Upload
deavita-intan-p
View
26
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fffffffffffffffffffffffhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmddddddddddddddddddddrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrryyyyyyyyyyyyyyyyyyyiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiivvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvddddddd
Citation preview
ANALISIS UKL DAN UPL
A. Identitas pemrakarsa
1. Nama Perusahaan : Home Industri Tahu Sanden Jaya
2. Nama Penanggung jawab : Bp. Jamburi
3. Alamat kantor dan No Telp : Senden Bogoran Trisenggo, Bantul, DIY
Telp 087736115522
B. Rencana usah dan atau kegiatan
1. Nama rencana usaha dan atau kegiatan : Home Industri Tahu
2. Lokasi rencana usha dan kegiatan :
Lokasi tidak terlalu dekat dengan pemukiman penduduk, depan indstri adalah jalan
kecil dan sawah, sebelah kirinya adalah tanah kosong yang ukurannya tidak terlalu besar
digunakan untuk menanam kayu jati, sebelah kanannya adalah sungai kecil dan rumah
warga, tetpi rumah warga tersebut terletak agak jauh, dibelakang industry terdapat jalan
setapak dan kolam dengan ukuran yang cukup besar.
Lokasi home industry tidak berdekatan dengan pemukiman selain itu juga jauh dari
jalan raya, sehingga untuk memasuki industry tersebut hanya lewat jalan kecil.
C. Skala Usaa dan atau kegiatan
Jenis industry adalah Home idustri tahu, jumlah bahan baku yang digunakan adalah
kedelai sebanyak 2 kuintal/hari. Bahan baku kedelai diperoleh dari pasar. Pemasaran tahu
dilakukan pada penjual di pasar – psar tradisional, dan distributor dating langsung ke pabrik
untuk mengambilnya. Dalam satu hari membutuhkan kedelai sebanyak 3 kuintal/hari, yang
nantinya akan diubah menjadi ± 210 cetak tahu. Masing-masing cetakan tahu tersebut
biasanya dijual dengan harga Rp. 20.000,- hingga Rp. 24.000,-.
Home industry tahu ini berproduksi dalam setiap harinya mulai pukul 07.00
pagi sampai 03.00 sore, Proses pembuatan tahu ini berlangsung di sebuah ruang
berukuran 10 m x 8 m. Dan didalam ruang ini proses produksi tahu berlangsung
secara konstan. Didalamnya terdapat 8 pekerja dengan pembagian tugas masing-
masing. Ada yang bertugas menggiling, menguapi, dan menyaring (3 orang). Ada
yang bertugas untuk mencetak (2 orang). Ada yang bertugas untuk mengaturnya
dalam kaleng-kaleng besar sebelum akhirnya direbus (2 orang). Dan ada pula yang
bertugas untuk menggoreng tahu-tahu yang sudah jadi (1 orang).
Energi yang dibutuhkan dalam industry ini antara lain ada air, listrik, kayu bakar
dan gergajen. Industri tahu membutuhkan air untuk pemrosesannya, yaitu untuk prosees
sortasi, peredaman, pengupasan kulit, pencucian, penggilingan, perebusan dan
penyaringan, selain itu juga di gunakan untuk pencucian alat, toilet, kamar mandi dan
mushola. Listrik digunakan untuk penerangan dan proses penggilingan. Kayu bakar dan
gergajen digunakan untuk proses perebusab sari tahu dan penggorengan tahu.
