25
PENGARUH METODE SIMULASI PERMAINAN DAN BRAINSTORMING TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGURUS PIK-R SMA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA MAKASSAR THE EFFECT OF SIMULATED GAMES AND BRAINSTORMING METHODS ON KNOWLEDGE AND ATTITUDES OF BOARD PIK-R SMA ABOUT ADOLESCENT REPRODUCTIVE HEALTH IN MAKASSAR Muliani Ratnaningsih 1 , Andi Zulkifli 2 , Buraerah H.Abd Hakim 3 1 Alumni Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin 2 Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin 3 Bagian Kesehatan Reproduksi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

9. muliani

  • Upload
    ancha

  • View
    60

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 9. muliani

PENGARUH METODE SIMULASI PERMAINAN DAN BRAINSTORMING TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGURUS PIK-R SMA

TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA MAKASSAR

THE EFFECT OF SIMULATED GAMES AND BRAINSTORMING METHODS ON KNOWLEDGE AND ATTITUDES OF BOARD PIK-R SMA

ABOUT ADOLESCENT REPRODUCTIVE HEALTH IN MAKASSAR

Muliani Ratnaningsih1, Andi Zulkifli2, Buraerah H.Abd Hakim3

1Alumni Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin2Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

3Bagian Kesehatan Reproduksi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Alamat korespondensi :

Muliani Ratnaningsih, SKMJalan Rappokalling No.17 MakassarHP : 085242803717Email : [email protected]

Page 2: 9. muliani

Abstrak

Remaja saat ini mengalami kerentanan terhadap berbagai ancaman risiko kesehatan terutama yang berkaitan dengan kesehatan seksual dan reproduksi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode simulasi permainan dan metode brainstorming terhadap pengetahuan dan sikap pengurus PIK-R SMA tentang kesehatan reproduksi remaja di SMA Negeri 5, SMA Negeri 15, dan SMA Negeri 21 Makassar. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan rancangan randomized control group pretest postest design. Sampel yang diambil sebanyak 114 pengurus PIK-R.Penarikan sampel dilakukan secara simple random sampling.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.Data dianalisis melalui uji t berpasangan, uji Wilcoxon, uji Mann-Withney, dan uji One-Way Anova. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin perempuan pada ketiga kelompok penelitian tertinggi yaitu simulasi permainan 86,8%, brainstorming 52,6%, dan control 92,1%. Rata-rata umur responden berumur 15 tahun. Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata peningkatan skor pengetahuan dan sikap antara kelompok simulasi permainan, brainstorming, dan kontrol pada saat post test (p = 0,000). Ada pengaruh metode simulasi permainan terhadap peningkatan skor pengetahuan (p = 0,000) dan sikap (p = 0,000) responden tentang kesehatan reproduksi. Ada pengaruh metode brainstorming terhadap peningkatan skor pengetahuan (p = 0,000) dan sikap (p = 0,000) responden tentang kesehatan reproduksi. Metode simulasi permainan lebih efektif dibanding metode brainstorming dalam meningkatkan skor sikap sedangkan metode brainstorming lebih efektif dibanding metode simulasi permainan dalam meningkatkan skor pengetahuan.Pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi remaja menggunakan metode simulasi permainan dan brainstorming dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja sebagai pencegahan primer pada siswa dan siswi di Kota Makassar.

Kata Kunci : simulasi permainan, brainstorming, pengetahuan, sikap, kesehatan reproduksi

Abstract

Teenstodaysusceptiblevariousthreatsespeciallyhealthrisksrelated sexualandreproductivehealth. This studyaimed todetermine effect ofthe simulationgameand brainstormingmethod on knowledgeandattitudesPIK-R SMA about adolescent reproductive healthin SMA5, SMA15andSMA21Makassar. This study uses aquasi-experimentaldesignwith arandomized control grouppretest-posttest design. Samples114PIK-R broad member.Samplingby simple randomsampling.Data was collectedusing questionnaire. Datawere analyzedbypaired t test, Wilcoxon, Mann-Whitney, andOne-Way ANOVA. Results of this studyindicatethatrespondentswithfemale genderin all threestudygroups, simulationgame86.8%, 52.6% brainstorming, andcontrol92.1%. The averageage ofrespondentswas 15years. There is statistically significant difference inaverageimprovementscore ofknowledgeandattitudeamonggroupsimulationgames, brainstorming, andcontrolat the time ofpost-test(p =0.000). There isthe influence ofsimulationgametoincreaseknowledge score(p =0.000) andattitude(p =0.000) respondentsaboutreproductive health. There isinfluence ofbrainstormingmethodstoincreaseknowledge score(p =0.000) andattitude(p =0.000) respondentsaboutreproductive health. Gamesimulation methodwas more effective thanbrainstormingmethodto improvethe attitudescoreswhilebrainstormingmethodis moreeffectivethan themethod ofsimulationgamesin improvingknowledge score. Healtheducationon adolescent reproductive healthusingsimulationgamesandbrainstormingcan increasetheir knowledge andattitudesasprimary prevention inadolescentboys and girlsin Makassar.

