Upload
lamdieu
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Rancang Bangun Elektrokardiograf Menggunakan Mikrokontroler Untuk
Mendeteksi Ketidaknormalan Jantung
Fendy Purwanda1, Triwiyanto2, Welina Ratnayanti K3
1,2,3 Program Studi S1 Teknobiomedik, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Airlangga, Surabaya
Abstract
Electrocardiograph (ECG) is a tool that be used to measure the electrical
activity of the heart and is used to detect abnormalities that occur in the heart.
Frequency range is 0,05 Hz until 100 Hz. ECG needs to be modified by using
microcontroller for cardiac signal processing that has bugged bioamplifier ECG.
Microcontroller as the processing element and the data provider where the heart
signal is displayed on the LCD Graphic 128x64 and can be detected whether the
heart happen in heart rhythm abnormalities. In this research, obtained with the
amplitude error value by 2%. Then microcontroller is able to calculate the value
of a beat per minute (BPM). BPM heart using the equation = 60 / (R-R interval)
with the BPM value of error by 3,3% and categorize cardiac abnormalities based
on the calculate value of BPM.
Keywords : ECG, Heart, Microcontroller, ADC, LCD, BPM.
Abstrak
Elektrokardiograf (EKG) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
aktivitas kelistrikan pada jantung dan berfungsi untuk mendeteksi kelainan yang
terjadi pada jantung. Rentang frekuensi 0,05 Hz hingga 100 Hz. EKG perlu
dimodifikasi dengan cara menambahkan mikokontroler untuk mengolah sinyal
jantung yang telah disadap bioamplifier EKG. Mikrokontroler adalah elemen
pengolah dan penyaji data, sinyal jantung akan ditampilkan pada LCD grafik
128x64 dan dideteksi apakah terjadi kelainan pada keritmisan irama jantung. Pada
penelitian ini diperoleh nilai error amplitudo sebesar 2%. Selanjutnya
mikrokontroler mampu menghitung nilai beat per minute (BPM) jantung dengan
menggunakan persamaan BPM =
dengan nilai error BPM sebesar
3,3% dan mengkategorikan ketidaknormalan jantung berdasarkan nilai BPM yang
telah dihitung.
Kata kunci : EKG, Jantung, Mikrokontroler, ADC, LCD, BPM
1. Pendahuluan
Jantung merupakan salah satu organ vital tubuh yang berfungsi untuk
memompa darah ke seluruh tubuh dan menampung darah yang telah dibersihkan
oleh paru-paru. Pada jantung terdapat otot yang berkontraksi secara otomatis
hingga dihasilkan arus listrik dalam bentuk potensial aksi atau konduksi jantung
dan ritme jantung dapat dikontrol [14]. Arah konduksi jantung adalah dari
Sinotrial (SA) node menuju Atriventricular (AV) node selanjutnya menuju bundle
of his dan bercabang di serat purkinje yang masing-masing menuju ventrikel kiri
dan ventrikel kanan [12]. Organ vital ini dapat mengalami gangguan yang dapat
menggangu kesehatan. Salah satu cara untuk pencegahan penyakit jantung
tersebut adalah dengan monitoring kondisi kesehatan secara rutin. Salah satu alat
yang digunakan untuk memantau kondisi jantung adalah elektrokardiograf.
Siti Maisyaroh [15] telah melakukan penelitian dengan membuat
elektrokardiograf (EKG) 3 elektroda dengan menggunakan Personal Computer
(PC). Penelitian tersebut memiliki keterbatasan dalam pengolahan sinyal, dimana
kemampuan perangkat lunak Visual Analizer tidak mampu melakukan sampling
pada masukkan analognya sehingga noise tidak tereduksi dengan maksimal. Hal
ini menyebabkan bentuk sinyal yang dideteksi belum mampu diolah untuk
kepentingan analisis sinyal sebagai aplikasi untuk pendeteksian kenormalan atau
ketidaknormalan jantung.
Adanya kekurangan pada alat yang dibuat oleh Siti Maisyaroh, maka akan
didesain rancang bangun EKG dengan menggunakan mikrokontroler untuk
menunjang pereduksi noise dan sistem untuk mendeteksi ketidaknormalan
jantung.
