11
Jurnal Pen. Perikanan Laut No. 80 Th. 1993 Hal. 53-63 un COBA PENGOPERASIAN BIM TRAWL DI PERAIRAN BAG IAN BARAT SUMATERA Wudianto *) dan Mahiswara *) ABSTRAK : Pemanfaatan sumber daya perikanan demersal dan udang di perairan bagian barat Sumatera umumnya dilakukan oleh usaha perikanan skala kecil. Penelitian uji coba pengoperasian bim trawl di perairan bagian barat Sumatera telah dilakukan pada bulan Januari 1993, bertujuan untuk mengkaji teknis pengoperasian "bim trawl" dan mengetahui komposisi hasil tangkapan. Metode experimental fishing digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, efektivitas bim trawl dipengaruhi oleh berat balok berikut sepatunya, pemberat di bagian ris bawah berkaitan dengan dimensi jaring serta rasio antara panjang selambar dengan kedalaman perairan daerah operasi. Rata-rata hasil tangkapan ikan adalah 4.588 gr/tarikan/jam, didominasi oleh jenis ikan sebelah (Psettodes spp.), ikan beloso (Saurida micropectoralis) dan ikan pari (Dasyatis spp.). Rata-rata hasil tangkapan udang adalah 289 gr/ tarikan/jam, yang didominasi oleh jenis udang dogol (Metapenaeus ensis) dan Parapenaeus spp. Panjang karapas udang berkisar antara 160-363 mm untuk Metapenaeus ensis dan 125-225 mm untuk Parapenaeus spp. ABSlRACT: Experimental Fishing of Beam Trawl in The Western Part of Sumatera Waters, by Wudianto and Mahiswara. The demersal and crustacean resources of the western part of Sumatera Waters were usually exploited by small scale fisheries. Study on "beam trawl" has conducted in the western part of Sumatera waters in January 1993. The objective is to investigate some operational aspects of "beam trawl" such as design, construction and catch composition. Experimental fishing method was used in this study. The result shows that efectivity of beam trawl was influenced by the weight of beam, the number of sinkers in ground ropes that related to the net dimension and ratio between warp length and depth of fishing ground. Catch rate of fish was 4,588 gr/haul/ hour and were dominated by Psettodes spp., Saurida micropectoralis and Dasyatis spp. Catch rate of shrimp was 289 gr/haul/hour, were dominated by Metapenaeus ensis and Parapenaeus spp. The carapace length oscillated between 160 mm and 363 mm for Metapenaeus ensis and 125 to 225 mm for Parapenaeus spp. PENDAHULUAN Perairan di sebelah barat Sumatera merupakan wilayah laut terbuka, yang berhadapan langsung dengan Samudera India, walaupun di depannya terdapat deretan pulau-pulau yang ikut menahan laju gelombang laut terbuka. Sebagian besar garis pantainya memiliki pinggiran yang curam, hanya sebagian kecil saja yang berpantai landai. Aliran sungai yang bermuara ke perairan pantai barat Sumatera ikut mempengaruhi kondisi perairan pantai dari keadaan perairan Samudera India. Usaha pemanfaatan sumber daya perikanan di perairan barat Sumatera telah berlangsung sejak lama. Nelayan di wilayah ini mengoperasikan berbagai jenis alat tangkap, baik untuk memanfaatkan sumber daya ikan demersal, pelagik maupun krustasea. Sentra produksi perikanan *) Balai Penelitian Perikanan Laut Jakarta. 53

9380_4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cvbcdfgdfg

Citation preview

Page 1: 9380_4

Jurnal Pen. Perikanan Laut No. 80 Th. 1993 Hal. 53-63

un COBA PENGOPERASIAN BIM TRAWLDI PERAIRAN BAG IAN BARAT SUMATERA

Wudianto *) dan Mahiswara *)

