67
A. RINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU 1. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi Sosiologi sangat bermanfaat sebagai alat analisis, termasuk strategi untuk menyelesaikan permasalahan sosial. Berikut beberapa manfaat ilmu (mata pelajaran) sosiologi dalam kehidupan masyarakat, antara lain: 1) Menambah pengetahuan tentang keberagaman sosial dan budaya yang menyangkut sistem nilai dan norma, adat istiadat, dan unsur-unsur budaya lainnya. Dengan mempelajari sosiologi, kita akan memperoleh pengetahuan tentang karakteristik sosial individu maupun kelompok sosial dalam masyarakat. 2) Sosiologi bermanfat untuk menumbuhkan kepekaan masyarakat terhadap permasalahan sosial dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan terwujud masyarakat yang empati. 3) Dengan mempelajari sosiologi, menjadi bahan refleksi bagi diri kita, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. 4) Sosiologi membantu setiap individu tentang karakteristik sosio kultural masyarakat yang belum diketahui. 5) Sosiologi membantu masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan tentang berbagai bentuk interaksi sosial. 6) Sosiologi membantu masyarakat untuk mengontrol dan mengendalikan tindakan dalam setiap interaksi yang dilakukan. 7) Sosiologi diharapkan mampu membuat masyarakat semakin memahami norma dan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat.

file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

A. RINGKASAN MATERI.

SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

1. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi

Sosiologi sangat bermanfaat sebagai alat analisis, termasuk strategi untuk menyelesaikan

permasalahan sosial. Berikut beberapa manfaat ilmu (mata pelajaran) sosiologi dalam

kehidupan masyarakat, antara lain:

1) Menambah pengetahuan tentang keberagaman sosial dan budaya yang menyangkut

sistem nilai dan norma, adat istiadat, dan unsur-unsur budaya lainnya. Dengan

mempelajari sosiologi, kita akan memperoleh pengetahuan tentang karakteristik sosial

individu maupun kelompok sosial dalam masyarakat.

2) Sosiologi bermanfat untuk menumbuhkan kepekaan masyarakat terhadap permasalahan

sosial dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan terwujud masyarakat yang empati.

3) Dengan mempelajari sosiologi, menjadi bahan refleksi bagi diri kita, baik sebagai

individu maupun anggota masyarakat.

4) Sosiologi membantu setiap individu tentang karakteristik sosio kultural masyarakat yang

belum diketahui.

5) Sosiologi membantu masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan tentang berbagai

bentuk interaksi sosial.

6) Sosiologi membantu masyarakat untuk mengontrol dan mengendalikan tindakan dalam

setiap interaksi yang dilakukan.

7) Sosiologi diharapkan mampu membuat masyarakat semakin memahami norma dan

nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat.

8) Sosiologi bermanfaat untuk merancang resolusi konflik sosial.

9) Sosiologi bermanfaat untuk menghindari dominasi sosial, misalnya: dominasi politik,

dominasi ekonomi, maupun dominasi kebudayaan.

10) Sosiologi bermanfaat untuk meningkatkan integritas nasional.

11) Sosiologi sebagai interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis,

dimana di dalamnya menyangkut hubungan antara individu, kelompok maupun individu

dengan kelompok.

12) Para sosiolog yang melakukan riset ilmiah untuk mencari data tentang kehidupan sosial.

Dari hasil penelitian tersebut, sosiolog harus menghasilkan data yang valid agar dampak

negatif permasalahan sosial dalam masyarakat bisa dihindari.

Page 2: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

13) Sosiologi sebagai konsultan kebijakan, artinya sosiologi dapat membantu memperkirakan

pengaruh kebijakan-kebijakan sosial yang mungkin terjadi dalam masyarakat.

14) Sebagai generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa, sosiologi akan membuat

genarasi muda lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala-gejala sosial dalam

masyarakat yang semakin kompleks, serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang

tepat dan akurat terhadap situasi sosial yang dihadapi sehari-hari.

2. Memahami materi, struktur, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran Sosiologi

Sosiologi dibandingkan dengan ilmu lain dapat dikatakan sebagai ilmu baru. Anda

mungkin sudah pernah membaca bahwa orang yang pertama kali mengemukakan istilah

sosiologi adalah Auguste Comte pada tahun 1838. Menurut Comte, sudah saatnya

masyarakat dipelajari dengan ilmu tersendiri. Comte menyebutkan bahwa ilmu yang

mempelajari masyarakat adalah sosiologi. Sosiologi mempelajari social static dan social

dynamic dari masyarakat. Social static analog dengan struktur sosial, sedangkan social

dynamic analog dengan interaksi sosial. Karena jasanya ini, Comte disebut sebagai Bapak

Sosiologi.

Objek kajian sosiologi bukan hanya masyarakat, seperti dikemukakan oleh Comte dan

Durkheim, sosiologi juga mengkaji tindakan sosial di tingkat individu dan interaksi sosial.

Artinya, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari realitas sosial di tingkat mikro, makro,

dan hubungan antara mikro dan makro.

Nah, Anda sudah saya ajak untuk memahami definisi sosiologi dan karakteristik sosiologi

sebagai ilmu. Sekarang saya akan mengajak Anda untuk memahami apa yang menjadi

objek kajian sosiologi? Anda mungkin sudah pernah mengenal istilah masyarakat bukan?

Marilah kita memahami definisi masyarakat. Seperti telah dijelaskan di atas, menurut

Emile Durkheim, masyarakat merupakan suatu realitas yang sui generis, fakta sosial, dan

hubungan diantara fakta sosial (Scott, 2011: 263). Peter L. Berger, mendefinisikan

masyarakat sebagai keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya.

Pengertian keseluruhan kompleks dalam definisi tersebut berarti bahwa keseluruhan itu

terdiri dari bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan. Bagian bagian itu adalah

hubungan-hubungan sosial, seperti hubungan antara anak dengan orangtua, hubungan

antara bawahan dengan atasan, atau hubungan antara guru dengan siswa. Keseluruhan dari

hubungan-hubungan itulah yang disebut dengan masyarakat.

Hubungan-hubungan tersebut tidak terjadi secara acak-acakan, namun ada semacam

keteraturan. Meskipun manusia memiliki kesadaran untuk menciptakan atau mengubah

Page 3: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

konteks sosialnya, manusia memiliki kebutuhan untuk mencari keteraturan dengan tunduk

terhadap aturan-aturan pada konteks sosialnya (Riyanto, 2009: 76). Dengan kata lain,

hubungan-hubungan tersebut harus berjalan menurut suatu sistem. Oleh karena itu, Peter

L. Berger, juga mendefinisikan masyarakat sebagai suatu sistem interaksi. Konsep

interaksi dalam hal ini pahami sebagai tindakan yang terjadi paling kurang dua orang yang

saling mempengaruhi perilakunya.

Individu yang saya maksudkan dalam tulisan ini adalah konsep sosiologis, bukan konsep

menurut ilmu lain. Dalam kehidupan sehari-hari, konsep individu merujuk pada orang

pribadi tertentu. Konsep sosiologi tentang individu agar berbeda. Secara sosiologis,

individu dapat diartikan sebagai subjek yang melakukan sesuatu, subjek yang mempunyai

pikiran, subjek yang mempunyai kepentingan, subjek yang mempunyai tujuan, subjek

yang mampu menilai sesuatu atau menilai tindakannnya sendiri, subjek yang mempunyai

kemampuan untuk memaknai sesuatu, dan subjek yang mempunyai kemampuan untuk

melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Nah, Anda tentu bertanya mengapa

disebut subjek, dan mengapa tidak disebut objek, dan apa pula perbedaannya? Subjek

menunjuk pada semua keadaan yang berhubungan dengan dunia internal manusia,

sedangkan objek merujuk pada dunia eksternal manusia. Dunia objek tidak mempunyai

pikiran, perasaan, tujuan, dan kepentingan.

3. Memahami langkah-langkah kerja sosiolog

Sekarang saya akan mengajak Anda untuk memahami ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu yang

mandiri. Anda mungkin sudah mengetahuai, bahwa sosiologi sebagai ilmu yang mandiri

sosiologi memiliki empat ciri. Pertama, sosiologi bersifat empiris. Artinya, sosiologi itu

didasarkan pada pengamatan dan penalaran. Pengamatan berarti semua yang berhubungan

dengan pancaindera yang dialami dalam kehidupan sosial. Penalaran berarti semua yang

berhubungan dengan akal budi manusia atau yang bersifat rasional.

Sering sifat empiris dihubungkan dengan sifat ilmu yang dapat dikorelasikan dengan fakta.

Kedua, sosiologi itu bersifat teoritis. Artinya, sosiologi bertujuan untuk mengembangkan

ilmu pengetahuan secara teoritis. Ketiga, sosiologi itu bersifat kumulatif. Artinya, teori

sosiologi yang ada sekarang dibentuk dengan dasar teori lama yang disempurnakan.

Keempat, sosiologi itu tidak menilai (nonetis). Artinya, sosiologi dalam menjelaskan

masyarakat atau individu tidak menekankan dari aspek yang seharusnya, melainkan dari

aspek yang senyatanya. Menurut Charler B. Horton dan Chester L. Hunt (1992), sosiologi

pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya

mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas ilmu

Page 4: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan (applied science) yang

menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan

masalah-masalah sosial yang perlu solusi.

SEJARAH, TOKOH DAN PERSPEKTIF SOSIOLOGI

1. Sejarah Kelahiran Sosiologi.

Sosiologi sendiri secara “resmi” memisahkan diri dari filsafat pada abad 19 yang ditandai

dengan terbitnya tulisan Auguste Comte. Tulisan yang berjudul Positive Philosophy

merupakan awal lahirnya sosiologi sebagai ilmu pengetahuan. Tulisan yang terbit pada

tahun 1842 ini mengukuhkan Comte sebagai bapak sosiologi. Lahirnya tulisan Comte pada

dasarnya adalah bentuk keprihatinan terhadap kondisi masyarakat Eropa pada saat itu

(Soekanto, 1982: 10-12). Pokok perhatian sosiologi di Eropa adalah pada kesejahteraan

masyarakat dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Perubahan-

perubahan yang terjadi di dalam masyarakat dipengaruhi oleh kekuatan sosial. Adapun

kekuatan sosial yang berperan dalam perkembangan ilmu sosiologi, antara lain:

a. Revolusi politik, Peristiwa politik yang terjadi di Eropa diawali dengan Revolusi

Perancis pada tahun 1789 yang memberikan semangat bagi para pemikir untuk

mempelajari perubahan yang terjadi pada masyarakat. Serangkaian konflik dan

peperangan menimbulkan kerugian yang luar biasa bagi masyarakat, terutama di

Perancis. Pada saat itulah, para pemikir mencoba merubah tatanan masyarakat yang

tercerai berai menjadi lebih kondusif. Para pemikir bahkan secara ekstrim ingin

mengembalikan kondisi seperti pada abad pertengahan (Calhoun, 2002: 25). Namun,

beberapa pemikir lainnya mencoba mencari celah untuk mencari “tatanan masyarakat

masa depan” yang lebih ideal. Perhatian utama para pemikir adalah pada isu “ketertiban

sosial” yang kemudian dikenal dengan sebutan sosiologi klasik, dengan pemikir utama

Comte dan Durkheim.

b. Revolusi industri dan kemunculan kapitalisme Selain revolusi politik yang melanda

Eropa, revolusi industri juga ikut ambil bagian memberikan warna pada lahirnya

sosiologi. Revolusi industri ditandai dengan berubahnya corak produksi negara-negara

Eropa yang semula bertumpu pada sektor pertanian berubah pada sektor industri.

