32
LAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah Pilihan Atsiri Pengambilan Minyak Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) Dengan Distilasi Uap Disusun oleh : KELOMPOK PRAKTIKUM MKP ATSIRI Nanik Damayanti L0C 009 048 Pratama Agin Kusumawardhana L0C 009 054 Ferida Sulistyaningrum L0C 009 063 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

  • Upload
    upyluth

  • View
    263

  • Download
    10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

THT

Citation preview

Page 1: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah Pilihan Atsiri

Pengambilan Minyak Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmanii)

Dengan Distilasi Uap

Disusun oleh :

KELOMPOK PRAKTIKUM MKP ATSIRI

Nanik Damayanti L0C 009 048

Pratama Agin Kusumawardhana L0C 009 054

Ferida Sulistyaningrum L0C 009 063

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2012

Page 2: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, etherial oils, atau volatile

oils adalah salah satu komoditi yang memiliki potensi besar di Indonesia. Minyak atsiri

adalah ekstrak alami dari jenis tumbuhan tertentu, baik berasal dari daun, bunga, kayu, biji-

bijian bahkan putik bunga. Meskipun banyak jenis minyak atsiri yang bisa diproduksi di

Indonesia, baru sebagian kecil jenis minyak atsiri yang telah diusahakan di Indonesia.

Peluang pasar komoditi minyak atsiri ini masih terbuka luas baik di dalam maupun luar

negeri. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa hanya sebagian kecil jenis minyak

atsiri yang telah diproduksi di Indonesia. Pada proses penyulingan minyak atsiri dibutuhkan

waktu sekitar 6 - 8 jam dengan bahan baku 400 kg daun memliki kadar persen rendemen

sebesar 2% (Ernest Geunther).

Minyak dari batang kulit kayu manis adalah jenis rempah-rempah yang banyak

digunakan sebagai bahan pemberi aroma dan citarasa dalam makanan dan minuman, dan

bahan aditif pada pembuatan parfum serta obat-obatan.. Minyak kayu manis selain me-

ngandung sinnamaldehida juga me-ngandung senyawa-senyawa lain seper-ti benzaldehida,

limonen, 1,8-sineol, α-copaena, bornil asetat, β-caryofilen, 1,4-terpineol, δ-cadinena, trans-

cinna-maldehida, trans-cinnamil asetat, miris-tisin, coumarin, asam tetradecanoat (Lawless,

2002). Hasil penyulingan kulit C. burmanii, C. zeylanicum dan C. cassia yang ditanam di

Kebun Per-cobaan Cimanggu Bogor mengha-silkan minyak berturut-turut 1,75; 2,0; dan

1,50%. Selain dari kulitnya, daun kayu manis juga biasa disuling menjadi minyak daun

kayumanis (cinnamon leaf oil). Namun demikian minyak daun C. Zeylanicum mengandung

eugenol sebagai komponen utamanya (80 - 90%), sedangkan kandungan utama minyak daun

C. burmanii dan C. cassia sama dengan minyak kulitnya, yaitu sinnamaldehida (Leung,

1980). Kandungan terbesar dalam minyak kayu manis adalah eugenol, sekitar 80-90%.

Minyak ini diperoleh dari penyulingan atau destilasi air dan uap, kandungan minyak yang

diperoleh tergantung pada cara penyulingannya (Rismunandar dan Paimin, 2001).

Selain itu manfaat dari minyak kayu manis adalah memiliki efek mengeluarkan angin

(karminatif) dan membangkitkan selera atau menguatkan lambung (stomakik). Selain itu,

Page 3: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

minyaknya dapat digunakan dalam industri sebagai obat kumur dan pasta, penyegar bau

sabun, deterjen, lotion, parfum, dan cream (Rismunandar, 2001).

Permintaan minyak atsiri ini pun diperkirakan terus meningkat dengan bertambahnya

populasi penduduk dunia. Kegunaan minyak atsiri sangat banyak, tergantung dari jenis

tumbuhan yang diambil hasil sulingnya.

