23
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI LARI 100M MELALUI LATIHAN AKSELERASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PENGKOL 01 KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Agus Sri Antana SD Negeri Pengkol 01-Nguter-Sukoharjo ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi olahraga dengan latihan akselerasi terhadap prestasi lari 100 meter. Disamping itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui sejak dini peningkatan prestasi lari 100 meter. Populasi adalah siswa Kelas V SD Negeri Pengkol 01 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun 2011/2012, sejumlah 30 siswa. Sampel diambil dengan teknik randomizet control group design dengan 30 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan sport skill tes lari 100 meter dari Larson dan Jurcom. Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Selanjutnya dapat disimpulkan sebagai berikut :(1)Metode akselerasi berpengaruh dalam peningkatan prestasi lari 100 meter pada siswa SD Negeri Pengkol 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo dengan hasil tes awal 12% dari 30 anak, hasil terbaik 12,20 detik, dengan kategori tuntas. (2) Metode akselerasi berpengaruh dalam peningkatan prestasi lari 100 meter pada siswa kelas V SD Negeri Pengkol 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo dengan hasil tes siklus I dari 30 anak terdapat peningkatan 33 % dari hasil tes awal sebesar 12% , hasil terbaik diraih ananda Priyino dengan waktu 12,16 detik dengan kategori tuntas.(3) Metode akselerasi sangat berpengaruh pada peningkatan prestasi olahraga atletik lari 100 M terjadi pada pembelajaran siklus ke II dengan peningkatan yang signifikan dari hasil tes awal 12% miningkat 33% dan dari 30 anak yang termasuk tuntas 25 anak dari batas KKM 12.60 detik waktu yng ditentukan. (4) Pengaruh latihan akselerasi baik

Agus Sri Antana

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

Page 1: Agus Sri Antana

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI LARI 100M MELALUI LATIHAN

AKSELERASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PENGKOL 01 KECAMATAN

NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Agus Sri Antana

SD Negeri Pengkol 01-Nguter-Sukoharjo

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi olahraga dengan latihan akselerasi

terhadap prestasi lari 100 meter. Disamping itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui sejak dini

peningkatan prestasi lari 100 meter. Populasi adalah siswa Kelas V SD Negeri Pengkol 01 Nguter Kabupaten

Sukoharjo tahun 2011/2012, sejumlah 30 siswa. Sampel diambil dengan teknik randomizet control group design

dengan 30 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan sport skill tes lari 100 meter dari Larson dan Jurcom.

Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Selanjutnya dapat disimpulkan sebagai

berikut :(1)Metode akselerasi berpengaruh dalam peningkatan prestasi lari 100 meter pada siswa SD Negeri

Pengkol 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo dengan hasil tes awal 12% dari 30 anak, hasil terbaik 12,20

detik, dengan kategori tuntas. (2) Metode akselerasi berpengaruh dalam peningkatan prestasi lari 100 meter pada

siswa kelas V SD Negeri Pengkol 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo dengan hasil tes siklus I dari 30 anak

terdapat peningkatan 33 % dari hasil tes awal sebesar 12% , hasil terbaik diraih ananda Priyino dengan waktu 12,16

detik dengan kategori tuntas.(3) Metode akselerasi sangat berpengaruh pada peningkatan prestasi olahraga atletik

lari 100 M terjadi pada pembelajaran siklus ke II dengan peningkatan yang signifikan dari hasil tes awal 12%

miningkat 33% dan dari 30 anak yang termasuk tuntas 25 anak dari batas KKM 12.60 detik waktu yng

ditentukan. (4) Pengaruh latihan akselerasi baik untuk peningkatan lari 100 meter bagi para pemula. dilihat dari

hasil % dari waktu tempuh selama latihan berlangsung dalam batas KKM waktu 12.60 detik yang telah

ditentukan.

