Agro

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

  • 5/24/2018 Agro

    1/12

    AGROINDUSTRI MODERN

    Sistem Informasi Geografis dalam Mendukung Pertanian Presisi

    Muhammad Fariz Dwi Fadlilah 122410101008

    PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

  • 5/24/2018 Agro

    2/12

    UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

    2013

    BAB I PENDAHULUAN

    Pilihan untuk melakukan revitalisasi sektor adalah pilihan yang sangat tepat untuk saat ini.

    Hal ini dapat dilihat dari besarnya sumbangan yang telah diberikan oleh sektor pertanian

    dalam pembangunan nasional. Revitalisasi juga mengandung pengertian bahwa sektor

    pertanian pernah sangat vital, namun kini kurang mendapatkan perhatian dan prioritas

    sebagaimana mestinya sehingga sumbangan yang diberikan kurang optimal. Sektor pertanian,

    perkebunan dan kehutanan yang baik akan terwujud jika didukung oleh sistem perencanaan

    yang akurat dan terukur. Oleh karena itu semua faktor yang mempengaruhi pembangunan

    pertanian yang berkelanjutan,baik itu faktor pendukung maupun faktor pembatas harus

    dipikirkan sejak awal dan dituangkan dalam produk database dan peta pembangunan

    pertanian.

    Lahan yang luas dan subur dengan kualitas sumberdaya manusia yang berpikiran maju

    merupakan salah satu faktor pendukung utama. Namun demikian dengan kondisi lahan yang

    terbatas dan kemampuan lahan tidak merata, maka pengembangan pertanian yang

    berkelanjutan harus mempertimbangkan daya dukung lingkungan. Sedangkan faktor

    pembatas yang sering ditemui adalah kurangnya informasi dan data yang akurat tentang

    kondisi sumber daya alam, dimana data dan informasi merupakan instrumen yang sangat

    penting dalam perencanaan pembangunan.

    Perkembangan penggunaan sumberdaya alam lahan sampai saat ini belum memberikan

    kontribusi yang nyata dalam meningkatkan produksi tanaman. Hal ini dipengaruhi oleh

    kondisi lahan yang bervariasi berdasarkan letak georafis dan topografinya, yang masing-

    masing mempengaruhi produktifitas tanaman. Diperlukan perencanaan yang matang dalam

    mengambil keputusan jenis tanaman yang akan ditanam. Perencanaan dan pengambilan

    keputusan harus dilandasi oleh data dan informasi yang akurat tentang kondisi lahan.

    Penggunaan teknologi berbasi komputer untuk mendukung perencanaan tersebut mutlak

    digunakan untuk menganalisis, memanipulasi dan menyajikan informasi. Salah satu teknologi

    tersebut adalah Sistem Informasi Geografi (SIG) yang mempunyai kemampuan membuat

  • 5/24/2018 Agro

    3/12

    model yang memberikan gambaran, penjelasan dan perkiraan dari suatu kondisi faktual.

    Untuk mendapatkan model, gambaran dan informasi tentang komoditas yang cocok untuk

    ditanam, maka dilakukan pembuatan peta dan analisis kesesuaian lahan dengan menggunakan

    metode SIG.

    Pembuatan peta dan analisis kesesuaian lahan ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi

    kesesuaian lahan dan menyajikan data dan informasi yang akurat, obyektif dan lengkap

    sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan. Selain itu

    juga bertujuan untuk mendorong peningkatan produktifitas sektor pertanian sesuai dengan

    kemampuan dan daya dukung lahan.

    Informasi dari analisis kesesuaian lahan ini diharapkan akan memberikan manfaat antara lain

    sebagai berikut:

    1. Memberikan pedoman dan arahan bagi petani untuk memilih komoditas yang sesuai

    sehingga kegagalan panen dapat dihindari.

    2. Tersedianya informasi yang cukup bagi para penyuluh di lapangan.

    3. Sebagai bahan acuan dan referensi dalam membuat perencanaan di wilayah kerja masing-

    masing.

    4. Sebagai pemandu bagi instansi yang berwenang dalam menentukan kebijakan.

    Sistem Informasi Geografi (SIG) dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya

    pertanian, seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan saluran air. Selain itu SIG juga

    dapat digunakan untuk menetapkan masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam dan

    melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena

    perbedaan pembibitan, penanaman atau teknik yang digunakan dalam masa panen.

