Upload
john-oconnor
View
20
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
69
Citation preview
ISSN 0215 - 8250
KETERAMPILAN LARI GAWANG MAHASISWA(Studi Korelasional antara Motivasi Berlatih, Kelentukan Togok, Daya Ledak Otot Tungkai dan Keterampilan Lari Gawang Mahasiswa FIK
Universitas Negeri Jakarta 2004)oleh
H . A s m a w iFakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Jakarta
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi berlatih, kelentukan togok, dan daya ledak otot tungkai dengan keterampilan lari gawang. Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan studi korelasional yang dilakukan di FIK UNJ Tahun 2004. Sampel penelitian terdiri dari 40 orang mahasiswa yang diperoleh dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi berlatih, kelentukan togok, dan daya ledak otot dengan keterampilan lari gawang, baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Berdasarkan temuan peneltian tersebut dapaat disimpulkan bahwa keterampilan lari gawang pada mahasiswa FIK UNJ dapat dilakukan melalui peningkatan motivasi berlatih, kelentukan togok, dan daya ledak otot dengan keterampilan lari gawang, baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.
Kata kunci : lari gawang, motivasi, kelentukan, dan daya ledak.
ABSTARCT
The purpose of this study is to find out the relationship between motivation, flexibility, and explosive power the sprint hurdles students skill. This study was conducted at Sports Science Faculty, State University of Jakarta, involving 40 (male) student selected by simple random sampling technique. Research concludes that, there is positive correlation between
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006
1094
ISSN 0215 - 8250
motivation and sprint hurdles students skill, positive correlation between flexibility and sprint hurdles students skill, positive correlation between explosive power and sprint hurdles students skill, and also between motivation, flexibility, explosive power the sprint hurdles students skill. The result of the research shows that the sprint hurdles students skill could be enhanced by improving motivation, flexibility, and explosive power.
Key word : sprint hurdless, motivation, flexibility, and explosive power.
1. Pendahuluan
Telah diketahui bersama bahwa di Indonesia, baru cabang olahraga
bulutangkis, panahan, dan angkat besi yang berprestasi internasional.
Kenyataan ini tentunya belum mampu menggambarkan posisi Indonesia
yang sesungguhnya sebagai negara yang memiliki potensi prestasi sangat
besar di berbagai bidang olahraga. Salah satu cabang olahraga yang belum
berpretasi, baik pada tingkat regional maupun internasional adalah cabang
olahraga atletik.
Atletik yang meliputi jalan, lari, lempar, dan lompat adalah ibu dari
seluruh cabang olahraga (the mother of sports). Sebagai ibu dari seluruh
cabang olahraga, karena setiap cabang olahraga umumnya didasarii oleh
gerakan-gerakan yang berhubungan dengan jalan, lari, lempar, lompat, atau
kombinasi antara jalan, lari, lempar, dan lompat.
Atletik merupakan cabang olahraga yang mempunyai kesempatan
banyak dalam meraih medali. Hal ini karena cabang atletik memiliki empat
puluh enam nomor yang diperlombakan baik putra maupun putri.
Sayangnya pada cabang ini prestasi atlet Indonesia kurang
menggembirakan, meskipun di kawasan Asia Tenggara sekalipun, termasuk
di antaranya adalah nomor lari gawang. Hal ini sangat ironis mengingat
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006
1095
ISSN 0215 - 8250
nomor lari gawang ini telah diperkenalkan mulai dari sekolah menengah
hingga ke perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi ilmu keolahragaan
(FIK, FPOK, JIK, Program Studi Penjaskesrek) di seluruh Indonesia. Di
lain pihak, Indonesia juga memiliki pelatih atletik tingkat dasar yang cukup
banyak sebagai hasil dari penataran pelatih IAAF Level I.