Luas lahan produksi adalah 10m x 8m yang terdiri dari beberapa ruangan produksi
antara lain :
1. Ruang pencucian
2. Ruang penggilingan
3. Ruang perebusan
4. Ruang pencetakan
5. Ruang penyimpanan tahu
6. Ruang penyimpanan kedelai
Selain itu juga delengkapi fasilitas non produksi, yaitu :
1. Kamar mani dan WC
2. Mushola
3. Ruang tamu
4. Tempat parkir
5. Bangunan penampng limbah sementara
6. Kolam
7. Ruang tamu
8. Ruang tunggu konsumen
9. Ruang pembayaran
D. Garis besar komponen komponen usaha dan atau kegiatan dan dampak yang terjadi
PROSES PRODUKSI
1. Pra produksi
a. Pengambilan bahan baku kedelai ke tempat produksi
Deskripsi : Kedelai diangkut dengan menggunakan pick up yang didapatkan
dengan membeli dari pedagang di pasar, kedelai dimasukkan
kedalam karug
Dampak : Resiko yang mungkin ditimbulkan adalah apabila kualitas
kedelai tidak bagus, sehingga hasil tahu akan hancur dan terasa
tidak enak
b. Penyimpanan kedelai
Deskripsi : Kedelai yang datang dari pasar akan dipindahkan kedalam gudang,
tempat penyimpanan kedelai yang akan direndam pada pagi
harinya
Dampak : Apabila kedelai ditumpuk-tumpuk dalam karung akan
menyebabkan kedelai menjadi lembab, sehingga akan
ditumbuhi jamur dan mikroorganisme lainnya, terkadang
kedelai dimakan oleh tikus.
2. Produksi
a. Pengeringan
Deskripsi : Mengeringakan kedelai agar kulit ari kedelai menjadi pecah –
pecah sehingga memudahkan dalam proses pencucian.
Dampak : Apabila kedelai tidak kering maka kemugkinan akan menjadi
tempat pertumbuhan jamur yaitu jamur aflatoksin yang akan
memnyebbkan bahaya apabila dikonsumsi.
b. Pencucian kedelai
Deskripsi : Kegiatan yang dilakukan untuk menghilangakan material
yang menempel atau yang terbawa bersama kedelai, seperti
kerikil, daun kedelai, plastic. Pencucian dilakukan dengan
mengguanakan aliran air.
Dampak : Air bekas cucian tahu merupakan salah satu sumber
pencemaran lingkungan yang sangat potersial. Prakiraan resiko
terhadap tata guna lahan yang mungkin terjadi yaitu resiko
berasal dari buangan limbah terutama limbah cair yang
mencemari air tanah dan air permukaan. Akibat pencemaran ter
sebut maka warga merasa tidak nyaman.
c. Perendaman
Deskripsi : Pada tahapan perendaman ini, kedelai direndam selama 3 jam
dalam sebuah bak perendam yang dibuat dari semen. Kegiatan
yang dilakukan untuk membersihkan kedelai dari kulit arinya
Dampak : Air bekas rendaman kedelai apabila dibuang lagsung
kelingkungan akan meyebabkan pencemaran. Limbah cair yang
dihaslkan mengandung Bahan-bahan organik(protein,
karbohidrat, lemak dan minyak) sehingga sulit untuk di uraikan
oleh mikroorganisme. Limbah cair akan mengakibatkan bau
busuk dan bila dibuang langsung ke sungai akan menyebabkan
tercemarnya sungai tersebut. Resiko yang mungkin timbul
berupa timbulnya penyakit-penyakit yang diderita oleh
masyarakat yang menggunakan air tanah, seperti penyakit kulit,
penyakit perut, dan lain-lain.
d. Pengilingan
Deskripsi : Proses penggilingan dilakukan dengan menggunakan mesin
penggiling biji kedelai dengan tenaga penggerak dari motor
lisrik yang menggunakan bahan bakar minyak 2L/hari.
Dampak : Proses penggilingan mesin akan menimbulkan suara bising
dari alat yang sedang beroperasi. Dampak negatif bagi pekerja
dan masyarakat di sekitarnya adalah suara bising dari pabrik
tersebut, warga disekitar pabrik merasa terganggu akibat suara
bising sehingga mengganggu ketenangan warga disekitar
pabrik.
e. Perebusan
Deskipsi : Kegiatan yang dilakukan untuk mematngkan bubur kedelai .
Perebusan ini dilakukan dengan menggunakan bahan bakar sisa
gergaji kayu maupun kayu bakar sebagai sumber panas.
