19
MAKNA SIMBOLIK SLAMETAN BERSIH DESA DI DESA SUMBERGONDO MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Apresiasi Budaya Jawa Dosen Pembimbing Wahyu Widodo, S.S Oleh Sonny Aliv Widayanto 125110500111051 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU BUDAYA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS JUNI 2013

ABJ

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ABJ

MAKNA SIMBOLIK SLAMETAN BERSIH DESA DI

DESA SUMBERGONDO

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Apresiasi Budaya Jawa

Dosen Pembimbing Wahyu Widodo, S.S

Oleh

Sonny Aliv Widayanto

125110500111051

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS

JUNI 2013

Page 2: ABJ

ABSTRAK

Slametan merupakan upacara yang diadakan untuk mengucapkan syukur

kepada Yang Maha Kuasa, salah satunya adalah slametan bersih desa.

Kebanyakan masyarakat saat ini, hanya melakukan bersih desa tanpa mengetahui

makna yang terkandung di dalamnya. Upacara bersih desa yang dilakukan di Desa

Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, 7 Juni 2012 lalu,

terdiri dari slametan dan arak tumpeng. Masing-masing acara memiliki makna

yang berbeda-beda. Pada upacara tersebut banyak sekali nilai-nilai kehidupan

yang dapat kita terapkan pada kehidupan kita,. Maka dari itu, akan sangat

disayangkan jika kita tidak mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam upacara

bersih desa di Desa Sumbergondo ini.

DAFTAR ISI

i

Page 3: ABJ

Abstrak....................................................................................................... i

Daftar Isi.................................................................................................... ii

Bab 1 Pendahuluan.................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 2

1.3 Tujuan.................................................................................................. 2

1.4 Objek Penelitian................................................................................... 2

Bab 2 Pembahasan..................................................................................... 3

2.1 Pengertian Bersih Desa........................................................................ 3

2.2 Makna Simbolik Upacara Bersih Desa di Desa Sumbergondo........... 6

Bab 3 Penutup............................................................................................ 10

3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 10

3.2 Saran.................................................................................................... 10

Daftar Rujukan........................................................................................... 11

ii

Page 4: ABJ

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah sebuah negara dengan keanekaragaman budaya yang

melimpah. Hampir setiap daerah memiliki budaya khas masing-masing. Di pulau

Jawa, salah satu budaya yang sangat dikenal adalah upacara adat slametan.

Slametan merupakan simbol rasa syukur manusia kepada Yang Maha

Kuasa atas segala yang telah diterimanya. Slametan tidak hanya burtujuan untuk

mengucapkan rasa syukur saja, tetapi juga sekaligus doa untuk mengharapkan

keselamatan dan ketentraman dalam hidup.

Sampai saat ini, slametan merupakan upacara yang masih sering

dilakukan. Tapi, banyak dari mereka yang melakukan upacara adat slametan

hanya iku-ikutan saja, tanpa memahami makna-makna sebenarnya yang

terkandung dalam slametan itu sendiri. Oleh karena itu, penulis mengambil tema

ini agar pembaca dapat memahami makna sebenarnya dari slametan

1.2 Rumusan Masalah

1

Page 5: ABJ

Apa pengertian bersih desa?

Bagaimana makna simbolik dari upacara bersih desa di Desa

Sumbergondo?

1.3 Tujuan

Mengetahui pengertian upacara bersih desa.

Mengetahui makna simbolik upacara bersih desa di Desa Sumbergondo.

1.4 Objek Penelitian

Video berjudul Selamatan Desa Sumbergondo dengan format WEBM

Video File. Berukuran 21.4 Mb denagn durasi 3:15 menit. Diunggah oleh

Newskotabatu pada 8 Juni 2011 di situs Youtube.

BAB 2

PEMBAHASAN

2

Page 6: ABJ

2.1 Pengertian Bersih Desa

Indonesia merupakan negara yang memiliki budaya yang beragam.

Hampir setiap wilayah di Indonesia memiliki budaya mereka sendiri-sendiri Pulau

Jawa adalah wilayah di Indonesia yang mempunyai beragam jenis budaya. Salah

satu jenis kebudayaan yang sampai saat ini masih dilakukan oleh masyarakat Jawa

adalah slametan.

Secara etimologis slametan berasal daribahasa Arab salamah (selamat,

bahagia, sentausa) yang diberi akhiran –an. Jadi, slametan dapat dimaknai sebagai

segala sesuatu yang dilakukuan untuk mendapatkan keselamatan dari berbagai

macam gangguan atau bahaya yang tidak diinginkan. Clifford Geertz (2201)

dalam bukunya yang berjudul Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa

mengatakan slamet berarti gak ana apa-apa atau tidak ada apa-apa.

