16
79 DASAR DAN JENIS ILMU PENGETAHUAN Rusmini Abstrak Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh-sungguh. Secara khusus, manusia mampu mengembangkan pengetahuan ini karena ia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut, serta memiliki kemampuan berpikir dengan mengikuti suatu alur kerangka berpikir tertentu. Dua kelebihan inilah yang memungkinkan manusia untuk mengembangkan pengetahuannya, yaitu bahasa yang bersifat komunikatif dan pikiran yang mampu menalar, yang berpijak pada dasar dan jenis ilmu pengetahuan. Kata Kunci Dasar Pengetahuan, Jenis Ilmu Pengetahuan A. Dasar-dasar Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Secara etimologi, pengetahuan berasal dari bahasa Inggris knowledge. Sedangkan secara terminologi, Sidi Gazalba menjelaskan bahwa pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. 1 Pengetahuan adalah suatu istilah yang digunakan untuk mengatakan apabila seseorang mengenal tentang sesuatu. Dalam hal ini, suatu hal yang menjadi pengetahuannya selalu terdiri dari 1) unsur yang mengetahui, 2) hal yang ingin diketahui, dan 3) kesadaran mengenai hal yang ingin diketahui tersebut. Artinya, pengetahuan selalu menuntut adanya subjek yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu dan objek sebagai hal yang ingin diketahuinya. 1 Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hal.4.

Abstrak - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/55/1/5. Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan... · pengetahuan melalui wahyu karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan

  • Upload
    others

  • View
    26

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Abstrak - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/55/1/5. Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan... · pengetahuan melalui wahyu karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan

79

DASAR DAN JENIS ILMU PENGETAHUAN

Rusmini

Abstrak

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh-sungguh. Secara khusus, manusia mampu mengembangkan pengetahuan ini karena ia mempunyai

bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut, serta memiliki kemampuan berpikir dengan mengikuti suatu alur kerangka berpikir tertentu. Dua

kelebihan inilah yang memungkinkan manusia untuk mengembangkan pengetahuannya, yaitu bahasa yang bersifat komunikatif dan pikiran

yang mampu menalar, yang berpijak pada dasar dan jenis ilmu pengetahuan.

Kata Kunci

Dasar Pengetahuan, Jenis Ilmu Pengetahuan

A. Dasar-dasar Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Secara etimologi, pengetahuan berasal dari bahasa Inggris

knowledge. Sedangkan secara terminologi, Sidi Gazalba menjelaskan

bahwa pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan

tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf,

mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi

pikiran.1

Pengetahuan adalah suatu istilah yang digunakan untuk

mengatakan apabila seseorang mengenal tentang sesuatu. Dalam hal

ini, suatu hal yang menjadi pengetahuannya selalu terdiri dari 1) unsur

yang mengetahui, 2) hal yang ingin diketahui, dan 3) kesadaran

mengenai hal yang ingin diketahui tersebut. Artinya, pengetahuan

selalu menuntut adanya subjek yang mempunyai kesadaran untuk

mengetahui tentang sesuatu dan objek sebagai hal yang ingin

diketahuinya.

1 Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hal.4.

Page 2: Abstrak - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/55/1/5. Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan... · pengetahuan melalui wahyu karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan

Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014

80

2. Sumber Pengetahuan (Terjadinya Pengetahuan)

Masalah terjadinya pengetahuan adalah masalah yang amat

penting dalam epistemologi, sebab jawaban terhadap terjadinya

pengetahuan maka seseorang akan berwarna pandangan atau paham

filsafatnya. Jawaban yang paling sederhana tentang terjadinya

pengetahuan ini apakah berfilsafat a priori atau a posteriori.

Pengetahuan a priori adalah pengetahuan yang terjadi apa adanya

atau melalui pengalaman, baik pengalaman indera maupun

pengalaman batin. Adapun pengetahuan a posteriori adalah

pengetahuan yang terjadi karena adanya pengalaman, pengetahuan

ini bertumpu pada kenyataan objektif.2

Sebagai alat untuk mengetahui terjadinya pengetahuan

menurut John Hospers dalam Abbas Hamami M, mengemukakan ada

enam hal, yaitu sebagai berikut:

a. Pengalaman indera (sense experience)

Penginderaan merupakan alat yang paling penting dalam

memperoleh pengetahuan, merupakan alat untuk menyerap

segala sesuatu objek yang ada di luar diri manusia. Jadi,

pengetahuan berawal dari kenyataan yang dapat diindera.

