70
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 14 Dinas Kesehatan Kota Bandung Dinas Kesehatan Kota Bandung selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Kota Bandung yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatacara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah . Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun 2013-2018 maupun Renja Tahun 2014. Sesuai dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk mewujudkan misi dan visi pemerintah. 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama ( IKU ) Dalam rangka mengukur dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Capaian indikator kinerja utama (IKU) dan capaian indikator kinerja makro diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masing- BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

  • Upload
    ngomien

  • View
    231

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 14

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Dinas Kesehatan Kota Bandung selaku pengemban amanah masyarakat

melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan

Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Kota Bandung yang dibuat sesuai

ketentuan yang diamanatkan tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan

Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53

Tahun 2014 tentang petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja

dan Tatacara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah .

Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian

target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam

dokumen Renstra Tahun 2013-2018 maupun Renja Tahun 2014. Sesuai

dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

sasaran yang ditetapkan untuk mewujudkan misi dan visi pemerintah.

3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama ( IKU )

Dalam rangka mengukur dan peningkatan kinerja serta lebih

meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah, maka setiap instansi

pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU).

Capaian indikator kinerja utama (IKU) dan capaian indikator kinerja

makro diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masing-

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Page 2: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 15

Dinas Kesehatan Kota Bandung

masing, sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan

pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil

pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat

capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran.

Upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, Dinas Kesehatan Kota

Bandung juga melakukan review terhadap Indikator Kinerja Utama, dalam

melakukan review dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan

isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi.

Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama Dinas Kesehatan Kota

Bandung tahun 2014 menunjukan hasil sebagai berikut:

TABEL 3.1 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1 Pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia

85 99,45 117,00

2 Pemenuhan pencapaian SPM penyakit menular yang ditangani

100 101,19 101,19

3 Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan lainnya

100 105,96 105,96

4 Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin

100 100 100,00

5 Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II

100 100 100,00

6 Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk

70 81,55 116,50

7 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 73,73 93,15 126,34

8 Balita gizi buruk 0,62 0,57 108,06

9 Bumil KEK 22,95 15,72 131,50

10 Angka kematian Ibu 69,88 53,57 123,34

11 Angka Kematian Bayi 29,23 29,22 100,03

12 Demam berdarah dengue (DBD) 36,98 37,44 98,76

13 Penurunan penderita penyakit menular Inpeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita

5,1 6,2 78,43

14 Penurunan penderita penyakit menular Diare

2,35 2,23 105,11

Page 3: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 16

Dinas Kesehatan Kota Bandung

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

15 Penanggulangan Kejadian Luar Biasa < dari 24 Jam

100 100 100,00

16 RW Siaga Aktif 60,00 78,73 131,22

17 Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat

20,00 21,85 109,27

18 Rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat

75,8 72,97 96,27

Dari tabel tersebut terlihat bahwa dari 18 indikator terdapat 3 indikator

sesuai target (16.67%) , 12 indikator melebihi target (66.66%) , dan 3

indikator tidak mencapai target (16.67%).

Capaian Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun

2015 jika dibandingkan dengan tahun 2015, dapat dilihat pada tabel berikut ;

TABEL 3.2 PERBANDINGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS

KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 DAN 2015

NO INDIKATOR KINERJA

TARGET REALISASI CAPAIAN

2014 2015 2014 2015 KET 2014 2015 KET

1 2 3 4 5

1 Persentase Pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia

80 85 100.32 99.45

125.40 117

2 Persentase pencapaian SPM

penyakit menular yang ditangani

100 100 101.04 101,19

101.04 102,38

3 Persentase

Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan lainnya

100 100 122.31 105,96 122.31 105,53

4 Persentase Fasilitas kesehatan yang

memiliki sertifikat ijin

100 100 100 100 = 100.00 100 =

5 Persentase Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II

100 100 96.88 100 96.88 100

Page 4: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 17

Dinas Kesehatan Kota Bandung

NO INDIKATOR KINERJA

TARGET REALISASI CAPAIAN

2014 2015 2014 2015 KET 2014 2015 KET

1 2 3 4 5

6 Persentase Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk

60 70 60 81,55

100.00 116,5

7 Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

60 73,73 65.95 93,15

109.92 126,34

8 Balita gizi buruk 0.68 0,62 0.65 0,57

104.41 108,06

9 Persentase Bumil KEK

25.16 22,95 26.21 15,72

95.83 131,5

10 Angka kematian Ibu 71.12 69,88 71.12 53,57 100.00 123,34

11 Angka Kematian Bayi 29.11 29,23 29.33 29,22

99,24 100,03

12 Persentase penurunan penderita penyakit menular Demam Berdarah Dengue (DBD)

47.62 36,98 47.62 37,44

100 98,76

13 Persentase penurunan penderita penyakit menular ISPA

5.4 5,1 5.61 6,2

96.11 78,43

14 Persentase penurunan penderita penyakit menular Diare

2.49 2,35 2.14 2,23

114.06 105,11

15 Penanggulangan Kejadian Luar Biasa < dari 24 Jam

100 100 100 100 = 100.00 100 =

16 Jumlah RW Siaga Aktif

45.00 60 45.74 78,73

101.64 131,22

17 Persentase Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat

7.00 20 13.90 21,85 198.57 109,27

18 Persentase Rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat

73.8 75,8 72.47 72,97

98.20 96,27

Dari tabel diatas dapat bahwa untuk realisasi dari 18 indikator ada

13 indikator (72.22%) meningkat, 2 indikator (11.11%) tetap , 3 indikator

( 16,67 %) menurun, sedangkan untuk capaian dari 18 indikator ada 10

indikator (55.55 %) meningkat, 6 indikator (33.33%) tetap , 2 indikator

Page 5: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 18

Dinas Kesehatan Kota Bandung

( 11.11 %) menurun.

Karena Indikator IKU Dinas Kesehatan Kota Bandung sama dengan

Indikator kinerja yang ada pada Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2013-2018 ,

hanya pada IKU tidak ada indikator Temuan BPK/ Inspektorat yg

ditindaklajuti dan Nilai evaluasi AKIP , maka untuk Penjelasan umum

sasaran dan indikator, Instrumen/cara pengukuran Indikator, Kinerja nyata

VS Rencana, Kinerja nyata VS tahun sebelumnya, Perbandingan kinerja

dengan instansi lainnya, faktor pendukung dan penghambat serta solusi akan

dibahas secara mendalam pada Sub 3.2 yaitu Pengukuran, Evaluasi dan

analisis capaian kinerja.

3.2 Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Secara umum Dinas Kesehatan Kota Bandung telah dapat

melaksanakan tugas dalam rangka mencapai Visi, Misi , tujuan dan sasaran

yang telah ditetapkan dalam Renstra 2013-2018 secagai berikut :

TABEL 3.3

PENCAPAIAN TARGET MISI dan SASARAN DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

TAHUN 2015

No. Misi Sasaran Jumlah

Indikator

Sasaran

Tingkat Pencapaian

Melampaui target

Sesuai Target Belum

Mencapai

Target (<100%) (>100%) 100%

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Misi 1

Sasaran 1 7 5 71,43 2 28,57

0,00

Sasaran 2 4 4 100,00 0,00 0 0,00

Sasaran 3 4 1 25,00 1 25,00 2 50,00

2 Misi 2 Sasaran 1 1 1 100,00 0,00 0,00

Sasaran 2 2 1 50,00 0,00 1 50,00

3 Misi 3 Sasaran 1 2 1 50,00 1 50,00 0,00

Jumlah 20 13 65,00 4 20,00 3 15,00

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk pencapaian Misi 1 sasaran

1 dari jumlah indikator sebanyak 7 indikator : 5 indikator (71.43 %)

melampaui target, 2 indikator (28,57 %) sesuai target. Pencapaian Misi 1

sasaran 2 dari jumlah indikator sebanyak 4 indikator : 4 indikator (100 %)

melampaui target . Pencapaian Misi 1 sasaran 3 dari jumlah indikator

sebanyak 4 indikator : 1 indikator (25 %) melampaui target, 1 indikator (25 %)

Page 6: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 19

Dinas Kesehatan Kota Bandung

sesuai target dan 2 indikator (50%) belum mencapai target.

Pencapaian Misi 2 sasaran 1 dari jumlah indikator sebanyak 1 indikator

telah melampaui target . Pencapaian Misi 2 sasaran 2 dari jumlah indikator

sebanyak 2 indikator : 1 indikator (50 %) melampaui target, dan 1 indikator

(50 %) belum mencapai target.

Pencapaian Misi 3 sasaran 1 dari jumlah indikator sebanyak 2 indikator

: 1 indikator (50 %) melampaui target, dan 1 indikator (50 %) sudah sesuai

target.

Untuk melihat perbandingan Pencapaian Target Misi Dan Sasaran

tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

TABEL 3.4 PERBANDINGAN PENCAPAIAN TARGET MISI dan SASARAN

DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015

No. Misi Sasaran Jumlah

Indikator Sasaran

Tingkat Pencapaian

Melampaui target Sesuai Target Belum Mencapai Target (<100%) (>100%) 100%

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015

1 Misi 1 Sasaran 1 7 4 5 57,14 71,43 2 2 28,57 28,57 1 0,00 0,00

Sasaran 2 4 1 4 25,00 100,00 1 25,00 0,00 2 0 0,00

Sasaran 3 4 1 1 25,00 25,00 2 1 50,00 25,00 1 2 50,00 50,00

2 Misi 2 Sasaran 1 1 1 1 100,00 100,00 - - 0,00 - 0,00 0,00

Sasaran 2 2 1 1 50,00 50,00 - - 0,00 1 1 50,00 0,00

3 Misi 3 Sasaran 1 2 1 1 50,00 50,00 1 1 50,00 50,00 - 0,00 0,00

Jumlah 20 9 13 45 65 6 4 30 20 5 3 15 15

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk Misi 1 sasaran 1 indikator

yang melampaui target meningkat dari 4 menjadi 5 indikator. Indikator yang

sesuai target tetap sebanyak 2 indikator sedangkan indikator yang belum

mencapai target berkurang dari 1 menjadi tidak ada pada tahun 2015. Misi 1

sasaran 2 indikator yang melampaui target meningkat dari 1 menjadi 4

indikator. Indikator yang sesuai target berkurang dari 1 menjadi tidak ada

sedangkan indikator yang belum mencapai target berkurang dari 2 menjadi

tidak ada pada tahun 2015. Misi 1 sasaran 3 indikator yang melampaui target

tetap sebanyak 1 indikator. Indikator yang sesuai target berkurang dari 2

menjadi 1 sedangkan indikator yang belum mencapai target bertambah dari 1

Page 7: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 20

Dinas Kesehatan Kota Bandung

menjadi 2 pada tahun 2015.

Untuk Misi 2 sasaran 1 indikator yang melampaui target tetap

sebanyak 1 indikator. Misi 2 sasaran 2 indikator yang melampaui target

tetap sebanyak 1 indikator. sedangkan indikator yang belum mencapai target

tetap 1 .

Untuk Misi 3 sasaran 1 indikator yang melampaui target tetap

sebanyak 1 indikator. Indikator yang sesuai target tetap sebanyak 1 indikator.

Pencapaian Misi Dinas Kesehatan pada tahun 2015 dapat dilihat pada

grafik di bawah ini :

GRAFIK 3.1

PENCAPAIAN MISI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014

Untuk perbandingan Pencapaian Misi Dinas Kesehatan Kota Bandung

Tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Page 8: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 21

Dinas Kesehatan Kota Bandung

GRAFIK 3.2 PENCAPAIAN MISI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

TAHUN 2014 dan 2015

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa untuk indikator yang melampaui

target mengalami peningkatan dari 9 menjadi 13 indikator , sesuai target

turun dari 6 menjadi 4 indikator, yang tidak tercapai turun dari 5 menjadi 3

indikator .

Berikut di uraikan hasil pengukuran dan analisis pencapaian sasaran

strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014.

3.2.1 Misi 1 Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang

paripurna, merata, bermutu, dan terjangkau .

Jumlah sasaran pada Misi 1 yang dapat diukur kinerjanya

adalah 3 sasaran. Jumlah indikator kinerja yang digunakan 15

indikator. Sebanyak 10 (66.67%) indikator melebihi target , 3 indikator

(20%) sesuai target dan 2 (13,33%) belum mencapai target seperti pada

grafik dibawah ini :

Page 9: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 22

Dinas Kesehatan Kota Bandung

GRAFIK 3.3 PENCAPAIAN MISI 1

DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015

Rincian pencapaian indikator kinerja pada misi 1 adalah

sebagai berikut :

3.2.1.1 Sasaran 1 Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar,

kegawatdaruratan dan rujukan khususnya masyarakat miskin

Pencapaian sasaran 1 dapat dilihat dengan 7 indikator kinerja

seperti tabel dibawah ini :

TABEL 3.5

ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN 1

MENINGKATKAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR, KEGAWATDARURATAN

DAN RUJUKAN KHUSUSNYA MASYARAKAT MISKIN

DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA TARGET

2015 REALISASI

2015 CAPAIAN KINERJA

1 2 3 4

1 Pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia

85 99,45 117,00

2 Pemenuhan pencapaian SPM penyakit menular yang ditangani

100 101,19 101,19

3 Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan lainnya 100 105,96 105,96

4 Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin 100 100 100,00

5 Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II 100 100 100,00

6 Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk

70 81,55 116,50

7 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 73,73 93,15 126,34

Page 10: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 23

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa dari 7 indikator yang

ada pada sasaran 1 Misi 1 sebanyak 5 indikator (71.43 %) melampaui

target, 2 indikator (28,57 %) sesuai target . Adapun capaian masing-

masing indikator dari sasaran 1 adalah sebagai berikut :

a. Persentase Pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan

dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia

Akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi

masyarakat yang bermutu, merata dan terjangkau menjadi urusan

kesehatan untuk ditingkatkan agar dapat menjamin warganya

memperoleh pelayanan kesehatan.

Pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar

pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia adalah

nilai agregat dari rata rata seluruh indikator pelayanan kesehatan

dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia

dalam periode tertentu.

