, et al., 2001: 200), yaitu: 1. Kredit tidak mahal (dapat

diperoleh dari orangtua atau anggota keluarga), 2. Kredit-kredit berharga

menengah (dapat diperoleh dari bank-bank komersial dan koperasi simpan

pinjam), 3. Kredit-kredit mahal (diperoleh dari perusahaan-perusahaan

pembiayaan, para pengecer, dan bank-bank melalui kartu kredit).

Berikut adalah responden menikah yang melakukan pinjaman atau hutang

demi memenuhi kebutuhannya.

Tabel 10.Sumber Hutang

No Kreditur Alasan

Orangtua Saudara Teman LK (BPR) Lain-lain

(PKK)

1 Bisa

dikembalikan

sewaktu-waktu

Tidak ada rasa

canggung

Tidak berbunga

2 Tidak berbunga

Lebih mudah

3 Mudah dan bisa

bisa meminjam

dalam jumlah

yang besar

Bisa

dikembalikan

kapan saja

Sumber : Data Primer Diolah 2015

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan

pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan selama satu bulan

Page 42: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

27

melakukan pinjaman atau hutang kepada saudara dan teman dengan alasan bahwa

meminjam dengan saudara dan teman dalah lebih mudah, bisa meminjam dalam

jumlah besar dan bisa dikembalikan kapan saja dan yang pasti tidak berbunga.

Page 43: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

28

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian diatas pada karyawan lajang rata-rata pengeluaran

untuk konsumsi mereka adalah Rp250.000,00 sedangkan untuk karyawan

menikah rata-rata untuk pengeluaran konsumsi sebesar Rp728.500,00

perbandingan rata-rata konsumsi menikah adalah 3 kali dari yang lajang yang

menikah adalah karena karyawan lajang masih tinggal dengan orangtua adapun

pengeluaran tersebut untuk konsumsi di luar. Sedangkan bagi karyawan menikah,

karena harus menghidupi beberapa anggota keluarga sehingga otomatis

pengeluaran untuk konsumsi jauh lebih besar.

Hal berbeda terlihat pada alokasi pendapatan untuk pendidikan, pada

karyawan lajang sama sekali tidak mengeluarkan biaya untuk pendidikan, hal ini

dikarenakan semua karyawan dari mereka tidak ada yang melanjutkan pendidikan

yang lebih tinggai. Berbeda dengan karyawan menikah, karena sudah mempunyai

anak yang sudah menginjak usia sekolah mulai dari Rp100.000,00 sampai sampai

angka maksimal yaitu sebesar Rp1.000.000,00 dan rata-rata biaya pendidikan

sebesar Rp319.000,00 karena dari setiap keluarga memiliki jumlah anak yang

berbeda dan yang bersekolah lebih dari satu.

Pada pengeluaran untuk biaya transportasi, angka yang sering muncul

pada karyawan lajang maupun menikah adalah sama sebesar Rp300.000,00

namun rata-rata pengeluaran pada karyawan menikah yaitu Rp308.300,00 lebih

besar daripada karyawan lajang yaitu Rp262.000,00. Hal ini dikarenakan pada

karyawan menikah baik suami maupun istri sama-sama menggunakan kendaraan

antara lain untuk berangkat kerja, menjemput anak sekolah, danperjalanan untuk

keperluan lain sehingga biaya yang dikeluarkan untuk transportasi adalah ganda,

walaupun sebagian karyawan menikah menumpang pada bus antar jemput yang

sudah disediakan oleh perusahaan saat berangkat dan pulang kerja. Sedangkan

pada karyawan lajang, mereka hanya menggunakan kendaraan untuk dirinya

sendiri bahkan saat bekerja menumpang dengan kendaraan serekan kerjanya

sehingga pengeluaran untuk biaya transportasinya lebih kecil.