    Analisa tanah untuk kesesuaian lahan dilakukan untuk mendapatkan alternative berbagai

    tanaman yang sesuai dengan kondisi bentang lahan dan jenis tanah yang terdapat dalam areal

    kerja tersebut. Analisis ini dilakukan dengan cara mencocokan antara kebutuhan tanaman

    untuk hidup dengan data kondisi tempat yang akan ditanami. Hasil analisis tanah dan faktor

    iklim disesuaikan dengan persyaratan tumbuh suatu jenis tanaman.

    Data-data hasil analisis tanah di atas dimasukkan ke dalam data base peta sebagai atribut peta

    yaitu sifat tanah, sifat kimia tanah dan jenis komoditas yang paling cocok. Masing-masing

    peta tematik dengan atributnya ditumpang tindihkan sehingga diperoleh peta kesesuaian

    lahan (sangat tidak cocok, kurang cocok, cocok, sangat cocok).

  • 5/24/2018 Agro

    4/12

    BAB II PEMBAHASAN

    (a) Pemantauan produksi dibidang pertanian

    Aplikasi GIS di bidang pertanian sangat dibutuhkan guna mendapatkan hasil produksi yang

    maksimal dan memuaskan. Aspek aspek yang biasanya menggunakan aplikasi GIS adalah

    pada bagian pemetaan atau peletakan komoditas yang sesuai dengan keadaan lahan pertanian

    tersebut.

    Peningkatan produksi dengan masukan bahan kimia yang rendah, seperti pemupukan,

    sangat diperlukan karena sejak tahun 1980 kegiatan pertanian untuk produksi pangan yang

    tidak terkontrol menjadi penyebab pencemaran lingkungan. Sebagai contoh aplikasi pupuk

    nitrogen dan fosfor yang berlebihan menjadi penyebab terjadinya pemanasan global dan

    hujan asam. Salah satu masalah utama yang dihadapi bagi kehidupan manusia adalah

    pencemaran air tanah oleh nitrogen nitrat.

    Modeling produksi tanaman merupakan salah satu contoh aplikasi SIG di

    bidangpertanian . Permodelan dengan menggunakan SIG menawarkan suatu mekanismeyang

    mengintegrasikan berbagai jenis data (biofisik) yang dikembangkan ataudigunakan dalam

    penelitian pertanian. Monitoring kondisi tanaman pertaniansepanjang musim tanaman serta

    prediksi potensi hasil panen berperan penting dalammenganalisis produksi musiman.

    Informasi hasil panen yang akurat dan terkini sangatdibutuhkan oleh departemen pertanian

    berbagai negara.

    Aplikasi GIS juga sangat membantu dalam memantau keadaan keadaan di sekitar

    wilayah pertanian tersebut, misalnya dalam mengetahui wilayah wilayah yang terserang

    hama atau penyakit, wilayah wilayah yang telah siap diproduksi Pemantauan ini dilakukan

    dari jarak jauh dengan menggunakan aplikasi dengan sistem monitoring.

    (b) Penilaian resiko usaha pertanian

    GIS dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian danperkebunan skala kawasan yang luas secara optimal dengan resiko gagal tanam dan gagal

    panen minimum. GIS menetapkan masa tanam yang tepat, memprediksi masa panen,

    mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap

    debit, curah hujan dan scenario pola tanam dan jenis tanam yang paling menguntungkan

    secara ekonomi dan teknis.

    Dalam teknologi pangan, GIS dapat digunakan untuk memetakan keberadaan

    tanamanpangan. Aplikasi GIS yang digunakan dalam teknologi pangan diantaranya

    adalahfoodtrace dan quality trace. Aplikasi ini telah dikembangkan oleh THailand.

  • 5/24/2018 Agro

    5/12

    Denganaplikasi ini kita dapat memperoleh informasi mengenai bahan baku suatu produk

    baik itu dari segi mutu dan asal bahan baku. Di Thailand, salah satu perusahaanpengalengan

    jagung menggunakan aplikasi ini untuk mencantumkan informasi bahanbaku dan ada kode-kode

    yang dapat dicek oleh konsumen untuk mengetahui asalbahan baku. Selain itu, GIS juga dapat

    dipergunakan untuk memetakan ketahananpangan suatu wilayah berdasarkan data-data yang

    dimasukkan dalam GIS.

