Upload
robbicahyadi
View
215
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
materi akuntansi sektor publik yang membahas tentang :- Review Definisi Akuntansi- Karakteristik Organisasi Sektor Publik- Akuntabilitas dan Pengendalian Manajemen Sektor Publik.
Citation preview
MATERI I
1. Review Definisi Akuntansi
Ada beberapa pengertian akuntansi menurut para ahli, diantaranya :
Menurut Kieso, akuntansi bisa didefinisikan secara tepat dengan menjelaskan tiga
karakteristik penting dari akuntansi: (1) pengidentifikasian, pengukuran, dan
pengkomunikasian informasi keuangan tentang (2) entitas ekonomi kepada (3)
pemakai yang berkepentingan. Karakteristik-karakteristik ini telah dipakai untuk
menjelaskan akuntansi selama beratus-ratus tahun.
Menurut American Insitute of Certified Public Accounting (AICPA). akuntansi
sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtsaran dengan cara tertentu dalam
ukuran moneter, transaksi, dan kejadian – kejadian yang umumnya bersifat keuangan
termasuk menafsirkan hasil – hasilnya
Menurut American Accounting Association yang mendefinisikan akuntansi sebagai
proses mengidentifisikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka
yang menggunakan informasi tersebut.
Menurut Soemarso S.R, “Akuntansi adalah Suatu Displin yang menyediakan informasi penting sehingga memungkinkan adanya pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahaan secara efesien.”
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
Akuntansi sebagai sistem informasi adalah informasi ekonomi dari kegiatan
(transaksi) organisasi ataupun perusahaan.
Akuntansi adalah proses pengindentifikasikan, pengukuran, pencatatan dan pelaporan
informasi ekonomi yang berupa laporan keuangan.
Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna untuk
penilaian dan pengambilan keputusan bagi pihak yang memerlukan.
2. Karakteristik Organisasi Sektor Publik
A. Pengertian dan Ruang lingkup
1
Dalam arti luas, sektor publik disebut bidang yang membicarakan metode manajemen
negara. Dalam arti sempit diartikan sebagai pungutan oleh negara. Dari sudut pandang
ilmu ekonomi, sektor publik sering didefinisikan sebagai “suatu entitas yang aktivitasnya
berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa untuk memetuhi kebutuhan dan hak
publik”.
Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan perlakuan
akuntansi pada domain publik. Domain publik sendiri memiliki wilayah yang lebih luas dan
kompleks dibandingkan dengan sektor swasta. Keluasan wilayah publik tidak hanya
disebabkan luasnya jenis dan bentuk organisasi yang berada di dalamnya, akan tetapi juga
karena kompleksnya lingkungan yang mempengaruhi lembaga-lembaga publik tersebut.
Selain itu, dalam pratiknya definisi organisasi sektor publik di Indonesia adalah
organisasi yang menggunakan dana masyarakat, seperti :
a. Organisasi Pemerintah Pusat
b. Organisasi pemerintah Daerah
c. Organisasi Parpol dan LSM
d. Organisasi Yayasan
e. Organisasi Pendidikan dan Kesehatan : puskesmas, rumah sakit, dan sekolah.
f. Organisasi Tempat Peribadatan : masjid, gereja, vihara, kuil.
Beberapa tugas dan fungsi sektor publik dapat juga dilakukan oleh sektor swasta, misalnya :
layanan komunikasi, penarikan pajak, pendidikan, transportasi publik dan sebagainya.
Adapun beberapa tugas sektor publik yang tidak bisa digantikan oleh sektor
swasta,misalnya : fungsi birokrasi perintahan. Sebagai konsekuensinya, akuntansi sektor
publik dalam beberapa hal berbeda dengan akuntansi sektor swasta.
B. Tujuan Akuntansi Sektor Publik
American Accounting Association (1970) dalam Glynn (1993) menyatakan bahwa tujuan
akuntansi pada organisasi sektor publik adalah untuk :
Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisiensi dan
ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada
organisasi. Tujuan initerkait dengan pengendalian manajemen (management control).
2
Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan
pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif program dan
penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi
pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi pemerintah
dan penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait dengan akuntanbilitas
(Accountability)
C. Perbedaan dan Persamaan Sektor Publik dengan Sektor Swasta.
Perbedaan sifat dan karakteristik sektor public dan sektor swasta dapat dilihat dengan
membandingkan beberapa hal, yaitu :
1. Dilihat dari tujuannya
Perbedaan menonjol terletak pada tujuan memperoleh laba. Pada sektor swasta terdapat
tujuan untuk memaksimumkan laba, sedangkan pada sektor publik adalah pemberian
pelayanan publik, dan penyediaan pelayanan publik.
2. Sumber Pembiayaaan
Pada sektor publik sumber pendanaan berasal dari pajak dan retribusi, charging for
service, laba perusahaan milik negara, pinjaman pemerintah berupa utang luar negeri dan
obligasi pemerintah, dan pendapatan lain-lain yang sah dan tidak bertentangan dengan
peraturan perundangan yang ditetapkan.
