29
PRAKTIKUM PETROGRAFI Acara : Batuan Beku Intermediet Nama : Wahyudddin Tahir Hari/Tgl : Rabu/ 05 Oktober 2011 NIM : D 611 08 260 Perbesaran Total : 50 x No. Urut : 01 No. peraga : A12 Jenis batuan : Batuan beku intermediet Kedudukan : (x,y) ; (47,18) Nikol Sejajar Nikol Silang A A Sanidin Kuarsa Biotit P 0 50 100 Plagioklas 0 50 100 P Ortoklas Hornblende Massa Dasar

Acara II - Batuan Beku Intermediet

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Acara II - Batuan Beku Intermediet

PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Beku Intermediet Nama : Wahyudddin Tahir

Hari/Tgl : Rabu/ 05 Oktober 2011 NIM : D 611 08 260

Perbesaran Total : 50 x

No. Urut : 01

No. peraga : A12

Jenis batuan : Batuan beku intermediet

Kedudukan : (x,y) ; (47,18)

Nikol Sejajar Nikol Silang

A A

Sanidin

Kuarsa

Biotit

P 0 50 100 Plagioklas 0 50 100 P

Ortoklas

Hornblende

Massa Dasar

Kenampakan Mikroskopis :

Warna pada nikol sejajar orange, warna pada nikol silang abu-abu kehitaman,

tekstur yakni kristalinitas hipokristalin, granularitas porfiritik, fabrik yakni bentuk

subhedral - euhedral, relasi inequigranular, tekstur khusus integrowth, struktur masif.

Page 2: Acara II - Batuan Beku Intermediet

Ukuran mineral terkecil 0,1 mm mineral terbesar 2,4 mm tersusun atas mineral

kuarsa (SiO2), biotit (K(Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10(OH,F)2, sanidin (KAlSi3O8),

plagioklas (NaAlSi3O8 – CaAlSiO3O8), hornblende (Ca (Mg, Fe, Al)5 (Si, Al)8 O22

(OH, F)2), ortoklas (KAlSi3O8) dan massa dasar.

Deskripsi mineral :

1) Orthoklas (K,Na) AlSi3O8.

Mineral Orthoklas tidak berwarna tetapi berkabut, mineral ini berukuran 0,2 mm

dengan bentuk kristal fenokris subhedral dan anhedral, indeks bias nmin < ncb, , warna

interferensinya abu-abu dan putih (Orde I) , belahan sempurna, relief lemah,

pleokroisme lemah, kembaran Carlsbad, jenis gelapan sejajar (paralel).

2) Biotit (K (Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10(OH,F)2)

Warna coklat, bentuk euhedral-subhedral, pleokroisme tidak ada, relief

sedang, belahan 1 arah, bias rangkap 0,019, kembaran tidak ada, warna

interferensi maksimum hitam, sudut gelapan 42,5, jenis gelapan miring.

3) Kuarsa (SiO2)

Warna abu-abu, bentuk euhedral-subhedral, pleokroisme dwikroik, relief

tinggi, belahan tidak ada, bias rangkap 0,005, kembaran tidak ada, warna

interferensi maksimum hitam, sudut gelapan 450 , jenis gelapan simetris.

4) Plagioklas (NaAlSi3O8 – CaAlSiO3O8)

Warna kuning kehijauan, bentuk subhedral – euhedral, relief sedang, belahan

satu arah, kembaran tidak ada, sudut gelapan 500, jenis gelapan miring.

5) Sanidin (KAlSi3O8)

Warna abu-abu, bentuk euhedral-subhedral, relief rendah, belahan 1 arah, bias

rangkap 0,03 (orde I), kembaran Carlsbad, warna interferensi maksimumnya

abu-abu, sudut gelapan 460 dengan jenis gelapannya miring.

Page 3: Acara II - Batuan Beku Intermediet

6) Hornblende (NaAlSi3O8 – CaAlSiO3O8)

Warna orange, bentuk subhedral-anhedral, pleokroisme tidak ada, relief

rendah, belahan 1 arah, bias rangkap 0,007, kembaran Albit, warna

interferensi maksimum hitam, sudut gelapan 200 , jenis gelapan miring.