    Penilaian risiko bisnis dilakukan dengan mengukur nilai penyimpangan yang

    terjadi. Menurut (Anderson et al., 1977; Elton dan Gruber, 1995; dan Fariyanti, 2008)

    terdapat beberapa ukuran risiko di antaranya adalah nilai varian (variance), standar deviasi

    (standard deviation), dan koefisien variasi (coefficient variation). Secara praktis pengukuran

    varian dari penghasilan (return) merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dengan

    ekspektasi return dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian (Elton dan Gruber, 1995).

    Sedangkan standar deviasi dapat diukur dari akar kuadrat dari nilai varian. Sementara itu,

    koefisien variasi dapat diukur dari rasio standar deviasi dengan return yang diharapkan

    (expected return) dari suatu aset. Penghasilan (return) yang diperoleh dapat berupa

    pendapatan, produksi atau harga. Koefisien variasi menunjukkan variabilitas return dan

    biasanya dihitung sebagai nilai persentase. Jika data penghasilan yang diharapkan (expected

    return) tidak tersedia dapat digunakan nilai rata-rata return.

    Pelaku bisnis termasuk petani harus berhati-hati dalam menggunakan varian dan

    standar deviasi untuk meperbandingkan risiko, karena keduanya bersifat absolut dan tidak

    mempertimbangkan risiko dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan. Untuk

    membandingkan aset dengan return yang diharapkan, pelaku bisnis atau petani dapat

    menggunakan koefisien variasi. Nilai koefisien variasi merupakan ukuran yang sangat tepat

    bagi petani sebagai pengambil keputusan dalam memilih salah satu alternatif dari beberapa

    kegiatan usaha untuk setiap return yang diperoleh. Dengan menggunakan ukuran koefisien

    variasi, perbandingan di antara kegiatan usaha sudah dilakukan dengan ukuran yang sama,

    yaitu risiko untuk setiap return.

    (c) Pengendalian hama dan penyakit

    Penerapan SIG pada bidang pertanian dan khususnya pada bidang Hama dan Penyakit

    Tumbuhan. Contohnya adalah pemetaan penyebaran penyakit di beberapa wilayah baik itu

    penyakit lama atau merupakan penyakit baru sehingga dengan pemanfaatan GIS dapat

    dilakukan pencegahan. Dalam bidang Hama dan Penyakit Tumbuhan, penerapan GIS

    dilakukan untuk melaksanakan pengendalian secara dini yang bersifat kewilayahan. Dengan

    pemanfaatan GIS serangan akan adanya penyakit dapat lebih diantisipasi.

  • 5/24/2018 Agro

    6/12

    Contohnya adalah pemetaan penyebaran penyakit di beberapa wilayah baik itupenyakit

    lama atau merupakan penyakit baru sehingga dengan pemanfaatan GIS dapatdilakukan

    pencegahan. Dalam bidang Hama dan Penyakit Tumbuhan, penerapan GISdilakukan untuk

    melaksanakan pengendalian secara dini yang bersifat kewilayahan. Dengan pemenfaatan GIS

    serangan akan adanya penyakit dapat lebih diantisipasi.

    (c) Pemantauan budidaya pertanian

    GIS dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian dan

    perkebunan seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran air. GIS dapat

    digunakan untuk pemantauan dalam tahap budidaya tanaman seperti dalam menetapkan masa

    panen, mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan

    terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik

    yang digunakan dalam masa depan. GIS membantu neginventarisasi data data lahan

    perkebunantebu menjadi lebih cepat dianalisis, seperti pada proses pembibitan, proses

    penanaman yang dapat dikelola oleh pengelola kebun.

    Sebagai contoh dengan penggunaan aplikasi GIS kita dapat mengetahui

    keadaantanaman, parameter tanah, informasi mengenai lingkungan tumbuh di

    lapang,mendeteksi pertumbuhan tanaman, kadar air tanah dan tanaman, hama dan

    penyakittanaman, pemetaan sumber daya, irigasi, mengetahui kebutuhan pupuk,

    menentukanposisi lahan, monitoring lingkungan, dan lain sebagainya. GIS juga dapat

    digunakanuntuk membuat peta persebaran tanaman pangan dalam suatu wilayah,

    petapersebaran komoditi hortikultura, jenis tanah, dan lain sebagainya.

