139
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) DAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SETELAH PEMBERIAN ANTIDOT Na 2 CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL (Pb) DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Euthalia Sintami Putri NIM: 058114080 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

Allium sativum L.) DAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMULAWAK

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG PUTIH

(Allium sativum L.) DAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMULAWAK

(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SETELAH PEMBERIAN ANTIDOT

Na2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL (Pb) DARAH TIKUS

DENGAN METODE SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Euthalia Sintami Putri

NIM: 058114080

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009

ii

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG PUTIH

(Allium sativum L.) DAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMULAWAK

(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SETELAH PEMBERIAN ANTIDOT

Na2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL (Pb) DARAH TIKUS

DENGAN METODE SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Euthalia Sintami Putri

NIM: 058114080

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG PUTIH

(Allium sativum L.) DAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMULAWAK

(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SETELAH PEMBERIAN ANTIDOT

Na2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL (Pb) DARAH TIKUS

DENGAN METODE SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM

Yang diajukan oleh:

Euthalia Sintami Putri

NIM: 058114080

Skripsi ini telah disetujui oleh:

Pembimbing

(Ipang Djunarko, S. Si, Apt.) Tanggal: 2 Februari 2009

iv

Pen gesahan Skripsi Berjudul

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG PUTIH

(Allium sativum L.) DAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMULAWAK

(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SETELAH PEMBERIAN ANTIDOT

Na2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL (Pb) DARAH TIKUS

DENGAN METODE SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM

Oleh:

Euthalia Sintami Putri NIM: 058114080

Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

pada tanggal : 2 Februari 2009

Mengetahui Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Dekan

(Rita Suhadi, M. Si., Apt.) Pembimbing: (Ipang Djunarko, S. Si., Apt.) Panitia Penguji: 1. Ipang Djunarko, S. Si., Apt. .........................................

2. Drs. Sulasmono, Apt. .........................................

3. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt. .........................................

iv

v

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam

segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka

yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil

sesuai dengan rencana Allah” (Rm 8:28)

Skripsi ini kupersembahkan untuk

Allah Bapa di Kerajaan Surga, Tuhan Yesus Kristus dan Allah Roh Kudus

Bapak, Ibu, Kak Robet, Kak Bhanu

Sahabat-sahabatku tercinta

Dan Almamaterku

Aku mengasihi kalian semua

vi

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Bapa yang Maha Kuasa

atas segala kasih karunia, berkat, dan kebaikan-Nya sehingga skripsi dengan judul

“Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.)

dan Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) setelah

Pemberian Antidot Na2CaEDTA terhadap Kadar Timbal (Pb) Darah Tikus dengan

Metode Spektroskopi Serapan Atom” dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

pada Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Selama penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi USD.

2. Ipang Djunarko, S. Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu, tenaga, dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Sulasmono, Apt., selaku dosen penguji atas pengarahan dan kesediannya

menguji.

4. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt., selaku dosen penguji atas pengarahan dan

kesediannya menguji.

5. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Sigit, Mas Wagiran, Mas Andri,

Mas Yuwono, Mas Ottok dan Pak Parlan yang telah memberikan bantuan

yang sangat berharga selama pelaksanaan penelitian.

vii

6. Karyawan Merapi Farma atas serbuk umbi bawang putih dan serbuk rimpang

temulawak, serta Bu Astuti dan segenap karyawan LPPT Unit I UGM yang

telah banyak membantu dalam penelitian skripsi ini.

7. Bapak, Ibu, Kak Robet, dan Kak Bhanu atas doa dan dukungan yang tidak

kenal lelah.

8. Mba Sisil, Mba Fila, dan Yudi atas kerjasama, canda tawa, keluh kesah, dan

semangat selama penelitian dan penyusunan skripsi.

9. Sekar, Nolen, Anna, Illon, Lina, dan teman-teman “Kos Pelangi” atas

semangat dan dukungannya, Mas Ardian, Vika, Rita, Suci, Made, Bambi, Sasa

atas dukungan doa dan nasehat-nasehatnya.

10. Teman-teman angkatan 2005, atas kebersamaan dan suka-dukanya selama

menjalani tahun-tahun kuliah di Farmasi.

11. Semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini yang tak

dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tak lepas dari

segala keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan skripsi

ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan

dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

Penulis

viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 2 Februari 2009

Penulis,

Euthalia Sintami Putri

ix

INTISARI

Polusi timbal merupakan masalah lingkungan yang mengancam kesehatan manusia terutama potensial merusak sistem saraf dan otak. Na2CaEDTA yang biasa digunakan sebagai terapi antidot memiliki banyak efek samping, yaitu defisiensi zink, anemia, dan nekrosis sel tubular ginjal. Sehingga perlu dikembangkan senyawa dari tanaman yang dapat membantu kerja antidot menurunkan kadar timbal darah. Berdasarkan penelitian, bawang putih dan temulawak dapat menurunkan kadar timbal darah.

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh dan lama waktu yang efektif pada pemberian ekstrak etanol umbi bawang putih (Allium sativum L.) dan ekstrak etanol rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) setelah pemberian antidot Na2CaEDTA dalam menurunkan kadar timbal darah tikus. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak pola satu arah.

Na2CaEDTA, ekstrak etanol umbi bawang putih, dan ekstrak etanol rimpang temulawak diberikan selama 10 hari setelah pemejanan timbal asetat 0,5 g/kg BB/oral/hari/tikus selama 30 hari. Besarnya kadar timbal darah sampel ditentukan dengan metode spektroskopi serapan atom. Perbedaan kadar timbal kelompok perlakuan dianalisis dengan taraf kepercayaan 95%. Data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik dengan uji Kruskal Wallis dan uji Friedman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Na2CaEDTA, ekstrak etanol umbi bawang putih, dan ekstrak etanol rimpang temulawak dapat menurunkan kadar timbal darah sebesar 87,55% dalam waktu 5 hari.

Kata kunci: timbal, Allium sativum L., Curcuma xanthorrhiza Roxb.,

ekstrak etanol, Na2CaEDTA, spektroskopi serapan atom.

x

ABSTRACT

Lead pollution is an environment problems that threat man’s health and potentially interfere nervous system and brain. Na2CaEDTA has been used as antidote, but have many adverse effects, include zinc deficiency, anemia, and renal tubular necrosis. The explore of plants compounds to help antidot to reduce blood lead level is need. At previous study, garlic and turmeric can reduce blood lead level.

The aim of this study is want to know the influence of ethanol extract of garlic bulb (Allium sativum L.) and ethanol extract of tumeric rhizome (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) after antidote Na2CaEDTA administration against blood lead level in rat. This study was pure experimental study with complete randomized design.

Na2CaEDTA, ethanol extract of garlic bulb, and ethanol extract of tumeric rhizome given for 10 days after 0,5 g/kg BB/orally/day/rat lead acetat for 30 days. Blood lead level was determined by atomic absorption spectroscopy method. Difference of blood lead level were analysed with 95% of confidence interval. The result was analyzed statistically by using Kruskal-Wallis test and Friedman test.

The study’s result showed that administration Na2CaEDTA, ethanol extract of garlic bulb, and ethanol extract of tumeric rhizome can reduce blood lead level until 87,55% in 5 days.

Keywords: lead, Allium sativum L., Curcuma xanthorrhiza Roxb.,

ethanol extract, Na2CaEDTA, atomic absorption spectroscopy.

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... v

PRAKATA ............................................................................................. vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... viii

INTISARI .............................................................................................. ix

ABSTRACT ............................................................................................ x

DAFTAR ISI .......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xix

BAB I PENGANTAR ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

1. Permasalahan .............................................................................. 3

2. Keaslian penelitian ...................................................................... 4

3. Manfaat penelitian ...................................................................... 5

B. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA .................................................. 6

A. Timbal ............................................................................................... 6

1. Farmakokinetika timbal ............................................................... 6

2. Keracunan timbal ......................................................................... 7

xii

3. Mekanisme keracunan timbal ...................................................... 8

B. Penanganan Keracunan ..................................................................... 9

1. Terapi suportif .............................................................................. 9

2. Penyidikan jenis racun penyebab ................................................. 10

3. Terapi antidot ............................................................................... 10

C. Kalsium Disodium Edatat (Na2CaEDTA) ........................................ 11

1. Farmakokinetika Na2CaEDTA .................................................... 12

2. Indikasi ........................................................................................ 12

Dosis dan cara pemberian ................................................................. 13

4. Efek samping ............................................................................... 13

5. Mekanisme aksi Na2CaEDTA ..................................................... 13

D. Bawang Putih (Allium sativum L.) .................................................... 14

1. Taksonomi tanaman .................................................................... 14

2. Deskripsi simpisia ....................................................................... 14

3. Kandungan kimia ........................................................................ 15

4. Khasiat dan penggunaan ............................................................. 16

E. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) ..................................... 16

1. Taksonomi tanaman .................................................................... 16

2. Deskripsi simpisia ....................................................................... 17

3. Kandungan kimia ........................................................................ 17

4. Khasiat dan penggunaan ............................................................. 17

F. Maserasi ............................................................................................ 18

G. Spektroskopi Serapan Atom (SSA) .................................................. 19

xiii

H. Validasi Metode ................................................................................. 22

1. Akurasi ......................................................................................... 22

2. Presisi ........................................................................................... 23

3. Linearitas dan rentang .................................................................. 23

4. Spesifisitas ................................................................................... 24

5. Limit of detection (LOD) dan limit of quantitation (LOQ) .......... 24

I. Landasan Teori .................................................................................. 25

J. Hipotesis ........................................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 28

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 28

B. Variabel dan Definisi Operasional ..................................................... 28

1. Variabel utama ............................................................................. 28

2. Variabel pengacau ....................................................................... 28

3. Definisi operasional ..................................................................... 29

C. Bahan atau Materi Penelitian ............................................................. 30

D. Alat atau Instrumen Penelitian ........................................................... 30

E. Tata Cara Penelitian ........................................................................... 30

1. Identifikasi simplisia dan serbuk simplisia .................................... 30

2. Preparasi bahan .............................................................................. 31

3. Persiapan hewan uji ........................................................................ 33

4. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji ...................................... 33

5. Pengukuran kadar timbal darah ...................................................... 35

F. Analisis Hasil ...................................................................................... 36

xiv

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 38

A. Identifikasi Simplisia dan Serbuk Simplisia ...................................... 38

B. Pembuatan Ekstrak Etanol Tanaman .................................................. 39

C. Pengukuran Kadar Timbal Darah ....................................................... 41

1. Kurva baku timbal .......................................................................... 41

2. Kadar timbal darah akibat penawarracunan pemberian ekstrak

etanol bawang putih dan ekstrak etanol rimpang temulawak

setelah pemberian Na2CaEDTA ................................................. 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 56

A. Kesimpulan ........................................................................................ 56

B. Saran ................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 57

LAMPIRAN ........................................................................................... 62

BIOGRAFI PENULIS .......................................................................... 117

xv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Kriteria koefisien variasi (KV) laboratorium yang dapat

diterima .............................................................................. 23

Tabel II. Parameter validasi metode yang dipersyaratkan untuk

setiap kategori .................................................................... 25

Tabel III. Syarat karakteristik validasi metode analisis logam berat

dengan spektroskopi ........................................................... 25

Tabel IV Nilai linearitas kurva baku timbal hasil pengukuran

dengan metode spektrometri serapan atom ........................ 44

Tabel V Nilai koefisien variasi (KV) kontrol dan perlakuan ........... 45

Tabel VI Nilai rata-rata kadar timbal darah (ppm) hasil pengukuran

dengan metode spektrometri serapan atom ........................ 46

Tabel VII. Hubungan perbedaan kadar timbal secara statistik ............ 47

Tabel VIII. Persen perubahan kadar timbal darah kelompok perlakuan

dibandingkan kelompok kontrol setelah kondisi

praperlakuan ....................................................................... 48

Tabel IX. Hasil pengujian sensitifitas detektor spektrometer serapan

atom .................................................................................... 64

Tabel X. Hasil pengujian linearitas detektor spektrometer serapan

atom .................................................................................... 64

Tabel XI. Perbandingan hasil pembacaan dan standar ....................... 64

Tabel XII. Kadar timbal darah (ppm) selama 45 hari dan perkiraan

xvi

kadar hari ke-30 ................................................................. 72

Tabel XIII. Hasil kadar timbal terlarut dengan metode spektroskopi

serapan atom pada hari ke-0............................................... 72

Tabel XIV. Hasil kadar timbal terlarut dengan metode spektroskopi

serapan atom pada hari ke-15............................................. 73

Tabel XV. Hasil kadar timbal terlarut dengan metode spektroskopi

serapan atom pada hari ke-30............................................. 74

Tabel XVI. Hasil kadar timbal terlarut dengan metode spektroskopi

serapan atom pada hari ke-35............................................. 76

Tabel XVII. Hasil kadar timbal terlarut dengan metode spektroskopi

serapan atom pada hari ke-40............................................. 77

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema penghambatan sintesis heme oleh timbal ............ 8

Gambar 2. Peran kalsium dalam pelepasan neurotransmitter ........... 9

Gambar 3. Struktur kalsium disodium edetat ................................... 11

Gambar 4. Struktur selenometionin dan selenosistein ...................... 15

Gambar 5. Struktur γ -glutamil-Se-metil-L-selenosistein ................ 15

Gambar 6. Skema metabolisme selenometionin menjadi

Selenosistein ................................................................... 16

Gambar 7. Struktur molekul curcumin ............................................. 17

Gambar 8. Instrumentasi spektrometer serapan atom .................................... 19

Gambar 9. Skema proses atomisasi sampel. M : logam (metal);

M*: atom yang tereksitasi. Pada SSA yang diukur adalah

M’ yaitu atom dalam keadaan ground state .................... 20

Gambar 10. Pembagian zona nyala pada pembakar pada spektrometer

serapan atom ................................................................... 20

Gambar 11. Lampu katoda berongga (hollow cathode lamp) pada

SSA dan bagian-bagiannya ............................................. 21

Gambar 8. Kurva baku pengukuran larutan timbal hari ke-0 sebelum

pemejanan timbal asetat ............................................................................. 42

Gambar 9. Kurva baku pengukuran larutan timbal hari ke-15 setelah

pemejanan timbal selama 15 hari ........................................................ 42

Gambar 10. Kurva baku pengukuran larutan timbal hari ke-30 setelah

pemejanan timbal selama 30 hari ........................................................ 42

xviii

Gambar 11. Kurva baku pengukuran larutan timbal hari ke-35 setelah

kondisi praperlakuan selama 30 hari dan pemberian

Na2CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol umbi bawang putih

dan ekstrak etanol rimpang temulawak selama 5 hari .... 43

Gambar 12. Kurva baku pengukuran larutan timbal hari ke-40 setelah

kondisi praperlakuan selama 30 hari dan pemberian

Na2CaEDTA yang dilanjutkan ekstrak etanol umbi

bawang putih dan ekstrak etanol rimpang temulawak

selama 10 hari .................................................................................................... 43

Gambar 13. Profil farmakokinetika timbal ......................................... 49

Gambar 14. Reaksi pembentukan khelat timbal-Na2CaEDTA ........... 54

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil determinasi Allium sativum L. dan Curcuma

xanthorrhiza Roxb. ....................................................................................... 62

Lampiran 2. Formulir hasil kalibrasi internal spektrometer serapan

atom Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman ......................... 63

Lampiran 3. Foto tanaman bawang putih ............................................ 66

Lampiran 4. Foto tanaman temulawak ................................................ 66

Lampiran 5. Foto umbi bawang putih ................................................. 66

Lampiran 6. Foto rimpang temulawak ................................................ 67

Lampiran 7. Foto maserasi .................................................................. 67

Lampiran 8. Ekstrak etanol umbi bawang putih .................................. 67

Lampiran 9. Ekstrak etanol rimpang temulawak ................................. 63

Lampiran 10. Destruksi sampel darah dengan wet chemical method .... 68

Lampiran 11. Foto filtrat sampel hasil destruksi ................................... 68

Lampiran 12. Foto spektrometer serapan atom Hitachi Z-8000

Polarized Zeeman ............................................................ 69

Lampiran 13. Perhitungan konsentrasi timbal asetat ............................. 69

Lampiran 14. Perhitungan dosis dan konsentrasi Na2CaEDTA ............ 70

Lampiran 15. Perhitungan konsentrasi dan dosis pemberian ekstrak

etanol umbi bawang putih dan ekstrak etanol rimpang

temulawak ....................................................................... 70

Lampiran 16. Kadar timbal darah setelah pemejanan timbal hasil

xx

orientasi selama 45 hari .................................................. 72

Lampiran 17. Hasil kadar timbal dalam darah sampel ......................... 72

Lampiran 18. Uji distribusi kadar timbal darah dengan Shapiro-Wilk . 79

Lampiran 19. Hasil uji signifikansi kadar timbal dalam darah sampel

dengan metode Kruskal-Wallis ...................................... 80

Lampiran 20. Hasil uji signifikansi kadar timbal darah kontrol

aquadest dengan metode Friedman ................................ 96

Lampiran 21. Hasil uji signifikansi kadar timbal darah kontrol

timbal (Pb) dengan metode Friedman ............................. 99

Lampiran 22. Hasil uji signifikansi kadar timbal darah kontrol

Na2CaEDTA dengan metode Friedman .......................... 102

Lampiran 23. Hasil uji signifikansi kadar timbal darah perlakuan

Na2CaEDTA yang dilanjutkan dengan ekstrak etanol umbi

bawang putih dengan metode Friedmann ....................... 105

Lampiran 24. Hasil uji signifikansi kadar timbal darah perlakuan

Na2CaEDTA yang dilanjutkan dengan ekstrak etanol

rimpang temulawak dengan metode Friedman ............... 108

Lampiran 25. Hasil uji signifikansi kadar timbal darah perlakuan

Na2CaEDTA yang dilanjutkan dengan ekstrak etanol

bawang putih dan ekstrak etanol rimpang temulawak

dengan metode Friedman ................................................ 111

Lampiran 26. Histogram standar deviasi kadar timbal pada pengukuran

hari ke-0 .......................................................................... 114

xxi

Lampiran 27. Histogram standar deviasi kadar timbal pada pengukuran

hari ke-15 ........................................................................ 114

Lampiran 28. Histogram standar deviasi kadar timbal pada pengukuran

hari ke-30 setelah kondisi praperlakuan.......................... 115

Lampiran 29. Histogram standar deviasi kadar timbal pada pengukuran

hari ke-35 setelah kondisi praperlakuan dan pemberian

antidot Na2CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol umbi

bawang putih dan ekstrak etanol rimpang temulawak

selama 5 hari .................................................................. 115

Lampiran 30. Histogram standar deviasi kadar timbal pada pengukuran

hari ke-40 setelah kondisi praperlakuan dan pemberian

antidot Na2CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol umbi

bawang putih dan ekstrak etanol rimpang temulawak

selama 10 hari ................................................................ 116

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Masyarakat di kota besar dan berdiam di pinggir jalan dengan

transportasi kendaraan bermotor yang padat serta di lingkungan industri,

merupakan kelompok yang rentan terhadap pencemaran timbal (Pb) (Nordberg,

1998). Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya jumlah emisi Pb, dalam bentuk

gas, yang dilepas ke udara bebas. Emisi Pb merupakan hasil samping pembakaran

Pb tetraetil (TEL / Tetra Ethyl Lead) yang ditambahkan ke dalam bahan bakar

kendaraan bermotor dan berfungsi sebagai antiknock (menaikkan bilangan oktan)

pada mesin-mesin kendaraan (Ardyanto, 2005).

Timbal adalah logam yang sudah ada dalam keseharian manusia sejak

lebih dari 5000 tahun yang lalu. Sumber utama paparan timbal yaitu cat, air

minum, makanan, debu, tanah, dan asap kendaraan bermotor. Efek toksik yang

timbul akibat keracunan timbal, berhubungan dengan abnormalitas darah, sistem

saraf pusat, sistem reproduksi, dan saluran urin. Hiperaktivitas, anoreksia,

penurunan aktivitas bermain, penurunan IQ (Intelligence Quotient), dan menjadi

pasif di sekolah, terjadi pada anak-anak dengan BLL (Blood Lead Level) tinggi

Pada tahun 1991, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) USA

menetapkan kadar toksik timbal yaitu BLL ≥10 µg/dl dan terapi dilakukan bila

BLL ≥15 µg/dl (Papanikolau, 2005). Salah satu cara pengukuran BLL yaitu

dengan menggunakan metode Spektroskopi Serapan Atom (SSA). Karena metode

2

ini merupakan salah satu metode pengukuran timbal di dalam darah yang sensitif

dan spesifik dibandingkan metode lainnya, misalnya double extraction dengan

metode Dithizone. Menurut Ebdon (1998), LOD untuk pengukuran timbal

menggunakan spektrometer serapan atom adalah 0,015 ppm.

Pengobatan keracunan timbal anorganik biasanya meliputi penghentian

paparan dengan segera, perawatan suportif, dan penggunaan terapi khelasi secara

bijaksana (Katzung, 2004). Salah satu terapi khelasi timbal yaitu pemberian

disodium kalsium edetat (Na2CaEDTA). Penatalaksanaan terapi keracunan timbal

yaitu dengan pemberian Na2CaEDTA dengan dosis 30 mg/kg BB dalam 2-3 dosis

terbagi (setiap 8-12 jam) secara IM selama 2-5 hari (Kosnett, 2006). Akan tetapi,

terapi khelasi dengan Na2CaEDTA dapat menimbulkan beberapa efek samping,

antara lain nekrosis sel tubular ginjal, hematuria, proteinuria, mialgia, sakit

kepala, mual, muntah, anemia, dan defisiensi zink (Dollery, 1999).

Mengingat pemberian Na2CaEDTA memiliki beberapa efek samping,

maka perlu dikembangkan senyawa yang berasal dari alam yang dapat

menurunkan kadar timbal dalam darah serta mudah didapatkan oleh masyarakat.

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya penghasil bahan tanaman obat

tradisional, antara lain umbi bawang putih (Allium sativum L.) dan rimpang

temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.).

Umbi bawang putih mengandung senyawa selenium organik dalam

bentuk asam selenoamino, selenometionin, dan selenosistein, yang merupakan

komponen penting sisi aktif enzim antioksidan glutation peroksidase, thioredoxin

reductase, dan selenoenzim lainnya (Majeed, Bammi, Badmaev, Prakash, and

3

Nagabhushanam, 2005). Selenium memberikan aksi profilaksis terhadap efek

timbal, yaitu memperbesar kapasitas antioksidan endogen sel dengan

meningkatkan aktivitas superoksida dismutase, glutation reduktase, dan senyawa

glutation lainnya (Othman and El Missiry, 1998). Fedelia (2008) meneliti tentang

pengaruh ekstrak etanol umbi bawang putih dosis 200 mg/kg BB setelah

pemberian Na2CaEDTA yang terbukti mampu menurunkan kadar timbal darah

dan memiliki efek terapi yang sinergis untuk menurunkan kadar timbal jika

digunakan selama 10 hari. Komponen utama yang terkandung dalam rimpang

temulawak adalah senyawa kurkuminoid. Ditinjau dari stuktur kimianya, ternyata

senyawa kurkuminoid dapat berpotensi sebagai chelating agent karena

mempunyai struktur elektron bebas dan memungkinkan untuk mengikat logam

berat (Pan et al., 1999). Menurut Astoro (2008), pemberian ekstrak etanol

rimpang temulawak setelah pemberian antidot Na2CaEDTA, mampu menurunkan

kadar timbal darah dalam kurun waktu 10 hari pemberian.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas ekstrak etanol umbi

bawang putih dan ekstrak etanol rimpang temulawak yang diberikan bersamaan

dalam menurunkan kadar timbal darah tikus setelah pemberian Na2CaEDTA.

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat

dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimana pengaruh pemberian ekstrak etanol umbi bawang putih dan

ekstrak etanol rimpang temulawak setelah pemberian antidot Na2CaEDTA

dalam menurunkan kadar timbal darah tikus?

4

b. Berapa lama waktu pemberian ekstrak etanol umbi bawang putih dan ekstrak

etanol rimpang temulawak setelah pemberian antidot Na2CaEDTA yang

efektif dalam menurunkan kadar timbal darah tikus?

2. Keaslian penelitian

Sejauh pengetahuan penulis belum pernah dilakukan penelitian yang

memberikan laporan resmi tentang pengaruh ekstrak etanol umbi bawang putih

dan ekstrak etanol rimpang temulawak setelah pemberian antidot Na2CaEDTA

terhadap kadar timbal darah tikus. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan

dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Fedelia (2008) dan Astoro

(2008). Hal yang berbeda dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu

pemberian ekstrak etanol umbi bawang putih dan ekstrak etanol rimpang

temulawak yang diberikan bersamaan untuk melihat pengaruhnya terhadap kadar

timbal darah.

Penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan kadar timbal di dalam

darah antara lain: Pengaruh Infus Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza

Roxb.) terhadap Kondisi Parameter Pemeriksaan Darah Tikus Putih yang Diberi

Larutan Timbal Anorganik (Sugiharto, 2003); Efek Pemberian Plumbum (Timah

Hitam) Anorganik pada Tikus Putih (Rottus norvegicus) (Hariono, 2005); Daya

Terapi Anti Racun Natrium Edetat dan Perasan Mentimun (Cucumis sativus L.)

terhadap Timbal (Pb) (Wahyunengsih, Fedelia, Astoro, Putri, 2007); Pengaruh

Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) setelah

Pemberian Antidot Natrium Kalsiumedetat terhadap Kadar Timbal Darah Tikus

dengan Metode Spektroskopi Serapan Atom (Astoro,2008); Pengaruh Ekstrak

5

Etanol Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.) setelah Pemberian Na2CaEDTA

terhadap Kadar Timbal Darah Tikus dengan Metode Spektroskopi Serapan Atom

(Fedelia, 2008).

3. Manfaat penelitian

Penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol umbi bawang

putih dan ekstrak etanol rimpang temulawak setelah pemberian antidot

Na2CaEDTA terhadap kadar timbal darah tikus diharapkan memiliki beberapa

manfaat, antara lain:

a. Manfaat teoritis, yaitu untuk melengkapi dan memperkaya teori yang telah ada

mengenai terapi penawarracunan timbal.

b. Manfaat praktis, yaitu dapat digunakan sebagai acuan terapi alternatif

penawarracunan timbal dari tanaman bawang putih dan temulawak.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol umbi

bawang putih dan ekstrak etanol rimpang temulawak setelah pemberian antidot

Na2CaEDTA terhadap kadar timbal darah tikus ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol umbi bawang putih dan

ekstrak etanol rimpang temulawak setelah pemberian antidot Na2CaEDTA

dalam menurunkan kadar timbal darah tikus.

2. Mengetahui lama waktu pemberian ekstrak etanol umbi bawang putih dan

ekstrak etanol rimpang temulawak setelah pemberian antidot Na2CaEDTA

yang efektif dalam menurunkan kadar timbal darah tikus.

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Timbal

1. Farmakokinetika timbal

Timbal dapat masuk ke dalam tubuh lewat makanan dan minuman yang

diabsorbsi melalui usus, inhalasi dan melalui kulit. Absorbsi timbal melalui

inhalasi sangat tergantung pada ukuran partikel (Papanikolaou, 2005). Partikel

yang lebih kecil dari 10 µg dapat tertahan di paru-paru, sedangkan pertikel yang

lebih besar akan tertahan di saluran pernafasan bagian atas (DeRoss, 1997).

Timbal yang telah mencapai alveoli paru siap untuk diabsorpsi darah (Manahan,

2003). Pada orang dewasa, Pb yang diabsorbsi melalui usus sekitar 5-10%,

sedangkan pada anak-anak usia 3 bulan sampai 8 tahun dapat mencapai 50%

(Darmono, 1995). Timbal memiliki banyak kesamaan mekanisme transport seperti

kalsium di dalam saluran pencernaan. Absorpsi timbal akan menurun seiring

dengan peningkatan asupan kalsium dan demikian juga sebaliknya (Manahan,

2003).

Logam ini dapat terdeteksi dalam tiga jaringan utama menjadi tiga

kompartemen. Pertama, di dalam darah Pb terikat dalam eritrosit dan mempunyai

waktu paruh sekitar 25-30 hari. Kedua, di dalam jaringan lunak (misalnya, hati

dan ginjal), mempunyai waktu paruh sekitar beberapa bulan. Ketiga, tulang dan

jaringan keras (kalsifikasi) seperti gigi, tulang rawan, dan sebagainya (Darmono,

7

1995). Hampir sekitar 90% Pb dalam tubuh terdapat dalam tulang, yang waktu

paruhnya mencapai 20 tahun (Manahan, 2003).

Pb diekskresikan terutama melalui urin, selain itu juga melalui tinja,

keringat, dan air susu ibu serta didepositkan dalam rambut dan kuku (Darmono,

1995).

2. Keracunan timbal

Kelebihan timbal memberikan efek toksik multisistemik melalui minimal

tiga mekanisme, yaitu melalui aktivitas hambatan enzim, sebagai konsekuensi

ikatan pada gugus sulfhidril (-SH); dengan mempengaruhi aksi kation esensial,

terutama kalsium, zat besi dan seng; dan dengan mengubah struktur reseptor serta

membran sel (Katzung, 2004).

Keracunan Pb akut sudah jarang terjadi. Hal ini biasanya akibat inhalasi

industri dari sejumlah besar asap oksida, atau pada anak-anak akibat masuknya

dosis oral yang besar dari timbal yang ada pada cat yang mengandung timbal

(Katzung, 2004). Hal ini dapat mengakibatkan nyeri perut, anemia, ensefalopati

(Kosnett, 2006), rasa haus, mual, muntah, konstipasi, insomnia, tremor, konvulsi

(Sjamsudin dan Suyatna, 2007).

Gejala yang ditimbulkan pada keracunan Pb kronis, antara lain anoreksia,

lelah, malaise, sakit kepala, depresi, kelemahan otot kaki dan tangan, anemia,

neuropati perifer (Katzung, 2004).

Timbal mengakibatkan kerusakan reversibel pada ginjal akibat efek

sampingnya terhadap tubulus proksimal. Hal ini akan mengganggu kerja ginjal

dalam mengabsorbsi glukosa, fosfat, dan asam amino. Efek jangka panjangnya

8

yaitu terjadi penurunan fungsi ginjal, termasuk atropi glomular, fibrosis

interstisial, dan sklerosis pembuluh darah (Manahan, 2003).

3. Mekanisme keracunan timbal

a. Efek timbal terhadap sintesis heme

Efek hematotoksisitas timbal adalah menghambat sebagian besar enzim

yang berperan dalam biosintesis heme. Timbal (Pb) menghambat enzim sulfhidril

untuk mengikat delta-Aminolevulinic Acid (δ-ALA) menjadi porpobilinogen, serta

portoporfirin IX menjadi Hb. Hal ini menyebabkan anemia dan adanya basofilik

stipling, yang terjadi karena retensi dari DNA ribosoma dalam sitoplasma eritrosit

sehingga mengganggu sintesis protein (Darmono, 1995).

Enzim yang paling rentan terhadap penghambatan timbal yaitu delta-

Aminolevulinic Acid Dehydrogenase (δ-ALAD) dan ferrochelatase. Efek yang

paling berperan adalah hambatan pada reaksi enzimatik ferrochelatase, dimana

ferrochelatase mengkatalisis penggabungan besi ferro ke dalam cincin heme

(Goldstein, 1994). Inhibisi pada δ-ALAD berhubungan dengan konsentrasi Pb

dalam darah. Hampir 50% aktivitas enzim ini dihambat pada kadar Pb darah di

atas 15 µg/dL (DeRoos, 1997).

Gambar 1. Skema penghambatan sintesis heme oleh timbal (Ava, 2000)

9

b. Kompetisi timbal dengan kalsium

Kalsium masuk ke dalam ujung presinapsis melalui kanal kalsium akibat

respon dari rangsangan depolarisasi. Di dalam sel, kalsium akan mengaktifkan

kalmodulin, yang mengawali pembentukan vesikel asetilkolin bersama membran

plasma dan akhirnya terjadi pelepasan asetilkolin. Timbal akan menghambat

kalsium secara kompetitif, yang berakibat terhambatnya pelepasan asetilkolin

untuk transmisi saraf, sehingga menyebabkan kurang berfungsinya asetilkolin

dalam perannya sebagai neurotransmitter (Clarkson, 1987). Gejala yang

ditimbulkan yaitu lelah, ingatan yang berkurang, sakit kepala, tremor otot

(Manahan, 2003).

Gambar 2. Peran kalsium dalam pelepasan neurotransmitter (Clarkson, 1987)

B. Penanganan Keracunan

Menurut Donatus (1997), penangan keracunan bahan berbahaya meliputi

terapi suportif, penyidikan jenis racun penyebab, dan terapi antidot.

1. Terapi suportif

Merupakan tindakan pertolongan pertama untuk memperbaiki kondisi

dan menyelamatkan jiwa penderita. Tindakan ini memelihara fungsi vital

(pernafasan dan peredaran darah) sehingga penderita selamat serta lebih mudah

10

dan kooperatif untuk menjalani terapi antidot berikutnya. Terapi suportif harus

dilakukan dengan cepat dan sesegera mungkin. Tindakan terapi suportif meliputi:

a. Jauhkan penderita dari sumber racun.

b. Periksa tanda vital dan bersihkan jalan nafas. Bila penderita memakai gigi

palsu, harus dilepas.

c. Periksa pulsus dan pupil.

d. Berikan pernafasan buatan dan atau oksigen, serta bila perlu pijit luar jantung

dan siapkan infus.

e. Bila penderita kejang dapat diberikan antikejang, dan bila tekanan darahnya

turun atau dehidrasi dapat diberi infus elektrolit (Donatus, 1997).

2. Penyidikan jenis racun penyebab

Penyidikan jenis racun penyebab merupakan tindakan penting untuk

menentukan pilihan tindakan terapi antidot. Tindakan ini dilakukan dengan cara :

a. Wawancara dengan penderita atau pengantar

b. Pemeriksaan gejala-gejala keracunan yang ada secara sistematis

c. Pemeriksaan wadah dan sisa bahan penyebab yang dicurigai, muntahan, air

kencing, atau darah penderita.

d. Pengiriman bahan pada butir c ke laboratorium (Donatus, 1997).

3. Terapi antidot

Terapi antidot adalah tata cara yang khusus ditujukan untuk membatasi

intensitas (kekuatan) efek toksik zat kimia atau menyembuhkan efek toksik yang

ditimbulkan, sehingga bermanfaat dalam mencegah timbulnya bahaya lebih lanjut.

Sasaran terapi antidot adalah pengurangan intensitas efek toksik (Donatus, 1997).

11

Strategi penatalaksanaan terapi antidot dapat dilakukan dengan cara :

a. Penghambatan keefektifan absorpsi bahan berbahaya

b. Penghambatan keefektifan distribusi bahan berbahaya

c. Peningkatan keefektifan metabolisme dan ekskresi (eliminasi) bahan

berbahaya (Donatus, 1997).

C. Kalsium Disodium Edetat (Na2CaEDTA)

Agen khelasi merupakan obat yang digunakan untuk mencegah atau

membalik efek toksik dari suatu logam berat atau pada enzim atau sasaran seluler

lain untuk mempercepat eliminasi logam tersebut dari dalam tubuh. Agen khelasi

adalah molekul fleksibel dengan dua atau lebih kelompok elektronegatif yang

membentuk ikatan koordinasi kovalen yang stabil dengan kation logam (Katzung,

2004).

Ligan khelasi, termasuk kelompok gugus fungsional –OH, -SH dan –NH,

dapat mendonasikan elektronnya untuk membentuk ikatan koordinasi dengan

logam. Ikatan ini secara efektif akan menghalangi interaksi logam dengan

kelompok fungsional yang hampir sama, yang juga dimiliki oleh enzim, koenzim,

nukleofil seluler dan membran. Sebagian chelator memiliki selektifitas yang

terbatas, sehingga dapat mengkhelasi logam esensial seperti Cu2+ dan Zn2+ yang

sangat vital untuk fungsi tubuh (Katzung, 2004).

Na O C

O

CH2

N

H2C

C O

Ca

O C

CH2

N

O

H2CCH2

H2C C O

O

Na

O

Gambar 3. Struktur kalsium disodium edetat (Katzung, 2004)

12

Na2CaEDTA telah digunakan sebagai agen khelasi untuk meningkatkan

eliminasi logam-logam toksik, salah satunya yaitu timbal. Eliminasi logam-logam

endogen, seperti zink, mangan, besi dan tembaga, juga terjadi pada tingkat rendah

(Kosnett, 2006).

1. Farmakokinetika Na2CaEDTA

Absorpsi Na2CaEDTA pada saluran gastrointestinal setelah pemberian

secara oral sangat rendah. Hal ini disebabkan karena terjadi peruraian khelat

kalsium pada pH lambung, yang mengakibatkan meningkatnya absorpsi timbal di

saluran pencernaan. Maka, pemberian secara oral dihindari (Dollery, 1999).

Na2CaEDTA memiliki waktu paruh 20-60 menit, dan 50% dari dosis

yang diberikan akan diekskresikan melalui urin kurang dari 1 jam. Peningkatan

ekskresi timbal melalui urin terjadi kurang dari 1 jam setelah pemberian

Na2CaEDTA dan diikuti dengan penurunan kadar timbal di dalam darah selama

terapi berlangsung. Na2CaEDTA mengakibatkan pelepasan timbal dari jaringan

lunak dan tulang. Orang yang terpapar timbal kadar tinggi, penghentian terapi

Na2CaEDTA akan mengakibatkan peningkatan kadar timbal di dalam darah

sebagai dampak penyeimbangan kadar timbal di dalam tulang dengan kadar

timbal di dalam jaringan lunak yang rendah (Kosnett, 2006).

2. Indikasi

Na2CaEDTA diindikasikan untuk menurunkan kadar timbal di dalam

darah dan meningkatkan ekskresi timbal di urin pada individu intoksikasi timbal

kadar tinggi dengan gejala atau tanpa gejala (Kosnett, 2006).

13

3. Dosis dan cara pemberian

Untuk terapi keracunan timbal kronis dengan gejala ensefalopati dan

kadar timbal darah lebih dari 150mcg/dL, maka diberikan Na2CaEDTA dengan

dosis 30 mg/kg BB dalam 2-3 dosis terbagi (setiap 8-12 jam) secara IM selama 2-

5 hari (Kosnett, 2006). Pemberian Na2CaEDTA diselingi dengan periode istirahat

(tidak dilakukan pemberian Na2CaEDTA), karena pemberian Na2CaEDTA secara

terus menerus akan meningkatkan nefrotoksisitas dan dapat mengakibatkan gagal

ginjal (Chisolm, 1990).

4. Efek samping

Terapi khelasi dengan Na2CaEDTA dapat menimbulkan beberapa efek

samping, antara lain nekrosis sel tubular ginjal, demam, hematuria, proteinuria,

mialgia, sakit kepala, nyeri abdominal, mual, anemia, muntah, dan defisiensi zink

(Dollery, 1999).

5. Mekanisme aksi Na2CaEDTA

Pada pH cairan tubuh, Na2CaEDTA akan berikatan dengan ion logam

polivalen membentuk komplek atau khelat tidak terion yang larut air dan lebih

stabil. Kalsium pada Na2CaEDTA akan digantikan oleh timbal dan khelat tersebut

akan masuk ke dalam cairan tubuh. Na2CaEDTA akan dengan cepat mengkhelat

logam yang terdapat di kompartemen ekstraseluler dan sebagian kecil logam yang

terdapat di kompartemen intraseluler yang dapat dijangkau. Pada kompartemen

intraseluler yang tidak bisa dijangkau, maka secara bertahap ion logam akan

berkurang karena berpindah ke cairan ekstraseluler sesuai dengan gradien kadar

(Dollery, 1999). Timbal pada jaringan lunak akan terdistribusi kembali ke tulang

14

(Anonim, 2008a) dan akan mengakibatkan redistribusi timbal ke otak jika terapi

khelasi Na2CaEDTA dihentikan (Ashton, 1991).

Khelat yang terbentuk akan diekskresikan dengan cepat dan utuh melalui

ginjal. Dengan mekanisme ini, timbal dapat dihilangkan dari plasma, saluran

gastrointestinal, jaringan lunak, dan lapisan tulang (Dollery, 1999). Obat ini

diberikan sebagai suatu garam kalsium dinatrium untuk mencegah kekurangan

kalsium yang secara potensial dapat membahayakan jiwa (Katzung, 2004).

D. Bawang Putih (Allium sativum L.)

1. Taksonomi tanaman

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Liliales

Suku : Liliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium sativum L. (Hidayat, 1991).

2. Deskripsi simplisia

Umbi lapis berupa umbi majemuk berbentuk hampir bundar, garis

tengahnya 4-6 cm, terdiri dari 8-20 siung seluruhnya diliputi 3-5 selaput tipis

serupa kertas berwarna agak putih, tiap siung diselubungi oleh 2 selaput serupa

kertas, selaput luar warna agak putih dan agak longgar, selaput dalam warna

merah muda dan melekat pada bagian padat dari siung tetapi mudah dikupas;

15

siung bentuk membulat di bagian punggung, bidang samping rata atau agak

bersudut (Anonim, 1995a).

3. Kandungan kimia

Kandungan kimia umbi bawang putih antara lain tanin, minyak atsiri,

dialilsulfida, aliin, alisin, enzim aliinase, vitamin K, B6, C (Anonim, 1995a),

terpen termasuk sitral, geraniol, linalool, α- dan β-phellandrene, protein, mineral,

lipid, asam amino (Newall, 1996); Ca, K, Fe, Mg, Na, Zn, P, Mn, dan selenium

(Anonim, 2008c). Kadar selenium kurang lebih 0,015 µg tiap gram bawang putih

(Izgi, Gucer, Jaćimović, 2005).

Selenium di dalam tanaman terdapat dalam bentuk asam selenoamino,

selenometionin, dan selenosistein (gambar 4), sedangkan γ-glutamil-Se-metil-L-

selenosistein (gambar 5) merupakan sumber utama metilselenosistein yang

terdapat pada bawang putih (Majeed et al, 2005). Selenometionin akan

dimetabolisme menjadi selenosistein yang kemudian berikatan dengan

selenoprotein. Selenium dalam bentuk selenosistein merupakan komponen

penting enzim antioksidan yaitu glutation peroksidase.

H3C

Se

OH

NH2

O

HSe OH

O

NH2 (a) (b)

Gambar 4. Struktur selenometionin dan selenosistein (a) selenometionin (b) selenosistein

NH

SeH

O OH

NH2

O

O OH

Gambar 5. Struktur γ -glutamil-Se-metil-L-selenosistein

16

Gambar 6. Skema metabolisme selenometionin menjadi selenosistein (Anonim, 2008b)

4. Khasiat dan penggunaan

Penggunaan bawang putih di masyarakat biasanya digunakan sebagai

diaforetik, ekspektoran, spasmolitik, antiseptik, antikoagulan, antihistamin,

bakteriostatik (Soedibyo, 1998), dan terapi hipertensi ringan. Ekstrak etanol umbi

bawang putih dosis 200 mg/kg BB setelah pemberian Na2CaEDTA terbukti

mampu menurunkan kadar timbal darah dan memiliki efek terapi yang sinergis

untuk menurunkan kadar timbal jika digunakan selama 10 hari (Fedelia, 2008).

E. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

1. Taksonomi tanaman

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Suku : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma xanthorrhiza Roxb. (Hidayat, 1991).

17

2. Deskripsi simplisia

Keping tipis, bentuk bundar atau jorong, ringan, keras, rapuh, garis

tengah sampai 6 cm, tebal 2-5 mm; permukaan luar berkerut, warna coklat kuning

sampai coklat; bidang irisan berwarna coklat kuning buram, melengkung tidak

beraturan, tidak rata, sering dengan tonjolan melingkar pada batas antara silinder

pusat dengan korteks; korteks sempit, tebal 3-4 mm. bekas patahan berdebu,

warna kuning jingga sampai coklat jingga terang (Anonim, 1979).

3. Kandungan kimia

Kandungan kimia rimpang temulawak antara lain minyak atsiri (6%),

yang terdiri dari monoterpen dan seskuiterpen. Senyawa berwarna (5%) yaitu

kurkuminoid, dimana 50-60% merupakan campuran dari kurkumin,

monodesmetoksikurkumin dan bisdesmetoksikurkumin (Anonim, 1999), pati,

flavonoid, dan beberapa kation (Fe, Ca, Na, dan K) (Sugiharto, 2006).

Gambar 7. Struktur molekul kurkumin (Anonim, 1999)

4. Khasiat dan penggunaan

Penggunaan temulawak di masyarakat biasanya digunakan sebagai

antiinflamasi, antipiretik, menurunkan kolesterol, pelancar ASI, obat sembelit,

demam, cacar air, nyeri sendi (Soedibyo, 1998), asma, batuk, epilepsi, perdarahan,

jaundice, gigitan serangga, dan penyakit kulit. Ekstrak etanol rimpang temulawak

setelah pemberian antidot Na2CaEDTA, mampu menurunkan kadar timbal darah

dalam kurun waktu 10 hari pemberian (Astoro, 2008).

18

F. Maserasi

Maserasi adalah salah satu cara penyarian dengan merendam serbuk

simplisia dalam cairan penyari yang sesuai di wadah yang tertutup pada suhu

kamar. Proses maserasi berlangsung secara dinamis dan terbagi menjadi beberapa

tahapan. Pertama-tama, larutan penyari harus berdifusi ke dalam sel, kemudian

melarutkan metabolit, dan akhirnya berdifusi keluar dari sel bersama metabolit

yang terekstraksi (Sarker,2006).

Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat

aktif yang mudah larut di dalam cairan penyari. Cairan penyari yang digunakan

dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau pelarut lain. Keuntungan maserasi adalah

cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana (Anonim,1986) serta

mencegah terjadinya degradasi metabolit termolabil. Sedangkan kerugiannya

adalah pengerjaannnya lama dan beberapa senyawa tidak terekstraksi dengan baik

karena kelarutannya rendah pada suhu kamar (Sarker,2006).

Etanol dipertimbangkan sebagai penyari karena lebih selektif bila

dibandingkan dengan air, sulit ditumbuhi kapang dan kuman dalam etanol 20% ke

atas, tidak beracun, netral, absorbsinya baik, etanol dapat bercampur dengan air

pada segala perbandingan, dan panas yang diperlukan saat pemekatan sedikit.

Kerugiannya yaitu harga etanol yang mahal (Anonim,1986).

Etanol dapat melarutkan alkaloida basa, minyak menguap, glikosida,

kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid, damar dan klorofil. Lemak,

malam, tanin dan saponin hanya sedikit larut, dengan demikian zat pengganggu

yang larut hanya terbatas (Anonim, 1986).

19

G. Spektroskopi Serapan Atom (SSA)

Metode AAS sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah.

Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap

cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya.

Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah

tingkat elektronik suatu atom. Transisi elektronik suatu atom bersifat spesifik.

dengan absorbsi energi berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom pada

keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Spektrum atomik

untuk masing-masing unsur terdiri atas garis-garis resonansi (Khopkar, 1990).

Gambar 8. Instrumentasi spektrometer serapan atom

Keberhasilan analisis ini tergantung pada proses eksitasi dan cara

memperoleh garis resonansi yang tepat. Temperatur nyala harus sangat tinggi.

Pengendalian temperatur nyala penting sekali. Dibutuhkan kontrol tertutup dari

temperatur yang digunakan untuk eksitasi. Kenaikkan temperatur menaikkan

efisiensi atomisasi. Tenaga radiasi emisi akan menentukan jumlah atom

tereksitasi. Umumnya bahan bakar yang digunakan adalah propana, butana,

hidrogen dan asetilen, sedangkan oksidatornya adalah udar, oksigen, N2O dan

asetilen. Logam-logam yang mudah diuapkan seperti Cu, Pb, Zn, Cd, umumnya

ditentukan dengan suhu rendah (Khopkar, 1990).

20

Atomisasi dapat dilakukan baik dengan nyala maupun dengan tungku.

untuk mengubah unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan energi

panas. Temperatur harus benar-benar terkendali dengan sangat hati-hati agar

proses atomisasinya sempurna (Khopkar, 1990). Broekaert (2002) menyebutkan

bahwa oksidan terdiri dari N2O atau udara. Campuran udara dan asetilen

menghasilkan temperatur sebesar 2300°K.

Ionisasi harus dihindarkan dan ini dapat terjadi bila temperatur terlalu

tinggi. Atomisasi sempurna masih sulit untuk tercapai, sehingga digunakan

tungku grafit yang dengan mudah dalam beberapa detik dapat mencapai

temperatur 2000-3000 0K (Khopkar, 1990).

Gambar 9. Skema proses atomisasi sampel.