Pengetahuan yang benar berdasarkan pengalaman yang

kongkret dikembangkan melalui paham empirisme, yang

mempergunakan metode induktif dalam menyusun

pengetahuannya.

b. Nalar (reason)

Nalar adalah salah satu corak berpikir dengan

menggabungkan dua pemikiran atau lebih dengan maksud untuk

mendapatkan pengetahuan baru.

Pengetahuan yang benar berdasarkan rasional yang

abstrak dikembangkan melalui paham rasionalisme, yang

mempergunakan metode deduktif dalam menyusun

pengetahuannya.

2 Abbas Hamami M, Epistemologi Bagian I Teori Pengetahuan Diktat (Yogyakarta: Fakultas Filsafat

UGM), hal.11.

Page 3: Abstrak - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/55/1/5. Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan... · pengetahuan melalui wahyu karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan

Rusmini, Dasar...

81

c. Otoritas (authority)

Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh

seseorang dan diakui oleh kelompoknya. Otoritas menjadi salah

satu sumber pengetahuan karena kelompoknya memiliki

pengetahuan melalui seseorang yang mempunyai kewibawaan

dalam pengetahuannya.

d. Intuisi (intuition)

Intuisi adalah kemampuan yang ada pada diri manusia

yang berupa proses kejiwaan dengan tanpa suatu rangsangan

atau stimulus mampu untuk membuat pernyataan yang berupa

pengetahuan.

Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa

melalui proses penalaran tertentu. Intuisi bersifat personal dan

tidak bisa diramalkan; sebagai dasar untuk menyusun

pengetahuan secara teratur, maka intuisi tidak bisa diandalkan.

e. Wahyu (revelation)

Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada

nabi dan rasul-Nya untuk kepentingan umatnya. Kita mempunyai

pengetahuan melalui wahyu karena ada kepercayaan tentang

sesuatu yang disampaikan itu.

Wahyu dapat dikatakan sebagai salah satu sumber

pengetahuan karena kita mengenal sesuatu yang bersumber pada

kepercayaan kita.

f. Keyakinan (faith)

Keyakinan adalah suatu kemampuan yang ada pada diri

manusia yang diperoleh melalui kepercayaan. Keyakinan yang

dimaksud adalah kemampuan kejiwaan manusia yang merupakan

pematangan dari kepercayaan. Kepercayaan bersifat dinamis;

mampu menyesuaikan dengan keadaan yang sedang terjadi,

sedangkan keyakinan sangat statis; kecuali ada bukti-bukti baru

yang akurat dan sesuai.

Page 4: Abstrak - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/55/1/5. Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan... · pengetahuan melalui wahyu karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan

Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014

82

3. Jenis Pengetahuan

Di dalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai

pengetahuan dan kebenaran. Burhanuddin Salam mengemukakan

bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu

pengetahuan biasa, pengetahuan ilmu, pengetahuan filsafat, dan

pengetahuan agama.3

a. Pengetahuan biasa

Pengetahuan biasa yaitu pengetahuan yang dalam filsafat

dikatakan dengan istilah common sense dan sering diartikan

dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu di mana

ia menerima secara baik. Common sense diperoleh dari

pengalaman sehari-hari, seperti air dapat dipakai untuk menyiram

bunga, makanan dapat memuaskan rasa lapar, dan sebagainya.

b. Pengetahuan ilmu

Pengetahuan ilmu yaitu ilmu sebagai terjemahan dari

science. Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk

mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense,

suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan

pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, kemudian dilanjutkan

dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan

menggunakan berbagai metode.

c. Pengetahuan filsafat

Pengetahuan filsafat yaitu pengetahuan yang diperoleh dari

pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan

filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman

kajian tentang sesuatu, dan biasanya memberikan pengetahuan

yang lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian

tentang sesuatu, dan biasanya memberikan pengetahuan yang

reflektif dan kritis.

3 Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal.6.

Page 5: Abstrak - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/55/1/5. Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan... · pengetahuan melalui wahyu karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan

Rusmini, Dasar...

83

d. Pengetahuan agama

Pengetahuan agama yaitu pengetahuan yang hanya

diperoleh dari Tuhan melalui para utusan-Nya, yang bersifat

mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.Pengetahuan

agama yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan

melalui para utusan-Nya, yang bersifat mutlak dan wajib diyakini

oleh para pemeluk agama.

