18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berjalannya waktu, tanpa kita sadari dunia barat telah menguasai hampir seluruh ilmu pengetahuan yang ada. Padahal sadar atau tidak, tidak sedikit dari mereka mendapatkan ilmu pengetahuan itu dari dunia timur, termasuk dalam ranah sains Matematika. Dulu saat kita pertama kali mempelajari matematika, pasti kita tidak akan asing dengan nama-nama para penemu terutama para penemu dari barat seperti Leonardo da Pisa, Cremona, Gerard dan masih banyak lainnya yang sering kita dengar, namun tanpa kita ketahui ternyata ilmuan terhebat dari sains matematika adalah berasal dari timur, yang tidak lain beliau bernama al-Khawarizmi. Al-Khawarizmi bukan hanya seorang ahli matematikawan saja, beliau juga ahli dalam bidang lainnya seperti geografi, astronomi, seni musik dan banyak keahlian beliau yang lainnya. Namun hal tersebut sangatlah asing bagi telinga para pelajar masa kini, terlebih lagi kita sering kali berangkat dari kesadaran untuk mengenal pengetahuan dari kematrealisasian. Sehingga mengakibatkan, setiap mempelajari ilmu pengetahuan tentang sains kita selalu terjebak dan membatasi diri untuk membuka para ilmuan muslim. Karena dalam pikiran kita para pemikir muslim hanya berbicara di ranah yang berbau agama saja. Namun jika kita kembali merunut ulang, tidak sedikit para pemikir muslim adalah pelopor bagi sains yang saat ini berkembang di dunia terutama di dunia barat. Salah satunya adalah Bapak Al-Jabar, yaitu al-Khawarizmi beliau adalah pemikir islam yang banyak memberikan sumbangsih bagi dunia dalam ranah sains matematika. Yang kini pemikirannya tidak 1

Al Khawarizmi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

islam

Citation preview

Page 1: Al Khawarizmi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

            Seiring berjalannya waktu, tanpa kita sadari dunia barat telah menguasai hampir

seluruh ilmu pengetahuan yang ada. Padahal sadar atau tidak, tidak sedikit dari mereka

mendapatkan ilmu pengetahuan itu dari dunia timur, termasuk dalam ranah sains

Matematika. Dulu saat kita pertama kali mempelajari matematika, pasti kita tidak akan

asing dengan nama-nama para penemu terutama para penemu dari barat seperti

Leonardo da Pisa, Cremona, Gerard dan masih banyak lainnya yang sering kita dengar,

namun tanpa kita ketahui ternyata ilmuan terhebat dari sains matematika adalah berasal

dari timur, yang tidak lain beliau bernama al-Khawarizmi.

Al-Khawarizmi bukan hanya seorang ahli matematikawan saja, beliau juga ahli

dalam bidang lainnya seperti geografi, astronomi, seni musik dan banyak keahlian

beliau yang lainnya. Namun hal tersebut sangatlah asing bagi telinga para pelajar masa

kini, terlebih lagi kita sering kali berangkat dari kesadaran untuk mengenal pengetahuan

dari kematrealisasian. Sehingga mengakibatkan, setiap mempelajari ilmu pengetahuan

tentang sains kita selalu terjebak dan membatasi diri untuk membuka para ilmuan

muslim. Karena dalam pikiran kita para pemikir muslim hanya berbicara di ranah yang

berbau agama saja.

Namun jika kita kembali merunut ulang, tidak sedikit para pemikir muslim

adalah pelopor bagi sains yang saat ini berkembang di dunia terutama di dunia barat.

Salah satunya adalah Bapak Al-Jabar, yaitu al-Khawarizmi beliau adalah pemikir islam

yang banyak memberikan sumbangsih bagi dunia dalam ranah sains matematika. Yang

kini pemikirannya tidak sedikit banyak dikembangkan oleh para pemikir dari barat yang

menjadi sorotan di semua kalangan dunia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaiamana Biografi Al-Khawarizmi ?