    (e) Presisi pertanian

    Pertanian Presisi (precision farming/PF) merupakan informasi dan teknologi pada

    sistem pengelolaan pertanian untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan mengelola informasi

    keragaman spasial dan temporal di dalam lahan untuk mendapatkan keuntungan optimum,

    berkelanjutan, dan menjaga lingkungan. Tujuan dari PF adalah mencocokkan aplikasi

    sumber daya dan kegiatan budidaya pertanian dengan kondisi tanah dan keperluan tanaman

    berdasarkan karakteristik spesifik lokasi di dalam lahan. Hal tersebut berpotensi

    diperolehnya hasil yang lebih besar dengan tingkat masukan yang sama (pupuk, kapur,

    herbisida, insektisida, fungisida, bibit), hasil yang sama dengan pengurangan input, atau hasil

    lebih besar dengan pengurangan masukan dibanding sistem produksi pertanian yang

    lain. PF mempunyai banyak tantangan sebagai sistem produksi tanaman sehingga

    memerlukan banyak teknologi yang harus dikembangkan agar dapat diadopsi oleh

  • 5/24/2018 Agro

    7/12

    petani. PF merupakan revolusi dalam pengelolaan sumber daya alam berbasis teknologi

    informasi.

    Pertanian Presisi (precision farming/PF ) merupakan informasi dan teknologi

    padasistem pengelolaan pertanian untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan

    mengelolainformasi keragaman spasial dan temporal di dalam lahan untuk

    mendapatkankeuntungan optimum, berkelanjutan, dan menjaga lingkungan. Tujuan dari

    PF adalah mencocokkan aplikasi sumber daya dan kegiatan budidaya pertanian dengan kondisitanah dan

    keperluan tanaman berdasarkan karakteristik spesifik lokasi di dalam lahan.Pada saat ini

    banyak produsen tanaman menerapkan site-specific crop management (SSCM ). Pemantauan

    hasil secara elektronis (electronic yield monitoring) seringkalimenjadi tahap pertama dalam

    mengembangkan SSCM atau program PF. Data hasiltanaman yang presisi dapat

    digabungkan dengan data tanah dan lingkungan untuk memulai pelaksanaan pengembangan

    sistem pengelolaan tanaman secara presisi (precision crop management system).

    PF diprediksi pada geo-referencing, yaitupenandaan koordinat geografi untuk titik-titik

    pada permukaan bumi. Dengan global postioning system (GPS ) dimungkinkan menandai

    koordinat geografi untuk beberapaobjek atau titik dalam 5 cm, walaupun keakuratan dari

    aplikasi pertanian kisaranumumnya adalah 1 sampai 3 meter. GPS adalah sistem navigasi

    berdasarkan satelityang dibuat dan dioperasikan oleh Departemen Pertahanan Amerika

    Serikat. GPStelah terbukti menjadi pilihan dalam postioning system untuk PF. Metode

    untuk meningkatkan keakuratan pengukuran posisi disebut koreksi diferensial atau

    DGPS (differential global postiong system). Perangkat keras yang diperlukan adalah

    GPS receiver, differential correction signal receiver, GPS antenna, differential

    correctionantenna, dan computer/monitor interface.

    PF sebagai teknologi baru yang sudah demikian berkembang di luar Indonesia perlu

    segera dimulai penelitiannya di Indonesia untuk memungkinkan perlakuan yang lebih teliti

    terhadap setiap bagian lahan sehingga dapat meningkatkan produktivitas dengan

    meningkatkan hasil, menekan biaya produksi dan mengurangi dampak lingkungan. Maksud

    tersebut dapat dicapai dengan PF melalui kegiatan pembuatan peta hasil (yield map), peta

    tanah (soil map), peta pertumbuhan (growth map), peta informasi lahan (field information

    map), penentuan laju aplikasi (variable rate application), pembuatanyield sensor,

    pembuatan variable rate applicator, dan lain-lain. Penggabungan peta hasil, peta tanah, peta

    pertumbuhan tanaman menghasilkan peta informasi lahan (field information map) sebagai

    dasar perlakuan yang sesuai dengan kebutuhan spesifik lokasi yaitu dengan

  • 5/24/2018 Agro

    8/12

    diperolehnya variable rate application. Pelaksanaan kegiatan ini akan lebih cepat dan akurat

    apabila sudah tersedia variable rate applicator.