Kata Kunci : Latihan Akselerasi, Lari 100 M

Latar Belakang Masalah

Prestasi olahraga cenderung akan lebih meningkat dimasa-masa yang akan dating, seperti

halnya peningkatan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih

dan modern. Penemuan dibidang olahraga melalui latihan dari hasil penelian, sehingga sangat

mempengaruhi peningkatan prestasi, tidak kalah hanya olahraga dapat menjalin serta

meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa, dan didalam olahraga itu sendiri masih

dibagi lagi jenis nomor masing-masing diantaranya yaitu Ateleik, senam, renang, beladiri dan

Page 2: Agus Sri Antana

olahraga permainan masing-masing cabang tersebut masih dibagi nomor dan menurut (Sukiyo,

1998: 34) tujuan yang ingin dicapai dalam olahraga dapat dibedakan menjadi: 1). Olahraga

pendidikan 2). Olahraga Prestasi 3).Oahraga Rekreasi 4), Olahraga Rehabilitasi, Olahraga yang

tujuannya untuk usaha-usaha Rehabilitasi.

Gerakan-gerakan yang ada pada cabang atletik. Nomor atletik menurut (Soegito,1992: 1)

terdiri : nomor lompatan, nomor jalan atau lari, nomor lempar , didalam hal ini yang akan diteliti

aalah nomor lari khususnya pada lari 100 meter. Aktivitas lari yang digunakan atau dilakukan

secara terprogram dengan beban kerja tertentu akan menghasilkan daya tahan aerobic atau

anaerobic. Daya tahan aerobic dan anaerobic ini merupakan salah satu unsure yang ibutuhkan

untuk meningkatkan prestasi di setiap cabang olahraga, termasuk pada cabang tletik khusunya

nomor lari 100 meter.

Nomor lari dalam cabang atletik sangat banyak dari nomor lari jarak pendek (100 meter. 200

meter, 400 meter) lari jarak menengah (800 meter), sampai dengan 1.500 meter). Lari jarak jauh

(3000 meter, 5000 meter, 10000 meter). Termasuk pada lari marathon (42,195 km). Atelit yang

menekui olahraga tertentu yang sesuai dengan cabang yang ditekuni, pelari jarak pendek ia akan

sulit berprestasi pada nomor lari jarak menengah atau lari jarak jauh, demikian sebaliknya daya

tahan aerobic yang lebih baik dibanding dengan daya tahan anaerobic. Tetapi ada pelari yang

meliliki daya tahan aerobic dan anaerobic yang hampir seimbang, seperti pelari jarak menengah,

karena atlet ditentukan cepat juga ditentukan untuk tahan sampai di garis finis.

Lari mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, maka ditentukan atau diperlakukan

metode, program dan strategi pendekatan latihan yang lain pula. Seperti lebih dikemukakan

sebelumnya bahwa nomor lari jarak pendek lebih dominan memerlukan daya tahan anaerobic

dari pada daya tahan mengarah pada terciptanya daya tahan anaerobic yang tinggi. Lari

merupakan aktivitas yang digunakan hampir semua cabang olahraga sebagai salam satu sarana

untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Aktivitas yang dilakukan dengan beban tertentu akan

menghasilkan daya tahan baik aerobic dan anaerobic. Sepengetahuan peneliti pada SD N

Pengkol 01 Kecamatan Nguter tersebut prestasi lari 100 meter sangat menurun sekali, oleh

kaena itu peneliti ingin meningkatkan prestasi lari 100 meter dengan mnggunakan latihan

akselerasi

Latihan yang terprogram adalah latihan yang memiliki tujuan yang jelas, materinya sesuai

dengan nomor olahraga yang dilatih, waktunya juga jelas. Nomor lari dalam olahraga atletik juga

Page 3: Agus Sri Antana

memiliki metode latihan tertentu pula yang dapat digunakan dalam meningkatkan prestasi lari

100 meter. Metode latihan untuk meningkatkan prestasi lari 100 meter antara lain: circuit

training, interval training, sprint training, hollow sprint dan interval sprinting, acceleration.

Dalam penelitian ini akan dikaji latihan akselerasi terhadap lari 100 meter.

Latihan akselerasi sprint adalah suatu latihan yang di dalamnya berangsur-angsur adanya

suatu kreasi atau selang lari cepat dari jogging untuk jalan diakhiri dengan lari cepat. Untuk

latihan akselerasi, sprinter dapat latihan dengan tiga perbedaan: 1)Latihan jogging 50 meter atau

120 yard. 2) Latihan sprint 50 meter atau 120 yard. 3) Latihan jalan 50 meter atau 120 yard.