Persentase Mineral :

Mineral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Kuarsa 5 % 5 % 5 % 5 %

Plagioklas 20 % 15 % 15 % 13,3 %

Ortoklas 30% 35% 30% 31,67 %

Biotit 5 % 5 % 5 % 5 %

Sanidin 10 % - 5 % 5 %

Hornblende 30 % 15 % 35 % 26,67 %

Massa Dasar 5 % 5 % 5 % 5 %

Nama batuan : Trakit Porfiri (Travis,1955), Trakit (IUGS,1974)

Petrogenesa :

Pada nikol sejajar kenampakan mikroskopis batuan ini berwarna orange

sedangkan pada nikol silang berwarna abu-abu kehitaman. Tekstur batuan ini yaitu

kristalinitasnya hipokristalin karena seluruhnya disusun oleh sebagian kristal-kristal

dan sebagian mineral gelas, granularitasnya porfiritik karena kristal- kristal dari

mineral penyusunnya bervariasi dari yang jelas sampai agak jelek. Bentuk kristal

subhedral – euhedral sebab bidang batas kristalnya tampak teratur dan jelas sampai

bervariasi. Sedangkan relasinya bersifat inequigranular karena ukuran butir dari

kristal-kristal penyusunnya tidak sama besar. Tekstur khusus dari batuan ini yaitu

intergrowth karena kenampakan lebih dari satu mineral yang saling tumbuh bersama-

sama. Struktur batuan ini masif sebab batuan ini terdiri dari susunan yang kompak

Page 4: Acara II - Batuan Beku Intermediet

dari setiap mineral-mineral dalam batuan, tidak menunjukkan adanya pori-pori,

penjajaran mineral atau bentuk aliran.

Batuan ini tergolong batuan beku intermediet dimana pembentukannya

berasal dari magma yang merupakan material silikat yang sangat panas yang terdapat

di dalam bumi dengan temperatur berkisar antara 6000 C sampai 15000 C. Karena

magma merupakan cairan yang sangat panas, maka ion-ion yang menyusun magma

dapat bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat magma mengalami

pendinginan, pergerakan ion-ion tersebut akan menurun dan ion-ion akan mulai

mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur. Proses inilah yang disebut proses

kristalisasi. Pada umumnya material yang menyusun magma tidak membeku pada

waktu yang bersamaan. Hal ini terbukti dengan pembentukan mineral - mineral

penyusun batuan beku intermediet ini, dimana pada suhu sekitar ± 8000 C

terbentuklah suatu mineral yaitu Biotit, kemudian setelah suhu mulai turun sekitar ±

7000 C terbentuk mineral baru lagi yaitu Sanidin dan Ortoklas, kemudian terbentuk

hornblende di suhu sekitar ± 6000 C dan terakhir terbentuklah mineral Kuarsa yang

terbentuk pada suhu ± 327 C. Dari penggabungan mineral – mineral inilah yang

kemudian membentuk batuan beku intermediet tersebut.

Dengan melihat kandungan mineral utama dan mineral tambahan serta tekstur

dari batuan, maka batuan ini dinamakan Trakit Porfiri sesuai dengan klasifikasi

Travis,1955 dan berdasarkan persentase kandungan mineral kuarsa dan alkali feldsfar

maka batuan ini dinamakan Trakit sesuai dengan klasifikasi IUGS, 1974.

Batuan ini biasanya berasosiasi dengan batuan alkali basalt. Kegunaan batuan

ini yaitu sebagai bahan bangunan terutama untuk lantai dan pelapis dinding.

Page 5: Acara II - Batuan Beku Intermediet

Referensi :

- Irfan, Ulfa Ria.2010. Penuntun Praktikum Mineral Optik. Makassar :

Universitas Hasanuddin.

- Kaharuddin M.S.1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Ujung Pandang :

Universitas Hasanuddin.

- Mottana, Aniballe, Rodolfo Crespi and Giuseppe Liborio. 1977. Rocks And

Minerals. New York : Simon & Schuster’s Guide To.