Keywords :Simulationgames, brainstorming, knowledge, attitudes, reproductivehealth

Page 3: 9. muliani

PENDAHULUAN

Remaja saat ini sedang mengalami kerentanan terhadap berbagai ancaman risiko

kesehatan terutama yang berkaitan dengan kesehatan seksual dan reproduksi.Ancaman yang

dapat dilihat hingga saat ini adalah seks pranikah, kehamilan dini, aborsi, infeksi menular

seksual, HIV dan AIDS serta kekerasan seksual.Rendahnya pengetahuan mengenai kesehatan

reproduksi dan kuatnya dukungan sosial terhadap hubungan seksual pranikah membuat

remaja menjadi populasi yang berisiko.

Kesehatan reproduksi remaja merupakan faktor penting yang harus mendapat

perhatian untuk mewujudkan masyarakat sehat, sesuai visi Indonesia Sehat 2015. Remaja

sebagai kelompok umur terbanyak dalam struktur penduduk Indonesia, merupakan fokus

perhatian dan intervensi yang strategis bagi pembagunan sumber daya manusia masa depan

sebagai generasi penerus bangsa. Kelompok remaja rentan usia 10-19 tahun, sesuai dengan

proporsi remaja di dunia diperkirakan 1,2 miliar atau sekitar 1/5 dari jumlah penduduk dunia

(Depkes, 2010).

Menurut World Health Organization (WHO), tiap tahunnya ada 340 juta kasus baru

infeksi bakteri lewat hubungan seksual, seperti chlamydia dan gonorhea (penyakit kencing

nanah) terutama pada kelompok umur 15-49 tahun. Infeksi Human Papiloma Virus (HPV)

yang terjangkit lewat hubungan seksual kaitannya dengan kanker kanker leher rahim dan

sudah menyerang 490.000 wanita, dengan angka kematian pertahunnya sebesar

240.000.Lebih jauh lagi, ada berjuta kasus infeksi sehubungan dengan HIV, terjadi setiap

tahunnya. Lebih dari 100 juta infeksi yang dapat disembuhkan karena hubungan seksual

setiap tahun dan sebagian besar dari 4,1 juta infeksi baru HIV menyerang remaja berusia 15-

24 tahun. Bagi mereka yang sering melakukan hubungan seksual (usia 10-19 tahun) (WHO,

2011).

Sekitar 16 juta remaja perempuan perempuan melahirkan setiap tahun, sebagian besar

di negara berpenghasilan rendah dan menengah.Diperkirakan 3 juta perempuan berusia 15-19

menjalani aborsi yang tidak aman setiap tahun.Di negara berpenghasilan rendah dan

menengah, komplikasi dari kehamilan dan persalinan merupakan penyebab utama kematian

di kalangan perempuan berusia 15-19 tahun.Kematian bayi baru lahir sebasar 50% lebih

tinggi pada bayi yang memiliki ibu berusia 20-29 tahun. Kurangnya pendidikan seksualitas di

banyak negara menjadi sebuah ukuran cakupan global terkait dengan pendidikan seksualitas,

sehingga diperkirakan 36% dari laki-laki muda dan 24% dari wanita muda berusia 15-24

Page 4: 9. muliani

tahun di negara berpenghasilan rendah dan menengah memiliki pengetahuan komprehensif

benar tentang bagaimana mencegah HIV (WHO, 2012).

Menurut United Nations Population Fund (UNFA), lebih dari separuh populasi dunia

dibawah usia 25 tahun. Jumlah orang berusia 10-19 tahun adalah 1,1 miliar pada tahun 2010

dan diperkirakan 1,3 miliar pada tahun 2020, peningkatan yang terjadi 22%. Data

menunjukkan 15 juta perempuan remaja melahirkan setiap tahun, terutama di negara

berkembang. Angka kematian bayi dari ibu remaja adalah 1,5 kali lebih tinggi daripada ibu

yang berusia 20-29 tahun. Kasus aborsi terjadi 4,4 juta terjadi pada remaja perempuan setiap

tahun. 1 dari 20 remaja terutal infeksi menular sekual setiap tahun. Setengah dari kasus

infeksi HIV pada orang dengan usia dibawah 25 tahun (UNFPA, 2011)

Kesehatan reproduksi, pengetahuan dan perilaku remaja masih cukup memprihatinkan

yang dapat dilihat dari data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia Tahun 2007

(SKRRI, 2007) yang menunjukkan pengetahuan remaja umur 15-24 tahun tentang kesehatan

reproduksi masih rendah, 21% remaja perempuan tidak mengetahui sama sekali perubahan

yang terjadi pada remaja laki-laki saat pubertas. Pengetahuan remaja tentang masa subur

relatif masih rendah.Hanya 29% wanita dan 32% pria memberi jawaban yang benar bahwa

seorang perempuan mempunyai kesempatan besar menjadi hamil pada pertengahan siklus

periode haid. Remaja yang belum menikah umur 15-24 tahun yang mendengarkan pesan dari

media tentang penundaan usia kawin sebesar 12,9%, informasi tentang HIV/AIDS sebesar