Page 44: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

29

Selanjutnya, angka yang sering muncul pada alokasi cicilan motor untuk

karyawan lajang adalah Rp500.000,00 dan dapat dilihat pada tabel 5 rata-rata

biaya cicilan pada kedua jenis karyawan tidak jauh beda, namun maksimal biaya

cicilan pada karyawan menikah adalah Rp1000.000,00 dan ini terjadi pada

karyawan yang memiliki gaji 3-4 dan 4-5 juta rupiah, sehingga mampu membayar

cicilan dengan nominal yang besar. Untuk cicilan elektronik pada karyawan lajang

cenderung lebih besar tiga kali lipat yaitu Rp37.500,00 walaupun alokasi

maksimal sebesar Rp200.000,00 dikeluarkan oleh karyawan menikah, dan salah

satu cicilan elektronik ini berupa barang sekunder seperti televisi. Pada cicilan

alat rumah tangga, karyawan lajang sama sekali tidak ada, karena masih tinggal

dengan orangtua maka semua fasilitas sudah tersedia. Sedangkan untuk karyawan

menikah, cicilan alat rumah tangga tersebut bisa dikatakan wajib karena

merupakan barang kebutuhan primer penunjang dapur yang berkaitan untuk

mengolah kebutuhan konsumsi keluarga.

Pada segi tabungan, angka yang lebih banyak muncul adalah Rp50.000,00

baik pada karyawan lajang maupun menikah, tetapi meskipun karyawan menikah

banyak sekali pengeluaran untuk kebutuhan ternyata alokasi untuk tabungan lebih

besar yaitu Rp65.200,00 dibandingkan dengan karyawan lajang sebesar

Rp30.000,00 dan minimal karyawan menikah adalah adalah 0, tetapi maksimal

pada karyawan menikah tiga kali lebih besar daripada karyawan lajang. Tidak

hanya pada tabungan arisan,ternyata berlaku pula pada tabungan bank yaitu rata-

rata Rp76.200,00 pada karyawan menikah dan Rp143.750,00. Kemudian pada

tabungan koperasi rata-ratanya adalah Rp70.950,00 lebih besar empat kali lipat

daripada karyawan lajang yaitu hanya sebesar Rp18.750,00.Hal ini disebabkan

karena karyawan lajang tidak mempunyai banyak tanggungan dan kurangnya

mengatur atau mengendalikan diri dalam mengalokasikan pendapatannya

sehingga tanpa disadari justru pendapatan tersebut sebagian besar digunakan

untuk bersenang-senang daripada lebih banyak untuk ditabung dalam jangka

panjang. Hal ini tidak sesuai dengan hasil yang dikemukakan oleh Hartopo (2003)

yang menyatakan bahwa pengelolaan keuangan memberikan kendali individu atas

hal-hal yang menyangkut kebutuhan dan penggunaan uang. Karena karyawan

Page 45: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

30

lajang menurut Nggili (2012) memiliki sikap konsumtif yang tinggi dan tidak

dapat mengendalikan penggunaan uang, misalnya tidak konsisten dengan

perencanaan keuangan yang dibuat sehingga melakukan pengeluaran keuangan di

luar rencana seperti pengeluaran kebutuhan tidak terduga dan pengeluaran yang

bukan menjadi hal-hal kebutuhan utamanya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

meskipun karyawan menikah lebih banyak pengeluaran daripada karyawan lajang,

namun karyawan menikah lebih tertib dalam menabung yang bertujuan untuk

masa depan anak-anak mereka.

