Upload
noen-sulistyorini
View
211
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
ACTIVITY BASED COSTING :Alat Bantu Pembuatan Keputusan
Ringkasan
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Akuntansi
Manajemen
Oleh :
1. Murtiningsih
2. Nuniek S (NIM 06.12.00010)
3. Nurlela
4. Yuni S
5. Purnomo Hadi P
14
BAB I PENDAHULUAN
Semakin banyak perusahaan yang menyadari untuk membedakan antara
konsumen menguntungkan dan merugikan. Untuk melakukannya perusahaan
memerlukan suatu analisa untuk mengetahui berapa banyak konsumen mengkonsumsi
produk dan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk melayani konsumen tersebut.
Konsumen yang menguntungkan dipelihara dan konsumen yang tidak
menguntungkan dilepaskan.
Akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk mengutamakan Activity based
costing (ABC). Activity based costing adalah metode costing yang dirancang untuk
menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan strategis dan keputusan
lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap. ABC juga
digunakan sebagai elemen activity based management, yaitu pendekatan manajemen
yang fokus pada aktivitas.
Dalam sistem akuntansi tradisional bertujuan untuk menilai secara tepat
persediaan dan harga pokok penjualan untuk pelaporan keuangan eksternal. Tujuan
ABC adalah memahami overhead dan profitabilitas produk dan konsumen. Sebagai
konsekuensi perbedaan tujuan ini, praktik terbaik ABC memiliki perbedaan dengan
sistem akuntansi biaya tradisional.
Bab berikut setelah ini akan membahas tentang ABC lebih mendalam dan
perbedaannya dengan sistem akuntansi tradisional.
14
BAB II ACTIVITY BASED COSTING
Ada beberapa hal yang dilakukan dalam activity based costing, antara lain :
1. Biaya produksi dan non produksi dibebankan ke produk.
2. Beberapa biaya produksi tidak dimasukan ke biaya produk .
3. Ada sejumlah pool biaya overhead, setiap pool dialokasikan ke produk dan
obyek costing lainnya dengan menggunakan ukuran aktivitas masing-masing yang
khusus.
4. Basis alokasi biasanya berbeda dengan basis alokasi dalam sistem akuntansi
biaya tradisional.
5. Tarif overhead atau tingkat aktivitas disesuaikan dengan kapasitas aktivitas
dan bukannya dengan kapasitas yang dianggarkan.
Perlakuan Biaya dalam Sistem ABC
a. Biaya Non Produksi dan ABC
Dalam akuntansi biaya tradisional hanya biaya produksi yang
dibebankan ke produk. Beban penjualan umum dan administrasi diperlakukan
sebagai beban periodik dan tidak dibebankan ke produk. Meskipun demikian,
beberapa biaya non produksi ini juga sebagai bagian dari biaya produksi,
penjualan, distribusi dan pelayanan atas produk. Sebagai contoh, komisi yang
dibayarkan pada tenaga penjualan, biaya pengiriman dan biaya garansi dapat
dengan mudah ditelusuri ke produk. Untuk menentukan tingkat profitabilitas
barang dan jasa, biaya-biaya non produksi tersebut dalam activity based costing
dibebankan ke produk.
b. Biaya Produksi dan Activity Based Costing.
Dalam akuntansi tradisional, semua biaya produksi dibebankan ke
produk bahkan semua biaya produksi yang tidak disebabkan oleh produk.
Sebagai contoh, sebagian upah untuk keamanan pabrik akan dialokasikan ke
produk meskipun upah penjaga keamanan tersebut sama sekali tidak
terpengaruh apakah perusahaan berproduksi atau tidak. Sedang dalam sistem
14
ABC biaya hanya akan dibebankan ke produk apabila ada alasan yang
mendasar bahwa biaya tersebut dipengaruhi oleh produk yang dibuat.
- Tarif Overhead Tunggal (Plantwide Overhead Rate)
Merupakan penetapan tarif overhead yang digunakan oleh perusahaan
secara keseluruhan dan biasanya basis yang digunakan adalah jam mesin
atau jam kerja langsung.
- Tarif Overhead Departemen (Departemental Overhead Rates)
Basis alokasi biaya overhead ada pada masing-masing departemen
disesuaikan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan di departemen
tersebut.