40,8%, informasi tentang kondom sebesar 29,6%, pencegahan kehamilan sebesar 23,4%, dan

Infeksi menular Seksual (IMS) sebesar 18,4%. Pengetahuan remaja tentang cara penting

untuk menghindari infeksi menular HIV masih terbatas, hanya 14% wanita dan 15% pria

menyebutkan pantang berhubungan seks, 18% wanita dan 25% pria menyebutkan

menggunakan kondom, serta 11% wanita dan 8% pria menyebutkan membatasi jumlah

pasangan seksual sebagai cara menghindari HIV dan AIDS. Jumlah orang hidup dengan HIV

dan AIDS sampai dengan bulan Maret 2007 mencapai 20.564 kasus, 54,3% dari angka

tersebut adalah remaja. Selain itu, pendapat remaja tentang umur kawin ideal untuk

perempuan 23,1 tahun dan untuk pria 25,9 tahun, sedangkan rata-rata umur ideal menikah

bagi perempuan 22 tahun dan pria 25 tahun. Pendapat diantara remaja yang tidak tamat SMA

tentang umur ideal mempunyai anak pertama kali adalah antara 20-24 tahun dan mempunyai

2 anak, yaitu masing-masing 63% remaja perempuan dan 55% remaja laki-laki. (SKRRI,

2007).

Selanjutnya hasil survei Rencana Pembagunan Jangka Menegah Nasional (RPJMN)

2010-2014 menunjukkkan remaja yang terpapar informasi PIK-R (Pusat Informasi Konseling

Page 5: 9. muliani

Remaja) mencapai 28%.Berarti hanya 28 dari 100 remaja yang akses dengan kegiatan yang

berkaitan dengan informasi kesehatan reproduksi. Selain itu, target 2014 untuk menurunkan

angka kematian ibu melahirkan yaitu 118 per 100.000 kelahiran hidup dari status awal tahun

2008 yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup (Badan Perencanaan Nasional, 2010).

Selain itu, tidak tersedianya informasi yang akurat dan benar tentang kesehatan

reproduksi memaksa remaja untuk berusaha sendiri mencari akses dan melakukan eksplorasi

sendiri. Media internet, televisi, majalah dan bentuk media lain sering kali dijadikan sumber

oleh para remaja untuk memenuhi tuntutan keingintahuan tentang seksual. Penelitian Pradana

(2008) menunjukkan dari remaja usia 12-18 tahun, 16% mendapat informasi seputar seks dari

teman, 35% dari film porno, hanya 5% dari orang tua. Informasi yang tidak tepat

mengarahkan remaja merusak masa depannya.

Beberapa bentuk metode pendidikan kesehatan yang sering dilakukan misalnya

penyuluhan atau ceramah, namun kenyataannya metode ini belum memberikan kontribusi

pengetahuan yang memadai bagi siswa dan cenderung membosankan. Oleh karena itu, perlu

dilakukan metode lain seperti simulasi permainan, hal ini cenderung dinilai lebih bermuatan,

karena sifatnya tidak monoton dan langsung berdasarkan analisis kasus, dan melibatkan objek

secara menyeluruh dan aktif.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh merode simulasi permainan

dan brainstorming terhadap pengetahuan dan sikap pengurus PIK-R SMU tentang kesehatan

reproduksi remaja di Kota Makassar, sehingga dapat dilakukan langkah strategis dalam

memberikan pendidikan kesehatan terhadap siswa lainnya.

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan rancangan penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Kecamatan Panakkukang, SMA Negeri

15 Kecamatan Biringkanaya, dan SMA Negeri 21 Kecamatan Tamalanrea di Kota

Makassar.Pemilihan lokasi ini berdasarkan hasil acak dari sekolah yang memiliki Pusat

Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R). Jenis penelitian eksperimen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen (eksperimen semu) dengan rancangan

randomized control group pretest posttest design.

Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengurus aktif PIK-R yang telah

dibentuk BKKBN dan bertugas di masing-masing SMA Negeri di Kota Makassar Tahun

2013. SMA yang memiliki PIK-R adalah SMA Negeri 5, SMA Negeri 15, SMA Negeri 16,

Page 6: 9. muliani

SMA Negeri 19 dan SMA Negeri 21 Makassar. Penelitian ini membutuhkan tiga sekolah

yang bertindak sebagai kelompok intervensi I, kelompok intervensi II, dan kelompok kontrol

sehingga dipililihlah sekolah dengan cara Simple Random Sampling. Setelah proses penarikan

sampel dilakukan, terdapat tiga sampel sekolah. Untuk kelompok intervensi simulasi

permainan dilaksanakan di SMA Negeri 15 Makassar pada 38 orang, kelompok intervensi

brainstorming dilaksanakan di SMA Negeri 21 Makassar pada 38 orangdan kelompok

kontrol SMA Negeri 5 Makassar pada 38 orang, sehingga jumlah sampel sebanyak 114

orang.