Cara Perhitungannya adalah persentase nilai realisasi dari

seluruh indikator pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita,

anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia setelah dihitung dari nilai

capaian dibagi target x 100 persen dibagi jumlah seluruh indikator .

Adapun agregat dari indikator pelayanan kesehatan dasar pada

bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia sebagai

berikut :

TABEL 3.6

ANALISIS PENCAPAIAN AGREGAT DARI INDIKATOR PERSENTASE

PEMENUHAN PENCAPAIAN SPM PELAYANAN KESEHATAN DASAR PADA

BAYI, BALITA, ANAK USIA SEKOLAH, REMAJA, IBU DAN LANSIA DINAS

KESEHATAN KOTA BANDUNG

TAHUN 2015

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1 2 3 4 5

1 Cakupan ibu hamil K4, 95 95,45 100,47

2 Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani 80 81,07 101,34

3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

yang memiliki kompetensi kebidanan

90 94,84 105,38

4 Cakupan pelayanan nifas 90 83,55 92,83

Page 11: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 24

Dinas Kesehatan Kota Bandung

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1 2 3 4 5

5 Puskesmas rawat inap yang mampu melaksanakan

pelayanan obstetrik neonatal emergency dasar (PONED)

6 5 83,33

6 Cakupan peserta KB Aktif 68,8 72,54 105,44

7 Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang

memberikan pelayanan KB sesuai standar

100 100 100,00

8 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 100 100 100,00

9 Cakupan kunjungan bayi 90 95,1 105,67

10 Cakupan Desa kelurahan UCI, 100 100 100,00

11 Cakupan pelayanan anak balita 90 90,2 100,22

12 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada

anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin

100 100 100,00

13 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100 100 100,00

14 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan

setingkat

100 100 100,00

15 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SMP/SMA dan

setingkat

41 41 100,00

16 cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakAt

miskin

100 100 100,00

17 Cakupan pelayanan kesehatan dasar terhadap lansia 56 53,43 95,41

18 terpenuhinya ketersediaan obat dan perbekalan

kesehatan sesuai dengan kebutuhan

100 100 100,00

Jumlah 1.790,09

Rata-rata 99,45

Untuk Indikator kinerja Persentase Pemenuhan pencapaian

SPM pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia

sekolah, remaja, ibu dan lansia sudah melebihi target yaitu dari

target 85% telah tercapai 99.45 %, hal ini disebabkan karena dari

18 agregat yang ada : 6 agregat (33.33%) melebihi target, 9 agregat

(50%) sesuai target dan 3 agregat (16.67%) belum mencapai target.

Adapun faktor pendorong dari agregat- agregat yang telah

mencapai maupun yang melebihi target adalah sebagai berikut :

1) Cakupan ibu hamil K4, Cakupan Komplikasi kebidanan

yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, Cakupan

neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah :

i. Adanya pertemuan Bidan Praktek Mandiri di wilayah Kota

Bandung

Page 12: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 25

Dinas Kesehatan Kota Bandung

ii. Adanya laporan dari Bidan Praktek Mandiri yang sangat

membantu hasil pencapaian dari puskesmas

iii. Adanya bimbingan teknik yang rutin dilaksanakan ke 73

Puskesmas

iv. Adanya Pelaksanaan pelatihan-pelatihan tehnis bagi tenaga

puskesmas untuk meningkatkan kompetensi mereka

2) Cakupan peserta KB Aktif adalah :

i. Pelaksanaan safari KB

ii. Kemandirian masyarakat dalam pelaksanaan KB

iii. Adanya pertemuan jaminan mutu dan kajian mandiri dalam

pelaksanaan KB

iv. Adanya SOP pelayanan KB di puskesmas

3) Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan

pelayanan KB sesuai standar adalah :

i. Adanya pertemuan jaminan mutu dan kajian mandiri dalam

pelayanan KB

ii. Adanya SOP pelayanan KB di puskesmas

4) Cakupan kunjungan bayi adalah :

i. Adanya kurang lebih 2.000 posyandu yang tersebar di seluruh

Kota Bandung

ii. Adanya kelas ibu dan kelas balita

iii. Pelatihan SIDTK dan pelayanan tumbuh kembang di

puskesmas dan posyandu

5) Cakupan Desa kelurahan UCI adalah :

i. Seluruh petugas pelaksana imunisasi telah mendapatkan

pelatihan pengelolaan dan pelayanan imunisasi

ii. Tersedianya logistik dan vaksin untuk pelayanan imunisasi

iii. Adanya dukungan dari berbagai sector

Page 13: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 26

Dinas Kesehatan Kota Bandung

6) Cakupan pelayanan anak balita adalah :

i. Definisi operasional cakupan pelayanan kesehatan anak

Balita sudah difahami dengan baik

ii. Pencatatan dan pelaporan register kohort Balita sudah

dilaksanakan dengan baik

iii. Pendistribusian kohort Balita sudah per Posyandu

7) Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak

usia 6 - 24 bulan keluarga miskin adalah karena Adanya

Dukungan alokasi anggaran dari APBD

8) Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan

i. Adanya Dukungan alokasi anggaran dari APBD yang cukup

besar

ii. Definisi mengenai Cakupan pelayanan Gizi Buruk Mendapat

Perawatan tidak hanya terbatas pada rawat inap , namun juga

perawatan di tingkat masyarakat, sehingga setiap balita gizi

buruk yang ditemukan baik dalam kondisi ringan atau buruk

akan mendapatkan perawatan inap maupun rawat jalan

iii. Peran serta kader sebagai penggerak masyarakat dalam

penyelenggaraan PMT-P dan pelacakan kasus balita gizi buruk

meningkat

9) Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

adalah :

i. Kalender kegiatan yang jelas

ii. Komitmen pengelola Program yang cukup baik

iii. Koordinasi lintas program dan lintas sektor berjalan cukup

baik

iv. Kinerja Tim Pembina UKS Kecamatan cukup baik

Page 14: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 27

Dinas Kesehatan Kota Bandung

10) Cakupan penjaringan kesehatan siswa SMP/SMA dan

setingkat adalah :

i. Kalender kegiatan yang jelas

ii. Komitmen pengelola Program yang cukup baik

iii. Koordinasi lintas program dan lintas sektor berjalan cukup

baik

11) Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin

adalah :

i. Tersedianya dana untuk masyarakat miskin dari APBD Kota

Bandung

ii. Adanya jaminan kesehatan

12) Terpenuhinya Ketersediaan Obat Dan Perbekalan

Kesehatan Sesuai Dengan Kebutuhan adalah :

i. Perwal standar harga ditetapkan lebih awal

ii. Sarana Penyimpanan obat sudah diperbaiki

iii. Adanya faktor penunjang bagi sumberdaya manusia yang ada

di seksi farbekes yaitu dengan diberinya makanan dan

minuman ketahanan tubuh

Sedangkan faktor penghambat dan pemecahan masalah dari

agregat- agregat yang belum mencapai target adalah sebagai berikut

:

1) Cakupan pelayanan nifas adalah :

i. Cakupan pelayanan nifas dinyatakan lengkap jika ibu nifas

kontak dengan tenaga kesehatan melewati kunjungan ke-1,

ke-2, dan k3.Masih banyak ibu nifas yang tidak disiplin

kontak dengan tenaga kesehatan baik itu di kunjungan ke-2

maupun ke-3 atau pun lolos tidak tersweeping oleh tenaga

kesehatan sehingga tidak memenuhi kriteria sebagai

kunjungan nifas lengkap

ii. Belum semua sarana kesehatan swasta memberikan laporan

iii. Adanya penduduk yang berpindah-pindah sehingga tidak

Page 15: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 28

Dinas Kesehatan Kota Bandung

terdata dan tidak melanjutkan pemeriksaan

Adapun solusi dari permasalahan tersebut adalah :

i. Optimalisasi petugas dalam pencatatan ibu nifas melalui

kohort

ii. Penyuluhan kepada ibu bersalin dan pasca bersalin mengenai

kunjungan nifas

iii. Meningkatkan kualitas sweeping bagi ibu nifas yang belum

melakukan pemeriksaan lengkap

2) Puskesmas rawat inap yang mampu melaksanakan

pelayanan obstetrik neonatal emergency dasar (PONED)

adalah : Jumlah dan kualifikasi SDM serta sarana sesuai

standar belum terpenuhi.

Adapun solusi dari permasalahan tersebut adalah :

i. Pelatihan SDM

ii. Pengadanaan sarana dan prasarana untuk mendukung

pelayanan PONED

3) Cakupan pelayanan kesehatan dasar terhadap lansia

adalah : Pencatatan dan pelaporan belum optimal, masih

ada penduduk usia lanjut usia (Lansia) yang mendapatkan

pelayanan kesehatan tetapi belum tercatat dalam sistem

pencatatan dan pelaporan Program Lansia

Adapun solusi dari permasalahan tersebut adalah :

i. Optimalisasi pencatatan dan pelaporan Program Lansia

ii. Koordinasi lintas program dan lintas sektor lebih dioptimalkan

untuk penjangkauan sasaran Lansia

iii. Integrasi program terkait lansia misalnya dengan PROLANIS

Page 16: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 29

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Untuk perbandingan realisasi antara tahun 2014 dengan tahun

2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

TABEL 3.7

PERBANDINGAN REALISASI AGREGAT DARI INDIKATOR

PERSENTASE PEMENUHAN PENCAPAIAN SPM PELAYANAN KESEHATAN DASAR PADA BAYI, BALITA, ANAK USIA SEKOLAH, REMAJA, IBU DAN

LANSIA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

2014 2015 2014 2015 KET 2014 2015 KET

1 Cakupan ibu hamil K4, 95 95 95 95,45 100.00 100,47

2 Cakupan Komplikasi

kebidanan yang

ditangani

80 80 81.96 81,07 102.45 101,34

3 Cakupan pertolongan

persalinan oleh tenaga

kesehatan yang

memiliki kompetensi kebidanan

90 90 94.18 94,84 104.64 105,38

4 Cakupan pelayanan

nifas

90 90 81.22 83,55 90.24 92,83

5 Puskesmas rawat inap

yang mampu

melaksanakan pelayanan obstetrik

neonatal emergency

dasar (PONED)

100 100 100 100 = 100.00 100 =

6 Cakupan peserta KB

Aktif

67.8 70 77.56 72,54 114.40 103,63

7 Persentase fasilitas

pelayanan kesehatan

yang memberikan pelayanan KB sesuai

standar

100 100 100 100 = 100.00 100,00 =

8 Cakupan neonatus

dengan komplikasi yang

ditangani

100 100 100 100 = 100.00 100,00 =

9 Cakupan kunjungan bayi

90 90 95 95,1 105.56 105,67

10 Cakupan Desa kelurahan UCI,

100 100 100 100 = 100.00 100,00 =

11 Cakupan pelayanan

anak balita

90 90 90.46 90,2 100.51 100,22

Page 17: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 30

Dinas Kesehatan Kota Bandung

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

2014 2015 2014 2015 KET 2014 2015 KET

12 Cakupan pemberian makanan pendamping

ASI pada anak usia 6 -

24 bulan keluarga

miskin

100 100 100 100 = 100.00 100,00 =

13 Cakupan balita gizi buruk mendapat

perawatan

100 100 100 100 = 100.00 100,00 =

14 Cakupan penjaringan

kesehatan siswa SD

dan setingkat

100 100 100 100 = 100.00 100,00 =

15 Cakupan penjaringan kesehatan siswa

SMP/SMA dan

setingkat

40 40 40.5 41 101.25 102,50

16 cakupan pelayanan

kesehatan dasar

masyarakt miskin

100 100 100 100 = 100.00 100,00 =

17 Cakupan pelayanan kesehatan dasar

terhadap lansia

54 56 46.83 53,43 86.72 95,41

18 terpenuhinya

ketersediaan obat dan

perbekalan kesehatan sesuai dengan

kebutuhan

100 100 100 100 = 100.00 100,00 =

Dari tabel diatas dapat bahwa untuk realisasi dari 18

agregat ada 7 agregat (38.89%) meningkat, 9 agregat (50%) tetap

, 2 agregat ( 11,11 %) menurun, sedangkan untuk capaian dari

18 agregat , ada 6 agregat (33,33 %) meningkat, 9 agregat (50%)

tetap , 3 agregat ( 16,67 %) menurun.

b. Persentase Pemenuhan Pencapaian SPM Penyakit menular

yang ditangani

Penyakit menular tidak mengenal batasan wilayah dan

waktu dan dapat terjadi sepanjang tahun. Penyakit menular yang

tidak ditangani dapat menimbulkan angka kesakitan yang tinggi

bahkan kematian. Maka bila ada penyakit menular harus segera

ditangani seluruhnya.

Persentase Pemenuhan Pencapaian SPM Penyakit menular

yang ditangani adalah nilai agregat dari rata-rata seluruh

Page 18: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 31

Dinas Kesehatan Kota Bandung

indikator penyakit menular dalam periode tertentu.

Cara perhitungannya adalah dengan menghitung

Persentase nilai realisasi dari seluruh indikator penyakit menular

setelah dihitung dari nilai capaian dibagi target x 100 persen

dibagi jumlah indikator . Adapun agregat dari indikator

Persentase Pemenuhan Pencapaian SPM Penyakit menular yang

ditangani seperti tabel dibawah ini :

TABEL 3.8

ANALISIS AGREGAT DARI PENCAPAIAN INDIKATOR

PERSENTASE PEMENUHAN PENCAPAIAN SPM PENYAKIT MENULAR

YANG DITANGANI DI KOTA BANDUNG TAHUN 2015

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1 2 3 4 5

1 Penemuan AFP Rate per 100,000 pddk

< 15 th 14 15 107,14

2 Penderita DBD yang ditangani 100 100 100,00

3 Penemuan Penderita Pneumonia Balita 100 100 100,00

4 Penemuan pasien baru TB BTA

(Positif) 100 100 100,00

5 Penemuan Penderita Diare 100 100 100,00

6 Penderita penyakit menular lainnya

yang ditangani 100 100 100,00

Jumlah 607,14

Rata-rata 101,19

Untuk Indikator kinerja Persentase Pemenuhan Pencapaian

SPM Penyakit menular yang ditangani sudah melebihi target

yaitu 101.19 % dari target 100%. Hal ini disebabkan karena dari

6 agregat , 5 agregatnya (83,33%) sudah mencapai target dan 1 5

agregat (16,67%) sudah melebihi target.