- Rochmanto,Budi MSc.2008. Geologi Fisik. Makassar : Universitas

Hasanuddin.

PRAKTIKAN ASISTEN

( Wahyuddin T. ) ( Ferawati )

Page 6: Acara II - Batuan Beku Intermediet

Q + A + P = 100Atau

F + A + P = 100

PERHITUNGAN KLASIFIKASI IUGS

Dik : Kuarsa : 5 %

Plagioklas : 13,3 %

Alkali Feldsfar : Ortoklas + Sanidin = 31,67 % + 5 % = 35,67 %

Peny :

Total = Kuarsa + Plagioklas + Alkali Feldsfar

= 5 % + 13,3 % + 35,67 %

= 53,97%

Kuarsa(Q) = % = 9,3 %

Alkali Feldsfar(A) = % = 66,1 %

Plagioklas(P) = % = 24,6 %

Plutonic Rocks1. quartzolit2. alkalin feldspar granit3. granit4. granodiorit5. tonalit6. alkalin feldspar syenit7. syenit8 monzonit9. monzodiorit10. monzodiorit, monzogabro11. diorit,gabro,anorthosit12. feldspatoid syenit13. essexite14. theralite15. foidit16. ultramafic Volcanic Rocks2. alkaline feldspar rhyolit3. rhyolit4. dacite5. plagiodacite6. alkaline feldspar trachyte7. trachyte8. latite9. latite-andesite,mugearite10. andesite,basalt

P A

M < 90

Q

F

6060

6060

9090

15

12 13 1411

20 20

10 105

5

56

1

2 3 4

7 8 9

1010

35 6590

50

16

M = 90 - 100

M < 90

Page 7: Acara II - Batuan Beku Intermediet

11. phonolite12. tephritic phonolite13. phonolitic tephrite14. tephrite,basanite15. foidite, nephelinite, leucitite16. ultramafic rocks

Klasifikasi batuan beku menurut IUGS, 1974

PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Beku Intermediet Nama : Wahyudddin Tahir

Hari/Tgl : Rabu/ 05 Oktober 2011 NIM : D 611 08 260

Perbesaran Total : 50 x

No. Urut : 02

No. peraga : B2

Jenis batuan : Batuan beku intermediet

Kedudukan : (x,y) ; (50,24)

Nikol Sejajar Nikol Silang

A A

Kuarsa

Sanidin

P 0 50 100 Plagioklas 0 50 100 P

Ortoklas

Hornblende

Kenampakan Mikroskopis :

Page 8: Acara II - Batuan Beku Intermediet

Warna pada nikol sejajar orange, warna pada nikol silang abu-abu kehitaman,

tekstur yakni kristalinitas holokristalin, granularitas faneritik, fabrik yakni bentuk

euhedral - subhedral, relasi inequigranular, tekstur khusus integrowth, struktur masif.

Ukuran mineral terkecil 0,2 mm mineral terbesar 2,6 mm tersusun atas mineral

kuarsa (SiO2), sanidin (KAlSi3O8), plagioklas (NaAlSi3O8 – CaAlSiO3O8),

hornblende (Ca (Mg, Fe, Al)5 (Si, Al)8 O22 (OH, F)2), ortoklas (KAlSi3O8).

Deskripsi mineral :

1) Orthoklas (K,Na) AlSi3O8.

Mineral Orthoklas tidak berwarna tetapi berkabut, mineral ini berukuran 0,2

mm dengan bentuk kristal fenokris subhedral dan anhedral, indeks bias nmin <

ncb, , warna interferensinya abu-abu dan putih (Orde I) , belahan sempurna,

relief lemah, pleokroisme lemah, kembaran Carlsbad, jenis gelapan sejajar

(paralel).

2) Kuarsa (SiO2)

Warna abu-abu, bentuk euhedral-subhedral, pleokroisme dwikroik, relief

tinggi, belahan tidak ada, bias rangkap 0,005, kembaran tidak ada, warna

interferensi maksimum hitam, sudut gelapan 450 , jenis gelapan simetris.

