Upload
syech-aly
View
39
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 1/25
ISSN 0215 - 8250
STUDI EVALUATIF PELAKSANAAN PROGRAM MANAJEMENPENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH (MPMBS)
(STUDI KASUS PADA SMP NEGERI 2 SINGARAJA)
oleh
Nyoman Subratha
Jurusan Pendidikan Fisika
Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja
ABTRAKS
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi efektivitas implementasi
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) ditinjau dari
dimensi context, input, process, output, dan outcome di SMP Negeri 2
Singaraja. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif, yaitu dengan
pendekatan evaluasi program dan analisis program menggunakan model
CIPP (context, input , process,, and product ) yang dikonfermasi dengan
target /sasaran yang merupakan ukuran efektivitas program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah pelaksanaan MPMBS di SMP
Negeri 2 Singaraja, terjadi (1) peningkatan komponen konteks dan
kualifikasi komponen konteks termasuk kategori amat baik, (2) peningkatan
pada komponen input dan kualifikasinya termasuk kategori amat baik, (3)
peningkatan komponen proses dan kualifikasinya termasuk kategori amat
baik, (4) peningkatan komponen output , yaitu peningkatan prestasi
akademik dan nonakademik dengan kualifikasi baik, (5) peningkatan
komponen outcome (dampak) dan kualifikasinya termasuk kategori amat
baik, dan 6) kendala dalam implementasi MPMBS, seperti daya tampungmasih kurang, ruang gerak sekolah terbatas karena pemerintah masih
setengah-setengah untuk menerapkan MPMBS, sarana dan prasarana sangat
kurang untuk mendukung proses pembelajaran yang baik, dan warga
sekolah kurang berani terlibat dalam masalah atasan.
Kata kunci: manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS)
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
199
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 2/25
ISSN 0215 - 8250
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
200
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 3/25
ISSN 0215 - 8250
ABSTRACT
The aims of the study was to evaluate the effectiveness of the
implementation of school base quality improvement management
(MPMBS) based on dimension of context, input, process, and output of
outcaome in SMP 2 Singaraja. The study was an evaluative research, it was
an approach program evalution and program analysis using model of CIPP
(countext, input, process, product), and confirmed with goals which
showing the level of program effecteveness. The result of this study
showed that after conducting the MPMBS in SMP 2 Singaraja, hence; (1)
there was an improvement in the contexs of component which was
categorized very good, (2) there was improvement in the input component
which was categirized very good, (3) there was improvement in the
component process which was categorized very good, (4) There was
improvement in the component output academic and non academic
achivement which was categorized into good qualification, (5) there was an
achivement in the outcome component which was categorized very good,
and 6) the obstactes of the implementation of MPMBSin SMP 2 Singaraja
were involving lack of capacity, limited of action because of the
government’s willingness-in the implementation of MPMBS, lack of facilities to suport good study process, and less of the staff’s courageous
toward superior problem.
Key word : school based quality improvemen management (MPMBS).
1. Pendahuluan
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsaIndonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan
satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai
usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional,
misalnya, mengembangkan kurikulum nasional dan lokal, meningkatkan
kopetensi guru melalui pelatihan, mengadakan buku dan alat pelajaran,
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
201
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 4/25
ISSN 0215 - 8250
mengadakan dan memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan, danmeningkatkan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai
indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang berarti.
Berbagai kenyataan tidak optimalnya mutu sekolah dipengaruhi
oleh banyak faktor, salah satunya adalah manajemen pendidikan. Dalam
kenyataannya, manajemen pendidikan yang selama ini bersifat sentralistik
telah menempatkan sekolah pada posisi marginal, kurang berdaya, kurang
mandiri, dan bahkan terpasung kreativitasnya. Untuk itu, Depdiknas
terdorong untuk melakukan reorientasi penyelenggaraan pendidikan dari
manajemen peningkatan mutu berbasis pusat menuju manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS). Dengan MPMBS ini,
Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Direktorat Pendidikan
Menengah Umum berkemauan kuat dan bertekad bulat mengupayakan
pengembangan SLTP/Dikmenum dapat terjadi dan mengakar di Sekolah
(Depdiknas, 2003: 50).
Pergeseran pendekatan manajemen ini, jelas memerlukan
penyesuaian-penyesuaian, baik secara teknis maupun kultural. Penyesuaian
secara teknis dapat dilakukan melalui penataran, lokakarya, seminar, dan
diskusi tentang MPMBS, sedangkan penyesuaian secara kultural dapat
dilakukan melalui penanaman pemikiran, tindakan, kebiasaan, hingga
sampai terbentuk karakter MPMBS kepada semua warga sekolah.
