11
Proses biofarmasetik sediaan aerosol Perjalanan sediaan aerosol didalam tubuh - Transit atau penghirupan - Penangkapan atau depo - Penahanan atau pembersihan - Penyerapan Evaluasi ketersediaan hayati - Tergantung dari efek yang diinginkan - Untuk efek sistemik dapat diperkirakan aktivitas farmakologi atau terapeutik - Untuk efek local (tidak bias, karena sangat tergantung ukuran partikelnya) - Evaluasi yang dilakukan evaluasi ketersediaan hayati relative - Membandingkan berbagai formulasi Tahap-tahap evaluasi 1. Pemilihan tempat aksi (efek yang diinginkan) - Aksi setempat/local atau sistemik - Tergantung pada sifat zat aktif (stabilitas, penyerapan, metabolism, sifat fisiko-kimia) - Diameter ukuran partikel 2. Pembuatan aerosol - Pemilihan alat dan bahan yang sesuai untuk pembuatan sediaan (diameter, partikel, higroskopisitas) - Sesuai dengan cara pemberian (bukal, nasal, masker wajah) - Pengujian dengan studi in vitro 3. Studi in vivo - Dengan menggunakan hewan penelitian - Dipasangkan pipa khusus ke berbagai tempat saluran nafas untuk mengamati reaksi yang terjadi - Dikonversikan ke dosis manusia

Aerosol Farmasetik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Aerosol Farmasetik

Proses biofarmasetik sediaan aerosol

Perjalanan sediaan aerosol didalam tubuh

- Transit atau penghirupan- Penangkapan atau depo- Penahanan atau pembersihan- Penyerapan

Evaluasi ketersediaan hayati

- Tergantung dari efek yang diinginkan - Untuk efek sistemik dapat diperkirakan aktivitas farmakologi atau terapeutik- Untuk efek local (tidak bias, karena sangat tergantung ukuran partikelnya)- Evaluasi yang dilakukan evaluasi ketersediaan hayati relative- Membandingkan berbagai formulasi

Tahap-tahap evaluasi

1. Pemilihan tempat aksi (efek yang diinginkan)- Aksi setempat/local atau sistemik- Tergantung pada sifat zat aktif (stabilitas, penyerapan, metabolism, sifat fisiko-kimia)- Diameter ukuran partikel

2. Pembuatan aerosol- Pemilihan alat dan bahan yang sesuai untuk pembuatan sediaan (diameter, partikel,

higroskopisitas)- Sesuai dengan cara pemberian (bukal, nasal, masker wajah)- Pengujian dengan studi in vitro

3. Studi in vivo- Dengan menggunakan hewan penelitian- Dipasangkan pipa khusus ke berbagai tempat saluran nafas untuk mengamati reaksi yang

terjadi- Dikonversikan ke dosis manusia

4. Evaluasi pada subjek manusia- Keadaan pemberian dan penghirupan harus tepat - Ritme pernafasan diatur- Kedua hal diatas berhubungan dengan jumlah aerosol yang dihirup dan jumlah zat aktif

yang diserap- Perkiraan jumlah aerosol yang dihirup

Page 2: Aerosol Farmasetik

Evaluasi biofarmasetik- Pengukuran konsentrasi zat aktif dalam aerosol, dalam udara ekspirasi, dan yang tertahan- Studi radiologi- Evaluasi kadar obat dalam darah/efek farmakologi- Evaluasi sifat alir getah bronkus - Model kompartemen

AEROSOL FARMASETIK:

Bentuk sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.( FI IV)

Bentuk sediaan yang diberi tekanan megandung satu atau lebih bahan aktif yang bila diaktifkan memancarkan butiran – butiran cairan dan atau bahan bahan-bahan padat dalam media gas.(Ansel. 466).

Penggunaan :

1. Topikal pada kulit2. Lokal hidung ( Aerosol Nasal)3. Lokal Mulut (Aerosol lingual)4. Lokal Paru-paru (Aerosol inhalasi)

Aerosol inhalasi memiliki kerja lokal pada selaput mukosa saluran pernafasan

Ukuran partikel berkisar antara 10 – 50 um.

