6
contoh jurnal A. Latar Belakang Taksonomi tumbuhan terdiri dari dua jenis ada taksonomi tumbuhan tingkat tinggi dan ada taksonomi tumbuhan tingkat rendah. Keduanya saling berikatan dan mempengaruhijenis tumbuh-tumbuhan .Bahkan keduanya memiliki jenis yang berbeda-beda. Pada praktikum kali ini kami mengamati berbagai jenis bakteri yang pada secara pasif. Namun demikian ada berbagai jenis bakteri yang dalam keadaa membentuk rambut-rambut plasma yang menembus keluar dinding dan adanya ram plasma ini memungkinkan bakteri bergerak aktif dalam medium cair. Rambut-rambut pla lazimnya dinamakan bulu cambuk atau flagel, yang jumlah dan letaknya pada berbeda-beda. Bakteri pada umumnya bersifat heterotrof hidupnya sebagai saprofit atau sebagai par demikian, ada pula beberapa jenis yang mampu mengadakan asimilasi, jadi bersifat au B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat ditentukan rumusan masalah dalam pe laporan ini: untuk mengetahuai adanya variasi pada bakteri, Mengemukakan ciri pembe prokariotik dan eukariotik dan Memperkirakan suatu kondisi bahan makanan yang dapat oleh aktivitas bakteri C. Tujuan Umum Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat ditentukan tujuan dalam penyusun seperti : mengetahuai adanya variasi pada bakteri, Mengemukakan ciri pembeda antara prokariotik dan eukariotik dan Memperkirakan suatu kondisi bahan makanan yang dapat oleh aktivitas bakteri BAB II MATERI PRAKTIKUM ACARA 1 SCHIZOPHYTA A. Pelaksanaan 1. Hari/tanggal : Sabtu, 16 Mei 2009 2. Tempat : Laboratorium IPA IAIN Mataram

66384301 Contoh Jurnal Tumbuhan Rendah

Embed Size (px)

Citation preview

contoh jurnalA. Latar Belakang Taksonomi tumbuhan terdiri dari dua jenis ada taksonomi tumbuhan tingkat tinggi dan ada taksonomi tumbuhan tingkat rendah. Keduanya saling berikatan dan mempengaruhi jenis tumbuh-tumbuhan. Bahkan keduanya memiliki jenis yang berbeda-beda. Pada praktikum kali ini kami mengamati berbagai jenis bakteri yang pada umumnya bergerak secara pasif. Namun demikian ada berbagai jenis bakteri yang dalam keadaan tertentu dapat membentuk rambut-rambut plasma yang menembus keluar dinding dan adanya rambut-rambut plasma ini memungkinkan bakteri bergerak aktif dalam medium cair. Rambut-rambut plasma itu lazimnya dinamakan bulu cambuk atau flagel, yang jumlah dan letaknya pada tubuh dapat berbeda-beda. Bakteri pada umumnya bersifat heterotrof hidupnya sebagai saprofit atau sebagai parasit. Namun demikian, ada pula beberapa jenis yang mampu mengadakan asimilasi, jadi bersifat autotrof.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat ditentukan rumusan masalah dalam penyusunan laporan ini: untuk mengetahuai adanya variasi pada bakteri, Mengemukakan ciri pembeda antara prokariotik dan eukariotik dan Memperkirakan suatu kondisi bahan makanan yang dapat di rusak oleh aktivitas bakteri

C. Tujuan Umum Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat ditentukan tujuan dalam penyusunan laporan ini seperti : mengetahuai adanya variasi pada bakteri, Mengemukakan ciri pembeda antara prokariotik dan eukariotik dan Memperkirakan suatu kondisi bahan makanan yang dapat di rusak oleh aktivitas bakteri BAB II MATERI PRAKTIKUM ACARA 1 SCHIZOPHYTA A. Pelaksanaan 1. Hari/tanggal : Sabtu, 16 Mei 2009 2. Tempat : Laboratorium IPA IAIN Mataram