    PF diprediksi padageo-referencing, yaitu penandaan koordinat geografi untuk titik-titik

    pada permukaan bumi. Denganglobal postioning system(GPS) dimungkinkan menandai

    koordinat geografi untuk beberapa objek atau titik dalam 5 cm, walaupun keakuratan dari

    aplikasi pertanian kisaran umumnya adalah 1 sampai 3 meter. GPSadalah sistem navigasi

    berdasarkan satelit yang dibuat dan dioperasikan oleh Departemen Pertahanan

    Amerika Serikat. GPS

    telah terbukti menjadi pilihan dalampostioning systemuntukPF. Metode untuk

    meningkatkan keakuratan pengukuran posisi disebut koreksi diferensial

    atauDGPS (differential global postiong system). Perangkat keras yang diperlukan

    adalah GPS receiver, differential correction signal receiver, GPS antenna, differential

    correction antenna, dan computer/monitor interface.

    (f) Pengelolaan sumberdaya air

    GIS bukan sebuah sistem yang mampu membuat keputusan secara otomatis. GIS hanya

    sebuah sarana untuk mengambil data, menganalisanya, dari kumpulan data berbasis pemetaan

    untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Teknologi GIS irigasi dapat membantu

    berbagai kegiatan pekerjaan seperti keputusan luas tanam aman berdasarkan informasi debit,

    membantu memecahkan masalah yang berkatan dengan kekeringan, atau keputusan tentang

    lokasi jaringan irigasi mana yang perlu direhabilitasi. GIS juga bisa digunakan untuk

    membantu meraih keputusan mengenai lokasi bendung baru yang memiliki sedikit mungkin

    dampak lingkungan atau minimal dalam pembebasan lahan pemukiman, berada di lokasi

    yang memilki resiko paling sedikit, dan berada pada posisi topografi yang optimal untuk

    mengairi arel yang paling luas.

    Rice Irrigation Management System (RIMS) di Tanjung Karang, Malaysia Sistem ini

    dikembangkan oleh Eltaeb Saeed, Rowshon, M.K., Amin, M.S.M. Tujuanpembangunan

    RIMS yang didukung teknologi GIS (Geographic Information System)adalah untuk

    melakukan efisiensi penggunaan air dan meningkatkan produktifitaslahan pertanian.

    Teknologi GIS berfungsi untuk menyimpan data ke dalam basis data komputer sehingga

    memungkinkan untuk melakukan analisa wilayah geografi dalamhal ini wilayah yang dilalui

    saluran irigasi. Kemampuan sistem RIMS yangmenggunakan teknologi GIS dapat

    mengembangkan manajemen air dengan baik.Sistem RIMS diterapkan di wilayah irigasi

    Tanjung Karang, Malaysia.

  • 5/24/2018 Agro

    9/12

    Perencanaan dan pengelolaan sumberdaya air yang baik mutlak diperlukan untuk

    menjaga kelestariannya. Untuk itu dipelukan informasi yang memadai yang bisa digunakan

    oleh pengambil keputusan, termasuk diantaranya informasi spasial. Sistem Informasi

    Geografis (SIG) merupakan teknologi spasial yang sedang berkembang saat ini. Sebagaian

    besar aplikasi SIG untuk pengelolaan sumberdaya air masih sangat kurang di negara

    Indonesia meskipun perkembangan SIG sudah maju pesat di negara-negara lain. Perencanaan

    dan pengelolaan sumberdaya air harus dilakukan terpadu mulai dari sumber air sampai

    dengan pemanfaatannya. Informasi secara spasial akan sangat membantu pada proses

    pengambilan keputusan dalam pengelolaan sumberdaya air.

