14
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602- 73470-5-2 1242 AKAD SOSIAL DAN IMPLEMENTASI DI ERA KONTEMPORER Muhammad Sholahuddin 1 , Muhammad Rohim 2 , Alvira Fitri Mawarni 3 , Dini Eka Stiyani 4 , Hativah Yunitasari 5 , Swara Prabu Windy Satriawi 6 Universitas Muhammadiyah Surakarta Alamat Korespondensi: [email protected] ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir, telah banyak pemanfaatan zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS) untuk produktif kegiatan. Tindakan ini diharapkan dapat merentangkan kesenjangan sosial antara penerima dan kontributor ZIS. Zakat, Infaq dan Shodaqoh merupakan sarana redistribusi pendapatan dan juga dapat mendukung pengembangan sumber daya manusia serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi potensi zakat, infaq dan shodaqoh dan untuk menganalisis peran ZIS dalam kehidupan di masyarakat. Sampel dalam penelitian ini memakai 3 jurnal internasional. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi zakat di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan dalam penyaluran Zakat, Infaq dan Shodaqoh yang diteliti dengan menyimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat miskin dapat dilakukan berdasarkan potensi zakat, infaq dan shodaqoh di setiap provinsi di Indonesia, semakin besar lembaga penyaluran ZIS, semakin besar potensi zakat yang bisa didapat. Bahkan jika potensi zakatnya melebihi dari tingkat kemiskinan di kabupaten, bisa digunakan sebagai subsidi silang dengan kabupaten lain di Indonesia kebutuhan yang lebih besar. Kata kunci : Zakat, Infaq, Shodaqoh ABSTRACT In recent years, zakat, infaq, and shadaqah (ZIS) have been widely used for productive activities. This action is expected to be done socially between ZIS recipients and contributors. Zakat, Infaq and Shodaqoh are a means of income redistribution and can also support the development of human resources and increase economic growth in Indonesia. The purpose of this study is to explore the potential of zakat, infaq and shodaqoh and to analyze the role of ZIS in life in society. The sample in this study used 3 international journals. Data analysis techniques used in this study used literature study techniques. Zakat, Infaq and Shodaqoh related to empowering the poor can be done based on the potential of zakat, infaq and shodaqoh in every province in Indonesia, the greater the ZIS distribution agency, the greater the potential for zakat that can be obtained. Even if the zakat potential is higher than the poverty level in the district, it can be used as a cross subsidy with other districts in Indonesia Greater need. Keywords: Zakat, Infaq, Shodaqoh PENDAHULUAN Era Kontemporer bukan hanya terbatas di budaya namum juga sudah merasuki pada variabel ekonomi, tetapi mencakup aspek moral, sosial, material dan spiritual. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi terkait erat dengan peningkatan kehidupan masyarakat standar. Artinya, tidak hanya harus meningkatkan pendapatan per kapita dan jumlah ekspor, itu juga harus dikaitkan dengan kualitas hidup manusia. Ini berarti pembangunan ekonomi harus ditanggulangi masalah kemiskinan, menyediakan kebutuhan dasar kehidupan,

AKAD SOSIAL DAN IMPLEMENTASI DI ERA KONTEMPORER

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: AKAD SOSIAL DAN IMPLEMENTASI DI ERA KONTEMPORER

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1242

AKAD SOSIAL DAN IMPLEMENTASI DI ERA

KONTEMPORER

Muhammad Sholahuddin1, Muhammad Rohim

2, Alvira Fitri Mawarni

3, Dini Eka Stiyani

4,

Hativah Yunitasari5, Swara Prabu Windy Satriawi

6

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Alamat Korespondensi: [email protected]

ABSTRAK

Dalam beberapa tahun terakhir, telah banyak pemanfaatan zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS) untuk

produktif kegiatan. Tindakan ini diharapkan dapat merentangkan kesenjangan sosial antara

penerima dan kontributor ZIS. Zakat, Infaq dan Shodaqoh merupakan sarana redistribusi

pendapatan dan juga dapat mendukung pengembangan sumber daya manusia serta meningkatkan

pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi

potensi zakat, infaq dan shodaqoh dan untuk menganalisis peran ZIS dalam kehidupan di

masyarakat. Sampel dalam penelitian ini memakai 3 jurnal internasional. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik studi literatur. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa potensi zakat di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan dalam

penyaluran Zakat, Infaq dan Shodaqoh yang diteliti dengan menyimpulkan bahwa pemberdayaan

masyarakat miskin dapat dilakukan berdasarkan potensi zakat, infaq dan shodaqoh di setiap

provinsi di Indonesia, semakin besar lembaga penyaluran ZIS, semakin besar potensi zakat yang

bisa didapat. Bahkan jika potensi zakatnya melebihi dari tingkat kemiskinan di kabupaten, bisa

digunakan sebagai subsidi silang dengan kabupaten lain di Indonesia kebutuhan yang lebih besar.

