Upload
agus-masdika
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
1/30
MAKALAH INDIVIDU
“BUDIDAYA SIPUT GONGGONG SEBAGAI ANTISIPASI
KEPUNAHAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU”
DAN
“KONDISI TERUMBU KARANG DI BATAM AKIBAT PEMBUANGAN
LIMBAH KAPAL MINYAK”
DISUSUN OLEH :
NAMA : AGUS MASDIKA
NIM : 140388201041
KELAS : G1
MATA KULIAH : PENGANTAR ILMU DAN
TEKNOLOGI KEMARITIMAN
DOSEN PEMBIMBING : JUMSURIZAL
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
!AKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
201"
1
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
2/30
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya saya dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Budidaya Siput Gonggong Sebagai Antisipasi Kepunahan Perekonomian di Provinsi Kepulauan Riau” dan “Kondisi Terumbu Karang
di Batam Akibat Pembuangan Limbah Kapal inyak” . Meskipun banyak rintangan dan
hambatan yang saya alami dalam proses pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikan
tepat pada waktunya.
Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Jumsurial yang
telah memberikan tugas makalah ini.
!aya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. "ntuk
itu, saya menerima saran dan kritikan yang bersi#at membangun demi perbaikan ke arah
sempurna.
!emoga makalah ini berman#aat bagi pembaca . $khir kata saya ucapkan terima kasih.
Tanjugpinang, %& $pril %'()
Penulis
2
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
3/30
DA!TAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................(
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................%
DA!TAR ISI.............................................................................................................................*
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................+
1#1 L$%$& B'($)$*+ I ”B,-. D$/$ G*++*+ -. K'&.”.......................................................+
1#2 T,,$* -$* M$*$$% I........................................................................................................+
1#3 L$%$& B'($)$*+ II “K*-.. T'&,56, K$&$*+ -. B$%$5”.............................................&
1#4 T,,$* -$* M$*$$% II......................................................................................................)
BAB II PEMBAHASAN I.................................................................................................
A# K($..)$. S.,% G*++*+
B# !$)%& L.*+),*+$* /$*+ M'5'*+$&,7. S.,% G*++*+..........................................((
# O.9. P'*+'(($$* S.,% G*++*+ -. K%$ T$*,*+.*$*+.................................(*
D# K'6'&$-$$* S.,% G*++*+ -. P&.*. K',($,$* R.$,..........................................(+
E# G$+$$* B,-.-$/$ S.,% G*++*+ -. P&.*. K',($,$* R.$,...............................(+
BAB II PEMBAHASAN II..............................................................................................(-
A# P'*+'&%.$* T'&,56, K$&$*+...........................................................................................(-
B# !,*+. T'&,56, K$&$*+ B$+. K'7.-,$*.......................................................................... (-
# E).%'5 T'&,56, K$&$*+ I*-*'.$ -$* B$%$5.......................................................%'
D# K*-.. B.%$ L$,% T'&,56, K$&$*+ -. B$%$5................................................................. %%
E# D$5$) D$&. P'*;'5$&$* M.*/$) -. L$,% B$%$5........................................................... %%
!# U$/$ P'*$*++,($*+$* P'*;'5$&$* A.& L$,% -. B$%$5..............................................%+
BAB III PENUTUP
1#1 K'.5,($* I...........................................................................................27
1#2 S$&$* I...................................................................................................27
1#3 K'.5,($* II...................................................................................................................%
1#4 S$&$* II.............................................................................................................................%
DA!TAR PUSTAKA.............................................................................................................%-
1#1 D$%$& P,%$)$ I...............................................................................................................%-
1#2 D$%$& P,%$)$ II.............................................................................................................%-
3
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
4/30
BAB I
PENDAHULUAN
1#1 L$%$& B'($)$*+ I
”Budidaya Siput Gonggong Sebagai Antisipasi Kepunahan Perekonomian di Provinsi Kepulauan Riau”
/ilayah Pro0insi 1epulauan 2iau membentang luas sekitar %&(.(',( kilometer persegi
dan memiliki sekitar %.+' pulau. !ebagian besar atau sekitar -&3 wilayahnya terdiri dari
lautan, sementara daratannya hanya &3, yang tersebar luas mulai dari selat Malaka hingga ke
4aut 5ina !elatan berbatasan dengan 6ietnam 71amalia, %'((8.
4aut merupakan aset karena memiliki sumberdaya hayati dan non hayati yang melimpah.
9engan laut yang begitu luas, 1epulauan 2iau memiliki potensi hasil kelautan dan perikanan
yang besar sebagai modal pembangunan daerah. Potensi yang dimiliki harus diman#aatkan
secara optimal agar peman#aatan potensi kelautan dan perikanan dapat berkelanjutan.
Tanjungpinang merupakan ibukota dari pro0insi 1epulauan 2iau yang berada di Pulau
:intan. ;onggong (Strombus canarium) merupakan salah satu jenis siput atau gastropoda
laut yang sangat terkenal sebagai hidangan laut di wilayah 1epulauan 2iau dan sekitarnya
7:ond, Johanes, dan
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
5/30
b. Meningkatkan produkti0itas siput gonggong 7strombus canarium8 yang
merupakan hewan khas 1epulauan 2iau sehingga dapat menjadi suatu komoditas
yang bemilai jual tinggi dan terjamin ketersediaannya
1#3 L$%$& B'($)$*+ II
“K*-.. T'&,56, K$&$*+ -. P,($, B$%$5 A).6$% P'56,$*+$* L.56$7 K$$(
M.*/$)”
Pencemaran air telah banyak ditemukan di 9unia dan
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
6/30
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
7/30
PEMBAHASAN I
“BUDIDAYA SIPUT GONGGONG SEBAGAI ANTISIPASI KEPUNAHAN
PEREKONOMIAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU”
A# KLASI!IKASI SIPUT GONGGONG
;onggong termasuk sejenis siput laut 7Strombus canarium 4.(&8, merupakan salah satu
hewan lunak 7 Mollusca), banyak hidup di pantai Pulau :intan dan sekitarnya, seperti Pulau
9ompak, Pulau 4obam, Pulau Mantang, !enggarang, dan Tanjung "ban 7$mini, (-+, dalam
6iruly, %'((8. !istematik klasi#ikasi siput gonggong adalah sebagai berikut 7/ye
(--dalam"tami %'(%8A
1ingdom A $nimalia
Bilum A Moluska
1elas A ;astropoda
?rdo A Neotaenioglossa
Bamili A !trombidae
;enus A !trombus
!iput gonggong merupakan salah satu spesies dari siput laut menengah, yang termasuk
dalam #ilum moluska dan berada dalam keluarga strombidae yang dianggap sebagai spesies
ekonomis penting di
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
8/30
5angkang siput gonggong lebih ber#ungsi sebagai alat gerak pengeruk substrat dan bela
diri atau mempertahankan diri daripada sebagai tutup cangkang, karena tidak menutup
seluruh daerah mulut cangkang 7Yonge(-)dalam "tami %'(%8.Pertumbuhan cangkang
moluska sangat dipengaruhi oleh ketersediaan bahan=bahan pembentuk cangkang, seperti
kalsium karbonat sebagai unsur makro, magnesium karbonat, silikat, #os#at, asam amino,seperti asam asparatik, serine, alanine dan lainnya sebagai unsur mikro 7:e0elander et al
(-(8.