2. Bagaiamana Pribadi dan Ketokohan Seorang al-Khawarizmi ?

3. Bagaiamana Revolusi Al-Khawarizmi ?

4. Bagaiamana Gelar-Gelar Al-Khawarizm ?i

5. Siapa Penerus Al-Khawarizmi dan Apa sajakah Karya Al-Khawarizmi ?

1

Page 2: Al Khawarizmi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi Al-Khawarizmi

Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi dalam bahasa arab “ موسى بن محمد

atau ”الخوارزمي lebih dikenal Al-Khawarizmi lahir sekitar tahun 194H/780M di

Khwārizm. Gelaran Al-Khawarizmi yang dikenali di Barat ialah al-Khawarizmi, al-

Cowarizmi, al-karismi, al-Goritmi atau al-Gorism.  Nama al-gorism telah dikenali pada

abad pertengahan.  Negara Perancis pula al-Gorism  muncul sebagai Augryam atau

Angrism.  Negara Inggeris pula ia dikenali sebagai Aurym atau Augrim, dan sekarang

Khawarizm adalah sebuah kota Khiva di Uzbekistan Asia Tengah. Al-Khawarizmi

wafat sekitar tahun 266H/850M di Bagdad. Ia adalah tokoh yang sangat terkenal di

dunia sebagai ahli matematika, astronomi, astrologi dan geografi dan kartografi. Hampir

seluruh hidupnya, diabdikan di Sekolah Kehormatan di Baghdad (Iraq). Saat itu Iraq

adalah sebuah imperium dan kekuatan adidaya seperti Amerika sekarang ini.

Bagdad menjadi pusat ilmu dan perdagangan. Banyak pedagang dan ilmuwan dari Cina

dan India berkelana ke kota ini, yang juga dilakukan beliau. Beliau bekerja sebagai

dosen di Baghdad pada Sekolah Kehormatan yang didirikan oleh Khalifah Bani

Abbasiyah Al-Ma’mun, tempat ia belajar ilmu alam dan matematika, termasuk

mempelajari terjemahan manuskrip Sanskerta dan Yunani. Dan beliaupun pernah

mendapat penghargaan ketika menganggotai baitul hikmah sebagai Ketua Pustakawan

al-Makmum dan sebagai wakil delegasi keluar negeri.

Dalam pendidikan telah dibuktikan bahawa al-Khawarizmi ialah seorang tokoh

Islam yang berpengetahuan luas.  Pengetahuan dan kemahiran beliau bukan sahaja

meliputi bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logik, aritmetik, geometri, muzik,

kejuruteraan, sejarah Islam dan kimia. Al-Khawarizmi sebagai guru aljabar di Eropa. 

Beliau telah menciptakan pemakaian Secans dan Tangens dalam penyelidikan

trigonometri dan astronomi.  Terbkti dalam usia muda beliau bekerja di bawah

pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, bekerja di Bayt al-Hikmah di Baghdad.

Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara perhitungan India pada

dunia Islam.  Beliau juga merupakan seorang penulis Ensiklopedia Pelbagai Disiplin.

Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh yang mula-mula memperkenalkan aljabar dan

hisab.  Banyak lagi ilmu pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang matematik dan

2

Page 3: Al Khawarizmi

menghasilkan konsep-konsep matematik yang begitu popular sehingga digunakan pada

zaman sekarang.

2.2 Pribadi dan Ketokohan Seorang al-Khawarizmi

Setiap tokoh mempunyai sifat ketokohannya yang tersendiri.  Ketokohan al-

Khawarizmi dapat dilihat dari dua sudut yaitu dari bidang matematik dan astronomi. 

Namun bidang matematik akan diperjelaskan secara terperinci berbanding astronomi

kerana ia melibatkan kajian yang dikaji. Dalam bidang matematik, al-Khawarizmi telah

memperkenalkan aljabar dan hisab.  Beliau banyak menghasilkan karya-karya yang

masyhor ketika zaman tamadun Islam.  Antara karya-karya yang  beliau hasilkan ialah

‘Mafatih al-Ulum’.  Sistem nombor adalah salah satu sumbangan dan telah digunakan

pada zaman tamadun Islam. Banyak kaedah yang diperkenalkan dalam setiap karya

yang dihasilkan.  Antaranya ialah kos, sin dan tan dalam trigonometri penyelesaian

persamaan, teorem segitiga sama juga segitiga sama kaki dan mengira luas segitiga, segi

empat selari dan bulatan dalam geometri.  Masaalah pecahan dan sifat nombor perdana

dan teori nombor juga diperkenalkan.  Banyak lagi konsep dalam matematik yang telah

diperkenalkan al-khawarizmi sendiri.