M : logam (metal); M*: atom yang tereksitasi. Pada SSA yang diukur adalah M’ yaitu atom dalam keadaan ground state

(Bassett, Denney, Jeffery, Mendham, 1994)

Gambar 10. Pembagian zona nyala pada pembakar

pada spektrometer serapan atom (Skoog, West, Holler, 1994)

Zona nyala pada SSA yaitu primary combustion zone, interzonal region

dan secondary combustion zone (gambar 10). Penyerapan paling baik terjadi pada

21

interzonal region. Pada zona ini, atom dalam keadaan gas segera menyerap energi

radiasi yang diemisikan oleh lampu katoda berongga (Skoog, West, Holler, 1994).

Selain itu, juga terjadi kesetimbangan kombinasi dengan radikal. Pada zona ini

merupakan bagian terpanas dari nyala dan merupakan bagian yang dipilih dalam

analisis spektrometri (Ebdon, 1998).

Karena banyaknya interferensi dan efek nyala yang tersedot balik dan

dapat mengakibatkan ledakan, maka nyala mulai kurang digunakan, dan sebagai

gantinya digunakan proses atomisasi tanpa nyala, misalnya menggunakan tungku

grafit. Pada tungku grafit temperatur dapat dikendalikan secara elektris. Biasanya

temperatur dinaikkan secara bertahap, untuk menguapkan dan sekaligus

mendisosiasi senyawa yang dianalisis (Khopkar, 1990).

Seperangkat sumber yang dapat memberikan garis emisi yang tajam dari

suatu unsur spesifik tertentu dikenal sebagai lampu pijar hollow cathode.

Gambar 11. Lampu katoda berongga (hollow cathode lamp)

pada SSA dan bagian-bagiannya (Levinson,2006)

Lampu ini memiliki dua elektroda, satu di antaranya berbentuk silinder

dan terbuat dari unsur yang sama dengan unsur yang dianalisis. Lampu ini diisi

dengan gas mulia bertekanan rendah. Dengan pemberian tegangan pada arus

tertentu, logam mulai memijar, dan atom-atom logam katodanya akan teruapkan

dengan permercikan. Atom akan tereksitasi kemudian mengemisikan radiasi pada

22

panjang gelombang- panjang gelombang tertentu. Suatu garis yang diinginkan

dapat diisolasi dengan suatu monokromator (Khopkar, 1990).

H. Validasi Metode

Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap

parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan

bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita,

2004). Validasi metode bioanalisis adalah suatu prosedur untuk menyatakan

bahwa suatu metode analisis yang digunakan untuk mengukur suatu analit di

dalam matriks biologi dapat dipercaya dan memiliki tingkat keterulangan yang

baik untuk mencapai tujuannya yaitu mengukur suatu analit dengan tingkat

akurasi dan presisi yang sesuai (Chan, Lam, Lee, Zhang, 2004). Parameter–

parameter validitas metode analisis meliputi akurasi, presisi, linieritas, rentang,

spesifisitas, LOD, dan LOQ (Anonim, 2007).

1. Akurasi

Akurasi dari suatu metode analisis merupakan kedekatan hasil

pengukuran yang diperoleh dengan metode tersebut dengan nilai sebenarnya.

Akurasi dari suatu metode analisis sebaiknya disajikan dalam rentang. Akurasi

dihitung sebagai presentase recovery pengujian sejumlah analit yang diketahui

jumlahnya atau sebagai perbedaan antara rata–rata dan nilai sebenarnya yang bisa

diterima, bersama dengan taraf kepercayaan (Anonim, 2007). Menurut Chan et.al

(2004), rentang persentase recovery untuk suatu metode bioanalisis berkisar

antara 80-120%.

23

2. Presisi

Presisi dari suatu metode analisis adalah derajat kesesuaian antara hasil

pengukuran ketika metode tersebut diaplikasikan secara berulang – ulang pada

sampel yang homogen. Presisi biasanya ditunjukkan dengan standar deviasi atau

koefisien variasi dari sebuah seri pengukuran. Presisi dapat dijadikan ukuran dari

salah satu derajat reproduksibilitas atau repeatabilitas suatu metode analisis dalam

kondisi pekerjaan yang normal. Reproduksibilitas mengacu pada penggunaan

prosedur analisis di laboratorium yang berbeda. Intermediate precission

menyatakan variasi dalam laboratorium, seperti hari berbeda, analisis yang

berbeda atau peralatan dalam laboratorium yang sama. Repeatabilitas mengacu

penggunaan metode analisis dalam laboratorium pada suatu periode tertentu

dengan analis yang sama dengan peralatan yang sama. (Anonim, 2007).

Kriteria seksama diberikan jika metode memberikan simpangan baku

relatif atau koefisien variasi 2% atau kurang, tapi sangat fleksibel tergantung

kondisi analit yang diperiksa, jumlah sampel dan kondisi laboratorium. Menurut

Harmita (2004), koefisien variasi (KV) yang dapat diterima terdapat pada tabel I.

Tabel I. Kriteria koefisien variasi (KV) laboratorium yang dapat diterima

Kadar analit KV (%) ≥1% 2,5 0,1% 5 1 ppm 16 1ppb 32

3. Linearitas dan rentang

Linieritas suatu prosedur analisis merupakan kemampuan untuk

mendapatkan hasil uji secara langsung atau secara matematis, proporsional

dengan konsentrasi analit di dalam sampel dengan pemberian rentang. Sebagai

24

parameter adanya hubungan linier digunakan koefisien korelasi (r). Persyaratan

data linieritas yang biasa diterima jika memenuhi nilai koefisien korelasi (r) >0,99

(Christian, 2004). Rentang adalah jarak antara level terbawah dan teratas dari

metode analisis yang telah dipakai untuk mendapatkan presisi, linieritas dan

akurasi yang bisa diterima (Anonim, 2007).

4. Spesifisitas

Spesifisitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengukur dengan

baik komponen lain dalam analit yang mungkin ada seperti pengotor, produk

degradasi, dan komponen matriks (Anonim, 2007).

5. Limit of detection (LOD) dan limit of quantitation (LOQ)

LOD adalah kadar terkecil analit yang masih dapat di deteksi, tetapi tidak

secara kuantitatif pada kondisi percobaan yang dinyatakan. LOQ merupakan

adalah kadar terkecil analit dalam sampel yang dapat ditetapkan dengan presisi

dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi percobaan yang dinyatakan.

Validasi metode analisis dapat digolongkan menjadi 4 kategori, yaitu:

a. Kategori I, mencakup metode-metode analisis kuantitatif, untuk menetapkan

komponen-komponen utama bahan obat atau zat aktif dalam sediaan farmasi.

b. Kategori II, mencakup metode-metode analisis kualitatif dan kuantitatif yang

digunakan untuk analisis impurities atau degradation compounds dalam

sediaan farmasi.

c. Kategori III, mencakup metode-metode analisis yang digunakan untuk

menentukan karakteristik penampilan suatu sediaan farmasi.

d. Kategori IV merupakan tes identifikasi (Anonim, 2007).

25

Tabel II. Parameter validitas metode yang dipersyaratkan untuk setiap kategori

Parameter analisis Kategori I Kategori II Kategori III Kategori IV Kuantitatif Kualitatif Akurasi Ya Ya * * Tidak Presisi Ya Ya Tidak Ya Tidak LOD Tidak Tidak Ya * Ya LOQ Tidak Ya Tidak * Tidak

Linearitas Ya Ya Tidak * Tidak Range Ya Ya * * Tidak

* = mungkin tidak diperlukan, tergantung sifat spesifik tes (Anonim, 2007)

Menurut Chan et.al (2004), karakteristik validasi metode kuantitatif pada

logam berat, termasuk timbal, dengan spektroskopi meliputi:

Tabel III. Syarat karakteristik validasi metode analisis logam berat dengan spektroskopi

Karakteristik Identifikasi Uji kemurnian

Pengujian kadar logam Kuantitatif Limit

Akurasi - + - +

Presisi

Repeatibilitas - + - +

Intermediate precision - - - +

Spesifisitas + + + +

LOD - - + -

LOQ - + - -

Linearitas - + - +

Rentang - + - + - : karakteristik tidak biasa dilakukan. +: karakteristik biasa dilakukan

Terdapat 3 prinsip dasar yang perlu diketahui untuk meningkatkan

validitas percobaan. Prinsip-prinsip dasar tersebut meliputi replikasi, randomisasi

dan adanya kontrol (Nazir, 2005).

I. Landasan Teori

Paparan timbal yang terus-menerus akan mengakibatkan kondisi

keracunan kronis dengan gejala yang ditimbulkan antara lain anoreksia, lelah,

malaise, sakit kepala, depresi, kelemahan otot kaki dan tangan, anemia, neuropati

perifer (Katzung, 2004).

26

Na2CaEDTA biasa digunakan untuk terapi penawarracunan timbal.

Kalsium pada Na2CaEDTA akan berikatan dengan timbal menghasilkan khelat

yang kurang toksik dan lebih polar sehingga lebih mudah diekskresikan. Akan

tetapi, terapi khelasi dengan Na2CaEDTA dapat menimbulkan beberapa efek

samping, antara lain nekrosis sel tubular ginjal, hematuria, proteinuria, mialgia,

sakit kepala, mual, muntah, anemia, dan defisiensi zink (Dollery, 1999).

Bawang putih dan temulawak mempunyai aktivitas terapetik potensial

untuk mengatasi keracunan timbal. Senyawa pada bawang putih yang diduga

dapat mengurangi kadar timbal adalah selenium, sedangkan pada temulawak

adalah kurkumin. Penelitian mengenai umbi bawang putih dan rimpang

temulawak telah banyak dilakukan. Senapati, Dey, Dwivedi, dan Swarup (2001)

telah meneliti efek ekstrak bawang putih dosis 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB, dan

400 mg/kg BB, dapat menurunkan kadar timbal darah tikus. Fedelia (2008)

meneliti tentang pengaruh ekstrak etanol umbi bawang putih dosis 200 mg/kg BB

setelah pemberian Na2CaEDTA yang terbukti mampu menurunkan kadar timbal

darah dan memiliki efek terapi yang sinergis untuk menurunkan kadar timbal jika

digunakan selama 10 hari.

Penelitian mengenai rimpang temulawak yang pernah dilakukan

sebelumnya yaitu efek rimpang temulawak terhadap kondisi parameter

pemeriksaan darah tikus yang diberi larutan timbal anorganik (Sugiharto, 2003

dan 2006). Menurut Astoro (2008), pemberian ekstrak etanol rimpang temulawak

setelah pemberian antidot Na2CaEDTA, mampu menurunkan kadar timbal darah

dalam kurun waktu 10 hari pemberian.

27

Penelitian tentang efek pemberian timbal anorganik pada tikus putih

telah dilakukan oleh Hariono (2005). Hasilnya, timbal dalam darah tikus

mencapai kadar 0,75 µg/ml dalam kurun waktu 4 minggu. Menurut hasil

penelitian orientasi sebelumnya, pemejanan timbal selama 45 hari telah mencapai

kadar toksik sebesar 0,75 ppm (Wahyunengsih, Fedelia, Astoro, Putri, 2007).

Maka dilakukan pemejanan timbal asetat selama 30 hari yang dilanjutkan dengan

pemberian Na2CaEDTA, ekstrak etanol umbi bawang putih, dan ekstrak etanol

rimpang temulawak selama 10 hari setelah pemejanan timbal. Keefektifan ketiga

bahan tersebut dapat diketahui dengan mengukur kadar timbal darah tikus dengan

metode spektroskopi serapan atom.

J. Hipotesis

Pemberian ekstrak etanol umbi bawang putih dan ekstrak etanol rimpang

temulawak setelah pemberian Na2CaEDTA memiliki efek yang sinergis dalam

menurunkan kadar timbal darah tikus.

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimental murni dengan

rancangan acak pola satu arah.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel utama

a. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu dosis senyawa uji.

1) Dosis antidot Na2CaEDTA 189 mg/kg BB tikus.

2) Dosis ekstrak etanol umbi bawang putih 200 mg/kg BB tikus dan dosis

ekstrak etanol rimpang temulawak 137,61 mg/kg BB tikus.

b. Variabel tergantung : kadar timbal darah tikus yang diukur setelah perlakuan.

2. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali :

1) Subyek uji : tikus putih galur Wistar

2) Jenis kelamin hewan uji : tikus betina

3) Umur hewan uji : 1,5 - 2 bulan

4) Berat badan hewan uji : 100 - 150 gram

5) Cara pemberian bahan uji : peroral

6) Bobot dan jenis pakan : pelet tipe BR2 10 g/hari/ekor

7) Air minum hewan uji : aquadest

29

8) Suhu penyarian (27-28 0C), cara penyarian (maserasi), dan lama penyarian

(5 hari) ekstrak etanol tanaman.

9) Daerah asal (lingkungan tempat tumbuh) tanaman bawang putih dan

temulawak yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan ekstrak

etanol umbi bawang putih dan ekstrak rimpang etanol temulawak.

b. Variabel pengacau tak terkendali :

1) Perbedaan kondisi patologis (fungsi organ) tiap hewan uji

2) Profil farmakokinetika timbal yang berbeda pada hewan uji

3) Kadar selenium dan kurkumin di dalam ekstrak etanol tanaman

3. Definisi operasional

a. Senyawa toksik yang digunakan adalah timbal asetat dosis 0,5 g/kg BB tikus

yang diberikan selama 30 hari.

b. Ekstrak etanol adalah :

ekstrak etanol umbi bawang putih yaitu hasil ekstraksi dengan metode

maserasi menggunakan etanol 45% dan ekstrak etanol rimpang temulawak

yaitu hasil ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 80%.

c. Uji daya antidot adalah uji potensi penawarracunan menggunakan antidot

Na2CaEDTA dosis 189 mg/kg BB tikus, kemudian setelah 2 jam dilanjutkan

dengan pemberian ekstrak etanol umbi bawang putih dosis 200 mg/kg BB

tikus dan ekstrak etanol rimpang temulawak dosis 137,61 mg/kg BB tikus

untuk menurunkan kadar Pb darah setelah pemberian Pb asetat selama 30 hari.

d. Kadar timbal darah adalah kadar Pb dalam darah tikus, diukur menggunakan

metode spektrofotometri serapan atom dalam satuan ppm.

30

C. Bahan atau Materi Penelitian

Bahan yang digunakan adalah serbuk umbi bawang putih dan serbuk

rimpang temulawak (Merapi Farma), tikus betina (Laboratorium Farmakologi dan

Toksikologi Fakultas Farmasi USD), timbal asetat (Merck), aquadest, etanol 45%

(p.a.), etanol 80% (p.a.), Na2CaEDTA (Merck), NaCl (teknis), HNO3 65% (p.a.

Merck), HClO4 37% (p.a. Merck), larutan standar timbal 1000 ppm (Merck),

kertas alumunium, kertas saring.

D. Alat atau Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan adalah spektrofotometer serapan atom (Hitachi Z-

8000 Polarized Zeeman), timbangan analitik (Mettler Toledo PL303), heater

(Barnstead Thermolyne Cimarec®), hot plate (Heidolph MR2002), alat maserasi

(Innova 2100 Plateform Shaker), oven, corong Buchner, pompa vakum, alat-alat

gelas (Pyrex), pipet mikro 200-1000µl (GILSON Z 64581D), yellowtip, pipa

kapiler tanpa heparin, eppendorf, spuit injeksi oral dan intramuskular.

E. Tata Cara Penelitian

1. Identifikasi simplisia dan serbuk simplisia

Identifikasi simplisia dan serbuk simplisia dilakukan untuk memastikan

kebenaran umbi bawang putih (Allii Sativi Bulbus) dan rimpang temulawak

(Curcumae Rhizoma), dengan cara mencocokkan dengan buku acuan dan

simplisia diidentifikasi secara makroskopis dan mikroskopis di Laboratorium

Farmakognosi Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

31

2. Preparasi bahan

a. Penyiapan serbuk umbi bawang putih dan rimpang temulawak.

Pengumpulan, pengeringan dan pembuatan serbuk umbi bawang putih

dan serbuk rimpang temulawak dilakukan di kebun obat Merapi Farma

Kaliurang. Umbi bawang putih berasal dari daerah Brebes, Jawa Tengah.

Sedangkan rimpang temulawak berasal dari daerah Kulonprogo. Serbuk umbi

bawang putih dan rimpang temulawak disimpan pada suhu kamar (25ºC)

untuk mencegah tumbuhnya kapang dan jamur, kontaminasi mikroba dan

rusaknya zat aktif.

b. Pembuatan ekstrak etanol umbi bawang putih dan rimpang temulawak.

• Ekstrak etanol umbi bawang putih

Umbi bawang putih dibuat dalam bentuk sediaan ekstrak dengan

metode maserasi. Ekstrak etanol dibuat dengan memasukkan 20 g serbuk

umbi bawang putih ke dalam erlenmeyer, kemudian dituangi dengan 200

ml etanol 45%, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya,

sambil berulang-ulang digojog.

Setelah 5 hari, sari difiltrasi dengan corong Buchner dan pompa

vakum. Ampas ditambah cairan penyari secukupnya, kemudian difiltrasi

kembali dengan corong Buchner dan pompa vakum, sehingga diperoleh

seluruh sari sebanyak 200 ml. Bejana ditutup, dibiarkan di tempat sejuk,

terlindung dari cahaya, selama 2 hari. Setelah 2 hari, dilakukan proses

pemekatan. Pemekatan dilakukan dengan cara penguapan dalam oven

pada suhu 50°C hingga diperoleh ekstrak kental (Anonim, 1986).

32

• Ekstrak etanol rimpang temulawak

Rimpang temulawak dibuat dalam bentuk sediaan ekstrak dengan

metode maserasi. Ekstrak etanol dibuat dengan memasukkan 20 g serbuk

rimpang temulawak ke dalam erlenmeyer, kemudian dituangi dengan 200

ml etanol 80%, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya,

sambil berulang-ulang digojog.

Setelah 5 hari, sari difiltrasi dengan corong Buchner dan pompa

vakum. Ampas ditambah cairan penyari secukupnya, kemudian difiltrasi

kembali dengan corong Buchner dan pompa vakum, sehingga diperoleh

seluruh sari sebanyak 200 ml. Bejana ditutup, dibiarkan di tempat sejuk,

terlindung dari cahaya, selama 2 hari. Setelah 2 hari, dilakukan proses

pemekatan. Pemekatan dilakukan dengan cara penguapan dalam oven

pada suhu 40°C hingga diperoleh ekstrak kental (Anonim, 1986).

c. Pembuatan larutan timbal asetat.

Timbal yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbal asetat

(Pb(CH3COO)2.3H2O) berupa serbuk halus berwarna putih. Serbuk timbal

asetat ditimbang lebih kurang 4,00 gram kemudian ditambah dengan

aquadest mendidih (100ºC) hingga volumenya 100,0 ml (Anonim, 1995b).

Larutan yang diperoleh adalah larutan timbal asetat dengan konsentrasi

0,04 mg/L. Larutan timbal asetat dipejankan ke hewan uji dengan dosis

sebesar 0,5g/kg BB tikus (Hariono, 2005) secara per oral selama 30 hari

dengan volume pemberian disesuaikan dengan berat badan tiap hewan uji.

33

d. Pembuatan larutan Na2CaEDTA.

Na2CaEDTA ditimbang lebih kurang 7,56 g kemudian dilarutkan dengan

larutan saline (NaCl 0,9% 0,1 N) (Lacy, Amstrong, Goldman, Lance, 2003)

hingga 500 ml. Konsentrasi larutan Na2CaEDTA yang diperoleh adalah

0,01512 mg/L. Larutan saline digunakan sebagai pelarut karena sifatnya yang

mirip dengan cairan fisiologis tubuh manusia. Dosis antidot Na2CaEDTA

yang dipejankan sebesar 189 mg/kg BB tikus hasil konversi dari dosis untuk

manusia sebesar 30 mg/kg BB (Katzung, 2004) secara i.m. selama 10 hari

dengan volume pemberian disesuaikan dengan berat badan tiap hewan uji.

3. Persiapan hewan uji

Persiapan hewan uji dilakukan beberapa bulan sebelum penelitian ini

dilakukan, yaitu dengan cara 10 pasang tikus jantan dan betina dikawinkan

sehingga bunting. Setelah dua puluh hari masa organogenesis dan dilahirkan,

anak tikus yang berumur 3 minggu dipisahkan dari induknya. Tikus betina

yang berumur 6 - 8 minggu dipilih sebagai hewan uji.

4. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji

Hewan uji dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing berjumlah 7 ekor, yaitu:

Kelompok I = kontrol negatif aquadest.

Kelompok II = kontrol positif timbal dosis 0,5 g/kgBB selama kondisi

praperlakuan.

Kelompok III = perlakuan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB selama 10 hari

setelah kondisi praperlakuan.

34

Kelompok IV = perlakuan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB, dilanjutkan

dengan ekstrak etanol umbi bawang putih dosis 200 mg/kgBB

selama 10 hari setelah kondisi praperlakuan.

Kelompok V = perlakuan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB, dilanjutkan

dengan ekstrak etanol rimpang temulawak dosis 137,61

mg/kgBB selama 10 hari setelah kondisi praperlakuan.

Kelompok VI = perlakuan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB, dilanjutkan

dengan ekstrak etanol umbi bawang putih dosis 200 mg/kgBB

dan dilanjutkan ekstrak etanol rimpang temulawak dosis

137,61 mg/kgBB selama 10 hari setelah kondisi praperlakuan.

Pada kondisi praperlakuan, larutan Pb asetat 0,5 g/kgBB dipejankan

secara p.o. (Hariono, 2005) selama 30 hari dengan menganalogikan pejanan

Pb kronis dan akumulatif pada manusia, sedangkan kontrol negatif diberi

aquadest. Setelah pemejanan Pb asetat selama 30 hari, kadar Pb dalam darah

mencapai lebih dari 0,75 ppm (Wahyunengsih et al, 2007, Hariono, 2005).

Na2CaEDTA 189 mg/kgBB diberikan secara i.m. selama 10 hari setelah

kondisi praperlakuan yang merupakan hasil konversi dari dosis manusia 30

mg/kg BB/hari. Ekstrak etanol umbi bawang putih 200 mg/kgBB (Senapati,

2001) dan ekstrak etanol rimpang temulawak 137,61 mg/kgBB diberikan 2

jam secara p.o. setelah pemejanan Na2CaEDTA. Jeda waktu pemberian

ekstrak tanaman selama 2 jam ini dimaksudkan untuk menghindari interaksi

Na2CaEDTA dengan ekstrak etanol tanaman. Dipilih jeda waktu selama 2

jam, karena t1/2 eliminasi Na2CaEDTA yaitu 20-60 menit (Kosnett, 2006).

35

5. Pengukuran kadar timbal darah

a. Preparasi sampel

Darah tikus diambil dari sinus orbitalis mata, ditampung di effendrof,

kemudian ditimbang (harus lebih dari 0,5 g). Sampel didestruksi pada suhu

200°C dengan HNO3 p 10-15 ml dan HClO4 0,5 ml hingga jernih, tidak

berasap kuning dan volume yang tersisa 1-2 mL, kemudian didinginkan.

Sampel hasil destruksi disaring dengan kertas saring. Filtrat kemudian

diencerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 10 ml.

b. Pengaturan spektrofotometer serapan atom (SSA)

Sumber Cahaya : hollow cathode lamp (timbal)

Arus lampu : 7,5 mA

Panjang gelombang : 283,3 nm

Celah : 1,3 nm

Pengatom : standar burner

Oksidan : udara

Tekanan oksidan : 1,60 kg/cm2 (9,5 L/menit)

Bahan bakar : C2H2 (asetilena)

Tekanan bahan bakar : 0,30 kg/cm2 (2,3 L/menit)

Tinggi burner : 7,5 mm

c. Pembuatan kurva baku

1) Pembuatan larutan baku timbal

Larutan standar timbal 1000 ppm diambil sebanyak 1 ml kemudian

ditambah aquadest hingga 10 ml. Larutan yang diperoleh adalah larutan

36

stok timbal konsentrasi 100 ppm. Dari larutan ini, dibuat seri larutan baku

dengan konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm dan 8 ppm.

2) Pembuatan kurva baku timbal

Kurva baku dibuat dengan mengukur nilai serapan seri kadar

larutan baku timbal pada λ = 283,3 nm menggunakan SSA.

d. Penentuan kadar timbal darah kelompok hewan uji

Nilai serapan dan rata-rata konsentrasi yang diperoleh (ppm) dihitung

dengan rumus, sehingga diperoleh kadar timbal dalam sampel.

