13
Teknika Kapal Penangkap Ikan 87 BAB 6 MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DI K APAL Penyelamatan jiwa manusia di laut merupakan suatu pe ngetah uan praktis pelaut yang menyangkut bagaimana cara menyelamatkan diri maupun orang lain dalam keadaan darurat di laut, akibat kecelakaan seperti terbakar, tubrukan, kandas, bocor dan tenggelam. Bahaya tersebut dapat setiap saat menimpa para pelaut yang sedang  berlayar atau orang-orang yang sedang di atas kapal. Didalam p roses penyelamatan ini baik para penolong maupun yang ditolong harus memahami tentang : 1. Cara menggunakan alat-alat penolong yang ada di kapal dan teknik  pelaksanaannya. 2. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan sebelum dan setelah terjun dari kapal ke laut. 3. Tindakan-tindakan selama terapung dan bertahan di laut. 4. Tindakan-tindakan pada waktu naik sekoci/rakit penolong. 5. Semua tindakan ini dimaksudkan agar setiap orang dalam keadaan bahaya atau darurat dapat : 6. Menolong dirinya sendiri maupun orang lain secara cepat dan tepat, baik pada waktu terjun ke laut maupun waktu bertahan/ terapung di laut. 7. Menolong orang lain pada waktu naik ke sekoci atau rakit penolong sebelum  pertolongan datang . Penyelamatan jiwa manusia menyangkut berbagai aspek, antara lain yang utama adalah kewajiban dan tanggungjawab memberi pertolongan kepada orang-orang yang berada dalam keadaan bahaya. 6.1. Prosedur Penyelamatan Diri Dalam mempertahankan hidup selama berada di laut pada saat terjadi kecelakaan,  beberapa tindakan yang sangat penting untuk diketahui serta dipahami adalah sebagai berikut: 1. Sebagai modal utama adalah suatu kemauan dan kekuatan untuk hidup. 2. Menghemat energi atau tenaga sewaktu mengapung di air. 3. Menggunakan semua peralatan penolong/penyelamat yang ada di kapal dan yang mungkin ditemukan selama berada/mengapung di laut. 4. Menggunakan peralatan penolong/penyelamat sesuai petu njuk. 5. Melakukan penghematan dalam penggunaan air minum yang ada dan tidak minum air laut. 6. Tidak makan yang berprotein karena akan menambah kebutuhan akan air. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses penyelamatan jiwa manusia di laut, selain perlunya suatu peraturan terhadap peralatan penyelamat atau penolong

Abandon Ship.pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Cara meninggalkan Kapal

Citation preview

  • Teknika Kapal Penangkap Ikan

    87

    BAB 6

    MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DI KAPAL

    Penyelamatan jiwa manusia di laut merupakan suatu pengetahuan praktis pelaut yang menyangkut bagaimana cara menyelamatkan diri maupun orang lain dalam keadaan darurat di laut, akibat kecelakaan seperti terbakar, tubrukan, kandas, bocor dan tenggelam. Bahaya tersebut dapat setiap saat menimpa para pelaut yang sedang berlayar atau orang-orang yang sedang di atas kapal. Didalam proses penyelamatan ini baik para penolong maupun yang ditolong harus memahami tentang :

    1. Cara menggunakan alat-alat penolong yang ada di kapal dan teknik pelaksanaannya.

    2. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan sebelum dan setelah terjun dari kapal ke laut.

    3. Tindakan-tindakan selama terapung dan bertahan di laut.

    4. Tindakan-tindakan pada waktu naik sekoci/rakit penolong.

    5. Semua tindakan ini dimaksudkan agar setiap orang dalam keadaan bahaya atau darurat dapat :

    6. Menolong dirinya sendiri maupun orang lain secara cepat dan tepat, baik pada waktu terjun ke laut maupun waktu bertahan/terapung di laut.