Metode pengumpulan data

Pengumpulan data primer meliputi nilai pengetahuan dan sikap tentang kesehatan

reproduksi remaja pre dan post test dilakukan oleh peneliti. Pengetahuan diukur dengan

mengisi kuesioner yang berisi 30 pertanyaan, sikap diukur dengan mengisi kuesioner yang

berisi 20 pertanyaan. Adapun karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, umur,

status keanggotaan PIK-R, pendidikan orang tua (ayah), pekerjaan orang tua (ayah), dan

sumber informasi pertama tentang kesehatan reproduksi.

Analisis data

Untuk menganalisis pengaruh metode simulasi permainan dan brainstorming untuk

skor pengetahuan digunakan uji t berpasangan (paired t-test). Untuk menganalisis skor sikap

digunakan uji Wilcoxon.Selanjutnya menganalisis skor pengetahuan dan sikap antara

kelompok simulasi permainan dengan kontrol, kelompok brainstorming dengan kontrol, dan

kelompok simulasi permainan dengan kelompok brainstorming digunakan uji Mann-

Whitney.Kemudian untuk menganalisis perbedaan skor pengetahuan dan skor sikap tentang

kesehatan reproduksi remaja pada ketiga kelompok penelitian yaitu metode simulasi

permainan, metode brainstorming, dan kontrol menggunakan uji One Way-ANOVA.

HASIL

Karakteristik sampel

Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata umur responden pada ketiga kelompok

penelitian adalah 15 tahun dengan rincian kelompok simulasi permainan sebanyak 27

(71,1%), kelompok brainstorming sebanyak 27 (71,1%), dan 11 (28,9%). Karakteristik

responden berdasarkan jenis kelamin pada ketiga kelompok penelitian didominasi oleh

perempuan dengan rincian kelompok simulasi permainan sebanyak 33 (86,8%), kelompok

brainstorming sebanyak 20 (52,6%), dan kelompok kontrol sebanyak 35 (92,1%). Status

keanggotaan PIK-R responden pada ketiga kelompok penelitian masing-masing terdiri dari

Page 7: 9. muliani

seorang ketua, seorang sekretaris, dan seorang bendahara. Namun, koordinator divisi berbeda

setiap sekolah masing-masing berbeda yaitu SMA Negeri 15 Makassar (kelompok simulasi

permainan) sebanyak 7 orang (18,4%), SMA Negeri 21 Makassar (kelompok brainstorming)

sebanyak 6 orang (15,8%), dan SMA Negeri 5 Makassar (kelompok kontrol) sebanyak 5

orang (13,2%). Selain itu, jumlah anggota PIK-R setiap sekolah juga berbeda yaitu SMA

Negeri 15 Makassar sebanyak 28 orang (73,7%), SMA Negeri 21 Makassar sebanyak 6 orang

(76,3%), dan SMA Negeri 5 Makassar sebanyak 5 orang (78,9%). Tingkat pendidikan orang

tua (ayah) untuk ketiga kelompok penelitian tertinggi untuk tingkat pendidikan sarjana (S1)

dengan rincian kelompok simulasi permainan sebanyak 20 orang (52,6%), kelompok

brainstorming sebanyak 24 orang (63,2%), kelompok kontrol sebanyak 22 orang (57,9%).

Jenis pekerjaan orang tua (ayah) untuk ketiga kelompok penelitian didominasi oleh pegawai

negeri sipil (PNS) dengan rincian kelompok simulasi permainan sebanyak 21 orang (55,3%),

kelompok brainstorming sebanyak 27 orang (71,1%), dan kelompok kontrol sebanyak 24

orang (63,2%). Sumber informasi tentang kesehatan reproduksi remaja untuk ketiga

kelompok penelitian.Kelompok simulasi permainan (SMA Negeri 15 Makassar) tertinggi

bersumber dari orang tua yaitu 50 orang (50%). Kelompok brainstorming (SMA Negeri 21

Makassar) tertinggi bersumber dari teman sebaya sebanyak 20 orang (52,6%). Kelompok

kontrol (SMA Negeri 5 Makassar) tertinggi bersumber dari orang tua sebanyak 23 orang

(60,5%).

Pengaruh intervensi

Pengaruh simulasi permainan dan brainstorming

Tabel 2 menunjukkan bahwa ada peningkatan rata-rata skor pengetahuan responden

tentang kesehatan reproduksi remaja setelah dilaksanakannya metode simulasi permainan.

Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang menunjukkan bahwa ada

perbedaan signifikan rata-rata skor pengetahuan responden sebelum dan setelah pelaksanaan

metode simulasi permainan, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh metode

simulasi permainan terhadap pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi remaja.

Selanjutnya ada peningkatan rata-rata skor sikap responden tentang kesehatan reproduksi

remaja setelah dilaksanakannya metode simulasi permainan. Hasil uji statistik didapatkan

nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan rata-rata skor

sikap responden sebelum dan setelah pelaksanaan metode simulasi permainan, sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh metode simulasi permainan terhadap sikap responden

tentang kesehatan reproduksi remaja.Untuk metode brainstorming ada peningkatan rata-rata

skor pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi remaja setelah dilaksanakannya

Page 8: 9. muliani

metode brainstorming. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang

menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan rata-rata skor pengetahuan responden sebelum

dan setelah pelaksanaan metode brainstorming, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh metode brainstorming terhadap pengetahuan responden tentang kesehatan

reproduksi remaja. Selanjutnya ada peningkatan rata-rata skor sikap responden tentang

kesehatan reproduksi remaja setelah dilaksanakannya metode brainstorming. Hasil uji

statistik didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan

signifikan rata-rata skor sikap responden sebelum dan setelah pelaksanaan metode

brainstorming, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh metode brainstorming

terhadap sikap responden tentang kesehatan reproduksi remaja.