Menurut Bompa (1991), keterampilan lari gawang seperti juga
keterampilan olahraga lainnya ditentukan oleh faktor: (1) fisik, (2) teknik,
(3) taktik dan psikis. Sedangkan keberhasilan lari gawang dipengaruhi oleh
beberapa faktor di antaranya lingkungan tempat belajar atau latihan,
motivasi, kualitas latihan maupun kondisi fisik. Harsono (1988)
mengemukakan faktor kondisi fisik terdiri atas (1) kekuatan, (2) daya tahan,
(3) kecepatan, (4) daya ledak, (5) koordinasi, (6) keseimbangan, (7)
kelincahan, dan (8) kelentukan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diasumsikan bahwa beberapa
unsur yang telah disebutkan di atas memiliki kontribusi positif terhadap
keterampilan lari gawang. Berdasarkan hasil identifikasi masalah, maka
penelitian ini hanya terbatas pada motivasi berlatih, kelentukan togok dan
daya ledak otot tungkai (variabel bebas), dan keterampilan lari gawang
mahasiswa (variabel terikat).
Berdasarkan pada pembatasan tersebut, maka permasalahan
penelitian yang dapat dirumuskan adalah apakah terdapat hubungan antara
motivasi berlatih, kelentukan otot togok, dan daya ledak otot tungkai
dengan keterampilan lari gawang, baik secara sendiri-sendiri maupun
secara bersama-sama?
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara motivasi berlatih, kelentukan otot togok, dan daya ledak otot tungkai
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006
1096
ISSN 0215 - 8250
dengan keterampilan lari gawang, baik secara sendiri-sendiri maupun
secara bersama-sama.
2. Metode Penelitian
Jenis penelitian adalah survai melalui studi korelasional dengan
konstelasi permasalahan sebagaimana yang tampak pada gambar 01 di
bawah ini.
Gambar 01. Konstelasi Masalah
Penelitian dilaksanakan di FIK UNJ, pada bulan September 2003
sampai dengan Januari 2004, dengan sampel penelitian sebanyak 40 orang
mahasiswa yang yang diperoleh dengan teknik simple random sampling
dari 190 orang mahasiswa putra yang mengambil matakuliah atletik pada
tahun akademik 2003/2004.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah meliputi: (1)
motivasi berlatih, (2) kelentukan togok, (3) daya ledak otot tungkai, dan (4)
keterampilan lari gawang. Data motivasi berlatih dikumpulkan dengan
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006
1097
X1
X2
X3
Y
Gambar 8. Konstelasi Masalah
X1: Motivasi Berlatih X2: Kelentukan togok X3: Daya Ledak Otot Tungkai Y : Keterampilan Lari Gawang
ISSN 0215 - 8250
menggunakan angket yang dirancang oleh peneliti (validitas diperoleh
dengan teknik analisis butir, dan reliabilitas: Alpha Cronbach).
Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan analisis regresi dan korelasi sederhana dan ganda, serta
korelasi parsial. Sebelum data dianalisis terlebih dahulu dilakukan uji
persyaratan analisis berupa uji normalitas dilakukan dengan Uji Liliefors
dan uji homogenitas dengan Uji Bartlett.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Hasil Penelitian
3.1.1 Uji Persyaratan Analisis
Tabel 01. Rangkuman Analisis Uji Normalitas (n=40)
No Galat Taksiran regresi Y atas X
Lhitung Ltabel Keterangan
1.2.3.
Motivasi berlatih (X1)Kelentukan togok (X2)Daya ledak otot tungkai (X3)
0,1290,1280,138
0,1400,1400,140
NormalNormalNormal
Tabel 02. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians
Harga Y untuk Kelompok Dk 2 hitung 2 tabel Kesimpula
n1. Motivasi berlatih(X1)2. Kelentukan togok (X2)3. Daya ledak otot tungkai (X3)
272919
23,58621,35813,619
40,142,630,1
HomogenHomogenHomogen
3.1.2 Analisis Data
Uji Multikolinearitas
Hasil analisis korelasi antara motivasi berlatih, kelentukan togok,
dan daya ledak otot tungkai atau interkorelasi antara variabel bebas
mempunyai nilai di bawah 0,80. Dengan demikian, antarvariabel bebas
tidak terjadi korelasi yang tinggi.
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006
1098
ISSN 0215 - 8250
Tabel 03. Matriks Koefisien Korelasi Antarvariabel Bebas
No Variabel Motivasi
berlatih
Kelentukan
togok
Daya ledak
otot tungkai
1
2.
3.
