Upload
afans-benwadd
View
272
Download
30
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Ikhtiologi
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem urat daging atau sistem otot pada ikan secara
fungsional otot ini dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang
dibawah rangsangan otak dan yang tidak dibawah
rangsangan otak. Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga
macam urat daging atau otot berdasarkan struktur dan
fungsinya, yaitu: otot polos, otot bergaris, dan otot jantung.
Dari penempelannya juga bisa dibedakan menjadi dua
yaitu otot menempel pada rangka yaitu otot bergaris dan
yang tidak menempel pada rangka yaitu otot jantung dan otot
polos. Pekerjaan urat daging atau otot untuk setiap aktifitas
kehidupan hewan sehari- hari sangat penting. Dari mulai gerakan tubuh
hingga kepada peredaran darah, kegiatan utama gerakan tubuh
disebabkan karena keaktifan otot tersebut. Secara fungsional otot ini
dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang dibawah rangsangan otak dan
yang tidak dibawah rangsangan otak.
Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging atau
otot berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu: otot polos, otot
bergaris, dan otot jantung. Dari penempelannya juga bisa
dibedakan menjadi dua yaitu otot menempel pada rangka yaitu otot
bergaris dan yang tidak menempel pada rangka yaitu otot jantung dan otot
polos.
Myoelectric merupakan modifikasi otot tertentu yang menghasilkan
arus listrik. Pada ikan pari terjadi modifikasi otot hypaxial di daerah ekor
dengan menghasilkan arus listrik sebesar 500 volt.Terdiri dari piringan
bermuatan listrik = elektroplax Tiap piringan berhubungan ujung-ujung
syaraf sehingga terjadi aliran listrik.
2
Beberapa ratus species ikan memiliki organ penghasil listrik,
namun hanya sedikit yang dapat menghasilkan daya listrik yang kuat.
Organ penghasil listrik yang dimiliki oleh kebanyakan ikan tersusun
dari sel saraf dan sel otot yang telah mengalami perubahan
penting. Bentuk organ listrik seperti piringan kecil yang memproduksi
lendir disebut elektrosit, tersusun dan menyatu di bagian atas dari
susunan lain yang sejajar.
Pada umumnya, semua piringan menghadap arah yang sama
yang memuat 150 atau 200 piringan setiap susunannya. Misalnya,
pada ikan torpedo terdapat 140 sampai 1000 piringan listrik pada
setiap kolom. Pada ikan torpedo yang sangat besar, jumlah seluruh
piringan sampai setengah juta.
Prinsip kerja piringan listrik ini mirip dengan cara kerja baterai.
Ketika ikan beristirahat, otot-otot yang tidak berhubungan belum aktif.
Namun jika menerima pesan dari saraf, akan segera bekerja secara
serentak untuk mengeluarkan daya listrik. Pada saat itu, voltase
semua piringan listrik atau elektrosit menyatu, sehingga mampu
menghasilkan daya listrik sampai 220 volt pada ikan torpedo atau
sampai 650 volt pada belut listrik.
Pada umumnya semua spesies ikan tawar hanya bersifat listrik
ringan, kecuali sembilang listrik dan belut listrik. Ikan listrik yang hidup di
laut memiliki tenaga listrik yang lebih kuat dan berbahaya, karena air
laut mengandung garam membuat dirinya lebih tahan terhadap arus
listrik. Posisi dan bentuk organ listrik ini bervariasi tergantung pada
speciesnya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini sebagai
berikut:
a. Bagaimanakah fungsi sistem otot pada ikan?
3
b. Bagaimanakah hubungan sistem otot dengan pergerakan ikan?
c. Bagaimanakah Peranan organ listrik pada ikan?
d. Jenis-jenis ikan apa sajakah yang memiliki organ listrik?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini sebagai berikut:
a. Sebagai tugas mata kuliah ikhtiologi perikanan
b. Sebagai bahan bacaan agar dapat mengetahui dan memahami
jebih jelas tentang ikhtiologi ikan khususnya pada sistem otot
dan organ listrik pada ikan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Otot Pada Ikan (Urat Daging)
2.1.1 Otot Polos (Urat Daging Licin)
Serabut otot polos lebih sederhana dan kecil dibandingkan
dengan serabut otot lainnya. Serabut ini tumbuh dari mesenchim
embrio. Secara primer berasal dari mesoderm dengan disertai sel-sel
jaringan ikat, kemudian berkembang menjadi otot polos. Kerja otot polos
ini disebut involuntary karena kerjanya tidak dipengaruhi oleh
rangsangan otak. Serabut otot polos pada umumnya tersusun dalam
ikatan, tetapi banyak pula yang tersebar. Kontraksi otot ini lambat dan
kerjanya lama.
