Abortus Ketik Cuy

  • Upload
    roby4

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

deftvgres

Citation preview

Sumber : Jones, Derek LLewwllyn. Dasar Dasar Obstetri & Ginekologi . Eds 6. Jakarta : Hipokrates, 2001.Abortus1. PengertianAbortus didefinisikan sebagai keluarnya janin sebelum mencapai Viabilitas. Karena definisi viabilitas berbeda beda di berbagai Negara, WHO merekomendasikan bahwa janin viabel apabila masa gestasi telah mencapai 22 minggu atau lebih, atau apabila berat janin 500 gr atau lebih. Karena istilah aborsi tidak membedakan abortus spontan dan abortus buatan, banyak ahli kebidanan menyebut aborsi spontan sebagai keguguran ( miscarriage ). Kebanyakan abortus terjadi secara alamiah ( atau diinduksi ) antara kehamilan minggu ke 6 dan ke 10.Data dari beberapa Negara memperkirakan bahwa antara 10 dan 15 persen kehamilan yang terdiagnosis secara klinis berakhir dengan abortus. Abortus lebih sering terjadi pada wanita berusia di atas 30 tahun dan meningkat pada usia di atas 35 tahun. Frekuensi meningkat bersamaan dengan meningkatnya angka graviditas : 6 persen kehamilan pertama dan kedua berakhir dengan abortus; angka ini meningkat menjadi 16 persen pada kehamilan ke 3 dan seterusnya.2. Etiologi Abortus SpontanPenyebab abortus adalah : Ovofetal IbuPada kehamilan minggu minggu pertama ( 0 10 minggu ) factor ovofetal bertanggung jawab atas sebagian besar abortus; pada kehamilan selanjutnya ( 11 22 minggu ) fakto ibu menjadi lebih umum.a) Factor OvofetalPemeriksaan janin dengan ultrasonografi dan selanjutnya pemeriksaan histologic menunjukkan bahwa pada 70 persen kasus, ovum yg telah dibuahi gagal berkembang dengan baik atau mengalami malformasi. Pada 40 persen dari kasus ini, kelainan kromosom mendasari terjadinya aborsi. Pada 20 persen abortus, trofoblas gagal mengadakan implantasi secara adekuat.b) Factor IbuPenyakit sistemik pada ibu, terutama infeksi bertanggung jawab terhadap 2 persen abortus. Sebanyak 8 persen berikutnyan berhubungan dengan kelainan uterus seperti kelainan kongenital, mioma uteri, terutama tumor submukosa atau inkompetensi servikal. Penyebab psikosomatik diduga merupakan penyebab abortus utama tetapi bukti sulit dievaluasi.3. Mekanisme Abortus Penyebab abortus yg paling dekat adalah pelepasan embrio parsial atau komplit akibar perdarahan kecil di dalam desidua. Ketika terjadi kegagalan fungsi plasenta, uterus mulai berkontraksi sehingga proses abortus mulai, jika terjadi sebelum minggu ke 8, embrio defektif yg tertutup vili dan desidua cenderung dikeluarkan dalam gumpalan ( yang disebut blighted ovum ), walaupun sedikit produk konsepsi dapat bertahan di dlm uterus maupun serviks. Perdarahan uterus terjadi sewaktu proses pengeluaran.Antara minggu ke 8 dan ke 14, mekanisme di atas dapat terjadi atau membrane ketuban dapat rupture sehingga mengeluarkan janin yg cacat tetapi gagal mengeluarkan plasenta. Plasenta ini dapat menonjol di ostium serviks eksterna atau tetap melekat pada dinding uterus. Tipe abortus ini dapat diikuti perdarahan yg banyak.Antara minggu ke 14 dan 22, janin biasanya di keluarakan dengan diikuti plasenta beberapa saat kemudian. Plasenta lebih jarang tertahan. Biasanya perdarahan tidak berat, tetapi rasa nyeri dapat hebat, sehingga menyerupai persalinan kecil Jelas dari uraian di atas bahwa abortus diikuti oleh perdarahan uterus dan nyeri, dengan intensitas bervariasi. Walaupun abortus merupakan penyebab perdarahan pervaginam pada kehamilan dini pada lebih dari 95 persen kasus, penyebab penyebab yg lebih jarang seperti kehamilan ektopik perdarahan serviks karena eversi epitelium atau polip endoserviks; mola hidatidosa dan jarang, karsinoma serviks harus disingkirkan.4. Jenis Jenis Abortus SpontanUntuk tujuan deskriptif, abortus dibagi sesuai dengan temuan temuan yg didapati dari pemeriksaan pertama kali, tetapi dari satu jenis abortus dapat berubah menjadi jenis lain jika proses abortus berlanjut. Jika abortus disertai infeksi, digunakan istilah abortus septic.Dikenal empat jenis abortus lainnya. Diagnosis abortus rekuren ditegakkan jika wanita tersebut telah mengalami tiga atau lebih abortus yg terdiagnosis. Missed abortion terjadi jika janin yg mati tertahan di dalam uterus selama beberapa waktu. Induced (therapeutic) abortion terjadi jika kehamilan diakhiri karena alas an medic yg sangat kuat. Illegal (criminal) abortion jika kehamilan diakhiri di luar ketentuan ketentuan medic di atas.a) Abortus IminensDiagnosis abortus iminens ditegakkan jika seorang wanita hamil mengalami perdarahan uterus dengan atau tanpa kontraksi uterus yg sakit; penyebab penyebab perdarahan pada kehamilan dini yg lain harus disingkirkan. Pemeriksaan Vagina ( atau pemeriksaan speculum vagina ) menunjukkan bahwa serviks tidak berdilatasi. Pemeriksaan dengan real-time ultrasound pada panggul akan menjelaskan diagnosis. Pemeriksaan ini mungkin menunjukkan : Ukuran kantong amnion normal dan jantung janin berdenyut. Kantong amnion kosong. Missed atau incomplete abortion Jika hanya didapati temuan pertama, diagnosis dapat dikonfirmasi. Temuan ultrasonografi juga memberikan informasi bahwa kehamilan akan berlanjut (pada 98 persen kasus), dan pasien dapat dihibur. Ia juga perlu diberi tahu bahwa kira kira 5 persen kasus, kehamilannya akan lebih singkat dan bayi lahir preterm.Penggunaan pemeriksaan ultrasound berarti bahwa perawatan abortus iminens telah berubah belakangan ini. Tidak lagi selalu harus dipaksakan wanita tersebut tetap beristirahat baring hingga perdarahan berhenti. Namun, jika ibu merasakan lebih nyaman beristirahat baring, ia boleh melakukannya. Sekarang telah diketahui bahwa obat obatan, hormone ( progesterone ) dan sedative tidak mempunyai efek kecuali sebagai plasebso, karena itu harus dihindarkan.