83

Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Page 2: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Page 3: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Page 4: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Page 5: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

iv

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Astriani Wulandari Iswahyudi

Ayah : Iswahyudi

Ibu : Sitti Hasnawati S.Pd., M.Pd

Tempat, Tanggal Lahir : Sungguminasa, 12 juni 1998

Agama : Islam

Alamat : Jl. Al Jibra

Nomor Telepon/HP : 081342463055

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

• SDN Sungguminasa 1 (2004-2010)

• MTs PP Sultan Hasanuddin (2010-2013)

• SMA Negeri 3 Sungguminasa (2013-2016)

• Universitas Muhammadiyah Makassar (2016-2020)

RIWAYAT ORGANISASI

• Anggota Bidang Sosial Pemberdayaan Masyarakat Pikom IMM FK Unismuh 2017-2018

• Anggota Keorganisasian Tim Bantuan Medis FK Unismuh 2017-2018

• Sekretaris Bidang Tabligh Pikom IMM FK Unismuh 2018-2019

• Sekretaris Bidang Pengembangan Ilmu Pengetahuan BEM FK Unismuh 2018-2019

Page 6: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Page 7: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

vi

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Skripsi, 05 Maret 2020

Astriani Wulandari Iswahyudi,1 Rahasiah Taufik

2 Darwis Muhdina

2

1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan

2016/ email [email protected] 2Pembimbing

”HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN HIPERTENSI PADA

STAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019”

(xiii + 57 Halaman + 7 Tabel + 3 Lampiran)

ABSTRAK

Latar Belakang: Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia agar memiliki fungsi

tubuh yang optimal. Kualitas tidur yang buruk dikatakan dapat mengaktivasi saraf

simpatis dan hormone kortisol sehingga menyebabkan terjadinya hipertensi.

Tujuan: Untuk mengetahui Mengetahui apakah terdapat hubungan antara kualitas tidur

dan hipertensi pada Staf Universitas Muhammadiyah Makassar tahun 2019.

Metode: Jenis desain penelitian yang penelitian Observasional analitik. Dengan

pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini

adalah random sampling dengan sampel sebanyak 55 responden. Pengambilan data

yaitu dengan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan

kuesioner pittsburgh sleep quality index (PSQI) untuk mengetahui pola tidur. Teknik

analisis data dengan korelasi Chi Square.

Hasil: Dari 55 sampel, Presentasi Responden dengan kualitas tidur baik yang

mempunyai tekanan darah tidak hipertensi adalah sebanyak 23 orang (69.7%) Dan

presentasi Responden dengan kualitas baik yang mempunyai tekanan darah hipertensi

adalah sebanyak 10 orang (30.3 %). Sedangkan presentasi responden dengan kualitas

tidur buruk yang mempunyai tekanan darah tidak hipertensi adalah sebanyak 6 orang

(27.3%) Dan presentasi responden dengan kualitas tidur buruk yang mempunyai

tekanan darah hipertensi adalah sebanyak 16 orang (72.7 %). Hasil uji statistik

menunjukkan p value = 0.002.

Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kualitas tidur dan hipertensi pada staf

Universitas Muhammadiyah Makassar

Kata Kunci : Kualitas Tidur, Hipertensi, Kebutuhan tidur.

Page 8: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

vii

FACULTY OF MEDICAL

UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Undergraduate Thesis, 05th

March 2020

Astriani Wulandari Iswahyudi,1 Rahasiah Taufik

2 Darwis Muhdina

2

1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2016/ email

[email protected] 2Pembimbing

”RELATIONSHIP BETWEEN SLEEP QUALITY AND HYPERTENSION IN THE

STAFF OF MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019”

(xiii + 57 Pages + 7 Tables + 3 Appendices)

ABSTRACT

Background: Sleep is a basic human need to have optimal body function. Poor sleep quality is

said to activate the sympathetic nerves and the hormone cortisol, causing hypertension.

Objective: To find out whether there is a relationship between sleep quality and hypertension at

the University of Muhammadiyah Makassar Staff in 2019.

Methods: The type of research design is analytic observational research. With cross sectional

approach. The sampling technique used in this study was random sampling with a sample of 54

respondents. Data collection is by measuring blood pressure using a tensimeter and the

pittsburgh sleep quality index (PSQI) questionnaire to determine sleep patterns. Data analysis

technique with Chi-Square correlation.

Results: Of the 55 samples, 23 people (69.7%) had good quality sleep who had no hypertension who

had poor blood pressure and 10 people (30.3%) had good quality sleep who had hypertension. While the

presentation of respondents with poor sleep quality who have no hypertension blood pressure is as many

as 6 people (27.3%) and the presentation of respondents with poor sleep quality who have hypertension

blood is as many as 16 people (72.7%). Statistical test results show that p value = 0,002.

Conclusion: There is a relationship between sleep quality and hypertension in the staff of the

University of Muhammadiyah Makassar.

Keywords : Sleep Quality, Hypertension, Sleep needs.

Page 9: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul

“Hubungan Antara Kualitas Tidur Dan Hipertensi Pada Staf Universitas Muhammadiyah

Makassar 2019” guna memenuhi sebagian persyaratan untuk melanjutkan proses penelitian

pada semester tujuh program studi Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam menyelesaikan

proposal ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Rasulullah SAW yang telah menunjukkan jalan kebenaran bagi umat Islam dan tak

pernah berhenti memikirkan ummatnya hingga diakhir hidupnya.

2. Kepada kedua orang tua saya, ayah Iswahyudi, dan ibu saya Sitti Hasnawati S.Pd.,

M.Pd yang telah memberikan doa, dukungan, dan semangatnya hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

3. dokter. Rahasiah Taufik Sp.M(K) selaku Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan

banyak waktu dan wawasannya dalam membantu serta memberikan bimbingan dan

arahan demi tersusunnya skripsi ini.

4. Dr. H Darwis Muhdina, M.Ag selaku Pembimbing Skripsi AIK yang telah

meluangkan banyak waktu dan wawasannya dalam membantu serta memberikan

bimbingan dan arahan demi tersusunnya skripsi ini.

Page 10: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

viii

5. dokter. Nur Muallima, Sp.PD selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan dorongan dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Juliani Ibrahim, Ph.D selaku penguji dalam ujian proposal yang juga memberikan

masukan dan saran terhadap kelanjutan penelitian ini serta selaku Koordinator Skripsi

di FKIK Unismuh yang telah memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh dosen dan staf di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Makassar.

8. Kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung yang

telah memberikan semangat dan dukungan.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan baik isi maupun

susunannya. Semoga skripsi ini dapat menjadi bahan acuan demi kelanjutan proses penelitian

selanjutnya.

Makassar, 05 Maret 2020

Penulis

Page 11: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................................

PANITIA SIDANG UJIAN ..................................................................................................... i

PERNYATAAN PENGESAHAN ........................................................................................... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ...................................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................................. v

ABSTRAK ................................................................................................................................ vi

ABSTRACT ............................................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. viii

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitianp ............................................................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................................5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................

2.1 Tidur .................................................................................................................................

2.1.1 Definisi .......................................................................................................6

2.1.2 Tidur Fisiologi ............................................................................................7

2.1.3 Tahapan Tidur .............................................................................................8

2.1.4 Gangguan Tidur .........................................................................................10

2.2 Tekanan Darah ..................................................................................................................

2.2.1 Definisi ........................................................................................................14

2.2.2 Klasifikasi ..................................................................................................15

2.2.3 Etiologi ........................................................................................................16

Page 12: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ix

2.2.4 Patofisiologi ...............................................................................................17

2.2.5 Gambaran Klinik .........................................................................................18

2.2.6 Faktor Risiko ...............................................................................................19

2.2.7 Komplikasi Hipertensi ................................................................................23

2.2.8 Penanganan Hipetensi .................................................................................25

2.2.9 Pencegahan ................................................................................................28

2.2.10 Hubungan Kualitas Tidur Dengan Hipertensi.............................................29

2.3 Kajian Al Islam Kemuhammadiyaan................................................................................32

2.4 Kerangka Teori .................................................................................................................36

BAB III KERANGKA KONSEP ................................................................................................

3.1 Dasar Pemikiran Variabel Yang Akan Diteliti .................................................................37

3.2 Definisi Operasinal Dan Kriteria Objektif ........................................................................39

3.3 Hipotesis penelitian ..........................................................................................................40

BAB IV METODE PENELITIAN ..............................................................................................

4.1 Objek Penelitian ................................................................................................................41

4.2 Metode Penelitian .............................................................................................................41

4.3 Tehnik Pengmbilan Sampel ..............................................................................................41

4.4 Rumus dan Besar Sampel .................................................................................................42

4.5 Alur penelitian ..................................................................................................................43

4.6 Tehnik Pengumpulan Data ...............................................................................................43

4.7 Tehnik Anlisis Data ..........................................................................................................43

4.8 Aspek Etika Penelitian ......................................................................................................44

BAB V HASIL PENELITIAN .....................................................................................................

5.1 Gambaran umum populasi / sampel ...............................................................................46

5.2 Identitas responden ...........................................................................................................46

5.3 Analisis Univariat .............................................................................................................48

Page 13: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ix

BAB VI PEMBAHASAN .............................................................................................................

6.1 Pembahasan ....................................................................................................................49

6.2 Keterbatasan Peneliti ......................................................................................................52

BAB VII PENUTUPAN ................................................................................................................

7.1 Kesimpulan ......................................................................................................................53

7.2 Saran .................................................................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................55

Page 14: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VII ................................. 15

Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VIII ................................ 15

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 46

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ......................................... 47

Tabel 5.5 Distribusi Responden dengan Kualitas Tidur .................................. 48

Tabel 5.6 Distribusi Responden dengan Hipertensi ......................................... 48

Tabel 5.7 Hubungan Kualitas tidur dan hipertensi........................................... 49

Page 15: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat izin penelitian

2. Analisis Univariat

3. Analisis Bivariat

4. Kuesioner

Page 16: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tidur merupakan karunia yang diberikan oleh Allah SWT yang

dibutuhkan oleh setiap manusia. Pada kondisi tidur, terjadi proses pemulihan

untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal.

