3
Penanganan Siswa Yang Malas Mengerjakan PR Oleh: Munauwaroh, S.Psi. Alumni Fakultas Psikologi UIN Malang Sedang menempuh Pascasarjana Bimbingan Konseling Universitas negeri malang PR alias Pekerjaan Rumah merupakan tugas yang diberikan oleh guru untuk murid sebagai penunjang pemahaman siswa dalam belajar. PR bermanfaat untuk membiasakan anak mengulang pelajaran yang diterimanya disekolah. Bagi anak-anak yang mendapatkan bimbingan belajar di luar sekolah baik oleh orang tua maupun les privat maka anak tetap belajar walau tidak ada PR. Namun tidak semua anak mendapatkan perhatian yang sama, sehingga adanya PR membantu anak dalam pemahaman pelajaran di luar sekolah sembari mengisi waktu senggang di rumah. Masalah yang sering dihadapi adalah dimana anak cenderung malas mengerjakan PR baik yang yang tidak mendapat pengawasan maupun yang mendapat pengawasan dari lingkungan. Seorang anak akan rajin mengerjakan PR jika adanya motivasi dari dalam diri yang kuat maupun motivasi dari luar. Disini akan dijelaskan beberapa hal mengenai penanganan siswa yang malas mengeejakan PR dan penanganan yang dianjurkan. Pertama. Penguasaan pelajaran. Siswa yang menguasai pelajaran tentu memudahkan dirinya dalam mengerjakan PR. Apalagi jika mendapat arahan dan bimbingan. Juga pada anak yang kurang paham namun mendapat arahan maka mengerjakan PR menjadi hal yang tidak begitu sulit baginya. Berbeda halnya dengan anak yang belum menguasai pelajaran ditambah tak ada bimbingan, merasa kesulitan menjadi suatu faktor anak malas mengerjakan PR.

9. Koran Pendidikan_Penanganan Siswa Malas Mengerjakan PR

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 9. Koran Pendidikan_Penanganan Siswa Malas Mengerjakan PR

Penanganan Siswa Yang Malas Mengerjakan PR

Oleh: Munauwaroh, S.Psi.

Alumni Fakultas Psikologi UIN Malang

Sedang menempuh Pascasarjana Bimbingan Konseling Universitas negeri malang

PR alias Pekerjaan Rumah merupakan tugas yang diberikan oleh guru untuk murid

sebagai penunjang pemahaman siswa dalam belajar. PR bermanfaat untuk membiasakan anak

mengulang pelajaran yang diterimanya disekolah. Bagi anak-anak yang mendapatkan bimbingan

belajar di luar sekolah baik oleh orang tua maupun les privat maka anak tetap belajar walau tidak

ada PR. Namun tidak semua anak mendapatkan perhatian yang sama, sehingga adanya PR

membantu anak dalam pemahaman pelajaran di luar sekolah sembari mengisi waktu senggang di

rumah.

Masalah yang sering dihadapi adalah dimana anak cenderung malas mengerjakan PR baik

yang yang tidak mendapat pengawasan maupun yang mendapat pengawasan dari lingkungan.

Seorang anak akan rajin mengerjakan PR jika adanya motivasi dari dalam diri yang kuat maupun

motivasi dari luar. Disini akan dijelaskan beberapa hal mengenai penanganan siswa yang malas

mengeejakan PR dan penanganan yang dianjurkan.

Pertama. Penguasaan pelajaran. Siswa yang menguasai pelajaran tentu memudahkan

dirinya dalam mengerjakan PR. Apalagi jika mendapat arahan dan bimbingan. Juga pada anak

yang kurang paham namun mendapat arahan maka mengerjakan PR menjadi hal yang tidak

begitu sulit baginya. Berbeda halnya dengan anak yang belum menguasai pelajaran ditambah tak

ada bimbingan, merasa kesulitan menjadi suatu faktor anak malas mengerjakan PR.

Page 2: 9. Koran Pendidikan_Penanganan Siswa Malas Mengerjakan PR

Kedua. Evaluasi Pola mengajar Guru. Guru perlu mengevaluasi pola mengajarnya.

Apakah mampu membuat anak tertarik pada pelajaran atau justru membosankan. Alasan

pelajarannya yang memang susah tidak bisa dibenarkan. Banyak kasus dimana pelajaran yang

mudah menjadi tidak menyenangkan bagi siswa dikarenakan anak kurang suka kepada gurunya.

Namun tidak jarang pula dimana pelajaran yang sulit menjadi menarik karena guru mampu

menghidupkan suasana kelas dan minat siswa. Jangan lupa bahwa kesabaran dan keuletan dalam

mengajar juga diperlukan dalam pembelajaran.

Ketiga. PR sesuai kemampuan anak bukan kemampuan guru. Beri PR secukupnya,

jangan terlampau banyak dan sulit. Jangan samakan kemampuan murid dengan guru yang sudah

mempelajari pelajaran itu dari zaman dahulu hingga sekarang ini. Sudah tentu guru dengan

mudahnya mengerjakan. Sementara anak perlu memeras otak. PR yang terlalu banyak justru

membuat anak lelah dan aktivitas mengerjakan tugas sekedar kewajiban bukan hal yang

menyenangkan.

Keempat. Hindari pemberian PR setiap hari. Usahakan adakan jadwal antar guru agar

ada selang-seling tugas yang tidak bersamaan di satu hari. Misalkan saja tidak ada jadwa bias

saja PR menumpuk 5 mata pelajaran dalam sehari. Pasti sangat melelahkan bagi anak untuk

mengerjakan sekaligus. Sekiranya ada jadwal diharapkan bisa meringankan beban tugas anak

missal, senin matematika, selasa bahasa Indonesia dst.

Kelima. Beri PR yang menarik. Cobalah sesekali beri PR yang ringan seperti pilihan

ganda. Maupun PR mengisi teka-teki ilmiah.

Keenam. PR bersama. Bisa diartikan sebagai belajar kelompok. mengerjakan PR

bersama teman akan lebih menyenangkan daripada sendiri. Antara satu anak dengan yang lain

cenderung saling mengajak dan memotivasi untuk mengerjakan tugas.

Ketujuh. Nilai. Salah satu faktor dimana anak malas mengerjakan PR adalah tidak diberi

nilai. Nilai bagi siswa adalah sebuah hadiah yang dinantikannya setelah berusaha sekuat pikiran

dalam mengerjakan. Saat guru tidak memberi nilai maka yang terjadi anak berfikir bahwa

mengerjakan PR adalah hal yang sia-sia karena toh tidak dinilai. Anak yang kecewa tetu saja

lama-lama menjadi bosan dan malas.

Page 3: 9. Koran Pendidikan_Penanganan Siswa Malas Mengerjakan PR

Kedelapan. Komunikasikan dengan wali murid. Wali murid disini adalah orang tua

atau pengasuh anak dimana anak di rumah dalam pengawasannya. Perlu adanya perbincangan

mengenai bagaimana perkembangan siswa dan peningkatan mutu belajarnya perlu dukungan

orang tua.

Terakhir. Buku penghubung. Adakan buku penghubung dengan wali murid agar

memudahkan dalam pelaporan atau pengaduan sampai mana pemahaman anak dan seperti apa

kebutuhan anak. Bisa saja anak yang kurang terbuka di sekolah menjadi lebih terbuka di rumah.

Sehingga laporan yang masuk ke guru bisa menjadi pertimbangan dalam pembelajaran untuk

menudahkan guru dalam memberi pemahaman dan penguasaan mata pelajaran.