Motivasi berlatih
Kelentukan togok
Daya ledak otot
tungkai
1,00
0,271
0,275
0,271
1,00
0,10
0,275
0,10
1,00
3.1.3 Pengujian Hipotesis
3.1.3.1 Hubungan antara Motivasi Berlatih dan Ketrampilan Lari
Gawang
Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana terhadap
pasangan data penelitian antara variabel motivasi berlatih (X1) dan
keterampilan lari gawang (Y) menghasilkan koefisien arah regresi b sebesar
0,318 dan konstanta a sebesar –27,477. Dengan demikian, bentuk
hubungan antara kedua variabel tersebut dapat dinyatakan oleh persamaan
regresi Ŷ = -27,477 + 0,318 X1. Sebelum digunakan untuk keperluan
prediksi, persamaan regresi ini harus memenuhi syarat kelinearan dan
keberartian.
Tabel 04. Anava untuk Uji Signifikansi dan Linearitas Regresi Linear Sederhana
Sumber
Varians dk JK RJK
F
Hitung
Ftabel
5%
Ftabel
1%
Total (T) 40 8867,21 - -
Regresi (a)
Regresi (b/a)
Sisa
1
1
38
8767,82
23,58
75,81
-
23,58
1,995
-
11,82**
-
4,10
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006
1099
ISSN 0215 - 8250
Tuna Cocok
Galat
9
29
11,97
63,85
1,33
2,20
0,60 ns 2,22 3,08
Hasil analisis varians seperti yang ditunjukkan pada tabel 04
dapat disimpulkan bahwa bentuk hubungan antara motivasi berlatih
(X1) dan keterampilan lari gawang (Y) adalah berarti dan linear, dengan
demikian model persamaan regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi.
Model persamaan regresi ini mengandung arti bahwa apabila motivasi
berlatih ditingkatkan satu skor maka kecenderungan ketrampilan lari
gawang meningkat sebesar 0,318 skor pada konstanta -27,477
Berdasarkan uji keberartian korelasi antara pasangan skor motivasi
berlatih (X1) dan keterampilan lari gawang (Y) diperoleh thitung = 4,54 > ttabel
= 2,42 pada taraf signifikansi α = 0,01, jadi dapat disimpulkan bahwa
koefisien korelasi ry1 = 0,59 sangat signifikan. Dengan demikian, H0 yang
menyatakan tidak terdapat hubungan antara motivasi berlatih dan
keterampilan lari gawang ditolak. Temuan ini menyimpulkan bahwa
terdapat hubungan positif antara motivasi berlatih dan keterampilan lari
gawang. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi berlatih seseorang, maka
semakin tinggi pula keterampilan lari gawang yang dicapainya.
Apabila dilakukan pengontrolan terhadap variabel bebas lainnya
yaitu kelentukan togok dan daya ledak otot tungkai, maka diperoleh
koefisien korelasi parsial ry1.23 sebesar 0,50, koefisien korelasi parsial
ry1.2 sebesar 0,55, koefisien korelasi parsial ry1.3 sebesar 0,55 dan
semuanya signifikan pada α = 0,01. Koefisien korelasi parsial tersebut
menunjukkan hubungan masih tetap berarti, yaitu terdapat hubungan positif
antara motivasi berlatih dengan keterampilan lari gawang. Hasil analisis
juga menunjukkan koefisien determinasinya sebesar 0,352. Ini berarti 35,2
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006
1100
ISSN 0215 - 8250
% varians keterampilan lari gawang dapat dijelaskan oleh variabel motivasi
berlatih.
3.1.3.1 Hubungan Antara Kelentukan Togok dan Keterampilan Lari
Gawang
Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana terhadap pasangan
data penelitian antara variabel kelentukan togok (X2) dan keterampilan lari
gawang (Y) menghasilkan koefisien arah regresi b sebesar 0,307 dan
konstanta a sebesar 8,195. Dengan demikian, bentuk hubungan antara
kedua variabel tersebut dapat dinyatakan oleh persamaan regresi Ŷ = 8,195
+ 0,307 X2. Sebelum digunakan untuk keperluan prediksi, persamaan
regresi ini harus memenuhi syarat kelinearan dan keberartian.
