40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam rencana strategi Nasional Making Pregnancy Saver (MPS) di Indonesia 2001 – 2010 disebutkan bahwa dalam konteks rencanan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010, Visi MPS adalah kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman, serta bayi yang dilahirkan hidup dan sehat. (Prawirohardjo, 2002) Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi baru lahir (AKBBL) di Indonesia saat ini masih jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015 sesuai dengan kesepakatan sasaran Sasaran Pembangunan Millenium. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2005, AKI di Indonesia menunjukkan angka 307/100.000 kelahiran hidup (KH). Jauh diatas target AKI untuk MDG (Millenium Development Goal) yang ditetapkan WHO sebesar 102/100.000 KH. Sementara AKBBL di Indonesia mencapai 35/1.000 KH atau dua kali lebih besar dari target WHO sebesar 15/1.000 KH. Ujar Menkes. Angka kematian ibu dan bayi merupakan masalah penting berdasarkan hasil sensus penduduk 1994 ternyata angka kematian bayi (AKB) di Jawa Barat masih tinggi yaitu 69,97 % per seribu kelahiran hidup. Untuk kematian ibu (AKI) gambaran yang paling refresentatif didapat dari penelitian yang menunjukan bahwa angka kematian ibu di Jawa Barat berkisar antara 4,6 % per seribu kelahiran hidup. (Data Statistik Indonesia: 2007) Penyebab kematian ibu dan bayi diantaranya dapat diakibatkan dari kelainan proses persalinan yaitu salah satunya adalah persalinan dengan ketuban pecah dini (KPD). KPD merupakan masalah penting dalam obstetric yang berkaitan dengan penyulit kelahiran premature dan terjadinya infaksi khorioamnionitis sampai sepsis yang meningkatkan morbilitas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu. (Prawirohardjo, 2002) Rumah sakit merupakan sarana pusat pelayanan kesehatan salah satunya BRSUD WALED yang merupakan tempat rujukan bagi pelayanan kesehatan baik kasus fisiologi maupun patologis. Selama penulis melakukan 1

55163791-kjklnjkljkljkljklnlknklnlknklnklnklnklnlknklnlknklnlknlknlnklnlnlknlk

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jnljknlnlknlknklnklnlknklnklnl jkjnlnklnklnklnklnlknlknklnjhiohojiohiohiohiojionklnlknklnklnklnlknlkljnlnlkbklblkblkblkbklklblkbklbkbklbklblkbklbklbklblkblkbklblkbkllkn

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam rencana strategi Nasional Making Pregnancy Saver (MPS) di

Indonesia 2001 – 2010 disebutkan bahwa dalam konteks rencanan

pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010, Visi MPS adalah

kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman, serta bayi yang

dilahirkan hidup dan sehat. (Prawirohardjo, 2002)

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi baru lahir

(AKBBL) di Indonesia saat ini masih jauh dari target yang harus dicapai pada

tahun 2015 sesuai dengan kesepakatan sasaran Sasaran Pembangunan

Millenium. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2005, AKI

di Indonesia menunjukkan angka 307/100.000 kelahiran hidup (KH). Jauh

diatas target AKI untuk MDG (Millenium Development Goal) yang ditetapkan

WHO sebesar 102/100.000 KH. Sementara AKBBL di Indonesia mencapai

35/1.000 KH atau dua kali lebih besar dari target WHO sebesar 15/1.000 KH.

Ujar Menkes. Angka kematian ibu dan bayi merupakan masalah penting

berdasarkan hasil sensus penduduk 1994 ternyata angka kematian bayi (AKB)

di Jawa Barat masih tinggi yaitu 69,97 % per seribu kelahiran hidup. Untuk

kematian ibu (AKI) gambaran yang paling refresentatif didapat dari penelitian

yang menunjukan bahwa angka kematian ibu di Jawa Barat berkisar antara

4,6 % per seribu kelahiran hidup. (Data Statistik Indonesia: 2007)

Penyebab kematian ibu dan bayi diantaranya dapat diakibatkan dari

kelainan proses persalinan yaitu salah satunya adalah persalinan dengan

ketuban pecah dini (KPD). KPD merupakan masalah penting dalam obstetric

yang berkaitan dengan penyulit kelahiran premature dan terjadinya infaksi

khorioamnionitis sampai sepsis yang meningkatkan morbilitas dan mortalitas

perinatal dan menyebabkan infeksi ibu. (Prawirohardjo, 2002)

Rumah sakit merupakan sarana pusat pelayanan kesehatan salah

satunya BRSUD WALED yang merupakan tempat rujukan bagi pelayanan

kesehatan baik kasus fisiologi maupun patologis. Selama penulis melakukan

1

PKK II di BRSUD WALED selama satu bulan tepatnya satu minggu di ruang

VK terdapat 4 (23,5 %) kasus KPD, terdapat 3 (17,6 %) persalinan dengan

Secio Caesarea dan 14 ( 82,4 %) dengan persalinan normal dari 17 persalinan

di BRSUD WALED sehingga penulis tertarik untuk membuat laporan kasus

bersalin tentang KPD yang ada di BRSUD WALED untuk dijadikan proses

asuhan khususnya pada ibu bersalin.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada Ny. I dengan

KPD menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dan

pendokumentasian secara SOAP.

1.2.2 Tujuan Khusus

1.2.2.1 Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data dasar pada Ny.

I dengan KPD.

1.2.2.2 Mahasiswa mampu menginterpretasikan data dasar menjadi

diagnosa, masalah dan menetapkan kebutuhan pada ibu bersalin

dengan KPD.

1.2.2.3 Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa dan masalah potensial

pada ibu bersalin dengan KPD.

1.2.2.4 Mahasiswa mengidentifikasi kebutuhan akan penanganan segera

atau kolaborasi pada ibu bersalin denngan KPD.

1.2.2.5 Mahasiswa mampu merencanakan asuhan pada ibu bersalin

dengan KPD.

1.2.2.6 Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan pada ibu

bersalin dengan KPD.

1.2.2.7 Mahasiswa mampu mengevaluasi keefektifan asuhan yang

diberikan pada ibu bersalin dengan KPD.

