28
ABSTRAK Provinsi Bali memiliki potensi wisata yang terus berkembang, dan secara tidak langsung membuka banyak lapangan pekerjaan di berbagai sektor industri kreatif, seperti perfilman, televisi dan animasi. Perkembangan dunia perfilman, televisi dan animasi ditandai dengan meningkatnya jumlah film yang diproduksi setiap tahunnya, jumlah stasiun TV yang mengudara, hingga jumlah studio animasi yang berdiri di Bali. Namun, kurangnya jumlah fasilitas pendidikan membuat pemahaman masyarakat akan industri kreatif masih kurang. Oleh karena itu, diperlukan instansi pendidikan yang mampu mendukung perkembangan industri kreatif ini. Maka diperlukan perancangan Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar sebagai fasilitas penunjang studi film, televisi dan animasi. Spesifikasi khusus akademi akan mengedepankan praktek dan konsep ruang luar dalam tapak perancangan, tetapi menyesuaikan dengan standar fasilitas dan sistem sekolah film, televisi dan animasi pada umumnya. Program ruang yang dibuat akan melalui proses pendekatan analisa kebutuhan fungsi dan studi banding fasilitas sejenis. Secara konsep, tema yang diterapkan adalah Arsitektur Post- Modern. Tema tersebut merupakan perpaduan antara kedinamisan dalam dunia kreatif (film, televisi dan animasi) dan unsur Arsitektur Tradisional Bali. Kata Kunci: Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi, industri kreatif

ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · sebutkan satu per satu, ... Gambar 2. 2 Proses pengambilan gambar di luar ruangan ... Gambar 2. 19 Contoh penerapan konsep 3 titik pencahayaan

Embed Size (px)

Citation preview

ABSTRAK

Provinsi Bali memiliki potensi wisata yang terus berkembang, dan secara

tidak langsung membuka banyak lapangan pekerjaan di berbagai sektor industri

kreatif, seperti perfilman, televisi dan animasi. Perkembangan dunia perfilman,

televisi dan animasi ditandai dengan meningkatnya jumlah film yang diproduksi

setiap tahunnya, jumlah stasiun TV yang mengudara, hingga jumlah studio

animasi yang berdiri di Bali. Namun, kurangnya jumlah fasilitas pendidikan

membuat pemahaman masyarakat akan industri kreatif masih kurang. Oleh karena

itu, diperlukan instansi pendidikan yang mampu mendukung perkembangan

industri kreatif ini. Maka diperlukan perancangan Akademi Perfilman, Televisi

dan Animasi di Denpasar sebagai fasilitas penunjang studi film, televisi dan

animasi.

Spesifikasi khusus akademi akan mengedepankan praktek dan konsep

ruang luar dalam tapak perancangan, tetapi menyesuaikan dengan standar fasilitas

dan sistem sekolah film, televisi dan animasi pada umumnya. Program ruang yang

dibuat akan melalui proses pendekatan analisa kebutuhan fungsi dan studi banding

fasilitas sejenis. Secara konsep, tema yang diterapkan adalah Arsitektur Post-

Modern. Tema tersebut merupakan perpaduan antara kedinamisan dalam dunia

kreatif (film, televisi dan animasi) dan unsur Arsitektur Tradisional Bali.

Kata Kunci: Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi, industri kreatif

ABSTRACT

Bali province has a growing tourism potentials, which indirectly open to

many job vacancies in some creative industry’s sector such as film, television and

animation. Development in film, television and animation are marked by the

increased number of films/movies released every year, the number of television

station aired, to the number of animation studios being established in Bali.

Nevertheless, the lacking number of the educational facilities make the lack

understanding of creative industry in the society. Therefore, educational

institution is needed to support the development of the creative industry. Hence,

the design of Academy of Film, Television and Animation in Denpasar is needed

as the support facility for studying film, television and animation.

Unique specification for the academy will put forward the practical lesson

and landscape concept on site, but still adapt the standard of facilities and

systems in common school of movie, television and animation. Programming will

be arranged through the approach of functional analysis and survey on similar

facilities. Conceptually, Post-Modern Architecture theme will be applied into the

design. The theme composed of both dynamics in creative industry (film,

television and animation) and the element of Balinese Traditional Architecture.

Keywords: Academy of Film, Television and Animation, creative industry

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar i

KATA PENGANTAR

Pujian dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa, atas

anugerah-Nya, sehingga Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir yang

berjudul “Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar”, dapat

terselesaikan secara optimal.

Laporan Tugas Akhir ini akan membahas proses perencanaan dan

perancangan awal Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar.

Penjelasan secara umum mengenai latar belakang, teori dasar, spesifikasi umum

hingga konsep rancangan Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar

akan dijabarkan dalam laporan Tugas Akhir ini.

Pada kesempatan ini, saya sampaikan terima kasih yang tak terukur

besarnya kepada pihak-pihak yang secara tulus membantu, baik secara langsung

maupun tidak langsung dalam proses penyusunan laporan Seminar Tugas Akhir,

mulai dari persiapan, hingga penyusunan laporan. Secara khusus, terima kasih

disampaikan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang dengan anugerahnya memberikan kesempatan

kepada saya untuk dapat mengikuti pendidikan arsitektur di Jurusan

Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Udayana.

2. Orang tua dan keluarga saya tercinta, yang telah mendukung, baik

secara finansial maupun moral

3. Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP., selaku Dosen Koordinator

Mata Kuliah Seminar Tugas Akhir, jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik,

Universitas Udayana dan dosen pembimbing pertama Mata Kuliah

Seminar Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur Universitas Udayana

4. Bapak Ir. I Ketut Muliawan Salain, MT., selaku Dosen Pembimbing

kedua Mata Kuliah Seminar Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur Universitas

Udayana

5. Bapak Ir. Evert Edward Moniaga selaku Dosen Penguji pertama Mata

Kuliah Seminar Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur Universitas Udayana

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar ii

6. Bapak I Gusti Agung Bagus Suryada, ST.,MT. selaku Dosen Penguji

kedua Mata Kuliah Seminar Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur Universitas

Udayana

7. Ibu Tri Anggraini Prajnawrdhi. ST.,MT.,MURP, PhD. selaku Dosen

Penguji ketiga Mata Kuliah Seminar Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur

Universitas Udayana

8. Bapak Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT., PhD., selaku Dekan

Fakultas Teknik, Universitas Udayana

9. Ibu Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT. selaku Ketua Jurusan

Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

10. Teman – teman arsitektur angkatan 2011 dan 2012 yang tidak dapat saya

sebutkan satu per satu, yang telah mendukung dan memberikan semangat

selama proses Seminar berjalan.

11. Pihak Jogja Film Academy, yang telah memberikan kesempatan bagi

penulis untuk berkunjung dan melakukan survey. Terutama Mbak Yanti

dan pak Kelik yang telah memberikan penjelasan tentang film dan tentang

Jogja Film Academy.

12. Pihak D3 Animasi ISI Jogja, yang telah membantu survey, terkhusus

kepada Pak Arif selaku ketua program studi, Pak Hamidi, Mbak Mala dan

Ibu Semi.

13. Saudara Didi, sebagai mahasiswa FFTV IKJ yang telah membantu proses

survey di kampusnya, serta saudara Alutsyah Lutfian, yang ikut membantu

selama proses survey di Yogyakarta.

14. Kerabat di lingkungan kos Wisma Jepun, Gang Tanjung yang sudah

memberi dukungan selama proses Tugas Akhir ini disusun.

