41
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI HEWAN Oleh : Annisa Putri 1302101010047 Gusfri Salman 1302101010001 Hafitatul Aini 1302101010213 Muhammad Rizky Ramadhan 1302101010215 Munasir M Yusuf 1302101010184 Nisma Hayani 1302101010128 Nurhaspika 1302101010 Susan Octarina 1302101010044 Widya Hanifa 1302101010227 Kelompok/Gelombang: 13 / 3 Assisten kelompok : Awaluddin 1

Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

LAPORAN PRAKTIKUMBIOLOGI HEWAN

Oleh :

Annisa Putri 1302101010047

Gusfri Salman 1302101010001

Hafitatul Aini 1302101010213

Muhammad Rizky Ramadhan 1302101010215

Munasir M Yusuf 1302101010184

Nisma Hayani 1302101010128

Nurhaspika 1302101010

Susan Octarina 1302101010044

Widya Hanifa 1302101010227

Kelompok/Gelombang: 13 / 3

Assisten kelompok :

Awaluddin

LABORATORIUM HISTOLOGI/ EMBRIOLOGI/ BIOLOGIFAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM – BANDA ACEH

2013

1

Page 2: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

KATA PENGANTAR

Puji syukur patut kita sampaikan kehadirat Allah SWT, serta junjungan kita Rasulullah SAW karena atas rahmat dan berkat-Nya lah nya sehingga sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Biologi Hewan ini dengan lancar dan baik tanpa adanya hambatan dengan waktu yang telah di tentukan.

Dengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga kami ucapkan kepada assisten kelompok 13 bang Awaluddin. Dan juga assisten-assisten yang lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah membimbing dan mambantu praktikum kami serta dalam menyelesaikan laporan praktikum biologi hewan ini.

Laporan ini dibuat semaksimal mungkin dan dengan berusaha menghindarkan dari kesalahan dan kekurangan. Karena kami menyadari, bahwasanya manusia tidak akan pernah luput dari kesalahan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikkan penulisan laporan selanjutnya.

Banda Aceh, 25 Oktober 2013

Penyusun

2

Page 3: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………...2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG …………………….………………………………………5

1.2 TUJUAN ………………………………………………………………………….6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SEL TUMBUHAN ………………………………………………………………..7

2.2 SEL HEWAN ……………………………………………………………………..7

2.3 SEL BATU HIDUP …………………………………………………………….....8

2.4 SEL BATU MATI ………………………………………………………………...8

2.5 DIFUSI ……………………………………………………………………………8

2.6 OSMOSIS …………………………………………………………………………9

2.7 TEKANAN TURGOR ……………………………………………………………9

2.8 PLASMOLISIS ………………………………………………………………….10

2.9 FOTOSINTESIS ………………………………………………………………...11

2.10 REPIRASI ……………………………………………………………………...11

BAB III CARA KERJA

3.1 SEL TUMBUHAN ………………………………………………………………12

3.2 SEL HEWAN ……………………………………………………………………13

3.3 SEL BATU HIDUP ……………………………………………………………...14

3.4 SEL BATU MATI ……………………………………………………………….15

3.5 DIFUSI …………………………………………………………………………..16

3.6 OSMOSIS ………………………………………………………………………..17

3.7 TEKANAN TURGOR …………………………………………………………..18

3.8 PLASMOLISIS ………………………………………………………………….19

3

Page 4: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

3.9 FOTOSINTESIS ………………………………………………………………...20

3.10 REPIRASI ……………………………………………………………………...21

BAB IV HASIL

4.1 SEL TUMBUHAN ………………………………………………………………23

4.2 SEL HEWAN ……………………………………………………………………23

4.3 SEL BATU HIDUP ……………………………………………………………...24

4.4 SEL BATU MATI ……………………………………………………………….25

4.5 DIFUSI …………………………………………………………………………..26

4.6 OSMOSIS ………………………………………………………………………..26

4.7 TEKANAN TURGOR …………………………………………………………..27

4.8 PLASMOLISIS ………………………………………………………………….27

4.9 FOTOSINTESIS ………………………………………………………………...28

4.10 REPIRASI ……………………………………………………………………...29

BAB V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN ………………………………………………………………….30

BAB VI DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….31

4

Page 5: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pada dasarnya tumbuhan dan hewan ada lah makhluk hidup. Tumbuhan merupakan

salah satu sumber kehidupan bagi manusia, sehingga para ilmuan tak henti-hentinya

mengadakan penelitian guna meningkatkan kualitas dan kuantitas tumbuhan. Hal ini terbukti

dengan adanya bagian yang penting pada tumbuhan yang terdiri dari bagian seperti akar,

batang dan daun. Sedangkan hewan merupakan organisme yang mampu bergerak dengan

bebas, tetapi pada hewan tingkat rendah hanya mampu menggerakan tubuh dengan cara

mengerutkan serabut-serabut dan multiselulernya.