1.3 Metode Penelitian

2

Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif

dengan pendekatan studi melalui teknik :

1.3.1 Studi Pustaka

Yaitu dengan mempelajari buku-buku dengan diktat kesehatan yang

berkaitan dengan kasus yang diambil.

1.3.2 Observasi

Yaitu dengan observasi dalam melakukan asuhan kebidanan secara

langsung pada klien dan keluarganya.

1.3.3 Wawancara

Yaitu untuk mendapatkan data, penulis juga melakukan wawancara

secara langsung dengan petugas, klien dan keluarganya.

1.4 Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun secara sistematis terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, tujuan, metodologi penulisan dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Meliputi konsep medis dan konsep asuhan kebidanan ( kasus semu )

BAB III TINJAUAN KASUS

Meliputi prndokumentasian dengan menggunakan SOAP

BAB IV PEMBAHASAN

Meliputi pengkajian, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi.

BAB V PENUTUP

Meliputi kesimpulan dan saran.

BAB II

3

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Medis

2.1.1 Pengertian persalinan dan KPD

2.1.1.1 Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

uri) yang cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan

melalui jalan lahir atau dengan bantuan atau tanpa bantuan

(kekuatan sendiri). Manuaba, 1998 : 91)]

2.1.1.2 Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi

(janin dan uri) yang dapat hidup di dunia luar dari rahim

melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (Mochtra, 1998 : 91)

2.1.1.3 Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan

pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan.

Disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari

tubuh ibu. (Sastrawinata, 1983 : 221)

2.1.1.4 Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum

ada tanda-tanda persalinan. (Prawiryohardjo, 1998 : 310)

2.1.1.5 Ketuban pecah Dini atau Spontaneous atau Early Premature

Repture of The Membrane (PROM) adalah pecahnya ketubabn

sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primi kurang 3 cm

dan pada multi kurang dari 5 cm. (Winkjosastro, 2001 : 218)

2.1.2 Etiologi

Penyebab KPD masih belum jelas, tetapi penyebab KPD

mempunyai dimensi multi faktorial yang dapat dijabarkan sebagai

berikut

2.1.2.1 Serviks Inkompeten

2.1.2.2 Ketegangan berlebihan, kehamilan ganda, Hidramnion

2.1.2.3 Kelainan letak janin dalam rahim, letak sungsang dan letak

lintang

2.1.2.4 Kemungkinan kesempitan panggul, perut gantung, bagian

terendah belum masuk PAP.

4

2.1.3 Patofisiologi

Keterangan :

Dalam hal ini sebelumnya di dahului oleh kehamilan yang tumbuh

dan berkembang sehingga umur kehamilan mencapai < 36 minggu /

> 36 minggu.

2.1.3.1 Dari kehamilan tersebut sesuai dengan penyakit pyelonefritis,

dimana kuman penyebab penyakit tersebut dapat masuk ke

selaput ketuban yang menyebabkan hipermortalitas rahim

sehingga menyebabkan selaput ketuban pecah, adanya

peregangan dan menyebabkan KPD.

2.1.3.2 Dalam kehamilan dimana terjadi pergerakan fetus dan adanya

air ketuban yang menyebabkan tekanan lebih tinggi, sehingga

selaput ketuban tipis maka dengan adanya pergerakan fetus

tersebut akan menyebabkan selaput ketuban pecah dan terjadi

peregangan sehingga mengakibatkan KPD.

2.1.3.3 Dalam kehamilan yang disertai dengan infeksi pada servix

atau jalan lahir, dimana kuman-kuman dari infeksi tersebut

5

dapat masuk keselaput ketuban juga dapat terinfeksi

sehingga. Dari infeksi tersebut menyebabkan selaput ketuban

pecah dan terjadi peregangan dan menyebabkan KPD.

2.1.3.4 Pada kehamilan dengan amniotomi, teralu dini yang

menyebabkan selaput ketuban pecah sehingga terjadi

peregangan dan menyebabkan KPD.

2.1.3.5 Saat kehamilan mengalami jatuh atau trauma pada rahim

sehingga menyebabkan selaput ketuban pecah dan terjadi

peregangan dan mengakibatkan KPD.

2.1.4 Penilaian Klinik

- Pecahnya selaput ketuban ditentukan dengan adanya cairan

ketuban di vagina. Jika tidak ada dapat mencoba dengan gerakan

sedikit bagian terbawah janin atau meminta pasien batuk atau

mengedan.

- Tentukan usia kehamilan bila perlu dengan pemeriksaan USG.

- Tentukan ada tidaknya infeksi, tanda-tanda infeksi bila suhu ibu

> 380 C, air ketuban keruh dan bau

- Tentukan tanda-tanda inpartu.

2.1.5 Pengaruh KPD

2.1.5.1 Terhadap janin

Walaupun ibu belum menunjukan gejala-gejala infeksi tetapi

janin mungkin sudah terluka infeksi, karena infeksi intra uterin

lebih terdahulu terjadi sebelum gejala pada ibu dirasakan.

2.1.5.2 Terhadap ibu

Karena jalan lahir terbuka maka dapat terjadi infeksi

intrapartial apalagi jika sering di PD, selain itu juga dapat di

jumpai infeksi puerperalis, ibu akan merasa lelah karena

terbaring ditempat tidur, partus akan menjadi lama. Maka suhu

badan naik, nadi cepat dan nampak gejala-gejala infeksi.

6

2.1.6 Penatalaksanaan

2.1.6.1 Rawat di RS

a. Jika ada ada pendarahan pervaginam dengan nyeri perut,

pikiran solusio plasenta

b. Jika ada tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina

berbau). Berikan antibiotic sama halnya jika terjadi

amnionitis.

c. Jika tidak ada infeksi dan kehamilan < 37 minggu :

1. Berikan antibiotic untuk

mengurangi morbiditas ibu

dan janin

- Ampisilin4 x 500 mg selama 7 hari ditambah

eritromisin 250 mg / oral 3 x per hari selama 7 hari

2. Berikan kortikosterid

kepada ibu untuk

memperbaiki kematangan

paru janin.

- Batemetason 12 mg I. M. dan dalam 2 dosis setiap

12 jam.

