56
1 Pengaruh Pandangan Dosen Akuntansi Tentang Kepemimpinan Dekan Dan Kultur Universitas Terhadap Performance Dosen Akuntansi Di beberapa Universitas Negeri dan Swasta di Sumut (Studi Kasus di SUMUT) Medan Firman Syarif Universitas Sumatera Utara Anggriyani Universitas Islam Sumatera Abstract This research is an empirical research about the influence of accounting lecturers sight about dean leadership and university culture on Accounting lecturers performance in some private and goverment university in North Sumatera – Medan. Data are analyzed with quantitative and qualitative analysis. We use SPSS version 15 for analyzing data. Validity test is done with Person Correlation and Reliability test is done with cronbach alpha measurement > 0,5 and hypotheses are tested with multiple regression analysis. For validity test, r table value for 30 respondent with significance level 5% is 0,296. For reliability test, questionairs are assumed accurate is cronbach alpha coefficient > 0,5 (Nunnally, 1994). All cronbach alpha is > 0,5, it means that requirement test for reliability is fulfilled, hypothesis testing uses table value coefficients on t value (t sig or t significance) H1 = 0,020 or probalitiy is far below from 0,05 and H2 = 0,015, it means that H1 and H2 are accepted and there is the influence on accounting lecturers sights about dean leadership in North Sumatera, University culture on accounting lecturer performance in some private and goverment university in North Sumatera. Hypothesis testing (H3) uses ANOVA on F value (F sig or f significance) is 0,000 or probabilty is for down 0,05. It means that H3 is accepted and there is the influence of Accounting lecturer sight and university culture about dean leadership simultaneously on accounting lecturer performance in some private and Govermernt University in North Sumatera, shows that determination

A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

1

Pengaruh Pandangan Dosen Akuntansi Tentang Kepemimpinan DekanDan Kultur Universitas Terhadap Performance Dosen Akuntansi Di beberapa

Universitas Negeri dan Swasta di Sumut (Studi Kasus di SUMUT) Medan

Firman SyarifUniversitas Sumatera Utara

AnggriyaniUniversitas Islam Sumatera

Abstract

This research is an empirical research about the influence of accounting lecturers sight about dean leadership and university culture on Accounting lecturers performance in some private and goverment university in North Sumatera – Medan.

Data are analyzed with quantitative and qualitative analysis. We use SPSS version 15 for analyzing data. Validity test is done with Person Correlation and Reliability test is done with cronbach alpha measurement > 0,5 and hypotheses are tested with multiple regression analysis.

For validity test, r table value for 30 respondent with significance level 5% is 0,296. For reliability test, questionairs are assumed accurate is cronbach alpha coefficient > 0,5 (Nunnally, 1994). All cronbach alpha is > 0,5, it means that requirement test for reliability is fulfilled, hypothesis testing uses table value coefficients on t value (t sig or t significance) H1 = 0,020 or probalitiy is far below from 0,05 and H2 = 0,015, it means that H1 and H2 are accepted and there is the influence on accounting lecturers sights about dean leadership in North Sumatera, University culture on accounting lecturer performance in some private and goverment university in North Sumatera.

Hypothesis testing (H3) uses ANOVA on F value (F sig or f significance) is 0,000 or probabilty is for down 0,05. It means that H3 is accepted and there is the influence of Accounting lecturer sight and university culture about dean leadership simultaneously on accounting lecturer performance in some private and Govermernt University in North Sumatera, shows that determination coefficient result (R2) is 0,542 (54,2%) and statiscally significant (P≤ 0,05). This result shows that only 54,2% variation in accounting lecturer performance variable in some private and government university in North Sumatera-Medan the rest is explained by other independent variable that are not observed in this research.

Key Words : accounting lecturers sight, culture, and dean leadership.

Page 2: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

2

I. PENDAHULUAN

Salah satu variabel mutu pendidikan adalah peran serta dosen sebagai pengelola Proses

Belajar Mengajar (PBM), sebab dosen mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk

mengorganisasikan, mengontrol dan menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar

mahasiswa. Peningkatan mutu pendidikan harus dimulai dari peningkatan mutu Performance

Dosen Akuntansi, sebab dosen merupakan ujung tombak pelaksanaan operasional program

pendidikan di Universitas. Orientase pengelolaan dosen diupayakan untuk mendukung para dosen

dalam meningkatkan profesionalismenya, sebab tanpa dosen yang bermutu suatu negara akan

tetap kalah bersaing dengan sumber daya manusia negara lain.

Para dosen dapat bertugas dengan baik apabila mereka mendapat dukungan dari semua

pihak baik pemerintah, masyarakat maupun orangtua mahasiswa, sebab tanggung jawab

pendidikan itu merupakan tanggung jawab bersama dan bukan hanya tanggung jawab dosen.

Rendahnya mutu hasil belajar mahasiswa dapat diakibatkan oleh rendahnya kinerja dosen

selaku pelaksana pendidikan di universitas. Banyak kalangan merisaukan hasil Performance

Dosen Akuntansi saat ini terutama pemerhati pendidikan, tetapi bagaimana solusinya

permasalahan tersebut belum terjawab. Sebagai ilustrasi yang dapat dikemukakan adanya dosen

yang makan gaji buta, rendahnya komitmen dosen terhadap tugas, adanya perilaku dosen yang

tidak terpuji dan sebagainya.

Ahli pendidikan Surahmad (1981:13), secara tegas mengemukakan bahwa disiplin

guru/dosen sangat rendah dan juga ketertutupan mental para staf pengajar atau dosen untuk

menerima hal-hal yang baru. Ada yang menduga rendahnya performance mereka disebabkan

kurangnya kesejahteraan yang diterima para guru/dosen dalam tugas pengabdiannya sebagai

pendidik, pelatih dan pengajar. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa sebagian guru /dosen

pengajar dilapangan kurang menghargai jabatan profesinya.

Kondisi-kondisi Performance Dosen Akuntansi tersebut tidak tertutup kemungkinan

terjadi di Kota Medan, sebab pendidikan itu merupakan suatu sistem yang mempunyai begitu

Page 3: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

3

banyak variabel yang mempengaruhinya dan implikasinya berlaku secara umum. Dari latar

belakang tersebut peneliti merasa tertarik untuk mengkaji: faktor-faktor penentu Performance

Dosen Akuntansi Di beberapa Universitas Negeri dan Swasta di Sumut Med

II. TINJAUAN TEORITIS

2.1. Performance Dosen Akuntansi

Performance, yang diterjemahkan sebagai kinerja juga dapat berarti prestasi kerja atau

pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau hasil kerja atau unjuk kerja. Smith (1982 : 393),

menyatakan performance atau kinerja adalah: ...output drive from processes, human or otherwise.

Dengan kata lain, performance merupakan hasil kerja dari suatu proses. Performance mempunyai

hubungan yang erat dengan produktivitas, sebab jika kita ingin menaikkan kinerja personil berarti

yang dapat dinaikkan tersebut adalah produktivitas performancenya. Berbicara tentang

performance personil berhubungan erat dengan cara melaksanakan penilaian pekerjaan seseorang,

sehingga perlu standard performance.

Mitchell (1978 : 343) menyatakan bahwa performance meliputi aspek seperti: (1) Quality

of work, (2) Promptness, (3) Initiative, (4) Capability, (5) Communication. Kelima aspek tersebut

dapat dijadikan ukuran dalam mengadakan pengkajian tingkat performance seseorang.

Menurut Sustermeister (1978 : 11), performance merupakan hasil perpaduan dari

kecakapan dan motivasi, dimana masing-masing variabelnya dihasilkan dari sejumlah faktor lain

yang saling mempengaruhi, lebih lanjut diungkapkan sebagai berikut :

”Ability is deemed to result from knowledge and skill. Knowledge is turn is affected by

education experience, training and interest. Skill is affected by attitude and personality as well as

by education, experience, training and interest. Motivation is here considered to result from the

interacting forces in physical condition of the job, social conditions of the job and individual

needs”.

Page 4: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

4

Hal yang senada dikemukakan oleh Mitchell dan Larson (dalam Safuri, 1997 : 76), yang

menyatakan bahwa prestasi kerja yang baik dapat dipengaruhi oleh kecakapan dan motivasi.

Mereka menjelaskan bahwa kecakapan tanpa motivasi atau sebaliknya tidak dapat menghasilkan

output yang tinggi.

Pengertian lain dari performance juga dikemukakan oleh Handoko (1978:35), bahwa

performance merupakan prestasi atau pelaksanaan kerja seseorang karyawan. Dan prestasi atau

pelaksanaan kerja seseorang karyawan. Dan prestasi kerja tersebut merupakan perpaduan antara

kompetensi penguasaan bahan, kemampuan profesional, penguasaan proses, kemampuan

penguasaan diri terhadap situasi dan suasana kerja, yang didasari oleh sikap, nilai dan kepribadian

yang mantap.

Menurut Timpe (1998:32-35), kinerja adalah pengekspresian kemampuan yang tinggi dan

semangat kerja yang keras serta berkaitan dengan tingkat kesukaran pekerjaan, bantuan dari rekan

sekerja dan ada tidaknya kepemimpinan yang baik.