Berlangsungnya proses fotosintesis, terjadi berbagai proses yang sangat komplek,

mulai dari pengambilan air dan mineral tanah, penangkapan cahaya matahari, penyerapan

gas-gas, sintesis glukosa dan energi, hingga pengedaran hasil fotosintesis. Tumbuhan

mengambil air dan mineral tanah dalam bentuk terlarut dalam air tanah, untuk menyerapnya,

zat-zat tersebut harus menembus dinding selektif permeabel.Proses difusi, osmosis, tekanan

turgor, dan plasmolisis memiliki peranan penting pada fisiologi tumbuhan. Telah diketahui

bahwa semua zat, baik unsur maupun senyawa, pada hakikatnya tersusun atas partikel-

partikel kecil. Partikel-partikel ini memiliki dua sifat umum yang penting yaitu kemampuan

untuk bergerak bebas dan kecenderungan bagi partikel yang sama untuk tarik menarik. Jika

partikel suatu zat dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya tarik, maka dalam jangka

waktu pertikel-partikel itu akan tersebar merata dalam ruang yang ada. Sampai distribusi

merata akan tedapat lebih banyak partikel yang bergerak dari daerah yang lebih pekat

kedaerah yang partikelnya kurang pekat. Makin besar perbedaan konsentrasi antara dua

daerah, makin tajam gradasi konsentrasinya dan makin besar pula kecepatan difusinya. Difusi

dapat teradi karena gerakan acak kontinu yang menjadi ciri khas semua molekul yang tidak

terikat dalam suatu zat. Osmosis bukanlah suatu proses yang berbeda dari difusi, melainkan

hanyalah istilah untuk menyatakan difusi bahan pelarut melalui selaput semi permeable.

Dinding sel hidup kadang dikelilingi oleh larutan cair yang sinambung dari satu sel ke sel

lainnya, sehingga membentuk suatu jalinan pada seluruh tumbuhan.Jika kehilangan air dan

juga tekanan turgor yang menyebabkan sel tumbuhan lemah. Kehilangan air lebih banyak

akan menyebabkan terjadinya plasmolisis, tekanan terus berkurang sampai di suatu titik

5

Page 6: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

dimana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel. Plasmolisis terjadi akibat adanya larutan

luar yang lebih pekat daripada cairan vakuola dan hanya terjadi pada kondisi ekstrem yang

jarang terjadi di alam.

1.3. Tujuan

Mahasiswa dapat mengidentifikasi bagian-bagian sel dan dapat membedakan antara

sel hewan, sel tumbuhan, sel batu hidup dan sel batu mati.

Mahasiswa dapat memahami dan membedakan antara proses difusi, osmosis,

tekanan turgor dan plasmolisis.

Mahasiswa dapat membuktikan bahwa pada fotosintesis menghasilkan oksigen dan

pada proses respirasi membutuhkan oksigen.

6

Page 7: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sel Tumbuhan

Sel adalah struktur dan fungsi terkecil dari organism dan hampir semua organism

tersususn atas sel. Sel pada umumnya terdiri atas membrane plasma,sitoplasma,hanya

terdiri atas protein,RNA,DNA,karbohidrat,lmak dan mineral. (Biologi SMA,Grafindo

2006,27)

sel hewan dengan sel tumbuhan ada terdapat perbedaan pada beberapa organel.pada sel hewan terdapat lisosom dan sentriom,sedangkan pada tumbuhan terdapatdinding sel vakuola,plastid dan peroksisom. (Biologi ceerdas belajar,oman karmana 2006,58)

pada umumnya sel makhluk hidup memiliki satu inti,tetapi ada pula yang memiliki inti lebih dari satu. Contoh.pada sel otot lurik. (Campbell reece-mithcell edisi 5 jilid 1hal 8 Erlangga)

pada sel hewan hanya memiliki membrane sel dari lipoprotein dengan lisosom dan vakuola yang kecil. lisosom yang terapat pada hewan bebentuk seperti bola terdiri atas selapis membrane dan diameter kurang lebih 500nm. (Biologi 2 Diah aryulina esis 2008,98)

umumnya sel hewan mengandung sentrosom yang letaknya pda sitoplasma dkat membrane inti. Struktur sentrosom berbentuk bintang pada saat pembelahansel mngandung dua sentriol. (djoko arisworo Biologi Grafindo media pratama tahun 2005,71)