Kata kunci : Zakat, Infaq, Shodaqoh

ABSTRACT

In recent years, zakat, infaq, and shadaqah (ZIS) have been widely used for productive activities.

This action is expected to be done socially between ZIS recipients and contributors. Zakat, Infaq

and Shodaqoh are a means of income redistribution and can also support the development of

human resources and increase economic growth in Indonesia. The purpose of this study is to

explore the potential of zakat, infaq and shodaqoh and to analyze the role of ZIS in life in society.

The sample in this study used 3 international journals. Data analysis techniques used in this study

used literature study techniques. Zakat, Infaq and Shodaqoh related to empowering the poor can

be done based on the potential of zakat, infaq and shodaqoh in every province in Indonesia, the

greater the ZIS distribution agency, the greater the potential for zakat that can be obtained. Even

if the zakat potential is higher than the poverty level in the district, it can be used as a cross

subsidy with other districts in Indonesia Greater need.

Keywords: Zakat, Infaq, Shodaqoh

PENDAHULUAN

Era Kontemporer bukan hanya terbatas di budaya namum juga sudah

merasuki pada variabel ekonomi, tetapi mencakup aspek moral, sosial, material

dan spiritual. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi terkait erat dengan

peningkatan kehidupan masyarakat standar. Artinya, tidak hanya harus

meningkatkan pendapatan per kapita dan jumlah ekspor, itu juga harus dikaitkan

dengan kualitas hidup manusia. Ini berarti pembangunan ekonomi harus

ditanggulangi masalah kemiskinan, menyediakan kebutuhan dasar kehidupan,

Page 2: AKAD SOSIAL DAN IMPLEMENTASI DI ERA KONTEMPORER

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1243

seperti makanan yang memadai, dan bahkan bertemu standar gizi masyarakat.

Pembangunan ekonomi juga harus memperhatikan hak untuk tempat tinggal,

pekerjaan dan pendidikan, pelestarian lingkungan alam dan berbagai lainnya

kebutuhan sosial terkait dengan kehidupan yang layak (Alaydrus, M.Z, dan Tika.,

2016).

Sebagai mahkluk sosial kita tidak bisa lepas dengan yang namanya akad

(perikatan, perjanjian, simpul dll), oleh karena itu Allah sebagai Sang Maha

Pengatur telah membuat peraturan dalam bermuamalah secara social. Allah juga

membuat peratuan untuk pengelolaan harta manusia agar harta tersebut bersih

ddan bisa dipergunakan juga untuk membantu orang lain yang berkesusahan, baik

itu berupa zakat, wakaf, hadiah, hibab, shadaqah.

Akad sosial di Indonesia saat ini sudah banyak dilakukan oleh perorangan

bahkan Lembaga masyarakat di lingkungan sekitar, seperti LAZISMU,

BAZARNAS, hingga perusahaan yang membuat hal yang serupa dalam bentuk

Corporate Social Responbility (CSR). Menurut (Habib, 2016) alat utama untuk

pembangunan manusia, termasuk pembangunan ekonomi, adalah ZIS (zakat

(sedekah wajib), infaq (sumbangan) dan sedekah (sedekah). ZIS memerlukan

donasi uang oleh Muslim untuk mereka yang berhak menerima sumbangan seperti

itu. Zakatkhususnya, adalah wajib karena itu adalah salah satu rukun Islam,

sementara infaq dan sedekah dipandang sebagai berbudi luhur tindakan yang

dianjurkan oleh umat Islam untuk dilakukan. Dana ZIS umumnya diberikan

sebagai bantuan untuk menyelesaikan masalah sosial (kesehatan, pendidikan,

perumahan, dll.), serta bantuan untuk memecahkan masalah ekonomi dan

keuangan (kecil bisnis, pemberdayaan ekonomi, dll.).