Tidur merupakan hal yang penting yang berkontribusi terhadap status kesehatan

optimal dan terhadap tanda-tanda vital tubuh Kualitas tidur mengacu pada

keadaan dimana tidur yang dijalani seorang individu mencapai tahap tidur Rapid

Eye Movement (REM) dan NonRapid Eye Movement (NREM) sehingga

menghasilkan kesegaran dan kebugaran disaat terbangun.1

Kebutuhan tidur setiap individu berbeda-beda, tergantung usia setiap

individu tersebut, dan setiap individu harus memenuhi kebutuhan tidurnya agar

dapat menjalankan aktifitas dengan baik. Pola tidur yang buruk dapat berakibat

kepada gangguan keseimbangan fisiologi dan psikologi. Dampak fisiologi

meliputi penurunan aktifitas sehari-hari, rasa lelah, lemah, penurunan daya tahan

tubuh dan ketidakstabilan tanda-tanda vital. Faktor yang dapat mempengaruhi

kualitas tidur seseorang termasuk juga kelelahan. Berbanding terbalik dengan

kualitas tidur yang dialami seseorang. Semakin tinggi tingkat kelelahan

yangdialami seseorang, maka kualitas tidurnya pun semakin buruk. Aktivitas

padat dan kompleks menyebabkan seseorang rentan mengalami gejala gangguan

tidur salah satunya adalah insomnia. Insomnia merupakan suatu kesukaran dalam

memulai dan mempertahankan tidur sehingga seseorang tidak dapat memenuhi

Page 17: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2

kebutuhann tidur yang adekuat, baik secara kualitas maupun kuantitas. Kualitas

tidur merupakan kemampuan individu untuk tetap tidur dan mendapatkan

sejumlah tidur REM dan NREM. Kuantitas tidur merupakan total dari waktu tidur

individu.2

Agama islam sudah memberikan tuntutan pada setiap sisi kehidupan

pemeluknya mulai dari hal yang sederhana seperti tidur hingga hal yang lebih

kompleks, Sebagaimana dalam Firman Allah yang berbunyi:

وھ1 ا:Kي <=> :HI ا:6B6A: <FG وا:19م 6AB@6 و<=> ا:679ر 134ر

“Dialah yang menjadi kan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur

untuk istirahat, dan Dia menjadi kan siang untuk bangu berusaha.”(Q. S

Al-Furqan :47)

Ayat di atas menjelaskan bahwa, salah satu tanda kebesaran Allah swt pada

manusia adalah menjadikan malam sebagai penutup bagi kita dengan

kegelapannya, sebagaimana pakaian menutupi. Dan Dia menjadikan tidur sebagai

istirahat bagi tubuh sehingga tubuh menjadi tenang dan tentram dan menjadikan

siang untuk bertebaran di muka bumi dan mencari penghidupan.3

Adapun Tekanan darah adalah faktor yang penting dalam sistem sirkulasi.

Peningkatan ataupun penurunan dalam tekanan darah akan mempengaruhi

homeostasis di dalam tubuh. Dari hasil pengukuran tekanan darah ada dua angka

yaitu tekanan darah sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan pada

arteri ketika jantung memompa darah melalui pembuluh darah, sedangkan

Page 18: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

3

diastolik adalah tekanan di arteri saat jantung berelaksasi diantara dua denyutan

atau kontraksi 4. Adapun nilai normal tekanan darah yaitu dengan mengukur

tinggi badan, berat badan, aktivitas kegiatan normal serta kesehatan secara umum

adalah 120/80 mmhg. apabila tekanan darah rendah dikatan hipotensi sedangkan

apabila tinggi dikatakan hipertensi.

Hipertensi dapat terjadi akibat beberapa faktor risiko yaitu riwayat keluarga,

kebiasan hidup yang kurang baik, pola diet yang kurang baik dan durasi atau

kualitas tidur yang kurang baik. Durasi dan kualitas tidur yang kurang baik akan

lebih banyak memicu aktivitas sistem saraf simpatik dan menimbulkan stressor

fisik dan psikologis.5

Menurut hasil Riskesdas 2018 prevalensi hipertensi berdasarkan hasil

pengukuran di Indonesia pada umur >18 tahun sebesar 34,1 persen. Prevalensi

hipertensi di Sulawesi Selatan yang didapat melalui kuisioner yang di diagnosis

tenaga kesehatan sebesar 10,3 persen, prevalensi hipertensi yang didiagnosis

dokter pada penduduk umur >18 tahun meningkat sesusai dengan bertambahnya

usia yaitu usia 25-34 tahun sebesar 20,1 persen, 35-44 tahun sebesar 31.6 persen,

usia 45-54 tahun sebesar 45,3 persen. Kemudian prevalensi hipertensi di

Indonesia paling banyak dari kalangan tidak atau belum pernah sekolah yaitu 51,6

persen.6

Terjadinya peningkatan tekanan darah disebabkan oleh kondisi kurang tidur

yang dapat memengaruhi keseimbangan hormon kortisol (hormon penanda stres).

Ketidakseimbangan hormon kortisol akan menyebabkan ketidakseimbangan

hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal salah satunya adalah katekolamin

Page 19: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4

yang terdiri dari epinefrin dan noreprinefrin yang bekerja pada saraf simpatis yang

menyebabkan vasokontriksi vaskuler.6

Dengan demikian Hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan faktor

risiko yang sebagian besar merupakan factor perilaku berupa kebiasaan hidup

salah satunya pola tidur. Apabila seseorang menerapkan pola hidup yang baik,

maka hipertensi bisa dihindari.7

1. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut adapun rumusan masalah dari peneliti ini

adalah Apakah terdapat hubungan antara kualitas tidur dan hipertensi pada

Staf Universitas Muhammadiyah Makassar tahun 2019.

2. Tujuan Penelitian

a) Tujuan Umum

Mengetahui apakah terdapat hubungan antara kualitas tidur dan hipertensi

pada Staf Universitas Muhammadiyah Makassar tahun 2019.

b) Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi kualitas tidur pada Staf Universitas Muhammadiyah

Makassar tahun 2019.

2) Mengidentifikasi kejadian kualitas tidur baik dan kualitas tidur buruk

pada staf Universitas Muhammadiyah Makassar 2019.

3) Mengetahui ada tidaknya hubungan antara kualitas tidur dengan

hipertensi darah pada Staf Universitas Muhammadiyah Makassar

tahun 2019.

Page 20: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

5

3. Manfaat Penelitian

a) Manfaat teoritik

1) Bagi peneliti hasil dari penelitian ini dapat dijadikan tambahan ilmu

pengetahun terkait dengan kualitas tidur terhadap tekanan darah.

2) Bagi peneliti dapat memberikan motivasi mengkaji ilmu pengetahuan

Al Qur’an dan hadist serta mengaplikasikan di kehidupan sehari –

hari.

b) Manfaat Aplikatif

1) Diharapkan dapat dilakukan pencegahan dan edukasi dini terkait

dengan kualitas tidur yang baik dan kejadian hipertensi.

2) Sebagai salah satu sumber informasi yang berhubungan dengan

penelitian sehingga dapat bermanfaat khusus nya bagi penulis untuk

menambah wawasan di bidang neurologi dan kardiologi.

4. Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini hanya terbatas pada Staf Universitas

Muhammadiyah Makassar tahun 2019.

Page 21: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tidur

1. Definisi

Tidur adalah keadaan terjadinya perubahan kesadaran atau ketidaksadaran

parsial individu yang dapat dibangunkan. Tidur dapat diartikan sebagai periode

istirahat untuk tubuh dan pikiran, yang selama masa ini, kemauan dan kesadaran

ditangguhkan sebagian atau seluruhnya dimana fungsi-fungsi tubuh sebagian

dihentikan. Tidur telah dideskripsikan sebagai status tingkah laku yang ditandai

dengan posisi tak bergerak yang khas dan sensitivitas reversibel yang menurun,

tapi siaga terhadap rangsangan dari luar.8 Terdapat berbagai tahap dalam tidur,

dan tidur yang sangat ringan sampai tidur yang sangat dalam. Para peneliti tidur

juga membagi tidur menjadi dua tipe secara keseluruhan berbeda. Yang memiliki

kualitas yng berbeda pula.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur adalah antara lain

penyakit, latihan, dan kelelahan, stress psikologi, obat, nutrisi, lingkungan dan

motivasi. Aspek–aspek kualitas tidur diantaranya kualitas tidur subyektif, tidur

latensi, gangguan tidur, durasi tidur, efisiensi kebiasaan tidur, penggunaan obat

tidur dan penyalahgunaan waktu disiang hari, keduanya menjadi aspek

pengukuran dalam instrument Pittsburgh Sleep Indeks (PSQI).9

Page 22: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

7

2. Tidur Fisiologi

Fisiologi tidur dimulai dari irama sirkadian yang merupakan irama yang

dialami individu yang terjadi selama 24 jam. Pola fungsi biologis dan perilaku

dipengaruhi oleh irama sirkadian. Pemeliharaan siklus sirkadian memengaruhi

sekresi hormon, temperatur tubuh, denyut nadi, ketajaman sensori, suasana hati,

dan tekanan darah. Irama sirkadian meliputi siklus harian bangun tidur yang

dipengaruhi oleh temperatur, sinar, dan faktor eksternal seperti aktivitas sosial dan

pekerjaan rutin.10

Dalam The World Book Encyclopedia dikatakan bahwa tidur dapat

memulihkan energi tubuh, khususnya pada otak dan sistem saraf. Gangguan

keseimbangan fisiologis dan psikologis dalam tubuh manusia terjadi karena tidur

yang tidak adekuat dan kualitas tidur yang buruk. Dalam hal fisiologis meliputi

penurunan aktivitas sehari-hari, mudah capek, lemah, daya tahan tubuh menurun

dan ketidakstabilan tanda-tanda vital. Sedangkan dampak psikologis meliputi

depresi, cemas, dan tidak konsentrasi.10

Seorang pakar wellness mengatakan bahwa waktu paling optimal untuk

mulai tidur di malamhari adalah jam 10 malam, selain ampuh untuk mengumpulkan

kembali energi dan tenaga, tidur mulai jam 10 malam juga sangat baik untuk

kecantikan kulit, vitalitas tubuh, dan meningkatkan mood positif di pagi hari.