ABSTRAK : Pemanfaatan sumber daya perikanan demersal dan udang di perairan bagian baratSumatera umumnya dilakukan oleh usaha perikanan skala kecil. Penelitian uji

coba pengoperasian bim trawl di perairan bagian barat Sumatera telah dilakukan pada bulanJanuari 1993, bertujuan untuk mengkaji teknis pengoperasian "bim trawl" dan mengetahuikomposisi hasil tangkapan. Metode experimental fishing digunakan dalam penelitian ini. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa, efektivitas bim trawl dipengaruhi oleh berat balok berikutsepatunya, pemberat di bagian ris bawah berkaitan dengan dimensi jaring serta rasio antara panjangselambar dengan kedalaman perairan daerah operasi. Rata-rata hasil tangkapan ikan adalah4.588 gr/tarikan/jam, didominasi oleh jenis ikan sebelah (Psettodes spp.), ikan beloso (Sauridamicropectoralis) dan ikan pari (Dasyatis spp.). Rata-rata hasil tangkapan udang adalah 289 gr/tarikan/jam, yang didominasi oleh jenis udang dogol (Metapenaeus ensis) dan Parapenaeus spp.Panjang karapas udang berkisar antara 160-363 mm untuk Metapenaeus ensis dan 125-225 mmuntuk Parapenaeus spp.

ABSlRACT: Experimental Fishing of Beam Trawl in The Western Part of Sumatera Waters,by Wudianto and Mahiswara.

The demersal and crustacean resources of the western part of Sumatera Waters were usually

exploited by small scale fisheries. Study on "beam trawl" has conducted in the western partof Sumatera waters in January 1993. The objective is to investigate some operational aspectsof "beam trawl" such as design, construction and catch composition. Experimental fishingmethod was used in this study. The result shows that efectivity of beam trawl was influencedby the weight of beam, the number of sinkers in ground ropes that related to the net dimensionand ratio between warp length and depth of fishing ground. Catch rate of fish was 4,588 gr/haul/hour and were dominated by Psettodes spp., Saurida micropectoralis and Dasyatis spp. Catchrate of shrimp was 289 gr/haul/hour, were dominated by Metapenaeus ensis and Parapenaeus spp.The carapace length oscillated between 160 mm and 363 mm for Metapenaeus ensis and 125 to225 mm for Parapenaeus spp.

PENDAHULUAN

Perairan di sebelah barat Sumatera merupakan wilayah laut terbuka, yang berhadapanlangsung dengan Samudera India, walaupun di depannya terdapat deretan pulau-pulau yang ikutmenahan laju gelombang laut terbuka. Sebagian besar garis pantainya memiliki pinggiran yangcuram, hanya sebagian kecil saja yang berpantai landai. Aliran sungai yang bermuara ke perairanpantai barat Sumatera ikut mempengaruhi kondisi perairan pantai dari keadaan perairan SamuderaIndia.

Usaha pemanfaatan sumber daya perikanan di perairan barat Sumatera telah berlangsungsejak lama. Nelayan di wilayah ini mengoperasikan berbagai jenis alat tangkap, baik untukmemanfaatkan sumber daya ikan demersal, pelagik maupun krustasea. Sentra produksi perikanan

*) Balai Penelitian Perikanan Laut Jakarta.

53

Page 2: 9380_4

Wudianto dan Mahiswara

di perairan barat Sumatera, terutama di bagian selatan antara lain di daerah Sibolga (SumateraUtara), Bengkulu, dan Padang (Sumatera Barat). Sebagai gambaran untuk daerah Kodya Bengkulupada tahun 1990 produksi perikanan mencapai 6.578,9 ton, atau 61,2 % dari total produksiperikanan Propinsi Bengkulu (Din as Perikanan, 1990). Bahkan di daerah Padang tepatnya diBungus telah didirikan Pelabuhan Perikanan Nusantara, yang diharapkan menjadi basis, dansekaligus untuk memacu usaha pemanfaatan sumber daya perikanan di wilayah tersebut.