Performance Dosen Akuntansi dapat tercermin dalam tiga peran, yaitu peran dosen

sebagai pribadi, peran dosen sebagai warga fakultas, dan peran dosen sebagai warga masyarakat.

2.2. Peran Dosen sebagai Pribadi

Peranan dosen dalam pembinaan kebangsaan harus dimulai dari kebangsaan dirinya

sendiri. Kepribadian dosen merupakan landasan utama dalam bentuk daya nalar, sebagai pilar

penyangga dengan empat jenjang anak tangga seperti yang dikemukakan Hitt (dalam Surya,

2001) berupa : (1) Coping, yaitu kemampuan untuk melakukan tindakan menghadapi dunia

sehari-hari dengan baik, (2) Knowing, yaitu memahami kenyataan dan kebenaran dunia sehari-

hari, (3) Believing, yaitu keyakinan yang melandasi berbagai tindakan, dan (4) Being, yaitu

perwujudan diri yang otentik dan bermakna.

2.3. Peran Dosen sebagaI Warga Fakultas

Sejalan dengan tugas-tugas utama sebagai pendidik, dosen dilaksanakan tugas

pengabdiannya dalam pengajaran dan latihan, maka profesi dosen sangat terkait dengan

Page 5: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

5

pengembangan peserta didik melalui keteladanan, penciptaan lingkungan yang kondusif,

mengajar dan melatih peserta didik sebagai unsur bangsa.

Berkaitan dosen sebagai warga fakultas di Universitas tempat mereka mengajar

Gerstmer, et al. (dalam Surya, 2001) menyatakan, masa kini peranan dosen mengalami perluasan

yaitu sebagai pelatih, manajer, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang. Sebagai pelatih

dosen memberikan peluang sebesar-besarnya bagi peserta didik untuk mengembangkan cara

pembelajarannya sendiri. Sebagai manajer pembelajaran, dosen mengelola keseluruhan kegiatan

pembelajaran dengan mendinamisasi segala sumber-sumber belajar. Sebagai partisipan, dosen

tidak hanya berprilaku mengajar tetapi juga berperilaku belajar melalui interaksi dengan peserta

didik. Sebagai pemimpin, dosen menjadi seorang penggerak peserta didik dan orang lain. Sebagai

pembelajar, dosen dituntut agar terus-menerus belajar dalam rangka meningkatkan

kompetensinya. Sebagai pengarang, dosen secara kreatif menghasilkan berbagai karya yang akan

digunakan untuk melaksanakan tugasnya.

2.4. Peran Dosen sebagai Warga Masyarakat

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara keseluruhan, Dosen

merupakan unsur strategis sebagai anggota, agen dan pendidik masyarakat, maka guru harus

menunjukkan kepribadiannya secara efektif agar menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya.

Tidak hanya dirinya yang menjadi teladan, tetapi keluarganya juga harus menjadi teladan.

Merujuk kepada pendapat Darmodihardjo (1983), dosen mempunyai tiga tugas pokok

yang harus tampak dalam kinerjanya, yaitu: (1) tugas profesional, (2) tugas kemanusiaan dan (3)

tugas kemasyarakatan. Tugas profesional berhubungan dengan tugas mendidik untuk

mengembangkan kepribadian, tugas mengajar untuk mengembangkan kemampuan berfikir, tugas

melatih untuk mengembangkan keterampilan. Tugas kemanusiaan ialah, tugas para dosen kepada

peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, melakukan identifikasi diri dan

intropeksi diri agar peserta didik dapat menempatkan dirinya di masyarakat yang memiliki cita-

cita dan harga diri. Tugas kemasyarakatan berkaitan dengan tugas dosen untuk peserta didik agar

Page 6: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

6

mereka mengetahui hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan dapat mewariskan nilai-nilai

yang sesuai dengan falsafah dan budaya bangsa (Depdikbud, 1983). Sebagian besar dari peranan

yang dikemukakan di atas merupakan hubungan antar pribadi yang sifatnya sempit. Peranan

Dosen yang lebih luas adalah sebagai berikut: (1) pengelola Proses Belajar Mengajar (PMB), (2)

fasilitator perkembangan mahasiswa, (3) agen pembaharuan, dan (4) pengganti orang tua di

kampus (Darmodihardjo, 1983). Apabila dosen dapat melaksanakan tugas, fungsi dan peranannya

di fakultas tempat mereka mengajar dalam bentuk kinerja (performance) dengan baik, maka

diperlukan beberapa persyaratan yang merupakan unsur-unsur kompetensi yang saling

mendukung dan terpadu. Dengan demikian Performance Dosen Akuntansi dilandasi oleh

kompetensi, penguasaan bahan, kemampuan profesional, penguasaan proses, kemampuan

menyesuaikan diri terhadap situasi dan suasana pengajaran yang dilandasi oleh sikap, nilai dan

kepribadian yang mantap.

2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas performance

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas performance seseorang, pada dasarnya

ditentukan oleh : (1) Faktor internal dan (2) Faktor eksternal.

1). Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan merupakan syarat mutlak bagi terciptanya sumber daya yang kompeten di

bidangnya. Asumsi yang mendasari adalah makin tinggi tingkat pendidikan, maka makin tinggi

produktivitas kinerjanya. Hal ini dimungkinkan karena bertambahnya wawasan dan keterampilan

yang diperolehnya.

b) Motivasi

Motivasi adalah hal yang mendorong seseorang untuk berbuat, dimana dorongan tersebut

dapat datangnya dari dalam diri sendiri dan dapat pula pengaruh luar. Asumsinya semakin tinggi

motivasi pada diri seseorang semakin besar hasil produktivitas kerjanya dan sebaliknya.

c) Kepuasaan kerja

Page 7: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

7

Untuk meningkatkan prestasi kerja seseorang dibutuhkan juga kepuasan batin diri

personil dalam bertugas. Adanya harmonisasi hubungan, baik antar pimpinan dengan yang

dipimpin akan mengakibatkan terciptanya hubungan batin yang tidak ternilai besarnya. Kepuasan

kerja akan tercipta oleh sejumlah faktor yang saling berkaitan antara lain gaya kepemimpinan

iklim kerja, hubungan kerja yang manusiawi.

d) Komitmen

Seorang pekerja keras akan memiliki komitmen yang kuat terhadap pekerjaan yang

digelutinya. Komitmen ini berkaitan erat dengan tanggung jawab moral seseorang terhadap tugas

yang menjadi tanggung jawabnya. Indikator seseorang mempunyai komitmen yang kuat akan

terlihat dari: sifatnya yang mendahulukan tugas pengabdian diatas kepentingan pribadinya,

pekerja keras, bertanggung jawab, jujur, mempunyai kreativitas dan inovasinya untuk mencari

berbagai peluang disaat ada hambatan.

e) Etos kerja

Dalam bahasa sederhana bahwa etos kerja mempunyai arti semangat yang dimiliki

seseorang untuk selalu rajin bekerja. Etos kerja dapat dikatakan sebagai filosofi seseorang

mengenai kerja yang baik dan menghasilkan etika kerja menuju hasil kerja yang baik.

2). Faktor Eksternal

a) Tingkat penghasilan

Tingkat penghasilan sering disebut sebagai salah satu variabel determinan dalam

menentukan produktivitas kerja seseorang. Secara rasional alasan tersebut dapat diterima, karena

tingkat penghasilan erat kaitannya dengan terpenuhinya kebutuhan hidup, maka orang akan

merasa aman, keluarga terlindungi dan selanjutnya orang tersebut akan bekerja dengan sebaik-

baiknya.

b) Iklim kerja

Iklim kerja adalah suatu kondisi yang abstrak tetapi dapat mempengaruhi semangat

bekerja. Iklim bekerja tersebut terlihat dengan adanya rasa aman, nyaman, dan merasa ikut

Page 8: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

8

memiliki yang membuat personil merasa dihargai dan terdorong untuk memberikan yang terbaik

sehingga produktivits kerjanya meningkat dari waktu ke waktu.

c) Hubungan antar manusia

Dalam suatu organisasi terdapat hubungan formal dan informal; yang pertama hubungan

formal merupakan hubungan yang terjalin sesuai dengan sistem dan cara kerja yang telah

ditetapkan; kedua, hubungan informal dibutuhkan untuk menjalin kerja sama antar berbagai pihak

yang sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan organisasi secara optimal. Dengan demikian

sudah sewajarnya seorang pemimpin memperhatikan aspek tersebut, sebagai perwujudan gaya

kepemimpinan yang demokratis yang melibatkan bawahan dalam mengambil keputusan, terutama

menyangkut hajat hidup orang banyak.

d) Kepemimpinan

Kepimpinan yang handal merupakan syarat mutlak bagi suatu organisasi termasuk

sekolah yang membutuhkan tingkat koordinasi yang tinggi. Kepemimpinan adalah seni dan

ketrampilan dari seseorang untuk mempengaruhi orang lain, supaya suka dan mau bekerja

sehingga tujuan dan keinginan dan keinginan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

e) Tradisi atau Kultur organisasi

Kultur organisasi yaitu kebiasaan atau tradisi atau pandangan hidup dari anggota

organisasi yang diakui bersama.