Tabel 3 menunjukkan Hasil uji statistik saat pre test didapatkan nilai p = 0,004

(p<0,05) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan rata-rata skor pengetahuan

responden antara kelompok simulasi permainan dengan kelompok kontrol. Selain itu, nilai p

= 0,000 (p<0,05) saat post test menunjukkan adanya perbedaan signifikan rata-rata skor

pengetahuan responden setelah pelaksanaan intervensi pada kedua kelompok penelitian. Skor

pengetahuan pada kelompok metode simulasi permainan meningkat sebesar 44,4% setelah

intervensi sedangkan pada kelompok kontrol mengalami peningkatan sebesar 9,9% sehingga

dapat disimpulkan bahwa peningkatan skor pengetahuan karena adanya pengaruh simulasi

permainan. Hasil uji statistik saat pre test didapatkan nilai p = 0,000 (p>0,05) yang

menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan rata-rata skor sikap responden antara

kelompok simulasi permainan dengan kelompok kontrol. Selain itu, nilai p = 0,000 (p<0,05)

saat post test menunjukkan adanya perbedaan signifikan rata-rata skor sikap responden

setelah pelaksanaan intervensi pada kedua kelompok penelitian. Skor sikap pada kelompok

metode simulasi permainan meningkat sebesar 60,6% setelah intervensi sedangkan pada

kelompok kontrol tidak mengalami perubahan sehingga dapat disimpulkan bahwa

peningkatan skor sikap karena adanya pengaruh simulasi permainan.

Tabel 4 menunjukkan Hasil uji statistik saat pre test didapatkan nilai p = 0,174

(p>0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan rata-rata skor sikap

responden antara kelompok brainstorming dengan kelompok kontrol. Akan tetapi, nilai p =

0,000 (p<0,05) saat post test menunjukkan adanya perbedaan signifikan rata-rata skor sikap

responden setelah pelaksanaan intervensi pada kedua kelompok penelitian. Skor sikap pada

kelompok metode brainstorming meningkat sebesar 36,3% setelah intervensi sedangkan pada

kelompok kontrol mengalami peningkatan sebesar 2,4% sehingga dapat disimpulkan bahwa

peningkatan skor sikap karena adanya pengaruh brainstorming. Selanjutnya Hasil uji statistik

Page 9: 9. muliani

saat pre test didapatkan nilai p = 0,744 (p>0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan signifikan rata-rata skor sikap responden antara kelompok simulasi permainan

dengan kelompok brainstorming. Akan tetapi, nilai p = 0,000 (p<0,05) saat post test

menunjukkan ada perbedaan signifikan rata-rata skor sikap responden setelah pelaksanaan

intervensi pada kedua kelompok penelitian.

Analisis perbedaan skor pengetahuan dan skor sikap tentang kesehatan reproduksi

remaja pada ketiga kelompok penelitian yaitu metode simulasi permainan, metode

brainstorming, dan kontrol menggunakan uji One Way-ANOVA. Tabel 5 menunjukkan hasil

uji statistik nilai p = 0,000 berarti pada alpha 5% dapat disimpulkan ada perbedaan yang

signifikan rata-rata peningkatan skor pengetahuan dan sikap pada ketiga kelompok penelitian.

PEMBAHASAN

Penelitian ini menunjukkan ada pengaruh metode simulasi permainan dan

brainstorming terhadap pengetahuan dan sikap pengurus PIK-R SMA tentang kesehatan

reproduksi remaja, metode brainstorming lebih berpengaruh dibanding metode simulasi

permainan terhadap pengetahuan pengurus PIK-R SMA tentang kesehatan reproduksi

remaja, dan metode simulasi permainan lebih berpengaruh dibanding metode brainstorming

terhadap sikap pengurus PIK-R SMA tentang kesehatan reproduksi remaja.

Jarak antara pelaksanaan pre test dan post test selama kurang lebih satu bulan. Hal ini

sesuai dengan Transtheoretical Theory Model (TTM) yang dikemukakan oleh Prochasca

yang menyatakan bahwa untuk mengukur perubahan yang masih dalam tahap persiapan

(orang berminat untuk mengambil tindakan dalam waktu dekat yang dalam hal ini bisa

diartikan sebagai sikap) diperlukan waktu satu bulan (Kholid, 2012). Selain itu, teori model

proses inovasi dan adopsi E.M Rogers menyatakan bahwa menganalisis kondisi awal

sebelum memberikan pengetahuan dengan beberapa pendekatan akan menghasilkan

keputusan untuk mengadopsi atau menolak menerima pengetahuan untuk dapat

diimplementasikan (Rogers, E.M, 1992).