4. Penalaran dan Logika

Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik

sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. 4 Manusia pada

hakikatnya merupakan makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan

bertindak. Sikap dan tindakannya bersumber pada pengetahuan yang

diperoleh melalui kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran

merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik (ciri-ciri)

tertentu dalam menemukan kebenaran, yaitu:

a. Adanya suatu pola berpikir (logika); kegiatan penalaran

merupakan suatu proses berpikir logis (kegiatan berpikir menurut

suatu pola (logika) tertentu.

b. Adanya sifat analitik dari proses berpikirnya; penalaran

merupakan suatu kegiatan analisis yang mempergunakan logika

ilmiah (kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu).5

Dalam hal ini, tidak semua kegiatan berpikir berdasarkan

penalaran (bersifat logis dan analitis). Perasaan merupakan suatu

penarikan kesimpulan yang tidak berdasarkan penalaran. Intuisi juga

merupakan suatu kegiatan berpikir yang non-analitik yang tidak

berdasarkan pola berpikir tertentu.

Artinya, penalaran merupakan suatu proses berpikir yang

menghasilkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan

penalaran ini mempunyai dasar kebenaran, maka proses berpikir

harus dilakukan menurut suatu cara tertentu. Suatu penarikan

4 Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), hal.42. 5 Ibid., hal.43.

Page 6: Abstrak - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/55/1/5. Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan... · pengetahuan melalui wahyu karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan

Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014

84

kesimpulan baru dianggap valid bila proses penarikan kesimpulan

tersebut dilakukan menurut cara tertentu, yang disebut logika, yang

diartikan sebagai ”pengkajian untuk berpikir secara sahih”.6

Ada dua jenis cara penarikan kesimpulan, yaitu logika induktif

dan logika deduktif.7

Logika Induktif merupakan cara berpikir untuk menarik suatu

kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat

khusus. Penalaran Induktif menyatakan bahwa sumber kebenaran

berasal dari fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia

(empirisme).

Contoh: Kambing mempunyai mata

Gajah mempunyai mata

Singa, kucing, dan binatang lainnya juga mempunyai mata

Kesimpulan: Semua binatang mempunyai mata

Logika Deduktif merupakan cara berpikir untuk menarik suatu

kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.

Penalaran Deduktif menyatakan bahwa sumber kebenaran berasal

dari rasio (rasionalisme). Penarikan kesimpulan secara deduktif

biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus,

yang disusun dari dua buah pernyataan (premis mayor dan premis

minor) dan sebuah kesimpulan.

Contoh: Semua makhluk mempunyai mata (premis mayor)

Abdullah adalah seorang makhluk (premis minor)

Jadi, Abdullah mempunyai mata (kesimpulan)

5. Kriteria Kebenaran

Kriteria Kebenaran yang dimaksud berkaitan dengan Teori

Kebenaran, yang terdiri dari teori koherensi, teori korespondensi, dan

teori pragmatis.8

6 William S. Sahakian dan Mabel Lewis Sahakian, Realism of Philosophy dalam Jujun, Ibid., hal.46. 7 Ibid.

8 Ibid., hal.55-59.

Page 7: Abstrak - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/55/1/5. Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan... · pengetahuan melalui wahyu karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan

Rusmini, Dasar...

85

Teori Koherensi menganggap suatu pernyataan benar apabila

pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-

pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Plato (427 – 347 S.M.)

dan Aristoteles (384 – 322 S.M.) adalah tokoh yang mengembangkan

teori koherensi ini. Misalnya, bila kita menganggap bahwa ”semua

manusia pasti akan mati” adalah suatu pernyataan yang benar, maka

pernyataan bahwa ”Abdullah adalah seorang manusia dan Adullah

pasti akan mati” adalah benar karena pernyataan kedua konsisten

dengan pernyataan pertama.

Teori Korespondensi menganggap suatu pernyataan benar

apabila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu

berhubungan dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.

Tokohnya adalah Bertrand Russell (1872 – 1970). Misalnya,

pernyataan ”Ibu Kota Republik Indonesia adalah Jakarta” adalah

benar karena sesuai dengan faktanya.

Teori Pragmatis menganggap suatu pernyataan benar apabila

pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Teori

ini dicetuskan oleh Charles S. Peirce (1839 – 1914) dan kemudian

dikembangkan oleh beberapa ahli filsafat berkebangsaan Amerika;

William James (1842 – 1910) dan John Dewey (1859 – 1952).