Bidang astronomi juga membuatkan al-Khawarizmi dikenali pada zaman

tamadun Islam.  Astronomi dapat ditakrifkan sebagai ilmu falaq (pengetahuan tentang

bintang-bintang yang melibatkan kajian tentang kedudukan, pergerakan, dan pemikiran

serta tafsiran yang berkaitan dengan bintang). Seawal kurun ketiga lagi lagi, al-

Khawarizmi telah menghasilkan dua buah yang salah satu dari padanya telah

diterjemahkan ke Bahasa Latin dan memberi pengaruh besar ke atas Muslim dan orang

Spanyol dan Kristian. Penggunaan matematik dalam astronomi sebelum tamadun Islam

amat sedikit dan terhad.  Ini disebabkan oleh kemunduran pengetahuan matematik yang

terhad kepada pengguna aritmetik dan geometri sahaja.

Kepribadian al-Khawarizmi telah diakui oleh orang Islam maupun dunia Barat.

Ini dapat dibuktikan bahawa G.Sarton mengatakan bahwa “pencapaian-pencapaian yang

tertinggi telah diperoleh oleh orang-orang Timur….” Dalam hal ini Al-Khawarizmi.

Tokoh lain, Wiedmann berkata…. “al-Khawarizmi mempunyai kepribadian yang teguh

dan seorang yang mengabdikan hidupnya untuk dunia sains”.

Beberapa cabang ilmu dalam Matematika yang diperkenalkan oleh al-

Khawarizmi seperti: geometri, aljabar, aritmatika dan lain-lain. Geometri merupakan

3

Page 4: Al Khawarizmi

cabang kedua dalam matematika. Isi kandungan yang diperbincangkan dalam cabang

kedua ini ialah asal-usul geometri dan rujukan utamanya ialah Kitab al-Ustugusat “The

Elements” hasil karya Euklid, geometri dari segi bahasa berasal dari perkataan yunani

yaitu ‘geo’ yang berarti bumi dan ‘metri’ berarti pengukuran. Dari segi ilmu, geometri

adalah ilmu yang mengkaji hal yang berhubungan dengan magnitud dan sifat-sifat

ruang. Geometri ini dipelajari sejak zaman firaun, 2000 SM. Kemudian Thales Miletus

memperkenalkan geometri Mesir kepada Yunani sebagai satu sains dalam kurun abad ke

6 SM. Seterusnya sarjana Islam telah menyempurnakan kaidah pendidikan sains ini

terutama pada abad ke 9 M.

Algebra/aljabar merupakan nadi matematika. Karya Al-Khawarizmi yang telah

diterjemahkan oleh Gerhard of Gremano dan Robert of Chaster ke dalam bahasa Eropa

pada abad ke-12. sebelum munculnya karya yang berjudul “Hisab al-Jibra wa al

Muqabalah” yang ditulis oleh al-Khawarizmi pada tahun 820M. Sebelum ini tak ada

istilah aljabar.

2.3 Revolusi Al-Khawarizmi

Dunia Eropa/Barat dari dulu sampai dengan sekarang sepertinya mengklaim

bahwa Gudang Ilmu Pengetahuan berasal dari kawasan Eropa/Barat, padahal sejatinya

asal Gudang Ilmu Pengetahuan berasal dari kawasan Timur Tengah

yaitu Mesopotamia yang menjadi peradaban tertua di dunia. Dan sumbangan pertama

kepada  matematika dan astronomi yang diberikan oleh orang-orang Arab adalah

pemerkenalan mereka atas sistem bilangan untuk menggantikan penghitungan dengan

menggunakan alfabet, yang umum dilakukan di waktu itu. Dan mereka itu sendiri

mempelajari ilmu tersebut dari India dan mengadopsinya, India itu sendiri memiliki

beberapa bentuk angka, dan orang-orang Arab lebih memilih dua macam, yang

pertamaa dikenal dengan sebutan “angka India” yang digunakan hampir di semua

negeri-negeri Arab, yang kedua dikenal dengan nama “angka” Ghubariyaatau angka-

angka debu (1,2,3,4,5 dan seterusnya), angka-angka ini disebut ”angka debu” karena

berasal dari debu yang dipercikan orang-orang India ke atas papan kayu sebelum mereka

menuliskan angka-angka padanya.

Sistem angka itu sendiri mulai diperkenalkan ke Arab oleh sarjana India

bernama Sinhid. Sistem nomor ini telah memainkan peranan yang begitu besar dalam

bidang matematik. Tanpa sistem nomor dan angka adalah amat sukar bagi manusia

4

Page 5: Al Khawarizmi

untuk menentukan kuantiti yang difikirkan atau yang diperlukan untuk penjumlahan.