Revolusi industri muncul sebagai akibat dari lahirnya penemuan baru di bidang

Page 5: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

teknologi. Salah satu penemuan yang spektakuler adalah kemunculan mesin uap yang

ditemukan oleh James Watt. Kapitalisme lahir ditandai dengan penguasaan aset produksi

oleh sebagian kecil masyarakat, sedangkan sebagian besar masyarakat hanya dijadikan

alat produksi sebagai buruh dengan tingkat keuntungan yang kecil (Ritzer dan Goodman,

2007: 7-10). Kondisi ini memunculkan gerakan buruh yang menuntut kesejahteraan

bahkan secara radikal seringkali berubah menjadi “pemberontakan buruh”. Pergolakan

ini menjadi bahan kajian bagi para pemikir, antara lain Marx, Weber, Durkheim dan

Simmel.

c. Kemunculan sosialisme Sosialisme dianggap sebagai musuh bebuyutan kapitalisme

sehingga dapat dikatakan bahwa upaya penghancuran kapitalisme adalah melalui

sosialisme. Marx adalah salah satu pendukung gagasan sosialisme, walaupun Marx tidak

secara tegas akan mengambangkan sosialisme, namun dalam banyak tulisannya Marx

mengkritik habis-habisan kapitalisme. Walaupun menyadari masalah yang timbul seiring

dengan kapitalisme, mereka lebih mengkhawatirkan isu sosialisme yang dibawa oleh

Marx. Marx mencita-citakan tatanan masyarakat baru melalui revolusi sosial (gerakan

buruh).

d. Feminisme, Feminisme merupakan gerakan perempuan yang menuntut adanya

persamaan hak dan keluar dari subordinasi yang dihasilkan oleh sistem sosial masyarakat

Eropa. Gerakan buruh, persamaan hak perempuan, penghapusan perbudakan, dan

kedudukan perempuan dalam hukum menjadi perhatian utama para aktivis feminisme

pada waktu itu.

e. Urbanisasi, Revolusi industri membawa permasalahan sosial baru berupa urbanisasi.

Laju perpindahan penduduk dari desa ke kota menjadi sangat mengkhawatirkan

demikian pula perubahan desa menjadi kota seiring perubahan sistem produksi. Migrasi

desa kota membawa dampak pada penyesuaian pola perilaku masyarakat urban.

Serangkaian permasalahan juga timbul ketika desa terkena dampak industrialisasi. Topik

ini kemudian semakin berkembang ketika Amerika mulai terkena dampak revolusi

industri.

f. Perubahan keagamaan, Kapitalisme tidak dapat lepas dari perubahan-perubahan dalam

bidang keagamaan. Weber mencoba menelaahnya melalui tulisan yang berjudul “The

Protestan Ethic and The Spirit Capitalism”. Gerakan protestan yang berkembang pesat

menjadi salah satu kajian yang menarik bagi sosiolog.

g. Perkembangan ilmu pengetahuan , Lahirnya sosiologi diiringi dengan semakin

berkembangnya ilmu pengetahuan. Tidak mengherankan apabila pemikir mencoba

Page 6: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

menggunakan pendekatan pendekatan ilmu pengetahuan alam. Namun demikian,

perdebatan terjadi ketika para ahli berargumentasi bahwa fenomena sosial tidak sama

dengan fenomena alam.

2. Tokoh-tokoh Sosiologi.

a. Auguste Comte (1798-1857), Comte merupakan orang yang pertama kali mengenalkan

istilah sosiologi. Pada awalnya, Comte tidak menggunakan istilah sosiologi, namun

fisika sosial. Penggunaan istilah ini menunjukkan bahwa Comte sangat dipengaruhi oleh

perkembangan ilmu pengetahuan alam yang sudah mapan pada masa itu. Comte mulai

tertarik pada masalah sosial ketika menghadapi masyarakat Eropa yang mengalami

berbagai “kerusakan” sebagai akibat peperangan. Perhatian utama Comte pada sosiologi

menghasilkan dua bidang kajian yaitu social static dan social dynamic. Social static

mencurahkan perhatian pada gejala sosial yang bersifat tetap seperti struktur sosial.

Sedangkan social dynamic lebih diarahkan pada proses-proses perubahan sosial yang

terjadi (Calhoun, 2002: 24-26). Bagi Comte, dinamika sosial jauh lebih penting karena

perubahan yang terjadi mampu merubah pola sosial yang semula statik. Comte tidak

menyetujui revolusi. Perubahan tatanan memang diperlukan oleh masyarakat Eropa pada

masa itu. Namun, langkah yang dirasa bijaksana adalah melalui reformasi. Comte

mempercayai akan adanya evolusi pada masyarakat sehingga dia melahirkan hukum tiga

tingkatan. Teori ini menerangkan bahwa terdapat tahapan intelektual yang harus dilalui

oleh dunia sepanjang sejarah. Pertama, teologis merupakan tahapan yang menjadi

karakteristik dunia pada tahun 1300-an. Pada tahap ini manusia berkeyakinan bahwa

kekuatan adi kodrati sebagai pengendali segala sesuatu di dunia. Tokoh agama menjadi

salah satu panutan utama bagi masyarakat. Kedua, metafisik terjadi pada tahun 1300-

1800. Pada tahap ini kekuatan abstrak dianggap sebagai penentu segala sesuatu, bukan

lagi hanya bertumpu pada kekuatan adi kodrati. Ketiga, positivistik ditandai dengan

munculnya keyakinan pada ilmu pengetahuan. Kekuatan Tuhan dan alam mampu digali

lebih lanjut melalui ilmu pengetahuan.

b. Emile Durkheim (1858-1917) Seperti halnya Comte, karya Durkheim diinspirasi oleh

kekacauan pada masyarakat sebagai akibat dari revolusi Perancis pada masa itu.

Sebagian besar karyanya berupaya mengupas masalah ketertiban sosial, sebuah keadaan

yang dicita citakan oleh masyarakat Eropa. Menurut Durkheim, kekacauan merupakan

hal yang wajar seiring perkembangan masyarakat yang semakin modern. Untuk

mengatasi hal itu, Durkheim menyarankan adanya reformasi sosial sehingga bisa

Page 7: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

membentuk tatanan masyarakat yang lebih stabil. Jelas Durkheim berseberangan dengan

Marx yang lebih mengedepankan revolusi dengan kekuatan buruhnya.

c. Karl Marx (1818-1883), Kapitalisme telah menyebabkan eksploitasi tenaga kerja besar-

besaran. Upah yang diberikan oleh pemilik modal hanyalah upah semu saja, karena nilai

lebih yang dihasilkan oleh barang industri tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan

oleh buruh. Kapitalisme juga telah membelenggu krativitas buruh. Terlebih dengan

adanya introduksi mesin-mesin industri menjadikan buruh semakin termarginalisasi,

selain juga dihadapkan oleh persaingan diantara buruh menjadi ketat. Akibatnya, buruh

menjadi tidak berdaya dalam menolak upah rendah, yang ada adalah keterpaksaan

bekerja dengan upah rendah daripada harus tidak menerima upah sama sekali. Marx

melihat pada moda produksi kapitalis bersifat labil dan pada akhirnya akan hilang. Hal

ini disebabkan pola hubungan antara kaum kapitalis modal dan kaum buruh bercirikan

pertentangan akibat eksploitasi besar-besaran oleh kaum kapitalis. Kaum buruh

merupakan kaum proletar yang kesemuanya telah menjadi “korban” eksploitasi kaum

borjuis. Marx meramalkan akan terjadi kondisi dimana terjadi kesadaran kelas di

kalangan kaum proletar. Kesadaran kelas ini membawa dampak berupa kemauan

melakukan perjuangan kelas untuk melepaskan diri dari praktik eksploitasi. Perjuangan

ini hanya bisa dilakukan melalui revolusi. Marx menyatakan bahwa negara terbelakang

akan memerlukan dua tahap revolusi, yaitu revolusi borjuis dan revolusi sosialis.

Revolusi borjuis dilakukan oleh kelas borjuis nasional untuk melawan penindasan oleh

negara maju dan kemudian baru berlanjut pada revolusi sosialis oleh kelas proletar

(Calhoun, 2002: 30-31). Asumsi ini runtuh karena kelas borjuis nasional ternyata tidak

mampu lagi melaksanakan tugasnya sebagai pembebas kelas proletar dari eksploitasi

kapitalisme, karena kelas borjuis nasional sendiri merupakan bentukan dan alat

kapitalisme negara maju. Teori Marx terhadap perubahan memusatkan perhatiannya pada

unsure teknologi yang merubah segalanya. Teknologi yang berkembang pesat

menyebabkan terjadinya berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat

industrialis kapitalis.

3. Perspektif Sosiologi.

Perspektif struktural fungsionalisme dikenal sebagai teori konsensus, karena teori

memfokuskan pada aspek fungsi, keteraturan, dan keseimbangan (Kanto, 2006: 54). Teoritisi

yang menjelaskan perubahan sosial dalam perspektif teori ini adalah Talcott Pansons, Robert

Page 8: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

K. Merton, dan Jeffry Alexander. Menurut Vago, (2004: 66), secara umum pendekatan

fungsionalisme struktural mengembangkan asumsi-asumsi dasar sebagai berikut:

1) Masyarakat harus dianalisis secara holistik sebagai sistem terdiri dari bagian-bagian yang

saling berhubungan;

2) Hubungan sebab dan akibat bersifat multiple dan resiprokal;

3) Sistem sosial adalah dalam kondisi keseimbangan dinamis, seperti penyesuaian diri

terhadap kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi sistem dibuat dengan perubahan

minimum dalam sistem;

4) Integrasi sempurna tidak pernah dicapai, sehingga setiap sistem sosial mempunyai

ketegangan dan penyimpangan, tetapi kemudian cenderung menjadi stabil melalui

institusionalisasi;

5) Perubahan secara fundamental berjalan lambat, proses adaptif, daripada pergeseran

revolusioner;

6) Perubahan adalah konsekuensi dari penyesuaian diri terhadap perubahan dari luar sistem,

tumbuh melalui diferensiasi dan inovasi internal; dan

7) Adanya sistem terintegrasi melalui pembentukan nilai.

Tokoh perspektif struktural fungsional

(1) Talcott Parsons

Penggagas teori struktural fungsional adalah Talcott Parsons. Parsons memfokuskan pada

masalah-masalah sistem tindakan dan sistem sosial (Kanto, 2006: 60). Parsons mengajukan

pertanyaan-pertanyaan dalam upayanya untuk membangun keseimbangan, tertib, dan

keteraturan sosial. Parsons berargumentasi bahwa tertib sosial dan kohesi sosial disebabkan

oleh tiga hal penting. Pertama, adanya nilai-nilai budaya yang dibagi bersama. Kedua, nilai-

nilai yang dilembagakan menjadi norma-norma sosial. Ketiga, nilai nilai yang dibatinkan

oleh individu-individu menjadi motivasi-motivasi.

(2). Robert K. Marton

Robert K. Merton, salah seorang murid Parsons, mengembangkan teori struktural fungsionali

pada taraf menengah. Teori struktural fungsinal Merton berangkat dari kritik terhadap tiga

postulat yang dikembangkan oleh Parsons. Pertama, postulat tentang kesatuan fungsional

masyarakat; kedua, postulat tentang fungsionalisme universal; dan ketiga, postulat tentang

yang sangat diperlukan atau penting. Seperti halnya Parsons, Merton menekankan tindakan

yang berulang yang berhubungan dengan bertahannya sistem sosial, namun Merton tidak

Page 9: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

menaruh perhatian pada orientasi subjektif individu yang terlibat dalam tindakan seperti itu,

melainkan pada konsekuensi-konsekuensi sosial objektifnya (Johson, 1990: 147).