Misalnya, teori-teori tentang pendidikan dianggap benar karena

bersifat fungsional dan mempunyai kegunaan.

B. Jenis Ilmu Pengetahuan

1. Definisi Ilmu Pengetahuan

Ilmu berasal dari bahasa Arab, ‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang

berarti mengerti, memahami benar-benar.9

Dalam bahasa Inggris

disebut science; dari bahasa Latin scientia (pengetahuan)-scire

(mengetahui). Sinonim yang paling dekat dengan bahasa Yunani

9

Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia (Yogyakarta: Pondok Pesantren Al-Munawwir, 1984), hal.1036.

Page 8: Abstrak - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/55/1/5. Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan... · pengetahuan melalui wahyu karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan

Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014

86

adalah episteme. 10 Pengertian ilmu yang terdapat dalam Kamus

Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang

disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang

dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang

(pengetahuan) itu.11

The Liang Gie dalam Surajiyo menyatakan bahwa usaha

manusia untuk memahami dunia sekelilingnya melalui tiga bidang

yang saling berhubungan, yaitu: 1) bidang pengetahuan ilmiah

(scientific knowledge) yang merupakan kumpulan hipotesis yang telah

terbukti sah, 2) bidang persoalan ilmiah (scientific problems) yang

merupakan kumpulan hipotesis yang dapat diuji, tetapi belum

dibuktikan sah, dan 3) bidang penjelasan gaib (mystical explanations)

yang merupakan kumpulan hipotesis yang tidak dapat diuji sahnya.12

The Liang Gie dalam Surajiyo memberikan pengertian ilmu

adalah rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari suatu metode

untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai

dunia ini dalam berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan

sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti

manusia.13

Menurut The Liang Gie, ilmu adalah pemaparan menurut tiga

ciri pokok sebagai rangkaian kegiatan manusia (proses), sebagai tertib

tindakan pikiran (prosedur), dan sebagai keseluruhan hasil yang

dicapai (produk). Ilmu dapat dipahami sebagai aktivitas penelitian,

metode kerja (metode ilmiah), dan hasil pengetahuan (pengetahuan

sistematis).14

10 Jujun, Op.Cit., hal.104. 11 Wihadi Admojo, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hal.324. 12 Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal.55. 13

Ibid., hal.56. 14 The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Liberty, 2000).

Page 9: Abstrak - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/55/1/5. Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan... · pengetahuan melalui wahyu karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan

Rusmini, Dasar...

87

Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia; aktivitas itu

harus dilaksanakan dengan metode tertentu; dan akhirnya aktivitas

metodis itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis. Dari aktivitas

ilmiah dengan metode ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuwan

dapatlah dihimpun sekumpulan pengetahuan yang baru atau

menyempurnakan pengetahuan yang telah ada. Dengan demikian,

Ilmu adalah sesuatu kumpulan pengetahuan yang sistematis.

Mohammad Hatta mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan

yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan

masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya

tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam. Karl

Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang

komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah

yang sederhana.15

Adapun menurut Archie J. Bahm, definisi ilmu pengetahuan

melibatkan enam macam komponen, yaitu masalah (problem), sikap

(attitude), metode (method), aktivitas (activity), kesimpulan

(conclusion), dan pengaruh (effects).16

a. Masalah (problem)

Ada tiga karakteristik yang harus dipenuhi untuk menunjukkan

bahwa suatu masalah bersifat scientific, yaitu bahwa masalah

adalah sesuatu untuk dikomunikasikan, memiliki sikap ilmiah, dan

harus dapat diuji.

b. Sikap (attitude)

Karakteristik yang harus dipenuhi antara lain adanya rasa ingin

tahu tentang sesuatu; ilmuwan harus mempunyai usaha untuk

memecahkan masalah; bersikap dan bertindak objektif, dan sabar

dalam melakukan observasi.

15 Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hal.15. 16

Bahm dalam Muhammad Adib, Filsafat Ilmu (Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan) (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal.35.