Kedua sistem penetapan overhead diatas dapat salah untuk menetapkan
tarif overhead dalam situasi perusahaan memiliki rentang produk yang berbeda
dalam volume, batch size atau kompleksitas produksi. ABC adalah teknik
yang dirancang untuk menangani faktor tersebut dengan lebih akurat pada saat
menentukan harga pokok produk. Aktivitas adalah segala sesuatu yang
menyebabkan konsumsi overhead. Biaya untuk melakukan aktivitas
dibebankan ke produk yang menyebabkan aktivitas tersebut.
c. Biaya Kapasitas Menganggur dalam ABC (The Costs of Idle Capacity in
Activity Based Costing)
Dalam akuntansi biaya tradisional, tarif overhead yang ditentukan
dimuka dihitung dengan membagi anggaran biaya overhead dengan ukuran
aktivitas yang dianggarkan seperti anggaran jam kerja langsung. Praktek
seperti ini akan mengakibatkan pembebanan kapasitas yang menganggur ke
produk dan juga akan menyebabkan biaya produksi per unit tidak stabil. Jika
anggaran aktivitas turun, tarif overhead akan meningkat karena komponen
tetap dalam overhead hanya digunakan untuk jumlah produk yang lebih sedikit
sehingga biaya produksi per unit akan meningkat.
Berlawanan dengan akuntansi biaya tradisional, dalam ABC produk
hanya dibebani biaya dari kapasitas yang digunakan dan tidak dibebani oleh
biaya kapasitas yang tidak digunakan. Pendekatan ini menyebabkan biaya per
unit yang lebih stabil dan konsisten dengan tujuan pembebanan biaya ke
produk yang menyebabkan aktivitas.
14
Merancang Sistem ABC
Ada beberapa karakteristik pokok demi kesuksesan penerapan ABC yaitu :
a. Inisiatif untuk menerapkan ABC harus didukung oleh manajemen
puncak.
b. Rancangan dan penerapan sistem ABC harus menjadi tanggungjawab
tim lintas fungsional dan bukan hanya menjadi tanggungjawab bagian
akuntasi. Tim tersebut terdiri dari semua bagian yang menggunakan data dari
sistem ABC. Biasanya tim ini terdiri dari marketing, produksi, engineering,
manajemen puncak dan didukung oleh staf akuntansi .
Penerapan sistem ABC hanya berperan sebagai suplemen bukan sebagai
pengganti sistem akuntansi biaya. Sistem akuntansi yang lama tetap digunakan
untuk laporan keuangan eksternal. Sistem ABC digunakan sebagai laporan khusus
untuk pembuatan keputusan seperti penawaran bisnis yang baru.
Struktur umum model ABC :
Objek Biaya (msl : produk dan konsumen)
Aktivitas
Konsumsi Sumber Daya
Biaya
Sistem akuntansi tradisional mencukupi untuk mengukur bahan langsung
dan tenaga kerja langsung. Oleh karenanya, ABC akan difokuskan untuk biaya-
biaya yang lainnya (biaya overhead, penjualan, umum, dan administrasi). Proses
penerapannya dapat dipilah menjadi 6 tahap yaitu :
1. Mengidentifikasikan dan mendefinisikan aktivitas dan pool aktivitas.
2. Bila mungkin, menelusuri langsung ke aktivitas dan obyek biaya.
3. Membebankan biaya ke pool biaya aktivitas.
4. Menghitung tarif aktivitas.
5. Membebankan biaya ke obyek biaya dengan menggunakan tarif aktivitas dan
ukuran aktivitas.
6. Menyusun laporan manajemen.
14
1. Mengidentifikasikan Aktivitas dalam Sistem Activiting Based Costing
Langkah utama yang pertama dalam menerapkan sistem ABC adalah
mengidentitifikasikan aktivitas yang akan menjadi dasar sistem tersebut. Cara
untuk memahami aktivitas dan bagaimana aktivitas tersebut digabungkan, disusun
dalam 5 tingkat yaitu :
a. Aktivitas Unit-level dilakukan untuk setiap unit produksi. Biaya aktivitas unit
level bersifat proporsional dengan jumlah unit produksi. Sebagai contoh
menyediakan tenaga untuk menjalankan peralatan menjadi aktivitas unit level
karena tenaga tersebut cenderung dikonsumsi secara proporsional dengan
jumlah unit produksi.