Adapun faktor pendorong dari 5 agregat - 5 agregat yang

telah mencapai maupun yang melebihi target adalah sebagai

berikut :

1) Penemuan AFP Rate per 100,000 pddk < 15 th, adalah :

i. Tenaga surveilance puskesmas dan Dinas aktif

ii. Adanya Respon yang cepat dari tenaga kesehatan baik di

Dinas maupun puskesmas

iii. Masyarakat telah dilatih tentang surveilance berbasis

Page 19: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 32

Dinas Kesehatan Kota Bandung

masyarakat

2) Penderita DBD yang ditangani adalah :

i. Semua puskesmas dapat melaksanakan deteksi dini kasus

DBD

ii. Puskesmas memiliki tenaga surveilance untuk penyelidikan

epidemiologi kasus DBD

iii. RS dapat melaksanakan penanganan penderita sesuai

tingkatannya

iv. Tersedianya sarana dan prasarana penanggulangan fokus

DBD di lapangan

3) Penemuan Penderita Pneumonia Balita adalah karena

Petugas kesehatan di puskesmas telah dilatih on the job

training mengenai tatalaksana pneumonia, sehingga

kemampuan petugas dalam mendeteksi kasus pneumonia

meningkat

4) Penemuan pasien baru TB BTA (Positif) adalah karena

Pelaksanaan program TB dengan DOTS di layanan selain

puskesmas meningkatkan cakupan penanganan pasien TB

sesuai standar

5) Penemuan Penderita Diare adalah :

i. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petugas dengan

OJT tatalaksana diare

ii. Sarana penunjang program diare dipenuhi dengan

anggaran APBD II maupun provinsi

iii. Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan ibu pengasuh

balita dalam rehidrasi rumah tangga diare

6) Penderita penyakit menular lainnya yang ditangani

adalah :

i. Adanya petugas yang telah di latih tatalaksanan filariasi

Page 20: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 33

Dinas Kesehatan Kota Bandung

ii. Adanya sarana/logistik untuk penanganan filariasi

iii. Adanya dukungan dana baik dari APBD maupun provinsi

Untuk perbandingan realisasi antara tahun 2014 dengan

tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

TABEL 3.9

PERBANDINGAN PERSENTASE PEMENUHAN PENCAPAIAN SPM

PENYAKIT MENULAR YANG DITANGANI

DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

TAHUN 2014 dan 2015

NO INDIKATOR

KINERJA

TARGET REALISASI KET

CAPAIAN KET

2014 2015 2014 2015 2014 2015

1 2 3 4 5

1 Penemuan AFP Rate per 100,000 pddk < 15 th

100 100 106.25 107,14 106.25 114,29

2 Penderita DBD yang ditangani

100 100 100 100 = 100,00 100.00 =

3 Penemuan Penderita Pneumonia Balita

100 100 100 100 = 100,00 100.00 =

4 Penemuan pasien baru TB BTA (Positif)

100 100 100 100 = 100,00 100.00 =

5 Penemuan Penderita Diare

100 100 100 100 = 100,00 100.00 =

6 Penderita penyakit menular lainnya yang ditangani

100 100 100 100 = 100,00 100.00 =

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa jumlah 5 agregat yang

meningkat ada 1 5 agregat (16,67%) sedangkan 5 agregat

lainnya (83,33%) tetap.

c. Persentase Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan

lainnya

Kebutuhan akan pelayanan kesehatan terus berkembang

dan pelayanan kesehatan lainnya merupakan indikator yang

digunakan dalam pelayanan kesehatan dasar lainya diluar SPM

dan MDGs.

Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan lainnya

adalah nilai agregat dari rata-rata seluruh indikator pelayanan

kesehatan lainnya dalam periode tertentu.

Page 21: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 34

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Cara Perhitungannya merupakan persentase nilai realisasi

dari seluruh indikator pelayanan kesehatan lainnya setelah

dihitung dari nilai capaian dibagi target x 100 persen dibagi

jumlah indikator . Adapun 5 agregat indikatornya adalah seperti

tabel dibawah ini :

TABEL 3.10 ANALISIS PENCAPAIAN AGREGAT DARI INDIKATOR

PERSENTASE PEMENUHAN PENCAPAIAN PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA DI KOTA BANDUNG

TAHUN 2015

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1 2 3 4 5

1 Persentase balita ditimbang berat badannya D/S

85 91,29 107,40

2 Jumlah puskesmas yang melaksanakan pembinaan anak berkebutuhan khusus

5 5 100,00

3 Jumlah puskesmas yang dibina dalam pelayanan kesehatan matra

34 34 100,00

4 Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan indera dimasyarakat dalam wilayah kerjanya

30 30 100,00

5 Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa dasar di masyarakat.

34 34 100,00

6 Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan kerja dasar di masyarakat

14 14 100,00

7 Jumlah puskesmas yang melaksanakan pembinaan sarana kesehatan tradisional

15 15 100,00

8 Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar di masyarakat

52 52 100,00

9 Jumlah puskesmas yang melaksananakan pembinaan sarana olah raga di wilayah kerjanya

5 5 100,00

10 Industri rumah tangga Pangan yang memiliki sertifikat P-IRT

200 200 100,00

11 sarana pelayanan kefarmasian yang dibina 32 32,3 100,94 12 orang yang berumur 15 Th atau lebih yang

menerima konseling dan testing HIV 1,5 0,9 60,00

13 Kecamatan yang melaksanakan advokasi dan sosialisasi pencegahan dan penularan

30 30 100,00

14 Cakupan KK Rawan yang dibina 40 90,8 227,00 15 Cakupan pelayanan kesehatan dasar, swasta

sesuai standar 100 100 100,00

16 Persentase puskesmas yang melaksanakan pemerikasaan faktor resiko PTM

100 100,00 100,00

Jumlah 1.695,34

Rata-rata 105,96

Untuk Indikator kinerja Pemenuhan pencapaian pelayanan

Page 22: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 35

Dinas Kesehatan Kota Bandung

kesehatan lainnya sudah melebihi target yaitu 105,96% dari

target 100% , hal ini disebabkan karena dari 16 agregat , 12

agregatnya (75%) sudah mencapai target dan 3 agregat (18.75%)

sudah sesuai target dan 1 agregat (6.25%) belum sesuai target.

Adapun faktor pendorong dari agregat - agregat yang telah

mencapai maupun yang melebihi target adalah sebagai berikut :

1) Persentase balita ditimbang berat badannya D/S adalah :

i. Jumlah Posyandu meningkat

ii. semakin banyak kader terlatih materi kesehatan sehingga

dapat mengedukasi masyarakat

iii. Masyarakat semakin terpapar dengan manfaat posyandu

iv. Peningkatan peran posyandu dengan bertambahnya meja

pelayanan yaitu perkembangan perekonomian dan

pelayanan hukum

v. Peran serta anggota TP PKK Kota, Kecamatan dan

Kelurahan di Kota Bandung meningkat

2) Jumlah puskesmas yang melaksanakan pembinaan anak

berkebutuhan khusus adalah :

i. Adanya pendataan atau validasi data Anak Berkebutuhan

Khusus di wilayah Puskesmas masing-masing

ii. Adanya kerjasama lintas sektor dan LSM sehingga kasus-

kasus dapat ditangani dengan baik

iii. Adanya pendanaan APBD Kota Bandung lingkup Program

Kesehatan Anak Berkebutuhan Khusus

3) Jumlah puskesmas yang dibina dalam pelayanan

kesehatan matra adalah :

i. Adanya pembinaan mengenai pelayanan kesehatan matra

ii. Adanya pelatihan untuk meningkatkan kompetensi tenaga

dokter dan perawat

iii. Adanya pengadaan sarana dan prasarana yang menunjang

kesehatan Matra (Ambulans, alat kesehatan, alat penunjang

komunikasi medik / HT)

Page 23: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 36

Dinas Kesehatan Kota Bandung

4) Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan

kesehatan indera dimasyarakat dalam wilayah kerjanya

adalah :

i. Ada dukungan anggaran

ii. Adanya peningkatan kompetensi tenaga kesehatan melalui

pelatihan pelayanan kesehatan indra baik untuk dokter

maupun perawat

iii. Adanya dukungan dari lintas sektor seperti RSPMN Cicendo

dan Helen Keller International dalam melaksanakan

pelayanan kesehatan indra

5) Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan

kesehatan jiwa dasar di masyarakat adalah : Adanya

pelatihan kesehatan jiwa untuk tenaga kesehatan di

masyarakat

6) Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan

kesehatan kerja dasar di masyarakat adalah :

i. Adanya dukungan anggaran

ii. Adanya peningkatan kompetensi tenaga kesehatan di

bidang pelayanan kesehatan kerja

7) Jumlah puskesmas yang melaksanakan pembinaan

sarana kesehatan tradisional adalah :

i. Pembinaan sarana pelayanan kesehatan tradisional yang

berkesinambungan

ii. Monitoring dan evaluasi pencatatan dan pelaporan program

pelayanan kesehatan tradisional

iii. Pelatihan Akupresur untuk petugas puskesmas

8) Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan

kesehatan gigi dan mulut dasar di masyarakat adalah :

i. Adanya pelatihan untuk tenaga kesehatan di Puskesmas

ii. Tersedianya dukungan anggaran untuk sarana dan prasarana

Page 24: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 37

Dinas Kesehatan Kota Bandung

9) Jumlah puskesmas yang melaksananakan pembinaan

sarana olah raga di wilayah kerjanya adalah :

i. Kegiatan Program Kesehatan Olah Raga cukup sederhana

ii. Peran lintas program dan lintas sektor cukup optimal

10) Industri rumah tangga Pangan yang memiliki sertifikat

P-IRT adalah :

i. Adanya tambahan tenaga Drug Food Inspektion (DFI) di

seksi farbekes

ii. Meningkatnya kesadaran dari Industri rumah tangga

pangan untuk mengikuti penyuluhan keamanan pangan

iii. Adanya dukungan dana dari APBD untuk pelatihan ini

11) Sarana pelayanan kefarmasian yang dibina adalah

karena Terlaksananya supervisi , monitoring dan

evaluasi ke fasilitas kesehatan swasta dan pemerintah.

12) Kecamatan yang melaksanakan advokasi dan sosialisasi

pencegahan dan penularan adalah karena terbentuknya

forum warga peduli AIDS di kecamatan

13) Cakupan KK Rawan yang dibina adalah :

i. Tersedianya dana untuk pembinaan keluarga rawan,

ii. Kerjasama dengan kader kesehatan,

iii. peran serta dengan mahasiswa STIKES dalam membina

keluarga rawan.

14) Cakupan pelayanan kesehatan dasar, swasta sesuai

standar adalah karena ada koordinasi dengan

puskesmas dalam pembinaan sarana pelayanan

kesehatan dasar

Page 25: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 38

Dinas Kesehatan Kota Bandung

15) Persentase puskesmas yang melaksanakan pemeriksaan

faktor resiko PTM adalah karena peralatan yang

disediakan sudah tersedia untuk 73 Puskesmas.

Sedangkan faktor penghambat dan pemecahan masalah

dari agregat - agregat yang belum mencapai target adalah sebagai

berikut :

1) Orang Yang Berumur 15 Th Atau Lebih Yang Menerima

Konseling Dan Testing HIV adalah :

i. Test HIV AIDS di fasilitas pelayanan kesehatan oleh petugas

dilakukan melalui proses penawaran test pada pasien TB

dan Bumil

ii. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang melaksanakan

konseling dan testing HIV masih sedikit terkait

keterbatasan SDM , karena SDM tersebut harus dilatih

secara khusus.

iii. Pelayanan Tes HIV sangat tergantung dengan kesadaran

masyarakat, sementara selama ini masih ada stigma

negatif tentang HIV AIDS di masyarakat

iv. Jumlah kader untuk menjangkau atau melakukan

penjangkauan masyarakat untuk test HIV sangat kurang

Adapun solusi dari permasalahan tersebut adalah :

i. Penambahan SDM di layanan Konseling Testing sukarela

(VCT)

ii. Penambahan layanan Konseling Testing sukarela

iii. Menambah jumlah tenaga penjangkau

iv. Penambahan logistik (Reagen, obat-obatan)

v. Dikeluarkannya Surat Edaran Kepala Dinas Kesehatan

sebagai penguatan regulasi aturan kepada pelayanan

kesehatan pemerintah atau swasta yang menolak untuk

melakukan pelayanan program HIV .

Page 26: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 39

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Untuk perbandingan realisasi antara tahun 2014 dengan

tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

TABEL 3.11

PERBANDINGAN AGREGAT DARI INDIKATOR PEMENUHAN PENCAPAIAN

PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

TAHUN 2014 dan 2015

NO INDIKATOR

KINERJA

TARGET REALISASI KET

CAPAIAN KET

2014 2015 2014 2015 2014 2015

1 2 3 4 5

1 Persentase balita

ditimbang berat badannya D/S

75 85 79.5 91,29 106.00 107,40

2 Jumlah puskesmas yang melaksanakan pembinaan anak berkebutuhan khusus

4 Puskesmas

5 4 Puskesmas

5 100 100,00

3 Jumlah puskesmas yang dibina dalam pelayanan kesehatan matra

32 Puskesmas

34 32 Puskesmas

34 100 100,00

4 Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan indera dimasyarakat dalam wilayah kerjanya

30 Puskesmas

30 30 Puskesmas

30 = 100 100,00 =

5 Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa dasar di masyarakat.