Page 10: Abstrak - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/55/1/5. Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan... · pengetahuan melalui wahyu karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan

Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014

88

c. Metode (method)

Metode ini berkaitan dengan hipotesis yang kemudian diuji. Esensi

science terletak pada metodenya. Science merupakan sesuatu

yang selalu berubah, demikian juga metode, bukan merupakan

sesuatu yang absolut atau mutlak.

d. Aktivitas (activity)

Science adalah suatu lahan yang dikerjakan oleh para scientific

melalui scientific research, yang terdiri dari aspek individual dan

sosial.

e. Kesimpulan (conclusion)

Science merupakan a body of knowledge. Kesimpulan yang

merupakan pemahaman yang dicapai sebagai hasil pemecahan

masalah adalah tujuan dari science, yang diakhiri dengan

pembenaran dari sikap, metode, dna aktivitas.

f. Pengaruh (effects)

Apa yang dihasilkan melalui science akan memberikan pengaruh

berupa pengaruh ilmu terhadap ekologi (applied science) dan

pengaruh ilmu terhadap masyarakat dengan membudayakannya

menjadi berbagai macam nilai.

Dengan demikian, ilmu pengetahuan lahir dari pengembangan

suatu permasalahan (problems) yang dapat dijadikan sebagai

kegelisahan akademik. Atas dasar problem, para ilmuwan memiliki

suatu sikap (attitude) untuk membangun metode-metode dan kegiatan-

kegiatan (method and activity) yang bertujuan untuk melahirkan suatu

penyelesaian kasus (conclusions) dalam bentuk teori-teori, yang akan

memberikan pengaruh (effects) baik terhadap ekologi maupun terhadap

masyarakat.

Dengan demikian, kita bisa membedakan istilah ”pengetahuan”

dan ”ilmu”. Secara umum, pengetahuan ini diperoleh dari pengalaman,

bdimiliki oleh manusia, yaitu pengetahuan tentang hal-hal yang

berlaku umum dan tetap serta pasti, utamanya tentang hal-hal yang

dipergunakan untuk keperluan sehari-hari.

Page 11: Abstrak - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/55/1/5. Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan... · pengetahuan melalui wahyu karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan

Rusmini, Dasar...

89

Sedangkan ilmu merupakan pengetahuan yang sadar yang

menuntut kebenaran, dengan menggunakan metode dan sistem

tertentu. Jadi, ilmu itu tidak hanya tercapai dengan indera saja,

melainkan harus juga diolah sedemikian rupa.

Ilmu mempunyai objek material dan objek formal. Adapun

lapangan atau bahan penyelidikan suatu ilmu disebut objek material,

dan sudut tertentu yang menentukan macam ilmu itu disebut objek

formal. 17 Objek material adalah suatu yang dijadikan sasaran

penyelidikan, seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu

kedokteran. Adapun objek formal adalah cara pandang tertentu

tentang objek material tersebut, seperti pendekatan empiris dan

eksperimen dalam ilmu kedokteran.

2. Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan

Menurut The Liang Gie dalam Surajiyo, ilmu pengetahuan atau

pengetahuan ilmiah mempunyai lima ciri pokok, yaitu:

1) Empiris; pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan

percobaan.

2) Sistematis; berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai

kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan

dan teratur.

3) Objektif; ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka

perseorangan dan kesukaan pribadi.

4) Analitis; pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok

soalnya ke dalam bagian yang terperinci untuk memahami

berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu.

5) Verifikatif; dapat diperiksa kebenarannya oleh siapa pun juga.18

17

Poedjawijatna, Pembimbing ke Arah Alam Filsafat (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hal.6. 18 Ibid., hal.59.

Page 12: Abstrak - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/55/1/5. Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan... · pengetahuan melalui wahyu karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan

Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014

90

Van Melsen mengemukakan ada delapan ciri yang menandai

ilmu, yaitu sebagai berikut:

1) Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu

keseluruhan yang secara logis koheren.

2) Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya

dengan tanggung jawab ilmuwan.

3) Universalitas ilmu pengetahuan.

4) Objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh objek dan tidak

didistorsi oleh prasangka-prasangka subjektif.

5) Ilmu pengetahuan harus dapat diverifikasi oleh semua peneliti

ilmiah yang bersangkutan, karena itu, ilmu pengetahuan harus

dapat dikomunikasikan.

6) Progresivitas, artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah bila

mengandung pertanyaan baru dan menimbulkan problem baru

lagi.

7) Kritis, artinya tidak ada teori yang difinitif; setiap teori terbuka bagi

suatu peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru.

8) Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan

kebertautan antara teori dengan praktis.19

Demi objektivitas ilmu, ilmuwan harus bekerja dengan cara

ilmiah. Sifat ilmiah ini dapat diwujudkan apabila dipenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

1) Ilmu harus mempunyai objek; ini berarti bahwa kebenaran yang

hendak diuangkapkan dan dicapai adalah persesuaian antara

pengetahuan dan objeknya.

