30
Kepemimpinan Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi , cari Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. [1] Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. [2] Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi. [2] Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi , dan intensitas . [3] Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Kepemimpinan Yang Efektif Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian- keahlian kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. [4] Terdapat nasihat tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum

Aaaaaaaaaaaa 222

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Aaaaaaaaaaaa 222

KepemimpinanDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasLangsung ke: navigasi, cari

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.[1] Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.[2] Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.[2]

Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.[3] Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

Kepemimpinan Yang Efektif

Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan.[4] Terdapat nasihat tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan tanya).[4] Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin (leader).[4] Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sebuah buku.[4] Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.[4]

Kepemimpinan Karismatik

Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan karismatik.[5] Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa.[5] Kemampuan-kemampuan ini tidak

Page 2: Aaaaaaaaaaaa 222

dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.[5]

Referensi

1. ̂ Nurkolis, "Manajeman Berbasis Sekolah: Teori, Model dan Aplikasi", Grasindo, 2003, 9797322084, 9789797322083.

2. ^ a b John Adair, "Cara Menumbuhkan Pemimpin", Gramedia Pustaka Utama, 9792234276, 9789792234275.

3. ̂ Achmad S. Ruky, "Sukses Sebagai Manajer Profesional Tanpa Gelar MM atau MBA", Gramedia Pustaka Utama, 2002, 9796869705, 9789796869701.

4. ^ a b c d e Jack Trout, "Big Brands Big Trouble", Esensi, 9796884666, 9789796884667.

5. ^ a b c Perilaku Organisasi 2(ed. 12) HVS, "Perilaku Organisasi 2 (ed. 12) HVS", Penerbit Salemba, 9796914603, 9789796914609.

Oleh : Goto Kuswanto, SIP.MM  - WIDYAISWARA MADYA KANTOR DIKLAT KABUPATEN BANYUMAS

Abstrak

Kepemimpinan dan Motivasi dalam rangka perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan. Kepemimpinan merupakan salah satu cabang dari kelompok ilmu Administrasi Negara. Tiga macam Kepemimpinan, pertama studi Kepemimpinan yan mencoba mengadakan identifikasi berbagai sifat para pemimpin, kedua studi Kepemimpinan yang menekankan kepada berbagai perilaku pemimpin, ketiga studi Kepemimpinan yang disebutkan pendekatan kontingensi.

Kata kunci : Kepemimpinan dan Motivasi

A.    Pendahuluan

Kepemimpinan dan Motivasi dalam rangka perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan. Kepemimpinan merupakan salah satu cabang dari kelompok ilmu Administrasi Negara. Tiga macam Kepemimpinan, pertama studi Kepemimpinan yan mencoba mengadakan identifikasi berbagai sifat para pemimpin, kedua studi Kepemimpinan yang menekankan kepada berbagai perilaku pemimpin, ketiga studi Kepemimpinan yang disebutkan pendekatan kontingensi.Sedangkan Ilmu Administrasi sendiri merupakan salah satu cabag Ilmu-ilmu Sosial yang merupakan salah satu perkembangan dari Ilmu Filsafat di samping Ilmu-ilmu Eksata dan Humaniora. Kepemimpinan atau Leadership termasuk

Page 3: Aaaaaaaaaaaa 222

kelompok, ilmu terapan atau ” Applied Sciences” dari ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip rumus-rumus serta dalil-dalilnya bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia.    Di dalam kedua definisi dan lingkup kepemimpinan adalah aktifitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan. Kepemimpinan adalah langkah pertama yang hasilnya berupa pola interaksi kelompok yang konsisten dan bertujuan menyelesaikan problem-problem yang saling berkaitan.    Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktifitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan.

B.  Kepemimpinan dan  peranan

1. Memberikan  atau menyajikan berbagai pengertian ( undestanding ) mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah kepemimpinan.

2. Memberikan berbagai macam penafsiran serta pendekatan terhadap permasalahan yang berkaitan dengan kepemimpinan ( predicting ).

3. Memberikan pengaruhnya dalam menggunakan berbagai cara dan pendekatan dalam usaha ikut serta menyelesaikan atau memecahkan berbagai persoalan yang timbul dan berkaitan dengan ruang lingkup kepemimpinan ( influencing ).

        Sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, kepemimpinan memiliki peranan penting dalam kerangka manajemen. Sebab peranan seorang pemimpin pada dasarnya merupakan penjabaran serangkaian fungsi kepemimpinan. Sedangkan fungsi kepemimpinan itu sendiri sesungguhnya merupakan salah satu di antara peranan manajer dalam rangka untuk mengajak atau menghimbau semua bawahan atau pengikut, agar dengan penuh kemauan memberikan pengabdian dalam mencapai tujuan organisasi, sesuai dengan kemampuan para bawahan itu secara maksimal.        Oleh karena itu, timbul berbagai macam definisi kepemimpinan, baik kepemimpinan dipandang sebagai suatu ilmu, kemampuan pribadi seseorang, maupun kepemimpinan yang dilihat sebagai suatu proses.        Seorang pemimpin bukan sekedar seorang tukang atau juru, melainkan seorang yang secara profesional perlu mengabdikan kemampuannya untuk pencapaian tujuan organisasi, seorang yang terikat pada suatu kode etik, dan mengabdi pada kepentingan bersama. Itulah sebabnya dalam tulisan ini juga disajikan satu bab tersendiri yang menguraikan ” kepemimpinan sebagai satu profesi ”.        Di antara berbagai macam peranan kepemimpinan ( leadership function ), arbitrating dan providing security merupakan diantara fungsi kepemimpinan yang sangat vital. Sebab dengan fungsi tersebut seorang pemimpin harus mampu menempatkan posisinya secara efektif terhadap segala hubungan yang antagonis diantara sesama anggota, atau antarkelompok di dalam organisasinya.