Otot polos antara lain terdapat pada:
a. Otot polos yang terdapat pada dinding saluran
pencernaan, baik yang melingkar maupun yang
memanjang. Otot ini digunakan untuk menggerakkan
makanan (gerakan peristaltik); yang lainnya ditemukan pada
saluran kelenjar pencernaan, kantung urine, trakhea dan
bronkhi dari paru-paru.
b. Otot polos yang terdapat pada saluran peredaran darah, yaitu
urat daging melingkar berguna untuk mengatur tekanan darah.
c. Otot polos yang terdapat pada mata yang digunakan
dalam mengatur akomodasi dengan menggerakkan lensa mata
dan mengatur intensitas cahaya.
d. Otot polos yang terdapat pada saluran ekskresi dan
reproduksi digunakan dalam menggerakkan produk yang ada
di dalamnya.
2.1.2 Otot Jantung (Urat Daging Jantung)
Jaringan otot jantung memperlihatkan garis-garis melintang
5
pada serabutnya. Pada otot ini tidak ada serabut yang terpisah,
masing-masing berhubungan satu sama lainnya. Otot jantung
berkonttraksi kuat dan terus menerus bekerja, sampai individu ini mati.
Kerja otot jantung ini sifatnya involuntary karena bekerja diluar
rangsangan otak. Secara embriologi, otot jantung merupakan tipe
istimewa dari otot polos, dimana sel-selnya menjadi bersatu seperti
syncytium.
Otot ini berwarna merah tua, berbeda dengan otot bergaris yang
berkisar antara warna putih hingga warna merah jambu bergantung pada
jenis ikannya. Otot ini disebut pula sebagai myocardium. Myocardium
ini dilapisi oleh selaput pericardium (selaput luar) dan endocaardium
(selaput dalam).
2.1.3 Otot Bergaris (Urat Daging Bergaris)
Disebut otot bergaris karena serabutnya memperlihatkan garis-
garis melintang dengan banyak inti tersebar pada bagian-bagian
pinggirnya. Otot ini disebut juga otot rangka karena melekat pada
rangka atau kulit, dan disebut voluntary karena kerjanya dipengaruhi
oleh rangsangan otak.
Bila dilihat secara keseluruhan, otot bergaris pada seluruh tubuh
ikan terdiri dari kumpalan blok otot atau urat daging. Tiap-tiap blok otot
dinamakan myotome (pada saat embryo disebut myomer). Pada urat
daging yang menempel pada tubuh ikan sebelah kiri dan kanan, dari
belakang kepala sampai ke batang ekor myotome tersusun menurut pola
tertentu yang biasa dibedakan menjadi dua tipe yaitu, Cyclostomine yang
ditemukan pada kelompok agnatha dan Piscine yang ditemukan pada
kelompok ikan Elasmobranchii dan Teleostei (Gambar 1). Kumpulan
otot ini, biasanya diberi nama sesuai dengan pergerakannya atau
organ tempat otot itu melekat, seperti otot penegak sirip punggung, otot
penarik sirip dada.
6
Pola kontruksi otot-otot parietal terdiri dari urutan myomere yang
zig-zag diikat oleh myoseptum yaitu bagian jaringan ikat yang
membatasi antara myomer berurutan. Myomer terbentang mulai dari
tengkorak sampai ujung ekor yang berdaging.
Setiap myomer terdiri dari bagian dorsal yang disebut epaksial
dan bagian ventral disebut hypaksial (Gambar 1). Keduanya
dipisahkan oleh jaringan ikat yang disebut horizontal skeletogeneus
septum (gambar 2). Di bagian permukaan selaput ini terdapat urat
daging yang menutupinya dinamakan Musculus lateralis superficialis
yang banyak mengandung lemak dengan istilah lain disebut red muscle
karena warnanya yang merah kehitaman. Umumnya serabut otot
mengarah anteroposterior, tetapi beberapa serabut hypoksial dari setiap
myomer tersusun serong ventromedial. Kontraksi dari kelompok myomer
di satu pihak akan disambut oleh kontraksi kelompok myomer di lain
pihak, menyebabkan tubuh ikan menjadi meliuk-liuk dalam gerakan
berenang.
