Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ABSTRAK
Surya Adi Saputra (2016). ”Kontribusi Kekuatan Otot Perut terhadap
Kemampuan Heading Pemain PS. UNJA”.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional yang bertujuan untuk
mengetahui tentang Kontribusi Kekuatan Otot Perut (X) sebagai variabel bebas
terhadap kemampuan heading pemain PS. UNJA (Y) sebagai veriabel terikat.
Populasi penelitian ini adalah pemain PS. UNJA yang masih aktif latihan
serta terdaftar sebagai pemain PS. UNJA ditahun 2016 yang berjumlah 30 orang
yang levelnya pernah event kompetisi PSSI. Pengambilan sampel dilakukan secara
total sampling yaitu seluruh pemain PS. UNJA dijadikan sampel yaitu 30 orang.
Analisis data dilakukan dengan cara mengukur kekuatan otot perut melalui tes sit
up selama 30 detik dan kemampuan heading dengan tes heading sambil berdiri.
Analisa data dan pengujian hipotesis penelitian menggunakan teknik analisis
korelasi sederhana dengan taraf signifikan α = 0,05.
Dari analisis data dapat diperoleh hasil : ”Terdapat Kontribusi Antara
Kekuatan Otot Perut Terhadap Kemampuan Heading pemain PS. UNJA sebesar
94,6%”.
Kata kunci : Kekuatan, dan Kemampuan Heading.
PENDAHULUAN
Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat
populer dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik di kota-kota
maupun di desa-desa, khususnya di Kota Jambi. Perkembangan olahraga sepakbola
di Kota Jambi makin pesat, tidak hanya laki-laki yang bermain sepakbola bahkan
sekarang sepakbola juga dimainkan oleh kaum wanita. Seperti yang dilakukan oleh
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jambi (FIK UNJA), dimana
sepakbola merupakan salah satu cabang yang diprioritaskan untuk dibina demi
kemajuan olahraga prestasi.
Sesuai dengan UU RI No. 3 pasal 20 ayat 5 bahwa :
Untuk kemajuan olahraga prestasi, pemerintah daerah dan/atau masyarakat
dapat mengembangkan :
a. Perkumpulan olahraga
b. Pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi keolahragaan
c. Sentra pembinaan olahraga prestasi;
d. Pendidikan dan pelatihan tenaga keolahragaan;
e. Prasarana dan sarana olahraga prestasi
f. Sistem pemanduan dan pengembangan bakat olahraga
g. Sistem informasi keolahragaan; dan
h. Melakukan ujicoba kemampuan prestasi olahragawan pada
tingkat daerah, nasional, dan internasional sesuai dengan
kebutuhan.
Berdasarkan kutipan di atas dapat dikemukakan bahwa pembinaan dan
pengembangan olahraga sudah menjadi tanggung jawab bersama mulai dari pusat
sampai daerah. Melalui induk organisasi yang ada di pusat dan daerah maka
diharapkan adanya pembinaan yang baik.
Berbicara masalah pengembangan olahraga prestasi FIK UNJA juga ikut
andil dalam hal ini. Salah satunya terhadap perkembangan olahraga permainan
sepakbola. Hal ini terlihat dalam upaya peningkatan prestasi sepakbola yang ada di
UNJA, yang lebih dikenal dengan Persatuan Sepakbola UNJA (PS. UNJA) salah
satu upaya yang pernah dilakukan adalah peningkatan teknik dasar pemain PS.
UNJA, dimana teknik dasar merupakan faktor penting dan berpengaruh serta
dibutuhkan dalam permainan sepakbola (Djawad, dkk. 1981:1). Penguasaan teknik
dasar yang baik merupakan suatu prasyarat yang harus dimiliki oleh setiap pemain
PS. UNJA. Dimana hal ini sangat menentukan sampai dimana seorang pemain PS.
UNJA dapat meningkatkan mutu permainannya. Selain itu, penguasaan teknik
dasar yang baik dan sempurna, pemain dapat melaksanakan taktik permainan
dengan mudah karena pemain tersebut mempunyai kepercayaan pada diri sendiri
cukup tinggi dan setiap pengolahan bola yang dilakukan tidak banyak membuang
tenaga yang tidak perlu. (Dirjen Olahraga dan Pemuda, 1972:4).
Sepakbola dimainkan oleh dua kelompok pemain dan tiap-tiap kelompok
terdiri dari sebelas orang sehingga dinamakan “kesebelasan”. Kesebelasan dapat
bermain dengan baik, jika setiap pemainnnya memiliki kemampuan teknik dasar
yang dapat menunjang keberhasilan bermain sepakbola. Teknik dasar dalam
permainan sepakbola meliputi teknik menendang (shooting), teknik menyetop
(stopping), teknik menyundul bola (heading), teknik menangkap bola (catching
ball) sebagai penjaga gawang, teknik melempar (throw-in) dan teknik mengumpan
(passing). Widdow, 1981:43).