Dalam bukunya, Geertz juga mengelompokkan slametan menjadi empat,

yaitu:

1. Yang berkaitan dengan siklus kehidupan: kelahiran, sunatan, perkawinan,

dan kematian.

2. Yang berkaitan dengan hari-hari besar Islam

3. Yang berkaitan dengan integrasi sosial desa, bersih desa.

4. Yang berkaitan dengan kejadian yang tidak bisa, seperti pindah rumah

mengubah nama, untuk perjalanan jauh, dan lain-lain.

Dalam makalah ini, penulis hanya akan menjelaskan pengertian bersih

desa saja, karena jika membahas jenis-jenis slametan yang lain akan melenceng

3

Page 7: ABJ

dari judul makalah.

Pada dasarnya, seperti jenis-jenis slametan yang lain, bersih desa juga

bertujuan untuk mewujudkan syukur kepada Yang Maha Kuasa. Upacara ini

biasanya diadakan satu tahun sekali untuk mensyukuri panen yang didapat di

tahun tersebut. Para warga mengucapkan rasa syukurnya atas hasil panen yang

diperoleh dan berharap agar panen tahun depan akan meningkat dan terindar dari

gangguan atau bahaya yang tidak diinginkan.

Menurut Endraswara (2006: 39) bersih desa dilakukan di berbagai daerah

di Jawa dengan nama dan cara yang berbeda-beda. Ada yang menyebut sedekah

desa, karena pada upacara tersebut diadakan sedekah massal. Ada juga yang

menyebut rasulan, karena dalam kenduriannya disajikan slametan rasulan (sega

gurih dan lauk ingkung ayam). Ada pula yang menyebutnya memetri desa, karena

dalam kegiatannya dilakukan pembenahan dan pemeliharaan desa. Walaupun

berbeda nama dan cara, bersih desa tetap merupakan perwujudan untuk mencari

keselamatan.

Upacara bersih desa ini sering dihubungkan dengan mitos Dewi Sri.

Dewi Sri merupakan dewa para petani, ia digambarkan sebagai gadis muda yang

cantik, ramping tetapi bertubuh sintal dan berisi. Ia berwajah putih dengan mata

tipis mennatap ke bawah dengan raut wajah yang anggun dan tenang, wajah khas

kecantikan alami gadis asli nusantara. Masyarakat beranggapan keberhasilan

panen mereka merupakan pemberian Dewi Sri yang selalu menjaga tanaman

mereka dari hama dan gangguannya.

Upacara ini juga menyatukan masyarakat, karena untuk mencapai

keberhasilan upacara dibutuhkan hubungan timbal balik antara masyarakat dan

4

Page 8: ABJ

upacara yang akan dilakukan serta unsur-unsur yang ada di dalamnya. Untuk itu,

interaksi sosial sangat diperlukan tidak hanya derngan satu dua orang saja, tapi

dengan orang banyak. Hal ini menunjukkan adanya kerja sama dan gotong royong

pada masyarakat. Berikut adalah nilai-nilai yang tertanam pada masyarakat saat

melakukan bersih desa:

1. Nilai kebersamaan/sosial, yaitu masyarakat secara bersama-sama

bekerja bakti membersihkan makam dan membuat umbul-umbul

sehingga kebersamaan antar mereka tetap terjalin dengan baik.

2. Nilai religi, yaitu hubungan manusia dengan TUhan dapat terjalin dengan

baik jika mereka menjalankan agama dan tradisi upacara bersih desa

setiap tahunnya.

3. Nilai keamanan, yaitu masyarakat bisa terbebas dari pagebluk dan

seluruh desa akan merasa aman.

4. Nilai ekonomi, yaitu dengan tetap melaksanakan upacara masyarakat

akan lebih mudah dan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, serta hasil

penen akan meningkat di tahun depan.

2.2 Makna Simbolik Upacara Bersih Desa di Desa Sumbergondo

Sumbergondo adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan BUmiaji, Kota

Batu, Jawa Timur. Desa ini berluaskan 578 hektar dengan mayoritas penduduknya

5

Page 9: ABJ

berprofesi sebagai petani. Berdasarkan data tahun 2011, penduduk Desa

Sumbergondo ini berjumlah sekitar 400 jiwa.

Slametan bersih desa di Desa Sumbergondo ini dilaksanakan pada Senin,

7 Juni 2011. Upacara ini terdiri dari beberapa acara. Penulis akan berusaha

menganalisis ini makna simbolik yang terkandung dalam upacara tersebut.