Untuk mengetahui derajat kelinearan dan keberartian persamaan
regresi tersebut, maka perlu dilakukan uji F. Adapun hasilnya dapat dilihat
pada tabel 05.
Tabel 05. Anava untuk Uji Signifikansi Linearitas Regresi Linear Sederhana
Sumber
Varians
dk JK RJK Fhitung Ftabel
5%
Ftabel
1%
Total (T) 40 8867,21 - -
Regresi (a)
Regresi (b/a)
Sisa
1
1
38
8767,82
23,58
75,81
-
23,58
1,995
-
11,82**
-
4,10 7,35
Tuna Cocok
Galat
9
29
11,97
63,85
1,33
2,20
0,60 ns 2,22 3,08
Hasil analisis varians seperti yang ditunjukkan pada tabel 05 dapat
disimpulkan bahwa bentuk hubungan antara kelentukan togok (X2) dan
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006
1101
ISSN 0215 - 8250
keterampilan lari gawang (Y) adalah berarti dan linear, dengan demikian
model persamaan regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi. Model
persamaan regresi ini mengandung arti bahwa apabila kelentukan togok
ditingkatkan satu skor, maka kecenderungan ketrampilan lari gawang
meningkat sebesar 0,307 skor pada konstanta 8,195.
Berdasarkan uji keberartian korelasi antara pasangan skor
kelentukan togok (X2) dengan keterampilan lari gawang (Y) sebagaimana
terlihat pada tabel 11 diperoleh thitung = 3,44 > ttabel = 2,42 pada taraf
signifikansi α = 0,01. Jadi dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi ry2 =
0,49 sangat signifikan. Dengan demikian, H0 yang menyatakan tidak
terdapat hubungan antara kelentukan togok dan keterampilan lari gawang
ditolak. Temuan ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara
kelentukan togok dan ketrampilan lari gawang. Hal ini berarti, semakin
tinggi kelentukan togok seseorang, maka semakin tinggi pula keterampilan
lari gawang yang dicapainya.
Apabila dilakukan pengontrolan terhadap variabel bebas lainnya
yaitu motivasi berlatih dan daya ledak otot tungkai, maka diperoleh
koefisien korelasi parsial ry2.13 sebesar 0,46, koefisien korelasi parsial
ry2.1 sebesar 0,42, koefisien korelasi parsial ry2.3 sebesar 0,51, semuanya
signifikan pada α = 0,01. Koefisien korelasi parsial tersebut
menunjukkan bila dilakukan pengontrolan terhadap variabel bebas lainnya
hubungan tersebut tetap berarti yaitu terdapat hubungan positif antara
kelentukan togok dan keterampilan lari gawang. Hasil analisis juga
menunjukkan koefisien determinasinya sebesar 0,237. Ini berarti 23,70%
varians ketrampilan lari gawang dijelaskan oleh variabel kelentukan togok.
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006
1102
ISSN 0215 - 8250
3.1.3.3 Hubungan Antara Daya Ledak Otot Tungkai dan Keterampilan
Lari Gawang
Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana terhadap
pasangan data penelitian antara variabel daya ledak otot tungkai (X3) dan
keterampilan lari gawang (Y) menghasilkan koefisien arah regresi b sebesar
0,125 dan konstanta a sebesar 9,441. Dengan demikian, bentuk hubungan
antara kedua variabel tersebut dapat dinyatakan oleh persamaan regresi Ŷ =
9,441 + 0,125 X3. Sebelum digunakan untuk keperluan prediksi, persamaan
regresi ini harus memenuhi syarat kelinearan dan keberartian. Untuk
mengetahui derajat keberartiannya, persamaan regresi tersebut selanjutnya
dilakukan uji F seperti pada tabel 06.
Tabel 06. Anava untuk Uji Signifikansi dan Linearitas Regresi Linear
Sederhana
SumberVarians
Dk JK RJK Fhitung Ftabel5%
Ftabel1%
Total (T) 40 8867,21 - -
Regresi (a)Regresi (b/a)Sisa
1138
8767,8225,1974,20
-25,191,95
-12,90**
-4,10 7,35
Tuna CocokGalat
1919
32,7841,43
1,732,18
0,79ns 2,15 3,00
Hasil analisis varians seperti yang ditunjukkan pada tabel 06 dapat
disimpulkan bahwa bentuk hubungan antara daya ledak otot tungkai (X3)
dan keterampilan lari gawang (Y) adalah signifikan dan linear, dengan
demikian model persamaan regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi.
