Upload
dodieu
View
226
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
i
ABSTRAK
Perkembangan teknologi saat ini telah meningkat dengan pesat, bukan
sesuatu yang sulit untuk mendapatkan material bermutu tinggi. Dengan
menggunakan bahan beton mutu tinggi (f’c > 41 MPa) dan baja mutu tinggi (fy >
420 Mpa) akan didapat ukuran atau dimensi komponen struktur beton bertulang
seperti balok yang semakin mengecil.
Perilaku keruntuhan geser pada balok beton bertulang bersifat getas tanpa
adanya peringatan berupa lendutan yang berarti. Perilaku keruntuhan geser yang
bersifat getas ini harus dihindari sehingga desain geser harus memberikan kuat
geser yang lebih besar daripada kuat geser yang diperlukan akibat bekerjanya beban
luar. Ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk menganalisis kuat geser pada
balok beton bertulang, diantaranya adalah metode SNI 2847-2013, Strut and Tie
Model dan Modified Compression Field Theory.
Sebanyak 181 balok beton bertulang dari hasil pengujian laboratorium yang
diperoleh dari literatur diklasifikasikan dan dianalisis berdasarkan beberapa
kriteria, antara lain: keberadaan sengkang (balok tanpa sengkang dan balok dengan
sengkang), kuat tekan beton dan jenis balok (balok tinggi dan balok langsing).
Perbandingan antara kuat geser eksperimen dan kuat geser berdasarkan ketiga
metode dilakukan pada penampang kritis balok sejarak tinggi efektif penampang
(d) dari perletakan. Dari perbandingan antara kuat geser eksperimen dan kuat geser
analisis berdasarkan metode SNI, STM dan MCFT didapatkan rata-rata (AVR),
standar deviasi (STD), dan koefisien variasi (COV). Dari ketiga metode yang
digunakan untuk memprediksi kuat geser pada benda uji, prediksi kuat geser
dengan metode MCFT sangat aman dan lebih mendekati kenyataan hasil pengujian
dengan nilai rata-rata sebesar 1,231. Sedangkan untuk memprediksi kuat geser pada
balok tinggi bersengkang dengan beton bermutu tinggi, maka prediksi kuat geser
dengan metode STM paling mendekati hasil pengujian kapasitas kuat geser dengan
nilai rata-rata dari VTest/VSTM sebesar 1,316. Prediksi kuat geser berdasarkan metode
SNI 2847:2013 mendapatkan hasil prediksi yang tidak mendekati kenyataan hasil
pengujian atau terlalu konservatif dengan nilai rata-rata sebesar 1,384.
Kata Kunci: tulangan baja mutu tinggi, kuat geser, balok beton bertulang, SNI
2847:2013, strut and tie model, modified compression field theory.
ii
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya laporan Tugas Akhir dengan judul “Analisis Perbandingan Prediksi
Kuat Geser Balok Beton Bertulangan Baja Mutu Tinggi Berdasarkan Metode SNI
2847:2013, STM dan MCFT Terhadap Data Eksperimen” ini dapat selesai tepat
pada waktunya. Dengan pembuatan Tugas Akhir ini diharapkan mampu memenuhi
persyaratan untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Udayana.
Tugas Akhir ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih ke berbagai pihak
yang telah membantu dan membimbing dalam pengerjaan Tugas Akhir ini. Ucapan
terima kasih diberikan kepada:
1. Bapak I Ketut Sudarsana, ST, Ph.D sebagai Dosen Pembimbing
2. Bapak I Gede Adi Susila, ST, MSc, Ph.D sebagai Dosen Pembimbing
3. Orang tua, adik, teman-teman mahasiswa dan mahasiswi Teknik Sipil
Universitas Udayana, serta semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna, maka dari itu segala kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan demi perbaikan Tugas Akhir ini. Harapan penulis adalah semoga Tugas
Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak kedepannya.
Denpasar, Januari 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR NOTASI ............................................................................................... vii
PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................ 3
1.5 Batasan Masalah ................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA .......................... Error! Bookmark not defined.
2.1 Umum .................................................. Error! Bookmark not defined.
2.2 Ketentuan Geser Berdasarkan SNI 2847-2013Error! Bookmark not
defined.
2.3 Ketentuan Geser Berdasarkan Strut dan Tie ModelError! Bookmark
not defined.
2.3.1 Umum ........................................ Error! Bookmark not defined.
2.3.2 Elemen Strut .............................. Error! Bookmark not defined.
2.3.3 Elemen Tie ................................. Error! Bookmark not defined.
2.3.4 Elemen Nodal ............................ Error! Bookmark not defined.
2.4 Ketentuan Geser Berdasarkan Modified Compression Field Theory
Error! Bookmark not defined.