Untuk teknik sprint yang perlu diperhatikan adalah: 1) Kecepatan berlari harus dengan

langkah lebih besar atau lebih banyak langkah tiap detiknya.2) Kecepatan dapat dibagi waktu

reaksi (start0 20 meter pertama, 60 meter kedua dengan langkah yang ajeg, 10 sampai 20 meter

terakhir langkah panjang menurun. Jadi kecepatan dapat diberikan batasan sebagai kemampuan

berlari menempuh jarak yang telah ditentukan dalam waktu yang sependek mungkin.

Dalam penelitian ini diterapkan pada siswa kelas V SD Negeri Pengkol 01 Nguter. Dengan

jalan membangi 2 kelompok coba. Berdasarkan berbagai pertimbangan yang melatar belakangi

permasalahan tersebut, maka adanya penelitian yang berkaitan dengan pengaruh latihan

akselerasi terhadap lari 100 meter. Pemilihan metode ini didasarkan pada pemakaian sistem

energy paling dominan pada lari 100 meter yang harus mengeluarkan seluruh tenaga dalam

waktu kurang dari 30 detik, sistem energy yang diperlukan adalah ATP-PC.

Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh latihan akselerasi terhadap prestasi lari 100 meter?

2. Manakan yang lebih baik antara latihan menggunakan akselerasi dengan latihan

konfensional?.

Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi khususnya kepada pelatih atletik dan guru olahraga, tentang latihan

teknik dasar atletik dalam peningkatan prestasi atlet.

2. Dapat memberikan informasi ada atau tidak pengaruh latihan akselerasi terhadap lari 100

meter.

3. Dapat digunakan untuk memilih calon atlet sprint secara tepat.

4. Dapat digunakan sebagai bahan menyusun bentuk latihan untuk meningkatkan prestasi lari

100 meter.

Page 4: Agus Sri Antana

LANDASAN TEORI

1. Akselerasi Lari 100 Meter

a. Kecepatan lari

Menurut (Jonath :1987: 58) membagi kecepaan lari dalam 4 periode: Waktu reaksi

langsung sebelum gerak start, periode percepatan positif (kadang-kadang sampai 60 meter)

hingga tercapai kecepatan tertinggi, periode kecepatan tetap sama, dari periode kecepatan negatif

dengan kecepatan yang menurun. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan sebagai

berikut: 1) Tenaga otot adalah salah satu persyaratan penting bagi kecepatan para pelari sprint

yang masih jauh dari puncaknya dapat sangat mempengaruhi prestasinya dengan latihan tenaga

secara teratur dan teratah.2) Kecepatan reaksi atau daya reaksi pada waktu start, tidak banyak

yang dilatih. Dalam praktek soalnya mengenai perbaikan dengan isyarat atau tanda visual.3)

Kecepatan kontraksi, yaitu kecepatan pengerutan otot setelah mendapat rangsangan syaraf, tidak

dapat ditingkatkan dengan latihan.4) Koordinasi, kerjasama antara sistem syaraf pusat dan otot-

otot yang digunakan.5) Ciri antropometri, yaitu bentuk tubuh atlet yang terutama perbandingan

badan dengan kakinya merupakan hal yang penting, tidak dapat dilatih.6) Stamina anaerobik

umum atau stamina kecepatan pada lari cepat jarak pendek.

b. Lari Akselerasi

Nama dari akselerasi sprint adalah di dalamnya berangsur-angsur ada kreasi atau selingan

lari cepat kemudian jalan kaki atau jalan cepat, lari kecil-kecil kemudian diakhirir dengan lari

cepat. Kesemuanya itu menempuh jarak 200 meter yang terdiri dari lari cepat 50 meter, jalan

cepat 50 meter, lari kecil-kecil 50 meter. Kemudian kedua atlet yang dilatih (kelompok)

kembalinya ke garis start dengan jalan dan yang lainnya dengan lari kecil-kecil, namun

sekembalinya dari garis finish dengan berjalan akan mengembalikan tenaga, tetapi untuk lari

kecil-kecil tenaga akan terkuras.

c. Bentuk-bentuk lari cepat akselerasi

Lari adalah suatu cara menggerakkan badan kemuka atau kedepan, dengan melangkahkan

kaki kanan dan kiri ganti berganti. Tiap kali kaki bertolak selalu ada saat melayang. Artinya pada

saat itu ada kaki atau bagian tubuh yang manapun berhubungan dengan tanah. Saat melayang

inilah yang membedakan antara berjalan dan berlari. Pada saat berjalan harus ada salah satu kaki

yang berhubungan dengan tanah. Bentuk lari ini sebenarnya lebih bersifat perseorangan sebab

setiap anak mempunyai bentuk lari yang paling sesuai baginya.