2.2. Sel Hewan

sel tumbuhan adalah bagian terkecil dari setiap organ tumbuhan. (erlangga Campbell jilid 1 edisi 5,71)

sel tumbuhan penggerakan dari suatu tumbuhan itu sendiri.sel tumbuhan sangat berbeda dengan sel eukariotik lainnya. (biologi sma grafindo)

sel merupakan kesatuan struktural kehidupan yang merupakan penyusunan tubuh makhluk hidup, seperti yang telah dibuktikan olh pengamat mikroskopis Mathias schleiden.(ahli anatomi tumbuhan) (biologic eras aktif omn karmana 2006 hal 73)

7

Page 8: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

sel tumbuhan dewasa berbeda satu dengan yang lainnya mulai dari, ukuran,berbentuk,struktur dan fungsi. (biologi 2 Diah aryulina esis tahun 2008 hal 105)

sel tumbuhan terdiri dari bentuk sel yang bersegi,dinding sel yang terdiri dari sellulosa(hemisellulosa) dan membrane sel.dan juga protolas yang terselubung oleh dinding sel.(mudah dan aktif belajar biologi 2007,47)

dinding sel pada tumbuhan memiliki srtuktur komplek dengan memmiliki tiga bagian fundamental yang dapat dibedakan,yaitu, adanya lamella tengah,dinding sel primer,dan sekunder. (erlangga Campbell jilid 1 edisi 5 hal 73)

2.3. Sel Batu Hidup

sel batu atau skerenkim termasuk ke dalam kategori sel yang bertujuan memperkuat

tanaman atau organ tanaman. Sel skerenkim terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk serat

dan sklereid. Sel batu ada yang hidup, tapi ada juga yang dikategorikan sel mati.

2.4. Sel Batu Mati

sel batu atau skerenkim termasuk ke dalam kategori sel yang bertujuan memperkuat

tanaman atau organ tanaman. Sel skerenkim terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk serat

dan sklereid. Sel batu ada yang hidup, tapi ada juga yang dikategorikan sel mati.

2.1. Difusi

• Jika partikel suatu zat dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya tarik, maka

dalam jangka waktu tertentu partikel-partikel akan tersebar merata dalam ruang yang

ada. Sampai distribusi merata seperti itu terjadi, akan terdapat lebih banyak partikel

yang bergerak dari daerah tempat partikel itu lebih pekat kedaerah yang partikelnya

kurang pekat, lalu terjadi sebaliknya, dan secara menyeluruh gerakan partikel pada

arah tertentu disebut difusi (A.R. Loveless,1996:136)

• Merupakan transportasi ion atau molekul yang terjadi karena adanya pergerakan

panas akibat adanya perbedaan konsentrasi (Lily agustina,2004:31)

8

Page 9: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

• Proses difusi berlangsung dari daerah yang memilki kosentrasi partikel tinggi ke

kosentrasi partikelnya rendah. (Tjitrosoepomo,1983:11)

• Difusi merupaka suatu proses lewatnya bahan-bahan tertentu melewati suatu

membrane sebagai akibat kosentrasi yang berbeda. (Ahmad zulfa juniarto, juwono,

2002 :24)

2.2. Osmosis

• Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel.( Irvan Permana .2009)

• Perpindahan air dari kandungan air yang tinggi (hipertonis) ke kandungan air yang

rendah (hipotonis) melalui membran semi permeable atau selektif permeable (Lilis siti

nurjanah dkk,2005:15)

• Osmosis ialah lewatnya zat pelarut melalui suatu membran dari larutan yang berkadar

rendah ke dalam larutan yang berkadar tinggi sehingga tercapai suatu keseimbangan. (

Ahmad Zulfa Junorto, Juwono, 2002: 25)

• Osmosis merupakan proses perpindahan molekul pelarut (air) dari kosentrasi rendah

(hipotonis) ke kosentrasi yang lebih tinggi (hipertonis) melalui membrane permiabel

selektif. (Wijaya Jati, 2007: 16)

• Osmosis adalah perpindahan ion atau molekul dari kerapatan tinggi ke kerapatan

rendah dengan melewati suatu membran. ( Istamar Syamsuri, dkk, 2004: 23)

2.3. Tekanan turgor

• Tekanan turgor adalah tekanan dari dalam vakuola kepada membran plasma dan

dinding sel karena adanya osmosis air ke dalam vakuola.(srilestari,2009)

9

Page 10: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

• Pada sel-sel tanaman air,air masuk kedalam sel-sel dengan jalan osmosis.Dengan

meningkatnya jumlah molekul didalam sel,isi sel lai menekan dinding sel.Tekanan ini

disebut tekanan turgor (John w kimball.1992:124)