Merton menyatakan pembedaan itu melalui pembedaan antara fungsi manifes dan fungsi

laten. Fungsi manifes adalah konsekuensi-konsekuensi objektif yang menyumbang pada

penyesuaian terhadap sistem itu yang dimaksukan (intended) dan diketahui (recognized) oleh

partisipan dalam sistem itu. Sementara itu, fungsi laten adalah fungsi yang tidak

dimaksudkan atau tidak diketahui (Johnson, 1990: 147 dan Poloma, 1992: 39). Namun,

Merton (Johnson 1990: 147 dan Kanto 2006: 63), mengungkapkan bahwa tidak semua pola

tindakan baku harus mempunyai konsekuensi yang menguntungkan sistem itu atau memenuhi

persyaratan fungsionalnya. Banyak tindakan dapat mempunyai konsekuensi yang bersifat

disfungsional atau memperkecil penyesuaian terhadap sistem

itu. Perpindahan penduduk dari desa pertanian ke daerah perkotaan, di satu sisi mempunyai

konsekuensi sosial bagi pelakunya yaitu mendatangkan pendapatan yang lebih tinggi dan

terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja di kota, di lain sisi, kawasan pedesaan yang

ditinggalkan mengalami kekurangan tenaga kerja. Bagi sektor petanian di pedesaan,

perpindahan penduduk menjadi disfungsional.

(3). Jeffry Alexander

Jeffry Alexander bersama dengan Paul Colomy pada tahun 1980-an menganggas

neofungsionalisme. Neofungsionalisme untuk menandai kelangsungan hidup fungsionalisme

struktural dan sekaligus menunjukan bahwa sedang dilakukan upaya memperluas

fungsionalisme struktural dan mengatasi kesulitannya. Menurut Alexander dan Colomy, teori

fungsionalisme terlampau sempit. Keduanya sepakat untuk menciptakan teori sintesis yang

dinamakan neofungsionalisme. Masalah fungsionalisme struktural yang perlu diatasi adalah

anti-individualisme, antagonistik terhadap perubahan, konservatisme, idialisme, dan bias

antiempiris (Ritzer dan Goodman, 2004: 148).

4. Perspektif konflik

Perspektif konflik berasumsi bahwa perilaku sosial dapat dipahami dalam istilah tekanan dan

konflik antara individu-individu dan kelompok-kelompok. Teori ini beranggapan bahwa

masyarakat adalah sebuah arena bagi perjuangan memperebutkan komoditas-komoditas.

Teoritisi konflik menganggap bahwa perubahan sebagai elemen penting kehidupan sosial

daripada keteraturan. Perubahan dipandang sebagai proses intrinsik dalam masyarakat, bukan

hanya dampak beberpa fungsi yang tidak tepat atau ketidakseimbangan bagian dari sistem

sosial. Perbedaan struktural dirasa menjadi

Page 10: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

sumber konflik. Berikut ini secara berturut akan dipaparkan penjelasan Karl Marx, Lewis .

Coser, dan Ralf Dahrendorf tentang perubahan sosial.

(1) Karl Marx

Tulisan Karl Marx secara umum menganggap bahwa diantara yang penting dan dasar dalam

kajian teori konflik adalah dengan mempertimbangkan perubahan sosial. Menurutnya, ”tanpa

konflik, tidak ada kemajuan” (Vago, 2004: 20). Marx mengajukan postulat bahwa setiap

masyarakat, tahapan perkembangan sejarahnya, berdasarkan sebuah pondasi ekonomi. Marx

menyebutnya sebagai the mode of production of commodities. The mode of production

mempunyai dua elemen. Pertama, sarana-sarana produksi atau susunan fisik dan teknologi

dari aktivitas ekonomi. Kedua, hubungan hubungan sosial produksi atau manusia merupakan

alat pelengkap tambahan yang sangat diperlukan.

(2) Lewis A. Coser

Dalam bukunya The Functions of Social Conflict, Lewis A. Coser (dalam Vago, 2004: 35),

mengungkapkan bahwa konflik mempunyai efek positif dan negatif. Coser menjelaskan

bahwa konflik adalah bagian dari proses sosialisasi dan tidak ada satu kelompokpun yang

secara sempurna harmonis. Konflik adalah bagian dari kondisi manusia, tetapi konflik dapat

menjadi konstruktif ataupun destruktif. Coser percaya bahwa konflik menciptakan sebuah

peningkatan dalam adaptasi dan penyesuaian diri. Konflik akan menciptakan kohesi in group

sebab anggota kelompok memiliki musuh dan alasan bersama.

(3) Ralf Dahrendorf

Dahrendorf menolak pandangan Marx tentang kelas sosial yang ditentukan oleh hubungan-

hubungan terhadap sarana-sarana produksi. Menurut Dahrendorf, konflik disebabkan oleh

distribusi otoritas yang tidak merata. Masyarakat terbagi dalam kelompok yang memiliki

otoritas dan kelompok yang tidak memiliki otoritas. Konflik sosial mempunyai asal-usul

struktural dan dipahami konflik tentang legitimasi hubunganhubungan otoirtas. Dalam

banyak organisasi, peranan-peranan dan posisi-posisi dapat dikelompokan ke dalam dua

kelompok semu, yang anggota-anggota mempunyai kepentingan laten yang bertentangan.

Kelompok yang memiliki kekuasaan atau otoritas memiiliki kepentingan status quo,

sementara yang tidak memiliki kekuasaan atau otoritas memiliki kepentingan mengubahnya.

Dua kelompok semu ini memiliki potensi antagonistik, di mana anggotanya berbagi

pengalaman-pengalaman, peranan-peranan, dan kepentingan-kepentingan (Vago, 2004: 45).

Page 11: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

NILAI DAN NORMA SOSIAL

1. Pengetian Nilai dan Norma Sosial

A. Nilai sosial

Baiklah saya mulai terlebih dahulu dengan definisi nilai. Nilai adalah gambaran mengenai

apa yang diinginkan, yang pantas, yang berharga, yang mempengaruhi perilaku sosial dari

orang yang memiliki nilai itu. Anda mungkin bertanya mengapa sosiologi mempelajari nilai?

Sosiologi tidak akan berbicara tentang nilai itu sendiri atau sosiologi tidak akan

membicarakan mengapa sesuatu itu bernilai dan mengapa yang lain tidak? Apa yang

Page 12: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

dibicarakan dalam sosiologi hanyalah melihat sejauhmana suatu nilai tertentu mempengaruhi

perilaku seseorang dan hubungannya dengan orang lain.

Salah satu contoh menarik pengaruh nilai terhadap perilaku manusia adalah studi Max Weber

tentang pengaruh etika Protestan terhadap perilaku ekonomi kapitalis. Etika Protestan

menanamkan nilai-nilai agama yang tentunya sangat berguna bagi keselamatan manusia.

Ajaran agama kemudian menjadi sangat bernilai untuk diri seseorang, sehingga ajaran agama

ini mempengaruhi perilaku. Salah satu ajaran yang penting dalam agama Protestan sekte

Kalvinisme adalah predestinasi. Predestinasi berarti tujuan yang sudah ditentukan terlebih

dahulu. Yang dimaksudkan dengan tujuan di sini adalah kehidupan sesudah mati (Johson,

1994: 55-58). Anda pasti mengetahui bahwa menurut ajaran agama Kristen, sesudah mati

manusia akan hanya masuk salah satu kemungkinan: surga/nirwana atau neraka.

Dari contoh di atas Anda saya kira semakin paham bagaimana sosiologi menjelaskan nilai.

Sosiologi tertatik terhadap nilai dalam hubungannya dengan perilaku manusia. Nah, untuk

memperkaya pengetahuan Anda tentang pengaruh nilai terhadap perilaku menusia ini Anda

dapat mengeksplorasi sendiri dalam dunia kenyataan sehari-hari di masyarakat.

B. Norma sosial

Di dalam kenyataan sehari-hari, kehidupan sosial manusia tidaklah hanya berwujud suatu

jumlah perilaku atau hubungan-hubungan sosial, melainkan juga berwujud suatu sistem

determinan yang disebut dengan sistem norma. Dengan demikian, kehidupan sosial manusia

mempunyai kenyataan ganda. Norma sosial didefinisikan sebagai patokan perilaku dalam

suatu kelompok tertentu. Norma sosial memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih

dahulu bagaimana tindakannya akan dinilai oleh orang lain (Lawang, 1984: 34). Saya

menggunakan contoh di lingkungan kerja Anda. Di sekolah, ada norma sosial yang mengatur

hubungan antara pendidik dengan peserta didik. Pendidik dan peserta didik berada dalam satu

kelompok belajar mengajar (kelas). Peserta didik harus menghormati pendidiknya dan peserta

didik selalu mentaati apa yang diperintahkan oleh pendidiknya. Tentang norma sosial ini

tentu semua dari Anda sudah tahu, namun jarang sekali kita menyadarinya. Kita baru

menyadarinya bila salah satu pihak melakukan pelanggaran yang kemudian tidak

mengenakkan salah satu pihak. Anda mungkin masih belum paham tentang norma-norma

sosial ini. Baiklah saya akan mengajak Anda untuk mengingat kembali apa yang dikatakan

oleh Emile Durkheim sebagai fakta sosial. Norma-norma sosial tidak lain adalah fakta sosial

yaitu cara berpikir, berperasaan dan bertindak yang berada di luar individu, namun memiliki

kekuatan memaksa agar individu mentaatinya. Norma sosial memaksa orang untuk bertindak

sesuai dengan apa yang tercantum dalam norma sosial itu. Apabila terjadi pelanggaran

Page 13: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

terhadap norma sosial itu, maka kepada si pelanggar terhadap norma sosial akan dikenakan

sanksi, yaitu hukuman yang diterima seseorang karena pelanggaran itu

Salah satu cara untuk membedakan jenis-jenis norma-norma sosial adalah berat atau

ringanya sanksi. Ada norma sosial yang tidak mengancamkan sanksi fisik, dan ada norma

sosial yang mengancamkan sanksi fisik. Norma-norma sosial dapat dibedakan menjadi apa

yang disebut folkways, mores, dan hukum.

1) Folkways

Apabila kita melihat arti katanya, folkways itu berarti tatacara (ways) yang lazim dikerjakan

atau diikuti oleh rakyat kebanyakan (folk). Dalam referensi sosiologi, folkways dimaksudkan

untuk menyebutkan seluruh norma-norma sosial yang terlahir dari adanya pola-pola perilaku

yang selalu diikuti oleh orang-orang kebanyakan karena dipandang sebagai sesuatu hal yang

lazim. Meskipun folkways semula memang merupakan suatu kebiasaan dan kelaziman

belaka, namun karena dikerjakan secara berulang-ulang, maka berangsur-angsur terasa

kekuatannya sebagai hal yang bersifat standar dan wajib dijalani.

2) Mores

Dibandingkan folkways, mores dianggap lebih esensial bagi terjaminnya kesejahteraan

masyarakat. Oleh karena itu, mores selalu dipertahanakan oleh ancaman ancaman sanksi

yang lebih keras. Pelanggaran terhadap mores selalu disesali dengan sangat dan orang selalu

berusaha dengan keras agar tidak melanggar mores. Persamaan antara mores dengan

folkways terletak pada ketidakjelasan asal-usulnya dan terjadi tidak terencana. Mores adalah

segala norma yang secara moral dipandang benar. Pelanggaran terhadap mores selalu dikutuk

sebagai sesuatu hal secara moral tudak dapat dibenarkan. Mores tidak memerlukan dasar

pembenaran, karena mores sendiri adalah sesuatu yang

sungguh-sungguh telah bernilai benar. Mores tidak bisa diganggu gugat untuk diteliti benar

tidaknya. Mores sering dirumuskan dalam bentuk sebuah larangan keras. Mores yang

dirumuskan dalam bentuk negatif berupa larangan disebut dengan tabu

3) Hukum

Dengan semakin bertambah besar dan kompleksnya masyarakat, pelanggaran terhadap

kaidah-kaidah sosial juga semakin besar dan kompleks, maka lembaga peradilan dipandang

kurang memadai. Masyarakat seperti itu memerlukan oragisasi politik yang menjalankan

fungsi kepolisian. Di samping itu, juga dibutuhkan oragisasi politik yang menjalankan fungsi

secara khusus membuat kaidah-kaidah baru. Dibandingkan dengan mores dan folkways,

hukum tertulis lebih terpikir dan lebih terlafalkan secara tegas. Hukum tertulis betul-betul

merupakan hasil dari sebuat perencanaan dan pikiran yang

Page 14: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

sadar. Oleh karena itu, pelanggaran terhadap norma-norma sosial berarti juga pelanggaran

terhadap nilai-nilai yang dimiliki oleh masyarakat itu. Dengan demikian jelas bahwa antara

nilai dan norma saling berkaitan. Apabila nilai merupakan sesuatu yang mempengaruhi

perilaku manusia, maka norma bertujuan untuk mempertahankan dan melindungi nilai yang

dimiliki oleh suatu masyarakat (Horton dan Hunt, 1992: 53-56).