( )( )( ) npengencerafaktor gramberat

volumeblanko ppm-sampellarutan ppm(ppm) PbKadar ×=

F. Analisis Hasil

Data perlakuan yang diperoleh dibandingkan dengan data kontrol. Pada

kondisi praperlakuan, kadar timbal dibandingkan dengan kontrol negatif dan

positif untuk mengetahui kadar di dalam darah sebelum diberi perlakuan. Setelah

diberi perlakuan, kadar timbal darah perlakuan dibandingkan dengan kontrol

Na2CaEDTA. Untuk kepentingan statistik, maka hipotesis nul (H0) dirumuskan

tidak terdapat perbedaan bermakna kadar timbal antara kontrol Na2CaEDTA

dengan perlakuan ekstrak etanol tanaman setelah pemberian Na2CaEDTA.

Dalam suatu penelitian hayati, yang menggunakan matriks biologi, taraf

kepercayaan yang masih diperbolehkan yaitu lebih besar dari 80% (Chan et.al,

2004). Dalam penelitian ini digunakan taraf kepercayaan 95% karena dalam

penelitian dilakukan pengendalian beberapa variabel pengacau yang dapat

dikendalikan, sehingga dengan demikian diharapkan kesalahan yang akan terjadi

37

selama penelitian berlangsung sebesar 5%. Langkah awal dilakukan pengujian

normalitas data. Jika hasilnya normal maka analisis statistiknya menggunakan

ANOVA. Jika menunjukkan hasil yang tidak normal, analisis statistik yang

digunakan adalah Kruskal-Wallis dan Friedman. Analisis Kruskal-Wallis

digunakan untuk mengetahui perbedaan kadar timbal darah antarkelompok dan

dilanjutkan dengan analisis Mann-Whitney. Uji Friedman untuk mengetahui

perbedaan kadar timbal darah antarhari pengukuran yang berbeda dalam satu

kelompok, kemudian dilanjutkan dengan analisis Wilcoxon.

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Simplisia dan Serbuk Simplisia

Dalam penelitian ini dilakukan identifikasi simplisia dan serbuk simplisia

untuk memastikan kebenaran umbi bawang putih (Allii Sativi Bulbus) dan

rimpang temulawak (Curcumae Rhizoma), dengan cara mencocokkan dengan

menggunakan buku acuan dan simplisia diidentifikasi di Laboratorium

Farmakognosi Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Pemeriksaan makroskopis terhadap umbi bawang putih dilakukan dengan

mengamati warna, bau, dan rasa, yaitu warna umbi putih kekuningan; bau khas

aromatik tajam; rasa agak pedas; lama-kelamaan menimbulkan rasa agak tebal di

bibir. Dari hasil pengamatan penampang melintang umbi bawang putih secara

mikroskopik terlihat adanya epidermis, hipodermis, berkas pembuluh, parenkim.

Hasil pengamatan mikroskopik yang diperoleh yaitu adanya sel

parenkim, sel parenkim dengan tetes minyak, epidermis luar dengan parenkim,

trakea, dan serabut sklerenkim. Hasil tersebut setelah dicocokkan dengan acuan

baku (Anonim, 1995), memang benar sebagai fragmen penyusun serbuk umbi

bawang putih. Menurut Anonim (1995), sebagai fragmen pengenal untuk umbi

bawang putih yaitu parenkim berisi protein dan tetes minyak, epidermis dan

trakea, serat-serat jernih dan panjang.

Pemeriksaan makroskopis terhadap rimpang temulawak dilakukan

dengan mengamati bentuk, warna, bau dan rasa. Dari hasil pengamatan

39

penampang melintang rimpang temulawak secara mikroskopik terlihat adanya

rambut penutup, epidermis, hipodermis, periderm, berkas pembuluh kolateral,

sklerenkim, parenkim korteks, sel minyak, butir pati, endodermis, dan parenkim

silinder pusat. Bau khas aromatik, rasa pahit.

Hasil pengamatan mikroskopik yang diperoleh yaitu adanya fragmen

berkas pembuluh dengan trakeida, rambut penutup tipe non glanduler, butir pati

dengan tipe amilum eksentris, sel minyak berwarna kuning dan parenkim korteks.

Hasil tersebut setelah dicocokkan dengan acuan baku (Anonim, 1979), memang

benar sebagai fragmen penyusun serbuk rimpang temulawak. Menurut Anonim

(1979), sebagai fragmen pengenal untuk rimpang temulawak yaitu butir pati,

fragmen parenkim dengan sel minyak, fragmen berkas pembuluh, dan warna

kuning yang intensif.

B. Pembuatan Ekstrak Etanol Tanaman

Menurut FAO (Food and Agriculture Organization) (Anonim, 2004)

pelarut yang paling baik digunakan dalam penyiapan ekstrak kurkumin adalah

etanol, karena kurkumin terlarut sempurna di dalam etanol, yaitu 1 mg kurkumin

per 1 ml etanol. Maka, dalam pembuatan ekstrak etanol rimpang temulawak

digunakan etanol 80%, dengan tujuan agar kadar kurkumin di dalam ekstrak

besar. Menurut Ridha (2005), metode ekstraksi terbaik untuk umbi bawang putih

yaitu ekstraksi menggunakan air pada suhu 60oC dengan lama ekstraksi 4 jam.

Sedangkan ekstraksi menggunakan etanol diperoleh hasil terbaik saat ekstraksi

40

dilakukan pada suhu kamar. Sehingga dalam pembuatan ekstrak etanol umbi

bawang putih digunakan etanol 45% (Anonim, 1986).

Serbuk simplisia kering diekstraksi dengan pelarut etanol dengan metode

maserasi untuk mendapatkan ekstrak etanolik tanaman yang akan digunakan

sebagai ekstrak uji. Penyari akan menembus dinding sel dan melarutkan zat aktif

yang sesuai dengan kepolaran penyari. Karena adanya perbedaan konsentrasi

antara larutan zat aktif dalam sel yang lebih tinggi, maka zat aktif dalam sel

tersebut akan terdesak keluar sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi. Etanol

dapat melarutkan alkaloida basa, minyak menguap, glikosida, kurkumin, kumarin,

antrakinon, flavonoid, steroid, damar dan klorofil. Lemak, malam, tanin dan

saponin hanya sedikit larut, dengan demikian zat pengganggu yang larut hanya

terbatas (Anonim, 1986). Metode penyarian yang dipilih adalah metode maserasi

dengan pengadukan terus-menerus karena metode ini sederhana, mudah untuk

dilakukan, tidak memerlukan panas tinggi dan cairan penyari yang diperlukan

lebih sedikit bila dibandingkan metode perkolasi. Pengadukan bertujuan untuk

memaksimalkan proses penyarian zat aktif dari bahan tanaman dan memperbesar

kontak serbuk dengan cairan penyari sehingga cairan penyari akan membasahi

serbuk secara merata. Pengadukan diperlukan untuk menjaga derajat perbedaan

konsentrasi yang besar antara larutan di dalam sel dan larutan di luar sel.

Dalam pembuatan ekstrak ada saat dimana maserat yang diperoleh

ditampung di dalam bejana tertutup dan dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari

cahaya, selama 2 hari. Tujuannya yaitu untuk mengendapkan zat-zat yang tidak

diperlukan tetapi ikut larut dalam cairan penyari, misalnya tanin, lipid, dan

41

klorofil. Proses ini dilakukan dalam wadah yang tertutup untuk menghindari

tumbuhnya bakteri dan jamur pada ekstrak. Pemekatan dilakukan dengan cara

penguapan hingga diperoleh ekstrak kental (Anonim, 1986). Tujuan pemekatan

ekstrak adalah untuk menguapkan cairan penyari dan air, karena air dapat menjadi

media pertumbuhan kapang, jamur dan bakteri pada ekstrak.

C. Pengukuran Kadar Timbal Darah

Pengukuran kadar timbal di dalam darah tikus menggunakan metode

spektrometri serapan atom. Prinsip dasar dari metode ini yaitu adanya penyerapan

sumber radiasi (sinar ultraviolet) oleh atom-atom netral dalam keadaan gas yang

berada dalam nyala, dengan udara sebagai oksidan dan asetilen sebagai bahan

bakarnya. Atom-atom netral ini mempunyai sifat yang khas yaitu akan menyerap

radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh lampu katoda (hollow cathode

lamp). Jumlah radiasi yang diserap oleh atom sesuai dengan jumlah energi yang

diperlukan untuk tereksitasi ke salah satu tingkat energi eksitasi. Sinar radiasi

yang dipancarkan akan diukur pada panjang gelombang (λ) tertentu.

1. Kurva baku timbal

Kurva baku larutan timbal berasal dari seri larutan baku timbal dengan

konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm. Serapan seri

larutan baku ini dibaca pada λ 283,3 nm dengan spektrometer serapan atom.

Larutan baku selalu dibuat baru sebab senyawa timbal di dalam larutan kurang

stabil sehingga akan mempengaruhi hasil pengukuran. Dalam pengukuran kadar

timbal darah tikus pada hari ke-0, ke-15, ke-30, ke-35, dan ke-40, dilakukan

42

penentuan kurva baku untuk setiap pengukuran. Data hasil penentuan kurva baku

dapat dilihat pada gambar-gambar berikut:

Gambar 5. Kurva baku pengukuran larutan timbal hari ke-0 sebelum pemejanan timbal

asetat (Y= 1,5122.10-3X - 8,6361.10-4; r =0,99903)

Gambar 6. Kurva baku pengukuran larutan timbal hari ke-15 setelah pemejanan timbal

selama 15 hari (Y= 1,8513.10-3X - 2,8387.10-4; r =0,99973)

Gambar 7. Kurva baku pengukuran larutan timbal hari ke-30 setelah pemejanan timbal

selama 30 hari (Y= 2,0978.10-3X - 7,0052.10-4; r =0,99785)

43

Gambar 8. Kurva baku pengukuran larutan timbal hari ke-35 setelah kondisi

praperlakuan selama 30 hari dan pemberian Na2CaEDTA yang dilanjutkan ekstrak etanol umbi bawang putih dan ekstrak etanol rimpang temulawak selama 5 hari

(Y= 2,0978.10-3X - 7,0052.10-4; r =0,99785)

Gambar 9. Kurva baku pengukuran larutan timbal hari ke-40 setelah kondisi

praperlakuan selama 30 hari dan pemberian Na2CaEDTA yang dilanjutkan ekstrak etanol umbi bawang putih dan ekstrak etanol rimpang temulawak selama 10 hari

(Y= 2,5087.10-3X - 9,0077.10-4; r =0,99883)

Dari penentuan kurva baku akan diperoleh persamaan kurva baku yang

akan digunakan dalam penentuan kadar timbal di dalam darah. Parameter suatu

kurva baku dikatakan baik dapat dilihat dari harga koefisien korelasi (r). Harga

koefisien korelasi yang mendekati satu menunjukkan bahwa antara kadar dengan

serapan memiliki hubungan yang linear yang bagus (Christian, 2004), sehingga

perubahan nilai serapan berbanding lurus dengan perubahan kadar timbal.

44

Dari table IV dapat dilihat bahwa setiap kali penentuan kurva baku

diperoleh harga koefisien korelasi yang mendekati satu, hal ini menunjukkan

adanya hubungan linier antara kadar timbal dengan absorbansi, dengan demikian

syarat linearitas dari suatu metode analisis telah terpenuhi.

Tabel IV. Nilai linearitas kurva baku timbal hasil pengukuran dengan metode spektrometri serapan atom

Kurva baku timbal Linearitas (r) Hari ke-0 0,99903 Hari ke-15 0,99973 Hari ke-30 0,99785 Hari ke-35 0,99785 Hari ke-40 0,99883

Dalam penelitian ini tidak dilakukan validasi metode. Parameter-

parameter validitas suatu metode analisis meliputi, akurasi, presisi, spesifisitas,

linearitas, rentang, LOD (Limit of Detection), dan LOQ (Limit of Quantitation).

Dalam penelitian ini, tidak dapat dilakukan perhitungan recovery yang merupakan

parameter dari akurasi yang nantinya akan menentukan taraf kepercayaan dari

suatu metode penelitian. Sehingga dalam penelitian ini, taraf kepercayaan

terhadap metode penelitian rendah. Presisi adalah ukuran keterulangan suatu

metode analisis dan dinyatakan dalam simpangan baku relatif atau koefisien

korelasi (KV). Kriteria seksama diberikan jika metode memberikan simpangan

baku relatif atau koefisien variasi kurang dari 2%, akan tetapi hal ini sangat

fleksibel tergantung dari kondisi analit yang diperiksa, jumlah sampel dan kondisi

laboratorium. Menurut Harmita (2004), koefisien variasi (KV) pada penelitian

dengan kadar analit 0,1% – 1 ppm yaitu kurang dari 16%. Dari tabel V dapat

dilihat bahwa harga KV untuk sebagian besar kelompok perlakuan pada penelitian

ini lebih besar dari 16%, Hal ini menunjukkan bahwa presisi metode ini kurang

45

baik. Hal ini dimungkinkan karena adanya variasi sistem metabolisme hewan uji,

yang mengakibatkan kadar timbal di dalam darah menjadi bervariasi juga.

Selain itu, juga tidak dilakukan penentuan LOQ, LOD dan rentang,

melainkan hanya dilakukan optimasi dan kalibrasi alat (spektrometer serapan

atom) yang digunakan (lampiran 2). Kalibrasi alat dilakukan oleh LPPT Unit I

UGM setiap satu tahun sekali, yaitu setiap bulan Agustus, sedangkan optimasi alat

dilakukan setiap kali akan dilakukan pengukuran menggunakan spektrometer

serapan atom. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode acak (random)

dalam pemilihan sampel, adanya kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, serta

kontrol penangan hewan uji. Kesahihan data berdasarkan linearitas kurva baku

yang diperoleh dan nilai koefisien variasi (KV) perlakuan terhadap kontrol.

Tabel V. Nilai koefisien variasi (KV) kontrol dan perlakuan

Hari pengukuran

Koefisien variasi (KV) (%) Kelompok

I Kelompok

II Kelompok

III Kelompok

IV Kelompok

V Kelompok

VI Hari ke-0 249,62 0,00 0,00 137,43 0,00 0,00

Hari ke-15 64,86 90,80 27,49 17,14 18,64 15,93

Hari ke-30 26,66 21,38 65,59 61,34 41,82 65,10

Hari ke-35 23,53 58,06 25,72 16,94 23,71 80,60

Hari ke-40 25,02 19,25 111,40 276 303,33 81,91

Ket.: Kelompok I = kontrol negatif aquadest Kelompok II = kontrol positif timbal dosis 0,5 g/kgBB selama 30 hari

Kelompok III = kontrol Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB selama 10 hari setelah praperlakuan timbal dosis 0,5 g/kgBB selama 30 hari

Kelompok IV = kelompok Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB dilanjutkan ekstrak etanol umbi bawang putih dosis 200mg/kgBB selama 10 hari setelah

praperlakuan timbal dosis 0,5 g/kgBB selama 30 hari Kelompok V = kelompok Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB dilanjutkan dengan ekstrak

etanol rimpang temulawak dosis 137,61 mg/kgBB selama 10 hari setelah praperlakuan timbal dosis 0,5 g/kgBB selama 30 hari

Kelompok VI = kelompok Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB dilanjutkan dengan ekstrak etanol umbi bawang putih dosis 200 mg/kgBB dan dilanjutkan dengan ekstrak etanol rimpang temulawak dosis 137,61 mg/kgBB selama

10 hari setelah praperlakuan timbal dosis 0,5 g/kgBB selama 30 hari

Dalam penelitian ini, parameter spesifisitas dan lineritas telah terpenuhi.

Metode spektroskopi serapan atom adalah metode yang spesifik, dimana pada

metode ini digunakan lampu katoda yang spesifik untuk timbal, sehingga yang

46

akan terukur hanya timbal yang terkandung di dalam sampel. Meskipun demikian,

akan lebih baik bila pada penelitian selanjutnya, dilakukan validasi metode

spektroskopi serapan atom untuk pengukuran kadar timbal di dalam darah.

2. Kadar timbal darah akibat penawarracunan pemberian ekstrak etanol

bawang putih dan ekstrak etanol rimpang temulawak setelah pemberian

Na2CaEDTA

Berdasarkan nilai serapan sampel yang terbaca, akan diperoleh kadar

timbal terukur, hasil kadar timbal darah tikus dapat dilihat pada lampiran 17. Nilai

rata-rata kadar timbal darah dari setiap kelompok perlakuan, pada setiap

pengukuran, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel VI. Nilai rata-rata kadar timbal darah (ppm) hasil pengukuran dengan metode spektrometri serapan atom

Kelompok perlakuan

x ± SD Hari ke-0 Hari ke-15 Hari ke-30 Hari ke-35 Hari ke-40

I 0,26±0,649 9,67±6,272 3,71±0,989 16,65±3,917 5,97±1,494

II 0,00±0,000 32,64±29,637 12,07±2,581 27,88±16,186 4,02±0,774

III 0,00±0,000 20,46±5,624 7,85±5,149 24,44±6,286 2,15±2,395

IV 1,05±1,443 14,77±2,532 8,38±5,140 28,94±4,903 0,10±0,276

V 0,00±0,000 13,73±2,560 12,45±5,207 41,70±9,887 0,03±0,091

VI 0,00±0,000 21,65±3,449 3,92±2,552 3,47±2,797 16,26±13,319

Ket.: Kelompok I = kontrol negatif aquadest Kelompok II = kontrol positif timbal dosis 0,5 g/kgBB selama 30 hari

Kelompok III = kontrol Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB selama 10 hari setelah praperlakuan timbal dosis 0,5 g/kgBB selama 30 hari

Kelompok IV = kelompok Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB dilanjutkan ekstrak etanol umbi bawang putih dosis 200mg/kgBB selama 10 hari setelah

praperlakuan timbal dosis 0,5 g/kgBB selama 30 hari Kelompok V = kelompok Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB dilanjutkan dengan ekstrak

etanol rimpang temulawak dosis 137,61 mg/kgBB selama 10 hari setelah praperlakuan timbal dosis 0,5 g/kgBB selama 30 hari

Kelompok VI = kelompok Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB dilanjutkan dengan ekstrak etanol umbi bawang putih dosis 200 mg/kgBB dan dilanjutkan dengan ekstrak etanol rimpang temulawak dosis 137,61 mg/kgBB selama

10 hari setelah praperlakuan timbal dosis 0,5 g/kgBB selama 30 hari

Dari tabel VI, dapat dilihat bahwa sebagian besar hasil pengukuran kadar

timbal darah yang diperoleh memiliki nilai standar deviasi (SD) yang cukup besar.

Hal ini menunjukkan adanya perbedaan kadar timbal darah yang cukup besar

47

Tabel VII. Hubungan perbedaan kadar timbal secara statistik Hari

pengukuran

Kelompok perlakuan I II III IV V VI

Hari ke-0

I TB TB TB TB TB

II TB TB TB TB TB

III TB TB TB TB TB

IV TB TB TB TB TB

V TB TB TB TB TB

VI TB TB TB TB TB

Hari ke-15

I B B TB TB B

II B TB TB B TB

III B TB B B TB

IV TB TB B TB B

V TB B B TB B

VI B TB TB B B

Hari ke-30

I B TB TB B TB

II B TB TB TB B

III TB TB TB TB TB

IV TB TB TB TB TB

V B TB TB TB B

VI TB B TB TB B

Hari ke-35

I TB B B B B

II TB TB TB TB B

III B TB TB B B

IV B TB TB B B

V B TB B B B

VI B B B B B

Hari ke-40

I B B B B TB

II B B B B TB

III B B B B B

IV B B B TB B

V B B B TB B

VI TB TB B B B

Ket.: Kelompok I = kontrol negatif aquadest Kelompok II = kontrol positif timbal dosis 0,5 g/kgBB selama 30 hari

Kelompok III = kontrol Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB selama 10 hari setelah praperlakuan timbal dosis 0,5 g/kgBB selama 30 hari

Kelompok IV = kelompok Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB dilanjutkan ekstrak etanol umbi bawang putih dosis 200mg/kgBB selama 10 hari setelah

praperlakuan timbal dosis 0,5 g/kgBB selama 30 hari Kelompok V = kelompok Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB dilanjutkan dengan ekstrak

etanol rimpang temulawak dosis 137,61 mg/kgBB selama 10 hari setelah praperlakuan timbal dosis 0,5 g/kgBB selama 30 hari

Kelompok VI = kelompok Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB dilanjutkan dengan ekstrak etanol umbi bawang putih dosis 200 mg/kgBB dan dilanjutkan dengan ekstrak etanol rimpang temulawak dosis 137,61 mg/kgBB selama

10 hari setelah praperlakuan timbal dosis 0,5 g/kgBB selama 30 hari

TB = berbeda tidak bermakna B = berbeda bermakna

48

antarhewan uji dalam satu kelompok perlakuan. Nilai SD yang cukup besar ini,

dapat disebabkan oleh perbedaan fungsi fisiologis hewan uji, yang mempengaruhi

farmakokinetika timbal di dalam tubuh setiap hewan uji.

Selain melihat adanya perbedaan kadar timbal darah antara kelompok

kontrol dan kelompok perlakuan, dilihat juga persentase perubahan kadar timbal

darah yang terjadi pada kelompok perlakuan setelah pemejanan timbal asetat

selama 30 hari (kondisi praperlakuan) bila dibandingkan dengan kontrol positif,

untuk mengetahui efektifitas penggunaan Na2CaEDTA bersama dengan ekstrak

etanol tanaman dibandingkan dengan pemberian Na2CaEDTA tunggal, dalam

menurunkan kadar timbal di dalam darah.

Tabel VIII. Persen perubahan kadar timbal darah kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol setelah kondisi praperlakuan

Kelompok III

Kelompok IV

Kelompok V

Kelompok VI

Kelompok II

Hari ke-35 - 12,34% + 3,80% + 49,57% - 87,55%

Hari ke-40 - 46,52% - 97,51% - 99,25% + 304,48% Ket.: Kelompok II = kontrol positif timbal dosis 0,5 g/kgBB selama 30 hari

Kelompok III = kontrol Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB selama 10 hari setelah praperlakuan timbal dosis 0,5 g/kgBB selama 30 hari

Kelompok IV = kelompok Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB dilanjutkan ekstrak etanol umbi bawang putih dosis 200mg/kgBB selama 10 hari setelah

praperlakuan timbal dosis 0,5 g/kgBB selama 30 hari Kelompok V = kelompok Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB dilanjutkan dengan ekstrak

etanol rimpang temulawak dosis 137,61 mg/kgBB selama 10 hari setelah praperlakuan timbal dosis 0,5 g/kgBB selama 30 hari

Kelompok VI = kelompok Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB dilanjutkan dengan ekstrak etanol umbi bawang putih dosis 200 mg/kgBB dan dilanjutkan dengan ekstrak etanol rimpang temulawak dosis 137,61 mg/kgBB selama

10 hari setelah praperlakuan timbal dosis 0,5 g/kgBB selama 30 hari + : peningkatan kadar timbal darah - : penurunan kadar timbal darah

Dari gambar 13 terlihat profil farmakokinetika timbal di dalam tubuh

hewan uji selama 30 hari masa praperlakuan (pemejanan timbal asetat dosis 0,5

g/kgBB tikus) dan 10 hari pemberian Na2CaEDTA dilanjutkan pemberian ekstrak

49

etanol tanaman. Pada hari ke-0, kadar timbal darah masih sangat kecil, bahkan

sebagian besar hewan uji menunjukkan hasil pengukuran kadar timbal sebesar 0

ppm. Akan tetapi harga 0 ppm ini bukanlah harga mutlak, melainkan karena kadar

timbal di dalam darah terlalu kecil dan berada di bawah LOD (Limit of Detection),

sehingga tidak dapat dideteksi oleh spektrometer serapan atom.

Gambar 13. Profil farmakokinetika timbal. Garis putus-putus (- - - -) menunjukkan

pemejanan timbal asetat dilakukan selama 30 hari (kondisi praperlakuan).

Menurut Ebdon (1998), LOD untuk pengukuran timbal menggunakan

spektrometer serapan atom adalah 0,015 ppm. Kadar timbal darah antarkelompok

perlakuan juga menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna. Hal ini

disebabkan belum dilakukan pemejanan timbal asetat, sehingga kadar timbal di

dalam darah masih sangat kecil. Selain itu, juga dilakukan pengendalian variabel

pengacau, yaitu makanan dan minuman hewan uji. Akan tetapi, ada beberapa

hasil pengukuran kadar timbal yang lebih besar dari 0 ppm, hal ini disebabkan

karena di dalam aquadest dan makanan hewan uji juga mengandung timbal.