2. Dasar Teori
2.1 Jantung
Jantung merupakan salah satu organ vital tubuh. Secara umum jantung
berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh dan menampung darah yang
telah dibersihkan oleh paru-paru. Jantung terdiri dari dua bagian, yaitu jantung
bagian kanan dan kiri. Setiap bagian pada jantung memiliki dua ruang yaitu
serambi (atrium) dan bilik (ventrikel). Otot jantung menghasilkan arus listrik dan
disebarkan ke jaringan sekitar jantung melalui cairan-cairan yang dikandung oleh
tubuh. Sehingga sebagian kecil aktivitas listrik ini akan mencapai ke permukaan
tubuh misalnya di permukaan dada, pergelangan tangan, punggung, dan aktivitas
ini dapat disadap dengan elektroda yang terhubung dengan mesin pengkondisi
sinyal [1].
Gambar 1. Jantung dan strukturnya
2.2 Elektrokardiograf (EKG)
Elektrokardiograf merupakan salah satu alat yang digunakan dalam
pemeriksaan jantung. Elektrokardiograf menghasilkan citra grafik dan pernyataan
tentang normal atau abnormal kondisi jantung [20]. Elektrokardiograf akan
merekam aktivitas kelistrikan pada jantung yang merupakan sinyal AC dengan
bandwith antara 0,05 Hz sampai 100 Hz [6].
Gambar 2. Sinyal Keluaran EKG [2]
2.2.1 Lead Monitoring EKG
Sinyal EKG diambil menggunakan tiga lead sesuai dengan segitiga
Einthoven. Sinyal EKG yang disadap merupakan beda potensial antar anggota
tubuh, yaitu :
a. Lead I : beda potensial antara left arm (LA) dan right arm (RA).
Memasang elektroda positif pada lengan kiri dan elektroda negative pada
lengan kanan.
b. Lead II : beda potensial antara left leg (LL) dan right arm (RA).
Memasang elektroda positif pada kaki kiri dan elektroda negative pada
lengan kanan.
c. Lead III : beda potensial antara left leg (LL) dan left arm (LA). Memasang
elektroda positif pada kaki kiri dan elektroda negative pada lengan kiri.
Gambar 3. Segitiga Einthoven.
2.3 Aritmia Pada Jantung
Dalam keadaan istirahat, jantung narmal berdenyut dengan irama teratur,
yaitu 60 sampai 100 kali per menit. Karena setiap denyut berasal dari depolarisasi
nodus sinus, irama jantung normal sehari-hari disebut dengan irama sinus normal.
Aritmia merupakan gangguan frekuensi, regularitas atau konduksi impuls listrik
jantung. Irama jantung yang meningkat melebihi 100 kali per menit disebut
takikardi sinus. Sedangkan jika melambat dibawah 60 keli per menit disebut
bradikardi sinus. Seringkali EKG akan menunjukkan irama yang dari semua sisi
tampak sebagai irama sinus normal kecuali bahwa sedikit tidak teratur. Irama ini
disebut dengan aritmia sinus. Seringkali, aritmia sinus merupakan fenomena
normal yang menggambarkan variasi frekuensi jantung akibat adanya inspirasi
dan ekspirasi. Inspirasi mempercepat frekuensi jantung, dan ekspirasi
memperlambatnya [25].
2.4 Rangkaian Instrumentasi
2.4.1 Rangkaian Instrument Amplifier
Rangkaian instrument amplifier ditunjukkan pada Gambar 4, penguat
instrumentasi ini menggunakan IC AD620.
Gambar 4. Rangkaian penguat instrumentasi
Besar penguatan ditentukan oleh R3, dimana R4=R7, R1=R5, dan R2=R6.
Berikut persamaan penguatannya:
211
2
3
421 MasukanMasukan
R
R
R
RVout
2.4.2 Rangkaian Bandpass Filter
Selanjutnya, sinyal akan masuk ke filter. Bandpass filter berfungsi untuk
menyaring sinyal pada range tertentu. Sinyal EKG merupakan sinyal dengan
bandwith 0,05 Hz sampai 100Hz. Filter yang akan digunakan adalah bandpass
filter dan lowpass filter.
