Abdominal Trauma Ghea

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    1/48

    ABDOMINAL TRAUMA

    Gheanita Ariasthapuri

    11-2012-097

    RSU Bethesda Lempuyangwangi

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    2/48

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    3/48

    Anatomi Abdomen

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    4/48

    ORGAN-ORGAN ABDOMEN

    Solid

    Berongga

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    5/48

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    6/48

    JENIS-JENIS TRAUMA ABDOMEN

    Blunt Trauma (Trauma Tumpul)

    Penetration Trauma (Trauma Tembus)

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    7/48

    BluntTraum

    alimpa (40%), hati (35%), hematom (15%)

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    8/48

    Trauma tumpul meliputi :benturan langsung

    hancur (crash)Pukulan

    Kompresi

    deselerasi

    Counter coup, yaitu trauma tumpul yang berat, tidak ada

    luka di luar, tapi ada jejas organ di visera akibat desakan

    luka atau organ viscera

    Cedera struktur intraabdomen dapat diklasifikasikan ke

    dalam 2 mekanisme utama, yaitu :

    1. tenaga kompresi

    2. tenaga deselerasi

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    9/48

    TENAGA KOMPRESI (COMPRESSION OR

    CONCUSSIVE FORCES)

    Berupa hantaman langsung atau kompresi

    eksternal terhadap organ yang terfiksasi. Hal

    yang sering terjadi hantaman menyebabkan

    sobek dan hematom subkapsular pada organ

    padat visera.

    Hantaman juga dapat menyebabkan

    peningkatan tekanan intralumen pada organ

    berongga dan menyebabkan ruptur.

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    10/48

    TRAUMA TUMPUL AKIBAT HANTAMAN

    SECARA UMUM DIBAGI KE DALAM 3

    MEKANISME

    1. tenaga deselerasi hantaman pergerakan yang berbeda arah 

    dari struktur tubuh yang permanen. Akibatnya, kekuatan hantaman

    menyebabkan organ viseral yang padat serta vaskularisasi abdomen

    menjadiruptur,terutama yang berada di daerah hantaman.

    2. ketikaisi dari intra abdomen terhimpit antara dinding depan

    abdomen dan kolumna vertebralis. Hal ini dapat merusak organ-

    organ padat visera seperti hepar, limpa dan ginjal.

    3. kekuatan kompresi eksternal yang mengakibatkan

    peningkatan tekanan intra abdomen secara mendadak dan

    mencapai puncaknya ketika terjadi ruptur organ.

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    11/48

    PENETRA

    TING

    TRAUMA Luka tusuk• Hati (40%)• Usus kecil

    (30%)• Diafragma

    (20%)• Usus besar

    (15%)

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    12/48

     Luka tusuk• Hati (40%)•

    Usus kecil(30%)• Diafragma

    (20%)• Usus besar

    (15%)

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    13/48

     Luka tembak – temporary cavitation

      usus kecil (50%)  usus besar (40%)

      hepar (30%)

      vaskuler (25%)

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    14/48

    PENILAIAN (DIAGNOSIS)

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    15/48

    PEMERIKSAAN AWAL

    Setelah survey primer dan resusitasi dilakukan,

    fokus dilakukan pada survey sekunder

    abdomen.

    Untuk cidera yang mengancam jiwa yang

    membutuhkan pembedahan segera, survei

    sekunder yang komprehensif dapat ditunda

    sampai kondisi pasien stabil.

    Pada akhir pemeriksaan awal dilihat kembali

    luka-luka ringan pada penderita. Banyak cedera

    yang samar dan baru muncul gejala kemudian.

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    16/48

     A. Riwayat Trauma

    B. Pemeriksaan Fisik meliputi : Inspeksi  Auskultasi Perkusi Palpasi

    Evaluasi luka Pemeriksaan lokal luka tusuk Menilai stabilitas pelvis Pemeriksaan penis, perineal dan rektal Pemeriksaan vagina Pemeriksaan pantat/ gluteal

    C. Pemasangan kateter meliputi :

      1. Gastric Tube

      2. Kateterisasi Kandung Kemih

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    17/48

    D. Pengambilan Contoh Darah dan Urin

    E. Pemeriksaan Rontgen meliputi :

    1. Pemeriksaan rontgen untuk trauma tumpul

    2. Skrining pemeriksaan rontgen untuk trauma

    tembus

    3. Studi kontras terdiri dari :

    - Uretrografi

    - Sistografi- IVP

    - Gastro intestinal

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    18/48

    INSPEKSI

    Pemeriksaan abdomen tanda-tanda eksternal dari cedera. Perlu

    diperhatikan adanya area yang abrasi dan/ekimosis.