32 Puskesmas

34 32 Puskesmas

34 100 100,00

6 Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan

kesehatan kerja dasar di masyarakat

12 Puskesmas

14 12 Puskesmas

14 100 100,00

7 Jumlah puskesmas yang melaksanakan pembinaan sarana kesehatan tradisional

10 Puskesmas

15 10 Puskesmas

15 100 100,00

8 Jumlah puskesmas

yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar di masyarakat

52

Puskesmas

52 52

Puskesmas

52 = 100 100,00 =

9 Jumlah puskesmas yang melaksananakan pembinaan sarana olah raga di wilayah kerjanya

4 Puskesmas

5 4 Puskesmas

5 100 100,00

10 Industri rumah tangga Pangan yang memiliki sertifikat P-IRT

100% 100 100% 100 = 100.00 100,00 =

Page 27: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 40

Dinas Kesehatan Kota Bandung

NO INDIKATOR

KINERJA

TARGET REALISASI KET

CAPAIAN KET

2014 2015 2014 2015 2014 2015

1 2 3 4 5

11 sarana pelayanan kefarmasian yang dibina

30 32 30.26 32,3 100.87 100,94

12 orang yang berumur 15 Th atau lebih yang menerima konseling dan testing HIV

1 1,5 0.42 0,9 42.00 60,00

13 Kecamatan yang melaksanakan advokasi dan sosialisasi pencegahan dan

penularan

100 100 100 100 = 100.00 100,00 =

14 Cakupan KK Rawan yang dibina

40 40 54.76 90,8 136.9 227,00

15 Cakupan pelayanan kesehatan dasar, swasta sesuai standar

20 100 80.9 100 404.5 100,00

16 Persentase puskesmas yang melaksanakan pemerikasaan faktor resiko PTM

73 73 30 73 41.10 100,00

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa untuk realisasi

jumlah agregat yang meningkat ada 12 agregat (75%) dan 4

agregat nya (25%) tetap. Sedangkan untuk capaian jumlah

agregat yang meningkat ada 11 agregat (68,75%) dan 4 agregat

nya (25%) tetap , 1 agregat (6,25%) turun.

d. Persentase Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin

Untuk menjamin setiap fasilitas kesehatan laik dalam

memberikan pelayanan kesehatan maka perlu

disertifikasi/memperoleh ijin operasional.

Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin adalah nilai

agregat dari rata-rata seluruh indikator fasilitas kesehatan yang

memenuhi persyaratan mendapatkan sertifikat izin dalam periode

tertentu.

Cara Perhitungannya adalah Persentase nilai realisasi dari

seluruh indikator Fasilitas kesehatan yang memenuhi persyaratan

mendapatkan sertifikat izin setelah dihitung dari nilai capaian dibagi

target x 100 persen dibagi jumlah indikator . Adapun agregat dari

Page 28: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 41

Dinas Kesehatan Kota Bandung

indikator fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin seperti pada

tabel dibawah ini :

TABEL 3.12

ANALISIS PENCAPAIAN AGREGAT DARI INDIKATOR FASILITAS KESEHATAN YANG MEMILIKI SERTIFIKAT IJIN

TAHUN 2015

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1 2 3 4 5

1 Tenaga Kesehatan yang memiliki sertifkat ijin

100 100 100

2 Fasilitas kesehatan yang memiliki

sertifikat ijin

100 100 100

Jumlah 200

Rata-rata 100

Untuk Indikator kinerja Pemenuhan Fasilitas kesehatan yang

memiliki sertifikat ijin capaiannya adalah 100% telah sesuai dari

target yaitu 100% . Indikator ini merupakan gabungan dari 2 agregat

seperti pada tabel diatas. Jika dibandingkan dengan tahun 2015

maka capaiannya adalah tetap 100%.

Untuk perbandingan Tenaga Kesehatan yang memiliki

sertifkat ijin antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat

pada tabel di bawah ini :

TABEL 3.13

PERBANDINGAN TENAGA KESEHATAN YANG MEMILIKI SERTIFKAT IJIN DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

TAHUN 2014 dan 2015

No Jenis Izin 2014 2015

A Surat Izin Praktek

1 Dokter umum 538 492

2 Dokter spesialis 459 474

3 Dokter Gigi 222 182

4 Dokter Gigi Spesialis 73 79

5 PPDS 377 364

6 Apoteker 211 230

7 Bidan 114 102

Page 29: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 42

Dinas Kesehatan Kota Bandung

No Jenis Izin 2014 2015

B Surat Izin Kerja

1 Apoteker 43 28

2 Asisten Apoteker 205 332

3 Bidan 192 246

4 Perawat 232 582

5 Perawat Gigi 18 52

6 Refraksionis Optisien (RO) 4 17

7 Radiografer 13 8

8 Terapi Okupasi 3 7

C Surat Tanda Terdaftar Pengobat Tradisional

1 Surat Tugas 78 -

-2 Tenaga Pengobatan Komplementer Alternatif 3 -

Jumlah 2785 3912

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa untuk jumlah tenaga

kesehatan meningkat jumlahnya dari 2785 menjadi 3912.

Untuk perbandingan Fasilitas kesehatan yang memiliki

sertifikat ijin antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat

pada tabel di bawah ini :

TABEL 3.14

PERBANDINGAN FASILITAS KESEHATAN

YANG MEMILIKI SERTIFIKAT IJIN DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

TAHUN 2014 dan 2015

No Jenis Izin 2014 2015

A Surat Izin Mendirikan

1 Klinik Pratama 16 36

2 Klinik Utama 12 20

3 Rumah Sakit Khusus 3 1

B Surat Izin Operasional

1 Klinik Pratama 25 34

Page 30: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 43

Dinas Kesehatan Kota Bandung

No Jenis Izin 2014 2015

2 Klinik Utama 12 22

3 Rumah Sakit

4 - Umum 4 2

5 - Khusus 4 6

6 Apotek 75 91

7 Laboratorium 5 3

8 Optik 2 20

9 Pedangan Eceran Obat 16 33

C SERTIFIKAT

1 Penyuluhan Keamanan Pangan 171 163

2 P-IRT 201 391

3 Laik Hygiene Sanitasi

a. Restoran 4 17

b. Jasaboga 12 31

c. Hotel 20 23

Jumlah 582 916

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa untuk jumlah fasilitas

kesehatan meningkat jumlahnya dari 582 menjadi 916.

e. Persentase Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II

Untuk memberikan jaminan pemerataan pelayanan kesehatan

kepada pasien miskin yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan

rujukan di PPK II .

Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II adalah

nilai agregat dari rata-rata seluruh indikator pasien miskin yang

dirujuk dan dilayani oleh PPK II dalam periode tertentu

Cara Perhitungannya Persentase nilai realisasi dari seluruh

indikator pasien miskin yang mendapat pelayanan di PPK II setelah

dihitung dari nilai capaian dibagi target x 100 persen dibagi jumlah

Page 31: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 44

Dinas Kesehatan Kota Bandung

indikator . Adapun agregat dari indikator Pasien miskin yang dirujuk

dan dilayani oleh PPK II seperti dibawah ini :

TABEL 3.15 ANALISIS PENCAPAIAN AGREGAT DARI INDIKATOR

PASIEN MISKIN YANG DIRUJUK DAN DILAYANI OLEH PPK II

TAHUN 2015

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1 1 2 3 4

1 Cakupan pelayanan gawat darurat level

1 yang harus ditangani sarana kesehatan (RS) di Kabupaten kota

100 100 100

2 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

100 100 100

Jumlah 200

Rata-rata 100

Untuk Indikator kinerja Pasien miskin yang dirujuk dan

dilayani oleh PPK II realisasi sudah mencapai target yaitu 100% dari

target 100%. Indikator ini merupakan gabungan dari 2 indikator

seperti pada tabel diatas.

Perbandingan antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

TABEL 3.16 ANALISIS PENCAPAIAN INDIKATOR

PASIEN MISKIN YANG DIRUJUK DAN DILAYANI OLEH PPK II TAHUN 2014 dan 2015

NO INDIKATOR

KINERJA

TAHUN 2014 TAHUN 2015

KET

TARGET REALISASI TARGET REALISASI

1 2 3 4 5 6 7

1 Cakupan pelayanan

gawat darurat level 1

yang harus ditangani

sarana kesehatan

(RS) di Kabupaten kota

100 93.73 100 100

2 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan

pasien masyarakat

miskin

100 100 100 100 =

Page 32: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 45

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk agregat Cakupan

pelayanan gawat darurat level 1 yang harus ditangani sarana

kesehatan (RS) di Kabupaten kota realisasinya meningkat dari 93,73

menjadi 100% sedangkan untuk Cakupan pelayanan kesehatan

rujukan pasien masyarakat miskin realisasinya tetap 100%.

Untuk perbandingan angka Cakupan pelayanan gawat

darurat level 1 yang harus ditangani sarana kesehatan (RS) di

Kabupaten kota dan Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien

masyarakat miskin antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

TABEL 3.17

PERBANDINGAN ANGKA PENCAPAIAN INDIKATOR PASIEN MISKIN YANG DIRUJUK DAN DILAYANI OLEH PPK II

TAHUN 2014 dan 2015

NO INDIKATOR KINERJA 2014 2015

1 2 3 4

1 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1

yang harus ditangani sarana kesehatan (RS)

di Kabupaten kota

30 32

2 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan

pasien masyarakat miskin 13.414 9.924

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa untuk Cakupan

pelayanan gawat darurat level 1 yang harus ditangani sarana

kesehatan (RS) di Kabupaten kota mengalami peningkatan dari 30

menjadi 32 sedangkan untuk Cakupan pelayanan kesehatan rujukan

pasien masyarakat miskin mengalami penurunan dari 13.414

menjadi 9.924.

Untuk Nama Rumah Sakit yang memberikan pelayanan gawat

darurat level 1 dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Page 33: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 46

Dinas Kesehatan Kota Bandung

TABEL 3.18 NAMA RUMAH SAKIT

YANG MEMBERIKAN PELAYANAN GAWAT DARURAT LEVEL 1

TAHUN 2015

NO JENIS RUMAH SAKIT NAMA RUMAH SAKIT

RS UMUM

1 Pemerintah Pusat RSUP dr. Hasan sadikin

2 Pemerintah Daerah RSUD Kota Bandung

3 TNI / POLRI RSU dr Salamun

4 RSU Bhayangkara Sartika Asih

5 RSU Sariningsih

6 Swasta RSU Advent

7 RSU Santo Borromeus

8 RSU Immanuel

9 RSU Al Islam

10 RSU Santosa

11 RSU Santosa Kopo

12 RSU Kebon Jati

13 RSU Santo Yusuf

14 RSU Muhammadiyah

15 RSU Hermina Arcamanik

16 RSU Rajawali

17 RSU Bungsu

18 RSU Pindad

RS KHUSUS

19 Pemerintah Pusat RS Paru dr. H. A Rotinsulu

20 RS Mata Cicendo

21 Pemerintah Daerah RSKIA Kota Bandung

22 RSGM Kota Bandung

23 RSGM Unpad

24 Swasta RSGM Maranatha

25 RSIA Hermina Pasteur

26 RSIA Limijati

27 RSIA Melinda

28 RSIA Humana Prima

29 RSIA Harapan Bunda

30 RS Ginjal Ny. R.A Habibie

31 RS Bedah Halmahera Siaga

32 RS Bedah Melinda 2

Page 34: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 47

Dinas Kesehatan Kota Bandung

f. Persentase Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas

dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk

Untuk meningkatkan pemerataan jangkauan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat maka di setiap kecamatan harus

memiliki puskesmas sesuai standar (ratio puskesmas dengan jumlah

penduduk).

Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio

jumlah puskesmas dan jumlah penduduk adalah Kecamatan yang

memiliki puskesmas sesuai standar dibandingkan dengan jumlah

kecamatan dalam periode tertentu.

Cara Perhitungannya : Persentase dari jumlah kec yg memiliki

puskesmas sesuai standar dibagi jumlah kecamatan x 100%.

Untuk Indikator kinerja Kecamatan dengan pemenuhan

puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah

penduduk realisasi sudah melebihi target yaitu 81.55% dari target

70%, Hal ini karena Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2015

sudah memiliki sebanyak 77 Puskesmas , hal ini dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

TABEL 3.19 PERSENTASE KECAMATAN DENGAN PEMENUHAN PUSKESMAS

DIBANDINGKAN RATIO JUMLAH PUSKESMAS DAN JUMLAH PENDUDUK TAHUN 2015

INDIKATOR

TARGET 2015

REALISASI

2015

CAPAIAN

KINERJA KET

1 2 3 4 5

1 Persentase Kecamatan dengan

pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah

puskesmas dan jumlah

penduduk

70 81.55 116.50

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa realisasi Persentase

Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio

jumlah puskesmas dan jumlah penduduk telah melebihi target

yaitu 81,55 dari 70%.

Page 35: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 48

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Untuk perbandingan realisasi antara tahun 2014 dengan

tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

TABEL 3.20

PERBANDINGAN PERSENTASE KECAMATAN DENGAN PEMENUHAN

PUSKESMAS DIBANDINGKAN RATIO JUMLAH PUSKESMAS DAN JUMLAH

PENDUDUK DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

TAHUN 2014 dan 2015

NO INDIKATOR

KINERJA

TARGET REALISASI CAPAIAN KET

2014 2015 2014 2015 2014 2015

1 2 3 4 5 6

1 Persentase Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk

60 70 60 81.55 100 116.50

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa realisasi dan capaian

pada tahun 2015 mengalami peningkatan dari 60% (75 puskesmas)

menjadi 81.55 (77 puskesmas), hal ini disebabkan karena pada tahun

2015 telah disediakan anggaran untuk pembangunan 2 puskesmas

Sukaraja dan Cigadung.

g. Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Kualitas pelayanan publik sebagai tujuan akhir dari

pelaksanaan reformasi birokrasi menjadi sasaran yang diindikasikan

dengan tercapaianya Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).

Nilai IKM dihitung berdasarkan nilai rata-rata tertimbang

masing-masing unsur pelayanan dari sejumlah pernyataan ukuran

pelayanan publik yang diberikan kepada sejumlah responden yang

berkunjung ke puskesmas dalam periode tertentu .

Cara perhitungannya adalah : Persentase total dari nilai

persepsi per unsur dibagi dengan total unsur yang terisi dikalikan

nilai penimbang x 100 %.