- Atau deksametason 6 mg I. M dalam 4 dosis setiap

6 jam

Catatan : jangan berikan kortikosterid jika ada

infeksi

3. Lakukan persalinan pada

kehamilan 37 minggu

4. Jika terdapat his dan darah

lender, kemungkinan terjadi

persalinan preterem

d. Jika tidak terdapat infeksi dalam kehamilan > 37 minggu

1. Jika ketuban telah pecah >

18 jam. Berikan antibiotika

profilaksis untuk

7

mengurangi resiko infeksi

streptokokus goup B :

- Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam

- Atau Penisilin G 2 juta unit IV setiap 6 jam sampai

persalinan

- Jika tidak ada infeksi pasca persalinan : hentikan

antibiotika.

2. Nilai serviks

- Jika serviks sudah matang, lakukan induksi

persalinan dengan oksitosin

- Jika serviks belum matang, matangkan serviks

dengan prostaglandin dan infuse oksitosin atau

lahirkan dengan seksio sesarea.

(Winkjosastro, 2002 : M-144)

2.2 Konsep Asuhan Kebidanan

2.2.1 Pengkajian

1. Identitas

a. Nama Ibu

Digunakan untuk membedakan antara klien yang satu dengan

yang lain, memudahkan dan mengenal pasien.

b. Umur

Digunakan untuk mengetahui masa reproduksi klien berisiko

tinggi atau tidak.sebaiknya wanita hamil umurnya tidak boleh

< 16 atau tidak boleh > 35 tahun, pada kejadian ketuban pecah

dini bisa terjadi pada primipara maupun multipara.

(Prawirohardjo, 2002 : 218)

c. Suku atau Bangsa

Untuk menentukan adapt istiadat atau budayanta.

d. Agama

Untuk menentukan bagaimana kita memberikan dukungan

kepada ibu selama proses persalinan.

8

e. Pendidikan

Digunakan untuk mengetahui pengetahuan klien dengan

kesehatan, pada klien yang mempunyai pendidikan tinggi akan

lebih mengerti tentang kesehatan.

f. Pekerjaan

Digunakan untuk mengetahui status ekonomi, misalnya untuk

menentukan anjuran apa atau pengobatan apa yang akan

diberikan dan untuk mengetahui sejauh mana pekerjaan dan

permasalahan tentang kesehatan.

g. Alamat

Digunakan untuk memudahkan tenaga kesehatan untuk

menghubungi klien apalagi terjadi sesuatu.

2. Anamnesa

Dilakukan pada tanggal … oleh …. Pukul ….WIB

a. Alasan masuk kamar bersalin

Ibu mengatakan keluar air-air dari jalan lahir dari jam ….

Warna …. Banyaknya ….. keluar cairan, darah dan lendir dan

vagina dan perut mules-mules sejak jam.

b. Riwayat kehamilan

1. Riwayat Menstruasi

HPHT : Untuk mengetahui kesan tentang faal alat

kandungan dan taksiran persalinan

Siklus : Untuk menentukan taksiran persalinan,

Menurut Naegelle :

- Untuk siklus 28 hari → TP : tanggal +

7, bulan -3, tahun +1.

- Untuk siklus 35 hari → TP : tanggal +

14, bulan -3, tahun +1, untuk bulan

yang tidak bisa dikurangi 3 : TP :

tanggal + 7, bulan + 9, tahun tetap.

ANC : Teratur atau tidak.

9

Untuk mendeteksi secara dini

kemungkinan adanya komplikasi pada

kehamilannya, pada ibu hamil sebaiknya

dilakukan pemeriksaan ANC minimal 4 x :

1 x pada semester 1, 1 x trimester II, dan 2

x pada trimester III.

2. Pergerakan Janin

Gerak janin terasa pertama kali mulai usia kehamilan 16-

18 minggu (multi gravida), 18 – 20 minggu (primi

gravida). (Prawirohardjo, 2002 : 95).

3. Pola Nutrisi

Pola Nutrisi tidak ada kelainan (biasa).

4. Pola Aktivitas

- Biasanya pola aktivitas

sehari-hari tidak ada

keluhan.

- Dengan pola seksualitas

yang terlalu sering

kemungkinan bisa

menyebabkan trauma dan

dapat menimbulkan KPD.

(Manuaba, 1998 : 157).

5. Riwayat Imunisasi

Untuk mencegah tetanus neonatorum maka ibu hamil

sebaiknya mendapatkan imunisasi TT 2 kali dengan

interval 4 minggu.

6. Riwayat Konsentrasi

Kontrasepsi apa yang pernah digunakan akan tetapi

kontrasepsi apapun tidak ada hubungannya dengan KPD.

c. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas

lalu.

10

Pada mulipara merupakan factor presdisposisi terjadinya KPD.

d. Riwayat Kesehatan.

Penyakit-penyakit seperti pyelonefritis, sistitis, dan vaginanitis

merupakan factor predisposisi terjadinya KPD karena adanya

hipermotolotas rahim.

e. Riwayat Psikologi.

Cenderung terjadinya ketegangan emosional (gelisah dan

cemas ) dengan keadaan kehamilannya.

(Mochtar, 1998 : 91)

3. Pemeriksaan

a. Keadaan Umum : Baik

Cesadaran : Composmentis

Keadaan Emosional : Cemas

b. Tanda Vital

1. Tekanan darah : Normal, sistol 90 – 120 mmHg

Diastole 60 – 90 mmHg

2. Nadi : Normal saat bangun 55 –

90 x/menit, tidur 50 – 90x/ menit.

3. Respirasi : Normal (18-20 kali / menit)

4. Suhu : 36,40 – 37,50 C jika

terdapat infeksi suhu naik > 380 C).

(Winkjosastro, 2001 : 128)

c. TB dan BB

Terjadinya perubahan BB, biasanya selama kehamilan 10-11

Kg Diantaranya :

- Trimester I : 0,5 kg

- Trimester II : 5 kg

- Trimester III : 5,5 kg

(Mochtar, 1998 : 60)

d. Pemeriksaan fisik

1. Kepala : rambut →

11

kebersihan, warna dan tingkat

kerontokan.