Gambar 1. Potongan melintang tubuh ikan
7
Gambar 2. Urat daging permukaan sirip perut ikan tulang sejati dan
tulang rawan
Pada umumnya kerja otot memiliki fungsi ganda, ada yang
berfungsi sebagai synergis yang bekerja saling menyokong dengan
yang lainnya, ada pula yang berfungsi sebagai antagonis yang bekerja
berlawanan, yaitu satu berkontraksi dan yang lainnya mengendur.
Bagian-bagian besar otot bergaris pada tubuh ikan ada empat,
yaitu:
a. Otot ocolomotor, yang terdapat pada mata dengan jumlah tiga
pasang,
b. Otot hypobranchial, terdapat pada dasar pharynx, rahang,
hyoid dan lengkung insang (berfungsi sebagai pengembang),
c. Otot branchiomeric yang terdapat pada muka, rahang
dan lengkung insang (berfungsi sebagai pengkerut). Otot
yang bekerja terhadap rawan insang pada hiu ialah kelompok
otot branchial yang terdiri dari otot-otot konstriktor, levator dan
interakualia,
d. Otot appendicular yang berfungsi untuk menggerakkan sirip.
8
Pada daerah sirip berpasangan (sirip perut dan sirip
dada), otot-ototnya melanjutkan diri ke dinding tubuh, terjadi pelekatan
ikatan otot hypaksial dari beberapa myomer yang berurutan ke gelang
anggota dan menyebar pada sirip, membentuk dua macam kelompok
otot yaitu Abductor (untuk menegakkan) dan Adductor (untuk
mengembangkan), dengan beberapa tambahan seperti lembaran otot
tipis yang di antara jari-jari sirip (untuk melipat) dan otot yang menegang
dan menggerakkan girdle.
Dalam beberapa hal, sirip berpasangan selain berfungsi untuk
pergerakan, juga sebagai alat untuk menyalurkan sperma dari ikan
jantan kepada betina pada golongan ikan Elasmobranchii, sehingga
urat daging di sini pun berfungsi sebagai pendorong sperma keluar.
Otot sirip-sirip tunggal berfungsi untuk menggerakkan sirip-sirip tersebut.
Otot- otot permukaan pada sirip punggung dan sirip dubur disusun
sebagai pasangan otot protractor (penegang) dan retractor (pengendur).
Urat daging inclinator lateral dan urat daging erector di bagian depan
serta depressor di bagian belakang. Sirip ekor mempunyai gumpalan
otot lateral yang dihubungkan oleh otot pada bagian dasarnya. Otot
ekor berfungsi menggerakkan (dorsal flexor dan ventral flexor) dan
mengembangciutkan seperti kipas (flexor, interfilamental di antara jari-jari
sirip).
Pada kepala ikan, otot berhubungan terutama dengan rahang dan
tulang lengkung insang. Otot ini mempunyai dua komponen, yaitu
komponen urat daging permukaan (superficialis) dan komponen otot di
bagian dalam.
2.1.4 Bagian Daging Pada Ikan
9
Gambar 3 Letak daging merah pada jenis ikan tuna
Daging merah tuna dapat dibedakan berdasarkan lapisan
lemaknya yaitu otoro, chutoro dan akami (Gambar 4). Otoro terdapat
pada bagian perut bawah, berwarna lebih terang karena lebih banyak
mengandung lemak dan lebih mahal dibandingkan chutoro.
Gambar 4 Pembagian daging merah tuna berdasarkan lapisan lemak
Daging merah ikan adalah lapisan daging ikan yang berpigmen
kemerahan sepanjang tubuh ikan di bawah kulit tubuh. Jumlah
daging merah bervariasi mulai kurang dari 1 2 % pada ikan yang
tidak berlemak hingga 20 % pada ikan yang berlemak. Diameter sel
atau jaringan otot pada daging merah lebih kecil (Okada, 1990).
10
Daging merah kaya akan lemak, suplai oksigen dan mengandung
mioglobin. Daging merah pada ikan pelagis memungkinkan jenis
ikan ini berenang pada kecepatan yang tetap untuk memperoleh
makanan dan untuk bermigrasi (Learson dan Kaylor, 1990).