C. Definisi Kepemimpinan

        Beberapa definisi tentang kepemimpinan salah satunya adalah definisi yang dikutip oleh Fred E. Fieldler dan Martin M. Chemer, sebagai berikut :

Page 4: Aaaaaaaaaaaa 222

1. Kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan.

2. Kepemimpinan adalah langkah pertama yang hasilnya berupa pola interaksi kelompok yang konsisten dan bertujuan menyelesaikan problem-problem yang saling berkaitan.

3. Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan.

        Dari berbagai batasan kepemimpinan tersebut para ahli manajemen berpendapat bahwa kepemimpinan sebagai suatu konsep manajemen di dalam kehidupan organisasi mempunyai kedudukan strategis dan merupakan gejala sosial yang selalu diperlukan dalam kehidupan kelompok. Mempunyai kedudukan strategis karena kepemimpin merupakan titik sentral dan dinamisator seluruh proses kegiatan organisasi. Sehingga kepemimpinan mempunyai peranan sentral di dalam menentukan dinamikanya sumber-sumber yang ada.        Kepemimpinan sebagi konsep manajemen seperti dikemukakan oleh  Ralph M. Stogdill dapat dirumuskan ke dalam berbagai macam definisi, bergantung dari mana titik tolak pemikirannya. Timbul macam-macam definisi.        Disebutkan bahwa, kepemimpinan adalah :-    suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham,-    suatu bentuk persuasi dan inspirasi,-    suatu kepribadian yang mempunyai pengaruh,-    tindakan dan perilaku,-    titik sentral proses kegiatan kelompok,-    hubungan kekuatan/kekuasaan-    sarana pencapaian tujuan,-    suatu hasil dari interaksi,-    adalah peranan yang dipolakan,-    sebagai inisiasi ( permulaan ) struktur.

Kepemimpinan adalah Kerangka Manajemen dan Administrasi. Bahwa Ilmu Manajemen adalah ilmu yang mempelajari bagaimana orang melaksanakan tanggungjawabnya dengan sebaik-baiknya melalui kerja sama dengan orang lain. Diantara berbagai pendapat :

1. Marry Bakker Follert mengemukakan bahwa manajemen adalah sebagai seni akan lebih menekankan perlunya sikap dan keterampilan tertentu.

2. James A.F. Stonner mengemukakan manajemen suatu proses adanya rangkaian kegiatan usaha kerjasama dalam mencapai tujuan.

        Berdasarkan rangkaian kegiatan usaha yang dikemukakan oleh James A.F. Stonner, dalam kerangka manajemen sebagai suatu proses ada empat macam peranan penting bagi para pemimpin.

Kepemimpinan atau pemimpin pada hakikatnya merupakan salah satu fungsi manajer, di samping fungsi planning, organizing dan controlling.

Page 5: Aaaaaaaaaaaa 222

Di dalam melaksanakan serangkaian fungsi manajemen, pemimpin ( leader ) harus selalu mampu memberikan : petunjuk. bimbingan dan pengarahan kepada bawahan.

Selaku seorang pemimpin, tidak mungkin dan tidak bisa bekerja sendiri tanpa adanya kerja sama dengan bawahan.

Sebagai seorang pemimpin harus mampu menciptakan suasana kerja yang sebaik-baiknya ( proper atmosphere ), harus memenuhi apa yang diharapkan bawahan, sehingga para bawahan dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.

Kepemimpinan menurut teori Sifat. Bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat perangai, ciri-ciri yang dimiliki oleh pemimpin itu, diantara berbagai pendapat :1.    Ordway Tead adalah perangai yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin :    a.    Energi Jasmani dan Rohani.    b.    Kepastian akan maksud dan tujuan.    c.    Antusiasme atau perhatian yang besar.    d.    Ramah-tamah, penuh rasa persahabatan dan ketulusan hati.    e.    Integritas atau pribadi yang bulat.    f.    Kecakapan teknis.    g.    Mudah mengambil keputusan.    h.    Cerdas.    i.    Kecakapan mengajar.    j.    Kesetiaan.        Sifat-sifat tersebut diperuntukkan bagi para pemimpin pada umumnya. Tetapi di dalam prakteknya kesepuluh sifat tersebut tidak harus bersama-sama dimiliki oleh seorang pemimpin, melainkan sangat bergantung pada tingkat kondisi daripada para pengikutnya.

2.    John D.Miller adalah perlu dimiliki oleh seorang pemimpin :   a.    Kemampuan melihat oganisasi secara keseluruhan.   b.    Kemampuan mengambil keputusan-keputusan.   c.    Kemampuan melimpahkan atau mendelegasikan wewenang.   d.    Kemampuan menanamkan kesetiaan.

3.    Keith Davis mengemukakan empat macam kelebihan sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh pemimpin.    a.    Inteligensia    b.    Kematangan dan keluasan pandangan sosial.    c.    Mempunyai motivasi dan keinginan berprestasi.    d.    Mempunyai kemampuan mengadakan hubungan antar manusia.