50

Pada pengukuran hari ke-15 terlihat bahwa terjadi peningkatan kadar

timbal darah untuk semua kelompok perlakuan. Kadar timbal darah kelompok II,

III, dan VI menunjukkan hasil yang berbeda bermakna, sedangkan kelompok IV

dan V menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna, bila dibandingkan

dengan kelompok I. Hal ini karena selama 15 hari telah dilakukan pemberian

timbal asetat dan timbal telah terakumulasi di dalam darah. Kelompok kontrol

negatif aquadest juga mengalami peningkatan kadar timbal darah, yang

disebabkan timbal yang terkandung di dalam air minum. Akan tetapi peningkatan

yang terjadi pada kelompok kontrol negatif ini paling kecil bila dibandingkan

dengan kelompok lainnya, karena pada kelompok kontrol negatif aquadest tidak

dilakukan pemberian timbal asetat.

Semua kelompok perlakuan mengalami penurunan kadar timbal darah

yang signifikan pada hari ke-30 bila dibandingkan dengan kadar timbal pada hari

ke-15. Kadar timbal darah kelompok II dan V menunjukkan hasil yang berbeda

bermakna, sedangkan kelompok III, IV, dan VI menunjukkan hasil yang berbeda

tidak bermakna, bila dibandingkan dengan kelompok I. Penurunan ini

dikarenakan timbal telah mengalami distribusi ke dalam jaringan lunak (hati, otak,

ginjal, dll.) dan jaringan keras (kuku, gigi, dan tulang). Selain itu, ada sebagian

kecil timbal yang telah diekskresikan sehingga kadar timbal di dalam darah

menurun.

Terjadi variasi kadar timbal pada setiap kelompok perlakuan selama

masa praperlakuan (30 hari), padahal setiap kelompok perlakuan tersebut sama-

sama menerima timbal asetat (kecuali kelompok kontrol negatif aquadest). Hal ini

51

dimungkinkan karena adanya perbedaan faktor fisiologis hewan uji, yang tidak

dapat dikendalikan, yang berpengaruh terhadap farmakokinetika timbal di dalam

tubuh hewan uji.

Pada pengukuran kadar timbal hari ke-35, kadar timbal darah kelompok

III, IV, V dan VI menunjukkan hasil yang berbeda bermakna, bila dibandingkan

dengan kelompok I. Hasil ini disebabkan telah dilakukan pemberian Na2CaEDTA

dan ekstrak etanol tanaman selama 5 hari. Sedangkan kelompok II menunjukkan

hasil yang berbeda tidak bermakna, bila dibandingkan dengan kelompok I, karena

pada kelompok II tidak diberikan perlakuan pemberian Na2CaEDTA dan ekstrak

etanol tanaman. Selain itu, terlihat bahwa hampir semua kelompok perlakuan

mengalami peningkatan kadar timbal bila dibandingkan kadar timbal pada hari ke-

30. Hal ini dikarenakan pemberian Na2CaEDTA dan ekstrak etanol tanaman akan

meningkatkan ekskresi timbal dari dalam darah. Akibat dari penghentian

pemejanan timbal dan ekskresi timbal yang cukup besar dari dalam darah,

mengakibatkan terlepasnya (redistribusi) timbal yang tadinya sudah berada di

dalam jaringan lunak dan jaringan keras ke dalam darah untuk menyeimbangkan

kadar timbal di dalam darah dengan kadar timbal di dalam jaringan lunak dan

jaringan keras, sehingga terjadi peningkatan kadar timbal pada hari ke-35.

Akan tetapi, kejadian di atas tidak berlaku untuk kelompok perlakuan

Na2CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol umbi bawang putih dan ekstrak etanol

rimpang temulawak. Karena pada kelompok ini, pada pengukuran kadar timbal

hari ke-35 terjadi penurunan kadar timbal yang signifikan bila dibandingkan

kelompok kontrol positif (kontrol timbal), yaitu sebesar 87,55%. Peristiwa ini

52

disebabkan karena kandungan kalsium (Ca) yang terdapat di dalam ekstrak etanol

umbi bawang putih dan ekstrak etanol rimpang temulawak, menghambat proses

redistribusi timbal dari jaringan keras dan jaringan lunak ke dalam darah. Proses

redistribusi ini merupakan proses untuk menyeimbangkan kadar timbal di dalam

darah dengan kadar timbal di dalam jaringan lunak dan jaringan keras akibat dari

penghentian pemejanan timbal dan ekskresi timbal yang cukup besar dari dalam

darah. Menurut Kosnett (2006) dan Manahan (2003), peningkatan uptake kalsium

akan menghambat proses absorpsi timbal di dalam tubuh, dan demikian pula

sebaliknya, penurunan uptake kalsium akan meningkatkan absorpsi timbal di

dalam tubuh.

Kadar timbal yang masih terkandung di dalam darah berasal dari timbal

yang terdeposit di dalam jaringan lunak dan jaringan keras yang mulai

teredistribusi ke dalam darah secara perlahan-lahan. Sehingga, pemberian

Na2CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol umbi bawang putih dan ekstrak etanol

rimpang temulawak belum memberikan efek yang signifikan dalam menurunkan

kadar timbal darah, hal ini ditunjukkan dari kecilnya perubahan kadar timbal yang

terjadi antara hari ke-30 dan hari ke-35. Meskipun demikian, hal inilah yang

menjadi kelebihan dari pemberian Na2CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol umbi

bawang putih dan ekstrak etanol rimpang temulawak, yaitu tidak terjadi

peningkatan kadar timbal darah yang cukup tinggi seperti pada kelompok lainnya,

melainkan terjadi penurunan kadar timbal di dalam darah. Karena peningkatan

kadar timbal darah yang cukup tinggi yang terjadi pada kelompok lainnya, tidak

53

dapat diprediksi, sehingga ditakutkan dapat mencapai kadar toksik yang dapat

membahayakan jiwa.

Pada hari ke-40, hampir semua kelompok perlakuan mengalami

penurunan kadar timbal di dalam darah bila dibandingkan kelompok kontrol

positif, bahkan untuk kelompok perlakuan Na2CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol

umbi bawang putih terjadi penurunan sebesar 97,51% dan kelompok perlakuan

Na2CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol rimpang temulawak terjadi penurunan

sebesar 99,25%. Akan tetapi, hal ini tidak terjadi pada kelompok perlakuan

Na2CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol umbi bawang putih dan ekstrak etanol

rimpang temulawak. Karena pada kelompok ini, pada hari ke-40, kadar timbal di

dalam darah mengalami peningkatan sebesar 304,48%, bila dibandingkan dengan

kelompok kontrol positif. Peristiwa ini disebabkan karena pada hari ke-40 terjadi

peningkatan redistribusi timbal yang berada di dalam jaringan lunak dan jaringan

keras ke dalam darah. Sedangkan pada kelompok perlakuan lainnya, hal ini telah

terjadi pada hari ke-35. Akan tetapi redistribusi yang terjadi ini tidak terlalu besar

bila dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat profil

farmakokinetika timbal bila dilakukan pengukuran kadar timbal pada hari ke-3

setelah pemberian Na2CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol umbi bawang putih dan

ekstrak etanol rimpang temulawak dan bila pemberian Na2CaEDTA dilanjutkan

ekstrak etanol umbi bawang putih dan ekstrak etanol rimpang temulawak

diperpanjang hingga 15 hari.

54

Pada pemberian Na2CaEDTA, akan terbentuk khelat timbal dengan

Na2CaEDTA, dimana kalsium pada Na2CaEDTA akan digantikan oleh timbal.

Hal ini dikarenakan timbal dapat membentuk kompleks yang lebih stabil dengan

Na2EDTA dibandingkan dengan kalsium. Kompleks ini juga bersifat lebih polar,

sehingga mudah diekskresikan melalui ginjal dan akan ditemukan di dalam urin.

Reaksi pembentukan khelat timbal dengan Na2CaEDTA, yaitu:

Na O C

O

CH2

N

H2C

C O

Ca

O C

CH2

N

O

H2CCH2

H2C C O

O

Na

O

+ Pb2+ O

Pb

ON N

O

OO

O

O

O

+ Ca2+

(14)

Senyawa selenium yang terdapat di dalam umbi bawang putih

memberikan aksi profilaksis terhadap efek timbal, yaitu memperbesar kapasitas

antioksidan endogen sel dengan meningkatkan aktivitas superoksida dismutase,

glutation reduktase, dan senyawa glutation lainnya (Othman and El Missiry,

1998). Akibatnya, proses eliminasi timbal di dalam tubuh dipercepat dan dapat

mengurangi efek toksik timbal di dalam tubuh. Sedangkan dalam rimpang

temulawak mengandung senyawa kurkuminoid, yang bila ditinjau dari stuktur

kimianya, ternyata senyawa kurkuminoid berpotensi sebagai chelating agent

karena mempunyai struktur elektron bebas dan memungkinkan untuk mengikat

logam berat (Pan et al., 1999). Maka, proses distribusi timbal untuk masuk ke

dalam jaringan keras dan jaringan lunak dapat dihambat. Akibatnya, timbal tetap

berada di dalam darah dalam bentuk bebas dan tidak terikat dengan senyawa

endogen, sehingga proses eliminasi dari tubuh akan lebih cepat dan dapat

mengurangi efek toksik timbal di dalam tubuh.

55

Kedua senyawa esensial dan kandungan kalsium yang terkandung di

dalam kedua tanaman inilah yang meningkatkan efektifitas kerja dari

Na2CaEDTA, dimana mekanisme kerja dari Na2CaEDTA yaitu meningkatkan

eliminasi timbal dari dalam tubuh. Sehingga, akibat penurunan aktifitas timbal

dalam membentuk khelat dengan senyawa endogen tubuh dan timbal banyak

terdapat dalam bentuk bebas di dalam tubuh, maka timbal akan menjadi lebih

mudah untuk diekskresikan dari dalam tubuh oleh Na2CaEDTA. Maka,

penawarracunan timbal menjadi lebih cepat, lama terapi dengan Na2CaEDTA

menjadi lebih singkat, dan efek samping yang ditimbulkan oleh Na2CaEDTA

dapat diminimalisir.

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengaruh pemberian ekstrak etanol umbi bawang putih dan ekstrak etanol

rimpang temulawak setelah pemberian antidot Na2CaEDTA yaitu dapat

menurunkan kadar timbal darah pada tikus dengan lebih cepat.

2. Lama waktu pemberian ekstrak etanol umbi bawang putih dan ekstrak etanol

rimpang temulawak setelah pemberian antidot Na2CaEDTA yang efektif dalam

menurunkan kadar timbal darah tikus sebesar 87,55% adalah selama 5 hari.

B. Saran

1. Perlu dilakukan validasi metode pengukuran kadar timbal darah dengan

metode spektroskopi serapan atom, karena dalam penelitian ini tidak dilakukan

presisi dan recovery, serta harga KV yang terlalu besar.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui profil farmakokinetika

timbal secara lebih mendetail dengan melakukan pengukuran kadar timbal

pada hari ke-3 setelah pemberian Na2CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol

umbi bawang putih dan ekstrak etanol rimpang temulawak dan bila perlakuan

diperpanjang hingga 15 hari.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan pemberian ekstrak etanol tanaman

tanpa pemberian antidot Na2CaEDTA, untuk melihat efektifitas ekatrak

tanaman dalam menurunkan kadar timbal di dalam darah.

57

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Materia Medika Indonesia, Jilid III, 64-70, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1986, Sediaan Galenik, Edisi I, 2-4, 6-7, 10-16, 71, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1995a, Materia Medika Indonesia, Jilid VI, 20-23, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1995b, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 7, 16, 1201, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1999, WHO Monographs on Selected Medicinal Plants, Volume 1, 115-

125, World Health Organization, Geneva. Anonim, 2004, Curcumin Chemical and Technical Assesment (CTA),

http://www.ftp.fao.org.pdf, diakses tanggal 20 Januari 2009. Anonim, 2007, US Pharmacopeia 30-NF25, Lawrence, The United States

Pharmacopeial Convention, United State of America. Anonim, 2008a, Calcium Disodium Versenate Injection (3M),

http://www.drugs.com/pdr/edetate-calcium-disodium.html, diakses tanggal 5 Juli 2007.

Anonim, 2008b, Selenium Select,

http://www.supplementspot.com/seleniumselect.html, diakses tanggal 30 Maret 2008.

Anonim, 2008c, Garlic, http://www.nal.usda.gov/fnic/foodcomp/cgi-

bin/list_nut_edit.pl, diakses tanggal 20 Februari 2009. Ardyanto, D., 2005, Deteksi Pencemaran Timah Hitam (Pb) dalam Darah

Masyarakat yang Terpejan Timbal (Plumbum), http://www.journal.unair.ac.id.pdf.html, diakses pada tanggal 30 November 2008.

Ashton, C., 1991, An Oral Treatment for Lead Toxicity,

http://www.pubmedcentral.nih.gov.pdf, diakses tanggal 4 Desember 2008

Astoro, H. Y., 2008, Pengaruh Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak (Curcuma

xanthorrhiza Roxb.) setelah Pemberian Antidot Natrium Kalsiumedetat

58

terhadap Kadar Timbal Darah Tikus dengan Metode Spektroskopi Serapan Atom, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Ava, 2000, Genetic Susceptibility to Lead Poisoning, http://www.pubmedcentral.nih.gov.pdf, diakses pada tanggal 2 Desember 2008.

Bassett, J., Denney, R.C., Jeffery, G.H., Mendham, J., 1994, Vogel’s Textbook of

Quantitative Inorganic Analysis Including Elementary Instrumental Analysis, edisi 4, 942, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Broekaert, J., 2002, Analytical Atomic Spectrometry with Flames and Plasmas,

148,158-161,164, Wiley-VCH Verlag GmbH, Germany. Chan, C.C., Lam, H., Lee, Y.C., Zhang, X.M., 2004, Analytical Method

Validation and Instrument Performance Verification, 110, John Wiley & Sons Inc., New Jersey

Chisolm, J. J., 1990, Evaluation of the Potential Role of Chelation Therapy in

Treatment of Low to Moderate Lead Exposure, http://www.pubmedcentral.nih.gov.pdf, diakses tanggal 4 Desember 2008

Christian, G.D., 2004, Analitycal Chemistry, edisi 6, 107, John Wiley, United

State of America. Clarkson, T.W., 1987, Metal Toxicity in the Central Nervous System,

Environmental Health Perspectives, Vol. 75, 59-64, http://www.pubmedcentral.nih.gov.pdf, diakses tanggal 25 April 2008

Darmono, 1995, Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup, 62-64, 96-97, UI

Press, Jakarta. DeRoss, Fj., 1997, Smelters and Metal Reclaimenrs in Occupational, Industrial,

and Environmental Toxicology, 291-330 , Mosby-Year Book, New York Dollery, C., 1999, Therapetic Drugs, Volume 1, 2nd edition, E1-E2, Churchill

Livingstone, Edinburgh Donatus, I. A., 1997, Penanganan dan Pertolongan Pertama Keracunan Bahan

Berbahaya, 1, Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Ebdon, L., 1998, An Introduction to Analytical Atomic Spectrometry, 17-50, John

Wiley & Sons Ltd., England.

59

Fedelia, F., 2008, Pengaruh Ekstrak Etanol Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.) setelah Pemberian Na2CaEDTA terhadap Kadar Timbal Darah Tikus dengan Metode Spektroskopi Serapan Atom, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Goldstein, B.D. and Kiper, H.M., 1994, Hematologic Disorder In Levy and

Wegman (eds): Occupational Health Recognizing and Preventing work-Related Disease,3rd ed., Little Brown and Company, United State of America.

Hariono, B., 2005, Efek Pemberian Plumbum (timah Hitam) Anorganik pada

Tikus Putih (Rottus norvegicus), http://jvs.ugm.ac.id/pdf/vol232/Bambang.pdf, diakses tanggal 14 Desember 2008

Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya,

Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No.3, 117 – 135, http://jurnal.farmasi.ui.ac.id/pdf/2004/v01n03/Harmita010301.pdf, diakses tanggal 21 November 2008.

Hidayat, S.S.S., Hutapea, J.R., 1991, Inventaris Tanaman Obat, Cetakan I, 26-27,

192-193, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.

Izgi, B., Gucer, S., and Jaćimović, R., 2005, Determination of Selenium in Garlic

(Allium sativum) and Onion (Allium cepa) by Electro Thermal Atomic Absorption Spectrometry, Ljubljana, http://www.sciencedirect.com/science?ob=PublicationURL&tockey=%23TOC%235037%, diakses tanggal 24 September 2007.

Katzung, B. G., 2004, Farmakologi Dasar dan Klinik, 428-429, EGC, Jakarta. Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, 274-287, UI Press, Jakarta. Kosnett, M.J., 2006, Poisoning and Drug Overdose, 5th edition, 446-448,

McGraw-Hill, California Lacy, C.F., Amstrong, L.L., Goldman, M.P., Lance, L.L., 2003, Drug Information

Handbook, 11th edition, 467, Lexi-comp Inc., Hudson. Levinson, R., 2006, Modern Chemical Techniques, The Royal Society of

Chemistry: Atomic Absorption Spectrometry, http://www.chemsoc.org/pdf/LearnNet/rsc/AA_txt.pdf, diakses 20 Oktober 2007 .

60

Majeed, M., Bammi, R. K., Badmaev, V., Prakash, S., Nagabhushanam, K., 2005, Compositions Containing Allium sativum Linn. (Garlic) Naturally Enriched with Organic Selenium Compounds for Nutritional Supplementation, New Jersey, http://www.freepatentsonline.com/20060240126.pdf, diakses tanggal 24 September 2007.

Manahan, S. E., 2003, Toxicological Chemistry and Biochemistry, 3rd edition,

207-231, CRC Press, USA. Nazir, M., 2005, Metode Penelitian, 223-226, Ghalia Indonesia, Bogor. Newall, C.A., 1996, Herbal Medicines: A Guide for Health Care Professionalls,

129, The Pharmaceutical Press, London. Nordberg, G., 1998, Metal: Chemical Properties and Toxicology, Encyclopedia of

Occupational Health and Safety, ILO, Geneva. Othman, A.I., El Missiry, M.A., 1998, Role of Selenium Against Lead Toxicity in

Male Rats, http://www.interscience.wiley.com/rss/journal/38998, diakses tanggal 26 Agustus 2007.

Pan MH, Huang TM, dan Lin JK, 1999. Biottransformation of Curcumin

Through Reduction and Glucuronidation in Mice, Drug Metabolism and Disposition 27(1): 486-494, http://www.dmd.aspetjournals.org.pdf, diakses tanggal 14 Desember 2008.

Papanikolau, N. C., 2005, Lead Toxicity Update,

http://www.journals.indexcopernicus.com/fulltxt.php, diakses tanggal 1 Oktober 2008.

Ridha, A. S., 2005, Pengaruh Suhu, Jenis Pelarut, dan Waktu Ekstraksi terhadap

Rendemen Total Senyawa Terekstrasi dalam Ekstrak Umbi Lapis Bawang Putih (Allium sativum L.), http://www.bahan-alam.fa.itb.ac.id, diakses tanggal 21 Januari 2009

Sarker, S. D., 2006, Natural Product Isolation, 2nd edition, 27-46, Humana Press,

New Jersey Senapati, S.K., Dey, S., Dwivedi, S.K., Swarup, D., 2001, Effect of Garlic

(Allium sativum L.) Extract on Tissue Lead Level in Rats, http://www.epa.gov/lead, diakses tanggal 20 November 2008.

Sjamsudin, U., Suyatna, F.D., 2007, Keracunan Pb,

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10KeracunanPb013.pdf, diakses tanggal 30 November 2008.

61

Skoog, D.A., West, D.M., dan Holler, F.J., 1994, Analytical Chemistry : An

Introduction, sixth edition, 457, Saunders College Publishing, USA. Soedibyo, M., 1998, Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan, 1, 73-74,

Balai Pustaka, Jakarta. Sugiharto, 2003, Pengaruh Infus Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza

Roxb.) terhadap Kondisi Parameter Pemeriksaan Darah Tikus Putih yang Diberi Larutan Timbal Anorganik, http://www.adln.unair.ac.id, diakses tanggal 30 Jnauari 2009.

Sugiharto, 2006, Efek Rimpang Temulawak terhadap Jumlah Eritrosit, Kadar Pb

dan Cd dalam Darah Tikus yang diberi Larutan Pb(NO3)2 dan CdCl2, http://www.journal.discoveryindonesia.com.pdf, diakses tanggal 30 November 2008.

Wahyunengsih, C.T., Fedelia, F., Astoro, H.Y., Putri, E.S., 2007, Daya Terapi

Anti Racun Natrium Edetat dan Perasan Mentimun (Cucumis sativus L.) terhadap Timbal (Pb), Laporan Penelitian, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

62

Lampiran 1. Hasil determinasi Allium sativum L. dan Curcuma xanthorrhiza

Roxb.

63

Lampiran 2. Formulir hasil kalibrasi internal spektrometer serapan atom

Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman

1. Identitas alat

a. Nama alat : AAS

b. Merek : Hitachi

c. Tipe/ No. Seri : Z-8000

d. Kapasitas : 300 sampel/ bulan

2. Pemilik alat

a. Nama : LPPT-UGM

b. Alamat : Jl. Kaliurang Km 4 Yogyakarta

3. Standar/ kalibrator

a. Nama : standard solution (Cu, Cd, Cr, Mn, Ni, Pb, Zn) (Merck)

b. Ketelusuran : Cu, Cd, Mn, Ni, Pb, Zn = SRM 682

Cr = SRM 3112 α

4. Pelaksanaan kalibrator

a. Tanggal : 6-8 Agustus 2007

b. Tempat : LPPT unit I

c. Suhu ruangan : 26°C

d. Kelembaban : 62%

5. Hasil kegiatan

a. Uji sensitifitas detektor

Menggunakan logam Cu 5,0 ppm

64

Tabel IX. Hasil pengujian sensitifitas detektor spektrometer serapan atom

Pembacaan Rata-rata 0,1266 0,1263 0,1261 SD = 2,52 x 10-4

0,1263 RSD = 0,20% Keterangan : untuk kadar Cu 5,0 ppm, ketidakpastian 0,20%

b. Uji linearitas detektor

Linearitas detektor diuji dengan menggunakan konsentrasi logam Cu 0,5-

8,0 ppm

Tabel X. Hasil pengujian linearitas detektor spektrometer serapan atom

Konsentrasi Cu (ppm) Absorbansi rerata Persamaan regrasi linear 0,5 0,0134

Y = 9,78 X + 0,0210 r = 0,9972

1,0 0,0256 2,0 0,0509 4,0 0,0998 8,0 0,1937 16,0 0,3733

c. Uji perbandingan hasil pembacaan dan standar

Tabel XI. Perbandingan hasil pembacaan dan standar

Pembacaan (ppm) Standar (ppm) Koreksi 0,56 0,5 12,00% 0,90 1 10,00% 1,95 2 2,50% 4,03 4 0,755 7,99 8 0,13% 15,65 16 2,19%

65

66

Lampiran 3. Foto tanaman bawang putih

Lampiran 4. Foto tanaman temulawak

Lampiran 5. Foto umbi bawang putih

67

Lampiran 6. Foto rimpang temulawak

Lampiran 7. Foto maserasi

Lampiran 8. Ekstrak etanol umbi bawang putih

68

Lampiran 9. Ekstrak etanol rimpang temulawak

Lampiran 10. Destruksi sampel darah dengan wet chemical method

Lampiran 11. Foto filtrat sampel hasil destruksi

69

Lampiran 12. Foto spektrometer serapan atom Hitachi Z-8000 Polarized

Zeeman

Lampiran 13. Perhitungan konsentrasi timbal asetat

Timbal asetat dengan dosis 500 mg/kgBB diberikan secara oral.

Konsentrasi timbal asetat dihitung dengan rumus:

V C BB D ×=×

Keterangan:

D = dosis timbal asetat (mg/kgBB)

BB = berat badan tikus (kg)

C = konsentrasi timbal asetat (mg/mL)

V = volume larutan timbal asetat yang diberikan (mL) (½ volume maksimal,

volume maksimalnya yaitu 5 mL)

Konsentrasi larutan timbal asetat = mL

kgBBkgmg5,2

2,0/500 ×

= 40 mg/mL

70

Lampiran 14. Perhitungan dosis dan konsentrasi Na2CaEDTA

Dosis Na2CaEDTA 30 mg/kgBB (Kosnett, 2006) secara intramuskular.