Laporan ini sejatinya masih belum sempurna, maka diharapkan adanya

kritik dan saran untuk penyusunan yang lebih baik di masa depan. Dalam

ketidaksempurnaan laporan seminar tugas akhir ini, saya harapkan semoga

laporan ini tetap dapat bermanfaat bagi masyarakat. Baik dari segi akademik,

kearsitekturan, maupun aspek lain.

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar iii

Denpasar, Januari 2016

Penyusun

Gamaliel Sangga Buana

NIM: 1104205041

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ I

DAFTAR ISI ........................................................................................................ IV

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... VII

DAFTAR TABEL ............................................................................................ XIV

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah..................................................................................... 8

1.3. Tujuan ........................................................................................................ 8

1.4. Metode Penelitian (Pemrograman) ......................................................... 9

BAB II PEMAHAMAN TERHADAP AKADEMI PERFILMAN, TELEVISI

& ANIMASI......................................................................................................... 12

2.1 Tinjauan Umum Akademi Perfilman,Televisi dan Animasi ............... 12

2.1.1. Akademi ........................................................................................ 12

2.1.2. Tinjauan Umum Perfilman ............................................................ 15

2.1.3. Tinjauan Umum Televisi .............................................................. 22

2.1.4. Tinjauan Umum Animasi .............................................................. 26

2.1.5. Fasilitas Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi ..................... 29

2.2 Kajian Terhadap Fasilitas Sejenis ......................................................... 45

2.2.1. Jogja Film Academy ..................................................................... 45

2.2.2. Fakultas Film dan Televisi – Institut Kesenian Jakarta ................ 52

2.2.3. D3 Animasi – Fakultas Seni Media Rekam ISI Jogjakarta ........... 57

2.2.4. Sekolah Tinggi Desain Bali .......................................................... 64

2.2.5. Kesimpulan ................................................................................... 71

2.3 Spesifikasi Umum Proyek ...................................................................... 72

2.3.1 Tujuan dan Sasaran ....................................................................... 72

2.3.2 Klasifikasi Kegiatan ...................................................................... 73

2.3.3 Fasilitas ......................................................................................... 74

BAB III STUDI PENGADAAN AKADEMI PERFILMAN, TELEVISI DAN

ANIMASI DI DENPASAR ................................................................................. 76

3.1 Potensi Lokasi .......................................................................................... 76

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar v

3.1.1 Potensi Fisik Kota Denpasar ......................................................... 77

3.1.2 Potensi Non Fisik Kota Denpasar ................................................. 80

3.2 Analisa S.W.O.T. ..................................................................................... 88

3.2.1 Potensi Lingkungan (Strength) ..................................................... 88

3.2.2 Hambatan (Weakness) ................................................................... 89

3.2.3 Peluang (Opportunity)................................................................... 90

3.2.4 Tantangan (Threat) ....................................................................... 90

3.2.5 Kesimpulan analisa S.W.O.T. ....................................................... 91

3.3 Spesifikasi Khusus Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di

Denpasar .............................................................................................................. 92

3.3.1 Fungsi ............................................................................................ 93

3.3.2 Tujuan ........................................................................................... 93

3.3.3 Kurikulum ..................................................................................... 94

3.3.4 Klasifikasi Fasilitas ..................................................................... 100

3.3.5 Persyaratan Lokasi dan Sistem Pengelolaan ............................... 100

3.3.6 Kriteria Perancangan ................................................................... 103

BAB IV TEMA DAN PEMROGRAMAN AKADEMI PERFILMAN,

TELEVISI DAN ANIMASI DI DENPASAR ................................................. 104

4.1 Tema Perancangan ............................................................................... 104

4.1.1 Pendekatan Tema ........................................................................ 105

4.1.2 Pemilihan Tema .......................................................................... 107

4.1.3 Interpretasi Tema ........................................................................ 107

4.2 Program Fungsional ............................................................................. 108

4.2.1 Studi Kapasitas ............................................................................ 108

4.2.2 Jenis dan Pelaku Kegiatan........................................................... 111

4.2.3 Pola dan Proses Kegiatan ............................................................ 115

4.3 Program Performansi ........................................................................... 127

4.3.1 Persyaratan Ruang....................................................................... 127

4.3.2 Sifat Ruang .................................................................................. 128

4.4 Program Arsitektural ........................................................................... 133

4.4.1 Program Ruang ........................................................................... 133

4.4.2 Program Tapak ............................................................................ 141

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar vi

BAB V KONSEP PERANCANGAN ............................................................... 153

5.1 Konsep Perancangan Tapak ................................................................ 153

5.1.1 Konsep Entrance Tapak .............................................................. 153

5.1.2 Konsep Pendaerahan (Zoning) Tapak ......................................... 157

5.1.3 Konsep Sirkulasi Tapak .............................................................. 160

5.1.4 Konsep Pola, Bentuk dan Orientasi Massa ................................. 163

5.1.5 Konsep Ruang Luar dan Parkir ................................................... 166

5.1.6 Konsep Utilitas Tapak ................................................................. 168

5.2 Konsep Perancangan Bangunan .......................................................... 171

5.2.1 Konsep Entrance Bangunan ........................................................ 171

5.2.2 Konsep Zoning Bangunan ........................................................... 173

5.2.3 Konsep Sirkulasi dalam Bangunan ............................................. 174

5.2.4 Konsep Tampilan Bangunan ....................................................... 176

5.2.5 Konsep Ruang Dalam ................................................................. 177

5.2.6 Konsep Sistem Struktur .............................................................. 181

5.2.7 Konsep Utilitas ............................................................................ 182

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 185

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Proses diskusi antar kru film dalam proses pra produksi ................. 16

Gambar 2. 2 Proses pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor) ................... 18

Gambar 2. 3 proses pengeditan film oleh seorang editor ..................................... 18

Gambar 2. 4 Seorang sutradara mengarahkan sinematografer dan aktor ............. 20

Gambar 2. 5 Diagram pra produksi program televisi........................................... 24

Gambar 2. 6 Diagram tahapan produksi program televisi .................................... 24

Gambar 2. 7 Proses pengambilan gambar dalam produksi acara televisi ............. 25

Gambar 2. 8 Diagram pasca produksi program televisi ........................................ 25

Gambar 2. 9 Film Snow White and 7 Dwarfs, yang merupakan contoh animasi

tradisional .............................................................................................................. 26

Gambar 2. 10 Contoh animasi vector ................................................................... 27

Gambar 2. 11 Gerakan manusia yang dibantu komputer grafis (CGI) ................. 27

Gambar 2. 12 Contoh animasi stop motion ........................................................... 28

Gambar 2. 13 Contoh animasi motion graphics ................................................... 28

Gambar 2. 14 Proses pembuatan film animasi ...................................................... 29

Gambar 2. 15 Pembagian ruang pada fasilitas pendidikan. .................................. 29

Gambar 2. 16 Denah studio produksi film dan televisi. ....................................... 30

Gambar 2. 17 Setting scene dalam studio produksi .............................................. 31

Gambar 2. 18 Contoh scene ruang dalam studio produksi ................................... 31

Gambar 2. 19 Contoh penerapan konsep 3 titik pencahayaan .............................. 32

Gambar 2. 20 Contoh penerapan konsep 3 titik pencahayaan dilihat dari samping

............................................................................................................................... 33