    7. Menolong orang lain pada waktu naik ke sekoci atau rakit penolong sebelum pertolongan datang.

    Penyelamatan jiwa manusia menyangkut berbagai aspek, antara lain yang utama adalah kewajiban dan tanggungjawab memberi pertolongan kepada orang-orang yang berada dalam keadaan bahaya.

    6.1. Prosedur Penyelamatan Diri

    Dalam mempertahankan hidup selama berada di laut pada saat terjadi kecelakaan, beberapa tindakan yang sangat penting untuk diketahui serta dipahami adalah sebagai berikut:

    1. Sebagai modal utama adalah suatu kemauan dan kekuatan untuk hidup.

    2. Menghemat energi atau tenaga sewaktu mengapung di air.

    3. Menggunakan semua peralatan penolong/penyelamat yang ada di kapal dan yang mungkin ditemukan selama berada/mengapung di laut.

    4. Menggunakan peralatan penolong/penyelamat sesuai petunjuk.

    5. Melakukan penghematan dalam penggunaan air minum yang ada dan tidak minum air laut.

    6. Tidak makan yang berprotein karena akan menambah kebutuhan akan air.

    Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses penyelamatan jiwa manusia di laut, selain perlunya suatu peraturan terhadap peralatan penyelamat atau penolong

  • Teknika Kapal Penangkap Ikan

    88

    juga dibutuhkan kesiapan personil awak kapal dalam keadaan darurat. Untuk itu diperlukan pelatihan seperti yang tertera pada peraturan internasional STCW 78 Amandemen 95 Peraturan VI-1. dalam STCW 78/95, selain diperlukan latihan darat perlu latihan secara periodik dan sungguh-sungguh tentang teknik penyelamatan manusia di laut.

    Dalam keadaan darurat setelah mendengar isyarat meninggalkan kapal (abandon ship) yang terdiri 7 atau lebih peluit pendek yang diikuti 1 peluit panjang menggunakan suling kapal dan berbagai tambahannya, maka semua orang di atas kapal harus menggunakan pakaian hangat atau baju cebur dan baju renang. Kemudian menuju ke stasiun sekoci penolong masing-masing.

    Anak buah kapal melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan sijil keadaan darurat, awak kapal menyiapkan sekoci penolong dan perlengkapan radio sesuai dengan prosedur yang berlaku. Salah satu kegiatan utama adalah menghidupkan mesin sekoci dan memasang perlengkapan radio darurat .

    6.1.1. Bahaya-Bahaya Penyelamatan Diri di Laut

    Ada beberapa bahaya yang berpengaruh pada manusia apabila mengatasi situasi dan kondisi darurat antara lain :

    6.1.1.1. Kepanasan

    1. Pada dasarnya panas badan manusia adalah 97,86 0 F

    2. Perubahan tempratur + 20 F yang disebabkan oleh sengatan matahari dapat mempengaruhi daya pikir manusia

    3. Penambahan tempratur 60 - 80 F dari suhu normal dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan hal-hal fatal bagi tubuh manusia

    4. Lemah adalah gejala yang jelas dari kepanasan. Biasanya tubuh manusia dapat menyesuaikan diri dari cuaca panas antara 2 - 7 hari.

    5. Cara menetralkan tubuh dari sengatan matahari adalah usahakan berteduh dengan membuat perlindungan sehingga dapat mengurangi pengaruh panas sinar matahari.

    6.1.1.2. Kedinginan

    Pada umumnya kedinginan menyebabkan kehilangan kepekaan syaraf, rasa ngantuk dan kehilangan gairah kerja. Cara mengurangi rasa dingin dengan mengeringkan pakaian yang basah kemudian baru kenakan kembali.

    6.1.1.3. Mabuk Laut

    Mabuk laut adalah kondisi seseorang merasa pening, dikarenakan ketidaknyamanan atau terbiasa berada di laut.