Urgensi akad sosial itu sendiri sudah menjadi hal yang perlu diperhatikan

untuk Indonesia saat ini, hal ini dikarenakan masih adanya tingkat kesejahteraan

masyarakat yang belum menyeluruh di Indonesia. Hal ini dapat kita amati dari

prosentase populasi rakyat miskin di Indonesia saaat ini berkurang cukup lambat

dari bulan Maret 2014 yang berkisar dari 28,28 juta penduduk miskin dari jumlah

populasi masyarakat Indonesia. Namun pada bulan Maret 2017 hanya turun

menjadi 27,77 juta penduduk miskin, dari perbandingan tahun ke tahun kita dapat

Page 3: AKAD SOSIAL DAN IMPLEMENTASI DI ERA KONTEMPORER

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1244

menyimpulkan prosentase populasi masyarakat miskin hanya menyusut kurang

lebih 500 ribu jiwa dan ini mengindikasikan penurunan hanya menurun 1% saja.

Gambar 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, 1998-2017

(Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017)

Dari chart grafik diatas kita dapat membandingkan dengan capaian

pertumbuhan ekonomi nasional yang mengungkapkan bahwa pertumbuhan

ekonomi sudah beranjak di level 5,1% yang menandakan bahwa pemerintah sudah

berpendapat sudah lebih baik dalam mensejahterahkan warga negaranya,

terkhusus dalam hal ini masyarakat penduduk miskin. Namum dalam hal ini

peneliti mempunyai pandangan lain dalam hal ini mengenai masalah kesenjangan

sosial masih belum ada upaya perbaikan secara signifikan dari peran pemerintah

dalam mengurangi atau menurunkan tingkat kemiskinan. Dengan kontribusi

pertumbuhan ekonomi saat ini yang sudah lebih baik juga tidak mampu

mengindikasikan penurunan tingkat kemiskinan yang lebih baik juga. Oleh karena

itu peneliti menandakan kurang adanya peran akad social dalam memberikan

dampak ke masyarakat kita.

Allah mengajarakan kita untuk saling tolong menolong sesama umat

manusia. Banyak ayat al-quran yang menganjurkan kita untuk saling membantu

sesame manusia bahkan lebih luas lagi yaitu seluruh dunia. Manusia adalah

sebagai makhluk sosial, tidak mungkin manusia bisa hidup sendiri tanpa butuh

bentuan dari orang lain (Al Jahri, 2017). Itulah sebabnya manusia diciptakan

saling berpasang-pasangan dll. Sebagai mahkluk social kita tidak bisa lepas

Page 4: AKAD SOSIAL DAN IMPLEMENTASI DI ERA KONTEMPORER

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1245

dengan yang namanya akad ( perikatan, perjanjian, simpul dll), oleh karena itu

Allah sebagai Sang Maha Pengatur telah membuat peraturan dalam bermuamalah

secara social. Allah juga membuat peratuan untuk pengelolaan harta manusia agar

harta tersebut bersih dan bisa dipergunakan juga untuk membantu orang lain yang

berkesusahan, baik itu berupa zakat, infaq dan, shadaqah yang Insyaallah akan

sama-sama kita bahas ditulisan ini.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi pustaka. Menurut (Sugiyono,

2010) studi pustaka adalah kajian teoritis, referensi serta literatur ilmiah lainnya

yang berkaitan dengan budaya, nilai dan norma yang berkembang pada situasi

social yang diteliti. Penelitian studi pustaka menekankan pada pengujian teori-

teori melalui informasi lewat buku, majalah, koran dan literatur lainnya yang

bertujuan membentuk sebuah landasan teori yang menyangkut dengan tema

penelitian ini.

Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yaitu data yang diperoleh tidak langsung dari sumber dimana penelitian dilakukan

secara langsung(Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh

melalui literatur yang tersedia di berupa jurnal dan buku literatur yang

mendukung pembahasan.