    (g) Kajian biodiversitas bentang lahan untuk kegiatan pertanian berlanjut

    Dalam aspek konservasi hutan dan keragaman hayati, menentukan area prioritas

    danhotspot dari kerafaman hayati adalah hal paling mendasar. Aplikasi SIG untuk ini,baik di

    negara maju maupun di negara berkembang, sudah cukup banyak. Hutantropis mempunyai peranan

    yang signifikan dalam perubahan iklim global. SIGmerupakan alat yang sangat berguna

    dalam penelitian perubahan iklim, yaitu dalamhal pengorganisasian data, dalam bentuk

    basisdata global, dan kemampuan analisaspasial untuk pemodelan. Aplikasi SIG untuk

    penelitian perubahan iklim berkembangpesat, tetapi untuk negara berkembang masih sangat

    terbatas. Basisdata spasial akansemakin penting dalam hal mendukung pengambilan

    keputusan yang berkaitandengan pengelolaan hutan. Beberapa basisdata global yang

    mencakup area hutantropis sudah tersedia, yaitu meliputi basisdata topografi, hutan tropis

    basah, iklimglobal, perubahan iklim global, citra satelit, konservasi dan tanah.

    (h) Pemanfaatan Aplikasi GIS di Bidang Pertanian

    Dalam dunia yang serba digital sekarang ini, ditambah lagi teknologi yang terus berkembang,

    penerapan aplikasi teknologi dalam berbagai bidang pun terusdilakukan, tidak terkecuali

    dalam sektor pertanian, sektor perekonomian utama diIndonesia mengingat sebagian besar

    penduduknya menggantungkan hidup dalam dunia pertanian. SIG adalah suatu sistem

    informasi yangdirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau

    berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan

    kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial)bersamaan

    dengan seperangkat operasi kerja.GIS ini sudah banyak membantu para ahli dalam mengumpulkan data

    secaracepat. Misalnya dalam mengetahui seberapa besar kerusakan yang diakibatkantsunami

    di Aceh beberapa tahun yang lalu. Pencitraan jarak jauh lewat satelitdapat memberitakan

    secara cepat perbedaan ujung utara pulau Sumatera itusebelum dan sesudah terjadinya

  • 5/24/2018 Agro

    10/12

    tsunami.Secara garis besar, yang dapat dilakukan GIS dalam bidang pertanian

    adalahmencakup inventarisasi, manajemen, dan kesesuaian lahan untuk pertanian,perkebunan,

    perikanan, kehutanan, perencanaan tata guna lahan, dan sebagainya.Yang dapat dibantu GIS untuk

    dunia pertanian adalah:

    a. Mengelola Produksi TanamanGIS dapat digunakan untuk membantu mengelola sumber

    daya pertanian danperkebunan seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran

    air.Kita dapat menggunakan GIS untuk menetapkan masa panen,mengembangkan sistem

    rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secaratahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena

    perbedaan pembibitan,penanaman, atau teknik yang digunakan dalam masa panen.

    b. Mengelola Sistem IrigasiKita dapat menggunakan GIS untuk membantu memantau dan

    mengendalikanirigasi dari tanah-tanah pertanian. GIS dapat membantu memantau

    kapasitassistem, katup-katup, efisiensi, serta distribusi menyeluruh dari air di dalamsistem.

    c. Perencanaan dan riwayat sumber daya kehutananPerencanaan dan riwayat manajemen

    pertanahan serta integrasinya dengansistem hukum dan integrasinya dengan manajemen basis

    data relasional sistem. ArcView, aplikasi untuk GIS penggunaan GIS ini biasanyadengan

    aplikasi tertentu. Yang paling umum dipakai adalah ArcView.Walaupun saat ini penggunaan

    GIS dalam bidang pertanian belum umumdipakai, karena seringnya GIS diapakai untuk

    melihat kerusakan lahan akibatbencana alam, tapi bukanya tidak mungkin penerapan GIS

    dalam duniapertanian akan makin sering dipakai. Sistem GIS ini bukan semata-matasoftware

    atau aplikasi komputer, namun merupakan keseluruhan daripekerjaan managemen pengelolaan

    lahan pertanian, pemetaan lahan,pencatatan kegiatan harian di kebun menjadi database,

    perencanaan system dan lain-lain. Sehingga bisa dikatakan merupakan perencanaan

    ulangpengelolaan pertanian menjadi sistem yang terintegrasi.

    Uraian bagaimana peluang masing-masing contoh tersebut diterapkan di salah satu

    sistempertanian di Indonesia menuju penerapan pertanian berlanjut.

    Teknologi Informasi Komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalammendukung

    peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pelayanan pemerintah kepadamasyarakat.

    Teknologi informasi mempunyai tiga peranan pokok:

    1. Instrumen dalam mengoptimalkan proses pembangunan, yaitu dengan

    memberikandukungan terhadap manajemen dan pelayanan kepada masyarakat.