    Pencegahan mabuk laut :

    1. Pil anti mabuk

    2. Jangan takut akan tidur karena pil

  • Teknika Kapal Penangkap Ikan

    89

    3. Harus diberi sugesti.

    6.1.1.4. Kehilangan Cairan Tubuh

    Dehidrasi merupakan problema utama dalam mempertahankan tetap hidup. Pengaruh dehidrasi pada tubuh adalah rasa ngantuk, kehilangan gairah kerja dan kontrol diri. Dehidrasi dapat juga disebabkan oleh mabuk laut, terlebih lagi bila mabuk disertai muntah.

    6.1.1.5. Minum Air Laut

    Jangan minum air laut karena dapat menyebabkan :

    1. Tingkat I, badan lemah

    2. Tingkat II, kesadaran berkurang

    3. Tingkat III, gila/ mati

    6.1.1.6. Ikan Hiu

    Ikan hiu serta ikan buas lainnya biasanya terdapat di laut tropis. Pada umumnya ikan hiu tidak akan mengganggu apabila tidak diganggu, tetapi ada kalanya mereka menyerang manusia tanpa sebab yang pasti. Petunjuk-petunjuk untuk menghindari ikan hiu dan ikan buas lainnya:

    1. Berpakaian, selalu waspada dan perhatikan sekeliling rakit.

    2. Jangan memasukkan anggota badan ke dalam air bila terdapat ikan buas.

    3. Jangan memancing jika terdapat ikan buas di sekitar rakit.

    4. Jangan bersuara.

    6.1.2. Meninggalkan Kapal

    Perintah Meninggalkan kapal atau Abandon Ship adalah suatu perintah Nakhoda yang diambil bilamana keadaan darurat yang terjadi diatas kapal seperti: terbakar, bocor yang diakibatkan oleh tubrukan, lain-lain tidak dapat diatasi dan akhirnya mengancam keselamatan pelayar di atas kapal. Perintah meninggalkan kapal merupakan keputusan terakhir yang diambil oleh seorang Nakhoda. Apabila ada perintah / order meninggalkan kapal maka seluruh awak kapal harus menuju ke stasiun pesawat luput maut untuk melaksanakan tugas sesuai sijil meninggalkan kapal.

    Bagi para penumpang ikutilah petunjuk petugas :

    1. Berbarislah dengan tertib untuk naik ke sekoci penolong maupun rakit penolong kembung.

    2. Dahulukan anak-anak, perempuan dan orang tua.

    Prosedur meninggalkan kapal bagi ABK adalah sebagai berikut:

    1. Seluruh ABK menggunakan jaket penolong (life jacket), selanjutnya berkumpul di tempat yang ditentukan oleh perwira kapal.

  • Teknika Kapal Penangkap Ikan

    90

    2. ABK yang akan terjun ke laut berdiri tegak di sisi kapal. Yakinkan tinggi tempat terjun tidak lebih dari 4,5 meter dari atas kapal dan perhatikan bahwa tidak ada benda atau pusaran air di tempat terjun.

    3. Sebelum terjun, tutup hidung dan mulut dengan tangan kiri untuk mencegah masuknya air laut.

    4. Pegang life jacket dengan tangan kanan keras-keras untuk menahannya agar tidak terlepas.

    5. Ketika terjun ke laut arahkan pandangan mata lurus ke depan.

    Gambar. 6.1. Meninggalkan Kapal

    6.1.2.1. Persiapan

    Tindakan pertama mendengarkan isyarat tanda bahaya adalah gunakan seluruh pakaian sebagai pelindung, bila anda harus meninggalkan kapal pakailah seluruh pakaian sebagai pelindung. Pakaian akan melindungi diri anda dari dinginnya air laut, teriknya sinar matahari dan ikan-ikan buas di laut. Pakaian sebagai pelindung memperpanjang waktu hidup anda, pakailah pakaian hangat sebanyak mungkin, kenakan baju penolong (life jacket) anda, pergilah segera ketempat berkumpul yang telah ditentukan.

