Upload
arditya-romy-stay-cool
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 5_597982021674860625
1/16
PERTEMUAN KE II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS CHIROSIS HEPATIS
Semester 4/4 sks
Oleh
1. Okti Sri Pur!"ti S.Ke#.$ Ns.$ M.Ke#.$ S#.Ke#.$ M.%
&. Ret"' D(!h W. SK#.$ M.Ke#.$ Ns.$ S#.Ke#.$ M.%
)AKU*TAS I*MU KESEHATAN
UNI+ERSITAS MUHAMMADI,AH SURAKARTA
&-1
PENDAHULUAN
Deskri#si m!teri #!0! #ertemu!" ke0u! i"i !k!" 0is!m#!ik!" me"e"!i
2hir'sis he#!tis se3!!i m!teri ke0u! setel!h sistem #e"2er"!!"
7/26/2019 5_597982021674860625
2/16
Keu"!!" m!teri i"i !0!l!h u"tuk mem3erik!" #e"et!hu!" #!0!
m!h!sis! te"t!" !suh!" ke#er!!t!" #!0! klie" 0e"!" 2hir'sis
he#!tis
Tuu!" #em3el!!r!" #ertemu!" ke0u! i"i !0!l!h m!h!sis! m!m#u
me"el!sk!" te"t!"
1. K'"se# 0!s!r 2hir'sis he#!tis&. Pe"k!i!" #!0! #!sie" 2hir'sis he#!tis5. Di!"'s! ke#er!!t!" #!sie" 0e"!" 2hir'sis he#!tis4. Pere"2!"!!" #!0! #!sie" 0e"!" 2hir'sis he#!tis6. E7!lu!si #!sie" 2hir'sis he#!tis
MATERI 2
SIROSIS HEPATIS
2.1. Definisi
Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir
fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur
hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Gambaran ini terjadi karena nekrosishepatoseluler. Sirosis hati secara klinis dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Sirosis hati kompensata
Pada sirosis ini, belum ada gejala klinis yang nyata.
b. Sirosis hati dekompensata
Pada sirosis ini, gejala dan tanda klinis sudah jelas. Sirosis hati ini merupakan
kelanjutan dari dari proses hepatitis kronis.
Sedangkan, menurut pembentukan parut dalam hati, sirosis dibagi menjadi tiga tipe:
a. Sirosis portalLaennec(alkoholik, nutrisional)
Pada sirosis ini, jaringan parut secara khas mengelilingi daerah portal. Paling sering
disebabkan oleh alkoholisme kronis dan merupakan tipe sirosis yang pasling sering
ditemukan di negara barat.
b. Sirosis poscanekrotik
Pada sirosis ini, terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai akibat lanjut dari
hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya.
c. Sirosis bilier
Pada sirosis ini, pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati di sekitar saluran
empedu. ipe ini terjadi biasanya akibat obstruksi bilier yang kronis dan infeksi
(kolangitis)! insidensinya lebih rendah daripada dua sirosis yang lain.
7/26/2019 5_597982021674860625
3/16
"agian hati yang terutama terlibat dalam sirosis terdiri atas ruang portal dan
periportal tempat kanalikuli biliaris dari masing#masing lobules hati bergabung untuk
membentuk saluran empedu daerah hati. $aerah ini menjadi tempat inflamasi dan
saluran empedu akan tersumbat oleh empedu serta pus yang mengental. %ati akan
membentuk saluran empedu yang baru, dengan demikian terjadi pertumbuhan jaringan
yang berlebihan yang terutama terdiri atas saluran empedu yang baru dan tidak
berhubungan yang dikelilingi oleh jaringan parut.