2. Muka

Oedema ada/tidak, hal ini tidak ada pengaruh dengan KPD.

Mata

Kelopak mata : Oedema / tidak

Konjungtiva : Anemis / ananemis

Normalnya ananemis

Sklera : Ikterik / anikterik

Normalnya anikterik

Hidung

Polip : ada / tidak ada, hal ini tidak ada

hubungannya dengan KPD

Seklera : ada / tidak ada

Mulut dan gigi

Lihat warna lidah dan kebersihannya, gigi ada caries /

tidak, gusi ada perdarahan / tidak. Hal ini tidak ada

hubungannya dengann KPD.

3. Leher

Kelenjar thyroid : Pembesaran ada / tidak hal ini

tidak ada hubungannya dengan

KPD.

Kelenjar getah bening : Pembengkakan ada / tidak hal ini

tidak ada hubungannya dengan

KPD.

4. Dada

Jantung : bunyi regular / tidak

Normalnya bunyi reguler]

Paru-paru

Wheezing : ada / tidak

Ronchi : ada / tidak

Payudara

12

Bentuk : Simestris / tidak

Kebersihan : Bersih / tidak

Areola mamae : Hiperpigmentasi / tidak

Papilla mamae : menonjol / tidak

Colostrums : ada / tidak

Benjolan : ada / tidak ada

Hal ini tidak ada hubungannya

dengan KPD.

5. Abdomen

Pembesaran : Sesuai kehamilan / tidak

Bekas luka Operasi : ada / tidak

Linea : ada / tidak

Primi : Linea nigra

Multi : Linea alba

Striae : ada / tidak

Primi : striae livide

Multi : striae albican

6. Posisi tulang belakang : Lordosis

7. Eksternitas atas bawah

Tangan

Oedema Ada / tidak

Kaki

Tidak ada aodema kekuatan otot ada / tidak ada

Kemerahan : ada / tidak

Jarises : ada / tidak

Refles Patella : Positif / negative

Hal ini tidak ada hubungannya

dengan KPD.

e. Pemeriksaan Kebidanan

Palpasi

Leopold I : Untuk menentukan usia

kehamilan, mengukur TFU dan

13

kegiatan apa yang ada di fundus,

Pada KPD bisa menyebabkan

IUG (TFU < usia kehamilan).

Leopold II : Untuk menentukan letak

punggung dan bagian-bagian

terkecil.

Leopold III : Untuk menentukan bagian

terendah janin

Leopold IV : Untuk mengukur seberapa jauh

bagian janin masuk PAP.

(Manuaba, 1998 : 240)

Auskultasi

DJJ : Normalnya 120 – 160 kali /

menit, pada KPD bisa

mengakibatkan DJJ menurun /

meningkat (< 120 / > 160

x/menit). Bahkan dapat terjadi

kematian janin. (Manuaba,

1998 : 240)

Frekuensi : Teratur / tidak, pada KPD tidak

teratur.

Punctum maksimum : Sebelah kanan / kiri bawah pusat

f. Anogenital

1. Perineum → Tidak terdapat luka perut

2. Vulva / vagina

- Luka : Ada /

Tidak ada

- Varices : Ada /

Tidak ada

- Fistula : Ada /

Tidak ada

- Pengeluaran air ketuban

14

(Mochtar, 1998 : 225)

Warnanya : Jernih / keruh / campur

mekonium

Baunya : Khas

Jumlahnya : Banyak / sedikit

3. Kelenjar bartolini : Pembengkakan Ada / tidak

4. Kelenjar Skene : Pembengkakan ada / tidak ada

5. Anus : Haemoroid ada / tidak ada

g. Pemeriksaan dalam

1. Dinding Vagina : Lunak / keras

2. Portio : Tebal / tipis

3. Posisi : Antefleksi / retrofleksi

4. Pembukaan

Fase laten : 0-36 cm

Fase aktif : 4-10 cm

Dinyatakan KPD bila :

Primpara : Ketuban (-), pembukaan <3 cm

Multipara : Ketuban pembukaan <5 cm

5. Presentase : UUK, UUB,

bokong kaki

6. Penurunan

H I : Sejajar dengan PAP

H II : Sejajar dengan H I melalui

panggir bawah symphsis

H III : Sejajar dengan H I melalui spina

ischiadiea

H IV : Sejajar dengan H I melalui ujung

O 5 coccygis

2.2.2. Interprestasi Data

Pada langkah ini dilakukan indentifikasi yang benar terhadap

15

diagnosa / masalah kebutuhan klien interprestasi data yang benar

atas data – data yang di dapat.

Dx : G…………..P……………..A Parturient eterm kala

….jar)m ;; b~dup tunggal. Intra uterin K / U ibu dan

janin dengan KPD.

Dasar : ……………………….

HPHT : ……………………….

DJJ : ……………………….

Ketuban : Pecah 8 jam sampai pembukaan lengkap Pada

primi : Pembukaan < 3 cm

Pada multi : Pembukaan < 5 cm

Masalah : Ibu merasa cemas dan gelisah menghadapi

keadaanya Kebutuhan : konseling dan kaji lebih

lanjut.

2.2.3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Mengeidentifikasi diagnosa dan masalah potensial sesuai diagnosa

masalah yang sudah diidentifikasi.

Diagnosa potensial Ibu :

1. Atonia Uteri

2. Pendarahan post partum

3. Prolaps tali pusat, infeksi intrauterine

4. Kelainan presentasi janin

5. Partus lama (Kala I memanjang) dan infeksi

Janin :

1. Asfiksia

2. IUFD

Masalah : Kecemasan Ibu bisa menyebabkan depresi.

2.2.4. Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan / dokter untuk

di konsultasikan / ditangani dengan anggota tim kesehatan yang lain

16

sesuai dengan kondisi klien :

3. Polindes / Puskesmas : Rujuk ke RS

4. RS : Konsultasi DSOG

2.2.5. Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh

Merencanakan asuhan yang menyeluruh dengan rasional meliputi :

terapi dan asuhan, konseling, kolaborasi, rujukan, tindak lanjut.