    6.1.2.2. Terjun Ke Laut

    1. Berdiri tegak di sisi kapal, lihat ke permukaan laut, kemungkinan ada pusaran laut atau benda-benda yang menghalangi.

    2. Tutup hidung dan mulut dengan sebelah tangan untuk mencegah air masuk ketika terjun

    3. Pegang bagian atas life jacket disatu sisi . Sebaiknya silangkan kedua sisi tangan anda. Life jacket harus ditekan karena ketika terjun akan terdorong ke atas karena tekanan air.

    4. Sekali lagi perhatikan / lihat permukaan laut.

    5. Loncat dengan kaki tertutup rapat dan lurus, pandangan ke depan

  • Teknika Kapal Penangkap Ikan

    91

    6. Jangan loncat langsung ke life boat atau life raft, dan ingat jangan terjun lebih dari ketinggian 4,5 m

    6.1.2.3. Cara Bertahan Dengan Menggunakan Baju Renang.

    1. Bila telah meloncat dari kapal usahakan terapung dengan posisi terlentang.

    2. Diam terapung-apung sebelum pertolongan tiba

    3. Bila dekat dengan kapal penolong atau pesawat luput maut, berenanglah dengan posisi terlentang dan gunakan kedua tangan sebagai pengayuh.

    4. Ingat, harus berhemat tenaga agar dapat bertahan hidup sampai pertolongan tiba.

    5. Ingat, energi dalam tubuh diperlukan untuk menjaga panas tubuh. Kematian dapat terjadi karena hilangnya panas tubuh secara tidak disadari. Mengupayakan agar tetap berkelompok.

    Gambar. 6.2. Bertahan Di Laut

    6.1.2.4. Kendala-Kendala Saat Meninggalkan Kapal

    1. Sekoci penolong tidak dapat diturunkan.

    Prinsip-prinsip umum berkenaan dengan ketentuan-ketentuan dari sekoci penolong adalah: peralatan tersebut harus siap untuk digunakan dalam keadaan darurat.

    Agar siap digunakan maka sekoci-sekoci penolong harus memenuhi kondisi-kondisi sebagai berikut : dapat diturunkan ke air secara cepat dan aman,bahkan dalam kondisi trim yang tidak menguntungkan dan kemiringan tidak lebih dari 20 ke salah satu sisi.

    2. Kurang / tidak ada penerangan

    Jika terdapat kemungkinan bahwa penerangan pada stasiun berkumpul mati, maka harus ada penerangan yang memadai dengan lampu yang dipasok dari sumber tenaga listrik darurat untuk jangka waktu 3 jam.

    3. Tidak lengkapnya personil untuk melaksanakan tugas sesuai sijil.

  • Teknika Kapal Penangkap Ikan

    92

    Untuk menghindari akibat tidak lengkapnya personil untuk melaksanakan tugas sesuai sijil maka diharapkan semua personil disamping mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan sesuai dengan sijil, maka harus juga mampu melaksanakan tugas-tugas lain diluar ketentuan sijil.

    Setiap anggota awak kapal harus berpartisipasi dalam latihan meninggalkan kapal, dan latihan kebakaran paling sedikit satu kali latihan setiap bulan. Kalau lebih dari 25 % dari jumlah awak kapal belum berpartisipasi dalam latihan meninggalkan kapal dan latihan kebakaran yang berlangsung dalam bulan yang lalu, maka latihan dilakukan lagi dalam waktu 24 jam setelah kapal meninggalkan pelabuhan.

    6.1.3. Menghidupkan Mesin Sekoci

    Tahapan menghidupkan mesin sekoci adalah sebagai berikut :

    6.1.3.1. Persiapan Sebelum Dihidupkan (Start)

    1. Siapkan mesin pada kondisi siap dioperasikan dengan jalan pengecekan serta pemeliharaan rutin

    2. Periksa permukaan minyak pelumas secara berkala (karter dan kopling).

    3. Periksa permukaan bahan bakar dalam tangki secara berkala.

    4. Bahan bakar tidak dapat disemprotkan melalui injector apabila ada udara dalam sistem, hal ini disebabkan karena kehabisan bahan bakar dan penggantian instalasi pada sistem bahan bakar, apabila hal ini terjadi diperlukan priming untuk mengeluarkan udara tersebut.