Model persamaan regresi ini mengandung arti bahwa apabila daya ledak
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006
1103
ISSN 0215 - 8250
otot tungkai ditingkatkan satu skor, maka kecenderungan keterampilan lari
gawang meningkat sebesar 0,125 skor pada konstanta 9,441.
Berdasarkan uji keberartian korelasi antara pasangan data daya
ledak otot tungkai (X3) dengan ketrampilan lari gawang (Y) diperoleh thitung
= 3,59 > ttabel = 2,42 pada taraf signifikansi α = 0,01. Jadi dapat
disimpulkan bahwa koefisien korelasi ry3 = 0,50 sangat signifikan. Dengan
demikian, H0 yang mengatakan tidak terdapat hubungan antara daya ledak
otot tungkai dan ketrampilan lari gawang ditolak. Temuan ini
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara daya ledak otot
tungkai dan keterampilan lari gawang. Hal ini berarti, semakin tinggi daya
ledak otot tungkai seseorang, maka semakin tinggi pula keterampilan lari
gawang yang dicapainya. Dengan demikian H0 yang mengatakan tidak
terdapat hubungan antara daya ledak otot tungkai dan keterampilan lari
gawang ditolak. Temuan ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan
positif antara daya ledak otot tungkai dan keterampilan lari gawang. Hal ini
berarti semakin tinggi daya ledak otot tungkai seseorang, maka semakin
tinggi pula ketrampilan lari gawang yang dicapainya.
Apabila dilakukan pengontrolan terhadap variabel bebas lainnya
yaitu motivasi berlatih dan kelentukan togok, maka diperoleh koefisien
korelasi parsial ry3.12 sebesar 0,47, koefisien korelasi parsial ry3.1 sebesar
0,44,. koefisien korelasi parsial ry3.2 sebesar 0,52, semuanya signifikan
pada α = 0,01. Koefisien korelasi parsial tersebut menunjukkan bila
dilakukan pengontrolan terhadap variabel bebas lainnya hubungan tersebut
masih tetap berarti yaitu terdapat hubungan positif antara daya ledak otot
tungkai dan ketrampilan lari gawang. Hasil analisis juga menunjukan
koefisien determinasinya sebesar 0,253. Ini berarti 25,30 % varians
ketrampilan lari gawang dijelaskan oleh variabel daya ledak otot tungkai. ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006
1104
ISSN 0215 - 8250
3.1.3.4 Hubungan Antara Motivasi Berlatih, Kelentukan Togok, dan Daya Ledak Otot Tungkai Secara Bersama-Sama dengan Keterampilan Lari Gawang
Berdasarkan hasil analisis regresi jamak terhadap pasangan data
antara motivasi berlatih, kelentukan togok, dan daya ledak otot tungkai
secara bersama-sama dengan keterampilan lari gawang (Y) menghasilkan
koefisien arah regresi jamak b sebesar 0,216 untuk X1 (motivasi berlatih),
0,2,16 untuk X2 (kelentukan togok), dan 0,089 untuk X3 (daya ledak otot
tungkai), serta konstanta a sebesar -22,304 Dengan demikian, bentuk
hubungan antara keempat variabel tersebut dapat dinyatakan oleh
persamaan regresi jamak Ŷ = -22,034 + 0,216X1 + 0,216X2 + 0,089X3.
Sebelum digunakan untuk keperluan prediksi, persamaan regresi ini harus
memenuhi syarat keberartian. Berdasarkan hasil analisis variansi
persamaan regresi jamak diperoleh Fhitung = 16,95 > Ftabel = 4,38, pada taraf
signifikan α = 0,01 Hal ini menunjukkan bahwa model regresi jamak
signifikan. Dengan demikian, model persamaan regresi jamak dapat
digunakan untuk memprediksi.