Kebutuhan tidur seseorang berbeda-beda menurut kelompok umur, untuk umur 18–

40 tahun kebutuhan tidur adalah 8–9jam perhari, untuk umur 41–60 tahun

Page 23: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

8

kebutuhan tidur adalah 7 jam perhari, dan untuk umur 60 tahun keatas kebutuhan

tidur adalah 6 jam perhari.10

3. Tahapan tidur

a) tidur gelombang lambat

kebanyakan dari kita dapat mengerti sifat-sifat tidur gelombang

lambat yang dalam dengan mengingat saat-saat terakhir kita tetap terjaga

selama lebih dari 24 jam, yang kemudian tidur nyenyak yang terjadi

dalam satu jam pertama setelah mulai tidur. Tahap tidur ini begitu tenang

dan dapat dihubungkan dengan penurunan tonus pembuluh darah perifer

dan fungsi-fungsi vegegtatif tubuh lain contohnya, tekanan darah,

frekuensi pernafasan dan laju metabolisme basal akan berkurang 10

sampai 30 persen.11

Walaupun tidur geombang lambat sering disebut “tidur tanpa

mimpi”, namun sebenarnya pada tahap tidur ini sering timbul mimpi dan

kadang-kadang bahkan mimpi buruk terjadi selama tidur gelombang

lambat. Perbedaan antara mimpi-mimpi yang timbul sewaktu tahap tidur

gelombang lambat dan mimpi pada tidur REM adalah bahwa mimpi yang

timbul pada tahap tidur REM lebih sering melibatkan aktivitas otot

tubuh, dan mimpi pada tahap tidur gelombang lambat biasanya tak dapat

diingat. Jadi, selama tidur gelombang lambat, tidak terjadi konsolidasi

mimpi dalam memori.11

b) Tidur REM (paradoksal, tidur desinkronisasi)

Page 24: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

9

Sepanjang tidur malam yang normal, tidur REM yang

berlangsung 5-30 menit biasanya muncul rata-rata setiap 90 menit. Bila

seseorang sangat mengantuk, setiap tidur REM berlangsung singkat dan

bahkan mungkin tak ada. Sebaliknya, saat orang makin menjadi lebih

nyenyak sepanjang malamnya. Durasi tidur REM juga makin lama.

Tidur REM mempunyai karakteristik penting sebagai berikut:

1) Tidur REM merupakan bentuk tidur aktif yang biasanya disertai

mimpi dan pergerakan otot tubuh yang aktif.

2) Seseorang lebih sukar dibangunkan oleh rangsangan sensorik

selama tidur gelombang lambat. Namun orang-orang terbangun

secara spontan dipagi hari saat episode tidur REM.

3) Tonus otot diseluruh tubuh berkurang, dan ini menunjukkan adanya

hambatan yang kuat pada area pengendalian otot di spinal.

4) Frekuensi denyut jantung dan pernafasan biasanya tidak teratur,

dan ini merupakan sifat dari keadaan tidur dan mimpi.

5) Walaupun ada hambatan yang sangat kuat pada otot perifer, masih

timbul gerakan otot yang tidak teratur. Keadaan ini khususnya

mencakup gerakan mata yang cepat.

6) Pada tidur REM, otak menjadi sangat aktif, dan metabolism

diseluruh otak meningkat sebanyak 20%. Pada elektroensefalogram

(EEG) terlihat pola gelombang otak yang serupa dengan yang

terjadi selama keadaan siaga. Tidur ini disebut juga tidur

paradoksal. Karena hal ini bersifat paraadoks, yaitu seseorang

Page 25: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

10

dapat tertidur walaupun aktivitas otaknya meningkat. Ringkasnya,

tidur REM merupakan tipe tidur saat otak benar-benar dalam

keadaan aktif. Namun, aktivitas otak tidak disalurkan kearah yang

sesuai agar orang itu siaga penuh terhadap keadaan sekelilingnya

sehingga, orang tersebut benar-benar tertidur.11

4. Gangguan Tidur

Gangguan tidur merupakan salah satu gejala dari gangguan lainnya, baik

mental atau fisik. Walaupun gangguan tidur yang spesifik terlihat secara

klinis berdiri sendiri sejumlah faktor psikiatrik dan atau fisik yang terkait

memberikan kontribusi pada kejadiannya. Secara umum adalah lebih baik

membuat diagnosis lain yang relevan untuk menjelaskan secara adekuat

psikopatologi dan atau patofisiologi. Adapun kelompok gangguan tidur yang

non-organic yaitu

a) Dyssomnia = kondisi psikogenik primer dimana gangguan utamanya

adalah jumlah, kualitas atau waktu tidur yang disebabkan oleh hal –

hal emosional, misalnya: insomnia, hypersomnia, gangguan jadwal

tidur-jaga

b) Parasomnia =peristiwa episodic abnormal yang terjadi selama tidur,

(pada kanak–kanak hal ini terkait terutama dengan perkembangan

anak, sedangkan pada dewasa terutama pengaruh psikogenik).

Misalnya: somnabulisme, terror tidur dan mimpi buruk

1) Insomnia

Page 26: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

11

i. Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau

mempertahankan tidur, atau kualitas tidur yang buruk.

ii. Gangguan terjadi minimal 3 kali seminngu selama minimal

satu bulan.

iii. Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur (sleeplessness)

dan peduli yang berlebihan terhadap akibatnya pada malam

hari dan sepanjang siang hari.

iv. Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur

menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan

mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan.

2) Hypersomnia

i. Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya

serangan tidur “sleep attack” (tidak disebabkan oleh jumlah

tidur yang kurang) dan atau transisi yang memanjang dari

saat mulai bangun tidur sampai sadar sepenuhnya (sleep

drunkenness).

ii. Gangguan tidur terjadi setip hari selama lebih dari 1 bulan

atau berulang dengan kurun waktu yang lebih pendek,

menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan

mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan.

iii. Tidak ada gejala tambahan “narcolepsy” (cataplexy, sleep

paralysis, hypnagogic hallucination) atau bukti klinis untuk

Page 27: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

12

“sleep apnoe” (nocturnal breath cessation, tyical

intermittent snoring sounds, etc).

iv. Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukkan

gejala rasa kantuk pada siang hari.

3) Gangguan Jadwal Tidur- Jaga

i. Pola tidur - jaga dari individu tidak seirama yang normal

bagi masyarakat setempat.

ii. Insomnia pada waktu orang tidur dan hypersomnia pada

waktu orang jaga yang dialami hampir setiap hari untuk

sedikitnya satu bulan atau berulang dalam kurung waktu

singkat.

iii. Ketidak-puasan dalam kuantitas, kualitas dalam waktu tidur

menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan

mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan.

4) Somnabulisme (Sleep Walking)

i. Satu atau lebih episode bangun dan tempat tidur, biasanya

pada spertiga awal tidur malam, dan terus berjalan jalan

(kesadaran berubah).

ii. Selama satu episode, individu menunjukkan wajah bengong

(blank, staring face), relative tak memberi respons terhadap

upaya orang lain untuk mempengaruhi keadaan atau untuk

berkomunikasi dengan penderita dan hanya dapat

disadarkan/ dibangunkan dari tidurnya dengan susah payah.

Page 28: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

13

iii. Pada waktu sadar/ bangun (setelah satu episode atau besok

paginya) individu tidak ingat apa yang terjadi.

iv. Dalam kurun waktu beberapa menit setelah bangun dari

episode tersebut, tidak ada gangguan aktivitas mental,

walaupun dapat dimulai dengan sedikit, bingung dan

disorientasi dalam waktu singkat.

v. Tidak ada bukti gangguan mental organic.

5) Terror Night

i. Gejala utama adalah satu atau lebih episode bangun dari

tidur, mulai dengan berteriak kaen panik, disertai anxietas

yang hebat, seluruh tubuh bergetar, dan hiperaktivitas

otonomik seperti jantung berdebar, nafas cepat, pupil

melebar dan berkeringat.

ii. Episode ini dapat berulang, setiap episode lamanya berkisr

1-10 menit, dan biasanya terjadi pada sepertiga awal tidur

malam.

iii. Secara realtif tidak Bereaksi terhadap berbagai upaya orang

lain untuk mempengaruhi keadaan terror tidurnya dan

kemudian dalam beberapa menit setelah bangun biasanya

terjadi disorientasi dan gerakan gerakan berulang.

iv. Ingatan terhadap kejadian, kalaupun ada, sangat minimal

(biasanya terbatas pada satu atau dua bayangan bayangan

yang terpilah pilah).

Page 29: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

14

6) Mimpi Buruk (Nightmares)

i. Terbangun dari tidur malam atau tidur siang berkaitan

dengan mimpi yang menakutan yang dapat diingat kembali

dengan rinci dan jelas, biasanya perihal ancaman

kelangsungan hidup, keamanan, atau harga diri, tetapi yang

khas adalah pada paruh kedua masa tidur.

ii. Setelah terbangun dari mimpi yang menakutkan, individu

segera sadar penuh dan mampu mengenali lingkungannya.

iii. Pengalaman mimpi itu, dan akibat dari tidur yang

terganggu, menyebabkan penderitaan cukup berat bagi

individu.12

B. Hipertensi

1. Definisi

Tekanan darah berarti daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap

satuan luas dinding pembuluh darah yang hampir selalu dinyatakan dalam

milimeter air raksa. Tekanan darah merupakan faktor yang sangat penting pada

sistem sirkulasi. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi

homeostasis di dalam tubuh. Tekanan darah diatur melalui beberapa mekanisme

fisiologis untuk menjamin aliran darah ke jaringan yang memadai. Tekanan darah

ditentukan oleh curah jantung (cardiac output, CO) dan resistensi pembuluh darah

Page 30: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

15

terhadap darah. Curah jantung adalah volume darah yang dipompa melalui

jantung per menit, yaitu isi sekuncup (stroke volume, SV) x laju denyut jantung

(heart rate, HR).13Resistensi diproduksi terutama di arteriol dan dikenal sebagai

resistensi vaskular sistemik. Resistensi merupakan hambatan aliran darah dalam

pembuluh, tetapi tidak dapat diukur secara langsung dengan cara apapun.

Resistensi bergantung pada tiga faktor, yaitu viskositas (kekentalan) darah dan

jari-jari pembuluh.14

2. Klasifikasi

Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC

VII), klasifikasi hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi kelompok

normal, prehipertensi, hipertensi derajat I dan derajat II.

Tabel 2.I. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII 15

Klasifikasi Tekanan

Darah

Tekanan Darah

Sistolik (mmHg)

Tekanan Darah

Diastolik (mmHg)

Normal Prehipertensi Hipertensi derajat I Hipertensi derajat II

< 120 120 – 139 140 – 159 ≥ 160

< 80 80 – 89 90 - 99 ≥100

Tabel 2.2. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VIII 17

Klasifikasi Tekanan

Darah

Tekanan darah

(mmHg)

Pengobatan

Umur ≥ 60 tahun

`

<150/90

Thiazide type

diuretic, ACEI,

Page 31: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

16

Umur ≤60 tahun

Diabetes

CKD

<140/ 90

<140/90

<140/90

ARB, black: thiazide

type diuretic atau

CCB

Diuretic/CCB

Tiazid tipe

diuretic,ACEI, ARB,

atau CCB

ACEI atau ARB

5. Etiologi

Hipertensi disebut primer bila penyebabnya tidak diketahui (90%), bila

ditemukan sebabnya disebut sekunder (10%). Penyebab lainnya ntara lain :

a) Penyakit : penyakit ginjal kronik, sindoma cushing, koarktasi aorta,

obstuctiv sleep apnea, penyakit paratiroid, feokromasitoma,

aldosteronism primer, penyakit renovaskular,penyakit tiroid.

b) Obat-obatan :

1) growth factor agents

2) Estrogen: biasanya kontrasepsi oral.

