33
ANALISIS WELL LOGGING PADA BERTEK 4 SUMATERA SELATAN LAPORAN TEKNIK RESERVOIR Disusun Oleh : Florentinus Yuda Hendri Susanto Dominggus Mangalik Rantelembang Yohanis Jeans Kameubun Selma Ona Morin PROGRAM STUDI D3 PERMINYAKAN DAN GAS BUMI JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN DAN GAS BUMI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PAPUA

89741056 Analisis Well Logging

Embed Size (px)

DESCRIPTION

b

Citation preview

Page 1: 89741056 Analisis Well Logging

ANALISIS WELL LOGGINGPADA BERTEK 4 SUMATERA SELATAN

LAPORAN TEKNIK RESERVOIR

Disusun Oleh :

Florentinus Yuda Hendri SusantoDominggus Mangalik RantelembangYohanis Jeans KameubunSelma Ona Morin

PROGRAM STUDI D3 PERMINYAKAN DAN GAS BUMIJURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN DAN GAS BUMI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI PAPUA

MANOKWARI2011

LEMBAR PENGESAHAN

Page 2: 89741056 Analisis Well Logging

JUDUL :

NAMA:

NIM:

JURUSAN :

PRODI :

Disetujui ,

Asisten I Asisten II

Jani Y Marisa Mercy V M Lalenoh NIM: NIM:

Kata Pengantar

Page 3: 89741056 Analisis Well Logging

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini.

Untuk menyusun laporan ini kami mengumpulkan teori-teori tentang pengetahuan tentang analisis well logging dari berbagai sumber, serta menyusunnya secara sistematis dan menyajikannya dalam sebuah kerangka pembelajaran yang disertai dengan data dan gambar yang relevan agar memudahkan pembaca dalam memahami materi-materi yang terkandung dalam laporan ini.

Dalam laporan ini terkandung berbagai materi tentang analisis well logging baik teori dasar maupun pengembangannya. Lapora ini menyajikan informasi tentang analisis well logging pada lapangan bertak empat Sumatera Selatan.

Penulis sadar bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan dan keterbatasan, untuk itu saran dan kritikan yang membangun sanggat kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Manokwari,November 2010

Penulis,

Page 4: 89741056 Analisis Well Logging

DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………..…………………………………i

Lembar Pengesahan……………………………………………………………………………….ii

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………iii

Daftar Isi……………………………………….…………………………………………………iv

Daftar Gambar…………………………………………………………………………………….v

Daftar Tabel………………………………………………………………………………………vi

Daftar Singkatan dan Simbol…………………………………………………………………….viiI Pendahuluan……………………………………………………………………………………

1.1 LatarBelakang……………………………………………………………………………1.2 Maksud dan Tujuan prakikum……………………………………………………………1.3 Tempat dan Waktu Praktikum……………………………………………………………1.4 Ruang Lingkup …………………………………………………………………………..1.5 Metode Penulisan laporan praktikum…………………………………………………….1.6 Sistematika laporan……………………………………………………………………….

II Tinjauan Pustaka………………………………………………………………………………. 2.1 Log Listrik……………………………………………………………………………… 2.1.1 Log SP……………………………………………………………………………….. 2.1.2 Log Resistivitas……………………………………………………………………… 2.2 Log Radioaktif…………………………………………………………………………… 2.2.1 Log Gamma Ray……………………………………………………………………. 2.3 Log Porositas…………………………………………………………………………… 2.3.1 Log Densitas (RHOB)………………………………………………………………….

2.3.2 Log Neutron (NPHI)…………………………………………………………………..2.3.3 Log Akustik / Log

Sonic………………………………………………………………........................................2.4 Log Caliper…………………………………………………………………………………

III Materi Praktikum………………………………………………………………………………

IV Hasil Interprestasi dan Pembahasan……………………………………………………………

V Penutup…………………………………………………………………………………………

5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………5.2 Saran………………………………………………………………………………………..

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………….

Lampiran………………………………………………………………………………………….

Daftar Gambar

Page 5: 89741056 Analisis Well Logging

Halaman

1.2 Metode log SP (modified from Bassiouni, 1994)

……………………………………………………..

1.3 Pembacaan kurva log SP (Bassiouni, 1994)

…………………………………………………………..