b. Aktivitas Batch–level dilakukan setiap batch, diproses tanpa memperhatikan
berapa unit yang ada dalam batch tersebut. Sebagai contoh pekerjaan seperti
membuat order produksi, setup peralatan dan pengaturan pengiriman kepada
konsumen adalah aktivitas batch level. Aktivitas tersebut terjadi untuk setiap
batch (atau order konsumen). Biaya pada batch level tergantung pada jumlah
batch yang diproses dan bukan pada jumlah unit produksi, jumlah unit yang
dijual atau ukuran volume yang lain. Sebagai contoh biaya untuk setup mesin
untuk memproses batch sama tanpa memperhatikan apakah batch berisi satu
atau 5.000 item .
c. Aktivitas Product-level berkaitan dengan produk spesifik dan biasanya
dikerjakan tanpa memperhatikan berapa batch atau berapa unit yang
diproduksi atau dijual. Sebagai contoh aktivitas untuk merancang produk,
mengiklankan produk, biaya untuk manajer dan staf produksi adalah aktivitas
product-level.
d. Aktivitas Customer-level berkaitan dengan konsumen khusus dan meliputi
aktivitas seperti telepon untuk penjualan, pengiriman katalog, dukungan teknis
yang tidak terpaku pada produk tertentu.
e. Aktivitas Organization-sustaining yang dilakukan tanpa memperhatikan
konsumen mana yang dilayani, barang apa yang diproduksi, berapa batch yang
dijalankan atau berapa unit yang dibuat. Kategori ini termasuk aktivitas seperti
kebersihan kantor eksekutif, penyediaan jaringan computer, pengaturan
pinjaman penyusunan laporan tahunan untuk pemegang saham dan
sebagainya.
14
Pada saat mengabungkan aktivitas dalam ABC, aktivitas tersebut harus
dikelompokkan dalam level yang sesuai. Aktivitas batch-level jangan
dikombinasikan dengan aktivitas unit-level atau aktivitas produk-level dengan
aktivitas batch-level dan sebagainya. Secara umum cara terbaik untuk
mengkombinasikan adalah mengumpulkan aktivitas-aktivitas yang memiliki
korelasi tinggi dalam satu level. Aktivitas memiliki korelasi yang tinggi apabila
aktivitas tersebut cenderung tandem atau bersamaan. Sebagai contoh, jumlah
order konsumen yang diterima akan memiliki korelasi yang tinggi dengan jumlah
pengiriman berdasarkan order konsumen sehingga kedua aktivitas batch level ini
dapat digabungkan tanpa harus kehilangan keakuratan. Biasanya alat bantu yang
digunakan adalah Pool Biaya Aktivitas dan Ukuran Aktivitas. Pool Biaya
Aktivitas adalah sebuah “bucket” (wadah) yang mengakumulasikan semua biaya
yang berkaitan dengan aktivitas tunggal dalam sistem ABC. Ukuran aktivitas
adalah basis alokasi dalam sistem ABC, misalnya berupa jumlah order konsumen,
jumlah desain produk, jam mesin, jumlah konsumen yang aktif, dan sebagainya.
Mekanik Activity Based Costing
Sesudah sistem ABC didesain, proses sesungguhnya untuk menghitung
biaya produk, konsumen, dan obyek lainnya dimulai :
2. Menelusuri Biaya Overhead Aktivitas dan Obyek Biaya.
Langkah kedua dalam menerapkan sistem ABC adalah secara langsung
menelusuri berbagai biaya overhead ke obyek biaya. Salah satu biaya overhead
adalah pengiriman yang dapat ditelusuri langsung ke order konsumen. Konsumen
tidak membayar biaya pengiriman ini, mereka membayar biaya pengiriman
standar yang dapat berbeda secara substansial dengan tagihan yang sesungguhnya
yang diterima dari perusahaan angkutan. Tidak ada biaya overhead lainnya yang
dapat ditelusuri langsung ke produk, order konsumen atau konsumen.
Konsekuensinya, biaya overhead lainnya akan dibebankan ke obyek biaya dengan
menggunakan sistem ABC.