KERANGKA TEORI

Akad sosial dalam perspektif islam

Perjanjian (akad) adalah bertemunya ijab yang diberikan oleh salah satu

pihak dengan kabul yang diberikan oleh pihak lainnya secara sah menurut hukum

syar'i danmenimbulkan akibat pada obyeknya. Dalam transaksi akad social

menurut persepektif islam dapat digolongkan dalam beberapa bentuk antara

lainnya Zakat, Infaq dan Shodaqoh yang dikeluarkan orang untuk sekedar berbagi

ataupun mengeluarkan hak dan kewajiban kepada sesama saudara yang sedah

membutuhkan dalam hal ini adalah masyarakat miskin. Zakatmerupakan salah

satu sarana redistribusi pendapatan dan juga dapat mendukung pengembangan

Page 5: AKAD SOSIAL DAN IMPLEMENTASI DI ERA KONTEMPORER

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0".

1246

sumber daya manusiaserta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di

Indonesia(Hayati, 2011).

Menurut (Alaydrus, M.Z, dan Tika., 2016)zakat secara terminologis berarti

sejumlah properti yang diperlukanoleh Tuhan untuk diserahkan kepada orang-

orang yang berhak; Selain itu, zakat juga didefinisikan sebagai pengeluaran

tertentujumlah properti. (Kahf, 1997) menyatakan zakat adalah pajak tahunan

tertentu (pembayaran) yang dikenakan di internet seseorangaset, yang harus

dikumpulkan oleh Negara dan digunakan untuk tujuan tertentu, terutama pada

Jaminan sosial. Jadi kelompok kita dapat disimpulkan bahwa Zakat merupakan

jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan

diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya, dalam paper ini subyeknya

adalah masyarakat miskin. Adapun orang yang berhak menerima zakat yang

dinyatakan dalam Al-Qur'an yang disebut mustahiq zakat.

Mustahiq dapat bersifat pribadi atau kelembagaan (Alaydrus, M.Z, dan

Tika., 2016) mereka yaitu orang miskin, orang-orang dalam perbudakan atau

perbudakan, orang dibebani dengan hutang, serta di jalan allah, dan para musafir.

Sedangkan Infaq adalah pencairan untuk kepentingan manfaat. Infaq tidak

memiliki nisab (jumlah minimum untuk Muslim kekayaan bersih untuk wajib

memberikan zakat)(Hermien Triyowati, 2018). Karena itu, infaq bisa dikeluarkan

oleh orangyang penghasilannya tinggi atau rendah, dalam hak istimewa atau

dalam kesulitan. (Hermien Triyowati, 2018)mengatakan dalam Al Qur'anada

beberapa kondisi yang harus dilakukan dalam memberikan infaq yang meliputi

memprioritaskan infaq kepada orang-orang yang memiliki hubungan paling dekat

dengan orang-orang yang memberikan infaq, misalnya orang tua, saudara dekat,

dan sebagainya.

Setelah itu, berikan infaq kepada anak yatim, orang miskin, dan musafir.

Di sisi lain, shadaqah (sedekah) adalah memberikan barang bergerak atau tidak

bergerak, yang akan segera habis apakah itu digunakan atau tidak, kepada orang

lain atau badan hukum, seperti yayasan atau sejenisnya, tanpa kompensasi dan

persyaratan, tetapi hanya untuk menyenangkan Tuhan dan mengharapkan

hadiahnya pada hari Pengadilan (Habib, 2016). Menurut Shafi'i (dikutip dalam

Page 6: AKAD SOSIAL DAN IMPLEMENTASI DI ERA KONTEMPORER

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0".

1247

(Habib, 2016)), Orang yang berhak menerima shadaqah antara lain orang yang

saleh dan melakukan kebaikan, kerabat, orang yang sangat membutuhkan, serta

orang kaya, keturunan Bani Hasyim, orang-orang kafir dan orang fasik. Orang

kaya diizinkanmenerima shadaqah meskipun dari keluarganya, serta keturunan

Bani Hasyim. Namun, merekaseharusnya tidak menerima amal.

Teori Kemiskinan

Menurut (Rufus B. Akindola, 2010)menyampaikan resolusi mengapa

kemiskinan merupakan persoalan kehidupan serba kekurangan yg dialami famili

atau rumah tangga sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan minimal atau yg

layak untuk kehidupannya. Kebutuhan dasar minimal yg diperlukan berkaitan

dengan kebutuhan pangan, pakaian, perumahan dan kebutuhan sosial yang

diperlukan oleh penduduk atau tempat tinggal tangga buat memenuhi kebutuhan.