Page 36: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 49

Dinas Kesehatan Kota Bandung

TABEL 3.21 PERSENTASE INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

TAHUN 2015

INDIKATOR

TARGET 2015

REALISASI 2015

CAPAIAN

KINERJA KET

1 2 3 4 5

1 Persentase Indeks

Kepuasan Masyarakat

(IKM)

73.73 93.15 126.34

Untuk Indikator kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

pada tahun 2015 ini sudah melebihi target yaitu 93.15 dari target

73,73.

Untuk perbandingan realisasi antara tahun 2014 dengan tahun

2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

TABEL 3.22

PERBANDINGAN PERSENTASE INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

TAHUN 2014 dan 2015

NO INDIKATOR

KINERJA

TARGET REALISASI CAPAIAN KET

2014 2015 2014 2015 2014 2015

1 2 3 4 5 6

1 Persentase Indeks

Kepuasan

Masyarakat (IKM)

60 73.73 65.95 93.15 109.91 126.34

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa realisasi dan capaian

pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 27,2 poin dari

65,95% menjadi 93,15%.

Page 37: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 50

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Bila dilihat realisasi akumulasi pencapaian Sasaran 1 sampai

dengan tahun 2015 sebagaimana telah direncanakan dalam Renstra

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.23

PENCAPAIAN INDIKATOR SASARAN 1 TAHUN 2015 DIBANDINGKAN TARGET AKHIR RENSTRA KOTA BANDUNG

TAHUN 2018

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN

REALISASI S/D.

TAHUN

2015

RENCANA

SESUAI DENGAN

RENSTRA

TAHUN

2018

PERSENTASE

CAPAIAN

KINERJA (%)

KESENJANGAN

1 Pemenuhan pencapaian

SPM pelayanan kesehatan

dasar pada bayi, balita,

anak usia sekolah, remaja,

ibu dan lansia

% 99,45 95 104,68 4,45

2 Pemenuhan pencapaian

SPM penyakit menular yang ditangani

% 101,19 100 101,19 1,19

3 Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan

lainnya

% 105,96 100 105,96 5,96

4 Fasilitas kesehatan yang

memiliki sertifikat ijin

% 100 100 100,00 0

5 Pasien miskin yang dirujuk

dan dilayani oleh PPK II

% 100 100 100,00 0

6 Kecamatan dengan

pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah

puskesmas dan jumlah

penduduk

% 81,55 100 81,55 -18,45

7 Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM)

% 93,15 84,68 110,00 8,47

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi

sasaran 1 tahun 2015 yang terdiri dari 7 indikator : 1 indikator

(14.29%) belum sesuai dengan Renstra Tahun 2018, 2 indikator

(28.57%) yang sudah sesuai dan 4 indikator (57,14%) telah melebihi

target .

Page 38: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 51

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Bila dilihat dari efesiensi penggunaan sumber daya pada

pencapaian sasaran 1 maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.24

EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PENCAPAIAN SASARAN 1 TAHUN 2014

No Sasaran 1 Indikator Kinerja

Tahun 2015 % Tahun 2014 Efesiensi

Target Realisasi Anggaran Realisasi %

1 Meningkatnya pelayanan kesehatan

dasar, kegawat daruratan dan rujukan

khususnya masyarakat miskin

Pemenuhan pencapaian SPM

pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita,

anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia

85 99,45 117 147.538.066.414 122.587.037.043 83,09 26,48

2 Pemenuhan pencapaian SPM penyakit

menular yang ditangani

100 101,19 101,19

3 Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan

lainnya

100 105,96 105,96

4 Fasilitas kesehatan

yang memiliki sertifikat ijin

100 100 100

5 Pasien miskin yang dirujuk dan

dilayani oleh PPK II

100 100 100

6 Kecamatan

dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan

ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk

70 81,55 116,5

7 Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM)

73,73 93,15 126,34

JUMLAH 109,57 147.538.066.414 122.587.037.043 83,09 26,48

Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase capaian kinerja

untuk sasaran 1 adalah sebesar 109.57% , sedangkan penyerapan

anggarannya sebesar 83.09 % sehingga dapat diperoleh nilai efesiensi

penggunaan sumber daya pencapaian sasaran 1 adalah sebesar

26.48% (109.57% - 83.09 % ) .

Page 39: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 52

Dinas Kesehatan Kota Bandung

3.2.1.2 Sasaran 2 Meningkatnya Kesehatan Masyarakat

Untuk Mencapai Sasaran 2 yaitu Meningkatnya Kesehatan

Masyarakat, maka indikator yang harus dicapai adalah Balita gizi

buruk, Bumil KEK, Angka kematian Ibu, Angka Kematian Bayi

seperti tabel dibawah ini :

TABEL 3.25

ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN 2

MENINGKATNYA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA BANDUNG

TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA TARGET

2015

REALISASI

2015

CAPAIAN

KINERJA

1 2 3 4

1 Balita gizi buruk 0,62 0,57 108,06

2 Bumil KEK 22,95 15,72 131,50

3 Angka kematian Ibu 69,88 53,57 123,34

4 Angka Kematian Bayi 29,23 29,22 100,03

Dari tabel diatas dapat dilihat dari 4 indikator yang ada ,

seluruh indikatornya telah melampaui target (100%) .

Perbandingan indikator Sasaran 2 yaitu Meningkatnya

Kesehatan Masyarakat antara tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat

pada tabel di bawah ini :

TABEL 3.26

PERBANDINGAN PENCAPAIAN SASARAN 2

MENINGKATNYA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA BANDUNG

TAHUN 2014 dan 2015

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

CAPAIAN KINERJA

2014 2015 2014 2015 2014 2015

1 2 3 4

1 Persentase Balita gizi buruk 0.68 0,62 0.65 0,57 104.41 108,1

2 Persentase Bumil KEK 25.16 22,95 26.21 15,72 95.83 131,5

3 Angka kematian Ibu 71.12 69,88 71.12 53,57 100.00 123,3

4 Angka Kematian Bayi 29.11 29,23 29.33 29,22 99.24 100,03

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 4 indikator ada

keempat indikator (100%) mengalami penurunan sesuai dengan yang

di targetkan.

Page 40: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 53

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Bila dilihat realisasi akumulasi pencapaian Sasaran 2 sampai

dengan tahun 2015 sebagaimana telah direncanakan dalam Renstra

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.27

PENCAPAIAN INDIKATOR SASARAN 2 TAHUN 2015 DIBANDINGKAN TARGET AKHIR RENSTRA KOTA BANDUNG

TAHUN 2018

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN

REALISASI S/D.

TAHUN

2015

RENCANA

SESUAI DENGAN

RENSTRA

TAHUN

2018

PERSENTASE

CAPAIAN

KINERJA (%)

KESENJANGAN

1 Balita gizi buruk % 0,57 0,42 64,29 0,15

2 Bumil KEK % 15,72 15 95,20 0,72

3 Angka kematian Ibu Per

100.000

kelahiran hidup

53,57 66,17 119,04 -12,6

4 Angka Kematian Bayi Per 1.000 kelahiran

hidup

29,22 28,87 98,79 -0,35

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi

sasaran 2 tahun 2015 yang terdiri dari 4 indikator : 3 indikator (75%)

belum sesuai dengan Renstra Tahun 2018, 1 indikator (25%) telah

melebihi Renstra Tahun 2018 .

Bila dilihat dari efesiensi penggunaan sumber daya pada

pencapaian sasaran 2 maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.28

EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PENCAPAIAN SASARAN 2 TAHUN 2015

No Sasaran 3 Indikator Kinerja

Tahun 2015 %

Tahun 2014 Efesiensi

Target Realisasi Anggaran Realisasi %

1 Meningkatnya kesehatan masyarakat

Balita gizi buruk

0,62 0,57 108,06 98.990.617.700 51.655.123.337 52,18 63,55

2 Bumil KEK

22,95 15,72 131,5

3 Angka

kematian Ibu

69,88 53,57 123,34

4 Angka Kematian Bayi

29,23 29,22 100,03

JUMLAH 115,73 98.990.617.700 51.655.123.337 52,18 63,55

Page 41: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 54

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase capaian kinerja

untuk sasaran 1 adalah sebesar 115.73% , sedangkan penyerapan

anggarannya sebesar 52.18 % sehingga dapat diperoleh nilai efesiensi

penggunaan sumber daya pencapaian sasaran 2 adalah sebesar

63.55% (115.73% - 52.18 % ) .

Adapun capaian masing-masing indikator dari sasaran 2

adalah sebagai berikut :

a) Persentase Balita gizi buruk

Untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat, salah satu

indikator yang digunakan untuk melihat penurunan jumlah

penderita balita gizi buruk di Kota Bandung.

Balita gizi buruk adalah Jumlah balita gizi buruk dalam

periode tertentu.

Cara Perhitungan : Persentase dari jumlah balita gizi buruk

dibagi dengan jumlah balita seluruhnya x 100 %.

Untuk Indikator kinerja Balita gizi buruk realisasinya adalah

0,57% sudah sesuai dengan harapan yaitu dibawah target yang

ditetapkan 0.62%. Adapun jumlah balita gizi buruk yang ada di Kota

Bandung adalah sebanyak 374 mengalami penurunan dari 407pada

tahun 2014 . Hal ini karena program dan kegiatan yang dilaksanakan

sudah ditujukan untuk menanggulangi permasalahan balita gizi

buruk yang ada di Dinas Kesehatan Kota Bandung.

b) Persentase Bumil KEK

Bumil KEK adalah Ibu Hamil resiko tinggi (Risti) dengan

lingkar lengan atas <23,5 cm tanpa penyakit penyerta.

Cara Perhitungan : Jumlah Bumil KEK tanpa penyakit

penyerta yang mendapat PMT dibagi jumlah Bumil Resti di suatu

wilayah dalam kurun waktu 1 tahun.

Untuk Indikator kinerja Bumil KEK realisasi sebesar 15,72%

sudah sesuai dengan harapan yaitu dibawah target yang ditetapkan

22.95% , hal ini berarti menunjukan adanya penurunan Bumil KEK

yang disebabkan karena adanya beberapa faktor pendorong sebagai

berikut :

Page 42: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 55

Dinas Kesehatan Kota Bandung

i. Pelayanan Kesehatan sudah optimal dalam meningkatkan

pengetahuan ibu hamil akan pentingnya pelayanan kesehatan

dalam masa kehamilan dan kesehatan reproduksi remaja.

ii. Jumlah tenaga kesehatan, kualitas sarana kesehatan, kualitas

tenaga kesehatan, dan peran serta masyarakat serta tingkat daya

beli dan sosial budaya sudah meningkat dibandingkan tahun

sebelumnya.

c) Angka kematian Ibu

Untuk melihat resiko yang dihadapi ibu hamil selama

kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan sosial

ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan,

kejadian komplikasi selama kehamilan dan kelahiran, serta

gambaran tersedianya dan penggunaan fasilitas kesehatan pelayanan

prenatal dan obstetri.

Angka kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu karena

kehamilan, persalinan, masa nifas dalam suatu wilayah dan periode

tertentu.

Untuk Indikator kinerja Angka kematian Ibu realisasi sudah

melebihi target yang ditentukan yaitu 53,37 dari target yang

ditetapkan yaitu 69.88 % (Data Jumlah kematian ibu dan

penyebabnya terlampir). Hal ini berarti menunjukan adanya

penurunan Angka kematian Ibu yang disebabkan karena adanya

beberapa faktor pendorong sebagai berikut :

i. Adanya kegiatan audit maternal perinatal yang bertujuan untuk

menurunkan angka kematian ibu dengan cara mencari penyebab

kematian ibu. Tim AMP terdiri dari perwakilan bidan praktek

swasta, puskesmas, organisasi profesi IBI, FOGI dan IDAI

dimana tim ini akan melakukan pembahasan tentang kematian

ibu.

ii. Meningkatnya kegiatan promosi dan deteksi dini risti ibu hamil

melalui kelas ibu hamil , PPIA

iii. Meningkaynya penanganan komplikasi kebidanan dengan adanya

kegiatan peningkatan kompetensi tin PONED

Page 43: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 56

Dinas Kesehatan Kota Bandung

iv. Hasil Rekomendasi dari Tim AMP Kota Bandung pada tahun 2014

Telah dilaksanakannya pada tahun 2015 yaitu :

Pemerikasaan ANC berkualitas wajib dilakukan di fasilitas

kesehatan dasar baik pemerintah maupun swasta dengan

pemantauan dari Dinkes dan IBI sebagai induk organisasi

yang membina bidan praktek swasta secara langsung

Informasi dari pemanfaatan buku KIA dimanfaatkan oleh

semua fihak baik oleh puskesmas, dokter prakter swasta

Penguatan system rujukan

RW siaga aktif untuk dapt mendeteksi dini resiko ibu hamil

Peningkatan peran lingkat sektor dan lintas program dalam

menurunkan akngka kematian ibu dan bayi

d) Angka Kematian Bayi

Angka Kematian Bayi adalah untuk mengetahui gambaran

tingkat permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan faktor

penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan ante natal, status gizi ibu

hamil, tingkat keberhasilan program KIA & KB serta kondisi

lingkungan & sosial ekonomi.

Angka kematian bayi dapat dilihat Jumlah kematian bayi di

bawah usia 1 tahun di wilayah tertentu selama 1 tahun

dibandingkan dengan jumlah lahir hidup di wilayah dan periode

waktu yang sama 1000 KH.

Untuk Indikator kinerja realisasi Angka kematian Bayi

realisasi sudah melebihi target yang ditentukan sebesar 29,22% dari

target yang ditetapkan yaitu 29.23% (Data jumlah kematian bayi dan

penyebabnya terlampir).

Jika di lihat dari jumlah bayi yang meninggal pada tahun

2015 , maka terlihat adanya peningkatan dari 95 pada tahun 2014

menjadi 137 pada tahun 2015, hal ini disebabkan karena :

i. Belum optimalnya SPGDT

ii. Belum optimalnya jejaring rujukan dan pembinaan antara RS dan

puskesmas binaannya

iii. Kurangnya fasilitas NICU di RSUD dan RSKIA Kota Bandung

Page 44: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 57

Dinas Kesehatan Kota Bandung

sehingga neonatus dengan prematur, BBLR dan asfiksia sulit

mendapatkan penanganan yang tepat .