Di Polindes / Puskesmas :

1. Beritahu kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang

telah dilakukan

2. Tempatkan ibu di ruang yang tenang.

3. Observasi keadaan ibu dan janin

4. Konfirmasikan usia kehamilan, kalau ada dengan USG

5. Lakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk

menilai cairan yang keluar (jumlah, warna dan bau) dan

membedakannya dengan urin.

6. Jika ibu mengeluh pendarahan pada akhir kehamilan (setelah 22

minggu). Jangan melakukan pemeriksaan dalam secara digitas.

7. Tentukan ada tidaknya infeksi

8. Tentukan tanda – tanda inpartu

9. Rujuk ke RS.

Di Rumah Sakit

a. Rawat RS

b. Tirah baring dan tempatkan ibu ditempat yang tenang

c. Observasi keadaan ibu dan janin

d. Jika ada tanda – tanda infeksi (amnionitis) : demam, cairan vagina

berbau, berikan antibiotika

e. Jika tidak infeksi dan kehamilan <37 minggu berikan antibiotika

untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin dan berikan

kortikosterold kepada ibu untuk memperbaiki kematangan paru

janin.

f. Jika terdapat infeksi dan kehamilan >37 minggu, Jika ketuban

17

pecah > 18 Jam berikan antibiotika profilaksis dan nilai serviks,

jika serviks sudah matang lakukan induksi persalinan dengan

oksotoksin dan jika serviks belum matang, matangkah serviks

dengan prostaglanudin.

g. Berikan dukungan kepada ibu dan keluarga.

( Winkjosastro, 2002 : M – 114)

2.2.6. Pelaksanaan

Melaksanakan rencana asuhan menyeluruh. Pelaksanaan dilakukan.

Di Polindes / Puskesmas.

1. Memberitahu kepada ibu dan dan keluarga tentang hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan.

2. Menempatkan ibu di ruang yang tenang

3. Mengobservasi keadaan ibu dan janin

4. Mengkonfimasikan usia kehmilan, kalau ada dengan USG

5. Melakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk

menilai cairan yang keluar (jumlah, warna dan bau) dan

membedakannya dengan urin.

6. Jika ibu mengeluh pendarahan pada akhir kehamilan (setelah 22

minggu). Jangan melakukan pemeriksaan dalam secara digitas.

7. Menentukan ada tidaknya infeksi

8. Menentukan tanda – tanda inpartu

9. Merujuk ke RS

Di Rumah Sakit RS

a. Merawat RS

b. Tirah baring dan tempatkan ibu di tempat yang tenang

c. Mengobservasi keadaan ibu dan janin

d. Jika ada tanda – tanda infeksi (amnionitis) : demam, cairan vagina

berbau, berika antibiotika.

18

e. Jika tidak ada infeksi dan kehamilan <37 minggu berikan

antibiotika untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin dan berikan

kortikosteroid kepada ibu untuk memperbaiki kematangan paru

janin.

f. Jika terdapat infeksi dan kehamilan > 37 minggu, jika ketuban

pecah > 18 jam berikan antibiotika profilaksis dan nilai serviks,

jika serviks sudah matang lakukan induksi persalinan dengan

oksotoksin dan jika serviks belum matang, matangkan serviks

dengan prostaglandin.

g. Memberikan dukungan kepada ibu dan keluarga.

2.2.7. Evaluasi

Dilakukan evaluasi efektifan dari asuhan yang sudah diberikan.

5. Keadaan umum ibu baik dan tidak ada tanda-tanda infeksi

T = 120/80 P = 80 x/menit S = 36,6 C

6. Bayi lahir spontan dan dalam keadaan baik.

7. Ibu dan keluarga mengerti tentang hasil pemeriksaan.

8. Infus terpasang sesuai adalah dokter.

19

20

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Data Subyektif

1. Identitas

Nama pasien : Ny. I Nama suami : Tn. A

Umur : 23 tahun Umur : 27 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : tidak bekerja Pekerjaan : wiraswasta

Alamat : Ciledug Alamat : Ciledug

2. Anamnesa

Dilakukan pada tanggal 08-02-2009 Jam 15.00 WIB

A. Alasan Utama Masuk Kamar Bersalin

Ibu mengatakan hamil yang pertama dan mengeluh mules-

mules sejak jam 01.00 tanggal 08-02-2009, serta

mengeluarkan air-air banyak dari jam 3.00 WIB tanggal 08-

02-2009 warna ketuban jernih.

B. Riwayat kehamilan sekarang

1. Riwayat Menstruasi

HPHT : 03-05-2008 HTP : 10-02-2009

Menarche : Umur 13 tahun

Siklus : teratur tiap bulan

Banyaknya : 1-2 x ganti pembalut / hari

Konsistensi : encer

Lama : 6 hari

ANC : Ibu mengatakan memeriksakan

kehamilannya teratur tiap bulan di bidan.

2. Pergerakan janin

Ibu masih merasakan gerakan janin setiap hari + 12 x dan

21

dalam 24 jam terakhir janin masih bergerak > 10 x. Sejak

usia kehamilan 16 minggu.

3. Pola nutrisi

Makan 3 x sehari, jenis makanan : nasi, sayuran, lauk pauk,

porsi sedang. Makan terakhir jam 16.00 Tanggal 08-02-

2009 minum terakhir jam 19.00 tanggal 08-02-2009.

4. Pola Eliminasi

BAB terakhir jam 06.00 tanggal 08-02-2009

BAK terakhir jam 16.00 tanggal 08-02-2009

5. Pola Aktivitas

Tidur terakhir jam 08.00-01.00 WIB

6. Riwayat Imunisasi

TT 1 pada umur kehamilan 12 minggu

TT 2 pada umur kehamilan 16 minggu

7. Riwayat Kontrasepsi

Ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi

8. Seksualitas

Sudah tidak dilakukan sejak umur kehamilan 8 bulan, ibu

merasa takut.

9. Psikologis

Ibu merasa cemas menghadapi persalinan.

C. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

Kehamilan ini merupakan kehamilan pertama.

D. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita

Ibu tidak pernah menderita penyakit yang berat seperti

jantung, DM, Hipertensi, Malaria dll.

2. Perilaku kesehatan

Ibu tidak pernah merokok, minum alcohol, ibu hanya

mengkonsumsi obat-obatan dari bidan.