Dalam al-Quran banyak ayat-ayat yang menyebut tentang bilangan angka seperti dalam

surah an-Nisa ayat-ayat 10, 11 dan 12 membicarakan tentang waris, yang artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya

mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang

menyala-nyala (neraka). 11.Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian pusaka

untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua

orang anak perempuan[3]; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua[4],

Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu

seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi

masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu

mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi

oleh ibu-bapanya (saja), Maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu

mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-

pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah

dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui

siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. ini adalah

ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.  dan

bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika

mereka tidak mempunyai anak. jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu

mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang

mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat

harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai

anak, Maka Para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan

sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu.

jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah

dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja)

atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua

jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari

seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat

yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat

(kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari’at yang benar-

5

Page 6: Al Khawarizmi

benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun.” (QS. An-Nisa:

10-12).

Ayat tersebut dengan sangat jelas menyebutkan hal-hal yang berkaitan dengan bilangan

yang tidak akan lepas dari ranah matematika diantaranya tentang nisf (1/2), rubu (1/4),

thuluth (1/3), sudus (1/6) dan thumun (1/8).

Masyarakat Islam melahirkan al-Khawarizmi, dengaan  pandagannya dalam algebra,

dan perlu diketahui istilah-istilah matematik, logaritma telah dicipta oleh orang Barat

yang tidak lain bertujuan bagi mengenang jasa-jasa beliau. Antara buku beliau yang

popular ialah al-Ziq 1 & 2, al-Rakhamahdan al-Tarikh. Dan yang paling popular

ialah al-Jabr wa al-Muqabalah ringkasan buku lain untuk memudahkan pedagang-

pedagang membacanya.

Al-Khawarizmi memperkenalkan beberapa simbol yang sistematik terutama angka sifar.

Dan tidak bisa di pungkiri jadwal-jadwal al-Khawarizmi sangat turut membantu

mempercepatkan sistem angka India ini terkenal di dunia. Mulai awal abad ke 5H/11M

didapati penggunaan sistem angka baru secara meluas dalam penulisan sarjana-sarjana

Islam. Dunia mengenal sistem nomor yang ada sekarang menerusi buku karya al-

Khawarizmi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada tahun 1120 bertajuk De

Numero Indorum.  Serta tidak kalah pentingnya sitem notasi decimal yang digunakan

pemikir dunia Barat Fibonacci, yang lebih dikenal dengan nama Leonardo da Pisa dalam

penyusunan bukunya yang terkenal yaitu “Liber Abaci”.[6]

Al-Khawarizmi adalah pencari ilmu nombor sebagai warisan masyarakat Hindu,

dan beliau belajar dari seorang sarjana Hindu bernama Kankah, dalam percubaan kali

kedua. Sebelum itu beliau pernah meminta Kankah untuk mengajarinya, namun beliau

ditolak. Dan dengan harapan yang tinggi beliau datang keduakalinya untuk belajar ilmu

nombor, hingga akhirnya kankah bersimpati dan mengajarinya.

Pengetahuan yang beliau dapatkan dari Kankah, mendorongnya untuk

melakukan Revolusi dalam bidang Matematika yang berkembang ketika zaman

Kerajaan Abasiyah. Dan pencapaian paling ulungnya adalah memberikan nilai kepada

angka “nol” sedangkan dalam system nombor Hindu, “nol” berarti tiada nilai. Dan

hingga saat ini istilah yang bermakna kosong “nol” di pakai di semua belahan dunia

Timur maupun Barat.

6

Page 7: Al Khawarizmi

2.4 Gelar-Gelar Al-Khawarizmi

1.   Bapak Algoritma

Istilah algoritma, mungkin bukan sesuatu yang asing bagi kita. Ditinjau dari asal-usul

katanya, kata ‘Algoritma’ mempunyai sejarah yang agak aneh. Orang hanya

menemukan kata Algorism yang berarti proses menghitung dengan angka Arab.

Seseorang dikatakan ‘Algorist’ jika menghitung menggunakan angka Arab. Para ahli

bahasa berusaha menemukan asal kata ini namun hasilnya kurang memuaskan.

Akhirnya para ahli sejarah matematika menemukan asal kata tersebut yang berasal dari

nama seorang matematikawa muslim. Dialah Al Khuwarizmi dibaca orang barat

menjadi Algorism. Algoritma berarti prosedur sistematis untuk memecahkan masalah

matematis dalam langkah-langkah terbatas. [7]

1. Bapak Aljabar

Karya Aljabarnya yang paling monumental berjudul Al Mukhtasar fi Hisab Al Jabr

wal Muqabalah(Ringkasan Perhitungan Aljabar dan Perbandingan). Dalam buku itu

diuraikan pengertian-pengertian geometris. Ia juga menyumbangkan teorema segitiga

sama kaki yang tepat, perhitungan tinggi serta luas segitiga, dan luas jajaran genjang

serta lingkaran. Dengan demikian, dalam beberapa hal al-Khawarizmi telah membuat

aljabar menjadi ilmu eksak.