Terakhir pada tabel 9 yaitu kecukupan penghasilan karyawan,

perbandingan yang tidak terlalu signifikan antara karyawan lajang dengan

karyawan menikah menyatakan bahwa pendapatan mereka cukup untuk

memenuhi kebutuhan selama satu bulan. Namun hanya beberapa diantara

karyawan menikah yang pendapatannya tidak bisa mencukupi kebutuhan

perbulannya dengan alasan karena selain suami mereka yang tidak bekerja, alih-

alih yang menjadi tulang punggung keluarga adalah sang istri yang hanya bekerja

sebagai karyawan pabrik saja. Sehingga pendapatan istri seorang diri yang bisa

dikatakan pas-pasan dan walaupun penetapan UMR kota Salatiga sudah dikatakan

cukup yaitu sebesar Rp1.287.000,00 namun masih tidak bisa menutup kebutuhan

keluarga untuk satu bulan karena harus menghidupi beberapa anggota keluarga

dan terlebih tidak mempunyai usaha sampingan lain. Selain itu tidak adanya

perbedaan gaji antara karyawan lajang maupun menikah karena sama-sama

berstatus sebagai karyawan, dan faktor lainnya adalah karena banyaknya

kebutuhan yang tidak terduga walaupun pasangan suami istri tersebut semuanya

bekerja. Terdapat lima karyawan atau 9,52% yang menyatakan bahwa pendapatan

mereka tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan mereka selama sebulan,

maka dari itu mereka memutuskan untuk berhutang atau mencari pinjaman.

Alternative sumber hutangpun dari berbagai kalangan yaitu sebanyak 20%

meminjam uang dari orang tua dan 40% masing-masing karyawan meminjam

kepada saudara dan teman rata-rata dengan alasan bahwa selain lebih mudah

adalah tidak ada jatuh tempo tanggal pengembalian dan terpenting tidak adanya

bunga yang diberikan dari pihak piutang. Keputusan ini sangat tepat karena dilihat

Page 46: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

31

dari tabel 9 bahwa besarnya hutang yang dimiliki khususnya untuk karyawan yang

pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga selama satu

bulan adalah 29% sedangkan kekayaan bersih hanya 9,6%itu artinya rasio hutang

yang dimiliki oleh karyawan menikah adalah tiga kali lebih besar daripada

kekayaan bersih dan jelas kondisi ini sangat mengkhawatirkan, sehingga apabila

karyawan memutuskan untuk meminjam dari lembaga keuangan dengan alasan

bisa meminjam dengan nominal yang lebih besar, pihak bank pun tidak bisa

memberikan pinjaman karena tidak adanya jaminan aset yang lebih cukup dari

karyawan tersebut, terlebih apabila meminjam dari bank selain adanya jatuh

tempo pelunasan, akan dikenakan bunga pula nantinya.

Page 47: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

32

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan yang telah

dijelaskan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Seorang individu atau karyawan Pabrik Textile Damatex Salatiga yang

masih lajang bergaji UMR, sebagian besar pendapatannya dialokasikan

untuk segi cicilan, kemudian untuk transportasi, konsumsi, tabungan,

dan yang terakhir adalah untuk sosial.

2. Seorang individu atau karyawan Pabrik Textile Damatex Salatiga yang

sudah menikah bergaji UMR, sebagian besar pendapatannya

dialokasikan untuk segi konsumsi, kemudian untuk pendidikan,

transportasi, cicilan, tabungan, dan yang terakhir adalah untuk sosial.

Keterbatasan Dan Saran Penelitian

Kurangnya tanggapan para responden untuk lebih detail dalam mengisi

kuisioner yang telah diberikan karena responden kurang memahami pertanyaan

yang diajukan, oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya, hendaknya

memberikan rincian pertanyaan pada kuisioner dengan kalimat yang mudah

dimengerti serta mendampingi responden jika mengalami kesulitan pengisian

kuisioner, peneliti akan membantu menjelaskan maksud dari pertanyaan yang ada

dalam kuisioner.

Page 48: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

33

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Eka. 2011.Yuk, Cek Kondisi Keuangan Keluarga(Artikel Dalam

MajalahUmmiNo.12/ XXII/April2011/ 1432 H), Jakarta: PT. Gramedia.

Badan Pusat Statsitik. 2014. Karakteristik Rumah

Tangga.http://www.kemenpppa.go.id/index.php/data-summary/profile-

perempuan-indonesia/629-karakteristik-rumah-tangga, diakses4 Januari

2015.

Badan Pusat Statistik. 2012. Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Yang Bekerja

perKecamatan Menurut Mata Pencaharian Akhir Tahun 2012.

Salatigakota.bps.go.id, diakses 4 januari 2015.