2) Ilmu harus mempunyai metode; ini berarti bahwa untuk mencapai

kebenaran yang objektif, ilmu tidak dapat bekerja tanpa metode

yang rapi.

19

Van Melsen, Ilmu Pengetahuan dan Tanggung Jawab Kita (terj. K. Bertens, Jakarta: Gramedia), hal.65-67.

Page 13: Abstrak - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/55/1/5. Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan... · pengetahuan melalui wahyu karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan

Rusmini, Dasar...

91

3) Ilmu harus mempunyai sistematis; ini berarti bahwa dalam

memberikan pengalaman, objeknya dipadukan secara harmonis

sebagai suatu kesatuan yang teratur.

4) Ilmu bersifat universal; ini berarti bahwa kebenaran yang

diungkapkan oleh ilmu tidak mengenai sesuatu yang bersifat

khusus, melainkan kebenaran itu berlaku umum.20

3. Jenis Ilmu Pengetahuan

Sebuah kategori penggolongan jenis ilmu yang banyak

dikemukakanoleh para ahli adalah pembedaan segenap pengetahuan

ilmiah dalam dua kelas yang istilahnya saling berlawanan. Hal ini

tampak sederhana sehingga mudah dipahami, tetapi pada umumnya

tidak merincikan berbagai cabang ilmu, hanya biasanya diberikan

contoh ilmu apa yang termasuk dalam masing-masing kelompok.

Penggolongan ilmu sebagaimana dikutip dari Surajiyo 21 sebagai

berikut:

a. Ilmu Formal dan Ilmu Nonformal

Suatu ilmu disebut Ilmu Formal karena ilmu ini dalam

seluruh kegiatannya tidak bermaksud menyelidiki data-data

inderawi yang konkret. Misalnya matematika dan filsafat.

Suatu ilmu disebut Ilmu Nonformal karena di dalam ilmu ini

pengalaman inderawi memainkan peranan sentral/utama. Ilmu ini

dalam seluruh kegiatannya berusaha menyelidiki secara

sistematis data-data inderawi yang konkret. Misalnya ilmu hayat,

ilmu alam, dan ilmu manusia.

b. Ilmu Murni dan Ilmu Terapan

Ilmu Murni adalah ilmu yang bertujuan meraih kebenaran

demi kebenaran (teoretis). Misalnya matematika dan metafisika.

Ilmu Terapan adalah ilmu yang bertujuan untuk

diaplikasikan atau diambil manfaatnya (praktis). Misalnya ilmu

kedokteran, teknik, hukum, ekonomi, psikologi, sosiologi,

administrasi, dan ekologi.

20

Hartono Kasmadi, dkk, Filsafat Ilmu (Semarang: IKIP Semarang Press, 1990), hal.8-9. 21 Surajiyo, Op.Cit., hal.61-64.

Page 14: Abstrak - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/55/1/5. Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan... · pengetahuan melalui wahyu karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan

Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014

92

c. Ilmu Nomotetis dan Ilmu Idiografis

Ilmu Nomotetis adalah ilmu yang objek pembahasannya

merupakan gejala pengalaman yang dapat diulangi terus-menerus

dan hanya merupakan kasus-kasus yang mempunyai hubungan

dengan suatu hukum alam. Termasuk dalam ilmu ini adalah ilmu-

ilmu alam, yang objek pembahasannya adalah benda alam atau

gejala alam, yang didekati dengan cara menerangkan.

Ilmu Idiografis adalah ilmu yang objek pembahasannya

merupakan objek yang bersifat individual, unik, yang hanya terjadi

satu kali dan mencoba mengerti atau memahami objeknya

menurut keunikannya itu. Termasuk dalam ilmu ini adalah ilmu-

ilmu budaya, yang objek pembahasannya adalah produk

manusiawi, yang didekati dengan cara mengerti atau memahami.

d. Ilmu Deduktif dan Ilmu Induktif

Suatu ilmu disebut Ilmu Deduktif karena semua pemecahan

yang dihadapi dalam ilmu ini tidak didasarkan atas pengalaman

inderawi (empiris), melainkan atas dasar deduksi atau penjabaran.