• Tekanan turgor merupakan prose masuknya molekul air sehingga mengakibatkan

ruang sitoplasma terisi kembali dengan cairan, sehingga membrane sel kembali

terdesak ke arah luar. (Gold Warty, 1992 )

2.4. Plasmolisis

• Jika sel ditempatkan di larutan dengan konsentrasi tinggi atau hipertonis terhadap sel,

maka air akan keluar dari vakuola sehingga membrane sitoplasma akan mengkerut

dan terlepas dari dinding sel. Hal seperti ini lazim disebut plasmolisis.( Betsy

Sihombing,dkk : 2010)

• Jika sebatang tanaman air tawar atau darat diletakkan kedalam air laut,sel-selnya

dengan cepat kehilangan turgornya dan tanaman tersebut jadi layu.Hal ini disebabkan

karena air laut itu hipertonik terhadap sitoplasma.Dengan demikian air berdifusi dari

sitoplasma ke air laut sehingga sel itu mengkerut.Keadaan ini disebut plasmolisis

(John W Kimball.1992 :124)

• Plasmolisis adalah suatu fonemena pada sel dinding, dimana sitoplasma mengkerut

dan membrane plasma tertarik menjauhi dinding sel ketika sel melepaskan airnya

keligkungan hipertonik. (Neil A. Campbell, dkk, 2003: 620)

• Plasmolisi merupakan peristiwa lepasnya membran plasma dari dinding sel.(Istamar

Syamsuri, dkk, 2004: 26)

• Plasmolisis adalah peristiwa lepasnya membrane sel dari dinding sel, sebagai dampak

dari hipertonisnya larutan di luar sel, sehingga cairan yang berada di dalam sel keluar.

(Didik Indradewi dan Eko Tarwaga J.P, 2009: 14)

2.9 Fotosintesis

10

Page 11: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya fotosintesis yakni H2O, CO2,

cahaya, hara, dan suhu. Diantara beberapa faktor tersebut yang paling berpengaruh

dalam proses fotosintesis adalah faktor cahaya. Cahaya sering membatasi fotosintesis

terlihat juga dengan menurunnya laju penambahan CO2 ketika tumbuhan terkena

bayangan awan sebentar. (Thenawidjaja, 1990)

Cahaya merupakan sumber energi untuk fotosintesis. Energi cahaya yang diserap oleh

tumbuhan tergantung pada intensitas sumber cahaya, lama penyinaran dan panjang

gelombang cahaya. Pada batas-batas tertentu, semakin tinggi intensitas cahaya

matahari maka semakin banyak energi cahaya yang diserap oleh klorofil, sehingga

laju fotosintesis meningkat. Cahaya matahari dengan intensitas terlalu tinggi akan

menimbulkan kerusakan pada klorofil. (Jumin, 1989).

2.10 Respirasi

Respirasi merupakan salah satu contoh proses katabolisme, yaitu suatu proses

pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia

dengan menggunakan oksigen (Sri Hidayati, 2007).

Respirasi sering diibaratkan kebalikan dari peristiwa fotosintesis, maksudnya yaitu

perombakan senyawa komplek menjadi senyawa sederhana.Proses respirasi

membutuhkan oksigen dan menghasilkan karbondioksida (Penuntun Pratikum, 2012).

Respirasi merupakan suatu proses pembebasan energi melalui kimia dengan atau tidak

menggunakan oksigen. Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen bebas, respirasi

dibedakan atas respirasi aerob dan respirasi anaerob. (Arif Priadi, 2010).

BAB III

CARA KERJA

11

Page 12: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

3.1. SEL TUMBUHAN

TEORI

Sel tumbuhan memiliki dinding sel yang terdiri dari sellulosa (hemisellulosa) dan membran sel.

TUJUAN

Mahasiswa dapat mengidentifikasi bagian – bagian sel dan dapat membedakan antara sel hewan dan sel tumbuhan, sel batu hidup dan sel batu mati.

ALAT

- Mikroskop biologi

- pisau silet tajam

- objek glass dan cover glass

BAHAN

- Umbi bawang merah (Allium cepa)

- Lugol

CARA KERJA

- Potonglah umbi bawang, ambil lapisan epidermis dalamnya dengan menggunakan pinset

- Letakkan pada Objek glass.

- Tetesi dengan sedikit lugol dan tutup dengan Cover glass.

- Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif 10 x dan 40 x.

3.2. SEL HEWAN

TEORI

12

Page 13: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

Sel hewan memiliki membran sel dari lipoprotein. Sel hewan juga memiliki lisosom dan vakuola yang kecil..