    Catat pola cedera yang potensial untuk trauma intra abdomen

    (seperti abrasi karena sabuk pengaman, hantaman dengan papankemudi-yang membentuk contusio). Pada banyak penelitian, tanda

    (bekas) sabuk pengamanruptur usus halus dan peningkatan

    insidensi cidera intra abdomen.

    Observasi pola pernafasan karena pernafasan perut dapatmengindikasikan cedera medulla spinalis. Perhatikan distensi

    abdomen, yang kemungkinan berhubungan dengan

    pneumoperitoneum, dilatasi gastrik, atau ileus yang diakibatkan

    iritasi peritoneal.

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    19/48

    Cullen sign (ekimosis periumbilikal) menandakanadanya perdarahan peritoneal, namun gejala ini

    biasanya muncul dalam beberapa jam sampai hari.

    Memar dan edema panggul meningkatkan kecurigaan

    adanya cedera retroperitoneal. (dapat terjadi pada

    Pankreatitis)

    • Inspeksi genital dan perineum dilakukan untuk

    melihat cedera jaringan lunak, perdarahan, dan

    hematom.

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    20/48

     AUSKULTASI

    Bising pada abdomen menandakan adanya

    penyakit vaskular atau fistula arteriovenosa

    traumatik.

    Suara usus pada rongga thoraks menandakan

    adanya cedera diafragmatika.

    Selama auskultasi, palpasi perlahan dinding

    abdomen dan perhatikan reaksinya.

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    21/48

    PALPASIPalpasi menilai respon pasien. Perhatikan massa

    abnormal, dan nyeri tekan

    Konsistensi yang lunak dan terasa penuh dapat

    mengindikasikan perdarahan intraabdomen.

    Krepitasi atau ketidakstabilan kavum thoraks bagian

    bawah dapat menjadi tanda potensial untuk cidera

    limpa atau hati yang berhubungan dengan cederatulang rusuk.

    survey tersier pada trauma dapat mendeteksi 56%

    cidera yang terlewatkan selama penilaian awal dalam

    24 jam pertama.

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    22/48

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    23/48

    Pemeriksaan sensori pada thorak dan abdomen

    dilakukan untuk evaluasi adanya cedera medulla

    spinalis. Cedera medulla spinalis bisa berhubungan

    dengan penurunan atau bahkan tidak adanya persepsi

    nyeri abdomen pada pasien.

    Distensi abdomen dapat merupakan hasil dari dilatasi

    gastrik sekunder karena bantuan ventilasi atau terlalu

    banyak udara.

    Tanda peritonitits segera setelah cedera menandakan

    adanya kebocoran isi usus.

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    24/48

    PERKUSI

    Nyeri pada perkusi merupakan tanda peritoneal

    Nyeri pada perkusi membutuhkan evaluasi lebih

    lanjut dan kemungkinan besar konsultasipembedahan.

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    25/48

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan darah lengkap

    Pasien pendarahan mengeluarkan darah lengkap

    hingga volume darah tergantikan dengan cairan

    kristaloid atau efek hormonal (sepertiadrenocorticotropic hormone [ACTH], aldosteron,

    antidiuretic hormone [ADH]) dan muncul pengisian

    ulang transkapiler, anemia masih dapat meningkat.

    Berikan transfusi pada pasien dengan kadarhematokrit yang relatif normal (>30%) tapi memiliki

    bukti klinis syok, cidera berat (seperti fraktur pelvis

    terbuka), atau kehilangan darah yang signifikan.

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    26/48

    Tes Fungsi Hati

    Tes fungsi hati pada pasien dengan trauma abdomen

    penting dilakukan, namun temuan peningkatan hasil

    bisa dipengaruhi oleh beberapa alasan (contohnyapenggunaan alkohol). Sebuah penelitian

    menunjukkan bahwa kadar aspartate

    aminotransferase (AST) atau alanine

    aminotransferase (ALT) meningkat lebih dari 130 U

    pada koresponden dengan cedera hepar yangsignifikan. Kadar Lactate Dehydrogenase (LDH) dan

    bilirubin tidak spesifik menjadi indikator trauma

    hepar.