Dengan demikian, bentuk hubungan persamaan regresi Ŷ = -
22,034 + 0,216X1 + 0,216X2 + 0,089X3. mengandung arti bahwa apabila
secara bersama-sama motivasi berlatih, kelentukan togok, dan daya ledak
otot tungkai ditingkatkan sebesar satu skor, maka akan terjadi
kecenderungan peningkatan keterampilan lari gawang sebesar 0,21 +0,216
+ 0,089 skor dengan konstanta a sebesar -22,034.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi jamak R
sebesar 0,765 dengan harga F sebesar 16,95 dan lebih besar dari F tabel =
4,38. Dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi jamak yang diperoleh
dalam penelitian ini sangat signifikan. Temuan ini menolak hipotesis nol,
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006
1105
ISSN 0215 - 8250
yakni tidak terdapat hubungan positif secara bersama-sama antara motivasi
berlatih (X1), kelentukan togok (X2) dan daya ledak otot tungkai (X3)
dengan keterampilan lari gawang (Y). Dengan demikian dapat disimpulkan
terdapat hubungan positif secara bersama-sama antara motivasi berlatih
(X1), kelentukan togok (X2) dan daya ledak otot tungkai (X3) dengan
keterampilan lari gawang (Y).
Dengan koefisien korelasi jamak R sebesar 0,765, dan karena
koefisien determinasinya sebesar 0,586, maka 58,60 % varians ketrampilan
lari gawang sebagai variabel terikat dapat dijelaskan secara bersama-sama
oleh ketiga variabel bebas, yaitu: motivasi berlatih, kelentukan togok, dan
daya ledak otot tungkai.
3.2 Pembahasan
Pertama, adanya hubungan positif antara variabel motivasi berlatih
dan keterampilan lari gawang, mengandung arti bahwa semakin tinggi
motivasi berlatih, maka semakin tinggi keterampilan lari gawang. Kekuatan
hubungan yang diperoleh antara kedua variabel menggambarkan bahwa
motivasi berlatih memberikan sumbangan sebesar 35,2% kepada
keterampilan lari gawang. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi berlatih
dominan dalam mendukung keterampilan lari gawang. Melalui model
regresi Ŷ = -27,477 + 0,318X1, terbukti bahwa motivasi berlatih
memberikan kontribusi sebesar 35,2% kepada keterampilan lari gawang.
Kedua, adanya hubungan positif antara variabel kelentukan togok
dan keterampilan lari gawang, mengandung arti bahwa semakin tinggi
kelentukan togok, maka semakin tinggi keterampilan lari gawang.
Kekuatan hubungan yang diperoleh antara kedua variabel menggambarkan
bahwa kelentukan togok memberikan sumbangan sebesar 23,7% kepada
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006
1106
ISSN 0215 - 8250
keterampilan lari gawang. Apabila motivasi berlatih dan daya ledak otot
tungkai dipertimbangkan keberadaannya (parsial), kekuatan hubungan
menurun menjadi 0,455 atau memberikan sumbangan sebesar 20,7%. Hal
ini menunjukkan bahwa kelentukan togok turut memberikan sumbangan
dalam mendukung keterampilan lari gawang. Melalui model regresi Ŷ =
8,195 + 0,307X2, terbukti bahwa kelentukan togok memberikan kontribusi
sebesar 23,7% kepada keterampilan lari gawang.
Ketiga, adanya hubungan positif antara variabel daya ledak otot
tungkai dan keterampilan lari gawang, mengandung arti bahwa semakin
tinggi daya ledak otot tungkai, maka semakin tinggi keterampilan lari
gawang. Kekuatan hubungan yang diperoleh antara kedua variabel
menggambarkan bahwa daya ledak otot tungkai memberikan sumbangan
sebesar 25,3% kepada keterampilan lari gawang. Apabila motivasi berlatih
dan kelentukan dipertimbangkan keberadaannya (parsial), kekuatan
hubungan menurun menjadi 0,472 atau memberikan kontribusi sebesar
22,28%. Hal ini menunjukkan bahwa daya ledak otot tungkai turut
memberikan sumbangan dalam mendukung keterampilan lari gawang.
Melalui model regresi Ŷ = 9,441 + 0,1257X3, terbukti bahwa daya ledak
otot tungkai memberikan kontribusi sebesar 25,3% kepada keterampilan
lari gawang.