Sedangkan untuk sektor swasta sumber pembiayaan dipisahkan menjadi dua yaitu internal
dan eksternal. Sumber pembiayaan internal terdiri atas bagian laba yang diinvestasikan
kembali keperusahaan dan modal pemilik. Sumber pembiayaan eksternal misalnya utang
bank, penerbitan obligasi, dan penerbitan saham baru untuk mendapatkan dana dari public.
3. Pola Pertanggungjawaban
Manajemen pada sektor swasta bertanggung jawab kepada pemilik perusahaan
(pemegang saham) dan kreditor atas dana yang diberikan. Pada sektor publik manajemen
bertanggung jawab kepada masyarakat karena sumber dana yang digunakan organisasi sektor
publik dalam rangka pemberian pelayanan publik berasal dari masyarakat.
3
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada sektor publik bersifat birokratis, kaku, dan hirarkis, sedangkan
struktur organisasi pada sektor swasta lebih fleksibel. Salah satu faktor utama yang
membedakan sektor publik dengan sektor swasta adalah adanya pengaruh politik yang sangat
tinggi pada organisasi sektor publik.
5. Karakteristik Anggaran dan Stakeholder
Pada sektor publik, rencana anggaran dipublikasikan kepada masyarakat secara terbuka
untuk dikritisi dan didiskusikan. Anggaran sektor swasta bersifat tertutup. Stakeholder pada
sektor publik memiliki makna yang lebih luas dibandingkan dengan sektor swasta.
6. Sistem Akuntansi yang digunakan
Pada sektor swasta sistem akuntansi yang biasa digunakan adalah akuntansi yang
berbasis akrual (accrual accounting). Sedangkan pada sektor publik lebih banyak
menggunakan sistem akuntansi berbasis kas (cash basis accounting).
Meskipun sektor publik memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda dengan sektor
swasta, akan tetapi dalam beberapa hal terdapat persamaan, yaitu:
1. Kedua sektor tersebut, yaitu sektor publik dan sektor swasta merupakan bagian integral
dari sistem ekonomi di suatu negara dan keduanya menggunakan sumber daya yang sama
untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah kelangkaan sumber daya
(scarcity of resources), sehingga baik sektor publik maupun sektor swasta dituntut untuk
menggunakan sumberdaya organisasi secara ekonomis, efektif dan efisien.
3. Proses pengendalian manajemen, termasuk manajemen keuangan, pada dasarnya sama di
kedua sektor. Kedua sektor sama-sama membutuhkan informasi yang handal dan relevan
untuk melaksanakan fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, dan
pengendalian.
4. Pada beberapa hal, kedua sektor menghasilkan produk yang sama, misalnya baik
pemerintah maupun swasta sama-sama bergerak dibidang transportasi massa, pendidikan,
kesehatan, penyediaan energi,dan sebagainya.
4
5. Kedua sektor terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum lain yang
disyaratkan
D. Sifat dan Karakteristik Akuntansi Sektor Publik
Dalam beberapa hal, akuntansi sektor publik berbeda dengan akuntansi pada sektor
swasta. Perbedaan sifat dan karakteristik akuntansi tersebut disebabkan karena adanya
perbedaan lingkungan yang mempengaruhi. Komponen lingkungan yang mempengaruhi
organisasi sektor publik meliputi:
Faktor ekonomi meliputi antara lain :
• Pertumbuhan ekonomi
• Tingkat inflasi
• Tenaga kerja
• Nilai tukar mata uang
• Infrastruktur
• Pertumbuhan pendapatan per kapita (GNP/GDP)
Faktor politik meliputi antara lain :
• Hubungan negara dan masyarakat
• Legitimasi pemerintah
• Tipe rezim yang berkuasa
• Ideologi Negara
• Elit politik dan massa
• Jaringan Internasional
• Kelembagaan
Faktor kultural meliputi antara lain :
• Keragaman suku, ras, agama, bahasa dan budaya
• Sistem nilai di masyarakat
• Historis
• Sosiologi masyarakat
• Karakteristik masyarakat
• Tingkat pendidikan
5
Faktor demografi meliputi antara lain :
• Pertumbuhan penduduk
• Struktur usia penduduk
• Migrasi
• Tingkat kesehatan
Tuntutan baru muncul agar organisasi sektor publik memperhatikan value of money
dalam menjalankan aktivitasnya, dimana value of money merupakan konsep pengelolaan
organisasi sektor publik yang mendasarkan pada 3 elemen utama, yaitu :
1. Ekonomi : perolehan input dengan kualitas tertentu pada harga yang terendah.
2. Efisiensi : pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan
input yang terendah untuk mencapai output tertentu.