H$6.%$% -$* T.*+)$7 L$), S.,% G*++*+
>abitat siput gonggong umumnya adalah substrat lumpur berpasir yang banyak ditumbuhi
tumbuhan bentik seperti lamun dan makro alga, mulai dari batas surut terendah hingga
kedalaman C ) meter 7$bbott, (-)'8. Pemilihan habitat ini mengikuti ketersediaan makanan
berupa detritus dan makro alga serta kondisi lingkungan yang terlindung dari gerakan massa
air 7Nybakken, (-8. !iput gonggong lebih bersi#at epi#auna atau hidup di atas permukaan
substrat, walaupun hewan ini juga memiliki kebiasaan membenamkan diri pada waktu=waktu
tertentu. Pemilihan ini dikarenakan kegiatan mencari makan dan reproduksi dilakukan di
permukaan substrat.Jenis siput laut ini memiliki tingkah laku dalam beberapa #ase sebagai
berikut #ase membenamkan diri ke dalam substrat, #ase akti# mencari makan di permukaan
substrat, dan #ase reproduksi. !iput gonggong akan membenamkan diri ke dalam substrat
pada saat pergerakan masaa air
R'&-,). -$* S.)(, H.-, S.,% G*++*+
Menurut :arker 7%''(8, banyak gastropoda alat kelaminnya terpisah, sehingga tiapindi0idu adalah dioseus dengan satu gonad yang terletak dekat apeD. !ecara umum
;astropoda memiliki alat kelamin yang terpisah, begitu pula halnya dengan siput gonggong
7Strombus turturella8. Penelitian tentang reproduksi siput gonggong belum banyak dilakukan
baik di daerah tropis maupun sub=tropis.Musim penangkapan siput gonggong di perairan P.
:intan 2iau mencapai puncaknya pada bulan Mei hingga ?ktober 7$mini, (-)8. Menurut
:arnes7(--+8dalam !iddik 7%'((8, kebanyakan gastropoda bersi#at dioseus dengan sebuah
gonad 7o0ari atau testis8 terletak dekat saluran pencernaan dalam massa 0iseral 7;ambar %8.
7;ambar %8.
!iput ;onggong jantan dan betina dewasa 79ody, %''-8
8
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
9/30
1etika terjadi perkawinan, pembuahan terjadi di dalam, kemudian telur dibungkus semacam
agar dan dikeluarkan dalam bentuk rangkaian kalung, pita atau berkelompok, telur siput
gonggong berbentuk seperti rangkaian kalung 7;ambar *8.
;ambar *. !iklus >idup ;onggong 7 9ody, %''- 8
!tadium trochophore berlangsung didalam pembungkus telur dan menetas sebagai lar0a
0eliger yang berenang bebas.5iri khas lar0a 0eliger adalah mempunyai 0elum yang bersilia,
kaki, mata, dan tentakel.6elum ber#ungsi sebagai alat untuk berenang dan mengalirkan
makanan ke mulut karena 0eliger merupakan pemakan suspensi 7$ppeldorn, (-8.Pada
akhir stadium 0eliger kaki sudah cukup besar untuk merayap, maka lar0a turun ke substrat
dan melakukan metamor#osa.6elum hilang dan bentuk tubuh berubah seperti dewasa. !aat
metamor#osa merupakan saat yang paling kritis dalam daur hidup gastropoda
7:arnes(--+dalam 9ody %''8. Menurut :arker 7%''(8 A
(8 Bertilisasi telur 7telur berdiameter ',%* mm dan kuning telur berdiameter ',(mm8.
%8 Base troko#or yang mulai akti# berenang 7(- jam setelah pemijahan8.
*8 Base veliger muda 7umur %- jam dengan panjang ',%) mm8.
+8 Base veliger yang mulai akti# berenang dan sudah memiliki organ stigmas dan cephalic
tentakel 7umur %,& hari dengan panjang ',%- mm8.
&8 Base veliger sempurna dalam tingkat pertumbuhan awal 7umur & hari dengan panjang tubuh ',%- mm8.
)8 Base pertumbuhan memasuki stadia lar0a dan mulai membentuk cangkang peristomal
7umur (* hari8.
8 Base dewasa yang telah memiliki organ respirasi 7(+' hari dengan panjang tubuh *,' mm8.
8 Base selanjutnya membentuk cangkang muda 7()' hari dengan panjang tubuh *, mm8.
-8 Base dewasa
Pada studi terbaru menunjukkan bahwa seksual dimor#irm terjadi padamasa=masa awal
selama saat ontogeny spesies.!iput gonggong jantanmencapai tingkat kematangan awal lebih
pendek ukurannya dibandingkansiput betina.
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
10/30
herbi0oryaitu memakan algae yang biasanya terdapat plada detritus 75ob et al ., %''-8.
Menurut !ugiarti dkk 7%''&8, siput gonggong hidup sebagai depositfeeder , mempunyai
probosis yang besar untuk menyapu dan menyedot endapan di dasar perairan.
P'*+($7$* -$* N.($. G.