2.6. Pandangan Dosen Akuntansi Tentang Kepemimpinan Dekan

Pandangan atau persepsi merupakan aspek kognitif yang dialami seseorang dalam

memahami setiap informasi tentang lingkungannya baik melalui penglihatan, pendengaran dan

penghayatan. Ghori (dalam Ansyar, 1998), menyatakan persepsi sebagai pandangan atau

penilaian tentang lingkungan atau praktik-praktik pendidikan yang dialami oleh subjek melalui

sistem konseptual dan inderanya.

Page 9: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

9

Menurut Milton (dalam Noviardi, 1991), ”perception is the process of selection,

organization, and interpretation of stimuli from environment”, maksudnya persepsi adalah proses

memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan rangsangan dari lingkungan. Pendapat lain

dikemukakan oleh Hammer dan Organ (dalam Indrawijaya, 1986), bahwa persepsi sebagai proses

seseorang mengorganisasikan dalam pikirannya, menafsirkan, dan mengalami, mengolah

pertanda atau segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya.

Jakson (dalam Jasrial, 1983), mengartikan pandangan adalah pengalaman tentang objek,

peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan.

Kepemimpinan adalah seni dan keterampilan dari seseorang untuk mempengaruhi orang

lain, supaya suka dan mau bekerja sehingga tujuan dan keinginan pemimpin itu dapat terlaksana

secara efektif dan efisien. Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Sudjana, 1992), bahwa:

”Leadership is any time one attempts to impact the behavior of an individual or group

regardless of the reason. It may be for one’s own goals or a friend’s goal, and they may not be

congruent with orgazinational goals”.

Pengertian tersebut menggambarkan bahwa kepemimpinan adalah setiap upaya seseorang yang

mencoba untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau sekelompok orang. Upaya

mempengaruhi ini bertujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tercapai tidaknya tujuan

organisasi sangat tergantung kepada gaya kepemimpinan yang digunakan.

Dalam kepemimpinan terdapat sejumlah aspek yang dikaji antara lain mengenai gaya

kepemimpinannya, teori kepemimpinan, pendekatan jenis, dan fungsi kepemimpinan. Beberapa

aspek dapat dikemukakan tentang gaya kepemimpinan merupakan pencerminan dari perilaku

seseorang yang ditunjukkan dalam upaya mempengaruhi segala kegiatan yang dipimpinnya.

Dengan demikian, semua persepsi yang muncul atau yang dikemukakan orang yang dipimpinnya

akan mencerminkan ciri utama gaya kepemimpinan seseorang.

Page 10: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

10

Gaya kepemimpinan adalah merupakan perilaku kepemimpinan yang mendasarkan diri

pada dua konsep pokok yaitu: (1) yang berorientasi pada tugas (2) yang berorientasi pada

hubungan antar manusia. Gaya kepemimpinan yang berdasarkan pada pelaksanaan tugas adalah

memusatkan perhatiannya pada kepentingan organisasi, yaitu memberikan perincian tentang

tugas-tugas yang akan dilaksanakan, kapan dilaksanakan oleh bawahannya. Sedangkan gaya

kepemimpinan yang mengacu pada hubungan interpersonal, memusatkan perhatian kepada

hubungan yang harmonis antar pemimpin dan yang dipimpin.

Pendekatan tersebut menempuh cara-cara, yaitu membangun komunikasi dua arah dan

menciptakan suasana yang menyenangkan, serta suasana yang dapat menyebabkan pemimpin

dapat menyesuaikan diri dengan yang dipimpinnya, disamping itu pemimpin dapat memanfaatkan

hubungan yang harmonis tersebut sebagai media menyampaikan gagasannya atau ide yang perlu

mendapat dukungan dari yang dipimpinnya.

Dari kedua pendekatan tersebut lahirlah berbagai ragam gaya kepemimpinan yang

digunakan seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya atau orang yang dipimpinnya,

antara lain: gaya kepemimpinan otokratis, gaya kepemimpinan demokratis dan gaya

kepemimpinan laissez faire, hal ini sesuai dengan pendapat Sugandha, yang membagi tiga gaya

kepemimpinan yang umum yaitu : (1) Gaya Otokratik, dikatakan bahwa pemimpin yang otokratik

memiliki serangkaian karakteristik yang negatif, dimana ditandai dengan ciri perilaku pemimpin

yang keras terhadap bawahannya, berorientasi pada pelaksanaan tugas ke arah tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya oleh pemimpin tersebut, dan menentukan standard bagaimana bawahan

melakukan tugas, penyelesaian tugas tanpa mengaitkan tugas itu dengan kepentingan dan

kebutuhan bawahan, mengabaikan peranan bawahan dalam mengambil keputusan, bawahan

dituntut hanya melaksanakan saja, selalu menuntut ketaatan bawahannya, bernada keras dalam

pemberian perintah atau instruksi. (2) Gaya Kepemimpinan demokratis ditandai dengan ciri

keikut sertaan bawahan dalam proses pengambilan keputusan, adanya aktivitas diskusi antar

pemimpin dan bawahan, pimpinan memberi berbagai alternatif yang dapat dipilih, para anggota

Page 11: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

11

kelompok bebas untuk bekerja dengan siapa yang mereka kehendaki dan pembagian tugas ada

ditangan kelompok tidak mutlak ada pada pimpinan, pimpinan bersifat objektif dalam pujian dan

keritik dan memberi kesempatan pada bawahan untuk berinisiatif dan mengemukakan ide-idenya.

(3) Gaya Laissez Faire, ditandai dengan adanya pandangan bahwa pada umumnya organisasi

akan berjalan lancar dengan sendirinya karena bawahan telah mengetahui tugasnya, pimpinan ini

cenderung pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut jalannya sendiri tanpa banyak

mencampuri bagaimana organisasi harus berjalan, prakarsa dalam menyusun struktur tugas

bawahannya sangat minim, meletakkan tanggung jawab pengambilan keputusan sepenuhnya

kepada bawahan, kepemimpinan ditandai adanya kebebasan.

Dari konsep-konsep yang dikemukakan di atas, tampak adanya posisi peran serta

tanggung jawab pemimpin. Pemimpin memiliki kelebihan-kelebihan tertentu dalam aspek untuk

mendinamisir organisasi, kemampuan kerja sama ataupun menciptakan kerjasama, memotivasi,

mengadakan interaksi dan memberikan peran dan tugas kepada anggotanya.

1). Teori-Teori Kepemimpinan

Adapun teori-teori yang relevan dengan penelitian ini, yaitu: (1) teori perilaku;

(2) teori humanistik dan (3) teori kontingensi.

(1). Teori Perilaku

Ciri-ciri perilaku konsiderasi adalah ramah tamah, mendukung dan membela bawahan,

mau berkonsultasi, mau menerima usulan bawahan setingkat dengan dirinya. Sedangkan dimensi

struktur inisiasi ialah perilaku pimpinan yang cenderung lebih mementingkan tujuan organisasi.

Ciri perilaku inisiasi adalah memberikan kritik terhadap pelaksanaan tugas-tugas bawahan,

senantiasa memberitahukan tentang sesuatu yang harus dilakukan bawahan, selalu memberi

petunjuk kepada bawahan tentang cara melakukan tugas, menetapkan standar yang telah

ditetapkan, dan selalu mengawasi optimasi kemampuan bawahan dalam melaksanakan tugas.

Kedua kecenderungan diatas digambarkan berikut:

Page 12: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

12

Tinggi

Konsiderasi/Perilaku

Hubungan

Rendah Struktur inisiasi/Perilaku tugas Tinggi

Keterangan : S = Struktur Inisiasi

K= Konsiderasi

Gambar 2.1. Kecenderungan konsiderasi dan struktur insisiasi

Berdasarkan gambar di atas, perilaku pimpinan dapat dibagi dalam empat tahap. Tahap

pertama ialah konsiderasi tinggi dan struktur inisiasi rendah. Pada tahap pertama ini, ketika

bawahan pertama sekali memasuki organisasi, maka gaya kepemimpinan yang berorientasi tugas

yang paling tepat diterapkan karena bawahan harus diberikan instruksi mengenai tugas dan dibuat

terbiasa dengan peraturan dan prosedur organisasi. Selanjutnya pada tahap kedua, apabila

bawahan sudah mulai memahami tugasnya, tetapi mereka belum mau dan mampu menerima

tanggung jawab sepenuhnya maka pada tahap ini gaya kepemimpinan yang berorientasi tugas

tetap penting, seiring dengan makin akrabnya hubungan antara pimpinan dan bawahan dan

dukungan pimpinan pada bawahan dapat meningkat sehingga Pemimpin yang ideal adalah yang

mempunyai nilai tinggi, baik pada konsiderasi maupun struktur inisiasi. Tipe seorang pemimpin

yang konsiderasinya tinggi, orientasenya adalah bawahan, sehingga pemimpin ini selalu

memperhatikan bawahan, memberikan hadiah bagi pekerjaan yang baik, mudah diajak berdiskusi,

menerima saran bawahan dan mengajak bawahan dalam perencanaan. Sementara seorang

pemimpin yang mempunyai skor rendah dalam konsiderasi akan menghukum anggota yang

3

S. Rendah

K. Tinggi

2

S. Tinggi

K. Tinggi

4

S. Rendah

K. Rendah

1

S. Tinggi

K. Rendah

Page 13: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

13

pekerjaannya gagal atau buruk, kurang memperhatikan perasaan anggota, berbuat tanpa

konsultasi dan tidak menerima saran-saran. Seorang pemimpin yang tinggi skornya dalam

struktur inisiasi berusaha menerapkan gagasan baru kepada anggotanya, menyatakan dengan jelas

bagaimana sikapnya dan menetapkan standar dan prosedur yang harus diikuti dalam berbagai

tugas pekerjaaan dan meminta anggotanya untuk mempertahankan standar tersebut.