Usaha pemanfaatan sumber daya perikanan demersal termasuk krustasea di perairan baratSumat era umumnya dilakukan oleh usaha perikanan skala kecil dan menengah. Daerah penang­kapannya terbatas hanya di wilayah perairan pantai yang landai. Potensi sumber daya ikandemersal di perairan barat Sumatera diduga mencapai 151.000 ton/tahun (Dwiponggo et. al.,1991). Sementara untuk sumber daya perikanan udang penaeid potensinya mencapai 4.200 ton/tahun (Naamin et. al., 1991). Dalam usaha pemanfaatan sumber daya ikan demersal dan udang,nelayan di daerah ini umumnya menggunakan alat tangkap jatilap (trammel net) dan jaring insangdasar (monofilament bottom gill net).

Untuk perairan Bengkulu potensi lestari sumber daya perikanan diduga mencapai 2 11.888ton/tahun (tidak termasuk wilayah ZEE). Pada tahun 1990 produksi perikanan di daerah inibaru mencapai 10.746,8 ton. Produksi ikan demersal di daerah ini pada tahun yang sarna sebesar3.984 ton, sedangkan udang penaeid sebesar 597, I ton (Dinas Perikanan, 1990). Dengan mengacupada potensi sumber daya ikan demersal dan udang dapat dianggap relatif kecil. Namun demikian,produksi udang yang dihasilkan di wilayah ini telah memberikan konstribusi yang cukup besarterhadap nilai total produksi (26,9 %), karena udang mempunyai harga yang cukup tinggi.

Pada awal tahun 1993 telah dilakukan penelitian di perairan barat Sumatera mengenaipengoperasian "bim trawl" untuk menangkap udang dan ikan demersal. Tulisan ini menyajikanhasil penelitian, khususnya mengenai aspek teknis pengoperasian bim trawl baik menyangkutrancang bangun maupun rigging system-nya, laju langkap, komposisi hasil tangkapan, sertabeberapa parameter biologi udang yang dominan tertangkap.

BAHAN DAN METODE

Pengoperasian bim trawl dilakukan di perairan barat Sumatera, tepatnya di sekitar Sibolgadan Padang (Gambar 1) pada bulan Januari 1993. Bim trawl yang dioperasikan terbuat daTi balokkayu sepanjang 4 m dan dilengkapi dengan jaring sepanjang 8 m. Untuk mengoperasikannyadigunakan KM Bawal Putih I milik Balai Penelitian Perikanan Laut, dengan spesifIkasi sebagaiberikut:

Panjang total (LOA)

Lebar (B)

Dalam (D)Draft

Berat kotor (Gross tone)

Tipe

31,22 m

6,50 m

3,50m

2,75 m

192,24 GT

Stern trawl

Kapal dilengkapi dengan mesin utama Yanmar 550 PK, generator 120 Kw, winch, tali baja (wirerope), dan alat pengukur kedalaman (echosounder).

54

Page 3: 9380_4

.,

Jurnal Pen. Perikanan Laut No. 80 Th. 1993 Hal. 53-63

Dalam penelitian ini digunakan metode "experimental fishing", dimana alat diujicobakanbeberapa kali di lapang kemudian diamati kekurangan dan kelemahannya, baru dilakukanmodiflkasi at au perbaikan sehingga alat dapat dioperasikan seeara sempurna. Data operasionalsetiap kali pengoperasian dieatat dan diamati juga tipe (Jasar perairannya. HasH tangkapan yangdiperoleh pada setiap stasion penangkapan dikelompokkan berdasarkan jenisnya, kemudiandihitung jumlahnya dan ditimbang beratnya. Karena alat ditarik (towing) dalam waktu 1 jampada setiap stasionnya, maka banyaknya hasil tangkapan merupakan laju tangkap dari alattersebut. Pengamatan terhadap beberapa parameter biologi, meliputi ukuran udang, perbandingankelamin, dan tingkat kematangan gonad dilakukan terhadap jenis udang yang tertangkap dominan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. DiskripsiBim Trawl