Metode simulasi permainan adalah kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan

kepada pembelajar untuk meniru satu kegiatan yang dialami sehari-hari dengan diberikan

secara menyenangkan melaui permainan sederhana agar membantu proses simulasi. Proses

simulasi ini secara aktif merangsang siswa untuk lebih fokus memahami informasi yang

diberikan, agar tingkatan pengetahuan siswa untuk menjabarkan keseluruhan informasi yang

diperoleh lebih terinci, sehingga ketika dilakukan post test terjadi peningkatan pemahaman

secara keseluruhan dari indikator pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja.

Page 10: 9. muliani

Hasil ini sesudai dengan penelitian Firman (2005) menunjukkan pendidikan kesehatan

dengan menggunakan alat peraga dan metode simulasi permainan mampu meningkatkan

pengetahuan siswa sebesar 68,2% dengan secara statistik dengan nilai p = 0,037 dengan uji t-

independent menunjukkan terdapat pengaruh signifikan simulasi dengan pengetahuan dan

sikap siswa tentang pendidikan kesehatan reproduksi.Selain itu, penelitian Facturahman dkk

(2006) menunjukkan bahwa penggunaan metode simulasi permainan dapat meningkatkan

pemahaman siswa terhadap upaya penanggulangan narkoba dan pencegahan kehamilan tidak

diinginkan, dengan perbedaan rerata nilai 59,0 sebelum dilakukan intervensi menjadi 73,5

setelah dilakukan intervensi simulasi dan secara statistik dengan uji t-dependent

menunjukkan nilai p=0,004 terdapat perbedaan signifikan pengetahuan siswa sebelum dan

sesudah dilakukan intervensi simulasi permainan, hasil uji t-dependent juga menunjukkan

nilai t=64,319 menunjukkan adanya pengaruh metode simulasi permainan dengan

pengetahuan dan sikap siswa tentang penanggulangan narkoba dan pencegahan kehamilan

tidak diinginkan.

Peningkatan pengetahuan responden setelah mendapatkan pendidikan kesehatan metode

simulasi permainan sesuai dengan teori pendidikan dan perilaku kesehatan.A Joint Commite

on Terminology in Health Education of United States menyatakan bahwa pendidikan

kesehatan adalah pengalaman belajar yang bertujuan untuk mempengaruhi pengetahuan,

sikap dan perilaku yang ada hubungannya dengan kesehatan perorangan ataupun kelompok.

Proses ini mencakup dimensi dan kegiatan-kegiatan dari intelektual, psikologi, dan sosial

yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan secara sadar

(Machfoedz dkk, 2009).Perubahan peningkatan pengetahuan dan sikap siswa dengan metode

simulasi karena responden diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya untuk

mempelajari dan memahami materi kesehatan reproduksi remaja.Pendidikan kesehatan

reproduksi disampaikan dengan pesan yang cepat dan nyata melalui sosiodrama, sehingga

tidak menimbulkan kebosanan pada responden, dapat menarik perhatian, menimbulkan

rangsangan untuk diikuti sehingga pemahaman responden lebih komprehensif.

Metode curah pendapat (brainstorming) merupakan modifikasi metode diskusi

kelompok. Prinsipnya sama dengan diskusi kelompok. Bedanya pada permulaan pemimpin

kelompok memancing dengan satu masalah atau tanggapan (cara pendapat). Dan tanggapan

tersebut ditamping dalam papan tulis.Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya,

tidak boleh komentar oleh siapa pun.Baru setelah selesai tiap anggota dapat mengomentari

akhirnya terjadi diskusi (Notoatmojo, 2007). Pelaksanaan metode brainstorming dapat

dipandu oleh fasilitator yang dapat memfasilitasi proses diskusi agar dapat berjalan secara

Page 11: 9. muliani

lancer. Fasilitator juga dapat berperan sebagai narasumber bagi peserta diskusi.Seorang

fasilitator harus mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, agar

mendengarkan pendapat setiap anggota kelompok, menyimpulkan pendapat mereka,

menggali keterangan lebih lanjut dan menbuat suasana menjadi akrab dengan peserta diskusi

kelompok.Fasilitator juga harus menghormati sikap, pendapat dan perasaan dari setiap

anggota.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Handayani (2009) yang menunjukkan adanya

perbedaan pengetahuan pada kelompok brainstorming didapatkan nilai rerata pretest 16,56

dan rerata posttest 24,44 dengan selisih nilai rerata pretest dan posttest 7,88. Hal ini

menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan responden setelah mendapat perlakuan.

Analisis statistik dengan analysis of variance terhadap nilai rerata posttest pengetahuan

menunjukkan p= 0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna pada

pengetahuan responden tentang perilaku seks pranikah sebelum dan setelah perlakuan.