Gambar 2. 21 Skema juru kamera ......................................................................... 33

Gambar 2. 22 Contoh penerapan konsep lighting ................................................. 33

Gambar 2. 23 Instalasi lighting pada studio produksi .......................................... 34

Gambar 2. 24 Skema studio produksi kelas besar ................................................ 34

Gambar 2. 25 Studio produksi ............................................................................. 35

Gambar 2. 26 Skema studio produksi kelas menengah ........................................ 35

Gambar 2. 27 Contoh studio animasi .................................................................... 36

Gambar 2. 28 Contoh denah ruang studio suara. .................................................. 37

Gambar 2. 29 Denah studio dengan ruang pengunci suara ................................... 37

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar viii

Gambar 2. 30 Contoh gambar pintu akustik. ........................................................ 38

Gambar 2. 31 Dinding single stud wall dan double stud wall .............................. 39

Gambar 2. 32 Skema seat dari auditorium ............................................................ 41

Gambar 2. 33 Skema kursi auditorium ................................................................. 42

Gambar 2. 34 skema jangkauan pandangan dari seat ........................................... 42

Gambar 2. 35 Skema kursi mahasiswa ................................................................. 43

Gambar 2. 36 Skema ruang dosen ........................................................................ 43

Gambar 2. 37 Skema perpustakaan ....................................................................... 44

Gambar 2. 38 Tampak depan kampus Jogja Film Academy. ............................... 45

Gambar 2. 39 Lokasi Jogja Film Academy di pinggir jalan Ipda Tut Harsono,

Jogjakarta .............................................................................................................. 46

Gambar 2. 40 Signage perusahaan lain yang berada satu gedung dengan Jogja

Film Academy. ...................................................................................................... 46

Gambar 2. 41 Denah lantai 1 Jogja Film Academy .............................................. 47

Gambar 2. 42 Denah lantai 2 Jogja Film Academy .............................................. 47

Gambar 2. 43 Ruang belajar Jogja Film Academy ............................................... 47

Gambar 2. 44 Ruang kelas Jogja Film Academy .................................................. 47

Gambar 2. 45 Perpustakaan Jogja Film Academy ................................................ 48

Gambar 2. 46 Ruang editing Jogja Film Academy ............................................... 48

Gambar 2. 47 Ruang tunggu di lobby ................................................................... 48

Gambar 2. 48 Ruang resepsionis........................................................................... 48

Gambar 2. 49 Area parkir Jogja Film Academy ................................................... 49

Gambar 2. 50 Ruang kantor pengelola dan dosen ................................................ 49

Gambar 2. 51 Suasana diskusi dalam kelas. ......................................................... 50

Gambar 2. 52 Eksterior gedung FFTV IKJ ........................................................... 52

Gambar 2. 53 Site plan IKJ ................................................................................... 53

Gambar 2. 54 Perpustakaan FFTV IKJ, ruang baca (kanan atas) dan ruang

menonton (kanan bawah) ...................................................................................... 53

Gambar 2. 55 Studio TOM FFTV IKJ .................................................................. 54

Gambar 2. 56 Ruangan kelas FFTV IKJ ............................................................... 54

Gambar 2. 57 Cinema Hall dan Ruang Pameran FFTV ....................................... 54

Gambar 2. 58 Studio Editing dan Studio Grafis Animasi ..................................... 55

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar ix

Gambar 2. 59 Studio Televisi dan Studio Suara ................................................... 55

Gambar 2. 60 “Halte” sebagai area publik ............................................................ 55

Gambar 2. 61 Area resepsionis FFTV IKJ ............................................................ 55

Gambar 2. 62 Eksterior bangunan jurusan D3 Animasi ISI Jogja ........................ 57

Gambar 2. 63 Denah lantai 2 D3 Animasi ISI Jogjakarta ..................................... 58

Gambar 2. 64 Denah lantai 3 D3 Animasi ISI Jogjakarta ..................................... 58

Gambar 2. 65 Ruang kelas D3 Animasi ISI Jogjakarta ........................................ 59

Gambar 2. 66 Lab. Komputer D3 Animasi ISI Jogjakarta. .................................. 59

Gambar 2. 67 Ruang editing dan studio recording D3 Animasi ISI Jogjakarta.... 59

Gambar 2. 68 Ruang audio visual D3 Animasi ISI Jogjakarta. ............................ 60

Gambar 2. 69 Ruang studio menggambar D3 Animasi ISI Jogjakarta ................. 60

Gambar 2. 70 Eksterior STD Bali ......................................................................... 64

Gambar 2. 71 Peta lokasi STD Bali, ditandai dengan lingkaran merah................ 65

Gambar 2. 72 Denah lantai 1 STD Bali ................................................................ 65

Gambar 2. 73 Denah lantai 2, STD Bali ............................................................... 66

Gambar 2. 74 Denah lantai 3, STD Bali ............................................................... 66

Gambar 2. 75 Ruang kelas STD Bali .................................................................... 67

Gambar 2. 76 Ruang lab komputer STD Bali ....................................................... 67

Gambar 2. 77 Ruang asistensi STD Bali............................................................... 67

Gambar 2. 78 Ruang studio menggambar ............................................................. 67

Gambar 2. 80 Ruang administrasi STD Bali ........................................................ 67

Gambar 2. 80 Ruang tunggu dosen STD Bali ....................................................... 67

Gambar 2. 82 Cafetaria STD Bali ......................................................................... 68

Gambar 2. 82 Ruang outdoor ................................................................................ 68

Gambar 2. 83 Komputer umum di koridor STD Bali ........................................... 68

Gambar 2. 84 Galeri creativepreneur STD Bali ................................................... 68

Gambar 3. 1 Peta lokasi kota Denpasar ................................................................ 77

Gambar 3. 2 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Denpasar ......................... 78

Gambar 3. 3 Grafik pertumbuhan penduduk kota Denpasar pada kelompok umur

15-19 tahun. .......................................................................................................... 80

Gambar 3. 4 Laju pertumbuhan siswa SMA dan SMK di Denpasar. ................... 81

Gambar 3. 5 Struktur pengelola di Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi . 102

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar x

Gambar 4. 1 Proses kegiatan belajar teori oleh dosen. ....................................... 115

Gambar 4. 2 Proses kegiatan belajar teori oleh mahasiswa. ............................... 115

Gambar 4. 3 Proses kegiatan bimbingan tugas akhir. ......................................... 115

Gambar 4. 4 Proses kegiatan belajar praktek film oleh dosen. ........................... 116

Gambar 4. 5 Proses kegiatan praktek film oleh mahasiswa. ............................... 116

Gambar 4. 6 Proses kegiatan belajar praktek pertelevisian oleh dosen. ............. 117

Gambar 4. 7 Proses kegiatan belajar praktek pertelevisian oleh mahasiswa. ..... 117

Gambar 4. 8 Proses kegiatan praktek animasi oleh dosen. ................................. 118

Gambar 4. 9 Proses kegiatan belajar praktek animasi yang dilakukan oleh

mahasiswa. .......................................................................................................... 118

Gambar 4. 10 proses kegiatan pameran dan workshop oleh mahasiswa. ........... 119

Gambar 4. 11 Proses kegiatan pameran dan workshop oleh dosen. ................... 119

Gambar 4. 12 Proses kegiatan pameran dan workshop oleh pengisi acara/pengisi

materi. ................................................................................................................. 119