Bim trawl digolongkan ke dalam jaring trawl, dimana pembukaan mulutnya bukan karenaotter board (sewakan) yang dipasang di dekat mulut, melainkan balok kayu (bim) yang diikatpada mulut jaring tersebut (Subani dan Barus, 1989). Alat tangkap ini dioperasikan di dasarperairan dengan eara ditarik oleh kapal. Balok kayu yang digunakan berasal dari kayu kamperyang mempunyai ukuran: 4 m, lebar: 9 em, dan tinggi: 12 em. Pada masing-masing ujung balokdipasang sepatu yang terbuat dari pipa besi berdiameter 1,5 ind. Berat masing-masing sepatu besiini lebih kurang 5 kg. Jaring bim trawl yang digunakan berbentuk kerueut, terbuat dari bahan PEdengan ukuran mata berbeda pada setiap bagiannya. Pada bagian badan digunakan jaring bermata1,5 ind, sedang pada bagian kantongnya digunakan ukuran mata 1 inci. Panjang jaring mulaidari mulut (terikat pada balok kayu) sampai kantong adalah 8 m (Gambar 2).

Jaring trawl sebelum dipasang pada balok kayu harus dilengkapi dulu dengan tali ris. Panjangtali ris atas adalah sepanjang balok yang digunakan sebagai kerangka mulut. Sedang tali ris bawahdibuat lebih pendek dari ris atas yaitu 3,50 m. Bahan yang digunakan tali ris atas dan bawahadalah PE dengan diameter 10 mm. Pada tali ris bawah dipasang pemberat timah seberat 200gram/buah dengan jarak pemasangan 30 em.

Untuk pengoperasiannya, bim trawl diperlukan sepasang tali kendali (bridle line) yangberfungsi menghubungkan bim trawl dengan tali penarik/selambar (warp). Tali kendali inidigunakan tali baja (wire rope) berdiameter 6 mm sepanjang 10 m. Pada ujung tali kendali inidipasang pada sepatu bim trawl dengan menggunakan segel besi berbentuk U. Sedang sambunganantara tali kendali dan selambar (penarik) atau warp di samping menggunakan segel, jugadilengkapi dengan kili-kili (swivel). Fungsi kili-kili ini agar tali tidak melintir saat alat ditarik.

2. Uji Coba dan Beberapa Penyempumaan Bim Trawl

Bim trawl dioperasikan pada kedalaman laut antara 16 - 45 m. Pengoperasian dilakukandi tempat-tempat yang telah ditentukan. Dalam menentukan daerah penangkapan, dimulai denganmelakukan sounding untuk mengetahui kedalaman dan keadaan dasar perairan. Penurunandimulai pada bagian jaring, kemudian disusul oleh balok kayu. Saat penurunan bim trawl, kapalbergerak maju dengan keeepatan lebih kurang 2 knot. Setelah alat diturunkan, baru dilakukanpenguluran tali penarik (warp) yang telah tergulung pada winch (mesin penggulung). Panjang talipenarik yang diturunkan tergantung pada kedalaman perairan. Setelah penguluran tali selesai,kapal bergerak dengan keeepatan agak tinggi antara 3 - 4 knot.

55

Page 4: 9380_4

Wudianto dan Mahiswara

Uji eoba yang dilakukan pada stasion I tidak berhasil karena alat terbalik saat ditarik kapal.Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemantapan posisi jaring di dalam air di antaranyaberat sepatu besi, keadaan tali saat ditarik, adanya pengaruh arus yang kuat, dan keeepatan kapal.