1.4 Defleksi log resistivitas (Rider, 1996)

………………………………………………………………..

1.5 Zona-Zona Infiltrasi (Asquith 1982 fade Link, 2001)………………………………………………..

1.6 Defleksi log gamma ray (Dewan, 1983)………………………………………………………………..

1.7 Defleksi log densitas (Doveton, 1986)………………………………………………………………….

1.8 Defleksi log caliper (Rider, 1996)………………………………………………………………………

1.9 Bentuk Kurva Log GR / SP dengan indikasi beberapafasies pengendapan (Walker, 1992)….

DAFTAR TABELTabel 1.1 Kecepatan sonik pada material tertentu (Schlumberger,

1958).....................................................

DAFTAR LAMPIRAN

Page 6: 89741056 Analisis Well Logging

Tinjauan Pustaka

Log adalah suatu grafik kedalaman (atau waktu) dari satu set yang menunjukkan

parameter fisik, yang diukur secara berkesinambungan dalam sebuah sumur (Harsono, 1997).

Logging adalah pengukuran atau pencatatan sifat-sifat fisika batuan di sekitar lubang bor secara

tepat dan kontinyu pada interval kedalaman tertentu (Schlumberger, 1986). Maksud dari logging

adalah untuk mengukur parameter fisika sehingga dapat diinterpretasi litologi penampang sumur,

karakteristik reservoir antara lain porositas, permeabilitas dan kejenuhan minyak.

Ada 4 jenis log yang sering digunakan dalam interpretasi yaitu :

Page 7: 89741056 Analisis Well Logging

1. Log listrik, terdiri dari log resistivitas dan log SP (Spontaneous Potential).

2. Log radioaktif, terdiri dari log GR (Gamma Ray), log porositas yaitu terdiri dari log

densitas (RHOB) dan log neutron (NPHI).

3. Log akustik berupa log sonic.

4. Log Caliper.

2.1 Log Listrik (Electrical Log)

Log listrik merupakan suatu jenis log yang digunakan untuk mengukur sifat kelistrikan

batuan, yaitu untuk mengukur resistivitas atau tahanan jenis batuan dan juga potensial diri dari

batuan. Log jenis ini terdiri dari :

2.1.1 Log Spontaneus Potensial (SP)

Log SP mengukur perbedaan potensial dari suatu elektroda yang berjalan (dalam lubang

bor) dengan elektroda yang tetap di permukaan, keterangan elektroda melewati berbagai jenis

batuan yang berbeda sifat serta isi Komposisinya (Dewan, 1983). Potensial ini ada karena

perbedaan elektrokimia antara air di dalam formasi dan lumpur pemboran, akibat adanya

perbedaan salinitas antara lumpur dan Komposisi dalam batuan maka akan menimbulkan

defleksi positif atau atau negatif dari kurva ini (Bassiouni, 1994).

Page 8: 89741056 Analisis Well Logging

Gambar 1.2 Metode log SP (modified from Bassiouni, 1994).

Potensial ini diukur dalam milivolts (mV) dalam skala yang relatif yang disebabkan nilai

mutlaknya (absolute value) bergantung pada sifat-sifat dari lumpur pemboran. Dibagian yang

shaly, defleksi SP maksimum ke arah kanan yang dapat menentukan suatu garis dasar shale.

Defleksi dari bentuk log shale baseline menunjukan zona batuan permeabel yang mengandung

fluida dengan salinitas yang berbeda dari lumpur pemboran (Russell, 1951).

Log SP hanya dapat menunjukkan lapisan permeabel, namun tidak dapat mengukur harga

absolut dari permeabilitas maupun porositas dari suatu formasi. Log SP sangat dipengaruhi oleh

beberapa parameter seperti resistivitas formasi, air lumpur pemboran, ketebalan formasi dan

parameter lain. Jadi pada dasarnya jika salinitas Komposisi dalam lapisan lebih besar dari

salinitas lumpur maka kurva SP akan berkembang negatif dan jika salinitas Komposisi dalam

lapisan lebih kecil dari salinitas lumpur maka kurva SP akan berkembang positif. Dan bilamana

salinitas Komposisi dalam lapisan sama dengan salinitas lumpur maka defleksi kurva SP akan

merupakan garis lurus sebagaimana pada shale (Doveton, 1986).

