29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang administrasi. Ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang dilaksanakan bertujuan jangka panjang yaitu agar tenaga administrasi maupun mengembangkan ilmu yang telah dipelajari dan dipraktekkan di sekolah. Administrasi sangat diperlukan bagi kelangsungan proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Semua itu tidak lepas dari keaktifan orang-orang yang menguasai administrasi dalam sekolah. Orang sering menganggap enteng administrasi tersebut, padahal kalau administrasi dipegang sama orang-orang yang kurang terampil maka administrasi tersebut akan berantakan. Orang yang memegang administraasi adalah orang yang sudah terlatih dalam bidangnya (orang yang sudah mendapat ilmu/ pelatihan). Administrasi tidak hanya dalam hal keuangan saja tetapi juga dalam kerapian/ keteraturan kita dalam pembukuan. Administrasi tidak hanya dilakukan dalam waktu tertentu saja tetapi setiap hari secara kontinyu. Administrasi adalah upaya

Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan untuk

mengembangkan kemampuan dalam bidang administrasi. Ilmu pengetahuan dan

ketrampilan yang dilaksanakan bertujuan jangka panjang yaitu agar tenaga

administrasi maupun mengembangkan ilmu yang telah dipelajari dan

dipraktekkan di sekolah. Administrasi sangat diperlukan bagi kelangsungan

proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Semua itu tidak lepas dari

keaktifan orang-orang yang menguasai administrasi dalam sekolah. Orang sering

menganggap enteng administrasi tersebut, padahal kalau administrasi dipegang

sama orang-orang yang kurang terampil maka administrasi tersebut akan

berantakan. Orang yang memegang administraasi adalah orang yang sudah

terlatih dalam bidangnya (orang yang sudah mendapat ilmu/ pelatihan).

Administrasi tidak hanya dalam hal keuangan saja tetapi juga dalam kerapian/

keteraturan kita dalam pembukuan. Administrasi tidak hanya dilakukan dalam

waktu tertentu saja tetapi setiap hari secara kontinyu. Administrasi adalah upaya

menjadikan kegiatan kerja sama antara guru dan karyawan agar proses belajar

mengajar lebih efektif. Terbatasnya pengetahuan dari personal tata usaha sekolah

akan administrasi sarana dan prasarana pendidikan, serta kurangnya minat dari

mereka untuk mengetahui dan memahaminya dengan sungguh sungguh, maka

dari itu kami menyusun makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan diangkat menjadi pembahsan dalam

makalah ini adalah :

1. Bagaimana Pengertian dan Konsep administrasi pendidikan?

2. Bagaimana fungsi administrasi pendidikan?

Page 2: Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

3. Apa lingkup bidang garapan administrasi pendidikan menengah?

4. Bagaimana Perananan guru dalam administrasi pendidikan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana Pengertian dan Konsep

administrasi pendidikan?

2. Untuk mengetahui dan memahami Bagaimana fungsi administrasi

pendidikan?

3. Untuk mengetahui dan memahami Apa lingkup bidang garapan

administrasi pendidikan menengah?

4. Untuk mengetahui dan memahami Bagaimana Perananan guru dalam

administrasi pendidikan?

Page 3: Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi Pendidikan

Pengertian administrasi pendidikan akan diterangkan meninjaunya dari

berbagai aspeknya. Marilah kita lihat administrasi pendidikan dari berbagai

aspeknya itu, agar kita dapat memahaminya dengan lebih baik.

Pertama, administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk

mencapai tujuan pendidikan. Seperti kita ketahui, tujuan pendidkan itu merentang

dari tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung

lingkup dan tingkat pengertian pendidikan yang dimaksud. Tujuan pendidikan

dalam satu jam pelajaran di kelas satu sekolah menengah pertama, misalnya, lebih

mudah dirumuskan dan dicapai dibandingkan dengan tujuan pendidikan luar

sekolah untuk orang dewasa, atau tujuan pendidikan nasional. Jika tujuan itu

kompleks, maka cara mencapai tujuan itu juga kompleks, dan seringkali tujuan

yang demikian itu tidak dapat dicapai oleh satu orang saja, tetapi harus melalui

kerja sama dengan orang lain, dengan segala aspek kerumitannya. 