4.    Chester I. Barnard, ada dua sifat utama yang perlu dimiliki oleh pemimpin.    a.    Sifat-sifat pribadi yang meliputi : fisik, kecakapan, teknologi, daya tanggap, pengetahuan, daya ingat, imajinasi.    b.    Sifat-sifat pribadi yang mempunyai watak yang lebih subjektif, yaitu keunggulan seorang pemimpin di dalam :

Page 6: Aaaaaaaaaaaa 222

        - keyakinan        - ketekunan        - daya tahan        - keberanian

5.    Ralph Stogdill mengemukakan 26 sifat kepemimpinan.

Fungsi kepemimpinan pada dasarnya menyangkut dua hal pokok, ialah :    - Fungsi yang berkaitan dengan tugas-tugas atau disebut pula fungsi pemecahan masalah.    - Fungsi pemeliharaan kelompok atau disebut pula fungsi sosial.         Sedang masalah gaya kepemimpinan pada hakikatnya mengandung arti bagaimana pemimpin itu berhubungan dengan bawahan. Dan hubungan antar pemimpinan dengan bawahan tersebut disebut gaya dan mempunyai sifat :    - Berorientasi kepada tugas,    - Berorientasi pada bawahan.

Di dalam gaya yang pertama ditandai dengan adanya beberapa hal seperti :

pemimpin memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan, pemimpin selalu mengadakan pengawasan secara ketat terhadap bawahan, pemimpin meyakinkan kepada bawahan, bahwa tugas-tugas harus dapat

dilaksanakan sesuai dengan keinginan pemimpin, pemimpin lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas daripada

pembinaan dan pengembangan bawahan.

Sedang gaya kepemimpinan yang kedua, sebaliknya ditandai dengan berbagai gejala sebagai berikut :

pemimpin lebih memberikan motivasi daripada memberikan pengawasan terhadap bawahan,

pemimpin melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan, pemimpin lebih bersikap penuh kekeluargaan, percaya, hubungan

kerjasama yang saling hormat menghormati di antara sesama anggota kelompok.

Penyelidikan ciri-ciri kepemimpinan mulai mempelajari tingkah laku pemimpin menurut teori Kontinun hubungan pemimpin dengan bawahan.-    Pemimpin membuat dan mengumumkan keputusan terhadap bawahan.-    Pemimpin menjual dan menawarkan keputusan terhadap bawahan.-    Pemimpin menyampaikan ide dan mengundang pertanyaan.-    Pemimimpin memberikan keputusan tentatif.-    Pemimpin memberikan problem dan minta saran pemecahan kepada bawahan.-    Pemimpin menentukan batasan-batasan dan minta kelompok untuk membuat keputusan.

Page 7: Aaaaaaaaaaaa 222

Kepemimpinan menurut Teori Kontingensi ada dua hal yang menjadikan sasaran mengadakan identifikasi faktor-faktor yang sangat penting di dalam situasi memperkirakannya atau perilaku kepemimpinan yang paling efektif di dalam situasi tersebut.Menurut penelitian Fieldler ada tiga macam elemen.

1. Hubungan antara pemimpin dan bawahan maksudnya bagaimana tingkat kualitas hubungan yang terjadi antara atasan dan bawahan.

2. Struktur tugas, maksudnya di dalam situasi kerja apakah tugas-tugas telah disusun ke dalam suatu pola-pola yang jelas.

3. Kewibawaan kedudukan pemimpinan, bagaimana kedudukan formal pemimin dilaksanakan terhadap bawahan.

Dari ketiga variabel oleh Fiedler kemudian dirumuskan ke dalam kombinasi yang dirasakan sangat berpengaruh terhadap kepemimpinan. Kepemimpinan pada hakekatnya adalah proses mempengaruhi orang lain, dan kepemimpinan seseorang sangat dipengaruhi oleh tipe atau perilaku masing-masing pemimpin.Kepemimpinan pada hakikatnya adalah proses mempengaruhi orang lain. Dan kepemimpinan seseorang sangat dipengaruhi oleh tipe atau perilaku pemimpin masing-masing.Dengan yang dimaksud dengan tipe kepemimpinan, tidak lain adalah pola perilaku yang ditampilkan oleh seseorang pemimpin, pada saat pemimpin itu mencoba untuk mempengaruhi orang lain sepanjang diamati oleh orang lain.Dengan kata lain, apabila seseorang pemimpin persepsinya terhadap perilaku kepemimpinannya baik dan bermanfaat, tidak berarti baik dan berfaedah pula menurut persepsi orang lain. Dengan demikian tinjauan terhadap pola perilaku kepemimpinan harus datang dari dua arah, yaitu dari pemimpin itu sendiri dan dari pihak orang lain.kepemimpinan sebagai suatu proses mengandung arti :

1. Interaksi antara yang melaksanakan kepemimpinan, yaitu pemimpin itu sendiri dan orang lain atau sekelompok orang yang dipimpinnya.

2. Faktor penyebab yang dimiliki seorang pemimpin sehingga orang lain atau sekelompok orang yang dipimpinnya melaksanakan seperti yang dikehendaki oleh yang memimpin dalam mencapai tujuan organisasi yang ditentukan.

3. Situasi yang mewadahi di mana proses interaksi terjadi.

mengemukakan kewibawaan pemimpin dan bawahan dalam organisasi mengemukakan Kepemimpinan dalam kehidupan organisasi timbul berbagai usaha untuk meneliti mengapa seorang pemimpin harus berhasil mempengaruhi orang lain.1.    Teori kepemimpinan sifat.Keberhasilan pemimpin disebabkan karena adanya kelebihan daripada sifat-sifat yang dimiliki oleh pemimpin itu sendiri. Teori ini dikatakan kuno karena hasil penelitian bersifat diskriptif dan tidak selalu ada relevansi antara keberhasilan