(2). Teori Humanistik (Humanistic Theory)

Teori humanisitik dilandasi anggapan bahwa manusia secara alamiah adalah mahluk yang

dapat dimotivasi, sedangkan organisasi dibentuk dan diawasi. Berdasarkan anggapan tersebut,

bahwa kepemimpinan berfungsi untuk menumbuhkan kemampuan organisasi sedemikian rupa

sehingga memberikan kebebasan atau kelonggaran kepada bawahan untuk mengembangkan

dorongan pada setiap diri bawahan di dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan

organisasi.

Menurut Gregor (dalam Sudjana, 1992 : 30) bahwa dua teori yang dikenal dengan teori X

dan teori Y. Teori X beranggapan bahwa orang-orang atau bawahan adalah pasif dan tidak

memperhatikan kebutuhan individu masing-masing daripada kepentingan organisasi. Sejalan

dengan itu maka timbullah anggapan bahwa bawahan dapat dimotivasi dengan uang, keuntungan,

sanksi dan hukuman.

Teori Y beranggapan bahwa orang-orang atau bawahan secara alamiah tidak malas dan

mereka dapat dipercaya. Mereka dapat diarahkan secara kreatif apabila ada motivasi yang tepat.

Bawahan yang termotivasi secara baik akan mencapai tujuan untuk memenuhi kebutuhan masing-

masing dan dalam waktu yang bersamaan dapat mencapai tujuan organisasi.

Teori Y memandang bahwa: (1) bekerja adalah sama dengan bermain apabila tumbuh

kondisi yang mendukung orang-orang bekerja; (2) pengawasan oleh diri sendiri sering tumbuh

pada diri orang-orang yang melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi; (3)

kemampuan untuk berkreatif dalam memecahkan permasalahan organisasi dimiliki oleh semua

orang; (4) motivasi untuk memenuhi kebutuhan sosial, penghargaan dari orang lain, dan

Page 14: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

14

aktualisasi diri sama pentingnya dengan memenuhi kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa

aman, dan (5) orang-orang dapat mengarahkan diri sendiri dan dapat bekerja dengan kreatif

apabila dimotivasi secara tepat.

Menurut teori ini motivasi terhadap bawahan perlu dilakukan agar pada dirinya tumbuh

keinginan, harapan dan semangat untuk memenuhi kebutuhan harapan mereka serta untuk

memenuhi kebutuhan organisasi. Motivasi ini merupakan kegiatan yang dilakukan dalam

hubungan antar manusia (human relation), sehingga teori ini sering disebut teori hubungan antar

manusia. Menurut teori ini, seorang pemimpin mempunyai tugas untuk membina hubungan baik

antara pimpinan dan bawahan, menjaga keserasian serta keseimbangan antar kepentingan pribadi

bwahan dan kepentingan organisasi yang dipimpinnya.

(3). Teori Kontingensi

Menurut Fiedler (dalam Sudjana, 1992), teori kontingensi ada tiga unsur yang

mempengaruhi gaya kepemimpinan yaitu: (1) hubungan antara pemimpin dengan bawahan

(leader-member relations); (2) bentuk tugas (task structure); dan (3) kewibawaan posisi

pemimpin (leader position power). Pertama hubungan pemimpin dengan bawahan berkaitan

dengan tingkat mutu hubungan yang terjadi antara pimpinan dan bawahan, dan sikap bawahan

terhadap kepribadian, watak dan ketrampilan pimpinan. Kedua berhubungan dengan situasi kerja

yang menggambarkan tugas-tugas yang disusun dalam pola tertentu. Ketiga menyangkut

kewibawaan yang ditampilkan pemimpin terhadap bawahan. Disamping itu, teori kontingensi

juga memandang kepemimpinan sebagai suatu gaya tingkah laku situasional.

Sehubungan dengan berbagai teori kepemimpinan tersebut di atas maka muncullah

berbagai gaya kepemimpinan di dalam mengelola suatu organisasi atau lembaga pendidikan.

Gaya kepemimpinan seseorang adalah pencerminan dari perilaku seseorang yang ditunjukkan

dalam upayanya mempengaruhi segala pelaksanaan tugas dari orang-orang yang dipimpinnya

menurut persepsi yang dipimpin. Dengan demikian persepsi yang muncul atau yang dikemukakan

oleh orang yang dipimpinnya akan mencerminkan ciri utama kepemimpinan seseorang.

Page 15: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

15

2.7. Kepemimpinan Dekan di Fakultas

Kunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi

dan efektivitas kepemimpinan seorang Dekan di Fakultas. Keberhasilan Fakultas adalah

keberhasilan Dekan dan keberhasilan Dekan adalah Keberhasilan Fakultas. Ada juga pendapat

yang mengatakan, the spirit of school is the spirit of school principal.

Pada saat ini masalah kepemimpinan Dekan merupakan peran yang menuntut persyaratan

kualitas kepemimpinan yang efektif dan efisien. Bahkan telah berkembang menjadi tuntutan yang

meluas dari masyarakat, sebagai kriteria keberhasilan Fakultas di Universitas diperlukan adanya

kepemimpinan Dekan yang berkualitas. Dekan sebagai penjabat formal, manajer, atau sebagai

pemimpin harus memiliki kemampuan atau ketrampilan yang melebihi dari orang yang

dipimpinnya. Menurut Katz (dalam Hersey dan Blanchard, 1982), ada tiga ketrampilan yang

harus dimiliki seorang pemimpin, yaitu: ketrampilan tehnis, ketrampilan manusiawi, dan

ketrampilan konseptual. Ketrampilan tehnis menunjukkan bahwa seseorang pemimpin memiliki

pengetahuan dan kemampuan dalam setiap proses atau cara khusus dalam bidang tertentu.

Ketrampilan manusiawi kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain secara efektif. Sedang

ketrampilan konseptual merupakan kemampuan untuk berfikir dalam hal yang berkaitan dengan

perencanaan jangka panjang dari kegiatan sekolah. Penguasaan ketiga ketrampilan ini tergantung

kepada tingkatan, luasnya tanggung jawab dan besarnya organisasi.

Sehubungan dengan tiga ketrampilan tersebut Nawawi (1985), mengemukakan tiga

fungsi pokok kepala sekolah. Pertama, merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan,

mengkoordinasikan, dan mengawasi seluruh kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di

sekolah. Kedua, mewujudkan hubungan manusia yang harmonis dalam rangka membina dan

mengembangkan kerjasama antar personal agar seluruhnya bergerak ke arah pencapaian tujuan

Page 16: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

16

melalui kesediaan melaksanakan tugas masing-masing secara efektif dan efisien. Ketiga,

mewujudkan pendayagunaan setiap personal secara tepat agar mampu melaksanakan tugas-

tugasnya secara maksimal dalam proses belajar mengajar.

2.8. Kultur Universitas

Di dalam berbagai buku manajemen organisasi dan manajemen sekolah ada beberapa

istilah teknis yang seringkali digunakan secara berdampingan dan bahkan bergantian dengan

budaya atau kultur. Istilah teknis yang dimaksud antara lain adalah latar (setting), lingkungan

(milieu), suasana (atmosphere), rasa (feel), sifat (tone) dan iklim(Climate). Dalam kontek

organisasi keseluruhan istilah tehnis tersebut dapat diartika sebagai kualitas internal organisasi

sebagaimana dirasakan oleh seluruh anggotannya. Dengan perkataan lain jika merujuk kepada

pengertian harfiah, kultur diartikan sebagai kualitas internal: latar, lingkungan, suasana, rasa,

sifat, dan iklim yang dirasakan oleh seseorang.

Menurut Hodge dan Anthony (Tim BBE, 2002 : 12), kultur organisasi dapat didefinisikan

sebagai kualitas kehidupan (the quality of life) dalam suatu organisasi yang dimanifestasikan

dalam aturan-aturan atau norma-norma, tata kerja, kebiasaan kerja (work habits), dan gaya

kepemimpinan (operating styles of principals) seseorang atasan maupun bawahan. Kualitas

kehidupan organisasi, baik yang terwujud dalam kebiasaan maupun kepemimpinan dan hubungan

tersebut tumbuh dan berkembang berdasarkan spirit dan keyakinan tertentu yang dianut

organisasi. Karena itu, kultur organisasi banyak didefinisikan sebagai spirit dan keyakinan sebuah

organisasi yang mendasari lahirnya aturan-aturan, norma-norma dan nilai-nilai yang mengatur

bagaimana seseorang harus bekerja, struktur yang mengatur bagaimana seorang anggota

organisasi berhubungan secara formal maupun informal dengan orang lain, sistem dan prosedur

kerja yang mengatur bagaimana kebiasaan kerja seharusnya dimiliki oleh seseorang anggota

organisasi.