Page 5: Agus Sri Antana

2. Sistem Energi Untuk Lari 100 Meter

Ada 3 macam sistem metabolik yang dapat memproduksi ATP menurut

(Fox,1984:22). 1) Sistem ATP-PC (Adenosine Triphosphate-Phospho Creatine). 2) Sistem

LA (Lactid/ asam laktat).3) Sistem aerobic atau oksigen

Kerangka Bepikir

Gambar 1: Alur Kerangka Berpikir

METODOLOGI PENELITIAN

Setting dan Subyek Penelitian

Kondisi Awal

GuruBelum

menggunakan metode

pembelajaran

SiswaHasil Prstasi Atletik

rendah

Siklus IGuru menggunakan

Metode Latihan Akselerasi

Siklus IIGuru menggunakan model pembelajaran

Akselerasi hasil akhir meningkatkan Prestasi lari 100M

Diduga dengan menggunakan

model pembelajaran

Akselerasi yang tepat dapat

meningkatkan Prestasi lari 100M

Kondisi Akhir

Tindakan

GuruMenggunakan

model pembelajaran dan media

pembelajaran yang sesuai

Page 6: Agus Sri Antana

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan sepak bola Desa Pengkol, Keamatan Nguter,

Kabupaten Sukoharjo, baik pre test dan post testnya. Penelitian ini dilaksanakan pada Semester

1 tahun pelajaran 2011/2012, Perlakuan dilaksanakan selama 2x pertemuan, yaitu hari Kamis

tanggal 23 Nopember 20011 , Kamis tanggal 30 Nopember 2011. Subyek dalam penelitian ini

adalah siswa kelas V putera SD Negeri Pengkol 01 kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo

tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 30 orang umur antara 11 sampai 12 tahun.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan pengukuran untuk

mengukur prestasi lari 100 meter. Pengumpulan data sesuai dengan variabel yang diteliti, data

yang terkumpul adalah data prestasi lari 100 meter, diambil dengan menggunakan Stopwatch

dengan satuan detik diambil dua angka di belakang koma. Pengambilan data prestasi sebelum

mendapat perlakuan dan sesudah mendapat perlakuan

HASIL PENELIT1AN DAN PEMBAHASAN

Kondisi awal

Berdasarkan hasil dialog yang dilakukan peneliti sebelum dilaksanakan tindakan kelas

didapat bahwa Proses Belajar Mengajar masih dilaksanakan dengan model konvensional. Guru

masih sebagai pusat pembelajaran. Guru masih menggunakan metode ceramah. Siswa hanya

berperan sebagai pendengar dan pencatat ketika guru menerangkan didepan barisan. Setelah guru

selesai menerangkan guru selalu memberikan tugas dan siswa diminta untuk mengerjakan tugas.

Analisis kolaboratif menyimpulkan akar permasalahan rendahnya hasil belajar siswa

dalam pembelajaran Penjaskes sebagai berikut: 1) kebosanan siswa, karena dalam pembelajaran

hanya diposisikan sebagai pendengar, 2) proses pembelajaran yang monoton dan kurang menarik

dan 3) rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran Penjaskes kompetensi dasar lari

100 M.

Berdasarkan dialog awal dengan guru mitra diperoleh beberapa keterangan atau

gambaran bahwa dari sejumlah 30 siswa, yang telah memenuhi kreteria 12.60 detik 4 orang,

sedangkan lainnya masih belum memenuhi kreteria karena belum terbiasa dengan latihan-

Page 7: Agus Sri Antana

latihan akselerasi Kondisi awal prestasi belajar siswa di kelas V SD Negeri pengkol 01

Kecamatan Nguter semester I Tahun 2011/ 2012 sebelum penelitian, disajiakan dalam bentuk

tabel sebagai berikut :

Tabel 1

Data Kondisi Awal hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Pengkol 01