Gambar 5. Rangkaian Bandpass filter
……………….….....(1)
Untuk memperoleh nilai frekuensi cut-off yang sesuai dengan plot Bode
pada filter bandpass maka nilai frekuensi cut-off pada highpass filter harus lebih
kecil daripada frekuensi cut-off pada lowpass filter. Persamaan untuk
mendapatkan nilai frekuensi cut-off adalah :
2.4.3 Rangkaian Notch Filter
Notch filter berfungsi untuk meredam noise yang berasal dari jala-jala
listrik yaitu pada frekuensi 50 Hz.
Gambar 6. Rangkaian Notch Filter
Untuk mendapatkan frekuensi cut-off pada rangkaian diatas dapat
diperoleh dari kombinasi nilai R dan C, dengan menggunakan persamaan (2) dan
(3).
fhpf = flpf
π =
π = 50 Hz untuk nilai C1 = C2 = 4,7 nF maka
Dari persamaan diatas diperoleh R1 = R2 = 680 kΩ
2.4.4 Rangkaian Adder
Rangkaian adder berfungsi untuk menambah level tegangan sinyal EKG
dengan tegangan DC, rangkaian ini akan menaikkan level tegangan sinyal sesuai
dengan tegangan DC yang ditambahkan. Penambahan tegangan DC disesuaikan
hingga semua level sinyal EKG menjadi positif.
…….….……......(2)
…….….……......(3)
VINPUT VOUTPUT
Gambar 7. Rangkaian adder
Tegangan DC diatur lewat potensio R13 hingga menaikkan semua sinyal
EKG ke level positif. Maka tegangan output yang dinaikkan adalah sebagai
berikut :
IF = I1 + I2 =
+
Vo = (1 +
) Vinput
Misalkan R12 = R11 dan R9 = R10, maka Vo = 2*Vinput
Vo = 2*(Vi + Vdc )
2.5 Mikrokontroler
Mikrokontroler memiliki pengertian sebagai sebuah IC yang dapat diprogram
berulang kali, baik ditulis atau dihapus [3]. Biasanya digunakan untuk
pengontrolan otomatis dan manual pada perangkat elektronika. Perangkat EKG
memiliki kecepatan sampling sebesar 40 ms. Kecepatan sampling adalah
kecepatan pembacaan sinyal. Kecepatan sampling EKG harus ditunjang dengan
perangkat mikrokontroler dengan kecepatan sampling yang sesuai sehingga
memungkinkan sinyal EKG agar tidak loss.
2.6 Sistem Pemrosesan Sinyal EKG
2.6.1 Analog to Digital Converter (ADC)
Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang
untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal – sinyal digital. Hal-hal yang
…….….….............(5)
…….….….............(4)
juga perlu diperhatikan dalam penggunaan ADC ini adalah tegangan maksimum
yang dapat dikonversikan oleh ADC dari rangkaian pengkondisi sinyal, resolusi,
pewaktu eksternal ADC, tipe keluaran, ketepatan dan waktu konversinya.
2.6.2 Teorema Nyquist
Teorema Nyquist menyatakan agar tidak ada informasi yang hilang ketika
pencuplikan sinyal, maka kecepatan pencuplikan harus minimal dua kali dari
lebar pita sinyal tersebut [23].
Gambar 8. Pencacahan dengan berbagai frekuensi pencacah
2.6.3 Pemrosesan Sinyal Oleh Mikrokontroler
Untuk melakukan sampling terhadap sinyal EKG oleh ADC tanpa terjadi
aliasing maka dengan memenuhi kaidah Nyquist, fs ≥ 2*fc [23].
Gambar 9. Alur pemrosesan data oleh mikrokontroler
Interval waktu R-R bias dihitung secara akurat berdasarkan selisih indek lokasi
dikalikan dengan periode sampling untuk menentukan status kelainan [26].
Interval
Gambar 10. Analisis interval waktu R-R
0 R ke-n 0 R ke-m …
Sinyal
EKG Hasil Analisa
timer ADC
maksimal
ADC
maksimal
lokal
Nilai heartbeat dapat diperoleh dengan menghitung waktu interval R-R
dibagi dengan 60.