Page 9: 89741056 Analisis Well Logging

Kurva log SP tidak mampu secara tepat mengukur ketebalan lapisan karena sifatnya yang

lentur. Perubahan dari posisi garis dasar serpih (Shale Base Line) ke garis permeabel tidak tajam

melainkan halus sehingga garis batas antara lapisan tidak mudah ditentukan.

Kegunaan Log SP adalah untuk (Exploration Logging, 1979) :

1. Identifikasi lapisan-lapisan permeabel.

2. Mencari batas-batas lapisan permeabel dan korelasi antar sumur berdasarkan batasan

lapisan tersebut.

3. Menentukan nilai resistivitas air-formasi (Rw).

4. Memberikan indikasi kualitatif lapisan serpih.

Gambar 1.3 Pembacaan kurva log SP (Bassiouni, 1994).

Dari berbagai kondisi batuan dan Komposisi yang ada di dalamnya, bentuk-bentuk kurva SP

adalah sebagai berikut :

Pada lapisan shale, kurva SP berbentuk garis lurus.

Page 10: 89741056 Analisis Well Logging

Pada lapisan permeabel mengandung air asin, defleksi kurvanya akan berkembang negatif

(ke arah kiri dari garis shale).

Pada lapisan permeabel mengandung hidrokarbon, defleksi SP akan berkembang negatif.

Pada lapisan permeabel mengandung air tawar, defleksi SP akan berkembang positif.

2.1.2 Log Resistivitas

Resistivitas atau tahanan jenis suatu batuan adalah suatu kemampuan batuan untuk

menghambat jalannya arus listrik yang mengalir melalui batuan tersebut (Thomeer, 1948).

Resistivitas rendah apabila batuan mudah untuk mengalirkan arus listrik dan resistivitas tinggi

apabila batuan sulit untuk mengalirkan arus listrik. Resistivitas kebalikan dari konduktivitas,

satuan dari resisitivitas adalah ohmmeter (Ωmeter). Besarnya harga resisitivitas (tinggi atau

rendah) suatu batuan tergantung pada sifat karakter dari batuan tersebut.

Nilai resistivitas pada suatu formasi bergantung dari (Chapman, 1976) :

Salinitas air formasi yang dikandungnya.

Jumlah air formasi yang ada.

Struktur geometri pori-pori.

Sifat atau karakter batuan diantaranya adalah porositas, salinitas dan jenis batuan, hal ini

dapat dianalisis sebagai berikut:

Pada lapisan permeabel yang mengandung air tawar, harga resistivitasnya tinggi, karena

air tawar mempunyai salinitas rendah bahkan lebih rendah dari air filtrasi sehingga

konduktivitasnya rendah.

Pada lapisan permeabel yang mengandung air asin, harga resistivitasnya rendah karena

air asin mempunyai salinitas yang tinggi sehingga konduktivitasnya tinggi.

Pada lapisan yang mengandung hidrokarbon resistivitasnya tinggi.

Pada lapisan yang mengandung sisipan shale, harga resistivitasnya menunjukkan

penurunan yang selaras dengan persentase sisipan tersebut.

Pada lapisan kompak harga resistivitas tinggi, karena lapisan kompak mempunyai

porositas mendekati nol sehingga celah antar butir yang menjadi media penghantar arus listrik

relatif kecil

Page 11: 89741056 Analisis Well Logging

Gambar 1.4 Defleksi log resistivitas (Rider, 1996).

Ketika suatu formasi di bor, air lumpur pemboran akan masuk ke dalam formasi sehingga

membentuk 3 zona yang terinvasi, yaitu :

a. Flushed Zone

Merupakan zona infiltrasi yang terletak paling dekat dengan lubang bor serta terisi oleh

air filtrat lumpur yang mendesak Komposisi semula (gas, minyak ataupun air tawar).

Meskipun demikian mungkin saja tidak seluruh Komposisi semula terdesak ke dalam

zona yang lebih dalam.

b. Transition Zone

Merupakan zona infiltrasi yang lebih dalam keterangan zona ini ditempati oleh campuran

dari air filtrat lumpur dengan Komposisi semula.

c. Uninvaded Zone

Page 12: 89741056 Analisis Well Logging

Merupakan zona yang tidak mengalami infiltrasi dan terletak paling jauh dari lubang bor,

serta seluruh pori-pori batuan terisi oleh Komposisi semula.