Damayanti. 2010. Analisis Strategi Pengelolaan Keuangan Tumah Tangga Pasca

Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak. Jurnal, Jurusan Administrasi

Bisnis FISIP Universitas Lampung.

Hartopo, H. 2003. Save or Sorry ! Menabung atau Menyesal. Jakarta : PT. Elek

Media Komputindo.

Http://googleweblight.com/?lite_url=http://www.artidefinisi.com?Alokasi%&520

Anggaran&ei=WUWrjrsk&lc=idID&geid=1o&s=1&m=25&ts=14542559

04&si9=ALL1Aj5FN9GYmEs4wlT_jsnIJfo231Z7mQ, diakses 31 Januari

2016.

Ichsan, Muhamad. 2009. Manager Keuangan

Keluarga.Www.Pembelajara.Com/Wmview.Php?Artid=229&Page2

Ihalauw, John J.O.I., 2000,Bangunan Teory. Fakultas Ekonomi Universitas

Kristen Satya Wacana, Salatiga.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2015. Definisi Alokasi.

http://kbbi.web.id/alokasi, diakses 31 Januari 2016.

Page 49: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

34

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2012. Definisi Rumah Tangga.

http://kbbi.web.id/rumahtangga, diakses 4 Januari 2016.

Kapoor, J. R, L. R. Dlabay, dan R. J. Hughes. 2001. Personal Finance.Edisi

Keenam McGrawHill Book, Co., Singapore.

Kusumawati, Diah. 2014. Pengelolaan Keuangan Dalam Keluarga Menurut

Sudut Pandang Islam.Jurnal.

Ligwina. 2009. Cara Sederhana Mengelola Keuangan Rumah Tangga,

Http://Wehade.Wordpress.Com/2009/08/12/Cara-Sederhana-Mengelola-

Keuangan-Keluarga.Html, diakses 12 Agustus 2009.

Masassya, Evelyn G. 2004. Cara Cerdas Mengelola Investasi Keluarga.

Gramedia, Jakarta.

McKenna, J., Karen, H & Ray, L. 2003.Linking Psikological Type to Financial

Decision Making.Journal of Financial Counseling and Planning.14 (1).

Nggili, Ricky Arnold. 2012. Managemen Keuangan Pribadi. Makalah

Disampaikan Pada Pelatihan PDSPK Level 1 GMKI CabangSalatiga

Tanggal8 Agustus 2012 di Menonite Training Center.

Rasyid, Rosyeni. 2012. Analisis Literasi Keuangan Mahasiswa Program Studi

Managemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri 1 Padang. Skripsi.

Rini, Mike. 2006. Solusi Mengelola Keuangan Pribadi. PT Elek Media

Komputindo Jakarta.

Singarimbun, M & Effendi, S. 1995. Metode Penelitian Survey.Jakarta: LP3ES.

Soediyono.1984.Pengantar Analisa Pendapatan Nasional. Liberty. Yogyakarta.

Sudarsono. 1995.Pengantar Ekonomi Mikro. LP3ES. Jakarta.

Sugiono. 2009.Metode Penelitian Bisnis. Alfabet. Bandung.

Page 50: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

35

Suhartini, S.Hastuti., Wahyu, Kukuh &Puspadi, Ketut.2004.Pola Pendapatan Dan

Pengeluaran Rumah Tangga Kaitannya Dengan Ketahanan Pangan Rumah

Tangga. Jurnal, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB.

Supramono,& Haryanto J.O. 2005. Desain Proposal Penelitian Studi Pemasaran,

Edisi Pertama, ANDI, Yogyakarta.

Supramono, & Utami, I. 2003.Desain Proposal Penelitian Studi Akuntansi dan

Keuangan.Salatiga: Fakultas Ekonomi.

Wibawa, Heru Kustriyadi. 2003. Perencanaan Keuangan Keluarga (Sebuah

Langkah Menuju Keluarga Sejahtera). Salemba Empat. Jakarta.