Page 8: Aaaaaaaaaaaa 222

seorang pemimpin dengan sifat-sifat yang dimilikinya. 2.    Teori Kepemimpinan Perilaku Dan Situasi.    a.    Konsiderasi ialah kecenderungan kepemimpinan yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.     b.    Sruktur inisiasi ialah kecenderungan seorang pemimpin yang memberikan batasan-batasan antara peranan pemimpin dan peranan bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.3.    Kewibawaan Pemimpin    Kewibawaan yang ada pada pemimpin mempunyai sifat yang berbeda-beda :    a.    Coersive power Kewibawaan yang menimbulkan berbagai perasaan negatif seperti : rasa takut, terancam, sanksi fisik.    b.    Renumeratif powerKewibawaan yang menimbulkan berbagai perasaan yang menyenangkan seperti : pujian, hadiah, promosi, penghargaan.    c.    Normatif power Kewibawaan yang dapat memberikan kepuasan, kaena adanya berbagai pengakuan terhadap prestasi yang dicapai bawahan sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Sehingga menimbulkan kebanggaan bawahan.Menurut R.P French dan Bertram Raven kewibawaan bersumber kepada lima hal :•    Kewibawaan Formal•    Kewibawaan Berdasarkan Hadiah•    Kewibawaan yang Dipaksakan•    Kewibawaan Teladan•    Kewibawaan Berdasarkan Keahlian

Kepemimpinan sebagai satu persepsi. Dalam kerangka pengelompokan ilmu-ilmu pengetahuan, kepemimpinan merupakan salah satu imu terapan ilmu-ilmu sosial. Ciri-ciri dan pengertian profesi.Ada enam macam kriteria yang memberikan ciri bahwa kepemimpinan sebagi suatu ilmu :memiliki prosedur;-     memiliki definisi;-    didukung oleh data yang obyektif;-    mempunyai berbagai penemuan yang bersifat replicable;-    pendekatan yang bersifat sistematis dan kumulatif;-    memiliki tujuan.-    Dan tujuan daripada setiap lmu pengetahuan pada hakikatnya meliputi :-    memberikan suatu uraian;-    memberikan pengertian;-    memberikan berbagai penafsiran.-    Dan tujuan-tujuan tersebut hasil diterapkannya suatu ilmu pengetahuan ialah :-    terciptanya pertumbuhan dan perkembangan pengertian dan kepastian,-    terwujudnya berbagai hal yang berkaitan dengan kontrol, kreativitas dan berbagai perubahan.

Secara teoritis perlu digali sumber-sumber tertulis yang telah mencoba menganalisa dan merumuskan pengertian profesi tersebut. Pendapat KR Andrews,

Page 9: Aaaaaaaaaaaa 222

mengatakan bahwa untuk menentukan satu profesi, apabila lapangan kerja memiliki 5 hal penting :a.    Pengetahuanb.    Diterapkan keahliannyac.    Tanggung Jawabd.    Self Controle.    Pengakuan  oleh Masyarakat.Ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab untuk menentukan criteria bahwa “kepemimpinan” sebagai satu profesi.

Sebagai satu profesi,apakah kepemimpinanditandai dengan berbagai cirri ilmu pengetahuan, sebagai umumnya yang dimiliki ole setiap ilmu pengetahuan.

Sebagai suatu profesi, apakah kepemimpinan, di dalam aplikasinya bermanfaat untuk memecahkan berbagai persoalan yang kompleks.

Sebagai suatu profesi, apakah kepemimpinan mempunyai tanggung jawab social.

Sebagai suatu profesi, apakah kepemimpinannya didukung dan ditunjang oleh adanya lembaga atau organisasi profesi.

Sebagai suatu profesi, apakah kepemimpinan juga memiliki pola perilaku yang wajib dipakai sebagai pedoman atau kode etik yang berlaku bagi setiap unsur pemimpin.

Sebagai suatu profesi, eksistensi kepemimpinan dalam kehidupan masyarakat, apa benar-benar telah memperolehpengakuan social.

    Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan, bidang Kepemimpinan selalu menarik dibicarakan oleh para ahli karena disebabkan peranan pimpinan itu sendiri di dalam organisasi.     Untuk leih memahami hal-hal yang berkaitan dengan pengangkatan dalam jabatan pimpinan tersebut, ada beberapa permasalahan yang menarik untuk dikemukakan melalui suatu kerangka pokok-pokok materi sebagai berikut :-    Pendekatan system.-    Ientifikasi jabatan pimpinan.-    Keterampilan pengelolaan.-    Aspek-aspek kepribadian yang diperlukan.-    Tahap orientasi dan sosialisasi    Pendekatan sistim bahwa pengangkatan suatu jabatan pimpinan merupakan titik kritis dalam mata rantai pengelolaan suatu organisasi secara keseluruhan. Merupakan titik kritis, karena akibat kesalahan dan ketidak tepatan pengangkatan seseorang dalam suatu jabatan pimpinan akan membawa akibat fatal bagi organisasi itu sendiri.    Keberhasilan seorang pemimpin dalam mewujudkan tugas-tugasnya memerlukan keterampilan tertentu yang disebut keterampilan pengelolaan. Kadar keterampilan pengelolaan yang diperlukan berbeda-beda sesuai dengan tingkat dan sifat jabatan pimpinan. Jabatan pimpinan tingkat tinggi dan berlainan kadar keterampilan pengelolaan yang diperlukan Demikian pula keterampilan pengelolaan bagi pimpinan dalam taraf pengelolaan pemimpin tingkat atas.    Ada empat macam yang perlu diperhatikan kaitannya dengan kepribadian,