3.2.1.3 Sasaran 3 Menurunnya kejadian Penyakit Menular di Masyarakat

Pencapaian sasaran 3 dapat dilihat dengan 4 indikator kinerja

seperti tabel dibawah ini :

TABEL 3.29

ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN 3

MENURUNNYA KEJADIAN PENYAKIT MENULAR DI MASYARAKAT

DI KOTA BANDUNG TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA TARGET

2015 REALISASI

2015 CAPAIAN KINERJA

1 2 3 4

1 Demam berdarah dengue (DBD) 36,98 37,44 98,76

2 Penurunan penderita penyakit menular Inpeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita

5,1 6,2 78,43

3 Penurunan penderita penyakit menular Diare

2,35 2,23 105,11

4 Penanggulangan Kejadian Luar Biasa < dari 24 Jam

100 100 100,00

Dari tabel diatas dapat dilihat dari 4 indikator yang ada , 1

indikator yang telah melebihi target (25%), 1 indikator (25%) sesuai

target dan 2 indikator belum mencapai target (50%).

Perbandingan indikator Sasaran 3 yaitu Menurunnya kejadian

Penyakit Menular di Masyarakat antara tahun 2014 dan 2015 dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 45: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 58

Dinas Kesehatan Kota Bandung

TABEL 3.30

PERBANDINGAN PENCAPAIAN SASARAN 3

MENURUNNYA KEJADIAN PENYAKIT MENULAR DI MASYARAKAT

DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

CAPAIAN KINERJA

2014 2015 2014 2015 2014 2015

1 Persentase penurunan penderita penyakit menular demam berdarah dengue (DBD)

47.62 36,98 47.62 37,44 100 98,76

2 Persentase penurunan penderita penyakit menular ISPA

5.4 5,1 5.61 6,2 96.11 78,43

3 Persentase penurunan penderita penyakit menular Diare

2.49 2,35 2.14 2,23 114.06 105,1

4 Persentase penanggulangan kejadian luar biasa < 24 jam

100 100 100 100 100 100

Bila dilihat dari tabel di atas , maka jumlah indikator yang

capaiannya mengalami peningkatan ada sebanyak 1 indikator (25%),

yang tetap 1 indikator (25%) dan yang mengalami penurunan

sebanyak 2 indikator (50%) .

Bila dilihat realisasi akumulasi pencapaian Sasaran 3 sampai

dengan tahun 2015 sebagaimana telah direncanakan dalam Renstra

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.31

PENCAPAIAN INDIKATOR SASARAN 3 TAHUN 2015

DIBANDINGKAN TARGET AKHIR RENSTRA KOTA BANDUNG TAHUN 2018

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN

REALISASI

S/D.

TAHUN 2015

RENCANA

SESUAI

DENGAN

RENSTRA TAHUN

2018

PERSENTASE

CAPAIAN KINERJA (%)

KESENJANGAN

1 Demam berdarah dengue

(DBD)

% 37,44 23,08 37,78 -14,36

2 Penurunan penderita

penyakit menular Inpeksi

Saluran Pernafasan Akut

(ISPA) pada Balita

% 6,2 4,19 52,03 -2,01

3 Penurunan penderita

penyakit menular Diare

% 2,23 1,91 83,25 -0,32

4 Penanggulangan Kejadian

Luar Biasa < dari 24 Jam

% 100 100 100,00 0

Page 46: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 59

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi

sasaran 3 tahun 2015 yang terdiri dari 4 indikator : 3 indikator (75%)

belum sesuai dengan Renstra Tahun 2018, 1 indikator (25%) telah

sesuai dengan Renstra Tahun 2018 .

Bila dilihat dari efesiensi penggunaan sumber daya pada

pencapaian sasaran 3 maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.32

EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PENCAPAIAN SASARAN 3 TAHUN 2015

No Sasaran 3 Indikator Kinerja

Tahun 2015

%

Tahun 2014

Efesiensi Target Realisasi Anggaran Realisasi %

1 Menurunnya kejadian penyakit menular di

masyarakat

Demam berdarah dengue (DBD)

36,98 37,44 98,76 4.932.129.994 4.023.452.620 81,58 14,00

2 Penurunan penderita

penyakit menular Inpeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita

5,1 6,2 78,43

3 Penurunan penderita penyakit menular Diare

2,35 2,23 105,11

4 Penanggulangan Kejadian

Luar Biasa < dari 24 Jam

100 100 100

JUMLAH 95,58 4.932.129.994 4.023.452.620 81,58 14,00

Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase capaian kinerja

untuk sasaran 3 adalah sebesar 95.58% , sedangkan penyerapan

anggarannya sebesar 81.58 % sehingga dapat diperoleh nilai efesiensi

penggunaan sumber daya pencapaian sasaran 3 adalah sebesar 14%

(95.58% - 81.58 % ) .

Page 47: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 60

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Capaian Sasaran 3 dapat dilihat dengan rincian sebagai

berikut:

a) Persentase Penurunan penderita penyakit Demam berdarah

dengue (DBD)

Penyakit menular DBD terjadi sepanjang tahun (endemik) dan

dapat menimbulkan angka kesakitan yang tinggi dan kematian.

Penurunan persentase dari perhitungan insidens rate yaitu

selisih antara jumlah kasus penyakit menular DBD tahun

sebelumnya dikurangi dengan kasus penyakit DBD pada tahun

perhitungan dibandingkan dengan jumlah kasus penyakit menular

DBD pada tahun sebelumnya x 100 %.

Realisasi indikator ini adalah 37,44% belum mencapai target

yang ditentukan 36.98% . Faktor-faktor yang mempengaruhi masih

tingginya kasus DBD di Kota Bandung adalah :

i. Tingkat virulensi virus dengue , mutasi virus dan terdapat

banyaknya serotype dengue (Den1, Den2, Den3 dan Den4)

ii. Liingkungan yang masih mendukung peningkatan populasi vektor

penular (nyamuk aedest aegypti) seperti kebersihan lingkungan

yang kurang, perubahan iklim, pelaksanaan pemberantasan

sarang nyamuk (PSN) di masyarakat yang belum optimal

iii. Resistensi nyamuk terhadap insektisida

iv. Pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pengendalian

penyakit DBD masih kurang

Adapun solusi untuk pemecahan masalah tersebut adalah :

i. Melakukan pengkajian /penelitian resistensi insektisida, dapat

dilakukan oleh pihak swasta maupun akademik

ii. Peningkatan penyuluhan DBD di semua wilayah, mulai dari

tingkat kecamatan, kelurahan bahkan RW dan RT

iii. Penggerakan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk

iv. Menggerakan masyarakat agar ber PHBS dalam kehidupan

sehari-hari

v. Melaksanakan On the Job Training untuk petugas kesehatan

vi. Kelengkapan sarana dan prasarana dalam penanggulangan kasus

Page 48: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 61

Dinas Kesehatan Kota Bandung

DBD di masyarakat

b) Persentase Penurunan penderita penyakit menular Inpeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita

Angka kesakitan ISPA diukur dari kasus pneumonia pada

balita karena angka kesakitan dan kematian tinggi serta balita

merupakan kelompok sasaran rentan.

Persentase Penurunan penderita penyakit menular Inpeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita adalah Kasus pneumonia

pada balita dalam satu wilayah yang terjangkau oleh pelayanan

kesehatan dalam kurun periode tertentu.

Realisasi indikator ini adalah 6.2% belum mencapai target

yang ditentukan 5.1% . Faktor-faktor yang mempengaruhi masih

tingginya kasus ISPA di Kota Bandung adalah :

i. Pertambahan tingkat kepadatan penduduk sangat berpengaruh

terhadap kebutuhan oksigen yang sehat dan rumah sehat yang

berdampak pada salah satunya tingginya penderita penyakit

menular Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

ii. Pola Hidup Bersih dan Sehat masyarakat yang belum optimal

seperti merokok dalam rumah.

iii. Petugas kesehatan di puskesmas telah dilatih mengenai

tatalaksana pneumonia sehingga kemampuan petugas dalam

mendeteksi kasus pneumonia meningkat

Adapun solusi untuk pemecahan masalah tersebut adalah :

i. Penyuluhan tentang pneumonia di setiap wilayah mulai dari

tingkat kecamatan, kelurahan bahkan RW dan RT

ii. Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan

lingkungan terutama tempat tinggal dengan mengusahakan agar

ruangan memiliki udara bersih dan ventilasi cukup

iii. Menghimbau masyarakat untuk memberikan ASI pada bayi dan

makanan dengan gizi seimbang

iv. Menghimbau masyarakat untuk menjauhkan anak bayi/balita

dari asap, debu serta bahan-bahan lain yang akan memicu

timbulnya penyakit ISPA

Page 49: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 62

Dinas Kesehatan Kota Bandung

v. Menghimbau masyarakat menggunakan alat pelindung diri

(masker) jika batuk atau sakit untuk mengurangi penularan.

c) Persentase Penurunan penderita penyakit menular Diare

Kasus diare di Kota Bandung terjadi sepanjang tahun

(endemik) dan angka kesakitan tinggi dan juga menyebabkan

kematian.

Persentase Penurunan penderita penyakit menular Diare dalah

Kasus diare dalam suatu wilayah yang dapat dijangkau oleh

pelayanan kesehatan dalam periode tertentu.

Realisasi indikator ini adalah 2,23 , sudah melebihi dari target

yang ditetapkan yaitu 2,35% Hal ini disebabkan karena Meningkatnya

kesadaran dan pengetahuan masyarakat untuk mencari pengobatan ke

Puskesmas.

d) Persentase Penanggulangan Kejadian Luar Biasa < dari 24 Jam

Kejadian luar biasa dapat terjadi akibat ledakan kasus

penyakit, kondisi alam, banjir dan lainnya. Kota Bandung menjadi

rentan tertular penyakit akibat migrasi penduduk, sehingga setiap

ada peningkatan kasus penyakit menular harus segera ditangani

kurang dari 24 jam.

Persentase Penanggulangan Kejadian Luar Biasa < dari 24 Jam

adalah Jumlah kejadian luar biasa yang ditangani kurang dari 24

jam.

Cara Perhitungan Jumlah kejadian luar biasa dibandingkan

dengan kejadian luar biasa yang ditangani kurang dari 24 jam x 100

%.

Page 50: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 63

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Kasus KLB yang terjadi selama tahun 2015 adalah sebanyak

18 kasus dengan rincian sebagai berikut :

TABEL 3.33 DATA KEJADIAN KASUS KLB

TAHUN 2015

NO JENIS KASUS KLB WILAYAH KET

1 DIFTERI Kel Pajajaran 1 kasus

2 Kel Turangga 2 kasus

3 Kel Cipedes 2 kasus

4 Kel Sukamaju 1 kasus

5 Kel Sukabungah 1 kasus

6 Kel. Cisaranten Bina

Harapan

1 kasus

7 Kel Pasir Biru 1 kasus

8 Kel Citarum 1 kasus

9 KERACUNAN

MAKANAN

Kel Cipadung Kulon 1 kasus

10 Kel Pasir Impun 1 kasus

11 Kel Hegarmanah 1 kasus

12 LEPTOSPIROSIS Kel Kopo 1 kasus

13 Kel Sukabungah 1 kasus

14 Kel Babakan Sari 1 kasus

15 Kel Braga 1 kasus

16 TETANUS Kel Sukarasa 1 kasus

Jumlah 18 Kasus

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kejadian terbanyak yaitu

Difteri 10 kasus ,

Page 51: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 64

Dinas Kesehatan Kota Bandung

3.2.2 Misi 2 Meningkatkan Sanitasi Dasar dan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat Masyarakat

Jumlah sasaran pada Misi 2 yang dapat diukur kinerjanya

adalah 2 sasaran. Jumlah indikator kinerja yang digunakan 3 indikator.

Sebanyak 2 (66.67%) indikator melebihi target , 1 indikator (33,33%)

belum mencapai target seperti pada grafik dibawah ini :

GRAFIK 3.4 PENCAPAIAN MISI 2

DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 5

Rincian pencapaian indikator kinerja pada misi 2 adalah

sebagai berikut :

3.2.2.1 Sasaran 1 Meningkatkan Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam

Pemeliharaan Kesehatan

Pemberdayaan masyarakat yang berkaitan dengan

meningkatnya kesadaran individu, keluarga dan masyarakat ditandai

dengan kesiagaan masyarakat dalam menjaga kesehatan diri dan

keluarganya.

Page 52: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 65

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Pencapaian sasaran 1 dapat dilihat dengan 1 indikator kinerja

yaitu : Persentase RW Siaga Aktif.

RW Siaga Aktif adalah RW yang mempunyai posko kesehatan

atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai

pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan

kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi

pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit lingkungan dan perilaku

sehingga masyarakat mampu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) dibandingkan dengan jumlah RW siaga yang dibentuk.

Cara Perhitungan adalah : Persentase dari jumlah RW Siaga

yang aktif dibandingkan dengan jumlah RW Siaga yang dibentuk x

100 %. Untuk Indikator kinerja realisasi Persentase RW Siaga Aktif

realisasi yaitu 78,73 % telah melebihi target yang ditetapkan yaitu

60% sebagai berikut :

TABEL 3.34

ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN 1

MENINGKATKAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT

DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN

TAHUN 2015

INDIKATOR

TARGET 2015

REALISASI

2015

CAPAIAN

KINERJA KET

1 2 3 4 5

1 Jumlah RW Siaga Aktif 60.00 78.73 131.22

Perbandingan indikator Sasaran 1 yaitu Meningkatkan

Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Pemeliharaan Kesehatan antara

tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 53: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 66

Dinas Kesehatan Kota Bandung

TABEL 3.35

PERBANDINGAN PENCAPAIAN SASARAN 1

MENINGKATKAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT

DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN DI KOTA BANDUNG

TAHUN 2014 dan 2015

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

CAPAIAN KINERJA

2014 2015 2014 2015 2014 2015

1 Jumlah RW Siaga

Aktif

45 45,74

(714 RW)

60 78,73

(1.229 RW)

101.67 131.22

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah RW Siaga Aktif

realisasi tahun 2015 meningkat dari 45,74% pada tahun 2014 menjadi

78,73% pada tahun 2015 dan jumlah RW siaganya pun mengalami

peningkatan dari 714 RW menjadi 1.229 RW hal ini disebabkan

karena Sumber Dana untuk Pengembangan RW Siaga Aktif di 30

Kecamatan tidak hanya berasal dari APBD Kota tapi didukung juga

oleh dana dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan PIPPK

sehingga realisasi pembentukan RW Siaga aktif melebihi target

Bila dilihat realisasi akumulasi pencapaian sasaran 1 sampai

dengan tahun 2015 sebagaimana telah direncanakan dalam Renstra

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.36

PENCAPAIAN INDIKATOR SASARAN 1 TAHUN 2015

DIBANDINGKAN TARGET AKHIR RENSTRA KOTA BANDUNG TAHUN 2018

No. Indikator Sasaran 3 Satuan

Realisasi s/d.