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
11/30
sumber pembibitan.$turan=aturan pengelolaan ini diharapkan dapat dibangun dan disepakati
secara bersama antara pemerintah daerah dengan masyarakat, di#ormalkan melalui peraturan
daerah dan disosialisasikan ke masyarakat luas termasuk pengusaha gonggong dan pemilik
restoran 74aporan akhir 91PP1E 1ota Tanjungpinang, %'(%8.
B# !AKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI SIPUT GONGGONG
=$> S,6%&$% -$$& -$* '-.5'* '&$.&$*
!ubstrat merupakan tempat tinggal tumbuhan dan hewan yang hidup di dasar perairan atau
di permukaan benda yang ada di kolom perairan.!ubstrat juga berguna sebagai habitat,
tempat mencari makan, dan memijah bagi sebagian besar organisme akuatik. Menurut >ynes
7(-8 dalam >onata 7%'('8 #aktor utama yang menentukan penyebaran, kepadatan, dan
komposisi jenis bentik adalah substrat dasar perairan, yaitu lumpur, pasir tanah liat berpasir,
kerikil dan batu. Tipe substrat suatu perairan akan mempengaruhi penyebaran, kepadatan, dan
komposisi bentos. 9istribusi dan kelimpahan moluska dipengaruhi oleh diameter rata=rata
butiran sedimen, kandungan debu, liat, dan adanya kandungan cangkang=cangkang organisme
yang telah mati dan kestabilan substrat. 1estabilan substrat dipengaruhi oleh pengadukan
substrat oleh alat tangkap.1elimpahan dan keanekaragaman jenis epi#auna meningkat pada
substrat yang banyak mengandung cangkang organisme yang telah mati.Jenis=jenis dari kelas
gastropoda dan bi0al0ia dapat tumbuh dan berkembang pada sedimen halus, karena memiliki
alat=alat #isiologi khusus untuk beradaptasi pada lingkungan perairan yang memiliki tipe
substrat berlumpur 7seperti siphon yang memanjang8 79iscoll G :randon, (-*dalamPratami, %''&8.
=6> S,7,
!uhu air dipermukaan dipengaruhi oleh curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu
udara, kecepatan angin, dan intensitas matahari.!uhu air di perairan S$(.*.%$
!alinitas adalah total konsentrasi dari seluruh ion terlarut dalam perairan yang dinyatakan
dalam satuan grFkg atau I. !alinitas mempunyai peranan penting dalam kehidupan
organisme, misalnya dalam distribusi biota akuatik. Penurunan salinitas di perairan estuari
akan mengubah komposisi dan dinamika populasi organisme. Tanggapan atau respon
organisme terhadap kadar salinitas berbeda=beda 74e0inton, (-% dalam
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
12/30
I. Menurut 6enberg G 6enberg 7(-%8 bahwa salinitas optimum bagi bi0al0ia berkisar
antara %=*) I.!uhu dan salinitas merupakan parameter yang penting diukur, karena
#luktuasinya sangat tinggi, umumnya di daerah estuari.Bluktuasi alami salinitas di daerah
pasang surut dapat disebabkan oleh penguapan besar, curah hujan, dan berbagai akti0itas
manusia, terutama di daerah pesisir dekat muara sungai yang mengeluarkan sejumlah besar air tawar.1elimpahan lar0a menunjukkan hubungan dengan penurunan salinitas.
=-> D'&$$% )'$$5$* =H>
Toksisitas suatu senyawa kimia juga dipengaruhi p>.!enyawa ammonium yang dapat
terionisasi banyak ditemukan pada perairan yang memiliki p> rendah. $mmonium bersi#at
tidak toksik 7innocuous8. Namun pada suasana alkalis 7p> tinggi8 lebih banyak ditemukan
ammonia yang tak terionisasi 7unionized 8 dan bersi#at toksik. $mmonia tak terionisasi ini
lebih mudah terserap ke dalam tubuh organisme akuatik dibandingkan dengan ammonium
7Tebbut, (--% dalamE##endi, %''*8. Menurut ?dum 7(-(8 bahwa perubahan p> pada
perairan laut biasanya sangat kecil, karena adanya turbulensi massa air yang selalu
menstabilkan perairan. !ebagian besar biota akuatik sensiti# terhadap perubahan p> dan
menyukai nilai p> sekitar = ,&. Nilai p> akan mempengaruhi proses biologi kimiawi
perairan. 1eanekaragaman bentos mulai menurun pada p> )=),& 7E##endi, %''*8. !ementara
menurut Nybakken 7(--%8 lingkungan perairan laut yang memiliki p> yang bersi#at relati#
lebih stabil dan berada dalam kisaran yang sempit, biasanya berkisar antara ,&=,+. Menurut
9ody 7%''8 bahwa siput gonggong hidup pada kisaran p> antara ,)'=,).
='> K')'&,7$*
1ekeruhan menggambarkan si#at optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahayayang diserap dan dipancarkan oleh bahan=bahan yang terdapat di dalam air.1ekeruhan
disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut 7misalnya
lumpur dan pasir halus8 maupun bahan organik dan anorganik yang berupa plankton dan
mikroorganisme lain 79a0is G 5ornwell, (--( dalamE##endi, %''*8.:anyak organisme
akuatik, khususnya filter feeder , tidak dapat mentolerir konsentrasi bahan anorganik dalam
jumlah yang besar 7/etel, %''( dalam>onata, %'('8. 1riteria baku mutu air laut untuk biota
laut pada kekeruhan menurut 1EPMEN 4> tahun %''+ adalah lebih dari & NT".
=> O).+'* %'&($&,% =DO>
?ksigen terlarut yang terdapat dalam air laut berasal dari di#usi udara dan #otosintesis
#itoplankton dan tumbuhan bentik.1ecepatan di#usi oksigen dari udara ke dalam air sangat
lambat, sehingga #otosintesis #itoplankton merupakan sumber utama dalam penyediaan
oksigen terlarut di perairan. :eberapa #aktor yang mempengaruhi kelarutan oksigen antara
lain suhu, salinitas, pergerakan massa air, tekanan atmos#er, luas permukaan air, dan
persentase oksigen sekelilingnya 7:$PPE9$, %''8. 1adar oksigen ber#luktuasi tergantung
pada proses pencampuran, pergerakan massa air, akti0itas #otosintesis, respirasi, dan limbah
yang masuk ke dalam badan perairan 7E##endi, %''*8.
