53071211-Trachitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Dosis

Citation preview

TUGAS MANAJEMEN PET ANIMAL Trachitis

Arif RahmatullahRahmatul lailyM. SugiartoYayu Nur RaniDianidya K.SEko WahyuBondan MaulanaIhda AdilaFarras Shanda

PROGRAM KEDOKTERAN HEWANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2010DAFTAR ISIDaftar isi...........................................................................................................ipendahuluanKata pengantar.........................................................................................1Latar belakang..........................................................................................1Tujuan.....................................................................................................1Manfaat...................................................................................................2PembahasaanTrachitis....................................................................................................3Patogenesis.............................................................................................4Diagnosa....................................................................................................4Contoh gambar..........................................................................................5Pencegahan................................................................................................6PenutupKesimpulan ............................................................................................6Daftar pustaka........................................................................................7

iPendahuluanKATA PENGANTARPertama-tama penulis ingin mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan bimbingan dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai trachitis dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam tulisan maupun pemamparan yang disampaikan. Kekurangan-kekurangan tersebut disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif sehingga kami dapat berbenah diri dan dapat memberikan yang terbaik.

Latar Belakang

Latar belakang dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengenal lebih jauh mengenai penyakit trachitis dari pengertian, patogenesis, diagnosis serta pencegahan.

Tujuan Mengettahui tentang penyakit trachitis Mengetahui penyebab penyakit trachitis Mengetahui diagnosa penyakit trachitis Mengetahui cara pencegahan penyakit trachitis

1Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini adalah yaitu penulis maupun pembaca dapat mengenal lebih tentang penyakit trachitis sebagai kajian pembelajaran manajemen pet animal, kemudian memberikan informasi yang lebih mengenai, penyebab penyakit trachitis, gejala penyakit trachitis, diagnosa penyakit trachitis, dan cara pencegahan penyakit trachitis.

2PembahasaanTrachitisTrachitis juga dikenal sebagai bacterial tracheitis atau acute bacterial tracheitis merupakan infeksi pada trakea karena bakteri dan dapat menyebabkan obstruksi saluran napas dan dyspnea. Penyebab tracheitis adalah bakteri Staphylococcus aureus dan sering diikuti infeksi viral pada saluran pernapasan atas. Radang pada trakea dapat bersifat primer maupun sekunder, berlangsung akut atau kronik, ditandai dengan batuk, dispnoea inspiratorik dan juga ditandai dengan adanya stridor laryngeal. Pada umumnya tracheitis disebabkan oleh infeksi beberapa agen penyakit, seperti virus, bakteri, jamur, dan juga dapat dikarenakan oleh trauma. Bakteri yang biasanya menyebabkan tracheitis antara lain Branhamella catarrhalis, Streptococcus pyogenes, Pasteurella sp, F. Necroporum, dan virus yang biasanya menyebabkan tracheitis antara lain malignant catarrhal fever (MCF), virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza (tipe 1, 2, 3), rhinovirus dan adenovirus (Kris, 2008). Tracheitis sering berhubungan dengan bronkitis dan pneumonia. Kronis dan difus tracheitis dapat terjadi karena trakeotomi. Kasus tracheitis hampir sama dengan laryngitis dan rhinitis karena secara patologis memiliki bentuk yang sama. Bentuk supuratif terjadi karena ruptur pada retrotrachea yang kemudian ruptur ke dalam trachea. Bentuk nekrotik dan gangrenous disebabkan karena pengobatan yang salah. Sedangkan bentuk kronis disebabkan oleh trakheotomi dengan karakteristik yang spesifik yaitu bentuk poliploid. (Runnells, 1956).

3PatogenesisKepekaan yang meningkat akan dialami oleh jaringan yang mengamalami radang akut. Aliran udara pernapasan, yang dalam keadaan normal tidak mengganggu, pada selaput lendir trachea yang meradang akan menyebabkan rangsangan batuk. Produk radang yang berupa lendir maupun jaringan yang meradang dapat berlaku sebagai benda asing yang mampu merangsang jaringan mengalami radang sehingga menyebabkan batuk. Pada stadium awal batuk tersebut bersifat kering dan pendek kemudian lama kelamaan berubah menjadi basah dan biasanya intensitas serta frekuensinya menurun. Selama radang juga disertai adanya proses pembengkakan jaringan dan terdapat endapan atau lendir yang merupakan produk radang, kemudian saluran pernapasan mengalami penyempitan dan menyebabkan sesak napas (dyspnea).

Diagnosa Jika hewan mengalami kematian karena tracheitis, dalam bedah bangkai akan ditemukan radang pada mukosa kedua alat pernapasan yang jenisnya dapat bervariasi dari radang kataral sampai yang bersifat granulomatous. Eksudat yang menutupi permukaan radang, yang dapat meluas sampai bronkiolus, bisa bersifat mukus, mukopurulen atau berbentuk seperti membran difterik. Penentuan diagnosis didasarkan pada gejala klinis, termasuk adanya batuk dan dispnoea inspiratorik. Radang kedua alat penapasan tersebut perlu dari bronchitis dan bronchiolitis. Pada bronchitis dan bronchiolitis palpasi di darah tenggorokan maupun di trachea tidak menyebabkan timbulnya batuk. Pada auskultasi suara bronkus hanya terbatas pada daerah bronkus yang menderita, sedangkan pada tracheitis suara seperti mendengkur terdengar pada seluruh daerah paru-paru (Subronto, 2008).

4Contoh salah satu Bakteri dan virus yang dapat menyebabkan Trachitis

Streptococcus pyogenes Rhinovirus

Contoh dari Trachitis yaitu, radang pada alat pernapasan

5Pencegahan Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pengujian kesehatan trachea pada hewan peliharaan. Sanitasi kandang dan menstabilkan suhu serta kelembaban untuk mengurangi faktor predisposisi. Selain itu juga harus menggunakan vaksin untuk mencegah terjangkitnya tracheitis yang disebabkan oleh virus. Penggunaan antibiotik pada kasus tracheitis yang belum diketahui secara pasti agen penyakitnya untuk mengurangi infeksi sekunder.

6PenutupKesimpulanKesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini ialah trachitis adalah infeksi pada trakea karena bakteri dan dapat menyebabkan obstruksi saluran napas dan dyspnea. Penyebab tracheitis adalah bakteri Staphylococcus aureus dan sering diikuti infeksi viral pada saluran pernapasan atas. Radang pada trakea dapat bersifat primer maupun sekunder, berlangsung akut atau kronik. Penyakit ini dapat dicegah dengan cara melakukan pengujian kesehatan trachea pada hewan peliharaan. Sanitasi kandang dan menstabilkan suhu serta kelembaban untuk mengurangi faktor predisposisi. Selain itu juga harus menggunakan vaksin untuk mencegah terjangkitnya tracheitis yang disebabkan oleh virus. Penggunaan antibiotik pada kasus tracheitis yang belum diketahui secara pasti agen penyakitnya untuk mengurangi infeksi sekunder.

7Daftar Pustaka

http://whedacaine.files.wordpress.com/2009/11/4-laryngitis-dan-tracheitis.pdf. Diakses pada Maret 2011.

http://www.poultryindonesia.com/modules.php?name=News&file=print&sid=257. Diakses pada Maret 2011.

Kris.2008.RadangPitaSuara. www.thtkl.files.wordpress.com/2008/09/834279-8646. Diakses September 2009.

Runnells, R.A. 1956. Animal Pathology. Iowa : The Iowa State College Press.

Subronto.2008. Ilmu Penyakit Ternak I-a(mamalia). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

8