Tahun

2015

Rencana

sesuai dengan

Renstra

Tahun

2018

Persentase

Capaian

Kinerja (%)

Kesenjangan

1 2 3 4 5 6 7

1 Jumlah RW Siaga Aktif % 78,73

90 87.47 -11.27

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi

tahun 2015 masih belum sesuai dengan Renstra Tahun 2018.

Bila dilihat dari efesiensi penggunaan sumber daya pada

pencapaian sasaran 1 maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Page 54: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 67

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Tabel 3.37

EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PENCAPAIAN SASARAN 1 TAHUN 2015

No Sasaran 1 Indikator Kinerja

Tahun 2015

%

Tahun 2014

Efesiensi Target Realisasi Anggaran Realisasi %

1 Meningkatnya

kesiapsiagaan masyarakat dalam

pemeliharaan kesehatan

Jumlah

RW Siaga Aktif

60, 00 78, 73 131,22 795.393.850 669.600.270 84,18 47,04

JUMLAH 131,22 795.393.850 669.600.270 84,18 47,04

Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase capaian kinerja

untuk sasaran 1 adalah sebesar 131.22% , sedangkan penyerapan

anggarannya sebesar 84.18% sehingga dapat diperoleh nilai efesiensi

penggunaan sumber daya pencapaian sasaran 1 adalah sebesar

47.04% (131.22% - 84,18%) .

3.2.2.2 Sasaran 2 Meningkatnya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dan

Penggunaan Air Minum.

Untuk Mencapai Sasaran 2 , maka indikator yang harus

dicapai adalah Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis

masyarakat , Rumah tangga menggunakan air minum yang

memenuhi syarat seperti tabel dibawah ini :

TABEL 3.38

ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN 2

MENINGKATNYA SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

DAN PENGGUNAAN AIR MINUM

TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA TARGET

2015 REALISASI

2015 CAPAIAN KINERJA

1 2 3 4

1 Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat

20 21.85 109.27

2 Rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat

75.8 72.97 96.27

Page 55: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 68

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa untuk indicator kinerja

sasaran 2 , dari 2 indikator : 1 indikator telah melebihi target dan 1

indikator lagi belum mencapai target yang ditentukan .

Jika dibandingkan dengan tahun 2014 maka pencapaian

indikator Sasaran 2 tahun 2015 yaitu Meningkatnya Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat dan Penggunaan Air Minum dapat di lihat pada

tabel di bawah ini :

TABEL 3.39

PERBANDINGAN PENCAPAIAN SASARAN 2

MENINGKATNYA SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

DAN PENGGUNAAN AIR MINUM DI KOTA BANDUNG

TAHUN 2014 dan 2015

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA

2014 2015 2014 2015 2014 2015

1 Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat

7.00 20 13.90 21.85 198.57 109.27

2 Rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat

73.8 75.8 72.47 72.97 98.20 96.27

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk Kelurahan yang

melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat yaitu Jumlah

kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(STBM) dalam periode tertentu realisasinya telah melebihi target dan

mengalami peningkatan. Faktor pendukungnya adalah karena :

i. Kegiatan pelatihan fasilitator dan kader STBM

ii. Pemicuan STBM dimasyarakat

iii. Dukungan anggaran BOK dan APBD II dalam kegiatan STBM

Rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi

syarat adalah Jumlah sarana air minum pada rumah tangga yang

memenuhi syarat dalam periode waktu tertentu. Untuk Rumah

tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat meskipun

pada tahun 2015 mengalami peningkatan namun belum mencapai

Page 56: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 69

Dinas Kesehatan Kota Bandung

target dikarenakan : Kualitas fisik sarana air bersih tidak memenuhi

syarat dan Kualitas sanitasi di sekitar sarana air bersih penduduk

tidak memenuhi syarat sehingga menyebabkan meningkatnya faktor

resiko pencemaran terhadap sumber air bersih penduduk.

Adapun solusi untuk pemecahan masalah tersebut adalah :

i. Rehab sarana air bersih bagi sarana yang memiliki tingkat resiko

pencemaran tinggi dan amat tinggi

ii. Melakukan pemantauan kualitas secara berkala bagi sarana air

bersih yang memiliki tingkat resiko rendah dan sedang

iii. Edukasi tentang pengelolaan air minum yang baik dan sehat.

Bila dilihat realisasi akumulasi pencapaian sampai dengan

tahun 2014 sebagaimana telah direncanakan dalam Renstra adalah

sebagai berikut :

TABEL 3.40

PENCAPAIAN INDIKATOR TAHUN 2015 DIBANDINGKAN TARGET AKHIR RENSTRA KOTA BANDUNG

TAHUN 2018

No. Indikator Sasaran 1 Satuan

Realisasi s/d.

Tahun

2015

Rencana sesuai dengan Renstra

Tahun 2018

Persentase Capaian

Kinerja (%) Kesenjangan

1 2 3 4 5 6 7

1 Persentase kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)

% 21.85 35.00 62.43 - 13.15

2 Persentase rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat

% 72.97 78.30 93.19 - 5.33

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi

tahun 2015 untuk kedua indikator ini belum sesuai dengan Renstra

Tahun 2018 .

Bila dilihat dari efesiensi penggunaan sumber daya pada

pencapaian sasaran 2 maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Page 57: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 70

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Tabel 3.41

EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PENCAPAIAN SASARAN 2 TAHUN 2015

No Sasaran 2 Indikator

Kinerja

Tahun 2015

%

Tahun 2014

Efesiensi Target Realisasi Anggaran Realisasi %

1 Meningkatnya

sanitasi total berbasis masyarakat

dan penggunaan air minum

Persentase

Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat

20 21,85 109,27 2.627.586.497 2.443.390.003 92,99 9,78

Persentase

rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat

75,8 72,97 96,27

JUMLAH 102,77 2.627.586.497 2.443.390.003 92,99 9,78

Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase capaian kinerja

untuk sasaran 2 adalah sebesar 102.77% , sedangkan penyerapan

anggarannya sebesar 92.99% sehingga dapat diperoleh nilai efesiensi

penggunaan sumber daya pencapaian sasaran 1 adalah sebesar 9.78%

(102.77% - 92.99%) .

3.2.3 Misi 3 Meningkatkan Tata Kelola Manajemen Pembangunan

Kesehatan

Jumlah sasaran pada Misi 3 yang dapat diukur kinerjanya adalah 1

sasaran. Jumlah indikator kinerja yang digunakan 3 indikator. Sebanyak

2 (66.67%) indikator melebihi target , 1 indikator (33,33%) belum

mencapai target seperti pada grafik dibawah ini :

Page 58: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 71

Dinas Kesehatan Kota Bandung

GRAFIK 3.5 PENCAPAIAN MISI 3

DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015

Rincian pencapaian indikator kinerja pada misi 3 adalah sebagai

berikut :

3.2.3.1 Sasaran 1 Meningkatnya akuntabilitas dan pelayanan Publik

Pencapaian sasaran 1 dapat dilihat dengan 2 indikator kinerja

seperti tabel dibawah ini :

TABEL 3.42

ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN 1

MENINGKATNYA AKUNTABILITAS DAN PELAYANAN PUBLIK

TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA TARGET

2015 REALISASI

2015 CAPAIAN KINERJA

1 2 3 4

1 Persentase Temuan BPK/ Inspektorat yg

ditindaklajuti

100 100 100.00

2 Nilai evaluasi AKIP Dinas Kesehatan Kota

Bandung

68 73.61 108.25

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa untuk capaian sasaran

1 misi 3 dari 2 indikator yang ada 1 indikator sudah sesuai target

dan 1 indikator lagi melebihi target.

Page 59: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 72

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Jika dibandingkan dengan tahun 2014 maka pencapaian

indikator Sasaran 1 yaitu Meningkatnya Akuntabilitas Dan Pelayanan

Publik dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

TABEL 3.43

PERBANDINGAN PENCAPAIAN SASARAN 1

MENINGKATNYA AKUNTABILITAS DAN PELAYANAN PUBLIK

TAHUN 2014 dan 2015

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

CAPAIAN KINERJA

2014 2015 2014 2015 2014 2015

1 Persentase Temuan

BPK/ Inspektorat yg

ditindaklajuti

100 100 100 100 100.00 100.00

2 Nilai evaluasi AKIP

Dinas Kesehatan Kota

Bandung

67.75 68 67.75 73.61 104.23 108.25

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk indikator

sasaran 1 sebanyak 2 indikator , 1 indikator mengalami

peningkatan dan 1 indikator tetap .

Bila dilihat realisasi akumulasi pencapaian sasaran 1

sampai dengan tahun 2015 sebagaimana telah direncanakan

dalam Renstra adalah sebagai berikut :

Tabel 3.44

PENCAPAIAN INDIKATOR SASARAN 1 TAHUN 2015

DIBANDINGKAN TARGET AKHIR RENSTRA KOTA BANDUNG TAHUN 2018

No. Indikator Sasaran 1 Satuan

Realisasi

s/d. Tahun

2015

Rencana

sesuai

dengan Renstra

Tahun

2018

Persentase Capaian

Kinerja (%)

Kesenjangan

1 2 3 4 5 6

1 Persentase Temuan BPK/ Inspektorat yg

ditindaklajuti

% 100 100.00 100.00 0

2 Nilai evaluasi AKIP

Dinas Kesehatan Kota

Bandung

% 73.61 73.00 100.83 + 0,61

Page 60: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 73

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi

tahun 2014 ada 1 indikator yang sudah sesuai dengan Renstra Tahun

2018 , 1 indikator sudah melebihi target renstra 2018.

Bila dilihat dari efesiensi penggunaan sumber daya pada

pencapaian sasaran 3 maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.45

EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PENCAPAIAN SASARAN 1 TAHUN 2015

No Sasaran 1 Indikator Kinerja

Tahun 2015

%

Tahun 2014

Efesiensi Target Realisasi Anggaran Realisasi %

1 Meningkatnya akuntabilitas

dan pelayanan publik

Persentase Temuan BPK/

Inspektorat yg ditindaklajuti

100 100 100 34.815.307.508 30.442.814.867 87,44 16,68

Nilai evaluasi AKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung

68 73.61 108,25

JUMLAH 104,13 34.815.307.508 30.442.814.867 87,44 16,68

Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase capaian kinerja

untuk sasaran 1 adalah sebesar 104.13% , sedangkan penyerapan

anggarannya sebesar 87.44% sehingga dapat diperoleh nilai efesiensi

penggunaan sumber daya pencapaian sasaran 1 adalah sebesar

16.88% (104.13% - 87.44%) .

Rinciannya sasaran 1 adalah sebagai berikut :

a) Persentase Temuan BPK/ Inspektorat yg ditindaklajuti

Temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti adalah

Temuan BPK/Inspektorat bidang keuangan yang ditindaklajuti

dari seluruh jumlah Temuan BPK/Inspektorat bidang keuangan

pada tahun berjalan, hal ini sesuai dengan amanat Pemendagri

13 /2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Adapun Temuan BPK/Inspektorat berdasarkan jenis

temuan adalah sebagai berikut :

Page 61: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 74

Dinas Kesehatan Kota Bandung

TABEL 3.46 JENIS TEMUAN BPK/INSPEKTORAT

DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015

NO JENIS TEMUAN BPK

INSPEKTORAT

JUMLAH %

1 Kebijakan/Tatalaksana - 1 1 50

2 Kepegawaian - - - -

3 Keuangan - 1 1 50

4 Asset Daerah - - - -

JUMLAH - 2 2 100

Berdasarkan tabel tersebut diatas, dapat diketahui bahwa

pada tahun 2015 tidak ada temuan BPK . Untuk temuan

Inspektorat ada sebanyak 2 temuan dengan jenis temuan pada

bidang keuangan dan 1 dan temuan kebijakan/tatalaksana 1.

Adapun perbandingan temuan BPK/Inspektorat yang

ditindaklanjuti pada tahun 2014 dan 2015 adalah sebagai berikut

:

TABEL 3.47 PERBANDINGAN JENIS TEMUAN BPK/INSPEKTORAT

DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 DAN 2015

NO JENIS TEMUAN BPK

INSPEKTORAT

2014 2015 2014 2015

1 Kebijakan/Tatalaksana - - - 1

2 Kepegawaian - - - -

3 Keuangan 1 - 3 1

4 Asset Daerah 1 - 1 -

JUMLAH 2 - 4 2

4

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa temuan BPK

jumlahnya berkurang dari 2 pada tahun 2014 menjadi 0 pada

tahun 2015.

Temuan Inspektorat jumlahnya berkurang dari 4 pada

tahun 2014 menjadi 2 pada tahun 2015 , hal ini disebabkan

karena Dinas Kesehatan berupaya secara terus menerus

meningkatkan pengendalian intern baik dalam hal pengelolaan

kebijakan, kepegawaian, keuangan maupun asset daerah sesuai

Page 62: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 75

Dinas Kesehatan Kota Bandung

dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk menciptakan

pertanggungjawaban yang akuntabel.

b) Nilai evaluasi AKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung

Nilai evaluasi AKIP adalah nilai yang dikeluarkan oleh

Inspektorat Sesuai dgn Permenpan No.20/2013 Juklak evaluasi

AKIP, hal ini sesuai dengan Amanat Perpres No 29 Tahun 2014

tentang SAKIP.