Penurunan oksigen terlarut secara temporer selama beberapa hari biasanya tidak
mempunyai pengaruh yang berarti karena moluska dapat melakukan metabolisme secaraanaerob namun metabolisme ini akan menyebabkan organisme kekurangan energi sehingga
12
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
13/30
mempengaruhi akti0itas lainnya seperti reproduksi dan pertumbuhan. 1adar oksigen terlarut
optimum bagi moluska bentik adalah +,(=),) mgFl, sedangkan kadar minimal yang masih
dalam batas toleransi adalah + mgFl 75lark, (-+8. Menurut !utamihardja 7(-8
dalam:$PPE9$ 7%''8 kadar oksigen terlarut yang normal di perairan laut berkisar antara
&,=,& mgFl.
# OPSI9OPSI PENGELOLAAN SIPUT GONGGONG DI KOTA
TANJUNGPINANG
9ari perspekti# pengelolaan perikanan dan hasil kajian ini terdapat % opsi bagi pengelolaan
sumberdaya gonggong di 1ota Tanjungpinang.Meskipun begitu berdasarkan kondisi yang
ada, dari opsi prioritas yang mungkin untuk diterapkan adalah melalui pembentukkan daerah
perlindungan menggunakan sistem onasi dan pengaturan ukuran gonggong yang ditangkap
74aporan akhir 91PP1E 1ota Tanjungpinang, %'(%8.
=$> Z*$. P'&(.*-,*+$* G*++*+
!alah satu opsi untuk pengelolaan gonggong yang berkelanjutan di perairan 1ota
Tanjungpinang adalah melalui penetapan daerah perlindungan atau daerah larang
ambil.:erdasarkan hasil pengamatan di wilayah perairan 9esa !ekatap, dari dua stasiun
pengamatan tidak terdapat perbedaan nyata rata=rata kerapatan siput gonggong.
:erdasarkan berbagai hasil kajian dan literatur, untuk memastikan terjaganya suatu
sumberdaya maupun keanekaragaman hayati, ona inti, atau larang ambil sebaiknya
mencakup *' 3 dari habitat penting yang akan dikelola. 1esepakatan di tingkat masyarakat
dalam menetapkan ona inti dan bentuk pengelolaan lainnya di luar ona inti jauh lebih
penting untuk memastikan bahwa aturan pengelolaan akan diikuti oleh masyarakat nelayan
pengambil siput gonggong 74aporan akhir 91PP1E 1ota Tanjungpinang, %'(%8.
=6> P'56$%$$* U),&$* T$*+)$
!alah satu permasalahan dalam peman#aatan sumberdaya perikanan adalah ukuran
tangkap yang cenderung lebih kecil dari ukuran layak tangkap.Menurut 7>utcings dan :aun,
%''&8 ukuran layak tangkap biasanya mengacu pada ukuran ikan pada pertama kali matang
gonad.
Menurut 5obs et al . 7%''-8, rata=rata ukuran cangkang dewasa untuk siput gonggong
berkisar antara &+,(+ hingga &,&( mm. in#ormasi ini dapat dijadikan dasar bagi pengelolaan peman#aatan siput gonggong, dimana ukuran gonggong yang ditangkap sebaiknya memiliki
ukuran minimal &+,(+ mm atau lebih kurang &,& cm. Meskipun secara umum bahwa
mekanisme pasar telah membantu dalam pengaturan ukuran gonggong yang telah ditangkap
7dimana pembeli hanya menerima gonggong yang telah dewasa8, akan tetapi pembatasan
ukuran tangkap harus diterapkan secara ketat untuk memastikan kelestarian sumberdaya siput
gonggong. 4ebih jauh, memodi#ikasi ukuran mata jaring pada alat pukat gonggong perlu
dilakukan untuk memastikan bahwa gonggong yang tertangkap telah mencapai ukuran layak
tangkapFdewasa 74aporan akhir 91PP1E 1ota Tanjungpinang, %'(%8.
13
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
14/30
D# KEBERADAAN SIPUT GONGGONG DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU
$ncaman kepunahan organisme laut terutama moluska di berbagai ekosistem akibat
eksploitasi yang berlebihan, berubahnya ekosistem oleh sebab bencana alam, kon0ersi
ekosistem, pencemaran, maupun kerusakan #isik oleh sebab=sebab lain seperti penambangandi darat maupun di perairan pesisir, menyebabkan habitat dari moluska dan biota lainnya di
perairan semakin terancam. >al yang sama juga terjadi di perairan Pro0insi 1epulauan 2iau
yang merupakan salah satu habitat siput gonggong yang potensial.
1erusakan habitat dan populasi biota laut akibat akti#itas manusia maupun sebab=sebab
lain, akan memberikan dampak yang cukup serius. 9ampak kerusakan ini akan berpengaruh
pada siput gonggong yang merupakan salah satu jenis moluska dari kelas ;astropoda dan
berpotensi sebagai sumber daya alami yang memiliki nilai gii tinggi serta disukai
masyarakat sebagai bahan makanan olahan, juga mempunyai nilai tambah yang cukup tinggi
bagi perekonomian masyarakat di sekitar pantai
Menurut wawancara kepada beberapa nelayan dan pemilik restoran sea#ood dan oleh=oleh
khas Tanjungpinang, siput gonggong 7Strombus turturella8 dijual dalam bentuk olahan
maupun segar. :eberapa restoran Sea Food menjual dengan harga yang cukup tinggi per
porsinya 7berisikan (&=%' ekor8 yang dijual dengan harga 2p %&.''',= sampai 2p *'.''',= per
porsi , sedangkan yang sudah dalam bentuk olahan 7kerupuk8 dijual dengan harga 2p
%'.''',= sampai 2p '.''',= per bungkus. >al ini menyebabkan meningkatnya permintaan,
sehingga mengakibatkan tingginya tingkat eksploitasi pada musim=musim tertentu terhadap
siput tersebut.Tekanan yang diterima mengakibatkan berkurangnya populasi di alam serta
penurunan dalam hal ukuran.