Kedua, administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk

mencpai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pemanduan, dan penilaian. Perencanaan meliputi

kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapainya, berapa

lama, berapa orang yang diperlukan dan berapa banyak biaya. Perencanaan ini

dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan.

Ketiga, administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir

sistem. Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-

bagian itu berinteraksi dalam sautu proses untuk mengubah masukan menjadi

keluaran.

Page 4: Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

Keempat, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi manajemen.

Jika administrasi dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju kepada usaha untuk

melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujuan

pendidikan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapain

tujuan itu tidak terjadi pemborosan. Sumber yang dimaksud dapat berupa sumber

manusia, uang, sarana, dan prasarana maupun waktu.

Kelima, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan.

Administrasi pendidikan dilihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk

menajwab pertanyaan bagaimana kemampuan administrator penddikan itu,

apakah ia dapat melaksanakan tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, dan

ing ngarso sungtulodo dalam mencapai tujuan pendidikan.

Keenam, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan

keputusan. Kita tahu bahwa melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan

sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap kali, administrator

dihadapkan kepada bermacam-macam masalah, dan ia harus memecahkan

masalah itu.

Ketujuh, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi.

Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang

lain mengerti apa yang kita maksudkan dan kita juga mengerti apa yang

dimaksudkan orang lain itu.

Kedelapan, administrasi seringkali diartikan dalam pengertian yang sempit

yaitu kegaitan ketatausahaan yang intinya dalah kegiatan rutin catat-mencatat,

mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala

aspeknya, serta mempersiapkan laporan. 

Oteng Sutisna (1989:382) menyatakan bahwa Administrasi pendidikan hadir

dalam tiga bidang perhatian dan kepentingan yaitu : (1) setting Administrasi

pendidikan (geografi, demograpi, ekonomi, ideologi, kebudayaan, dan

pembangunan); (2) pendidikan (bidang garapan Administrasi); dan (3) substansi

administrasi pendidikan (tugas-tugasnya, prosesnya, asas-asasnya, dan prilaku

Page 5: Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

administrasi), hal ini makin memperkuat bahwa manajemen/administrasi

pendidikan mempunyai bidang dengan cakupan luas yang saling berkaitan,

sehingga pemahaman tentangnya memerlukan wawasan yang luas serta antisipatif

terhadap berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat disamping pendalaman

dari segi perkembangan teori dalam hal manajemen/administrasi.

Dalam kaitannya dengan makna manajemen/Administrasi Pendidikan berikut

ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen pendidikan yang

dikemukakan para ahli. Dalam hubungan ini penulis mengambil pendapat yang

mempersamakan antara Manajemen dan Administrasi terlepas dari kontroversi

tentangnya, sehingga dalam tulisan ini kedua istilah itu dapat dipertukarkan

dengan makna yang sama.

B. Fungsi Administrasi Pendidikan

Paparan tentang fungsi administrasi pendidikan terutama dalam konteks

sekolah perlu dimulai dari tinjauan tentang tujuan pendidikan. Hal ini disebabkan

oleh adanya prinsip bahwa pada dasarnya kegiatan amdinistrasi pendidikan

dimaksudkan untuk pencapaian tujuan pendidikan itu. Tujuan itu dicapai dengan

melalui serangkaian usaha, mulai dari perencanaan sampai melaksanakan evaluasi

terhadap usaha tersebut. Pada dasarnya fungsi administrasi merupakan proses

pencapaian tujuan melalui serangkaian usaha itu (Longenecker, 1964). Oleh

karena itu, fungsi administrasi pendidikan dibicarakan sebagai serangkaian proses

kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan itu.

1. Tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan perlu dibicarakan di sini karena alasan sebagai

berikut: a). tujuan pendidikan merupakan jabaran dari tujuan pendidikan

nasional. Oleh karena itu, pemahaman tentang hubungan keduanya perlu

dilakukan. b), tujuan pendidikan merupakan titik berangkat administrasi

pendidikan pada jenjang sekolah, dan c), tujuan pendidikan itu juga

Page 6: Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan administrasi pendidikan di

jenjang pendidikan itu.