Dampak : Proses perebusan dengan menggunakan gergajen dan kayu
bakar akan menimbulkan asap dan bau pembakaran, selain itu
juga menimbulkan uap yang akan menyebabkan suhu ruangan
naik. sehingga jika warga melewati lokasi pabrik tahu tersebut
tercium bau asap pabrik yang menyengat dan tidak sedap
walaupun asapnya tidak terlihat, selain itu juga akan
menimbulkan polusi udara dan berakibat pada gangguan
pernapasan.
f. Penyaringan
Deskripsi : Setelah bubur kedelai direbus dan mengental, dilakukan
proses penyaringan dengan menggunakan kain saring. Tujuan
dari proses penyaringan ini adalah memisahkan antara ampas
atau limbah padat dari bubur kedelai dengan filtrat yang
diinginkan. Hasil saringan ditampung pada bak penggumpalan.
Dampak : Sumber limbah padat berasal dari penyaringan bubur kedelai
berupa ampas tahu yang sudah melalui pemerasan berkali-kali
dengan menyiram air panas sampai tidak mengandung sari lagi.
Prakiraan resiko terhadap udara, yaitu resiko berasal dari bau
limbah tahu yang semakin lama semakin tidak sedap. Akibat
pencemaran tersebut warga khususnya pekerja pabrik merasa
kurang nyaman akibat terhisapnya bau ke dalam pernafasan.
g. Pengendapan dan penambahan asam cuka
Dskripsi : Dari proses penyaringan diperoleh filtrat putih seperti susu
yang kemudian akan diproses lebih lanjut. Filtrat yang didapat
kemudian ditambahkan asam cuka dalam jumlah tertentu.
Fungsi penambahan asam cuka adalah mengendapkan dan
menggumpalkan protein tahu Endapan tersebut yang
merupakan bahan utama yang akan dicetak menjadi tahu.
Dampak : Air yang tidak ikut mengendap akan dibuang, sehingga akan
mencemari tanah.
h. Pencetakan dan Pengepresan
Deskripsi : Proses pencetakan dan pengepresan merupakan dilakukan
pada papan pencetak yang berukuran 50 x 50 x 10 cm.
Pencetakkan dilakukan pada saat tahu dalam posisi panas,
sehingga akan mudah dicetak.
Dampak : Analisis resiko bahaya yang mungkin ditimbulkan apabila alat
pencetakan yang digunakan tidak bersih, sehingga tahu akan
terkontaminasi oleh bakteri dan apabila dikonsumsi akan
menimbullkan penyakit,
i. Pemotongan tahu
Deskripsi : Setelah proses pencetakan selesai, tahu yang sudah jadi
dikeluarkan dari cetakan lalu dipotong-potong. Tahu yang
sudah dipotong potong menjadi tahu putih dan sebagian
dijadikan tahu goreng yang akan digoreng terlebih dahulu.
Dampak : Dihasilkan potongan-potongan tahu yang tercecer yang
nantinya akan dibuang dan lama kelamaan akan menimbulkan
bau yang tidak sedap, selain itu pisau yang digunakan untuk
memotong kemungkinan berkarat sehingga akan
mengkontaminasi tahu.
j. Penggorengan
Deskrips : Dalam pembuatan tahu goreng perlu digoreng hingga
kecoklatan. Menggoreng tahu putih yang sudah jadi dengan
minyak goreng panas dan menggunakan bahan bakar kayu.
Dampak : Dari kegiatan ini menombulkan asap hasil pembakaran,dan
abu hasil pembakaran yang akan mencemari udara dan
berakibat pada gangguan pernapasan.
3. Pasca produksi
a. Pembersihan peralatan kerja dan tempat kerja
Deskripsi : Setelah proses produksi selesai maka semua alat yang digunakan
dicuci dengan bersih dan dikeringkan serta membersihkan mesin
penggilingan dari sisa kedelai yang tercecer dengan lap, selain itu
jiga membersihkan potongan-potongan tahu yang tercecer, ampas
tahu yang dihasilkan. Kgatan ini bertujuan untuk menjaga kebersihan
tempat kerja serta menjaga kotoran-kotoran yang membandel dan
menjauhkan dari binatang pengganggu.