Gambar 4. 13 Proses kegiatan administrasi dan kepengelolaan yang dilakukan

oleh direktur akademi. ........................................................................................ 120

Gambar 4. 14 Proses kegiatan kepengelolaan oleh wakil direktur akademi. ...... 120

Gambar 4. 15 Proses kegiatan administrasi dan kepengelolaan yang dilaksanakan

oleh staff TU dan administrasi umum. ................................................................ 120

Gambar 4. 16 Proses kegiatan administrasi dan kepengelolaan yang dilakukan

oleh ketua program studi. .................................................................................... 121

Gambar 4. 17 Proses kegiatan administrasi dan kepengelolaan yang dilakukan

oleh sekertaris program studi. ............................................................................. 121

Gambar 4. 18 Proses kegiatan servis dan perawatan oleh staff engineering dan

maintenance. ....................................................................................................... 121

Gambar 4. 19 Proses kegiatan servis dan perawatan oleh pihak cleaning service

............................................................................................................................. 122

Gambar 4. 20 Proses kegiatan servis dan perawatan oleh satpam. ..................... 122

Gambar 4. 21 Kesimpulan kebutuhan ruang pada kegiatan belajar mengajar .... 123

Gambar 4. 22 Kesimpulan kebutuhan ruang pada kegiatan belajar mengajar

praktek di program studi perfilman ..................................................................... 123

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar xi

Gambar 4. 23 Kesimpulan kebutuhan ruang pada kegiatan belajar mengajar

praktek di program studi perfilman ..................................................................... 124

Gambar 4. 24 Kesimpulan kebutuhan ruang pada kegiatan belajar mengajar

praktek di program studi animasi ........................................................................ 124

Gambar 4. 25 Kesimpulan kebutuhan ruang pada kegiatan pameran dan workshop

............................................................................................................................. 125

Gambar 4. 26 Kesimpulan kebutuhan ruang pada kegiatan administratif dan

kepengelolaan ..................................................................................................... 126

Gambar 4. 27 Kesimpulan kebutuhan ruang pada kegiatan belajar mengajar

praktek di program studi perfilman ..................................................................... 126

Gambar 4. 28 hubungan ruang makro ................................................................. 137

Gambar 4. 29 Hubungan ruang mikro – kelompok ruang perkuliahan .............. 137

Gambar 4. 30 Hubungan ruang mikro – kelompok ruang pendukung ............... 137

Gambar 4. 31 Hubungan ruang mikro – kelompok ruang pengelola .................. 138

Gambar 4. 32 Hubungan ruang mikro – kelompok ruang servis ........................ 138

Gambar 4. 33 Sirkulasi ruang akademi ............................................................... 139

Gambar 4. 34 Organisasi ruang akademi. ........................................................... 140

Gambar 4. 35 Lokasi yang cocok untuk pengadaan akademi, diunjukkan dengan

blok merah. ......................................................................................................... 141

Gambar 4. 36 Alternatif Tapak 1 dan 2 .............................................................. 143

Gambar 4. 37 Analisa kondisi eksisting dan lingkungan tapak .......................... 145

Gambar 4. 38 Analisa topografi dan vegetasi tapak ........................................... 146

Gambar 4. 39 Analisa klimatologi tapak ............................................................ 147

Gambar 4. 40 Analisa view tapak........................................................................ 148

Gambar 4. 41 Analisa Sirkulasi dan aksesibilitas tapak ..................................... 149

Gambar 4. 42 Analisa lalu lintas, sirkulasi, aksesibilitas dan kebisingan tapak . 150

Gambar 4. 43 Analisa utilitas dan drainase tapak ............................................... 151

Gambar 4. 44 Karakteristik tapak ....................................................................... 152

Gambar 5. 1 Jenis kendaraan dan civitas yang bersirkulasi ................................ 154

Gambar 5. 2 Alternatif 1 konsep entrance tapak ................................................ 154

Gambar 5. 3 Alternatif 2 konsep entrance tapak. ............................................... 155

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar xii

Gambar 5. 4 Konsep main entrance yang dipilih, menunjukkan akses main

entrance dan main exit yang lebih efisien. .......................................................... 156

Gambar 5. 5 Konsep bentuk main entrance dan sirkulasinya............................. 157

Gambar 5. 6 Dasar pertimbangan zoning tapak .................................................. 158

Gambar 5. 7 Pertimbangan zoning berdasarkan karakteristik tapak ................... 158

Gambar 5. 8 Zoning tapak ................................................................................... 159

Gambar 5. 9 Alternatif sirkulasi tapak ................................................................ 160

Gambar 5. 10 Konsep sirkulasi tapak ................................................................. 161

Gambar 5. 11 Sketsa pergola dan paving untuk sirkulasi antar bangunan ......... 162

Gambar 5. 12 Penjabaran konsep sirkulasi tapak ............................................... 162

Gambar 5. 13 Alternatif 1 konsep pola massa cluster......................................... 163

Gambar 5. 14 Alternatif 2 konsep pola, massa monolit ...................................... 164

Gambar 5. 15 Konsep bentuk dan orientasi bangunan........................................ 166

Gambar 5. 16 Transformasi bentuk roll film ke dalam konsep ruang luar ......... 167

Gambar 5. 17 Alternatif sistem parkir ................................................................ 167

Gambar 5. 18 Konsep ruang luar dan parkir. ...................................................... 168

Gambar 5. 19 Konsep utilitas tapak .................................................................... 169

Gambar 5. 20 Alur distribusi listrik dalam tapak. ............................................... 170

Gambar 5. 21 Konsep penerangan tapak. Dari kiri atas, penerangan di jalan utama.

Kanan atas, penerangan taman dengan lampu taman. Bawah, penerangan parkir

dengan lampu parkir. .......................................................................................... 171

Gambar 5. 22 Pertimbangan entrance bangunan berdasarkan entrance tapak ... 172

Gambar 5. 23 konsep entrance bangunan. Dengan entrance bangunan

menghadap/berdekatan dengan entrance tapak. ................................................. 172

Gambar 5. 24 Ramp pada pintu masuk utama bangunan .................................... 173

Gambar 5. 25 Konsep zoning bangunan ............................................................. 174

Gambar 5. 26 Konsep sirkulasi bangunan .......................................................... 175

Gambar 5. 27 Metafora bentuk Akademi dari berbagai peralatan perfilman ..... 176

Gambar 5. 28 Konsep tampilan bangunan .......................................................... 177

Gambar 5. 29 Konsep tampilan ruang dalam studio produksi ............................ 178

Gambar 5. 30 Konsep ruang dalam – ruang kelas .............................................. 178

Gambar 5. 31 Konsep ruang dalam - auditorium ................................................ 179

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar xiii

Gambar 5. 32 Konsep ruang dalam - cafetaria.................................................... 179

Gambar 5. 33 Ruang kantor pengelola ............................................................... 180

Gambar 5. 34 Interior ruang editing.................................................................... 180

Gambar 5. 35 Studio televisi Akademi ............................................................... 180

Gambar 5. 36 Studio audio Akademi .................................................................. 181

Gambar 5. 37 Konsep struktur bangunan ........................................................... 181

Gambar 5. 38 Konsep utilitas listrik bangunan ................................................... 182

Gambar 5. 39 Konsep sistem utilitas air bersih .................................................. 183

Gambar 5. 40 Gambar sebelah kiri menunjukkan penghawaan alami dan sebelah

kanan penghawaan buatan dengan AC split. ...................................................... 183