    6.1.3.2. Mengeluarkan Udara Dalam Sistem Bahan Bakar

    1. Putarlah handle start untuk mengeluarkan udara dalam sistem bahan bakar

    2. Longgarkan baut udara pada saringan dan biarkan sampai bahan bakar yang keluar tidak bercampur dengan udara, setelah itu tutup kembali.

    3. Lepaskan pipa bahan bakar yang menghubungkan pompa dan injector, atur kontrol putaran pada posisi maksimum.

    4. Longgarkan delivery valve di atas pompa bahan bakar + 2 putaran, apabila bahan bakar keluar tanpa udara, tutup krmbali delivery valve tersebut selanjutnya pasang pipa bahan bakar pada pompa tersebut.

    5. Putarlah mesin dengan menggunakan engkol + 30 kali, sehingga bahan bakar dapat bersirkulasi dan akan keluar melalui pipa bahan bakar ke injector. Apabila bahan bakar yang keluar dipastikan sudah tidak bercampur dengan udara, maka kencangkan mur pipa bahan bakar yang berhubungan dengan injector.

    6. Putarlah terus mesin dengan engkol sampai terdengar bunyi tekanan bahan bakar pada injector. Apabila terdengar bunyi tersebut berarti udara tidak terdapat lagi dalam sistem bahan bakar. Apabila tidak/belum terdengar bunyi tersebut berarti harus mengulangi priming lagi.

  • Teknika Kapal Penangkap Ikan

    93

    6.1.3.3. Prosedur Start

    1. Buka kran bahan bakar.

    2. Buka kran utama.

    3. Aturlah kedudukan governor pada posisi maksimum dan handle kopling pada posisi netral.

    4. Angkat tuas dekompresi dan engkol mesin diputar 5 6 putaran, sehingga roda gila memberikan momen tertentu.

    5. Lepaskan tuas dekompresi sehingga mesin hidup. Apabila mesin belum hidup, coba 2 3 kali.

    6. Apabila mesin hidup normal, tetapkan pada posisi putaran rendah dan masukkan handle maju atau mundur dengan menambah putaran secara perlahan-lahan.

    6.1.3.4. Pengoparasian Mesin Sekoci

    1. Periksa bahan bakar dalam tangki, tambah bila kurang.

    2. Buka kran bahan bakar,

    3. Periksa minyak pelumas pada karter dan kopling.

    4. Putar handle pada saringan bahan bakar pada saluran keluar beberapa kali ke kiri maupun ke kanan.

    5. Buka kran utama.

    6. Putar handle start dengan tangan untuk melumasi bagian-bagian yang bergerak.

    7. Atur kedudukan governor pada posisi maksimum.

    8. Putar handle start sampai terdengar bunyi tekanan bahan bakar pada injector.

    6.1.3.5. Mematikan Mesin

    1. Atur handle gorvernor pada posisi stop.

    2. Tutup kran bahan bakar.

    3. Tutup kran utama bahan bakar.

    4. Mesin stop pada posisi kompresi yang diatur pada putaran engkol start. Jangan mengangkat tuas dekompresi.

    6.1.4. Tugas - Tugas Dalam Penyelamatan

    Bila sudah berada di atas pesawat luput maut, pilih seorang pemimpin diantara yang masih hidup. Pemimpin terpilih akan mengumumkan bahwa ia akan memimpin rekan-rekannya dan semua harus patuh akan perintah-perintahnya. Untuk menjaga moral dan menjaga kekuatan mental dapat melakukan berdoa bersama, bercakap-cakap/bernyanyi bersama sambil menunggu pertolongan.

