(8) BAB III

Embed Size (px)

Citation preview

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT. Paramuda Jaya, didirikan pada tanggal 24 agustus 1974, di Jakarta dengan akte pendirian perusahaan no. 19, Notaris Tan Thong Kie, dengan modal awal sebesar Rp 50.000.000,00 yang terdiri dari 200 lembar saham, dengan nilai nominal sebesar Rp 250.000 per saham. Pada awal berdirinya PT. Paramuda Jaya, berkantor di Jalan Wijaya Kebayoran Baru. Kegiatan yang ditekuni PT. Paramuda Jaya adalah sebagai perusahaan jasa N.D.T (Non Destructive Testing) atau Uji Tidak Merusak, dengan menggunakan peralatan-peralatan yang

mengandung radiasi seperti : COBALT, IRRIDIUM, dan lain-lain. Karena menggunakan peralatan-peralatan yang mengandung radiasi, maka tentunya tidak lepas dari pengawasan BATAN (Badan Tenaga Kerja Atom Nasional), yang mengawasi dan memberikan izin penggunaan peralatan radiasi tersebut.

43

44

Jasa NDT (Non Destructive Testing) telah ditekuni PT. Paramuda Jaya pada tahun 1994 1997. jasa seperti ini banyak dipergunakan oleh pertamina maupun para kontraktornya, termasuk perusahaan-perusahaan minyak asing yang beroperasi di Indonesia atau lebih dikenal sebagai Contractor Production Sharing (Kontraktor Bagi Hasil) Pertama kali PT. Paramuda Jaya memberikan Jasa NDT (Non Destructive Testing) adalah untuk PERTAMINA-Dumai, dilanjutkan dengan perusahaan SEI PAKNING REFINERY-Dumai. Adapun jasa NDT (Non Destructive Testing) yang dimaksud adalah memeriksa tangki-tangki minyak dan pipa penyalur minyak dan gas. Dengan menggunakan peralatan-peralatan yang mengandung radiasi serta dioperasikan oleh tenaga-tenaga ahli yang telah terlatih

menggunakan peralatan radiasi tersebut, akan dapat terdeteksi apakah terdapat corrosion (penipisan) atau crack (karat) di bagian dalam tangki maupun pipa penyalur minyak dan gas tersebut. Corrosion (penipisan) maupun crack (karat) tersebut tidak akan terlihat dari bagian luar, kecuali dengan menggunakan peralatan radiasi tersebut. Cara menggunakan peralatan radiasi tersebut dengan

menggunakan negative film khusus NDT. Hasil penembakan (shooting) radiasi terhadap tangki minyak maupun pipa penyalur minyak dan gas tersebut akan terekam di dalam negative film khusus tersebut. Negative film hanya dapat dibaca/diinterpretasikan dengan menggunakan alat yang

45

bernama viewer. Hanya seorang ahli radiografi yang telah terlatih dan berpengalaman yang dapat membaca/menginterpretasikan hasil

penembakan NDT tersebut. Hasil dari jasa NDT ini dituangkan dalam bentuk laporan (reporting) untuk kemudian diserahkan kepada pemilik/pengguna tangki minyak/pipa penyalur minyak dan gas tersebut, untuk kemudian ditindak lanjuti, misalnya harus dilakukan reparasi atau penggantian peralatan baru. Pada tahun 1977, Menteri Pertambangan dan Energi telah mengeluarkan Keputusan No. 05/P/M/Pertamb/1977 yang isinya antara lain : Semua anjungan minyak lepas pantai (Platform/Rig) baik yang sudah terpasang (existing) maupun yang akan dipasang (baru) harus memiliki Sertifikat Kelayakan Konstruksi Platform/SKKP yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. Oleh karenanya seluruh anjungan minyak lepas pantai harus dilakukan inspeksi untuk keperluan sertifikasi, guna memenuhi keputusan Menteri Pertambangan tersebut. Keputusan Menteri Pertambangan 05/P/M/Pertamb/1977 berinduk kepada Peraturan Pemerintah No. 17 (PP17) tahun 1974, di mana lebih jauh dijelaskan bahwa Pelaksana Inspektur Tambang (MIGAS) wajib melakukan inspeksi untuk keperluan sertifikasi terhadap semua anjungan Minyak Lepas Pantai (Platform / Rig) sesuai keputusan menteri di atas. Namun karena keterbatasan personil yang berpengalaman

(qualified) dalam bidang ini, maka inspeksi untuk sertifikasi ini diserahkan

46

kepada

perusahaan

swasta

nasional

yang

berkualifikasi

dan

berpengalaman sesuai/seperti yang diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi No.63/Kpts/D.J/Migas/1977 antara lain berisi, bahwa perusahaan nasional yang dianggap dapat melaksanakan Keputusan Menteri Pertambangan No.05/P/M/Pertamb/1977 antara lain adalah : 1. Perusahaan nasional yang berafiliasi dengan perusahaan luar negeri yang telah berpengalaman di bidangnya, atau 2. Perusahaan nasional yang dinyatakan mampu serta memiliki

pengalaman serta tenaga-tenaga ahli yang kompeten dibidangnya. Mengingat jasa inspeksi untuk Sertifikasi Anjungan Minyak Lepas Pantai ini merupakan bidang yang baru di indonesia, maka sejak tahun 1977 (sesuai butir 1 di atas) PT. Paramuda Jaya telah berafiliasi dengan perusahaan luar negeri (Inggris) yaitu Lloyds RegisterUnited Kingdom. Perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang jasa ini dikenal dengan nama Perusahaan Jasa Inspeksi Teknik (PJIT). Adapun bentuk kerja sama awal antara PT. Paramuda Jaya dengan Lloyds Register adalah berupa Technical Assistant Agreement, di mana didalam bentuk kerja sama ini ada dua jenis inspeksi, yaitu : 1. Perhitungan Rancang Bangun (Design Appraisal). 2. Pemeriksaan Fisik Lapangan (Physical Inspection).

47

Dengan ditandatanganinya Technical Assistant Agreement, maka sebagai konsekuwensinya Lloyds Register menempatkan 5 orang tenaga ahlinya (Expatriate) di kantor PT. Paramuda Jaya. Oleh karena teknologi bidang ini hanya (baru) dimiliki oleh tenaga ahli asing (Expatriate), maka yang mengerjakan langsung pekerjaan ini di lapangan adalah para expatriate tersebut, dengan pembagian fee sebesar 65%-35% (65% untuk Lloyds Register dan 35% untuk PT. Paramuda Jaya). Pada tahun 1980, Direktorat Jenderal Migas melihat bahwa dana (fee) 65% hanya dinikmati perusahaan luar negeri, maka MIGAS mulai memprakarsai kursus-kursus di bidang ini dengan memberikan

kesempatan bagi tenaga-tenaga orang indonesia, antara lain kursus : Welding Inspector (Inspektur Las). Biaya untuk mengadakan kursus ini memang cukup mahal, maka MIGAS dengan menggunakan dana IWPL (Iuran Wajib Pelatihan), yaitu dana yang dibebankan kepada setiap orang asing yang berkerja di sektor MIGAS di Indonesia untuk disetor kepada pemerintah, cg. MIGAS. Pada tahun 1980, PT. Paramuda Jaya mengirimkan 3 orang sarjana tekniknya untuk mengikuti Training Welding Inspector (Pelatihan Inspektur Las) selama tiga bulan di Bandung. Setelah ketiga tenaga ahli ini lulus dalam kursus Welding Inspector (Inspektur Las), kemudian langsung diterjunkan ke lapangan untuk melaksanakan pemeriksaan fisik

48

(Physical Inspection) terhadap Anjungan-anjungan Minyak Lepas Pantai (Offshore Structure) dengan pertama kali masih didampiingi oleh expatriate. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, alih teknologi dari expatriate ke tenaga ahli Indonesia sudah dapat dilakukan, pemeriksaan fisik lapangan terhadap Kelayakan Konstruksi Platform telah dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli Indonesia. Pada tahun 1983 untuk pemeriksaan fisik lapangan terhadap Platform, PT. Paramuda Jaya tidak tergantung lagi pada Expatriate, hanya masih tergantung akan pekerjaan Design Appraisal/Platform Design Analysis (Perhitungan Rancang Bangun Platform). Pengambilalihan jenis pekerjaan ini agak berlangsung cukup lama, karena harus menggunakan software khusus ditambah dengan tenaga-tenaga ahli khusus dengan latar belakang pendidikan Teknik Kelautan. Pada tahun 1983, bentuk kerja sama PT. Paramuda JayaLloyds Register dirubah menjadi Sub Contract Agreement, terbatas hanya pekerjaan design appraisal saja, yang diperoleh PT. Paramuda Jaya akan di sub kontrak-kan kepada Lloyds Register, dengan sendirinya fee untuk pekerjaan inspeksi teknik (Physical Inspection) 100% milik PT. Paramuda Jaya, dan hanya pekerjaan Design Appraisal saja yang masih dengan pembagian fee.

49

PT. Paramuda Jaya, dengan perlahan-lahan merintis kerja sama dengan Institute Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, untuk

dapat melaksanakan pekerjaan Design Appraisal sendiri di Indonesia. Pada tahun 1997, PT. Paramuda Jaya mendeklarasikan diri bahwa sudah dapat melaksanakan pekerjaan Design Apparaisal dengan menggunakan tenaga-tenaga ahli indonesia. Dengan kesanggupan yang dimiliki, PT. Paramuda Jaya memberitahukan dan mengundang MIGAS untuk mendemonstrasikan kemampuan yang dimiliki di hadapan Direktur Teknik MIGAS dan Staf. Selanjutnya melaksanakan PT. Paramuda Appraisal jaya sendiri, dinyatakan yang diikuti mampu dengan

Design

dikeluarkannya Surat Penunjukan MIGAS sekaligus mencabut izin kerja sama dengan Lloyds Register. Dengan keberhasilan ini, PT. Paramuda Jaya segera

memberitahukan kepada seluruh perusahaan kontraktor minyak asing yang selama ini menggunakan jasa PT. Paramuda Jaya, antara lain : 1. BP WEST JAVA (D/H. ATLANTIC RICHFIELD IND ARCO) 2. CHEVRON INDONESIA (D/H. UNOCAL INDONESIA) 3. CNOOC SES (D/H. IIAPCO) 4. TOTAL E&P INDONESIA 5. CALTEX PACIFIC INDONESIA 6. PERTAMINA, dan sebagainya

50

Pada tahun yang sama (1983), PT. Paramuda Jaya tidak hanya melakukan pekerjaan inspeksi untuk sertifikasi platform saja, melainkan juga peralatan-peralatan yang ada di atas platform, yaitu Bejana Tekan serta Pipa Penyalur Minyak dan Gas, baik pipa penyalur yang berada di darat maupun di laut (lepas pantai). Pada tahun 1983, PT. Paramuda Jaya tidak hanya

mengembangkan diri di bidang minyak dan gas bumi, tapi juga di bidang industri lainnya. PT. Paramuda Jaya melaksanakan inspeksi untuk sertifikasi terhadap Bejana Uap/Ketel Uap untuk keperluan keselamatan kerja DEPNAKER seperti peralatan milik PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Di samping kegiatannya sebagai Perusahaan Jasa Inspeksi Teknik (PJIT), PT. Paramuda Jaya juga bergerak sebagai Konsultan Engineering. PT. Paramuda Jaya telah memberikan jasanya sebagai Konsultan Engineering untuk pabrik gula dan kelapa sawit milik PT. Perkebunan IX Sumatra Utara dan PT. Perkebunan IVSumatra Utara, dalam rangka mengoptimalkan hasil produksi gula dan kelapa sawit. Hal yang sama juga diberikan untuk PT. Perkebunan Pelai Hari di Kalimantan. Tahun 1995, PT. Paramuda Jaya mengembangkan lagi

kegiatannya pada Kelayakan Keselamatan Penerbangan, yaitu untuk keperluan kelayakan pendaratan helikopter. PT. Paramuda Jaya kembali mempresentasikan kemampuannya dalam rangka memberikan

51

rekomendasi atas kelayakan pendaratan helikopter di atas Helideck (pendaratan di atas anjungan minyak lepas pantai) maupun helipad (pendaratan di darat), bagi helikopter ukuran kecil atau besar. Akhirnya surat kemampuan/penunjukan PT. Paramuda Jaya diberikan oleh departemen perhubungan udara, yaitu sebagai perusahaan swasta nasional yang diberikan kepercayaaan untuk melakukan inspeksi untuk sertifikasi terhadap helideck maupun helipad. Sejak tahun 1977 sampai sekarang, jumlah anjungan minyak lepas pantai (platform) yang pemeriksaan tahunannya berada di bawah supervisi PT. Paramuda Jaya, adalah : 1. BP WEST JAVA : 85 platform

2. TOTAL E&P INDONESIA : 27 platform 3. CNOOC SES 4. CHEVRON INDONESIA 5. PREMIER OIL : 24 platform : 35 platform : 1 platform

Jumlah paltform-platform diatas yaitu 172 platform, setiap tahun dengan sendirinya diperiksa oleh PT. Paramuda Jaya dan tanpa harus melalui proses tender lagi. Sejalan dengan berkembangnya teknologi, manajemen PT.

Paramuda Jaya terus meningkatkan kemampuan para tenaga ahlinya dengan memberikan kursus-kursus, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dari tahun 1977 1997, sebagai akibat dari kerja sama antara PT.

52

Paramuda JayaLloyds Register, tenaga-tenaga ahli PT. Paramuda Jaya hampir setiap tahun dikirim ke Inggris untuk training, baik teori (di kantor) dalam penggunaan software yang dimiliki oleh Lloyds Register, maupun terjun kelapangan onshore (darat) maupun offshore (lepas pantai). Di samping training internal di Inggris, manajemen PT. Paramuda Jaya juga menyertakan para tenaga ahlinya untuk mengikuti training resmi yang diadakan di Singapore, misalnya untuk AWS (American Welding Society); tidak terlepas dari training yang diadakan di Indonesia, seperti: 1. Kursus/Pelatihan Inspektur Bejana Tekan 2. Kursus/Pelatihan Inspektur Pipa Penyalur 3. Kursus/Pelatihan NDT Level II dan III 4. Kursus/Pelatihan Platform 5. Kursus/Pelatihan Pressure Safety Valve 6. Kursus/Pelatihan Keselamatan Kerja Gas Beracun 7. Kursus/Pelatihan Risk Base Inspection 8. Kursus/Pelatihan Radiography 9. Kursus/Pelatihan Operator Radiograhy 10. Kursus/Pelatihan Tanki Penimbun

1. Lokasi Perusahaan

53

PT. Paramuda Jaya berlokasi di jantung ibu kota jakarta. Mengingat Clients PT. Paramuda Jaya sebagian berkantor di pusat kota, sehingga memudahkan untuk berkomunikasi maupun

mengadakan pertemuan-pertemuan untuk diskusi tentang pekerjaan dari pemberi kerja (clients). Alamat Perusahaan: PT. PARAMUDA JAYA Gedung Putra Kalimantan Jl. Jenderal Gatot Subroto kavling 12 - 13 Kode pos 12930 Jakarta Selatan Telepon Facsmile E-mail Web Site : (021) 5207763; (021) 5202318; (021) 5251809 : (021) 5202319 : [email protected] : www.paramudajaya.com

2. Manajemen Perusahaan Setiap perusahaan membutuhkan manajemen agar perusahaan dapat berjalan dan berkembang dengan baik. Oleh karenanya perbedaan antara staf dan anggota harus dibuat, termasuk tugas dan tanggung jawab serta kewajiban masing-masing karyawan. Struktur Organisasi dibuat sedemikian rupa baik vertikal maupun horizontal agar semuanya dapat berjalan serasi dan selaras.

54

B. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi akan tampak jelas apabila digambarkan dalam bagan organisasi. Secara keseluruhan PT. Paramuda Jaya dikelola oleh: Direktur Utama Direktur Manajer Administrasi / Personalia / Keuangan Manajer Teknik : Benjamin Idris : Vikitra Ikshana : Noorjati : Y. Arvandri

Gambar 1: Struktur Organisasi PT. Paramuda Jaya

PRESIDEN DIREKTUR

55

DIREKTUR

MANAJER ADMINISTRASI DAN PERSONALIA

MANAJER TEKNIK

STAFF TEKNIK

SEKRETARIAT

KEUANGAN

Sumber: PT. Paramuda Jaya (2007) Pembagian Tugas (Job Description) 1. DIREKTUR UTAMA a. Sebagai pimpinan tertinggi perusahaan b. Merencanakan, perusahaan c. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan d. Mencapai profitabilitas dan pertumbuhan 2. DIREKTUR a. Melaksanakan kebijakan-kebijakan Direktur Utama b. Membantu tercapainya profitabilitas perusahaan menentukan policy, mengawasi aktifitas

56

c. Menjaga perusahaan

arah

pertumbuhan

dan

perkembangan

arah

d. Menjaga hubungan baik pada tingkat optimal, khususnya dengan: 1) Pemerintah (Instansi Pemerintah) yang terkait 2) Pelanggan Utama 3) Rekan Usaha e. Mewakili perusahaan dalam hal hubungan dengan pihak luar mengenai masalah-masalah yang strategis dan fundamental 3. MANAJER TEKNIK a. Bertanggung jawab dan mengatur serta mengarahkan seluruh kegiatan divisi teknik untuk mencapai sasaran perusahaan b. Menegakkan kebijakan perusahaan (Corporates Policy) dalam menjalankan kegiatan perusahaan c. Menjaga kualitas dari jasa yang diberikan d. Terjaganya kualitas dan kemampuan teknis tenaga operasional divisi teknik e. Tercapainya tingkat efisiensi yang optimal dari tenaga teknik yang dibawahinya f. Tercapainya kepuasan dari pemakai jasa PT. Paramuda Jaya

57

g. Tegaknya dibawahinya

disiplin

dan

integritas

tenaga

teknik

yang

h. Terjaganya sistem pencatatan dan pelaporan dan updating dokumen teknik i. Terjaganya rahasia, terutama yang menyangkut aspek teknis 4. MANAJER ADMINISTRASI/PERSONALIA/KEUANGAN a. Terpenuhinya kebutuhan administrasi bagi tenaga operasional agar dapat menjalankan tugasnya dengan lancar dan tepat waktu b. Tersedianya calon-calon karyawan khususnya tenaga-tenaga operasional yang berkualitas c. Terselenggaranya administrasi kontrak yang memadai, untuk memonitor perkembangan kontrak yang sedang berjalan d. Terselenggaranya pencatatan dan pelaporan ke pegawaian yang tepat waktu, untuk mengendalikan tingkat efisiensi dan motivasi e. Terselenggaranya akuntansi yang baik dan selalu

menyelenggarakan sistem akuntansi/pencatatan yang sesuai untuk perusahaan C. Kegiatan Usaha Perusahaan Bidang usaha yang digeluti PT. Paramuda Jaya adalah sebagai perusahaan jasa inspeksi terhadap kelayakan konstruksi dan operasi

58

dalam suatu proyek bangunan agar memenuhi syarat dari pihak asuransi, lingkungan, terhindar dari kerugian material serta sesuai dengan syarat atau standar-standar yang berlaku, baik standar nasional maupun internasional perlu dibina oleh tenaga ahli yang sesuai dengan bidangnya, hingga pada akhirnya selesai dan mendapat izin kelayakan konstruksi dan izin operasi. Kegiatan yang ditekuni PT. Paramuda Jaya antara lain adalah sebagai berikut ini: 1. Inspeksi Platform a. Konstruksi Baru Yang dimaksud dengan Inspeksi Platform adalah

pemeriksaan kelayakan atas konstruksi platform, agar dapat dikeluarkan izin operasi dari MIGAS. Platform yang baru akan di pabrikasi (dibuat) harus dihitung perencanaan kontraktor desainnya asing (Penilaian itu Rancang (Oil Bangun) oleh Hasil

minyak

sendiri

Company).

perencanaan desain tersebut diserahkan kepada PT. Paramuda Jaya sebagai perusahaan pihak ketiga yang independen yang bertindak untuk dan atas nama MIGAS, melakukan penelaahan desain tersebut. Apabila perencanaan desain tersebut setelah diverifikasi oleh PT. Paramuda Jaya dirasakan kurang atau belum memenuhi persyaratan internasional (International Standard Codes) ataupun

59

peraturan-peraturan

yang

berlaku

di

indonesia,

maka

PT.

Paramuda Jaya akan melakukan perhitungan ulang terhadap perencanaan desain tersebut. Apabila perencanaan desain tersebut sudah disetujui oleh PT. Paramuda Jaya, maka hasilnya akan dilaporkan

(direkomendasikan) kepada MIGAS agar dapat dikeluarkannya izin operasi. Namun perencanaan desain saja belum cukup untuk dikeluarkan izin operasi oleh MIGAS, melainkan, masih harus dilengkapi dengan laporan hasil pemeriksaan fisik (physical inspection) yang dilaksanakan oleh PT. Paramuda Jaya selama pembuatan (pabrikasi) platform tersebut. Platform tersebut dibuat atau dipabrikasi di darat (onshore) oleh fabricator (perusahaan pembuatan konstruksi platform). Selama pabrikasi berlangsung, inspektur PT. Paramuda Jaya harus ada di lokasi pekerjaan untuk mengawasi jalannya pembuatan platform tersebut, karena selama pembuatan harus sesuai dengan kode standar yang berlaku baik kode standar internasional maupun peraturan-peraturan

pemerintah Indonesia. Sebab pada saat pabrikasi berlangsung akan melibatkan perusahaan NDT (Non Destructive Testing) yang akan memeriksa dengan menggunakan peralatan-peralatan radiasi, untuk

mengetahui apakah sambungan-sambungan las yang terdapat

60

pada jacket (kaki-kaki platform) tersebut memenuhi syarat atau tidak. Setelah platform tersebut telah selesai dibangun, platform ini kemudian ditarik ke laut (offshore) untuk dilakukan pemancangan (installation). Inspektur PT. Paramuda Jaya harus berada di lokasi pada saat pengikatan platform ke kapal penarik dan melakukan inspeksi untuk meyakinkan apakah pengikatan platform di laut (sea fastening) ini memenuhi syarat, jangan sampai terjadi perubahan konstruksi platform tersebut. Lama penarikan platform dari darat (onshore) ke laut (offshore) memakan waktu antara tiga sampai tujuh hari, tergantung jauh/dekatnya areal (tempat) pemancangan. Pada saat platform tiba di tempat pemancangan, inspektur PT. Paramuda Jaya juga harus berada di tempat pemancangan untuk mengetahui apakah pemancangan dilakukan sesuai dengan kode standar yang berlaku. Setelah platform selesai dipancang dengan baik, baru PT. Paramuda Jaya akan mengeluarkan rekomendasi kepada MIGAS agar dapat dikeluarkan izin operasi. Pada akhirnya laporan hasil perencanaan desain juga laporan hasil inspeksi fisik bersama-sama dengan rekomendasi PT.

61

Paramuda

Jaya

diserahkan

ke

MIGAS

untuk

penerbitan/dikeluarkannya izin operasi. Umur platform dari perencanaan desain awal berbeda-beda, ada yang dihitung untuk waktu 20 tahun dan ada juga yang dihitung untuk waktu 25 tahun. Setelah umur-umur ini dilampaui, maka platform tersebut harus didesain ulang (dihitung kembali)

kekuatannya, apakah platform tersebut masih layak dioperasikan lagi atau tidak, dan perhitungan ini pula yang menjadi salah satu syarat diperpanjangnya izin operasi oleh MIGAS, yang diberikan setiap empat tahun. b. Konstruksi yang Sudah Terpasang Platform terdiri dari dua bagian, yaitu jacket dan deck. Platform yang sudah terpasang (installed) sesuai keputusan menteri pertambangan No.05/P/M/Pertamb/1977, bahwa setiap platform harus diadakan pemeriksaan fisik (physical inspection) yang terdiri dari : 1) Pemeriksaan fisik atas air (pemeriksaan di atas dek atau Above Water Inspection). Yaitu Pemeriksaan (inspeksi) dari permukaan laut ke atas, dengan kata lain memeriksa tata letak peralatan yang ada di atas platform atau adanya penambahanpenambahan peralatan di atas dek, sebab ini akan

mempengaruhi perhitungan desain kekuatan sebelumnya

62

2) Pemeriksaan fisik bawah air (pemeriksaan jacket atau Under Water Inspection). Yaitu pemeriksan (inspeksi) dari permukaan laut ke bawah, antara lain untuk mengetahui apakah ada tumbuhan karang laut yang melekat pada kakikaki jacket, sebab hal ini akan berpengaruh pada perhitungan kekuatan desain, dan karat yang terdapat pada kaki-kaki jacket pun akan membahayakan konstruksi platform. Kedua pemeriksaan (inspeksi) di atas, baik atas air (Above Water Inspection) maupun bawah air (Under Water Inspection) tetap melibatkan perusahaan NDT (Non Destructive Testing) maupun perusahaan penyelam (Diving Company). Adapun keterlibatan perusahaan NDT dan Diving

Company, adalah : 1) Perusahaan NDT Dengan menggunakan peralatan-peralatan ultrasonic dan peralatan-peralatan lainnya akan memeriksa apakah pada sambungan las-lasan pada dek terdapat karat, penyok (dented), dan sebagainya. 2) Perusahaan Penyelam Untuk kedalaman sampai dengan 150 meter di bawah permukaan laut dengan menggunakan peralatan tertentu yang digunakan oleh penyelam memeriksa perkembangan

63

tumbuhan karang laut yang melekat pada kaki jacket dan memeriksa ketebalan kaki jacket yang kemungkinan terjadi penipisan karena adanya arus air. Pemeriksaan di kedalaman 150 meter dari permukaan laut dengan menggunakan peralatan yang bernama ROV (Remote Operation Vehicle) yang dapat memeriksa ketebalan tumbuhan karang laut pada kaki jacket maupun karat-karat yang terdapat di kaki jacket. ROV dioperasikan dengan menggunakan video yang diletakan di atas platform. Hasil dari pemeriksaan fisik ini (Above Water dan Under Water Inspection) dituangkan dalam laporan hasil pemeriksaan untuk direkomendasikan ke MIGAS untuk dapat dikeluarkannya izin operasi (empat tahunan). Maksud izin operasi empat tahunan adalah platform konstruksi baru yang sudah terpasang, pada setiap tahun harus diadakan pemeriksaan fisik dan hasilnya dilaporkan kepada MIGAS. Jenis inspeksi tahunan ada 4 macam : Tahun I : Pemeriksaan Kecil I

Tahun II : Pemeriksaan Besar Tahun III : Pemeriksaan Kecil II Tahun IV : Pemeriksaan Lengkap

64

Perpanjangan izin operasi dikeluarkan setelah platform tersebut mengalami pemeriksaan lengkap. 2. Inspeksi Bejana Tekan (Konstruksi Baru atau Sudah

Terpasang) Pada umumnya pemeriksaan teknis bejana tekan ini hampir sama dengan platform konstruksi baru maupun yang sudah terpasang. Pabrikasi (pembuatan) dilakukan di darat (onshore) oleh pabrik pembuat (pabrikator) bejana tekan dan pemasangan (installasi) dilakukan di lepas pantai (offshore). Bedanya dengan platform adalah bejana tekan adalah

peralatan yang dipergunakan sebagai salah satu alat penunjang untuk pengeboran minyak dan bejana tekan ini diletakan di atas platform (dek). Adapun prosedur pelaporan ke MIGAS untuk bejana tekan ini hampir sama dengan platform, hanya saja bejana tekan ini setiap dua tahun harus ada izin operasi, dan pada platform setiap empat tahun. Dalam inspeksi bejana tekan ini tetap akan terlibat perusahaan NDT tetapi tidak menggunakan perusahaan penyelam (Diving Company). 3. Inspeksi Pipa Penyalur (Konstruksi Baru atau Sudah

Terpasang)

65

Pada umumnya pemeriksaan teknis pipa penyalur hampir sama dengan bejana tekan. Pabrikasi (pembuatan) dilakukan di darat (onshore) dan pemasangan (installasi) dilakukan di lepas pantai (offshore). Pipa penyalur ini adalah untuk menyalurkan minyak mentah (Crude Oil) maupun gas yang di bor dari dalam laut, untuk dialirkan/disalurkan ke tempat pemrosesan lebih lanjut, yang pada akhirnya disalurkan untuk kebutuhan konsumen. Prosedur pelaporan ke MIGAS atas pipa penyalur ini sama dengan bejana tekan. Dalam inspeksi pipa penyalur ini sama seperti platform yaitu akan melibatkan perusahaan NDT untuk pipa penyalur yang terpasang di atas platform, namun untuk pipa penyalur yang terpasang di laut akan menggunakan perusahaan penyelam (Diving Company), yaitu untuk memeriksa jangan sampai terjadi kebocoran minyak dan gas.