Gambar 5. 41 Konsep pencahayaan alami untuk ruangan selain studio ............. 184

Gambar 5. 42 Konsep pencahayaan buatan untuk ruangan studio ..................... 184

Gambar 5. 43 Fire extinguisher dan sprinkler untuk sistem pemadam kebakaran

dalam bangunan .................................................................................................. 184

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Persyaratan Minimal Jumlah dan Kualifikasi Dosen Tetap ................ 14

Tabel 2. 2 Minimal Jumlah dan Jenis Program Studi ........................................... 14

Tabel 2. 3 Minimal Jumlah Dan Kualifikasi Tenaga Administrasi dan Penunjang

Akademik .............................................................................................................. 14

Tabel 2. 4 Minimal Sarana dan Prasarana............................................................. 15

Tabel 2. 5 Perbandingan ukuran studio ................................................................. 40

Tabel 2. 6 Jumlah civitas pengelola Jogja Film Academy. ................................... 50

Tabel 2. 7 Mata kuliah pada kurikulum Jogja Film Academy .............................. 51

Tabel 2. 8 Kurikulum FFTV-IKJ .......................................................................... 56

Tabel 2. 9 Jumlah mahasiswa aktif D3 Animasi ISI Jogjakarta ........................... 60

Tabel 2. 10 Jumlah pengelola pada D3 Animasi ISI Jogjakarta ........................... 61

Tabel 2. 11 Daftar mata kuliah dan jumlah SKS di D3 Animasi ISI Jogjakarta .. 61

Tabel 2. 12 Daftar mata kuliah dan jumlah SKS untuk mata kuliah kompetensi

keahlian dasar, utama dan lanjut ........................................................................... 63

Tabel 2. 13 Jumlah Mahasiswa fokus jurusan Animasi STD Bali........................ 68

Tabel 2. 14 Jumlah pengelola Jurusan DKV STD Bali ........................................ 69

Tabel 2. 15 Kurikulum DKV STD Bali, warna oranye merupakan khusus

peminatan animasi ................................................................................................ 69

Tabel 2. 16 Kesimpulan studi banding ................................................................. 71

Tabel 2. 17 Fasilitas lembaga pendidikan tinggi perfilman, televisi dan animasi 74

Tabel 3. 1Jumlah siswa yang mendaftar ke FTV ISI Denpasar ............................ 82

Tabel 3. 2 Perkembangan acara tahunan Balinale ................................................ 83

Tabel 3. 3 Daftar stasiun televisi yang sedang beroperasi di Bali (data per akhir

tahun 2015) ........................................................................................................... 84

Tabel 3. 4 Data lembaga penyiaran televisi yang masih berproses izin penyiaran

dan perpanjangan IPP-nya (data per akhir tahun 2015) ........................................ 86

Tabel 3. 5 Analisa strength pengadaan Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi

di Denpasar ........................................................................................................... 88

Tabel 3. 6 Analisa weakness pengadaan Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi

di Denpasar ........................................................................................................... 89

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar xv

Tabel 3. 7 Analisa opportunity pengadaan Akademi Perfilman, Televisi dan

Animasi di Denpasar ............................................................................................. 90

Tabel 3. 8 Analisa threat pengadaan Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di

Denpasar ............................................................................................................... 91

Tabel 3. 9 Rekomendasi Pemecahan Masalah Kota Denpasar dalam Studi

Pengadaan Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi. ........................................ 92

Tabel 3. 10 Kurikulum dan Kebutuhan Ruang di Akademi Perfilman, Televisi

dan Animasi di Denpasar, prodi Perfilman. .......................................................... 94

Tabel 3. 11 Kurikulum dan Kebutuhan Ruang di Akademi Perfilman, Televisi

dan Animasi di Denpasar, prodi Televisi .............................................................. 96

Tabel 3. 12 Kurikulum dan kebutuhan ruang program studi animasi di Akademi

Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar. ..................................................... 97

Tabel 3. 13 Daftar mata kuliah kompetensi keahlian, yang disesuaikan dengan

peminatan mahasiswa. .......................................................................................... 99

Tabel 4. 1 Jumlah mahasiswa akademi. .............................................................. 109

Tabel 4. 2 Jumlah pengelola akademi. ................................................................ 110

Tabel 4. 3 Jumlah kapasitas parkir akademi ....................................................... 111

Tabel 4. 4 Jenis kegiatan, pelaku dan rincian kegiatannya ................................. 113

Tabel 4. 5 Kebutuhan ruang pada Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di

Denpasar ............................................................................................................. 126

Tabel 4. 6 Tabel program performansi ruang Dalam Akademi Perfilman, Televisi

dan Animasi di Denpasar. ................................................................................... 129

Tabel 4. 7 Kebutuhan luas dan distribusi ruang .................................................. 134

Tabel 4. 8 Pembobotan untuk pemilihan lokasi tapak. ....................................... 143

Tabel 4. 9 Pembobotan untuk pemilihan tapak. .................................................. 144

Tabel 5. 1 Penilaian pada alternatif 1 .................................................................. 155

Tabel 5. 2 Penilaian terhadap alternatif 2 ........................................................... 155

Tabel 5. 3 Penilaian terhadap alternatif 1 ........................................................... 161

Tabel 5. 4 penilaian terhadap alternatif 2 ............................................................ 161

Tabel 5. 5 Penilaian terhadap alternatif 2 ........................................................... 164

Tabel 5. 6 Penilaian terhadap alternatif 1 ........................................................... 164

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab pertama dalam Seminar Tugas Akhir ini akan membahas mengenai

latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian yang digunakan

dalam merumuskan Seminar Tugas Akhir. Latar belakang berisi penjabaran

mengenai alasan mendasar penelitian dan perencanaan Seminar Tugas Akhir.

Permasalahan yang hendak dibahas disimpulkan dalam rumusan masalah. Tujuan

berisi akhir akhir yang hendak dicapai dalam penulisan Seminar Tugas Akhir.

Metode penelitian merupakan teknik pengumpulan, analisa maupun

menyimpulkan data dalam penulisan Seminar Tugas Akhir. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pada bab pertama berisi hal-hal yang mendasari penulisan

Seminar Tugas Akhir, baik secara teknis maupun non teknis.

1.1. Latar Belakang

Dunia hiburan terus berkembang dari masa ke masa. Beberapa contoh

hiburan yang tak pernah sepi peminat antara lain adalah dunia perfilman, televisi

dan animasi. Ditambah lagi dengan perkembangan teknologi dan informasi, yang

memberikan keleluasaan pada dunia perfilman, televisi dan animasi untuk dapat

dinikmati di mana saja menjadikan hiburan semakin merambah segala aspek

kehidupan masyarakat.

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 2

Perkembangan perfilman di Indonesia sempat memiliki sejarah gemilang

di tanah air pada tahun 80-an. Namun pada tahun 90-an, perfilman Indonesia

memasuki masa suram. Pada awal tahun 2000, kondisi perfilman Indonesia mulai

bangkit dan menjadi tonggak kebangkitan kembali perfilman Indonesia. Bahkan

kini jumlah film Indonesia yang dirilis terus bertambah dari tahun ke tahun. Yaitu

82 film pada tahun 2010, dan bertambah menjadi 84 film di tahun 2011 dan 2012.