Ukuran partikel Aaerosol inhalasi lebih kecil dari 10 um.

Keuntungan bentuk sediaan Aerosol :

1. Sebagian zat aktif/obat dapat dengan mudah diambil dari wadah tanpa sisanya tercemar atau terpapar.

2. Penggunaan dapat langsung ditujukan ke tempat yang memerlukan secara lokal dalam bentuk yang disesuaikan dengan keperluan.

3. Wadah Aerosol yang kedap udara, sehingga terlindungi dari pengaruh kelembaban udara, cahaya dan sterilitas tetap terjaga.

4. Pengobatan topikal dapat diberikan secara merata melapisi kulit, tanpa menyentuh daerah yang diobati. Penguapan cepat zat pendorong juga memberikan efek pendinginan dan penyegaran.

5. Pengguaannya merupakan proses yang “bersih”.6.

Prinsip Aerosol terdiri dari 2 komponen :

1. Cairan pekat produk

Page 3: Aerosol Farmasetik

Zat aktif yang dicampur dengan bahan pembantu yang dibutuhkan( antioksidan, emulgator, suspending agent, pelarut) untuk ketsabilan dan efektifitas produk.

2. Pendorong (Propelan)

Gas cair atau campuran gas cair yang diberi tekanan. Bisa juga berfungsi sebagai pelarut atau pembawa cairan pekat produk.

Contoh pendorong :

1. Gas yang tidak dicairakn: CO2, Nitrogen dan NO2. Gas cair : Hidrokarbon terfuorinasi (Diklorodifluorometan “ Freon 12”)

Sistem Aerosol

1. Sistem dua fase : sistem aerosol yang terdiri dari fase cair yang mengandung propelan cair dan cairan pekat produk, serta fase gas

2. Sistem tiga fase : sistem yang terdiri dari lapisan air-cairan propelan yang tidak bercampur, lapisan pekat produk yang sangat berair, serta gas.

3. Sistem gas bertekanan. (psia, pound per inci persegi)

Komponen dasar Aerosol

1. Wadah

2. Propelan (Pendorong)

3. Konsentrat Zat Aktif)

4. Katup

5. Penyemprot.

Sediaan nasal

Kebanyakan sediaan intranasal mengandung agen adrenergik dan digunakan karena aktivitas

dekongestan pada mukosa nasal. Akan tetapi, dengan pengembangan bentuk sediaan dan

penghantaraan baru, maka lapisan membran mukosa merupakan tempat masuk obat baru (new

entry) yang dapat dimanfaatkan untuk sediaan sistemik. Beberapa obat yang diberikan untuk

pengobatan nasal adalah:

- Antibiotik

- Sulfasetamide

Page 4: Aerosol Farmasetik

- Vasokontriktor

- Germisid

- Antiseptik

Kebanyakan sediaan berbentuk larutan dan diberikan sebagai obat tetes hidung atau obat

semprot (sprays); beberapa sediaan terdapat pula dalam bentuk jeli. Beberapa contoh produk

yang sudah beredar dipasaran dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Nama Produk Nama Produsen Bahan Aktif Penggunaan /

indikasi

Afrin nasal Spray,

Afrin Nose Drops

Schering - plough Ozymetazole HCl

0.05%

Adrenergic.

decongestant

Beconase AQ

Nasal Spray

Glaxo Smith Kline Beclometasone

dipropionate 0.042%

Syntetic

corticosteroid for

relief of seasonal,

perennial allergic,

vasommotor rhinitis

Diapid Nasal Spray Sandoz Lopressin 0.185

mg/mL

Antidiuretic,

control, prevention

of diabetes

insipidus of

deficiency of

endogenous posterir

pituitary

antidiuretic

hormone.