Okada (1990) menyatakan bahwa daging merah mengandung
mioglobin dan hemoglobin yang bersifat prooksidan serta kaya akan
lemak. Warna merah pada daging ikan disebabkan kandungan
hemoproteinnya tinggi yang tersusun atas protein moiety, globin dan
struktur heme. Di antara hemoprotein yang ada, mioglobin adalah
hemoprotein yang terbanyak. Lebih 80 % hemoprotein pada daging
merah adalah mioglobin dan hemoglobin. Kandungan mioglobin
pada daging merah ikan tuna dapat lebih dari 3.500 mg/100 g
(Watanabe, 1990). Hal ini yang menyebabkan mudahnya terjadi
ketengikan pada daging merah ikan tuna (Okada, 1990).
2.2 Organ Listrik Pada Ikan
Pada beberapa Elasmobranchii dan Teleostei, otot-otot
tertentu sudah jauh berubah atau merupakan modifikasi dari sel-
sel otot yang dapat menghasilkan, menyimpan, dan mengeluarkan
muatan listrik. Jumlah ikan yang diketahui mempunyai organ listrik kira-
kira 500 spesies yang tergolong dalam tujuh family Chonrichtheys dan
Osteichthyes.
Organ listrik ini dapat ditemukan pada ekor (ikan pari listrik), di
bawah kulit (Teleostei), pada sirip, di belakang mata (star-gazer), atau
pada sebagian besar permukaan tubuh (belut listrik). Pada umumnya
organ listrik ini berasal dari otot yang memiliki ragam penampilan, lokasi,
struktur, dan juga faalnya.
Ikan yang hidup pada daerah beriklim sedang mempunyai
voltage yang lebih tinggi dari pada ikan yang hidup pada daerah
dingin. Pada umumnya ikan laut mempunyai voltase tinggi dibanding
11
ikan air tawar, kecuali electriceel (Electrophoros) dan electric
cat fish (Malapterurus electricus).
Ikan yang memiliki organ listrik bervoltase tinggi, organ
listriknya berfungsi sebagai senjata untuk bertahan terhadap serangan
predator dan alat untuk mencari makan, contohnya, Electrophorus
electricus, Torpedo nobilian, Malapterurus electricus. Sedangkan ikan
bervoltase rendah, organ listriknya berfungsi sebagai bagian dari sistem
electrosensory dan dapat bula berfungsi sebagai alat komunikasi antar
ikan, contohnya, Mormyrus rume, Gymnotus carapo, Gymnoranchus
niloticus, Raja clavata. Organ- organ tersebut berasal dari kelompok otot
branchiomer, sebab diatur oleh saraf kranial ke 7 dan ke 9.
Ikan Raja dan Electrophorus, organ listriknya terletak pada ekor
dan berubah dari kelompok otot hypaksial. Pada Electrophorus
electricus (belut laut), organ listriknya mengeluarkan muatan listrik
antara 350 - 650 volt. Ikan ini memiliki ukuran tubuh hingga
panjang 3 meter, termasuk ikan dengan pergerakan lamban dan hidup
pada daerah yang visibiltasnya rendah. Pada ikan Torpedo nobilian
yang hidupnya di dasar laut dengan pergerakannya lamban,
mengeluarkan cahaya sampai 220 volt. Malapterurus electricus, hidup
di sungai yang gelap di benua Afrika, panjangnya bisa sampai satu
meter dan dapat mengeluarkan muatan listrik sebesar 350 volt (Bond,
1979).
Komunikasi, orientasi, dan deteksi terhadap mangsa
merupakan fungsi yang paling umum dari organ listrik. Pada
beberapa spesies, organ listrik dipergunakan juga untuk menyerang
lawan atau mempertahankan diri, bahkan ikan-ikan besarpun dapat
dilemahkan dengan muatan listrik yang lebih kuat. Ikan-ikan listrik
memancarkan muatan yang tetap, dan sangat sensitif terhadap
gangguan-gangguan yang dihasilkan oleh obyek di dalam medan listrik
12
dekat tubuhnya.
Unit fungsional organ listrik adalah electroplaks, berupa sel
berinti banyak, berbentuk uang logam besar. Umumnya sebelah
permukaannya datar melipat-lipat kecil; mitokhondria terkonsentrasi di
bawah selaput ini. Permukaan datar yang sebelahnya lagi penuh
dengan saraf-saraf yang masuk. Beratus bahkan beribu-ribu
electroplaks bertumpuk membentuk batang, dan banyak batang-batang
terdapat dalam satu organ. Dalam stadium istirahat, potensial listrik
tumbuh antara permukaan dalam (negatif) dan permukaan luar dari
setiap electroplaks. Jika organ tersebut dirangsang oleh sarafnya,
potensial listrik sejenak berbalik dengan demikian arus listrik
melampaui potensial istirahatnya.