Pengoperasian pada stasion berikutnya dilakukan setelah dilakukan beberapa perbaikanterhadap raneang bangun alat. Penambahan pemberat dilakukan pad a masing-masing sepatu besisehingga menjadi 15 kgfbuah. Di samping itu pemberat juga ditambahkan pad a tali ris bawahlebih kurang 5 kg berupa rantai. Dengan alat yang telah dimodiflkasi, kemudian dioperasikandi lokasi yang tidak jauh dari stasion I. Dalam pengoperasian ini, panjang tali penarik yang diulurmeneapai 4 - 5 kali kedalaman. Dengan kedalaman 45 m, tali penarik yang digunakan adalah200 m. Dim trawl ditarik di dalam air (towing) dalam waktu yang sarna pada stasion 1 yaitu 1 jam.Dengan dilakukan beberapa perubahan seperti di at as, maka alat mampu menyapu dasar perairandan berhasil menangkap beberapa jenis ikan.

Dengan modiflkasi alat seperti di atas, alat dioperasikan pada stasion 3 - 5 dan hasil tangkap­an yang diperoleh terdiri dari ikan demersal dan pelagis kecil. Pada pengoperasian pada stasiun 6,panjang jaring bim trawl ditambah, yang semula hanya 8 m dirubah menjadi 12 m. Sedang bagian­bagian lainnya masih sarna seperti sebelumnya. Dengan modifikasi ini dan memindahkan daerahpenangkapan, maka alat mampu menangkap beberapa jenis udang penaeid. Selama uji eoba bimtrawl dioperasikan di perairan dengan dasar lumpur, pasir (Tabell).

3. 888ft Tangkapan

Dim trawl dioperasikan pada 15 stasion penangkapan pada saat siang dan malam hari. Dari15 stasion uji eoba yang telah dilakukan terdapat 13 stasion yang dianggap berhasil. Hasil tangkap­an yang diperoleh pada setiap stasion diidentifikasi, kemudian disortir menurut jenisnya. Ikantertangkap pada semua stasion yang berhasil, sedang udang tertangkap pada stasion 6 - 13. Hasiltangkapan ikan berkisar antara 1.470 - 11.712 gram dengan rata-rata 4.588 gramftarikanfjam(Tabel 2). Terdapat 41 jenis ikan yang tertangkap oleh bim trawl. Deberapa jenis ikan yangdominan tertangkap berdasarkan beratnya antara lain: ikan sebelah (Psettodes ernm~i) 14,88 %,

beloso (Saurida micropectoralis) 12,8 %, dan pari (Dasyatis sp.) 14,25 %. Ikan-ikan terse butumumnya berukuran besar. Setelah dihitung persentase berdasarkan jumlah individu, makajenis ikan yang dominan adalah ikan teri (Stolephorns sp.) 18,17 %, diikuti ikan kuniran ( Upeneussulphureus) sebesar 9,70 % (Tabel 3).

Udang umumnya tertangkap di perairan yang mempunyai dasar lumpur berpasir seperti pad astasion 6 - 13. Hasil tangkapan udang berkisar antara 0 - 105 ekor atau 0 - 1050 gramftarikanfjam, dengan rata-rata 23 ekor atau 289 gramftarikanfjam (Tabel 2). Jika dihitung berdasarkanberat, persentase hasil tangkapan udang hanya 5,92 % dari hasil tangkapan total, tetapi biladidasarkan pada jumlahnya bisa meneapai 12,55 % dari berat total (Tabel 3). Terdapat berbagaijenis udang penaeid yang tertangkap antara lain Metapenaeus ensis, Parapenaeus sp., Penaeussemisulcatus, dan Selanosera sp. Jenis udang Metapenaeus ensis dan Parapenaeus sp. mendol}1inasihasil tangkapan udang (> 90 %), sedang udang Penaeus semisulcatus dan Selanosera sp. tertangkaphanya beberapa ekor. Semua jenis udang diukur panjang karapasnya. Panjang karapas udangMetapenaeus ensis berkisar antara 160 mm dan 368 mm dengan modus pada selang 226 - 250 m.Sedang ukuran udang Parapenaeus sp. berkisar antara 125 mm dan 225 mm dengan modus padaselang panjang 151 - 225 mm (Gambar 3). Jenis udang windu (Penaeus semisulcatus) tertangkapbeberapa ekor dengan ukuran eukup besar yaitu antara 353 - 465 mm, sedang udang Selanoserasp. berukuran agak keeil antara 207 - 292 mm.