2.4.1 Teori Umum ............................... Error! Bookmark not defined.
2.4.2 Respon Geser Dari Beton Retak Error! Bookmark not defined.
2.4.3 Hubungan Tegangan-Regangan Untuk Beton Retak Diagonal
Error! Bookmark not defined.
2.4.4 Balok Beton Dengan Sengkang . Error! Bookmark not defined.
2.4.5 Balok Beton Tanpa Sengkang.... Error! Bookmark not defined.
METODE ................................................ Error! Bookmark not defined.
3.1 Analisis Kuat Geser Berdasarkan Metode SNI 2847-2013 ......... Error!
Bookmark not defined.
iv
3.2 Analisis Kuat Geser Berdasarkan Metode Strut dan Tie Model . Error!
Bookmark not defined.
3.3 Analisis Kuat Geser Berdasarkan Metode Modified Compression Field
Theory ........................................................... Error! Bookmark not defined.
3.4 Bagan Alir Penelitian .......................... Error! Bookmark not defined.
HASIL DAN PEMBAHASAN ............... Error! Bookmark not defined.
4.1 Penampang Kritis Balok...................... Error! Bookmark not defined.
4.2 Klasifikasi Balok Beton Bertulang ...... Error! Bookmark not defined.
4.3 Analisis Kuat Geser Balok Beton BertulangError! Bookmark not
defined.
4.3.1 Analisis Berdasarkan SNI 2847-2013Error! Bookmark not
defined.
4.3.2 Analisis Berdasarkan Strut And Tie ModelError! Bookmark
not defined.
4.3.3 Analisis Berdasarkan Modified Compression Field Theory
Error! Bookmark not defined.
4.3.4 Perbandingan Antara Kuat Geser Eksperimen dan Hasil Analisis
Error! Bookmark not defined.
4.4 Pembahasan Hasil Analisis ................. Error! Bookmark not defined.
4.4.1 Balok Beton Bertulang Tanpa SengkangError! Bookmark not
defined.
4.4.1.1 Beton Berkekuatan Tekan NormalError! Bookmark not
defined.
4.4.1.2 Beton Berkekuatan Tekan TinggiError! Bookmark not
defined.
4.4.2 Balok Beton Bertulang Dengan SengkangError! Bookmark not
defined.
4.4.2.1 Beton Berkekuatan Tekan NormalError! Bookmark not
defined.
4.4.2.2 Beton Berkekuatan Tekan TinggiError! Bookmark not
defined.
PENUTUP................................................ Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan.......................................... Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran .................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN ........................................................... Error! Bookmark not defined.
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pola Retak Pada Balok Akibat Beban PError! Bookmark not
defined.
Gambar 2.2 Analogi Rangka Batang Untuk Balok Beton Bertulang........... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2.3 Model Strut dan Tie Untuk Balok Beton Bertulang ................. Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2.4 Idealisasi Bentuk Strut ..................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.5 Model Rangka Batang ...................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.6 Tipe-Tipe Nodal Dalam Metode STMError! Bookmark not
defined.
Gambar 2.7 Beton Bertulang Yang Memikul Gaya GeserError! Bookmark not
defined.
Gambar 2.8 Hubungan Tegangan dan Regangan Untuk Beton Retak ......... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2.9 Balok Yang Dibebani Geser, Momen Dan Beban Aksial ........ Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2.10 Deteminasi Dari Regangan (x) Untuk Balok Beton BertulangError!
Bookmark not defined.
Gambar 2.11 Nilai Dari dan untuk Komponen Struktur Dengan Sengkang
................................................................................ Error! Bookmark not defined.
vi
Gambar 2.12 Pengaruh Dari Penulangan Pada Jarak Retak Diagonal ........... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2.13 Nilai Dari dan untuk Komponen Struktur Tanpa Sengkang
................................................................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian ....................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.1 Kesetimbangan Gaya Pada Model Rangka BatangError! Bookmark
not defined.
Gambar 4.2 Perbandingan antara kuat geser eksperimen dan kuat geser hasil
analisis untuk balok tanpa sengkang dengan beton bermutu
normal .............................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.3 Perbandingan antara kuat geser eksperimen dan kuat geser hasil
analisis untuk balok tanpa sengkang dengan beton bermutu
tinggi ................................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.4 Perbandingan antara kuat geser eksperimen dan kuat geser hasil
analisis untuk balok bersengkang dengan beton bermutu
normal .............................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.5 Perbandingan antara kuat geser eksperimen dan kuat geser hasil
analisis untuk balok bersengkang dengan beton bermutu tinggi
Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nilai Dari dan untuk Komponen Struktur Dengan Sengkang
................................................................................ Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.2 Nilai Dari dan untuk Komponen Struktur Tanpa Sengkang . Error!