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS)
merupakan model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar
kepada sekolah untuk mengatur dan melaksanakan berbagai kebijakan
secara luas (Depdiknas, 2003: 10). Otonomi dalam pendidikan merupakan
peluang bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja staf sekolah,
meningkatkan partisipasi pihak-pihak terkait, dan meningkatkan
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
202
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 5/25
ISSN 0215 - 8250
pemahaman masyarakat terhadap pendidikan. MPMBS boleh dikatakanmerupakan model manajemen yang relatif baru bagi dunia pendidikan di
Indonesia. MPMBS menghendaki adanya perubahan paradigma
pengelolaan pendidikan dari sentralistik menjadi desentralistik. Jika semula
para pengelola pendidikan di sekolah (kepala sekolah, staf administrasi, dan
guru) menunggu petunjuk-petunjuk dari pusat, maka dalam MPMBS
sekolah dituntut memilki daya kreasi yang tinggi dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi program-program pengembangan sekolah
berbasis pada kondisi objektif sekolah yang bersangkutan.
Sebagai suatu sistem, MPMBS memiliki komponen-komponen yang
saling terkait secara sistematis satu sama lain, yaitu contxt, input, process,
output , dan outcome (Depdiknas,2003: 52). Muara dari semua kegiatan
sekolah adalah mutu hasil belajar siswa. Kemajuan suatu sekolah akan
dilihat dari sejauh mana kualitas hasil belajar siswanya. Oleh karena itu,
indikator keberhasilan pelaksanaan MPMBS di sekolah adalah kualitas
kinerja siswa atau kualitas hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat
bersifat akademik maupun non-akademik. Dalam hal ini, sekolah harus
dapat menunjukkan sejauh mana kinerja siswa ini meningkat (secara
kuntitatif dan kualitatif) setelah program MPBMS dilakukan. Dalam
mengukur keberhasilan kinerja siswa ini, sekolah hendaknya memiliki
indikator-indikator yang jelas, diketahui oleh semua pihak, dan dapat
diukur dengan mudah. Selain terdapat keluaran (output), sekolah juga harus
memiliki kriteria keberhasilan yang jelas terhadap dampak (outcome)
program-program sekolah terhadap sekolah sendiri, lulusannya, dan
masyarakat.
Dalam kenyataan di lapangan, dukungan pemerintah (khususnya
pemerintah daerah/kabupaten), dukungan finansial, ketersediaan sumber
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
203
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 6/25
ISSN 0215 - 8250
daya manusia, budaya sekolah, dan gaya kepemimpinan sangat bervariasidilihat dari perbedaan provinsi, kabupaten dalam provinsi, kecamatan
dalam kabupaten, dan dalam lingkungan yang paling kecil adalah sekolah
dalam kecamatan. Variasi ini akan berakibat pada bervariasinya efektivitas
implementasi MPMBS dari satu provinsi dengan provinsi lain, kabupaten
dengan kabupaten lain, kecamatan dengan kecamatan lain, dan sekolah
dengan sekolah lain.
Setelah berlangsung hampir enem tahun (1999 s/d 2005), kiranya
efektivitas implementasi MPMBS di sekolah rintisan sudah layak untuk
dievaluasi. Evaluasi efektivitas MPMBS perlu dilakukan terhadap
komponen-komponen context, input , proses, output , dan outcome. Evaluasi
ini akan menunjukan tingkat efektivitas dari masing-masing komponen
serta aspek-aspek dari komponen itu. Berkaitan dengan inilah, penelitian
evaluatif efektivitas MPMBS di sekolah perlu dilakukan.
Terkait dengan latar belakang masalah tersebut di atas, masalah
yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah “Seberapa efektifkah
implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah telah dapat
diwujudkan di SMP Negeri 2 Singaraja ditinjau dari dimensi context, input,
proces, output, dan outcome”. Secara umum tujuan penelitian ini adalah
untuk mengevaluasi efektivitas implemantasi Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) ditinjau dari dimensi context, input,
proces, output, dan outcome.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif yeng berorientasi pada
analisis berdasarkan pendekatan evaluasi program yang berorientasi pada
menajemen yaitu suatu gambaran yang menunjukan prosedur dan proses
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
204
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 7/25
ISSN 0215 - 8250
pelaksanaan program. Selain itu, dalam penelitian ini dianalisis efektivitas program dengan menganalisis variabel-variabel dalam model CIPP
(context, input process, and product ) yang dikonfirmasi dengan target
sasaran yang merupakan ukuran efektivitas program. Program dikatakan
efektif bila target dapat dicapai atau bahkan dilampaui. Sebaliknya, bila
target tidak tercapai, maka program dikatakan tidak efektif.