Minyak atsiri ini digunakan sebagai bahan baku minyak wangi, kosmetik dan

obat – obatan. Industri komestik dan minyak wangi menggunakan minyak atsiri sebagai

bahan pembuatan sabun, pasta gigi, samphoo, lotion dan parfum. Industri makanan

menggunakan minyak atsiri sebagai penyedap atau penambah cita rasa. Selama ini kayu

manis kurang dimanfaatkan oleh para petani kayu manis sehingga terbuang begitu saja,

padahal daun kayu manis dapat di kembangkan pengolahannya.

Dalam penelitian ini minyak atsiri yang di hasilkan dari kayu manis diambil dengan

metode distilasi uap. Beberapa metode destilasi yang popular dilakukan di berbagai

perusahaan industri penyulingan minyak atsiri adalah Metode destilasi kering (langsung dari

bahannya tanpa menggunakan air) metode ini paling sesuai untuk bahan tanaman yang kering

dan untuk minyak-minyak yang tahan pemanasan dan Destilasi air, meliputi destilasi air dan

uap air dan destilasi uap air langsung. Metode ini dapat digunakan untuk bahan kering

maupun bahan segar dan terutama digunakan untuk minyak-minyak yang kebanyakan dapat

rusak akibat panas kering.

Pada praktikum kali ini menggunakan metode Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa

kandungan menguap (minyak atsiri) dari bahan (segar atau simplisia) dengan uap air

berdasarkan peristiwa tekanan partial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari

ketel secara kontinu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran

(senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi) menjadi destilat air bersama senyawa

kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebahagian. Destilasi uap, bahan

(simplisia) benar–benar tidak tercelup ke air yang mendidih, namun di lewati uap air

sehingga senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi.

1.2 Perumusan Masalah

Kayu manis merupakan bagian dari tanaman yang selama ini kurang dimanfaatkan

oleh petani minyak kayu manis dan masyarakat sehingga batangnya kurang termanfaatkan.

Page 4: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

Kayu manis ini apabila dikembangkan pengolahanya akan diperoleh minyak kayu

manis(cinnamal dehid), sehingga bernilai ekonomis. Dalam penelitian ini bahan baku yang

digunakan berupa batang kayu manis dengan bahan variable I adalah ½ cup dan variable II ¾

cup.

Dari uraian masalah diatas, maka dapat dirumuskan bahwa permasalahan yang akan

dibahas pada penelitian ini adalah membandingkan kualitas minyak yang dihasilkan dari

bahan variable I adalah ½ cup dan variable II ¾ cup Dalam penelitian ini juga, peneliti

sendiri ingin mengetahui apakah minyak atsiri yang dihasilkan dengan metode distilasi uap

ini menghasilkan rendemen lebih tinggi daripada metode lain yang pernah dilakukan.

Dengan adanya penelitian ini, peneliti bisa mengetahui metode mana yang bagus

digunakan untuk menghasilkan minyak atsiri dengan rendemen tertinggi dan yang bernilai

ekonomis.

1.3 Tujuan Kegiatan

1. Mengamati dan mempelajari kualitas minyak atsiri yang dihasilkan dari kayu manis

dengan cara distilasi

2. Mengekstrak Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) dari sampel (Kayu Manis) dengan

proses distilasi uap

3. Melakukan analisa kadar minyak kayun manis dan bobot jenis dari minyak kayu

manis yang dihasilkan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menberikan informasi mengenai pemanfaatan kayu manis

sebagai bahan baku pembuatan minyak atsiri serta dapat memberikan nilai tambah secara

tidak langsung bagi petani kayu manis dan produsen minyak atsiri kayu manis. Selain itu dari

penelitian ini kita dapat mengetahui proses distilasi uap untuk mendapatkan minyak dari kulit

kayu manis.