3) Plagioklas (NaAlSi3O8 – CaAlSiO3O8)

Warna kuning kehijauan, bentuk subhedral – euhedral, relief sedang, belahan

satu arah, kembaran tidak ada, sudut gelapan 500, jenis gelapan miring.

4) Sanidin (KAlSi3O8)

Warna abu-abu, bentuk euhedral-subhedral, relief rendah, belahan 1 arah, bias

rangkap 0,03 (orde I), kembaran Carlsbad, warna interferensi maksimumnya

abu-abu, sudut gelapan 460 dengan jenis gelapannya miring.

5) Hornblende (NaAlSi3O8 – CaAlSiO3O8)

Page 9: Acara II - Batuan Beku Intermediet

Warna orange, bentuk subhedral-anhedral, pleokroisme tidak ada, relief

rendah, belahan 1 arah, bias rangkap 0,007, kembaran Albit, warna

interferensi maksimum hitam, sudut gelapan 200 , jenis gelapan miring.

Persentase Mineral :

Mineral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Kuarsa 5 % 5 % 5 % 5 %

Plagioklas 45 % 40 % 45 % 43,3 %

Ortoklas 35 % 40 % 35 % 36,67 %

Sanidin 5 % 5 % 5 % 5 %

Hornblende 10 % 10 % 15 % 11,67 %

Nama batuan : Monzonit (Travis,1955), Monzonit (IUGS,1974)

Petrogenesa :

Pada nikol sejajar kenampakan mikroskopis batuan ini berwarna orange

sedangkan pada nikol silang berwarna abu-abu kehitaman. Tekstur batuan ini yaitu

kristalinitasnya holokristalin karena seluruhnya disusun oleh kristal-kristal yang jelas

tanpa ada mineral gelas, granularitasnya faneritik karena kristal- kristal dari mineral

penyusunnya tampak jelas. Bentuk kristal subhedral – anhedral sebab bidang batas

kristalnya tampak tidak teratur sampai bervariasi. Sedangkan relasinya bersifat

inequigranular karena ukuran butir dari kristal-kristal penyusunnya tidak sama besar.

Tekstur khusus dari batuan ini yaitu intergrowth karena kenampakan lebih dari satu

mineral yang saling tumbuh bersama-sama. Struktur batuan ini massif sebab batuan

ini terdiri dari susunan yang kompak dari setiap mineral-mineral dalam batuan, tidak

menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk aliran.

Batuan ini tergolong batuan beku intermediet dimana pembentukannya

berasal dari magma yang merupakan material silikat yang sangat panas yang terdapat

Page 10: Acara II - Batuan Beku Intermediet

di dalam bumi dengan temperatur berkisar antara 6000 C sampai 15000 C. Karena

magma merupakan cairan yang sangat panas, maka ion-ion yang menyusun magma

dapat bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat magma mengalami

pendinginan, pergerakan ion-ion tersebut akan menurun dan ion-ion akan mulai

mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur. Proses inilah yang disebut proses

kristalisasi. Pada umumnya material yang menyusun magma tidak membeku pada

waktu yang bersamaan. Hal ini terbukti dengan pembentukan mineral - mineral

penyusun batuan beku intermediet ini, dimana pada suhu sekitar ± 7000 C terbentuk

mineral yaitu Sanidin dan Ortoklas, kemudian terbentuk hornblende di suhu sekitar

± 6000 C dan terakhir terbentuklah mineral Kuarsa yang terbentuk pada suhu ± 3270

C. Dari penggabungan mineral – mineral inilah yang kemudian membentuk batuan

beku intermediet tersebut.

Dengan melihat kandungan mineral utama dan mineral tambahan serta tekstur

dari batuan, maka batuan ini dinamakan Monzonit sesuai dengan klasifikasi

Travis,1955 dan berdasarkan persentase kandungan mineral kuarsa dan alkali feldsfar

maka batuan ini dinamakan Monzonit sesuai dengan klasifikasi IUGS, 1974.