No Waktu Frekuensi Batas tuntas Keterangan

1 13._13-30” 26 12.60 Belum tuntas

2 12 – 12.30” 4 12.60 Tuntas

3 11 – 11.30” 0 12.60 Tuntas

4 10 -10.30” 0 12.60 Tuntas

Tingkat ketuntasan : Tuntas 4 anak (12 %) Tdk tuntas 26 anak (88%)

Rata-rata = Prestasi Masih Rendah

Hasil siklus I

Perencanaan Tindakan

Kegiatan latihan pada putaran I ini dilaksanakan dengan pedoman rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) selama 2 jam pelajaran atau 70 menit, dengan materi ajar adalah bentuk-

bentuk latihan Akselerasi. Kegiatan perencanaan pada tindakan siklus I ini adalah menyusun

rencana pelaksanaan latihan yang akan digunakan dalam tindakn pada siklus I. Rencana

pelaksanaan latihan ini digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tindakan siklus 1.

Materi yang digunakan dalam latihan ini adalah kegiatan latihan Akselerasi pada cabang atletik

indikator lari cepat atau sprint.Materi tersebut direncanakan akan diajarkan selama dua jam

pelajaran yaitu 2 X 35 menit setiap pertemuan selama 6 minggu.

Pelaksanan Tindakan

Tindakan kelas putaran I dilaksanakan pada hari Kamis, 23 November 2011 mulai pukul

07.00 sampai pukul 8.20 WIB. Peserta didik yang hadir dalam putaran pertama sebanyak 30.

Page 8: Agus Sri Antana

siswa. Pada putaran ini pelaku tindakan adalah peneliti. Selain melaksanakan tindakan kelas,

peneliti dan guru yaitu sebagai rekan kolaborasi juga mengadakan observasi dan monitoring

selama pembelajaran berlangsung.

Dari hasil latihan pada putaran 1, hasil tes dapat diketahui bahwa siswa yang menempuh

waktu 12.60.detik dari batas KKMWaktu yang ditentukan sebanyak 15 siswa. Siswa yang

menemuh waktu lebih dari 14.53 detik sebanyak 1 siswa. Siswa yang menempuh waktu lebih

dari 15,07 detik sebanyak 8 siswa. Siswa yang menempuh waktu lebih dari 16.12 sebanyak 4

anak, Siswa yang menempun waktu lebih dari 17,37 detik sebanyak 2 siswa. Hasil tes pada

siklus I dapat disajikan dengan tabel sebagai berikut:

Tabel: 2

Data hasil waktu tes pada siklus I siswa kelas V SD Penkol 1

No Nilai Frekuensi Batas tuntas Keterangan

1 14-60 –15.60 detik 10 12.60 Belum tuntas

2 13.60- 14.60 detik 4 12.60 Belum tuntas

3 13.60 -13,60 detik 1 12.60 Belum tuntas

4 11.60 –12,60 detik 15 12.60 Tuntas

5 11.60- 11.60 detik 0 12.60 Tuntas

6 10.60- 10.60 detik 0 12.60 Tuntas

Tingkat ketuntasan : Tuntas 15 anak ( 50 %) Tdk tuntas 15 anak ( 50%)

Rata-rata = Prestasi cukup

Refleksi

Refleksi tindakan kelas putaran ini dilakukan peneliti sebagai guru penjaskes untuk

mendiskusikan hasil tes yang telah dilakukan. Dari kegiatan refleksi ini diperoleh beberapa hal

yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, yaitu : pada

akhir siklus I masih terdapat 15 siswa yang hasil belajarnya belum mencapai ketuntasan yaitu

Page 9: Agus Sri Antana

dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM Waktu). Hal ini mungkin disebabkan oleh

kurangnya pemahaman siswa terhadap latihan, kurangnya latihan, kurangnya pemahaman atau

kondisi siswa pada saat mengikuti pelajaran kurang menunjukkan rasa keseriusan. Siswa tersebut

enggan bertanya pada guru maupun kepada teman tentang hal-hal yang belum dipahami.

pra siklus siklus 1 0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Siklus 1 Pra siklus

Gambar 4.1

Grafik Peningkatan Hasil latihan Siklus I

Hasil siklus II

Pelaksanaan

Tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 23 November 2011 mulai pukul

7.20 sampai pukul 8.45 WIB. Peserta didik yang hadir dalam putaran II sebanyak 30 siswa. Pada

putaran ini pelaku tindakan adalah peneliti. Kegiatan pembelajaran pada putaran II ini

dilaksanakan dengan pedoman rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) selama 2 jam pelajaran

atau 70 menit, dengan materi ajar yaitu latihan akselerasi.