Buku itu diterjemahkan di London pada 1831 oleh F. Rosen, seorang

matematikawan Inggris. Kemudian diedit ke dalam bahasa Arab oleh Ali Mustafa

Musyarrafa dan Muhammad Mursi Ahmad, ahli matematika Mesir, pada 1939. Sebagian

dari karya al-Khawarizmi itu pada abad ke-12 juga diterjemahkan oleh Robert,

matematikawan dari Chester, Inggris, dengan judul Liber Algebras et Al-

mucabola (Buku Aljabar dan Perbandingan), yang kemudian diedit oleh L.C. Karpinski,

seorang matematikawan dari New York, Amerika Serikat. Gerard dari Cremona (1114–

1187) seorang matematikawan Italia, membuat versi kedua dari buku Liber Algebras

dengan judul De Jebra et Almucabola (Aljabar dan Perbandingan). Buku versi Gerard

ini lebih baik dan bahkan mengungguli buku F. Rozen.

Dalam bukunya, matematikawan muslim ini  memperkenalkan kepada dunia

ilmu pengetahuan angka 0 (nol) yang dalam bahasa Arab disebut sifr. Sebelum Al

Khawarizmi memperkenalkan angka nol, para ilmuwan mempergunakan abakus,

semacam daftar yang menunjukkan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya,

7

Page 8: Al Khawarizmi

untuk menjaga agar setiap angka tidak saling tertukar dari tempat yang telah ditentukan

dalam hitungan.

Akan tetapi, hitungan seperti itu tidak mendapat sambutan dari kalangan

ilmuwan Barat ketika itu, dan mereka lebih tertarik untuk mempergunakan raqam al-

binji (daftar angka Arab, termasuk angka nol), hasil penemuan Al Khuwarizmi. Dengan

demikian, angka nol baru dikenal dan dipergunakan orang Barat sekitar 250 tahun

setelah ditemukan al-Khawarizmi. Dari beberapa bukunya, al-Khawarizmi mewariskan

beberapa istilah matematika yang masih banyak dipergunakan hingga kini. Seperti sinus,

kosinus, tangen dan kotangen.

Karya-karya  matematikawan muslim ini  sebenarnya banyak mengacu pada

tulisan mengenai aljabar yang disusun oleh Diophantus (250 SM) dari Yunani. Namun,

dalam meneliti buku-buku aljabar tersebut, al-Khawarizmi menemukan beberapa

kesalahan dan permasalahan yang masih kabur. Kesalahan dan permasalahan itu

diperbaiki, dijelaskan, dan dikembangkan oleh al-Khawarizmi dalam karya-karya

aljabarnya. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan apabila ia dijuluki ”Bapak Aljabar.”

Bahkan, menurut Gandz, matematikawan Barat dalam bukunya The Source of Al

Khawarizmi’s Algebra, Al Khawarizmi lebih berhak mendapat julukan “Bapak Aljabar”

dibandingkan dengan Diophantus, karena dialah orang pertama yang mengajarkan

aljabar dalam bentuk elementer serta menerapkannya dalam hal-hal yang berkaitan

dengannya.

Di bidang ilmu ukur, al-Khawarizmi juga dikenal sebagai peletak rumus ilmu

ukur dan penyusun daftar logaritma serta hitungan desimal. Namun, beberapa sarjana

matematika Barat, seperti John Napier (1550–1617) dan Simon Stevin (1548–1620),

menganggap penemuan itu merupakan hasil pemikiran mereka.

Di dunia Barat, Ilmu Matematika lebih banyak dipengaruhi oleh karya Al Khawarizmi

dibanding karya para penulis pada Abad Pertengahan. Masyarakat modern saat ini

berutang budi kepada Al Khawarizmi dalam hal penggunaan bilangan Arab. Notasi

penempatan bilangan dengan basis 10, penggunaan bilangan irasional dan

diperkenalkannya konsep Aljabar modern, membuatnya layak menjadi figur penting

dalam bidang Matematika dan revolusi perhitungan di Abad Pertengahan di daratan

Eropa. Dengan penyatuan Matematika Yunani, Hindu dan mungkin Babilonia, teks

Aljabar merupakan salah satu karya Islam di dunia Internasional.