Berorientasi pada berbagai macam teknik dasar yang digunakan dalam
permainan sepakbola, heading bola adalah suatu teknik yang sangat penting dalam
permainan. Pemain bola harus mahir dalam heading bola dengan berbagai cara,
karena heading merupakan keterampilan khas sepakbola. Hal ini tercermin dari gol
yang tercipta ke gawang lawan sebagai hasil dari heading kepala pemain yang
menyerang. Sebaliknya untuk pemain bertahan kemampuan heading bola sangat
dibutuhkan dalam menghalau serangan melalui udara. Oleh karena itu para pemain
baik pemain depan, pemain tengah, pemain belakang dan bahkan penjaga gawang
harus mahir heading bola dengan berbagai cara menurut kebutuhan.
Kemampuan heading bola secara terarah bertambah penting artinya dalam
permainan apabila lawan bermain dengan sistem bertahan. Pola permainan bertahan
tersebut dapat diterobos dengan pola penyerangan lewat atas atau udara yang
memanfaatkan heading, sebaliknya agar pemain penyerang tidak mudah untuk
menerobos sistem pertahanan. Pemain belakangpun harus mampu heading bola
dengan baik.
Memperhatikan aspek manfaat yang dapat diambil dari kemampuan
heading bola, maka latihan kemampuan heading bola yang berdaya guna dan tepat
guna sangat diperlukan. Heading bola harus dilakukan dengan kening, pandangan
mata harus ditujukan kepada bola. Agar kelentukan sendi dan kelenturan otot
punggung pemain dapat mengayunkan punggung dengan cepat ke depan, sampai
terjadinya sentakan bola dengan kening, dibutuhkan kekuatan yang baik, salah
satunya bersumber dari kekuatan otot perut. Agar dapat menghantam bola dengan
keras dan menginginkan bola dapat melaju dengan cepat dan jauh dibutuhkan
kekuatan otot perut yang baik oleh pemain. Dari kekuatan otot perut yang baik
diduga dapat mempengaruhi kemampuan heading pemain karena bola dapat
diarahkan dengan baik, tepat pada sasaran dan sampai pada tujuan. Oleh sebab itu
diduga kekuatan otot perut yang baik sangat penting bagi pemain, khususnya
pemain PS. UNJA untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar heading agar
dapat meningkatkan prestasi sepakbola umumnya dan keterampilan bermain
sepakbola khususnya.
Berdasarkan pendapat di atas jelaslah bahwa kekuatan otot perut merupakan
hal yang krusial dalam mencapai prestasi yang maksimal. Berdasarkan pemantauan
peneliti dari fenomena yang terjadi di lapangan, peneliti menduga kekuatan otot
perut pemain sepakbola UNJA masih jauh dari yang diharapkan, hal ini terbukti
dari : kekuatan pemain dalam heading bola lemah, bola yang diheading tidak tepat
sasaran dan tidak sampai pada tujuan. Lemahnya kekuatan otot perut
mengakibatkan kelentukan sendi dan kelenturan otot punggung tidak dapat
berfungsi dengan baik sehingga tidak dapat mengayunkan punggung dengan cepat
ke depan, sampai terjadinya sentakan bola dengan kening. Lemahnya kekuatan
perut diduga dapat mempengaruhi penampilan pemain dan mempengaruhi kualitas
permainan.
Jika hal ini dibiarkan maka prestasi maksimal yang diharapkan akan sulit
untuk diraih. Bertolak dari permasalahan di atas penting sekali bagi pemain PS.
UNJA untuk mengetahui sejauhmana kekuatan otot perut yang dimiliki mampu
memberikan kontribusi terhadap kemampuan heading yang akan dihasilkan. Oleh
sebab itu peneliti tertarik untuk membuktikan secara ilmiah mengenai kontribusi
kekuatan otot perut terhadap kemampuan heading pemain PS. UNJA sehingga dari
hasil penelitian ini bisa dilahirkan suatu kesimpulan yang bisa dijadikan langkah
antisipatif bagi peningkatan prestasi sepakbola PS. UNJA ke depan.
Mengingat banyaknya permasalahan yang dapat dikemukakan dalam latar
belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Seberapa besarkah kontribusi kelentukan sendi terhadap kemampuan
heading pemain?
2. Seberapa besarkah kontribusi kelenturan otot punggung terhadap
kemampuan heading pemain?