    Tugas-tugas yang harus dilakukan selama di atas pesawat luput maut :

    1. Bukalah perbekalan dan bacalah buku petunjuknya, periksa selalu perlengkapan.

  • Teknika Kapal Penangkap Ikan

    94

    2. Berikanlah pertolongan kepada orang-orang yang akan naik ke sekoci maupun rakit penolong kembung.

    3. Putuskan tali rakit penolong kembung dengan pisau yang sudah tersedia, lepaskan pengait tali rakit penolong kembung agar rakit penolong kembung tidak terseret oleh kapal.

    4. Dayunglah rakit penolong kembung/sekoci penolong untuk menjauh dari kapal, untuk meghindari penghisapan kapal yang tenggelam.

    5. Lepaskan jangkar apung (sea achor) agar tidak hanyut terlalu jauh dari tempat kejadian.

    6. Usahakan agar rakit penolong kembung/sekoci penolong dihimpun dengan mengikat satu sama lain dengan tali + 8 m yang sudah tersedia, untuk menghindari kesepian dan memudahkan pemberian pertolongan.

    7. Obat anti mabuk dibagi 1 tablet per orang. Dalam 1 hari tidak boleh makan lebih dari 1 tablet.

    8. Tolonglah yang luka dengan P3K yang tersedia di kantong perbekalan.

    9. Jagalah kondisi dari rasa kedinginan dan kepanasan.

    10. Dalam keadaan dingin :

    11. Kembungkan lantai rakit penolong kembung dengan menggunakan pompa tangan dan tutuplah lubang-lubang peranginan pada kanopi berilah peranginan secukupnya.

    12. Dalam keadaan panas :

    13. Kempeskan lantai rakit penolong kembung dan buka ventilasi-ventilasinya.

    14. Keringkanlah lantai sekoci penolong/rakit penolong kembung dan pakaian yang basah diperas dan segera dipakai kembali.

    15. Janganlah memakan perbekalan sebelum lewat 24 jam.

    16. Berusahalah untuk beristirahat/ tidur dengan maksud mengurangi kebutuhan tubuh akan kalori.

    17. Pelajarilah cara menggunakan isyarat kasat mata yang tersedia. Alat ini jangan digunakan kecuali bila telah melihat kapal/pesawat terbang.

    18. Adakan tugas jaga secara bergilir untuk melihat apakah ada kapal/pesawat terbang mendekat.

    Perlengkapan pesawat luput maut harus ditempatkan di kontainer pada masing-mmasing pesawat luput maut. Setiap penggunaan perlengkapan tersebut harus diketahui oleh komandan yang telah ditunjuk.

    6.1.5. Penggunaan Makanan Dan Minuman Darurat

    Hari pertama diberikan pembagian air kecuali yang luka karena tubuh manusia merupakan tempat persediaan air dan orang dapat hidup bertahan dari air yang tersedia di dalam tubuhnya. Hari ke 2, ke 3 dan seterusnya pembagian air dapat

  • Teknika Kapal Penangkap Ikan

    95

    diberikan sesuai dengan ketentuannya. Sedangkan air hujan sebaiknya ditampung, kemudian dibagikan merata.

    6.1.6. Mempertahankan Air dalam Tubuh

    Mempertahankan air di dalam tubuh sama pentingnya dengan memperoleh air untuk diminum. Beberapa petunjuk yang harus diketahui untuk maksud tersebut adalah :

    1. Lindungi permukaan kulit, untuk menghindari keringat.

    2. Jangan banyak bergerak.

    3. Jangan minum air laut.

    4. Jangan minum air seni.

    5. Jangan minum alkohol atau merokok.

    6. Kulum kancing baju agar mulut selalu basah.

    7. Jangan makan kecuali tersedia air untuk mencernakannya.

    6.1.7. Pembagian Makanan

    1. Banyaknya pembagian makanan harus disesuaikan dengan pembagian air minum.

    2. Jangan makan makanan yang mengandung hidrat arang karena akan membutuhkan banyak air untuk keseimbangannya.

    6.1.8. Pembagian Air Minum

    1. Dibagikan setelah 24 jam.

    2. Usahakan menampung air hujan.

    3. 1 orang mendapatkan jatah air 500 ml/hari.