56

Page 5: 9380_4

Jurnal Pen. Perikanan Laut No. 80 Th. 1993 Hal. 53-63

Dari hasil pengamatan terhadap jenis kelamin udang Parapenaeus sp. menunjukkan bahwaperbandingan jantan : betina adalah I, IS : I, hal ini menandakan bahwa terdapat populasi yangseimbang antara jantan dan betina di perairan terse but. Demikian juga dengan jenis Metapenaeus

ensis perbandingan antara jantan dan betina tidak menyolok yaitu 1,07 : I. Adapun tingkatkematangan gonad dari udang Parapenaeus sp. adalah matang gomad ke- I 81,82 %; ke- II11,36 %; ke-11I 4,54 %, dan ke-IV 2,29 %. Sedang untuk udang Metapenaeus ensis adalahsebagai berikut: matang gonad ke-I72,06 %; ke-II 19,12 %; dan ke-11I 8,82 %.

Dengan tertangkapnya beberapa jenis udang penaeid dan ikan demersal di perairan baratSumatera, memungkinkan jenis alat tangkap bim trawl digunakan untuk mengeksploitasi sumberday a perikanan demersal termasuk krustasea yang tersedia cukup banyak. Dengan Iebar bukaanmulut 4 m dan pengaturan ukuran mat a jaring, bim trawl dapat digunakan sebagai salall satualat tangkap alternatif untuk penangkapan ikan demersal dan krustasea.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Keberhasilan pengoperasian bim trawl (beam trawl) dipengaruhi oleh beberapa faktor antaralain ukuran berat sepatu, balok (gawang), pemberat pada tali ris bawah dan rasio panjangwarp dan kedalaman daerah operasi. Dengan jaring dari bahan PE berukuran panjang total12,0 meter, diperlukan ukuran sepatu dengan berat sekitar IS kg/buah, dan pemberat padaris bawah sebanyak sekitar 5 kg, dengan rasio kedalaman perairan dengan panjang selamber

(warp) antara 0,20 - 0,25.

2. Rata-rata hasil tangkapan ikan dari bim trawl selama uji coba adalah 4.588 gr/tarikan, yangdidominasi oleh jenis ikan sebelah (Psettodes spp.), ikan beloso (Saurida micro pectoralis)dan ikan pari (Dasysatis spp.).

3. Laju tangkap bim trawl terhadap udang penaeid selama uji coba berkisar antara 0 - 1.050 gr/tarikan, yang didominasi oleh jenis udang dogol (Metapenaells ensis dan Parapenaeus spp.)

4. HasH tangkapan udang adalah sebesar 5,42 % dari total hasil tangkapan bim trawl selamauji coba.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Perikanan, 1990. Laporan Tahunan Statistik Dinas Perikanan Daerah Tingkat I Bengkulu.

Dwiponggo, A, M. Badrudin, D. Nugroho dan Sri Yono, 1991. Potensi dan Penyebaran SumberDaya Ikan Demersal da/am Potensi dan Penyebaran Sumber Daya Ikan Laut diPerairan Indonesia Editor Purwito Martosubroto, Nurzali, N. dan Ben A Malik.Ditjen Perikanan, Puslitbang Perikanan, Puslibang Oscanologi LIPI.

Naamin. N., A Farid, B. Sumiono, A Suman dan W. SlIhagjo. Iqq 1. Pofcnsi dan I'enyrharanSlImncr Daya lJdang dala/ll Potcnsi dall Pcnycnaran SlImnrr Daya Ikan lallt diPcrairan Indoncsia Fdilor I'lIrwilo Martosunroto. Nurzali. N. dan Hrn A Malik.