Kemiskinan adalah persoalan sosial yang senantiasa hadir pada tengah-tengah

rakyat, kemiskinan merupakan konsep serta fenomena yang berwayuh wajah,

bermatra multidimensi. SMERU, beberapa model lainnya, beberapa contoh-

lainnya diantaranya beberapa lain-lainya, papan, sandang, makanan), ketiadaan

akses terhadap kebutuhan dasar lainnya seperti kesehatan, pendidikan,

pendidikan; pendidikan dan famili), menentang terhadap individu yg berperan

menjadi individu, masal, rendahnya kualitas sumber daya manusia dan sumber

daya alam, ketidakterbatasan pada aktivitas sosial rakyat, ketiadaan akses terhadap

lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkelanjutan, ketidakmampuan buat

mendukung karna cacat fisik maupun mental (S. Ramphoma, 2014).

Teori Distribusi dalam Sistem Ekonomi Islam, Kapitalisme dan Sosialisme

1. Sistem Ekonomi Sosialis

Sosialis adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan

yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan aktivitas ekonomi

namun dengan campur tangan pemerintah(Itang & Adib, 2017). Pemerintah

masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian

negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak

dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, dan lain

sebagainya.Sistem Sosialis ( Socialist Economy) berpandangan bahwa

Page 7: AKAD SOSIAL DAN IMPLEMENTASI DI ERA KONTEMPORER

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0".

1248

kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila berfondasikan kemakmuran

bersama. Sebagai konsekuensinya, penguasaan individu atas aset-aset ekonomi

atau faktor-faktor produksi sebagian besar merupakan kepemilikan sosial.

Menurut (Itang & Adib, 2017) prinsip dasar ekonomi sosialis antara lain

pemilikan harta oleh Negara, kesamaan ekonomi, disiplin politik. Sedangkan ciri-

ciri sistem ekonomi sosialisnya antara lain lebih mengutamakan kebersamaan

(kolektivisme), kiprah pemerintah sangat bertenaga, sifat manusia ditentukan oleh

pola produksi(Itang & Adib, 2017).

2. Sistem Ekonomi Kapitalis

Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan

secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian

seperti memproduksi barang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain

sebagainya(Itang & Adib, 2017). Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil

bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan

perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam

ekonomi.Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya

sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis

untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan

kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.Menurut

(Itang & Adib, 2017) ciri-ciri sistem ekonomi kapitalis antara lain pengakuan

yang luas atas hak-hak pribadi, perekonomian diatur oleh mekanisme pasar,

manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar

kepentingann (keuntungan) sendiri, paham individualisme didasarkan

materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (disebut hedonisme).

3. Sistem Ekonomi Islam

(Al Jahri, 2017) di dalam penelitiannya yang berjudul “Teori dan Praktik

Ekonomi Islam” menyatakan bahwa ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan

sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang di ilhami oleh nilai-nilai

islam. Sementara itu, H. Halide berpendapat bahwa yang di maksud dengan

ekonomi islam ialah kumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang dii simpulkan

dari Al-Qur’an dan sunnah yang ada hubungannya dengan urusan ekonomi (dalam

Page 8: AKAD SOSIAL DAN IMPLEMENTASI DI ERA KONTEMPORER

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0".

1249

(Mannan, 1997)).Sistem ekonomi islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum

ekonomi yang di simpulkan dari Al-Qur’an dan sunnah, dan merupakan bangunan

perekonomian yang di dirikan atas landasan dasar-dasar tersebut yang sesuai

dengan kondisi lingkungan dan masa. Menurut (Itang & Adib, 2017) prinsip-

prinsip ekonomi islam antara lain adalah berbagai sumber daya dipandang sebagai

pemberian atau titipan dari Allah swt kepada manusia, islam mengakui pemilikan

pribadi dalam batas-batas tertentu, kekuatan penggerak utama ekonomi Islam

adalah kerja sama, ekonomi islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang

dikuasai oleh segelintir orang saja, ekonomi islam menjamin pemilikan

masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang,

seorang mulsim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti,

zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab), serta

islam melarang riba dalam segala bentuk(Itang & Adib, 2017). Adapun ciri-ciri

ekonomi islam menurut (Itang & Adib, 2017) antara lain aqidah sebagai substansi

(inti) yang menggerakkan dan mengarahhkan kegiatan ekonomi, syari’ah sebagai

batasan untuk memformulasi keputusan ekonomi, akhlak berfungsi sebagai

parameter dalam proses optimalisasi kegiatan ekonomi.