B. Tujuan 1. Menerangkan adanya variasi pada bakteri 2. Mengemukakan ciri pembeda antara prokariotik dan eukariotik 3. Memperkirakan suatu kondisi bahan makanan yang dapat di rusak oleh aktivitas bakteri C. Landasan Teori Nama bakteri itu berasal dari kata bakterion (bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil (meskipun ada kecualinya), berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop. Bakteri merupakan kelompok mahluk hidup bersel tunggal yang hubungan kekerabatannya dengan mahluk hidup lainnya masih diliputi kegelapan. Mereka dimasukkan dalam golongan jasad renik atau mikroba, mengingat tubuhnya yang amat kecil sehingga tak dapat terlihat dengan bungil mata. Studi tentang bakteri mulai berkembang setelah di temukan mikroskop oleh Anthonie Van Leeuwenhoek menjelang berakhirnya abad ke-17. bakteri untuk pertama kali dilihat oleh Leeu tokoh terkemuka seperti Pasterur, Davaine, Koch, Winogradsky, dan lain-lain. Akhirnya berkembang ilmu tentang jasas renik, yaitu mikrobiologi yang dalam abad ke-20 ini telah terpecah-pecah lagi menjadi mikrobiologi industri, mikrobiologi tanah, bahkan khusus mengenai bakteri kita kenal pula sekarang cabang ilmu pengetahuan yang diberi nama bakteriologi. Berdasarkan bentuk morfologinya, maka bakteri dapat dibagi atas tiga golongan, yaitu golongan basil, golongan kokus, dan golongan spiril. Basil (Dari bacillus) berbentuk serupa tonkgat pendek slindris. Sebagian besar bakteri berupa basil. Basil dapat bergandengan-gandengan panjnag, bergandengan dua-dua, atau terlepas satu sama lain. Kokus (dari cocus) adalah bakteri yang bentuknya berupa bola-bola keci. Sedangkan spiril (dari spillium) ialah bakteri yang bengkok atau berbengkonk-bengkok serupa spiral. Tubuh bakteri yang terdiri atas sebuah sel saja itu mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Ada yang berbentuk peluru atau bola. Seperti batang, bengkok seperti koma atau sekrup, ada yang seperti spiral. Ukuran tubuhnya hanya mencapai beberapa mikron (mikron = 0.001 mm). Paling besar sekitar 100 , hingga hampir terlihat dengan mata bungil tetapi adapula yang kuran dari 1 yang terkecil kira-kira 0.1 . Bukti-bukti menunjukkan bahwa ada bakteri dengan ukuran tubuh kurang dari itu yang tidak lagi dapat dilihat dengan mikroskop biasa, tetapi memerlukan mikroskop elektron untuk dapat menyidiknya. Besar kecilnya bakteri Pada umumnya bakteri itu kecil sekali, sehingga kita memerlukan mikroskop untuk dapat mengamatinya. Ada juga bakteri yang agak besar yang dapat kita lihat dengan tidak

menggunakan mikroskop. Akan tetapi sifat morfologinya lebih teliti kita perlukan mikroskop Susunan sel Lazimnya orang berpenda, bahwa pada sel bakteri itu ada dinding luar, ada sitoplasma, dan ada bahan inti. Dinding luar terdiri atas 3 lapis, dari lar ke dalam berturut yaitu lapisan lendir, dinding sel, dan membran sitoplasma. Dinding sel bakteri terdiri atas bermacam-macam bahan organik seperti selulosa, hemiselulosa, khitin (yaitu karbohidrat yang mengandung unsur N). Membran sitoplasma (nama lain ialah plasmolema atau lapisan hialin) merupakan bungkus daripada protoplasma dan membran ini ikut menyusut bersama-sama dengan menyusutnya protoplasma pada waktu mengalami plasma lisis. D. Alat dan bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mikroskop cahaya Kaca benda dan kaca penutup Jarum kasur Pipet tetes Kerts hisap Biakan bakteri (dari bahan organik yang telah membususk atau air rendam jerami)

E.

Cara Kerja 1. Meletakkan setetes air yang mengandung bahan organik yang telah membusuk pada kaca benda lalu menutupnya 2. Mengamati preparat dengan menggunakanperbesaran lemah terlebih dahulu baru kemudian dengan menggunakan perbesaran kuat 3. Mencari tubuh-tubuh kecil yang tak berwarna mungkin beberapa diantaranya bergerak dengan cepat. Membedakan bentuk membola (kokus) bentuk batang (basil), batang bengkok (spiral). Pada masing-masing bentuk tersebut apakah tersusun secara berkoloni seperti rantai, atau susunan air kemudian menggambar semua tipe yang dapt diamati.