2.2. Epidemiologi
World Health Organization (&%') tahun memperkirakan *+ pasien di
dunia meninggal akibat sirosis hati. Sirosis hati paling banyak disebabkan oleh
penyalahgunaan alkohol dan infeksi virus hepatitis. $i -ndonesia sirosis hati banyakdihubungkan dengan infeksi virus hepatitis " dan karena penyalahgunaan alkohol
lebih jarang terjadi dibandingkan negara#negara barat. Sekitar /*0, pasien sirosis hati
terinfeksi hepatitis " atau . South East Asia Regional Office (S123') tahun 44
melaporkan sekitar /,5 juta orang di 2sia enggara adalah pemba6a hepatitis ",
sedangkan sekitar 7+ orang pemba6a hepatitis . $i -ndonesia, prevalensi
hepatitis " dan pada de6asa sehat yang mendonorkan darah masing#masing adalah
,40 dan +,+0 pada tahun 488/.
2.3. Etiologi
Sebab#sebab sirosis hati dan atau penyakit hati kronik adalah sebagai berikut:
a. Penyakit infeksi
4) "ruselosis
) 1kinokokus
) Skistosomasis
7) %epatitis virus (%epatitis ", , $, stiomegalovirus)
b. Penyakit keturunan dan metabolik
4) $efisiensi 94#antitrypsin) Sindrom fanconi
) Galaktosemia
7) Penyakit Gaucher
/) Penyakit simpanan glikogen
5) %emokromatosis
*) -ntoleransi fruktosa herediter
+) irosinemia herediter
8) Penyakit &ilson
c. 'bat dan toksin
4) 2lkohol
) 2miodaron) 2rsenic
7/26/2019 5_597982021674860625
4/16
7) Penyakit perlemakan hati non alkoholik
/) Sirosis biller primer
5) olangitis sclerosis primer
d. Penyebab lain atau tidak terbukti
Penyakit usus inflamasi kronis, ;ibrosis kistik, Pintas jejunoileal, Sarkoidosis
2.4. Patofisiologi
onsumsi minuman beralkohol dianggap sebagai faktor penyebab yang utama
sehingga insiden sirosis paling tinggi pada peminum minuman keras. idak hanya dari
alkohol, defisiensi gialinan jaringan ikat halus ini mengelilingi massa kecil sel hati
yang masih ada yang kemudian mengalami regenerasi dan membentuk nodulus.
?amun, kerusakan sel yang terjadi melebihi perbaikannya. Penimbunan kolagen terus
berlanjut, ukuran hati mengecil, berbenjol#benjol (nodular) menjadi keras dan terbentuk
sirosis alkoholik.
;aktor lain penyebab sirosis diantaranya termasuk pajanan dengan ika terpapar faktor tertentu yang berlangsung secara
7/26/2019 5_597982021674860625
5/16
De2re!se0 7it K !3s'r#ti'"
met!3'lism !"0/'r 3ilit!r( tree 0!m!e 'r '3tru2ti'"
+it!mi"s
Nutriti'"
%lee0i" te"0e"2(
%lee0i" #re2!uti'"s
C'"u!te0 !"0 u"2'"u!te0 h(#er3iliru3i"emi!
De2re!se0 3ile i" !str'i"testi"!l tr!2t !"0 i"2re!se ur'3iliru3i"
D!rk uri"e
Cl!(82'l're0 st''ls
9!u"0i2e
Cess!ti'" ': !l2'h'l i"esti'"
*i7er i"sult
!l2'h'l i"esti'"
7ir!l he#!titis
e;#'sure t' t';i"s
*i7er tr!"s#l!"t!ti'"
He#!t'2(te 0!m!e
*i7er i"
)e7er
A"'re;i!
DH !"0 !l0'ster'"e 0et';i>k!si s' i"2re!se0 le7els
E0em!
'e" !"0 estr'e" 0et';i>2!ti'" s' i"2re!se0 le7el
m ': #r'tei" !"0 2!r3'h(0r!te 0e2re!se0 :!t met!3'lism
De2re!se0 #l!sm! #r'tei"
P!lm!r er(tem!
Testi2ul!r !tr'#h(
S#i0er !"i'm!s
?("e2'm!sti!