Sasaran penelitian ini adalah komponen-komponen context, input,
process, dan product dari MPMBS. Aspek masing-masing komponen
tersebut ditunjukan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Komponen MPMBS dan Indikator
Komponen MPMBS. Indikator
Komponen Kontect 1. Kebijakan dalam bidang pendidikan2. Kondisi geografis dan sosial ekonomi masyarakat
3. Tantangan masa depan bagi lulusan
4. Aspirasi pendidikan masyarakat sekitar sekolah
5. Daya dukung masyarakat terhadap program pendidikan
Komponen Input 1. Kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu.
2. Sumber daya manusia
3. Sumber daya lain(dana, peralatan, perlengkapan, bahan)
4. Harapan prestasi tinggi
5. Fokus pada pelanggan
6. Manajemen yang terdiri dari tugas, rencana, program,
regenerasi.
Komponen Process 1. Proses belajar mengajar yang efektif
2. Kepemimpinan sekolah yang kuat
3. Penciptaan lingkungan sekolah yang aman dan tertib
4. Pengelolaan tenaga pendidikan yang efektif
5. Budaya mutu6. Kerjasama tim
7. Partisipasi warga sekolah dan masyarakat
8. Keterbukaan
9. Kemauan untuk berubah (inovasi)
10. Evaluasi dan perbaikan
11. Responsiv terhadap kebutuhan
12. Komunikasi yang baik
13. Akuntabilitas
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
205
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 8/25
ISSN 0215 - 8250
14. Sustainabilitas
Komponen Produc:
Output
Outcome.
1. Hasil belajar yang bersifat akademik 2. Imam dan taqwa
3. Masalah dan hambatan yang dihadapi siswa
1. Siswa yang diterima di PT
2. Popularitas Sekolah
3. Gaji/pengasilan Guru
4. Masa tunggu mencarai pekerjaan
5. Kesesuaian dengan pasar kerja
Untuk menentukan subjek penelitian ini, dilakukan sampling
warga sekolah yang akan dijadikan responden dengan teknik purposive
sampling . Pertimbangan yang digunakan dalam penentuan responden
adalah pertimbangan praktis (seperti penghematan biaya, waktu dan
tenaga), pertimbangan ketepatan (key person para pemegang kunci dalam
pengelolaan MPMBS), dan pertimbangan analisis data. Dengan teknik
ini, ditetapkan responden, yaitu: satu orang kepala sekolah, 4 orang guru
(yang mewakili guru mata pelajaran IPA, IPS, Matematika,, dan
humaniora), 2 orang pegawai T.U, satu orang komite sekolah, dan 2
orang siswa/OSIS. Jadi, jumlah sampel warga sekolah adalah 10 orang
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data yang
terkait dengan context, input, process, output , dan outcame sesuai dengan
indikator yang ditunjukan pada tabel 1. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah kuesioner, wawancara , dan dokumentasi. Kuesioner
yang digunakan dimodifikasi dari Kuesioner Monitoring dan Evaluasi
yang dikembangkan oleh Depdiknas (2003) dengan penyesuaian terhadap
kondisi sekolah serta maksud penelitian. Studi dokumen dilakukan untuk
menganalisis dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penelitian
seperti program kerja sekolah, renstra, laporan-laporan, daftar siswa, dll.
Wawancara dilakukan secara tatapmuka untuk menjaring data kualitatif ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
206
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 9/25
ISSN 0215 - 8250
seperti kebutuhan, minat, opini (pendapat) aspirasi masyarakat, pengambilan keputusan dan lain-lain.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
observasi, pedoman wawancara, dan kuesioner. Kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini adalah rating scale (skala bertingkat),
dimana sebuah pernyataan diikuti oleh kolom yang menunjukkan
tingkatan. Dalam pengembangan instrumen penelitian, aspek-aspek dari
komponen MPMBS yang dinilai dijabarkan kedalam indikator dan
subindikator. Tiap komponen dan indikator diberi bobot yang
menunjukkan kontribusinya terhadap efektivitas MPMBS. Kemudian,
berdasarkan indikator dan subindikator ini, disusun instrumen baik yang
berupa pedoman wawancara, observasi, maupun kuesioner. Validasi
instrumen dilakukan terhadap validitas isi (content validity). Validasi
dilakukan oleh tiga penilai yang terdiri dari pakar evaluasi yang
memahami MPMBS. Contoh penjabaran aspek komponen MPMBS ke
dalam indikator dan subindikator serta bobotnya ditunjukan pada Tabel 2.