8

Page 9: Al Khawarizmi

1. Bapak Astronomi dan Geografi

Patung Al Khawrismi di depan Fakultas Matematika Universitas Tekhnologi

Amrikabir, Teheran, Iran yang dulu ada di bawah Khalifah Ma’mun, sebuah tim

astronom yang dipimpinnya berhasil menentukan ukuran dan bentuk bundaran bumi.

Penelitian itu dilakukan di Sanjar dan Palmyra. Hasilnya hanya selisih 2,877 kaki dari

ukuran garis tengah bumi yang sebenarnya. Sebuah perhitungan luar biasa yang dapat

dilakukan pada saat itu. Astronom muslim ini  juga menyusun buku tentang

penghitungan waktu berdasarkan bayang-bayang matahari.

Buku geografinya yang mahsyur adalah Kitab Surah Al Ard (Buku Gambaran Bumi).

Buku itu memuat daftar koordinat beberapa kota penting dan ciri-ciri geografisnya.

Kitab itu secara tidak langsung mengacu pada buku Geography yang disusun oleh

Claudius Ptolomaeus (100–178), ilmuwan Yunani. Namun beberapa kesalahan dalam

buku tersebut  dikoreksi dan dibetulkan oleh Al Khawarizmi dalam bukunya Zij As

Sindhind sebelum ia menyusun Kitab Surah Al Ard.

1. Seni Musik

Al Khawarizmi juga seorang ahli seni musik. Dalam salah satu buku

matematikanya, ia menuliskan pula teori seni musik. Pengaruh buku itu sampai ke Eropa

dan dianggap sebagai perkenalan musik Arab ke dunia Latin.

 

2.5 Penerus dan Karya Al-Khawarizmi

Penerus Al-Khawarizmi

1. Abu al-Hasan al-Uqlidisi, yang mana belaiu adalah orang yang menegmbangkan

notasi decimal. Dan beliau pernah menulis sebuah buku berjudul “Al-Fusul al-

Hisab al-Hindi” pada tahun 953 M.

2. Ahmad an-Nasawi, adalah salah satu murid dari al-Khawarizmi dan beliau adalah

orang yang pertama menguraikan pembagian pecahan dan mencarikan pangkat 2.

3. Abu Kamil Suja al-Hasib al-Misri, beliau adalah salah satu murid dari al-

Khawarizmi yang mengarang beberapa kitab, diantaranya “Fi al-Jam’wa at-

Tafriq” (Pertambahan dan Pengurangan) dan “Al-Khata’ain (Dua Kesalahan)[9].

 Karya Al-Khawarizmi

Dengan meninggalkan karya-karya besarnya sebagai ilmuwan terkemuka dan terbesar

pada zamannya, keberadaan karyanya beralih kepada komunitas Islam. Yaitu,

9

Page 10: Al Khawarizmi

bagaimana cara menjabarkan bilangan dalam sebuah metode perhitungan, termasuk

dalam bilangan pecahan, suatu penghitungan Aljabar yang merupakan warisan untuk

menyelesaikan persoalan perhitungan dan rumusan yang lebih akurat dari yang pernah

ada sebelumnya, dan perlu di ketahui bukan hanya itu saja yang menjadi sumbangan

beliau bagi ummat islam namun masih banayak yang lainnya, diantaranya:

1. Karya Al-Khawarizmi yang pertama adalah kitab “Al-Jabar” yang dipublikasikan

tahun 830 M. Nama Al-Jabar berasal dari al-Kitab “Al-Mukhtasar fi hisab al-jabr

wa’l-muqabala” atau “Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan Melengkapkan

dan Menyeimbangkan” namun ada juga yang menyebutnya dengan judul “Buku

Kesimpulan Proses Kalkulasi untuk Paksaan dan Persamaan”[10], buku ini

diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12M tepatnya pada tahun 1831

M oleh F. Rosen, seorang matematikawan Inggris. Kemudian diedit ke dalam

bahasa Arab oleh Ali Mustafa Musyarrafa dan Muhammad Mursi Ahmad, ahli

matematika Mesir, pada 1939. Buku ini menjelaskan secara detil mengenai solusi

sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Buku Al-jabar dijadikan rujukan dan

dipakai secara luas diseluruh dunia dari mulai dipublikasikan hingga sekarang. Nah

karena jasanya Al-Khawarizmi dikenang dunia sebagai Bapak Aljabar.