Keempat, mengenai hubungan antara motivasi berlatih, kelentukan
togok dan daya ledak otot tungkai secara bersama-sama dengan
keterampilan lari gawang. Antara ketiga variabel prediktor dan variabel
respon tersebut ternyata mempunyai hubungan positif dengan keterampilan
lari gawang, kekuatan hubungan sebesar 0,765. Hal ini mengandung arti
bahwa makin tinggi motivasi berlatih, kelentukan togok dan daya ledak
otot tungkai, maka makin tinggi pula keterampilan lari gawang. Dengan
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006
1107
ISSN 0215 - 8250
koefisien determinan sebesar 0,588 berarti motivasi berlatih, kelentukan
dan daya ledak otot tungkai secara bersama-sama memberikan kontribusi
kepada keterampilan lari gawang sebesar 58,80% sedangkan 41,20%
sisanya dikontribusi oleh faktor lain di luar motivasi berlatih, kelentukan
dan daya ledak otot tungkai. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
motivasi berlatih, kelentukan togok dan daya ledak otot tungkai yang harus
ditingkatkan untuk memperoleh keterampilan lari gawang yang tinggi
Melalui model Ŷ = -22,304 + 0,216X1 + 0,216X2 + 0,089X3 pada
analisis regrasi ganda, menunjukkan bahwa motivasi berlatih, kelentukan
togok dan daya ledak otot tungkai secara bersama-sama memiliki hubungan
positif dengan keterampilan lari gawang.
Hasil penelitian ini memberikan suatu interpretasi bahwa makin
tinggi motivasi berlatih, kelentukan togok dan daya ledak otot tungkai maka
makin tinggi keterampilan lari gawang mahasiswa.
Sebagai salah satu cabang olahraga yang telah dipertandingkan
hampir di seluruh even olahraga baik nasional maupun internasional, atletik
dapat dijadikan sebagai “tambang emas” apabila dalam pembinaannya
melibatkan pendekatan ilmiah, salah satu di antaranya melalui penelitian
mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi prestai keterampilan lari
gawang di Indonesia.
4. Penutup
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, maka
dapat ditarik simpulan bahwa keterampilan lari gawang mahasiswa dapat
ditingkatkan melalui peningkatan motivasi berlatih, kelentukan, dan daya
ledak otot tungkai, baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006
1108
ISSN 0215 - 8250
Berdasarkan simpulan di atas, dapat diajukan saran sebagai berikut.
Pertama, bagi pengajar, pelatih dan pembina olahraga atletik, hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi berlatih, kelentukan togok dan
daya ledak otot tungkai memberikan sumbangan terhadap keterampilan lari
gawang mahasiswa. Oleh karena itu, baik motivasi berketerampilan,
kelentukan maupun daya ledak otot tungkai perlu dipertimbangkan dalam
menyusun program pembelajaran dan program latihan lari gawang. Kedua,
bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan
yang mengungkap hubungan antara motivasi berlatih, kelentukan,
daya ledak otot tungkai dengan keterampilan lari gawang. Untuk penelitian
selanjutnya perlu diungkap aspek-aspek lain yang memberikan kontribusi
kepada keterampilan lari gawang, sehingga faktor-faktor yang lebih
komprehensif dapat dikaji untuk peningkatan keterampilan lari gawang di
masa datang.
DAFTAR PUSTAKA
Bompa Tudor O. 1994. Theory and Methodology of Training the Key to Athletic Performance. Dubuque:Kendall-Hunt Publishing Company.
Bunker K., Linda, Rotella J.,Robert, Reilly Ann S. 1985. Sport Psychology. New York: Mc.,Naughton and Gunn Inc.
Chu Donald.1992. Jumping in To Plyometrics. Illinois: Leisure Press.
Crow A & Crow.L.1989. Psychology Pendidikan. Alih Bahasa, Abdurrachman Abror, Jogyakarta: Nur Cahaya.
DeVries A. Herbert & Housh J., Terry. 1994. Phsychology of Exercise. Dubuque Iowa: WCB., Brown and Benchmark Publishers.
Doherty, Ken. 1971. Track and Field Omnibook, A Complete Guide for Coach and Athlete. Michigan Avenue: Published by Tafmop Publishers.