Page 9: AKAD SOSIAL DAN IMPLEMENTASI DI ERA KONTEMPORER

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0"

1250

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Hermien Triyowati, Yolanda Masnita and Khomsiyah

Penelitian yang dilakukan (Hermien Triyowati, 2018) yang berjudul

“toward ‘sustainable development’ through zakat-infaq-sadaqah distributions –

as inclusive activities – for the development of social welfare and micro and small

enterprises” menunjukkan bahwa variable ZIS atau dapat diproksikan dengan

zakat (obligatory alms), infaq (donations) dan sadaqah (alms) mampu

mempengaruhi secara positif kesejahteraan masyarakat dan pengembangan

UMKM.

Adanya pengaruh kegiatan inklusi melalui peningkatan distribusi ZIS

kesejahteraan masyarakat dan pengembangan UMK, serta hubungannya dengan

manusia pembangunan di Indonesia. Ini berarti kegiatan inklusi lembaga ZIS

berkontribusi kesejahteraan masyarakat dan pengembangan UMK. Ini juga

memainkan peran dan merupakan faktor dominan dalam pembangunan manusia

di Indonesia.

Selanjutnya, penelitian ini memberikan bukti tren menuju mencapai

beberapa SDGs pada tahun 2030, melalui kegiatan inklusi yang dilakukan oleh

lembaga ZIS. Berdasarkan ini, sudah saatnya bagi pemerintah dan masyarakat

Indonesia, yang sebagian besar adalah Muslim (sekitar 87,18% = 207.175.708

orang), 44 untuk memperhatikan serius implementasi manajemen ZIS. Studi

empiris ini menunjukkan aktivitas inklusi ZIS lembaga, di bidang sosial, ekonomi

dan keuangan, melalui distribusi zakat khususnya adalah instrumen sistem fiskal

yang pro-kaum miskin dan sangat andal. Jadi, perhatian serius diperlukan dari

pemerintah Indonesia dan pemangku kepentingan terkait ke dalam kegiatan

lembaga ZIS, sehingga mereka dapat menjadi lebih efektif, efisien dan

profesional, dan, di masa depan, menjadi lembaga ZIS berkelanjutan, yang akan

membantu mencapai pembangunan berkelanjutan untuk Indonesia.

Hasil Penelitian Siti Lailatussufiani, M. Umar Burhan, Multifiah

Penelitian sebelumnya yang dilakukan (Siti Lailatussufiani, M. Umar

Burhan, 2016) yang berjudul “The Utilization of Zakat, Infaq and Shadaqah for

Community Empowerment (Case Study of BAZNAS West Nusa Tenggara

Province)“ menunjukkan bahwa BASNAZ Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai

Page 10: AKAD SOSIAL DAN IMPLEMENTASI DI ERA KONTEMPORER

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0"

1251

lembaga tepercaya di bawah naungan Negara yang mengelola ZIS dapat

diproksikan dengan zakat (obligatory alms), infaq (donations) dan sadaqah (alms)

mampu mempengaruhi secara positif pengembangan pemberdayaan masyarakat

dalam bidang pendidikan dan kesehatan, serta sektor ekonomi. Peneliti

menemukan

1) Pemberdayaan bagi individu di bidang pendidikan buat membantu yang

membutuhkan dan miskin buat meningkatkan standar kualitas hidup yang

akan datang, dimana itu akan mempengaruhi daya produksi seseorang

perasaan bahwa orang yang berpendidikan lebih produktif daripada yg tidak

berpendidikan;

2) Pemberdayaan untuk grup di bidang ekonomi buat mempertahankan

maqhasid syariah pada bentuk menjaga properti sebab saat mereka mampu

menjagakekayaan, yang diperlukansupayamenghalangi mereka dari karunia

Kufur, untuk menaikanstandar hidup mereka secara keuangan, dan

melahirkan penerima manfaat menguatkan sebagai lebih produktif secara

ekonomi dan independen; serta

3) Pemberdayaan bagi individu di sektor kesehatan untuk memenuhi kebutuhan

primer kaum miskin serta yang membutuhkan pada bentuk akses untuk

mempertahankan dan meningkatkan kualitas pemeliharaan kesehatan, sebab

kesehatan artinya keadaan eksistensi tubuh dan jiwa yang memungkinkan

orang miskin serta melarat buat hidup produktif secara sosial serta ekonomi.