2. Karya beliau adalah buku “Dixit Algorizmi”. Karya spektakuler ini isinya tentang

ilmu aritmatika. Namun sayang karya asli yang berbentuk bahasa arab ternyata

sampai saat ini tidak ditemukan alias hilang. Dixit algiruzmi adalah terjemahan dari

kitab Al-Khawarizmi yang dilakukan pada abad ke-12 oleh Adelard of Bath. Pada

buku Dixit algorizmi (ditulis tahun825) kalkulasi dengan angka Hindu

memprinsipkan kemampuan difusi angka India ke dalam per angkaan timur tengah

dan kemudian Eropa. Buku beliau diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Algoritmi

de Numero Indorum.

3. Buku ketiga beliau yang terkenal adalah Kitab “Surat Al-Ardhi” atau “Buku

Pemandangan Dunia” atau “Kenampakan Bumi” diterjemahkan selanjutnya lebih

dikenal dengan Geography. Kitab ini selesai dibuat padatahun 833. Kitab ini adalah

revisi dan penyempurnaan konsep Geografi Ptolemeus, terdiri dari daftar 2402

koordinat kota-kota dan tempat geografis lainnya didunia. Naskah asli kitab ini

masih tersisa satu dan tersimpan di perpustakaan Universitas Strasbourg Prancis.

Terjemahan Latinnya tersimpan di Biblioteca Nacional de España di Madrid. Judul

10

Page 11: Al Khawarizmi

lengkap buku beliau adalah “Buku Pendekatan Tentang Dunia”, dengan Kota-Kota,

Gunung, Laut, Semua Pulau dan Sungai, ditulis oleh Abu Ja’far Muhammad bin

Musa Al-Khawarizmi berdasarkan pendalaman geografis yang ditulis oleh

Ptolemeus dan Claudius. Buku ini dimulai dengan daftar bujur dan lintang,

termasuk “Zona Cuaca”, yang menulis pengaruh lintang dan bujur terhadap cuaca.

Oleh Paul Gallez, dikatakan bahwa ini sangat bermanfaat untuk menentukan posisi

kita dalam kondisi yang buruk untuk membuat pendekatan praktis. Baik dalam

salinan Arab maupun Latin, tak ada yang tertinggal dari buku ini. Oleh karena itu,

Hubert Daunicht merekonstruksi kembali peta tersebut dari daftar koordinat. Ia

berusaha mencari pendekatan yang mirip dengan peta tersebut.

4. Buku keempat beliau adalah kitab “Zij al-sindhind” (tabel astronomi) adalah karya

yang terdiri dari 37 simbol pada kalkulasi kalender astronomi dan 116 tabel dengan

kalenderial, astronomial dan data astrologial sebaik data yang diakui sekarang.

Versi aslinya dalam Bahasa Arab (ditulis 820) hilang, tapi versi lain oleh

astronomer Spanyol Maslama al-Maritli (1000) tetap bertahan dalam bahasa Latin,

yang diterjemahkan oleh Adelard of Bath (26 Januari 1126). Empat manuskrip

lainnya dalam bahasa Latin tetap ada di Bibliothèque publique (Chartres), the

Bibliothèque Mazarine (Paris), the Bibliotheca Nacional (Madrid) dan the Bodleian

Library (Oxford).

5. Al-Khawarizmi juga menulis tentang Penanggalan Yahudi Risala “fi istikhraj

taʾrikh al-yahud”(Petunjuk Penanggalan Yahudi). Buku ini menerangkan 19-tahun

siklus interkalasi, hukum yang mengatur bulan Tishri dimulai; memperhitungkan

interval antara Era Yahudi (penciptaan Adam) dan era Seleucid ; dan memberikan

hukum tentang bujur matahari dan bulan menggunakan Kalender Yahudi. Sama

dengan yang ditemukan oleh al-Biruni dan Maimonides.

6. Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah, Beliau telah mengajukan contoh-contoh persoalan

matematik dan telah mengemukakan 800 buah soalan yang sebahagian daripadanya

merupakan persoalan yang dikemukakan oleh Neo. Babylian dalam bentuk dugaan

yang telah dibuktikan kebenarannya oleh al-Khawarizmi.

7. Sistem Nombor, Beliau telah memperkenalkan konsep sifat dan ia penting dalam

sistem nombor pada zaman sekarang. Dan Sistem Nombor ini telah diterjemahkan

ke dalam bahasa Latin iaitu De Numero Indorum.