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006
1109
ISSN 0215 - 8250
Drowatzky N.John. Motor Learning Principles and Practices. Minneapolis:
Fox. L. Edward., et al. 1989. The Physiological Basis of Physical Education and Athletics.Iowa: Wm.C.Brown Publishers.
H.M.Arifin. 1977. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Jakarta: Bulan Bintang.
Harrow J. Anita. 1977. A Taxonomy of Psychomotor for Domain. New York: David Mc Kay Company.
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV.Tambak Kusuma.
Howell Reet.,Howell Max. 1991. Concepts of Physical Education For Students Students. Singapore: Brooks Waterloo.
http://chiron.valdosta.edu/whuitt/col/motivation/motivate.html. w. Huit. Motivation to Learn: an overview, April 2001.
A. http://www.cba.uri.edu/Scholl/Papers/ Self_Concept_Motivation.HTM. W. Huit, Motivation to Learn: An Overview. April 2001.
Jhonson L.Barry. 1986. Practical Measurement for Evaluation in Physical Education. New York: Macnulen Publishing.
Jonath U., E. Haag, R.Krempel. 1986. Atletik I. Jakarta: PT.Rosda Jayapura,.
Katzenbogner Hans/Michael Medler. 1996. Buku Pedoman Lomba Atletik, Nomor lari Gawang. Jakarta: PB.PASI.
KirkendallDon R., et al. 1987. Measurement and Evaluation for Physical Educators. Champaign: Human Kinetics Publishers, Inc.
Magil A.Richard. 1980. Motor Learning Concepts and Applications. Dubuque: Wm.C.Brown Company Publishers.
Martin Handoko. 1992. Motivasi: Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Kanisius.
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006
1110
ISSN 0215 - 8250
Maslow, A. H.. A Theory of Human Motivation. Agustus 2000. Dikutip dari http://chiron.valdosta.edu/whuitt/col/motivation/motivate.html
Newman R, Philip, Newman M, Barbara. 1991. Living the Process of Adjudgment. Illionis: The Dorsey Press Homewood.
Nossek Josef. 1981. General Theory of Training. Lagos: Pan African Press Ltd, Nurgess Publishing Company.
Oxendine B.Joseph. 1984. Psychology of Motor Learning. London: Prentice-Hgall International, Inc.
Pate. et al. 1993. Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan. IKIP Semarang Press.
Radcliffe C.Jamnes and Farentinos C.Robert. 1985. Plyometrics Explosive Power Training. Illinois: human Kinetics Publishers, Inc.
Rushall Brent S, and Pyke Frank S. 1990. Training for Sports and Fitnes. Australia: The Macmillan Company.
Sage H.George. 1984. Motor Learning and Control A Neuropsychologycal Approach. Iowa: Wm.C.Brown Publishers.
Sajoto Mochammad. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti.
Sardiman. AM. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.,Raja Grafindo Persada.
Schmolinsky., Gerhardt.1983. Track and Field. Berlin: Sportverlag.
Setyobroto Sudibyo. 1989. Psikologi Olahraga. Jakarta: PT.Anem Kosong Anem.
Singgih D. Gunarsa. 1989. Psikologi Olahraga. Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia.
Straub, W.F. 1980. Sport Psychology an Analysis of Athletecs Behavior. New York: Mouverment Publication Inc.
The Athletics Conggress’s. 1989. Track and Field Coaching Manual. USA: Champaign, Illinois.
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006
1111
ISSN 0215 - 8250
Thompson Peter J.L. 1971. Introduction to Coaching Theory. England:International Amateur Athletic Federation, 1991.
Tutko A.Thomas & Richards W.Jack. Psychology of Coaching. Boston: Allyn & Bacon, Inc.
Verducci, Frank M. 1980. Measurement Concept in Physical Education. St.Louis: The CV.Mosby Company.
Winkel W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT.Gramedia.
Wirhed, Rolf. 1994. Atheletic Ability and the Anatomy of Motion. Sweden: Wolfe Publishing Year Book Europe.
Wong R. Martin & Raulerson D.John. 1974. A Guide to Systematic Intructional Design. New Jersey: Educational Technology Publishing.
___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006
1112