Nasalcrom Nasal

Spray

Pharmaci &

Upjohn

Cromolyn sodium

4%

Prevention and

treatment of

symtoms of allergic

rhinitis

Nasalide Nasal

Solution

Dura Flunisolide 0.025% Symptoms of

seasonal or

Page 5: Aerosol Farmasetik

perennial rhinitis

Neo-Synephrine

Nose Drops, Spray

Sanofi – Winthrop Phenylephrine HCl

0.125 to 1.0%

Adrenergic,

decongestant

Neo-Synephrine

Maximum Strength

12 Hour

Sanofi – Winthrop Ozymetazoline HCl

0.05%

Adrenergic,

decongestant

Ocean Mist Fleming Sodium chloride

0.65%

Restore moisture,

relieve dry, crusted,

inflamed nasal

membranes

Pivine HCl Nasal

Solution

Novartis Naphazoline HCl

0.05%

Adrenergic,

decongestant

Syntocinon Nasal

Spray

Sandoz Oxytocin 40U/ml Synthetic oxytocin

for initial milk let-

down preparatory to

breast feeding

Tyzine Pediatric

Nose Drops

Key Tetrahydrozoline

HCl (0.05%)

Adrenergic,

decongestant

Sediaan – sediaan yang ada biasa diberikan dengan empat cara, yaitu:            

1.      Yang biasanya adalah dengan meneteskan pada bagian tiap lubang hidung dengan

menggunakan pipet tetes.

2.      Dengan cara disemprotkan, alatnya ada yang jenis untuk mendapatkan hasil semprotan beruba

kabut (atomizer) ada juga yang agak halus (neulizer) artinya lebih halus dari atomizer.

3.      Dengan cara mencucikan dengan alat “nasal douche”

4.      Dapat juga dengan cara “inheler”.

Larutan inhalasi

Inhalasi adalah obat atau larutan obat yang diberikan melalui nasal atau rute pernapasan oral.

Obat dapat diberikan untuk bekerja lokal pada pohon bronkhail atau untuk efek sistemik melalui

Page 6: Aerosol Farmasetik

absorpsi dari paru-paru. Beberapa gas, seperti oksigen dan eter, diberikan secara inhalasi, obat

berbentuk serbuk halus dan larutan obat diberikan sebagai kabut halus. Sebagai pembawa

sediaan inhalasi dapat digunakan air steril untuk injeksi USP atau larutan natrium klorida

inhalasi USP.

Instrumen yang digunakan secara luas dan mampu menghasilkan partikel halus untuk terapi

inhalasi adalah “nebulizer”. Alat ini mengandung unit atomisasi yang tersambung dengan ruang

kaca berbentuk bola. Bola karet pada ujung akhir kemasan ditekan dan larutan oral dikeluarkan

melalui tabung gelas sempit dan pecah (terdistribusi) menjadi partikel halus bersama-sama

dengan udara yang lewat. Rentang ukuran partikel yang dihasilkan adalah 0.5 dan 5 mikron.

Partikel terbesar berupa tetesan yang lebih berat dari kabut tidak keluar dari alat, akan tetapi

jatuh balik ke dalam reservior cairan obat. Partikel yang lebih ringan terbawa aliran udara dan

dihisap oleh pasien yang mengoperasikan “nebulizer”  dengan lubang keluar dalam mulut,

dihisap sesudah bola karet ditekan.

Selain “nebulizer” dapat pula digunakan alat lain, di antaranya larutan inhalasi isoetharim

(bronkosal, sanofi) dan larutan isoproterenol (Isuprel Solution Sanofi). Keduanya digunakan

untuk menghilangkan spasma asma bronkhral dan kondisi terkait.

II.2.4        Inhalan

Inhalan adalah obat atau gabungan obat yang, karena efek tekanan tinggi, dapat terbawa oleh

aliran udara ke dalam alur hidung tempat obat menunjukkan efeknya. Alat yang menampung

obat atau gabungan obat dan alat pemberian obat berbentuk inhaler.

Beberapa dekongestan nasal dibuat dalam bentuk inhalan. Sebagai contoh, propilheksedrin

(Benzedrex) merupakan suatu cairan yang menguap (Volatilize) secara perlahan-lahan pada suhu

kamar. Inhaler mengandung rol silindris material berserat (fibrous) yang dibacam (imprignasi)

dengan obat yang menguap (volatile) tersebut. Inhaler yang berbau seperti amina, biasanya

baunya ditutup dengan penambahan agen aromatik. Inhaler diletakkkan ke dalam nostrail dan

uap dihirup untuk menghilangkan kongesti nasal.