3) Calcineuri inhibitors: siklosporin, tacrolimus

4) Dekongestan: phenylpropanolamine& analog

5) Erythropoiesis stimulating agents: erythropoietin, darbepoietin

6) NSAIDS, COX-2 inhibitors, venlafaxine, bupropion,

bromokriptin, buspirone, carbamazepine, clozapine, ketamine,

metoklopramid

7) Makanan: sodium, etanol, licorice.

Page 32: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

17

8) Obat jalanan yang mengandung bahan-bahan sebagai berikut:

caine withdrawal, ephedra alkaloids (e.g., ma-huqng), “herbal

ecstasy” phenylpropanolamine analogs, nicotin withdrawal,

anabolic steroids, narcotic withdrawal, methylphenidate,

phencyclidine, ketamine, ergot-containing herbal products.16

6. Patofisiologi

Tekanan darah dipengaruhi curah jantung dan resistensi perifer total.

Apabila terjadi peningkatan salah satu dari variabel tersebut yang tidak

terkompensasi maka dapat menyebabkan timbulnya hipertensi. Tubuh

memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara

akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi dan mempertahankan

stabilitas tekanan darah dalam jangka panjang. Sistem pengendalian tekanan

darah sangat kompleks. Pengendalian dimulai dari sistem control jangka

pendek yang dilakukan dengan mengubah curah jantung dan resistensi

perifer total, yang perantarai oleh system saraf otonom pada jantung, vena,

dan arteriol. Sedangkan sistem control jangka Panjang dicapai dengan

menyesuaikan volume darah total dengan memulihkan keseimbangan garam

dan air melalui mekanisme mekanisme yang mengatur pengeluaran urin dan

rasa haus. Besar kecilnya volume darah total nantinya berdampak besar

pada curah jantung dan tekanan arteri rerata.

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya

angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme

(ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan

Page 33: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

18

darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.

Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah

menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I

diubah menjadi angiotensin II Angiotensin II inilah yang memiliki peranan

kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi

pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa

haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada

ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya

ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis),

sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk

mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan

cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah

meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi

kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.

Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada

ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan

mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari

tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan

cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan

meningkatkan volume dan tekanan darah.18

7. Gambaran Klinik

Page 34: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

19

Manifestasi klinis yang dapat muncul akibat hipertensi menurut

Elizabeth J. Corwin ialah bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah

mengalami hipertensi bertahun-tahun. Manifestasi klinis yang timbul dapat

berupa nyeri kepala saat terjaga yang kadang-kadang disertai mual dan

muntah akibat peningkatan tekanan darah intrakranium, penglihatan kabur

akibat kerusakan retina, ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan

susunan saraf, nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) karena

peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, edema dependen

akibat peningkatan tekanan kapiler. Keterlibatan pembuluh darah otak dapat

menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi

sebagai paralisis sementara pada satu sisi atau hemiplegia atau gangguan

tajam penglihatan. Gejala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis,

mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, dan

mata berkunang-kunang.18

Pada semua bentuk hipertensi apapun sebabnya, keadaan ini dapat

mendadak mengalami perburukan dan masuk kefase maligna. Pada

hipertensi maligna, terjadi nekrosis fibrinoid luas ditunika media disertai

fibrosis tunika intima diarteriol sehingga terjadi penyempitan dan retinopati

berat progresif, gagal jantung kongesti, dan gagal ginjal. Jika tidak diatasi,

hipertensi maligna biasanya menyebabkan kematian dalam satu tahun.18

8. Faktor Risiko Hipertensi

Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.

Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau

Page 35: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

20

peningkatan tekanan perifer total. Namun ada beberapa faktor yang

mempengaruhi terjadinya hipertensi antara lain:

a) Genetik

adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan

keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini

berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan

rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium Individu dengan

orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar

untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai

keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80%

kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga.

b) Obesitas

Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada

kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Menurut National

Institutes for Health USA (NIH,1998), prevalensi tekanan darah tinggi

pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah

38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan

prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki

IMT <25 (status gizi normal menurut standar internasional).

Page 36: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

21

Menurut Hall (1994) perubahan fisiologis dapat menjelaskan

hubungan antara kelebihan berat badan dengan tekanan darah, yaitu

terjadinya resistensi insulin dan hiperinsulinemia, aktivasi saraf

simpatis dan sistem renin-angiotensin, dan perubahan fisik pada

ginjal.

c) Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.

Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum

menopause salah satunya adalah penyakit jantung koroner. Wanita

yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen

yang berperan dalam meningkatkan kadarHigh Density Lipoprotein

(HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor

pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek

perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas

wanita pada usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai

kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini

melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut

dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan

umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita

umur 45-55 tahun.

d) Stres

Page 37: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

22

Stres dapat meningkatkan tekanah darah sewaktu. Hormon adrenalin

akan meningkat sewaktu kita stres, dan itu bisa mengakibatkan

jantung memompa darah lebih cepat sehingga tekanan darah pun

meningkat.

e) Kurang Olahraga

Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak

menular, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan

tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk

hipertensi) dan melatih otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila

jantung harus melakukan pekerjaan yang lebih berat karena adanya

kondisi tertentu. Kurangnya aktivitas fisik menaikan risiko tekanan

darah tinggi karena bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk.

Orang-orang yang tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung

lebih cepat dan otot jantung mereka harus bekerja lebih keras pada

setiap kontraksi, semakin keras dan sering jantung harus memompa

semakin besar pula kekuaan yang mendesak arteri.

f) Pola asupan garam dalam diet

Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO)

merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi

risiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan

adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4gram sodium atau 6gram

garam) perhari. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan

konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk

Page 38: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

23

menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume

cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan

ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah,

sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.

g) Kebiasaan Merokok:

Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat

dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna

dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami

ateriosklerosis.14 Dalam penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas

S Bowman dari Brigmans and Women’s Hospital, Massachussetts

terhadap 28.236 subyek yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi,

51% subyek tidak merokok, 36% merupakan perokok pemula, 5%

subyek merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8% subyek yang

merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam

median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu

kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan

kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari.16

9. Komplikasi Hipertensi

Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa

penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari

kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara

Page 39: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

24

lain adanya autoantibodi terhadap reseptor angiotensin II, stress oksidatif.

Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas

terhadap garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target,

misalnya kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi

transforming growth factor-β (TGF-β).

a) Otak

Stroke merupakan kerusakan target organ pada otak yang diakibatkan

oleh hipertensi. Stroke timbul karena perdarahan, tekanan intra kranial

yang meninggi, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non

otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi

kronik apabila arteri-arteri yang mendarahi otak mengalami hipertropi

atau penebalan, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang

diperdarahinya akan berkurang. Arteri-arteri di otak yang mengalami

arterosklerosis melemah sehingga meningkatkan kemungkinan

terbentuknya aneurisma.

b) Kardiovaskular

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner mengalami

arterosklerosis atau apabila terbentuk trombus yang menghambat

aliran darah yang melalui pembuluh darah tersebut, sehingga

miokardium tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup.

Kebutuhan oksigen miokardium yang tidak terpenuhi menyebabkan

terjadinya iskemia jantung, yang pada akhirnya dapat menjadi infark.

c) Ginjal

Page 40: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

25

Penyakit ginjal kronik dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat

tekanan tinggi pada kapiler-kepiler ginjal dan glomerolus. Kerusakan

glomerulus akan mengakibatkan darah mengalir ke unit-unit

fungsional ginjal, sehingga nefron akan terganggu dan berlanjut

menjadi hipoksia dan kematian ginjal. Kerusakan membran

glomerulus juga akan menyebabkan protein keluar melalui urin

sehingga sering dijumpai edema sebagai akibat dari tekanan osmotik

koloid plasma yang berkurang. Hal tersebut terutama terjadi pada

hipertensi kronik.

d) Retinopati

Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh

darah pada retina. Makin tinggi tekanan darah dan makin lama

hipertensi tersebut berlangsung, maka makin berat pula kerusakan

yang dapat ditimbulkan. Kelainan lain pada retina yang terjadi akibat

tekanan darah yang tinggi adalah iskemik optik neuropati atau

kerusakan pada saraf mata akibat aliran darah yang buruk, oklusi arteri

dan vena retina akibat penyumbatan aliran darah pada arteri dan vena

retina.

10. Penanganan Hipertensi

Dalam penanganan hipertensi, para ahli umumnya mengacu kepada

guideline-guideline yang ada. Salah satu guideline yang terbaru yang dapat

Page 41: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

26

dijadikan acuan dalam penanganan hipertensi di Indonesia adalah Guideline

Joint National Committee (JNC) 8 yang dipublikasikan pada tahun 2014.

Guideline JNC 8 mencantumkan 9 rekomendasi penanganan

hipertensi (berdasarkan refleksi tiga pertanyaan diatas)

a) Pada populasi umum berusia >60 tahun, terapi farmakologis untuk

menurunkan tekanan darah dimulai jika tekanan darah sistolik >150

mmHg atau tekanan darah diastolik >90 mmHg dengan target

diastolik <150 mmHg dan target diastolik <90 mmHg. (Strong

Recommendation - Grade A). Pada populasi umum berusia >60 tahun,

jika terapi farmakologis hiperntensi menghasilkan tekanan darah

sistolik lebih rendah (misalnya <140 mmHg) dan toleransi baik tanpa

efek samping kesehatan dan kualitas hidup, dosis tidak perlu

disesuaikan. (Expert Opinion – Grade E).

b) Pada populasi umum <60 tahun, terapi farmakologis untuk

menurunkan tekanan darah dimulai jika tekanan darah diastolik >90

mmHg dengan target tekanan darah diastolik <90 mmHg (untuk usia

30-59 tahun Strong Recommendation – Grade A; untuk usia 18-29

tahun Expert Opinion – Grade E).

c) Pada populasi umum <60 tahun, terapi farmakologis untuk

menurunkan tekanan daarah dimulai jika tekanan darah sistolik >140

mmHg dengan target tekanan darah sistolik <140 mmHg (Expert

Opinion – Grade E).