11

Page 12: Al Khawarizmi

8. Karya lain Al-Khawarizmi yaitu beberapa manuskrip Arab di Berlin, Istanbul,

Tashkent, Kairo dan Paris berisi pendekatan material. Manuskrip di Istanbul berisi

tentang sundial, yang disebut dalam Fihirst. Karya lain, seperti determinasi arah

Mekkah adalah salah satu astronomi sferik. Dua karya berisi tentang pagi (Ma’rifat

sa’at al-mashriq fī kull balad) dan determinasi azimut dari tinggi (Ma’rifat al-samt

min qibal al-irtifā’). Beliau juga menulis 2 buku tentang penggunaan dan perakitan

astrolaboratorium. Ibnu al-Nadim dalam Kitab al-Fihrist (sebuah indeks dari bahasa

Arab) juga menyebutkan Kitab ar-Rukhama dan Kitab al-Tarikh (buku sejarah) tapi

2 yang terakhir disebut telah hilang.

Ini adalah contoh-contoh sebahagian beliau yang telah dihasilkan dalam penulisan karya

dan ia telah menjadi popular serta dipelajari oleh semua masyarakat yang hidup di dunia

ini.  Hasil Karya Al-Khawarizmi Sepertimana yang telah kita ketahui, Al-Khawarizmi

dapat menghasilkan karya-karya agong dalam bidang matamatik.  Hasil karya tersebut

terkenal pada zaman tamadun Islam dan dikenali di Barat.

 

 

12

Page 13: Al Khawarizmi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi atau lebih dikenal Al-Khawarizmi lahir

sekitar tahun 194H/780 di Khwārizm. Gelaran Al-Khawarizmi yang dikenali di Barat

ialah al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-karismi, al-Goritmi atau al-Gorism. wafat sekitar

tahun 266H/850 di Baghdad.

Dalam pendidikan telah dibuktikan bahawa al-Khawarizmi ialah seorang tokoh

Islam yang berpengetahuan luas.  Pengetahuan dan kemahiran beliau bukan sahaja

meliputi bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logik, aritmetik, geometri, muzik,

kejuruteraan, sejarah Islam dan kimia.

Beberapa cabang ilmu dalam Matematika yang diperkenalkan oleh al-Khawarizmi

seperti: geometri, aljabar, aritmatika dan lain-lain. Geometri merupakan cabang kedua

dalam matematika. Isi kandungan yang diperbincangkan dalam cabang kedua ini ialah

asal-usul geometri dan rujukan utamanya ialah Kitab al-Ustugusat “The Elements” hasil

karya Euklid.

Dan matematika sering diperbincangkan terjadi pengislamisasian karena

beberapa aspek diantaranya, yang pertama, Tauhid merupakan landasan falsafah

matematik Islam sepertimana dengan ilmu-ilmu Islam yang lain.  Mengikut matlamat 

Islam, semuanya Ayyatullah (tanda-tanda Allah) yaitu symbol kebesaran, kewujudan

dan keEsaan Tuhan. Dan kedua syariah yang mengenali tindak tanduk semua

masyarakat. Keharmonian dan tanggung jawab kepada umat dan hak diri.  Dari sudut

ini, ahli matematik Islam yang cuba menyelesaikan masaalah yang melibatkan

perbuatan hukum syariah seperti judi, riba dan mencabar kebenaran hakiki daripada

agama samawi untuk memperkukuhkan lagi Institusi. Kemudian ketiga berkaitan

dengan akhlak mulia hendaklah disemaikan kedalam matematik dan juga ia perlu

dimasukkan kedalam ilmu-ilmu Islam yang lain agar manusia dapat menerapkan nilai

murni.

 

 

13

Page 14: Al Khawarizmi

  

Daftar Pustaka

UNESCO, Sumbangan Islam Kepada Ilmu Dan Kebudayaan,Pustaka,ter. Bandung 1986

Sayyed Hossein Nasr, Sains dan Peradabandi Dalam Islam, Pustaka, Bandung, 1997

Ensiklopedia Tematis Dunia Islam, Pemikiran Dan Peradaban, PT Ictiar Baru Van

Hoeve

Sulaiman Fayyah, Al-Khwarizmi: Ahli Matematik (Terj. Abdul Karim Mustafa) : Dewan

Bahasa dan Pustaka, KualaLumpur, 2003

Tamadun Islam dan Tamadun Melayu, Penerbit UM, Kuala Lumpur, 2006

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

 

14