2. Fungsi Nilai dan Norma Sosial

a. Petunjuk arah dalam bersikap dan bertindak Nilai dan norma telah melekat pada diri

individu atau masyarakat sebagai petunjuk perilaku yang diyakini kebenarannya.

b. Pemandu dan pengontrol sikap maupun tindakan Melalui nilai dan norma, individu dapat

mengetahui yang benar dan salah sehingga sikap dan tindakan manusi dapat dikontrol,

apakah telah sesuai atau bahkan menyimpang dari nilai.

c. Pendorong sikap dan tindakan individu Nilai dan norma sosial mampu menuntun individu

untuk bersikap baik karena nilai sosial yang baik memunculkan harapan dalam diri

seseorang.

d. Benteng perlindungan bagi masyarakat Nilai dan norma merupakan pelindung terhadap

perilaku-perilaku yang menyimpang, terutama bagi pihak-pihak yang lemah. Tanpa adanya

nilai dan norma dalam masyarakat, terkadang kepentingan-kepentingan pihak yang lemah

akan dirampas secara paksa oleh pihak-pihak yang kuat.

e. Alat pemersatu anggota masyarakat Nilai dan norma menjadikan eratnya hubungan

diantara anggota-anggota masyarakat. Hal ini berarti bahwa semakin kuat pemahaman

terhadap nilai sosial,

maka akan semakin kuat pula ikatan dalam suatu kelompok.

3. Keteraturan dan tertib sosial

Keteraturan sosial adalah suatu keadaan dimana hubungan-hubungan sosial berlangsung

dengan selaras, serasi dan harmonis sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Artinya,

setiap individu maupun kelompok dapat memenuhi kebutuhan masing masing tanpa adanya

pihak yang dirugikan. Terciptanya keteraturan sosial membutuhkan tiga syarat, yaitu

kesadaran warga masyarakat akan pentingnya menciptakan keteraturan, adanya norma sosial

yang sesuai dengan kebutuhan serta peradaban manusia dan adanya aparat penegak hukum

yang konsisten dalam menjalankan tugas, fungsi dan kewenangannya (Leight, 1989: 25).

Bentuk konkrit dari keteraturan sosial adalah keselarasan yang diwujudkan dalam kerjasama

Page 15: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

antaranggota masyarakat. Apabila keteraturan sosial dapat tercipta, maka masyarakat akan

mampu menciptakan tertib sosial.

PROSES-PROSES SOSIAL

Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu

sedemikian rupa sehingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku dalam

kehidupan masyarakat. Apabila diperhatikan bahwa proses sosial tidak selalu

Page 16: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

menggambarkan hubungan sosial yang bersifat positif (assosiatif), bisa juga bersifat negatif

(dissosiatif).

A. Proses Sosial Assosiatif.

Proses sosial asosiatif terjadi apabila proses sosial yang berlangsung mengarah pada

bentuk kerjasama dan menciptakan kesatuan. Menurut Soerjono Soekanto (1992: 32),

proses sosial yang bersifat asosiatif mempunyai empat bentuk, yaitu: kerjasama

(kooperasi), akomodasi, asimilasi dan amalgamasi.

1) Kerjasama (Koorporasi), Masyarakat yang komunalistik akan mendorong

masyarakatnya untuk lebih mementingkan kerjasama daripada persaingan atau konflik.

Karakteristik masyarakat Indonesia yang komunalistik sebenarnya dibangun atas nilai-

nilai kerjasama (kooperasi). Kerjasama adalah usaha bersama antara orang perorang

atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerjasama

dapat terjadi antara orang perorang atau antarkelompok. Kerjasama terjadi digerakkan

oleh adanya tujuan bersama yang ingin dicapai. Pelaksanaan kerjasama juga dibutuhkan

iklim yang menyenangkan. Kerjasama tersebut akan bertambah kuat bila ada bahaya

dari luar yang mengancam. Kerjasama dapat terjadi pada kelompok primer, seperti

keluarga, dan kelompok sekunder seperti organisasi dan perusahaan. Sedangkan

kerjasama yang terjadi pada kelompok sekunder lebih bersifat direncanakan secara

rasional dan sengaja daripada bersifat spontan atau berdasarkan emosi solidaritas. Ada

empat bentuk kerjasama yang selama ini terjadi di masyarakat, yaitu: Bargaining,

Cooptation, Coalition, Joint-ventura.

2) Akomodasi, Akomodasi adalah suatu proses ke arah tercapainya kesepakatan sementara

yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang sedang berbeda paham, berbeda pendapat,

bersengketa atau bertentangan. Akomodasi tidak pernah dapat menyelesaikan sengketa

secara tuntas untuk selamanya. Akomodasi tidak akan menghilangkan perbedaan

paham atau pendapat, namun pihak-pihak yang berbeda paham atau pendapat masih

terus berinteraksi satu dengan lainnya. Dalam proses akomodasi masing-masing pihak

berpegang tuguh pada pendiriannya. Akomodasi hanya dapat meredakan pertentangan

untuk sementara. Akomodasi sebagai upaya untuk meredakan pertentangan mempunyai

beberapa bentuk, antara lain: Coercion, Compromise, Mediation, Arbritase,

Adjudication.

3) Asimilasi. Istilah asimilasi dalam sosiologi dipakai untuk menggambarkan adanya

peleburan atau pembauran kehidupan sosial dan kebudayaan dari dua kelompok. Paul

Page 17: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

Horton dan Chester L. Hunt (1991: 54-55), mendefinisikan asimilasi sebagai

pembauran kebudayaan dimana dua kelompok melebur kebudayaan mereka, sehingga

melahirkan satu kebudayaan. Biasanya terjadi terjadi pertukaran unsur-unsur

kebudayaan, namun pada umumnya hal semacam itu hanya terjadi jika suatu kelompok

menyerap kebudayaan kelompok lain.Amalgamasi. amalgamasi mengandung

pengertian pembauran biologis dua kelompok manusia yang masing-masing memiliki

ciri-ciri fisik yang berbeda, sehingga keduanya menjadi satu rumpun. Meskipun ciri-ciri

fisik yang berbeda itu jarang sekali hilang sepenuhnya, namun pembauran semacam itu

telah banyak terjadi, sehingga sulit menemukan adanya suatu kelompok individu yang

besar dan merupakan tipe kelompok ras yang asli.

B. Proses Sosial Disasostif

1) Kompetisi, Persaingan atau kompetisi adalah suatu proses sosial dimana individu atau

kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan dengan cara menarik

perhatian publik atau mempertajam prasangka, tanpa mempergunakan ancaman atau

kekerasan.

2) Konflik atau pertentangan adalah suatu proses sosial yang berlangsung dengan

melibatkan individu-individu atau kelompok-kelompok yang saling menantang dengan

ancaman kekerasan.

3) Kontraversi adalah suatu bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dengan

konflik. Dalam kontraversi yang terpenting adalah menggagalkan pencapaian tujuan

pihak lain, walaupun tanpa ada upaya untuk menghancurkan pihak lain.

Page 18: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

A. Proses Sosialisasi

Sosialisasi adalah suatu proses belajar yang seseorang menghayati (internalisasi) norma-

norma sosial dimana ia hidup sehingga menjadi individu yang baik. Sosialisasi adalah

suatu proses mempelajari kebiasaan dan tata kelakukan untuk menjadi bagian dari suatu

masyarakat. Sosialisasi yang sempurna dalam kenyataannya memang tidak selamanya

dapat diwujudkan. Pelanggaran-pelanggaran terhadap norma-norma sosial seringkali

terjadi. Setiap hari kita membaca surat kabar atau menyaksikan di layar televisi tentang

orang ditangkap polisi kemudian diadili di lembaga peradilan. Tindakan-tindakan seperti

itu merupakan upaya masyarakat untuk menjaga ketertiban masyarakat.

Sosialisasi dapat dibedakan menjadi sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder.

Sosialisasi primer dikaitkan dengan pembentukan dasar atau awal kepribadian. Dalam

diri anak, proses ini dimulai dengan mengakumulasi pengetahuan dan keterampilan yang

diperlukan untuk menjadi anggota dalam masyarakat tertentu. Proses ini melibatkan

berbagai aktivitas, seperti bermain, meniru, dan mengamati. Aktor penting atau orang

yang berpengaruh adalah orangtua, teman sebaya, dan saudara kandung. Sementara itu,

Page 19: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

sosialisasi sekunder terdiri atas pengalaman-pengalaman yang komplek dan terjadi

sepanjang masa untuk menjadi anggota masyarakat atau kelompok budaya tertentu.

Proses ini menunjuk pada proses yang lebih luas mengenai keterampilan, pengetahuan

dan peran yang dipelajari secara lebih mendalam dalam kehidupan. Sosialisasi sekunder

merupakan proses memahami dan merasakan berbagai budaya yang ditunjukkan dalam

kehidupan secara keseluruhan (Scott, 2011: 259-260).

B. Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian.

Kepribadian individu manusia tidak dibawa sejak lahir, namun dibentuk oleh lingkungan

sosialnya, yaitu keluarga, sekolah, tetangga, kelompok sebaya, dan organisasi. Pengaruh

lingkungan sosial itulah yang membentuk kepribadian seseorang. Warisan biologis hanyalah

menyediakan bahan mentah kepribadian. Persamaan biologis membantu menjelaskan

beberapa persamaan dalam kepribadian. Manusia dilahirkan tidak sebagai organisme yang

tegas dan dengan susunan saraf yang telah sempurna, atau dengan kata lain manusia pada saat

dilahirkan tidak memiliki insting-insting kodrati yang diwarisi secara biologis. Dalam kondisi

demikian dibutuhkan lingkungan sosial yang membentuk atau mempengaruhi kepribadian

manusia. Demikian juga dalam pembentukan kepribadian, manusia sangat tergantung pada

orang lain atau kelompoknya. Kepribadian seseorang tidak bersifat kodrati, melainkan

dibentuk setelah ia dilahirkan ke dunia. Pembentukan kepribadiannya melalui dua proses,

yaitu: pertama, proses sosialisasi tanpa sengaja melalui interaksi sosial, dan kedua, proses

sosialisasi secara sengaja melalui proses pendidikan dan pengajaran.

Page 20: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

PENYIMPANGAN SOSIAL DAN PENGENDALIAN SOSIAL

A. Penyimpangan dan Sikap Anti Sosial.

Penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang adalah perilaku warga masyarakat yang

dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan, dan norma-norma sosial yang

berlaku. Seseorang berperilaku menyimpang apabila menurut anggapan sebagian besar

masyarakat, perilaku atau tindakannya di luar kebiasaan, adapt istiadat, aturan, nilai-nilai,

atau norma-norma sosial yang berlaku (Narwoko dan Suyanto, 2004: 78).

Apabila dilihat dari jumlah penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang, penyimpangan

sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penyimpangan tunggal dan penyimpangan

jamak. Perilaku dikatakan penyimpangan tunggal apabila seseorang hanya melakukan satu

jenis kejahatan, misalnya mabuk mabukan atau mengedarkan narkoba. Sedangkan

penyimpangan jamak terjadi apabila seseorang melanggar sejumlah norma-norma sosial

yang berlaku, misalnya, residivis, selain sebagai perampok juga suka mabuk-mabukan,

dan mengkonsumsi narkoba.