Gambar 5. Organ elektrik pada bagian ekor.
Masing-masing diskus horizontal bernukleus (elektroplax)
merupakan modifikasi serabut otot hipaksial tunggal. C= Centrum, M =
Myomer epaksial (Puniawati,2008). Fungsi: melumpuhkan/membunuh,
13
mangsa, komunikasi dan sebagai alat indera.
2.2.1 Peranan organ Listrik Pada Berbagai Jenis Ikan
2.2.1.1 Ikan yang "Melihat" dengan Medan Listrik
Selain ikan yang dipersenjatai dengan muatan listrik potensial, ada
jenis ikan lain pula yang menghasilkan sinyal bertegangan rendah dua
hingga tiga volt. Jika ikan-ikan ini tidak menggunakan sinyal listrik lemah
semacam ini untuk berburu atau mempertahankan diri, lalu digunakan
untuk apa?
Ikan ini memanfaatkan sinyal lemah ini sebagai alat indera. Allah
menciptakan sistem indera dalam tubuh ikan ini, yang menghantarkan dan
menerima sinyal-sinyal tersebut.
Gambar 6. Ikan ini menghasilkan pancaran listrik dalam suatu alat khusus
di ekornya.
Listrik ini dipancarkan melalui ribuan pori-pori di punggung makhluk
ini dalam bentuk sinyal yang untuk sementara menciptakan medan listrik
di sekitarnya. Benda apa pun dalam medan ini membiaskannya, sehingga
ikan ini mengetahui ukuran, daya alir dan gerak dari benda tersebut. Pada
tubuh ikan ini, ada pengindera listrik yang terus menentukan medan ini
seperti halnya radar.
Pendeknya, ikan ini memiliki radar yang memancarkan sinyal listrik
dan menerjemahkan perubahan pada medan yang disebabkan oleh
14
benda yang menghambat sinyal-sinyal di sekitar tubuhnya. Ketika
kerumitan radar yang digunakan oleh manusia kita renungkan, penciptaan
mengagumkan dalam tubuh ikan akan menjadi jelas.
2.2.1.2 Penerima (Reseptor) untuk Tujuan Khusus
Dalam tubuh ikan-ikan ini terdapat beragam tipe penerima
(reseptor). Reseptor kantung (ampullary) memeriksa sinyal listrik
berfrekuensi rendah yang dipancarkan oleh ikan lainnya yang tengah
berenang atau ulat (larva) serangga. Reseptor ini begitu peka sehingga
dapat menentukan medan magnetik bumi sekaligus mengumpulkan
informasi mengenai buruan atau pun pemangsa.
Gambar 7. Ikan dari jenis Gnathonemus petersi
Reseptor kantung tidak dapat mengindera sinyal berfrekuensi tinggi
yang dipancarkan oleh ikan ini. Ini disempurnakan oleh suatu reseptor
tabung. Pengindera ini peka pada pelepasan muatan listrik oleh ikan itu
sendiri dan berguna sebagai peta lingkungannya.
Dengan adanya sistem ini maka ikan-ikan tersebut dapat
berkomunikasi dan saling mengingatkan tentang adanya ancaman.
Mereka juga saling bertukar informasi mengenai jenis, usia, ukuran dan
jenis kelamin.
2.2.1.3 Sinyal yang Menggambarkan Perbedaan Jenis Kelamin
15
Setiap jenis ikan listrik memiliki ciri sinyal yang berbeda-beda.
Bahkan, bisa ada perbedaan antar ikan dalam satu jenis. Walaupun
demikian, bentuk umum tetap tak berubah. Beberapa perincian saja yang
khusus pada masing-masing ikan tersebut. Ketika ikan betina berenang
melewati ikan jantan maka ia akan langsung merasakannya dan langsung
menanggapi.
Gambar 8. Seekor ikan listrik dapat menentukan jenis kelamin ikan
lainnya melalui sinyal.
2.2.1.4 Sinyal yang Menggambarkan Usia
Sinyal listrik juga membawa informasi mengenai usia ikan ini.