Fakultas di Universitas merupakan organisasi, maka Kultur Fakultas merupakan budaya

organisasi dalam kontek perkuliahan, sehingga kultur Fakultas kurang lebih sama dengan Kultur

Page 17: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

17

organisasi. Kultur Fakultas diartikan sebagai kualitas kehidupan sebuah Universitas yang tumbuh

dan berkembang berdasarkan sprit dan nilai-nilai tertentu yang dianut Universitas. Kualitas

kehidupan sebuah Universitas dapat tertampilkan dalam bentuk bagaimana Dekan, Dosen, dan

mahasiswa serta karyawan lainnya bekerja, belajar dan berhubungan satu dengan lainnya,

sebagaimana telah menjadi tradisi Universitas.

Kualitas kehidupan Universitas sangat tergantung pada spirit dan nilai-nilai yang

melandasinya. Oleh karena itu, banyak pakar Kultur Pendidikan mendefinisikannya sebagai

tradisi yang dimilik Universitas yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan spirit dan nilai-nilai

yang dianut Universitas.

Idealnya setiap Fakultas memiliki spirit atau nilai-nilai tertentu, misalnya disiplin diri,

tanggung jawab, kebersamaan, keterbukaan. Spirit dan nilai-nilai tersebut akan mewarnai

pembuatan struktur organisasi Fakultas, penyusunan deskripsi tugas, sistem dan prosedur kerja

Fakultas, kebijakan dan aturan-aturan Fakultas, dan tata tertib Fakultas.

2.9. Penelitian yang Relevan

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian, dimana variabel penelitiannya ada

kaitannya dengan variabel-variabel yang akan diteliti, seperti:

1. Penelitian yang dilakukan Irsan (1993) dengan judul ”Etos Kerja Guru” (Studi pada guru-

guru SMP Negeri Kotamadya Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan kepuasan kerja dan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah

dengan etos kerja guru. Sampel penelitian dipilih dari populasi seluruh guru SMP Negeri

Medan dengan menggunakan tekhnik acak berstrata dengan jumlah sampel 103 orang,

dan data dikumpulkan kuesioner dengan model skala Likert. Hasil analisa menyimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang positif dan bermakna antara persepsi guru tentang

kepemimpinan kepala sekolah dengan etos kerja guru pada tarap p = 0,05 dan r = 0,498.

Dengan demikian persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dapat digunakan

untuk memprediksi etos kerja guru sebesar 22,12%. Relevansi penelitian ini masalah

Page 18: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

18

kepemimpinan kepala sekolah , dimana semakin efektif kepemimpinan kepala sekolah

semakin baik pula etos kerja guru. Dan etos kerja salah satu aspek dari kinerja guru.

2. Clifford Geertz (1973) dengan judul Ethos, world view and analysis of sacred symbols, in

Clifford Geertz Interpretation of culture (seorang antropolog AS) yang meneliti pengaruh

kultur Universitas di Amerika, dan menyimpulkan kultur yang ”sehat” memiliki korelasi

yang tinggi dengan (1) motivasi mahasiswa untuk berprestasi, (2) sikap dan motivasi

kerja Dosen dan (3) produktivits dan kepuasan kerja Dosen.

Kondisi di Indonesia belum banyak diungkap penelitian yang menyangkut kultur

Fakultas dalam kaitannya dengan Performance Dosen Akuntansi, tetapi mengingat bahwa

Fakultas merupakan suatu sistem, maka hasil penelitian di Amerika tersebut perlu

mendapat perhatian.

2.10. Kerangka Berfikir

Berikut ini dikemukakan kerangka berfikir mengenai kontribusi kepemimpinan Dekan di

Fakultas dan Kultur Fakultas terhadap Performance Deosen yang menjadi variabel dalam

penelitian ini:

a. Kontribusi Pandangan Dosen Akuntansi tentang kepemimpinan terhadap Performance

Dosen Akuntansi .

Sesuai dengan acuan teori, Dekan berfungsi dan berkedudukan sebagai pemimpin. Untuk

melaksanakan kedudukan dan fungsi tersebut Dekan hendaknya mengembangkan gaya

kepemimpinan yang sesuai dengan sumber daya manusia dan non manusia yang ada di Fakultas.

Gaya kepemimpinan tersebut harus berorientasi kepada tugas dan menjalin hubungan

baik dengan Dosen, sehingga tercipta kerjasama yang baik antar Dekan dengan para Dosen dan

pegawai. Kepemimpinan Dekan yang efektif terjadi apabila didukung para Dosen. Dosen

melaksanakan tugas tidak terpaksa, tetapi atas kemauan yang kuat sesuai dengan tugas dan

kewajibannya yang sudah disepakati bersama di Fakultas.

Page 19: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

19

Pandangan Dosen Akuntansi terhadap kepemimpinan Dekan akan positif apabila Dosen

merasa dihargai dan diikutsertakan dalam pengambilan keputusan. Menurut konsep dari self

determination theory, apabila seseorang atau kelompok orang diikuti sertakan dalam mengambil

keputusan, maka orang atau kelompok tersebut akan memiliki tanggungjawab yang besar untuk

melaksanakan apa yang telah diputuskan tersebut.

Dosen biasanya mengharapkan tersedianya kesempatan bagi mereka untuk

menyampaikan informasi kepada Dekan, terutama yang menyangkut tugas-tugasnya. Apabila

Dekan memberikan kesempatan secara terbuka, responsif dan persuasip, maka Dosen akan

mempunyai persepsi yang positif tentang kepemimpinan Dekannya. Pada akhirnya Dosen

melaksanakan tugas atau pengabdiannya sejujur-jujurnya dengan dedikasi yang tinggi, yang

implikasinya produktivitas performance meningkat.

b. Kontribusi Kultur Fakultas terhadap Performance Dosen Akuntansi

Berdasarkan landasan teori, pengetahuan dan pemahaman Kultur Fakultas tidak bisa

lepas dari struktur dan pola kepemimpinan Dekan, terutama dalam kontek meningkatkan

produktivitas Performance Dosen Akuntansi. Salah satu yang membedakan satu organisasi atau

lembaga pendidikan yang satu dengan yang lainnya ditentukan oleh Kultur yang tumbuh dan

berkembang didalam organisasi tersebut. Kultur Fakultas berkaitan erat dengan visi dan misi

Universitas untuk masa depan, dimana untuk membangun visi dan misi tersebut perlu adanya

kerjasama antar warga Fakultas pada Universitas. Kultur Fakultas yang baik apabila Dekan

mempunyai kriteria: (1) mampu sebagai model; (2) mampu membangun tim kerja sama; (3)

bersedia belajar dari bawahan dan (4) memahami kebiasaan yang baik yang senantiasa terus

tumbuh kembangkan. Kultur Fakultas dapat meningkatkan Performance Dosen Akuntansi sebab

Kultur Fakultas tersebut merupakan pola pikir dan perilaku yang ada di Universitas, dan

diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya yang mencakup norma, nilai, keyakinan dan

kebiasaan dari seluruh warga Fakultas pada suatu Universitas.

Page 20: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

20

c. Kontribusi Pandangan Dosen Akuntansi tentang kepemimpinan Dekan dan Kultur

Universitas secara bersama-sama terhadap Performance Dosen Akuntansi.

Kepemimpinan Dekan, sebagaimana dipersepsikan oleh para dosen diduga akan

mempengaruhi Performance Dosen Akuntansi. Apabila Pandangan Dosen Akuntansi baik, maka

Dekan tersebut mendapat respon yang positif dari bawahannya sehingga kepemimpinannya dapat

berjalan secara efektif. Disamping itu Dekan selaku pemimpin pendidikan harus mampu

membangun suatu komitmen dari bawahannya terutama membangun suatu Kultur Fakultas

sebagai acuan berpikir dan berbuat, terutama untuk meningkatkan Performance bawahannya.

Kultur Fakultas diduga dapat memotivasi Dosen untuk meningkatkan kinerjanya.

2.11. Hipotesis Penelitian

Bertitik tolak dari perumusan masalah, deskripsi teoritis dan kerangka berpikir, maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh Pandangan Dosen Akuntansi tentang kepemimpinan Dekan

terhadap Performance Dosen Akuntansi Di beberapa Universitas Negeri dan Swasta di

Sumut (Studi Kasus di SUMUT) Medan.

2. Apakah terdapat pengaruh Kultur atau Tradisi Universitas terhadap Performance Dosen

Akuntansi Di beberapa Universitas Negeri dan Swasta di Sumut (Studi Kasus di

SUMUT) Medan.

3. Apakah terdapat pengaruh Pandangan Dosen Akuntansi tentang kepemimpinan Dekan

dan Kultur atau Tradisi Universitas secara bersama-sama terhadap Performance Dosen

Akuntansi Di beberapa Universitas Negeri dan Swasta di Sumut (Studi Kasus di

SUMUT) Medan.