:ila kondisi tersebut berlangsung terus=menerus dalam kurun waktu tertentu maka akanmengakibatkan kepunahan. 9i lain pihak penurunan kualitas lingkungan yang di indikasikan
dengan laju sedimentasi yang cukup tinggi sebagai akibat penambangan timah di daratan
maupun perairan pantai yang semakin banyak dilakukan oleh masyarakat penambang bauksit
memberikan andil dalam proses degradasi lingkungan. $kibat dari #aktor=#aktor diatas, maka
ukuran maksimum, jumlah, dan #rekuensi penemuan siput di alam juga berkurang.
E# GAGASAN BUDIDAYA SIPUT GONGGONG DI PROVINSI KEPULAUAN
RIAU
!iput gonggong merupakan salah satu komoditas perikanan yang hanya ada di wilayah perairan 1epulauan 2iau. 1omoditas memiliki nilai jual yang tinggi selain itu permintaan pasar akan komoditas ini pun terus meningkat. !emakin tingginya permintaan akan siputgonggong berimbas pada ketersediaan alam yang terus dieksploitasi sehingga terancam
punah. :eranjak dari semua itu teknik budidaya sangat diperlukan untuk restockingkeberlangsungan hidup siput gonggong agar tidak terancam punah. 9engan adanya #enomena yang tejadi, harus ada pihak atau instansi melakukan kegiatanyang dapat mengatasi permasalahan diatas. !ebelum timbul gagasan budidaya siputgonggong sebagai antisipasi kepunahan. :udidaya siput gonggong akan dapat menghasilkan siput gonggong yang unggul baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. !ehingga diharapkan akan dapat mengantisipasi siput
14
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
15/30
gonggong dari kepunahan. 9engan adanya kegiatan budidaya tentunya kita dapat menjaminketersediaan siput gonggong secara berkelanjutan. 9engan demikian tentunya kegiatan iniakan sangat mendatangkan banyak keuntungan bagi pihak=pihak yang terlibat dan bahkandapat menjadi sumber pemasukan bagi daerah Pro0insi 1epulauan 2iau. "ntuk merealisasikan serta mengimpenksikan hal diatas perlu adanya dukungan dari pihak=pihak
terkait. Pihak=pihak tersebut diantaranyaA 9inas 1elautan dan Perikanan sebagai penyelenggara penyuluhan, pelatihan dan pengenalan mengenai budidaya siput gonggongkepada masyarakat "ni0ersitasFinstitut dan kalangan akdemisi sebagai pelaku riset untuk mendukung budidaya siput gonggong pihak swasta sebagai in0estor sekaligus pelaku
budidaya siput gonggong masyarakat untuk ikut melestarikan lingkungan sekaligus sebagai pelaku budidaya.
9alam mengimplementasikan budidaya siput gonggong ini, ada beberapa aspek dan tahapan
budidaya yang perlu dilakukan dan di mengerti dalam budidaya siput gonggong ini. 9i
antamnya adalah sebagai berikutA
$# T.*++)$% !'),*-.%$ -* T.*+)$% K'5$%$*+$* G*$- S.,% G$*++*+
Tingkat #ekunditas dan tingkat kematangan gonad siput gonggong sangat mempengamhi
keberhasilan dari kegiatan budiday+ kama tingkat #ekunditas ini sangat erat hubungannya
dengan kegiatan pembenihan, yang dimana kegiatan pembenihan merupakan mata rantai
kelangsungan dari suatu usaha budidaya. !emakin besar dan tinggi tingkat #ekunditas dan
tingkat kematangan gonad maka akan semakin besar pula produki0itas suatu usaha budidaya.
>asil analisis terhadap tingkat kematangan gonad menunjukkan bKrwa induk siput gonggong
dapat memijah sepanjang tahun dengan puncak=puncak pemijahan terjadi pada bulan Mei dan
Juni. !atu induk siput dapat memijah &= -& ribu butir telur. !elanjutnya cangkang anakan
rnulai terbentuk hingga mencapai ukuran panjang %=* mm setelah berumur (&=%' hari, saat
itulah lar0a sudah bisa mengkonsumsi makanan yang krada didasar subtrat 7Tim peneliti dari
Pusat Penelitian ?seanogra#i 4
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
16/30
7Tim peneliti dari Pusat Penelitian ?seanogra#i 4
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
17/30
terletak di bagian kanan tubuh sampai ke kaki dan kembali ke kepala 7!teiner dan !iddall,
pers. 5omm. (---. di 5BM5 F 5B2$MP8.
!toner 7(--%8 menemukan bahwa pemijahan meningkat bersamaan dengan meningkatnya
suhu di dasar perairan. dengan kata lain tinggi rendahnya suhu mempengaruhi tinggi
rendahnya tingkat pemijahan siput gonggong. Pemijahan dilakukan dengan semi buatandengan melakukan manipulasi lingkungan 7shok termal dan main air8. Pemijahan di lakukan
di dalam bak yang telah diatur senyaman mungkin agar mendukung proses pemijahan, pada
dasar wadah diendapkan pasir, di tumbuhi lamun di dalamnya sebagai tempat menempelnya
telur atau dapatjuga diganti dengan bebatuan dan benda=benda atau substrat=substrat lain.
!elain itu jaga kandungan 9? wadah dengan $erasi, kemudian berikan pencahayaan untuk
mengatur suhu wadah. Pemijahan dilakukan secara masal. "ntuk menentukan indukan siput
gonggong yang baik dan sudah siap memijah adalah dengan memilih siput gonggong dengan
ukuran yang besar. "ntuk siput jantan dicirikan dengan organ 0italnya yang berwarna hitam
berubah warna kekuningan di ujungnya, sedangkan untuk siput betina pilih cangkangnya
yang sudah menebal pada bagian bibir cangkangnya dan telah bermodi#ikasi.
+# P'56'*.7$*
Telur=telur siput gonggong yang telah di buahi selanjutnya di pindahkan ke wadah
inkubasi. berlangsung selama * hari. Masa inkubasi embrio dalam kapsul berlangsung selama
* hari. !etelah menetas embrio menjadi lar0a 0eliger yang berenang bebas di bak air. Tiga
hari berselang lar0a mengendap di dasar bak karena bobot tubuhnya sernakin berat 74
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
18/30
bulan. 9ari penetasan hingga siput gonggong tumbuh besar mencapai ukuran konsumsi
memerlukan waktu selama % tahun 74
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
19/30
A# PENGERTIAN TERUMBU KARANG
Terumbu karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni kerang laut
yang bernama polip yang bersimbiosis dengan organisme miskroskopis yang
bernama zooxanthellae. Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut.
Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yangsangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. :iasanya tumbuh di
dekat pantai di daerah tropis dengan temperatur sekitar %(=*'5. :eberapa tempat tumbuhnya
terumbu karang adalah pantai timur $#rika, pantai selatan
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
20/30
!ekitar &'' juta orang di dunia menggantungkan na#kahnya pada terumbu karang, termasuk
didalamnya *' juta yang bergantung secara total pada terumbu karang sebagai penhidupan.
S,56'& 6$%96$%$*
Pada terumbu karang banyak terdapat bahan=bahan kimia yang diperkirakan bisa menjadiobat bagi manusia. !aat ini banyak penelitian mengenai bahan=bahan kimia tersebut untuk
dipergunakan untuk mengobati berbagai manusia.
O6') @.$%$
Terumbu karang yang bagus akan menarik minat wisatawan sehingga meyediakan
alternati# pendapatan bagi masyarakat sekitar. 9iperkirakan sekitra %' juta penyelam,
menyelam dan menikmati terumbu karang per tahun.
D$'&$7 P'*'(.%.$*
Penelitian akan menghasilkan in#ormasi penting dan akurat sebagai dasar pengelolaan
yang lebih baik. !elain itu, masih banyak jenis ikan dan organisme laut serta at=at yang
terdapat di kawasan terumbu karang yang belum pernah diketahui manusia sehingga perlu
penelitian yang lebih intensi# untuk mengetahui Omisteri laut tersebut.
M'5,*/$. *.($. .&.%,$(
:agi banyak masyarakat, laut adalah daerah spiritual yang sangat penting, 4aut yang
terjaga karena terumbu karang yang baik tentunya mendukung kekayaan spiritual ini.
S,56'& 5$%$ '*;$&.$* :anyak orang yang menggantungkan hidupnya pada terumbu karang. Tentu saja
mnjadikan terumbu karang sebagai sumber mata pencarian harus di ikuti dengan rasa
tanggung jawab sehingga tidak terjadi eksploitasi yang terlalu berlebihan. !elain itu terumbu
karang juga dapat menjadi objek wisata yang tentunya dapat menambah pundi=pundi rupiah
dari wisatawan.
# EKOSISTEM TERUMBU KARANG INDONESIA DAN BATAM
Terumbu karang merupakan ekosistem yang dalam sekitar sepuluh tahun terakhir
mengalami ekspose publik yang luar biasa tinggi di
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
21/30
!elain berkontribusi menghasilkan bahan pangan dan sumber daya tidak terbarukan
7karena tingkat regenerasi yang sangat lamban, bahkan mencapai jutaan tahun dalam kasus
minyak bumi8, ekosistem terumbu karang juga menyediakan jasa perlindungan kawasan
pantai dan menjadiobjek wisata. Perlu dicatat bahwa kontribusi dalam bentuk sumber daya
ikan secara umum hanya sebagian kecil dari nilai ekonomi total ekosistem terumbu karang. Menurut 5esar7%''*8 produksi ikan secara umum hanya sebagian kecil dari nilai ekonomi
total ekosistem terumbu, sedangkan menurut 5onstana et al. 7(--8, produksi pangan dan
bahan lainnya hanya sebesar +3 dari nilai ekonomi total ekosistem terumbu karang. Tapi
ternyata kondisi kesehatan dan tutupan karang di
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
22/30
!etiap harinya ada (' nelayan yang membersihkan limbah minyak hitam. 4imbah minyak
hitam yang mencemari pesisir Tanjung :emban berasal dari kapal=kapal minyak yang
membuang minyak dari perairan internasional di !elat !ingapura. 9ampak dari limbah
minyak tersebut sangat besar. !elain menghabiskan biaya untuk pembersihan, pesisir dan
pantai yang menjadi objek wisata menjadi kotor dan tercemar.!ehingga wisatawan enggan datang yang membuat pelaku pariwisata, seperti restoran dan
penyewaan pelampung, terhenti sesaat.4imbah minyak hitam juga mengganggu akti0itas
nelayan. Plankton dan biota laut disekitar pesisir pantai terancam hilang. 2itual pembersihan
limbah minyak hitam di wilayah tersebut menjadi acara rutin setiap tahun. $cara ini tidak
memiliki kemajuan yang berarti. 1arena perilaku seseorang tidak akan berubah ketika limbah
setiap tahun dibersihkan. 5enderung pihak kapal minyak akan terus membuang limbah ke
laut. Pencemaran laut akibat limbah minyak tidak hanya merugikan nelayan, tetapi juga
mengganggu #ungsi ekosistem laut. ?rganisme akuatik seperti terumbu karang, hutan
mangro0e dan ikan semakin terganggu.
E# DAMPAK DARI PENEMARAN MINYAK DI LAUT BATAM
1omponen minyak yang tidak dapat larut di dalam air akan mengapung yang
menyebabkan air laut berwarna hitam. :eberapa komponen minyak tenggelam dan
terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan=batuan di pantai.