Page 5: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KAYU MANIS

Kulit manis atau lebih dikenal dengan nama yang kurang tepat kayu manis

(Cinnamomum verum, synonym C. zeylanicum) ialah sejenis pohon penghasil rempah-

rempah. Termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang amat beraroma, manis, dan pedas.

Orang biasa menggunakan rempah-rempah ke dalam makanan yang dibakar manis, anggur

panas.

Dibudidayakan untuk diambil kulit kayunya, di daerah pegunungan sampai ketinggian

1.500 m. Tinggi pohon 1-12 m, daun lonjong atau bulat telur, warna hijau, daun muda

berwarna merah. Kulit berwarna kelabu; dijual dalam bentuk kering, setelah dibersihkan kulit

bagian luar, dijemur dan digolongkan menurut panjang asal kulit (dari dahan atau ranting)

(Haris, 1990).

2.1.1. Klasifikasi dan Morfologi Kayu Manis

Sistematika kayu manis menurut Rismunandar dan Paimin (2001), sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Gymnospermae

Subdivisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Sub kelas : Dialypetalae

Ordo : Policarpicae

Famili : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies : Cinnamomum burmannii

Daun kayu manis duduknya bersilang atau dalam rangkaian spiral. Panjangnya sekitar

9–12 cm dan lebar 3,4–5,4 cm, tergantung jenisnya. Warna pucuknya kemerahan, sedangkan

daun tuanya hijau tua. Bunganya berkelamin dua atau bunga sempurna dengan warna kuning,

Page 6: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

ukurannya kecil. Buahnya adalah buah buni, berbiji satu dan berdaging. Bentuknya bulat

memanjang, buah muda berwarna hijau tua dan buah tua berwarna ungu tua.

Minyak kayu manis adalah minyak atsiri yang didapatkan dari tumbuhan kayu manis.

Patokan mutu cinnamon bark oil menurut Essential oil Association of USA (EOA) meliputi

sifat alami dan kimiawi .

Tabel 1. Spesifikasi Minyak Atsiri Kayu Manis

No. Parameter Zat/Ukuran

1 Warna, Penampilan,

dan bau

cairan kuning dengan

bau kayu manis dan

rasa pedas yang

membakar;

2 Bobot Jenis 20oC/20

oC

1,008 – 1,030

3 Putaran optik (-5°) s/d (0°)

4 Indeks bias (nD20) 1,559 – 1,595

5 Kandungan

cinnamicaldehyde

Minimal 50%

6 Kelarutan dalam

alkohol 70%

1:3 larut dan jernih

Komponen kimia dalam minyak sinnamon adalah sinamat aldehide (Cinnamic aldehyde),

Eugenol, methyl-n-amyl Ketene, furfural, 1- - Pinene, 1-Phellandrene, p-Cymene,

benzaldehyde, nonyl aldehyd, hydrocinnamic aldehyde, cuminaldehyde, 1-Linalool,

kariofilene, Linalyl Isobutyrate.

Kulit kayu manis adalah jenis rempah-rempah yang banyak digunakan sebagai bahan

pemberi aroma dan citarasa dalam makanan dan minuman, dan bahan aditif pada pembuatan

parfum serta obat-obatan. Kulit kayu manis mengandung minyak atsiri dan oleoresin.

Penelitian ini mempelajari proses pengambilan minyak atsiri dan oleoresin dari kulit kayu

manis dengan proses distilasi. Kulit kayu manis yang digunakan adalah kulit kayu manis jenis

Cinnamomum burmannii asal Sumatera Barat.Sebelum didistilasi kulit kayu manis terlebih

dahulu di haluskan. Kulit kayu manis yang telah dihaluskan kemudian diletakkan diatas pelat

Page 7: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

berlubang dalam ketel distilasi. Proses distilasi dimulai dengan mengalirkan uap ke dalam

ketel distilasi. Proses ini berlangsung pada tekanan atmosfir. Minyak yang diperoleh

dipisahkan secara dekantasi dan sentrifugasi. Residu hasil distilasi yaitu padatan kulit kayu

manis selanjutnya didistilasi dengan pelarut untuk diambil oleoresinnya.