3. Riwayat kesehatan keluarga

Baik dari keluarga suami atau istri tidak ada yang

22

mempunyai penyakit keturunan seperti : Hipertensi, DM,

Gemeli, dll.

3.2 Data Obyektif

1. Keadaan Umum : Sedang

Keadaan emosional : Stabil

Kesadaran : Composmenthis

2. TTV

TD : 110 / 70 mmHg R : 22x / menit

P : 85 x / menit S : 36,8 C

3. TB : 155 cm BB : 55 Kg, kenaikan BB selama hamil

11 Kg

4. Pemeriksaan Fisik

a. Rambut : Hitam, bersih tidak rontok

b. Muka : Tidak ada aoderm dan cloasma gravidarum

c. Mata : Kelopak mata tidak ada oederm, sclera

putih, konjungtiva merah muda.

d. Mulut dan gigi : Stomatitis tidak ada, lidah bersih-bersih,

gigi tidak ada caries.

e. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan

kelenjar getah bening.

f. Dada : Bentuk simestris

Jantung : Irama teratur

Paru-paru : Wheezing dan ronchi tidak ada

g. Payudara : Bentuk simestris, Areola mammae

hiperpigmentasi, puting menonjol, benjolan

tidak ada, colostrum +, kebersihan cukup.

h. Posisi tulang belakang: Lordosis

i. Ekstermitas

Atas : Tidak ada oedema

Bawah : Oedema tidak ada, kemerahan tidak ada,

23

varices tidak ada.

5. Pemeriksaan Kebidanan

Palpasi :

TFU : 32 cm

Letak : memanjang

Posisi : puki

Presentasi : kepala

Auskultasi : DJJ : 140 x/menit, frekuensi teratur

Pemeriksaan dalam pada jam 15.00 WIB

V/V : Tidak ada kelainan

Portio : Tebal

Pembukaan : 4 cm

Ketuban : (-)

Penurunan : H I

6. Pemeriksaan Penunjang

Hb : 11,5 gr %

3.3 Assesment

Tanggal 08-02-2009 jam 15.00 WIB

G1 Po A0 parturien aterm kala I fase aktif dengan KPD ibu merasa cemas

menghadapi persalinannya.

Potensial : Amnionitis, kala I memanjang , infeksi intra uterine, asfiksia,

IUFD.

3.4 Planning

Tanggal 08-02-2009 Jam 15.00 WIB

1. Memberikan kepada klien dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan → ibu dan keluarga mengetahui tentang hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan.

2. Memberikan konseling kepada ibu untuk memilih posisi yang nyaman

untuk mengurangi rasa sakit → ibu memilih miring ke kiri.

3. Mengobservasi kesejahteraan ibu dan janin serta kemajuan

persalinannya → keadaan umum ibu baik. TTV : 110 / 70 mmHg. P :

24

85 x/menit, R : 22 x/menit, His : 2x/10 menit lamanya 30 detik. DJJ

140 x/menit.

4. Memberikan nutrisi atau makanan → ibu sudah makan.

5. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan pertolongan persalinan →

perlengkapan dan peralatan persalinan sudah siap.

6. Merencanakan PD ulang 4 jam kemudian (mengobservasi kemajuan

persalinan) 4 jam kemudian pukul 09.00 WIB : TD : 110 / 80 mmHg.

DJJ 142 x/menit, frekuensi teatur, kontraksi 3x/menit lamanya 30

detik. PD : V/V : t.a.k, portio tebal, pembukaan 8 cm, warna ketuban

jernih, kepala H II.

7. Melakukan kolaborasi dengan DSOG, intruksi dokter, jam 19.00 WIB

untuk drip oksitosin → oksitosin 5 unit D 5 % tetesannya.

Jam 19.00 → 4 tetes

Jam 19.15 → 8 tetes

Jam 19.45 → 12 tetes

Tanggal 08-02-2009 Jam 19.00 WIB

3.1 Subjektif

Ibu merasa cemas menghadapi persalinannya.

3.2 Objektif

Pemeriksaan Dalam

V / V : Tidak ada kelainan

○ : 8 cm

Penurunan : H II

Auskultasi : DJJ : 142 x/menit

His : 3x dalam 10 menit selama 40 detik

3.3 Assesment

G1 Po A0 parturien aterm kala I fase aktif janin hidup tunggal intra uterin

presentasi kepala H II dengan KPD ibu merasa cemas menghadapi

persalinannya.

Potensial : Amnionitis, infeksi intra uterine, kala I memanjang, asfiksia,

25

IUFD.

3.4 Planning

3.4.1 Memberitahu kepada klien dan keluarga tentang

hasil pemeriksaan yang telah dilakukan → ibu dan

keluarga mengetahui tentang hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan.

3.4.2 Memberikan konseling kepada ibu untuk memilih

posisi yang nyaman untuk mengurangi rasa sakit

→ ibu memilih miring ke kiri.

3.4.3 Mengobservasi kemajuan persalinan dengan

partograf → kemajuan persalinan terlampir pada

patograf

3.4.4 Memberikan dukungan moral kepada ibu dan

keluarga → ibu merasa tenang

Tanggal 08-02-2009 jam 21.00 WIB

3.1 Subjektif

Ibu merasa mulesnya semakin sering dan ada dorongan untuk menekan

3.2 Objektif

: 10 cm portio tipis H III +

DJJ : 140 x/menit

His : 4x dalam 10 menit selama 45 detik.

3.3 Assesment

G1 P0 A0 parturien aterni kala II dengan KPD potensial : Partus lama, infeksi,

asfiksia.

3.4 Planning

26

3.4.1 Jam 21.00 WIB tampak dorongan meneran, tekanan pada anus

perineum menonjol, vulva membuka → dilakukan PD : V / V t.a.k,

Portio : tipis, pembukaan : 10 cm, warna ketuban jernih kepala H III

(+).

3.4.2 Memberitahukan kepada klien dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan → ibu dan keluarga mengetahui tentang hasil

pemeriksaan.

3.4.3 Memberikan dorongan moral kepada klien dengan menghadirkan

pendamping → ibu merasa nyaman dengan didampingi ibu.