1omponen hidrokarbon yang bersi#at toksik berpengaruh pada reproduksi, perkembangan,
pertumbuhan, dan perilaku biota laut, terutama pada plankton, bahkan dapat mematikan ikan,
dengan sendirinya dapat menurunkan produksi ikan. Proses emulsi#ikasi merupakan sumber mortalitas bagi organisme, terutama pada telur, lar0a, dan perkembangan embrio karena pada
tahap ini sangat rentan pada lingkungan tercemar 7Bakhrudin, %''+8. !umadhiharga 7(--&8
dalam Misran 7%''%8 memaparkan bahwa dampak=dampak yang disebabkan oleh
pencemaran minyak di laut adalah akibat jangka pendek dan akibat jangka panjang.Pencemaran minyak secara spesi#ik memiliki dampak ekologis yang cukup luas karena
dapat menyebabkan kerusakan terhadap ekosistim perairan. Pencemaran minyak berpengaruh
besar pada ekosistem laut, penetrasi cahaya matahari akan menurun akibat tertutup lapisan
minyak. Proses #otosintesis terhalang pada ona euphotik sehingga rantai makanan akan
terputus. 4apisan minyak juga menghalangi pertukaran gas dari atmos#er dan mengurangi
kelarutan oksigen untuk mendukung kehidupan laut yang aerob.$ncaman utama terhadap
sumber daya hidup oleh residu persisten tumpahan minyak dan emulsi air dalam minyak
7mousse8 adalah salah satu penutupan #isik.>ewan dan tumbuhan sangat beresiko kontak dan terkontaminasi dengan permukaan
laut yang telah terkontaminasi. Mamalia, reptil laut danburung laut yang hidup mencari
makan dengan menyelam akan terkena dampak utama akibat pencemaran minyak, begitu
juga halnya dengan biota laut laintermasuk ikan. 1omponen yang paling berbahaya pada
minyak cenderung merupakan komponen yang hilang akibat e0aporasi ketika pencemaran
minyak. Pada konsentrasi tertentu senyawa aromatik dari minyak dapat mematikan
organisme laut. E#ek sub=letal akan mengganggu kemampuan indi0idual organisme lautuntuk bereproduksi, tumbuh dan mencari makan. >ewan yang tinggal menetap di perairan
22
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
23/30
dangkal seperti kerang secara rutin akan menyaring sejumlah besar air laut untuk
mengekstrak makanan. 1omponen minyak segera bereaksi dengan jaringan biota tersebut
sehinggamenyebabkan rasanya tidak enak apabila dikonsumsi oleh manusia karena adanya
rasa atau aroma minyak.
!" Akibat #angka Pendek Pen$emaraan Air Laut
Molekul hidrokarbon minyak dapat merusak membran sel biota laut, mengakibatkan
keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel. :erbagai jenis udang
dan ikan akan beraroma dan berbau minyak, sehingga menurun mutunya. !ecara langsung
minyak menyebabkan kematian pada ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbon
dioksida, dan keracunan langsung oleh bahan berbahaya.
!!" Akibat #angka Pan%angPen$emaraan Air Laut
4ebih banyak mengancam biota muda. Minyak di dalam laut dapat termakan oleh biota
laut. !ebagian senyawa minyak dapat dikeluarkan bersama=sama makanan, sedang sebagian
lagi dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein. !i#at akumulasi ini dapat
dipindahkan dari organisma satu ke organisma lain melalui rantai makanan. Jadi, akumulasi
minyak di dalam ooplankton dapat berpindah ke ikan pemangsanya. 9emikian seterusnya
bila ikan tersebut dimakan ikan yang lebih besar, hewan=hewan laut lainnya, dan bahkan
manusia.
!ecara tidak langsung, pencemaran laut akibat minyak mentah dengan susunannyayang kompleks dapat membinasakan kekayaan laut dan mengganggu kesuburan lumpur di
dasar laut.
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
24/30
pembusukan pada akar mangro0e yang mengakibatkan kematian pada tumbuhan mangro0e
tersebut. Tumpahan minyak juga akan menyebabkan kematian #auna=#auna yang hidup
berasosiasi dengan hutam mangro0e seperti moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota
lainnya.
:ukti=bukti di lapangan menunjukkan bahwa minyak yang terperangkap di dalam
habitat berlumpur tetap mempunyai pengaruh racun selama %' tahun setelah pencemaran
terjadi. 1omunitas dominan species 2hiophora mungkin bisa membutuhkan waktu sekitar
7delapan8 tahun untuk mengembalikan kondisinya seperti semula.
Ekosistim terumbu karang juga tidak luput dari pengaruh pencemaran minyak, jika
terjadi kontak secara langsung antara terumbu karang dengan minyak maka akan terjadi
kematian terumbu karang yang meluas. $kibat jangka panjang yang paling potensial dan
paling berbahaya adalah jika minyak masuk ke dalam sedimen. :urung laut merupakan
komponen kehidupan pantai yang langsung dapat dilihat dan sangat terpengaruh akibattumpahan minyak . $kibat yang paling nyata pada burung laut adalah terjadinya penyakit.
Minyak yang mengapung terutama sekali amat berbahaya bagi kehidupan burung laut yang
suka berenang di atas permukaan air, seperti auk 7sejenis burung laut yang hidup di daerah
subtropik8, burung camar dan guillemot 7jenis burung laut kutub8.
Tubuh burung ini akan tertutup oleh minyak, kemudian dalam usahanya
membersihkan tubuh mereka dari minyak, mereka biasanya akan menjilat bulu=bulunya,
akibatnya mereka banyak minum minyak dan akhirnya meracuni diri sendiri. 9isamping itu
dengan minyak yang menempel pada bulu burung, maka burung akan kehilangan
kemampuan untuk mengisolasi temperatur sekitar 7kehilangan daya sekat8, sehingga
menyebabkan hilangnya panas tubuh burung, yang jika terjadi secara terus=menerus akan
menyebabkan burung tersebut kehilangan na#su makan dan penggunaan cadangan makanan
dalam tubuhnya.
Peristiwa yang sangat besar akibatnya terhadap kehidupan burung laut adalah
peristiwa pecahnya kapal tanki Torrey 5anyon yang mengakibatkan matinya burung=burung
laut sekitar ('.''' ekor di sepanjang pantai dan sekitar *'.''' ekor lagi didapati tertutupi
oleh genangan minyak. Pembuangan air ballast di $laska sekitar Pebruari=Maret (-' telah
pula mencemari seribu mil jalur pantai dan diperkirakan paling sedikit ('' ribu ekor burungmusnah.
!# UPAYA PENANGGULANGAN PENEMARAN AIR LAUT DI BATAM
24
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
25/30
Menyadari akan besarnya bahaya pencemaran minyak di laut, maka timbullah upaya=
upaya untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya tersebut oleh negara=negara di dunia.
9iakui bahwa prosedur penanggulangan sepertiA pemberitahuan bencana, e0aluasi strategi
penanggulangan, partisipasi unsur terkait termasuk masyarakat, teknis penanggulangan,
komunikasi, koordinasi dan kesungguhan untuk melindungi laut dan keberpihakan kepadakepentingan masyarakat menjadi poin utama dalam pencegahan dan penanggulangan
pencemaran minyak. "ntuk melakukan hal tersebut, tiga hal yang dapat dijadikan landasan
yaitu aspek legalitas, aspek perlengkapan dan aspek koordinasi.