    4. Standar waktu kadaluwarsa air minum harus tahan selama 4 tahun.

    5. Pertimbangan penjatahan air minum, jumlah air minum yang tersedia, jumlah penumpang, jumlah air tambahan dan perkiraan lamanya hanyut.

    6. Jumlah air yang tersedia pada sekoci

    7. Sekoci penolong 1 - 3 lt/orang.

    8. Rakit penolong kembung 1 - 1,5 lt/orang.

    6.1.9. Pemakaian Air Minum

    1. Selama 24 jam jatah air minum 3 kali.

    2. 1/3 sebelum matahari terbit.

    3. 1/3 siang hari.

    4. 1/3 setelah matahari tenggelam.

  • Teknika Kapal Penangkap Ikan

    96

    6.2. PERALATAN KESELAMATAN DI KAPAL

    Alat-alat keselamatan yang wajib dimiliki dan disediakan di atas kapal sesuai Safety Of Life At Sea (SOLAS) 74 adalah terdiri dari :

    6.2.1. Pelampung Penolong (life buoy)

    Pelampung penolong terbuat dari bahan apung berwarna orange dengan berat tidak lebih 2,5 kg. Pelampung harus dapat dilemparkan dari ketinggian 30 meter dari atas kapal, dan dapat digunakan untuk mengapungkan orang di laut.

    6.2.2. Rompi Penolong (life jacket)

    Rompi penolong terbuat dari bahan tahan air dengan warna orange dan berguna untuk mengapungkan orang yang menggunakannya di atas air.

    6.2.3. Pakaian Cebur (immersion suit)

    Pakaian cebur terbuat dari bahan tahan air dan berfungsi sebagai pelindung suhu tubuh yang hilang akibat dinginnya air laut.

    6.2.4. Sarana Pelindung Panas (thermal protective aid)

    Sarana pelindung panas berfungsi sebagai pelindung tubuh dan untuk mengurangi hilangnya panas tubuh.

    6.2.5. Pesawat Luput Maut (life raft)

    Pesawat luput maut adalah suatu alat penyelamat yang dapat digunakan untuk mengevakuasi ABK (crew) pada saat meninggalkan kapal yang dalam keadaan darurat. Isi life raft terdiri dari:

    1. Minuman mineral

    2. Makanan

    3. Alat pancing

    4. Cermin

    5. Lampu senter

    6. Dayung dan alat-alat isyarat bahaya.

  • Teknika Kapal Penangkap Ikan

    97

    Gambar. 6.3. Life raft

    Di dalam life raft atau rakit penolong harus diupayakan tersedia alat komunikasi darurat untuk minta bantuan ke kapal lain atau ke tim rescue. Alat-alat komunikasi darurat yang digunakan antara lain adalah sebagai berikut:

    1. Radio darurat (emergency radio)

    Radio darurat adalah suatu pesawat yang berfungsi untuk komunikasi antara kapal dalam keadaan darurat. Untuk meminta bantuan search and rescue dapat melalui frekuensi 2182 kHz atau radio VHF pada channel 16.

    2. Radio Petunjuk Posisi Darurat atau Estimating Position Indicator Radio Beacon (EPIRB)

    Radio petunjuk posisi darurat (EPIRB) merupakan pesawat yang berfungsi untuk memancarkan signal marabahaya secara teruas menerus dalam jangka waktu 10 menit. Diharapkan kapal lain dapat menerima signal darurat yang dipancarkan sehingga akan membantu atau menginformasi-kan ke tim SAR.

    6.2.6. Peran Meninnggalkan Kapal Dengan Sekoci Penolong

    Apabila kapal dalam keadaan darurat, maka peran meninggalkan kapal dibagi menjadi 2 kelompok, seperti tabel di bawah ini.