*'ss ': 3'0( h!ir
Me"stru!si 2h!"es
H(#'l(2emi! m!l"utriti'"
As2ites
E0em!
terus menerus (misalnya virus hepatitis atau bahan#bahan hepatotoksik), maka sel
stelata akan menjadi sel yang membentuk kolagen. >ika proses berjalan terus maka
fibrosis juga akan berjalan terus di dalam sel stelata, dan jaringan hati yang normal
akan diganti oleh jaringan ikat. Sirosis hepatis biasanya memiliki a6itan yang insipidus
dan perjalanan penyakit yang sangat panjang sehingga kadang#kadang mele6ati
rentang 6aktu tahunClebih.
7/26/2019 5_597982021674860625
6/16
"lack, >oyce =., %a6ks, >ane %okanson. (/).Medical Surgical Nursing: Clinical
Management for Positie Outcomes! Philadelphia: 1lsevier Sounders.
2.5. Manifestasi lini!
7/26/2019 5_597982021674860625
7/16
*i7er >3r'sis !"0 s2!r
N
I"!3ilit( t' met
C'rti2'ster'i0s
De2re!se0 #r'tei" i" 0iet
*i7er :!ilure
Stadium a6al sirosis sering tanpa gejala sehingga kadang ditemukan pada 6aktu
pasien melakukan pemeriksaan kesehatan rutin atau karena penyakit lainnya. Gejala
a6al sirosis kompensata meliputi perasaan mudah lelah dan lemas, selera makan
berkurang, perasaan perut kembung, mual, berat badan menurunn, pada laki#laki dapat
timbul impotensi, testis mengecil, buah dada membesar, hilangnya dorongan
seksualitas.
"ila sudah sirosis dekompensata, gejala lebih menonjol terutama bila timbul
komplikasi kegagalan hati dan hipertensi porta, meliputi hilangnya rambut badan,
gangguan tidur, dan demam tak begitu tinggi. =ungkin disertai gangguan pembekuan
darah, perdarahan gusi, epistaksis, gangguan siklus haid, ikterus dengan air kemih
ber6arna seperti teh pekat, muntah darah dan atau melena, serta perubahan mental
meliputi mudah lupa, sukar konsentrasi, bingung, agitasi sampai koma. Pada mulanya
hati akan membesar, menjadi keras dan ireguler. 2khirnya hati tersebut mengalami
atropi. emuan klinis sirosis meliputi :
a. Spider angio maspider angiomata
b. 1ritema palmaris
c. Perubahan kuku muchrche
d. %epatomegali
Pada a6al perjalanan sirosis, hati cenderung membesar dan sel#selnya dipenuhi
lemak. Saat palpasi teraba hati menjadi keras dan kasar. ?yeri abdomen terjadi
akibat pembesaran hati yang cepat. Pada perjalanan penyakit yang lebih lanjut,
ukuran hati akan berkurang, setelah jaringan parut menyebabkan pengerutan hati,
permukaan hati akan teraba berbenjol#benjol (noduler).
e. Splenomegali
f. 'bstruksi Portal dan 2sites
Semua darah dari organ digesti akan berkumpul dalam vena porta dan diba6a ke
hati. arena hati sirotik, tidak memungkinkan perlintasan darah yang bebas, maka
aliran darah tersebut akan kembali ke limpa dan traktus gastrointestinal, sehinggadipenuhi darah. =enyebabkan dyspepsia kronis dan konstipasi atau diare. airan
yang kaya protein dan menumpuk di rongga peritoneal menyebabkan asites.
g. $efisiensi vitamin dan anemia
arena pembentukan, penggunaan dan penyimpanan vitamin tertentu tidak memadai
(khususnya vitamin 2, dan ), maka tanda#tanda defisiensi sering dijumpai,
khususnya sebagai fenomena hemoragik yang berkaitan dengan defisiensi vitamin
.
h. Darises gastrointestinal
7/26/2019 5_597982021674860625
8/16
Cli"i
P!t
Th
Darises esophagus dapat terjadi pada bagian esifagus yang lebih tinggi atau meluas
sampai ke dalam lambung. %al ini terjadi karena hipertensi portal akibat obstruksi
pada sirkulasi vena porta, pada hati yang mengalami sirosis. arena peningkatan
obstruksi pada vena porta, darah vena dari traktus intestinal dan limpa akan mencari
jalan keluar melalui sirkulasi kolateral. 2kibat yang ditimbulkan adalah peningkatan
tekanan, khususnya dalam pembuluh darah pada lapisan submukosa esofagus bagian
ba6ah dan lambung bagian atas. Pembuluh darah kolateral tidak begitu elastic
bersifat rapuh, berkelok#kelok, dan mudah mengalami perdarahan.