TUJUAN

Mahasiswa dapat mengidentifikasi bagian – bagian sel dan dapat membedakan antara sel hewan dan sel tumbuhan, sel batu hidup dan sel batu mati.

ALAT

- Mikroskop biologi

- Tusuk gigi

- Objek glass dan Cover glass

BAHAN

- Mukosa pipi

- Methylen blue

CARA KERJA

- Teteskan sedikit Methylen Blue pada Objek glass.

- Koreklah sedikit mukosa pipi dari mulut bagian dalam dengan menggunakan tusuk gigi.

- Aduklah ujung tusuk gigi yang berisi epitel tersebut pada Methylen Blue (jika Methylen Blue terlalu pekat dapat ditambah setetes air).

- Tutup dengan kaca penutup dan amati dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif 10 x dan 40 x.

3.3. SEL BATU HIDUP

TEORI

13

Page 14: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

Sel batu atau skerenkim termasuk ke dalam kategori sel yang bertujuan memperkuat tanaman atau organ tanaman. Sel skerenkim terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk serat dan sklereid. Sel batu ada yang hidup, tapi ada juga yang dikategorikan sel mati.

TUJUAN

Mahasiswa dapat mengidentifikasi bagian – bagian sel dan dapat membedakan antara sel hewan dan sel tumbuhan, sel batu hidup dan sel batu mati.

ALAT

- Mikroskop Biologi

- pisau silet tajam

- Objek glass dan Cover glass.

BAHAN

- Biji asam jawa (Tamarindus indica)

- aquadest

CARA KERJA

- Belah biji asam dan bersihkan kulit luarnya sampai terlihat warna putihnya.

- Sayatlah bagian putih biji asam tersebut setipis mungkin secara melintang.

- Letakkan diatas Objek glass.

- Tetesi dengan aquadest lalu tutup dengan Cover glass.

- Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 x dan 40 x.

3.4. SEL BATU MATI

TEORI

14

Page 15: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

Sel batu atau skerenkim termasuk ke dalam kategori sel yang bertujuan memperkuat tanaman atau organ tanaman. Sel skerenkim terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk serat dan sklereid. Sel batu ada yang hidup, tapi ada juga yang dikategorikan sel mati.

TUJUAN

Mahasiswa dapat mengidentifikasi bagian – bagian sel dan dapat membedakan antara sel hewan dan sel tumbuhan, sel batu hidup dan sel batu mati. .

ALAT

- Mikroskop biologi

- pisau silet tajam

- Objek glass dan Cover glass

BAHAN

- Tempurung kelapa (Cocos nucifera)

- Aquadest

CARA KERJA

- Keroklah atau sayat bagian dalam tempurung kelapa.

- Letakkan diatas Objek glass.

- Tetesi dengan Aquadest lalu tutup dengan cover glass.

- Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif 10 x dan 40 x.

3.5. DIFUSI

TEORI

15

Page 16: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.

TUJUAN

Mahasiswa dapat memahami dan membedakan antara proses difusi, osmosis, tekanan turgor, dan plasmolisis serta dapat mengidentifikasi berbagai bentuk pati.

ALAT

- gelas piala

- kertas saring

BAHAN

- KMNO4

- Aquadest

•CARA KERJA

• Isilah gelas piala dengan air secukupnya

• Letakkan sedikit KMNO4 di atas kertas saring, lalu letakkan kertas saring di atas gelas piala

• Biarkan selama 15 menit .Amati dan catat apa yang terjadi.

3.6. OSMOSIS

TEORI

16

Page 17: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

Osmosis adalah difusi pelarut melalui membran permeable diffrensial dari tempat konsentrasi pelarut tinggi kekonsentrasi pelarut yang lebih rendah.

TUJUAN

Mahasiswa dapat memahami dan membedakan antara proses difusi, osmosis, tekanan turgor, dan plasmolisis serta dapat mengidentifikasi berbagai bentuk pati.

ALAT

- cawan petri

- pisau silet tajam

BAHAN

- wartel (Daucus cardota)

- kentang (Solanum tuberosum)

- Aquadest

- Larutan garam

- Eosin

CARA KERJA

- Potonglah kentang menjadi dua bagian yang sama, ratakan bagian bawahnya.

- Lubangi bagian atas kentang sehingga menyerupai cangkir.

- Sediakan 2 buah cawan petri. Isilah sebuah cawan petri dengan air dan cawan petri yang lain dengan larutan eosin.

- Isilah garam kedalam cangkir kentang hingga penuh.

- Masukkan sebuah kentang kedalam cawan petri yang berisi air dan satu lagi kedalam larutan eosin.