Kemudian terjadi peningkatan 15% di tahun 2013 menjadi 99 film, dan bertambah

lagi menjadi 110 film di tahun 2014. Tahun 2015 menjadi tahun dengan jumlah

rilis film terbanyak sejak 2010, yaitu 115 film (Ramadani, 2014 dan

Wikipedia.com)

Penambahan jumlah film yang dirilis tidak serta merta memberikan

indikasi kesuksesan perfilman di Indonesia. Karena jumlah film-film tersebut

hanya mampu menyumbang kurang dari 0.1% ke PDB negara Indonesia

(ayofilm.org). Bahkan jumlah penonton di bioskop-pun menurun setiap tahunnya.

Menurut data dari filmindonesia.or.id, pada tahun 2010, jumlah penonton di

bioskop adalah sekitar 15,8 juta penonton, kemudian sedikit menurun pada tahun

2011 menjadi sekitar 15,5 juta. Pada tahun 2012, jumlah penonton meningkat

secara signifikan menjadi sekitar 18,5 juta penonton. Peningkatan drastis ini

dikarenakan film Habibie & Ainun yang telah berhasil mencuri perhatian 4,4 juta

penonton Indonesia. Namun, pada tahun 2013, jumlah penonton menurun drastis

menjadi hanya 12,5 juta penonton. Tren menurunnya jumlah penonton ini tidak

serta merta dikarenakan kualitas film yang buruk. Namun juga karena harga tiket

yang meningkat dari tahun ke tahun, daya tarik film itu sendiri (terlepas dari

kualitas yang disuguhkan) hingga sistem tata edar perfilman di Indonesia yang

seharusnya menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan pemegang kekuasaan

(Ramadani, 2014).

Kondisi perfilman Indonesia memang fluktuatif, mengingat regulasi yang

belum diaplikasikan secara tepat guna, akses dan ruang apresiasi yang lebih

berpusat pada bioskop komersil, dan bioskop komersil lebih banyak terdapat di

kota-kota besar (Pasaribu , 2014). Hingga terjadinya gerakan yang cukup ekstrim

seperti “Aksi Pengembalian Piala Citra” dari sejumlah insan film Indonesia.

Meskipun itu sebenarnya dapat dilihat sebagai konteks keinginan untuk mengubah

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 3

dunia perfilman menjadi lebih baik (Qona`ah, 2008). Masyarakat Indonesia

cenderung memandang sebelah mata akan perfilman Indonesia, dan lebih memilih

menonton film impor daripada film nasional. Salah satu penyebabnya dikarenakan

sumber daya manusia negara Indonesia yang kualitasnya masih kurang, sehingga

kualitas filmnya-pun masih kalah bersaing dengan film impor. Hal ini tentunya

tak terlepas dari fakta bahwa jumlah sekolah film di Indonesia hanya kurang dari

10 sekolah (ayofilm.org).

Pemerintah tentunya tidak tinggal diam akan hal ini. Menindaklanjuti UU

No. 33 tahun 2009 tentang perfilman, dibentuklah organisasi Badan Perfilman

Indonesia (BPI) pada Januari 2014 di Jakarta, sebagai pondasi bagi perkara

perfilman di nusantara. Sementara itu, para sineas muda Indonesia tidak tinggal

diam dan berusaha memecah permasalahan perfilman nasional dengan terobosan-

terobosan di tingkat komunitas kota maupun daerah (Pasaribu, 2014).

Perkembangan pertelevisian di tanah air beranjak dari perkembangan

teknologi dunia yang mulai mengenal teknologi audiovisual di tahun 1950-

1960an. Dikarenakan tuntutan perkembangan teknologi informasi tersebut, maka

pemerintah Indonesia tidak ingin ketinggalan dengan melakukan terobosan-

terobosan berupa kemudahan perizinan pembangunan stasiun-stasiun televisi

baru. Sebab sebelum tahun 1990-an relatif hanya dikenal tontonan siaran hiburan

dan berita dari Televisi Republik Indonesia (TVRI). Kemudian setelah tahun

tersebut, ada lima stasiun TV baru, yakni Rajawali Citra Televisi Indonesia

(RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan/Keluarga Indonesia

(TPI), Andalas Televisi (ANTEVE), dan Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR).

Namun, kehadiran kelima stasiun televisi tersebut rupanya belum cukup

memadai akan porsi hiburan dan informasi masyarakat Indonesia, maka melalui

Departemen Perhubungan (d/h Departemen Penerangan) dengan Surat Keputusan

(SK) Menteri Penerangan No. 286/SK/Menpen/1999 telah memberikan izin

kepada lima perusahaan TV swasta baru, yaitu PT. Televisi Transformasi

Indonesia (Trans TV), TV 7, PT. Global Informasi Bermutu (Global TV), Lativi,

Metro TV.

Perkembangan televisi broadcast mengalami pertumbuhan lebih cepat lagi

ketika Surat Keputusan tersebut mulai diperbaharui melalui kehadiran peraturan

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 4

yang lebih tinggi, yaitu undang – Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Undang-

Undang Penyiaran. Yang mana Undang-Undang tersebut lebih mempunyai

kelonggaran mengenai pendirian stasiun-stasiun televisi broadcasting baru, dan

dapat memacu pertumbuhan televisi-televisi lokal baik berskala provinsi,

kabupaten maupun kotamadya guna melengkapi tuntutan kebutuhan informasi

yang menyeluruh di tanah air dan mengimbangi akan desakan otonomi daerah

(Setyobudi 2006:12). Perkembangan televisi nasional juga didukung oleh

masyarakat Indonesia. Menurut data Nielsen, 2014, konsumsi media di kota-kota

baik di Jawa maupun Luar Jawa menunjukkan bahwa Televisi masih menjadi

medium utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia (95%), disusul oleh

Internet (33%), Radio (20%), Surat kabar (12%), Tabloid (6%) dan Majalah

(5%). Namun ketika dilihat lebih lanjut, ternyata terdapat perbedaan yang sangat

menarik antara pola konsumsi media di kota-kota di Jawa bila dibandingkan

dengan kota-kota di luar Jawa. Konsumsi media televisi lebih tinggi di luar Jawa

(97%). Tingginya pertumbuhan tingkat konsumsi terhadap media di luar Jawa ini

sejalan dengan data BPS yang menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk di

luar Jawa lebih cepat/tinggi jika dibandingkan dengan di Jawa, serta besaran GDP

dan laju peningkatan GDP yang lebih tinggi di luar Jawa dengan prediksi bahwa

peningkatan ini akan terus berlanjut hinga 2030 (http://www.nielsen.com, 2014).

Hal ini dipandang positif oleh pihak pengembang pertelevisian tanah air, sehingga

jumlah stasiun televisi di tingkat nasional maupun daerah, terus bertambah.

Berdasarkan data KPI pusat 2015, terdapat total 12 stasiun televisi swasta nasional

yang mengudara. Angka tersebut tentunya berbeda jauh dengan jumlah stasiun

televisi di awal perkembangannya pada tahun 1990-an. Bahkan, di Provinsi Bali,

jumlah stasiun televisi daerah maupun berjaringan adalah 22 stasiun televisi,

dengan total 20 stasiun televisi baru yang sedang dalam proses perizinan siaran.