2.". Diagnosis
a. es ;ungsi liver
Bntuk mengkaji fungsi sintesis hati dapat dilakukan pemeriksaan laborat berupabilirubin dan albumin atau en
7/26/2019 5_597982021674860625
9/16
2S atau SG' dan 2A atau SGP meningkat tetapi tak begitu tinggi. 2S lebih
meningkat daripada 2A, namun bila transaminase normal tidak mengeyampingkan
sirosis. 2lkali fosfatase , meningkat kurang dari sampai kali batas normal atas.
onsentrasi yang tinggi bisa ditemukan pada pasien kolengitis sclerosis primer dan
sirosis bilier primer. GG, konsentrasi tinggi pada penyakit hati alkoholik kronik,
karena alcohol selain menginduksi GG microsomal hepatic, juga bisa
menyebabkan bocornya GG dari hepatosit. "ilirubin, konsentrasinya bisa normal
pada sirosis hati kompensata, tetapi bisa meningkat pada sirosis yang lanjut.
2lbumin, sintesisnya terjadi di jaringan hati, konsentrasinya menurun sesuai dengan
perburukan sirosis. Globulin, konsentrasinya meningkat pada sirosis. 2kibat
sekunder dari pintasan, antigen bakteri dari porta ke jaringan limfoid, selanjutnya
menginduksi produksi immunoglobulin. &aktu protrombin mencerminkan
derajatCtingkat disfungsi sintesis hati, sehingga pada sirosis memanjang. ?atrium
serum menurun terutama pada sirosis dengan asites elainan hematologi anemia,
anemia dengan trombositopenia, leukopenia, neutropenia akibat splenomegaly
kongestif berkaitan dengan hipertensi porta sehingga hiperslenisme.
b. es "iopsi
es biopsi merupakan gold standard untuk diagnosis dan menentukan macam
gangguan hati, dan mengkaji untuk pengobatan. ontraindikasi pada pasien
trombositopeni, asites, efusi pleura, ensefalopati hepatikum, bacterial kolangitis,
pasien tidak kooperatif, ekstrahepatic biliary obstruksi.
c. Pemeriksaan radiologis "arium mealdapat melihat varises untuk konfirmasi adanya
hipertensi porta.
d. Pemeriksaan hati dengan BSG untuk melihat sudut hati, permukaan hati, ukuran,
homogenitas, dan adanya massa. Pada sirosis lanjut, hati mengecil dan nodular,parenkim irregular, da nada peningkatan ekogenitas parenkim hati. BSG juga dapat
untuk melihat asites, splenomegaly, thrombosis vena porta, pelebaran vena porta,
skrining adanya karsinoma hati.
2.#. Penatala!sanaan
Penatalaksanaan perdarahan varises esophagus yaitu dengan resusitasi cairan, transfuse
darah, antibiotic profilaksis, terapi farmakologi vasoaktif, endoskopi.
4. 3esusitasi dan koreksi hipovolume
Prosedur a6al adalah untuk mengamankan dan melindungi jalan napas, terutamamencegah terjadinya aspirasi paru. Pasien harus dipantau pulse oksimetrinya, dan
7/26/2019 5_597982021674860625
10/16
umumnya pasien diberi oksigen tambahan dengan nasal kanul untuk mela6an
hilangnya kapasitas angkut oksigen.
3esusitasi pasien meliputi pemberian cairan, transfuse darah, kardiorespirasi, dan
pengobatan penyakit penyerta. Pasien yang mengalami perdarahan massif,
hematemesis aktif, hipkosia, takipnea parah perubahan status mental, maka perlu
dievaluasi perlunya endotrakeal intubasi.