III. METODA PENELITIAN

Page 21: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

21

Metoda yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan penelitian, yaitu penentuan

populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, pengukuran variabel, model penelitian, serta

teknik pengujian yang digunakan dalam analisis data untuk menguji hipotesis yang diajukan

3.1. Populasi

Populasi penelitian adalah Setiap 8 Dosen di 5 Fakultas pada Di beberapa Universitas Negeri dan

Swasta di Sumut berjumlah 36 orang. Terdiri dari 35 orang perempuan dan 5 orang laki-laki. Dari

40 kuesioner yang diberikan, 30 kuesioner yang diterima kembali. Kuesioner berisi pertanyaan

mengenai: Jenis Kelamin, Pangkat/Golongan, Tingkat Pendidikan, dan Masa Kerja.

3.2. Sampel

Dalam melaksanakan penelitian ini sampel ditentukan dengan menggunakan teknik

stratified proportional random sampling. Teknik ini menghasilkan sampel dengan

memperhatikan proporsi setiap kelompok dalam strata populasi. Dipilih teknik ini untuk

menjamin representatif sampel terhadap populasi. Langkah-langkah pengambilan sampel adalah:

(1) melakukan identifikasi strata atau pengelompokkan populasi berdasarkan strata. (2) Mencari

proporsi masing-masing strata. (3) Menentukan ukuran sampel dan (4) menentukan subjek yang

dijadikan sampel.

a. Identifikasi Strata

Penjabaran langkah tersebut diuraikan sebagai berikut:

Strata populasi yang ditetapkan adalah: (1) Tingkat Pendidikan, (2) Masa Kerja. Kedua

strata ini dianggap mempengaruhi Performance Dosen Akuntansi mengajar di kampus.

Simanungkalit (1996) mengatakan, keberhasilan kinerja personil Universitas dipengaruhi melalui

pengalamannya yang berkembang akibat kelas sosial, umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin,

pengalaman. Latihan ditempat mengajar dan praktek lapangan. Demikian juga Maizuar (1997)

dalam penelitiannya menemukan bahwa kemampuan mengajar didasari oleh latar belakang

pendidikan, pengalaman mengajar, penataran dan latihan, lingkungan belajar dan fasilitas. Strata

yang ditetapkan dalam pengambilan sampel penelitian ini meliputi: (1) Tingkat pendidikan yang

Page 22: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

22

teridiri dari tingkat pendidikan atau (2) Masa kerja tahun atau tahun,

dalam hal ini diasumsikan bahwa dosen masa kerja 15 tahun keatas lebih berpengalaman

dibandingkan dengan dibawah 15 tahun. Skala yang digunakan sebagai dasar pengukuran adalah

Skala Likert Lima Point yang berisikan yaitu: 1 = Tidak Pernah (TP), 2 = Jarang (JR), 3 =

Kadang-Kadang (KD), 4 = Sering (SR), 5 = Sering Sekali (SS).

b. Kultur Fakultas pada Universitas

Kultur Fakultas merupakan pandangan hidup, kepakaran dan kesepahaman dan tradisi-

tradisi yang diakui bersama antar Warga Fakultas mencakup: kerjasama, disiplin, rasa tanggung

jawab, komunikasi, komitmen, keikhlasan, dan partisipasi.

c. Performance Dosen Akuntansi

Performance Dosen Akuntansi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan

Dosen melaksanakan pekerjaan sesuai dengan pekerjaan yang sudah ditetapkan melalui uraian

tugas dan dapat dilihat hasilnya yang mencakup: sifat tugas, uraian tugas, etos kerja, program

kerja, pelayanan sesuai bidang tugas.

3.3. Metoda Analisis

a. Pengujian Validitas

b. Pengujian Reliabilitas

3.4. Teknik Analisis Data

a. Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif menyajikan gambaran statistik demografi (profil) responden.

Tujuan dari analisis ini untuk menjelaskan latar belakang responden.

b. Analisis Kuantitatif

Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Berganda. Model analisis dalam

penelitian ini adalah:

Page 23: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

23

Gambar 2. Model Penelitian

Sehingga untuk pengujian dibuat persamaan:

Keterangan: Y = Performance Dosen Akuntansi

c. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif merupakan analisis secara mendalam mengenai hubungan antar

variabel maupun pengaruh yang diberikan variabel-variabel independen terhadap variabel

dependen. Analisis kualitatif akan menjelaskan pendapat peneliti atas jawaban item-item

pertanyaan essay yang mengandung variabel dependen dan independen, dan analisa data serta

hasil penelitian.

3.5. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis H1, H2, dan H3 pada penelitian dilakukan dengan menggunakan

regresi berganda (multiple regression) dengan program SPSS versi 15 yang terbaru. Hipotesis

pertama (H1) dan hipotesis kedua (H2) dengan melihat tingkat t sig (t signifikan) atau t –test. Jika

t sig dibawah 0,05 maka hipotesis H1 dan H2 dapat diterima. Sedangkan H3 dapat dilihat dari F

sig (F signifikan) atau F test. Jika F sig < 0,05 maka Hipotesis H3 dapat diterima.

IV. ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1. Diskripsi Data

PANDANGAN DOSEN AKUNTANSI

KULTUR FAKULTAS PERFORMANCE

DOSEN

Page 24: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

24

Proses pengumpulan data dilakukan kurang lebih 1 Minggu pada tanggal 1 sampai 8

April 2007. Kuisioner dibagikan kepada 36 responden dan sebanyak 3528 kuisioner. Tetapi yang

mengembalikan kuisioner hanya 30 responden dengan jumlah kuisioner yang kembali sebanyak

2940 (83,33%).

Kuisioner yang dikirim............

Kuisioner yg tidak kembali

Kuisioner yang kembali

3528

(588)

100%

16,67%

2940 83,33%

Tabel 4.1.

Analisis Pengembalian Kuisioner

4.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Berdasarkan program pengujian SPSS versi 15 for windows, maka dilakukan pengujian

korelasi. Pengujian validitas dilakukan terhadap kuesioner Pandangan Dosen, Kultur Universitas

dan Performance Dosen Akuntansi. Pada penelitian ini pertanyaan yang dianggap valid adalah

pertanyaan yang mempunyai korelasi statistik lebih besar dari r tabel (r Product Moment). Nilai r

tabel untuk 30 responden dengan tingkat signifikansi 5% adalah 0,296. Nilai r tabel dapat dilihat

pada lampiran 3. Item-item pernyataan yang tidak valid selanjutnya tidak diikutsertakan dalam

pengelohan data tahap berikutnya. Tabel 4.4. berikut ini menyajikan hasil uji validitas item

pernyataan yang valid dan tidak valid.

Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Kuesioner/Variabel Jumlah Item

PernyataanItem Pernyataan

ValidItem Pernyataan

Tidak ValidPandangan DosenKultur UniversitasPerformance Dosen Akuntansi

293534

293434

010

Page 25: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

25

Hasil pengujian terhadap alat ukur menunjukkan tingkat keandalan kuesioner yang

digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini kuesioner dianggap andal jika koefisien

Cronbach Alpha > 0,5 (Nunnally, 1994).

Hasil perhitungan dengan SPSS menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan

menunjukkan Cronbach Apha melebihi tingkat yang ditetapkan. Hasil uji reliabilitas

disajikan pada tabel 4.5.

Variabel CronbachAlpha

Keterangan

Pandangan DosenKultur UniversitasPerformance Dosen Akuntansi

0,9940,9760,994

ValidValidValid

Tabel 4.5. Hasil Uji Reliabilitas

4.3. Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis

Keterangan

Performance Responden

Pandangan Dosen

AkuntansiResponden

KulturUniversitasResponden

Pearson Correlation Performance Dosen AkuntansiResponden

1.000 .471 .354

Pandangan Dosen AkuntansiResponden

.471 1.000 .215

Kultur UniversitasResponden .354 .215 1.000

Sig. (1-tailed) Performance Dosen AkuntansiResponden

. .004 .000

Pandangan Dosen AkuntansiResponden

.004 . .127

Kultur UniversitasResponden .000 .127 .

N Performance Dosen AkuntansiResponden

30 30 30

Pandangan Dosen AkuntansiResponden

30 30 30

Kultur UniversitasResponden 30 30 30

Tabel 4.6. KorelasiAnalisis:

Page 26: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

26

Rata-rata Performance Dosen Akuntansi (dengan jumlah data 30) adalah 105,83 dengan

standar deviasi 15,148.

Rata-rata Pandangan Dosen Akuntansi (dengan jumlah data 30) adalah 98,17 dengan

standar deviasi 25,814.

Rata-rata Kultur Universitas (dengan jumlah data 30) adalah 106,33 dengan standar

deviasi 20,339.

Korelasi :

Besar hubungan antara variabel Performance dengan variabel bebas, dengan diurutkan

dari terbesar ke terkecil:

Kultur Universitas sebesar 0,354.

Pandangan Dosen Akuntansi sebesar 0,471

Terjadi korelasi yang cukup kuat pada variabel Kultur Universitas, ini menunjukkan

tidak ada multikolinieritas atau tidak ada korelasi diantara variabel Kultur Universitas dan

Pandanga Dosen .