Secara umum dapat dikatakan bahwa yang digolongkan sebagai perilaku menyimpang ada

tiga ketegori (Narwoko dan Suyanto, 2004: 81):

1) Tindakan yang nonconform, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma

sosial yang ada. Misalnya, membolos sekolah, ke sekolah tidak memakai seragam,

merokok di wilayah dilarang merokok.

2) Tindakan yang antisosial atau asosial, yaitu tindakan yang melawan kebiasaan

masyarakat atau kepentingan umum. Misalnya, tidak mau berteman, minum minuman

keras, dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

3) Tindakan-tindakan kriminal, yaitu tindakan yang melanggar aturan-aturan hukum

tertulis dan mengancam jiwa atau keselamatan orang. Misalnya, pencurian,

perampokan, penganiayaan, dan pembunuhan.

B. Penyebab Penyimpangan Sosial.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan individu atau kelompok melakukan

penyimpangan sosial. Faktor-faktor tersebut antara lain:

Page 21: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

1) Individu biasanya menghayati nilai-nilai dari beberapa orang yang cocok dengan

dirinya. Bilamana sebagian besar teman menyimpang, maka individu tersebut

kemungkinan besar akan menjadi menyimpang.

2) Adaya imitasi atau meniru perilaku orang lain. Peniruan perilaku ini banyak dilakukan

oleh individu yang masih berusia anak-anak.

3) Masyarakat yang memiliki banyak nilai dan norma, dimana diantara satu dengan

lainnya saling bertentangan. Tidak terdapat seperangkat nilai dan norma yang dipatuhi

secara teguh dan diterima secara luas. Kondisi ini terjadi pada masyarakat yang

sedang mengalami perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern.

4) Anggota masyarakat Indonesia yang mempunyai mental mengambil jalan pintas.

Anggota masyarakat yang ingin cepat memperoleh kedudukan atau kekayaan dengan

cara-cara yang melanggangar norma-norma sosial.

5) Adanya pemberian cap atau label oleh masyarakat terhadap individu atau kelompok.

Pemberian cap atau label ini yang menyebabkan individu atau kelompok melakukan

penyimpangan.

6) Penyimpangan sosial terjadi disebabkan karena keterikatan individu terhadap

kelompoknya lemah.

C. Sub Kebudayaan Menyimpang.

Subkebudayaan adalah sekumpulan norma, nilai, kepercayaan, kebiasaan, atau gaya

hidup yang berbeda dari budaya dominan. Asal mula terjadinya subkebudayaan

menyimpang karena ada interaksi diantara sekelompok orang yang mendapatkan cap

atau label menyimpang.

Melalui intensitas interaksi terbentuklah perasaan senasib dalam menghadapi dilema

yang sama. Para anggota subkebudayaan menyimpang biasanya juga mengajarkan

kepada anggota baru tentang berbagai keterampilan untuk melanggar hukum dan

menghindari kejaran aparatus kontrol sosial. Mereka juga mengindoktrinasi suatu

keyakinan yang berebeda dari keyakinan yang dianut mayoritas masyarakat.

D. Teori Penyimpangan Sosial.

1. Teori Anomie.

Salah satu teori yang menjelaskan perilaku menyimpang adalah teori anomie dari

Robert K. Merton (Narwoko dan Suyanto, 2004: 91). Teori ini berasumsi bahwa

penyimpangan sosial adalah akibat dari adanya berbagai ketegangan dalam struktur

sosial sehingga ada individu-individu yang mengalami tekanan dan akhirnya menjadi

menyimpang. Merton menggambarkan munculnya keadaan anomie sebagai berikut:

Page 22: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

a. Masyarakat industri modern, lebih mementingkan pencapaian kesuksesan materi

yang diwujudkan dalam bentuk kemakmuran atau kekayaan dan pendidikan yang

tinggi.

b. Apabila hal tersebut dicapai, maka dianggap telah mencapai tujuan-tujuan status

atau budaya yang dicita-citakan oleh masyarakat. Untuk mencapai itu ternyata

harus melalui cara kelembagaan yang sah.

c. Namun akses kelembagaan yang sah jumlahnya tidak dapat dinikmati oleh seluruh

lapisan masyarakat, terutama lapisan bawah.

d. Akibat dari keterbatasan akses tersebut, maka muncul situasi anomie, yaitu suatu

situasi dimana tidak ada titik temu antara tujuan-tujuan status budaya dan cara

yang sah yang tersedia untuk mencapainya.

e. Anomie adalah suatu keadaan dimana kondisi sosial atau situasi kebudayaan

masyarakat lebih menekankan pentingnya tujuan-tujuan status, tetapi cara-cara

yang sah untuk mencapainya jumlahnya lebih sedikit.

2. Teori Labeling.

Teori ini dalam menganalisis pemberian cap memusatkan pada reaksi orang. Artinya,

ada orang-orang yang memberi definisi, julukan, atau pemberi label pada individu-

individu atau tindakan yang menurut penilaian orang itu adalah negatif (Narwoko dan

Suyanto, 2004: 94-95).

3. Teori Sosialisasi.

Teori sosialisasi berpandangan bahwa penyimpangan perilaku adalah hasil dari

proses belajar. Edwin H. Sutherland (dalam Narwoko dan Suyanto, 2004: 92-93)

mengatakan bahwa penyimpangan adalah konsekuensi dari kemahiran dan

penguasaan atas suatu sikap atau tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang

menyimpang, terutama dari subkultur menyimpang. Di tingkat kelompok, perilaku

menyimpang adalah suatu konsekuensi dari terjadinya konflik normatif.

E. Pengendalian Sosial.

Pengendalian sosial adalah suatu proses baik yang direncanakan maupun yang tidak

direncanakan, yang bertujuan untuk mengajak, membimbing atau bahkan memaksa

warga masyarakat agar mematuhi norma-norma sosial (Soekanto, 1981: 57). Mengapa

pengendalian sosial perlu dilakukan? Kita ingat kembali materi sosialisasi. Proses

sosialisasi tidak hanya menguntungkan masyarakat karena terciptanya tertib sosial,

tetapi juga menguntungkan individu. Namun tidak selamanya semua anggota

Page 23: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

masyarakat mematuhi norma-norma sosial, sebagian anggota masyarakat dalam

keadaan tertentu menganggap mematuhi norma-norma sosial justru tidak

menguntungkan.

1. Bentuk-bentuk Pengendalian Sosial.

Pada dasarnya ada dua bentuk pengendalian sosial, yaitu pengendalian sosial secara

persuasif dan pengendalian sosial secara koersif. Pengendalian sosial secara persuasif

ditekankan pada usaha mengajak atau membimbing anggota masyarakat untuk

mematuhi norma-norma sosial. Pengendalian sosial secara koersif menekankan pada

cara kekerasan atau ancaman dengan mempergunakan atau mengandalkan kekuatan

fisik. Ada bentuk-bentuk pengendalian sosial yang selama ini dilakukan oleh

masyarakat, seperti mempergunjingkan, mengolok-olok, mengucilkan, dan menyakiti.

Ada juga masyarakat yang melakukan pengendalian sosial melalui cara-cara

kekerasan.

Pada dasarnya pengendalian sosial dapat dilakukan, baik secara informal maupun

formal. Pengendalian sosial secara informal dilakukan dengan mendasarkan diri pada

aturan-aturan tidak tertulis dan tidak ada lembaga formal yang diberi tugas untuk

melakukannya, misalnya mempergunjingkan, mengolok-olok, dan mengucilkan.

Pengendalian sosial secara formal dilakukan oleh lembaga resmi, seperti polisi,

kejaksaan, dan pengadilan, dan mendasarkan diri pada aturan-aturan tertulis.

2. Sanksi sebagai sarana pengendalian sosial.

Untuk mencegah anggota masyarakat melakukan penyimpangan sosial dan tetap taat

pada norma-norma sosial, pengendalian sosial dijalankan dengan mengancamkan

sanksi (hukuman) dan pemberian insentif. Insentif dalam konteks ini adalah dorongan

positif yang akan membantu individu-individu untuk meninggalkan perilaku yang

salah. Sedangkan yang dimaksud dengan sanksi adalah suatu bentuk penderitaan

yang secara sengaja dibebankan kepada seseorang atau sekelompok orang yang

terbukti melanggar atau menyimpang dari norma-norma sosial. Dalam kehidupan

sehari-hari ada tiga jenis sanksi yang digunakan untuk melaksanakan pengendalian

sosial, yaitu:

1. Sanksi yang bersifat fisik;

2. Sanksi yang bersifat psikologik; dan

3. Sanksi yang bersifat ekonomik.

Page 24: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

PENELITIAN SOSIAL

1. JENIS PENELITIAN.

Metode penelitian merupakan cara atau teknik yang digunakan dalam proses kegiatan

penelitian. Pada hakikatnya setiap kegiatan penelitian bertujuan untuk menemukan solusi

terhadap sebuah permasalahan sosial. Oleh karena itu, metode penelitian merupakan strategi

untuk memecahkan sebuah permasalahan sosial. Pada dasarnya metode penelitian mengikuti

prosedur tertentu dan dirumuskan dengan baik. Menurut tujuannya, metode penelitian dapat

berupa metode penelitian murni, metode penelitian terapan atau penelitian pengembangan.

Penelitian murni atau dasar terutama dilakukan untuk pengujian atau untuk sampai pada

suatu teori. Tujuan utamanya adalah untuk menetapkan prinsip-prinsip umum dan bukan

untuk menerapkan hasil-hasil temuannya.

a. Penelitian Eksploratif.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang paling sederhana. Penelitian jenis ini sering

pula disebut penelitian penjajagan atau penelitian formulatif atau penelitian dasar. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengenal dan memperoleh sebuah gambaran tentang suatu

fenomena sosial. Penelitian eksploratif dapat dilakukan dengan cara:Studi Pustaka, Survey,

Studi Kasus.

b. Penelitian Deskriptif.

Penelitian deskriptif di definisikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan

sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa

sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran

secara komprehensif tentang suatu fenomena sosial. Penelitian ini tidak hanya sekedar

memberikan gambaran terhadap suatu fenomena sosial, namun juga menerangkan hubungan,

menguji hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu

Page 25: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

masalah yang dipecahkan. Setiap penelitian pasti memerlukan data atau informasi dalam

rangka untuk memecahkan sebuah masalah. Data atau informasi yang diperlukan dalam

penelitian

yang bersifat deskriptif ini dapat diperoleh beberapa cara, antara lain:Interview, Observasi

c. Penelitian Eksplanatif.

Penelitian jenis ini bertujuan untuk menguji hipotesis yang menyatakan hubungan sebab

akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian yang juga disebut penelitian penjelasan ini,

hubungan sebab akibat yang terjadi antar variabel harus tampak nyata. Penelitian eksplanatori

dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai rancangan, antara lain: Rancangan

praeksperimen, Rancangan eksperimen, Rancangan eksperimen kuasi.

2. METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF.

a. Metode kualitatif.

Mencoba mencari dan menggali fenomena sosial yang kemudian menghasilkan data yang

berupa kata-kata atau kalimat-kalimat. Metode ini berusaha memahami apa yang dikatakan

atau dilakukan individu atau kelompok serta makna subjektif dari tindakan yang

dilakukannya tersebut. Peneliti kualitatif harus terjun sepenuhnya serta beradaptasi dengan

subjek penelitian agar pemahaman terhadap perilaku subjek dapat diperoleh secara

komprehensif. Dikatakan subjek karena individu yang sedang diteliti adalah orang yang

pandai atau ahli terhadap permasalahan yang sedag diteliti.

b. Metode kuantitatif.