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    27/48

    Pengukuran Amilase

    Penentuan amylase awal pada beberapa penelitian

    menunjukkan tidak sensitif dan tidak spesifik untuk cidera

    pankreas. Namun, peningkatan abnormal kadar amylase

    3-6 jam setelah trauma memiliki keakuratan yang cukup

    besar.

    Meskipun beberapa cedera pankreas dapat terlewat dengan

    pemeriksaan CT scan segera setelah trauma, semua dapatteridentifikasi jika scan diulang 36-48 jam. Peningkatan

    amylase atau lipase dapat terjadi akibat iskemik pancreas

    akibat hipotensi sistemik yang menyertai syok.

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    28/48

    Urinalisis

    Indikasi untuk urinalisis termasuk trauma

    signifikan pada abdomen dan atau panggul,

    gross hematuria, mikroskopik hematuria dengan

    hipotensi, dan mekanisme deselerasi yang

    signifikan. Gross hematuri merupakan indikasi

    untuk dilakukannya cystografi dan IVP atau CT

    scan abdomen dengan kontras.

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    29/48

    Penilaian gas darah arteri (ABG)

    Kadar ABG dapat menjadi informasi penting pada pasien

    dengan trauma mayor. Informasi penting sekitar oksigenasi

    (PO2, SaO2) dan ventilasi (PCO2) dapat digunakan untuk

    menilai pasien dengan kecurigaan asidosis metabolic hasil

    dari asidosis laktat yang menyertai syok.

    Defisit kadar basa sedang (>-5 mEq) merupakan indikasi

    untuk resusitasi dan penentuan etiologi. Usaha untukmeningkatkan pengantaran oksigen sistemik dengan

    memastikan SaO2 yang adekuat (>90%) dan pemberian

    volume cairan resusitasi dengan cairan kristaloid, dan jika

    diindikasikan, dengan darah.

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    30/48

    PEMERIKSAAN RADIOLOGI

    Penilaian awal paling penting pada pasien

    dengan trauma abdomen adalah penilaian

    stabilitas hemodinamik. Pada pasien dengan

    hemodinamik yang tidak stabil, evaluasi cepat

    harus dibuat untuk melihat adanyahemoperitoneum.

    Hal ini dapat dapat dilakukan dengan FAST

    (Focused Abdominal Sonogram for Trauma) scan.

    Foto Polos 3 Posisi

    Mencari udara bebas intraperitoneum untuk

    melihat perforasi usus.

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    31/48

    USG

    Ultrasonografi dengan focused abdominal

    sonogram for trauma (FAST) sudah digunakan

    untuk mengevaluasi pasien trauma lebih dari 10

    tahun di Eropa. Akurasi diagnostik FAST secara

    umum sama dengan diagnostic peritoneal lavage(DPL). Penelitian di Amerika dalam beberapa

    tahun terakhir menunjukkan FAST sebagai

    pendekatan noninvasif untuk evaluasi cepat

    hemoperitoneum

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    32/48

    CT Scan

    CT scan banyak mendukung gambaran detail patologi

    trauma dan memberi penunjuk dalam intervensi operatif

    dan CT scan dapat menentukan sumber perdarahan .

    Cidera pankreas dapat terlewatkan dengan pemeriksaanawal CT scan, tapi secara umum dapat ditemukan pada

    pemeriksaan follow up yang dilakukan pada pasien

    resiko tinggi.

    Keuntungan utama CT scan adalah tingginya spesifitasdan penggunaan sebagai petunjuk manajemen

    nonoperatif pada cidera organ padat

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    33/48

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    34/48

    Diagnostik Khusus dalam Trauma

    Tumpul1. Drainage Peritoneal Lavage

    Indikasi :

    - Nyeri abdomen ( undiscribe )- Trauma bagian bawah dada

    - Hipotensi, Hmt turun

    - Gangguan kesadaran

    - Cedera medula spinalis

    - Patah tulang pelvis

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    35/48

    DIAGNOSTIC PERITONEAL LAVAGE

    (DPL)

    Diagnostic peritoneal lavage (DPL)

    digunakan sebagai metode cepat

    untuk menentukan adanya

    perdarahan intraabdomen.

    DPL terutama berguna jika riwayat

    dan pemeriksaan abdomen

    menunjukkan ketidakstabilan dan

    cidera multisistem atau tidak jelas.