Pemisahan pelarut dan oleoresin dilakukan cara penguapan secara vakum.Pengaruh

perolehan dan mutu minyak atsiri dipelajari dengan menvariasikan ukuran kulit kayu manis

(1 cm, 8-10 mesh, 14-18 mesh, 18-20 mesh) dan waktu penyulingan (1-4 jam), sedangkan

pengaruh perolehan oleoresin dipelajari dengan menvariasikan ukuran kulit kayu manis (14-

18 mesh dan 50-60 mesh), waktu pengontakan (1 dan 4 jam), temperatur (40 dan 70 oC), dan

jenis pelarut (n-heksan, etanol dan isopropanol).Hasil penelitian menunjukkan perolehan

minyak tertinggi dicapai pada ukuran kulit kayu manis 14-18 mesh dan waktu yang efektif

untuk proses distilasi adalah 3 jam. Mutu minyak atsiri yang dihasilkan dengan proses

distilasi dapat memenuhi standar SNI. Perolehan oleoresin dipengaruhi oleh jenis pelarut dan

temperatur. Perolehan oleoresin meningkat dengan meningkatnya temperatur dan perolehan

oleoresin tertinggi dicapai dengan pelarut etanol.

I.3 Distilasi Minyak Atsiri

Didunia komersil, metode destilasi/penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan dengan 3 cara,

antara lain :

1. Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation) 

2. Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)

3. Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)

Penerapan penggunaan metode tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti jenis

bahan baku tanaman, karakteristik minyak, proses difusi minyak dengan air panas,

dekomposisi minyak akibat efek panas, efisiensi produksi dan alasan nilai ekonomis serta

efektifitas produksi.

1.Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)

Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku, baik

yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang telah berisi

air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan pipa yang

dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan campuran uap air dan minyak akan

terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah. Selanjutnya cairan minyak dan air

Page 8: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

tersebut dipisahkan dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja. Cara

ini biasa digunakan untuk menyuling minyak aromaterapi seperti mawar dan melati.

Meskipun demikian bunga mawar, melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan sistem

enfleurasi, bukan destilasi.Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat

seperti stainless steel, tembaga atau besi berlapis aluminium.

2.Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)

Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara ini

sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak bersinggungan

langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air.

Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup

membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Metode kukus ini

biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar dari separator masuk

kembali secara otomatis ke dalam ketel agar meminimkan kehilangan air. Bagaimanapun cost

produksi juga diperhitungkan dalam aspek komersial. Disisi lain, sistem kukus kohobasi lebih

menguntungkan oleh karena terbebas dari proses hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri

dan proses difusi minyak dengan air panas. Selain itu dekomposisi minyak akibat panas akan

lebih baik dibandingkan dengan metode uap langsung (Direct Steam Distillation).Metode

penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan uap dan panas yang stabil oleh

karena tekanan uap yang konstan.

3.Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)

Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun hanya uap

bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak. Prinsip kerja metode ini adalah

membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa

dan masuk ketel yang berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan

kondensor. Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan

separator yang sesuai berat jenis minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai untuk

bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi pada proses pengeluaran minyak dari sel

tanaman, misalnya gaharu, cendana, dll.

Page 9: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

1.4 Distilasi Minyak Kayu Manis

Pada praktikum ini jenis distilasi yang digunakan adalah distilasi uap. Pada sistem ini

bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun hanya uap bertekanan tinggi

yang difungsikan untuk menyuling minyak. Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap

bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk

ketel yang berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor.

Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator yang

sesuai berat jenis minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai untuk bahan baku

yang membutuhkan tekanan tinggi pada proses pengeluaran minyak dari sel tanaman,

misalnya gaharu, cendana, dll.