3.4.4 Mengajarkan kepada ibu cara mengedan yang benar → ibu sudah tahu

cara mengedan yang benar sesuai anjuran bidan yaitu tarik napas

panjang kemudian dilepaskan dan angkat kepala lihat ke perut.

3.4.5 Memimpin ibu meneran pada saat His → dipimpin meneran pada saat

ada His.

3.4.6 Memberikan makan dan minum pada saat tidak ada his → ibu sudah

minum lalu memantau DJJ.

3.4.7 Menyiapkan dan melakukan pertolongan kelahiran bayi →

pertolongan kelahiran bayi sesuai dengan APN dan bayi lahir spontan

jam 21.15 WIB segera menangis warna kulit merah muda, tonus otot

aktif, JK laki-laki, BB : 3100 gram, PB : 48 cm, anus (+).

Tanggal 08-02-2009 21.15 WIB

3.1 Subjektif

Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya, ibu masih merasa mules.

3.2 Objektif

Keadaan umum ibu baik. Terlihat ada tanda-tanda pelepasan plasenta : keluar

darah secara tiba-tiba, tali pusat memanjang uterus membundar.

TFU : Setinggi pusat

3.3 Assesment

27

P1 A0 kala III normal

Potensial : Atonia uteri, HPP, Retensio Plasenta, Infeksi.

3.4 Planning

3.4.1 Mengecek fundus uteri untuk mengecek tidak adanya bayi kedua →

fundus uteri sudah di cek dan tidak ada bayi kedua.

3.4.2 Memberitahukan kepada ibu akan disuntik oksitosin → oksitosin

sudah diberikan I ampul IM

3.4.3 Melakukan PTT yaitu memindahkan klem dengan jarak 5-10 cm dari

vulva kemudian posisi tangan dorso cranial, sebelumnya evaluasi dulu

tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu darah keluar sekonyong-

konyong, uterus memundar tali pusat tambah panjang → PTT sudah

dilakukan.

3.4.4 Melakukan pengeluaran plasenta yaitu pada saat plasenta sudah

tampak di vulva kemudian putar plasenta searah jarum jam → jam

21.25 WIB plasenta lahir spontan lengkap.

3.4.5 Melakukan Masase uterus dan cek pendarahan → uterus keras

terdapat robekan, selaput plasenta lengkap pendarahan + 200 cc.

Tanggal 28-02-2009, jam 21.30 WIB

3.1 Subjektif

Ibu merasa lega dan bahagia atas kelahiran bayinya.

3.2 Objektif

Keadaan umum : Baik

TFU : 1 jari bawah pusat kontraksi uterus baik.

Konsistensi uterus : keras

Kontraksi uterus : Baik

3.3 Assesment

P1 A0 kala IV normal

Potensi : HPP, infeksi.

28

3.4 Planning

3.4.1 Menjahit robekan jalan lahir derajat 2 dengan cara jelujur → robekan

kulit perineum, mokusa vagina, otot perineum sudah dijahit.

3.4.2 Mengajarkan pada ibu tentang bagaimana melakukan masase uterus

→ ibu mengerti dan mau melakukannya.

3.4.3 Membersihkan ibu dari darah dan air ketuban serta membantu

mengganti pakaian → ibu sudah bersih dan merasa nyaman.

3.4.4 Mendekontaminasi alat dan tempat persalinan kemudian melengkapi

partograf → alat dan tempat bersalin sudah dibersihkan dan partograf

sudah dilengkapi.

3.4.5 Mengobservasi pemantauan persalinan kala IV 2 jam post partum →

pemantauan persalinan kala IV terlampir dalam partograf.

29

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis membahas asuhan kebidanan pada Ny. I

dengan KPD, maka untuk mempermudah pembahasan disini penulis memakai 7

langkah yaitu :

4.1 Pengkajian

Pada tahap pengkajian yang dilakukan pada Ny. I dengan ketuban

pecah dini ditemukan data-data sebagai berikut : umur Ny. I adalah 23 tahun

dan tidak termasuk dalam factor resiko tinggi ( < 20 dan > 35 tahun) menurut

teori kejadian KPD biasanya karena factor resiko umur < 20 dan > 35 tahun.

Sehingga penulis menemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

4.2 Interprestasi Data

Menurut teori G1 P0 A0 parturient aterm kala I fase aktif janin tunggal

hidup intra uterin K/U ibu dan janin baik dengan KPD. Pada kasus Ny. I G1

P0 A0 parturient aterm kala I fase aktif janin tunggal hidup intra uterin K/U

ibu dan janin baik dengan KPD. Sehingga penulis tidak menemukan

kesenjangan antara teori dan praktek.

4.3 Indetifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Dalam konsep asuhan diagnosa potensial yang akan terjadi pada ibu

bersalin dengan KPD adalah infeksi, partus lama, atoniuteri asfikia, tetapi

pada kasus Ny. I setelah dilakukan pemantauan dan tindakan yang tepat

ternyata tidak terjadi infeksi, partus lama, atoni uterim pendarahan dan

asfiksia bayi lahir spontan dan tidak terjadi asfiksia. Sehingga penulis

menemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

4.4 Identifikasi Kebutuhan akan Tindakan segera / kolaborasi.

Pada Ny. D dengan KPD dilakukan sesuai advis dokter Sp. OG untuk

melakukan pemeriksaan dan therapy lebih lanjut. Menurut teori ibu bersalin

30

dengan KPD dilakukan sesuai advis dokter sehingga penulis tidak

menemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

4.5 Merencanakan Asuhan dan Penyuluhan

Pada tahap perencanaan Ny. I, ibu bersalin dengan KPD di rumah sakit

terdapat kriteria : dirawat di rumah sakit yaitu tirah baring di tempat yang

nyaman, observasi keadaan umum ibu dan bayi, kolaborasi dengan Sp. OG

menurut teori yaitu tirah baring yang nyaman, observasi keadaan umum ibu

dan bayi sehingga penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan

praktek .