Dosis Na2CaEDTA pada manusia 70 kg = 2100 mg/70 kgBB

Faktor konversi dosis manusia 70 kg ke tikus 200 g = 0,018

Dosis Na2CaEDTA pada tikus 200 g = 2100 mg/kg x 0,018

= 37,8 mg/200g

= 189 mg/kg BB

Konsentrasi Na2CaEDTA = mL

kgBBkgmg5,2

2,0/189 ×

= 15,12 mg/mL = 1512 mg/100 mL

Lampiran 15. Perhitungan konsentrasi dan dosis pemberian ekstrak etanol

umbi bawang putih dan ekstrak etanol rimpang temulawak

1. Perhitungan konsentrasi dan dosis pemberian ekstrak etanol umbi bawang

putih

Dosis ekstrak etanol umbi bawang putih 200 mg/kgBB (Senapati et al, 2001)

secara oral.

Konsentrasi ekstrak etanol bawang putih = mL

kgBBkgmg5,2

2,0/200 ×

= 16 mg/mL

= 80 mg/50mL

71

2. Perhitungan konsentrasi dan dosis pemberian ekstrak etanol rimpang

temulawak

Dosis rimpang temulawak yang biasa digunakan manusia dengan berat

badan 50 kg sebagai ramuan dalam obat tradisional adalah 2 ruas jari per hari.

Dua ruas jari rimpang temulawak beratnya ± 80 g dalam bentuk bahan

basah. Berdasarkan data ektraksi: 2 kg bahan basah setelah dikeringkan menjadi

250 g bahan kering. Bahan kering sebanyak 250 g tersebut diekstraksi menjadi

27,31 g, maka :

2 kg = 2000 g (bahan basah ) → 250 g (bahan kering) → terjadi

penyusutan sebesar 8 kali (penyusutan 1).

250 g → ekstraksi → 27,31 g (ekstrak kering) → terjadi penyusutan

9,154 kali (penyusutan 2).

Sehingga dapat dilakukan perhitungan besarnya dosis yang biasa

digunakan untuk ramuan tradisional sebagai berikut :

Berat rimpang 2 ruas jari dianggap 80 g maka,

80 g (bahan basah ) : 8 (dari penyusutan 1) = 10 g (bahan kering)

10 g (bahan kering) : 9,154 (dari penyusutan 2) =1,092 g (ekstrak kering)

Jadi besarnya dosis ekstrak temulawak yang dikonsumsi manusia

Indonesia (50 kg) adalah 1,092 g/hari. Untuk manusia dengan berat badan 70 kg

0,018 x 1,529 g = 27,522 mg / 200 g BB

= 137,61 mg/kg BB

72

Lampiran 16. Kadar timbal darah setelah pemejanan timbal hasil orientasi

selama 45 hari

Tabel XII. Kadar timbal darah (ppm) selama 45 hari dan perkiraan kadar hari ke-30

Replikasi Kadar timbal darah Perkiraan kadar timbal darah hari ke-30 Hari ke-0 Hari ke-45 Selisih (∆)

1 2,08 6,21 4,31 2,75 2 2,18 3,78 1,60 1,07 3 0,58 3,88 3,30 2,20 4 0,98 4,60 3,62 2,41 5 1,44 4,38 2,94 1,96 6 2,80 4,87 2,07 1,38 7 2,87 3,95 1,08 0,72

(Wahyunengsih et al, 2007)

Lampiran 17. Hasil kadar timbal dalam darah sampel

Kadar timbal darah sebenarnya dihitung dengan rumus:

( )( )( )gramberat

volumeblanko ppm-sampellarutan ppm(ppm) PbKadar =

Keterangan rumus:

Volume filtrat sampel = 10 mL.

Tabel XIII. Hasil kadar timbal terlarut pengukuran dengan metode spektroskopi serapan atom pada hari ke-0 (kondisi praperlakuan)

Kelompok Replikasi Berat

sampel (gram)

Kadar timbal (ppm) SD KV Terukur Sebenarnya X

I

1 1,133 0,18 1,59

0,26 0,649 249,62

2 1,163 -0,24 0,00 3 1,142 -0.98 0,00 4 1,109 -0.87 0,00 5 1,216 -0.82 0,00 6 1,072 -0.93 0,00

II

1 1,103 -0,64 0,00

0,00 0,000 0,00 2 1,280 -1,13 0,00 3 1,062 -1,10 0,00 4 0,934 -1,80 0,00 5 1,289 -2,05 0,00

73

III

1 1,475 -2,38 0,00

0,00 0,000 0,00

2 1,289 -2,72 0,00 3 1,397 -2,83 0,00 4 1,434 -3,38 0,00 5 1,373 -3,49 0,00 6 1,133 -3,32 0,00 7 1,435 -3,76 0,00

IV

1 1,289 -4,52 0,00

1,05 1,443 137,43

2 0,766 0,31 4,05 3 1,340 0,19 1,42 4 1,332 0,11 0,83 5 1,220 0,13 1,07 6 1,112 -0,27 0,00 7 1,113 -0,04 0,00

V

1 1,497 -0,35 0,00

0,00 0,000 0,00

2 1,327 -0,45 0,00 3 1,208 -0,61 0,00 4 1,254 -0,67 0,00 5 1,493 -0,82 0,00 6 1,283 -0,78 0,00 7 1,518 -0,79 0,00

VI

1 1,328 -3,83 0,00

0,00 0,000 0,00

2 1,515 -3,66 0,00 3 1,345 -3,68 0,00 4 1,595 -3,86 0,00 5 1,413 -4,19 0,00 6 1,450 -4,19 0,00 7 1,229 -4,47 0,00

Ket: Blanko = 0,00 ppm

Tabel XIV. Hasil kadar timbal terlarut pengukuran dengan metode

spektroskopi serapan atom pada hari ke-15 (kondisi praperlakuan)

Kelompok Replikasi Berat

sampel (gram)

Kadar timbal (ppm) SD KV Terukur Sebenarnya X

I

1 1,038 0,69 6,65

9,67 6,272 64,86

2 0,956 1,02 10,67 3 0,825 0,51 6,18 4 0,947 0,50 5,28 5 1,038 0,76 7,32 6 0,918 2,01 21,90

74

II

1 0,810 1,16 14,32

32,64 29,637 90,802 1,186 2,63 22,18 3 0,607 5,16 85,01 4 1,246 1,99 15,97 5 0,731 1,88 25,72

III

1 1,297 2,43 18,74

20,46 5,624 27,49

2 0,715 2,02 28,25 3 1,260 2,64 20,95 4 1,267 1,46 11,52 5 0,990 2,52 25,45 6 1,261 2,04 16,18 7 1,356 3,00 22,12

IV

1 1,130 2,14 18,94

14,77 2,532 17,14

2 1,183 1,51 12,76 3 1,288 2,00 15,53 4 1,221 1,88 15,40 5 1,231 1,33 10,80 6 1,247 1,91 15,32 7 0,976 1,43 14,65

V

1 1,010 1,27 12,57

13,73 2,560 18,64

2 1,060 1,79 16,89 3 1,022 1,13 11,06 4 0,886 0,96 10,84 5 1,007 1,64 16,29 6 0,894 1,42 15,88 7 0,898 1,13 12,58

VI

1 0,991 2,72 27,45

21,65 3,449 15,93

2 0,990 2,48 25,05 3 1,144 2,17 18,97 4 0,892 1,87 20,96 5 0,952 2,07 21,74 6 1,049 1,89 18,02 7 0,936 1,81 19,34

Ket: Blanko = 0,00 ppm

Tabel XV. Hasil kadar timbal terlarut pengukuran dengan metode spektroskopi serapan atom pada hari ke-30 (kondisi praperlakuan)

Kelompok Replikasi Berat

sampel (gram)

Kadar timbal (ppm) SD KV Terukur Sebenarnya X

I 1 0,963 0,34 3,53 3,71 0,989 26,66 2 0,809 0,18 2,22

75

3 1,004 0,31 3,09 4 0,997 0,42 4,21 5 1,008 0,51 5,06 6 0,724 0,30 4,14

II

1 0,561 0,78 13,90

12,07 2,581 21,38 2 0,904 1,08 11,95 3 0,673 0,56 8,32 4 0,884 0,99 11,20 5 0,681 1,02 14,98

III

1 1,058 1,53 14,46

7,85 5,149 65,59

2 0,923 1,26 13,65 3 0,827 0,91 11,00 4 1,121 0,64 5,71 5 0,848 0,21 2,48 6 0,943 0,52 5,51 7 0,712 0,15 2,11

IV

1 1,186 0,12 1,01

8,38 5,140 61,34

2 0,970 0,25 2,58 3 0,578 0,58 10,03 4 0,465 0,46 9,89 5 0,632 0,96 15,19 6 0,859 0,63 7,33 7 0,776 0,98 12,63

V

1 0,998 0,92 9,22

12,45 5,207 41,82

2 1,276 0,63 4,94 3 1,144 1,16 10,14 4 1,040 1,29 12,40 5 0,829 1,40 16,89 6 1,026 2,14 20,86 7 0,958 1,22 12,73

VI

1 0,679 0,12 1,77

3,92 2,552 65,10

2 0,870 0,62 7,13 3 0,902 0,72 7,98 4 0,827 0,23 2,78 5 0,977 0,17 1,74 6 0,873 0,26 2,98 7 0,848 0,26 3,07

Ket: Blanko = 0,00 ppm

76

Tabel XVI. Hasil kadar timbal terlarut pengukuran dengan metode spektroskopi serapan atom pada hari ke-35

Kelompok Replikasi Berat

sampel (gram)

Kadar timbal (ppm) SD KV Terukur Sebenarnya X

I

1 0,615 1,25 20,33

16,65 3,917 23,53

2 1,112 1,28 11,51 3 1,105 1,31 11,86 4 0,844 1,58 18,72 5 1,013 1,96 19,35 6 0,920 1,67 18,15

II

1 1,091 1,80 16,50

27,88 16,186 58,062 0,911 1,76 19,32 3 0,818 1,95 23,84 4 0,867 2,03 23,41 5 0,380 2,14 56,32

III

1 0,814 2,08 25,55

24,44 6,286 25,72

2 0,884 2,22 25,11 3 0,599 2,24 37,40 4 1,018 1,97 19,35 5 1,035 2,06 19,90 6 0,985 1,96 19,90 7 0,809 1,93 23,86

IV

1 0,953 2,24 23,50

28,94 4,903 16,94

2 0,747 2,40 32,13 3 0,789 2,17 27,50 4 0,642 2,45 38,16 5 0,920 2,45 26,63 6 0,949 2,77 29,19 7 0,887 2,26 25,48

V

1 0,733 3,06 41,75

41,70 9,887 23,71

2 0,711 3,14 44,16 3 0,908 3,06 33,70 4 0,825 3,39 41,09 5 0,896 3,40 37,95 6 0,796 4,91 61,68 7 0,957 3,02 31,56

VI

1 0,932 0,50 5,36

3,47 2,797 80,602 1,018 0,68 6,68 3 0,829 0,39 4,70 4 0,951 0,54 5,68 5 0,700 0,13 1,86

77

6 0,805 -0,01 0,00 7 1,034 -0,06 0,00

Ket: Blanko = 0,00 ppm

Tabel XVII. Hasil kadar timbal terlarut pengukuran dengan metode spektroskopi serapan atom pada hari ke-40

Kelompok Replikasi Berat

sampel (gram)

Kadar timbal (ppm) SD KV Terukur Sebenarnya X

I

1 0,811 0,68 7,40

5,97 1,494 25,02

2 1,244 0,83 6,03 3 0,884 0,49 4,64 4 0,830 0,57 5,90 5 0,741 0,66 7,83 6 0,999 0,48 4,00

II

1 0,871 0,46 4,36

4,02 0,774 19,25 2 1,027 0,38 2,92 3 1,055 0,48 3,79 4 1,078 0,51 3,99 5 1,013 0,59 5,03

III

1 1,111 0,34 2,34

2,15 2,395 111,40

2 0,676 0,56 7,10 3 0,850 0,14 0,71 4 0,684 0,17 1,32 5 0,704 0,28 2,84 6 0,823 0,14 0,73 7 0,627 -0,07 0,00

IV

1 0,911 0,06 0,00

0,10 0,276 276,00

2 0,823 0,14 0,73 3 0,562 -0,09 0,00 4 0,554 -0,22 0,00 5 0,643 -0,11 0,00 6 1,038 0,02 0,00 7 1,199 -0,22 0,00

V

1 0,623 -0,04 0,00

0,03 0,091 303,33

2 1,238 0,11 0,24 3 1,112 0,00 0,00 4 0,771 -0,05 0,00 5 0,813 -0,13 0,00 6 0,816 -0,11 0,00 7 0,911 -0,18 0,00

VI 1 0,761 0,54 6,04 16,26 13,319 81,91

78

2 1,147 0,34 2,27 3 0,514 1,95 36,38 4 1,175 0,24 1,36 5 0,916 1,87 19,54 6 0,897 2,14 22,97 7 0,858 2,25 25,29

Ket: Blanko = 0,08 ppm

Keterangan tabel XII, XIII, XIV, XV dan XVI:

Kelompok I = kontrol negatif aquadest

Kelompok II = kontrol positif timbal dosis 0,5 g/kg BB selama 30 hari

Kelompok III = kontrol Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB selama 10 hari setelah

kondisi praperlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB selama 30 hari

Kelompok IV = perlakuan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB yang dilanjutkan

dengan ekstrak etanol umbi bawang putih dosis 200 mg/kgBB

selama 10 hari setelah kondisi praperlakuan timbal dosis 0,5 g/kg

BB selama 30 hari

Kelompok V = perlakuan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB yang dilanjutkan

dengan ekstrak etanol rimpang temulawak dosis 137,61 mg/kgBB

selama 10 hari setelah kondisi praperlakuan timbal dosis 0,5 g/kg

BB selama 30 hari

Kelompok VI = perlakuan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB yang dilanjutkan

dengan ekstrak etanol umbi bawang putih dosis 200 mg/kgBB dan

ekstrak etanol rimpang temulawak dosis 137,61 mg/kgBB selama

10 hari setelah kondisi praperlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB

selama 30 hari

79

Lampiran 18. Uji distribusi kadar timbal darah dengan Shapiro-Wilk

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kadar Timbal Darah hari ke-0 .494 39 .000 .359 39 .000

Kadar Timbal Darah hari ke-15 .225 39 .000 .596 39 .000

Kadar Timbal Darah hari ke-30 .132 39 .086 .934 39 .024

Kadar Timbal Darah hari ke-35 .093 39 .200* .965 39 .256

Kadar Timbal Darah hari ke-40 .275 39 .000 .624 39 .000

* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction

80

Lampiran 19. Hasil uji signifikansi kadar timbal dalam darah sampel dengan

metode Kruskal-Wallis

Kruskal-Wallis Test Ranks

6 20.925 17.507 17.507 28.507 17.507 17.50

396 7.675 28.007 26.577 15.007 13.867 29.43

396 11.835 29.807 20.007 20.717 29.007 10.29

396 12.085 20.207 21.367 27.007 34.297 4.00

396 30.675 25.607 18.937 8.367 8.007 31.57

39

Kelompok perlakuankontrol pensuspensikontrol Pbkontrol Pb --> Na2CaEDTAPb --> Na2CaEDTA --> ekstrak etanol umbi bawang putihPb --> Na2CaEDTA --> ekstrak etanol rimpang temulawakPb-->Na2CaEDTA-->ekstrak bawang putih-->ekstrak temulawTotalkontrol pensuspensikontrol Pbkontrol Pb --> Na2CaEDTAPb --> Na2CaEDTA --> ekstrak etanol umbi bawang putihPb --> Na2CaEDTA --> ekstrak etanol rimpang temulawakPb-->Na2CaEDTA-->ekstrak bawang putih-->ekstrak temulawTotalkontrol pensuspensikontrol Pbkontrol Pb --> Na2CaEDTAPb --> Na2CaEDTA --> ekstrak etanol umbi bawang putihPb --> Na2CaEDTA --> ekstrak etanol rimpang temulawakPb-->Na2CaEDTA-->ekstrak bawang putih-->ekstrak temulawTotalkontrol pensuspensikontrol Pbkontrol Pb --> Na2CaEDTAPb --> Na2CaEDTA --> ekstrak etanol umbi bawang putihPb --> Na2CaEDTA --> ekstrak etanol rimpang temulawakPb-->Na2CaEDTA-->ekstrak bawang putih-->ekstrak temulawTotalkontrol pensuspensikontrol Pbkontrol Pb --> Na2CaEDTAPb --> Na2CaEDTA --> ekstrak etanol umbi bawang putihPb --> Na2CaEDTA --> ekstrak etanol rimpang temulawakPb-->Na2CaEDTA-->ekstrak bawang putih-->ekstrak temulawTotal

Kadar TimbalDarah hari ke-0

Kadar TimbalDarah hari ke-15

Kadar TimbalDarah hari ke-30

Kadar TimbalDarah hari ke-35

Kadar TimbalDarah hari ke-40

N Mean Rank

81

Test Statisticsa,b

15.343 19.972 16.242 30.415 29.8865 5 5 5 5

.009 .001 .006 .000 .000

Chi-SquaredfAsymp. Sig.

Kadar TimbalDarah hari

ke-0

Kadar TimbalDarah hari

ke-15

Kadar TimbalDarah hari

ke-30

Kadar TimbalDarah hari

ke-35

Kadar TimbalDarah hari

ke-40

Kruskal Wallis Testa.

Grouping Variable: Kelompok perlakuanb.

Mann-Whitney Test

Ranks

6 6.42 38.505 5.50 27.50

116 3.83 23.005 8.60 43.00

116 3.50 21.005 9.00 45.00

11

6 4.50 27.005 7.80 39.00

116 8.00 48.005 3.60 18.00

11

Kelompok perlakuankontrol pensuspensikontrol PbTotalkontrol pensuspensikontrol PbTotalkontrol pensuspensikontrol PbTotal

kontrol pensuspensikontrol PbTotalkontrol pensuspensikontrol PbTotal

Kadar TimbalDarah hari ke-0

Kadar TimbalDarah hari ke-15

Kadar TimbalDarah hari ke-30

Kadar TimbalDarah hari ke-35

Kadar TimbalDarah hari ke-40

N Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

12.500 2.000 .000 6.000 3.00027.500 23.000 21.000 27.000 18.000

-.913 -2.373 -2.739 -1.643 -2.191.361 .018 .006 .100 .028

.662a

.017a

.004a

.126a

.030a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Kadar TimbalDarah hari

ke-0

Kadar TimbalDarah hari

ke-15

Kadar TimbalDarah hari

ke-30

Kadar TimbalDarah hari

ke-35

Kadar TimbalDarah hari

ke-40

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompok perlakuanb.

82

Mann-Whitney Test

Ranks

6 7.58 45.507 6.50 45.50

136 4.17 25.007 9.43 66.00

136 5.33 32.007 8.43 59.00

13

6 4.08 24.507 9.50 66.50

136 9.83 59.007 4.57 32.00

13

Kelompok perlakuankontrol pensuspensikontrol Pb --> Na2CaEDTATotalkontrol pensuspensikontrol Pb --> Na2CaEDTATotalkontrol pensuspensikontrol Pb --> Na2CaEDTATotal

kontrol pensuspensikontrol Pb --> Na2CaEDTATotalkontrol pensuspensikontrol Pb --> Na2CaEDTATotal

Kadar TimbalDarah hari ke-0

Kadar TimbalDarah hari ke-15

Kadar TimbalDarah hari ke-30

Kadar TimbalDarah hari ke-35

Kadar TimbalDarah hari ke-40

N Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

17.500 4.000 11.000 3.500 4.00045.500 25.000 32.000 24.500 32.000-1.080 -2.429 -1.429 -2.507 -2.429

.280 .015 .153 .012 .015

.628a

.014a

.181a

.008a

.014a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Kadar TimbalDarah hari

ke-0

Kadar TimbalDarah hari

ke-15

Kadar TimbalDarah hari

ke-30

Kadar TimbalDarah hari

ke-35

Kadar TimbalDarah hari

ke-40

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompok perlakuanb.

83

Mann-Whitney Test

Ranks

6 5.75 34.50

7 8.07 56.50

136 4.67 28.00

7 9.00 63.00

136 5.33 32.00

7 8.43 59.00

13

6 3.50 21.00

7 10.00 70.00

136 10.50 63.00

7 4.00 28.00

13

Kelompok perlakuankontrol pensuspensiPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol umbi bawang putihTotalkontrol pensuspensiPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol umbi bawang putihTotalkontrol pensuspensiPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol umbi bawang putihTotal

kontrol pensuspensiPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol umbi bawang putihTotalkontrol pensuspensiPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol umbi bawang putihTotal

Kadar TimbalDarah hari ke-0

Kadar TimbalDarah hari ke-15

Kadar TimbalDarah hari ke-30

Kadar TimbalDarah hari ke-35

Kadar TimbalDarah hari ke-40

N Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

13.500 7.000 11.000 .000 .00034.500 28.000 32.000 21.000 28.000-1.222 -2.000 -1.429 -3.000 -3.156

.222 .046 .153 .003 .002

.295a

.051a

.181a

.001a

.001a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Kadar TimbalDarah hari

ke-0

Kadar TimbalDarah hari

ke-15

Kadar TimbalDarah hari

ke-30

Kadar TimbalDarah hari

ke-35

Kadar TimbalDarah hari

ke-40

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompok perlakuanb.

84

Mann-Whitney Test

Ranks

6 7.58 45.50

7 6.50 45.50

136 4.67 28.00

7 9.00 63.00

136 3.67 22.00

7 9.86 69.00

13

6 3.50 21.00

7 10.00 70.00

136 10.50 63.00

7 4.00 28.00

13

Kelompok perlakuankontrol pensuspensiPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakTotalkontrol pensuspensiPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakTotalkontrol pensuspensiPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakTotal

kontrol pensuspensiPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakTotalkontrol pensuspensiPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakTotal

Kadar TimbalDarah hari ke-0

Kadar TimbalDarah hari ke-15

Kadar TimbalDarah hari ke-30

Kadar TimbalDarah hari ke-35

Kadar TimbalDarah hari ke-40

N Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

17.500 7.000 1.000 .000 .00045.500 28.000 22.000 21.000 28.000-1.080 -2.000 -2.857 -3.000 -3.156

.280 .046 .004 .003 .002

.628a

.051a

.002a

.001a

.001a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Kadar TimbalDarah hari

ke-0

Kadar TimbalDarah hari

ke-15

Kadar TimbalDarah hari

ke-30

Kadar TimbalDarah hari

ke-35

Kadar TimbalDarah hari

ke-40

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompok perlakuanb.

85

Mann-Whitney Test

Ranks

6 7.58 45.50

7 6.50 45.50

136 4.33 26.00

7 9.29 65.00

136 8.00 48.00

7 6.14 43.00

13

6 10.50 63.00

7 4.00 28.00

136 5.83 35.00

7 8.00 56.00

13

Kelompok perlakuankontrol pensuspensiPb-->Na2CaEDTA-->ekstrakbawang putih-->ekstrak temulawakTotalkontrol pensuspensiPb-->Na2CaEDTA-->ekstrakbawang putih-->ekstrak temulawakTotalkontrol pensuspensiPb-->Na2CaEDTA-->ekstrakbawang putih-->ekstrak temulawakTotal

kontrol pensuspensiPb-->Na2CaEDTA-->ekstrakbawang putih-->ekstrak temulawakTotalkontrol pensuspensiPb-->Na2CaEDTA-->ekstrakbawang putih-->ekstrak temulawakTotal

Kadar TimbalDarah hari ke-0

Kadar TimbalDarah hari ke-15

Kadar TimbalDarah hari ke-30

Kadar TimbalDarah hari ke-35

Kadar TimbalDarah hari ke-40

N Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

17.500 5.000 15.000 .000 14.00045.500 26.000 43.000 28.000 35.000-1.080 -2.286 -.857 -3.004 -1.000

.280 .022 .391 .003 .317

.628a

.022a

.445a

.001a

.366a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Kadar TimbalDarah hari

ke-0

Kadar TimbalDarah hari

ke-15

Kadar TimbalDarah hari

ke-30

Kadar TimbalDarah hari

ke-35

Kadar TimbalDarah hari

ke-40

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompok perlakuanb.