3. Seberapa besarkah kontribusi kecepatan terhadap kemampuan heading
pemain?
4. Seberapa besarkah kontribusi kekuatan otot perut terhadap kemampuan
heading pemain?
5. Seberapa besarkah kontribusi kepercayaan diri terhadap kemampuan
heading pemain?
Mengingat masalah dan identifikasi masalah di atas cukup luas, maka
penelitian ini hanya dibatasi pada “Kontribusi Kekuatan Otot Perut Terhadap
Kemampuan Heading Pemain PS. UNJA”.
Agar penelitian ini terarah dengan baik maka terlebih dahulu diajukan
perumusan masalah yang akan diteliti yaitu “apakah terdapat kontribusi yang
signifikan antara kekuatan otot perut terhadap kemampuan heading pemain PS.
UNJA”
Adapun tujuan penelitian ini adalah “untuk mengetahui sejauhmana
terdapat kontribusi antara kekuatan otot perut terhadap kemampuan heading
pemain PS. UNJA”
Sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini nantinya diharapkan dapat
bermanfaat yaitu :
6. Agar dapat memenuhi salah satu syarat bagi peneliti dalam memperoleh
gelar sarjana pendidikan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Jambi.
7. Agar dapat memberikan masukan kepada pembina PS. UNJA
8. Sebagai bahan acuan bagi pelatih yang melatih sepakbola untuk pencapaian
prestasi tim sepakbola.
9. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa pada perpustakaan Jurusan
Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan maupun Perpustakaan Pusat
Universitas Negeri Jambi.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional, yang bertujuan untuk
mengetahui dan menyelidiki sejauh mana kontribusi variabel-variabel predictor
terhadap variabel yang diprediksi berdasarkan koefisien korelasi. Sesuai dengan
pendapat Umar (1998:15) bahwa penelitian korelasional adalah suatu penelitian
yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel dalam suatu
populasi yang bertujuan untuk mengetahui berapa besar kontribusi variabel bebas
terhadap variabel terikat serta besarnya kaitan hubungan yang terjadi. Variabel
bebas terdiri dari kekuatan otot perut dan variabel yang diprediksi atau variabel
terikat adalah kemampuan heading pemain PS. UNJA.
Pada penelitian ini yang dijadikan populasi adalah pemain PS. UNJA yang
masih aktif latihan serta terdaftar sebagai pemain PS. UNJA ditahun 2016 yang
berjumlah 30 orang yang levelnya pernah event kompetisi PSSI, sampel dalam
penelitian ini adalah semua populasi yang ada yaitu pemain PS. UNJA yang masih
aktif latihan serta terdaftar sebagai pemain PS. UNJA ditahun 2016 yang berjumlah
30 orang yang levelnya pernah event kompetisi PSSI.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Tes kekuatan otot perut dengan tes sit-up selama 30 detik. (Mulyono Biyakto
Atmojo, 2007: 62-63).
a. Tujuan : Untuk mengukur kekuatan otot perut
b. Tingkat umur : 18 tahun ke atas
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Validitas : Face validity
e. Reliabilitas : 0,96
f. Perlengkapan : Lantai yang datar sebaiknya indoor dapat
menggunakan matras atau karpet dan dua buah
stopwatch
g. Pelaksanaan : Testee tidur terlentang dengan lutut ditekuk dan
kedua kaki selebar kurang lebih 25 cm. Kedua
jari-jari tangan dihubungkan dan diletakkan di
belakang kepala. Seorang temn memegang
kedua pergelangan kakinya dan menekan agar
telapak kaki tetap melekat di lantai selama
melakukan sit-up (30 detik).
Dari sikap awal ini dimulai gerakan sit-up
dengan posisi punggung menyentuh lantai dan
kembali ditarik ke sikap semula. Ketika aba-
aba “ya” testee melakukan sit-up bertepatan
dengan dihidupkannya stopwatch hingga 30
detik.
h. Penilaian (scoring) : Jumlah sit-up yang benar adalah skor
pengulangan terhadap tiap pelaksanaan sit-up
yang benar selama 30 detik dan diambil sebagai
data penelitian.
i. Catatan : Apabila kedua tangan terlepas atau tidak
memegang kepala dan punggung tidak
menyentuh lantai maka tidak dihitung sebagai
skor.
Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 5 : Bentuk pelaksanaan tes kekuatan otot perut dengan tes sit-up
selama 30 detik.