Pada resusitasi cairan, dinilai hipovolumik dan shock untuk menentukan cairan
infuse dan tranfusi serta penyakit penyerta terutama kardiovaskuler. 2kses intravena
dua jalur atau lebih, menggunakan ukuran 4+ atau lebih. Sejumlah cairan harus
diberikan segera untuk mencegah terjadinya shock hipovolumik atau penurunan
perfusi organ vital. Pengganti plasma dapat berupa cairan koloid berbasis gelatin,
albumin, fresh fro
7/26/2019 5_597982021674860625
11/16
. Pengobatan dan Pencegahan omplikasi Perdarahan
a. 2ntibiotik Profilaksis
Semua sirosis dengan perdarahan saluran cerna bagian atas harus menerima
pengobatan profilaksis dengan antibiotic Euinolones atau ephalosporin intravena
selama /#* hari.
b. ;ungsi ginjalairan dengan jumlah yang adekuat harus diberikan untuk menjaga urin output
lebih dari 7ccCjam. Dolume intravaskuler dijaga dan obat nefrotoksik dihindari
seperi aminoglikosida dan ?S2-$. Gagal ginjal dapat berkembang karena
perdarahan varises dan shock hipovolumik.
. Penanganan perdarahan varises esofagus
a. Dasoactive drugs
ujuan dari pengobatan farmakologi untuk mengurangi tekanan vena portal, yang
mana berkaitan erat dengan tekanan varises. erdapat dua macam obat vasoaktif
yang digunakan untuk pengobatan perdarahan varises yaitu vasopressin danterlipressin analog somatostatin
c. erlipressin
erlipressin merupakan analog sintesis vasopressin dengan long acting, yang
meberikan lebih sedikit efek samping kardiovaskuler dibandingkan vasopressin.
erlipressin memodifikasi hemodinamik sistemik dengan menurunkan cardiac
output dan meningkatkan tekanan darah arteri dan resistensi pembuluh darah
sistemik. erlipressin juga memiliki efek menuntungkan pada fungsi ginjal pasien
dengan dekompensasi sirosis dan pada gagal ginjal hepato yang sering terjadi
pada pasien perdarahan sirosis. $osis pemberian terlipressin adalah mgC7jam
7/26/2019 5_597982021674860625
12/16
untuk 7+ jam pertama, dan dapat dilanjutkan sampai / hari dengan dosis yang
lebih rendah 4mgC7jam atau 4#7 jam setelah perdarahan berhenti.
d. Somatostatin
Somatostatin dapat mengurangi tekanan portal sekitar 4*0 tanpa mempengaruhi
hemodinamik sistemik. Pemberian somatostatin dia6ali dengan bolus / gram
kemudian diikuti infuse / gramCjam, yang dapat dipertahankan sampai 6aktu
bebas perdarahan 7 jam
e. 3ekombinasi faktor D--2
Pasien dengan sirosis sering menderita koagulopati, yang dapat berlanjut selama
perdarahan. ;aktor D--2 mampu menormalkan sistem koagulasi selama
perdarahan. erapi ini hanya sebagai terapi penyelamatan ketika semua
pengobatan yang lain gagal.
7. erapi endoskopi
erapi endoskopi banyak digunakan untuk pengobatan perdarahan varises.
Schlerotherapy terbukti efektif mengendalikan perdarahan akut dan menurunkan
motalitas 7 hari dan juga efektif mencegah perdarahan berulang pada varises. Bntuk
mencegah perdarahan berulang, Scleroterapi endoskopi dilakukan setiap 4#47 hari
sampai varises hilang, biasanya membutuhkan /#5 sesi. 1ndoskopi Darises Aigasi
(1DA) dilakukan setiap 4 sampai 47 hari sampai varises diberantas, biasanya #7
sesi.
/. -PS
ransjugular intrahepatic portosystemic shunt (-PS) dapat digunakan sebagai
intervensi penyelamatan ketika terapi lain telah gagal pada perdarahan varises yang
tidak terkontrol setelah kombinasi terapi dan farmakologi.