ModelVariables Entered

Variables Removed Method

1

Kultur_UnivResponden, Pandangan Responden

(a)

. Enter

a All requested variables entered.b Dependent Variable: Performance Dosen Akuntansi Responden

Tabel 4.7. Variables Entered

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the Estimate

1 .736(a) .542 .508 10.621

a Predictors: (Constant), Kultur Universitas Responden, Pandangan Dosen Akuntansi Responden

b Dependent Variable: Performance Dosen Akuntansi RespondenTabel 4.8. Model Summary

Page 27: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

27

Analisis:

Table VARIABLES ENTERED menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang

dikeluarkan (removed), atau dengan kata lain kedua variabel bebas dimasukkan dalam

perhitungan regresi.

Angka R square adalah 0,542. Hal ini berarti 54,2% Performance dapat dijelaskan oleh

variabel Kultur Universitas dan Pandangan Dosen Akuntansi. Sedangkan sisanya (100%

- 54,2%% = 45,8%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain.

Standard Error of Estimate adalah 7,36. Standar deviasi Performance Dosen Akuntansi

adalah 15,148. Standard Error of Estimate karena lebih kecil dari standar deviasi

Performance Dosen Akuntansi maka model regresi ini lebih bagus dalam bertindak

sebagai prediktor Performance Dosen Akuntansi daripada rata-rata Performance Dosen

Akuntansi itu sendiri.

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 3608.305 2 1804.152 15.993 .000(a) Residual 3045.862 27 112.810 Total 6654.167 29

a Predictors: (Constant), Kultur Universitas, Pandangan Dosen Akuntansi Respondenb Dependent Variable: Performance Dosen Responden

Tabel 4.9. ANOVA

Analisis:

Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung sebesar 15,993 dengan tingkat signifikansi

0,0000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat

dipakai untuk memprediksi Performance Dosen Akuntansi. Atau dapat dikatakan Pandangan

Dosen Akuntansi dan Kultur Universitas berpengaruh terhadap Performance Dosen Akuntansi.

Page 28: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

28

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients T Sig.

Collinearity Statistics

BStd.

Error Beta Tolerance VIF1 (Constant) 39.978 11.805 3.387 .002

Pandangan Dosen

AkuntansiResponden

.204 .078 .347 2.602 .015 .954 1.048

Kultur Universitas .431 .099 .579 4.345 .000 .954 1.048

a Dependent Variable: Performance Dosen Akuntansi Responden

Tabel 4.10. Coefficients

Model Dimension EigenvalueCondition

Index

Variance Proportions

(Constant)

Pandangan Dosen

Akuntansi Responden

Kultur Dosen Responden

1 1 2.942 1.000 .00 .01 .002 .042 8.390 .05 .93 .203 .017 13.309 .94 .06 .79

a Dependent Variable: Performance Dosen Akuntansi RespondenTabel 4.11. Collinearity Diagnostics(a)

Analisis

Collinearity Statistics.

Pada model didapat variabel Pandangan Dosen Akuntansi tolerance adalah sebesar 0,954.

Hal ini berarti R2 adalah 1- 0,954 atau 0,046 (lihat pada lampiran 5). Hal ini berarti hanya 4,6%

variabilitas Pandangan Dosen Akuntansi dapat dijelaskan oleh prediktor (variabel bebas) yang

lain. Default SPSS Semua variabel yang akan dimasukkan dalam perhitungan model regresi harus

Page 29: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

29

mempunyai tolerance diatas 0,0001. Terlihat bahwa semua variabel telah memenuhi persyaratan

ambang tolerance.

VIF atau Variance Inflation Factor

Pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan

multikolinieritas dengan variabel bebas yang lainnya. Jika dilihat pada tabel diatas, maka variabel

bebas Pandangan Dosen Akuntansi dan Kultur Universitas mempunyai VIF dibawah 5 (1,048),

hal ini berarti diduga tidak ada persoalan multikolinieritas. Persoalan multikolinieritas dapat

dilihat dari Eugene valuenya mendekati nol dan condition index melebihi 15 pada variabel

Pandangan Dosen Akuntansi dan Kultur Universitas.

Persamaan Regresi

Pada kolom Unstandardized Coefficient, didapat persamaan regresi:

Y = 39,978 + 0,204X1 + 0.431X2

Dimana:

Y = Performance Dosen Akuntansi

X1 = Pandangan Dosen Akuntansi

X2 = Kultur atau Tradisi Universitas

Persamaan tersebut berarti:

Konstanta sebesar 39,978 menyatakan bahwa jika tidak ada Pandangan Dosen Akuntansi

dan Kultur Universitas, maka Performance Dosen Akuntansi adalah 39,978.

Koefisien regresi X1 sebesar 0,204 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda

+) 1 Pandangan Dosen Akuntansi akan meningkatkan Performance Dosen Akuntansi

sebesar 0,204.

Page 30: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

30

Koefisien regresi X2 sebesar 0,431 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda

+) 1 Pandangan Dosen Akuntansi akan meningkatkan Performance Dosen Akuntansi

sebesar 0,431.

Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (Performance Dosen

Akuntansi). Berdasarkan probabilitas < 0,05 makah H1 dan H2 diterima. Keadaan ini dapat

dilihat dari kolom Sig/Significance adalah 0,000 atau probabilitas jauh dibawah 0,05. Maka H0

ditolak atau koefisien regesi signifikan atau H1 dan H2 diterima, atau Pandangan Dosen

Akuntansi dan Kultur Universitas berpengaruh secara signifikan terhadap Performance Dosen

Akuntansi Di beberapa Universitas Negeri dan Swasta di Sumut (Studi Kasus di SUMUT)

Medan.

Pengujian hipotesis Pertama (H1) menggunakan atau melihat hasil tabel Coefficients

pada nilai t valuenya (t sig atau t signifikansi) sebesar 0,020 (lihat pada lampiran 5) atau

probibilitasnya jauh dibawah 0,05. ini menunjukkan H1 diterima artinya terdapat pengaruh

Pandangan Dosen Akuntansi tentang kepemimpinan Dekan terhadap Performance Dosen

Akuntansi Di beberapa Universitas Negeri dan Swasta di Sumut (Studi Kasus di SUMUT)

Medan.

Pengujian Hipotesis Kedua (H2) menggunakan atau melihat hasil tabel Coefficients pada

nilai t valuenya (t sig atau t signifikansi) sebesar 0,015 (lihat pada lampiran 5) atau

probibilitasnya jauh dibawah 0,05, ini menunjukkan H2 diterima artinya terdapat pengaruh

Kultur Universitas tentang kepemimpinan Dekan terhadap Performance Dosen Akuntansi Di

beberapa Universitas Negeri dan Swasta di Sumut (Studi Kasus di SUMUT) Medan.

b. Pengujian Hipotesi Ketiga (H3)

Pengujian Hipotesis Ketiga (H3) menggunakan atau melihat hasil tabel ANOVA (pada

lampiran 5) pada nilai F valuenya ( F sig atau F signifikansi) sebesar 0,000 atau

probibilitasnya jauh dibawah 0,05. ini menunjukkan H3 diterima artinya terdapat pengaruh

Pandangan Dosen Akuntansi dan Kultur Universitas tentang kepemimpinan Dekan secara

Page 31: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

31

bersama-sama terhadap Performance Dosen Akuntansi Di beberapa Universitas Negeri dan

Swasta di Sumut (Studi Kasus di SUMUT) Medan.

Regresi Adanya pengaruh Pandangan Dosen Akuntansi dan Kultur atau Tradisi

Universitas tentang kepemimpinan Dekan secara bersama-sama terhadap Performance Dosen

Akuntansi Di beberapa Universitas Negeri dan Swasta di Sumut (Studi Kasus di SUMUT)

Medan, menunjukkan hasil koefisien determinasi (R2) sebesar 0,542 ( 54,2 %) dan secara statistik

signifikan ( ) (lihat pada lampiran 5). Hasil ini menunjukkan hanya 54,2% variasi dalam

variabel Performance Dosen Akuntansi Di beberapa Universitas Negeri dan Swasta di Sumut

dijelaskan secara bersama-sama variabel Pandangan Dosen Akuntansi dan Kultur Universitas

tentang kepemimpinan Dekan terhadap Performance Dosen Akuntansi Di beberapa Universitas

Negeri dan Swasta di Sumut (Studi Kasus di SUMUT) Medan, sedangkan sisanya dijelaskan oleh

variabel bebas lain yang tidak dapat diamati dalam penelitian ini.

V. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil penelitian dari hasil analisa dan pengolahan data dengan menggunakan program

SPSS membuktikan bahwa terdapat Pengaruh Pandangan Dosen Akuntansi tentang

Kepemimpinan Dekan terhadap Performance Dosen Akuntansi Di beberapa Universitas Negeri

dan Swasta di Sumut (Studi Kasus di SUMUT) Medan (H1). Semakin baik Pandangan Dosen

Akuntansi tentang Kepemimpinan Dekan di Fakultasnya dan Semakin baik juga Semakin baik

juga Performance Dosen Akuntansi dalam melaksanakan tugasnya. Dalam hal ini tipe

kepemimpinan Dekan di Fakultas sangat berpengaruh kepada Performance para Dosen dalam

melaksanakan tugas sehari-hari. Menurut Katz (dalam Hersey dan Blanchard, 1982), ada tiga

ketrampilan Teknis, Ketrampilan Manusia dan Ketrampilan Konseptual. Ketrampilan ini

hendaknya dimiliki oleh Dekan di Fakultasnya adanya tanggapan yang positif terhadap gaya

kepemimpinan Dekan, agar performance para Dosen dapat Meningkat.