Page 42: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

27

d) Pada populasi berusia >18 tahun dengan penyakit ginjal kronik, terapi

farmakologis untuk menurunkan tekanan darah dimulai. Jika tekanan

darah sistolik >140 mmHg atau tekanan darah diastolik >90 mmHg

dengan target tekanan darah sistolik <140 mmHg dan target tekanan

darah diastolik <90 mmHg (Expert Opinion – Grade E).

e) Pada populasi berusia >18 tahun dengan diabetes, terapi farmakologis

untuk menurunkan tekanan darah dimulai jika tekanan darah sistolik

>140 mmHg atau tekanan darah diastolik >90 mmHg dengan target

tekanan darah sistolik <140 mmHg dan target tekanan darah diastolik

<90 mmHg (Expert Opinion – Grade E).

f) Pada populasi non-kulit hitam umum, termasuk mereka dengan

diabetes, terapi antihipertensi awal sebaiknya mencakup diuretik tipe

thiazide, Calcium Channel Blocker, Angiotensin-Converting Enzyme

Inhibitor (ACEI), atau Angitensin Receptor Blocker (ARB).

(Moderate Recommendation – Grade B).

g) Pada populasi kulit hitam umum, termasuk mereka dengan diabetes,

terapi antihipertensi awal sebaiknya mencakup diuretik tipe thiazide

atau CCB. (Untuk populasi kulit hitam: Moderate Recommendation –

Grade B; untuk kulit hitam dengan diabetes: Weak Recommendation

– Grade C).

h) Pada populasi berusia >18 tahun dengan penyakit ginjal kronik, terapi

antihipertensi awal (atau tambahan) sebaiknya mencakup ACEI atau

ARB untuk meningkatkan outcome ginjal. Hal ini berlaku untuk

Page 43: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

28

semua pasien penyakit ginjal kronik dengan hipertensi terlepas dari

ras atau status diabetes. (Moderate Recommendation – Grade B).

i) Tujuan utama terapi hipertensi adalah mencapai dan mepertahankan

target tekanan darah. Jika target tekanan darah tidak tercapai dalam 1

bulan perawatan, tingkatkan dosis obat awal atau tambahkan obat

kedua dari salah satu kelas yang direkomendasikan dalam

rekomendasi nomor 6 (thiazide-type diuretic, CCB, ACEI atau ARB).

Dokter harus terus menilai tekanan darah dan menyesuaikan regimen

perawatan sampai target tekanan darah dicapai. Jika target tekanan darah

tidak dapat dicapai dengan 2 obat, tambahkan dan titrasi obat ketiga dari

daftar yang bersedia. Jangan gunakan ACEI dan ARB bersama-sama pada

satu pasien. Jika target tekanan darah tidak dapat dicapai menggunakan obat

di dalam rekomendasi 6 karena kontraindikasi atau perlu menggunakan lebih

dari 3 obat, obat antihipertensi kelas lain dapat digunakan. Rujukan ke

spesialis hipertensi mungkin diindikasikan jika target tekanan darah tidak

dapat tercapai dengan strategi di atas atau untuk penanganan pasien

komplikasi yang membutuhkan konsultasi klinis tambahan. (Expert Opinion

– Grade E). Kesembilan rekomendasi ini diringkas menjadi 1 algoritma

penanganan hipertensi.17

11. Pencegahan Hipertensi

Pengobatan hipertensi memang penting tetapi tidak lengkap jika tanpa

dilakukan tindakan pencegahan untuk menurunkan faktor resiko penyakit

kardiovaskuler akibat hipertensi. Menurut Bustan MN (1995) dan Budistio

Page 44: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

29

(2001), upaya pencegahan dan penanggulangan hipertensi didasarkan pada

perubahan pola makan dan gaya hidup. Upaya pencegahan yang dapat

dilakukan meliputi:

a) Perubahan pola makan

b) Pembatasan penggunaan garam hingga 4-6gr per hari, makanan yang

mengandung soda kue, bumbu penyedap dan pengawet makanan.

c) Mengurangi makanan yang mengandung kolesterol tinggi (jeroan,

kuning telur, cumi-cumi, kerang, kepiting, coklat, mentega, dan

margarin).

d) Menghentikan kebiasaan merokok, minum alkohol

e) Olah raga teratur

f) Hindari stres .10

12. Pengaruh Kualitas Tidur Terhadap Hipertensi

Menurut Gangwisch, selama terjadi ketidakseimbangan pada

homeostasis tubuh, system saraf simpatik mengaktifkan dua system utama

dalam system endokrin, yaitu :

a) System medula adrenal- simpatik (sympatic adrena medullary system)/

sympathetic activation.

Penjalaran sinyal otonomik eferen ke berbagai organ di seluruh tubuh

dapat dibagi dalam dua subdivisi utama yang disebut system saraf

simpatis dan system saraf parasimpatis. Serabut saraf simpatis dan

Page 45: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

30

parasimpatis terutama menyekresikan salah satu dari kedua bahan

transmitter sinaps ini, asetikholin atau norepinefrin.

Serabut - serabut yang menyekresikan asetilkolin disebut serabut

kolinergik. Sedangkan serabut saraf yang menyekresikan

neurotransmitter norepinefrin disebut serabut adrenergic, suatu istilah

yang berasal dari kata adrenalin, dan merupakan nama lain dari

epinefrin. Asetilkholin disebut neurotransmitter parasimpatis, dan

norepinefrin disebut juga simpatis. Norepinefrin dan epinefrin

disekresikan ke dalam darah oleh medulla adrenal dan efek dari

perangsangannya pada organ spesifik seperti pembuluh darah dan

jantung adalah terjadinya vasokontriksi dari pembuluh darah perifer

yang nantinya akan meningkatkan tahanan perifer. Dengan

meningkatnya tahanan pembuluh darah perifer maka meningkatkan

juga tekanan darah di dalam tubuh dikarenakan darah di pengaruhi oleh

dua faktor utama yaitu cardiac output ( curah jantung) dan total

pheripheral system ( tahanan perifer pembuluh darah).11

b) System HPA (hypothalamic – pituitary adrenocortical / hypothalamic

adrenocortical activation)

Dirangsang oleh stressor lingkungan neuron di hipotalamus mensekresi

corticotropin releasing hormone dan arginine vasopressin (AVP).

Corticotropin releasing hormone (CRH), polipeptida pendek, diangkut

ke hipofisis anterior, dimana merangsang sekresi kortikotropin.

akibatnya, terjadi peningkatan produksi kortikosteroid termasuk

Page 46: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

31

kortisol. Vasopessin meningkatkan rebsorbsi air oleh ginjal dan

menginduksi vasokontriksi kontraksi pembuluh darah, sehingga

meningkatkan tekanan darah. Secara bersamaan, CRH dan vasopressin

mengaktifkan Hipotalamus – Hipofisis – Adrenal (HPA) axis. HPA axis

terdiri dari system interaksi umpan balik antara hipotalamus, kelenjar

pituitary, dan kelenjar adrenal.11

Hipotalamus melepaskan CRH dan vasopressin, yang

mengaktifkan sumbu HPA.CRH merangsang hipofisis anterior untuk

melepaskan corticotropin, yang bergerak melalui aliran darah ke

korteks adrenal, dimana corticotropin kemudian meregulasi produksi

kortisol. Vasopressin, hormone lainnya yang dikeluarkan oleh

hipotalamus, merangsang saluran kortikal dari ginjal untuk

meningkatkan reuptake air, sehingga volume yang lebih kecil dari urin

yang terbentuk. Pengaruh utama kortisol adalah pada metabolisme

glukosa di dalam tubuh yaitu berfungsi untuk meningkatkan kadar

glukosa dalam tubuh dengan membantu mobilisasi glucagon dari

pancreas, serta meningkatkan metabolisme pembentukan glukosa dari

bahan non karbohidrat (lemak dan protein).11

Pada kondisi gangguan tidur, tubuh cenderung memiliki laju

metabolism yang tinggi oleh karena itu dibutuhkan banyak glukosa

sebagai bahan bakar pembentuk energi. Kortisol membantu penyediaan

akan kebutuhan glukosa yang meningkat. Kortisol akan merangsang sel

sel otot yang akan memicu perombakan protein otot. Hasil perombakan

Page 47: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

32

ini dibawa menuju hati dn ginjal untuk dibentuk glukosa oleh glucagon

lalu dibebaskan ke darah. Kortisol dapat menghabiskan gula cadangan

dari dalam sel otot termsuk senyawa non karbohidrat untu diubah

menjadi glukosa, namun demikina kadar glukosa darah meningkat.

C. Kajian Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK)

Tidur sangat penting bagi seseorang karena dengan tidur tubuh kita dapat

beristrahat dari semua aktivitas yang telah dilakukan. Allah swt menjadikan

malam agar kita dapat beristrahat atau tidur, sebagaimana dalam surah Ar Rum

ayat 23 yang berbunyi:

rsو t@6uءا HIs69s <FG:6w وا:679ر Hxؤz{|wوا r s tG~� 6ت ذ:� �� إنu� 1ن :1�م=��u

Page 48: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

33

Terjemahannya: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya adalah

tidurmu diwaktu malam dan siang hari serta usahamu mencari sebagian dari

karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat

tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan”. [Q.S Ar Rum: 23]

Dari ayat diatas Allah swt menunjukkan sebagian tanda kekuasaan-Nya

yaitu Allah swt menidurkan kita pada malam hari dan siang agar kita istrahat

dan sedikit bergerak sehingga hilang rasa jenuh dan capek. Setidaknya tidur

memiliki dua manfaat penting, sebagaimana yang di tuturkan ibnul qayyim

rahimahullah dalam zaidul maad.

a) Untuk menenangkan dan mengistrahatkan tubuh setelah beraktivitas

sebagaimana firman Allah:

69G=>و HIs14 6@6AB

Terjemahannya: “Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat”

b) Untuk menyempurnakan proses pencernaan makanan yang telah masuk

kedalam tubuh. Karena pada waktu tidur, panas alami badan meresap

kedalam tubuh sehingga membantu mempercepat proses pencernaan.

Untuk mendapatkan tidur yang sehat dan nyaman, maka dianjurkan untuk

meneladani bagaimana cara tidur Nabi Muhammad SAW. Tidur yang sangat baik

bagi kesehatan. Waktu tidur Rasulallah SAW biasa tidur pada awal malam dan

bangun pada akhir malam, tapi terkadang juga tidak tidur pada awal malam karena

melayani kemaslahatan orang-orang muslim. Mata beliau tidur tapi hati beliau

Page 49: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

34

tidak tidur. Imam al-Ghazali berkata: “Ketahuilah bahwa waktu malam dan siang

berjumlah dua puluh empat jam. Janganlah tidurmu melebih delapan jam, hal itu

sudah cukup. Sekirannya anda hidup enam puluh tahun, maka dua puluh tahun

atau sepertiga dari usiamu telah anda hilangkan.”12.