86

Mann-Whitney Test

Ranks

5 6.50 32.507 6.50 45.50

125 7.00 35.007 6.14 43.00

125 8.40 42.007 5.14 36.00

12

5 5.60 28.007 7.14 50.00

125 9.00 45.007 4.71 33.00

12

Kelompok perlakuankontrol Pbkontrol Pb --> Na2CaEDTATotalkontrol Pbkontrol Pb --> Na2CaEDTATotalkontrol Pbkontrol Pb --> Na2CaEDTATotal

kontrol Pbkontrol Pb --> Na2CaEDTATotalkontrol Pbkontrol Pb --> Na2CaEDTATotal

Kadar TimbalDarah hari ke-0

Kadar TimbalDarah hari ke-15

Kadar TimbalDarah hari ke-30

Kadar TimbalDarah hari ke-35

Kadar TimbalDarah hari ke-40

N Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

17.500 15.000 8.000 13.000 5.00045.500 43.000 36.000 28.000 33.000

.000 -.406 -1.543 -.732 -2.0301.000 .685 .123 .464 .042

1.000a

.755a

.149a

.530a

.048a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Kadar TimbalDarah hari

ke-0

Kadar TimbalDarah hari

ke-15

Kadar TimbalDarah hari

ke-30

Kadar TimbalDarah hari

ke-35

Kadar TimbalDarah hari

ke-40

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompok perlakuanb.

87

Mann-Whitney Test

Ranks

5 4.50 22.50

7 7.93 55.50

125 8.80 44.00

7 4.86 34.00

125 8.00 40.00

7 5.43 38.00

12

5 4.60 23.00

7 7.86 55.00

125 10.00 50.00

7 4.00 28.00

12

Kelompok perlakuankontrol PbPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol umbi bawang putihTotalkontrol PbPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol umbi bawang putihTotalkontrol PbPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol umbi bawang putihTotal

kontrol PbPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol umbi bawang putihTotalkontrol PbPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol umbi bawang putihTotal

Kadar TimbalDarah hari ke-0

Kadar TimbalDarah hari ke-15

Kadar TimbalDarah hari ke-30

Kadar TimbalDarah hari ke-35

Kadar TimbalDarah hari ke-40

N Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

7.500 6.000 10.000 8.000 .00022.500 34.000 38.000 23.000 28.000-1.932 -1.868 -1.218 -1.543 -3.034

.053 .062 .223 .123 .002

.106a

.073a

.268a

.149a

.003a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Kadar TimbalDarah hari

ke-0

Kadar TimbalDarah hari

ke-15

Kadar TimbalDarah hari

ke-30

Kadar TimbalDarah hari

ke-35

Kadar TimbalDarah hari

ke-40

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompok perlakuanb.

88

Mann-Whitney Test

Ranks

5 6.50 32.50

7 6.50 45.50

125 9.00 45.00

7 4.71 33.00

125 6.40 32.00

7 6.57 46.00

12

5 4.20 21.00

7 8.14 57.00

125 10.00 50.00

7 4.00 28.00

12

Kelompok perlakuankontrol PbPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakTotalkontrol PbPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakTotalkontrol PbPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakTotal

kontrol PbPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakTotalkontrol PbPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakTotal

Kadar TimbalDarah hari ke-0

Kadar TimbalDarah hari ke-15

Kadar TimbalDarah hari ke-30

Kadar TimbalDarah hari ke-35

Kadar TimbalDarah hari ke-40

N Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

17.500 5.000 17.000 6.000 .00045.500 33.000 32.000 21.000 28.000

.000 -2.030 -.081 -1.868 -3.0341.000 .042 .935 .062 .002

1.000a

.048a

1.000a

.073a

.003a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Kadar TimbalDarah hari

ke-0

Kadar TimbalDarah hari

ke-15

Kadar TimbalDarah hari

ke-30

Kadar TimbalDarah hari

ke-35

Kadar TimbalDarah hari

ke-40

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompok perlakuanb.

89

Mann-Whitney Test

Ranks

5 6.50 32.50

7 6.50 45.50

125 6.60 33.00

7 6.43 45.00

125 10.00 50.00

7 4.00 28.00

12

5 10.00 50.00

7 4.00 28.00

125 5.00 25.00

7 7.57 53.00

12

Kelompok perlakuankontrol PbPb-->Na2CaEDTA-->ekstrakbawang putih-->ekstrak temulawakTotalkontrol PbPb-->Na2CaEDTA-->ekstrakbawang putih-->ekstrak temulawakTotalkontrol PbPb-->Na2CaEDTA-->ekstrakbawang putih-->ekstrak temulawakTotal

kontrol PbPb-->Na2CaEDTA-->ekstrakbawang putih-->ekstrak temulawakTotalkontrol PbPb-->Na2CaEDTA-->ekstrakbawang putih-->ekstrak temulawakTotal

Kadar TimbalDarah hari ke-0

Kadar TimbalDarah hari ke-15

Kadar TimbalDarah hari ke-30

Kadar TimbalDarah hari ke-35

Kadar TimbalDarah hari ke-40

N Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

17.500 17.000 .000 .000 10.00045.500 45.000 28.000 28.000 25.000

.000 -.081 -2.842 -2.847 -1.2181.000 .935 .004 .004 .223

1.000a

1.000a

.003a

.003a

.268a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Kadar TimbalDarah hari

ke-0

Kadar TimbalDarah hari

ke-15

Kadar TimbalDarah hari

ke-30

Kadar TimbalDarah hari

ke-35

Kadar TimbalDarah hari

ke-40

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompok perlakuanb.

90

Mann-Whitney Test

Ranks

7 5.50 38.50

7 9.50 66.50

147 9.86 69.00

7 5.14 36.00

147 7.29 51.00

7 7.71 54.00

14

7 5.43 38.00

7 9.57 67.00

147 10.21 71.50

7 4.79 33.50

14

Kelompok perlakuankontrol Pb --> Na2CaEDTAPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol umbi bawang putihTotalkontrol Pb --> Na2CaEDTAPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol umbi bawang putihTotalkontrol Pb --> Na2CaEDTAPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol umbi bawang putihTotal

kontrol Pb --> Na2CaEDTAPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol umbi bawang putihTotalkontrol Pb --> Na2CaEDTAPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol umbi bawang putihTotal

Kadar TimbalDarah hari ke-0

Kadar TimbalDarah hari ke-15

Kadar TimbalDarah hari ke-30

Kadar TimbalDarah hari ke-35

Kadar TimbalDarah hari ke-40

N Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

10.500 8.000 23.000 10.000 5.50038.500 36.000 51.000 38.000 33.500-2.241 -2.108 -.192 -1.855 -2.596

.025 .035 .848 .064 .009

.073a

.038a

.902a

.073a

.011a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Kadar TimbalDarah hari

ke-0

Kadar TimbalDarah hari

ke-15

Kadar TimbalDarah hari

ke-30

Kadar TimbalDarah hari

ke-35

Kadar TimbalDarah hari

ke-40

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompok perlakuanb.

91

Mann-Whitney Test

Ranks

7 7.50 52.50

7 7.50 52.50

147 10.00 70.00

7 5.00 35.00

147 6.14 43.00

7 8.86 62.00

14

7 4.29 30.00

7 10.71 75.00

147 10.43 73.00

7 4.57 32.00

14

Kelompok perlakuankontrol Pb --> Na2CaEDTAPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakTotalkontrol Pb --> Na2CaEDTAPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakTotalkontrol Pb --> Na2CaEDTAPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakTotal

kontrol Pb --> Na2CaEDTAPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakTotalkontrol Pb --> Na2CaEDTAPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakTotal

Kadar TimbalDarah hari ke-0

Kadar TimbalDarah hari ke-15

Kadar TimbalDarah hari ke-30

Kadar TimbalDarah hari ke-35

Kadar TimbalDarah hari ke-40

N Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

24.500 7.000 15.000 2.000 4.00052.500 35.000 43.000 30.000 32.000

.000 -2.236 -1.214 -2.878 -2.7971.000 .025 .225 .004 .005

1.000a

.026a

.259a

.002a

.007a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Kadar TimbalDarah hari

ke-0

Kadar TimbalDarah hari

ke-15

Kadar TimbalDarah hari

ke-30

Kadar TimbalDarah hari

ke-35

Kadar TimbalDarah hari

ke-40

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompok perlakuanb.

92

Mann-Whitney Test

Ranks

7 7.50 52.50

7 7.50 52.50

147 7.14 50.00

7 7.86 55.00

147 9.00 63.00

7 6.00 42.00

14

7 11.00 77.00

7 4.00 28.00

147 5.00 35.00

7 10.00 70.00

14

Kelompok perlakuankontrol Pb --> Na2CaEDTAPb-->Na2CaEDTA-->ekstrak bawangputih-->ekstrak temulawakTotalkontrol Pb --> Na2CaEDTAPb-->Na2CaEDTA-->ekstrak bawangputih-->ekstrak temulawakTotalkontrol Pb --> Na2CaEDTAPb-->Na2CaEDTA-->ekstrak bawangputih-->ekstrak temulawakTotal

kontrol Pb --> Na2CaEDTAPb-->Na2CaEDTA-->ekstrak bawangputih-->ekstrak temulawakTotalkontrol Pb --> Na2CaEDTAPb-->Na2CaEDTA-->ekstrak bawangputih-->ekstrak temulawakTotal

Kadar TimbalDarah hari ke-0

Kadar TimbalDarah hari ke-15

Kadar TimbalDarah hari ke-30

Kadar TimbalDarah hari ke-35

Kadar TimbalDarah hari ke-40

N Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

24.500 22.000 14.000 .000 7.00052.500 50.000 42.000 28.000 35.000

.000 -.319 -1.342 -3.137 -2.2361.000 .749 .180 .002 .025

1.000a

.805a

.209a

.001a

.026a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Kadar TimbalDarah hari

ke-0

Kadar TimbalDarah hari

ke-15

Kadar TimbalDarah hari

ke-30

Kadar TimbalDarah hari

ke-35

Kadar TimbalDarah hari

ke-40

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompok perlakuanb.

93

Mann-Whitney Test

Ranks

7 9.50 66.50

7 5.50 38.50

14

7 7.86 55.00

7 7.14 50.00

14

7 6.00 42.00

7 9.00 63.00

14

7 4.57 32.00

7 10.43 73.00

14

7 7.57 53.00

7 7.43 52.00

14

Kelompok perlakuanPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol umbi bawang putihPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakTotalPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol umbi bawang putihPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakTotalPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol umbi bawang putihPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakTotal

Pb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol umbi bawang putihPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakTotalPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol umbi bawang putihPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakTotal

Kadar TimbalDarah hari ke-0

Kadar TimbalDarah hari ke-15

Kadar TimbalDarah hari ke-30

Kadar TimbalDarah hari ke-35

Kadar TimbalDarah hari ke-40

N Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

10.500 22.000 14.000 4.000 24.00038.500 50.000 42.000 32.000 52.000-2.241 -.319 -1.342 -2.619 -.105

.025 .749 .180 .009 .917

.073a

.805a

.209a

.007a

1.000a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Kadar TimbalDarah hari

ke-0

Kadar TimbalDarah hari

ke-15

Kadar TimbalDarah hari

ke-30

Kadar TimbalDarah hari

ke-35

Kadar TimbalDarah hari

ke-40

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompok perlakuanb.

94

Mann-Whitney Test

Ranks

7 9.50 66.50

7 5.50 38.50

14

7 4.14 29.00

7 10.86 76.00

14

7 9.14 64.00

7 5.86 41.00

14

7 11.00 77.00

7 4.00 28.00

14

7 4.00 28.00

7 11.00 77.00

14

Kelompok perlakuanPb --> Na2CaEDTA --> ekstrak etanolumbi bawang putihPb-->Na2CaEDTA-->ekstrak bawangputih-->ekstrak temulawakTotalPb --> Na2CaEDTA --> ekstrak etanolumbi bawang putihPb-->Na2CaEDTA-->ekstrak bawangputih-->ekstrak temulawakTotalPb --> Na2CaEDTA --> ekstrak etanolumbi bawang putihPb-->Na2CaEDTA-->ekstrak bawangputih-->ekstrak temulawakTotal

Pb --> Na2CaEDTA --> ekstrak etanolumbi bawang putihPb-->Na2CaEDTA-->ekstrak bawangputih-->ekstrak temulawakTotalPb --> Na2CaEDTA --> ekstrak etanolumbi bawang putihPb-->Na2CaEDTA-->ekstrak bawangputih-->ekstrak temulawakTotal

Kadar TimbalDarah hari ke-0

Kadar TimbalDarah hari ke-15

Kadar TimbalDarah hari ke-30

Kadar TimbalDarah hari ke-35

Kadar TimbalDarah hari ke-40

N Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

10.500 1.000 13.000 .000 .00038.500 29.000 41.000 28.000 28.000-2.241 -3.003 -1.469 -3.134 -3.258

.025 .003 .142 .002 .001

.073a

.001a

.165a

.001a

.001a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Kadar TimbalDarah hari

ke-0

Kadar TimbalDarah hari

ke-15

Kadar TimbalDarah hari

ke-30

Kadar TimbalDarah hari

ke-35

Kadar TimbalDarah hari

ke-40

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompok perlakuanb.

95

Mann-Whitney Test

Ranks

7 7.50 52.50

7 7.50 52.50

14

7 4.00 28.00

7 11.00 77.00

14

7 10.71 75.00

7 4.29 30.00

14

7 11.00 77.00

7 4.00 28.00

14

7 4.00 28.00

7 11.00 77.00

14

Kelompok perlakuanPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakPb-->Na2CaEDTA-->ekstrakbawang putih-->ekstrak temulawakTotalPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakPb-->Na2CaEDTA-->ekstrakbawang putih-->ekstrak temulawakTotalPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakPb-->Na2CaEDTA-->ekstrakbawang putih-->ekstrak temulawakTotal

Pb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakPb-->Na2CaEDTA-->ekstrakbawang putih-->ekstrak temulawakTotalPb --> Na2CaEDTA --> ekstraketanol rimpang temulawakPb-->Na2CaEDTA-->ekstrakbawang putih-->ekstrak temulawakTotal

Kadar TimbalDarah hari ke-0

Kadar TimbalDarah hari ke-15

Kadar TimbalDarah hari ke-30

Kadar TimbalDarah hari ke-35

Kadar TimbalDarah hari ke-40

N Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

24.500 .000 2.000 .000 .00052.500 28.000 30.000 28.000 28.000

.000 -3.130 -2.875 -3.134 -3.2581.000 .002 .004 .002 .001

1.000a

.001a

.002a

.001a

.001a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Kadar TimbalDarah hari

ke-0

Kadar TimbalDarah hari

ke-15

Kadar TimbalDarah hari

ke-30

Kadar TimbalDarah hari

ke-35

Kadar TimbalDarah hari

ke-40

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompok perlakuanb.

96

Lampiran 20. Hasil uji signifikansi kadar timbal darah kontrol aquadest

dengan metode Friedman

Tests of Normality

.492 6 .000 .496 6 .000

.313 6 .068 .733 6 .013

.169 6 .200* .984 6 .969

.315 6 .063 .798 6 .056

.165 6 .200* .946 6 .704

Kadar TimbalDarah hari ke-0Kadar TimbalDarah hari ke-15Kadar TimbalDarah hari ke-30Kadar TimbalDarah hari ke-35Kadar TimbalDarah hari ke-40

Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance.*.

Lilliefors Significance Correctiona.

Friedman Test

Ranks

1.00

3.67

2.17

4.83

3.33

Kadar TimbalDarah hari ke-0Kadar TimbalDarah hari ke-15Kadar TimbalDarah hari ke-30Kadar TimbalDarah hari ke-35Kadar TimbalDarah hari ke-40

Mean Rank

Test Statisticsa

620.667

4.000

NChi-SquaredfAsymp. Sig.

Friedman Testa.

97

Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0a .00 .00 ke-15 - Kadar Timbal Positive Ranks 6b 3.50 21.00 Darah hari ke-0 Ties 0c Total 6 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0d .00 .00 ke-30 - Kadar Timbal Positive Ranks 6e 3.50 21.00 Darah hari ke-0 Ties 0f Total 6 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0g .00 .00 ke-35 - Kadar Timbal Positive Ranks 6h 3.50 21.00 Darah hari ke-0 Ties 0i Total 6 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0j .00 .00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 6k 3.50 21.00 Darah hari ke-0 Ties 0l Total 6 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 6m 3.50 21.00 ke-30 - Kadar Timbal Positive Ranks 0n .00 .00 Darah hari ke-15 Ties 0o Total 6 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 1p 2.00 2.00 ke-35 - Kadar Timbal Positive Ranks 5q 3.80 19.00 Darah hari ke-15 Ties 0r Total 6 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 3s 5.00 15.00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 3t 2.00 6.00 Darah hari ke-15 Ties 0u Total 6 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0v .00 .00 ke-35 - Kadar Timbal Positive Ranks 6w 3.50 21.00 Darah hari ke-30 Ties 0x Total 6 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 1y 1.00 1.00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 5z 4.00 20.00 Darah hari ke-30 Ties 0aa Total 6 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 6bb 3.50 21.00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 0cc .00 .00 Darah hari ke-35 Ties 0dd Total 6

98

a. Kadar Timbal Darah hari ke-15 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 b. Kadar Timbal Darah hari ke-15 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 c. Kadar Timbal Darah hari ke-15 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 d. Kadar Timbal Darah hari ke-30 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 e. Kadar Timbal Darah hari ke-30 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 f. Kadar Timbal Darah hari ke-30 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 g. Kadar Timbal Darah hari ke-35 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 h. Kadar Timbal Darah hari ke-35 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 i. Kadar Timbal Darah hari ke-35 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 j. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 k. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 l. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 m. Kadar Timbal Darah hari ke-30 < Kadar Timbal Darah hari ke-15 n. Kadar Timbal Darah hari ke-30 > Kadar Timbal Darah hari ke-15 o. Kadar Timbal Darah hari ke-30 = Kadar Timbal Darah hari ke-15 p. Kadar Timbal Darah hari ke-35 < Kadar Timbal Darah hari ke-15 q. Kadar Timbal Darah hari ke-35 > Kadar Timbal Darah hari ke-15 r. Kadar Timbal Darah hari ke-35 = Kadar Timbal Darah hari ke-15 s. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-15 t. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-15 u. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-15 v. Kadar Timbal Darah hari ke-35 < Kadar Timbal Darah hari ke-30 w. Kadar Timbal Darah hari ke-35 > Kadar Timbal Darah hari ke-30 x. Kadar Timbal Darah hari ke-35 = Kadar Timbal Darah hari ke-30 y. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-30 z. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-30 aa. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-30 bb. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-35 cc. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-35 dd. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-35

Test Statisticsc

Kadar Timbal Darah hari ke-15 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Kadar Timbal Darah hari ke-30 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Kadar Timbal Darah hari ke-35 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Z -2.201a -2.201a -2.201a -2.201a

Asymp. Sig. (2-tailed) .028 .028 .028 .028

Kadar Timbal Darah hari ke-30 - Kadar Timbal

Darah hari ke-15

Kadar Timbal Darah hari ke-35 - Kadar Timbal

Darah hari ke-15

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal

Darah hari ke-15

Kadar Timbal Darah hari ke-35 - Kadar Timbal

Darah hari ke-30 Z -2.201b -1.782a -.943b -2.201a

Asymp. Sig. (2-tailed) .028 .075 .345 .028

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal

Darah hari ke-30

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal

Darah hari ke-35 Z -1.992a -2.201b

Asymp. Sig. (2-tailed) .046 .028a Based on negative ranks. b Based on positive ranks. c Wilcoxon Signed Ranks Test

99

Lampiran 21. Hasil uji signifikansi kadar timbal darah kontrol timbal (Pb)

dengan metode Friedman

Tests of Normalityb

.392 5 .011 .693 5 .008

.168 5 .200* .968 5 .860

.399 5 .009 .725 5 .017

.184 5 .200* .988 5 .974

Kadar TimbalDarah hari ke-15Kadar TimbalDarah hari ke-30Kadar TimbalDarah hari ke-35Kadar TimbalDarah hari ke-40

Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance.*.

Lilliefors Significance Correctiona.

Kadar Timbal Darah hari ke-0 is constant. It has been omitted.b.

Friedman Test

Ranks

1.00

4.40

3.00

4.60

2.00

Kadar TimbalDarah hari ke-0Kadar TimbalDarah hari ke-15Kadar TimbalDarah hari ke-30Kadar TimbalDarah hari ke-35Kadar TimbalDarah hari ke-40

Mean Rank

Test Statisticsa

519.040

4.001

NChi-SquaredfAsymp. Sig.

Friedman Testa.

100

Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0a .00 .00 ke-15 - Kadar Timbal Positive Ranks 5b 3.00 15.00 Darah hari ke-0 Ties 0c Total 5 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0d .00 .00 ke-30 - Kadar Timbal Positive Ranks 5e 3.00 15.00 Darah hari ke-0 Ties 0f Total 5 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0g .00 .00 ke-35 - Kadar Timbal Positive Ranks 5h 3.00 15.00 Darah hari ke-0 Ties 0i Total 5 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0j .00 .00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 5k 3.00 15.00 Darah hari ke-0 Ties 0l Total 5 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 5m 3.00 15.00 ke-30 - Kadar Timbal Positive Ranks 0n .00 .00 Darah hari ke-15 Ties 0o Total 5 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 2p 3.50 7.00 ke-35 - Kadar Timbal Positive Ranks 3q 2.67 8.00 Darah hari ke-15 Ties 0r Total 5 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 5s 3.00 15.00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 0t .00 .00 Darah hari ke-15 Ties 0u Total 5 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0v .00 .00 ke-35 - Kadar Timbal Positive Ranks 5w 3.00 15.00 Darah hari ke-30 Ties 0x Total 5 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 5y 3.00 15.00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 0z .00 .00 Darah hari ke-30 Ties 0aa Total 5 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 5bb 3.00 15.00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 0cc .00 .00 Darah hari ke-35 Ties 0dd Total 5

101

a. Kadar Timbal Darah hari ke-15 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 b. Kadar Timbal Darah hari ke-15 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 c. Kadar Timbal Darah hari ke-15 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 d. Kadar Timbal Darah hari ke-30 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 e. Kadar Timbal Darah hari ke-30 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 f. Kadar Timbal Darah hari ke-30 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 g. Kadar Timbal Darah hari ke-35 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 h. Kadar Timbal Darah hari ke-35 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 i. Kadar Timbal Darah hari ke-35 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 j. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 k. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 l. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 m. Kadar Timbal Darah hari ke-30 < Kadar Timbal Darah hari ke-15 n. Kadar Timbal Darah hari ke-30 > Kadar Timbal Darah hari ke-15 o. Kadar Timbal Darah hari ke-30 = Kadar Timbal Darah hari ke-15 p. Kadar Timbal Darah hari ke-35 < Kadar Timbal Darah hari ke-15 q. Kadar Timbal Darah hari ke-35 > Kadar Timbal Darah hari ke-15 r. Kadar Timbal Darah hari ke-35 = Kadar Timbal Darah hari ke-15 s. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-15 t. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-15 u. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-15 v. Kadar Timbal Darah hari ke-35 < Kadar Timbal Darah hari ke-30 w. Kadar Timbal Darah hari ke-35 > Kadar Timbal Darah hari ke-30 x. Kadar Timbal Darah hari ke-35 = Kadar Timbal Darah hari ke-30 y. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-30 z. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-30 aa. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-30 bb. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-35 cc. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-35 dd. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-35

Test Statisticsc

Kadar Timbal Darah hari ke-15 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Kadar Timbal Darah hari ke-30 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Kadar Timbal Darah hari ke-35 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Z -2.023a -2.023a -2.023a -2.023a

Asymp. Sig. (2-tailed) .043 .043 .043 .043

Kadar Timbal Darah hari ke-30 - Kadar Timbal

Darah hari ke-15

Kadar Timbal Darah hari ke-35 - Kadar Timbal

Darah hari ke-15

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal

Darah hari ke-15

Kadar Timbal Darah hari ke-35 - Kadar Timbal

Darah hari ke-30 Z -2.023b -.135a -2.023b -2.023a

Asymp. Sig. (2-tailed) .043 .893 .043 .043

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal

Darah hari ke-30

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal

Darah hari ke-35 Z -2.023b -2.023b

Asymp. Sig. (2-tailed) .043 .043a Based on negative ranks. b Based on positive ranks. c Wilcoxon Signed Ranks Test

102

Lampiran 22. Hasil uji signifikansi kadar timbal darah kontrol Na2CaEDTA

dengan metode Friedman

Tests of Normalityb

.106 7 .200* .991 7 .994

.232 7 .200* .883 7 .242

.287 7 .084 .791 7 .033

.244 7 .200* .815 7 .058

Kadar TimbalDarah hari ke-15Kadar TimbalDarah hari ke-30Kadar TimbalDarah hari ke-35Kadar TimbalDarah hari ke-40

Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance.*.

Lilliefors Significance Correctiona.

Kadar Timbal Darah hari ke-0 is constant. It has been omitted.b.