BPM =
Nilai heartbeat diperoleh dalam satuan Beat Per Minute (BPM). Aritmia dapat
ditentukan dengan menggunakan parameter interval R-R. Apabila interval R-R
tidak konsisten maka jantung tersebut bisa mengalami aritmia.
3. Metodologi
3.1 Prosedur Penelitian
Gambar 11. Bagan Prosedur Penelitian
3.2 Perancangan Perangkat Keras
Gambar 12. Blok Diagram Hardware
3.3 Perancangan Perangkat Lunak
Gambar 13. Diagram Alir Program Pemrosesan Sinyal
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Rancang Bangun Elektrokardiograf
Rancang bangun Elektrokardiograf ini terbagi menjadi dua modul
hardware yaitu blok hardware untuk bioamplifier dan blok hardware untuk
Elektroda
Lead I, II, III Pre-Amplifier
Bandpass Filter (0,05 Hz-100 Hz)
Notch Filter (50 Hz) Rangkaian Adder
LCD Grafik
Mikrokontroler
ATmega 328
tampilan cardio wave dengan sumber sinyal jantung berasal dari Phantom Patient
Simulator.
Gambar 14. Prototype elektrokardiograf dengan mikrokontroler
4.2 Hasil Pengujian dan Analisis Data
4.2.1 Penguatan Amplifier
Gambar 15. Rangkaian Penguat instrumentasi
Pada rangkaian penguat diatas, sesuai dengan datasheet AD620 diperoleh
persamaan penguatan sebagai berikut,
GAD620 = .Ω
+ 1
sehingga
GAD620 = .Ω
+ 1 = 127,7 kali
…….…..….............(6)
Gambar 16. Rangkaian bandpass filter
GHPF =
+ 1 dimana R9 = R13 dan R10 = R14, sehingga GHPF = GLPF
GHPF =
+ 1 = 1,59 = GLPF
GBandpass = 2*1,59 = 3,18 kali
Sehingga total penguatan pada amplifier adalah
Gtotal = GAD620*GBandpass
Gtotal = 127.7 * 3,18 = 406,086 kali
4.2.2 Analisis Respon Frekuensi Bioamplifier
Gambar 17. Grafik Respon Frekuensi Pre-amplifier
141414141414 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Tega
nga
n (
Vo
lt)
Frekuensi (Hz)
Grafik Respon Frekuensi Pre-Amplifier
Gambar 18. Grafik Respon Frekuensi Highpass Filter
Gambar 19. Grafik Respon Frekuensi Lowpass Filter
Gambar 20. Grafik Respon Frekuensi Notch Filter
0.030.030.030.060.180.180.240.240.24
1.21.21.5
1.81.8
2.72.7
3.93.93.94.5
4.8 4.8 4.8
0
1
2
3
4
5
6
0 1 2 3 4 5 6
Tega
nga
n (
Vo
lt)
Frekuensi (Hz)
Grafik Respon Frekuensi Highpass Filter
141414141414 14 14 1414 1412
1110
87 7
65
4 43 3 2.42 2 1.81.7
0
5
10
15
0 50 100 150 200 250
Tega
nga
n (
Vo
lt)
Frekuensi (Hz)
Grafik Respon Frekuensi Lowpass Filter
156154.8147.6135.6112.8105.6110.4121.2133.2144152.4
193.2 202.8
0
50
100
150
200
250
0 50 100 150 200 250 300 350
Tega
nga
n (
mV
olt
)
Frekuensi (Hz)
Grafik Respon Frekuensi Notch Filter
4.2.3 Analisis Kalibrasi Alat
Proses sampling tergantung dari besar bit pada mikrokontroler, pada alat
ini menggunakan mikrokontroler dengan bit sebesar 10 bit, sehingga persamaan
untuk mendapatkan nilai data digital adalah sebagai berikut.
Data digital =
* 1024 dengan nilai tegangan referensi sebesar 5 Volt.
Tabel 1. Hasil penguatan bioamplifier
No. Sinyal Input (mV) Hasil Penguatan Bioamplifier (V)
1. 1 0,4
2. 1.5 0,6 3. 2 0,8
Proses untuk menampilkan sinyal ini menggunakan penskalaan nilai data digital
dengan tinggi LCD yaitu pada 64 dot. Perhitungan penskalaan pada LCD terhadap
nilai data digital adalah sebagai berikut.