F. Gambar Pengamatan

Hasil Gambar

Pengamatan Literatur

Analisis

data

Dari hasil pengamatan di laboratorium kami hanya mendapatkan 2 macam bakteri yaitu diplokokus dan Basil. Masih banyak lagi bakteri-bakteri yang lain yang belum bisa kami temukan seperti bakteri bentuk spiral dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena faktoralat yang kita gunakan yaitu hanya menggunakan mikroskop cahaya, dan juga bakteri yang kita temukan bentuknya sangat kecil dan kurang jels. Untuk bisa mengamati bentuk bakteri itu secara jelas kita bisa menggunakan mikroskop elektron. Dari bentuk bakteri diplokokus dan basil yang kami dapatkan tidak terlalu jauh beda dengan bentuk yang ada dibuku bentuk bakteri itu seperti bola yang bergandengan dua-dua dan basil (dari bacillus) berbentuk serupa tongkat pendek slindris. Bakteri bentuk basil ada yang berflagel dan ada yang tidak berflagel. (http://baktriologi.dot.id cot//2008.it tumbuhanbakterineurotik.com yahoo..12-20) G. Pembahasan

Bakteri merupakan mikroorganisme bersel satu, tidak berlorofil (kecuali beberapa jenis) dan berkembangbiak dengan pembelahan diri, ukuran tubuhnya sangat kecil. Berhubung ukuran tubuhnya yang amat kecil itu dapat dimengerti mengapa struktur bakteri tidak mudah untuk ditentukan. Tubuh yang berupa sel tunggal itu mempunyai dinding sel yang jelas. Dinding sel tidak mengandung selulosa, tetapi tersusun atas semiselulosa dan senyawa semacam pektin yang mengandung N dan lebih mendekati dinding sel hewan daripada dinding sel tumbuhan umumnya. Adanya selulosa dalam dinding selnya hanya merupakan perkecualian. Dinding itu dilapisi selaput serupa gelatin, yang menyebabkan dinding sel itu dalam larutan air menjadi berlendi. Seperti dinding pada ganggang biru. Bakteri pada umumnya bergerak secara pasif. Namun demikian ad berbagai jenis bakteri yang dalam keadaan tertentu dapat membentuk rambut-rambut plasma yang menembus keluar dinding dan adanya rambut-rambut plasma ini memungkinkan bakteri bergerak aktif dalam medium cair. Rambut-rambut plasma itu lazimnya dinamakan bulu cambuk atau flagel, yang jumlah dan letaknya pada tubuh dapat berbeda-beda. Bakteri pada umumnya bersifat heterotrof hidupnya sebagai saprofit atau sebagai parasit. Namun demikian, ada pula beberapa jenis yang mampu mengadakan asimilasi, jadi bersifat autotrof. Berdasarkan asalnya energi yang digunakan dalam asimilasi, bakteri yang bersifat autotrof itu di bedakan dalam 2 golongan, yaitu :

Yang bersifat kemo autotrof, bila energi untuk asimilasinya (kemosintesis) diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, misalnya dari proses oksidasi senyawa tertentu. Yang bersifat fotoautotrof, bila energi untuk asimilasi (fotosintesis) di peroleh dari cahaya matahari. Seperti pada tumbuhan hijau bakteri yang dapat mengadakan fotosintesis adalah bakteri-bakteri yang mempunyai zat warna