Bookmark not defined.
vii
Tabel 4.1 Perbandingan kuat geser untuk balok tanpa sengkang dengan beton
bermutu normal (ditinjau penampang sejarak d dari perletakan) Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.2 Perbandingan kuat geser untuk balok tanpa sengkang dengan beton
bermutu tinggi (ditinjau penampang sejarak d dari perletakan).. Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.3 Perbandingan kuat geser untuk balok bersengkang dengan beton
bermutu normal (ditinjau penampang sejarak d dari perletakan) Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.4 Perbandingan kuat geser untuk balok bersengkang dengan beton
bermutu tinggi (ditinjau penampang sejarak d dari perletakan).. Error!
Bookmark not defined.
viii
DAFTAR NOTASI
As = luas batang tulangan longitudinal pada sisi tarik lentur pada
komponen struktur
As’ = luas batang tulangan longitudinal pada sisi tekan pada komponen
struktur
Av = luas total penulangan vertikal yang berjarak s dalam arah horisontal
kedua sisi balok
= faktor reduksi kekuatan
a = jarak bentang geser
bw = lebar badan balok
h = tinggi keseluruhan dari komponen struktur
d = tinggi efektif balok
d’ = tinggi selimut beton
f’c = kuat tekan beton
fcr = kuat retak beton
fyl = tegangan leleh baja tulangan longitudinal
fyz = tegangan leleh baja tulangan transversal
fs’ = tegangan/tekanan pada tulangan
f1 = tegangan tarik yang tersisa di dalam beton retak
f2 = tegangan tekan utama di dalam beton
f2max = kuat hancur dari beton retak diagonal
vci = tegangan geser yang dapat dipindahkan sepanjang retak
v = tegangan geser rata-rata saat terjadinya retak
Vs = kuat geser yang disumbangkan oleh sengkang
Vc = kuat geser yang disumbangkan oleh beton
Vn = kuat geser nominal
Vu = kuat geser ultimit
s = spasi dari penulangan geser
ix
Sx = parameter spasi retak untuk komponen struktur tanpa sengkang
Sxe = nilai ekivalen dari Sx untuk balok dimana ukuran agregatnya tidak
lebih dari 19 mm atau ¾ in.
c = regangan di dalam beton ketika fc mencapai f’c
1 = regangan tarik utama di dalam beton retak
2 = regangan tekan utama di dalam beton retak
ln = lebar efektif balok
wt = lebar efektif komponen ties
wc = lebar efektif komponen strut
x = rasio tulangan longitudinal
z = rasio tulangan badan atau sengkang
= faktor reduksi kekuatan
= sudut kemiringan dari tegangan tekan utama di dalam beton retak
yang berkenaan dengan sumbu longitudinal komponen struktur
= faktor tegangan tarik yang mengindikasikan kemampuan dari beton retak untuk memindahkan geser
Es = modulus elastisitas baja
Ec = modulus elastisitas beton
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat sekarang dimana perkembangan teknologi telah meningkat
dengan pesat, untuk mendapatkan material baja tulangan dengan mutu tinggi
bukanlah sesuatu yang sulit seperti pada masa lalu. Dengan teknologi
pengolahan mineral dan logam atau sering disebut metalurgi maka modifikasi
mikrostuktur unsur dari baja tulangan akan mengalami pengurangan
kepekaan terhadap korosi. Bila dibandingkan dengan baja konvensional maka
kekuatan leleh baja bermutu tinggi lebih besar dari baja konvensional (Tarek
et al, 2008).
Dengan menggunakan bahan beton dan baja mutu tinggi (fy > 420
Mpa) akan didapat ukuran atau dimensi komponen struktur beton bertulang
yang semakin mengecil. Hal ini bertujuan agar tidak memakan ruang yang
banyak sehingga ruangan pun terlihat lebih luas. Pengaruh peningkatan mutu
bahan terhadap lendutan komponen struktur adalah terbilang kecil, namun
yang berpengaruh besar akibat peningkatan mutu bahan adalah ukuran
penampang atau dalam hal ini momen inersia penampang. Akan terjadi
lendutan lebih besar pada komponen struktur bahan mutu tinggi dibandingkan
dengan komponen struktur yang sama tetapi dibuat dari bahan dengan mutu
yang lebih rendah, yang pada umumnya luas penampangnya lebih besar
sehingga momen inersianya juga besar (Dipohusodo, 1999).