Diljrn I'rrikanan. I'lIslith;11IgI'CIika"all. I'lIslithallg Fsoano'ogi UPL

SlIhendrata. T dan S. Hahar, 19R6. Dacrah I'cnangkapan Rawai T"na di I'erairan Indonesia da"Krmllngkinan Pcngcmnangan llsalla"ya . .111 mal I'rnclitian I'clikanan J allt No. 37Tall"" 19R(i. Halilbnlul. Jakarta.

Subani, W dan II. R Baros, 1989. A1at Pcnangkapan Ikan dan Udang di Indonesia. Jllmal Pcncliti­an Perikanan Laut No. 50 Tahlln 1988/1989. Balitkanlut, Jakarta.

57

Page 6: 9380_4

Wudianto dan Mahiswara

Tabell. Data pengoperasian bim trawl di perairan barat Sumatera pada bulan Januari 1993.

Table 1. Operational data of beam trawl in western part of Sumatera, in January 1993.

Tanggal

No.Kedalaman Jam Po S is iPj. Warp Kec.Kapal TipeStn

(m)SetHaul SetHaul(m)(rpm)Dasar

12-01-93

014306.0007.0001000'29"UOlol3'IY'U100380P98°44'30"T

98°42'80"T02

4307.1008.1001003'31"U01013'14"U200380P98040'43"T

98039"36"T

03

4009.0010.000101O'36"U01013'14"U200380P98°40'43"T

98039"36"T

04

4310.2011.2001013'39"U01° 16'32"U200360LP98039'31"T

98038"42"T

03

4011.3712.37Olol7'IO"U01019'3)"U200360LP98038'58"T

98038'18"T

13-01-93

064018.3019.3001034'33"U01030'34"U200360LP98041'20"T

98041'38"T

07

4320.1321.1301029'43"U01026'23"U200360LP98°41'41"T

98°42'3Y'T

08

4021.3322.330102Y44"UOI°22'07"U200360LP98042'39"T

98°43'36"T

14-01-93

093006.3007,3000030'38"U00028'16"U130380P98036'39"T

98037'27"T

10

4009.3010,3000012'4Y'U00° IO'30"U200360K99"00'62"T

99"03'17"T

II

4013.2314,2300"00' I Y'S00"02'48"S20036099"14'87"T

99° 17'34"T

12

3016.0317.0300"09'46"S00012'17"S200360P99"24'47"T

99027'31"T

13

3319.0020,0000" 19'42"S00°21 '49"S200360P99"3Y4Y'T

99038'39"T

13-01-93

144011.3012,3002°36'24"S02°58'SY'S130380P101<117'41"T

101019'S9"T

IS

36IS.S316,S30301S'I3"S03018'SY'S200360P10 1<13Y4S"T

101032'42"T200360K

Keterangan : P = Pasir. LP = Lumpur berpasir, K = Karang

58

Page 7: 9380_4

Jurnal Pen. Perikanan Laut No. 80 Th. 1993 Hal. 53-63

Tabel 2.

Hasil tangkapan bim trawl yang dioperasikan di perairan barat Sumatera pada bulanJanuari 1993.Table 2.

Catches of beam trawl operated in western part of Swnatera waters, in January 1993.

Udang

IkanTotalNo. Stn n

gramngramngram

0102

001805.0951805.095

03

004127.7454127.745

04

00571.470571.470

05

001613.0801613.080

06

6]5902896.4863507.076

07

1031.00011211.71221512.712

08

1051.0501219.1452269.145

09

67503241.0363301.786

10 11

2150185.590205.740

12

320101.310131.330

13

15200973.6501123.850

14

006444064440

]5

003102.8923102.892

Tot a I

2953.7601.95259.6512.35063.410

Rataan

232891504.5881734.878

59

Page 8: 9380_4

Wudianto dan Mahiswara

Tabel 3. Komposisi hasil tangkapan bim trawl di perairan barat Sumatera pada bulan Januari 1993.