Wikipedia. 2011. Definisi Lajang.

http://googleweblight.com/?lite_url=http://id.m.wikipedia.org/wiki/lajang

&ei=JMKLVSdj&lc=id-

ID&geid=10&s=1&m=25&ts=1454246098&si9=ALL1j5lkkDwwNS1Fw

ydoCHvCK85ZyNsfw, diakses 31 Jnuari 2016.

Page 51: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

36

LAMPIRAN 1

KUESIONER

“Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga di Kalangan Karyawan Pabrik

Textile Damatex Salatiga Bergaji UMR“

Tujuan Penelitian :

Untuk mengetahui bagaimana seorang individu atau karyawan pabrik

Damatex Salatiga yang yang masih lajang dan yang sudah berkeluarga

bergaji UMR dapat mengelola pendapatan dalam memenuhi kebutuhan

sehingga bisa tercukupi.

DATA IDENTITAS RESPONDEN

1) Nama : ……

2) Umur : ……

3) Jenis Kelamin : L/P

4) Bagian tempat kerja : ……

5) Lama Bekerja :

o < 5 tahun

o 5 – 10 tahun

o 10 – 15 tahun

o 15 tahun>

6) Status : ……

o Lajang ( lanjut pertanyaan no.7)

o Menikah ( lanjut pertanyaan no.8)

o Suami bekerja

o Suami tidak bekerja

o Istri bekerja

o Istri tidak bekerja

7) Nilai gaji ( sendiri) :

o 1 - 2 juta

Page 52: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

37

o 2 - 3 juta

o 3 - 4 juta

o 4 – 5 juta

8) Menikah :

o Gaji sendiri

o 1 - 2 juta

o 2 - 3 juta

o 3 - 4 juta

o 4 – 5 juta

o Gaji pasangan

o 1 - 2 juta

o 2 - 3 juta

o 3 - 4 juta

o 4 – 5 juta

9) Tanggungan anak : ……

o Sekolah

Jumlah : ……

o Belum sekolah

Jumlah : ……

ASPEK ALOKASI PENDAPATAN( % ) DARI TOTAL GAJI

1) Konsumsi : ……

2) Pendidikan : ……

3) Transportasi : ……

4) Cicilan : ……

o Rumah : ……

o Kendaraan

o Mobil : ……

o Motor : ……

o Asuransi

o Jiwa : ……

Page 53: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

38

o Jumlah jiwa : ……

o Lainnya : ……

o Perlengkapan elektronik : ……

Sebutkan : ……

……

……

……

5) Tabungan : ……

o Arisan : ……

o Sisihan : ……

o Di bank : ……

o Koperasi : ……

Apakah pendapatan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan untuk satu bulan?

o Ya. Alasan : ……

o Tidak. Alasan : ……

Jika pendapatan tersebut tidak mencukupi, bagaimana cara menutupi kebutuhan

selama satu bulan?

Pinjaman

o Saudara. Alasan : ……

o Orang tua. Alasan : ……

o Teman. Alasan : ……

o Lembaga Keuangan Bank. Sebutkan : ……

Alasan : ……

Lain-lain : ……

Page 54: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

39

LAMPIRAN 2

Jawaban Alokasi Pendapatan Karyawan Lajang

Konsumsi

Pendidikan

Transportasi

Cicilan

Tabungan

Lain-lain

Motor Elektronik Arisan Bank Koperasi

Rp400.000,00 - Rp300.000,00 - Rp150.000,00 Rp50.000,00 Rp250.000,00 - Rp20.000,00

- - Rp300.000,00 - - Rp30.000,00 Rp200.000,00 - Rp20.000,00

Rp500.000,00 - Rp400.000,00 - - Rp30.000,00 Rp150.000,00 - -

Rp300.000,00 - Rp300.000,00 Rp100.000,00 Rp100.000,00 Rp50.000,00 Rp 50.000,00 Rp50.000,00 -

Rp300.000,00 - Rp300.000,00 Rp500.000,00 - Rp50.000,00 Rp 50.000,00 Rp50.000,00 -