Meskipun kecenderungan masyarakat untuk menonton televisi masih

tinggi, tapi belakangan siaran televisi banyak dikeluhkan oleh publik karena

dianggap kurang sehat. Bahkan ada kecendrungan acara-acara ber-rating tinggi

banyak yang tak berkualitas (www.kpid-baliprov.go.id, 2015). Menurut

wawancara dengan wakil ketua KPID Bali, hal ini perlu dipandang secara

objektif, karena kualitas siaran juga dipengaruhi oleh kualitas pemirsanya.

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 5

Berbicara mengenai dunia animasi di Indonesia, perkembangan yang

terjadi sebenarnya sudah berlangsung dari budaya asli Indonesia itu sendiri, yaitu

berupa pementasan Wayang kulit. Dikarenakan Wayang kulit telah memenuhi

semua elemen animasi seperti layar, gambar bergerak, dialog dan ilustrasi musik.

Namun sejarah animasi modern di Indonesia memiliki cerita yang berbeda.

Perkembangan dunia animasi modern di Indonesia berawal pada tahun 1955,

ketika Presiden Soekarno mengirim seorang seniman lokal bernama Dukut

Hendronoto untuk belajar animasi di studio Walt Disney selama tiga bulan.

Sekembalinya ke tanah air, beliau merilis film animasi pertama Indonesia yang

berjudul “Si Doel Memilih”. Film animasi dua dimensi tentang kampanye

pemilihan umum pertama di Indonesia. Inilah yang menjadi tonggak awal dunia

animasi modern Indonesia yang terus berkembang hingga saat ini (jokowarino.id).

Awal tahun 70-an, hingga Era tahun ’90-an, animasi di Indonesia

mengalami perkembangan yang positif, dikarenakan lahirnya film-film animasi

nasional, dan adanya animator Indonesia yang menggarap film animasi luar negeri

pada akhir tahun 90an. Pada era 2000-an, serial animasi 3D merambah layar lebar,

dan menjadi babak baru bagi dunia peranimasian di bumi Nusantara (Putri, 2013).

Perkembangan perfilman, televisi dan animasi di Bali tidak lepas dari

potensi pariwisata Bali yang sudah menjadi ciri khas daerah ini. Bali, sebagai

daerah destinasi wisata yang paling dikunjungi di Indonesia, bahkan termasuk

yang paling diminati di dunia, tentunya memiliki potensi pariwisata yang tidak

diragukan lagi. Bukan hanya mengenai keindahan alamnya, tapi juga karena

ragam budaya dan keunikan spiritual dalam masyarakat Bali yang memberikan

warna tersendiri bagi Bali. Potensi inilah yang menjadi landasan bagi

perkembangan berbagai macam aspek kehidupan lainnya di Bali, baik dalam hal

perkembangan properti, yang mana Bali semakin marak akan hotel, vila dan real

estate-nya, hingga pengadaan layanan jasa dalam industri kreatif. Berdasarkan

survey harian Kompas yang terbit pada tanggal 27 Juni 2014, industri kreatif

Provinsi Bali memiliki pertumbuhan yang tinggi, dengan nilai indeks kekuatan

ekonomi kreatif sebesar 62,29 poin.

Berdasarkan data tersebut, satu contoh industri kreatif yang sedang

berkembang di Bali adalah dunia perfilman, pertelevisian dan animasi-nya.

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 6

Terbukti dari prestasi masyarakat Bali dalam dunia perfilman dan televisi,

terutama film dokumenter yang telah cukup meningkat hingga kancah nasional

maupun internasional. Mulai dari peluncuran Televisi Online hingga sebagai

venue/titik pertemuan diskusi perfilman dan festival internasional yang bergengsi.

Event film lokal maupun internasional tersebut antara lain seperti Denpasar Film

Festival, Festival Film Internasional Bentara Budaya, ajang tahunan BALINALE :

The Bali Internasional Film Festival (yang pengunjungnya ribuan tiap tahun) dan

Internasional Film Festival yang juga turut memperkenalkan dunia film dan

pertelevisian pada masyarakat Bali. Geliat perfilman Bali juga coba dihidupkan

oleh berbagai komunitas, seperti komunitas film pendek Minikino yang aktif

mengadakan screening dan diskusi film setiap bulannya. Pemutaran film rutin

setiap minggu juga dilakukan oleh AF Bali di Denpasar (Alliance Française

Bali), sebagai apresiasi budaya Prancis. Bahkan, dikarenakan daya tarik wisata

Bali yang sampai di tingkat internasional, Bali juga diangkat sebagai lokasi

syuting film Hollywood dalam film Eat, Pray and Love pada tahun 2010.

Pemerintah Provinsi Bali juga tertarik untuk mengembangkan industri

perfilman di Bali sebagai salah satu alternatif promosi potensi kepariwisataan

yang dimiliki oleh Bali. Made Mangku Pastika, Gubernur Bali mengatakan bahwa

film merupakan media efektif untuk membantu promosi berbagai aspek pariwisata

yang dimiliki Bali. Dikarenakan Bali mempunyai segudang tempat syuting yang

sudah begitu dikenal seperti Kuta, Ubud, pantai Padang-Padang, Tanah Lot, dan

Batur, sehingga dapat membuat Bali semakin dikenal di dunia (Indah, 2015).

Perkembangan televisi broadcast di Bali terbantukan oleh undang-undang

No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Yang mana terdapat 20 televisi lokal yang

mengajukan proses perizinan siaran ke KPI (data per Januari 2016), dan 8

diantaranya sudah mengudara. Sehingga perkembangan pertelevisian di Bali

mengalami peningkatan yang cukup drastis dikarenakan undang-undang tersebut.

Pertambahan stasiun televisi lokal ini juga sebagai sebagai jawaban perlunya

variasi program bagi masyarakat Bali, khususnya Denpasar yang jumlah

penduduknya terus bertambah.

Kondisi peranimasian di Bali didukung oleh budaya Bali yang kental dan

terus bertahan di tengah era globalisasi. Sehingga Pemerintah Bali khususnya

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 7

Pemerintah Kota Denpasar melihat peluang untuk mensinergikan Bali sebagai

destinasi wisata berkelas dunia dengan peluang mengembangkan industri konten

berkelas internasional. Kota Denpasar sangat ideal untuk dijadikan sentra

produksi animasi, game, aplikasi dan konten digital karena didukung oleh

melimpahnya SDM muda kreatif serta infrastruktur yang memadai

(http://perindag.denpasarkota.go.id). Hal ini sangat didukung Kemenperin, dengan

didirikannya BDI Denpasar dan telah menampung ratusan peserta pelatihan

animasi tiap tahunnya, semenjak pelatihan animasi dibuka di tahun 2012. Melalui

BDI, yang juga merupakan Bali Creative Industry Center, telah dijalankan

beberapa program yang berkaitan dengan animasi dan bidang konten lainnya

(game dan software) salah satunya adalah Industry Creative IT Festival (Increfest)

2015. Dukungan pemerintah juga terus berlanjut dengan rencana didirikannya

Denpasar Technopark di Jl, WR. Supratman, Denpasar timur yang mana sekarang

masih dalam tahap pra konstruksi. Pengadaan Denpasar Technopark ini sejalan

dengan program Bappenas untuk merangsang dan mengelola arus pengetahuan

dan teknologi di universitas, lembaga litbang dan industri di wilayah tersebut

(Bappenas.go.id). Potensi animasi di Bali juga didukung oleh dibuknaya beberapa

rumah produksi animasi di Bali. Seperti BASE, Bamboomedia dan Timeline

Studio.