Page 10: Aaaaaaaaaaaa 222

masing-masing ialah :1.    Kemauan untuk memimpin2.    Kemampuan berkomunkasi3.    Harga diri dan kejujuran4.    Pengalaman pemimpin    Peranan Kepemimpinan Dalam Konflik Organisasi mengemukakan Peranan Kepemimpinan adalah kepemimpinan dalam kerangka manajemen. Pendapat Stoner dan Mintaberg berdasarkan kedua pendapat tersebut kepemimpinan hanya merupakan peranan seorang manajer :    Kecakapan untuk memahami bahwa manusia itu pada hakekatnya memiliki kekuatan motivasi dalam waktu yang bervariasi.    Memiliki kecakapan untuk menimbulkan semangat.    Memiliki kecakapan untuk berbuat dengan cara tertentu.    Masing-masing peranan atau fungsi tersebut, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :1.    Bersikap adil2.    Memberikan sugesti3.    Mendukung tercapainya tujuan4.    Katalisator5.    Menciptakan rasa aman6.    Sebagai wakil organisasi7.    Sumber inspirasi8.    Bersikap menghargai        Dalam bab ini dijelaskan pula ciri-ciri suatu konflik sebagai berikut :    Paling tidak ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yan terlibat dalam suatu interaksi yang saling berlawanan.    Saling adanya pertentangan dalam mencapai tujuan, dan atau adanya suatu norma atau nilai-nilai yang saling berlawanan.   Adanya interaksi yang ditandai dengan perilaku yang direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi, dan menekankan terhadap pihak lain untuk memperoleh kemenangan.    Adanya tindakan yang saling berhadap-hadapan akibat pertentangan.    Adanya ketidakseimbangan akibat usaha masing-masing pihak yang berkaitan dengan kedudukan atau kewibawaan, harga diri, prestise dan sebagainya.    Oleh karena itu, agar motivasi sebagai proses psikolog betul-betul dapat memahami dan diciptakan oleh setiap pemimpin antara lain :a.    Hakikat dan pengertian Motivasi.b.    Berbagai teori Motivasi.c.    Faktor-faktor berpengaruh terhadap motivasi.d.    Teknik dan hambatan motivasi.        Teori kebutuhan antara lain adalah sebagai berikut :1.    Teori Hedonisme2.    Teori Naluri3.    Teori Reaksi yang Dipelajari4.    Teori Daya Pendorong5.    Teori Kebutuhan    Ada 4 macam yaitu :a.    Teori Pemenuhan Kebutuhan

Page 11: Aaaaaaaaaaaa 222

b.    Teori Pemeliharaan Motivasic.    Teori David Mc. Clellandd.    Teori PengharapanBeberapa faktor yang berpengaruh terhadap motivasi :-    Motivasi sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerjanya.-    Ada 3 faktor utama yang berpengaruh pada motivasi menurut Lyman Porter dan Raymond Miles.-    Sumber lain mengemukakan, bahwa di dalam motivasi itu terdapat suatu rangkaian interaksi antar berbagai faktor.-    Tekanan Psikologis.-    Teori Douglas Mc. Gregor

D. PENUTUP

Dewasa ini sangat gencar permintaan atas pemimpin dan kepemimpinan publik yang lebih menginspirasikan untuk memotivasi peserta atau pengikut (warga) dan mencapai hasil yang berkualitas secara konstan. Tetapi proses melahirkan pemimpin jauh lebih sulit dibandingkan dengan pimpinan. Tidak heran jika di sektor publik yang lahir dan tumbuh dewasa adalah pimpinan bukan pemimpin. Kondisi politik birokrasi dan politik administratif belum kondusif untuk melahirkan pemimpin publik.Kepemimpinan sebenarnya dapat disimpulkan ada 3 dasar pemikiran syarat-syarat untuk menjadi seorang pemimpin.antara lain ciri-ciri yang bersifat fisik, ciri-ciri yang menunjukkan latar belakang sosial ekonomi dan pendidikan,  kecerdasan dan kecakapan, kepribadian, ciri-ciri yang berorientasi kepada tugas,   Memiliki semangat kerja sama, bagaimana seorang pemimpin berperilaku.Dirangkum sebagai berikut teori konsiderasi dan struktur inisiasi,     model kepemimpinan kontinun,   grafik kepemimpinan, sistem kepemimpinan Likert, perilaku kepemimpinan menurut Teori Tiga DimensiMenciptakan seorang pemimpin yang efektif. Kami harapkan supaya dapat dipahami dan menyampaikan kepada orang-orang yang menbutuhkan suatu motivasi yang bagus dan dapat dilestarikan kepada orang banyak. Sehingga artikel ini dapat dijadikan suatu motivasi seseorang yang ingin suatu tujuan/keinginan dapat terwujud.

Dafta Pustaka

James M. Kouzes dan Barry Z. Posner. 1999. Tantangan Kepemimpinan. Alih Bahasa Anton Adiwiyoto. Interaksara, Batam Centre.

Dino Patti Djalal. 2008. Harus Bisa: Seni Memimpin ala SBY. Jakarta: R&W.

John C. Knapp, “Leadership and the Crisis of Public Trust”. Tersedia di  http://www.southerninstitute.org/Resources-GoodBusiness-Content(37).htm. Di-akses pada 16 Oktober 2008.

Montgomery Van War, “Public-sector leadership theory: An assessment”. Public

Page 12: Aaaaaaaaaaaa 222

Administration Review. Washington: Mar/Apr 2003.Vol.63, Iss. 2;  pg.214,15 pgs

Kurt T. Dirks and Daniel Skarlicki, “Trust in Leaders: Existing Research and Emerging Issues”. To appear in Trust Within Organizations, Edited by R. Kramer & K. Cook.

Definisi Kepemimpinan Dan Macam-Macam Gaya Kepemimpinan Definisi Kepimpinan

Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.

Pengertian Kepemimpinan Menurut Para ahli

Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.

Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok

Macam-Macam Gaya Kepemimpinan

Page 13: Aaaaaaaaaaaa 222

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian

Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire

Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.