Skala yang dipakai 220:50, sehingga
1 dot pada LCD bernilai =
= 4,4 data digital
1 dot pada LCD bernilai = ,
* 5 = 0,02 Volt/dot
Tabel 2. Hasil Kalibrasi Amplitudo
Setting Amplitudo (mV) Amplitudo GLCD (mV) Error Hitung
1 0,98 ± 0 2% 1.5 1,48 ± 0 2% 2 1,98 ± 0 1%
4.2.1 Respon Prototype Terhadap Aritmia
Konsep dari deteksi puncak R tersebut adalah dengan menggunakan
selisih dot yang akan ditampilkan dengan dot yang sudah ditampilkan, apabila
selisih dot antara keduanya tersebut melebihi 4 dot, maka dot yang akan
ditampilkan tersebut adalah puncak R sehingga timer on sampai ketika ada selisih
dot yang melebihi 4 dot yang lain dan timer off. Waktu yang terekam tersebut
akan dikonversikan ke BPM dengan persamaan berikut.
BPM =
Aritmia dapat ditentukan dengan menggunakan parameter interval R-R. Apabila
interval R-R tidak konsisten maka jantung tersebut bisa mengalami aritmia.
Tabel 3. Respon Pendeteksian Bradikardi, Normal, dan Takikardi
BPM (Patient
Simulator )
Deteksi
Error Bradikardi Normal Takikardi
30 TRUE 0%
40 TRUE 0% 45 TRUE 0% 60 TRUE 0% 80 TRUE 0% 90 TRUE 0%
100 TRUE 0% 120 TRUE 0% 140 TRUE 0%
5. Kesimpulan
1. Prototype elektrokardiograf dengan menggunakan mikrokontroler dapat
menampilkan sinyal jantung pada LCD Grafik spesifikasi 128x64 dot
dengan penskalaan nilai data digital terhadap tinggi dot LCD sebesar
220:50 dengan perhitungan sebagai berikut.
1 dot pada LCd bernilai=
= 4,4 data digital
1 dot pada LCD bernilai = ,
* 5 = 0,02 Volt
2. Mikrokontroler mempu melakukan sampling sehinggga dapat mendeteksi
intercal R-R untuk memperoleh beat per minute (BPM) jantung dengan
menggunakan persamaan BPM =
.
3. Prototype elektrokardiograf menggunakan mikrokontroler mampu
mendeteksi aritmia pada jantung dengan mengkategorikan aritmia
bradikardi, normal, dan aritmia takikardi tanpa terjadi error.
Daftar Pustaka
[1] Ajimedia. 2011. Fungsi dan Cara Kerja Jantung. Retreived November 25,
2011, from http://ajimedia.com/186/fungsi-dan-cara-kerja-jantung-
manusia.
[2] Azhar dan Suyanto., 2009, Studi Identifikasi Sinyal EKG Irama Myocardial
Ischemia dengan Pendekatan Fuzzy Logic, Jurnal Teknik Industri Volume
7, Nomor 4, Juli 2009 : 193–206.
[3] Bejo, Agus. 2007. C&CAVR “Rahasia Kemudahan Bahasa C Dalam
Mikrokontroler ATMEGA8535”. Graha Ilmu : Yogyakarta.
[4] Cahyono, Y., Susilo R, E., Novitaningtyas, Y., 2008, Rekayasa Biomedik
Terpadu untuk Mendeteksi Kelainan Jantung, Jurnal Fisika dan
Aplikasinya Volume 4, Nomor 2 JUNI 2008 Jurusan Fisika-FMIPA,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
[5] Darmayasa, P., 2006, Tutorial Mikrokontroler, http://www.geocities.com
/tu_darma/serialhtml
[6] Fandi, A., Adil, R., Wardana, P., Rochmad, M., 2006, Perancangan dan
Pembuatan Modul EKG dan EMG Dalam Satu Unit PC Sub Judul :
Pembuatan Rangkaian EKG dan Software EKG Pada PC, Teknik
Elektronika PENS-ITS, Surabaya.