Metode penelitian yang menggali fenomena sosial yang kemudian menghasilkan data yang

berupa angka. Metode ini dianggap lebih kredibel dan valid karena menggunakan instrumen

baku berupa kuesioner yang sudah terukur. Apabila informasi atau data yang diperoleh

ternyata dangkal, maka peneliti dapat melakukan kreativitas berupa wawancara di luar

kuesioner yang telah dirancang sebelumnya. Individu dianggap sebagai objek yang

memberikan respon terhadap perlakuan yang diberikan peneliti (responden).

3. RUMUSAN MASALAH DALAM PENELITIAN SOSIOLOGI.

Penelitian adalah suatu kegiatan yang dinamis yang ditandai dengan adanya permasalahan.

Seorang peneliti tidak selalu dapat merumuskan masalah penelitian dengan baik, sederhana,

jelas dan lengkap. Bahkan yang terjadi justru sebaliknya, peneliti banyak yang mengalami

kebingungan untuk menentukan masalah penelitian, bahkan gagasan yang dimiliki peneliti

masih bersifat umum bahkan membingungkan. Permasalahan muncul karena adanya

Page 26: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

kesenjangan (disparitas) antara das sein (kenyataan) dan das solen (harapan). Masalah yang

dikategorikan sebagai masalah sosial adalah masalah yang research question atau research

problem (theoretical problem), yaitu masalah yang dapat dipecahkan atau dikaitkan melalui

landasan teori atau kajian pustaka. Hal ini mengandung pengertian bahwa masalah sosial

adalah masalah yang berimplikasi teori dan harus dipecahkan melalui penelitian secara

empiris. Ciri-ciri masalah yang baik, antara lain:

- Mempunyai nilai ilmiah penelitias

- Fisibilitas, artinya bahwa masalah tersebut harus dapat dipecahkan

- Sesuai dengan kualifikasi peneliti

Latar belakang masalah disusun dengan tujuan untuk meyakinkan pembaca bahwa

penelitian yang kita lakukan penting dan menarik. Adapun langkah-langkah untuk

menyusun latar belakang masalah:

a. Adanya rasionalisasi empirik terhadap masalah yang diteliti (fenomena empirik sesuai

dengan permasalahan yang sedang diteliti).

b. Adanya rasionalisasi teoritik (mengapa masalah tersebut menarik untuk diteliti).

c. Data-data statistik d. Riview terhadap karya-karya penelitian sebelumnya sehingga

dapat menunjukkan posisi peneliti (state of the art).

4. MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN SOSIAL KUANTITATIF.

Adapun jenis-jenis rumusan masalah penelitian sosial kuantitatif:

a. Rumusan Masalah Deskriptif (Penelitian Deskriptif).

1) Berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri (satu variable atau

lebih)

2) Peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel lain dan tidak mencari

hubungan variabel tertentu dengan variabel yang lain.

b. Rumusan Masalah Komparatif.

Membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang

berbeda atau waktu yang berbeda.

c. Rumusan Masalah Assosiatif (Hubungan Simetris)

1) Hubungan antara dua variabel atau lebih yang munculnya bersamaan

2) Variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi variabel lain

d. Rumusan Masalah Assosiatif (Hubungan Kausal)

Hubungan yang bersifat sebab akibat (variabel independen & dependen)

e. Rumusan Masalah Assosiatif (Hubungan Interaktif/Timbal Balik)

Page 27: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

Hubungan yang saling mempengaruhi, namun tidak diketahui mana variabel

independen dan dependen

5. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN SOSIAL.

Tujuan dan manfaat penelitian juga harus dicantumkan dalam setiap penulisan usulan

penelitian maupun laporan penelitian. Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan

masalah atau fokus penelitian.

Sedangkan manfaat penelitian berisi tentang kontribusi penelitian tersebut

terhadap pengembangn ilmu.

6. KEDUDUKAN TEORI DALAM PENELITIAN SOSIAL.

Menurut Kerlinger (1979: 35), teori merupapakn seperangkat konstruk (variabel variabel),

definisi-definisi, dan proposisi-proposisi yang saling berhubungan yang mencerminkan

pandangan sistematik atau suatu fenomena dengan cara memerinci hubungan antarvariabel

yang ditujukan untuk menjelaskan fenomena alamiah. Sugiyono (2010: 42)

menyimpulkan bahwa teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi

atau sistem pengertian ini diperoleh melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat

diuji kebenarannya.

Menurut Hoy dan Miskel (dalam Sugiyono, 2010: 43), teori mempunyai fungsi untuk

mengungkapkan, menjelaskan dan memprediksi perilaku yang memiliki keteraturan, juga

sebagai stimulan dan panduang untuk mengembangkan pengetahuan. Cooper dan

Schindler (dalam Sugiyono, 2010: 44) mengidentifikasi beberapa fungsi teori dalam

penelitian:

a. Sebuah teori mempersempit rentang fakta yang perlu kita pelajari

b. Teori menyarankan pendekatan penelitian mana yang cenderung menghasilkan makna

terbesar

c. Teori menyarankan sebuah sistem untuk penelitian memaksakan data untuk

mengklasifikasikannya di dalamnya.

d. Teori meringkas apa yang diketahui tentang objek studi dan menyatakan

keseragamannya yang berada di luar pengamatan langsung

e. Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta lebih lanjut yang harus ditemukan

7. HIPOTESIS PENELITIAN SOSIAL.

a. Definisi Hipotesis.

Page 28: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang

kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis juga diartikan sebagai pernyataan yang

diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat

fenomena tersebut diketahui dan merupakan dasar kerja serta penduan dalam verifikasi.

Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan dan menghubungkan variabel yang

satu dengan variabel yang lain. Ada dua kriteria tentang hipotesis dan pernyataan hipotesis

yang baik. Pertama, hipotesis haruslah merupakan pernyataan hubungan antar variabel.

Variabel yang ada harus dapat diukur atau berkemungkinan untuk dapat diukur. Kedua,

hipotesis mengandung implikasi-implikasi yang jelas untuk pengujian hubungan-

hubungan yang dinyatakan tersebut.

Peranan hipotesis dalam suatu penelitian dapat diperinci sebagai berikut:

a. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.

b. Menyiagakan peneliti kepada kondisi fenomena dan hubungan antar fenomena yang

terkadang hilang begitu saja dari perhatian peneliti.

c. Sebagai alat yang sederhana dalam menfokuskan fenomena yang bercerai-berai tanpa

koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.

d. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuai dengan fenomena dan antar

fenomena.

Hipotesis dapat diperoleh dari tiga sumber yang mempunyai hubungan dengan jenis atau

sifat penelitia:

1) Observasi , Hipotesis dari observasi bersifat sementara dan merupakan hipotesis yang

paling lemah. Hipotesis ini biasa digunakan dalam penelitian jenis deskriptif yang

bertujuan memperoleh hipotesis-hipotesis yang lebih tegas.

2) Penelitian sebelumnya, Hipotesis dari penelitian sebelumnya mempunyai sifat lebih

kuat dan bertujuan menguji kebenaran hipotesis yang sudah diuji peneliti lain.

Apabila terbukti benar, maka hasilnya akan memperkuat kebenaran hipotesis itu dan

dapat membantu menuju ke rumusan suatu teori baru.

3) Teori-teori yang sudah ada, Hipotesis dari teori yang sudah ada merupakan hipotesis

yang terkuat, artinya sudah meninggalkan penelitian yang bersifat eksploratif dan

deskriptif dan menuju ke penelitian yang bersifat menerangkan. Hipotesis ini

berdasarkan teori yang sudah ada, sudah terbatas pada variabel-variabel yang dapat

digunakan dan terbatas pula hubungan yang dapat diuji

b. Bentuk-bentuk hipotesis.

Hipotesis yang biasa digunakan dalam penelitian, antara lain:

Page 29: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

1) Hipotesis Nol (Ho)

Hipotesis ini mempunyai bentuk dasar yang menyatakan tidak ada hubungan antara

variabel X dan variabel Y yang akan diteliti atau variabel X (variabel independen) dan

variabel Y (variabel dependen). Hipotesis nol dibuat dengan kemungkinan yang besar

untuk ditolak. Hal ini berarti apabila terbukti bahwa hipotesis nol tidak benar dalam

artian ditolak, maka disimpulkan “bahwa ada hubungan antara variabel X dan variabel

Y”.

2) Hipotesis Alternatif (Ha)

Hipotesis alternatif dapat langsung dirumuskan apabila ternyata pada suatu penelitian,

hipotesis nol ditolak. Hipotesis ini menyatakan hubungan antara variabel X (variabel

independen) dan variabel Y (variabel dependen). Karena sifatnya yang berlawanan

dengan hipotesis nol, maka ada kecenderungan menerima kebenaran.

3) Hipotesis Kerja (Hk)

Hipotesis kerja adalah hipotesis spesifik yang dibangun berdasarkan

permasalahanpermasalahan khusus yang akan diuji. Hipotesis ini digunakan untuk

mempertegas hipotesis Ho atau Ha dalam pernyataan yang lebih spesifik pada indikator

tertentu dari variabel yang dihipotesiskan.

Hipotesis Ho dan Ha sama dengan hipotesis mayor, sedangkan hipotesis Hk sama

dengan hipotesis minor. Hipotesis mayor adalah hipotesis induk yang menjadi sumber

dari hipotesis-hipotesis yang lebih spesifik (hipotesis minor). Pada penelitian ilmu

sosial, perumusan hipotesis mayor adalah pekerjaan yang sulit dalam tahap

perencanaan, namun apabila hipotesis mayor dapat terjawab, maka penelitian dianggap

berhasil.

c. Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian kualitatif lebih banyak menggunakan pengujian

logika subjektif karena kesukaran memperoleh alat ukur. Sebaliknya, pada penelitian

kuantitatif, pengujian hipotesis menggunakan alat ukur karena pada metode penelitian

ini cenderung menggunakan pengukuran statistik. Peneliti kualitatif akan menguji

hipotesis didasarkan pada kualitas data yang dikumpulkan dari lapangan. Karena

pengujiannya bersifat subjektif, maka peneliti sulit mendapatkan suatu kejelasan

sampai sejauh mana hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Oleh karena itu, eksistensi

hipotesis pada penelitian kualitatif merupakan suatu hipotesis “relatif”, yaitu hipotesis

yang hanya bermanfaat dalam hal pengumpulan data saja, bukan sebagai hipotesis yang

diuji dalam penelitian.

Page 30: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

8. VARIABEL PENELITIAN SOSIAL.

Variabel adalah konsep yang memiliki variasi nilai. Variabel berasal dari bahasa Inggris,

yakni variable yang berarti faktor yang tidak tetap atau berubah-ubah atau lebih tepatnya

bervariasi. Variabel berarti fenomena yang bervariasi, baik dari bentuk, kualitas, kuantitas

dan mutu standar. Karena fenomena atau realitas sosial merupakan variabel, maka dalam

penelitian sosial juga memperhitungkan kualitas variabelnya. Dari kualitas variabel akan

diketahui apakah fenomena tersebut tingkat variasinya tinggi ataukah rendah. Variabel

mempunyai hubungan yang erat dengan teori.

Adapaun jenis-jenis variabel adalah: Variabel kontinu, Variabel descrete, Variabel

dependen (terikat) dan variabel independen (bebas), Variabel moderator dan variabel

random, Variabel aktif, Variabel atribut

9. TEKNIK PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN SOSIAL.

a. Observasi.

Istilah observasi berasal dari bahasa Latin yang berarti “melihat” dan “memperhatikan”.

Istilah observasi (Rahayu dan Ardani: 2004: 1-2) diarahkan kepada kegiatan

memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan

mempertimbangkan hubungan antaraspek dalam fenomena tersebut. Observasi berarti

pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah sehingga

diperoleh pemahaman atau sebagai alat pembuktian (re-checking) terhadap informasi

yang diperoleh sebelumnya.

b. Wawancara.