Tabel 2. Penjabaran Aspek komponen MPMBS ke dalam Indikator dan
subindikator
KomponenMPMBS (bobot)
Aspek Yang dinilai(bobot)
Indikator (bobot)
Subindikator
Output (5) Prestasi Akademik
(5)
NEM dan Nilai
Rapor (5)
Karya Ilmiah (4)
- gain
skor NEM
- PrestasiRapor
- Tingkat
kejuaraan/ rangking
di daerahnya
- Variasi/jenis KIR
- JumlahKIR
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
207
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 10/25
ISSN 0215 - 8250
- Partisipa
si dalam perlombaan
- Prestasikejuaraan
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
208
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 11/25
ISSN 0215 - 8250
Prestasi non
Akademik (5)
Prestasi Olahraga
(4)
Prestasi Kesenian
(4)
- Jumlah
kegiatan
- Partisipasi dalam perlombaan
- Prestasi
kejuaraan
- Jenis/var
ia
sik
egi
at
a
n
- Jumlah
k e
gi
at
a
n- Prestasi dalam
perlombaan- Prestasi
k
ej
u
ar
aa
n
- Jenis/var
iasi
k
e
gi
ata
n
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
209
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 12/25
ISSN 0215 - 8250
Sumber: Depdiknas, (2003: 34).
Pembobotan terhadap komponen context, input, output , dan outcome
ditunjukan pada Tabel 3.
Tabel 3. Bobot Komponen-komponen MPMBS
Komponen MPMBS Bobot
1. Kontext 4
2. Input 5
3. Proces 5
4. Output 5
5. Outcome 4
Sumber: Dediknas (2003: 34).
Pemberian skor pada setiap subindikator dilakukan dengan kriteria
sebagai Tabel 4.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
210
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 13/25
ISSN 0215 - 8250
Tabel 4. Skor dan Kriteria Penilaian Subindikator Skor Kriteria
5 Kondisi/perencanaan/pelaksanaan/hasil/peran/tanggung jawab
telah selesai/sangat mendukung/berhasil tanpa cacat (sangat
memuaskan).
4 Kondisi/perencanaan/pelaksanaan/hasil/peran/tanggung jawab
telah selesai/sangat mendukung/berhasil (memuaskan dengan
sebagian kecil masih bisa ditingkatkan tetapi tidak mendesak.
3 Kondisi/perencanaan/pelaksanaan/hasil/peran/tanggung jawab
telah selesai/mendukung berhasil (memuaskan) dengan peningkatan sebagian kecil dan mendesak.
2 Kondisi/perencanaan/pelaksanaan/hasil/peran/tanggung jawab
telah selesai/mendukung berhasil (memuaskan) dengan
sebagian besar ditingkatkan dan mendesak
1 Kondisi/perencanaan/pelaksanaan/hasil/peran/tanggung jawab
belum dilaksanakan/dicapai/ditunjukan/tidak mendukung.
0 Kondisi/proses dan hasil sama sekali belum
direncanakan/dilaksanakan/dicapai atau tidak mendukung sama
sekali.Sumber: Depdiknas (2003: 35).
Dalam penelitian ini diperoleh dua jenis data, yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara,
kuesioner, dan observasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi
dokumen. Kedua jenis data itu kemudian diproses dengan melakukan
konfirmasi data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dandokumen.
Skor indikator masing-masing aspek digunakan untuk menentukan
nilai aspek dari komponen-komponen MPMBS. Rumus yang digunakan
adalah:
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
211
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 14/25
ISSN 0215 - 8250
Nas =∑∑ ik
ik ik
B
xBS )( (Depdiknas, 2003).
Dengan
Nas = Nilai Aspek
Sik = Skor indikator pendukung
Bik = Bobot indikator.
Selanjutnya, dari nilai-nilai aspek dapat ditentukan nilai masing-masing komponen dengan rumus:
Nk =∑
∑as
as
B
xBas N )((Depdiknas, 2003).
Dengan
Nk = Nilai komponen
Nas = Nilai aspek
Bas = Bobot aspek
Setelah diperoleh nilai masing-masing aspek dapat ditentukan nilai
efektif/kinerja sekolah dengan rumus:
Nef =∑∑
k
k k
B
xB N )((Depdiknas, 2003)
Dengan:
Nef = Nilai efektivitas atau Kinerja Sekolah
Nk = Nilai komponen
Bk = Bobot kompomponen.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
212
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 15/25
ISSN 0215 - 8250
Untuk menentukan tingkat efektivitas implementasi MPMBSdigunakan kriteria sebagai berikut.