Menurut Dr. Tauhid Nur Azhar dalam bukunya, “Jangan ke Dokter Lagi!”

menyatakan bahwa, tidur adalah perkara penting dalam keseharian kita. Jika

mengacu pada sistem kerja organ vital tubuh maka tidur yang baik adalah pada

awal-awal malam, sekitar jam 8 malam. Sebab empedu aktif bekerja antara jam 11

malam hingga jam 1 dini hari. Sementara hati, mulai aktif bekerja mulai jam 1

malam.

Apabila pada jam-jam tersebut kita masih belum tidur, apalagi masih asyik

makan-makan maka sebenarnya kita telah merusak alur tubuh kita sendiri. Jadi

upayakan untuk tidak tidur larut malam. Selain akan mengurangi kualtias tidur

juga berpotensi merusak sistem kerja tubuh kita sendiri.

Fakta ini berkorelasi positif dengan hadis nabi yang memerintahkan umat Islam

untuk bersegera tidur setelah sholat Isya.

Selain itu, Sebelum tidur Rasulullah SAW pertama-tama menutup pintu,

memadamkan lampu sebelum tidur. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu

‘Alaihi Wa Salam :

طـ�1�ا ا:FG:6w �Fw6��> إذا ر�ـ�@H وأ�ـ1�Gا ا1w�اب أ

"Padamkanlah lampu-lampu pada waktu malam apabila kalian hendak akan tidur

dan tutuplah pintu-pintu…" (HR. Al-Bukahri no: 6296, Muslim no: 2012)

Page 50: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

35

Alasan dipadamkannya api dan dimatikannya lampu adalah apa yang disabdakan oleh Nabi:

�FA:أھ> ا ������ �GF|�:ت ا �> 6�w(ا:��رة) ر ���u1�:ن ا¡�

"Karena sesungguhnya hewan kecil yang nakal (tikus) mungkin menarik sumbu

lampu hingga membinasakan penghuni rumah" (Fatul Bari 11/89)

Kemudian hendaknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu terlebih dahulu

sebagaimana hadits:

� s~¢=� أ@�F إذا ¥ة : وض1ءك �|1ض �G

Terjemahannya: “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan

(tidur), maka hendaklah berwudhu’ terlebih dahulu sebagaimana wudhu’mu

untuk melakukan shalat.” [HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710],

Adapun petunjuk Nabi adalah menggerak-gerakkan alas tidur sebelum tidur

sebagaimana dalam riwayat Muslim disebutkan "Maka hendaklah dia mengambil

kainnya dan hendaklah dia membersihkan tempat tidurnya dengannya dan

hendaklah dia menyebut nama Allah sebab dia tidak mengetahui apa yang ada di

belakang kasurnya". Dan orang yang berdiri meninggalkan alas tidurnya lalu

kembali datang maka dianjurkan menggerakkannya kembali. Kemudian Berbaring

di atas bagian tubuh yang sebelah kanan, dan meletakkan pipi di atas tangan yang

sebelah kanan. Berdasarkan hadits riwayat Al-Barro' bin Azib RA berkata:

Rasulullah SAW bersabda:

Page 51: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

36

r�u�ا ��§ G© ª¢«اض H¬ ة¥ �G: وض1ءك � ...إذا أ@s �F~¢=� �|1ض

Terjemahannya: "Apabila engkau mendatangi tempat tidurmu maka

hendaklah berwudhu' seperti wudhu'mu untuk shalat lalu berbaringlah di atas

baigan tubuhmu yang sebelah kanan". (HR. Bukhari no: 6320, Muslim no: 2714.)

kemudian membaca wirid-wirid yang sudah diajarkan oleh Rasulullah SAW,

seperti: ayat kursi, surat Al-Ikhlash, dan AlMu'awwidzataini (Al-Falaq dan Al-

Nas) lalu meniup padanya, membaca surat Al-Kafirun, lalu membaca sebagian

do'a dan zikir. Sebagaimana dikatakan "Tidaklah seorang muslim tidur malam

dengan berzikir dan bersuci lalu bangun pada waktu malamnya, kemudian

meminta kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat kecuali Allah akan

mengabulkan permohonannya" (HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Albani

dalam kitab Al-Misykat no: 1215 dan Shahih Abu Dawud no: 4216.)23

D. Kerangka Teori

Homeostasis

terganggu

Kualitas tidur

buruk

Tidur Kualitas tidur

baik

Hypothalamic pituitary

adrenal – axis teraktivasi

Homeostasis

terjaga

Page 52: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

37

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Akan Diteliti

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan pada bab sebelumnya

yang merupakan landasan teoritik yang mendasari penyusunan kerangka konsep

maka variabel diidentifikasi dan dianggap berhubungan baik secara langsung

Sympatho medullary

system teraktivasi

Corticotroping

releasing hormon

Peningkatan

kortisol

vasopressin

katekolamin

Tekanan darah

meningkat

Epinefrin

meningkat

Norephinefri

n eningkat

Page 53: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

38

maupun tidak langsung dengan hipertensi. Variabel yang terlihat dalam model

hubungan secara sistematis diuraikan secara berikut:

1. Kualitas tidur

Kualitas tidur dikatakan baik jika tidak menunjukkan tanda tanda

kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidur. Kondisi kurang

tidur banyak ditemui dikalangan dewasa nantinya bisa menimbulkan banyak

efek, seperti berkurangnya konsentrasi dan gangguan kesehatan16

2. Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik

lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90

mmHg setelah dua kali pengukuran terpisah.

Adapun kerangka konsep sebagai berikut:

• Asupan garam

dalam diet.

• Merokok

• Stress

• Obesitas

• Konsumsi alcohol

• Genetik

• Jenis kelamin

• Umur

Kualitas tidur Hipertensi

Page 54: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

39

Keterangan:

: variabel Dependent

: variabel Independent

: variabel Perancu

B. Definisi Operasinal Dan Kriteria Objektif

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Skala

1. Kualitas

tidur

Pola tidur yang

mencaku Kualitas

Tidur yang dapat

dinilai secara

subjektif, efisiensi

tidur sehari hari,

PSQI

kuisoner

Wawancara

menggunakan

kuisioner secara

langsung

kepada pasien

sesuai dengan

Kualitas

tidur baik

(<5) dan

kualitas

tidur

buruk (6-

Ordinal

Page 55: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

40

latensi tidur,

kebiasaan tidur,

gangguan tidur,

penggunaan obat tidur

(yang berlebihan),

disfungsi siang hari

selama satu bulan

terakhir.

kriteria inklusi

lalu dilakukan

pengukuran

dengan system

scoring

21)

2. Tekanan

darah

Tekanan yang

dihasilkan oleh

pembuluh darah

arteri yang dipompa

oleh jantung

Sphygmom

a

nometer

dan

tensiometer

Pengukuran

menggunakan

alat dengan

posisi duduk

atau baring

Tidak

Hipertensi

yaitu jika

tekanan

darah

<120/80

Gipertensi

yaitu jika

tekanan

darah

>140/90

nominal

C. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis 0 (H0)

tidak terdapat hubungan antara kualitas tidur dan hipertensi pada staf

Universitas Muhammadiyah Makassar 2019.

2. Hipotesis alternative (HA)

terdapat hubungan antara kualitas tidur dan hipertensi pada staf

Universitas Muhammadiyah Makassar 2019.

Page 56: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

41

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus universitas muhammadiyah makassar,

yang akan dilaksanakan mulai bulan September sampai bulan November

2019. adapun penelitian ini dilakukan pada staf universitas muhammadiyah

Makassar.

B. Metode penelitian

Page 57: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

42

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian Observasional

analitik. Dengan pendekatan cross sectional.

C. Teknik pengambilan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pria dan wanita yang menjadi staf

di kampus universitas muhhamadiyah Makassar yaitu sebanyak 55

orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik yakni random

sampling.

Adapun kriteria inklusi dan ekslusi, yaitu:

a. Kriteria inklusi

Staf universitas muhammadiyah Makassar yang bersedia ikut serta

dalam penelitian.

b. Kriteria ekskusi

1.) Staf yang mempunyai penyakit penyerta metabolism

2.) Staf yang tidak meyelesaikan daftar tilik atau quisoner

D. Rumus sampel dan besar sampel.

Keterangan:

n = sampel

Z� = deviat baku alfa 1,96

Z� = deviat baku beta 0,84

P1 = proporsi pada kelompok yang merupakan

Judgment peneliti 0,2

P2 = proporsi yang telah diketahui hasilnya 0,34

1 = n2 = (�����)�

(� –�)

= ( ,����,��)�,��

(�, ��,��)

= 3,136

0,057

= 55

Page 58: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

43

Berdasarkan rumus tersebut, didapat jumlah sampel sebanyak 55 orang.

E. Alur Penelitian

Sampel

Data

Pembagian Kuisoner Gangguan Tidur

(PSQI)

Analisis

Pengukuran tekana darah

Page 59: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

44

F. Teknik pengumpulan data

Pada penelitian ini data yang diperoleh dari hasil pengisian kuisioner PSQI

responden dengan secara langsung. Sedangkan penilaian tekanan darah dilakukan

pengukuran secara langsung dengan menggunakan alat sphygmomanometer dan

stetoskop.

G. Teknik Analisis Data

1. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dalam 2 tahap,

yaitu:

A. Analisis Univariat

Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik

dari variabel independen dan dependen. Keseluruhan data yang ada

dalam kuesioner diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi.

B. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat kemungkinan hubungan

antara variabel independen dan variabel dependen dengan

menggunakan analisis uji chi squre. Melalui uji statistic chi squre

akan diperoleh nilai p, dimana dalam penelitian ini digunakan

tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian dikatakan bermakna

jika mempunyai nilai p ≤ 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha

Page 60: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

45

diterima dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai p

>0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.

H. Aspek Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin

untuk mendapatkan persetujuan. Kemudian dilakukan penelitian dengan

subjek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi:

1. Infomed consent.

Tujuannya adalah subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta

dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika subjek bersedia

diteliti maka akan dilanjutkan penelitian. Jika subjek menolak untuk

diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati

haknya.