Dampak : Menimbulkn limbah cair yang akan mencemari lingkungan apabila
dibuang langsug kebadan air. akan menimbulkan jamur sehigga
akan mengkontaminasi tahu yang dicetak, dan akhirnya akan
menimbulkan gangguan kesehatan pada konsumen.
b. Pendistribusian
Deskripsi : Proses pendistribusian dilakukan dengan cara
mendistribusikan tahu ke agen-agen dan kepada para penjual di
pasar maupun para distributor datang langsung dengan
kendaraan motor yang dilengkapi karanjang maupun dengan
menggunakan mobil “pick up”.
Dampak : Kendaraan yang digunakan untuk proses pebdistribusian
menghasilkan polutan sehingga akan menyebabkan udara
tercemar, dan akan mengontaminasi tahu yang diangkut.
NON PRODUKSI
1. Kamar mandi dan WC
Deskripsi : kamar mandi dan WC digunakan oleh para pekerja untuk
membersihkan diri setelah selesai bekerja.
Dampak :
2. Mushola
Deskrips : Musola adalah tempat yang diperguakan oleh para pekerja maupun
konsumen yang akan beribadah
Dampak :
3. Ruang tamu
Deskripsi : Ruang tamu adalah tempat yang digunakan bagi tamu yang
mengunjungi home industry pembuatan tahu.
Dampak :
4. Tempat parkir
Deskripsi : Tempat parker digunakan untuk menaruh sepeda atau motor para
pekerja maupun konsumen yang dating membeli tahu.
Dampak :
5. Bangunan penampung limbah sementara
Deskripsi : aalah tempat yang digunakan untuk menampung limbah hasil
produksi tahu sementara sebelum dibuang kelingkungan.
Dampak :
6. Kolam
Deskrips : kolam diguakan untuk memelihara ikan, yang merupakan hewan
peliharaan yang akan diberi makan ampas tahu
Dampak :
7. Ruang tunggu konsumen
Deskripsi : adalah ruangan yang digunakan oleh konsumen saat menunggu
proses pengambilan tahu yang akan di packing.
Dampak :
8. Ruang pembayaran
Deskripsi : adalah tempat yang digunakan oleh konsumen untuk membayar
tahu yang telah diambil.
Dampak :
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identitas Pemrakarsa
Pabrik yang berdiri sejak tahun 1988 ini didirikan oleh Bapak Jamburi. Pabrik
Nama Pabrik ini adalah Industri Tahu Senden Jaya. Didalamnya terdapat 6 pengurus
pabrik tahu tersebut diantaranya Penanggung Jawab yaitu Bp. Jamburi. Sekretarisnya
adalah Sudrajad, kemudian ada bendahara yaitu Ibu Jamburi an dalam pemasaran
produk tahu ada Ibu Jamburi dan Susi. Selain itu juga ada 4 pekerja dengan
pembagian tugas masing-masing, ada yang bertugas menggiling, menguapi, dan
menyaring (2 orang). Ada yang bertugas untuk mencetak (1 orang), Dan ada pula
yang bertugas untuk menggoreng tahu-tahu yang sudah jadi (1 orang).
Industri tahu ini terletak di Senden Bogoran Trisenggo, Bantul, DIY. Nomor
telp 087736115522. Disini tempat produksi pembuatan milik sendiri bukan milik
orang lain dengan menempati lokasi 10m x 8m.
B. Rencana Usaha
Industri tahu senden Jaya terletak di Senden Bogoran Trisenggo, Bantul, DIY.