Tingkat efektivitas Skor
Istimewa 4,5 s/d 5,0
Amat Baik 4,0 s/d 4,49
Baik 3,5 s/d 3,99
Cukup 2,5 s/d 3,49
Kurang 1,5 s/d 2,49
Sangat Kurang <1,5 (Depdiknas, 2003; 34)
Data mengenai kendala-kendala yang dijumpai oleh sekolah dalam
mengimplementasikan MPMBS dianalisis secara deskriptif naratif.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
3.1 Hasil Penelitian
3.1.1 Aspek Komponen Konteks
Hasil analisis data yang diperoleh dari hasil angket/kuesionar pada
warga sekolah tentang aspek-aspek komponen Konteks, maka diperoleh
nilai-nilai aspek komponen konteks sebagai berikut.
Aspek Komponen Konteks Nilai
Aspek
Kategori
A. Keadaan Geografis 4,45 Amat baik
B. Permintaan masyarakat akan pendidikan 4,26 Amat baik C. Dukungan atau partisipasi Masyarakat pada
pendidikan/sekolah
4,23 Amat baik
D. Kebijaksanaan pemerintah 4,40 Amat baik
E. Aspirasi masyarakat terhadap pendidikan 4,14 Amat baik
F. Status ekonomi masyarakat 3,5 Baik
Kinerja/efektivitas Komponen Konteks pendidikan = 4,15
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
213
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 16/25
ISSN 0215 - 8250
Kualitas komponen Konteks Pendidikan = Amat baik.
Dengan menghitung nilai aspek-aspek komponen konteks tersebut,
diperoleh nilai kinerja/efektivitas komponen konteks diperoleh 4,15. Nilai
ini menunjukan kualifikasi komponen konteks pendidikan termasuk
kategori amat baik.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada warga sekolah
tentang komponen konteks, dapat disimpulkan bahwa: terjadi peningkatan
pada komponen konteks setelah pelaksanaan MPMBS di SMP Negeri 2
Singaraja, sehingga PBM bisa berjalan dengan baik. Hasil ini terlihat pula
pada data observasi langsung seperti misalnya keadaan geografis sekolah
sudah ditata dengan baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
dukungan atau partisipasi masyarakat pada sekolah meningkat.
3.1.2 Aspek Komponen Input
Hasil analisis data yang diperoleh dari hasil angket/kuesionar pada
warga sekolah tentang aspek komponen Input, menunjukan nilai-nilai aspek
komponen input sebagai berikut ini.
Aspek Komponen Input Nilai Aspek Kategori
A. Visi sekolah, 4,46 Amat baik
B. Misi Sekolah 4,50 Amat baik
C. Tujuan Sekolah 4,44 Amat baik
D. Sasaran Sekolah 4,46 Amat baik
E. Program Sekolah 4,43 Amat baik
F. Sumber daya sekolah 4,21 Amat Baik
G. Siswa peserta didik 4,25 Amat baik
H. Kurukulum 4,32 Amat Baik
I. Sikap Kemandirian 4,45 Amat Baik
J. Keuangan 4,41 Amat Baik.
Kinerja/efektivitas Komponen Input pendidikan = 4,39
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
214
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 17/25
ISSN 0215 - 8250
Kualitas komponen Input Pendidikan = Amat baik.Dari nilai-nilai komponen input tersebut di atas, dapat ditentukan
nilai kinerja/efektivitas komponen input sebesar = 4,39. Nilai ini
menunjukan kualifikasi komponen input pendidikan termasuk kategori
amat baik .
Berdasarka hasil wawancara yang dilakukan pada warga sekolah
mengenai input, dapat disimpulkan bahwa: terjadi peningkatan komponen
input setelah dilaksanakan MPMBS di SMP Negeri 2 Singaraja, yaitu:
komponen input sudah dirumuskan secara jelas dan lebih terbuka.