Bahan yang disuling biasanya berupa campuran daun, ranting dan sisa potongan kulit.

Pada penyulingan Skala Rakyat, unit penyulingan biasanya berlokasi pada tanah dan dekat

sungai atau air mengalir. Hal ini bertujuan agar supaya air sungai tersebut dapat digunakan

sebagai air pendingin. Condenser biasanya terbuat dari bambu. Ketel biasnya buatan local,

dan konstruksinya hampir sama dengan ketel yang digunakan untuk penyulingan minyak anis

bintang. Bahan yang disuling biasanya terdiri dari 70 persen daun dan 30 persen cabang dan

dahan. Setiap 133,3 lb (1 pikul) bahan yang dimasukkan kedalam ketel, jumlah air yang

ditambahkan sekitar 2.5 pikul. Ketel dipanasi dengan api yang agak lemah, untuk

menghindari kehilangan minyak akibat kondensasi yang tidak sempurna.

Sebagai pengganti proses kohobasi, para pengusaha penyulingan menggunakan

sederetan labu florentine. Pada labu pertama minyak kayu manis akan terpisah dan berada

dibawah lapisan air, sedangakan bagian air masih berwarna keruh karena masih mengandung

sejumlah minyak kayu manis. Minyak yang tersuspensi dalam air ini, secara bertahap akan

memisah pada labu yang kedua, air suling menjadi jernih karena minyak telah terpisah secara

sempurna. Apabila air tersebut telah jernih, maka dapat dialirkan kembali dalam ketel suling.

Lama penyulingan biasanya 3 jam, namun dapat lebih lama jika intensitas nyala api lebih

kecil.

Rendemen minyak yang dihasilkan sekitar 0,3 - 0,7 persen. Khususnya penyulingan dari

bahan daun saja menghasilkan rendemen minyak sekitar 0,45 persen sedangkan dari ranting

menghasilkan rendemen sekitar 0,2 persen.

Mutu minyak yang dihasilkan tergantung dari bahan (daun) yang disuling dan musim panen.

Pada musim hujan dan musim semi, rendemen minyak dari daun dan ranting lebih tinggi

Page 10: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

dibandingkan dengan daun pada musim panas dan musim gugur. Kadar aldhida (terutama

smamat aldehida) dalam minyak kayu manis Tiongkok berkisar antara 70 - 95 persen.

Proses destilasi uap yang dilakukan pada percobaan ini dilakukan untuk menghasilkan

minyak kulit kayu manis dengan waktu proses optimum, diperoleh pada penelitian

pendahuluan. Pengecilan ukuran kulit kayu manis yang akan digunakan dalam proses distilasi

diperlukan dengan tujuan untuk meningkatkan luas permukaan sehingga memudahkan

minyak kulit kayu manis tersebutterekstrak. Uap hasil pemanasan air akan membawa minyak

dari kelenjar minyak kulit kayu manis kemudian uap tersebut dikondensasikan oleh

kondensor sehingga akan dihasilkan minyak dan air pada penampung minyak. Skema proses

distilasi minyak kulit kayu manis dapat dilihat pada gambar 1.

Kulit kayu manis

Kulit dirajang dengan ukuran 5 mm x 5 mm

Kayu manis diekstrak dengan destilasi uap selama 6 jam

Minyak dipisahkan dari air dengan Na2SO4 anhidrat

Volume minyak diukur

Minyak di analisa

Gambar 1. Skema proses distilasi minyak kayu manis

Page 11: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

Parameter yang diamati dari minyak kulit kayu manis yang didapatkan meliputi bilangan

asam, bilangan penyabunan, indeks bias, kadar(rendemen) minyak kayu manis dan bobot

jenis dari minyak kayu manis.