Gambar 1.5 Zona-Zona Infiltrasi (Asquith 1982 fade Link, 2001).

2.2 Log Radioaktif

Log ini menyelidiki intensitas radioaktif mineral yang mengandung radioaktif dalam

suatu lapisan batuan dengan menggunakan suatu radioaktif tertentu.

2.2.1 Log Gamma Ray

Menurut Bassiouni (1994), log ini digunakan untuk mengukur intensitas radioaktif yang

dipancarkan dari batuan yang didasarkan bahwa setiap batuan memiliki komposisi komponen

radioaktif yang berbeda-beda. Unsur–unsur radioaktif itu adalah Uranium (U), Thorium (Th),

dan Pottasium (K). Log sinar gamma mengukur intensitas sinar gamma alami yang dipancarkan

oleh formasi. Sinar gamma ini berasal dari peluruhan unsur-unsur radioaktif yang berada dalam

batuan.

Page 13: 89741056 Analisis Well Logging

Batupasir dan batugamping hampir tidak mengandung unsur-unsur radioaktif. Serpih

mempunyai komposisi radioaktif yang tinggi yaitu rata-rata 6 ppm Uranium, 12 ppm Thorium

dan 2% Potassium (Schlumberger, 1958). Berdasarkan hal ini maka log sinar gamma dapat

digunakan untuk mengetahui komposisi serpih pada suatu formasi.

Pada lapisan permeabel yang bersih (clean), kurva gamma ray menunjukkan intensitas

radioaktif yang sangat rendah, terkecuali jika mempunyai komposisi mineral-mineral tertentu

yang bersifat radioaktif. Sedangkan pada lapisan yang kotor (shally), kurva gamma ray akan

menunjukkan intensitas radioaktif yang tinggi. Batubara oleh log sinar gamma ditunjukkan

dengan nilai yang sangat rendah. Hal ini disebabkan batubara berasal dari material organik

sehingga tidak mempunyai komposisi unsur radioaktif.

Log ini umumnya berada disebelah kiri kolom kedalaman dengan satuan API unit

(American Petroleum Institute). Log sinar gamma terutama digunakan untuk membedakan antara

batuan reservoir dan non reservoir. Selain itu juga penting didalam pekerjaan korelasi dan

evaluasi komposisi serpih di dalam suatu formasi.

Gambar 1.6 Defleksi log gamma ray (Dewan, 1983).

Page 14: 89741056 Analisis Well Logging

2.3 Log Porositas

Log ini mengidentifikasikan besarnya tingkat porositas batuan

2.3.1 Log Densitas (RHOB)

Log ini menunjukkan besarnya densitas dari batuan yang ditembus lubang bor. Dari

besaran ini sangat berguna dalam penentuan besaran porositas. Selain itu juga dapat mendeteksi

adanya indikasi hidrokarbon atau air bersama-sama dengan log neutron.

Prinsip dasar dari log densitas ini adalah menggunakan energi yang berasal dari sinar

gamma. Pada saat sinar gamma bertabrakan dengan elektron dalam batuan akan mengalami

pengurangan energi. Energi yang kembali sesudah mengalami benturan akan diterima oleh

detektor yang berjarak tertentu dengan sumbernya (makin lemah energi yang kembali

menunjukkan makin banyaknya elektron-elektron dalam batuan, yang berarti makin padat

butiran/mineral penyusun batuan persatuan volume (Dewan, 1983). Dalam log densitas besarnya

nilai kurva dinyatakan dalam satuan gram/cc.

Page 15: 89741056 Analisis Well Logging

Gambar 1.7 Defleksi log densitas (Doveton, 1986).

Menurut Sonnenberg (1991), kegunaan log densitas adalah untuk :

Mengukur nilai porositas

Korelasi antar sumur pemboran

Mengenali komposisi atau indikasi fluida dari formasi

2.3.2 Log Neutron (NPHI)

Menurut Schlumberger (1958), log neutron berguna untuk penentuan besarnya porositas

batuan. Prinsip dasar dari alat ini adalah memancarkan neutron secara terus menerus dan

konstan pada lapisan (keterangan massa neutron netral dan hampir sama dengan massa atom

hidrogen).