Hasil Penelitian Muhammad Zaid Alaydrus dan Tika Widiastuti

Penelitian sejalan juga ditemukan Alaydrus, M. dan Tika (2016) yang

berjudul “the effect of productive zakah, infaq and shadaqah to the growth of

micro-enterprises and welfare mustahiq in pasuruan” menunjukkan bahwa

variable ZIS dapat diproksikan dengan zakat (obligatory alms), infaq (donations)

dan sadaqah (alms) mampu mempengaruhi secara positif variabel mikro dan

variabel kesejahteraan Bazda mustahiq di Pasuruan. Peniliti yang

mengungkapkan ZIS produktif dengan pengaruh signifikan pada pertumbuhan

bisnis mikro mustahiq, artinya penambahan ZIS produktif berpengaruh sangat

signifikan terhadap pertumbuhan usaha mikro mustahiq di Pasuruan di Jawa

Page 11: AKAD SOSIAL DAN IMPLEMENTASI DI ERA KONTEMPORER

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0"

1252

Timur, penambahan ZIS produktif akan meningkatkan pertumbuhan perusahaan

mikro.

Distribusi Dalam Sistem Ekonomi Indonesia Sekarang Dan Seharusnya

Menurut Islam

Menurut (Sholahuddin, 2007) mengungkapkan kesenjangan dan

kemiskinan pada dasarnya muncul karena adanya mekanisme distribusi yang tidak

berjalan dan adanya tahapan distribusi di Indonesia saat ini masih ada campur

tangan pemerintah. Kesalahan di Era Kontemporer seperti saat ini menjalankan

system ekonomi yang menyebabkan munculnya praktik monopoli dan individualis

sekaligus rusaknya pengelolaan hak milik pribadi, milik umum dan negara

(Sholahuddin, 2007). Adapun tahapan skema distribusi dalam system ekonomi

Indonesia saat ini seperti dibawah ini:

Gambar 2. Mekanisme Distribusi Sistem Ekonomi Indonesia saat ini

Sumber: Diadaptasi dari Perkuliahan Ekonomi Islam dengan Dosen (Sholahuddin, 2019)

Skema diatas dapat diinterpretasikan dengan adanya campur tangan

pemerintah mengakibatkan adanya masalah ekonomi yang ditimbulkan seperti

adanya harga yang tinggi, adanya persepsi negative seperti adanya kesenjangan

social, adanya hutang yang semakin tinggi dikarenakan adanya pemain elit yang

mempunyai kewenangan dalam mengimpor bahan-bahan baku yang

mengakibatkan hutang jangka panjang yang tinggi namun tidak diimbangi dengan

pendapatan pemerintah, pendapatan yang sedikit/ rendah mengakibatkan kaum

masyarakat bawah yang merasakan dengan adanya pembengkakan pembayaran

dalam lingkup rumah tangga seperti biaya pajak, biaya BPJS.

Page 12: AKAD SOSIAL DAN IMPLEMENTASI DI ERA KONTEMPORER

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0"

1253

Dengan demikian kondisi kesenjangan kekayaan yang lebar di tengah-

tengah masyarakat harus segera diatasi dengan menerapkan keseimbangan

ekonomi melalui mekanisme distribusi. Dalam islam mewajibkan terjadinya

sirkulasi kekayaan pada semua anggota masyarakat dan mencegah terjadinya

sirkulasi kekayaan hanya pada segelintir orang(Rufus B. Akindola, 2010). Allah

swt berfirman:

Supaya harta itu jangan hanya beredar diantara orang- orang kaya saja di

antara kamu. (QS Al-Hasyr:7). Apabila kesenjangan yang lebar antarpribadi

dalam memnuhi kebutuhan-kebutuhannya, atau di dalam masyarakat terjadi

kesenjangan karena mengabaikan hukum-hukum islam, maka negara harus

memecahkannya dengan mewujudkan keseimbangan dalam masyarakat dengan

cara memberikan harta negara kepada orang-orang yang memiliki keterbatasan

dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini perlu dibenahi dengan merubah system

distribusi system ekonomi islam yang mana dicirikandengan adanya hidup

sederhana, adanya peran zakat, infaq, shodaqoh, waaf, hibah dan hadiah dalam

kehidupan sehari-hari, adanya larangan menimbun harta, larangan korupsi yang

akan merugikan masyarakat(Mannan, 1997).