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang

dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian (Hadi, 1993:

30). Yang dimaksud dengan sepihak adalah menerangkan perbedaan tingkat

kepentingan antara kedua belah pihak. Dalam hal ini antara peneliti dengan subjek

penelitian. Wawancara adalah perbincangan yang menjadi sarana untuk mendapatkan

informasi tentang orang lain dengan tujuan penjelasan atau pemahaman tentang orang

tersebut dalam hal tertentu. Hasil wawancara merupakan suatu laporan subjektif tentang

sikap subjek terhadap lingkungannya dan terhadap dirinya.

10. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DALAM PENELITIAN SOSIAL.

Page 31: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

Penelitian survei dilatarbelakangi oleh pemikiran Wallace bahwa penelitian

merupakan usaha sistematis yang bertujuan untuk mengungkap suatu fenomena atau

realitas sosial dengan mentransformasikan lima komponen informasi ilmiah, antara

lain: teori, hipotesis, observasi, generalisasi empiris dan penerimaan atau penolakan

hipotesis. Selain itu juga didukung oleh enam kontrol metodologis, yaitu: deduksi

logika; interpretasi, penyusunan instrumen, penyusunan skala dan penentuan sampel;

pengukuran penyederhanaan data dan pekiraan parameter; pengujian hipotesis,

inferensi logika; formulasi konsep, proposisi dan penataan proposisi.

11. POPULASI DAN SAMPEL.

Nawawi (1985:141) menyebutkan populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin,

baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif daripada

karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap. Riduwan dan Tita

Lestari (1997:3) mengungkapakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari

karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian. Suharsimi

Arikunto (1998: 117) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari populasi (sebagian

atau wakil populasi yang diteliti). Sugiyono (1997: 57) memberikan pengertian sampel

sebagai sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Berbagai

definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang

mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.

12. TEKNIK ANALISIS DATA DALAM PENELITIAN SOSIAL.

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah

untuk dibaca dan diinterpretasikan. Proses analisis data seringkali menggunakan

statistik seperti yang dilakukan peneliti kuantitatif. Analisis data kuantitatif dengan

menggunakan tabel frekuensi dan tabel frekuensi silang.

Page 32: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

MASYARAKAT MULTIKULTURAL DAN STRATIFIKASI SOSIAL

1. ISTILAH MASYARAKAT MULTIKULTURAL.

Istilah masyarakat majemuk pertama kali dikemukakan oleh J.S. Furnivall untuk

menggambarkan masyakarat Indonesia pada masa Hindia-Belanda. Menurut Furnivall,

masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen

yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu kesatuan

politik. Indonesia sebagai masyarakat majemuk, Furnivall sebut sebagai suatu tipe

masyarakat daerah tropis dimana mereka yang berkuasa dan mereka yang dikuasai

memiliki perbedaan ras. Orang-orang Belanda yang minoritas adalah penguasa bagi

sebagian besar orang Indonesia pribumi yang menjadi warga negara kelas tiga di negeri

sendiri. Orang-orang dari golongan Timur Asing (Tionghoa, India, dan Arab) menduduki

golongan menengah (Nasikun, 1987:12).

“Multikulturalisme” pada dasarnya adalah pandangan dunia yang kemudian dapat

diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan penerimaan

terhadap realitas keagamaan, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan

masyarakat. Multikulturalisme dapat juga dipahami sebagai pandangan dunia yang

kemudian diwujudkan dalam kesadaran politik (Azra, 2007: 30).

2. INTEGRASI SOSIAL.

Page 33: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

Integrasi berasal dari bahasa Inggris "integration", yang berarti kesempurnaan atau

keseluruhan. Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian diantara unsur-unsur

yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan

masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu

keadaan dimana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas

terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan

kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki dua pengertian, pertama,

bermakna pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem

sosial tertentu. Kedua, disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan,

atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.

3. STRATIFIKASI SOSIAL.

a. Struktur Sosial.

Secara umum struktur sosial dapat didefinisikan sebagai cara suatu masyarakat

terorganisasi ke dalam hubungan-hubungan yang dapat diprediksi melalui pola

perilaku yang berulang antar-individu dan antar-kelompok dalam masyarakat tersebut.

Struktur sosial juga dapat didefinisikan sebagai susuan status dan peran yang terdapat

dalam satuan sosial ditambah nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur interaksi

antar-status dan peran tersebut.

b. Definisi Stratifikasi Sosial.

Stratifikasi sosial adalah pengelompokkan masyarakat ke dalam strata-strata atau

lapisan-lapisan secara hirarkhis dalam satu sistem sosial berdasarkan dimensi

kekuasaan, prestis, dan previles. Terdapat beberapa konsep dalam definisi di atas yang

masih membutuhkan penjelasan. Anggota masyarakat berdasarkan status atau

kedudukan yang tidak sederajat dalam masyarakat dikelompokkan ke dalam strata-

strata atau lapisan-lapisan secara hirarkhis.

c. Determinan Stratifikasi Sosial.

Secara umum dapat dikatakan bahwa yang menjadi determinan stratifikasi sosial

bukanlah tunggal, malainkan beragam. Menurut Lawang (1984: 50), sekurang-

kurangnya ada lima faktor yang menjadi penyebab masyarakat terstratifikasi ke dalam

lapisanlapisan atau strata-strata, yaitu faktor ekonomi, pendidikan, suku bangsa, seks,

dan usia. Lima faktor tersebut dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Namun, yang

harus disadari bahwa lima faktor itu, signifikansi atau kadar pengaruhnya dalam

pembentukan stratifikasi sosial, baik sebagai proses maupun hasil tidak sama kuat dan

Page 34: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

berbeda-beda sangat tergantung pada tahap perkembangan masyarakat dan konteks

sosialnya.

4. PERSFEKTIF TEORI STRATIFIKASI SOSIAL.

a. Perspektif fungsionalisme.

Kaum fungsionalis beranggapan bahwa bagian-bagian dari masyarakat merupakan

bentuk yang secara keseluruhan terintegrasi dan mereka menjelaskan sistem stratifikasi

sosial diintegrasikan dengan bagian-bagian lain masyarakat. Menurut perspektif ini,

mempertahankan derajat keteraturan dan stabilitas tertentu merupakan hal yang

esensial bagi bekerjanya sistem sosial. Perspektif ini menjelaskan bagaimana sistem

stratifikasi membantu mempertahankan keteraturan dan stabilitas dalam masyarakat.

b. Perspektif teori Davis dan Moore.

Menurut Davis dan Moore, kesenjangan sosial merupakan keadaan yang tumbuh tanpa

disadari, yang diamanfaatkan oleh masyarakat untuk lebih memberikan jaminan bagi

terisinya jabatan-jabatan penting oleh orang-orang yang paling cakap. Oleh karena itu,

setiap masyarakat harus membedakan orang dari segi prestise dan penghargaan.

c. Perspektif Weberian.

Max Weber percaya bahwa stratifikasi sosial merupakan hasil dari memperebutkan

sumber-sumber langka di masyarakat. Walaupun ia melihat bahwa perjuangan ini

berkaitan dengan sumber-sumber ekonomi, dapat juga meliputi perjuangan untuk

kekuasaan politik dan prestise. Weber, seperti Karl Marx, juga melihat kelas dalam

terminologi ekonomi. Weber berpendapat bahwa kelas berkembang dalam ekonomi

pasar di mana individu-individu bersaing untuk memperoleh ekonomi. Weber

mendefinisikan kelas sebagai sebuah kelompok individu yang memiliki posisi yang

sama dalam sebuah ekonomi pasar, dan berdasarkan atas fakta itu menerima reward

yang sama.

d. Perspektif Konflik.

Dalam perkembangan masyarakat selanjutnya, kita akan mengenal kelas-kelas yang

saling bertentangan. Hal ini disebabkan karena kepentingan mereka selalu tidak dapat

diketemukan. Dalam terminologi marxis kelas dibedakan menjadi dua macam bentuk

dan sifatnya yaitu kelas-kelas fundamental dan kelas-kelas nonfundamental. Kelas-

kelas fundamental adalah kelas-kelas yang keberadaannya ditentukan oleh corak

produksi (mode of production) yang mendominasi dalam formasi sosial ekonomi

tertentu. Setiap formasi sosial ekonomi yang antagonistis memilki dua kelas

Page 35: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

fundamental. Kelas-kelas ini bisa berupa pemilik budak dan budak, tuan feudal dan

hambanya, ataupaun borjuasi dan proletar. Kontradiksi-kontradiksi antagonistis

diantara kelas-kelas tersebut berubah oleh penggantian sistem yang berlaku dengan

sebuah sistem baru yang progresif.

5. KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL.

Sosiolog Jerman bernama Ferdinand Tonnies membedakan kelompok sosial menjadi

gemeinschaft (paguyuban) dan gesselschaft (patembayan). Paguyuban adalah bentuk

kehidupan bersama yang anggotanya diikat oleh suatu hungan batin yang murni dan

alamiah serta bersifat kekal. Kehidupan bersama dalam paguyuban memiliki ciri-ciri,

hubungan sosial bersifat menyeluruh dan harmonis, bersifat pribadi, serta berlangsung

untuk kalangan sendiri, bukan untuk orang dari luar (eksklusif). Sedangkan

pembedaan kelompok sosial ke dalam membership group dan reference group

dilakukan oleh Robert K. Merton. Membership group merupakan kelompok dimana

setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok. Reference group adalah

kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk

membentuk pribadi dan perilakunya. Seseorang yang bukan anggota kelompok sosial

itu

mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok tersebut.

6. KONFLIK SOSIAL.

Secara sosiologis, yang dimaksud dengan konflik sosial adalan proses sosial yang

berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau kelompok yang saling menantang

dengan ancaman kekerasan. Bahkan yang ekstrem, tidak hanya sekedar

mempertahankan hidup atau eksistensi, namun juga bertujuan untuk membinasakan

eksistensi individu atau kelompok yang dianggap menjadi lawan. Ada beberapa faktor

yang menyebabkan konflik sosial, antara lain perbedaan kepentingan, perbedaan

kebudayaan, perbedaan pendapat, perberdaan aliran atau ideologi, dan perubahan nilai

yang berlangsung cepat. Menurut Samuel P. Huntington, konflik di masa depan tidak

lagi disebabkan oleh faktor ekonomi, ideologi, dan politik, melainkan disebabkan oleh

faktor SARA. Konflik SARA menjadi gejala yang semakin kuat seiring dengan

runtuhnya polarisasi ideologi dunia ke dalam komunisme dan liberalisme.

Page 36: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

PERUBAHAN SOSIAL

I. TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL.

a. Teori-teori Sosiohistoris.

Teori ini dimulai dari pertanyaan kemanakah arah perkembangan manusia? Cara yang lebih

umum dalam menerangkan arah perubahan manusia dalah dengan membayangkan sebagai

siklus. Salah satu teoritisi yang menjelaskan perubahan manusia secara siklus adalah Ibnu

Khaldun. Menurut Khaldun, sejarah adalah sebuah lingkaran tanpa ujung dari pertumbuhan

dan kehancuran. Khaldun melukiskan sejarah alamiah kekaisaran yang dibangun menurut

tiga generasi. Generasi pertama, termasuk orang yang mengembara untuk menaklukkan.

Sekali menetap di kota, mereka mempertahankan kekuatan dan solidaritas kehidupan padang

pasir mereka. Generasi kedua, telah terpengaruh kehidupan menetap. Generasi ini ditandai

oleh kemewahan dan kemegahan yang menggantikan solidaritas dan kehidupan keras.

Generasi ketiga, kualitas kehidupan padang pasir telah dilupakan. Di masa ini kehidupan

menetap telah mengambil korbannya, yaitu keuzuran kekaisaran mulai kelihatan, dan

generasi keempat mulai menghadapi kehancuran.