3. Membebankan Biaya ke Pool Biaya Aktivitas
Sebagian besar biaya overhead diklasifikasikan dalam sistem akuntansi
dasar perusahaan berdasarkan departemen dimana biaya tersebut terjadi. Sebagai
14
contoh, gaji, supplies, sewa, dan sebagainya yang terjadi di departemen
pemasaran akan dibebankan pada departemen tersebut. Dalam beberapa kasus,
beberapa atau semua biaya ini dapat ditelusuri langsung ke salah satu pool biaya
aktivitas dalam sistem ABC. Langkah ini merupakan tahap ketiga penerapan
ABC. Sebagai contoh jika sistem ABC mempunyai aktivitas yang disebut
purchase order processing (pemrosesan order pembelian), seluruh biaya di
departemen pembelian dapat ditelusuri langsung ke pool biaya aktivitas.
Meskipun demikian, sangat umum overhead terkait dengan beberapa aktivitas
yang ada dalam sistem ABC. Dalam situasi seperti itu, biaya departemen tersebut
dibagi dengan beberapa pool biaya aktivitas menggunakan proses alokasi yang
disebut first-stage allocation (alokasi tahap pertama) yang merupakan proses
pembebanan biaya overhead ke pool biaya aktivitas.
Masalah yang dihadapi adalah bagaiman untuk membagi. Inti ABC adalah
untuk menentukan sumberdaya yang dikonsumsi oleh obyek biaya. Biasanya cara
terbaik untuk mendapatkan informasi adalah menanyakan atau wawancara secara
langsung kepada pihak yang berkaitan dengan obyek biaya. Hasil wawancara
dituangkan ke dalam lembar kerja yang berisi tentang distribusi persentase. Jika
hal tersebut selesai dilakukan makan sangat mudah untuk mengalokasikan biaya
ke pool biaya aktivitas.
4. Perhitungan Tarif Aktivitas
Langkah keempat yang harus dilakukan adalah perhitungan tarif aktivitas.
Tarif aktivitas yang akan digunakan untuk membebankan biaya overhead ke
produk dan konsumen dihitung dengan membagi biaya yang disajikan dalam first
stage allocation dengan total aktivitas dalam setiap pool biaya aktivitas.
Secara khusus ada catatan bahwa kategori lainnya yang terdiri dari
organization sustaining cost seperti biaya leasing gedung dan biaya kapasitas
menganggur tidak dialokasikan ke produk dan konsumen. Karena tidak ada cara
untuk menghindari biaya ini terkait dengan jumlah volume produksi.
Targeting Process Improvement
Manfaat utama dari ABC adalah memberikan manfaat dengan adanya
perbaikan proses (process improvement). Penggunaan seperti itu biasanya disebut
Activity Based Management (ABM). Pada dasarnya ABM memfokuskan pada
14
pengelolaan aktivitas sebagai sarana untuk menghilangkan pemborosan dan
mengurangi keterlambatan dan barang cacat. Activity Based Management
memberikan pendekatan bahwa melalui ABC pada penentuan tarif aktivitas dapat
memberikan petunjuk dimana terjadi pemborosan dan lingkup perbaikan dalam
organisasi. Benchmarking memberikan pendekatan sistematis untuk
mengidentifikasikan aktivitas yang memberikan ruang terbesar untuk perbaikan.
Secara mudah padanan benchmark adalah membandingkan dengan organisasi
lain yang dianggap ideal.
5. Membebankan Biaya ke Obyek Biaya
Langkah ke lima dalam penerapan ABC disebut Alokasi Tahap Kedua
(second stage allocation). Dalam alokasi ini tarif aktivitas digunakan untuk
membebankan biaya produk dan konsumen. Sebagai ilustrasi, kita ambil satu
konsumen – Windward Yachts. Order tersebut untuk dua jenis barang yaitu tiang
penyangga dan housing kompas. Tiang penyangga adalah produk standar dan
tidak memerlukan pekerjaan desain. Sebaliknya housing kompas adalah produk
khusus yang membutuhkan desain yang ekstensif.
Bahan langsung dan tenaga kerja langsung diperlakukan sama baik
dengan sistem tradisional maupun sistem ABC. Sebaliknya perlakuan untuk
overhead sangat berbeda unuk kedua sistem tersebut. Dengan catatan customer
level costnya dibebankan langsung ke konsumen dan tidak dibebankan ke
produk.