3.1.3 Komponen Proses.
Dari hasil analisis data yang diperoleh dari angket/kuesioner pada
warga sekolah, diperoleh nilai-nilai aspek komponen proses sekolah berikut
ini:
Aspek Komponen Proses Nilai
Aspek
Kategori
A. Proses pengambilan keputusan 4,29 Amat baik
B. Proses pengelolaan kelembagaan 4,26 Amat baik
C. Proses pengelolaan program 4,31 Amat baik
D. Proses belajar mengajar/ PBM 3,98 Baik
E. Proses Evaluasi 3,71 Baik
F. Proses kerja sama dan partisipasi 4,09 Amat Baik
G. Akuntabilitas 4,31 Amat baik
H. Kemandirian 4,34 Amat Baik
I. Proses keterbukaan 4,37 Amat Baik
J. Proses keberlanjutan/Sustainibilitas 4,43 Amat Baik.
K.Pengelolaan keuangan 4,43 Amat Baik
Kinerja/efektivitas Komponen Proses pendidikan = 4,21
Kualitas komponen Proses Pendidikan = Amat baik.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
215
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 18/25
ISSN 0215 - 8250
Berdasarkan nilai-nilai aspek komponen proses sekolah tersebut diatas, dapat ditentukan nilai kinerja/efektivitas komponen proses sebesar
4,21. Nilai ini menunjukan kualifikasi komponen proses pendidikan
termasuk kategori amat baik .
Berdasarkan hasil wawancara dengan warga sekolah mengenai proses
pengelolaan MPMBS di SMP Negeri 2 Singaraja, dapat disimpulkan bahwa
terjadi peningkatan peran warga sekolah dari kurang aktif menjadi aktif dan
proaktif dalam proses pengambilan keputusan
3.1.4 Nilai Komponen Keluaran (Output )
Dari hasil analisis data yang diperoleh dari angket/kuesioner pada
warga sekolah, diperoleh nilai-nilai aspek komponen keluaran sekolah
berikut ini.
Aspek Komponen Keluaran Nilai
Aspek
Kategori
A. Prestasi Akademik 3,61 Baik
B. Prestasi Non Akademik 4,01 Amat baik
Kinerja/efektivitas Komponen Keluaran pendidikan = 3,79
Kualitas komponen Keluaran Pendidikan = Baik.
Berdasrkan nilai aspek komponen keluaran sekolah di atas, diperoleh
nilai kinerja/efektivitas komponen keluaran sebesar 3,79. Nilai ini
menunjukan kualitas komponen keluaran pendidikan termasuk kategori
baik .
Berdasrkan hasil wawancara dengan warga sekolah mengenai
keluaran (out put) dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan prestasi
akademik dan nonakademik setelah dilaksanakan MPMBS di SMP Negeri
2 Singaraja Hasil tersebut di atas didukung oleh data dokumentasi yang
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
216
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 19/25
ISSN 0215 - 8250
menunjukan bahwa (1) Hasil NEM/NUAN ke enam mata pelajaran yangdi UAN kan (Matematika, B.Indonesia, IPA, IPS, PPKN, B.Ingris)
mengalami peningkatan dari tahun ajaran sebelumnya ke tahun 2004/2005).
(2) Tahun 2004/2005 ada beberapa prestasi bidang akademik yang
diperoleh siswa-siswa SMP Negeri 2 Singaraja yang merupakan
peningkatan prestasi tahun sebelumnya. (3) Prestasi nonakademik tahun
2004/2005 juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dalam
bidang olah raga dan bidang seni. Hal ini terlihat dari jumlah juara yang
diraih meningkat dari tahun sebelumnya.
3.1.5 Komponen Dampak
Hasil analisis data yang diperoleh dari angket/kuesioner pada warga
sekolah, diperoleh hasil nilai-nilai aspek komponen dampak sekolah
sebagai berikut.
Aspek Komponen Dampak Nilai
Aspek
Kategori
A. Dampak secara Akademik 4,34 Baik
B. Dampak secara Non Akademik 4,19 Amat baik
Kinerja/efektivitas Komponen Dampak pendidikan = 4,25
Kualitas komponen Dampak Pendidikan = Amat Baik.
Berdasarkan nilai-nilai aspek komponen dampak sekolah di atas,
diperoleh nilai kinerja/efektivitas komponen dampak sebesar 4,26. Nilai ini
menunjukan kualitas komponen dampak pendidikan pelaksanaan MPMBS
di SMP Negeri 2 Singaraja termasuk kategori amat baik .
Berdasarkan hasil wawancara dengan warga sekolah mengenai
dampak, dapat disimpulkan bahwa:terjadi peningkatan prestasi dengan
adanya pelaksanaan MPMBS di SMP Negeri 2 Singaraja. Hal ini terlihat
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
217
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 20/25
ISSN 0215 - 8250
dari adanya peningkatan gains skor prestasi siswa dan jumlah siswa yangditerima pada sekolah unggulan meningkat. Terjadinya peningkatan jumlah
siswa yang diterima pada sekolah unggulan didukung oleh data laporan
Ketua Komite Sekolah SMP Negeri 2 Singaraja 18 Juli 2005.