2. Proses sebagai fungsi administrasi pendidikan

Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan dapat

berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut harus dikelola

melalui sesuatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus), mulai dari

perencanaan, pengorganisassi, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan,

pemantauan, dan penilaian seperti telah disinggung secara garis besar pada

bagian terdahulu. Di bawah ini akan diuraikan proses tersebut lebih rinci. 

a. Perencanaan

Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tentang

penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraan sumber yang dapat

disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang dimaksud dengan

sumber meliputi sumber manusia, material, uang, dan waktu. Dalam

perencanaan, kita mengenal beberapa tahap, yaitu tahap, a). identifikasi

masalah, b) perumusan masalah, c). penetapan tujuan, d). identifikasi

alternatif, e). pemilihan alternatif, dan f). elaborasi alternatif.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan

proses untuk memilih dan memilah orang-orang (guru dan personal

sekolah lainya) serta mengalokasikan prasarana dan saran untuk

menunjang tugas orang-orang itu dalam rangka mencapai tujuan sekolah.

Termasuk di dalam kegiatan pengorganisasian adalah penetapan tugas,

tanggung jawab, dan wewenang orang-orang tersebut serta mekanisme

kerjanya sehingga dapat menjadi tercapainya tujuan sekolah itu.

c. Pengarahan

Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa

yang telah direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki.

Suharsimi Arikunto (1988) memberikan definisi pengarahan sebagai

Page 7: Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap pra

petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar

pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.

d. Pengkoordinasian

Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk

menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit di sekolah agar

kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam

usaha mencapai tujuan sekolah.

e. Pembiayaan

Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta

mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah.

Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha untuk mendapatkan

dana yang mendukung rencana itu, penggunaan, serta pengawasan

penggunaan anggaran tersebut

f. Penilaian

Dalam waktu-waktu tertentu, sekolah, pada umumnya atau anggota

organisasi seperti guru, kepala sekolah, dan murid pada khususnya harus

melakukan penilaian tentang seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan

tercapai, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan program yang

dilaksanakan. Secara lebih rinci maksud penilaian adalah untuk: a)

memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode

kerja pekerjaan tersebut berhasil, b). menjamin cara bekerja yang efektif

dan efisien, c). memperoleh fakta-fakta tentang kesurakan-kesukaran dan

untuk menghidarkan situasi yang dapat merusak, serta d). memajukan

kesanggupan para guru dan orang tua murid dalam mengembangkan

organisasi sekolah.

Page 8: Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

C. Lingkup Bidang Garapan Administrasi Pendidikan

Dari uraian di atas, tampak bahwa administrasi pendidikan pada pokoknya

adalah semua bentuk usaha bersama untuk mencapai tujuan pendidikan dengan

merancang, mengadakan, dan memanfaatkan sumber-sumber (manusia, uang,

peralatan, dan waktu). Tujuan pendidikan memberikan arah kegaitan serta kriteria

keberhasilan kegiatan itu.

1. Bidang administrasi material: kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-

bidang materi. Seperti: ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, alat-

alat perlengkapan.

2. Bidang administrasi personal, yang mencakup di dalamnya persoalan guru

dan pegawai sekolah dan sebagainya.

3. Bidang administrasi kurikulum, yang mencakup didalamnya pelaksanaan

kurikulum, pembinaan kurikulum, penyusunan silabus, perisapan harian, dan

sebagainya.

D. Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan

Tugas utama guru yaitu mengelola proses belajar-mengajar dalam suatu

lingkungan tertentu, yaitu sekolah. Sekolah merupakan subsistem pendidikan

nasional dan di samping sekolah, sistem pendidikan nasional itu juga mempunyai

komponen-komponen lainnya. Guru harus memahami apa yang terjadi

dilingkungan kerjanya.

Di sekolah guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah, sekolah

melaksanakan kegiatannya untuk menghasilkan lulusan yang jumlah serta

mutunya telah ditetapkan. Dalam lingkup administrasi sekolah itu peranan guru

amat penting. Dalam menetapkan kebijaksanaan dan melaksanakan proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan dan

penilaian kegiatan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia

sekolah, keuangan dan hubungan sekolah-masyarakat, guru harus aktif

memberikan sumbangan, baik pikiran maupun tenaganya. Administrasi sekolah

Page 9: Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

adalah pekerjaan yang sifatnya kolaboratif, artinya pekerjaan yang didasarkan

atas kerja sama, dan bukan bersifat individual. Oleh karena itu, semua personel

sekolah termasuk guru harus terlibat.