Pabrik pembuatannyapun dibangun dalam kompleks rumahnya sendiri, berdekatan
dengan rumah warga, Proses pembuatan tahu ini berlangsung di sebuah ruang
berukuran 10 m x 8 m
Dalam sehari pak Haji membutuhkan 40 kg kacang kedelai untuk memenuhi
kuota produksi mereka. Selanjutnya kacang kedelai tersebut diproses oleh para
pekerjanya menjadi tahu. Dari 40 kg kacang kedelai yang ada, nantinya akan diubah
menjadi ± 13 cetakan tahu. Untuk yang 8 cetakan dijual dan yang 5 cetakan digoreng
menjadi tahu magel. Selain itu juga membutuhkan kayu bakar 3 unting/hari, gergajen
12 kg/hari, kemudian dalam perebusan membutuhkan air bersih ± 80 L, untuk
menghaluskan kedelai menggnakan mesin penggiling yang membutuhkan bahan
bakar yaitu bensin 2 L/hari, untuk mengendapkan filtrate kedelai menggunakan asam
cuka, dan untuk menggoreng tahu membutuhkan minyak goreng 5 L/hari
C. Garis besar komponen kegiatan usaha home industri dalam pembuatan tahu yang
dapat menimbulkan dampak :
1. Pra pembuatan tahu
a. Pengambilan kedelai
Bahan baku dalam pembuatan tahu adalah kedelai sebanyak 40 kg/hari yang
didapatkan dengan membeli dari pedagang di pasar. Untuk mempermudah
proses pengangkutan dan lebih efisien waktu di butuhkan alat transportasi
yaitu motor, dengan menggunakan bahan bakar yaitu bensin 1 L
Analisis dampak :
Resiko yang mungkin ditimbulkan adalah apabila kualitas kedelai tidak bagus,
sehingga hasil tahu akan hancur dan terasa tidak enak.
Pengendalian :
Untuk menghidari hal tersebut maka sebelum dilakukan pembuatan tahu harus
memilih kedelai yang bagus dan mencuci sampai bersih
b. Pengambilan kayu bakar dan gergajen
Dalam proses pembuatan tahu I butuhkan kayu bakar 3 ikat/hari an gergajen
12 kg/hari. Proses pengangkutannya dengan menggunakan motor dan
menghabiskanbensin 1 L.
Analisis dampak :
Harga kayu bakar mahal, Sehingga penggunaan kayu bakar dan gergajen
mengurangi pendapatan. Selain itu kayu yang digunakan terkadang susah
untuk dinyalakan sehingga proses perebusan akan memakan waktu yang lama.
Pengendalian :
Untuk menghindari hal-hal tersebut maka kayu bakar sebelum digunakan
harus dikeringkan terlebih dahulu.
c. Menyiapkan alat dan bahan
1) Mesin Penghalus
Mesin pengahalus adalah mesin yang digunakan untuk menghaluskan
kedelai yang sudah dicuci.Mesin ini menggunakan bensin 2 L/hari sebagai
penggeraknya.
Analisis dampak :
akibat kurangnya pelumas pada gir pemutarnya sehingga menimbulkan
suara yang bising pada lingkungan pabrik dan lingkungan sekitar pabrik,
warga disekitar pabrik merasa terganggu akibat suara bising sehingga
mengganggu ketenangan warga disekitar pabrik.
Pengendalian :
Pengecekkan terhadap mesin ini meliputi pembersihan dari sisa – sisa
penggilingan, terhadap kabel – kabel dan terhadap mesin yang
menimbulkan suara bising
2) Bak perebus
Bak perebus untuk membantu proses pengukusan tahu.
Analisis dampak :
apabila dalam melakuakan perebusan tahu tidak memperhatikan
kebersihan maka kemungkinan resiko terkena penyakit perut pada
konsumen akan terjadi.
Pengendalian :
Alat ini merupakan piranti utama dalam pembuatan tahu, maka dari itu
perlu adanya pengecekkan berkala. Pencucian bak perebus dilakukan
setelah proses pembuatan tahu selesai dengan detergent dan melakukan
pembilasan hingga besih kemudian dikeringkann agar tidak menimbulkan
jamur.
3) Alat pengepres dan alat saring
Adalah alat yang digunakan dalam proses pencetakkan tahu dengan ukuran
50 x 50 x 10 cm.