Table 3. Catch composition of beam trawl in western part of Sumatera waters in January 1993.Jumlah

BeratcNo. Jenis ikan

{ekor)%

(gr)

%

1

Psettodes emmei 130,55 9.44014,882

Bothidae 1797,62 1.7002,683

Cyooglossidae 140.59 4850,764

Epinepheills spp. 60,25 5210,815

Lactarills lactarius 632,68 1.3932,196

Leiognathus bindus 220,94 1120,177

L. lell.~isclIs 331,40 1260,198

L. splendens ]667,06 4.7577,509

Lut.fanus spp. 40.17 2500,3910

L. lineotatll.~ 451,91 8331,3111

Nemipterus spp. I0,04 40,01]2

N. hexodon 30,]2 2000,3]13

N. marginalliS 803,40 6100,9614

N. japoniclIs 251.06 1.0001,5815

N. nemathophorlls 210.84 4300,6716

Pamadasys argyreus 391,66 3.1945.0317

Saurida micropectoralis 632,68 7.66412.0818

S. longimanlls ]737,36 1.4732,3219

S. IIndosqllamis 1054,47 3.2705,]620

Stolephoms spp. 42718,]7 2.3153,6521

Uepenu.~ slliphureus 2289,702.6414,1622

U. virtatlls 241,02 1420,2223

U. tragllia 40,17 200,0324

Synodlls sp. 90,38 1000,]525

Trachinochephalus myops 80,34 1030.1526

Drepane longimana 40.17 1.0651,6027

Pentaprion longimanlls 20,]8 ]090,1628

Auglllie sp. 30,]2 560,0829

Scianidae 70,29 1.9603,0930

Therapon spp. 6]2,59 3.1604,9831

SClltor mconiclIs 482,04 2100,3332

Dasyatis spp. 10.04 9.]0014,3533

Selaroides leptolepis 672,85 1500,2334

Plotycephaills spp. I0,04 200,0335

Caesio spp. 1717,17 4000,6336

Priacanthlls tayenlls I0,04 700,1137

Sinodontidae 20,08 100,0138

l/isha spp. 90,38 3000,4739

Gazaminuta 130,55 2000,3140

DlIsslI/lliera oCllta 100,42 580,0941

Mllraenessox spp. 20,08 1.5502.4442

Shrimps ]9512,55 3715,92

J 11m 1 a h

2.35063.410

60

Page 9: 9380_4

Jurnal Pen. Perikanan Laut No. 80 Th. 1993 Hal. 53-63

~4:;~'".\~\,4}. '"...•. '-:

~:~i

',..:.

. .

Gambar ]. Daerah pcngopcrasian bim traw.

Figure I. !,ocatio/l of beam trawloperatiol!.

61

Page 10: 9380_4

enN

'\\\\\\\\\\

10 m

Gambar 2. Rancang bangun bim trawl.

Figure 2. Design of beam trawl

Kill-kill (Swivel)

tI,I,\\

\

\\,,\,I\

~~~.c2-~~~:::­c;;.

~QJ

Q)

Page 11: 9380_4

Jurnal Pen. Perikanan Laut No. 80 Th. 1993 Hal. 53-63

(%)

50

30

10

o

30

10

Parape/1acu.~spp.

(n = 109)

M. e/1sis

(n = 143)

o 125 175 225 275 325 375

Carapace length (111m)

Gamhar 3. Penyeharan frekuensi ('J?,) panjang karapas udang M. {'/ISis dan ParapcnaeliS spp.di perairan hagian harat SU1l1atera.

Fi!!urc 3. Frequcncy di.~frihu liO/1 (%) of ('O/"(I/,"('r frllf!. 1" of M. rllsis alld l'araflellneus spp. illwrsfem ofSllmaf('ra wafr".

63