;. "endtsen , 2. rag, S. =Fller. + =ini#Symposium: reatment of acute variceal
bleeding. >ournal $igestive and Aiver $isease 7 (+) +@5
2lgoritma: Profilaksis Primer untuk Perdarahan Darises
7/26/2019 5_597982021674860625
13/16
2lgoritma: =anajemen Perdarahan Darises 2kut
7/26/2019 5_597982021674860625
14/16
linical Practice Guidelines: =anagement of acute variceal bleeding. Putrajaya: =inistry of
%ealth =alaysia. *
2.). P$ognosis
7/26/2019 5_597982021674860625
15/16
Prognosis pasien sirosis dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti etiologi, beratnya
kerusakan hati, komplikasi, dan penyakit lain yang menyertai. Pasien sirosis yang akan
menjalani operasi dapat dinilai prognosisnya berdasarkan klasifikasi Child Pugh.
lasifikasi Child#Pugh terdiri dari Child A$ %$ dan C! lasifikasi ini berkaitan dengan
kelangsungan hidup selama satu tahun. 2ngka kelangsungan hidup selama satu tahun
untuk pasien dengan Child A$ %$ Cberturut#turut 4, +, 7/0. "erikut variable untuk
menilai Child#Pugh
abel hild Pasien Sirosis %ati dalam erminologi adangan ;ungsi %ati
riteria Skor
4
"iliribun serum (mu.molCdl) H/ / @ / I/
2lbumin serum (grCdl) I/ / @ + H+
2sites ?ihil =udah dikontrol Sukar
PS1C1nselopati ?ihil =inimal "eratComa
Prothrombin time 4#7 7#4 I4
otal skor /#5 (2) *#8 (") 4#4/ ()
('JGrady at all, )
A. PEN?KA9IAN1. K!i !it!" e!l! 0!" :!kt'r #e"2etus terut!m! k'"sumsi
!lk'h'l !"k! #!"!"$ ter#!#!r !e" t'ksik$ #e"u"!!"
'3!t8'3!t he#!t't'ksik&. K!i st!tus me"t!l$ 'rie"t!si terh!0!# 'r!"$ tem#!t 0!"
!ktu5. K!i hu3u"!" 0e"!" kelu!r! 0!" tem!"4. K!i 0iste"si !30'me"$ 3lee0i" !str'i"testi"!l$ #eru3!h!"
%%6. K!i st!tus "utrisi$ !"tr'#'metri. P!"t!u #r'tei" #l!sm!$ tr!"s:eri"$ sert! k!0!r kre!ti"i"
%. DIA?NOSA KEPERAWATAN
1. I"t'ler!"si !kti7it!s 3erhu3u"!" 0e"!" kelem!h!"$kemu"0ur!" ke!0!!" umum$ 0!" !"u!" r!s! "(!m!"
&. Peru3!h!" st!tus "utrisi 3erhu3u"!" 0e"!" !stritis kr'"is$
#e"uru"!" m'tilit!s !str'i"testi"!l 0!" !"'reksi!5. ?!"u!" i"terit!s kulit 3erhu3u"!" 0e"!" !"u!"
st!tus imu"'l'i$ e0em!$ 0!" "utrisi (!" 3uruk4. Resik' i"uri 3erhu3u"!" 0e"!" #eru3!h!" mek!"isme
#em3eku!" 0!" hi#erte"si #'rt!lC. INTER+ENSI KEPERAWATAN
1. Istir!h!t&. Per3!ik!" st!tus "utrisi
7/26/2019 5_597982021674860625
16/16
5. Per!!t!" kulit4. Pe"ur!"!" resik' 2e0er!
D. E+A*UASI KEPERAWATANH!sil (!" 0ih!r!#k!" 1. Mem#erlih!tk!" kem!m#u!" u"tuk turut sert! 0!l!m !kti7it!s
&. Me"i"k!tk!" !su#!" "utrisi5. Mem#erlih!tk!" #er3!ik!" i"terit!s kulit4. Ti0!k me"u"ukk!" 2e0er!6. %e3!s 0!ri k'm#lik!si