Observasi

Page 10: Agus Sri Antana

Guru memberi apersepsi untuk mereproduksi kembali proses latihan yang berlangsung

pada siklus I yang lalu dan menyampaikan materi ajar yang akan dilakukan pada siklus II ini.

Pada tahap apersepsi siklus II ini keadaan siswa belum kembali pada kelompok semula, siswa

terlihat semakin meningkat tingkat keaktifaan dan kedisiplinanya dibandingkan pada siklus

sebelumnya. Setelah beberapa lama proses apersepsi berlangsung kegiatan pembelajaran

dilakukan dengan menerapkan latihan akselerasi. Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok

dengan masing – masing kelompok memiliki anggota 15 orang sebagaimana kelompok yang

dilakukan pada siklus sebelumnya Setiap anggota kelompok mengerjakan latihan yang

bervariasi darikelompok yang lain, latihan dilakukan bersamaan dengan satu aba-aba “awas

yack” kelompok harus mengerjakan tugas latihan tersebut dengan sportif.

Siswa tampak semakin serius dan aktif dalam melaksanakan tugas latihan dengan

penerapan latihan akselerasi. Terjadinya interaksi positif ini tidak terlepas dari rasa senang

siswa bahwa kegiatan latihan ini dirasakan semakin menarik karena diantara siswa terjadi

komunikasi aktif dalam rasa sportifitas yang tinggi. Latihan berjalan sangat menyenangkan,

walaupun masih ada sebagian kecil dari siswa yang merasa masih kebingungan terhadap tugas

yang diterimanya, hal ini terjadi memang keadaan siswa atau kemampuan pribadi siswa yang

rendah dibanding teman-teman yang lain. Masing-masing kelompok setelah selesai. .

Dari hasil pembelajaran pada siklus II, hasil tes dapat diketahui bahwa siswa yang

menempuh waktu 12.00 – 13.60 detik sebanyak 25 siswa.Siswa yang menempuh waktu 14.00-

15.30 sebanyak 5 siswa. Siswa yang menepuh waktu 11- 11.30 sebanyak 0 siswa. Siswa yang

mendapat menempuh waktu 10-10.30 sebanyak 0 siswa.

Hasil tes pada siklus II dapat disajikan dengan tabel sebagai berikut:

Tabel: 4

Data hasil tes pada siklus II siswa kelas V SD Pengkol 01

Page 11: Agus Sri Antana

No Waktu Frekuensi Batas tuntas Keterangan

1 13”- 13.30’ 5 12.60 detik Belum tuntas

2 12’-12.60’ 25 12.60 detik Tuntas

3 11’- 11.30’ 0 12.60 detik Tuntas

4 10’- 10.30’ 0 12.60 detik Tuntas

Tingkat ketuntasan : Tuntas 25 anak (75 %) Tdk tuntas 5 anak (1,5%)

Rata-rata = Target ketuntasan tercapai

Data komulatif hasil belajar siswa kelas V pada pokok bahasan latihan kecepatan pada

lari 100 m pada cabang atletik menunjukkan peningkatan yang baik yakni pada siklus I dengan

rata – rata 12 % meningkat menjadi 13 % pada akhir siklus II. Kenaikan tersebut menunjukan

keberhasilan pembelajaran siklus I dan siklus II yang telah dilaksanakan oleh guru dengan

latihan akselerasi. Dengan kata lain latihan akselerasi dapat meningkatkan prestasi olahraga

siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada Kompetensi Dasar 1.3 Mempraktikan

variasi gerak dasar kedalam modifikasi atletik, serta nilai semangat, sportifitas, percaya diri dan

kejujuran pada siswa kelas V SD Negeri Pengkol 01 Kecamatan Nguter semester I Tahun

2011/ 2012. Adapun peningkatan hasil siklus II ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar 4.2

Grafik peningkatan hasil Latihan Akselerasi siklus II

Page 12: Agus Sri Antana

PRA SIKLUSSIKLUS 1

SKLUS 2

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

PRA SIKLUSSIKLUS 1 Siklus 2

Refleksi

Berdasarkan hasil refleksi putaran II maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan

latihan telah mengalami peningkatan keaktifan dari hasil latihan siswa. Dengan mengamati

perubahan-perubahan perilaku yang terjadi setelah dua putaran ke arah yang lebih baik yaitu

adanya peningkatan-peningkatan yang cukup signifikan seperti peningkatan keaktifan dan hasil

latihan, maka peneliti tidak melakukan revisi maupun tindakan lapangan berikutnya.