Batuan ini biasanya berasosiasi dengan nephelin dan olivin. Kegunaan batuan

ini yaitu sebagai batu untuk bangunan serta sering berasosiasi bersama mineral

deposit.

Page 11: Acara II - Batuan Beku Intermediet

Referensi :

- Irfan, Ulfa Ria.2010. Penuntun Praktikum Mineral Optik. Makassar :

Universitas Hasanuddin.

- Kaharuddin M.S.1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Ujung Pandang :

Universitas Hasanuddin.

- Mottana, Aniballe, Rodolfo Crespi and Giuseppe Liborio. 1977. Rocks And

Minerals. New York : Simon & Schuster’s Guide To.

- Rochmanto,Budi MSc.2008. Geologi Fisik. Makassar : Universitas

Hasanuddin.

PRAKTIKAN ASISTEN

Page 12: Acara II - Batuan Beku Intermediet

Q + A + P = 100Atau

F + A + P = 100

( Wahyuddin T. ) ( Ferawati )

PERHITUNGAN KLASIFIKASI IUGS

Dik : Kuarsa : 5 %

Plagioklas : 43,3 %

Alkali Feldsfar : Ortoklas + Sanidin = 36,67 % + 5 % = 41,67 %

Peny :

Total = Kuarsa + Plagioklas + Alkali Feldsfar

= 5 % + 43,3 % + 41,67 %

= 89,97%

Kuarsa(Q) = % = 5,5 %

Alkali Feldsfar(A) = % = 46 %

Plagioklas(P) = % = 48 %

Plutonic Rocks1. quartzolit2. alkalin feldspar granit3. granit4. granodiorit5. tonalit6. alkalin feldspar syenit7. syenit8 monzonit9. monzodiorit10. monzodiorit, monzogabro11. diorit,gabro,anorthosit12. feldspatoid syenit13. essexite14. theralite15. foidit16. ultramafic Volcanic Rocks2. alkaline feldspar rhyolit3. rhyolit4. dacite5. plagiodacite

P A

M < 90

Q

F

6060

6060

9090

15

12 13 1411

20 20

10 105

5

56

1

2 3 4

7 8 9

1010

35 6590

50

16

M = 90 - 100

M < 90

Page 13: Acara II - Batuan Beku Intermediet

6. alkaline feldspar trachyte7. trachyte8. latite9. latite-andesite,mugearite10. andesite,basalt11. phonolite12. tephritic phonolite13. phonolitic tephrite14. tephrite,basanite15. foidite, nephelinite, leucitite16. ultramafic rocks

Klasifikasi batuan beku menurut IUGS, 1974

PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Beku Intermediet Nama : Wahyudddin Tahir

Hari/Tgl : Rabu/ 05 Oktober 2011 NIM : D 611 08 260

Perbesaran Total : 50 x

No. Urut : 03

No. peraga : A3

Jenis batuan : Batuan beku intermediet

Kedudukan : (x,y) ; (47,18)

Nikol Sejajar Nikol Silang

A A

Kuarsa

Biotit

P 0 50 100 Plagioklas 0 50 100 P

Ortoklas

Hornblende

Massa Dasar

Page 14: Acara II - Batuan Beku Intermediet

Kenampakan Mikroskopis :

Warna pada nikol sejajar orange, warna pada nikol silang abu-abu kehitaman,

tekstur yakni kristalinitas hipokristalin, granularitas porfiritik, fabrik yakni bentuk

subhedral - anhedral, relasi inequigranular, tekstur khusus integrowth, struktur masif.

Ukuran mineral terkecil 0,2 mm mineral terbesar 2,4 mm tersusun atas mineral

kuarsa (SiO2), biotit (K(Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10(OH,F)2, plagioklas (NaAlSi3O8 –

CaAlSiO3O8), hornblende (Ca (Mg, Fe, Al)5 (Si, Al)8 O22 (OH, F)2), ortoklas

(KAlSi3O8) dan massa dasar.

Deskripsi mineral :

1) Orthoklas (K,Na) AlSi3O8.