    DPL juga berguna untuk pasien

    dimana pemeriksaan abdomen lebih

    lanjut tidak dapat dilakukan .

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    36/48

    DIAGNOSTIC PERITONEAL LAVAGE

    (DPL)

    Indikasi dilakukannya DPL pada trauma dimana:

    a. Pasien dengan cedera medulla spinalis

    b. Cedera multipel dan syok yang tidak bisa

    dijelaskan

    c. Pasien dengan cedera abdomend. Pasien intoksikasi dimana ada kecenderungan

    cedera abdomen

    e. Pasien dengan resiko cedera intra abdomen

    dimana dibutuhkan anestesi yang lebih panjanguntuk prosedur yang lain.

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    37/48

    DIAGNOSTIC PERITONEAL LAVAGE

    (DPL)

    Kontraindikasi absolute untuk DPL adalah

    kebutuhan untuk laparotomi yang nyata.

    Kontraindikasi relatif termasuk obesitas morbid,

    riwayat pembedahan abdomen multipel, dan

    kehamilan

    - Hamil

    - Pernah operasi abdominal

    - Operator tidak berpengalaman

    - Hasil tidak merubah penatalaksaan

    Tes positif >100.000 AE/mm³, > 500 AL/mm³ ataupewarnaan Gram yg positif.

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    38/48

    DPL

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    39/48

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    40/48

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    41/48

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    42/48

    GEJALA KLINIS TRAUMA ABDOMEN

    Pecahnya organ solid :

    Gejala perdarahan secara umum

    Gejala adanya darah intra abdominal

    Pecahnya Organ Berongga

    Tanda-tanda peritonitis :

    a. Nyeri seluruh perutb. Bising usus hilang

    c. Nyeri lepas tekan

    d. Defans muskuler

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    43/48

    PENATALAKSANAANTRAUMA ABDOMEN

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    44/48

    Tatalaksana inisiasi :

    Fokus penatalaksanaan sebelum di rumah sakit pada penilaiandan penangangan masalah yang mengancam nyawa, termasuk

    inisiasi resusitasi dan transport ke rumah sakit terdekat.

    Penggunaan intubasi endotrakeal untuk membebaskan jalan nafas

    pada pasien yang tidak mampu mempertahankan jalan nafas atau

    yang berpotensial terjadinya gangguan pada jalan nafas.

    Perdarahan eksternal jarang dihubungkan dengan trauma tumpul

    abdomen. Jika ada, kontrol perdarahan dengan tekanan langsung.

    Perhatikan tanda-tanda kurangnya perfusi sistemik. Inisiasi

    resusitasi cairan dengan cairan kristaloid.

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    45/48

    Tatalaksana Bedah

    Indikasi dilakukan laparotomi diantaranya tandaperitonitis, perdarahan atau syok yang tidak terkontrol,

    penurunan secara klinis selama observasi, ditemukannya

    hemoperitoneum setelah pemeriksaan DPL.

    Ketika sudah ada indikasi untuk dilakukan laparotomi,

    antibiotik spektrum luas diberikan. Ketika abdomen dibuka,

    kontrol perdarahan dilakukan dengan mengeluarkan darah

    dan bekuan darah, dan mengklem pembuluh darah.

    Setelah intra abdomen diperbaiki dan perdarahan

    dikontrol,eksplorasi abdomen dilakukan untuk

    mengevaluasi seluruh lapangan abdomen.

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    46/48

    INDIKASI LAPAROTOMI PADA DEWASA

    Berdasarkan Evaluasi Abdomen

    1. DPL positif atau USG

    2. Hipotensi berulang

    3. Peritonitis dini atau menyusul

    4. Hipotensi dengan luka tembus

    5. Perdarahan gaster, dubur atau genitourinary akibat luka tembus

    6. Luka tembak melintas rongga peritoneum

    7. Eviserasi

    Berdasarkan Pemeriksaan Rontgen :

    8. Udara bebas, udara retroperitoneum, atau udara hemidiafragma

    9. CT dengan cedera organ visceral.

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    47/48

    SPECIAL CASE

     Viscera keluar : tutup dengan gaas steril lembab(beri NaCl)

    Benda yang menancap jangan dicabut

  • 8/18/2019 Abdominal Trauma Ghea

    48/48

     RUPTUR URETRA :

     -Perdarahan lewat oue

     - Hematoma scrotum dan atau

    perineum

     

    “ Tidak boleh dipasang kateter ”