Bakteri yang hidup sebagai saprofit menggunakan sisa-sisa tumbuhan atau hewan sebagai substrak dan sumber kebutuhan hidupnya. Oleh kegiatan fisiologi bakteri yang menempatinya, substrat itu akan mengalami proses penguraian yang biasanya di sertai dengan timbulnya energi. Proses itu dinamakan pembusukan bila terjadinya menimbulkan zat-zat yang berbau tidak sedap (busuk) dan dinamakan fermentasi bila merupakan suatu pernafasan intramolekuler. Dengan demikian bakteri-bakteri soprofit melalui proses penguraian menjadi pembersih sisa-sisa mahluk hidup. Dari segi kebutuhannya akan oksigen, bakteri dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu : bakteri aerob, bila untuk hidupnya memerlukan oksigen, bebas, dan bakteri anaerob, bila dapat hidup tanpa oksigen bebas. Bakteri umumnya berkembangbiak secara vegetatif atau aseksual dengan membelaha diri. Setelah selesai pembelahan sel-sel anakan dapat tetap bergandengan satu sama lain dan dengan demikian terbentuklah koloni bakteri-bakteri. Koloni mempunyai bentuk yang berbeda-beda dan bentuk koloni itu dapat dijadikan salah satu tanda pengenal jenis bakteri yang bersangkutan. Tubuh yang kecil dan cara hidup yang beranekaragama memungkinkan bakteri untuk hidup dalam bermacam-macam habitat. Bakteri dapat ditemukan di mana-mana dalam tanah, dalam air, sisa-sisa mahluk hidup, pada dan di dalam tubuh mahluk hidup, bahkan sebutir debu dalam atmosfer pun memungkinkan menjadi substratnya. Satu gram tanah yang subur dapat mengandung beberapa milyar bakteri. Dari segi kehidupan manusia, bakteri ada yang menjadi kawan. Jadi menguntungkan bagi manusia, tetapi ada pula yang menjadi lawan. Berarti merugikan. Seperti telah disebut terdahulu, bakteri mempunyai cara hidup yang beraneka ragam dan ternyata berbagai kegiatan hidupnya mempunyai efek yang di pandang menguntungkan. Bakteri yang hidup sebagai saprofit misalnya berperan sebagai pengurai dan dengan demikian menjadi pembersih atau setidak-tidaknya mencegah terjadinya akumulasi sisa-sisa bahan organik dari tumbuhan maupun hewan yang berlebihan. Jika keadaan luar dari spora pada tumbuhan maka spora dapat tumbuhan lagi menjadi bakteri biasa. Mula-mula air meresapke dalam spora, kemudian spora mengembang dan kulit spora menjadi retak karenanya. Adanya spora dapat diketahui dengan pengamatan secara morfologi dan secara fisiologi. Bentuk spora dapat dilihat dengan mikroskop biasa, apalagi kalau spora itu diwarnai. Penyelidikan spora secara fisiologi dilakukan sebagai berikut. Suatu kloni dipanasi barang 10 sampai 150C di atas temperatur maksimumya.

Dengan demikian maka sel-sel vegetatif akan mati, akan tetapi spora-sporannya mungkin belum, hal ini akan terbukti, jika kita mengandakan pemindahan piaraan ke medium baru yang disimpan dalam temperatur biasa. Pengamatan banteri dapat kita lakukan secara individual, satu per satu, maupun secara kelompok dalam bentuk koloni. Jika bakteri kita tumbuhkan di dalam suatu medium yang tidak cair, maka terjadilah suatu kelompok yang lazimnya kita sebut koloni. H. Berdasarkan pembahasan di atas kami dapat menyimpulkan bahwa : 1. Bakteri merupakan kelompok mahluk hidup bersel tunggal, yang hubungan kekerabatanya dengan mahluk lainnya masih di liputi kegelapan 2. Bakteri pada umumnya bersifat heterotrof, hidupnya sebagai saprofit atau sebagai parasi dan ada pula bakteri yang mampu berasimilasi jadi bersifat autotrof 3. Bakteri dapat dibedakan menjadi 2 yaitu bakteri aerob dan an aerob 4. Bakteri umum berkembangbiak secara vegetatif atau aseksual dengan membelah diri 5. Bakteri dapat ditemukan di mana-mana 6. Bakteri ada yang menguntungkan dan ada yang tidak menguntungkan bagi manusia Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA Dwidjoseputro, D. Dr. Prof. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi Malang : Djamban http://baktriologi.dot.id cot//2008.it tumbuhanbakterineurotik.com yahoo..12-20 Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta Thallophyta, Bryophyta, Pterydophyta), Yogyakarta : Gadja Mada University Press.