Sumber : (Tes dan Pengukuran Olahraga, Ismaryati. 2008 : 120)
2. Tes kemampuan heading dengan tes heading sambil berdiri (Winarno,
2006:47-49)
a. Tujuan : Untuk mengukur kemampuan heading
b. Tingkat umur : 18 tahun ke atas
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Validitas : 0,65
e. Reliabilitas : 0,77
f. Perlengkapan : 1) Bola sepak 1 buah
2) Stopwatch 1 buah
3) Seperangkat alat tulis dan formulir
4) Dinding pantul dan dinding sasaran
(tembok atau dinding papan yang kuat),
dengan ukuran bujursangkar yaitu panjang
3 meter dan tinggi 3,5 meter. Agar lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
Gambar 6 : Dinding pantul dan dinding sasaran
Sumber : (Winarno, 2006 : 48)
g. Pelaksanaan : Pengambil waktu memberi aba-aba “SIAP”,
testee berdiri menghadapi ke dinding pantul
dengan bola di tangan dalam keadaan siap
memulai tes. Pengambil waktu kemudian
memberi aba-aba “Ya”, dan testee segera
memantulkan bola ke dinding pantul.
Selanjutnya testee memantulkan bola kembali
ke dinding dengan menggunakan kepala, dan
ini harus dilakukan secara terus-menerus
selama 10 detik.
Apabila bola jatuh di tanah, maka testee harus
mengambil bola tersebut dan memainkan
kembali sampai batas waktu yang telah
ditentukan. Bagi pengambil waktu, bersamaan
dengan aba-aba “Ya” stopwatch dijalankan.
Tepat 10 detik pengambil waktu memberikan
aba-aba “STOP” dan menghentikan
stopwatchnya. Tugas pengawas
memperhatikan heading bola yang dilakukan
testee secara sah dan masuk ke daerah sasaran.
i. Penilaian (scoring) : Jumlah pengulangan tiap kali heading bola
yang benar ke dinding pantul selama 30 detik,
maka diambil sebagai data penelitian.
j. Catatan
Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 7 : Pelaksanaan tes heading
Sumber : (Winarno, 2006 : 48)
Sebelum dilakukan uji hipotesis dilakukan uji persyaratan analisis data dengan uji
normalitas data (uji Lilliefors) pada signifikan 0,05. Kemudian setelah itu
dikarenakan alat tes yang berbeda menyebabkan jumlah digit angka pada datapun
berbeda sehingga haruslah dirubah kedalam bentuk T-Score dengan menggunakan
formula T-Score dari Don R Kirkendall (1980).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a.Kekuatan otot perut (X)
Dari tes diperoleh skor maksimum = 33 pengulangan dan skor minimum =
18 pengulangan. Kemudian menghasilkan mean (rata-rata) = 25.36, median = 25,
modus = 25 dan standar deviasi = 3,60. Agar lebih jelasnya hasil kekuatan otot perut
dapat dilihat pada gambar histogram di bawah ini:
Berdasarkan histogram di atas dari 30 orang sampel, 4 orang (13,33%)
memiliki kekuatan otot perut 18-21 pengulangan, 12 orang (40%) memiliki 22-25
pengulangan, 10 orang (33,33%) memiliki 26-29 pengulangan, 4 orang (13,33%)
13.33%
40%
33.33%
13.13%
0%0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
18 – 21
pengulangan
22 – 25
pengulangan
26 – 29
pengulangan
30 – 33
pengulangan
34 – 37
pengulangan
3.33%
20%
13.33%
50%
13.33%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
5.50 – 6.80
meter
6.81 – 8.11
meter
8.12 – 9.42
meter
9.43 – 10.73
meter
10.74 – 12.04
meter
memiliki 30-33 pengulangan, sedangkan untuk kategori 34-37 pengulangan tidak
ada (0%) dimiliki oleh sampel.
Kemampuan heading pemain
Dari tes diperoleh skor maksimum = 12 meter dan skor minimum = 5.5 meter.
Kemudian menghasilkan mean (rata-rata) = 9.36 meter, median = 9.5 meter, modus
= 9.5 meter dan standar deviasi = 1.5 meter. Agar lebih jelasnya hasil kemampuan
heading pemain PS. UNJA dapat dilihat pada gambar histogram di bawah ini:
Berdasarkan histogram di atas dari 30 orang sampel, 1 orang (3.33%) memiliki
kemampuan heading 5.50-6.80 meter dan 6 orang (20%) memiliki 6.81-8.11 meter,
4 orang (13.33%) memiliki 8.12-9.42 meter, 15 orang (50%) memiliki 9.43-10.73
meter, dan 4 orang (13.33%) memiliki 10.74-12.04 meter
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan kesimpulan bahwa “Terdapat
Kontribusi Antara Kekuatan Otot Perut Terhadap Kemampuan Heading Pemain PS.
UNJA Sebesar 94.6 %”.