3.1.6 Kendala-Kendala yang Dialami Sekolah dalam Meng-
implementasikan MPMBS
Dalam wawancara yang dilakukan pada warga sekolah (Kepala
Sekolah, guru-guru,, dan Komite Sekolah), terungkap bahwa kendala-
kendala yang dialami sekolah dalam mengimplementasikan MPMBS di
SMP Negeri 2 Singaraja, antara lain seperti berikut.
a. Daya tampung sekolah masih rendah (yang bisa diterima hanya
sekitar 32 % dari jumlah pendaftar).
b. MCK masih terbatas jika dibandingkan dengan jumlah murid.
c. Keadaan ekonomi siswa yang tergolong menengah ke bawah.
d. Latar belakang pendidikan orang tua siswa cukup rendah, masih
ada pada kelompok pendidikan dasar.
e. Pemerintah pusat dan daerah masih memberikan kebijakan
sentralistik.
f. Pemerintah masih setengah-setengah untuk menerapkan MPMBS,
sehingga ruang gerak sekolah masih terbatas.
g. Kurang beraninya warga sekolah terlibat dalam masalah yang
dialami atasan. Hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan pada
tahun-tahun sebelumnya.
h. Sarana/prasarana (alatpraktik lab, olah raga, dan kesenian) sangat
kurang untuk mendukung proses pembelajaran yang baik.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
218
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 21/25
ISSN 0215 - 8250
3.2 Pembahasan
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) adalah
model manajemen yang memeberikan otonomi lebih besar kepada sekolah,
memberikan fleksibelitas kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara
langsung warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah
dan mutu pendidikan. Hal ini tercermin dari hasil penelitian tentang
pelaksanaan MPMBS di SMP Negeri 2 Singaraja berdasarkan analisis
dekriptif, ternyata diperoleh hasil sebagai berikut;
Untuk komponen konteks, diperoleh nilai komponen kuantitatif
sebesar 4,15. Nilai ini menunjukan nilai komponen kualitatif konteks
termasuk kategori amat baik. Hasil ini menunjukan bahwa keadaan
geografis, permintaan masyarakat akan pendidikan, partisifasi masyarakat
pada sekolah, kebijaksanaan pemerintah, dan aspirasi masyarakat terhadap
pendidikan amat baik. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka
terjadi peningkatan pada komoponen konteks ini. Peningkatan ini terjadi
karena ada peningkatan perhatian dan aspirasi masyarakat terhadap sekolah
dan pendidikan jika dibandingkan pada tahun tahun sebelumnya.
Untuk komponen input sekolah, diperoleh nilai komponen
kuantitatif sebesar 4,39 yang berarti nilai komponen kualitatif input
termasuk kategori amat baik. Hasil ini menunjukan bahwa visi, misi,
tujuan, sasaran, program dan sumber daya sekolah setelah pelaksanaan
MPMBS termasuk kategori amat baik. Demikian pula siswa/peserta didik,
kurikulum, sikap kemandirian, dan keuangan termasuk amat baik. Hal ini
menunjukan terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Peningkatan ini terjadi karena rumusan visi, misi, tujuan ,
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
219
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 22/25
ISSN 0215 - 8250
sasaran dan rumusan program sangat jelas dan dapat dilaksanakan dengan baik.
Untuk komponen proses sekolah, diperoleh nilai komponen
kuantitatif sebesar 4,21. Hal ini berarti, kualifikasi komponen proses
pendidikan amat baik. Hasil ini menunjukan bahwa proses pengambilan
keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program,
proses belajar mengajar, proses evaluasi, dan proses kerja sama/partisipasi
di SMP Negeri 2 Singaraja setelah dilaksanakan MPMBS amat baik.
Demikian pula akuntabilitas, kemandirian, dan pengelolaan keuangan di
SMP Negeri 2 Singaraja termasuk amat baik. Terjadi peningkatan proses
sekolah, karena adanya kerjasama yang baik antarwarga sekolah. Hal ini
terlihat pada saat pengambilan keputusan, pengelolaan program, proses
belajar mengajar dan proses lainnya berjalan dengan baik dan lancar.
Untuk komponen keluaran sekolah, diperoleh nilai komponen
kuantitatif sebesar 3,79. Hal ini berarti, kualifikasi komponen keluaran
pendidikan/sekolah baik. Hasil ini menunjukan bahwa prestasi akademik
dan nonakademik setelah pelaksanaan MPMBS di SMP Negeri 2 Singaraja
keluarannya adalah baik.