EMPAT GAYA KEPEMIMPINAN DARI EMPAT MACAM KEPRIBADIAN

Keempat gaya kepemimpinan berdasarkan kepribadian adalah :

1. Gaya Kepemimpinan Karismatis

2. Gaya Kepemimpinan Diplomatis

3. Gaya Kepemimpinan Otoriter

4. Gaya Kepemimpinan Moralis

GAYA KEPEMIMPINAN KARISMATIS

Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan.

Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji.

GAYA KEPEMIPINAN DIPLOMATIS

Page 14: Aaaaaaaaaaaa 222

Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya.

Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.

GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER

Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.

Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.

GAYA KEPEMIMPINAN MORALIS

Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.

Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.

Jika saya menjadi pemimpin, Saya akan lebih memilih gaya kepemimpinan demokratis.Karena melalui gaya kepemimpinan seperti ini semua permasalahan dapat di selesaikan dengan kerjasama antara atasan dan bawahan. Sehingga hubungan atasan dan bawahan bisa terjalin dengan baik.

Refrensi:

http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli/#ixzz1ijX4CPTU

http://organisasi.org/jenis_dan_macam_gaya_kepemimpinan_pemimpin_klasik_otoriter_demokratis_dan_bebas_manajemen_sumber_daya_manusia

Page 15: Aaaaaaaaaaaa 222

http://wapannuri.com/a.kepemimpinan/kepemimpinan_efektif.html

About these ads

Definisi

Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penyelenggara

Berdasarkan organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik atau pelayanan umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi privat, adalah semua penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta, seperti misalnya rumah sakit swasta, PTS, perusahaan pengangkutan

milik swasta.

1. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi publik. Yang dapat dibedakan lagi menjadi :

1. Yang bersifat primer dan,adalah semua penye¬diaan barang/jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah yang di dalamnya pemerintah merupakan satu-satunya penyelenggara dan pengguna/klien mau tidak mau harus memanfaatkannya. Misalnya adalah pelayanan di kantor imigrasi, pelayanan penjara dan pelayanan perizinan.

2. Yang bersifat sekunder, adalah segala bentuk penyediaan barang/jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi yang di dalamnya pengguna/klien tidak harus mempergunakannya karena adanya beberapa penyelenggara pelayanan.

Karakteristik

Page 16: Aaaaaaaaaaaa 222

Ada lima karakteristik yang dapat dipakai untuk membedakan ketiga jenis penyelenggaraan pelayanan publik tersebut, yaitu:

1. Adaptabilitas layanan. Ini berarti derajat perubahan layanan sesuai dengan tuntutan perubahan yang diminta oleh pengguna.

2. Posisi tawar pengguna/klien. Semakin tinggi posisi tawar pengguna/klien, maka akan semakin tinggi pula peluang pengguna untuk meminta pelayanan yang lebih baik.

3. Type pasar. Karakteristik ini menggambarkan jumlah penyelenggara pelayanan yang ada, dan hubungannya dengan pengguna/klien.

4. Locus kontrol. Karakteristik ini menjelaskan siapa yang memegang kontrol atas transaksi, apakah pengguna ataukah penyelenggara pelayanan.

5. Sifat pelayanan. Hal ini menunjukkan kepentingan pengguna atau penyelenggara pelayanan yang lebih dominan.

28

Hubungi Meracau Bersama Tentang Beriklan

Comments By Email Posts

Home Artikel Poster

Pelayanan Publik, Good Governance & AAUPB Dalam DiskresiRabu, 30 Juni 2010 11:58:53 - oleh : yosa

Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa Negara wajib melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Seluruh kepentingan publik harus dilaksanakan oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara yaitu dalam berbagai sektor pelayanan, terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan

Page 17: Aaaaaaaaaaaa 222

dasar masyarakat. Dengan kata lain seluruh kepentingan yang menyangkut hajat hidup orang banyak itu harus atau perlu adanya suatu pelayanan.

Pemerintah mengandung arti suatu kelembagaan atau organisasi yang menjalankan kekuasaan pemerintahan, sedangkan pemerintahan adalah proses berlangsungnya kegiatan atau perbuatan pemerintah dalam mengatur kekuasaan suatu negara. Penguasa dalam hal ini pemerintah yang menyelenggarakan pemerintahan, melaksanakan penyelenggaraan kepentingan umum, yang dijalankan oleh penguasa administrasi negara yang harus mempunyai wewenang. Seiring dengan perkembangan, fungsi pemerintahan ikut berkembang, dahulu fungsi pemerintah hanya membuat dan mempertahankan hukum, akan tetapi pemerintah tidak hanya melaksanakan undang-undang tetapi berfungsi juga untuk merealisasikan kehendak negara dan menyelenggarakan kepentingan umum (public sevice). Perubahan paradigma pemerintahan dari penguasa menjadi pelayanan, pada dasarnya pemerintah berkeinginan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat.

Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah itu masih dihadapkan pada sistem pemerintahan yang belum efektif dan efisien serta kualitas sumber daya manusia aparatur yang belum memadai. Hal ini terlihat dari masih banyaknya keluhan dan pengaduan dari masyarakat baik secara Iangsung maupun melalui media massa. Pelayanan publik perlu dilihat sebagai usaha pemenuhan kebutuhan dan hak-hak dasar masyarakat. Dalam hal ini penyelenggaraan pelayanan publik tidak hanya yang di selenggarakan oleh pemerintah semata tetapi juga oleh penyelenggara swasta.

Pada saat ini persoalan yang dihadapi begitu mendesak, masyarakat mulai tidak sabar atau mulai cemas dengan mutu pelayanan aparatur pemerintahan yang pada umumnya semakin merosot atau memburuk. Pelayanan publik oleh pemerintah lebih buruk dibandingkan dengan pelayanan yang diberikan oleh sektor swasta, masyarakat mulai mempertanyakan apakah pemerintah mampu menyelenggarakan pemerintahan dan atau memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.