Seekor ikan yang baru menetas membawa tanda berbeda dengan yang
dewasa. Sinyal ikan yang baru menetas mempertahankan ciri itu hingga
empat belas hari sejak kelahirannya, ketika mereka berubah dan menjadi
seperti sinyal sebagaimana yang dimiliki oleh ikan dewasa. Hal ini
memainkan peranan amat penting dalam mengatur hubungan yang rumit
antara induknya yang jantan dan betina. Induknya yang jantan akan
mengenali bayinya dan sekaligus membawanya pulang untuk
melindunginya.
2.2.1.5 Kegiatan Sehari-hari yang Disampaikan Melalui Sinyal
Ikan juga mampu menyampaikan informasi selain jenis kelamin dan
usia. Pada semua jenis ikan listrik, meningginya frekuensi menyebarkan
16
pesan peringatan. Sebagai contoh, jenis Mormydae biasanya
menghantarkan sinyal listrik dengan frekuensi 10 Hz atau setara dengan
10 getaran per detik yang dapat ditingkatkannya hingga 100-120 Hz.
Mormydae yang diam memperingatkan lawan akan sebuah serangan.
Sikap ini menyerupai gerakan mengepalkan tangan sebelum bertarung.
Pada umumnya, peringatan ini cukup berpengaruh untuk menakuti lawan.
Setelah bertarung, pihak yang terluka menghentikan kegiatan listriknya
dan tidak mengirimkan sinyal selama hampir 30 menit. Ikan yang
menenangkan diri atau yang meninggalkan pertarungan biasanya juga
tetaptidak bergerak. Maksud di balik itu adalah untuk mempersulit lawan
lainnya menemukan mereka. Maksud lainnya juga untuk menghindari
hantaman dari benda sekitarnya karena mereka menjadi "buta" arus listrik
karena kurangnya sinyal.
Gambar 9. Sistem Khusus Anti Gangguan pada Sinyal
Seekor ikan listrik menentukan kedudukan ikan lainnya melalui
sinyal. Jadi, apa yang terjadi ketika seekor ikan listrik yang mendekati ikan
lainnya menghasilkan sinyal yang sama? Tidakkah hal ini mengganggu
kedua radar mereka? Gangguan merupakan sebuah akibat yang lumrah
17
di sini. Namun, mereka telah diciptakan dengan cara pertahanan alami
yang mencegah terjadinya gangguan tersebut. Para ahli menamai sistem
ini "Tindakan Pencegahan terhadap Gangguan" atau disingkat dengan
"JAR (Jamming Avoidance Response)." Ketika sang ikan bertemu dengan
ikan lain pada frekuensi yang sama, ia mengubah frekuensinya. Dengan
cara inilah gangguan dapat dicegah sedini mungkin, sehingga tidak
pernah berlanjut lagi.
Semua ini menegaskan akan adanya suatu sistem yang sangat
rumit pada ikan listrik. Asal mula sistem ini tidak pernah dapat dijelaskan
secara utuh dengan evolusi.
2.2.3 Jenis-Jenis Sinyal Yang Dipancarkan Oleh Jenis Ikan
Yang Berbeda.
Gambar 10. Jenis-jenis sinyal yang dipancarkan oleh jenis ikan yang
berbeda.
18
Gambar 11. Ikan yang memancarkan gelombang listrik berkomunikasi
melalui gelombang ini.
Anggota dari satu jenis menggunakan sinyal yang serupa. Karena
kehidupan mereka yang berkelompok, mereka mengubah frekuensi untuk
mencegah kebingungan, yang memungkinkan dibedakannya sinyal yang
serupa tapi tak sama.
2.2.4 Jenis Ikan Yang Mempunyai Kekuatan Listrik Mematikan
Semua hewan yang hidup memancarkan muatan listrik (meskipun
hanya listrik yang dikeluarkan lemah) selama gerakan otot rutin. Namun,
hanya terdapat satu kelompok (kebanyakan air) hewan yang
memungkinkan mereka untuk (dalam beberapa kasus) fisik menghasilkan
listrik. Hewan-hewan ini bergantung pada kemampuan electroreception
biologis mereka untuk memproduksi dan dorongan rasa / atau listrik untuk
berburu mangsa untuk melawan serangan pemangsa dan bahkan
navigasi.
2.2.4.1 Ikan Belalai Gajah
Ditemukan di sekitar sungai di Afrika barat dan tengah, ikan ini
berwarna gelap funky yang. Batang seperti tonjolan dari kepala (yang
tidak seperti pada gajah, adalah mulut sebenarnya lebih dari hidung).