!ejak !eptember %''* 9epartemen 1elautan dan Perikanan memulai ;erakan :ersih
pantai dan 4aut 7;:P48. ;erakan ini bertujuan untuk mendorong seluruh lapisan masyarakat
untuk mewujudkan laut yang biru dan pantai yang bersih pada lokasi yang telah mengalami
pencemaran. 9engan gerakan ini diharapkan bukan hanya didukung oleh pemerintah dan
masyarakat, namun juga didukung oleh para pengusaha minyak dan gas bumi yang
beroperasi di
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
26/30
dapat diketahui. Negara tetangga yaitu !ingapura sudah mempunyai alat untuk mendeteksi
akti0itas semua kapal yang melewati perairan mereka. !ehingga tidak ada yang berani
membuang limbah di wilayah tersebut. !ingapura, juga telah memiliki cara menanggulangi
limbah yang terlanjur mencemari laut. !ehingga tidak menyebabkan pencemaran yang dapat
menyebabkan biota laut mati. Penjelasan di atas menyebutkan bahwa
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
27/30
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN I
“B,-.-$/$ S.,% G*++*+ S'6$+$. A*%..$. K',*$7$* P'&')*5.$* -. P&.*.
K',($,$* R.$,”
"ntuk mengan#isipasi kepunahan siput gonggong perlu adanya upaya yang ampuh yaitu
dengan kegiatan :udidaya, kegiatan budidaya dirasa paling ampuh untuk mengatasi
permasalahan diatas kama penanganan dan pengawasannya berlangsung dan terkontrol
langsung oleh tangan manusia. 1egiatan budidaya ini terdiri dari & hal pokok yaituA
l8 Menganalisis aspek=aspek yang dirasa perlu sebagai langkah awal untuk memulai kegiatan
budidaya seperti #ase=#ase perkembangan, tingkat #ekunditas, tingkat kematangan gonad,
aspek ekologi biologi siput gonggong dan lain=ain
%8 Pemijahan siput gonggong secara semi buatan 7dengan manipulasi lingkungan dan
persiapan wadah yang nyaman8
*8 Pembenihan+8 Pembesaran di dalam wadah encloser 7tutupan8 berbasis ekologi dan teknologi
&8 Teknik pemanenan yang benar dan tepat.
SARAN I
9engan adanya gagasan ini diharapkan dapat mencegah kepunahan siput gonggong, lebih
dari itu diharapkan potensi siput gonggong dapat lebih di optimalkan lagi dengan menjadi
komoditas yang bernilai jual tinggrrang selalu terjamin ketersediaannya. !elain itu juga
diharapkan dengan adanya gagasan ini dapat membuat para nelayan untuk lebih melirik dan
merambah kedunia budidaya khususnya budidaya siput gonggong.
KESIMPULAN II
“K*-.. T'&,56, K$&$*+ -. B$%$5 A).6$% P'56,$*+$* L.56$7 K$$( M.*/$)”
1ondisi biota laut terutama terumbu karang di :atam akibat pembuangan limbah dari
Kapal Minyak semakin menurun. Diakibatkan adanya minyak hitam yan
terkandun dari pembuanan limbah tersebut. !idak hanya k"ndisi bi"ta
laut yaitu terumbu karan yan menurun# tetapi hasil dari mata
pen$aharian nelayan %ua semakin menurun. Karena ikan&ikan men%adi
mati. !inkat pena'asan yan dilakukan (emerintah Daerah semakinberkuran. )danya "knum yan melakukan praktek dalam keiatan ini.
27
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
28/30
Kepentinan ek"n"mi lebih diutamakan dari pada kepentinan
linkunan. !idak tersedianya alat&alat yan dimiliki *nd"nesia
untuk mendeteksi kapal&kapal yan akan melakukan pembuanan limbah
di perairan +atam dan'ilayah *nd"nesia lainnya.
(r"ram berkelan%utan yan harus dilakukan ada tia $ara. (ertama#penyediaan alat&alat pendeteksi kapal&kapal yan akan membuan limbah
di perairan +atam dan 'ilayah*nd"nesia lainnya. Kedua# peneasan dalam
penakan hukum linkunan menenai pen$emaran limbah "leh kapal
minyak. Ketia# pen"ntr"lan dari pelaksanaan h"kum linkunan
tersebut. )ar tidak ter%adi pentaatan hanya pada a'al pelaksanaan#
tetapi harus berlan%ut terus menerus.
SARAN II
!aran yang dapat diberikan untuk masalah ini adalah perlu diberikan pengetahuan
mengenai pentingnya biota laut terutama terumbu karang bagi masyarakat. Pengetahuan ini
diberikan tidak hanya kepada pihak perusahaan dari 1apal Minyak, tetapi diberikan juga
kepada masyarakat yang berada di lokasi terkena pencemaran limbah. $gar semua
pihak dapat berpartisipasi untuk menyelamatkan lingkungan di laut. Proses berkelanjutan
yang sudah diberikan harus segera dilakukan. Proses berkelanjutan tidak menjadi sesuatu
yang tertulis. Perlu ada pengawasan lebih lanjut untuk menjalani proses berkelanjutan ini.
$gar kondisi biota laut di
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
29/30
8/17/2019 Agus Masdika Kemaritiman
30/30
Pujiatmoko. %''-. Pembahasan restorasi terumbu karang di #ndonesia$
httpAFFatanitokyo.blogspot.comF%''-F'(Fpembahasan=restorasi=terumbu=karangdi.html.
9iakses pada tanggal %& $pril %'().
• 2ahim !./., (--. 1ajian 9istribusi 5emaran Minyak di !ekitar Pelabuhan
Pertamina "jung Pandang. !kripsi Jurusan
/ahyudin Y. %''&. Pelibatan Masyarakat Menanggulangi 1erusakan Pesisir dan 4aut.
$rtikel pada 1olom Pesisir dan 4aut /$2T$ Pesisir dan 4aut Edisi Nomor
'(FTh.6
http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang#Terumbu_atau_Reefhttp://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang#Terumbu_atau_Reef