Selanjutnya penelitiannya menunjukkan adanya perbedaan sikap pada kelompok

brainstorming sebelum dan setelah intervensi dengan hasil pengukuran sikap diperoleh nilai

rerata pretest 75,19 dan rerata posttest 95,56 dengan selisih nilai rerata pretest dan posttest

20,38. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sikap responden setelah mendapat perlakuan

dari fasilitator. Analisis statistik dengan ANOVA terhadap nilai rerata posttest sikap pada

kelompok brainstorming menunjukkan p= 0,00 (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan

yang bermakna pada sikap responden tentang perilaku seks pranikah sebelum dan setelah

perlakuan.

Teori Rosenberg menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap berhubungan secara

konsisten. Bila komponen kognitif (pengetahuan) berubah maka akan diikuti pula dengan

adanya perubahan sikap (Hutauruk, 2009). Sesuai dengan teori tersebut, peningkatan skor

pengetahuan responden pada penelitian ini setelah intervensi metode simulasi permainan

diikuti pula oleh peningkatan skor sikapnya.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelatihan atau pendidikan, meliputi faktor

pendidik (fasilitator), kurikulum, kondisi peserta didik, proses penyelenggaraan, sarana yang

dipergunakan serta metode dan media yang dipakai (Depkes, 1994). Peningkatan

pengetahuan pada metode simulasi permainan dan brainstorming dapat disebabkan oleh

peran fasilitator yang dapat menyajikan materi dengan baik dan menarik serta pandai dalam

memandu jalannya diskusi kelompok.Untuk mecairkan suasana dilakukan icebreaking dan

diselingi dengan humor.Selain itu, fasilitator yang masih berusia muda dan berpenampilan

Page 12: 9. muliani

menarik sehingga peserta merasa santai dalam mengikuti pendidikan.Hal ini sangat

membantu responden dalam memahami materi yang diberikan.

Metode brainstorming yang dilakukan merupakan konsep dasar dalam meberikan

pemahaman pengetahuan tentang informasi kesehatan reproduksi bagi remaja dalam memberi

gambaran terhadap persepsi remaja pada situasi dan kondisi yang menyangkut kesehatan

reproduksinya sehingga memberi pertimbangan psikologis terhadap permasalahan kesehatan

reproduksi yang menyangkut dengan sebab dan akibatnya. Dengan pertimbagan tersebut,

remaja tidak hanya merasa wajib akan tetapi juga meningkat pada kesadaran akan kebutuhan

untuk berprilaku sehat secara reproduksi.

Suasana pendidikan informal yang dilakukan dengan metode simulasi permainan juga

menyebabkan responden dapat mengikuti pendidikan dengan nyaman sehingga lebih mudah

dalam menerima materi.Selain itu, dalam metode simulasi permainan peserta saling

berinteraksi dan bertukar informasi serta dibantu dengan media beripa kartu-kartu organ

reproduksi, sosiodrama, role play, susun gambar, kartu pendapat dan ular tangga sehingga

peserta tidak mudah jenuh.Faktor lain yang dapat mempengaruhi peningkatan pengetahuan

remaja tentang kesehatan reproduksi adalah faktor kecerdasan. Meskipun tingkat kecerdasan

tidak diteliti pengaruhnya dalam penelitian ini, namun tingkat kecerdasan peserta mempunyai

pengaruh dan sumbangan yang cukup besar dalam meningkatkan prestasi seseorang.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh metode simulasi

permainan terhadap peningkatan skor pengetahuan (p = 0,000) dan sikap (p = 0,000)

responden tentang kesehatan reproduksi. Ada pengaruh metode brainstorming terhadap

peningkatan skor pengetahuan (p = 0,000) dan sikap (p = 0,000) responden tentang kesehatan

reproduksi. Metode simulasi permainan lebih efektif dibanding metode brainstorming dalam

meningkatkan skor sikap sedangkan metode brainstorming lebih efektif dibanding metode

simulasi permainan dalam meningkatkan skor pengetahuan.Pendidikan kesehatan tentang

kesehatan reproduksi remaja menggunakan metode simulasi permainan dan brainstorming

dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja sebagai pencegahan primer pada siswa

dan siswi di Kota Makassar.

Page 13: 9. muliani

DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Nasional.(2010). Buku I RPJMN 2010-2014 : Prioritas Nasional. Jakarta: BAPPENAS. Diakes pada tanggal 7 Maret 2013 di situs http://www.bappenas.go.id/node/0/2518/buku-rpjmn-2010-2014/

Depkes RI. (2010). Sistem Kesehatan Nasional.Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes RI. (1994). Penyuluhan Kesehatan.Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Facturahman dkk.(2006). Peran Guru Pembimbing dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika pada siswa SMA Negeri dan Swasta Kota Palangkaraya.Jurnal Warta (9) : 21-27.

Firman, S.H. (2005). Pengaruh Guru Pembimbing dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Pada Siswa SMA Negeri dan Swasta Kota Palngkaraya. Jurnal WARTA (9): 21-27.

Handayani, Sri. (2009). Efektivitas Metode Dengan dan Tanpa Fasilitator Curah Pendapat (Brainstorming) pada Peningkatan Pengetahuan dan Sikap dan Motivasi Remaja tentang Perilaku Seks Pranikah.Yogyakarta : Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 25 No.3 September 2009.