Berikut ini akan dijelaskan kegiatan administrasi pendidikan di sekolah

menengah yang harus dipahami oleh seorang guru.

1. Administrasi Kurikulum

Kurikulum dalam suatu sistem pendidikan merupakan komponen yang

teramat penting. Dikatakan demikian karena kurikulum merupakan panutan

dalam penyelenggaraan proses belajar -mengajar di sekolah. Kurikulum

sekolah menengah merupakan seperangkat pengalaman belajar yang

dirancang untuk siswa sekolah menengah dalam usaha mencapai tujuan

pendidikan. Mengingat bahwa sekolah menengah merupakan lembaga

pendidikan yang bertanggung jawab dalam memberikan kemampuan siswa

untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, kurikulum ini

harus dipahami secara intensif oleh semua personel, terutama oleh kepala

sekolah dan guru.

Kurikulum dapat diartikan secara sempit atau luas. Dalam pengertian

secara sempit kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang

diberikan di sekolah, sedangkan dalam pengertian luas kurikulum adalah

semua pengalaman belajar yang diberikan sekolah kepada siswa, selama

mereka mengikuti pendidikan di sekolah itu. Undang-undang nomor 2 tahun

1989 mengartikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar.

Menurut Koyan (2007 : 4), semua kurikulum dirancang untuk membantu

peserta didik memperoleh sejumlah kompetensi penting. Kurikulum dapat

dipandang sebagai suatu lingkungan yang terdiri atas kondisi fisik, kondisi

sosial, dan kondisi intelektual. Bahkan pandangan yang lebih luas, kurikulum

Page 10: Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

mencakup perilaku pimpinan dan para pendidik sebagai acuan dalam

berperilaku.

2. Administrasi Kesiswaan

Administrasi kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang

berkaitan dengan siswa disuatu sekolah mulai dari perencanaan siswa baru,

pembinaan selama siswa berada di sekolah, sampai siswa menamatkan

pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap

berlangsungnya PBM.

Menurut Sutisna (1991 :46), (dalam Mohammat Syaifuddin, 2007 : 2.38)

tugas kepala sekolah dalam administrasi siswa adalah menyeleksi siswa baru,

menyelengarakan pembelajaran, mengontrol kehadiran siswa, melakukan uji

kompetensi akademik / kejuruan, melaksanakan bimbingan karier serta

penelusuran lulusan. Kepala sekolah harus menyadari bahwa kepuasan peserta

didik dan orang tuanya serta masyarakat, merupakan indikator keberhasilan

sekolah.

3. Administarsi Sarana dan Prasarana

Prasarana dan sarana pendidikan adalah semua benda yang bergerak

maupun tidak bergerak, yang diperlukan untuk menunjang

penyelenggaraanbelajar-mengajar baik secara langsung maupu tidak langsung.

Administarasi prasarana dan sarana pendidikan merupakan keseluruhan

perencanaan pengadaaan, pendayagunaan dan pengawasan prasarana

peralatan yang digunakan untuk menunjang pendidikan agara tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan dapat dicapai.

Salah satu contoh sarana dan prasarana pendidikan yang langsung

digunakan dalam pembelajaran adalah media pembelajaran. Media

pembelajaran adalan segala macam sarana yang dapat dipergunakan untuk

menyampaikan pesan pembelajaran guna menopang pencapaian hasil belajar

(Sudarma dan Parmiti, 2007 : 5)

Page 11: Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

Kebijakan pemerinta tentang pengelolaan sarana dan prasarana sekolah

tertuang di dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 45 ayat (1)

yaitu ”setiap satuan pendidikan formal dan onoformal menyediakan sarana

dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan

pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial,

emosional dan kejiwaan peserta didik (Mohammad Syaifuddin, 2007 : 2.36).

4. Administarsi personal

Pembahasan administrasi personal dibatasi dan difokuskan kepada

pembahasan guru sekolah menengah sebagai pegawai negeri. Seorang calon

guru bisa menjadi seorang pegawai negeri jika telah melalui rekrutmen guru.