Analisis dampak :
Alat pengepres dan penyaring digunakan setiap hari, sehngga akan mudah
rusak, papan yang digunakan untuk mengepres apabila tidak sering
ibersihkan akan menimbulkan jamur sehigga akan mengkontaminasi tahu
yang dicetak, dan akhirnya akan menimbulkan gangguan kesehatan pada
konsumen.
Pengendalian :
Sebelum digunakan alat pengepres dan saringan tahu ini dilakukkan
pengecekkkan terhadap kebersihan . Kain yang dilakkuakkan untuk
pengepresan harus dicuci setiap akan digunakan dan harus benar –benar
kering.
4) Sumber air Air
Dalam melakuan produksi tahu sangat membutuhkan air, air didapat dari
pompa air untuk proses pencucian, perendaman, pemasakan dll. Air yang
digunakan adalah air sumur.
Analisis dampak :
Terkadang sumber air tidak jernih karena tercampur dengan air hujan dan
terkadang juga mati listrik
Pengendalian :
Melakukkan pengecekkan pada sumber air yang tersedia dengan cara
mengecek ketersedian air dan setiap seminggu sekali dilakukan
pengurasan sumur agar air yang digunakan dalam pembuatan tahu benar-
benar bersih.
2. Konstruksi pembuatan tahu
a. Pengeringan
Adalah kegiatan mengeringakan kedelai agar kulit ari kedelai menjadi pecah –
pecah sehingga memudahkan dalam proses pencucian.
Analisis dampak :
Apabila edelai tidak kering maka kemugkinan akan menjadi tempat
pertumbuhan jamur yaitu jamur aflatoksin yang akan memnyebbkan bahaya
apabila dikonsumsi.
Pengendalian :
Pengerigan kedelai harus dikontrol setiap saat, kedelai yang akan dibuat tahu
harus benar-benr kering dan terbebas dari jamur.
b. Pencucian kedelai
Kegiatan yang dilakukan untuk menghilangakan material yang menempel atau
yang terbawa bersama kedelai, seperti kerikil, daun kedelai, plastic. Pencucian
dilakukan dengan mengguanakan aliran air.
Analisis dampak :
air bekas cucian tahu merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan
yang sangat potersial. Prakiraan resiko terhadap tata guna lahan yang mungkin
terjadi yaitu resiko berasal dari buangan limbah terutama limbah cair yang
mencemari air tanah dan air permukaan. Akibat pencemaran ter sebut maka
warga merasa tidak nyaman.
Pengendalian :
Setelah melakukan penccian kedelai menggunakan air mengalir air tersebut
ditampung pada bak, kemuadian dilakukan pengolahan terlebih dahulu
sebelum air limbah tersebut dibuang. Seperti membubuhkan bahan-bahan
kimia.
c. Perendaman
Pada tahapan perendaman ini, kedelai direndam selama 3 jam dalam sebuah
bak perendam yang dibuat dari semen. Kegiatan yang dilakukan untuk
membersihkan kedelai dari kulit arinya
Analisis dampak :
Air bekas rendaman kedelai apabila dibuang lagsung kelingkungan akan
meyebabkan pencemaran. Limbah cair yang dihaslkan mengandung Bahan-
bahan organik(protein, karbohidrat, lemak dan minyak) sehingga sulit untuk di
uraikan oleh mikroorganisme. Limbah cair akan mengakibatkan bau busuk
dan bila dibuang langsung ke sungai akan menyebabkan tercemarnya sungai
tersebut. Resiko yang mungkin timbul berupa timbulnya penyakit-penyakit
yang diderita oleh masyarakat yang menggunakan air tanah, seperti penyakit
kulit, penyakit perut, dan lain-lain.
Pengendalian :
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan,
diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah
mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Selain
itu juga membuang air limbah pada tempat yang isediakan sehigga tidak
mecemari lingkungan.
d. Pengilingan
Proses penggilingan dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling biji
kedelai dengan tenaga penggerak dari motor lisrik yang menggunakan bahan
bakar minyak 2L/hari.