4.6 Pelaksanaan

Pada konsep asuhan pelaksanaannya antara lain memberitahukan pada

ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,

menganjurkan ibu untuk tirah baring dan menempatkan ibu ditempat yang

tenang, melakukan observasi kemajuan persalinan sedangkan pada kasus Ny.I

yaitu memberitahukan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

menganjurkan ibu untuk tirah baring, sehingga penulis tidak menemukan

kesenjangan antara teori dan praktek.

4.7 Evaluasi

Dalam memberikan asuhan pada Ny. D sudah optimal dan semaksimal

mungkin, sesuai standar asuhan kebidanan sehingga pada kasus Ny. D tidak

terjadi komplikasi persalinan.

31

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. I dengan

KPD, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

Kasus persalinan dengan KPD dapat ditangani dengan baik maka ibu

dapat melahirkan secara spontan. Dan juga masih terdapat kesenjangan antara

teori dan praktek kala I memanjang atau infeksi intra uterin sehingga tidak

semua kasus dengan KPD mengakibatkan kala I memanjang / infeksi intra

uterin. Pada kasus Ny. I tidak ditemukan masalah potensial yang ada sehingga

persalinan KPD dapat ditangani secara persalinan normal.

5.2 Saran

1. Untuk BRSUD WALED

- Sebaiknya bidan-bidan yang bekerja di BRSUD WALED

lebih sering mengontrol ibu paska melahirkan selama

pasien berada di Rumah Sakit agar tidak terjadi resiko

yang membahayakan bagi ibu dan bayi.

- Hendaknya lebih meningkatkan Ilmu Pengetahuan dan

teknologi untuk meningkatkan mutu pelayanan.

2. Untuk Akademik Prodi D3 Kebidanan STIKes Cirebon

- Diharapkan untuk memilih lahan praktek yang dapat

menunjang bagi mahasiswa.

- Agar dapat memperluas lahan praktek bagi mahasiswa

prodi D3 Kebidanan dan juga efektif dalam memberikan

bimbingan kepada mahasiswa.

3. Untuk Ny. I

Diharapkan untuk bisa menjaga kebersihan diri agar tidak terjadi hal-hal

yang tidak diinginkan.

4. Untuk Mahasiswa D3 Kebidanan STIKes Cirebon Sebaiknya mahasiswa

dalam praktek dengan waktu yang singkat dapat mengoptimalkan

32

ketrampilan dan hubungan kasus-kasus yang terjadi di lapangan dengan

teori yang sudah didapat.

33

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arief. 1994. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam. 1998, Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Jakarta : TBP-SP.

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP.

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.

(datastatistik-indonesia.com/sdki/)

34

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY. I DENGAN

KETUBAN PECAH DINI DI RUANG DELIMA

BRSUD WALED

TAHUN 2009

Disusun oleh :

NISA AFIDAH4501.0306.A.189

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKes )

2009

35

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberi rahmat dan hidayah – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

pembuatan makalah ini yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU

BERSALIN NY. I DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUANG

DELIMA BRSUD WALED TAHUN 2009”.

Dalam penyusunan makalah ini penulis memperoleh bantuan dorongan

dan bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. H. E. Djumhana Cholil, MM. selaku ketua Yayasan STIKes

Cirebon;

2. Djaenal Asikin, M. Kes. Selaku ketua STIKes Cirebon;

3. Bidan Rahayu Widiarti, Amd Keb. SKM. Selaku Ketua Prodi D3

Kebidanan STIKes Cirebon;

4. Dwi Mirawati, SSi.T. Selaku Pembimbing Akademik;

5. Bidan Taryumi, SSi.T.Selaku Pembimbing lapangan;

6. Ny. I yang telah bersedia menjadikan sumber informasi demi

tercapainya kelancaran pembuatan laporan kasus ini.

7. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan dalam

pembuatan laporan kasus ini.

8. Rekan – rekan mahasiswi yang telah membantu dalam penyelesaian

makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini

masih banyak kekurangannya. oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik

serta saran yang bersifat membangun guna melengkapi kesempurnaan dalam

penyusunan makalah berikutnya dan semoga makalah – makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca pada umumnya serta penulis pada khususnya.

Cirebon, Mei 2008

36

i

Penulis

DAFTAR ISI

Kata pengantar .......................................................................................................i

Daftar isi .................................................................................................................ii

Lembar pengesahan ...............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang .....................................................................................1

1.2 Tujuan .................................................................................................1

1.3 Metode Penulisan ................................................................................3

1.4 Sistematika Penulisan .........................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Medis .....................................................................................4

2.1.1 Pengertian .......................................................4

2.1.2 Etiologi ............................................................4

2.1.3 Patofisiologi ....................................................5

2.1.4 Penilaian Klinik ..............................................6

2.1.5 Pengaruh KPD ................................................6

2.1.6 Penatalaksanaan ..............................................7

2.2 Konsep Asuhan Kebidanan .................................................................8

2.2.1 Pengkajian .......................................................8

2.2.2 Interpretasi Data ..........................................................................

15

2.2.3 Identifikasi Diagnosa Masalah Potensial ..........................................................................

16

2.2.4 Identifikasi Kebutuhan dan Tindakan Segera /

Kolaborasi ..........................................................................

16

2.2.5 Merencanakan Asuhan Menyeluruh

37

ii

..........................................................................

16

2.2.6 Pelaksanaan ..........................................................................

18

2.2.7 Evaluasi ..........................................................................

19

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Subjektif ..............................................................................................................

20

3.2 Objektif ..............................................................................................................

22

3.3 Assesment ..............................................................................................................

23

3.4 Planning ..............................................................................................................

23

BAB IV PEMBAHASAN ……………………………………………………….29

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ..............................................................................................................

31

5.2 Saran ..............................................................................................................

31

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................

33

38

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasusu ini telah di setujui dan di sahkan pleh pembimbing Akademik

Program Studi D.III Kebidanan STIKes Cirebon sebagai slah satu syarat

dalam mengikuti kegiatan Praktek Klinik Kebidanan .

39

ivTanggal Pengesahan :………………………

Mengesahakan

Program Studi D.III Kebidanan STIKes Cirebon

Pembimbing Akademik

(………………………..)

Ketua Prodi D.III Kebidanan STIKes Cirebon

( Rahayu Widiarti , Amd. Keb., SKM )

40