Untuk komponen dampak sekolah diperoleh, nilai komponen
kuantitatif sebesar 4,26. Hal ini berarti kualifikasi komponen dampak
pendidikan amat baik. Hasil ini menunjukan bahwa dampak secara
akademik dan dampak secara non akademik setelah dilaksanakan MPMBS
di SMP Negeri 2 Singaraja, dampaknya adalah amat baik, terjadi
peningkatan prestasi siswa dan ada peningkatan jumlah siswa yang bisa
diterima di sekolah unggulan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
220
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 23/25
ISSN 0215 - 8250
4. PenutupDari masalah, tujuan dan hasil analisis data yang dilakukan di atas,
maka dapat disimpulkan beberapa hal.
Pertama, efektivitas implementasi Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah (MPMBS) di SMP Negeri 2 Singaraja mengakibatkan
terjadi peningkatan ditinjau dari komponen konteks, input, proses, output,
dan outcome. Hal ini terlihat dari hasil yang menunjukan kondisi dan
dukungan komponen konteks termasuk kategiri amat baik, tingkat
kesediaan dan kesiapan (input) tergolong amat baik, proses pengelolaan
pendidikan dengan manajemen MPMBS tergmasuk amat baik, ketercapaian
sasaran yang ingin dicapai pada program-program yang dicanangkan
termasuk baik, dan dampak program terhadap tamatan, sekolah dan
masyarakat termasuk amat baik.
Kedua, kendala-kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam
mengimplementasikan MPMBS di SMP Negeri 2 Singaraja adalah: daya
tampung masih kurang, ruang gerak sekolah masih terbatas karena
pemerintah masih setengah-setengah menerapkan MPMBS, sarana dan
prasarana sangat kurang untuk menunjang proses pembelajaran yang baik,
dan warga sekolah kurang berani terlibat dalam masalah atasan.
Berdasarkan temuan-temuan di lapangan, penulis dapat sarankan
hal-hal berikut ini.
Pertama, berdasarkan hasil pencapaian sasaran yang ingin dicapai
(output) dalam program-program yang dicanangkan sekolah, ternyata
prestasi akademik perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, disarankan agar
komponen ini perlu diperhatikan, yaitu dengan mencarikan jalan keluarnya
seperti mengintensipkan proses pembelajaran, lengkapi sarana dan
prasarana yang menunjang proses pembelajaran tersebut.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
221
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 24/25
ISSN 0215 - 8250
Kedua, dari kendala-kendala pelaksanaan MPMBS yang diterapkandi SMP Negeri 2 Singaraja, maka penulis sarankan kelengkapan sarana dan
prasarana untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran perlu
diusahakan segra. Hal ini terkait dengan temuan bahwa prestasi akademik
belum mengalami peningkatan dengan diterapkannya MPMBS di SMP
Negeri 2 Singaraja.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah; Buku
1. Koonsep Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah; Buku
2. Rencana Dan Program Pelaksanaan. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah; Buku
3. Panduan Monitoring dan Evaluasi. Jakarta: DepdiknasCheng, Y.J, dan Yan, W.M 1974. Instroduction to measurement theory.
Monterey, California: Books/Cole Publishing Company.
Falagg, B.N.1990. Formatif evaluationfor aducationaltechnologies. New
Jersey: Lawence Erlbaum Assosiates, Publisher.
Griffit, P. & Nix, P. 1991. Educational Assessmant and reporting : A New
approach. Sydney: Harcout Brace Javanovich, Publisher.
Kaufman, R. & Thomas. 1980. Evaluation without fear . New York New
Viewpoint.
Mulyasa, E. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, strategi, dan
implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nanang, F. 2000. Manajemen Berbasis Sekolah; Pemberdayaan sekolah
dalam rangka Peningkatan Mutu dan Kemandirian Sekolah.
Bandung: CV Andira.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
222
5/10/2018 541 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/5415571fc954979599169978a60 25/25
ISSN 0215 - 8250
Nursito. 2002. Peningkatan prestasi sekolah menengah. Jogyakarta: InsanCendekia.
Soekijo Notoatmojo. 1991. Pengembangan sumber daya manusia. Cetakan
kedua. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suparwa, I.Made. 2004. Studi evaluatif pelaksanaan program manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (studi kasus pada tiga SLTP di
kota Denpasar). Tesis. Tidak dipublikasikan.
Supriyono, S., Achmad Sapari. 2001. Manajemen Berbasis Sekolah, Upaya
peningkatan mutu pendidikan dasar melalui pemberdayaanmasyarakat, otonomi sekolah dan pembelajaran aktif, kreatif dan
menyenangkan (Pakem). Surabaya: SIC.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXIX Juli 2006
223