Analisis dampak :
Proses penggilingan mesin akan menimbulkan suara bising dari alat yang
sedang beroperasi. Dampak negatif bagi pekerja dan masyarakat di sekitarnya
adalah suara bising dari pabrik tersebut, warga disekitar pabrik merasa
terganggu akibat suara bising sehingga mengganggu ketenangan warga
disekitar pabrik.
Pengendalian :
Pengecekkan terhadap mesin ini meliputi pembersihan dari sisa – sisa
penggilingan, terhadap kabel – kabel dan terhadap mesin yang menimbulkan
suara bising.
e. Perebusan
Kegiatan yang dilakukan untuk mematngkan bubur kedelai . Perebusan ini
dilakukan dengan menggunakan bahan bakar sisa gergaji kayu maupun kayu
bakar sebagai sumber panas.
Analisis dampak :
Proses perebusan dengan menggunakan gergajen dan kayu bakar akan
menimbulkan asap dan bau pembakaran, selain itu juga menimbulkan uap
yang akan menyebabkan suhu ruangan naik. sehingga jika warga melewati
lokasi pabrik tahu tersebut tercium bau asap pabrik yang menyengat dan tidak
sedap walaupun asapnya tidak terlihat, selain itu juga akan menimbulkan
polusi udara dan berakibat pada gangguan pernapasan.
Pengendalian :
Jadi untuk menanggulangi pencemaran udara dari asap cerobong pembakaran
tungku maka harus ada modifikasi pada cerobong asap dan diperbanyak
penanaman pohon
f. Penyaringan
Setelah bubur kedelai direbus dan mengental, dilakukan proses penyaringan
dengan menggunakan kain saring. Tujuan dari proses penyaringan ini adalah
memisahkan antara ampas atau limbah padat dari bubur kedelai dengan filtrat
yang diinginkan. Hasil saringan ditampung pada bak penggumpalan.
Analisis dampak :
Sumber limbah padat berasal dari penyaringan bubur kedelai berupa ampas
tahu yang sudah melalui pemerasan berkali-kali dengan menyiram air panas
sampai tidak mengandung sari lagi. Prakiraan resiko terhadap udara, yaitu
resiko berasal dari bau limbah tahu yang semakin lama semakin tidak sedap.
Akibat pencemaran tersebut warga khususnya pekerja pabrik merasa kurang
nyaman akibat terhisapnya bau ke dalam pernafasan.
Pengendalian :
Upaya- upaya yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan limbah padat
ampas tahu sebagai pakan ternak dan mendaur ulang ampas tahu ini menjadi
kecap ampas tahu, oncom, pupuk cair, dan bahan bakar biogas. Limbah cair
pembuatan tahu bisa disulap menjadi pupuk organik cair yang kaya manfaat.
Selain harganya murah hasil pertaniannya juga bisa lebih baik. Sebagai
pengganti pupuk urea, pupuk cair dari limbah tahu sangat dibutuhkan
tanaman.
g. Pengendapan dan penambahan asam cuka
Dari proses penyaringan diperoleh filtrat putih seperti susu yang kemudian
akan diproses lebih lanjut. Filtrat yang didapat kemudian ditambahkan asam
cuka dalam jumlah tertentu. Fungsi penambahan asam cuka adalah
mengendapkan dan menggumpalkan protein tahu Endapan tersebut yang
merupakan bahan utama yang akan dicetak menjadi tahu.
Analisis dampak :
Air yang tidak ikut mengendap akan dibuang, sehingga akan mencemari tanah.
Pengendalian :
Dalam pembuangan air yang tidak ikut mengendap setelah ditambahi asam
cuka harus ilakukan pengolahan terlebi dahulu, sehingga aman sebelum
dibuang ke lingkungan.
h. Pencetakan dan Pengepresan
Proses pencetakan dan pengepresan merupakan dilakukan pada papan
pencetak yang berukuran 50 x 50 x 10 cm. Pencetakkan dilakukan pada saat
tahu dalam posisi panas, sehingga akan mudah dicetak.