Mineral Orthoklas tidak berwarna tetapi berkabut, mineral ini berukuran 0,2 mm

dengan bentuk kristal fenokris subhedral dan anhedral, indeks bias nmin < ncb, , warna

interferensinya abu-abu dan putih (Orde I) , belahan sempurna, relief lemah,

pleokroisme lemah, kembaran Carlsbad, jenis gelapan sejajar (paralel).

2) Biotit (K (Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10(OH,F)2)

Warna coklat, bentuk euhedral-subhedral, pleokroisme tidak ada, relief

sedang, belahan 1 arah, bias rangkap 0,019, kembaran tidak ada, warna

interferensi maksimum hitam, sudut gelapan 42,5, jenis gelapan miring.

3) Kuarsa (SiO2)

Warna abu-abu, bentuk euhedral-subhedral, pleokroisme dwikroik, relief

tinggi, belahan tidak ada, bias rangkap 0,005, kembaran tidak ada, warna

interferensi maksimum hitam, sudut gelapan 450 , jenis gelapan simetris.

4) Plagioklas (NaAlSi3O8 – CaAlSiO3O8)

Warna kuning kehijauan, bentuk subhedral – euhedral, relief sedang, belahan

satu arah, kembaran tidak ada, sudut gelapan 500, jenis gelapan miring.

Page 15: Acara II - Batuan Beku Intermediet

5) Hornblende (NaAlSi3O8 – CaAlSiO3O8)

Warna orange, bentuk subhedral-anhedral, pleokroisme tidak ada, relief

rendah, belahan 1 arah, bias rangkap 0,007, kembaran Albit, warna

interferensi maksimum hitam, sudut gelapan 200 , jenis gelapan miring.

Persentase Mineral :

Mineral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Kuarsa 10 % 15 % 10 % 11,7 %

Plagioklas 30 % 20 % 20 % 23,3 %

Ortoklas 25 % 25 % 30 % 26,7 %

Biotit 10 % 10 % 10 % 10 %

Hornblende 20 % 25 % 25 % 23,3 %

Massa Dasar 5 % 5 % 5 % 5 %

Nama batuan : Porfiri Monzonit Kuarsa (Travis,1955), Monzonit (IUGS,1974)

Petrogenesa :

Pada nikol sejajar kenampakan mikroskopis batuan ini berwarna orange

sedangkan pada nikol silang berwarna abu-abu kehitaman. Tekstur batuan ini yaitu

kristalinitasnya hipokristalin karena seluruhnya disusun oleh sebagian kristal-kristal

dan sebagian mineral gelas, granularitasnya porfiritik karena kristal- kristal dari

mineral penyusunnya bervariasi dari yang jelas sampai agak jelek. Bentuk kristal

subhedral – anhedral sebab bidang batas kristalnya tampak tidak teratur sampai

bervariasi. Sedangkan relasinya bersifat inequigranular karena ukuran butir dari

kristal-kristal penyusunnya tidak sama besar. Tekstur khusus dari batuan ini yaitu

intergrowth karena kenampakan lebih dari satu mineral yang saling tumbuh bersama-

Page 16: Acara II - Batuan Beku Intermediet

sama. Struktur batuan ini massif sebab batuan ini terdiri dari susunan yang kompak

dari setiap mineral-mineral dalam batuan, tidak menunjukkan adanya pori-pori,

penjajaran mineral atau bentuk aliran.

Batuan ini tergolong batuan beku intermediet dimana pembentukannya

berasal dari magma yang merupakan material silikat yang sangat panas yang terdapat

di dalam bumi dengan temperatur berkisar antara 6000 C sampai 15000 C. Karena

magma merupakan cairan yang sangat panas, maka ion-ion yang menyusun magma

dapat bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat magma mengalami

pendinginan, pergerakan ion-ion tersebut akan menurun dan ion-ion akan mulai

mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur. Proses inilah yang disebut proses

kristalisasi. Pada umumnya material yang menyusun magma tidak membeku pada

waktu yang bersamaan. Hal ini terbukti dengan pembentukan mineral - mineral

penyusun batuan beku intermediet ini, dimana pada suhu sekitar ± 8000 C

terbentuklah suatu mineral yaitu Biotit, kemudian setelah suhu mulai turun sekitar ±

7000 C terbentuk mineral baru lagi yaitu Ortoklas, kemudian terbentuk hornblende di

suhu sekitar ± 6000 C dan terakhir terbentuklah mineral Kuarsa yang terbentuk pada

suhu ± 3270 C. Dari penggabungan mineral – mineral inilah yang kemudian

membentuk batuan beku intermediet tersebut.