Page 32: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

32

Kultur atau tradisi Universitas juga berpengaruh terhadap Performance para Dosen Di

beberapa Universitas Negeri dan Swasta di Sumut (Studi Kasus di SUMUT) Medan. Semakin

baik Kultur Universitas yang dilaksanakan sehari-hari maka akan semakin baik pula Performance

Dosen Akuntansi dalam melaksanakan tugasnya. Dari hasil penelitian ini diketahui salah satu

faktor yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Performance para Dosen adalah dengan

meningkatkan Kultur Universitas. Hal ini sependapat dengan hasil penelitian Geertz (dalam

Nursito, 2001) yang menyimpulkan bahwa Kultur atau Tradisi Universitas berkorelasi positif

dengan sikap dan motivasi kerja Dosen serta produktivitas dan kepuasan kerja Dosen. Dari hasil

ini terlihat bahwa Kultur Universitas cukup berperan untuk meningkatkan Performance para

Dosen.

Lebih lanjut adanya pengaruh Pandangan Dosen Akuntansi tentang Kepemimpinan

Dekan di Fakultasnya dan Kultur Universitas terhadap Performance Dosen Akuntansi, semakin

tinggi Pandangan para Dosen tentang Kepemimpinan Dekan di Fakultas dan Kultur Universitas

yang diterapkan, maka semakin baik pula Performance Dosen Akuntansi dalam melaksanakan

tugasnya.

5.2. Keterbatasan

Masih dirasakan adanya kelemahan dalam penelitian ini diantaranya menyangkut

Pandangan para Dosen di Fakultas, pelaksanaan Kultur dalam lingkungan Universitas dan

Performance Dosen Akuntansi dari data yang diperoleh merupakan prilaku yang ditampilkan oleh

responden dalam tugas pengabdiannya sehari-hari pada masa lalu. Responden penelitian ini

adalah Dosen, sehingga keobjektifan data yang diperoleh mungkin kurang terjamin karena

biasanya apa yang dijawab belum sesuai dengan apa yang mereka lakukan sehari-hari.

5.3. Implikasi Penelitian Berikutnya

Penelitian ini mengandung beberapa implikasi untuk penelitian berikutnya, yaitu:

Page 33: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

33

1. Peneliti selanjutnya hendaknya menambahkan variabel baru pada variabel bebasnya

sehingga tidak terbatas hanya variabel Pandangan Dosen Akuntansi tentang

kepemimpinan Kepemimpinan Dekan dan Kultur atau Tradisi Universitas yang memiliki

pengaruh terhadap Performance Dosen Akuntansi.

2. Sampel yang diambil lebih diperluas jumlahnya dan tidak dalam satu tempat (di

Beberapa Universitas atau memperluas Beberapa Sampel Fakultas yang diambil)

3. Dekan di Fakultas hendaknya selalu berusaha menciptakan tanggapan yang positif dari

Dosen yang menjadi binaannya yang mengembangkan sikap Kepemimpinan yang

diterima oleh bawahannya sehingga Performance Dosen Akuntansi yang menjadi

binaannya lebih baik.

Page 34: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

34

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. (1998). Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2001). Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Edisi3

Bacal, R. (2001). Performance Manjemen. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Conchran, W.G. (1974). Sampling Techniques. New Delhi: Eastern Privat Limited.

Darmodiharjo, Dardji. (1983). Peranan Guru Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Analisis Pendidikan No. 1 Tahun IV.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1983). Sekolah sebagai pusat kebudayaan. Materi dasar program akta mengajar V-B. Jakarta: Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi.

Dessler, Gary. (1978). Organization and Management a Contiency Approach. New York : Prentice-Hell.

Dhakidae, Daniel. (1978). Etos Sosial. Perisma No. 11 Tahun VII. Jakarta:LP3ES.

Engkoswara, (1986). Kecenderungan kehidupan di Indonesia menjelang tahun 2000 dan Implikasinya terhadap sistem pendidikan. Jakarta: Intermedia.

Geertz, Clifford. (1973). Ethos, World View and Analysis of Sacred Symbols, in Clifford Geertz Interpretation of Culture. New York: Basic Book.

Ghozali, Imam. 2001, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: Penerbit UNDIP.

Hadari, Nawawi dan Martini Hadari. (1996). Kepemimpinan Yang Efektif. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.

Harianja, M.T.E. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.

Hasibuan, Melayu S.P. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.

Page 35: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

35

Hersey, Paul dan Blanchard, Kenneth. (1982). Management of Organizational Behaviour: ultilizing human resources 4 th edition Englewood cliffs. New Jersey: Prentice-Hall, Inch.

Indrawijaya, A.I. (1989). Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru.

Irsan. (1993). Etos Kerja (studi pada guru-guru SMP Negeri Kotamadya Medan). Tesis. Padang: PPs IKIP Jakarta KPK IKIP Padang. (tidak dipublikasikan).

Jasrial. (1983). Kontribusi persepsi tentang pelaksanaan pengawasan oleh kepala sekolah dan konsep diri terhadap motivasi berprestasi. Tesis. Jakarta: PPs Jakarta (tidak dipublikasikan).

Kartono, Kartini. (2002). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Koontz, Harold dan O’Donnel, F. (1964). Principle of Management. New York: Mc Graw Hill Book Company.

Koswara, H.S. & Ade yeti Nuryantini. (2002). Manajemen Lembaga Pendidikan. Bandung: Patra Gading.

Madu, N.C., Kuei, H.C., and Jacob, A.R., (1996), ”An Empirical Assessment of the Influence of Quality Dimensions on Organizational Performance”, International Journal of Production Research, Vol. 34, No. 7, pp 1943-1962.

Magnis, Franz Von. (1978). Menuju Etos Pekerjaan Yang Bagaimana?. Prisma No. 11 Tahun VII. Jakarta: LP3ES.

Manan, Imran. (1989). Dasar-Dasar Sosial Budaya Pendidikan. Jakarta: Ditjen Pendidikan Tinggi P2LPTK.

Miftah, Thoha. (1992). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Press.

Mitchell, T.R. (1978). People in Organization (Understanding Their Behavior). New York: Mc. Graw-Hill.

Nasution. (1991). Persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, lingkungan sekolah dan hubungannya dengan sikap. Tesis. Padang: PPs IKIP Padang.

Nunnaly, Jum C, Ira H. Bernstein. (1994). Psychometric Theory. NewYork: Third Edition. Mc. Graw-Hill Inc.

Nursisto, (2001), Spektrum Pengalaman Lapangan Dunia Pendidikan, Jakarta: Direktorat Dikmenum.

Pidarta, Made. (1988). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bina Aksara.

Page 36: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

36

Ruki, Ahmad S. (2001). Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Safuri (1997). Produktivits Pamong Belajar Sanggar Kegiatan Belajar. Tesis. PPs IKIP Bandung. (tidak dipublikasikan).

Salusu, J. (1996). Pengambilan Keputusan Stratejik. Jakarta: Grasindo.Sayles dan Strauss. (1977). Personnel the Human Problem of Managemen. New York:

Hall International Inc.

Siagian. Sondang, P. (2002). Kiat Meningkatkan Kinerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Smith, B.J. (1982). An initial test of a theory of charismatic leadership on the Response of subordinates. Unpublished doctoral dissertation. Disertasi. University of Toronto Canada.

Soseno, Franz Magnis. (1989). Etos Sosial. Jakarta: Gramedia.

Subagio, Admodiwiro. (2000). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Ardadizya Jaya.

Sudjana. (1988). Metode Statistika, Bandung: Tarsito.

Sudjana. Djudju. (1992). Pengantar Manajemen Mutu Terpadu Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Surya Muhamad. ”Guru Sebagai Perekat Bangsa” Majalah Pendidikan Gerbang. Edisi 3 Th. I November-Desember 2001.

Sutermeister, Robert A. (1976). People and Productivity. New York: Mc Graw Hill Book Company.

Syafruddin. (2002). Manejemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Tilaar. H.A.R. (2002). Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta:Rineka Cipta.

Tim BBE Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Pedoman Pengembangan Kultur Sekolah. Jakarta: Rancang Grafis Awanawan.

Timpe, A.D. (1993). Kinerja. Jakarta: Gramedia.

Page 37: A - Smart Accounting | Universitas Negeri Malang – The ... · Web viewKunci keberhasilan suatu Fakultas diUniversitas pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kepemimpinan

37

Tuckman, B.W. (1978). Conducting Educational Research. New York: Charles Scribner’s Son.

Usman, Moh. Uzer. (1991). Menjadi Guru yang Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Vincent, P. Costa dkk. (2000). Panduan Pelatihan untuk Pengembangan Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Wahyusumidjo. (2001). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Raja Grasindo Persada.

Winardi. (2000). Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta.Yuki, G. (1998). Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: Prenhallindo.