Analisis dampak :
A.alisis resiko bahaya yang mungkin ditimbulkan apabila alat pencetakan
yang digunakan tidak bersih, sehingga tahu akan terkontaminasi oleh bakteri
dan apabila dikonsumsi akan menimbullkan penyakit,
Pengendalian :
Sebelum digunakan alat pencetak ini dilakukkan pengecekkkan terhadap
kebersihan . alat pencetak harus dicuci setiap akan digunakan dan harus benar
–benar kering paa saat digunakan.
i. Pemotongan tahu
Setelah proses pencetakan selesai, tahu yang sudah jadi dikeluarkan dari
cetakan lalu dipotong-potong. Tahu yang sudah dipotong potong menjadi tahu
putih dan sebagian dijadikan tahu goreng yang akan digoreng terlebih dahulu.
Analisis dampak :
dihasilkan potongan-potongan tahu yang tercecer yang nantinya akan
dibuang dan lama kelamaan akan menimbulkan bau yang tidak sedap, selain
itu pisau yang digunakan untuk memotong kemungkinan berkarat sehingga
akan mengkontaminasi tahu.
Pengendalian :
Setelah dilakukan pemotongan tahu, sisa yang tercecer dari potongan tahu
tersebut bisa dikumpulan lalu bisa digunakan untuk makanan ternak, selain itu
pisau yang digunakan untuk memotong harus dicuci bersih dan bebas dari
karat.
j. Penggorengan
Dalam pembuatan tahu goreng perlu digoreng hingga kecoklatan. Menggoreng
tahu putih yang sudah jadi dengan minyak goreng panas dan menggunakan
bahan bakar kayu.
Analisis dampak :
Dari kegiatan ini menombulkan asap hasil pembakaran,dan abu hasil
pembakaran yang akan mencemari udara dan berakibat pada gangguan
pernapasan.
Pengendalian :
Jadi untuk menanggulangi pencemaran udara dari asap cerobong pembakaran
tungku maka harus ada modifikasi pada cerobong asap dan diperbanyak
penanaman pohon selain itu untuk para pekerja harus mengguakan APD.
3. Pacsa pembuatan tahu
a. Proses pendistribusian tahu
Proses pendistribusian dilakukan dengan cara mendistribusikan tahu ke agen-
agen dan kepada para penjual di pasar maupun para distributor datang
langsung dengan kendaraan motor yang dilengkapi karanjang maupun dengan
menggunakan mobil “pick up”.
Analisis dampak :
Kendaraan yang digunakan untuk proses pebdistribusian menghasilkan polutn
sehingga akan menyebabkan udara tercemar, dan akan mengganggu
pernapasan.
Pengendalian :
Jadi untuk menanggulangi pencemaran udara dari asap knalpotkendaraan
bermotor maka harus ada modifikasi knalpot, perawatan mesin secara berkala
dan diperbanyak penanaman pohon
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak sedikitnya limbah yang mengalir ke lingkungan pabrik tergantung
pada cara mengolah limbah tersebut, maksudnya jika limbah yang di biarkan saja
mengalir tanpa memperhitungkan resiko yang terjadi, maka lingkungan akan tercemar
limbah yang berbahaya bagi lingkungan, begitu pun sebaliknya.
Dalam melakukan proses produksi harus memperhatikan resiko yang mungkin
ditimbulkan beserta langkah-langkah pengendaliannya
Daftar Pstaka
Suwardji, Raden. 1999.Cara Pembuatan Tahu Konvensional. Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Hambali. (2003). Analisis Resiko Lingkungan
http://cara-membuat.net/search/kendala-usaha-tahu-lontong
http://organisasi.org/
pengertian_definisi_macam_jenis_dan_penggolongan_industri_di_indonesia_perekonomian_
bisnis
http;//digilib.unimus.ac.id
Soemrwoto. Otto. 1988. Analisi Dampak Lingkungan. Yogyakarta : UGM pres