Elephantnose dilengkapi dengan organ yang menghasilkan listrik khusus,
yang terletak di ekor, yang terdiri dari ribuan "kotak seperti sel multi-
bernukleus" disebut electroplax (atau electroplaques).
19
Gambar 12. Ikan Belalai Gajah
Menurut WetWebMedia.com, dalam keadaan istirahat, masing-
masing sel electroplax memiliki muatan negatif di dalam dan muatan
positif di luar. Ketika organ dirangsang melalui kontraksi otot, / internal
biaya eksternal dibalik, menciptakan arus listrik lemah. Dengan demikian,
elephantfish ini mampu mendeteksi berbagai tingkat distorsi dalam bidang
diproduksi diri dan kemudian dapat membedakan antara predator dan
mangsa.
2.2.4.2 Ikan Pari Electric
Seperti belut listrik, hewan ini, juga mampu mengendalikan
tegangan di setiap muatan listrik dalam tubuhnya. Organ produksi terletak
di kedua sisi kepala dan bersama-sama menempatkan di mana saja dari
delapan sampai 220 volt. Ada 69 spesies sinar dalam empat keluarga,
dengan Torpedo genus yang paling menonjol dinamai kata Latin "torpere,"
yang berarti menyebabkan menjadi kaku atau melumpuhkan. Kejutan
listrik yang dihasilkan oleh ray berukuran rata-rata serupa dengan efek jika
menjatuhkan pengering rambut ke bak mandi.
20
Gambar 13. Ikan Pari Electric
2.2.4.3 Hiu Kepala Martil
Gambar 14. Hiu Kepala Martil
Dengan ratusan ribu organ electrorecptor (disebut Ampullae dari
Lorenzini) di dalam tubuh mereka, hiu ini menjadi satu satunya hiu yang
memiliki sensitivitas listrik terbesar yang dapat mendeteksi sinyal dari
21
setengah milyar volt hewan lain. Dan memudahkan dalam mencari
mangsa. Terdiri dari kanal yang dipenuhi jeli membuka sebagai pori-pori
(dan tampak seperti bintik hitam di permukaan), ampullae mendeteksi
medan listrik yang dihasilkan oleh penduduk bawah air lainnya, sehingga
martil untuk memindai pasir dan menggali makan malam dari dasar laut.
Martil juga dikatakan menggunakan deteksi internal mereka seperti
perangkat GPS, membantu untuk menyesuaikan diri dengan mendeteksi
arus laut yang bergerak dalam medan magnet bumi.
2.2.4.4 Ikan Electric Skate
Gambar 15. Ikan Electric Skate
Makhluk-makhluk ini menghabiskan sebagian besar waktu mereka
di dasar laut (air dingin), menggunakan kemampuan electrosense mereka
untuk mengambil medan listrik lemah yang dikeluarkan oleh udang, siput
dan kerang kegemaran mereka. Mulut mereka terletak di bagian bawah
tubuh mereka, sehingga lebih mudah untuk mencari makanan. Masing-
masing dikembangkan dengan organ bilateral di sepanjang ekor yang
menghasilkan sengatan listrik intermiten. Intensitas shock bervariasi dari
spesies ke spesies, tetapi umumnya mereka diberkati dengan daya tahan,
22
yang memungkinkan mereka untuk menahan goncangan cukup lama.
Meskipun mengandalkan diri mereka dengan listrik yang dihasilkan untuk
melawan predator, mereka juga menggunakannya sebagai cara untuk
mengenali dan berkomunikasi dengan satu sama lain.
2.2.4.5 Belut listrik
Gambar 16. Belut listrik
Paling sering ditemukan di perairan Amerika Selatan, belut listrik
menghasilkan listrik lebih dari hewan lain di dunia. Dengan 5.000 sampai
6.000 electroplax! Apa lagi, penelitian menunjukkan bahwa mereka dapat
menghasilkan kejutan intermiten tanpa melelahkan selama satu jam.