- Biarkan selama 15 menit. Amati dan catat apa yang terjadi3.7. TEKANAN TURGOR

TEORI

17

Page 18: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

Tekanan turgor adalah tekanan pada membrane plama dan dinding sel.

TUJUAN

Mahasiswa dapat memahami dan membedakan antara proses difusi, osmosis, tekanan turgor, dan plasmolisis serta dapat mengidentifikasi berbagai bentuk pati.

ALAT

- cawan petri

- pisau silet tajam

BAHAN

- wortel (Daucus cardota)

- kentang (Solanum tuberosum)

- Aquadest

- Larutan garam

CARA KERJA

- Potong wortel secara melintang dengan ketebalan sekitar 3mm sebanyak 4 buah.

- Sediakan dua buah cawan petri. Isilah sebuah cawan petri dengan air dan sebuah lagi dengan larutan garam 10%.

- Masukkan dua potongan wortel dalam larutan garam dan dua buah lagi dalam air.

- Biarkan selama 15 menit.

- Amati dan catat apa yang terjadi.

3.8. PLASMOLISIS

TEORI

18

Page 19: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

Plasmolisis adalah proses keluarnya air dari vakuola sehingga plasma mengerut dan terlepas dari dinding sel.

TUJUAN

Mahasiswa dapat memahami dan membedakan antara proses difusi, osmosis, tekanan turgor, dan plasmolisis serta dapat mengidentifikasi berbagai bentuk pati.

ALAT

- Mikroskop Biologi

- Objek Glass dan Cover Glass

- Silet

BAHAN

- daun adam hawa (Rhoeo discolor)

- Aquadest

- Larutan garam

Cara Kerja

- Sayatlah permukaan bawah daun Rhoeo discolor yang berwarna ungu setipis mungkin.

- Letakkan diatas kaca benda yang telah ditetesi air.

- Tutup dengan kaca penutup dan amati di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif 10x dan 40x.

- Gambarlah beberapa sel daun tersebut.

- Beri 1-2 tetes larutan garam 10% dari salah satu sisi kaca penutup dan hisap dengan kertas saring pada sisi yang berlawanan. Pastikan larutan garam dapat masuk menggantikan air sebagai reagennya.

- Biarkan salama 10 menit.Amati dibawah mikroskop dan catat apa yang terjadi.3.9. FOTOSINTESIS

TEORI

19

Page 20: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

Plasmolisis merupaka suatu peristiwa pembuatan senyawa komplek dari senyawa sederhana dengan bantuan cahaya matahari.

TUJUAN

Mahasiswa dapat membuktikan bahwa pada fotosintesis menghasilkan oksigen

ALAT

- Gelas piala

BAHAN

- Hydrilla sp.

- Air

Cara Kerja

- Ambillah gelas ukur 100 ml dan diisi dengan air hingga penuh.

- Ambil sebatang Hydrilla sp. Dan ikat pada batang kaca pengaduk sehingga bagian pangkal menghadap keatas. Masukkan Hydrilla sp. Yang telah diikat tadi kedalam gelas ukur.

- Dekatkan ke sumber cahaya matahari dan tunggu hingga gelembung yang keluar dari pangkal tumbuhan telah teratur. Bila gelembung tidak keluar dengan lancer, dapat di buat sayatan bagian pangkal Hydrilla sp. Dengan kemiringan tertentu.

- Hitunglah jumlah gelembung yang keluar permenit dan lakukan 5 kali pengulangan.

3.10. RESPIRASI

TEORI

20

Page 21: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

Respirasi merupakan peristiwa katabolisme, yaitu perombakan senyawa komplek menjadi senyawa sederhana. Proses respirasi membutuhkan oksigen dan menghasilkan karbondioksida.

TUJUAN

Mahasiswa dapat membuktikan bahwa pada fotosintesis menghasilkan oksigen dan proses respirasi membutuhkan oksigen.

ALAT

- Erlenmeyer

- Tabung Reaksi

- Cawan Petri

- Gelas Ukur

- Statif

BAHAN

- KOH

- Toge

- Kapas

- Kertas Karbon

Cara Kerja

- Isikan toge kedalam gelas ukur hingga setengahnya tetapi jangan terlalu padat lalu sumbat dengan kapas.

- Balut gelas ukur dengan kertas karbon persis sampai batas penyumbatan kapas.

- Isikan larutan KOH kedalam gelas piala kira-kira dua pertiganya dan letakkan pada dasar statif

- Ikatlah gelas ukur pada gagang statif dengan karet sedangkan ujung gelas mengarah ke bawah.

21

Page 22: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

- Turunkan perlahan-lahan gelas ukur tersebut sehingga mulut gelas ukur masuk ke dalam KOH yang berada dalam gelas piala.