Partikel-partikel neutron memancar menembus formasi dan bertumbukan dengan

material-material dari formasi tersebut. Akibatnya neutron mengalami sedikit hilang, besar

Page 16: 89741056 Analisis Well Logging

kecilnya energi yang hilang tergantung dari perbedaan massa neutron dengan massa material

pembentuk batuan/formasi (Doveton, 1986).

Hilangnya energi yang paling besar adalah bila neutron bertumbukan dengan suatu atom

yang mempunyai massa yang sama atau hampir sama, seperti halnya atom hidrogen. Peristiwa

ini dalam microsecond ditangkap oleh detektor alat pengukur. Bila konsentrasi hidrogen di

dalam formasi besar, maka hampir semua neutron mengalami penurunan energi serta tidak

tertangkap jauh dari sumber radioaktifnya. Sebaliknya bila konsentrasi hidrogen kecil, partikel-

partikel neutron akan memancar lebih jauh menembus formasi sebelum tertangkap (Russell ,

1951). Dengan demikian kecepatan menghitung detektor akan meningkat sesuai dengan

konsentrasi hidrogen yang semakin menurun. Defleksi log neutron dapat dilihat pada Gambar

1.7.

2.3.3 Log Akustik/Log Sonic

Log akustik ini yaitu log sonik dapat juga berfungsi dalam penentuan besarnya harga

porositas dari batuan. Pada log ini terdapat transmitter yang mengirimkan gelombang suara ke

dalam formasi yang diterima oleh penerima yang terdapat dalam log ini. Waktu yang diperlukan

gelombang suara setelah mencapai formasi untuk kembali terdeteksi oleh penerima dinamakan

transit time (Δt). makin lama waktu tempuhnya maka porositas batuannya tinggi (batuan tidak

kompak) dan sebaliknya (Norman & Edward, 1990).

Tabel 1.1 Kecepatan sonik pada material tertentu (Schlumberger, 1958)

2.4 Log Caliper

Page 17: 89741056 Analisis Well Logging

Log ini merupakan log penunjang keterangan log ini digunakan untuk mengetahui

perubahan diameter dari lubang bor yang bervariasi akibat adanya berbagai jenis batuan yang

ditembus mata bor. Pada lapisan shale atau clay yang permeabilitasnya hampir mendekati nol,

tidak terjadi kerak lumpur sehingga terjadi keruntuhan dinding sumur bor (washed out) sehingga

dinding sumur bor mengalami perbesaran diameter. Sedangkan pada lapisan permeabel terjadi

pengecilan lubang sumur bor karena terjadi endapan lumpur pada dindingnya yang disebut kerak

lumpur (mud cake). Pada dinding sumur yang tidak mengalami proses penebalan dinding sumur,

diameter lubang bor akan tetap. Log ini berguna untuk mencari ada atau tidaknya lapisan

permeabel (Rider, 2002).

Gambar 1.8 Defleksi log caliper (Rider, 1996).

Log SPa. Penentuan formasi shale dan non shale

No Shale Non Shale Interval (m) Ketebalan (m)1 S1 150 - 157 7

Page 18: 89741056 Analisis Well Logging

2 PP1 50 – 81 313 P1 123 – 133 104 S2 172 – 179 75 PP2 80 – 105 236 P2 143 – 150 77 S3 205 – 241 368 PP3 109 – 114 59 P3 242 – 249 710 S4 249 – 259 1011 PP4 133 – 140 712 P4 291 – 303 1213 S5 262 – 273 1114 PP5 133 – 140 715 P5 291 – 303 1216 S6 273 – 285 1217 PP6 182 – 185 318 P6 351 – 364 1319 S7 285 – 291 620 PP7 190 – 204 1421 P7 394 – 404 1022 S8 303 – 315 1223 PP8 367 – 390 2324 P8 990 – 997 725 S9 315 – 335 2026 PP9 437 – 443 627 P9 1089 – 1095 928 S10 344 – 351 729 PP10 443 – 458 1530 P10 1179 – 1197 1831 S11 390 – 394 432 PP11 465 – 473 833 S12 404 – 412 834 PP12 477 – 487 1035 S13 420 – 425 536 PP13 645 – 677 3237 S14 427 – 432 538 PP14 1220 – 1233 1339 S15 462 – 465 340 PP15 1279 – 1298 1941 S16 473 – 477 442 PP16 1367 – 1377 1043 S17 494 – 517 2344 S18 526 – 551 2545 S19 551 – 575 2546 S20 577 – 605 28