Seperti yang disebutkan narrator dalam video, upacara hari pertama

diawali dengan melakukan ritual slametan di beberapa tempat yang dianggap

membawa berkah, seperti sumber, masjid, sungai, serta area punden (makam

leluhur). Lalu dilanjutkan upacara hari kedua, yaitu diadakannya arak tumpeng

dan karnaval yang melintasi seluruh ruas jalan di desa maupun dusun di Desa

Sumbergondo.

Pertama, penulis akan mengupas makna dari upacara slametan pada hari

pertama, yaitu dilakukannya upacara slametan dibeberapa tempat yang dianggap

membawa berkah atau tempat-tempat keramat. Hampir semua masyarakat Jawa

mempercayai adanya makhluk halus, setan, roh-roh penjaga/penunggu, atau

kekuatan supranatural. Mereka juga yakin bahwa roh-roh ini “meninggali”

tempet-tempat seperti sumber, pohon besar, atau tempat lain yang diyakini sebagai

tempat ritual zaman dulu. Masyarakat percaya bahwa rooh-roh inilah yang

memberikan kesejahteraan bagi mereka dan untuk menghormati atau

berterimakasih kepada para roh tersebu tdengan mengadakan slametan.

Dari penjelasan sebelumnya, dapat diartikan masyarakat tidak hanya

bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan saja, tetapi juga makhluk-makhluk

halus. Berikut pendapat Pemberton (2004) yang dikutip Purnomo (2012) untuk

6

Page 10: ABJ

mendukund penjelasan di atas:

“… di sini makhluk-makhluk halus yang menjaga desa

disebut-sebut dalam posisi marginal disbanding Tuhan

yang merupakan fokus pusat dari rasa terima kasih

untuk kemakmuran yang di ekspresikan dalam istilah-

istilah perlambangan memalui pembuatan makana-

makanan ritual meski sedang mengalami bencana

kekeringan yang meluas … namun, prtaktik kuno itu

kemudian dipengaruhi oleh Islam-Jawa yang marasuk

dalam segala aspek kehidupan. Perayaan ini

berpedoman pada penaggalan rembulan Islam-Jwa

yang memiliki banyak keragaman dan terkesan

idiosinkretik …”

Acara ini bermaksud untuk mendekatkan kembali antar dunia manusia

dengan dunia roh, khususnya roh-roh penunggu desa.

Selanjutnya pada acara hari kedua, yaitu karnaval dan arak tumpeng yang

melewati seluruh ruas jalan di desa. Dalam acara tersebut RT atau RW

mengirimkan perwakilan merekan masing-masing. Warga tidak hanya

menampilkan tumpeng saja, tetapi juga menampilkan berbagai kesenian

tradisinal,, seperti jaran kepang, reog Ponorogo, sanduk, bantengan, terbang jidor,

serta penampilan unik, menarik dan kreatif lainnya.

Di sini, penulis membatasi penjelasan makna simbolik pada tumpeng

yang diarak keliling desa saja, karena jika dijelaskan satu-persatu akan sangat

panjang.

7

Page 11: ABJ

Masyarakat Jawa sangat menghargai alam di sekitarnya, mereka sadar

bahwa kehidpan mereka bergantung pada alam sekitarnya. Penempatan dan

pemilihan sayuran dan lauk pauk dalam tumpeng didasari pada pengetahuan dan

hubungan mereka dengan alam. Nasi yang berbentuk kerucut berada di tengah-

tengah dan bermacam-macam sayuran dan lauk pauk diletakkan di sekeliling

kerucut tersebut. Nasi, sayuran, dan lauk pauk seperti ini diartikan sebagai gunung

dan tanah yang subur. Tanah di sekeliling gunung dipenuhi dengan berbagai

macam sayuran dan lauk pauk yang menandakan sayuran dan lauk pauk itu

semuanya berasal dari alam, hasil tanah. Ini berarti gunung merupakan sumber

dari segala kehidupan disekitarnya. Penjelasan Zulaica (2013) berikut merupakan

makna lain dari bentuk tumpeng:

“… gunung merupakan tempat yang sakral karena

diyakini memiliki kaitan yang erat dengan langit dan

surga. Bentuk tumpeng yang seperti gunung dalam

tradisi Jawa memiliki makna mau menempatkan Allah

pada posisi puncak, tertinggi, yang menguasai alam dan

manusia. Bentuk ini juga mau menggambarkan bahwa

Allah itu awal dan akhir, orang Jawa biasa menyebut-

Nya dengan Sang Sangkan Paraning Dumadi artinya

bahwa Allah adalah asal segala ciptaan dan tujuan akhir

dari segala ciptaan. Tumpeng yang digunakan sebagai

simbolisai dari sifat alam dan manusia yang berasal dari

Tuhan dan akan kembali kepada-Nya. Bentuk tumpeng

juga seperti tangan terkatup, sama seperti saat

seseorang menyembah. Hal ini juga mau

menggambarkan bahwa Allah patut disembah dan

dimuliakan. Bentuk menggunung nasi tumpeng juga

dipercaya mengandung harapan agar hidup kita

semakin naik dan beroleh kesejahteraan yang tinggi.”

Berikut akan dijelaskan makna dari bahan-bahan yang ada

8

Page 12: ABJ

pada tumpeng:

1. Nasi berwarna kuning

Melambangkan kesejahteraan, kekayaan, atau rejeki yang melimpah.

2. Ikan lele

Melambangkan katabahan dan keuletan dalam hidup.

3. Ayam

Melambangkan ketenangan hati, mengendalikan diri, dan sabar.

4. Telur rebus

Melambangkan perencanaan dalam hidup.

5. Bayam

Melambangkan kehidupan yang aman dan tentram.

6. Kangkung

Melambangkan teguh ulet dan pantang menyerah

7. Urap

Malambangkan kahidupan yang mampu manghidupi dan menafkahi

keluarga.

8. Ikan Teri

Melambangkan kerukunan dan kerja sama antar sesama.

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Upacara slametan bersih desa merupakan upacara untuk mewujudkan

9

Page 13: ABJ

rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas panen yang didapat. Upacara ini

mengandung nilai-nilai, seperti nilai kebersamaan/sosial, menyatukan masyarakat;

nilai religi, mendekatkat diri dengan tuhan; nilai keamanan, terhindar dari bahaya

yang tidak diinginkan; dan nilai ekonomi, meningkatkan panen di tahun

berikutnya.

Upacara bersih desa di Desa Sumbergondo terdiri dari dua acara. Kedua-

duanya memiliki makna masing-masing. Yang pertama adalah slametan di tempat-

tempat yang membawa berkah. Slametan ini bermakna untuk menghargai,

menghormati, dan mendekatkan diri kepada para leluhur. Lalu yang kedua, sebuah

tumpeng yang bermakna semua sumber kehidupan di skeitar gunung bersumber

dari gunung itu sendiri. Hal ini mengajarkan kita untuk menghagai alam di sekitar

kita.

3.2 Saran

Upacara tradisonal seperti upacara slametan bersih desa ini mengandung

banyak sekali nilai-nilai kehidupan yang dapat kita terapkan dalam hidup kita.

Untuk kedepannya kmasyarakat lebih mendalami makna yang ada dalam upacara

adat seperti ini, karena akan sangat disayangkan jika kita hanya melakukan

upacara ini tanpa memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

DAFTAR RUJUKAN

_______. 2012. Makna Simbolis di Balik Nasi Tumpeng dan Lauk Pauknya dalam

Kenduri. (http://mengenalbudayajawa.blogspot.com/2012/12/makna-simbo

lis-di-balik-nasi-tumpeng.html), diakses pada 12 Juni 2013.

10

Page 14: ABJ

Gondo, Mbah. 2011. Gebyar Seni dan Pesta Rakyat Desa Sumbergondo.

(http://infosumbergondo.blogspot.com/2011/06/gebyar-seni-dan-pesta-

rakyat-desa.html), diakses pada 21 Mei 2013.

Purnomo, Afrianto Budi. 2012. Mitos dan Ritual dalam Upacara Bersih Desa.

(http://bawele.blogspot.com/2012/05/mitos-dan-ritual-dalam-upacara-

bersih.html), diakses pada 21 Mei 2013.

Tim Penyusun. 2006. Kejawen Jurnal Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Penerbit

Narasi.

Wallpaper. 2011. Upacara Adat Bersih Desa sebagai Tradisi Turun Temurun.

(http://pustaka-makalah.blogspot.com/2011/03/upacara-adat-bersih-desa-

sebagai.html), diakses pada 21 Mei 2013.

Zulaica, Ari. 2013. Makna Simbolis Nasi Tumpeng. (http://ari_zulaicha-fisip12.

web.unair.ac.id/artikel_detail-72804-Indonesia-Makna%20Simbolis

%20Nasi%20Tumpeng.html), diakses pada 12 Juni 2013.

11