3. Efektivitas : tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan atau
perbandingan outcome dengan ouput. Ketiga hal tersebut merupakan pokok value of money,
namun beberapa pihak berpendapat perlu ditambah 2 elemen yaitu keadilan (equity) mengacu
pada adanya kesempatan sosial yang sama untuk mendapatkan pelayan publik yang
berkualitas dan kesejahteraan ekonomi. Pemerataan (equality) penggunaan uang publik tidak
terkonsentrasi pada kelompok tertentu melainkan secara merata.
Manfaat implementasi value of maoney :
a. Meningkatkan pelyanan public
b. Meningkatkan efektifitas pelayan publik, pelayan tepat sasaran.
c. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensidan penghematan dalam
penggunaan input.
E. Akuntabilitas Publik
Akuntabilitas Publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk
memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala
aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pemberi amanah (principle)
yang memiliki hak dan kewajiban untuk meminta pertaggungjawaban tersebut. Akuntabilitas
publik terdiri atas 2 macam, yaitu akuntabilitas vertikal dan akuntabilitas horizontal.
Privatisasi adalah merupakan salah satu upaya mereformasi perusahaan publik untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan publik. Otonomi Daerah dilakukan melalui
6
desentralisasi yang menghasilkan 2 manfaat : mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa
dan kretivitas masyarakat dalam pembangunan serta mendorong pemerataan hasilnya.
Memperbaiki alokasi sumber daya produktif melalui pergeseran peran pengambilan
keputusan publik ke tingkat pemerintah yang paling rendah yang memiliki informasi yang
paling lengkap.
3. Akuntabilitas dan Pengendalian Manajemen Sektor Publik
A. Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Setiap organisasi publik maupun swasta memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk
mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam bentuk
program-program atau aktivitas. Organisasi memerlukan sistem pengendalian manajemen
untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisisen
sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Pengendalian manajemen meliputi beberapa
aktivitas, yaitu:
1) Perencanaan
2) Koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi
3) Komunikasi informasi
4) Pengambilan keputusan
5) Memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan
organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi
6) Pengendalian
7) Penilaian kinerja.
Struktur organisasi harus sesuai dengan desain sistem pengendalian manajemen,
karena sistem pengendalian manajemen berfokus pada unit-unit organisasi sebagai pusat
pertanggung jawaban tersebut merupakan basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian
kinerja. Manajemen sumber daya manusia harus dilakukan sejak proses seleksi dan
rekruitmen, training, pengembangan, dan promosi hingga pemberhentian karyawan. Faktor
lingkungan meliputi kestabilan politik, ekonomi, sosial, keamanan, dan sebagainya. Kesemua
unsur tersebut hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi organisasi.
7
B. Tipe Pengendalian Manajemen
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Pengendalian preventif (preventif control)
Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategi
perencanaan strategik yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (operational control)
Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan
program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk
menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja
Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan
tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.
C. Struktur Pengendalian Manajemen
Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang
baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban
(responsibility centre). Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh
manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya. Suatu organisasi merupakan kumpulan dari berbagai pusat pertanggungjawaban
tersebut adalah:
1) Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya
2) Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi
3) Memfasilitasi terbentuknya goal congruence
4) Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat;
8
5) Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan;
6) Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisisen; dan
7) Sebagai alat pengendalian anggaran;
Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk menciptakan hubungan
yang optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output dihasilkan, kemudian
dikaitkan dengan target kinerja. input diukur dengan jumlah sumber daya yang digunakan
sedangkan output diukur dengan jumlah produk/output yang dihasilkan.
D. Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan
dengan menggunakan saluran komunikasi formal dalam organisasi yang meliputi:
1) Rumusan strategi (strategy formulation)
2) Perencanaan startegik (strategic plannning)
3) Penganggaran
4) Operasional (pelaksanaan anggaran), dan
5) Evaluasi kinerja
Saluran komunikasi informal dapat dilakukan melalui komunikasi langsung, pertemuan
informal, diskusi, atau melalui metoda management by walking around.
Dalam tujuan organisasi setiap orang memiliki tujuan personal (individual goal). Untuk
menyikapi hal tersebut perlu adanya suatu “jembatan” yang mampu mengantarkan organisasi
mencapai tujuannnya, yaitu tercapainya keselarasan antara individual goal dengan
organization goal. Dalam hal ini, sistem pengendalian manajemen hendaknya dapat menjadi
jembatan dalam mewujudkan adanya goal congruence, yaitu keselarasan antara tujuan
organisasi dengan tujaun personal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi goal congruence tersebut dapat dikategorikan dalam
dua kelompok, yaitu faktor pengendalian formal dan faktor informal. Faktor pengendalian
formal misalnya sistem pengendalian manajemen, sistem aturan (rules of the game), dan
reward & funishment system. Sementara itu, faktor informal terdiri atas faktor eksternal dan
internal. Faktor pengendalian informal misalnya etos kerja dan loyalitas karyawan (dalam
sistem pemerintahan dikenal istilah “abdi negara dan abdi masyarakat”, sedangkan yang
9
bersifat internal misalnya kultur organisasi, gaya manajemen (management style), dan gaya
komunikasi (communication style).
10