Page 19: 89741056 Analisis Well Logging

47 S21 620 – 635 1548 S22 677 – 989 31249 S23 997 – 1089 9250 S24 1099 – 1179 8051 S25 1209 – 1220 1152 S26 1233 – 1257 2453 S27 1303 – 1323 2054 S28 1329 – 1336 755 S29 1373 – 1415 42

Page 20: 89741056 Analisis Well Logging

b. Penentuan Formasi Porus & Permeable

No Porus & Permeable Interval (m)

Ketebalan (m)

1 PP1 50 – 81 312 PP2 82 – 105 233 PP3 109 – 114 54 PP4 133 – 140 75 PP5 162 – 172 106 PP6 182 – 185 37 PP7 190 – 204 148 PP8 367 – 390 239 PP9 437 – 443 610 PP10 443 – 458 1511 PP11 465 – 473 812 PP12 477 – 487 1013 PP13 645 – 677 3214 PP14 1220 –

123313

15 PP 15 1279 – 1298

19

16 PP16 1367 - 1377

10

c. Temperature Formasi

Diketahui : BHT :200oF

Ts :78oF

Depth :1410 m

Page 21: 89741056 Analisis Well Logging

Shale

T f =T s+BHT−T s

DEPTHx Kedalaman Analisis

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 172 x 3,28 ft

¿92,80

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 205 x3,28 ft

¿95,73

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 249 x3,28 ft

¿99,54

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 262 x 3,28 ft

¿100,66

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 273 x3,28 ft

¿101,62

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 285 x3,28 ft

¿102,65

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 303 x3,28 ft

¿104,21

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 315 x3,28 ft

¿105,25

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 344 x3,28 ft

¿107,76

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 390 x3,28 ft

¿111,74

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 404 x 3,28 ft

¿112,95

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 420 x3,28 ft

¿114,34

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 427 x 3,28 ft

Page 22: 89741056 Analisis Well Logging

¿114,94

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 462 x3,28 ft

¿117,97

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 473 x3,28 ft

¿118,92

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 494 x 3,28 ft

¿120,74

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 526 x3,28 ft

¿123,51

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 551 x 3,28 ft

¿125,7

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 577 x3,28 ft

¿127,92

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 620 x3,28 ft

¿131,64

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 677 x3,28 ft

¿136,57

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 997 x3,28 ft

¿164,26

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 1099 x 3,28 ft

¿173,09

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 1209 x 3,28 ft

¿182,60

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 1233 x 3,28 ft

¿184,68

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 1303 x 3,28 ft

¿190,74

Page 23: 89741056 Analisis Well Logging

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 1329 x 3,28 ft

¿139

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 1373 x 3,28 ft

¿196,79

Porous

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 123 x3,28 ft

¿88,64oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 143 x3,28 ft

¿90,37oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 242 x 3,28 ft

¿98,93oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 291 x 3,28 ft

¿103,17oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 330 x3,28 ft

¿106,55oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 351 x 3,28 ft

¿394,37oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 394 x3,28 ft

¿112,69oF

Page 24: 89741056 Analisis Well Logging

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 990 x3,28 ft

¿163,65oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 1089 x 3,28 ft

¿172,22oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 1179 x3,28 ft

¿180,01oF

Porous dan Permeabel

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 50 x3,28 ft

¿82,32oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 82 x 3,28 ft

¿85,09oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 109 x 3,28 ft

¿87,43oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 133 x3,28 ft

¿89,50oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 162 x 3,28 ft

¿92,01oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 182 x 3,28 ft

¿93,74oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 190 x3,28 ft

¿94,43oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 367 x3,28 ft

¿109,75oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 437 x 3,28 ft

¿115,81oF

Page 25: 89741056 Analisis Well Logging

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 443 x3,28 ft

¿116,33oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 465 x3,28 ft

¿118,23oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 477 x 3,28 ft

¿119,27oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 645 x3,28 ft

¿133,80oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 1220 x 3,28 ft

¿1183,56oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 1279 x 3,28 ft

¿188,66oF

T f =780 f + 200−781410 x 3,28

x 1367 x3,28 ft

¿196,27oF