Sudah sepatutnya pemerintah mereformasi paradigma pelayanan publik tersebut. Reformasi paradigma pelayanan publik ini adalah penggeseran pola penyelenggaraan pelayanan publik dari yang semula berorientasi pemerintah sebagai penyedia menjadi pelayanan yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat sebagai pengguna. Dengan begitu, tak ada pintu masuk alternatif untuk memulai perbaikan pelayanan publik selain sesegera mungkin mendengarkan suara publik itu sendiri. Inilah yang akan menjadi jalan bagi peningkatan partisipasi masyarakat di bidang pelayanan publik.

Penyelenggaraan pelayanan publik yang buruk di Indonesia selama ini telah menjadi rahasia umum bagi setiap masyarakat sebagai penerima layanan, ungkapan ini tidaklah berlebihan ketika melihat fakta bahwa hak sipil warga sering dilanggar dalam

Page 18: Aaaaaaaaaaaa 222

proses pengurusan identitas penduduk seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP). Pembuatan KTP yang seharusnya mudah, dipersulit dengan banyaknya meja dan rangkaian prosedur yang harus dilalui. Keluhan-keluhan seperti inilah yang sering muncul dari masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik terutama dari rendahnya kualitas penyelenggaraan pelayanan publik.

Pelayanan publik masih diwarnai oleh pelayanan yang sulit untuk diakses, prosedur yang berbelit-belit ketika harus mengurus suatu perijinan tertentu, biaya yang tidak jelas serta terjadinya praktek pungutan liar (pungli), merupakan indikator rendahnya kualitas pelayanan publik di Indonesia. Di mana hal ini juga sebagai akibat dari berbagai permasalahan pelayanan publik yang belum dirasakan oleh rakyat. Di samping itu, ada kecenderungan adanya ketidakadilan dalam pelayanan publik di mana masyarakat yang tergolong miskin akan sulit mendapatkan pelayanan. Sebaliknya, bagi mereka yang memiliki “uang“, dengan sangat mudah mendapatkan segala yang diinginkan. Untuk itu, apabila ketidakmerataan dan ketidakadilan ini terus-menerus terjadi, maka pelayanan yang berpihak ini akan memunculkan potensi yang bersifat berbahaya dalam kehidupan berbangsa. Potensi ini antara lain terjadinya disintegrasi bangsa, perbedaan yang lebar antar yang kaya dan miskin dalam konteks pelayanan, peningkatan ekonomi yang lamban, dan pada tahapan tertentu dapat meledak dan merugikan bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Birokrasi pada pemerintahan sebagai penyelenggara pelayanan publik sering atau selalu dikeluhkan karena ketidak efisien dan efektif, birokrasi sering kali dianggap tidak mampu melakukan hal-hal yang sesuai dan tepat, serta sering birokrasi dalam pelayanan publik itu sangat merugikan masyarakat sebagai konsumennya. Hal ini sangat memerlukan perhatian yang besar, seharusnya birokrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik itu memudahkan masyarakat menerima setiap pelayanan yang diperlukannya, seharusnya pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan terhadap masyarakat itu mempermudahkannya, bukan mempersulit.

Penyelenggaraan pemerintahan ditujukan kepada terciptanya fungsi pelayanan publik, pemerintahan yang baik cenderung menciptakan terselenggaranya fungsi pelayanan publik dengan baik pula, sebaliknya pemerintahan yang buruk mengakibatkan fungsi pelayanan publik tidak dapat terselenggara dengan baik. Dalam hal ini juga pemerintah diperbolehkan untuk melakukan intervensi dalam kehidupan masyarakat dengan konsep negara kesejahteraan (welvaartstaat) melalui instrumen hukum yang mendukungnya, hal ini boleh dilakukan agar dapat terlaksananya pelayanan publik dengan baik serta terciptanya kesejahteraan bagi masyarakat. Sebagai konsumen dalam pelayanan publik welvaartstaat ini sangat berkaitan dengan kebijakan pemerintah sebagai penyelenggara dalam pelayanan publik.

Sebelum lahirnya walvarestaat ada yang disebut atau dikenal dengan nachtwachkerstaat (negara penjaga malam), dalam tipe negara ini, negara tidak

Page 19: Aaaaaaaaaaaa 222

dibenarkan untuk campur tangan dalam penyelenggaraan kepentingan rakyat. Dikatakan sebagai nachtwachkerstaat karena negara bertindak hanya sebagai penjaga malam saja, artinya negara hanya menjaga keamanan semata-mata, negara baru bertindak apabila keamanan dan ketertiban terganggu. Dalam hal ini negara tidak mencampuri segi-segi kehidupan masyarakat, baik dalam segi ekonomi, sosial, kebudayaan dan sebagainya, sebab dengan turut campurnya negara kedalam segi-segi kehidupan masyarakat dapat mengakibatkan kurangnya kemerdekaan individu. Akan tetapi dikarenakan oleh tuntutan masyarakat menghendaki faham ini tidak dipertahankan lagi, sehingga negara terpaksa turut campur tangan dalam urusan kepentingan rakyat.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan telah terjadi pergeseran paradigma dari rule government menjadi good governance, dalam paradigma dari rule government penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik senantiasa menyandarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) tidak hanya terbatas pada penggunaan peraturan perundang-undangan yang berlaku, melainkan dikembangkan dengan menerapkan prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang tidak hanya melibatkan pemerintah atau negara semata tetapi harus melibatkan intern birokrasi maupun ekstern birokrasi. Citra buruk yang melekat dalam tubuh birokrasi dikarenakan sistem ini telah dianggap sebagai tujuan bukan lagi sekadar alat untuk mempermudah jalannya penyelenggaraan pemerintahan. Kenyataannya, birokrasi telah lama menjadi bagian penting dalam proses penyelenggaraan pemerintahan negara.