- Ukur batas permukaan KOH yang berada didalam gelas piala. Biarkan selama sikatar 20 menit lalu ukur lagi batas permukaan KOH tersebut. Apakah terjadi kenaikan?

- Tutup dengan kaca penutup dan amati di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif 10x dan 40x.

- Gambarlah beberapa sel daun tersebut.

- Beri 1-2 tetes larutan garam 10% dari salah satu sisi kaca penutup dan hisap dengan kertas saring pada sisi yang berlawanan. Pastikan larutan garam dapat masuk menggantikan air sebagai reagennya.

- Biarkan salama 10 menit.Amati dibawah mikroskop dan catat apa yang terjadi.

BAB IV

HASIL

22

Page 23: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

4.1 SEL TUMBUHAN

Pada percobaan dilakukan dengan menggunakan bawang merah, disini terlihat jelas

bahwa bentuk sel tumbuhan lebih tertata/kokoh dengan bentuk seperti bersegi. Ini

dikarenakan karena sel tumbuhan memiliki dinding sel yang terdiri dari sellulosa

(hemisellulosa). Sel tumbuhan juga memiliki sitoplasma dan inti sel.

4.2 SEL HEWAN

Dari gambar terlihat,bahwa struktur bentuk sel tidak kokoh,seperti sel tumbuhan. Sel hewan memiliki membran sel dari lipoprotein,sitoplasma dan inti sel. Dan juga sel hewan memiliki lisosom dan vakuola yang kecil.sel hewan kita menggunakan mukosa pipi,di karenakan sel hewan dan sel manusia itu sama

4.3 SEL BATU HIDUP

23

Page 24: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

Sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel - selnya mengalami

penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis. Sklerenkim tersusun atas

dua kelompok sel, yaitu sklereid dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas

sel - sel pendek, sedangkan serabut sel – selnya panjang. Sklereid berasal dari sel-sel

parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel - sel meristem. Sklereid terdapat di berbagai

bagian tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada kulit biji dan

mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut

sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.

Berdasarkan hasil pengamatan terlihat jelas juga sklereid-sklereid pada

batok kelapa. Sesuai dengan teori yang pernah kita pelajari bahwa sklereid itu bentuknya

seperti bola-bola padat (sel padat) yang dibagian dalamnya terdapat jaringan parenkin yang

lunak. Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa

ruangan kosong saja

4.4 SEL BATU MATI

24

Page 25: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

Sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel - selnya mengalami

penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis. Sklerenkim tersusun atas

dua kelompok sel, yaitu sklereid dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas

sel - sel pendek, sedangkan serabut sel – selnya panjang. Sklereid berasal dari sel-sel

parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel - sel meristem. Sklereid terdapat di berbagai

bagian tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada kulit biji dan

mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut

sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.

Berdasarkan hasil pengamatan terlihat jelas juga sklereid-sklereid pada

batok kelapa. Sesuai dengan teori yang pernah kita pelajari bahwa sklereid itu bentuknya

seperti bola-bola padat (sel padat) yang dibagian dalamnya terdapat jaringan parenkin yang

lunak. Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa

ruangan kosong saja

4.5 DIFUSI

25

Page 26: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

Percobaan yang dilakukan pada larutan KMNO4 menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa terjadi proses difusi.Pada saat larutan KMNO4 terurai kedalam air terjadi perpindahan zat dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ketempat yang berkonsentrasi rendah.Berdifusinya partikel-partikel bahan terlarut yang melalui larutan terlihat jelas pada perubahan air yang menjadi berwarna. Difusi dapat teradi karena gerakan acak kontinu yang menjadi ciri khas semua molekul yang tidak terikat dalam suatu zat.Tiap molekul bergerak secara lurus sampai ia bertabrakan dengan molekul lainnya. Kecepatan difusi tergantung pada gradient konsentrasi, besar, muatan, dan daya larut dalam lipid partikel-partikel tersebut

4.6 OSMOSIS

26

Page 27: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

Kentang dibentuk seperti cangkir dan dimasukkan NaCl kedalamnya, kemudian diletakkan di dalam cawan petri yang telah diisi eosin yang dicampur, setelah diamati selama 15 menit bagian bawah kentang berwarna orange, hal itu menandakan pada kentang terdapat membran yang permeable differensial sehingga dapat menyaring air yang masuk. Eosin tidak dapat masuk sedangkan air bisa yang mengakibatkan NaCl menjadi sedikit mencair karena air lebih tinggi daripada lingkungan dalam kentang. Percobaan yang dilakukan pada kentang menunjukkan adanya peristiwa osmosis. Dalam percobaan ini eosin bersifat hipotonik terhadap sitoplasma sel kentang.