Simpulan

(1) Metode Akselerasi berpengaruh dalam peninqkatan prestasi lari 100 meter pada siswa

SD Negeri Pengkol 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo dengan hasil tes awal

kelompok A = 0,83. Berdasar kriteria koefisien reabilitas dari Manthew 0,80-0,85 termasuk

kategori cukup, sedangkan hasil akhir tes dari kelompok A = 0,97 kriteria dari Manthew 0,90—

0,99 termasuk tinggi. Sehingga mempunyai koefisien reabilitas yang tinggi, peningkatannya

6,79%. (2) Sebelum perlakuan anak mempunyai kreteria lari 100 meterm pada siswa SLTP

Negeri IV Nguter Kabupaten Sukoharjo tes awal kelompok B = 0,82. Berdasar reabilitas dan

Manthew 0,80-0,85 termasuk kategori cukup. (3) Pengaruh Latihan Akselerasi baik untuk

peningkatan prestasi lari 100 meter untuk para pemula. Latihan Akaselerasi berpengaruh

Page 13: Agus Sri Antana

terhadpa prestasi lari 100 meter pada tingkat pemula tetapi dilihat dari hasil % dan korelasi

tersebut diatas.

Implikasi Hasil Penelitian

Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini ada1ah Pengaruh Latihan Akselerasi baik

untuk peningkatan prestasi lari 100 meter bagi pemula dibandingkan dengan Latihan dengan

metode konfensional. Dari penelitian ini pula diharapkan penelitian sejenis mengetahui

efektifitas bermacam-macam nomor pada cabang olahragaa atletik khususnya, dan cabang

olahraga pada umumnya.

Saran

Berdasarkan simpulan di atas hal-hal yang sebaiknya dilakukan guru dalam pembelajaran

supaya pemahaman siswa terhadap materi meningkat antara lain: 1) Dalam pembelajaran

Olahraga, guru dapat menggunakan model Latihan akselerasi.2) Suasana latihan akselerasi

hendaknya menciptaan suasana yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan untuk

meningkatkan kreatifitas siswa agar berprestasi dalam bidang olahraga.3) Memberi kesempatan

kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas, menanamkan konsep kepada anak

dari yang sederhana kemudian secara bertahap ke yang kompleks.4) Melakukan perbaikan

pembelajaran jika mengalami kegagalan dalam menyampaikan materi.

DAFTAR PUSTAKA

Bompa, TD. 1990. Theory and Methodology of Training and Technical Training Wareward by

Fed—Wilt Beatrice’ Avenue West Headle Berg, Victoria, Australia

Fox & Manthew. 1998. The Physiologi Basic of Physical Education. Sauders Company, New

York ; Chicago.

Guntur Benhard. 1996. Atletik, Pririsip-Prinsip Dasar Latihan Lompat Jauh, Jangkit dan Lari

Cepa.t Dahana prese : Semarang

Harnid Nooersyah. 1990. Atletik Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : UNS Solo.

Marnin Suparmin. 1997. Metodologi Penelitian, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.

Page 14: Agus Sri Antana

Mulyano, B. 1992. Pengukuran, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas

Pembangunan Surakarta.

Pendidikan Olahraga POK. 1995-1997. Tuntunan Mengajar Atletik. Proyek Pembinaan

Pendidikan Olahraga : Jakarta.

Paulus Ihee. 1998. Atletik: Dasar-Dasar Atletik. Persatuan Atletik Seluruh Indonesia : Semarang

Soemanto. D. 2007. Statistik. Fakultas Keguruan dan lirnu Pendidikan Universitas Tunas

Pembangunan Surakarta.

Slamet Suherman. 2002. Fisio1ogi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Sujarwo. 2002. Ilmu Kepelatihan Dasar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Sukiyo. 2008. Asas—Asas Pendidikan Keolahragaan Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 15: Agus Sri Antana