Perbedaan Antara Biaya Produk Tradisional dan ABC
Biaya produk dengan menggunakan ABC sangat berbeda dengan
biaya sistem costing tradisional. Ada dua alasan utama mengapa ada
perbedaan yaitu : Pertama berdasarkan sistem costing yang lama, biaya
desain disebar keseluruh produk tanpa memperhatikan apakah produk
tersebut membutuhkan desain atau tidak. Dengan sistem ABC biaya ini
dibebankan hanya kepada produk yang membutuhkan desain.
Konsekuensinya, berdasarkan sistem ABC biaya desain digeser dari poduk
standar ke produk khusus.
Kedua, biaya order konsumen yang merupakan biaya batch level
dibebankan dengan dasar jam mesin dalam sistem costing tradisional. Jam
14
mesin adalah basis alokasi untuk basis unit level dan bukannya batch level.
Oleh karena itu produk dengan volume tinggi menyerap sebagian besar biaya
batch level meskipun produk tersebut tidak mempengaruhi biaya ini
dibandingkan dengan produk yang diorder dalam jumlah sedikit.
Berdasarkan sistem costing yang baru biaya batch level dibebankan secara
lumsump ke setiap order konsumen. Konsekuensinya sistem costing baru
menggeser dari order bevolume tinggi ke order yang bervolume rendah.
Penting untuk mengingat perbedaan utama lainnya antara biaya
produk yang ditentukan berdasarkan ABC dengan biaya produk yang
ditentukan berdasarkan sistem costing tradisional. Dalam sistem tradisional
hanya biaya produksi saja yang dibebankan ke produk, dalam sistem ABC
biaya non produk dibebankan ke produk sama halnya dengan biaya produksi.
Selanjutnya organization sustaining manufacturing cost dan biaya kapasitas
menganggur tidak dibebankan ke produk sedangkan dalam sistem
tradisional, biaya-biaya tersebut dibebankan ke produk.
6. Biaya Produk ABC – Analisis Tindakan
Langkah keenam dalam penerapan sistem ABC adalah menyiapkan
laporan manajemen. Tinjauan aktivitas atas produk dan margin konsumen dapat
menjadi salah satu laporan manajemen. Selain itu perhitungan overhead
memungkinkan pandangan yang lain terhadap biaya produk ABC yang
menekankan siapa yang bertanggungjawab atas biaya dan kemudahan untuk
menyesuaikan biaya pada saat produksi turun. Untuk membantu analisis
tambahan ini, ABC menerapkan kode warna yang sederhana untuk biaya
perusahaan.
Kode Warna Untuk Biaya
Tim ABC membantu manajer dalam menggunakan data ABC antara
lain dengan memberi kode warna pada setiap biaya misalnya : Hijau, Kuning,
dan Merah.
Kode warna menunjukkan seberapa mudah biaya dapat disesuaikan
apabila ada perubahan akivitas. Biaya dengan kode hijau adalah biaya yang
dapat disesuaikan kurang lebih otomatis apabila ada perubahan aktivitas tanpa
perlu adanya tindakan dari manajer. Biaya dengan kode kuning adalah biaya
14
yang dapat disesuaikan apabila ada perubahan tingkat aktivitas tetapi
perubahan tersebut memerlukan tindakan dari manajer. Biaya dengan kode
merah adalah biaya yang dapat disesuaikan terhadap perubahan aktivitas
hanya jika ada usaha yang keras dan penyesuaian tersebut memerlukan
tindakan manajemen.
Pandangan Analisis Tindakan Terhadap Data ABC
Laporan analisis tindakan adalah laporan yang menunjukkkan apakah
biaya yang telah dibebankan ke dalam obyek biaya seperti produk atau
konsumen dan sejauh mana kesulitan penyesuaian biaya apabila ada
perubahan aktivitas. Desain sistem ABC yang baik memungkinkan manajer
melakukan estimasi biaya relevan yang potensial yang dapat berguna sebagai
awal untuk analisis manajemen.
ABC DAN LAPORAN EKSTERNAL
Karena ABC menyediakan data biaya produk yang lebih akurat
dibandingkan dengan sistem biaya tradisional maka beberapa perusahaan
menggunakan costing ABC untuk membuat laporan eksternal walaupun sebagian
besar tidak melakukannya dengan alasan sebagai berikut :
1. Laporan eksternal kurang rinci daripada laporan internal yang disiapkan untuk
pembuatan keputusan. Harga pokok penjualan dan penilaian persediaan
diungkapkan tapi tidak dipilah per jenis produk. Jika beberapa produk dihargai
terlalu rendah atau tinggi, kesalahan tersebut cenderung membatalkan satu
sama lain.