[7] Guyton and Hall., 2006, Textbook of Medical Physiology Eleventh Edition,
Elsevier Saunders, Pennsylvania : 103.
[8] Hadiyoso, S., Alfaruq, A., Rizal, A., 2011, Sistem Multiplexing pada
Pengiriman Data Monitoring EKG, PPG, dan Suhu Tubuh Berbasis
Mikrokontroler, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2011
(SNATI 2011) Yogyakarta, 17-18 Juni 2011.
[9] Hendrawan A et.al. 2012. Implementasi Algoritma Pendeteksian Gelombang
QRS Kompleks Pada Sistem Peringatan Kelainan Kerja Jantung Berbasis
Mikrokontroler 8-bit. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains dan
Teknologi (SNAST) : Yogyakarta.
[10] Heru, A., 2008, Desain Alat Deteksi Dini dan Mandiri Aritmia, Jurnal
Teknologi dan Manajemen Informatika Volume 6, Nomor 3, Agustus
2008.
[11] Hidayatulloh, M., 2007, Pembuatan Elektrokardiogram (ECG) 3-Lead
dengan bantuan Personal Computer, Skripsi Universitas Negeri Malang :
Malang.
[12] Jones, S., 2005, EKG Notes Interpretation and Management Guide, F.A
Davis Company: Philadelphia.
[13] Kuntarti., 2006, Fisiologi Kardiovaskular, Faal_KV/ikun/2006.
[14] Kurachi, Y., 2001, Heart Physiology and Pathophysiology, Boston,
Massachusetts :9-10.
[15] Maisyaroh, Siti. 2012. Rancang Bangun Instrumentasi Elektrokardiografi
Berbasis PC Menggunakan Sound Card. Universitas Negeri Medan :
Medan.
[16] McGraw-Hill., 2004, Bioelectricity and Its Measurement, Digital
Engineering Library, www.digitalengineeringlibrary.com
[17] Pan Jiapu, Tompkins Wilis J, 1985. A Real-Time QRS Detection Algorithm.
IEEE Transaction on Biomedical Engineering, Vol.BME-32 No. 2.
[18] Rosyadi, I., 2001, Perancangan Awal Elektrokardiograf Digital Berbasis
Komputer Cerdas, Skripsi Fakultas MIPA Universitas Airlangga :
Surabaya.
[19] Rusmawati, E., 2006, Universal Bio-Amplifier Berbasis Personal Computer
(PC) Bagian I, Tugas Akhir Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Airlangga, Surabaya.
[20] Saparudin, & Edvin. 2010. Identifikasi Kelainan Jantung Menggunakan Pola
Citra Digital Electrocardiogram. Jurnal Generic, Vol 5 No. 1, 25-30.
[21] Sergio, F., 1998, Design with Operational Amplifier and Analog Integrated
Circuit, Mc Graw-Hill, Electrical Engineering Service.
[22] Setiawan, A., 2010, Analisa Penentuan Aksis Jantung Sinyal EKG dengan
Program Delphi, Proposal Tugas Akhir Program Diploma IV Departemen
Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Surabaya Jurusan
Teknik Elektromedik.
[23] Setiawan, R., 2008, Teknik Akuisisi Data, Graha Ilmu: Yogyakarta.
[24] Suryani V, Rizal A. 2008. Grafik Pada Handphone Sebagai Value Added
Service dengan Menggunakan J2ME. Bandung.
[25] Thaler, M. S. 2000. Satu-satunya Buku EKG yang Anda Perlukan (2nd ed).
Jakarta. Hipokrates.
[26] Tsipouras, et.al. 2005. An Arrhythmia Classification system Base on the R-R
Interval Signal. Artificial Intelligence in Medicine, Vol. 33, page 237-250.
[27] Vahed, A., 2005, 3-Lead Wireless EKG Electronic Design Project Final
Report.
[28] Vena., 2010, Mengapa Potensial Membran Istirahat Ada yang Lebih Negatif
dan Ada yang Lebih Positif, Mengapa-potensial-membran-istirahat-
rmp.html.
[29] Widodo, A., 2009, Sistem Akuisisi EKG Menggunakan USB Untuk Deteksi
Aritmia, Proceedings Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI –
ITS.
[30] http://www.alldatasheet.com/