Hutauruk, M. R. (2009). Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Orang tua tentang Kelainan Refraksi pada Anak.Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Kholid, A. (2012). Promosi Kesehatan : Dengan Pendekatan Teori dan Perilaku, Media, dan Aplikasinya untuk Mahasiswa dan Praktisi Kesehatan Jilid I. Jakarta : Rajawali Press.

Machfoeddz, Ircham dkk.(2009). Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi Kesehatan.Yogyakarta : Fitramaya.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta : Rineka Cipta.Pradana, Aprillia Dian. (2008). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Terhadap

Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Pada Wanita.Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Rogers, Everett M. (1992).Models of Knowledge Transfer : Critical Perpectives. Knowledge and Innovation Management.Module Reader.Hohenheim University.

SKRRI.(2007). Survei Kesehatan Reproduksi Remaja.Jakarta : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKN).

UNFPA.(2011). Reproductive Health Youth People.Amerika : United Nations Population Fund. Diakses pada tanggal 2 Maret 2013 pada situs http://www.unfpa.org/public/

WHO, (2011).A World Strategy For Reproductive and Sexual Health. Geneva : Health Messenger Magazine For Indonesian Health Wokers by AIDE Medical International.

WHO, (2012).Maternal and Reproductive Health.Geneva : Publication from World Health Organization. Diakses pada tanggal 2 Maret 2013 pada situs http://www.who.int/gho/maternal_health/en/index.html.

Page 14: 9. muliani

Tabel 1. Karakteristik responden pada ketiga kelompok penelitian

Karakteristik RespondenSimulasi Permainan

(n=38)Brainstorming

(n=38)Kontrol(n=38)

n % n % n %Umur

14 tahun15 tahun16 tahun17 tahun

12791

2,671,123,72,6

22790

5,371,123,70,0

011225

0,028,957,913,2

Jenis KelaminLaki-lakiPerempuan

533

13,286,8

1820

47,452,6

335

7,992,1

Status KeanggotaanKetuaSekretarisBendaharaKoordinator DivisiAnggota

111728

2,62,62,618,473,7

111629

2,62,62,615,876,3

111530

2,62,62,613,278,9

Pendidikan Orang TuaTidak SekolahSDSMAS1S2S3

01122041

0,02,631,652,610,52,6

00324101

0,00,07,963,226,32,6

10322102

2,60,07,957,926,35,3

Pekerjaan Orang TuaPNSABRIPegawai SwastaPetaniBuruh

2111501

55,32,639,50,02,6

2701100

71,10,028,90,00,0

2431010

63,27,926,32,60,0

Sumber Informasi Pertama tentang Kesehatan Reproduksi

Media CetakMedia ElektronikTeman SebayaTenaga MedisGuruOrang tua

313521319

7,934,213,25,334,250,0

14152081816

36,839,552,621,147,442,1

1318143923

34,247,436,87,923,760,5

Page 15: 9. muliani

Tabel 2. Uji t-berpasangan skor pengetahuan dan sikap pengurus PIK-R SMA

tentangkesehatan reproduksipada dua kelompok perlakuan

Nilai StatistikSkor Pengetahuan Skor Sikap

Pre Test Post Test Pre Test Post TestSimulasi Permainan

MeanSDSEp value

17,584,1570,674

26,472,4360,395

50,847,8032,50

58,921,95018,94

0,000 0,000Brainstorming

MeanSDSE

19,682,6820,435

27,031,5510,252

41,139,8310,00

59,261,10719,50

p value 0,000 0,000

Tabel 3. Uji Mann-Whitney skor pengetahuan dan sikap pengurus PIK-R SMA

tentang kesehatan reproduksi pada kelompok simulasi permainan

Nilai StatistikPre Test Post Test

Simulasi Permainan

KontrolSimulasi

PermainanKontrol

PengetahuannMean Rank

3831.30

3845.70

3856.26

3850.74

p value 0,004 0,000Sikap

nMean Rank

3823,33

3853,67

3857,67

3853,67

p value 0,000 0,000

Tabel 4. Uji Mann-Whitney untuk pengetahuan dan sikap pengurus PIK-R SMA

tentang kesehatan reproduksi untuk kelompok brainstorming

Nilai StatistikPre Test Post Test

Simulasi Permainan

KontrolSimulasi

PermainanKontrol

PengetahuannMean Rank

3831.30

3845.70

3856.26

3850.74

p value 0,004 0,000Sikap

nMean Rank

3823,33

3853,67

3857,67

3853,67

p value 0,000 0,000

Page 16: 9. muliani

Tabel 5. Uji One-Way ANOVA skor pengetahuan dan sikap pengurus PIK-R SMA

tentang kesehatan reproduksi pada ketiga kelompok penelitian

Nilai StatistikKelompok Intervensi

Simulasi Permainan

Brainstorming Kontrolp value

PengetahuannMeanSDSE

3826,472,4360,395

3827,031,5510,252

3821,632,1860,299

0,000

SikapnMeanSDSE

3858,921,9500,316

3859,261,1070,180

3853,344,1220,669

0,000