- - - Rp550.000,00 - Rp50.000,00 Rp200.000,00 Rp50.000,00 -

Rp300.000,00 - Rp200.000,00 Rp430.000,00 - Rp50.000,00 Rp 50.000,00 - -

Rp200.000,00 - Rp300.000,00 Rp500.000,00 Rp50.000,00 Rp70.000,00 Rp200.000,00 - -

Sumber : Olah Data Primer 2015

LAMPIRAN 3

Tabel Alokasi Pendapatan Karyawan Lajang

Konsumsi

Pendidikan

Transportasi

Cicilan

Tabungan

Lain-lain

Motor Elektronik Rumah Tangga Arisan Bank Koperasi

Rp70.0000,00 Rp200.000,00 Rp300.000,00 - Rp100.000,00 - Rp50.000,00 - Rp100.000,00 -

Rp600.000,00 Rp300.000,00 Rp250.000,00 Rp500.000,00 - - Rp100.000,00 Rp300.000,00 - -

Rp500.000,00 - Rp300.000,00 - - - Rp50.000,00 - Rp100.000,00 -

Rp500.000,00 - Rp300.000,00 Rp550.000,00 Rp50.000,00 - Rp50.000,00 Rp100.000,00 Rp50.000,00 -

Rp600.000,00 - Rp300.000,00 - - - Rp50.000,00 - Rp100.000,00 -

Rp700.000,00 - Rp300.000,00 Rp1.000.000,00 Rp20.0000,00 - Rp70.000,00 Rp500.000,00 Rp70.000,00 Rp20.000,00

Rp800.000,00 - Rp400.000,00 - - - Rp30.000,00 - Rp70.000,00 Rp20.000,00

Rp1.000.000,00 Rp600.000,00 Rp400.000,00 - - - Rp50.000,00 - - Rp20.000,00

Rp800.000,00 Rp300.000,00 Rp200.000,00 - - - Rp70.000,00 - Rp100.000,00 -

Rp800.000,00 - Rp400.000,00 - - Rp100.000,00 Rp50.000,00 Rp200.000,00 Rp50.000,00 Rp20.000,00

Page 55: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

40

Rp800.000,00 Rp400.000,00 Rp300.000,00 Rp570.500,00 - Rp150.000,00 Rp50.000,00 Rp100.000,00 Rp70.000,00 -

Rp800.000,00 - Rp300.000,00 - - - Rp100.000,00 - - -

Rp600.000,00 Rp300.000,00 Rp300.000,00 Rp450.000,00 - - Rp50.000,00 Rp200.000,00 Rp100.000,00 -

Rp700.000,00 Rp500.000,00 Rp400.000,00 - - - Rp100.000,00 - Rp150.000,00 -

Rp700.000,00 Rp300.000,00 Rp200.000,00 - - - Rp70.000,00 Rp200.000,00 - -

Rp700.000,00 Rp400.000,00 Rp300.000,00 - - - Rp50.000,00 - Rp100.000,00 -

Rp800.000,00 Rp1.000.000,00 Rp500.000,00 - - - Rp50.000,00 - Rp50.000,00 -

Rp600.000,00 Rp200.000,00 Rp200.000,00 Rp500.000,00 - - Rp100.000,00 Rp200.000,00 Rp150.000,00 -

Rp800.000,00 Rp300.000,00 Rp300.000,00 - - - Rp70.000,00 Rp200.000,00 Rp50.000,00 -

Rp500.000,00 Rp300.000,00 Rp300.000,00 Rp700.000,00 - - Rp100.000,00 - Rp100.000,00 -

Rp500.000,00 Rp200.000,00 Rp200.000,00 - Rp150.000,00 - Rp100.000,00 - Rp70.000,00 -

Rp800.000,00 Rp500.000,00 Rp300.000,00 Rp1.000.000,00 - - Rp100.000,00 Rp300.000,00 Rp250.000,00 -