2. Anonymity (tanpa nama)

Merupakan masalah etika dalam penelitian untuk menjaga kerahasiaan

indentitas subjek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada

lembar pengumpulan data yang diisi oleh objek. Lembar tersebut

hanya diberi inisial atau nomor kode tertentu.

3. Confidentialy

Informasi yang diberikan respoden akan terjamin kerahasiannya karena

peneliti menggunakan data untuk kebutuhan dalam penelitian.

Page 61: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

46

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Populasi / Sampel

Penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Muhammadiyah

Makassar yang dilakukan pada bulan Oktober sampai bulan November

tentang Hubungan antara Kualitas Tidur dan Peningkatan Hipertensi pada

Staf Universitas Muhammadiyah Makassar 2019.

Subjek penelitian atau sampel yang dibutuhkan yakni staf yang

berada di Universitas Muhammdiyah Makassar, banyaknya sampel yang

dibutuhkan pada penelitian ini yaitu 55 orang. Besar sampel yang

didapatkan dari perhitungan dengan menggunakan rumus besar sampel.

Page 62: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

47

Perhatian ini menggunakan alat ukur yaitu kuesioner PSQI

(Pittsburgh Sleep Indeks) untuk menilai gangguan tidur, sedangkan untuk

tekanan darah dilakukan pengukuran dengan tensimeter dan stetoskop.

B. Identitas Responden

1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.3 Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin

Sumber: Data Primer 2019

Berdasarkan table 5.3 distribusi responden berdasarkan jenis

kelamin. Presentasi responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak

25 orang (45,5 %) dan presentasi responden dengan jenis kelamin

perempu

an

sebanyak

30 orang

( 54,5%).

Variabel Jenis

Kelamin

Jumlah (n) Persentase (%)

Laki-Laki 25 45.5 Perempuan 30 54.5

Total 55 100.0

Page 63: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

48

2. Distribusi responden berdasarkan usia

Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan usia

Sumber: Data Primer 2019

Berdasarkan table 5.4 distribusi responden berdasarkan usia.

Presentasi responden dengan usia 24-39 tahun sebanyak 33 orang (60.0

%) dan presentasi responden dengan usia 40-55 tahun sebanyak 22

orang (40.0 %).

C. Analisis Univariat

1. Distribusi responden dengan kualitas tidur

Tabel 5.5 Distribusi responden dengan kualitas tidur

Variabel Umur Jumlah (n) Persentase (%)

24- 39 33 60.0 40-55 22 40.0 Total 55 100.0

Page 64: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

49

Kualitas Tidur Frekuensi Persentase (%)

Baik 26 52.7 Buruk 29 47.3

Total 55 100.0

Sumber: Data Primer 2019

Berdasarkan table 5.5 distribusi responden dengan kualitas tidur.

Presentasi responden dengan kualitas tidur baik adalah sebanyak 26

orang (52.7 %) dan presentasi responden dengan kualitas tidur buruk

adalah 29 orang (47.3%).

2. Distribusi responden dengan tekanan darah

Tabel 5.6 Distribusi responden berdasarkan tekanan darah

Tekanan Darah Frekuensi Persentase (%)

Hipertensi 26 48.1 Tidak Hipertensi 29 51.9

Total 55 100.0

Sumber: Data Primer 2019

Berdasarkan table 5.6 distribusi responden berdasarkan tekanan

darah. Presentasi responden dengan hipertensi sebanyak 26 orang

(48.1%) dan presentasi responden dengan tidak hipertensi sebanyak 29

orang (51.9 %).

3. Distribusi Responden Hubungan Kualitas Tidur terhadap Peningkatan

Tekanan Darah

Tabel 5.7 Distribusi Responden Hubungan Antara Kualitas Tidur

dan Peningkatan Tekanan Darah

Kualitas Tidur Tekanan Darah

Total P Hipertensi Tidak

Page 65: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

50

Hipertensi

N % N % N %

Buruk 16 72.7 6 27.3 22 100.0 0.002 Baik 10 30.3 23 69.7 33 100.0

Total 26 48.1 29 52.7 55 Sumber: Data Primer 2019

Berdasarkan table 5.7 Distribusi Responden Hubungan antara

Kualitas Tidur dan Peningkatan Tekanan Darah. Presentasi Responden

dengan kualitas tidur baik yang mempunyai tekanan darah tidak

hipertensi adalah sebanyak 23 orang (69.7%) Dan presentasi Responden

dengan kualitas baik yang mempunyai tekanan darah hipertensi adalah

sebanyak 10 orang (30.3%). Sedangkan presentasi responden dengan

kualitas tidur buruk yang mempunyai tekanan darah tidak hipertensi

adalah sebanyak 6 orang (27.3%) Dan presentasi responden dengan

kualitas tidur buruk yang mempunyai tekanan darah hipertensi adalah

sebanyak 16 orang (72.7 %).

Dengan menggunakan olah data spss berdasarkan rumus Chi-

square diperoleh nilai p= 0,002. Hal ini berarti nilai p < a (0,05). Karena

nilai p < 0,05 maka H0 ditolak. Hal ini berarti ada hubungan antara

kulitas tidur buruk dan hipertensi pada staf Universitas Muhammadiyah

Makassar.

BAB VI

PEMBAHASAN

1. Pembahasan

Page 66: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

51

Berdasarkan hasil pengumpulan data dan pengolahan data yang telah

dilakukan pada staf Universitas Muhammadiyah Makassar, maka berikut

merupakan pembahasan tentang hasil penelitian yang didapatkan.

Kualitas tidur merupakan variabel independen dalam penelitian ini,

penilaian kualitas tidur responden menggunakan kuesioner Pittsburgh sleep

quality index (PSQI). Pada staf Universitas Muhammadiyah Makassar. Dimana

dari 55 sampel Presentasi Responden diperoleh sebesar 26 orang (52.7%)

responden yang memiliki kualitas tidur baik dan 29 orang (47.3%) responden

yang memiliki kualitas tidur buruk. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan Rifianda (2013) yang meneliti tentang hubungan kualitas tidur

dengan tekanan darah pada mahasiswa PSPD FKK UMJ tahun 2013 didapatkan

83,7% dari 92 orang responden memiliki kualitas tidur yang buruk, sedangkan

16,3% dari 92 orang responden memiliki kualitas tidur yang baik. Agar kualitas

tidur menjadi baik, sebaiknya kita selalu memperhatikan pola tidur, waktu tidur,

dan lingkungan tempat kita tidur karena hal-hal seperti itulah yang dapat

mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Jika kualitas tidur baik, maka tubuh akan

selalu sehat dan bugar serta bersemangat untuk beraktivitas di siang hari. Adapun

responden berdasarkan tekanan darah. Presentasi responden dengan hipertensi

sebanyak 26 orang (48.1%) dan presentasi responden dengan tidak hipertensi

sebanyak 29 orang (51.9 %).

Pada staf Universitas Muhammadiyah Makassar. Dimana dari 55 sampel

Presentasi Responden dengan kualitas tidur baik yang mempunyai tekanan darah

Page 67: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

52

tidak hipertensi adalah sebanyak 23 orang (71%) Dan presentasi Responden

dengan kualitas buruk yang mempunyai tekanan darah hipertensi adalah sebanyak

9 orang (28.1 %). Sedangkan presentasi responden dengan kualitas tidur buruk

yang mempunyai tekanan darah tidak hipertensi adalah sebanyak 5 orang (22.7%)

Dan presentasi responden dengan kualitas tidur buruk yang mempunyai tekanan

darah hipertensi adalah sebanyak 17 orang (77.3 %). Hasil penelitian ini sesuai

dengan Penelitian Lu et.al (2014) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

kualitas tidur dengan hipertensi, dimana seseorang yang memiliki waktu tidur

yang kurang (< 6 jam) akan menjadikan kualitas tidur menjadi buruk. Kekurangan

waktu tidur dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba dan

mengaktivasi sistem saraf simpatis yang apabila terjadi dalam jangka waktu lama

dapat memicu terjadinya hipertensi. Durasi tidur yang pendek juga menimbulkan

perubahan emosi seperti mudah marah, pesimis, tidak sabar, lelah dan stres yang

menyebabkan seseorang lebih sulit mempertahankan gaya hidup yang sehat

sehingga meningkatkan risiko hipertensi (Gangwisch et.al., 2006).

Tidur adalah karunia yang diberikan oleh Allah SWT yang dibutuhkan

oleh setiap manusia. Allah SWT sudah memberikan tuntutan melalui Al Qur’an

kepada setiap umat islam mulai dari hal yang sederhana seperti tidur hingga hal

yang lebih kompleks, Sebagaimana yg telah dijelaskan dalam Alqur’an Surah Al.

Furqan: 47. Ayat tersebut menjelaskan bahwa Dia telah menjadikan tidur sebagai

istirahat bagi tubuh sehingga tubuh menjadi tenang dan tentram dan menjadikan

siang untuk bertebaran di muka bumi dan mencari penghidupan.3

Page 68: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

53

Adapun keterbatasan penulis yaitu data responden yang diperoleh tidak

lengkap mengenai faktor-faktor perancu yang dapat berperan dalam hipertensi

BAB VIII

PENUTUP

Page 69: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

54

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan dan

dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dalam

penelitian ini yaitu Terdapat hubungan antara kualitas tidur dan hipertensi pada

staf Universitas Muhammadiyah Makassar yang dimana kualitas tidur buruk

dapat meningkatkan kejadian hipertensi.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diberikan beberapa saran

kepada pihak yang terkait:

1. Masyarakat

a. Sebagai preventif untuk meningkatan kewaspadaan terhadap

hipertensi dengan meningkatkan kepatuhan untuk menjauhi segala

factor resiko terjadinya hipertensi salah satunya menjaga kualitas

tidur.

b. Menjadikan Al-Quran dan hadis menjadi pedoman hidup karena

Allah SWT yang menciptakan manusia maka Dialah yang lebih

mengetahui tentang sistem hidup yang sesuai bagi kehidupan

manusia.

2. Peneliti

Page 70: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

55

a. bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian mengenai

hal yang sama dengan penelitian ini, disarankan melakukan

pemberitahuan kepada responden 1 bulan atau lebih sebelum

penelitian dilakukan agar dicatat jam-jam tidurnya.

b. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang

kualitas tidur, sebaiknya lebih memperhatikan faktor-faktor

perancu.

Page 71: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

56

DAFTAR PUSTAKA

1. Jaka safriyanda, Darwin Karim, Ari. Hubungan antara kualitas tidur dengan kuantitas tidur dengan prestasi belajar mahasiswa. Universitas Riau. Vol 2. 2 oktober 2015.