Hal yang perlu diperhatikan, seperti halnya dengan agen adrenergik nasal lainnya, adalah

pemakaian yang terlalu sering atau penghisapan berlebihan dapat menyebabkan edema nasal dan

akibatnya akan meningkatkan kongesti, bukan menurunkan. Untuk menjamin bahwa obat tidak

hilang selama periode penyimpanan, penutup inhaler harus kedap. (Contoh bentuk sediaan yang

beredar di Indonesia adalah Vick’s Inhaler)

Page 7: Aerosol Farmasetik

Inhaler amilnitrit

Amilnitrit adalah cairan jernih kekuning-kuningan yang menguap, bekerja sebagai

modulator bila dihirup. Dibuat dalam vial gelas tersegel yang ditutup dengan penutup dari kasa

(gauze) pelindung. Pada saat akan digunakan, vila gelas dipecahkan dengan jari, kasa akan

terendam dalam cairan, dimana uap dapat dihirup. Vial biasanya mengandung 0.3 ml obat. Efek

obat cepat, dan digunakan dalam pengobatan nyeri angina.

Inhalan propilheksidin

Propilheksidin adalah suatu agen adrenergik cair (vasokonstriktor) yang menguap (valatile)

secara perlahan-lahan pada suhu kamar. Hal ini memungkinkan penggunaan secara efektif

sebagai inhalan. Inhalan terdiri dari rol silinder material berserat yang sesuai, dibacam dengan

propilheksidin, dan diberi aroma yang sesuai untuk menutupi bau amina. Uap dari obat dihirup

melalui nostril bila diperlukan untuk menghilangkan kongesti nasal yang disebabkan oleh flu dan

demam tinggi. Dapat pula digunakan untuk menghilangkan kuping tersumbat (ear block) dan

nyeri tertekan saat bepergian dengan pesawat udara.

Setiap tabung plastik produk komersial mengandung 250 mg propilheksidin dengan aroma

penutup bau. Kontener harus ditutup kedap untuk mencegah hilangnya obat akibat penguapan

selama penyimpanan.

Page 8: Aerosol Farmasetik

Sistem Aerosol (3,5)

1. Sistem dua fase : sistem aerosol yang paling sederhana, terdiri dari fase cair yang mengandung propelan cair dan cairan pekat produk, serta fase gas. Sistem ini digunakan untuk formulasi aerosol penggunaan inhalasi atau penggunaan intranasal. Space spray terdiri dari 2% hingga 20% bahan aktif dan 80% hingga 98% propelan. Ukuran partikel yang dihasilkan kurang dari 1 hingga 50 μm. Surface Coating spray merupakan produk konsentrat yang terdiri dari 20% hingga 75% bahan aktif dan 25% hingga 80% propelan. Ukuran partikel yang dihasilkan berkisar antara 50 hingga 200 μm.

2. Sistem tiga fase : sistem yang terdiri dari lapisan air-cairan propelan yang tidak bercampur, lapisan pekat produk yang sangat berair, serta gas.

Sistem dua lapisan, pada system ini propelan cair, propelan gas dan larutan bahan aktif akan membentuk tiga fase. Propelan cair dan air, tidak bercampur, propelan cair akan terpisah sebagai lapisan yang tidak bercampur.

Sistem foam/busa, terdiri dari sistem tiga fase dimana propelan cair tidak lebih dari 10% bobotnya, yang diemulsifikasikan dengan propelan. Jika katup atau valve ditekan, emulsi akan dikeluarkan melalui nozel dan dengan adanya udara hangat dan tekanan atmosfer, propelan yang terperangkap berubah menjadi bentuk gas yang menguap dan mengubah emulsi menjadi foam/busa.

3. Sistem gas bertekanan. (psia, pound per inci persegi)Digunakan untuk produk padat, spray kering atau foam. Produk ini menggunakan gas inert seperti nitrogen, karbon dioksida, atau nitrogen oksida sebagai propelan.