Dengan melihat kandungan mineral utama dan mineral tambahan serta tekstur

dari batuan, maka batuan ini dinamakan Porfiri Monzonit Kuarsa sesuai dengan

klasifikasi Travis,1955 dan berdasarkan persentase kandungan mineral kuarsa dan

alkali feldsfar maka batuan ini dinamakan Monzonit sesuai dengan klasifikasi IUGS,

1974.

Batuan ini biasanya berasosiasi dengan batuan beku intermediet lainnya

seperti diorite dan andesit. Kegunaan batuan ini yaitu sebagai bahan bangunan dan

untuk ilmu pengetahuan.

Page 17: Acara II - Batuan Beku Intermediet

Referensi :

- Irfan, Ulfa Ria.2010. Penuntun Praktikum Mineral Optik. Makassar :

Universitas Hasanuddin.

- Kaharuddin M.S.1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Ujung Pandang :

Universitas Hasanuddin.

- Mottana, Aniballe, Rodolfo Crespi and Giuseppe Liborio. 1977. Rocks And

Minerals. New York : Simon & Schuster’s Guide To.

- Rochmanto,Budi MSc.2008. Geologi Fisik. Makassar : Universitas

Hasanuddin.

Page 18: Acara II - Batuan Beku Intermediet

Q + A + P = 100Atau

F + A + P = 100

PRAKTIKAN ASISTEN

( Wahyuddin T. ) ( Ferawati )

PERHITUNGAN KLASIFIKASI IUGS

Dik : Kuarsa : 11,7 %

Ortoklas : 26,7 %

Plagioklas : 23,3 %

Peny :

Total = Kuarsa + Ortoklas + Plagioklas

= 11,7 +26,7 + 23,3

= 61,7 %

Kuarsa(Q) = = 19 %

Ortoklas(A) = = 43,3 %

Plagioklas(P) = = 37,7 %

Plutonic Rocks1. quartzolit2. alkalin feldspar granit3. granit4. granodiorit5. tonalit6. alkalin feldspar syenit7. syenit8 monzonit9. monzodiorit10. monzodiorit, monzogabro11. diorit,gabro,anorthosit12. feldspatoid syenit13. essexite

P A

M < 90

Q

F

6060

6060

9090

15

12 13 1411

20 20

10 105

5

56

1

2 3 4

7 8 9

1010

35 6590

50

16

M = 90 - 100

M < 90

Page 19: Acara II - Batuan Beku Intermediet

14. theralite15. foidit16. ultramafic Volcanic Rocks2. alkaline feldspar rhyolit3. rhyolit4. dacite5. plagiodacite6. alkaline feldspar trachyte7. trachyte8. latite9. latite-andesite,mugearite10. andesite,basalt11. phonolite12. tephritic phonolite13. phonolitic tephrite14. tephrite,basanite15. foidite, nephelinite, leucitite16. ultramafic rocks

Klasifikasi batuan beku menurut IUGS, 1974

Tabel untuk determinasi batuan batuan beku (Travis. R.B., 1969)

Tab

el u

ntu

k d

eter

min

asi b

atu

an b

atu

an b

eku

(T

ravi

s. R

.B.,

196

9)

Page 20: Acara II - Batuan Beku Intermediet

Tab

el u

ntu

k d

eter

min

asi b

atu

an b

atu

an b

eku

(T

ravi

s. R

.B.,

196

9)

Page 21: Acara II - Batuan Beku Intermediet

Tab

el u

ntu

k d

eter

min

asi b

atu

an b

atu

an b

eku

(T

ravi

s. R

.B.,

196

9)