2. Sangat sulit untuk melakukan perubahan sistem akuntansi perusahaan yang
rumit dan dimodifikasi selama bertahun-tahun.
3. Sistem ABC tidak sesuai dengan PABU karena yang dibutuhkan hanya biaya
produksi saja, sedangkan sistem ABC tidak hanya memasukan biaya produksi
tetapi juga beberapa biaya non produksi.
4. Auditor biasanya tidak menyukai alokasi yang didasarkan pada wawancara
dengan karyawan perusahaan karena anggapan data subjektif semacam ini
dapat dimanipulasi oleh manajemen.
14
Untuk semua alasan ini kebanyakan perusahan membatasi ABC pada
studi untuk manajemen dan tidak akan menggabungkan ABC ke dalam sistem
akuntansi biaya yang formal.
14
BAB IIIRINGKASAN
Metode akuntansi biaya tradisional rentan terhadap beberapa kelemahan yang
dapat mengakibatkan biaya untuk pembuatan keputusan terdistorsi. Seluruh biaya
produksi (meskipun tidak disebabkan oleh produk tertentu) dialokasikan ke produk.
Biaya non produksi yang diakibatkan oleh produk tidak dialokasikan ke produk.
Metode tradisional juga mengalokasikan biaya kapasitas menganggur ke produk.
Akibatnya produk dibebani oleh sumber daya yang sebenarnya tidak digunakan.
Akhirnya metode tradisional cenderung terlalu mengandalkan pada basis alokasi level
unit seperti jam kerja langsung dan jam mesin. Hal ini akan menyebabkan
pembebanan biaya yang terlalu tinggi untuk produk dengan volume tinggi dan
pembebanan yang terlalu rendah untuk produk dengan volume rendah. Hal ini dapat
menyebabkan kesalahan dalam pembuatan keputusan.
ABC mengestimasi biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh obyek biaya
seperti produk dan konsumen. Pendekatan dalam ABC mengasumsikan bahwa obyek
biaya menimbulkan aktivitas yang pada akhirnya mengkonsumsi sumber daya.
Aktivitas membentuk hubungan antara biaya dengan obyek biaya. ABC
memfokuskan pada biaya overhead (produksi, penjualan, umum, dan administrasi).
Akuntansi untuk tenaga kerja langsung dan bahan langsung tidak terpengaruh.
Untuk membangun sistem ABC, perusahaan biasanya memilih beberapa
aktivitas yang merupakan pekerjaan pokok yang dilakukan di departemen yang
mengkonsumsi overhead. Pengelompokan dalam setiap aktivitas disebut pool biaya
aktivitas (activity cost pool). Biaya overhead yang tersisa dibebankan ke pool biaya
aktivitas dalam alokasi tahap pertama. Wawancara dengan manajer menjadi dasar
alokasi ini.
Tarif aktivitas dihitung untuk setiap pool biaya dengan membagi biaya yang
dibebankan ke pool biaya dengan ukuran aktivitas dalam pool biaya tersebut. Tarif
aktivitas memberikan informasi yang berguna bagi manajer berkaitan dengan biaya
overhead. Biaya yang terlalu tinggi untuk aktivitas tertentu mendorong untuk
melakukan perbaikan.
Dalam alokasi tahap kedua, tarif aktivitas digunakan untuk membebankan
biaya ke obyek biaya seperti produk dan konsumen. Biaya yang dihitung berdasarkan
14
ABC biasanya menghasilkan perhitungan yang sangat berbeda dengan biaya yang
diperhitungkan dengan sistem akuntansi biaya tradisional. Meskipun sistem ABC
sangat akurat, manajer harus tetap berhati-hati dalam membuat keputusan berdasarkan
data ABC. Bagian penting dalam activity based analysis untuk profitabilitas
konsumen dan produk adalah analisis tindakan yang mengidentifikasi siapa yang
seharusnya bertanggungjawab atas setiap biaya dan sejauh mana biaya tersebut dapat
disesuaikan.