Friedman Test

Ranks

1.07

4.29

2.86

4.71

2.07

Kadar TimbalDarah hari ke-0Kadar TimbalDarah hari ke-15Kadar TimbalDarah hari ke-30Kadar TimbalDarah hari ke-35Kadar TimbalDarah hari ke-40

Mean Rank

Test Statisticsa

725.928

4.000

NChi-SquaredfAsymp. Sig.

Friedman Testa.

103

Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0a .00 .00 ke-15 - Kadar Timbal Positive Ranks 7b 4.00 28.00 Darah hari ke-0 Ties 0c Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0d .00 .00 ke-30 - Kadar Timbal Positive Ranks 7e 4.00 28.00 Darah hari ke-0 Ties 0f Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0g .00 .00 ke-35 - Kadar Timbal Positive Ranks 7h 4.00 28.00 Darah hari ke-0 Ties 0i Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0j .00 .00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 6k 3.50 21.00 Darah hari ke-0 Ties 1l Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 7m 4.00 28.00 ke-30 - Kadar Timbal Positive Ranks 0n .00 .00 Darah hari ke-15 Ties 0o Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 2p 3.00 6.00 ke-35 - Kadar Timbal Positive Ranks 5q 4.40 22.00 Darah hari ke-15 Ties 0r Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 7s 4.00 28.00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 0t .00 .00 Darah hari ke-15 Ties 0u Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0v .00 .00 ke-35 - Kadar Timbal Positive Ranks 7w 4.00 28.00 Darah hari ke-30 Ties 0x Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 6y 4.50 27.00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 1z 1.00 1.00 Darah hari ke-30 Ties 0aa Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 7bb 4.00 28.00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 0cc .00 .00 Darah hari ke-35 Ties 0dd Total 7

104

a. Kadar Timbal Darah hari ke-15 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 b. Kadar Timbal Darah hari ke-15 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 c. Kadar Timbal Darah hari ke-15 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 d. Kadar Timbal Darah hari ke-30 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 e. Kadar Timbal Darah hari ke-30 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 f. Kadar Timbal Darah hari ke-30 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 g. Kadar Timbal Darah hari ke-35 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 h. Kadar Timbal Darah hari ke-35 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 i. Kadar Timbal Darah hari ke-35 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 j. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 k. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 l. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 m. Kadar Timbal Darah hari ke-30 < Kadar Timbal Darah hari ke-15 n. Kadar Timbal Darah hari ke-30 > Kadar Timbal Darah hari ke-15 o. Kadar Timbal Darah hari ke-30 = Kadar Timbal Darah hari ke-15 p. Kadar Timbal Darah hari ke-35 < Kadar Timbal Darah hari ke-15 q. Kadar Timbal Darah hari ke-35 > Kadar Timbal Darah hari ke-15 r. Kadar Timbal Darah hari ke-35 = Kadar Timbal Darah hari ke-15 s. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-15 t. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-15 u. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-15 v. Kadar Timbal Darah hari ke-35 < Kadar Timbal Darah hari ke-30 w. Kadar Timbal Darah hari ke-35 > Kadar Timbal Darah hari ke-30 x. Kadar Timbal Darah hari ke-35 = Kadar Timbal Darah hari ke-30 y. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-30 z. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-30 aa. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-30 bb. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-35 cc. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-35 dd. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-35

Test Statisticsc

Kadar Timbal Darah hari ke-15 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Kadar Timbal Darah hari ke-30 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Kadar Timbal Darah hari ke-35 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Z -2.366a -2.366a -2.371a -2.201a

Asymp. Sig. (2-tailed) .018 .018 .018 .028

Kadar Timbal Darah hari ke-30 - Kadar Timbal

Darah hari ke-15

Kadar Timbal Darah hari ke-35 - Kadar Timbal

Darah hari ke-15

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal

Darah hari ke-15

Kadar Timbal Darah hari ke-35 - Kadar Timbal

Darah hari ke-30 Z -2.366b -1.352a -2.366b -2.366a

Asymp. Sig. (2-tailed) .018 .176 .018 .018

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal

Darah hari ke-30

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal

Darah hari ke-35 Z -2.197b -2.366b

Asymp. Sig. (2-tailed) .028 .018a Based on negative ranks. b Based on positive ranks. c Wilcoxon Signed Ranks Test

105

Lampiran 23. Hasil uji signifikansi kadar timbal darah perlakuan

Na2CaEDTA yang dilanjutkan dengan ekstrak etanol umbi

bawang putih dengan metode Friedman

Tests of Normality

.257 7 .180 .772 7 .021

.239 7 .200* .941 7 .647

.187 7 .200* .949 7 .717

.194 7 .200* .919 7 .460

.504 7 .000 .453 7 .000

Kadar TimbalDarah hari ke-0Kadar TimbalDarah hari ke-15Kadar TimbalDarah hari ke-30Kadar TimbalDarah hari ke-35Kadar TimbalDarah hari ke-40

Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance.*.

Lilliefors Significance Correctiona.

Friedman Test

Ranks

1.93

3.86

3.00

5.00

1.21

Kadar TimbalDarah hari ke-0Kadar TimbalDarah hari ke-15Kadar TimbalDarah hari ke-30Kadar TimbalDarah hari ke-35Kadar TimbalDarah hari ke-40

Mean Rank

Test Statisticsa

725.956

4.000

NChi-SquaredfAsymp. Sig.

Friedman Testa.

106

Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0a .00 .00 ke-15 - Kadar Timbal Positive Ranks 7b 4.00 28.00 Darah hari ke-0 Ties 0c Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 1d 2.00 2.00 ke-30 - Kadar Timbal Positive Ranks 6e 4.33 26.00 Darah hari ke-0 Ties 0f Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0g .00 .00 ke-35 - Kadar Timbal Positive Ranks 7h 4.00 28.00 Darah hari ke-0 Ties 0i Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 4j 2.50 10.00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 0k .00 .00 Darah hari ke-0 Ties 3l Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 6m 4.33 26.00 ke-30 - Kadar Timbal Positive Ranks 1n 2.00 2.00 Darah hari ke-15 Ties 0o Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0p .00 .00 ke-35 - Kadar Timbal Positive Ranks 7q 4.00 28.00 Darah hari ke-15 Ties 0r Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 7s 4.00 28.00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 0t .00 .00 Darah hari ke-15 Ties 0u Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0v .00 .00 ke-35 - Kadar Timbal Positive Ranks 7w 4.00 28.00 Darah hari ke-30 Ties 0x Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 7y 4.00 28.00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 0z .00 .00 Darah hari ke-30 Ties 0aa Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 7bb 4.00 28.00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 0cc .00 .00 Darah hari ke-35 Ties 0dd Total 7

107

a. Kadar Timbal Darah hari ke-15 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 b. Kadar Timbal Darah hari ke-15 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 c. Kadar Timbal Darah hari ke-15 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 d. Kadar Timbal Darah hari ke-30 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 e. Kadar Timbal Darah hari ke-30 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 f. Kadar Timbal Darah hari ke-30 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 g. Kadar Timbal Darah hari ke-35 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 h. Kadar Timbal Darah hari ke-35 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 i. Kadar Timbal Darah hari ke-35 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 j. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 k. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 l. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 m. Kadar Timbal Darah hari ke-30 < Kadar Timbal Darah hari ke-15 n. Kadar Timbal Darah hari ke-30 > Kadar Timbal Darah hari ke-15 o. Kadar Timbal Darah hari ke-30 = Kadar Timbal Darah hari ke-15 p. Kadar Timbal Darah hari ke-35 < Kadar Timbal Darah hari ke-15 q. Kadar Timbal Darah hari ke-35 > Kadar Timbal Darah hari ke-15 r. Kadar Timbal Darah hari ke-35 = Kadar Timbal Darah hari ke-15 s. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-15 t. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-15 u. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-15 v. Kadar Timbal Darah hari ke-35 < Kadar Timbal Darah hari ke-30 w. Kadar Timbal Darah hari ke-35 > Kadar Timbal Darah hari ke-30 x. Kadar Timbal Darah hari ke-35 = Kadar Timbal Darah hari ke-30 y. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-30 z. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-30 aa. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-30 bb. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-35 cc. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-35 dd. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-35

Test Statisticsc

Kadar Timbal Darah hari ke-15 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Kadar Timbal Darah hari ke-30 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Kadar Timbal Darah hari ke-35 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Z -2.366a -2.028a -2.366a -1.826b

Asymp. Sig. (2-tailed) .018 .043 .018 .068

Kadar Timbal Darah hari ke-30 - Kadar Timbal

Darah hari ke-15

Kadar Timbal Darah hari ke-35 - Kadar Timbal

Darah hari ke-15

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal

Darah hari ke-15

Kadar Timbal Darah hari ke-35 - Kadar Timbal

Darah hari ke-30 Z -2.028b -2.366a -2.366b -2.366a

Asymp. Sig. (2-tailed) .043 .018 .018 .018

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal

Darah hari ke-30

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal

Darah hari ke-35 Z -2.366b -2.366b

Asymp. Sig. (2-tailed) .018 .018a Based on negative ranks. b Based on positive ranks. c Wilcoxon Signed Ranks Test

108

Lampiran 24. Hasil uji signifikansi kadar timbal darah perlakuan

Na2CaEDTA yang dilanjutkan dengan ekstrak etanol

rimpang temulawak dengan metode Friedman

Tests of Normalityb

.245 7 .200* .862 7 .158

.193 7 .200* .977 7 .946

.259 7 .172 .861 7 .155

.504 7 .000 .453 7 .000

Kadar TimbalDarah hari ke-15Kadar TimbalDarah hari ke-30Kadar TimbalDarah hari ke-35Kadar TimbalDarah hari ke-40

Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance.*.

Lilliefors Significance Correctiona.

Kadar Timbal Darah hari ke-0 is constant. It has been omitted.b.

Friedman Test

Ranks

1.43

3.43

3.57

5.00

1.57

Kadar TimbalDarah hari ke-0Kadar TimbalDarah hari ke-15Kadar TimbalDarah hari ke-30Kadar TimbalDarah hari ke-35Kadar TimbalDarah hari ke-40

Mean Rank

Test Statisticsa

726.388

4.000

NChi-SquaredfAsymp. Sig.

Friedman Testa.

109

Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0a .00 .00 ke-15 - Kadar Timbal Positive Ranks 7b 4.00 28.00 Darah hari ke-0 Ties 0c Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0d .00 .00 ke-30 - Kadar Timbal Positive Ranks 7e 4.00 28.00 Darah hari ke-0 Ties 0f Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0g .00 .00 ke-35 - Kadar Timbal Positive Ranks 7h 4.00 28.00 Darah hari ke-0 Ties 0i Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0j .00 .00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 1k 1.00 1.00 Darah hari ke-0 Ties 6l Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 3m 5.00 15.00 ke-30 - Kadar Timbal Positive Ranks 4n 3.25 13.00 Darah hari ke-15 Ties 0o Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0p .00 .00 ke-35 - Kadar Timbal Positive Ranks 7q 4.00 28.00 Darah hari ke-15 Ties 0r Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 7s 4.00 28.00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 0t .00 .00 Darah hari ke-15 Ties 0u Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0v .00 .00 ke-35 - Kadar Timbal Positive Ranks 7w 4.00 28.00 Darah hari ke-30 Ties 0x Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 7y 4.00 28.00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 0z .00 .00 Darah hari ke-30 Ties 0aa Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 7bb 4.00 28.00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 0cc .00 .00 Darah hari ke-35 Ties 0dd Total 7

110

a. Kadar Timbal Darah hari ke-15 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 b. Kadar Timbal Darah hari ke-15 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 c. Kadar Timbal Darah hari ke-15 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 d. Kadar Timbal Darah hari ke-30 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 e. Kadar Timbal Darah hari ke-30 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 f. Kadar Timbal Darah hari ke-30 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 g. Kadar Timbal Darah hari ke-35 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 h. Kadar Timbal Darah hari ke-35 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 i. Kadar Timbal Darah hari ke-35 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 j. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 k. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 l. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 m. Kadar Timbal Darah hari ke-30 < Kadar Timbal Darah hari ke-15 n. Kadar Timbal Darah hari ke-30 > Kadar Timbal Darah hari ke-15 o. Kadar Timbal Darah hari ke-30 = Kadar Timbal Darah hari ke-15 p. Kadar Timbal Darah hari ke-35 < Kadar Timbal Darah hari ke-15 q. Kadar Timbal Darah hari ke-35 > Kadar Timbal Darah hari ke-15 r. Kadar Timbal Darah hari ke-35 = Kadar Timbal Darah hari ke-15 s. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-15 t. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-15 u. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-15 v. Kadar Timbal Darah hari ke-35 < Kadar Timbal Darah hari ke-30 w. Kadar Timbal Darah hari ke-35 > Kadar Timbal Darah hari ke-30 x. Kadar Timbal Darah hari ke-35 = Kadar Timbal Darah hari ke-30 y. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-30 z. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-30 aa. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-30 bb. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-35 cc. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-35 dd. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-35

Test Statisticsc

Kadar Timbal Darah hari ke-15 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Kadar Timbal Darah hari ke-30 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Kadar Timbal Darah hari ke-35 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Z -2.366a -2.366a -2.366a -1.000a

Asymp. Sig. (2-tailed) .018 .018 .018 .317

Kadar Timbal Darah hari ke-30 - Kadar Timbal

Darah hari ke-15

Kadar Timbal Darah hari ke-35 - Kadar Timbal

Darah hari ke-15

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal

Darah hari ke-15

Kadar Timbal Darah hari ke-35 - Kadar Timbal

Darah hari ke-30 Z -.169b -2.366a -2.366b -2.366a

Asymp. Sig. (2-tailed) .866 .018 .018 .018

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal

Darah hari ke-30

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal

Darah hari ke-35 Z -2.366b -2.366b

Asymp. Sig. (2-tailed) .018 .018a Based on negative ranks. b Based on positive ranks. c Wilcoxon Signed Ranks Test

111

Lampiran 25. Hasil uji signifikansi kadar timbal darah perlakuan

Na2CaEDTA yang dilanjutkan dengan ekstrak etanol

bawang putih dan ekstrak etanol rimpang temulawak

dengan metode Friedman

Tests of Normalityb

.204 7 .200* .909 7 .392

.345 7 .012 .789 7 .032

.242 7 .200* .866 7 .172

.207 7 .200* .914 7 .423

Kadar TimbalDarah hari ke-15Kadar TimbalDarah hari ke-30Kadar TimbalDarah hari ke-35Kadar TimbalDarah hari ke-40

Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance.*.

Lilliefors Significance Correctiona.

Kadar Timbal Darah hari ke-0 is constant. It has been omitted.b.

Friedman Test

Ranks

1.14

4.57

2.86

2.57

3.86

Kadar TimbalDarah hari ke-0Kadar TimbalDarah hari ke-15Kadar TimbalDarah hari ke-30Kadar TimbalDarah hari ke-35Kadar TimbalDarah hari ke-40

Mean Rank

Test Statisticsa

719.478

4.001

NChi-SquaredfAsymp. Sig.

Friedman Testa.

112

Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0a .00 .00 ke-15 - Kadar Timbal Positive Ranks 7b 4.00 28.00 Darah hari ke-0 Ties 0c Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0d .00 .00 ke-30 - Kadar Timbal Positive Ranks 7e 4.00 28.00 Darah hari ke-0 Ties 0f Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0g .00 .00 ke-35 - Kadar Timbal Positive Ranks 5h 3.00 15.00 Darah hari ke-0 Ties 2i Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 0j .00 .00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 7k 4.00 28.00 Darah hari ke-0 Ties 0l Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 7m 4.00 28.00 ke-30 - Kadar Timbal Positive Ranks 0n .00 .00 Darah hari ke-15 Ties 0o Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 7p 4.00 28.00 ke-35 - Kadar Timbal Positive Ranks 0q .00 .00 Darah hari ke-15 Ties 0r Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 4s 4.75 19.00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 3t 3.00 9.00 Darah hari ke-15 Ties 0u Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 4v 4.25 17.00 ke-35 - Kadar Timbal Positive Ranks 3w 3.67 11.00 Darah hari ke-30 Ties 0x Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 2y 2.00 4.00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 5z 4.80 24.00 Darah hari ke-30 Ties 0aa Total 7 Kadar Timbal Darah hari Negative Ranks 2bb 2.50 5.00 ke-40 - Kadar Timbal Positive Ranks 5cc 4.60 23.00 Darah hari ke-35 Ties 0dd Total 7

113

a. Kadar Timbal Darah hari ke-15 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 b. Kadar Timbal Darah hari ke-15 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 c. Kadar Timbal Darah hari ke-15 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 d. Kadar Timbal Darah hari ke-30 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 e. Kadar Timbal Darah hari ke-30 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 f. Kadar Timbal Darah hari ke-30 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 g. Kadar Timbal Darah hari ke-35 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 h. Kadar Timbal Darah hari ke-35 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 i. Kadar Timbal Darah hari ke-35 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 j. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-0 k. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-0 l. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-0 m. Kadar Timbal Darah hari ke-30 < Kadar Timbal Darah hari ke-15 n. Kadar Timbal Darah hari ke-30 > Kadar Timbal Darah hari ke-15 o. Kadar Timbal Darah hari ke-30 = Kadar Timbal Darah hari ke-15 p. Kadar Timbal Darah hari ke-35 < Kadar Timbal Darah hari ke-15 q. Kadar Timbal Darah hari ke-35 > Kadar Timbal Darah hari ke-15 r. Kadar Timbal Darah hari ke-35 = Kadar Timbal Darah hari ke-15 s. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-15 t. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-15 u. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-15 v. Kadar Timbal Darah hari ke-35 < Kadar Timbal Darah hari ke-30 w. Kadar Timbal Darah hari ke-35 > Kadar Timbal Darah hari ke-30 x. Kadar Timbal Darah hari ke-35 = Kadar Timbal Darah hari ke-30 y. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-30 z. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-30 aa. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-30 bb. Kadar Timbal Darah hari ke-40 < Kadar Timbal Darah hari ke-35 cc. Kadar Timbal Darah hari ke-40 > Kadar Timbal Darah hari ke-35 dd. Kadar Timbal Darah hari ke-40 = Kadar Timbal Darah hari ke-35

Test Statisticsc

Kadar Timbal Darah hari ke-15 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Kadar Timbal Darah hari ke-30 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Kadar Timbal Darah hari ke-35 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal Darah hari ke-0

Z -2.366a -2.366a -2.023a -2.366a

Asymp. Sig. (2-tailed) .018 .018 .043 .018

Kadar Timbal Darah hari ke-30 - Kadar Timbal

Darah hari ke-15

Kadar Timbal Darah hari ke-35 - Kadar Timbal

Darah hari ke-15

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal

Darah hari ke-15

Kadar Timbal Darah hari ke-35 - Kadar Timbal

Darah hari ke-30 Z -2.366b -2.366b -.845b -.507b

Asymp. Sig. (2-tailed) .018 .018 .398 .612

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal

Darah hari ke-30

Kadar Timbal Darah hari ke-40 - Kadar Timbal

Darah hari ke-35 Z -1.690a -1.521a

Asymp. Sig. (2-tailed) .091 .128a Based on negative ranks. b Based on positive ranks. c Wilcoxon Signed Ranks Test

114

Lampiran 26. Histogram standar deviasi kadar timbal pada pengukuran hari

ke-0

Pb-->Na2CaEDTA--

>ekstrakbawang putih--

>ekstraktemulawak

Pb -->Na2CaEDTA -->ekstrak etanol

rimpangtemulawak

Pb -->Na2CaEDTA -->ekstrak etanolumbi bawang

putih

kontrol Pb -->Na2CaEDTA

kontrol Pbkontrolpensuspensi

Kelompok perlakuan

4.00

3.00

2.00

1.00

0.00

-1.00

-2.00

Mea

n Ka

dar T

imba

l Dar

ah h

ari k

e-0

Error bars: +/- 2.00 SD

Lampiran 27. Histogram standar deviasi kadar timbal pada pengukuran hari

ke-15

Pb-->Na2CaEDTA--

>ekstrakbawang putih--

>ekstraktemulawak

Pb -->Na2CaEDTA --

> ekstraketanol rimpang

temulawak

Pb -->Na2CaEDTA --

> ekstraketanol umbi

bawang putih

kontrol Pb -->Na2CaEDTA

kontrol Pbkontrolpensuspensi

Kelompok perlakuan

100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00

-20.00

-40.00

Mea

n Ka

dar T

imba

l Dar

ah h

ari k

e-15

Error bars: +/- 2.00 SD

115

Lampiran 28. Histogram standar deviasi kadar timbal pada pengukuran hari ke-30 setelah kondisi praperlakuan

Pb-->Na2CaEDTA--

>ekstrakbawang putih--

>ekstraktemulawak

Pb -->Na2CaEDTA -->ekstrak etanol

rimpangtemulawak

Pb -->Na2CaEDTA -->ekstrak etanolumbi bawang

putih

kontrol Pb -->Na2CaEDTA

kontrol Pbkontrolpensuspensi

Kelompok perlakuan

25.00

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00

-5.00

Mean

Kad

ar T

imba

l Dar

ah h

ari k

e-30

Error bars: +/- 2.00 SD

Lampiran 29. Histogram standar deviasi kadar timbal pada pengukuran hari ke-35 setelah kondisi praperlakuan dan pemberian antidot Na2CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol umbi bawang putih dan ekstrak etanol rimpang temulawak selama 5 hari

Pb-->Na2CaEDTA--

>ekstrakbawang putih--

>ekstraktemulawak

Pb -->Na2CaEDTA --

> ekstraketanol rimpang

temulawak

Pb -->Na2CaEDTA --

> ekstraketanol umbi

bawang putih

kontrol Pb -->Na2CaEDTA

kontrol Pbkontrolpensuspensi

Kelompok perlakuan

60.00

50.00

40.00

30.00

20.00

10.00

0.00

-10.00

Mean

Kad

ar T

imba

l Dar

ah h

ari k

e-35

Error bars: +/- 2.00 SD

116

Lampiran 30. Histogram standar deviasi kadar timbal pada pengukuran hari ke-40 setelah kondisi praperlakuan dan pemberian antidot Na2CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol umbi bawang putih dan ekstrak etanol rimpang temulawak selama 10 hari

Pb-->Na2CaEDTA--

>ekstrakbawang putih--

>ekstraktemulawak

Pb -->Na2CaEDTA --

> ekstraketanol rimpang

temulawak

Pb -->Na2CaEDTA --

> ekstraketanol umbi

bawang putih

kontrol Pb -->Na2CaEDTA

kontrol Pbkontrolpensuspensi

Kelompok perlakuan

40.00

30.00

20.00

10.00

0.00

-10.00

Mea

n K

adar

Tim

bal D

arah

har

i ke-

40

Error bars: +/- 2.00 SD

117

BIOGRAFI PENULIS

Penulis yang bernama lengkap Euthalia Sintami Putri

adalah anak ketiga dari pasangan Bapak Petrus

Nolascus Sumadi, S. Pd. dan Ibu Martina Sudarti, lahir

di Jambi pada tanggal 27 Agustus 1987. Penulis

menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK

Xaverius 1 Jambi pada tahun 1992-1993, dilanjutkan di

SD Xaverius 1 Jambi pada tahun 1993-1999. Kemudian

melanjutkan di SLTP Xaverius 1 Jambi pada tahun

1999-2002.

Tahun 2002-2005 penulis menempuh pendidikan di SMA Stella Duce 1

Yogyakarta dan kemudian dilanjutkan studi untuk jenjang S-1 di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama kuliah, penulis pernah menjadi

Asisten Praktikum Botani Dasar, Kimia Dasar, Kimia Analisis, Farmasi Fisika II

dan Bioanalisis. Selain itu, penulis juga aktif dalam Badan Perwakilan Mahasiswa

Fakultas (BPMF) Farmasi 2005/2006 (Bendahara), Ketua BPMF Farmasi

2006/2007, serta aktif di berbagai kepanitiaan seperti Inisisasi Fakultas Farmasi

TITRASI 2008 (Stearing Comite), Inisiasi Universitas Sanata Dharma INSADHA

2007 (Sekretaris 1), Inisisasi Fakultas Farmasi TITRASI 2006 (Konseptor),

Pharmacy Event Cup 2006 (Sie. Konsumsi), Pharmacy Performance “REAKSI”

2005 (Sie. Dana dan Usaha). Penulis pernah mengikuti dan menjadi peserta

terseleksi Program Kreativitas Mahasiswa 2007 dengan judul penelitian Daya

Terapi Antiracun Natrium-kalsiumedetat dan Perasan Mentimun (Cucumis sativus

L.) terhadap Timbal (Pb) yang diadakan Direktorat Pendidikan Tinggi.