Page 12: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Bahan dan Alat yang Digunakan

3.1.1 Bahan yang Digunakan

1. Kayu manis 28 kg

2. Air 30 liter

3.1.2 Alat yang Digunakan

1. Gelas ukur

2. Beaker glass

3. Kompor gas

4. Timbangan

5. Corong

6. Corong pemisah

7. Piknometer

8. Ketel distilasi

3.2.3 Gambar Alat

3.2.3.1 Rangkaian alat distilasi uap

Page 13: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

3.2.3.2 Gambar alat analisa

1. Gelas ukur 2. Beaker glass 3. Kompor listrik

4. timbangan

5. Corong laboratorium 6. Corong pemisah 7. Refraktometer

Page 14: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

8. Polarimeter

3.2 Rancangan Perlakuan Percobaan

3.2.1 Variabel Tetap

Air = 10 liter

3.2.2 Variebel Bebas

Kayu manis yang telah dikeringkan berat bahan:

Variable I = ½ cup dari tangki penampung bahan, suhu 900C

Variabel II = ¾ cup dari tangki penampung bahan, suhu 800C

Variabel III = ½ cup dari tangki penampung bahan,suhu 94˚ C

Variabel Pembanding = 3/5 volume tangki

3.2.3 Variebel Terikat

Kadar minyak

Densitas

3.3 Prosedur Percobaan

Proses pengolahan minyak atsiri dengan metode distilasi uap dapat dilakukan melalui

tahapan-tahapan berikut :

3.3.1 Tahapan Persiapan Bahan

Tahapan persiapan bahan pertama kayu manis yang masih basah terlebih dahulu

dijemur di bawah sinar matahari sampai kering.Setelah kering kayu manis di hancurkan

menjadi serpihan – serpihan kecil.

3.3.2 Tahapan Proses Distilasi Uap

Memasukkan air dalam ketel uap dan memasang tray pada ketel destilasi

Memasukkan kayu manis yang telah dihancurkan ke dalam tray dengan variable 1

yaitu ½ cup dan variabel II ¾ cup kayu manis.

Menyalakan kompor gas untuk memanaskan ketel uap

Meletakkan beaker gelas pada keluaran minyak (destilat)yang di hasilkan

Pisahkan destilat(berupa minyak dan air) yang dihasilkan dengan corong pemisah

untuk mendapatkan minyak kayu manis

Analisa densitas, kadar minyak, dan indeks biasnya.

Page 15: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

3.3.3 Tahap Analisa

1. Densitas

Menimbang piknometer kosong

Menimbang piknometer yang berisi minyak atsiri ( volume minyak atsiri sesuai dengan

volume yang tertera pada piknometer )

Menghitung densitas dengan rumus

Densitas : (massa piknometer isi ) – ( massa piknometer kosong)

Volume Piknometer

2. Kadar Minyak Atsiri

Menggunakan rumus :

Kadar (rendemen) = massa minyak atsirimassa kayumanis

X 100 %

3. Indeks bias

Menggunakan alat refraktometer

4. Menentukan Angka asam

Dengan cara titrasi menggunakan KOH, Kemudian menghitung dengan rumus:

Angka asam = ml KOH x N KOH x 56,1

Berat sampel minyak atsiri (gr)

5. Menentukan Bilangan Penyabunan

Menggunakan Rumus:

Angka penyabunan = 28,05 x (titrasi blangko-titrasi contoh)

Berat sampel minyak atsiri (gr)

Page 16: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 TABEL HASIL PENGAMATAN DISTILASI KAYU MANIS

VariabelMassa Kayu

ManisUkuran Kayu

ManisSuhu Operasi

Minyak yang Dihasilkan

Kadar Minyak

16 kg (1/2

volume tanki)Besar 900C - -

28 kg (3/4

volume tanki)Sedang 800C - -

314 kg (1/2

volume tanki)Kecil 940C 3Tetes <0.001%

Pembahasan Tabel Hasil Pengamatan

Berdasarkan data hasil pengamatan, tidak didapatkan rendemen minyak pada variable 1 dan 2.Hal ini disebabkan karena ukuran kayu manis yang terlalu besar sehingga distilasi tidak berjalan optimum. Pada variable 3 didapatkan rendemen minyak yang sedikit, hanya beberapa tetes saja, dengan perkiraan kadar <1%. Hal ini disebabkan karena tidak dilakukannya penggantian air pendingin pada condenser (pendingin balik) dengan baik.

Sebagai pembanding, dilakukan sekali percobaan dengan menggunakan alat distilasi sederhana dengan kapasitas 10 liter menggunakan pendingin dengan air mengalir, data sebagai berikut:

Massa Kayu Manis

Volume AirUkuran Kayu

ManisMinyak yang Dihasilkan

Kadar Minyak

4 kg (2/5 volume tanki)

6 l (3/5 volume tanki

Kecil 1.2 ml 0.03%

Minyak yang didapatkan pada percobaan pembanding adalah berwarna coklat tua

pekat dan berbau tajam,hal ini tidak sesuai SNI yaitu minyak yang di hasilkan seharusnya

berwarna kekuningan dan berbau kayu manis.Minyak kayu manis yang dihasilkan tidak

sesuai SNI dikarenakan suhu yang dipakai pada percobaan pembanding ke-4 ini tidak dapat

diatur sehingga suhu terlalu tinggi ketika proses distilasi berlangsung tidak optimum dan

mengakibatkan minyak yang di hasilkan berbau tajam menyengat dan berwarna coklat pekat.

Page 17: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

Grafik 4.1 Hasil Penelitian Minyak Yang Dihasilkan

1 2 3 4

6

8

14

4

0 0 0.001 0.03

Berat Kayu Manis (Kg) Kadar Minyak yang Dihasilkan (%)

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa kadar minyak yang di hasilkan dari

ke empat percobaan di hasilkan kadar minyak yang mempunyai selisih kadarnya tidak terlalu

besar.Dari percobaan I dan 2 tidak di dapatkan kadar minyak sama sekali yaitu 0.00% dengan berat

kayu manis 6 kg dan 8 kg,Sedangkan pada percobaan 3 dan 4 dengan berat kayu manis 14 kg serta 4

kg sebagai percobaan pembanding di dapatkan kadar minyak sebesar <0.001% dan 0.03%.Dan dapat

di simpulkan kadar minyak kayu manis paling banyak didapatkan pada percobaan 4 dengan berat

kayu manis 4 kg dengan menggunakan alat distilasi berkapasitas 10 liter.

4.2 Hasil Pengolahan Data

No Bahan Baku(Massa Kayu

Manis)

Angka Asam Density(Gram/Ml)

Indeks Bias

BilanganPenyabunan(Kebutuhan KOH dalam ml)

Rendemen(%)

1 4 kg (2/5

volume tanki)

dan 14 kg

17,3 ml 0, 63 1.330 866.66 00.3

Page 18: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

Grafik 4.2 Hasil Analisa Minyak Yang Dihasilkan

1 2 3 4 5

4 4 4 4 417.30.630000000000

001 0.03 1.33

866.66Berat Kayu Manis (kg) Hasil Analisa

Angka asam Densitas Rendemen Indeks Bias Angka Penyabunan

Dari grafik di atas terlihat bahwa minyak yang di hasilkan total dari jumlah

berat kayu manis pembanding 4kg dengan total minyak yang di hasilkan 0.6 ml.Hasil analisa

yang didapatkan mempunyai angka asam sebesar 17.3 ml,Angka penyabunanya 866.66 ml

Densitas sebesar 0.63 mg/liter sedangkan pada SNI minyak kayu manis memiliki densitas

sebesar 1,008 – 1,030 mg/ltr. Indeks biasnya sebesar 1.330 dan pada SNI indeks bias

seharusnya 1,559 – 1,595. hal ini terlihat perbedaan yang lumayan jauh antara uji analisa

dengan SNI,ini disebabkan karena minyak yang di hasilkan pada praktikum tidak sesuai SNI

dengan warna kecoklatan tua dan berbau tajam menyengat.

Page 19: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum atsiri dengan kayu manis ini adalah:

1. Distilasi uap adalah distilasi dimana bahan baku tidak kontak langsung dengan air

maupun api namun dikontakkan dengan uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk

menyuling minyak.

2. Kayu manis adalah salah satu jenis tanaman yang dapat diambil kandungan minyak

atsirinya denga metode distilasi uap.

3. Hal yang mempengaruhi praktikum distilasi minyak atsiri:

- Jenis dan ukuran bahan yang akan didistilasi

- Jenis pelarut yang digunakan

- Metode distilasi yang digunakan

- Suhu dan tekanan operasi

- Ketelitian dalam pelaksanaan praktikum.

4. Hasil analisa didapatkan densitas 0.63 gr/ml, angka asam 0.63 ,Rendemen sebesar

0.03%,indeks bias 1.330 dan bilangan penyabunan 866.66

5.2 SARAN

Saran kedepannya untuk praktikum yang serupa dengan praktikum yang telah kami lakukan

adalah sebagai berikut:

1. Memastikan bahan yang digunakan mengandung kadar minyak yang cukup besar untk

diamati dan dianalisa

2. Menggunakan metode distilasi yang sesuai dengan bahan yang digunakan untuk

praktikum.

3. Memperbanyak mencari referensi yang tepat untuk menambah wawasan mengenai

praktikum yang dilakukan

Page 20: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

BAB VI

LAMPIRAN

1. Kadar Minyak Atsiri

Menggunakan rumus :

Kadar (rendemen) = massa minyak atsirimassa kayumanis

X 100 %

Kadar(rendemen) = 1.2 gr x100%

4000 gr

= 0.03 %

2. Densitas Minyak Kayu ManisVolume minyak kayu manis : 0,6 mlVolume alkohol : 9,4 mlBerat Pikno Kosong : 10, 84 mlBerat Pikno Isi : 18, 74 ml

Densitas Camp = (Dens Minyak . vol minyak) + (dens alk . vol alk)Vol minyak + Vol alk

0, 79 gr/ml = (Dens Minyak . 0,6 ml) + (0,8 gr/ml . 9,4 ml)10 ml

Dens Minyak = 0, 63 gr/ml 3. Angka Asam

Volume minyak : 0,6 mlVolume alkohol : 30 mlPP : 2 tetes

Pembuatan larutan KOH 0,1 N dalam 100 mlN = gr . 1000 . valensi

MR v= gr . 1000 . 1 40 100

Gr KOH = 0,4 gr

Kebutuhan KOH = 17,3 ml

Page 21: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

4. Bilangan Penyabunan

Titrasi blangko = 20 ml

Titrasi contoh = 7 ml

Angka penyabunan = 20 x (titrasi blangko-titrasi contoh)

Berat sampel minyak atsiri (gr)

= 20 x (20 ml – 7 ml)

0.3

= 866.66

Page 22: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

1. http://digilib.its.ac.id/detil.php?id=1895:Undergraduate di akses 1 januari 2012

2. http://etd.eprints.ums.ac.id/7993/2/K100050223.pdf di akses 1 januari 2012

3. http://lansida.blogspot.com/2010/12/proses-penyulingan-minyak-atsiri.html di akses 1

januari 2012

4. http://lelly-zheeah.blogspot.com/2010/11/bilangan-penyabunan.html di akses 1 januari

2012

5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16963/4/Chapter%20II.pdf di akses 1

januari 2012

6. http://search.4shared.com/postDownload/MbswblZU/SNI_06-

37342006_Minyak_kulit_.html di akses 1 januari 2012

7. http://www.trubus-online.co.id/trindo7/images/PDF/Standar%20Minyak%20Terbang.pdf

diakses 1 januari 2012

Page 23: 81335878 Laporan Praktikum Minyak Kayu Manis