Menurut Ibrahim Bafadal, 2006 : 21) rekrutmen merupakan satu aktivitas

manajemen yang mengupayakan didapatkannya seorang atau lebih calon

pegawai yang betul-betul potensial untuk menduduki posisi tertentu atau

melaksanakan tugas tertentu di sebuah lembaga.

Pegawai negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat

yang ditentukan dalam perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh

pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau

disertai tugas Negara lainnya yang ditetapkan berdasrkan suatu perundng-

undangan yang berlaku.

”Status of teacher” merupakan sebuah dokumen penting yang

dihasilkan oleh ILO dan UNESKO tahun 1966 sebagai satu pengakuan secara

global bahwa guru sebagai profesi, meskipun dalam kenyatannya

belunterwujud secara signifikan (Zainal Aqib dan Elman Rohmanto, 2007 :

146).

Guru wajib memiliki :

1. Kualifikasi akademik sarjana atau diploma empat (S1 atau D-IV).

2. Kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.

3. Sertifikat pendidik.

4. Sehat jasmani dan rohani.

Page 12: Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

5. Kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Zainal Aqib dan

Elman Rohmanto, 2007 : 151)

Selain itu, dalam UU guru dan Dosen (pasal 1 ayat 1) dinyatakan

bahwa : ”guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar dan pendidikan menengah (Zainal Aqib dan Elman

Rohmanto, 2007 : 145).

5. Administrasi keuangan sekolah menengah

Penanggung jawab biaya pendidikan adalah kepala sekolah namun

demikian, guru diharapkan ikut berperan dalam administrasi biaya ini

meskipun menambah beban mereka, juga memberikan kesempatan untuk ikut

serta mengarahkan pembiyaan itu untuk perbaikan proses belajar mengajar.

Administrasi keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan,

pencatatan data, pelaporan dan pertanggung jawaban dana yang dialokasikan

untuk penyelenggaraan sekolah. Tujuan administrasi ini adalah untuk

mewujudkan suatu tertib administrasi keuangan, sehingga pengurusannya

dapat dipertanggung jawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dalam administrasi keuangan ada pemisahan tugas dan fungsi antara

otoritor, ordonator dan bendaharawan. Otoritor adalah pejabat yang diberi

wewnang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan atau

pengeluaran uang. Ordonator adalah pejabat yang berwewenang melakukan

pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang

dilakukan berdasarkan otorisasi yang ditetapkan. Berndaharawan adalah

pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan dan

pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan

uang dan diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggung jawaban.

Kepala sekolah menengah sebagai pimpinan suatu kerja berfungsi sebagai

otorisator untuk memerintahkan pembayaran. Bendaharawan sekolah

Page 13: Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

menengah ditugasi untuk melakukan fungsi ordonator dalam menguji hak atas

pembayaran, kepala sekolah tidak boleh menjadi bendaharawan karena

melakukan pengawasan dalam penggunaan dana.

Keuangan sekolah menengah dapat diperoleh dari dana anggaran

penerimaan dan belanja Negara (APBN), bantuan (kalau ada) dari anggaran

pendapatan dan belanja daerah (APBD), serta bantuan masyarakat. Dana

APBN terdiri dari dana rutin dan dana pengunaan. Dana APBD dapat berasal

dari pemerintah tingkat I dan Tingkat II. Dana dari masyarakat diperoleh dari

dana yang dikumpulkan oleh badan pembantuan penyelanggaraan pendidikan

(BP3), serta bantuan masyarakat lainnya. UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

pasal 49 ayat (1) menyatakan bahwa ” dana pendidikan selain gaji pendidik

dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran

Pendapatan dan belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal

20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), (Mohammad

Syaifuddin, 2007 : 2.37).