Sistem kepemerintahan yang baik adalah partisipasi, yang menyatakan semua institusi governance memiliki suara dalam pembuatan keputusan, hal ini merupakan landasan legitimasi dalam sistem demokrasi, good governance memiliki kerangka pemikiran yang sejalan dengan demokrasi dimana pemerintahan dijalankan sepenuhnya untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemerintah yang demokratis tentu akan mengutamakan kepentingan rakyat, sehingga dalam pemerintahan yang demokratis tersebut penyediaan kebutuhan dan pelayanan publik merupakan hal yang paling diutamakan dan merupakan ciri utama dari good governance.

Salah satu fungsi penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan oleh aparatur pemerintah adalah pelayanan publik. Peraturan perundangan Indonesia telah memberikan landasan untuk penyelenggaraan pelayanan publik yang berdasarkan atas Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB). Pasal 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme menyebutkan asas-asas tersebut, yaitu Asas Kepastian Hukum, Transparan, Daya Tanggap, Berkeadilan, Efektif dan Efisien, Tanggung Jawab, Akuntabilitas dan Tidak Menyalahgunakan Kewenangan. Asas ini dijadikan sebagai dasar penilaian dalam peradilan dan upaya administrasi, disamping sebagai norma hukum tidak tertulis bagi

Page 20: Aaaaaaaaaaaa 222

tindakan pemerintahan. Meskipun merupakan asas, tidak semuanya merupakan pemikiran yang umum dan abstrak, dan dalam beberapa hal muncul sebagai aturan hukum yang konkret atau tertuang secara tersurat dalam pasal undang-undang serta mempunyai sanksi tertentu.

Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (algemene beginselen van behoorlijk bestuur) ini menjadi landasan dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Asas ini merupakan jembatan antara norma hukum dan norma etika yang merupakan norma tidak tertulis, Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB) merupakan suatu bagian yang pokok bagi pelaksanaan atau realisasi Hukum Tata Pemerintahan atau Administrasi Negara dan merupakan suatu bagian yang penting sekali bagi perwujudan pemerintahan negara dalam arti luas. Asas ini digunakan oleh para aparatur penyelenggaraan kekuasaan negara dalam menentukan perumusan kebijakan publik pada umumnya serta pengambilan keputusan pada khususnya, jadi Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB) ini diterapkan secara tidak langsung sebagai salah satu dasar penilaian.

Asas ini merupakan kaidah hukum tidak tertulis sebagai pencerminan norma-norma etis berpemerintahan yang wajib diperhatikan dan dipatuhi, disamping mendasarkan pada kaidah-kaidah hukum tertulis. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa beberapa asas diantaranya dapat disisipkan dalam berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan dan menjadi tolok ukur bagi hakim dalam hal mengadili perkara gugatan terhadap pemerintah mengenai perbuatan melawan hukum oleh penguasa. Asas ini juga dapat dipahami sebagai asas-asas umum yang dijadikan sebagai dasar dan tata cara dalam penyelenggaraan pemerintahan yang layak, yang dengan cara demikian penyelenggaran pemerintahan itu menjadi lebih baik, sopan, adil, terhormat, bebas dari kezaliman, pelanggaran peraturan, tindakan penyalahgunaan wewenang dan tindakan sewenang-wenang.

Pelayanan publik merupakan program nasional untuk memperbaiki fungsi pelayanan publik, pelayanan publik diartikan sebagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah untuk memenuhi hak-hak warga masyarakat. Pelayanan publik dibatasi pada pengertian pelayanan publik merupakan segala bentuk pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparat pemerintah dalam bentuk barang dan atau jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan publik merupakan sarana pemenuhan kebutuhan mendasar masyarakat untuk kesejahteraan sosial. Sehingga perlu memperhatikan nilai-nilai, sistem kepercayaan, religi, kearifan lokal serta keterlibatan masyarakat. Perhatian terhadap beberapa aspek ini memberikan jaminan bahwa pelayanan publik yang dilaksanakan merupakan ekspresi kebutuhan sosial masyarakat. Dalam konteks itu, ada jaminan bahwa pelayanan publik yang diberikan akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, masyarakat akan merasa memiliki pelayanan publik tersebut sehingga pelaksanaannya diterima dan didukung penuh oleh masyarakat.

Page 21: Aaaaaaaaaaaa 222

Citra layanan publik di Indonesia, dari dahulu hingga kini, lebih dominan sisi gelapnya ketimbang sisi terangnya, selain mekanisme birokrasi yang bertele-tele ditambah dengan petugas birokrasi yang tidak profesional. Sudah tidak asing kalau layanan publik di Indonesia dicitrakan sebagai salah satu sumber korupsi dan sangat beralasan kalau World Bank, dalam World Development Report 2004, memberikan stigma bahwa layanan publik di Indonesia sulit diakses oleh orang miskin, dan menjadi pemicu ekonomi biaya tinggi (high cost economy) yang pada akhirnya membebani kinerja ekonomi makro, alias membebani publik (masyarakat). Jadi sangat dibutuhkan peningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik serta memberi perlindungan bagi warga negara dari penyalahgunaan wewenang (abuse of power) dalam penyelenggaraan pelayanan publik oleh pemerintah. Secara konstitusional, juga merupakan kewajiban negara melayani warga negaranya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka pelayanan publik.