Rp700.000,00 Rp200.000,00 Rp300.000,00 - Rp100.000,00 - Rp50.000,00 -- - -

Rp500.000,00 - Rp200.000,00 - - - Rp70.000,00 - Rp100.000,00 -

Rp500.000,00 Rp100.000,00 Rp200.000,00 - - - Rp30.000,00 - - -

Rp800.000,00 Rp300.000,00 Rp300.000,00 Rp800.000,00 Rp100.000,00 - Rp70.000,00 - Rp100.000,00 -

Rp800.000,00 Rp1.000.000,00 Rp300.000,00 Rp800.000,00 - - Rp100.000,00 - Rp50.000,00 -

Rp900.000,00 Rp1.000.000,00 Rp500.000,00 Rp500.000,00 - - Rp50.000,00 - Rp100.000,00 -

Rp1.000.000,00 Rp500.000,00 Rp300.000,00 - Rp100.000,00 - Rp50.000,00 - Rp70.000,00 -

Rp400.000,00 Rp500.000,00 Rp300.000,00 - - - Rp150.000,00 Rp250.000,00 - -

Rp1.000.000,00 Rp500.000,00 Rp300.000,00 - - - Rp50.000,00 - - -

Rp800.000,00 Rp400.000,00 Rp300.000,00 Rp500.000,00 - - Rp70.000,00 Rp100.000,00 - -

Rp900.000,00 Rp300.000,00 Rp400.000,00 - - - Rp30.000,00 - Rp70.000,00 Rp20.000,00

Rp1.000.000,00 Rp500.000,00 Rp500.000,00 - - Rp70.000,00 Rp50.000,00 Rp200.000,00 Rp70.000,00 Rp30.000,00

Rp600.000,00 Rp200.000,00 Rp300.000,00 Rp700.000,00 Rp50.000,00 - Rp50.000,00 - Rp100.000,00 -

Rp700.000,00 Rp200.000,00 Rp300.000,00 - - - Rp200.000,00 - - -

Rp700.000,00 Rp300.000,00 Rp300.000,00 - - - Rp50.000,00 - Rp100.000,00 -

Rp600.000,00 Rp300.000,00 - - - - - Rp100.000,00 - -

Rp800.000,00 - Rp500.000,00 - - - Rp50.000,00 - Rp70.000,00 Rp20.000,00

Rp800.000,00 Rp500.000,00 Rp300.000,00 - - - Rp30.000,00 Rp100.000,00 - -

Rp900.000,00 Rp500.000,00 Rp300.000,00 - - - Rp50.000,00 - Rp70.000,00 Rp20.000,00

Rp900.000,00 Rp300.000,00 Rp300.000,00 - Rp100.000,00 - Rp30.000,00 - - Rp20.000,00

Sumber : Olah Data Primer 2015

Page 56: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

41

LAMPIRAN 4

Proporsi Alokasi Pendapatan Karyawan Lajang

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Konsumsi 8 .00 39.37 19.6850

Pendidikan 8 .00 .00 .0000

Transportasi 8 .00 31.50 20.6693

Cicilan_motor 8 .00 43.31 20.4724

Cicilan_elektronik 8 .00 11.81 2.9528

Tabungan_arisan 8 2.36 5.51 3.7402

Tabungan_bank 8 3.94 19.69 11.3189

Tabungan_koperasi 8 .00 3.94 1.4764

Sosial 8 .00 1.57 .3937

Valid N (listwise) 8

Sumber : Data Olah Primr 2015

Page 57: ALOKASI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KALANGAN …

42

LAMPIRAN 5

Proporsi Alokasi Pendapatan Karyawan Menikah

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Konsumsi 42 11.53 55.12 29.2416

Pendidikan 42 .00 39.37 12.1436

Transportasi 42 .00 23.62 12.1103

Cicilan_motor 42 .00 39.37 6.9815

Cicilan_elektronik 42 .00 5.91 .6686

Cicilan_alatrumahtangga 42 .00 5.91 .3000

Tabungan_arisan 42 .00 7.87 2.5542

Tabungan_bank 42 .00 11.81 2.6276

Tabungan_koperasi 42 .00 9.84 2.5533

Sosial 42 .00 1.18 .1626

Valid N (listwise) 42

Sumber : Olah Data Primer 2015