4.7 PLASMOLISIS

Daun adam hawa (Rhoeo discolor) yang diamati dibawah mikroskop dengan menggunakan reagen aquadest, air akan berdifusi kedalam sel. Protoplasma masih dalam keadaan utuh dan melekat pada dinding sel karena bersifat hipotonik tehadap terhadap cairan vakuola.

4.8 TEKANAN TURGOR

27

Page 28: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

Air yang berada dalam cawan petri bersifat hipotonik sehingga air masuk kedalam sel-sel kentang dan sel-sel wortel dan disimpan didalam vakuola, sehingga menimbulkan tekanan terhadap membran plasma dan dinding sel yang menyebabkan potongan kentang dan wortel menjadi keras.

4.9 FOTOSINTESIS

No. Menit Jumlah gelembung1 Pertama 982 Kedua 953 Ketiga 974 Keempat 885 Kelima 105

Fotosintesis merupakan proses pembentukan makanan (glukosa) pada tumbuhan yang

mengandung zat hara, air dan karbondioksida dengan bantuan sinar matahari. Pada proses fotosintesis,

tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Faktor-faktor yang

mempengaruhi fotosintesis adalah zat hijau daun, intensitas cahaya, konsentrasi karbon dioksida, dan

ketersediaan air

Fotosintesis memerlukan cahaya yang umumnya berasal dari cahaya matahari. Tidak semua

cahaya matahari berguna untuk fotosintesis tetapi hanya cahaya dengan panjang gelombang tertentu

yang bermanfaat untuk memecah molekul air dalam proses fotosintesis.

4.10 RESPIRASI

28

Page 29: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

Batas permukaan KOH mengalami kenaikan dan volumenya bertambah. Pada gelas

ukur terdapat uap air dari hasil respirasi yang menyebabkan permukaan KOH mengalami

kenaikan, karena proses respirasi yang menghasilkan karbondioksida dan uap air.

BAB V

29

Page 30: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

PENUTUP

6.1. KESIMPULAN

Dari percobaan dapat diperoleh kesimpulan bahwa :

• Sel tumbuhan mempunyai dinding sel yang membedakan dengan sel hewan. Sel hewan tidak mempunyai dinding sel sehingga bentuk sel nya tidak tetap atau berubah-ubah.

• Sel batu hidup berbeda dengan sel batu mati. Sel batu hidup mempunyai noktah sedangkan sel batu mati hanya berupa sel kosong saja.

• Difusi adalah berpindahnya suatu zat dari daerah yang berkonsentrasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah.

• Osmosis bukanlah suatu proses yang berbeda dengan difusi,osmosis perpindahan konsentrasi air (pelarut) dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah.

• Plasmolisis merupakan terlepasnya protoplasma dari dinding sel akibat keluarnya air dari vakuola sehingga plasma mengerut.

• Tekanan turgor merupakan terjadinya tekanan terhadap membran plasma dan dinding sel.

• Fotosintesis menghasilkan oksigen sedangkan respirasi menghasilkan karbondioksida.

DAFTAR PUSTAKA

30

Page 31: Web viewDengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga

Ai, Nio Song. 2012. Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains 12(1)

Campbell, dkk. 2002. Biologi Jilid 1. Jakrarta: Erlangga.

Frank dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan.Bandung: ITB Bandung.

Jumin, Hasan Basri. 1989. Ekologi Tanaman. Jakarta: Rajawali press.

Thenawidjaja, Maggy. 1990. Dasar dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.

Yasin, A, et al. 2011. Pengaruh Intensitas Cahaya Dan Kandungan Mineral Pada Berbagai Media Tumbuh Terhadap Laju Fotosintesis Tanaman Hias Hidrofit Elodea (Elodea Canadensis). IPB Bogor.

Sri Lestari, Endang dan Idun Kistinah.2009 Biologi 2 untuk Kelas XI, Jakarta : Pusat

Perbukuan Depdiknas

Irvan Permana .2009. Memahami Kimia SMA Kelas XI.Bandung : Penerbit Armico

Sihombing, Betsy, dkk.2010. Penuntun Praktikum Biologi Umum.Jakarta : Universitas

Negeri Jakarta

Kimball, J.W.1997.Biologi jilid 1 edisi kelima .Jakarta: Erlangga.

Loveless, A.R. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik .

Jakarta: Gramedia.

Agustina, Lily. 2004. Transportasi Jaringan Tumbuhan .Jakarta: Rineka Cipta.

Nurjanah, Lilis siti dkk . 2005. Sains Biologi .Jakarta: PT Sarana Panca Karya Nusa

31