Deduksi ialah proses pemikiran yang melibatkan akal budi

manusia dari pengetahuan tentang hal-hal yang umum dan

abstrak, menyimpulkan tentang hal-hal yang bersifat khusus dan

individual. Misalnya matematika.

Suatu ilmu disebut Ilmu Induktif apabila penyelesaian

masalah-masalah dalam ilmu yang bersangkutan didasarkan atas

pengalaman inderawi (empiris). Ilmu Induktif bekerja selalu atas

dasar induksi, yaitu proses pemikiran yang melibatkan akal budi

manusia dari pengetahuan tentang hal-hal yang bersifat khusus

dan individual, menarik kesimpulan tentang hal-hal yang bersifat

umum dan abstrak. Misalnya ilmu alam.

Page 15: Abstrak - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/55/1/5. Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan... · pengetahuan melalui wahyu karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan

Rusmini, Dasar...

93

Van Melsen membedakan llmu pengetahuan menjadi ilmu-ilmu

empiris (ilmu alam, ilmu sejarah, ilmu-ilmu manusia) dan ilmu-ilmu non-

empiris (matematika dan filsafat)22

a. Ilmu alam

Ilmu alam ini melukiskan kenyataan menurut aspek-aspek yang

dapat diinderawi secara langsung. Data inderawi ini harus dimengerti

sebagaimana tampaknya. Hal ini dapat dilakukan melalui observasi

ilmiah yang memiliki objektivitas pada objek. Ilmu alam menyelidiki

kenyataan konkret menurut aspek-aspeknya yang dapat diulangi.

b. Ilmu sejarah

Ilmu sejarah yang dimaksud adalah ilmu yang menyangkut

sejarah manusia. Ilmu sejarah ini menyelidiki segala sesuatu yang

berhubungan dengan tindakan manusiawi, yang dapat juga

diungkapkan melalui peninggalan-peninggalan fisis. Karena sejarah

meliputi semua kejadian yang pernah berlangsung, akibatnya ilmu

sejarah ini tidak bias mengadakan eksperimen.

c. Ilmu-ilmu manusia

Ilmu ini juga disebut ilmu-ilmu tingkah laku (behavioral science)

atau ilmu-ilmu sosial. Ilmu-ilmu manusia ini diberi tempat tersendiri di

samping ilmu sejarah dan ilmu alam, karena ilmu sejarah maupun ilmu

manusia menyangkut perbuatan serta tingkah laku manusia. Di

samping itu, ilmu manusia juga mempunyai persamaan dengan ilmu

alam, dengan usahanya untuk menemukan secara khusus aspek-

aspek yang dapat diulangi.

d. Matematika

Matematika merupakan ilmu non-empiris dan dalam bentuk

abstrak yang juga mempunyai peranan penting dan dapat diterapkan

bagi ilmu-ilmu empiris. Karena keabstrakan matematika ini, ia

menyediakan berbagai struktur formal bagi ilmu-ilmu lain.

22 Van Melsen, Op.Cit., hal.25-47.

Page 16: Abstrak - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/55/1/5. Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan... · pengetahuan melalui wahyu karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan

Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014

94

e. Filsafat

Filsafat juga merupakan ilmu non-empiris, yang berfungsi

sebagai kerangka sistematis yang umum, mengingat adanya

pandangan bahwa filsafat sebagai induk semua ilmu lain. Dalam

keanekaragaman ilmu ini perlu diteruskan pencarian jawaban atas

pertanyaan yang pada awal mulanya dikemukakan oleh filsafat.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Hamami M. Epistemologi Bagian I Teori Pengetahuan Diktat. Yogyakarta: Fakultas Filsafat UGM.

Ahmad Warson Munawwir. Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. Yogyakarta: Pondok Pesantren Al-Munawwir, 1984.

Amsal Bakhtiar. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

Burhanuddin Salam. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.

Hartono Kasmadi, dkk, Filsafat Ilmu. Semarang: IKIP Semarang Press, 1990.

Jujun S. Suriasumantri. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003.

Muhammad Adib. Filsafat Ilmu (Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Poedjawijatna. Pembimbing ke Arah Alam Filsafat. Jakarta: Rineka Cipta, 1994.

Sidi Gazalba. Sistematika Filsafat. Jakarta: Bulan Bintang, 1992.

Surajiyo. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

The Liang Gie. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty, 2000.

Van Melsen. Ilmu Pengetahuan dan Tanggung Jawab Kita. (terj. K. Bertens, Jakarta: Gramedia.

Wihadi Admojo. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1998.