Bahwa jumlah tenaga listrik dengan mudah bisa membuktikan mematikan
bagi manusia dewasa berukuran rata-rata. Namun, sebagian dari apa
yang membuat belut listrik sangat unik adalah kemampuannya untuk
mengontrol intensitas guncangan mereka. Ikan dengan tegangan tinggi ini
bertentangan dengan kepercayaan populer dan moniker orang orang,
belut listrik tidak benar-benar diklasifikasikan sebagai belut, tetapi lebih
sebagai ikan
23
2.2.4.6 Catfish Electric
Gambar 17. Catfish Electric
Ini lele air tawar, asli dari perairan tropis Afrika. Dengan
kemampuan untuk menghasilkan listrik sampai dengan 350 volt yang kira-
kira jumlah yang sama yang diperlukan untuk menggerakkan komputer
selama 45 menit - ikan ini lebih siap untuk menangkal predator dari hampir
semua hewan lain. Terdiri dari jaringan otot dimodifikasi, organ listrik
mereka membentuk lapisan agar-agar hanya di bawah kulit ikan patin itu.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem urat dagin atau sistem otot pada ikan secara fungsional
otot ini dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang dibawah rangsangan
otak dan yang tidak dibawah rangsangan otak. Pada prinsipnya
ikan mempunyai tiga macam urat daging atau otot berdasarkan struktur
dan fungsinya, yaitu: otot polos, otot bergaris, dan otot jantung. Dari
penempelannya juga bisa dibedakan menjadi dua yaitu otot menempel
pada rangka yaitu otot bergaris dan yang tidak menempel pada rangka
yaitu otot jantung dan otot polos.
Pada beberapa Elasmobranchii dan Teleostei, otot-otot
tertentu sudah jauh berubah atau merupakan modifikasi dari sel-
sel otot yang dapat menghasilkan, menyimpan, dan mengeluarkan
muatan listrik. Jumlah ikan yang diketahui mempunyai organ listrik kira-
kira 500 spesies yang tergolong dalam tujuh family Chonrichtheys dan
Osteichthyes.
Organ listrik ini dapat ditemukan pada ekor (ikan pari listrik), di
bawah kulit (Teleostei), pada sirip, di belakang mata (star-gazer), atau
pada sebagian besar permukaan tubuh (belut listrik). Pada umumnya
organ listrik ini berasal dari otot yang memiliki ragam penampilan, lokasi,
struktur, dan juga faalnya
Unit fungsional organ listrik adalah electroplaks, berupa sel
berinti banyak, berbentuk uang logam besar. Umumnya sebelah
permukaannya datar melipat-lipat kecil; mitokhondria terkonsentrasi di
bawah selaput ini. Permukaan datar yang sebelahnya lagi penuh
dengan saraf-saraf yang masuk. Beratus bahkan beribu-ribu
electroplaks bertumpuk membentuk batang, dan banyak batang-batang
terdapat dalam satu organ. Dalam stadium istirahat, potensial listrik
25
tumbuh antara permukaan dalam (negatif) dan permukaan luar dari
setiap electroplaks. Jika organ tersebut dirangsang oleh sarafnya,
potensial listrik sejenak berbalik dengan demikian arus listrik
melampaui potensial istirahatnya.
3.2. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang berguna
bagi mahasiswa khususnya jurusan perikanan,sehingga dapat memahami
tentang ikhtiologi perikanan khususnya system otot dan organ yang
menghasilkan listrik pada ikan dengan membandingkan atau
menambahkan referensi lain sehingga dapat diaplikasikan di kehidupan
sehari-hari.
26
DAFTAR PUSTAKA
Alamsjah,S. 1974. Ichthiyologi Sistematika (Ichthyologi I). Proyek
Peningkatan/Pengembangan Perguruan Tinggi, IPB
Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller and D.R.M. Passino. 1977.
Ichthyology. Second edition. John Wiley & Sons, New York
Love, M.S. and G.M. Cailliet (eds.). 1979. Readings in Ichthyology.
Prentice-Hall of India Private Limited, New Delhi
Lutfita, 2008. Misteri Belut Listrik. http://azzahraku.multiply.com/
Moyle, P.B. and J.J. cech, Jr. 1988. Fishes. An Introduction to
Ichthyology. Second edition. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New
Jersey.
Nelson, J.S. 1976. Fishes of the World. John Wiley and Sons, New York.
Rahardjo, M.F. 1980. Ichthyologi. Departemen Biologi Perairan,
Fakultas Perikanan, IPB
Puniawati,Nyoman. 2008. Systema Musculare. Program Pascasarjana
Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Yahya, Harun.. 2005. KEAJAIBAN DESAIN DI ALAM.
http://www.harunyahya.com/indo/index.php