2. Berman, A & Snyder, S, J (2012). Fundamentals of nursing: concepts, process and practice (9th.ed). Boston: pearson

3. Aqila Selma Amalia, Tips Hidup Sehat dan Berkah Ala Rasulullah (Cet. I; Yogyakarta: Abata Press, 2015), h. 25.

4. Fitri, Annisa Aulia. 2013. Hubungan Kualitas Tidur terhadao Kejadian

Hipertensi. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas.

5. Aru W sudoyo, bambang, siti sadati. Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi 2.

Perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam dalam Indonesia. Mei 2007

6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Riskesdas. 2018

7. Shofa Roshifanni. Resiko hipertensi pada orang dengan kualitas tidur yang

buruk. Departemen epidemiologi Fakultas kesehatan masyarakat Universitas Airlangga. Surabaya, Jawa timur. 21 januari 2017

8. Dorland W A, Newman. 2010 Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC p. 702.1003

9. Elizabeth ariyani, puji setyowati, istar, Nugraha. Hubungan antara kualitas

tidur dan kestabilan emosi dengan prestasi akademik mahasiswa aktif

paduan suara voca uridita UNS. Fakultas kedokteran universitas sebelas

maret.

10. Berman, A & Snyder, S, J (2013). Fundamentals of nursing: concepts,

process and practice (9th.ed). Boston: pearson

11. Arthur C. Guyton, John E hall. Buku ajar Fisiologi kedokteran guyton and

hall edisi 11. Buk u kedokteran EGC. 2012 (hal 779,2287,2269)

12. Departemen Kesehatan RI. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas

PPDGJ III. Yankes Depkes RI. Jakarta.

13. Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12. Singapura:

Elsevier; 2014.

Page 72: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

57

14. Sherwood, L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC;

2014.

15. JNC VII. The seventh report of the Joint National Committee on prevention,

detection, evaluation, and treatment of high blood pressure. Hypertension.

2003;42: 1206-52.

16. Bianti Nuraini, risk factors of hypertension. Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung. Volume 4, nomor 5. Lampung. Februari 2015

17. Muhadi. JNC :8 Evidence-based guideline penanganan pasien hipertensi

dewasa. Devisi kardiologi, departemen ilmu penyakit dalam. Fakultas

kedokteran universitas Indonesia.vol 43 no.1. jakarta, Indonesia. 2016

18. Stephen J. McPhee, William F. Ganong. patofisologi penyakit. Pengantar

menuju kedokteraan klinis. Penerbit buku kedokteran EGC. 2012

19. Hanafi Nilifda, Nadjmir, Hardisman Hubungan Kualitas Tidur dengan Prestasi

Akademik Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan 2010 FK

Universitas Andalas.Jurnal Kesehatan Andalas, 2016

20. Buysse, Daniel J, Reynlods, Charles F, Biksu timothy H, Berman, Susah R, Kupfer

David (1989). “indeks kualitas tidur Pittsburgh. Instrument baru untuk praktik dan

penelitian kejiwaan”. Penelitian psikiatri

21. Edward O Bixler et. Al. Women sleep objectively better than men and the

sleep of young woman is more resilient to external stressor effect of age and

menopause

22. Lela L, Lukmawati L “KETENANGAN” MAKNA DAMAWUL WUDHU (studi Fenomelogi Pada Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang). Psikis J psikol Islam. 2015; 1(2); 55-66

23. Al-Usyan M bin S. adab Tidur dan Bermimpi. 2009

Page 73: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Page 74: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN

A. Analisis Univariat

Frequencies

1. Kualitas Tidur

Statistics

ket_tidur

N Valid 55

Missing 0

Frequencies

Statistics

ket_tidur

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid tdk 29 52.7 52.7 52.7

ya 26 47.3 47.3 100.0

Total 55 100.0 100.0

Page 75: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2. Hipertensi

Statistics

Ket_TD

N Valid 55

Missing 0

Ket_TD

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 26 47,3 47,3 47,3

tidak 29 52,7 52,7 100,0

Total 55 100,0 100,0

3. Umur

Statistics

umur

N Valid 55

Missing 0

Mean 36.89

Median 38.00

Minimum 24

Maximum 55

Percentiles 25 29.00

50 38.00

75 42.00

Page 76: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

umur

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 24 1 1.8 1.8 1.8

25 2 3.6 3.6 5.5

26 2 3.6 3.6 9.1

27 2 3.6 3.6 12.7

28 3 5.5 5.5 18.2

29 7 12.7 12.7 30.9

30 3 5.5 5.5 36.4

32 2 3.6 3.6 40.0

33 4 7.3 7.3 47.3

38 5 9.1 9.1 56.4

39 2 3.6 3.6 60.0

40 4 7.3 7.3 67.3

42 6 10.9 10.9 78.2

45 2 3.6 3.6 81.8

46 1 1.8 1.8 83.6

47 1 1.8 1.8 85.5

48 2 3.6 3.6 89.1

49 1 1.8 1.8 90.9

52 1 1.8 1.8 92.7

53 2 3.6 3.6 96.4

55 2 3.6 3.6 100.0

Total 55 100.0 100.0

Page 77: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4. Jenis Kelamin

Statistics

jk

N Valid 55

Missing 0

jk

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid lk 25 45.5 45.5 45.5

pr 30 54.5 54.5 100.0

Total 55 100.0 100.0

Page 78: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

B. Analisis Bivariat

Crosstabs

Ket_Ti * Ket_TD Crosstabulation

Ket_TD

Total ya tidak

Ket_Ti baik Count 10 23 33

% within Ket_Ti 30.3% 69.7% 100.0%

buruk Count 16 6 22

% within Ket_Ti 72.7% 27.3% 100.0%

Total Count 26 29 55

% within Ket_Ti 47.3% 52.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significanc

e (2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 9.531a 1 .002

Continuity

Correctionb

7.905 1 .005

Likelihood Ratio 9.815 1 .002

Fisher's Exact Test .003 .002

Linear-by-Linear

Association 9.358 1 .002

N of Valid Cases 55

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

10,40.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standardize

d Errora

Approximat

e Tb

Approximat

e

Significanc

e

Nominal by Nominal Contingency

Coefficient .384 .002

Page 79: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Interval by Interval Pearson's R -.416 .122 -3.333 .002c

Ordinal by Ordinal Spearman

Correlation -.416 .122 -3.333 .002

c

N of Valid Cases 55

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

Ket_Ti (baik / buruk) .163 .049 .539

For cohort Ket_TD =

ya .417 .234 .742

For cohort Ket_TD =

tidak 2.556 1.246 5.242

N of Valid Cases 55

Page 80: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN

Nama :

Umur :

Hari/ tggal :

INSTRUKSI

Pertanyaan pertanyaan dibawah ini adalah yang berhubungan dengan kebiasaan tidur

anda selama sebulan terakhir. Jawaban yang anda berikan adalah jawaban yang

mayoritas anda alami dan lakukan selama satu bulan terakhir.

1. Selama sebulan terakhir, jam berapa anda biasanya mulai tidur di malam hari

…………………………………………………………………………………

2. Selama sebulan terakhir, berapa lama (dalam menit) biasanya waktu yang Anda

perlukan untuk dapat jatuh tertidur setiap malam ?

o < 15 menit

o 16 – 30 menit

o 31 - 60 menit

o > 60menit

3. Selama sebulan terakhir, jam berapa anda biasanya mulai bangun di pagi hari

…………………………………………………………………………………

4. Selama sebulan terakhir, berapa jam Anda benar benar tidur di malam

hari?”

o Durasi tidur >7 jam

o Durasi tidur 6-7 jam

o Durasi tidur 5-6 jam

Page 81: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

o Durasi tidur <5 jam

5. Seberapa sering masalah-masalah

dibawah ini mengganggu tidur anda?

Tidak pernah

dalam sebulan

terakhir (0)

1x

seminggu

(1)

2x

seminggu

(2)

≥ 3x

seminggu

(3)

a. Tidak mampu tertidur selama 30 menit

Page 82: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jumlah skor :

Kesimpulan :

Tekanan darah : mmHg

sejak berbaring

b. Terbangun ditengah malam atau dini

hari

c. Terbangun untuk ke kamar mandi

d. Sulit bernafas dengan baik

e. Batuk atau mengorok

f. Kedinginan dimalam hari

g. Kepanasan dimalam hari

h. Mimpi buruk

i. Terasa nyeri ( memiliki luka)

j. Alasan lain.......

6 Selama sebulan terakhir, seberapa sering

anda menggunakan obat tidur

7 Selama sebulan terakhir,seberapa sering

anda mengantuk ketika melakukan

aktivitas disiang hari

8. Selama satu bulan terakhir, berapa

banyak masalah yang anda dapatkan

dan anda selesaikan permasalahan

tersebut?

Sangat Baik

(0)

Cukup

Baik (1)

Cukup

buruk

(2)

Sangat

Buruk

(3)

9. Selama bulan terakhir, bagaimana anda

menilai kepuasan tidur anda?

KOMPONEN

Keterangan Skor

Page 83: Admin Digital Library...2.1.1 Definisi .....6 2.1.2 Tidur Fisiologi .....7 2.1.3 Tahapan Tidur .....8 2.1.4 Gangguan Tidur .....10 2.2 Tekanan ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Komponen 1 Skor pertanyaan #9

Komponen 2 Skor pertanyaan #2 + #5a

Skor pertanyaan #2 ( <15 menit=0), (16-30

menit=1), (31-60 menit=2), ( >60 menit=3) +

skor pertanyaan #5a, jika jumlah skor dari

kedua pertanyaan tersebut jumlahnya 0

maka skornya = 0, jika jumlahnya 1-2=1 ; 3-

4=2 ; 5-6=3

Komponen 3 Skor pertanyaan #4 ( >7=0 ; 6-7=1 ; 5-6=2 ;

<5=3 )

Komponen 4 Jumlah jam tidur pulas ( #4 ) / Jumlah jam

ditempat tidur ( kalkulasi #1 & #3 ) x 100%, (

>85%=0 ; 75-84%=1 ; 65-74%=2 ; <65%=3 )

Komponen 5 Jumlah skor 5b hingga 5j ( bila jumlahnya 0

maka skornya =0, jika jumlahnya 1-9=1 ; 10-

18=2 ; 18-27=3

Komponen 6 Skor pertanyaan #6

Komponen 7 Skor pertanyaan #7 + #8, jika jumlahnya 0

maka skornya =0, jika jumlahnya 1-2=1 ; 3-

4=2 ; 5-6=3

Total skor Jumlah skor komponen 1-7 ( ≤5: Baik, >5-21:

Buruk