Page 37: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

Seperti Khaldun, Arnold Toynbee (1889-1975) menjelaskan perubahan sosial seperti proses

kelahiran, pertumbuhan, kemandekan, dan kehancuran. Toynbee lebih menekankan pada

masyarakat atau peradaban sebagai unit analisisnya daripada bangsa atau periode waktu.

Menurut Toynbee, ada 21 perdaban di dunia, misalnya, Mesir Kuno, India, Sumeria,

Babilonia, dan peradaban Barat atau Kristen. Menurut Toynbee, perubahan sosial adalah

suatu lingkaran perubahan berkepanjangan dari peradaban: lahir, tumbuh, pecah, dan hancur.

Teoritisi lain yang menjelaskan perubahan sosial adalah Auguste Comte (1798-1857),

pendiri sosiologi, orang yang pertama kali menciptakan nama sosiologi. Menurut Comte,

salah satu kajian sosiologi adalah aspek dinamis dari masyarakat, yaitu studi tentang urutan

perkembangan manusia, dan setiap tahap dalam urutan itu adalah akibat penting dari tahap

sebelumnya. Comte menemukan tiga tingkat perkembangan masyarakat, yang sejalan dengan

tingkat perkembangan pemikiran manusia. Comte menyebut tiga tingkat perkembangan

masyarakat sebagai hukum fundamental perkembangan pemikiran manusia, yang dilewati

secara berurutan. Tiga tahap

perkembangan masyarakat itu adalah tahap teologis atau khayalan, tahap metafisik atau

abstrak, dan tahap ilmiah atau positif.

b. Teori fungsionalisme struktural.

Teori Fungsionalisme Struktural dikenal sebagai teori konsensus, karena teori memfokuskan

pada aspek fungsi, keteraturan, dan keseimbangan (Kanto, 2006: 54). Teoritisi yang

menjelaskan perubahan sosial dalam perspektif teori ini adalah Talcott Pansons, Robert K.

Merton, dan Jeffry Alexander. Menurut Vago, (2004: 66), secara umum pendekatan

fungsionalisme struktural mengembangkan asumsi-asumsi dasar sebagai berikut:

1. Masyarakat harus dianalisis secara holistik sebagai sistem terdiri dari bagian-bagian yang

saling berhubungan;

2. Hubungan sebab dan akibat bersifat multiple dan resiprokal;

3. Sistem sosial adalah dalam kondisi keseimbangan dinamis (homeostatis) seperti

penyesuaian diri terhadap kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi sistem dibuat dengan

perubahan minimum dalam sistem;

4. Integrasi sempurna tidak pernah dicapai, sehingga setiap sistem sosial mempunyai

ketegangan dan penyimpangan, tetapi kemudian cenderung menjadi stabil melalui

institusionalisasi;

5. Perubahan secara fundamental berjalan lambat, proses adaptif, daripada pergeseran

revolusioner;

Page 38: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

6. Perubahan adalah konsekuensi dari penyesuaian diri terhadap perubahan dari luar sistem,

tumbuh melalui diferensiasi dan inovasi internal; dan

7. Sistem terintegrasi melalui pembentukan nilai.

c. Teori Psikologi Sosial.

Dalam The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism, tema Weber adalah bahwa

perkembangan kapitalisme modern disebabkan pernyataan psikologis khusus yang terjadi

setelah abad ke-16 di Eropa Barat, didorong oleh penyebaran etika Protestan. Weber menaruh

perhatian terhadap spirit kapitalisme, dengan menyatakan bahwa perkembangan spirit

kapitalisme dipahami sebagai bagian dari perkembangan rasionalisme sebagai keseluruhan,

dan dapat diturunkan dari posisi fundamental rasionalisme pada problem dasar kehidupan.

Spirit kapitalisme merupakan karakteristik situasi di mana orang diasyikkan oleh gagasan

mencari uang, dan pengambilalihan barang-barang menjadi tujuan penting dalam kehidupan.

Kemalasan, boros, dan menikmatik kehidupan terus menerus tidak diperbolehkan.

Hagen menyatakan bahwa perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern tidak

akan terjadi tanpa perubahan dalam kepribadian. Hagen mengembangkan gagasannya dalam

sebuah kerangka tentang pertentangan antara masyarakat tradisional dan masyarakat modern,

memposisikan setiap masyarakat adalah produk dari tipe perbedaan kepribadian. Dalam

pandangan Hagen, masyarakat tradisional dicirikan oleh tingkat status tertentu dan

kepribadian dalam kelompok sosial adalah otoritarian, tidak kreatif, dan tidak inovatif.

Anggota masyarakat tradisional adalah tidak kreatif sebab melihat dunia sebagai tempat yang

sederajat daripada sebagai orang yang menganalisis dan mengendalikan. Proses-proses

ketidaksadaran orang adalah tidak memiliki akses dan tidak kreatif.

2. BENTUK PERUBAHAN SOSIAL.

Soerjono Soekanto (1994: 85-87), mengidentifikasi bentuk-bentuk perubahan sosial dan

kebudayaan. Bentuk-bentuk perubahan sosial dan kebudayaan tersebut adalah:

a. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat.

Perubahan lambat juga disebut dengan evolusi, yaitu perubahan yang terjadi dengan

sendirinya tanpa rencana, memerlukan waktu lama dan biasanya diikuti dengan rentetan

perubahan-perubahan kecil. Masyarakat mengalami perubahan melalui tahapan-tahapan

Page 39: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

mulai dari kondisi masyarakat yang sederhana (primitif) menuju masyarakat yang lebih

kompleks (modern).

Perubahan cepat biasanya disebut sebagai revolusi, yaitu perubahan yang menyentuh dasar-

dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, berlangsung dalam waktu yang cepat,

dan dapat direncanakan terlebih dahulu atau tidak direncanakan. Ukuran kecepatan

perubahan bersifat relatif, karena revolusi dapat memakan waktu lama. Revolusi industri di

Inggris, misalnya, terjadi sekitar satu abad. Dikatakan sebagai revolusi karena perubahan satu

abad tersebut mampu mengubah sendi-sendi kehidupan masyarakat Inggris dari masyarakat

agraris menjadi masyarakat industri, dari masyarakat feodalistik menjadi masyarakat modern

yang demokratis..

b. Perubahan kecil dan perubahan besar.

Antara perubahan kecil dan perubahan besar bersifat relatif. Karena itu, sulit untuk

menentukan batas-batas pembeda antara keduanya. Namun, sebagai pegangan dapat

dikemukakan bahwa suatu perubahan dikatakan kecil apabila perubahan-perubahan yang

terjadi menyangkut unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau

berarti bagi masyarakat. Misalnya, perubahan mode rambut, mode pakaian, pola makan, hobi,

dan sebagainya. Sebaliknya, suatu perubahan dikatakan besar apabila perubahan yang terjadi

membawa pengaruh besar bagi masyarakat. Misalnya, masyarakat agraris yang sedang

mengalami industrialisasi akan membawa dampak pada pola penguasaan tanah, hubungan

kerja, dan stratifikasi sosial.

c. Perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tidak direncanakan.

Suatu perubahan dikatakan direncanakan apabila perubahan yang terjadi telah direncanakan

atau diperkirakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak (agent of change) yang akan mengadakan

perubahan di masyarakat. Agent of change adalah seseorang atau sekelompok orang yang

mendapatkan kepercayaan masyarakat sebagai pemeimpin satu atau lebih lembaga-lembaga

kemasyarakatan. Sementara itu, perubahan sosial yang tidak direncanakan adalah perubahan-

perubahan yang terjadi di luar jangkauan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya

akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat. Masyarakat sulit untuk

memperkirakan terjadinya perubahan yang tidak direncanakan.

3. CIRI-CIRI PERUBAHAN SOSIAL DENGAN POLA INDUSTRIALISASI.

Perubahan sosial dapat diketahui bahwa telah terjadi dalam masyarakat dengan

membandingkan keadaan pada dua atau lebih rentang waktu yang berbeda. Yang harus

dipahami adalah bahwa suatu hal baru yang sekarang ini bersifat radikal, mungkin saja

Page 40: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

beberapa tahun mendatang akan menjadi konvensional, dan beberapa tahun lagi akan menjadi

tradisional.

4. FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL.

Soerjono Soekanto (1994: 83) mengidentifikasi faktor-faktor yang melatarbelakangi

terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor

yang berasal dari dalam dan faktor dari luar masyarakat. Faktor-faktor yang berasal dari

dalam masyarakat itu sendiri antara lain:

a. Laju Pertumbuhan Penduduk.

b. Penemuan Baru

c. Konflik/Pertentangan

d. Terjadinya pemberontakan atau revolusi

Perubahan sosial dan kebudayaan dapat juga bersumber pada faktor-faktor dari luar

masyarakat, antara lain:

a. Bencana Alam

b. Peperangan

c. Kebudayaan Masyarakat Lain

5. GLOBALISASI.

Globalisasi adalah proses dimana dunia dianggap menjadi satu ruang; globalisasi dapat

dilihatsebagai kompresi ruang. McLuhan pada tahun 1960 memperkenalkan ungkapan desa

global (global village) untuk menggambarkan bagaimana dunia menyusut sebagai hasil dari

teknologi baru di bidang komunikasi. Anthony Giddens menjelaskan globalisasi sebagai

tercerabutnya waktu dari ruang. Dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi,

orang dapat berkomunikasi seolah-olah face to face meskipun dibatasi jarak samudera dan

benua.

Globalisasi memiliki tiga dimensi: ekonomi, kebudayaan, dan politik. Globalisasi ekonomi

ditandai dengan perluasan dan transformasi kapitalisme ke dalam ekonomi global. Perubahan

yang paling penting adalah eskpansi pasar keuangan dunia. Contoh: pasar modal, MNC

(Multy National Corporation), perdagangan internasional, dan investasi asing. Globalisasi

kebudayaan disebut-sebut sebagai hasil dari pariwisata massal, peningkatan migrasi,

komersialisasi produk-produk budaya dan penyebaran ideologi konsumerisme secara global

yang banyak menggeser budaya lokal. Kegiatan pemasaran MNC dan perkembangan media

komunikasi massa (dimiliki oleh MNC) ikut andil dalam

Page 41: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat

globalisassi budaya. Contoh: McDonaldization.

6. POLA-POLA PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA.

a) Evolusi

Evolusi adalah masyarakat bergerak dari satu tahap atau fase ke tahap atau fase lain yang

biasanya dalam bentuk yang lebih baik dan lebih sempurna. Aliran ini berkembang

pertengahan kedua abad ke-19. Tokoh yang paling berpengaruh dalam aliran ini adalah

evolusionist Charles Darwin. Teori tentang seleksi alam memberikan dasar yang kuat bagi

penjelasan evolusi biologis.

b) Akulturasi

Akulturasi adalah proses menerima unsur-unsur budaya lain, baik yang bersifat material

maupun nonmaterial, sebagai akibat kontak face to face dan berlangsung sangat lama.

Akulturasi merupakan hasil dari perang, penjelajahan, agresi militer, atau kolonisasi, serta

melalui misionaris atau pertukaran budaya.

c) Difusi

Difusi adalah proses dimana inovasi menyebar dari satu budaya ke budaya lain atau dari

sebuah subbudaya ke subbudaya yang lain. Menurut Elliot Smith, sekitar tahun 3000 SM,

Mesir mengalami perkembangan budaya yang sangat besar. Smith membuktikan terdapat

persamaan budaya antara orang Mesir pada masa-masa awal dengan suku Inca di Peru,

orang India, dan orang Mesiko. Teori Smith ini menyediakan alternatif bagi teori evolusi

yang memposisikan bahwa perubahan sosial adalah hasil kontak dan difusi di antara

masyarakat.

Page 42: file · Web viewRINGKASAN MATERI. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sosiologi . Sosiologi sangat bermanfaat