Sampai saat ini, persoalan geser selalu terbuka untuk dipelajari dan
didiskusikan. Teori dan hipotesa yang digunakan masih berkembang dan
berbeda di antara para peneliti sehingga mengakibatkan peraturan mengenai
geser pada beton bertulang selalu berbeda dari satu negara dengan negara
yang lain di seluruh dunia. Ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk
menganalisis kuat geser balok beton bertulang, diantaranya adalah metode
Strut and Tie Model (STM), SNI 2847-2013 dan Modified Compression Field
2
Theory (MCFT). Terdapat dua konsep yang mendasari dalam menganalisa
masalah geser pada beton bertulang yaitu metode mekanika dan metode strut
dan tie model. Metode mekanika merupakan suatu metode yang diadopsi oleh
peraturan SNI yang didasari atas hasil-hasil percobaan dan bukan atas dasar
suatu metode yang rasional, sehingga peraturan di dalam SNI berbentuk semi
empiris (Stenly,2011).
Konsep kedua adalah Strut dan Tie Model yang merupakan model
rangka batang yang dapat dipakai untuk menganalisis balok bertulangan
geser, dengan anggapan bahwa komponen badan terdiri atas komponen tarik
yang berupa sengkang-sengkang dan komponen tekan yang berupa daerah
tekan beton. Para peneliti kemudian mengembangkan tiga hal yang mendasar
untuk memperbaiki model rangka batang. Pertama pada tahun 1968 peneliti
Thurliman dan Lampert menemukan bahwa sudut retak tidak selalu sama
dengan 45o, teori ini lalu dikenal dengan istilah Variable Angle Truss Model.
Selanjutnya, peneliti Collins (1972) menghitung sudut retak dengan asumsi
bahwa sudut retak berimpit dengan sudut dari tegangan dan regangan utama.
Kemudian peneliti Robinso dan Demorieux pada tahun 1972 menemukan
softening effect pada strut diagonal. Pada tahun 1986 efek ini berhasil dihitung
lalu dikembangkan oleh Collins dan Vecchio, kemudian menamakannya
dengan istilah Modified Compression Field Theory yang merupakan suatu
teori yang dipakai dalam menghitung kekuatan geser balok beton bertulang
dengan memperhitungkan tegangan tarik pada beton retak, sehingga pada
beton tanpa tulangan geser sekalipun masih dianggap memiliki kekuatan
geser yang cukup berarti setelah mengalami retak (Thomas, 1990).
Saat ini terdapat kendala yang terkait dengan batasan-batasan yang
ada dalam acuan atau pedoman yang mengatur tentang penggunaan baja mutu
tinggi sebagai tulangan pada balok, baik dalam SNI 2847-2013 maupun ACI
318-05. Tegangan baja tulangan yang digunakan dibatasi maksimum 420
Mpa, batasan ini lebih disebabkan oleh karena belum banyak riset yang terkait
dengan penggunaan baja mutu tinggi sebagai tulangan lentur dan geser pada
balok. Prosedur pada penelitian ini adalah membandingkan hasil eksperimen
3
perilaku kuat geser pada balok beton bertulang dengan prediksi hasil
perhitungan secara teori SNI 2847-2013, STM dan MCFT.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan ditinjau pada
penelitian ini adalah manakah perbandingan prediksi perhitungan kuat geser
yang paling akurat menurut SNI 2847-2013, STM dan MCFT terhadap data
hasil eksperimen balok beton bertulangan baja mutu tinggi ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membandingkan
prediksi kuat geser balok beton bertulangan baja mutu tinggi menurut SNI
2847-2013, STM dan MCFT terhadap data hasil eksperimen dan mengetahui
variasi hasil perhitungan kuat geser balok beton bertulangan baja mutu tinggi.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini diharapkan dapat mengenal metode
lain yang dapat dipakai untuk menghitung kuat geser balok beton bertulang.
Sehingga dapat menjadi masukan dalam perencanaan struktur balok beton
bertulang di kehidupan nyata dan memperluas wawasan mengenai perilaku
geser pada balok beton bertulangan baja mutu tinggi.
1.5 Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan lebih terfokus dengan
terbatasnya waktu yang tersedia, maka diambil batasan masalah sebagai
berikut:
a. Balok beton bertulang dengan baja tulangan bermutu tinggi (fy > 420 Mpa)
4
b. Balok beton berkekuatan tekan tinggi (f’c > 41 Mpa) dan balok beton
berkekuatan tekan normal (f’c 41 Mpa).
c. Balok beton bertulang dengan tulangan geser atau tanpa tulangan geser.
d. Balok beton bertulang berada di atas perletakan sederhana dengan beban
terpusat.
e. Balok beton bertulang tidak diberikan gaya prategang.