Upload
tara-mandiricha
View
218
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
huhuhuhuhu
Citation preview
ABORTUS
A. Definisi AbortusAbortus didefinisikan sebagai keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar
kandungan dengan berat badan kurang dari 1000gr atau umur kehamilan kurang dari 28
minggu (Manuaba, 1998 : 214).
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) atau sebelum
kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup
diluar kandungan (Sarwono, 2006).
B. Etiologi Abortus
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan abortus secara umum, antara lain :
1. Faktor janin
Faktor janin penyebab keguguran adalah kelainan genetik, dan ini terjadi pada 50-60%
kasus keguguran, faktor kelainan yang paling sering dijumpai pada abortus adalah
gangguan pertumbuhan zigot, embrio, janin atau plasenta.
2. Faktor ibua. Kelainan endoktrin
b. Faktor kekebalan
c. Kelemahan otot leher
d. Kelainan bentuk rahim
3. Faktor bapak
Kelainan kromosom dan infeksi sperma diduga dapat menyebabkan abortus.
4. Faktor genetik
a. Penyebab yang paling sering menimbulkan abortus spontan adalah abnormalitas
kromosom pada janin.
b. Abnormalitas genetik yang paling sering terjadi adalah aneuploidi (abnormalitas
komposisi kromosom) contohnya trisomi autosom yang menyebabkan lebih dari 50%
abortus spontan.
5. Faktor anatomi kogenital dan didapat pernah dilaporkan timbul pada 10-15% wanita
dengan abortus spontan yang rekuren; Lesi anatomi kogenital yaitu kelainan duktus
mullenian (uterus bersepta).
6. Pemeriksaan yang dapat dianjurkan kepada pasien ini adalah pemeriksaan USG dan
HSG. Dari pemeriksaan USG sekaligus juga dapat mengetahui adanya suatu mioma
terutama jenis submukosa.
7. Faktor endoktrin
a. Faktor endoktrin berpotensi menyebabkan aborsi pada sekitar 10-20% kasus
b. Insufisiensi fase luteal
c. Hipotiroidisme, hipoprolaktinemia, diabetes dan sindrom polikistik ovarium
merupakan faktor kontribusi pada keguguran
8. Kenaikan insiden abortus bisa disebabkan oleh hipertiroidismus, diabetes mellitus dan
defisisensi progesteron.
9. Faktor infeksi
a. Infeksi termasuk infeksi yang diakibatkan oleh TORC (Toksoplasma, Rubella,
Cytomegalovirus) dan malaria.
b. Infeksi intrauterin sering dihubungkan dengan abortus spontan berulang.
10. Faktor imunologi
Terdapat antibodikardiolipid yang mengakibatkan pembekuan darah dibelakang ari-ari
sehingga mengakibatkan kematian janin karena kurangnya aliran darah dari ari-ari
tersebut.
11. Penyakit-penyakit kronis yang melemahkan, pada awal kehamilan, penyakit-penyakit
kronis yang melemahkan keadaan ibu, misalnya penyakit tuberkulosis atau
karsinomatosis jarang menyebabkan abortus; sebaliknya pasien penyakit tersebut sering
meninggal dunia tanpa melahirkan.
12. Faktor nutrisi
Malnutrisi umum sangat berat memiliki kemungkinan paling besar menjadi predisposisi
abortus.
13. Obat-obat rekreasional dan toksin lingkungan, peranan penggunaan obat-obatan
rekreasional tertentu yang dianggap teratogenik harus dicari dan anamesa seperti
tembakau dn alkohol, yang berperan karena jika ada mungkin hal ini merupakan salah
satu yang berperan.
14. Faktor psikologis
Yang peka terhadap terjadinya abortus ialah wanita yang belum matang secara
emosional dan sangat penting dalam menyelamatkan kehamilan.
C. KlasifikasiAda empat jenis abortus, yaitu :
Abortus Imminens
Abortus Insipiens
Abortus Inkomplit
Abortus Komplit
D. Pengertian Abortus InkomplitAbortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus (Sarwono, 2002, hal.
307).
Abortus inkomplit adalah sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan tapi
biasanya plasenta masih tertinggal didalam uterus. (Rustam Mochtar, 1998, hlm. 219)
Abortus inkomplit adalah ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi
dari uterus sehingga sisanya memberikan gejala klinis (Manuaba, 1998 : 219)
E. Patofisiologi Abortus Inkomplit
Gejala awal yang di timbulkan terjadinya perdarahan dalam desidua basalis yang
diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas
sebagian atau seluruhnya, sehingga bagian yang terlepas ini merupakan benda asing
dalam uterus. Ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing
tersebut, oleh karena adanya kontraksi uterus maka akan memberi gejala umum berupa
nyeri perut karena kontraksi disertai perdarahan dan pengeluaran seluruh atau sebagian
hasil konsepsi.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan
seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua lebih dalam. Pada kehamilan
antara 8 – 14 minggu villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya
plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada
kehamilan ke 14 minggu yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul
beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas
dengan lengkap.
F. Tanda dan Gejala Abortus Inkomplit
Perdarahan bisa sedikit atau banyak dan bisa terdapat bekuan darah
Rasa mulas (kontraksi) tambah hebat
Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka
Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-
kadang sudah menonjol dari eksternum atau sebagian jaringan keluar
Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat menyebabkan
syok
G. Penanganan Abortus InkomplitDalam menghadapi kasus abortus inkomplit, bidan dapat berkonsultasi dengan dokter,
sehingga tidak merugikan pasien. Penatalaksanaan yang biasanya dilakukan pada kasus
abortus inkomplit, antara lain :
Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16 minggu,
evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk
mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan
berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau misoprostol 400 mcg per
oral.
Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16
minggu, evaluasi sisa hasil konsepsi dengan :
- Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih Evakuasi:
- dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual
- jika tidak tersedia.
- Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg
intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400
mcg per oral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).
Jika kehamilan lebih 16 minggu :
- Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam
fisiologik atau ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
- Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg).
Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan .