4
Syifa Aulia I. 240210090099 PEMBAHASAN Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen intraselular. Asam askorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin dan lisin menjadi hidroksi prolin dan hidrosilisin. Kedua senyawa ini merupakan komponen kolagen yang penting. Peranan vitamin C juga dalam proses penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi dan stres. Vitamin C juga banyak hubungannya dengan berbagai fungsi yang melibatkan reespirasi sel dan kerja enzim yang mekanismenya belum sepenuhnya dimengerti. Peranannya antara lain oksidasi fenilalanin menjadi tirosin, reduksi ion feri menjadi fero dalam saluran pencernaan sehingga besi lebih mudah diserap. Gambar 1. Vitamin C Sumber : Keusch (2007) Praktikum analisa kuantitatif vitamin C dalam sample dilakukan dengan menggunakan metode titrasi iodimetri (titrasi langsung) Penentuan ini dilakukan dengan menggunakan larutan I 2 0,01 N yang telah distandardisasi sebagai titrant. Sample yang dipergunakan saat praktikum adalah cabai merah, jeruk,dan nitrisari. Dalam kemasan minuman disebutkan bahwa dalam minuman tersebut mengandung vitamin C. Vitamin C atau asam askorabat mempunyai berat molekul 178 dengan rumus molekul C 6 H 8 O 6 . Dalam bentuk Kristal tidak berwarna, Vitamin C memiliki titik cair 190-192 o C, bersifat larut dalam air dan sedikit larut dalam

70227284-IODIMETRI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kimia

Citation preview

Page 1: 70227284-IODIMETRI

Syifa Aulia I.

240210090099

PEMBAHASAN

Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam

pembentukan kolagen intraselular. Asam askorbat sangat penting peranannya

dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin dan lisin menjadi hidroksi prolin

dan hidrosilisin. Kedua senyawa ini merupakan komponen kolagen yang penting.

Peranan vitamin C juga dalam proses penyembuhan luka serta daya tahan tubuh

melawan infeksi dan stres. Vitamin C juga banyak hubungannya dengan berbagai

fungsi yang melibatkan reespirasi sel dan kerja enzim yang mekanismenya belum

sepenuhnya dimengerti. Peranannya antara lain oksidasi fenilalanin menjadi

tirosin, reduksi ion feri menjadi fero dalam saluran pencernaan sehingga besi lebih

mudah diserap.

Gambar 1. Vitamin C

Sumber : Keusch (2007)

Praktikum analisa kuantitatif vitamin C dalam sample dilakukan dengan

menggunakan metode titrasi iodimetri (titrasi langsung) Penentuan ini dilakukan

dengan menggunakan larutan I2 0,01 N yang telah distandardisasi sebagai titrant.

Sample yang dipergunakan saat praktikum adalah cabai merah, jeruk,dan nitrisari.

Dalam kemasan minuman disebutkan bahwa dalam minuman tersebut

mengandung vitamin C.

Vitamin C atau asam askorabat mempunyai berat molekul 178 dengan

rumus molekul C6H8O6. Dalam bentuk Kristal tidak berwarna, Vitamin C

memiliki titik cair 190-192oC, bersifat larut dalam air dan sedikit larut dalam

Page 2: 70227284-IODIMETRI

aseton atau alkohol yang mempunyai berat molekul rendah. Akan tetapi vitamin C

sukar larut dalam pelarut organik yang pada umumnya dapat melarutkan lemak.

Hal yang pertama kali dilakukan dalam analisa kuantitatif vitamin C

adalah standardisasi larutan I2 0,01 N proses ini dilakukan dengan menggunakan

larutan Natrium Tiosulfat (Na2S2O3), larutan natrium tiosulfat juga sebelumnya

telah distandardisasi dengan menggunakan KIO3 sebagai baku primer. Titrasi

iodimetri dilakukan dengan menggunakan amilum sebagai indikator. Seperti yang

sudah diketahui bahwa prinsip dari titrasi iodimetri adalah reduksi analat oleh I2

menjadi I-. Penentuan kadar vitamin C dengan metode titarsi iodimetri ini

didasarkan pada prinsip tereduksinya analat oleh I2 menjadi ion I-.

Iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat, sehingga hanya zat-zat

yang merupakan reduktor yang cukup kuat yang dapat dititrasi. Sehingga

penerapannya tidak terlalu luas, salah satu penerapan titrasi dengan metode

iodimetri adalah pada penentuan bilangan iod minyak dan lemak juga vitamin C.

Vitamin C dengan iod akan membentuk ikatan dengan atom C nomor 2 dan 3

sehingga ikatan rangkap hilang.

Gambar 2. Reaksi vitamin C dengan iod

Sumber : Keusch (2007)

Analisa vitamin C dengan metode iodometri memiliki kelebihan yaitu

prosedur analisa yang mudah dilakukan, tidak membutuhkan waktu yang lama,

instrumen yang dibutuhkan cukup sederhana, perhitungan hasil analisa dapat

langsung didapatkan.

Namun, analisa dengan iodometri ini memiliki kekurangan dalam

melakukan analisa vitamin C. Hasil analisa vitamin C yang diperoleh kurang

akurat karena penggunaan standart Na2S2O3

tidak stabil dalam waktu lama.

Bakteri yang memakan belerang akhirnya masuk ke larutan itu, dan proses

Page 3: 70227284-IODIMETRI

metaboliknya akan mengakibatkan pembentukkan SO32-

, SO42-

, dan belerang

koloidal. Belerang ini akan menyebabkan kekeruhan, bila timbul keruh harus

dibuang.

Dari hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut:

Kelompok Sampel kadar vitamin C

13 Cabai merah 0,14%

14 Cabai merah 0,069%

15 Jeruk 0,070%

16 Jeruk 0,087%

17 Nutrisari

0,61%

0,70%

Rata-rata: 0,655%

Dari hasil yang didapat bahwa kadar vitamin C pada nutrisari paling

tinggi. Ini disebabkan oleh nutrisari adalah hasil buatan bukan bahan makanan

asli. Sehingga kadar vtamin C-nya sudah ditambahkan dari bahan baku semula

yaitu jeruk. Namun hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan kadar vitamin

C nutrisari pada label berbeda. Begitu pula dengan jeruk dan cabai merah. Data

dari litelatur dan hasil yang didapat berbeda. Pada literatur kadar vitamin C pada

jeruk 30-40 mg dan pada cabai 18 mg (Mien K. Mahmud, 2008). Hal ini dapat

disebabkan oleh kurangnya keefektifan dalam menganalisis kadar vitamin C.

VI. KESIMPULAN

Pengujian kadar vitamin C dalam sample dilakukan dengan menggunakan

metode iodimetri, yaitu oksidasi analat oleh I2 sehingga I- tereduksi menjadi

ion iodida.

Vitamin C dengan iod akan membentuk ikatan dengan atom C nomor 2 dan 3

sehingga ikatan rangkap hilang.

Hasil analisa vitamin C yang diperoleh kurang akurat karena penggunaan

standart Na2S2O3 tidak stabil dalam waktu lama.

Hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan kadar vitamin C nutrisari

pada label berbeda. Begitu pula dengan jeruk dan cabai merah.

Page 4: 70227284-IODIMETRI

DAFTAR PUSTAKA

Mahmud K. Mien, dkk. 2008. Tabel Komposisi Pangan Indonesia. Jakarta: PT

Elex Media Komputindo.

Sudarmadji, Slamet. et al. 1996. Analisis Bahan Makanan dan

Pertanian.Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.