6. Adminstrasi Hubungan sekolah dengan masyarakat (Husemas)

Sekoah berada di tengah-tengah masyarakat dan dapat dikatakan berfungsi

sebagai pisau bermata dua. Pisau yang pertama adalah menjaga kelstarian

nilai-nilai positif yang ada dalam masyarakat, agar pewarisan nilai-nilai

masyarakat itu berlangsung dengan baitk. Mata pisau yang kedua adalah

sebagai lembaga yang dapat mendorong perubahan nilai dan tradisi itu sesuai

dengan kemajuan dan tutuan kehidupan serta pembangunan. Kedua fungsi ini

seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya dilakukan dalam

waktu bersama. Oleh karena fungsinya yang kontriversi ini diperlukan saling

pemahaman antara sekolah dan masyarakat. Salah satu kompetensi yang harus

dimiliki guru adalah kompetensi sosial . Kompetensi sosial dalam kegiatan

belajar ini berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi

dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru hidup,

sehinga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan

Page 14: Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang

lain yang bukan guru (H. Djam`an Satori, dkk, 2003 : 2.12)

Husemas adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan

masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan

serta kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama untuk

masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan sekolah. Kindred, Bagin

and Gallagber (1976), mendefinisikan husemas ini sebagi usha koperatif

untuk menjaga mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta

saling pengertian atara sekolah, persoalan sekolah dengan masyarakat.

7. Administrasi Layanan Khusus

Proses belajar mengajar memerlukan dukungan fasilitas yang tidak secara

langsung dipergunakan di kelas. Fasiliats yang dimaksud antara lain adalah :

Pusat sumber belajar, usaha kesehatan sekolah dan kafetaria sekolah.

Pusat sumber belajar (PSB) adalah unit keiatan yang mempunyai fungsi

untuk memproduksi mengadakan, menyimpan serta melayani bahan

pengajaran sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan proses belajar mengajar di

kelas atau pelaksanaan pendidikan di sekolah pada umumnya pusat belajar

dirancang untuk membantu pelaksanaan pendidikan di sekolah oleh karena itu

pesat sumber belajar harus diadminitrsikan secara professional. Pusat sumber

belajar sekolah dibeli dari dana yang tersedia, diberi oleh masyarakat (BP3)

atau pun diberi oleh pemerintah

Menurut Mulyani A. Nurhadi (1983) (dalam B. Suryosubroto, 2002 :

205),  perpustakaan sekolah adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian

integral dari lembaga pendidikan sekolah, yang berupa tempat menyimpan

koleksi bahan pustaka yang dikelola dan diatur secara sitematis dengan cara

tertentu untuk digunakan oleh siswa dan guru sebagai sumber informasi,

dalam rangka menunjang program belajar mengajar di sekolah.

Page 15: Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan 

Admnistrasi pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan,

pengertian administrasi pendidikan dapat dirumuskan dari berbagai sudut

pandang kerja sama, proses kerja sama itu, sistem dan mekanismenya,

manajemen, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan, komunikasi dan

ketatausahaan.

Guru sangat berperan dalam administrasi pendidikan, tugas utama guru yang

sebagai pengelola dalam proses belajar mengajar di lingkungan tertentu, yaitu

sekolah

B. Saran

Setelah penjelasan dalam makalah ini, sebagai manusia biasa penulis

memohon maaf apabila terjadi kesalahan dalam penjabaran masalah atau

penyimpangan-penyimpangannya. Penulis menerima saran yang sifatnya

membangun untuk kesempurnaan dalam penulisan makalah selanjutnya.

Page 16: Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Administrasi Pendidikan

dan Profesi Keguruan” tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah

membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah memberi

motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan

saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

Bengkulu, Januari 2012

Penyusun

i

Page 17: Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

MAKALAHETIKA DAN PROFESI GURU

Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

Oleh :

Deza Yurismi

209 324 5767

Dosen :

Mus Mulyadi.,M.Pd

JURUSAN TARBIYAHPENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERISTAIN (BENGKULU)

2012

Page 18: Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFATR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Tujuan ......................................................................................1

C. Rumusan Masalah................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi Pendidikan..................................................... 3

B. Fungsi Administrasi Pendidikan........................................................... 5

C. Lingkup Bidang Garapan Administrasi Pendidikan............................. 8

D. Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan..................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 15

B. Kritik dan Saran ................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... iii

ii

Page 19: Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal dan Elham Rohmanto. 2007. Membangun Profesionalisme Guru dan

Pengawas Sekolah. Bandung : Yrama Widya

Bafadal, Ibrahim. 2006. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara

Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan. Bandung : CV Pustaka Setia

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

iii