Nilai evaluasi LAKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung pada

tahun 2015 sudah mencapai melebihi target yang ditetapkan

yaitu 73.61 % dari target 68. Adapun rincian penilaiannya adalah

sebagai berikut :

TABEL 3.48 KOMPONEN EVALUASI AKIP

DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

TAHUN 2015

NO KOMPONEN BOBOT

PENILAIAN

HASIL

EVALUASI

AKIP

A Perencanaan Kinerja : 35 31,4

1 Perencanaan Strategis 12,5 10,31

2 Perencanaan Kinerja Tahunan 22,5 21,09

B Pengukuran Kinerja 25 16,85

1 Pemenuhan Pengukuran 5 3,5

2 Kualitas Pengukuran 12 8,85

3 Implementasi Pengukuran 8 4,5

C Pelaporan Kinerja 20 12,83

1 Pemenuhan Pelaporan 5 3

2 Penyajian Informasi Kinerja 10 5,89

3 Pemanfaatan Informasi Kinerja 5 3,94

D EVALUASI INTERNAl 10 7,67

1 Pemenuhan Evaluasi 2 1,67

2 Kualitas Evaluasi 5 3,75

3 Pemanfaatan Evaluasi 3 2,25

E Pencapaian Sasaran/Kinerja

Organisasi

20 4,86

1 Kinerja yang dilaporkan 20 4,86

TOTAL 100 73,61

KATEGORI B

Sumber : Laporan hasil Evaluasi Terbatas Atas LAKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung

Page 63: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 76

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Bila dibandingkan dengan tahun 2014, capaian nilai

Evaluasi LAKIP Dinas kesehatan Kota Bandung pada tahun 2014

meningkat dari 67.75 dengan interpretasi B ( Baik ) menjadi

73,61 dengan interpretasi B ( Baik ) pada tahun 2015 hal ini

dikarenakan adanya berbagai upaya yang dilakukan oleh Dinas

Kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

karyawannya mengenai LAKIP melalui pelatihan-

pelatihan/workshop. Adapun perbandingan hasil penilaian AKIP

Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2014 dan 2015 dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

TABEL 3.49 KOMPONEN EVALUASI AKIP

DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 – 2015

NO KOMPONEN

BOBOT PENILAIAN

HASIL EVALUASI AKIP TREND

2014 2015 2014 2015

A Perencanaan Kinerja : 35 30 25,4 31,4

1 Perencanaan Strategis 12,5 10 9,09 10,31

2 Perencanaan Kinerja Tahunan 22,5 20 16,31 21,09

B Pengukuran Kinerja 25 25 16,1 16,85

1 Pemenuhan Pengukuran 5 5 3,75 3,5

2 Kualitas Pengukuran 12 12,5 7,85 8,85

3 Implementasi Pengukuran 8 7,5 4,5 4,5 =

C Pelaporan Kinerja 20 15 15,42 12,83

1 Pemenuhan Pelaporan 5 3,5 4,17 3

2 Penyajian Informasi Kinerja 10 7,5 7,5 5,89

3 Pemanfaatan Informasi Kinerja 5 4 3,75 3,94

D EVALUASI INTERNAl 10 7,67 Tidak dapat

dibandingkan

1 Pemenuhan Evaluasi 2 1,67

2 Kualitas Evaluasi 5 3,75

3 Pemanfaatan Evaluasi 3 2,25

E Pencapaian Sasaran/Kinerja

Organisasi

20 20 10,83 4,86

1 Kinerja yang dilaporkan 20 20 10,83 4,86

TOTAL 100 100 67,75 73,61

KATEGORI B B

Sumber : Laporan hasil Evaluasi Terbatas Atas LAKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung

Page 64: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 77

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Bila dilihat dari tabel di atas maka terlihat bahwa

komponen yang mengalami peningkatan nilainya adalah :

i. Perencanaan Strategis sebesar 1,22 point dari 9,09 menjadi

10,31

ii. Perencanaan Kinerja Tahunan sebesar 4,78 point dari 16,31

menjadi 21,09

iii. Kualitas Pengukuran sebesar 1 point dari 7,85 menjadi 8,85

iv. Pemanfaatan Informasi Kinerja sebesar 0,19 point dari 3,75

menjadi 3,94

sedangkan komponen yang nilainya mengalami penurunan

adalah

i. Pemenuhan Pengukuran sebesar 0.25 point dari 3,75

menjadi 3,5

ii. Pemenuhan Pelaporan sebesar 1.17 point dari 4,17 menjadi

3

iii. Penyajian Informasi Kinerja sebesar 1.61 point dari 7.5

menjadi 5.89

iv. Kinerja yang dilaporkan sebesar 5.97 point dari 10.83

menjadi 4.86

Untuk evaluasi internal belum dapat di bandingkan karena

pada tahun 2014 indikator ini belum di jadikan sebagai

komponen penilaian.

Berdasarkan Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP) terhadap Dinas Kesehatan Kota

Bandung Nomor 710/001-Inspektorat Tanggal 30 Juni 2015,

dikemukakan 2 rekomendasi perbaikan LAKIP Dinas Kesehatan

Kota Bandung sebagai berikut :

i. Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung agar di lengkapi

dengan indikator kinerja tujuan dan jangka menengah sesuai

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 5 tahun 2010

tentang evaluasi pelaksanaan peraturan Pemerintah No 8

tahun 2008 tentang tahapan, tatacara penyusunan,

Page 65: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 78

Dinas Kesehatan Kota Bandung

pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan

daerah pasal 92 ayat 2 huruf m yang berbunyi : Perumusan

indikator kinerja SKPD Kabupaten/Kota yang mengacu pada

tujuan dan sasaran RPJMD kabupaten/Kota.

- LAKIP agar membandingkan target dan realisasi tahun

berjalan, tahun sebelumnya

- Pemantauan mengenai kemajuan pencapaian sasaran

kinerja beserta hambatannya agar dilaksanakan serta hasil

evaluasi disampaikan dan dikomunikasikan kepada pihak-

pihak yang berkepentingan secara optimal.

3.3 Akuntabilitas Keuangan

3.3.1 Anggaran dan Realisasi Keuangan Terkait Pencapaian Kinerja Misi 1

Anggaran dan Realisasi Keuangan Terkait Pencapaian Kinerja Misi

1 yaitu meningkatkan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perorangan yang paripurna, merata, bermutu,terjangkau

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.50 ANGGARAN DAN REALISASI KEUANGAN TERKAIT PENCAPAIAN KINERJA MISI 1

MENINGKATKAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT DAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN YANG PARIPURNA, MERATA,

BERMUTU,TERJANGKAU TAHUN 2015

NO SASARAN ANGGARAN REALISASI ANGGARAN

%

1 Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar, kegawat daruratan dan rujukan

khususnya masyarakat miskin

147.538.066.414 122.587.037.043 83,09

2 Meningkatnya kesehatan

masyarakat

98.990.617.700 51.655.123.337 52,18

3 Menurunnya kejadian penyakit menular di masyarakat

4.932.129.994 4.023.452.620 81,58

Jumlah 251.460.814.108 178.265.613.000 70,89

Page 66: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 79

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada misi 1 sampai

pada tahun 2015, dihabiskan biaya sebesar Rp 178.265.613.000

(70,89%) dari total anggaran Rp. 251.460.814.108,-.

Perbandingan anggaran untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran

pada misi 1 antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

TABEL 3.51 PERBANDINGAN ANGGARAN UNTUK MENCAPAI KINERJA

SASARAN-SASARAN PADA MISI 1

TAHUN 2014 dan 2015

NO

SASARAN

ANGGARAN REALISASI ANGGARAN %

2014 2015 2014 2015 2014 2015

1 Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar, kegawat daruratan dan rujukan khususnya masyarakat miskin

109.502.756.486 147.538.066.414 75.649.856.617 122.587.037.043 69,08 83,09

2 Meningkatnya kesehatan

masyarakat

103.201.326.000 98.990.617.700 90.587.439.000 51.655.123.337 87,78 52,18

3 Menurunnya kejadian penyakit menular dimasyarakat

5.132.908.950 4.932.129.994 1.461.597.430 4.023.452.620 28,48 81,58

Jumlah 217,836,991,436 251.460.814.108 167,698,893,047 178.265.613.000 76.98 70,89

Jika di lihat dari tabel di atas maka untuk sasaran 1 anggaran

nya mengalami peningkatan, begitu pun dengan realisasinya. Untuk

sasaran 2 anggarannya mengalami penurunan cukup signifikan begitu

pun realisasinya mengalami penurunan. Untuk sasaran 3 dari segi

anggaran mengalami penurunan namun realisasinya mengalami

peningkatan . Perbandingan anggaran dan realisasi untuk lebih

jelasnya dapat di lihat pada grafik dibawah ini :

Page 67: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 80

Dinas Kesehatan Kota Bandung

GRAFIK 3.6 PERBANDINGAN ANGGARAN dan REALISASI

UNTUK MENCAPAI KINERJA SASARAN-SASARAN PADA MISI 1

TAHUN 2014 dan 2015

3.3.2 Anggaran dan Realisasi Keuangan Terkait Pencapaian Kinerja Misi 2

Untuk mendukung Misi 2 yaitu “Mewujudkan Pembangunan

berwawasan kesehatan dan menggerakan masyarakat berperilaku

hidup sehat ” secara total dihabiskan biaya dibawah ini :

Tabel 3.52

ANGGARAN DAN REALISASI KEUANGAN

TERKAIT PENCAPAIAN KINERJA MISI 2 MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERWAWASAN KESEHATAN DAN

MENGGERAKAN MASYARAKAT BERPERILAKU HIDUP SEHAT TAHUN 2015

NO SASARAN ANGGARAN REALISASI ANGGARAN

%

1 Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan

795.393.850 669.600.270 84,18

2 Meningkatnya sanitasi total berbasis masyarakat dan penggunaan air minum

2.627.586.497 2.443.390.003 92,99

Jumlah 3.422.980.347 3.112.990.273 90,94

Page 68: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 81

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada misi 2 pada tahun

2015, dihabiskan biaya sebesar Rp 3.112.990.273 (90,94%) dari total

anggaran Rp. 3.422.980.347,-.

Perbandingan anggaran untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran

pada misi 2 antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada

grafik dibawah ini :

TABEL 3.53 PERBANDINGAN ANGGARAN UNTUK MENCAPAI KINERJA

SASARAN-SASARAN PADA MISI 2

TAHUN 2014 dan 2015

NO

SASARAN

ANGGARAN REALISASI ANGGARAN %

2014 2015 2014 2015 2014 2015

1 Meningkatnya

kesiapsiagaan masyarakat

dalam

pemeliharaan

kesehatan

1.513.093.121 795.393.850 1.265.094.931 669.600.270 83,61 84,18

2 Meningkatnya

sanitasi total

berbasis masyarakat

dan

penggunaan

air minum

3.686.967.500 2.627.586.497 1.910.881.410 2.443.390.003 51,83 92,99

Jumlah 5,200,060,621 3.422.980.347 3,175,976,341 3.112.990.273 61.08 90,94

Jika di lihat dari tabel di atas maka untuk sasaran 1 anggaran

nya mengalami penurunan, namun realisasinya mengalami

peningkatan . Untuk sasaran 2 anggarannya mengalami penurunan

namun realisasinya mengalami peningkatan . Perbandingan anggaran

dan realisasi untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada grafik dibawah ini

:

Page 69: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 82

Dinas Kesehatan Kota Bandung

GRAFIK 3.7 PERBANDINGAN ANGGARAN dan REALISASI

UNTUK MENCAPAI KINERJA SASARAN-SASARAN PADA MISI 2

TAHUN 2014 dan 2015

3.1.3 Anggaran dan Realisasi Keuangan Terkait Pencapaian Kinerja Misi 3

Untuk mendukung Misi 3 yaitu “Meningkatkan Tata Kelola

Manajemen Pembangunan Kesehatan ” secara total dihabiskan biaya

seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.54 ANGGARAN DAN REALISASI KEUANGAN

TERKAIT PENCAPAIAN KINERJA MISI 3 MENINGKATKAN TATA KELOLA

MANAJEMEN PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2015

NO SASARAN ANGGARAN REALISASI ANGGARAN

%

1 Meningkatnya akuntabilitas dan pelayanan publik

34.815.307.508 30.442.814.867 87,44

Jumlah 34.815.307.508 30.442.814.867 87,44

Page 70: AKUNTABILITAS KINERJA - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-3-utk-silakip.pdf · keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 83

Dinas Kesehatan Kota Bandung

Untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada misi 3 pada tahun

2015, dihabiskan biaya sebesar Rp 30.442.814.867 (87,44%) dari total

anggaran Rp. 34.815.307.508,-.

Perbandingan anggaran untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran

pada misi 3 antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada

grafik dibawah ini :

TABEL 3.55 PERBANDINGAN ANGGARAN UNTUK MENCAPAI KINERJA

SASARAN-SASARAN PADA MISI 3

TAHUN 2014 dan 2015

NO SASARAN ANGGARAN REALISASI ANGGARAN %

2014 2015 2014 2015 2014 2015

1 Meningkatnya akuntabilitas dan pelayanan publik

29.251.968.546 34.815.307.508 27.546.920.608 30.442.814.867 94,17 87,44

Jumlah 29,251,968,546 34.815.307.508 27,546,920,608 30.442.814.867 94.17 87,44

Jika di lihat dari tabel di atas maka untuk sasaran 1 anggaran

nya mengalami peningkatan namun realisasinya mengalami

penurunan. Perbandingan anggaran dan realisasi untuk lebih jelasnya

dapat di lihat pada grafik dibawah ini :

GRAFIK 3.8 PERBANDINGAN ANGGARAN dan REALISASI

UNTUK MENCAPAI KINERJA SASARAN-SASARAN PADA MISI 3 TAHUN 2014 dan 2015