    Tabel 4. Peran Meninggalkan Kapal Bagian Dek

    Bagian Dek

    Pelaksana Sekoci No.1

    Nakhoda

    Mualim 2

    KKM

    1. Masinis

    Pemimpin umum

    Bertugas memimpin sekoci

    Pembantu umum, membawa surat-surat penting

    Membuka tutup sekoci dan menyiapkan mesin

  • Teknika Kapal Penangkap Ikan

    98

    2. Markonis

    2. Serang

    3. Kelasi A

    Juru mudi A

    Juru mudi C

    Oiler A

    Oiler C

    Steward

    Pelayan A

    sekoci

    Menyiapkan perlengkapan radio dan membawa surat-surat penting

    Membuka tutup sekoci dan menyiapkan winch sekoci

    Membuka tutup sekoci dan menyiapkan winch sekoci

    Membuka tutup sekoci dan melepas pengait sekoci, menyiapkan painter depan

    Membuka tutup sekoci dan melepas pengait sekoci, menyiapkan painter belakang

    Membuka tutup sekoci

    Membuka tutup sekoci

    Membawa surat-surat dan perbekalan

    Membawa selimut-selimut dan kotak P3K

    Tabel 5. Peran Meninggalkan Kapal Bagian Mesin

    Bagian Mesin

    Pelaksana Sekoci No.2

    Mualim 1

    Mualim 2

    Mualim 4

    Masinis 1

    Masinis 3

    5. Mandor

    Elektrik

    Juru mudi B

    Memimpin sekoci

    Membawa surat-surat penting dan perlengkapan navigasi

    Membantu pemimpin sekoci dan membuka tutup sekoci

    Membuka tutup sekoci dan menyiapkan sekoci

    Membuka tutup sekoci dan menyiapkan winch sekoci

    Membuka tutup sekoci dan melepas pengait sekoci

    Membuka tutup sekoci dan menyiapkan pinter depan

    Membuka tutup sekoci dan menyiapkan pinter

  • Teknika Kapal Penangkap Ikan

    99

    Oiler 1

    Oiler B

    Koki

    Pelayan B

    belakang

    Membantu masinis 1

    Membuka tutup sekoci

    Membawa selimut dan makanan tambahan

    Membawa selimut dan makanan tambahan

    6.3. KOMUNIKASI

    Komunikasi adalah hal yang sangat penting di atas kapal apalagi dalam keadaan darurat dan untuk permintaan bantuan (SAR), oleh karena itu sesuai dengan persyaratan Konvensi STCW 1995 maka para pelaut harus memiliki kemampuan memahami dengan baik mengenai instruksi-instruksi, aba-aba, maupun istilah baku umum lainnya yang dilaksanakan di kapal terutama dalam keadaan darurat.

    Komunikasi yang efektif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang berhubungan dengan penempatan masing-masing di atas kapal akan sangat penting untuk menjamin aspek keselamatan seperti pemadaman kebakaran dan penyelamatan diri pada saat evakuasi, sehingga hal demikian dapat dilaksanakan dengan cepat dan tepat. Sistem komunikasi umumnya terdiri dari pengirim berita, penerima, mode, media dan konteks. Isi komunikasi mencakup perintah keselamatan, bahaya navigasi dan permintaan bantuan.

    Hambatan-hambatan dalam komunikasi :

    1. Media komunikasi yang kurang sempurna.

    2. Feedback yang kurang jelas

    3. Gangguan pada pengiriman dan penerimaan

    Komunikasi yang efektif :

    1. Jelas

    2. Lengkap

    3. Padat

    4. Kongkrit

    5. Benar

    Peralatan komunikasi di kapal ;

    1. GMDSS

    2. SSB Radio telephone

    3. Marine VHF Transceiver

    4. MF/HF Transceiver

    5. Radio telegrap

    6. Fax data, cuaca, dll