  • 5/24/2018 Agro

    11/12

    2. Produk dan jasa teknologi informasi merupakan komoditas yang mampu

    memberikanpeningkatan pendapatan baik bagi perorangan, dunia usaha dan bahkan negara

    dalambentuk devisa hasil eksport jasa dan produk industry telematika.

    3. Teknologi informasi bisa menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa,

    melaluipengembangan sistem informasi yang menghubungkan semua institusi dan

    areaseluruh wilayah nusantara.

    Kesadaran pentingnya Teknologi Komunikasi dan Informasi yang biasanya disebut

    ICT(Information and Communicatinn Technologi), bukan hanya monopoli kalangan

    pengusahabesar saja tetapi juga bertumbuh di kalangan pengusaha kecil dan kekuatan-

    kekuatanmasyarakat lain, seperti Koperasi, Kelompok Tani, dan Masyarakat biasa. ICT

    diyakiniberperan penting dalam pengembangan bisnis, kelembagaan organisasi, dan juga

    mampu mendorong percepatan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakat.

    Manfaat yang dapat diperoleh melalui kegiatan aplikasi teknologi informasidan

    komunikasikhususnya dalam mendukung pembangunanpertanian berkelanjutan di antaranya

    adalah:

    1. Mendorong terbentuknya jaringan informasi pertanian di tingkat lokal dan nasional.

    2. Membuka akses petani terhadap informasi pertanian untuk:

    a) Meningkatkanpeluang potensi peningkatan pendapatan dan cara pencapaiannyab) Meningkatkan kemampuan petani dalam meningkatkan posisi tawarnya, sertac) Meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan diversifikasi

    usahatanidanmerelasikan komoditas yang diusahakannya dengan input yang

    tersedia,jumlah produksiyang diperlukan dan kemampuan pasar menyerap output.

    3. Mendorong terlaksananya kegiatan pengembangan, pengelolaan danpemanfaatan

    informasipertanian secara langsung maupun tidak langsung untuk mendukung

    pengembanganpertanian lahan marjinal.

    4. Memfasilitasi dokumentasi informasi pertanian di tingkat lokal

    (indigeneousknowledge)yang dapat diakses secara lebih luas untuk

    mendukungpengembangan pertanian lahan marjinal.

  • 5/24/2018 Agro

    12/12

    BAB III PENUTUP

    Kesimpulan

    Sistem informasi geografi ini sangat berguna dan sangat diperlukan dalam presisi pertanian

    karena dapat digunakan untuk mengumpulkan data pertanian dalam bentuk data spasial

    Saran

    Sistem yang ada ini perlu di lengkapi dengan GPS dalam pemetaannya, lalu setting

    interfacenya dibuat sesederhana mungkin agar mudah di pahami oleh petani awam pada

    umumnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    http://kickfahmi.blogspot.com/2012/10/aplikasi-gis-untuk-mendukung-kegiatan_9609.html

    http://blog.ub.ac.id/ayyablog/2013/10/12/aplikasi-gis-untuk-mendukung-kegiatan-pertanian-berlanjut-di-skala-bentang-lahan/

    http://kickfahmi.blogspot.com/2012/10/aplikasi-gis-untuk-mendukung-kegiatan_9609.htmlhttp://blog.ub.ac.id/ayyablog/2013/10/12/aplikasi-gis-untuk-mendukung-kegiatan-pertanian-berlanjut-di-skala-bentang-lahan/http://blog.ub.ac.id/ayyablog/2013/10/12/aplikasi-gis-untuk-mendukung-kegiatan-pertanian-berlanjut-di-skala-bentang-lahan/http://blog.ub.ac.id/ayyablog/2013/10/12/aplikasi-gis-untuk-mendukung-kegiatan-pertanian-berlanjut-di-skala-bentang-lahan/http://blog.ub.ac.id/ayyablog/2013/10/12/aplikasi-gis-untuk-mendukung-kegiatan-pertanian-berlanjut-di-skala-bentang-lahan/http://blog.ub.ac.id/ayyablog/2013/10/12/aplikasi-gis-untuk-mendukung-kegiatan-pertanian-berlanjut-di-skala-bentang-lahan/http://kickfahmi.blogspot.com/2012/10/aplikasi-gis-untuk-mendukung-kegiatan_9609.html