KESIMPULAN

Pembahasan review jurnal terdahulu dapat disimpulkan akad social saat ini

memerlukan perhatian yang sangat serius dan sangat diperlukan dari pemerintah

Indonesia dan pemangku kepentingan terkait ke dalam kegiatan lembaga ZIS,

sehingga mereka dapat menjadi lebih efektif, efisien dan profesional, dan, di masa

depan, menjadi lembaga ZIS berkelanjutan, yang akan membantu mencapai

pembangunan berkelanjutan untuk Indonesia. Seperti kita ketahui bersama

pemberdayaan orang miskin bisa dilakukan berdasarkan potensi zakat, infaq dan

shodaqoh di setiap daerah. Jika potensi ZIS itu melimpah dibandingkan dengan

tingkat kemiskinan, ZIS dapat bertindak sebagai subsidi silang di negara lain

kabupaten memiliki kebutuhan yang lebih besar untuk itu di masa era

kontemporer saat ini.

Saran

Page 13: AKAD SOSIAL DAN IMPLEMENTASI DI ERA KONTEMPORER

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0"

1254

1. Pemerintah semstinya proaktif dalam penghimpunan dana dan penyaluran

dana secara professional transparan. Sehingga pemerintah menjadi kredibel

atau dapat dipercaya menjadi lembaga terpercaya dalam mengurangi tingkat

kemiskinan yang merata di Indonesia

2. Dapat menambahkan variable akad social seperti hibah, wakaf, hadiah

DAFTAR PUSTAKA

Al Jahri, M. (2017). Gaps in the Theory and Practice of Islamic Economics.

Journal of King Abdulaziz University: Islamic Economics, 26(01).

Alaydrus, M.Z, dan Tika. (2016). The effect of productive zakah, infaq and

shadaqah to the growtmicro-enterprises and welfare mustahiq in

pasuruan. Journal of Islamic Economic Science, 1(1).

Badan Pusat Statistik. (2017). Jumlah dan Prosentase Penduduk Miskin 1998-

2017.

Habib, A. (2016). The principle of zakat, infaq, and shadaqah accounting based

sfas 109. Journal of Accounting and Bussines, 1(1).

Hayati, K. dan I. (2011). “zakat potential as a means to overcome poverty (a study

in lampung).”. Journal of Indonesian Economy and Business, 26(2), 188–

200.

Hermien Triyowati, Y. M. and K. (2018). Toward ‘Sustainable Development’

through Zakat-Infaq-Sadaqah Distributions – As Inclusive Activities –

For the Development of Social Welfare and Micro and Small Enterprises.

Australian Journal of Islamic Studies, 3(1).

Itang & Adib. (2017). System Economic Kapitalisme, Sosialisme, and Islamic.

Islamic Journal, Community and Culture, 18(1).

Kahf, M. (1997). “Potential Effects Of Zakat on Government Budget. IIUM

Journal of Economics and Management, 5(1), 67–85.

Mannan, A. (1997). Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Yogyakarta: PT. Dana

Bhakti Wakaf.

Rufus B. Akindola. (2010). Towards a Definition of Poverty: Poor People’s

Page 14: AKAD SOSIAL DAN IMPLEMENTASI DI ERA KONTEMPORER

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0"

1255

Perspectives and Implications for Poverty Reduction. Journal of

Developing Societies.

S. Ramphoma. (2014). Understanding poverty : causes, effects and

characteristics. Interdisciplinary Journal, 1(1).

Sholahuddin, M. (2007). Asas-Asas Ekonomi Islam. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sholahuddin, M. (2019). Perkuliahan Ekonomi Islam Pada Tanggal 10 Oktober

2019. Surakarta: Program Studi Manajemen.

Siti Lailatussufiani, M. Umar Burhan, M. (2016). The Utilization of Zakat, Infaq

and Shadaqah for Community Empowerment (Case Study of BAZNAS

West Nusa Tenggara Province). International Journal of Business and

Management Invention., 5(10).

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.