Meskipun industri perfilman, televisi dan animasi bukanlah merupakan

bidang profesi yang populer di kalangan masyarakat Indonesia, terutama di

kalangan anak muda Bali. Tetapi potensi yang ditawarkan Bali baik dari segi

budaya, lokasi dan SDM-nya menunjukkan kebutuhan akan institusi pendidikan

yang dapat menjadi wadah bagi kegiatan pembelajaran dan praktek perfilman,

televisi dan animasi tersebut. Terlebih lagi perkembangan teknologi dan geliat

perekonomian di Bali yang didukung pemerintah untuk lebih menuju ke arah

teknologi dan media.

Hal tersebut tentunya harus ditanggapi positif dengan mengembangkan

fasilitas pendidikan film yang mampu meningkatkan sumber daya manusia Bali

sebagai produsen film nasional, bahkan mancanegara. Denpasar sebagai Ibukota

Bali memiliki potensi terbesar sebagai lokasi pendidikan tinggi film, televisi dan

animasi di Bali. Dengan jumlah penduduk terbanyak dan perkembangan

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 8

pendidikan maupun lapangan pekerjaan yang lebih dinamis daripada kabupaten

lainnya, membuat Denpasar berpotensi sebagai lokasi Akademi Perfilman,

Televisi dan Animasi.

Oleh karena itu, diperlukan fasilitas pendidikan yang menjurus pada

pendidikan profesi yang terkhusus pada pendidikan film, televisi dan animasi.

Fasilitas pendidikan tinggi dengan program khusus/menjurus pada pendidikan

profesi adalah melalui pengadaan akademi. Oleh karena itu, penulis mengangkat

judul Akademi Perfilman, televisi dan Animasi di Denpasar sebagai studi Seminar

Tugas Akhir.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan tersebut, maka penulis

merumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas terkait dengan judul yang

dipilih antara lain:

Bagaimana spesifikasi umum dan khusus dalam perencanaan dan perancangan

akademi perfilman, televisi dan animasi di Denpasar?

Bagaimana pemprograman arsitektur (program fungsional, performansi dan

arsitektural) yang efektif dalam menunjang perencanaan dan perancangan

fasilitas pendidikan di akademi perfilman, televisi dan animasi di Denpasar?

Bagaimana tema dan konsep rancangan yang hendak diaplikasikan dalam

perencanaan akademi perfilman, televisi dan animasi di Denpasar, berkaitan

dengan kesesuaian peraturan daerah, isu budaya, sosial dan kepedulian

terhadap lingkungan

1.3. Tujuan

Tujuan akhir yang hendak dicapai adalah menjadikan Akademi Perfilman,

Televisi dan Animasi di Denpasar sebagai fasilitas pendidikan yang

mengakomodasi praktek perfilman, televisi dan animasi dalam skala kota hingga

provinsi. Menjadi sarana pendidikan berkualitas yang dapat menjadi contoh bagi

sarana pendidikan serupa. Tujuan akhir tersebut dapat dicapai dengan menerapkan

tujuan-tujuan khusus berikut:

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 9

Menjabarkan secara elaboratif spesifikasi umum dan khusus perancangan

akademi

Perencanaan program arsitektur (program fungsional, performansi dan

arsitektural) yang sesuai dengan standar akademi dan kebutuhan ruang

akademi perfilman, televisi dan animasi di Denpasar.

Konsep perancangan yang kreatif, solutif dan berkarakter kuat.

1.4. Metode Penelitian (Pemrograman)

Metode adalah suatu cara yang sistematis yang digunakan untuk

memecahkan suatu permasalahan. Metode yang digunakan dalam penulisan

laporan Seminar Tugas Akhir ini diawali dengan pencarian informasi, kemudian

dilanjutkan dengan tahapan analisis dan akhirnya dilakukan proses sintesis.

Keseluruhan proses ini kemudian dievaluasi sehingga menghasilkan konsep

rancangan Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi yang optimal:

A. Pengumpulan Data

Data yang dihimpun merupakan data permasalahan, potensi dan berbagai fakta

yang relevan dengan Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar.

Dilihat dari sumber data, data yang dikumpulkan dapat dibagi menjadi dua bagian

yaitu data primer dan sekunder. Penjelasan dari masing-masing bagian tersebut

yaitu:

1. Data Primer

Merupakan data yang didapatkan penulis secara langsung dari sumber data,

yang meliputi :

a. Wawancara

wawancara langsung dengan beberapa pihak yang berperan atau pernah

terlibat di bidang pendidikan film, televisi dan animasi.

b. Observasi

Studi mengenai aktivitas, fasilitas dan civitas Akademi Perfilman, Televisi

dan Animasi melalui pengamatan langsung ke fasilitas sejenis.

2. Data Sekunder

Merupakan data yang didapatkan secara tidak langsung yang memiliki

relevansi dengan laporan seminar tugas akhir ini, yaitu :

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 10

a. Studi Literatur

Pengumpulan data penunjang sebagai bahan pertimbangan proses perencanaan

dan perancangan yang terdiri dari buku – buku, jurnal, koran, internet dan lainnya

yang berkaitan dengan dunia film, televisi dan animasi.

b. Survey Instasional

Data terkait dengan peraturan yang diperlukan dalam perancangan dapat

diperoleh dari instansi terkait.

B. Analisa Data

Terdapat dua cara analisa data, antara lain:

1. Analisis kualitatif

merupakan analisis terhadap data-data yang tidak dapat diukur dan dinilai

dengan angka secara langsung.

2. Analisa kuatitatif

merupakan analisis terhadap data-data yang terukur dan dinyatakan dalam

angka-angka, sehingga sifatnya sangatlah objektif dalam mengkaji suatu

permasalahan, dan data-data disajikan dalam bentuk perhitungan matematis dan

tabel.

C. Pemrograman

Pada tahapan ini akan dianalisa berbagai kegiatan dan kebutuhan ruang bagi

civitas Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar, yang juga akan

mempertimbangkan lokasi perancangan. Sehingga sintesa hasil analisa tersebut

akan menghasilkan spatial programming / program ruang yang terdiri dari 3 jenis

program ruang, antara lain sebagai berikut :

1. Program Fungsional

Program fungsional dibuat untuk dapat menentukan kebutuhan ruang

berdasarkan kegiatan civitas.

2. Program Performansi

Program performansi dibuat untuk menentukan syarat ruangan yang akan

dibuat demi pencapaian kenyamanan.

3. Program Arsitektural

Program arsitektural terbagi menjadi dua bagian, antara lain:

Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 11

a. Program ruang

Merupakan perhitungan luasan ruang berdasarkan kapasitas serta peralatan

yang dibutuhkan, dengan memperhitungkan sirkulasi sehingga didapat besaran

ruang yang diperlukan, pertimbangan sirkulasi, hubungan dan organisasi ruang

yang dirancang

b. Program Tapak

Menjelaskan lokasi dan menganalisa berbagai potensi permasalahan yang ada

di dalam tapak sehingga dapat memberi informasi dan pertimbangan di dalam

perancangan.

D. Konsep perancangan

Tahapan ini merupakan kesimpulan dan solusi dari permasalahan di tapak dan

bangunan, yang dihasilkan lewat perwujudan konsep usulan desain. Perumusan

konsep akan melalui proses alternatif pemecahan masalah dalam desain. Hasil

dari alternatif konsep yang terpilih akan ditransformasikan ke dalam bentuk

desain yang terukur.